KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Kajian Surat Al-Kahfi Ayat 60-82) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

DALAM PERSPEKTIF AL- QUR’AN

  

(Kajian Surat Al-Kahfi Ayat 60-82)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

Hana Lu’lui Nihayah

NIM : 111-14-007

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  HALAMA

  

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

DALAM PERSPEKTIF AL- QUR’AN

  

(Kajian Surat Al-Kahfi Ayat 60-82)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

Hana Lu’lui Nihayah

NIM : 111-14-007

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

HALAMAN BERLOG

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  

MOTTO

   

  

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri

kalian sendiri ”.

  (QS. Al- Isra’ ayat 7) 

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Ismail dan Siti Muniroh yang senantiasa memberikan dukungan baik materil maupun moril dan tak pernah berhenti memantau, memberikan do

  ’a, nasihat, kasih sayang, bimbingan, motivasi dan semangat untuk anak-anaknya.

  2. Adikku tercinta Syifa Faiqotul Himah, Sofia Mayla Wardah dan Baita Aghni Wahfiani yang selalu berpartisipasi menemani, memberikan dukungan, support, dan do’anya untukku.

  3. Mustofa yang senantiasa menemani, memberikan dukungan, semangat, motivasi, do’a dan kasih sayang yang tiada henti.

  4. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaicho Al Hafidzoh selaku pengasuh PPTQ Al Muntaha Salatiga yang selalu mendoakanku 5. Sahabat perjuangan dan keluarga kecil di PPTQ Al-Muntaha (Hima, Eka,

  Mira, Okta, Ana, Zubaidah, Ncus, Ryda, Kak Afif , Kak Mput, Kak Kenul, Kak Hurun’in, Ani Sovia, Novi yang selalu memberiku semangat.

  6. Sahabat seperjuangan yang selalu menemani saya sejak SMA sampai sekarang selalu bersama-sama Muzayanatul Maghfiroh susah senang bersama-sama dan berjuang bersama dalam mengerjakan skripsi.

  7. Sahabat dan teman dekatku segenap keluarga “Purworejo Squad” Hikmah, Ida, Indri, Izza, Tatu, Retno yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  8. Keluarga kost Salatiga, Nisa, Aslikha, Nana, Yayah, Lia yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

  9. Dr. Dyah Wulan Anggrahini, MD, Ph.D, dokter Annis, dokter Crhis, dokter Gagah, dokter Haryo, dokter Supomo dan segenap tim dokter bedah jantung RSUP Dr. Sardjito yang telah merawat, mengatur waktu proses penyembuhan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  10. Tim PPL SMA Muhammadiyah Salatiga tahun 2017 dan tim KKN posko 133 Panimbo Kedungjati 2018.

  11. Segenap Keluarga besar PMII Salatiga.

  12. Segenap keluarga besar PAI A Angkatan 2014.

  13. Segenap keluarga besar PAI Angkatan 2014.

  14. Segenap keluarga besar KOMPAS (Komunitas Mahasiswa Purworejo Salatiga) 15.

  Segenap pendidik dan pembaca.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat

  Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, rahmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Perspektif Al-

  Qur’an (Kajian Surat Al- Kahfi Ayat 60-82) ini dengan baik dan lancar.

  Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa’atnya di yaumul akhir . aamiin.

  Penulisan skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Bu Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Muh Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  5. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan akademik selama kuliah.

  6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

7. Seluruh pihak yang sudah mendukung dan memberikan semangat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  Terselesaikannya tulisan ini selain sebagai bentuk tanggung jawab pengenyam perguruan tinggi yang tentunya kelak akan menjadi salah satu referensi. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 24 September 2018 Hana Lu’Lui Nihayah NIM : 111-14-007

  

ABSTRAK

Lu’lui Nihayah, Hana. 2018. Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Perspektif

Al- Qur’an(Kajian Surat Al-Kahfi Ayat 60-82). Program Studi Pendidikan

  Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Muh Hafidz, M.Ag.

  Kata Kunci: Kompetensi Kepribadian.Perspektif Al-

  Qur’an. Al-Kahfi Ayat 60- 82. Sebagai calon pendidik diharapkan mampu menjadi contoh atau suri tauladan bagi siswanya. Fenomena di era sekarang, profil guru disoroti oleh masyarakat dimana keberadaan guru dan siswa dengan pandangan yang negatif, dan bukan tanpa alasan. Masyarakat lebih cenderung menyoroti rendahnya nilai hasil raport ataupun hasil ujian nasional karena rendahnya mutu guru. Yang lebih memprihatinkan ialah kemerosotan moral para siswa karena kegagalan guru dalam mendidik dan memberikan suri tauladan

  Berdasarkan dari alasan-alasan yang melatarbelakangi penulis sehingga

mangangkat tema ini yang menjadi pertanyaan dari penulis yakni, bagaimana

  kompetensi kepribadian guru dalam perspektif al- .

  Qur’an surat al-kahfi ayat 60-82

  

Jenis penelitian kepustakaan, penelitian menggunakan metode content analysis

merupakan teknik menulis dengan mengambil makna surat dari sumber data

primer, lalu perbandingan dari beberapa tafsir dianalisis lalu ditarik kesimpulan.

  Untuk itu maka penulis telah menemukan jawaban dari pertanyaan

tersebut, yakni bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi

kepribadian guru dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82 yaitu berakhlak mulia, arif

  bijaksana dan berperilaku santun, berkepribadian stabil, mantap dan disiplin, jujur, objektif dan tanggungjawab. Hal tersebut tersirat dalam kisah pembelajaran antara Nabi Khidir dan Nabi Musa, yang dimana telah terjadi peristiwa membocorkan perahu sehingga menenggelamkannya, membunuh anak kecil yang masih suci, dan menegakkan tembok/dinding yang roboh.

  DAFTAR ISI

   HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv HALAMA KATA PENGANTAR ....................................................................................... x ABSTRAK ...................................................................................................... xii DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ................................................................. .......................6 F. Metode Penelitian........................................................................................7 G. Kajian Pustaka ............................................................................................. 9

  H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11

  BAB II KOMPILASI AYAT ........................................................................ 13 A. Redaksi Surat Al- Kahfi Ayat 60-82 dan Terjemahnya ........................... 16 B. Arti Kosakata (Mufrodat) ......................................................................... 16 C. Pokok-pokok Kandungan Surat Al-Kahfi Ayat 60-82 ............................. 19 BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH ................................... 25 A. Sejarah Turunnya Surat Al-Kahfi Ayat 60-82 ........................................ 25 B. Munasabah …………................................................................................ 27

  BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 32 A. Kompetensi Kepribadian .......................................................................... 32 . B. Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Surat Al-Kahfi Ayat 60-82 ......... 36 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 47 A. Kesimpulan ............................................................................................... 47 B. Saran ......................................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 49 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang

  diperoleh melalui pendidikan dan latihan, dan setiap jenis pekerjaan memerlukan porsi yang berbeda-beda antara pengetahuan, sikap, dan keterampilannya (Sagala, 2013: 29).

  Kompetensi menunjuk pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan, mulai dari menggosok gigi sampai dengan melakukan operasi jantung, hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang besifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam poses belajar. Dikatakan perbuatan, karena merupakan perilaku yang dapat diamati meskipun sebenarnya seringkali terlihat pula proses yang tidak nampak seperti pengambilan keputusan atau pilihan sebelum perbuatan dilakukan (Mulyasa, 2011: 96).

  Kepribadian adalah sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan atau melalui atsarnya saja. Atsar atau nama lainnya adalah bekas yang dijadikan suatu penilaian baik atau buruknya seseorang berdasarkan pada nilai-nilai dan norma- norma yang berlaku. Kepribadian mencakup semua unsur baik fisik maupun psikis, sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang (Sagala, 2013:33).

  Dalam PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, Ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 ayat 1, menyatakan “Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (Sagala, 2013: 30).

  Kompetensi pedagogik merupakan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaa pembelajaran, evalasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya (Kusnandar, 2011: 76). Kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia (Kusnandar, 2011: 75). Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali, dan masyarakat sekitar (Kusnandar, 2011: 77). Kompetensi professional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan (Kusnandar, 2011: 77-78).

  Dari pengertian tersebut bahwa kompetensi kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, dan perasaan, ciri khas dan perilaku dari seseorang yang terwujud dari tindakan ketika dihadapkan dengan situasi tetentu .

  Kajian kompetensi kepribadian sangat luas, bahkan di dalam Al- Qur’an tidak hanya terdapat di dalam satu surat, akan tetapi disini penulis lebih menekankan pada satu bahasan yakni firman Allah SWT di dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82 .

  Berdasarkan surat Al-Kahfi ayat 60-82, pentingnya mengkaji dan memaparkan apa yang sebenarnya dianjurkan di dalam Al- Qur’an bagaimana kompetensi kepribadian nabi Khidir kepada muridnya yaitu nabi Musa as. Dalam hal ini nabi Musa as dengan proses pendidikan yang dialaminya dari nabi Khidir mempunyai berbagai macam bentuk yang unik dan terkadang sulit dipahami (Sadirman, 1996: 21).

  Menyikapi hal di atas, dikaitkan dengan sikap guru atau pendidik dalam tuntutan zaman. Sebagai calon pendidik diharapkan mampu memberikan contoh yang baik menyangkut kepribadian guru sebagai suri tauladan bagi muridnya. Peranan guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, guru yang digugu dan ditiru adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas, kepandaian, keceerdasan, keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan dan kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat menekuni profesi guru dengan baik, karena jika seseorang tampak pandai da cerdas bukan penentu keberhasilan orang tersebut menjadi guru (Sagala, 2013:39). Fenomena di era sekarang, profil guru disoroti oleh masyarakat dimana keberadaan guru dan siswa dengan pandangan yang negatif, dan bukan tanpa alasan. Masyarakat lebih cenderung menyoroti rendahnya nilai hasil raport ataupun hasil ujian nasional karena rendahnya mutu guru atau rendahnya kualitas pendidikan guru (Zamroni, 2000:51). Yang lebih memprihatinkan ialah kemerosotan moral para siswa karena kegagalan guru dalam mendidik dan memberikan suri tauladan kepada para siswanya. Guru yang dulunya bermakna orang yang berilmu, yang arif dan bijaksana, kini guru dilihat tak lebih sebagai fungsi pendidikan yang mengajar atas dasar kualifikasi keilmuan dan akademis tertentu. Kearifan dan kebijaksanaan yang jarang dimiliki oleh guru menjadikan para siswa kesulitan untuk mencari sosok panutan teladan dari mereka.

  Dengan alasan tersebut, menjadi sangat penting bagi penulis untuk mengangkat judul

  “ Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Perspektif Al- Qur’an Kajian Surat Al-Kahfi ayat 60-82”..

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pertimbangan yang telah dipaparkan pada latar belakang tersebut, maka penulis mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimana kompetensi kepribadian guru perspektif dalam al-

  Qur’an surat al-Kahfi ayat 60-82?.

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat memaparkan tujuan dari penelitian ini yakni : Untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru dalam perspektif al-

  Qur’an surat al-Kahfi ayat 60-82.

  D. Manfaat Penelitian

  Secara teoritis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi yang jelas kepada para pembaca untuk mengetahui bagaimanakah kompetensi kepribadian guru dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82 sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan acuan dalam melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

  Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Untuk Peneliti

  Dapat dijadikan sebuah sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang library research dan menambah wawasan dalam pendidikannya, selain itu untuk dijadikan sebagai acuan dalam berperilaku untuk menanamkan akhlak sesuai dengan kajian.

  2. Untuk Pembaca Dapat dijadikan rujukan, motivasi dan perbandingan berkenaan melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

  3. Untuk IAIN Salatiga

  Dapat menambah perbendaharaan referensi karya tulis ilmiah dan menambah khazanah keilmuan bagi para pembaca khususnya yang melakukan penelitian sejenis.

E. Penegasan Istilah

  Untuk meminimalisir kesalah pahaman dalam memaknai permasalahan yang ada di dalam judul penelitian ini, maka penulis menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut : a.

   Kompetensi Kepribadian

  Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan (Syah, 2000: 229). Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan peserta didik (Mulyasa,2011:117).

  Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi) sukar diketahui secara nyata. Yang dapat diketahui adalah penampilan dalam segala segi dan aspek kehidupan baik tindakan, ucpan, cara bergaul, berpakaian dalam menghadapi persoalan atau masalah (Darajat,2005:9).

  Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang berakhlak mulia, mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana menjadi teladan mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri, dan religius (Musfah,2011:42).

  Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru yang berkaitan langsung dengan kepribadiannya, menyangkut sifat serta sikap baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain ketika dihadapkan dengan segala permasalahan.

b. Surat Al-Kahfi.

  Surat al-Kahfi merupakan wahyu ke 68 yang turun setelah surat al-Ghasyiyah dan sebelum surat al-Syura, terdiri dari 110 ayat.

  Surah ini disebut al-Kahfi yang secara harfiah berarti gua. Nama al- kahfi diambil dari kisah sekelompok pemuda yaitu Ashab al-Kahfi yang menyingkir dari gangguan penguasa masanya, lalu tertidur di dalam gua selama 309 tahun (Shihab,2012: 278). Surat al-Kahfi urutan surah yang ke-18 berdasarkan penyusunan surah dalam al- Qur’an, yaitu sesudah surah al-Isra’ dan sebelum surah Maryam.

  Keistimewaan surah al-Kahfi pada penempatan surat yaitu pada pertengahan al- Qur’an yakni akhir juz 15 dan awal juz 16, mengandung ajakan menuju kepercayaan yang haq dan beramal saleh melalui pemberitaan yang menggembirakan serta peringatan (Shihab, 2002: 4).

F. Metode Penelitian

  Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010: 24). Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, baik dalam proses mencari data dan mengolah data nantinya, diantaranya yakni : 1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library

  research) , yaitu suatu penelitian terhadap buku-buku sebagai produk

  ulama yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi. Dengan demikian nantinya dari hasil literer dideskripsikan apa adanya kemudian di analisis. Metode telah literature atau metode kepustakaan adalah salah satu metode penlitian pendidikan yang menggunakan cara telaah pustaka. Metode literature disebut juga metode penelitian teoritis (Muliawan, 2014: 71)

2. Sumber Data

  Berdasarkan jenis penelitian tersebut, maka sumber data penelitian adalah subjek darimana data itu diperoleh (Arikunto, 2014: 172) yakni dengan menggunakan metode library research, maka penulis mengambil data dari berbagai sumber sebagai berikut : a.

  Sumber Data Primer Data yang diperoleh dari data-data sumber primer yaitu sumber asli data yang paling utama digunakan dan sesuai dengan permasalahan ini, yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut yakni Al-

  Qur’an dan terjemah ,kitab tafsir Al- Maraghi, dan kitab tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab. Sumber primer dalam hal ini adalah hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau teoritisi yang orisinil (Hadjar, 1996: 83).

  b.

  Sumber Data Sekunder, Data yang ditulis dan dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan. Dengan kata lain penulis tersebut bukan penemu teori (Hadjar, 1996: 84). Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data yang diperoleh dari sumber yang selain buku aslinya (Arifin, 1995: 133). Terdiri dari beberapa buku pendukung yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian guru dan tafsir Al- Qur’an surat Al-Kahfi ayat 60-82.

3. Metode Analisis Data

  Menulis menggunakan teknik analisis isi (cintent analysis) ini merupakan teknik menulis dengan mencari kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen, atau dengan mencari karakteristik pesan yang dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong, 1991: 263). Cara kerja metode ini adalah dengan mengambil makna surat yang terkandung dalam sumber data pimer, perbandingan dari beberapa tafsir dianalisis lalu ditarik kesimpulan.

G. Kajian Pustaka

  Fungsi kajian pustaka adalah untuk mengemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian skripsi membahas kompetensi kepribadian guru perspektif al-

  Qur’an, kajian surat al-kahfi ayat 60-82, sejauh pengamatan belum menemukan, namun terdapat penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut:

  Pertama Habib Rahman dengan judul “nilai-nilai pendidikan islam dalam kisah nabi Khidir dan nabi Musa kajian surat al-Kahfi ayat 60-82 dalam tafsir al-Misbah dan al-

  Maraghi” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Tahun 2013 menganalisa nilai-nilai pendidikan menggunakan tafsir al-Maraghi dan al-Misbah perbedaan dan pesamaan pemikian tafsir tersebut, dengan kesimpulan bahwa nilai- nilai pendidikan secara umum yaitu tentang perintah menuntut ilmu sampai akhir hayat, supaya setiap manusia tidak memiliki sifat sombong untuk belajar kepada siapapun dan tidak cepat puas atas ilmu yang sudah dimiliki. Yang kedua “prinsip pendidikan karakter dalam al-

  Qur’an studi atas kisah nabi Musa dan nabi Khidir dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 60- 82” karya Lutfi Akbar Institut Agama Islam

  Negeri Surakarta Tahun 2017 menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip pendidikan karakter dalam kisah nabi Musa dan nabi Khidir dibagi dalam dua lingkup, yaitu karakter terhadap sang Khaliq (karakter terhadap Allah SWT yang dapat diterapkan berdasarkan kisah Nabi

  Musa a.s yaitu niat dan bersungguh-sungguh di setiap perbuatan, selalu berprasangka baik terhadap Allah SWT, sabar dalam segala hal) dan karakter terhadap sesama manusia, yang terwakili dengan hubungan antara murid dengan guru (taat dan santun kepada guru dalam menuntut ilmu). Yang ketiga strategi pembelajaran afektif dalam kisah nabi Musa dan nabi Khidir telaah tafsir surat al Kahfi ayat 60-82 oleh Muhammad Iqbal Shiddiq Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015 menyimpulkan bahwa dalam proses strategi pembelajaran afektif itu menggunakan syarat yang diberikan nabi Khidir kepada nabi Musa. Yaitu jangan mempertanyakan sesuatupun sebelum nabi Khidir menjelaskan. Syarat tersebut akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran nabi Musa kelak saat dalam perjalanan. Ranah afektif yang menyentuh diri nabi Musa yaitu

  receiving, responding, valuing, organization, dan characterization by a value or value complex.

  Penelitian tersebut merupakan penelitian terdahulu yang memiliki tema kajian surat yang sama namun berbeda dalam konsep pembahasan.

  Pembahasan dalam penelitian ini lebih menekankan pada kepribadian seorang guru, sedangkan dua penelitian yang terdahulu menganalisa pada nilai-nilai pendidikan .

H. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami skripsi ini, maka penulisan sk skripsi ini tersusun dalam tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari: sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

  Bagian inti dalam penulisan penelitian ini, penulis menyusun dalam lima bab dengan rincian sebagai berikut:

  Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

  penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II : Kompilasi ayat Bab ini berisi uraian tentang kata kunci setiap ayat dari surat al-kahfi ayat 60-82. Bab III :Asbabun Nuzul Bab ini akan memaparkan tentang sebab turunnya ayat dari surat al-kahfi ayat 60-82. Bab IV : Pembahasan Bab ini akan menganalisis jawaban permasalahan atau

  merupakan bab inti yang membahas jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

  Bab V : Penutup Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan daftar pustaka.BAB II

  KOMPILASI AYAT A. Surat Al-Kahfi ayat 60-82

  Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi ayat yang menjadi tema pembahasan dalam skripsi ini.

  Adapun redaksi ayat 60-82 dari surat al-kahfi, sebagaimana disajikan dalam teks berikut ini:

  

             

                                                                                                                                                              

  

            

              

             

            

           

            

           

           

         

           

          

           

              

  60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya : "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke Pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".

  61. Maka tatkala mereka sampai ke Pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.

  62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita; Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".

  63. Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, Maka Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk

  menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali".

  

64. Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya

kembali, mengikuti jejak mereka semula.

  

65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba

Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.

  

66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya

kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

  

67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup

sabar bersama aku.

  

68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum

mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"

  

69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang

yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun".

  

70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu

menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".

  

71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu

lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?"

Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.

  

72. Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya

kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku".

  

73. Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku

dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".

  

74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa

dengan seorang anak, Maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar".

  

75. Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"

  

76. Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah

(kali) ini, Maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku".

  

77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada

penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".

  78. Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.

  79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.

  80. Dan Adapun anak muda itu, Maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan Kami khawatir bahwa Dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.

  81. Dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).

  82. Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya "

B. Arti Kosa Kata (Mufrodat)

  Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, perlu bagi penulis untuk menyajikan beberapa kosa kata penting yang terkait dengan ayat-ayat tersebut. 1. gabungan dari kata yang pada awalnya bermakna dan

  Kata ًىتفن ل ّتف remaja/anak, lalu digunakan dalam arti pembantu (Shihab, 2009:335).

  Dalam kamus Arab-indonesia kata ) berarti muda atau (

  ّتَفْٔ - ِّتَف ًّتف-

  pemuda (Yunus, 1973 : 308). Kamus al-munawir berarti anak muda

  ّتفنا (Munawir,1997: 1034).

  Kata غهثا

  • 2. berasal dari masdar yang bermakna menyampaikan

  

بًغ ُُْهث َغَهَث

  (Munawir, 1997:107)

  • َح

    ًبجَم

  • ًبّٕضُم

  • ًبث ِشَص
  • بًجْصَو
  • ًبعَبجت - ًةَعبَجت بًعَجَت
  • ًاذْش ُس
  • ًادَبشس
  • ًاشجَص

  ) Munawir, 1997:1423).

  9. Kata

  كُعِجّتا

  berasal dari masdar

  yang bermakna mengikuti (Munawir, 1997:128).

  10. Kata

  ًاذش ُس

  berasal dari masdar

  َذش َس

  yang bermakna petunjuk (Munawir, 1997:499).

  11. Kata

  ا ًشْجَص

  berasal dari masdar

  شَجَص

  yang bermakna sabar (Munawir, 1997: 760).

  12. Kata ا ًشكِر berasal dari masdar

  َشكَر

  َتَصَو

  َة ِشَص

  (Munawir, 1997:623) 8. Kata بجصو berarti lelah, letih yang berasal masdar

  yang bermakna mengalir, yang berasal dari masdar

  3. Kata بجمح

  berasal dari masdar

  َتِمَح

  jamaknya

  ةبمحا

  dari ayat tersebut berarti abad, masa yang lama (panjang) (Munawir, 1997:281)

  4. Kata ٓضما

  berasal dari masdar

  َٓضَم

  dalam kamus al-munawir yang bermakna pergi, berlalu (Munawir, 1997:1343)

  5. Kata بٕضوberasal dari masdar ّضو - بٕضو - بوبٕضو yang berarti lupa, melupakan (Munawir, 1997:1416).

  6. Kata زختبف berasal dari masdar

  ًاربخّبت-اًزْخَا- َزَخَا

  yang bermakna mengambil (Munawir, 1997: 130).

  7. Kata ًبثشص dalam kamus Al-Munawir

  ةشص

  yang bermakna menyebut, mengingat, mempelajari (Munawir, 1997: 448).

  • ا ًشكِر
  • ًبلشخ

  • ًبل َشَغ

  • َكٌَ َس

    • ا ًسذَع
    • ِ ًشِل
    • ًءا َشل
    • ًبمْعط َمَعط
    • بًضْمو
    Kata ًبجصغ

  مِهَغ – ًبمهَغ - ًةمهُغ

  yang bermakna anak muda, pemuda (Munawir, 1997:1015).

  19. Kata

  ًاسُذع

  berasal dari masdar

  َسَذع

  yang bermakna mengajukan alasan, beralasan (Munawir,1997:909)

  berasal dari masdar

  20. Kata ةَٔشل

  ِ َشل

  yang bermakna kampung, desa (Munawir, 1997:1115).

  21. Kata معظ

  berasal dari masdar

  yang berarti makan (Munawir, 1997:852 ).

  22. Kata ّضمىٔ berasal dari masdar

  َضَمَو

  18. Kata ًبمهُغ berasal dari masdar

  yang bermakna membunuh (Munawir, 1997:1091).

  َمَتل - ًلتل - ًلبتمت

  َق ِشَغ

  13. Kata

  َبٍَل َشَخ

  berasal dari masdar

  َق َشخ

  yang bermakna merobek, melubangi (Munawir, 1997:334).

  14. Kata َقشغتِن berasal dari masdar

  yang bermakna tenggelam (Munawir, 1997: 1003).

  17. Kata ًَُهتل berasal dari masdar

  15. Kata

  ّوزخاَؤُت