PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Pendidikan Matematika
Oleh
DIAN NOVITASARI NIM 1201551
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
==================================================================================
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Oleh Dian Novitasari S.Pd UIN Jakarta, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Dian Novitasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
DAFTAR ISI
LEMBAR HAK CIPTA LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Masalah ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Definisi Operasional... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A. Creative Problem Solving ... 15
B. Berpikir Kritis Matematis ... 19
C. Disposisi Matematis ... 28
D. Penelitian yang Relevan ... 31
E. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Desain Penelitian ... 36
B. Subjek Penelitian ... 36
C. Variabel Penelitian ... 37
D. Instrumen Penelitian... 37
E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 40
(5)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
G. Teknik Analisis Data ... 51
H. Waktu Penelitian ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Hasil Penelitian ... 58
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 58
2. Disposisi Matematis ... 72
3. Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dengan Disposisi Matematis Siswa Setelah Pembelajaran Creative Problem Solving ... 80
B. Pembahasan ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(6)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis ... 23
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 40
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Tes Berpikir Kritis Matematis ... 41
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 43
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Tes Berpikir Kritis Matematis ... 43
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 44
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis Matematis ... 45
Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran ... 46
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Berpikir Kritis Matematis ... 46
Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 47
Tabel 3.10 Skor Skala Disposisi Matematis ... 48
Tabel 3.11 Rekapitulasi Analisis Hasil Ujicoba Disposisi Matematis ... 49
Tabel 3.12 Kriteria Pengelompokkan Kemampuan Awal Matematika Siswa (KAM) ... 52
Tabel 3.13 Kriteria Pengelompokkan Kemampuan Awal Matematika Siswa (KAM) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52
Tabel 3.14 Banyak Siswa Berdasarkan Kategori KAM ... 53
Tabel 3.15 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi ... 53
Tabel 3.16 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 56
Tabel 3.17 Waktu Penelitian ... 57
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matemati ... 59
Tabel 4.2 Uji Normalitas Skor Pretes Berpikir Kritis Matematis ... 63
(7)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Rerata Skor Pretes Berpikir Kritis Matematis ... 65
Tabel 4.5 Rerata dan Klasifikasi N-gain Berpikir Kritis Matematis ... 66
Tabel 4.6 Uji Normalitas Skor N-gain Berpikir Kritis Matematis ... 67
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Varians Skor N-gain Berpikir Kritis Matematis .. 67
Tabel 4.8 Uji Kesamaan Rerata Skor N-gain Berpikir Kritis Matematis... 69
Tabel 4.9 Uji Normalitas Skor N-gain Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan Kategori KAM ... 70
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Varians SkorN-gain Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan Kategori KAM ... 70
Tabel 4.11 Uji Kesamaan Rerata Skor N-gain Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan Kategori KAM ... 71
Tabel 4.12 Deskripsi Statistik Data Awal Disposisi Matematis ... 72
Tabel 4.13 Deskripsi Statistik Data Awal Disposisi Matematis ... 73
Tabel 4.14 Deskripsi Statistik Gain Ternormalisasi Disposisi Matematis ... 74
Tabel 4.15 Uji Normalitas Skor Awal Disposisi Matematis ... 75
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Skor Awal Disposisi Matematis ... 76
Tabel 4.17 Uji Kesamaan Rerata Skor Awal Disposisi Matematis ... 76
Tabel 4.18 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi Disposisi Matematis ... 77
Tabel 4.19 Uji Homogenitas Gain Ternormalisasi Disposisi Matematis ... 78
Tabel 4.20 Uji Kesamaan Rerata Gain Ternormalisasi Disposisi Matematis ... 79
Tabel 4.21 Uji Korelasi Gain Ternormalisasi Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis ... 81
(8)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Rerata Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis menurut Kelompok Pembelajaran, Kemampuan Awal Matematis, dan Data Total ... 60 Gambar 4.2 Rerata Skor Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis menurut Kelompok Pembelajaran, Kemampuan Awal Matematis, dan Data Total ... 61 Gambar 4.3 Rerata Skor Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
menurut Kelompok Pembelajaran, Kemampuan Awal Matematis, dan Data Total ... 62
(9)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 95
Lampiran A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 119
Lampiran A.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ... 138
Lampiran A.4 Kisi-kisi Ujicoba Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 142
Lampiran A.5 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 147
Lampiran A.6 Kisi-kisi Uji Coba Angket Skala Disposisi Matematis ... 151
Lampiran A.7 Skala Disposisi Matematis untuk Siswa ... 154
Lampiran A.8 Lembar Observasi Guru ... 156
Lampiran A.9 Lembar Observasi Siswa ... 157
Lampiran B.1 Data Nilai Hasil Uji Coba Tes Berpikir Kritis Matematis .. 158
Lampiran B.2 Hasil Perhitungan Anates Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 159
Lampiran B.3 Hasil Perhitungan Anates Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 160
Lampiran B.4 Hasil Perhitungan Anates Uji Daya Beda Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 161
Lampiran B.5 Data Skor Uji Coba Skala Disposisi Matematis ... 162
Lampiran B.6 Hasil Perhitungan Anates Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Pernyataan Disposisi Matematis ... 163
Lampiran C.1 Data Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KAM ... 165
Lampiran C.2 Data Pretes, Postes, dan Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 168
Lampiran C.3 Data Pretes, Postes dan Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas ... 169 Lampiran C.4 Deskripsi Statistik Skor Pretes, Postes, dan Gain
(10)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 170 Lampiran C.5 Pengolahan Data Dan Uji Statistik Pretes, Postes,
N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 171 Lampiran C.6 Deskripsi Statistik Skor N-Gain Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan KAM ... 173 Lampiran C.7 Pengolahan Data Dan Uji Statistik N-Gain Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan KAM ... 174 Lampiran C.8 Hasil Skala Disposisi Matematis ... 176 Lampiran C.9 Hasil Skala Disposisi Matematis Setelah Dikonversi ... 178 Lampiran C.10 Data Skor Awal, Skor Akhir, dan Gain Disposisi
Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 180 Lampiran C.11 Data Skor Awal, Skor Akhir, dan Gain Disposisi
Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 181 Lampiran C.12 Deskripsi Statistik Skor Awal, Skor Akhir, dan Gain
Disposisi Matematis ... 182 Lampiran C.13 Pengolahan Data dan Uji Statistik Skor Awal, Skor Akhir,
dan N-gain Disposisi Matematis ... 183 Lampiran C.14 Pengolahan Data dan Uji Statistik Korelasi ... 185
(11)
36
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kuasi-eksperimen, karena penelitian yang akan dilakukan dalam setting sosial dan berasal dari suatu lingkungan yang telah ada yaitu siswa dalam kelas. Dalam penelitian yang ini diambil dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan menggunakan pendekatan Creative Problem Solving dalam proses pembelajarannya, kelas kontrol akan menggunakan pembelajaran konvensional. Adapun desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan desain kelompok kontrol non-ekuivalen (Ruseffendi, 2005: 52), sebagai berikut.
Kelas Eksperimen : O X O
Kelas Kontrol : O O
Dengan:
X = Pembelajaran dengan Creative Problem Solving (CPS)
O = Soal pretes sama dengan soal postes
= Subjek tidak dikelompokkan secara acak menyeluruh
Sebelum diberikan pembelajaran, kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) sama-sama diberikan tes awal (pretes) mengenai kemampuan berpikir kritis matematis dan disposisi matematis siswa. Setelah diberikan perlakuan, kemudian diberi tes akhir (postes) untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa.
B. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTs Negeri 32 Jakarta selatan. Berdasarkan peringkat sekolah MTs tersebut termasuk dalam klasifikasi sekolah sedang, kemampuan akademik siswanya heterogen sehingga dapat mewakili siswa dari tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
(12)
37
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Sehingga yang menjadi subjek sampelnya adalah dua kelas yang dipilih dari kelas yang telah ada di MTs Negeri 32 Jakarta Selatan. Tujuan dilakukan pengambilan sampel dengan teknik ini adalah agar penelitian yang akan dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien terutama dalam hal kondisi subyek penelitian dan waktu penelitian. Berdasarkan teknik pengampilan sampel tersebut akan diambil sampel dua kelas, satu kelas akan dijadikan kelas eksperimen yang menggunakan Creative Problem Solving
dan satu kelas akan dijadikan kelas kontrol yaang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu kondisi yang dimanipulasi, dikendalikan atau diobservasi oleh peneliti. Variabel penelitian melibatkan dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian yang akan dilakukan yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran dengan creative problem solving dan pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikat adalah kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes berpikir kritis matematis. Sementara itu, instrumen non tes dalam penelitian ini adalah skala disposisi matematis. Berikut merupakan uraian masing-masing instrumen yang digunakan:
1. Tes Berpikir Kritis Matematis
Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis dikembangkan berdasarkan materi yang diteliti. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbentuk soal uraian. Dalam penyusunan soal tes,
(13)
38
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal yang dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban setiap butir soal.
Tes kemampuan berpikir kritis matematis dibuat dalam bentuk tes awal dan tes akhir. Tes awal yang diberikan bertujuan untuk mengetahui kesamaan kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol serta digunakan sebagai tolak ukur peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebelum mendapat perlakuan. Tes akhir yang diberikan bertujuan untuk mengetahui perolehan kemampuan berpikir kritis matematis serta untuk melihat ada tidaknya peningkatan yang signifikan antara kedua kelas setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Dengan kata lain pemberian tes yang dilakukan pada penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan dalam hal ini pembelajaran dengan creative problem solving dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Tes kemampuan berpikir kritis matematis yang dibuat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII mengenai materi yang menjadi subjek penelitian yang dilakukan yaitu Lingkaran. Rincian indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang diukur adalah sebagai berikut:
1. Focus (menentukan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan)
2. Reason (memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan)
3. Inference (membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian)
4. Situation (menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi)
5. Clarity (memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep)
6. Overview (mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari)
Sedangkan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis matematis, diperlukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria
(14)
39
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari Peter A. Facione dan Noreen C. Facione (1994) seperti disajikan pada Lampiran A.3. Setelah instrumen selesai dibuat dilakukan ujicoba untuk mengecek keterbacaan soal dan untuk mengetahui derajat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen.
2. Skala Disposisi Matematis
Skala disposisi matematis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui diaposisi siswa dalam matematika khususnya pada pokok bahasan Lingkaran. Skala disposisi matematis diberikan kepada siswa kelompok eksperimen dan kontrol sebelum penelitian atau sesudah pretes kemampuan berpikir kritis matematis dan setelah melaksanakan postes kemampuan berpikir kritis matematis.
Aspek yang diukur pada skala ini adalah adalah (1) kepercayaan diri dengan indikator percaya diri terhadap kemampuan/keyakinan; (2) keingintahuan yang meliputi; sering mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, antusias/semangat dalam belajar, dan banyak membaca/mencari sumber lain; (3) ketekunan dengan indikator gigih/tekun/perhatian/kesungguhan; (4) flesibilitas, yang meliputi: kerjasama/berbagi pengetahuan, menghargai pendapat yang berbeda, dan berusaha mencari solusi/strategi lain; (5) reflektif dan rasa senang, yang meliputi: bertindak dan berhubungan dengan matematika dan menyukai /rasa senang terhadap matematika.
Skala disposisi matematis yang digunakan terdiri atas 30 pernyataan dari skala model Likert, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), tetapi yang digunakan pada penelitian ini tanpa pilihan netral, hal ini dimaksudkan menghindari sikap ragu-ragu pada siswa. Skala disposisi disusun atas dua tipe pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.
(15)
40
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Analisi Validitas Butir Tes
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. untuk menghitung validitas butir soal essay (uraian) menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 154) yakni menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dengan angka kasar, yaitu:
2 2
2
2
Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan: xyr = validitas soal
N = banyaknya siswa yang mengikuti tes
X = nilai tes siswa
Y = skor total
Klasifikasi koefisien validitas dapat dilihat seperti pada tabel berikut. Tabel 3.1
Klasifikasi Koefisien Validitas
No. Nilai rxy Interpretasi
1. 0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,60 < rxy 0,80 Tinggi
3. 0,40 < rxy 0,60 Sedang
4. 0,20 < rxy 0,40 Rendah
5. 0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah
6. rxy 0,00 Tidak Valid
(16)
41
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian untuk menguji keberartian validitas (koefisien korelasi) soal essay digunakan statistik uji t yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 377) yaitu:
2
1 2
xy xy
r n r t
Bila thit ungtt abel maka soal sahih tetapi jikathit ungtt abel, maka soal tersebut tidak
sahih dan tidak digunakan untuk instrumen penelitian.
Perhitungan validitas butir soal menggunakan software Anates V.4 For Windows. Untuk validitas butir soal didunakan korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu korelasi setiap butir soal dengan skor total. Hasil validitas butir soal kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Validitas Tes Berpikir Kritis Matematis
No. Butir Soal Korelasi Interpretasi Validitas Signifikasi
1 0,773 Tinggi Sangat Signifikan
2 0,877 Sangat Tinggi Sangat Signifikan
3 0,720 Tinggi Sangat Signifikan
4 0,156 Sangat Rendah Tidak Signifikan
5 0,522 Sedang Signifikan
6 0,118 Sangat Rendah Tidak Signifikan
7 0,163 Sangat Rendah Tidak Signifikan
8 0,543 Sedang Signifikan
9 0633 Sedang Sangat Signifikan
10 0,371 Rendah Tidak Signifikan
11 0,584 Sedang Signifikan
12 0,369 Rendah Tidak Signifikan
(17)
42
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasaarkan Tabel 3.3 di atas, terlihat bahwa dari 12 butir soal tes kemampuan berpikir matematis, terdapat 5 butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal no 4, 6, 7, 10, dan 12. Oleh karena itu, kelima pernyataan tersebut tidak dimasukkan dalam tes kemampuan berpikir kritis yang
2. Menentukan Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi (ajeg) alat ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas ini digunakan teknik Alpha Cronbach, di mana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,4 atau lebih.
Menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 194) untuk menentukan reliabilitas soal berbentuk essay (uraian) digunakan rumus sebagai berikut.
22
11 1 1 t i s s n n r Keterangan: 11
r
= koefisien reliabilitas instrumenn = banyaknya butir soal
2
i
s
= jumlah varians skor tiap butir soal
2
t
s = varians skor total
Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus:
N N x x s i i i 2 2 2
Keterangan:N = banyaknya sampel/peserta test
xi = skor butir soal ke-i i = nomor soal
(18)
43
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
No. Besarnya r11 Tingkat Reliabilitas
1 0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi
2 0,60 < r11 0,80 Tinggi
3 0,40 < r11 0,60 Sedang
4 0,20 < r11 0,40 Rendah
5 r11 0,20 Sangat Rendah
Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 177)
Untuk mengetahui instrumen yang digunakan reliabel atau tidak maka dilakukan pengujian reliabilitas dengan rumus alpha-cronbach dengan bantuan program Anates V.4 for Windows. Pengambilan keputusan yang dilakukan adalah dengan membandingkan rhitung dan rtabel. Jika rhitung > rtabel maka soal reliabel, sedangkan jika rhitung rtabel maka soal tidak reliabel.
Maka untuk = 5% dengan derajat kebebasan dk= 22 diperoleh harga rtabel = 0,404. Hasil perhitungan dari uji coba instrument diperoleh rhitung = 0,83. Artinya soal tersebut reliabel karena 0,83 > 0,404 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran B. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas.
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Reliabilitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
rhitung rtabel Kriteria Kategori
0,83 0,404 Reliabel Sangat Tinggi
Hasil analisis menunjukkan bahwa soal kemampuan berpikir kritis matematis telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian.
(19)
44
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Menentukan Daya Pembeda Soal
Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus menurut Kurikulum 1994 (Jihad dan Haris, 2010: 189) yaitu:
Maks
2
1
N S S
DP A B
Keterangan:
DP = daya pembeda
SA = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas SB = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah N = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah Maks = skor maksimal
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
No. Nilai Daya Pembeda (DP) Interpretasi
1 DP 0,00 Sangat Jelek
2 0,00 < DP 0,20 Jelek 3 0,20 < DP 0,40 Sedang 4 0,40 < DP 0,70 Baik 5 0,70 < DP 1,00 Sangat Baik
Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 202)
Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Adapun hasil rangkuman yang diperoleh dari uji coba instrument untuk daya pembeda dengan menggunakan software Anates V.4 for Windows dapat dilihat pada table 3.7 berikut.
(20)
45
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis Matematis
No. Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 39,58 Sedang
2 58,33 Baik
3 33,33 Sedang
4 4,17 Jelek
5 25,00 Sedang
6 0,00 Sangat Jelek
7 8,33 Jelek
8 54,17 Baik
9 37,50 Sedang
10 20,83 Sedang
11 58,33 Baik
12 33,33 Sedang
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa soal tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang terdiri dari 12 soal memiliki 1 soal daya pembeda yang sangat jelek, 2 soal daya pembeda yang jelek, 6 soal daya pembeda yang sedang, 3 soal daya pembeda yang baik.
4. Menentukan Indeks Kesukaran Soal
Untuk menghitung indeks tingkat kesukaran soal yang berbentuk uraian berdasarkan Kurikulum 1994 (Jihad dan Haris, 2010: 188) digunakan rumus:
Maks
n S S
IK A B
Keterangan:
IK = indeks kesukaran tiap butir soal
(21)
46
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SB = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah n = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah Maks = skor maksimal
Tabel 3.7
Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran No. Nilai Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
1 IK = 0,00 Sangat Sukar
2 0,00 < IK 0,30 Sukar 3 0,30 < IK 0,70 Sedang 4 0,70 < IK < 1,00 Mudah
5 IK = 1,00 Sangat Mudah
Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 213)
Berikut ini merupakan hasil uji coba untuk tingkat kesukaran dengan menggunakan bantuan software Anates V.4 for Windows.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis Matematis No. Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 69,79 Sedang
2 50,00 Sedang
3 54,17 Sedang
4 22,92 Sukar
5 62,50 Sedang
6 79,17 Mudah
7 54,17 Sedang
8 60,42 Sedang
9 68,75 Sedang
10 52,08 Sedang
11 62,50 Sedang
(22)
47
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari tabel di atas dapat dilihat dari 12 soal berpikir kritis matematis, terdapat satu soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah yaitu soal no. 6, dan terdapat satu soal yang memiliki tingkat kesukaran yang sukar yaitu soal no. 4, dan sepuluh soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang.
5. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes
Kesimpulan dari semua perhitungan analisis hasil ujicoba soal tes berpikir kritis matematis siswa disajikan secara lengkap pada Tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
No. Soal
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Interpretasi Daya Pembeda
Interpretasi
Validitas Reliabilitas
1 Sedang Sedang Sangat Signifikan
0,83
2 Sedang Sedang Sangat Signifikan
3 Sedang Sedang Sangat Signifikan
4 Sukar Sukar Tidak Signifikan
5 Sedang Sedang Signifikan
6 Mudah Mudah Tidak Signifikan
7 Sedang Sedang Tidak Signifikan
8 Sedang Sedang Signifikan
9 Sedang Sedang Sangat Signifikan
10 Sedang Sedang Tidak Signifikan
11 Sedang Sedang Signifikan
12 Sedang Sedang Tidak Signifikan
2. Skala Disposisi Matematis
Skala disposisi matematis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui disposisi siswa dalam matematika. Skala disposisi matematis akan diberikan kepada
(23)
48
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa keompok eksperimen sebelum penelitian atau sesudah pretes kemampuan berpikir kritis dan setelah melaksanakan postes kemampuan berpikir kritis matematis. Aspek yang diukur pada skala ini adalah (1) kepercayaan diri dengan indikator percaya diri terhadap kemampuan/keyakinan; (2) keingintahuan yang meliputi; sering mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, antusias/semangat dalam belajar, dan banyak membaca/mencari sumber lain; (3) ketekunan dengan indikator gigih/tekun/perhatian/kesungguhan; (4) flesibilitas, yang meliputi: kerjasama/berbagi pengetahuan, menghargai pendapat yang berbeda, dan berusaha mencari solusi/strategi lain; (5) reflektif dan rasa senang, yang meliputi: bertindak dan berhubungan dengan matematika dan menyukai /rasa senang terhadap matematika.
Skala disposisi matematis yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas pernyataan dengan 4 kategori skala model Likert, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), tanpa pilihan netral, hal ini dimaksudkan menghindari sikap ragu-ragu pada siswa. Skala disposissi disususn atas dua tipe pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Tabel 3.10
Skor Skala Disposisi Matematis
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Skala disposisi matematis ini terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk diperiksa perihal kesesuaian indikator pada disposisi matematis dan tata bahasa (keterbacaan) skala disposisi tersebut. Sebelum diberikan terlebih dahulu diujicobakan. Rekapitulasi hasil ujicoba disajikan pada Tabel 3.12 berikut.
(24)
49
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Skala Disposisi Matematis No.
Soal
Interpretasi
Validitas Reliabilitas
No. Soal
Interpretasi
Validitas Reliabilitas 1 Sangat Signifikan
0,85
21 Sangat Signifikan
0,85
2 Signifikan 22 Signifikan
3 Signifikan 23 Sangat Signifikan
4 Sangat Signifikan 24 Sangat Signifikan
5 Signifikan 25 Tidak Signifikan
6 Signifikan 26 Tidak Signifikan
7 Sangat Signifikan 27 Tidak Signifikan
8 Signifikan 28 Sangat Signifikan
9 Signifikan 29 Sangat Signifikan
10 Tidak Signifikan 30 Tidak Signifikan 11 Sangat Signifikan 31 Tidak Signifikan 12 Sangat Signifikan 32 Tidak Signifikan
13 Signifikan 33 Signifikan
14 Sangat Signifikan 34 Sangat Signifikan
15 Signifikan 35 Sangat Signifikan
16 Signifikan 36 Sangat Signifikan
17 Sangat Signifikan 37 Signifikan 18 Sangat Signifikan 38 Tidak Signifikan 19 Tidak Signifikan 39 Sangat Signifikan 20 Tidak Signifikan 40 Sangat Signifikan
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi terhadap siswa
(25)
50
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
difokuskan untuk melihat aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam kelompok. Sehingga hasil observasi dapat dibandingkan dengan peningkatan tes berpikir kritis matematis dan peningkatan disposisi matematis siswa secara berkelompok. Selain itu, lembar observasi juga ditujukan untuk mengamati kegiatan guru selama proses pembelajaran menggunakan pembelajaran Creative Problem Solving sehingga dapat diketahui aspek-aspek apa yang harus diperbaiki/ditingkatkan.
Lembar observasi ini berupa daftar ceklis yang digunakan observer untuk disesuaikan dengan keadaan saat penelitian berlangsung. Sebelum memulai penelitian, peneliti memberi penjelasan tentang pembelajaran creative problem solving dan kemampuan berpikir kritis matematis kepada observer. Tujuan utama dari pengisian lembar observasi ini adalah sebagai bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
F. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah:
1) Merancang instrument penelitian (seperti: RPP, soal berpikir kritis matematis, LKS, angket skala sikap dan lembar observasi) dan meminta penilaian ahli. 2) Melakukan uji coba instrument dan dianalisis validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran instrument tersebut.
3) Melakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran siswa dan guru. 2. Tahap Pelaksanaan
Langkah pertama pada tahap ini adalah pemilihan sampel sebanyak dua kelas. Satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya adalah kelas
(26)
51
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol. Setelah itu kegiatan penelitian secara berturut-turut dilaksanakan sebagai berikut:
1) Melaksanakan pretes, yang dimaksudkan sebagai pengumpulan informasi awal tentang kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Pretes diberikan pada kedua kelompok kelas.
2) Memberikan kuesioner skala disposisi matematis kepada siswa untuk mengetahui pendapat-pendapat siswa sebelum pembelajaran.
3) Melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
Creative Problem Solving dan Pembelajaran Konvensional pada kedua kelompok
kelas.
4) Memberikan postes pada kedua kelompok kelas. Hasil tes ini kemudian dianalisis untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam bagian sebelumnya.
5) Memberikan kuesioner skala disposisi matematis kepada siswa untuk mengetahui pendapat-pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Creative Problem Solving.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis data adalah: 1) Melakukan analisis data dan pengujian hipotesis.
2) Melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian yang meliputi analisis data, uji hipotesis, dan hasil penilaian skala sikap
3) Menyimpulkan hasil penelitian
G. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui skor berpikir kritis matematis siswa. Skor berpikir kritis matematis dalam bentuk interval, maka dapat langsung dihitung gain ternormalisasinya, uji prasyarat hipotesis dan uji hipotesis. Sedangkan, data kualitatif yang diperoleh dari hasil skala disposisi matematis siswa dari masing-masing kelas merupakan data ordinal, maka data ordinal dalam penelitian ini perlu
(27)
52
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dirubah dalam bentuk interval dengan menggunakan Method of Successive Interval
(MSI). Perhitungan tersebut menggunakan bantuan software STAT 97 dengan software utama Microsoft Office Excel 2007.
Sebelum diberikan pretes, siswa dikelompokkan berdasarkan kategori kemampuan awal matematika (KAM). Pengelompokkan dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum pembelajaran dilakukan dan digunakan sebagai penempatan siswa berdasarkan kemampuan awal matematisnya. KAM siswa dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu KAM kategori tinggi, sedang dan rendah. Kriteria pengelompokan KAM siswa berdasarkan skor rerata ( ̅) dan simpangan baku (SB) sebagai berikut.
Tabel 3.12
Kriteria Pengelompokkan Kemampuan Awal Matematika (KAM)
Nilai KAM Kategori KAM
KAM ≥ ̅ + SB Tinggi
̅ - SB ≤ KAM < ̅ + SB Sedang
KAM < ̅– SB Rendah (Somakim, 2010: 75)
Dari hasil perhitungan data tes-tes formatif siswa diperoleh ̅ dan SB = 9,29 sehingga kriteria pengelompokkan kemampuan awal matematis siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 3.13
Kriteria Pengelompokkan Kemampuan Awal Matematika (KAM) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Nilai KAM Kategori KAM
Skor KAM ≥ Tinggi ≤ skor KAM < Sedang Skor KAM < Rendah
(28)
53
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut adalah pengelompokkan siswa berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen dan kontrol:
Tabel 3.14
Banyak Siswa Berdasarkan Kategori KAM
Kelompok Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Total
Tinggi 6 6 12
Sedang 23 20 43
Rendah 4 6 10
Total 33 32 65
Selanjutnya setelah diperoleh skor pretes dan postes, untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan disposisi matematis siswa sebelum sampai setelah mendapat pembelajaran menggunakan pendekatan creative problem solving baik pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dihitung dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi yang dikemukakan oleh Meltzer (2002: 3), sebagai berikut:
Gain ternormalisasi (g) =
Kriteria interpretasi menurut Hake (1999: 1) adalah: Tabel 3.15
Kriteria Skor Gain Ternormalisasi
Skor Gain Interpretasi
g > 0,70 Tinggi
0,30 < g 0,70 Sedang
g Rendah
Setelah data hasil tes berpikir kritis matematis dan disposisi matematis baik pretes maupun postes terkumpul maka akan dilakukan analisis menggunakan bantuan software SPSS 18 for windows. Pengolahan data diawali dengan menguji prasayarat
(29)
54
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
statistik yang diperlukan sebagai dasar pengujian hipotesis, yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas variansi untuk tiap kelas. Kemudian ditentukan jenis pengujian hipotesis sesuai dengan permasalahan.
1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Data sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua variansi populasi. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : H1 :
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene dengan taraf signifikansi 5%.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Kesamaan Dua Rerata
Uji kesamaan dua rerata yang digunakan tergantung dari hasil uji normalitas data dan uji homogenitas variansi data. Hipotesis yang diajukan diantaranya:
1) Uji dua pihak/arah (2-tailed) untuk data awal berpikir kritis matematis dan disposisi matematis
H0 : H1 :
: rerata skor awal pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran creative problem solving
(30)
55
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: rerata skor awal pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional
2) Uji sepihak/searah (one-tailed) untuk data akhir/gain berpikir kritis dan disposisi matematis.
H0 : H1 :
: rerata skor akhir pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran creative problem solving
: rerata skor akhir pada kelas yang pemebelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional
Jika data berdistribusi normal, uji perbedaan dua rerata menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji Independent-Samples T Test (Uji-t). Jika variansi kedua kelompok data homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan adalah nilai pada baris ”Equal variances assumed”, sedangkan jika variansi kedua kelompok homogen,
maka nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris “Equal variances not
assumed”. Selanjutnya, jika terdapat minimal satu data yang tidak berdistribusi
normal, maka uji perbedaan dua rerata menggunakan uji nonparametrik, yaitu Uji Mann-Whitney U. untuk uji dua pihak, kriteria penerimaan Ho bila nilai signifikansi/2
b. Uji Perbedaan Kemampuan Awal Matematis (KAM)
Melakukan uji perbedaaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan Creative Problem Solving dan pembelajaran konvensional berdasarkan kategori KAM siswa (tinggi, sedang dan rendah). Uji statistik yang digunakan adalah uji-t pada masing-masing kategori KAM. Kriteria penerimaan H0 yaitu bila nilai signifikansi > α. Pengujian dilakukan berdasarkan hipotesis statistik pada tiap tingkat KAM sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving dan
(31)
56
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional berdasarkan kategori KAM (tinggi, sedang, dan rendah).
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional berdasarkan kategori KAM (tinggi, sedang, dan rendah).
c. Uji Korelasi
Untuk menguji korelasi antara berpikir kritis matematis dan disposisi matematis siswa, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk kedua data. Jika kedua data tersebut berdistribusi normal, maka uji asosiasi yang digunakan adalah uji korelasi Pearson, namun bila data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan uji korelasi Spearman rho atau Kendall.
Sedangkan untuk mengetahui criteria koefisien korelasi yang disampaikan oleh Suherman (2003: 113) sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Tabel 3.16
Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi rxy
Koefisien Koreasi Interpretasi Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah Tidak Valid
(32)
57
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Waktu Penelitian
Tabel 3.17 menunjukkan waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.
Tabel 3.17
Waktu dan Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
2013/2014
8 9 10 11 12 1 2-3 4 5
1 Pengajuan judul
penelitian X
2 Penyusunan proposal
penelitian X X X
3 Penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
X X
4 Uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
X
5 Pelaksanaan penelitian X
6 Pengolahan dan analisis data serta penyusunan laporan hasil penelitian
X
7 Penyerahan dan revisi laporan hasil penelitian
(33)
87
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Kategori peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan creative problem solving dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional tergolong sedang.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional berdasarkan kategori kemampuan awal matematis (tinggi dan sedang,).
3. Peningkatan disposisi matematis siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan creative problem solving lebih baik daripada peningkatan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kategori peningkatan disposisi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan creative problem solving dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional masih tergolong rendah.
4. Terdapat korelasi positif antara kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis pembelajaran menggunakan pendekatan creative problem solving. Hal ini berarti, untuk kemampuan berpikir matematis siswa terjelaskan dengan melihat disposisi matematis siswa, begitu pula sebaliknya.
(34)
88
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran creative problem solving dapat menjadi salah satu alternative model pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada siswa kelas VIII SMP.
2. Pengembangan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran matematika secara khusus dan kemampuan matematis umumnya, senantiasa memperhatikan pengajuan masalah eksploratif yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh siswa pada semua kategori kemampuan.
3. Kemungkinan adanya kendala-kendala pelaksanaan pembelajaran creative problem solving pada awal pembelajaran perlu diantisipasi oleh guru. Siswa tidak terbiasa belajar mandiri, memecahkan masalah dan berdiskusi bisa menghambat dalam keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, disarankan agar guru membantu siswa mengatasi masalah menggunakan teknik scaffolding.
4. Dalam menerapkan model pembelajaran yang diteliti, setiap pengajar disarankan untuk menyediakan bahan ajar yang dirancang sesuai dengan langkah-langkah pada CPS dan indikator kemampuan yang akan dikembangkannya sehingga kemampuan tersebut dimiliki siswa.
5. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian dilengkapi dengan memandang faktor lain yang mungkin diduga member pengaruh seperti level sekolah, dan gender pada CPS.
(1)
statistik yang diperlukan sebagai dasar pengujian hipotesis, yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas variansi untuk tiap kelas. Kemudian ditentukan jenis pengujian hipotesis sesuai dengan permasalahan.
1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Data sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua variansi populasi. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : H1 :
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene dengan taraf signifikansi 5%.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Kesamaan Dua Rerata
Uji kesamaan dua rerata yang digunakan tergantung dari hasil uji normalitas data dan uji homogenitas variansi data. Hipotesis yang diajukan diantaranya:
1) Uji dua pihak/arah (2-tailed) untuk data awal berpikir kritis matematis dan disposisi matematis
H0 : H1 :
: rerata skor awal pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran creative problem solving
(2)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: rerata skor awal pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional
2) Uji sepihak/searah (one-tailed) untuk data akhir/gain berpikir kritis dan disposisi matematis.
H0 : H1 :
: rerata skor akhir pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran creative problem solving
: rerata skor akhir pada kelas yang pemebelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional
Jika data berdistribusi normal, uji perbedaan dua rerata menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji Independent-Samples T Test (Uji-t). Jika variansi kedua kelompok data homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan adalah nilai pada baris ”Equal variances assumed”, sedangkan jika variansi kedua kelompok homogen, maka nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris “Equal variances not assumed”. Selanjutnya, jika terdapat minimal satu data yang tidak berdistribusi
normal, maka uji perbedaan dua rerata menggunakan uji nonparametrik, yaitu Uji Mann-Whitney U. untuk uji dua pihak, kriteria penerimaan Ho bila nilai signifikansi/2
b. Uji Perbedaan Kemampuan Awal Matematis (KAM)
Melakukan uji perbedaaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan Creative Problem Solving dan pembelajaran konvensional berdasarkan kategori KAM siswa (tinggi, sedang dan rendah). Uji statistik yang digunakan adalah uji-t pada masing-masing kategori KAM. Kriteria penerimaan H0 yaitu bila nilai signifikansi > α. Pengujian dilakukan berdasarkan hipotesis statistik pada tiap tingkat KAM sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving dan
(3)
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional berdasarkan kategori KAM (tinggi, sedang, dan rendah).
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional berdasarkan kategori KAM (tinggi, sedang, dan rendah).
c. Uji Korelasi
Untuk menguji korelasi antara berpikir kritis matematis dan disposisi matematis siswa, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk kedua data. Jika kedua data tersebut berdistribusi normal, maka uji asosiasi yang digunakan adalah uji korelasi Pearson, namun bila data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan uji korelasi Spearman rho atau Kendall.
Sedangkan untuk mengetahui criteria koefisien korelasi yang disampaikan oleh Suherman (2003: 113) sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Tabel 3.16
Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi rxy Koefisien Koreasi Interpretasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
(4)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Waktu Penelitian
Tabel 3.17 menunjukkan waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.
Tabel 3.17
Waktu dan Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
2013/2014
8 9 10 11 12 1 2-3 4 5 1 Pengajuan judul
penelitian X
2 Penyusunan proposal
penelitian X X X
3 Penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
X X
4 Uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
X
5 Pelaksanaan penelitian X
6 Pengolahan dan analisis data serta penyusunan laporan hasil penelitian
X
7 Penyerahan dan revisi laporan hasil penelitian
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Kategori peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan creative problem solving dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional tergolong sedang.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional berdasarkan kategori kemampuan awal matematis (tinggi dan sedang,).
3. Peningkatan disposisi matematis siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan creative problem solving lebih baik daripada peningkatan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kategori peningkatan disposisi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan creative problem solving dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional masih tergolong rendah.
4. Terdapat korelasi positif antara kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis pembelajaran menggunakan pendekatan creative problem solving. Hal ini berarti, untuk kemampuan berpikir matematis siswa terjelaskan dengan melihat disposisi matematis siswa, begitu pula sebaliknya.
(6)
DIAN NOVITSARI, 2014
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Disposisi Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran creative problem solving dapat menjadi salah satu alternative model pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada siswa kelas VIII SMP.
2. Pengembangan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran matematika secara khusus dan kemampuan matematis umumnya, senantiasa memperhatikan pengajuan masalah eksploratif yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh siswa pada semua kategori kemampuan.
3. Kemungkinan adanya kendala-kendala pelaksanaan pembelajaran creative problem solving pada awal pembelajaran perlu diantisipasi oleh guru. Siswa tidak terbiasa belajar mandiri, memecahkan masalah dan berdiskusi bisa menghambat dalam keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, disarankan agar guru membantu siswa mengatasi masalah menggunakan teknik scaffolding.
4. Dalam menerapkan model pembelajaran yang diteliti, setiap pengajar disarankan untuk menyediakan bahan ajar yang dirancang sesuai dengan langkah-langkah pada CPS dan indikator kemampuan yang akan dikembangkannya sehingga kemampuan tersebut dimiliki siswa.
5. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian dilengkapi dengan memandang faktor lain yang mungkin diduga member pengaruh seperti level sekolah, dan gender pada CPS.