BAB-III-Bappeda
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional.
Kebijakan perimbangan keuangan dan desentralisasi merupakan pelimpahan kewenangan kepada daerah secara nyata dan bertanggung jawab sebagai wujud dari pelaksanaan otonomi daerah telah melahirkan tantangan tersendiri di bidang perencanaan pembangunan, baik pada tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten. Berbagai tantangan tersebut yang cukup krusial adalah masalah ketidakseimbangan ketersediaan sumbersumber antar daerah yang dihadapkan pada tuntutan terwujudnya peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi yang berkeadilan di seluruh daerah. Hal tersebut menjadi terasa lebih krusial, karena sumbersumber yang dimiliki pemerintah dengan berlakunya kebijakan perimbangan keuangan dan desentralisasi kewenangan tersebut cenderung relatif mengalami penurunan. Dalam menghadapi tantangantantangan tersebut, sistem perencanaan di samping harus mampu mendayagunakan pemanfaatan sumbersumber yang tersedia secara optimal, juga adalah mengembangkan kebijakankebijakan yang inovatif yang mendorong transformasi ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal.
Fungsi perencana adalah mengembangkan langkahlangkah kebijakan inovatif guna mewujudkan perkembangan masa depan yang lebih baik, termasuk pengembangan sistem pembiayaan alternatif. Untuk itu lembagalembaga perencanaan pemerintah, pemerintah provinsi, dan Kabupaten harus saling menunjang dalam mengembangkan langkahlangkah kebijakan yang serasi dan saling memperkuat. Dewasa ini perencanaan pembangunan menghadapi tantangan berat, bukan saja karena perkembangan lingkungan stratejik domestik dan internasional menghadapkan batasanbatasan terhadap kiprah perencanaan dalam mendorong pembangunan masa depan yang lebih baik.
(2)
Ungkapan di atas menggambarkan tantangantantangan yang harus dihadapi oleh lembaga perencanaan pembangunan dewasa ini dan di masa datang. Inti dari permasalahannya adalah “perubahan dalam sistem dan proses serta kinerja perencanaan pembangunan” sesuai dengan tuntutan reformasi di bidang manajemen pemerintahan, dan dengan tantangan perkembangan dan kondisi lingkungan stratejik internal dan eksternal yang dihadapi bangsa. Perencanaan pembangunan menghadapi tuntutan untuk dapat bersikap lebih arif dalam menawarkan langkahlangkah kebijakan, baik dalam menghadapi berbagai peluang dan kendala yang ada, dalam mengembangkan iklim dan perkembangan kondusif bagi perubahan kondisi yang diharapkan dan bagi terwujudnya kemajuankemajuan yang diinginkan, maupun dalam mendayagunakan potensi riil yang tersedia pada negara dan masyarakat bangsa.
Perencanaan sebagai bagian dari fungsi manajemen pemerintahan, apabila dapat memenuhi persyaratan dan dapat membuktikan bahwa kehadiran dan kiprahnya dapat lebih memantapkan terselengggaranya manajemen pemerintahan yang baik (good governance). Demikian pula halnya dengan lembagalembaga perencanaan, baik pada tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota, keberadaannya masih diperlukan untuk mewadahi berbagai kegiatan perencanaan pembangunan dalam berbagai sektor, lembaga, dan kawasan yang perlu dilakukan secara sistematis, terkoordinasi, dan berkesinambungan. Sebagai bagian dari sistem manajemen pemerintahan yang dituntut publik untuk menunjukan akuntabilitasnya, perencanaan pembangunan harus senantiasa mengindahkan dan dapat membuktikan kredibilitasnya dalam membumikan prinsipprinsip kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Kompleksitas dan dinamika perencanaan pembangunan semakin mengemuka pada era Otonomi Daerah yang dewasa ini ditandai dengan pelimpahan kewenangan yang besar kepada Daerah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah. Dengan kata lain, kewenangan yang luas dan nyata dalam “mengatur dan mengurus” masalah
(3)
masalah pemerintahan dan pembangunan Daerah telah dilimpahkan Pusat kepada Daerah Kabupaten/Kota telah menimbulkan tantangan tersendiri yang perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan. Dalam hubungan itu timbul pertanyaan mengenai peran yang perlu dilakukan, atau tugas dan fungsi yang harus diemban oleh sistem perencanaan nasional pada tingkat Pusat dan Provinsi dalam menghadapi dinamika perencanaan pembangunan daerah Kabupaten dan Kota, selaras dengan hak dan tanggung jawab, serta kewenangannya masingmasing.
Sebagai catatan penutup perlu sekali lagi ditekankan bahwa perencanaan pembangunan dalam mengembangkan berbagai langkah kebijakan untuk mengatasi masalahmasalah yang dihadapi masyarakat bangsa dan untuk mewujudkan citacita dan tujuan bangsa dalam bernegara, baik di pusat maupun di daerahdaerah, perlu memperhatikan antara lain prinsipprinsip berikut.1
Pertama, demokrasi dan pemberdayaan. Hidupnya demokrasi dalam suatu negara bangsa, dicerminkan oleh adanya pengakuan dan penghormatan negara atas hak dan kewajiban warga negara, termasuk kebebasan untuk menentukan pilihan dan mengekspresikan diri secara rasional sebagai wujud rasa tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa. Apabila masyarakat atau sebagian dari mereka belum mampu atau tidak berdaya, maka harus dimampukan atau diberdayakan (empowered). Pemberdayaan berarti pula memberi peran kepada masyarakat lapisan bawah di dalam keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan pembangunan.
Dalam rangka memberdayakan masyarakat dalam memikul tanggung jawab pembangunan, peran pemerintah dapat ditingkatkan antara lain melalui (a) pengurangan hambatan dan kendalakendala bagi kreativitas dan partisipasi masyarakat, (b) perluasan akses pelayanan untuk menunjang berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat, dan (c) pengembangan program untuk lebih mening katkan keamampuan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan
(4)
aktif dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia sehingga memiliki nilai tambah tinggi guna meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kedua, pelayanan. Upaya pemberdayaan memerlukan semangat untuk melayani masyarakat ("a spirit of public services"), dan menjadi mitra masyarakat ("partner of society"). Pelayanan berarti pula semangat pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan bangsa dalam membangun, yang dimanifestasikan antara lain dalam perilaku "melayani, bukan dilayani", "mendorong, bukan menghambat", "mempermudah, bukan mempersulit", "sederhana, bukan berbelitbelit", "terbuka untuk setiap orang, bukan hanya untuk segelintir orang". Makna administrasi publik sebagai wahana penyelenggaraan pemerintahan negara, yang esensinya "melayani publik", harus benarbenar dihayati para penyelenggara pemerintahan negara.
Ketiga, transparansi dan akuntabilitas. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, di samping mematuhi kode etik, aparatur dan sistem manajemen publik harus mengembangkan keterbukaaan dan sistem akuntabilitas, serta bersikap terbuka untuk mendorong para pimpinan dan seluruh sumber daya manusia di dalamnya berperan dalam mengamalkan dan melembagakan kode etik dimaksud, serta dapat menjadikan diri mereka sebagai panutan masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan pertanggungjawaban kepada masyarakat dan negara.
Upaya pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha, peningkatan partisipasi dan kemitraan, selain (1) memerlukan keterbukaan birokrasi pemerintah, juga (2) memerlukan langkahlangkah yang tegas dalam mengurangi peraturan dan prosedur yang menghambat kreativitas dan otoaktivitas mereka, serta (3) memberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat berperanserta dalam proses penyusunan peraturan kebijakan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan. Pemberdayaan dan keterbukaan akan lebih mendorong akuntabilitas dalam pemanfaatan sumber daya, dan adanya keputusan keputusan pembangunan yang benarbenar diarahkan sesuai prioritas dan
(5)
kebutuhan masyarakat, serta dilakukan secara riil dan adil sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakat.
Keempat, partisipasi. Masyarakat diikutsertakan dalam proses menghasil kan public good and services dengan mengembangkan pola kemitraan dan kebersamaan, dan bukan sematamata dilayani. Konsep pemberdayaan ("empowerment") juga selalu dikaitkan dengan pendekatan partisipasi dan kemitraan dalam manajemen pembangunan, dan memberikan penekanan pada desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan agar diperoleh hasil yang diharapkan dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam hubungan ini perlu dicatat pentingnya peranan keswadayaan masyarakat, dan menekankan bahwa fokus pembangunan yang hakiki adalah peningkatan kapasitas perorangan dan kelembagaan ("capacity building"). Jangan diabaikan pula penyebaran informasi mengenai berbagai potensi dan peluang pembangunan nasional, regional, dan global yang terbuka bagi daerah; serta privatisasi dalam pengelolaan usahausaha negara.
Kelima, kemitraan. Dalam membangun masyarakat yang modern di mana dunia usaha menjadi ujung tombaknya, terwujudnya kemitraan, dan modernisasi dunia usaha terutama usaha kecil dan menengah yang terarah pada peningkatan mutu dan efisiensi serta produktivitas usaha amat penting, khususnya dalam pengembangan dan penguasaan teknologi dan manajemen produksi, pemasaran, dan informasi.
Dalam upaya mengembangkan kemitraan dunia usaha yang saling meng untungkan antara usaha besar, menengah, dan kecil, peranan pemerintah ditujukan ke arah pertumbuhan yang serasi. Pemerintah berperan dalam menciptakan iklim usaha dan kondisi lingkungan bisnis, melalui berbagai kebijakan dan perangkat perundangundangan yang mendorong terjadinya kemitraan antarskala usaha besar, menengah, dan kecil dalam produksi dan pemasaran barang dan jasa, dan dalam berbagai kegiatan ekonomi dan pembangunan lainnya, serta pengintegrasian usaha kecil ke dalam sektor modern
(6)
dalam ekonomi nasional, serta mendorong proses pertumbuhannya. Dalam proses tersebut adanya kepastian hukum sangat diperlukan.
Keenam, desentralisasi. Dalam Undangundang tentang Pemerintahan Daerah, otonomi dilaksanakan dengan pelimpahan kewenangan yang luas kepada daerah Kabupaten/Kota, dan Daerah Provinsi berperan lebih banyak dalam pelaksanaan tugas dekonsentrasi, termasuk urusan lintas Kabupaten/Kota yang memerlukan penyelesaian secara terkoordinasi. Penguatan kelembagaan sangat diperlukan dalam mewujudkan format otonomi daerah yang baru tersebut, termasuk kemampuan dalam proses pengambilan keputusan. Ini adalah langkah yang tepat, sebab perubahanperubahan yang cepat di segala bidang pembangunan menuntut pengambilan keputusan yang tidak terpusat, tetapi tersebar sesuai dengan fungsi, dan tangungjawab yang ada di daerah.
Karena pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan di daerahdaerah, berbagai kewenangan yang selama ini ditangani oleh pemerintah pusat, diserahkan kepada pemerintah daerah. Langkahlangkah serupa perlu diikuti pula oleh organisasiorganisasi dunia usaha, khususnya perusahaanperusahaan besar yang berkantor pusat di Jakarta, sehingga pengambilan keputusan bisnis bisa pula secara cepat dilakukan di daerah. Dengan kata lain desentralisasi perlu juga dilakukan oleh organisasiorganisasi bisnis.
Perbedaan perkembangan antardaerah mempunyai implikasi yang berbeda pada macam dan intensitas peranan pemerintah, namun pada umumnya masyarakat dan dunia usaha memerlukan (a) desentralisasi dalam pemberian perizinan, dan efisiensi pelayanan birokrasi bagi kegiatankegiatan dunia usaha di bidang sosial ekonomi, (b) penyesuaian kebijakan pajak dan perkreditan yang lebih nyata bagi pembangunan di kawasankawasan tertinggal, dan sistem perimbangan keuangan pusat dan daerah yang sesuai dengan kontribusi dan potensi pembangunan daerah, serta (c) ketersediaan dan kemudahan mendapatkan informasi mengenai potensi dan peluang bisnis di daerah dan di
(7)
wilayah lainnya kepada daerah di dalam upaya peningkatan pembangunan daerah.
Ketujuh, konsistensi kebijakan, dan kepastian hukum. Tegaknya hukum yang berkeadilan merupakan jasa pemerintahan yang terasa teramat sulit diwujudkan, namun mutlak diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, justru di tengah kemajemukan, berbagai ketidak pastian perkembangan lingkungan, dan menajamnya persaingan. Peningkatan dan efisiensi nasional membutuhkan penyesuaian kebijakan dan perangkat perundangundangan, namun tidak berarti harus mengabaikan kepastian hukum. Untuk itu, keserasian dan keterpaduan antar berbagai kebijakan pembangunan harus diupayakan baik pada tingkat nasional maupun daerah. Pengentasan kemiskinan, kesenjangan, peningkatan kualitas sumber daya manusia pembangunan, dan pemeliharaan prasarana dasar, serta peningkatan kuantitas, kualitas, dan diversifikasi produksi yang berorientasi ekspor ataupun yang dapat mengurangi impor harus pula dijadikan prioritas dalam agenda kebijakan pembangunan nasional dan daerah. Upaya mendasar di bidang industri dan perdagangan perlu mendapatkan perhatian khusus, dan diarahkan untuk memperkuat basis ekonomi dan daya saing, agar memberikan dampak positif dalam persaingan global yang juga berlangsung di tengah kehidupan masyarakat kita.
3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD.
Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktorfaktor kunci keberhasilan (Critical Success Factor) yang ditetapkan setelah penetapan visi dan misi. Penetapan tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi. Sedangkan sasaran menggambarkan halhal yang ingin dicapai melalui tindakantindakan terfokus yang bersifat spesifik, terinci, terukur dan dapat dicapai.
(8)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah yang melaksanakan pengelolaan perencanaan pembangunan daerah dan membantu Bupati dalam menyusun dan merumuskan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah dituntut untuk menghasilkan produk produk yang berkualitas terutama produk berupa rencana pembangunan daerah. Untuk itu, disusun visi dan misi Bappeda dan PM yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan dan pelaksanaan kegiatan utama dan kegiatan pendukungnya. Dalam hal ini, visi dan misi yang disusun harus dikaitkan dengan RPJMD 2010 – 2015. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Tanah Datar adalah :
“TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS,
ASPIRATIF, SINERGIS DAN AKUNTABEL”
berikut ini dijelaskan pengertian dalam beberapa peristilahan di atas,
adalah:
1. Perencanaan yang berkualitas dimaksudkan adalah perencanaan yang spesifik, terukur dapat dicapai, relevan dan jelas periodenya.
2. Perencanaan aspiratif dimaksudkan adalah perencanaan pembangunan yang mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
3. Perencanaan yang sinergis adalah perencanaan yang mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan sehingga tujuan yang dinginkan dapat tercapai. 4. Perencanaan yang akuntabel dimaksudkan adalah perencanaan
pembangunan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Misi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar
Mengacu kepada visi Bappeda & PM sebagaimana tersebut di atas, upayaupaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, maka misi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar disusun sebagai berikut:
1. Mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi perencanaan pembangunan.
(9)
2. Mewujudkan ketersediaan data dan informasi akurat yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Meningkatkan SDM yang berkualitas.
4. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang mengakomodasi partisipasi berbagai stakeholders.
Mengacu kepada visi sebagaimana tersebut, maka sebagai penjabaran dari setiap misi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar, perlu ditetapkan pula tujuan dan sasaran yang akan dicapai lima tahun ke depan untuk setiap misi yang telah ditetapkan. Agar dapat menggambarkan secara spesifik indikator keberhasilan, maka dari setiap tujuan ditetapkan pula sasaran dan kebijakan untuk memberikan arah dan tolok ukur yang jelas dari tujuantujuan yang telah dirumuskan, dengan dukungan data kuantitatif sehingga dapat lebih memudahkan dalam mengevaluasinya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan sesuai dengan rencana jangka menengah adalah:
1. Terwujudnya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran
2. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel
Guna mencapai tujuan yang diinginkan perlu ditetapkan sasaran yang akan
dituju. Adapun sasaran dimaksud adalah sasaran sebagai berikut:
1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran 2. Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur 3. Terwujudnya pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel 4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan daerah
Tabel 3.1
Tujuan dan Sasaran Bappeda dan Penanaman Modal
(10)
NO
TUJUAN
SASARAN STRATEGIS
1. Terwujudnya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran
1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran
2. Terwujud tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, tranparan dan akuntabel
2. Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur
3. Terwujudnya Pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel
4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan daerah
3.3. Program dan Kegiatan.
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu dan beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Tanah Datar sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah yang melaksanakan pengelolaan perencanaan pembangunan daerah dan membantu Kabupaten Tanah Datar dalam menyusun dan merumuskan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah dituntut untuk menghasilkan produkproduk yang berkualitas terutama produk berupa rencana pembangunan daerah.
Apabila dikaitkan dengan pencapian Visi dan Misi Kabupaten Tanah Datar, pada dasarnya kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai “ Koordinator ” setiap program pembangunan dan
(11)
sistem yang akan memberikan kemudahan bagi SKPD untuk mengkoordinasikan program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Sejalan dengan Visi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 maka program dan kegiatan yang dirancang tahun 2015 terdiri dari 22 (dua puluh dua) program dan 46 (empat puluh enam) kegiatan antara lain :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa surat menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi sumberdaya air dan listrik 3. Penyediaan jasa administrasi keuangan
4. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
5. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 6. Penyediaan alat tulis kantor
7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
8. Penyediaan Komponen Instalasi/penerangan bangunan kantor 10. Penyediaan jasa kebersihan kantor
11. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan 12. Penyediaan makanan dan minuman
13. Rapatrapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
14. Penyediaan Jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor 2. Pemeliharaan Rutin / Berkala mobiler
3. Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
(12)
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1. Pendidikan dan pelatihan Formal
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
5. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Bimbingan Teknis tentang Perencanaan Pembangunan Daerah
6. Program Perencanaan pembangunan daerah Kegiatan:
1. Pengembangan masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan
pelayanan publik
2. Penyelenggaraan musrenbang RKPD
3. Penyusunan Rancangan RKPD
4. Penyusunan RPJMD Kabupaten Tanah Datar 20152020
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah
7. Program Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi 1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi
2. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi
8. Program Pengembangan, Ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan kawasan konservasi laut dan hutan
1. Pengembangan, Ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan
konservasi
9. Program Perencanaan Sosial Budaya
1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial Budaya
(13)
10. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sungai, Danau dan sumber daya air lainnya
1. Pengembangan Teknologi Pengelolaan air minum dan air limbah
11. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat Tumbuh
1. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat
tumbuh
12. Program Perencanaan Pengembangan Kotakota Menengah dan Besar 1. Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan sanitasi Perkotaan 13. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA
1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan SDA 14. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
1. Koordinasi Pengelolaan Konservasi SDA
15. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
1. Koordinasi pengembangan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya
2. Peningkatan Pengelolaan rigasi partisipatif (dana hibah APBN untuk
program WISMP)
16. Program Pengembangan data/informasi 1. Penyusunan Profil Daerah
17. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah 1 . Penyusunan dan pengumpulan data/dan statistik daerah
2. Penyusunan dan pengumpulan data PDRB
18. Program Kerjasama Pembangunan
1. Koordinasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah 19. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
(14)
1. Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal 20. Program Penanggulangan kemiskinan
1. Kegiatan Monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan daerah 21. Program Rerformasi Birokrasi Pemerintah
1. Kegiatan Koordinasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
22. Program Pemanfaatan Ruang
1. Kegiatan Koordinasi Pemanfaatan Ruang
Adapun rincian program/kegiatan tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran renja Bappeda dan PM.
(1)
dipertanggungjawabkan.
3. Meningkatkan SDM yang berkualitas.
4. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang mengakomodasi partisipasi berbagai stakeholders.
Mengacu kepada visi sebagaimana tersebut, maka sebagai penjabaran dari setiap misi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar, perlu ditetapkan pula tujuan dan sasaran yang akan dicapai lima tahun ke depan untuk setiap misi yang telah ditetapkan. Agar dapat menggambarkan secara spesifik indikator keberhasilan, maka dari setiap tujuan ditetapkan pula sasaran dan kebijakan untuk memberikan arah dan tolok ukur yang jelas dari tujuantujuan yang telah dirumuskan, dengan dukungan data kuantitatif sehingga dapat lebih memudahkan dalam mengevaluasinya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan sesuai dengan rencana jangka menengah adalah:
1. Terwujudnya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran
2. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel
Guna mencapai tujuan yang diinginkan perlu ditetapkan sasaran yang akan
dituju. Adapun sasaran dimaksud adalah sasaran sebagai berikut:
1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran 2. Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur 3. Terwujudnya pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel 4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan daerah
Tabel 3.1
Tujuan dan Sasaran Bappeda dan Penanaman Modal
(2)
NO
TUJUAN
SASARAN STRATEGIS
1. Terwujudnya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran
1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran
2. Terwujud tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, tranparan dan akuntabel
2. Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur
3. Terwujudnya Pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel
4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan daerah
3.3. Program dan Kegiatan.
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu dan beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Tanah Datar sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah yang melaksanakan pengelolaan perencanaan pembangunan daerah dan membantu Kabupaten Tanah Datar dalam menyusun dan merumuskan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah dituntut untuk menghasilkan produkproduk yang berkualitas terutama produk berupa rencana pembangunan daerah.
Apabila dikaitkan dengan pencapian Visi dan Misi Kabupaten Tanah Datar, pada dasarnya kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai “ Koordinator ” setiap program pembangunan dan
(3)
mengkoordinasikan program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Sejalan dengan Visi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 maka program dan kegiatan yang dirancang tahun 2015 terdiri dari 22 (dua puluh dua) program dan 46 (empat puluh enam) kegiatan antara lain :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa surat menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi sumberdaya air dan listrik 3. Penyediaan jasa administrasi keuangan
4. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
5. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 6. Penyediaan alat tulis kantor
7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
8. Penyediaan Komponen Instalasi/penerangan bangunan kantor 10. Penyediaan jasa kebersihan kantor
11. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan 12. Penyediaan makanan dan minuman
13. Rapatrapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
14. Penyediaan Jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor 2. Pemeliharaan Rutin / Berkala mobiler
3. Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
(4)
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1. Pendidikan dan pelatihan Formal
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
5. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Bimbingan Teknis tentang Perencanaan Pembangunan Daerah
6. Program Perencanaan pembangunan daerah Kegiatan:
1. Pengembangan masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan
pelayanan publik
2. Penyelenggaraan musrenbang RKPD
3. Penyusunan Rancangan RKPD
4. Penyusunan RPJMD Kabupaten Tanah Datar 20152020
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah
7. Program Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi 1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi
2. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi
8. Program Pengembangan, Ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan kawasan konservasi laut dan hutan
1. Pengembangan, Ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan
konservasi
9. Program Perencanaan Sosial Budaya
(5)
daya air lainnya
1. Pengembangan Teknologi Pengelolaan air minum dan air limbah
11. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat Tumbuh
1. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat
tumbuh
12. Program Perencanaan Pengembangan Kotakota Menengah dan Besar 1. Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan sanitasi Perkotaan 13. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA
1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan SDA 14. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
1. Koordinasi Pengelolaan Konservasi SDA
15. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
1. Koordinasi pengembangan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya
2. Peningkatan Pengelolaan rigasi partisipatif (dana hibah APBN untuk
program WISMP)
16. Program Pengembangan data/informasi 1. Penyusunan Profil Daerah
17. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah 1 . Penyusunan dan pengumpulan data/dan statistik daerah
2. Penyusunan dan pengumpulan data PDRB
18. Program Kerjasama Pembangunan
1. Koordinasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah 19. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
(6)
1. Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal 20. Program Penanggulangan kemiskinan
1. Kegiatan Monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan daerah 21. Program Rerformasi Birokrasi Pemerintah
1. Kegiatan Koordinasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
22. Program Pemanfaatan Ruang
1. Kegiatan Koordinasi Pemanfaatan Ruang
Adapun rincian program/kegiatan tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran renja Bappeda dan PM.