BAB-III-Bappeda

(1)

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional.

Kebijakan   perimbangan   keuangan   dan   desentralisasi  merupakan pelimpahan  kewenangan   kepada  daerah  secara  nyata   dan   bertanggung   jawab sebagai   wujud   dari   pelaksanaan   otonomi   daerah   telah   melahirkan   tantangan tersendiri di bidang perencanaan pembangunan, baik pada tingkat Pusat, Provinsi maupun   Kabupaten.    Berbagai   tantangan   tersebut   yang   cukup   krusial   adalah masalah   ketidakseimbangan   ketersediaan   sumber­sumber   antar   daerah   yang dihadapkan   pada   tuntutan   terwujudnya   peningkatan   kesejahteraan   sosial ekonomi yang berkeadilan di seluruh daerah. Hal tersebut menjadi terasa lebih krusial,   karena   sumber­sumber   yang   dimiliki  pemerintah  dengan   berlakunya kebijakan   perimbangan   keuangan   dan   desentralisasi   kewenangan   tersebut cenderung relatif mengalami penurunan. Dalam menghadapi tantangan­tantangan tersebut,   sistem   perencanaan   di   samping   harus   mampu   mendayagunakan pemanfaatan   sumber­sumber   yang   tersedia   secara   optimal,   juga   adalah mengembangkan kebijakan­kebijakan yang inovatif  yang mendorong transformasi ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal.

Fungsi   perencana   adalah   mengembangkan   langkah­langkah   kebijakan inovatif guna mewujudkan perkembangan masa depan yang lebih baik, termasuk pengembangan   sistem   pembiayaan   alternatif.  Untuk   itu   lembaga­lembaga perencanaan  pemerintah,  pemerintah   provinsi,   dan   Kabupaten   harus   saling menunjang    dalam  mengembangkan langkah­langkah kebijakan yang serasi dan saling   memperkuat.   Dewasa   ini   perencanaan   pembangunan   menghadapi tantangan berat, bukan saja karena perkembangan lingkungan stratejik domestik dan internasional menghadapkan batasan­batasan terhadap kiprah perencanaan dalam mendorong pembangunan masa depan yang lebih baik.


(2)

Ungkapan   di   atas   menggambarkan   tantangan­tantangan   yang   harus dihadapi  oleh   lembaga  perencanaan   pembangunan   dewasa   ini   dan   di   masa datang.   Inti dari permasalahannya adalah “perubahan dalam sistem dan proses serta  kinerja  perencanaan   pembangunan”  sesuai  dengan  tuntutan   reformasi   di bidang   manajemen   pemerintahan,   dan  dengan  tantangan   perkembangan   dan kondisi   lingkungan   stratejik   internal   dan   eksternal   yang   dihadapi   bangsa. Perencanaan pembangunan menghadapi tuntutan untuk dapat bersikap lebih arif dalam menawarkan langkah­langkah kebijakan, baik dalam menghadapi berbagai peluang dan kendala yang ada, dalam mengembangkan iklim dan perkembangan kondusif   bagi   perubahan   kondisi   yang   diharapkan   dan   bagi   terwujudnya kemajuan­kemajuan yang diinginkan, maupun dalam mendayagunakan potensi riil yang tersedia pada negara dan masyarakat bangsa.  

Perencanaan sebagai bagian dari fungsi manajemen pemerintahan, apabila dapat   memenuhi   persyaratan   dan   dapat   membuktikan   bahwa   kehadiran   dan kiprahnya dapat lebih memantapkan terselengggaranya manajemen pemerintahan yang   baik   (good   governance).  Demikian   pula   halnya   dengan   lembaga­lembaga perencanaan,   baik   pada   tingkat   Pusat,   Provinsi,   maupun   Kabupaten/Kota, keberadaannya   masih   diperlukan   untuk   mewadahi   berbagai   kegiatan perencanaan pembangunan dalam berbagai sektor, lembaga, dan kawasan yang perlu dilakukan secara sistematis, terkoordinasi, dan berkesinambungan. Sebagai bagian   dari   sistem   manajemen   pemerintahan   yang   dituntut   publik   untuk menunjukan   akuntabilitasnya,   perencanaan   pembangunan   harus   senantiasa mengindahkan   dan   dapat   membuktikan   kredibilitasnya   dalam   membumikan prinsip­prinsip kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. 

Kompleksitas   dan   dinamika   perencanaan   pembangunan   semakin mengemuka   pada   era   Otonomi   Daerah   yang   dewasa   ini   ditandai   dengan pelimpahan   kewenangan   yang   besar   kepada   Daerah   Kabupaten/Kota   dalam penyelenggaraan   pemerintahan   dan   pembangunan   Daerah.   Dengan  kata  lain, kewenangan   yang   luas   dan   nyata   dalam   “mengatur   dan   mengurus”   masalah­


(3)

masalah   pemerintahan   dan   pembangunan   Daerah   telah   dilimpahkan   Pusat kepada   Daerah   Kabupaten/Kota   telah   menimbulkan   tantangan   tersendiri   yang perlu   mendapatkan   perhatian   dalam   perencanaan   pembangunan.   Dalam hubungan   itu   timbul   pertanyaan   mengenai   peran   yang   perlu   dilakukan,   atau tugas   dan   fungsi   yang   harus   diemban   oleh   sistem  perencanaan   nasional  pada tingkat   Pusat   dan   Provinsi   dalam   menghadapi   dinamika   perencanaan pembangunan   daerah   Kabupaten   dan   Kota,   selaras   dengan   hak   dan   tanggung jawab,  serta kewenangannya masing­masing.

Sebagai catatan penutup perlu sekali lagi ditekankan bahwa perencanaan pembangunan   dalam   mengembangkan   berbagai   langkah   kebijakan   untuk mengatasi   masalah­masalah   yang   dihadapi   masyarakat   bangsa   dan     untuk mewujudkan cita­cita dan tujuan bangsa dalam bernegara, baik di pusat maupun di daerah­daerah, perlu memperhatikan antara lain prinsip­prinsip berikut.1

Pertamademokrasi dan pemberdayaan. Hidupnya demokrasi dalam suatu negara bangsa,   dicerminkan oleh adanya pengakuan dan penghormatan negara atas hak dan kewajiban warga negara, termasuk kebebasan untuk menentukan pilihan dan mengekspresikan diri secara rasional sebagai wujud rasa tanggung jawabnya   dalam   penyelenggaraan   negara   dan   pembangunan   bangsa.   Apabila masyarakat atau sebagian dari mereka belum mampu atau tidak berdaya, maka harus dimampukan atau diberdayakan (empowered). Pemberdayaan berarti pula memberi   peran   kepada   masyarakat   lapisan   bawah   di   dalam   keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan pembangunan. 

Dalam   rangka   memberdayakan   masyarakat   dalam   memikul   tanggung jawab pembangunan, peran pemerintah dapat ditingkatkan antara lain melalui (a) pengurangan   hambatan   dan   kendala­kendala   bagi   kreativitas   dan   partisipasi masyarakat, (b) perluasan akses pelayanan untuk menunjang berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat, dan (c) pengembangan program untuk lebih mening­ katkan keamampuan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan


(4)

aktif   dalam   memanfaatkan   dan   mendayagunakan   sumber   daya   produktif   yang tersedia sehingga memiliki nilai tambah tinggi guna meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kedua,  pelayanan.  Upaya   pemberdayaan   memerlukan   semangat   untuk melayani masyarakat ("a spirit of public services"), dan menjadi mitra masyarakat ("partner   of   society").  Pelayanan   berarti   pula   semangat   pengabdian   yang mengutamakan   efisiensi   dan   keberhasilan   bangsa   dalam   membangun,   yang dimanifestasikan   antara   lain   dalam   perilaku   "melayani,   bukan   dilayani", "mendorong,   bukan   menghambat",   "mempermudah,   bukan   mempersulit", "sederhana,   bukan   berbelit­belit",   "terbuka   untuk   setiap   orang,   bukan   hanya untuk   segelintir   orang".   Makna   administrasi   publik   sebagai   wahana penyelenggaraan pemerintahan negara, yang esensinya "melayani publik", harus benar­benar dihayati para penyelenggara pemerintahan negara.

Ketiga,  transparansi   dan   akuntabilitas.   Dalam   pelaksanaan   tugas   dan fungsinya,   di   samping   mematuhi   kode   etik,   aparatur   dan   sistem   manajemen  publik   harus   mengembangkan   keterbukaaan   dan sistem   akuntabilitas,   serta bersikap   terbuka   untuk   mendorong   para   pimpinan   dan   seluruh   sumber   daya manusia di dalamnya berperan dalam mengamalkan dan melembagakan kode etik dimaksud,   serta   dapat   menjadikan   diri   mereka   sebagai   panutan   masyarakat sebagai   bagian   dari   pelaksanaan   pertanggungjawaban   kepada   masyarakat   dan negara.

Upaya   pemberdayaan   masyarakat   dan   dunia   usaha,   peningkatan partisipasi   dan   kemitraan,   selain   (1)  memerlukan   keterbukaan   birokrasi pemerintah, juga (2) memerlukan langkah­langkah yang tegas dalam mengurangi peraturan dan prosedur yang menghambat kreativitas dan otoaktivitas mereka, serta   (3) memberi   kesempatan   kepada   masyarakat   untuk   dapat   berperanserta dalam proses penyusu­nan peraturan kebijakan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.   Pemberdayaan   dan   keterbukaan   akan   lebih   mendorong akuntabilitas   dalam   pemanfaatan   sumber   daya,   dan   adanya   keputusan­ keputusan   pembangunan   yang   benar­benar   diarahkan   sesuai   prioritas   dan


(5)

kebutuhan masyarakat, serta dilakukan secara riil dan adil sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakat.

Keempatpartisipasi. Masyarakat diikutsertakan dalam proses menghasil­ kan  public   good   and   services  dengan   mengembangkan   pola   kemitraan   dan kebersamaan,   dan   bukan   semata­mata   dilayani.   Konsep   pemberdayaan ("empowerment")   juga   selalu   dikaitkan   dengan   pendekatan   partisipasi dan kemitraan   dalam   manajemen   pembangunan,   dan   memberikan   penekanan pada   desentralisasi   dalam   proses   pengambilan   keputusan   agar   diperoleh   hasil yang diharapkan dengan cara   yang paling efektif dan efisien   dalam   pelaksanaan pembangunan.   Dalam   hubungan   ini   perlu   dicatat   pentingnya   peranan keswadayaan   masyarakat,   dan   menekankan   bahwa   fokus   pembangunan   yang hakiki   adalah   peningkatan   kapasitas   perorangan   dan   kelembagaan   ("capacity building").   Jangan   diabaikan   pula   penyebaran   informasi   mengenai   berbagai potensi dan peluang pembangunan nasional, regional, dan global yang terbuka bagi daerah; serta privatisasi dalam pengelolaan usaha­usaha negara.

Kelima,  kemitraan. Dalam membangun masyarakat yang modern di mana dunia usaha menjadi ujung tombaknya, terwujudnya kemitraan, dan modernisasi dunia usaha terutama usaha kecil dan menengah yang terarah pada peningkatan mutu   dan   efisiensi   serta   produktivitas   usaha   amat   penting,   khususnya   dalam pengembangan dan penguasaan teknologi dan manajemen produksi, pemasaran, dan informasi. 

Dalam upaya mengembangkan kemitraan dunia usaha yang saling meng­ untungkan   antara   usaha   besar,   menengah,   dan   kecil,   peranan   pemerintah ditujukan   ke   arah   pertumbuhan   yang   serasi.   Pemerintah   berperan   dalam menciptakan   iklim   usaha   dan   kondisi   lingkungan   bisnis,   melalui   berbagai kebijakan   dan   perangkat   perundang­undangan   yang   mendorong   terjadinya kemitraan   antarskala   usaha   besar,   menengah,   dan   kecil   dalam   produksi   dan pemasaran   barang   dan   jasa,   dan   dalam   berbagai   kegiatan   ekonomi   dan pembangunan lainnya, serta pengintegrasian usaha kecil ke dalam sektor modern


(6)

dalam ekonomi nasional, serta mendorong proses pertumbuhannya. Dalam proses tersebut adanya kepastian hukum sangat diperlukan. 

Keenam,  desentralisasi.   Dalam   Undang­undang   tentang   Pemerintahan Daerah, otonomi dilaksanakan dengan pelimpahan kewenangan yang luas kepada daerah   Kabupaten/Kota,   dan   Daerah   Provinsi   berperan   lebih   banyak   dalam pelaksanaan tugas dekonsentrasi, termasuk urusan lintas Kabupaten/Kota yang memerlukan  penyelesaian  secara  terkoordinasi.  Penguatan   kelembagaan  sangat diperlukan   dalam   mewujudkan   format   otonomi   daerah   yang   baru   tersebut, termasuk kemampuan dalam proses pengambilan keputusan. Ini adalah langkah yang   tepat,   sebab   perubahan­perubahan   yang   cepat   di   segala   bidang pembangunan   menuntut  pengambilan   keputusan   yang   tidak   terpusat,   tetapi tersebar sesuai dengan fungsi, dan tangungjawab yang ada di daerah. 

Karena pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan di daerah­daerah, berbagai   kewenangan   yang   selama   ini   ditangani   oleh   pemerintah   pusat, diserahkan   kepada   pemerintah   daerah.   Langkah­langkah   serupa   perlu   diikuti pula oleh organisasi­organisasi dunia usaha, khususnya perusahaan­perusahaan besar yang berkantor pusat di Jakarta, sehingga pengambilan keputusan bisnis bisa pula secara cepat dilakukan di daerah. Dengan kata lain desentralisasi perlu juga dilakukan oleh organisasi­organisasi bisnis.

Perbedaan   perkembangan   antardaerah   mempunyai   implikasi   yang berbeda  pada macam dan intensitas peranan pemerintah, namun pada umumnya masyarakat   dan   dunia   usaha   memerlukan   (a)   desentralisasi   dalam   pemberian perizinan, dan efisiensi pelayanan birokrasi bagi  kegiatan­kegiatan  dunia  usaha  di  bidang sosial ekonomi, (b) penyesuaian kebijakan pajak dan perkreditan yang lebih   nyata   bagi   pembangunan   di   kawasan­kawasan   tertinggal,   dan   sistem perimbangan   keuangan   pusat   dan   daerah   yang   sesuai   dengan   kontribusi   dan potensi   pembangu­nan   daerah,   serta   (c)   ketersediaan   dan   kemudahan mendapatkan informasi mengenai potensi dan peluang bisnis di daerah dan di


(7)

wilayah   lainnya   kepada   daerah   di   dalam   upaya   peningkatan   pembangunan daerah.

Ketujuh, konsistensi   kebijakan,   dan   kepastian   hukum.   Tegaknya   hukum yang   berkeadilan   merupakan   jasa   pemerintahan   yang   terasa   teramat   sulit diwujudkan, namun mutlak diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,   justru   di   tengah   kemajemukan,   berbagai   ketidak   pastian perkembangan   lingkungan,   dan   menajamnya   persaingan.   Peningkatan   dan efisiensi   nasional   membutuhkan   penyesuaian   kebijakan   dan   perangkat perundang­undangan, namun tidak berarti harus mengabaikan kepastian hukum. Untuk itu, keserasian dan keterpaduan antar berbagai kebijakan pembangunan harus   diupayakan   baik   pada   tingkat   nasional   maupun   daerah.   Pengentasan kemiskinan,   kesenjangan,   peningkatan   kualitas   sumber   daya   manusia pembangunan, dan pemeliharaan prasarana dasar, serta peningkatan kuantitas, kualitas, dan diversifikasi produksi yang berorientasi ekspor ataupun yang dapat mengurangi   impor   harus   pula   dijadikan   prioritas   dalam   agenda   kebijakan pembangunan   nasional   dan   daerah.   Upaya   mendasar   di   bidang   industri   dan perdagangan   perlu   mendapatkan   perhatian   khusus,   dan   diarahkan   untuk memperkuat   basis   ekonomi   dan   daya   saing,   agar   memberikan   dampak   positif dalam persaingan global yang juga berlangsung di tengah kehidupan masyarakat kita. 

3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD.

Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktor­faktor kunci keberhasilan (Critical Success Factor) yang ditetapkan setelah penetapan visi dan misi. Penetapan tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi. Sedangkan   sasaran   menggambarkan   hal­hal   yang   ingin   dicapai   melalui tindakan­tindakan terfokus yang bersifat  spesifik,  terinci,  terukur dan dapat dicapai.


(8)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal sesuai dengan   tugas   pokok   dan   fungsinya   sebagai   lembaga   teknis   daerah   yang melaksanakan pengelolaan perencanaan pembangunan daerah dan membantu Bupati   dalam   menyusun   dan   merumuskan   kebijakan   teknis   di   bidang perencanaan   pembangunan   daerah   dituntut   untuk   menghasilkan   produk­ produk   yang   berkualitas   terutama   produk   berupa   rencana   pembangunan daerah. Untuk itu, disusun visi dan misi Bappeda dan PM yang akan dicapai melalui     pencapaian     tujuan       dan       pelaksanaan kegiatan   utama   dan kegiatan   pendukungnya.   Dalam   hal   ini,   visi   dan   misi   yang   disusun   harus dikaitkan dengan RPJMD 2010 – 2015. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Tanah Datar  adalah :

“TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS,

ASPIRATIF, SINERGIS DAN AKUNTABEL”

berikut   ini   dijelaskan   pengertian   dalam   beberapa   peristilahan   di   atas,

adalah:

1. Perencanaan   yang   berkualitas  dimaksudkan   adalah   perencanaan   yang spesifik, terukur dapat dicapai, relevan dan jelas periodenya.

2. Perencanaan aspiratif dimaksudkan adalah perencanaan pembangunan yang mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat. 

3. Perencanaan   yang   sinergis  adalah   perencanaan   yang   mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan sehingga tujuan yang dinginkan dapat tercapai.  4. Perencanaan   yang   akuntabel  dimaksudkan   adalah   perencanaan

pembangunan yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Misi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar

Mengacu kepada visi Bappeda & PM sebagaimana tersebut di atas, upaya­upaya yang   akan   dilaksanakan   untuk   mewujudkan   visi,   maka   misi   Bappeda   &   PM Kabupaten Tanah Datar disusun sebagai berikut:

1. Mewujudkan   koordinasi,   integrasi,   sinkronisasi   dan   sinergi   perencanaan pembangunan.


(9)

2. Mewujudkan   ketersediaan   data   dan   informasi   akurat   yang   dapat dipertanggungjawabkan.

3. Meningkatkan SDM yang berkualitas.

4. Mewujudkan   perencanaan   pembangunan   yang   mengakomodasi   partisipasi berbagai stakeholders.

Mengacu   kepada   visi   sebagaimana   tersebut,   maka   sebagai   penjabaran   dari setiap misi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar, perlu ditetapkan pula tujuan dan sasaran   yang   akan   dicapai   lima   tahun   ke   depan   untuk   setiap   misi   yang   telah ditetapkan. Agar dapat menggambarkan secara spesifik indikator keberhasilan, maka dari setiap tujuan ditetapkan pula sasaran dan kebijakan untuk memberikan arah dan   tolok   ukur   yang   jelas   dari   tujuan­tujuan   yang   telah   dirumuskan,   dengan dukungan   data   kuantitatif   sehingga   dapat   lebih   memudahkan   dalam mengevaluasinya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan sesuai dengan rencana jangka menengah adalah:

1. Terwujudnya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran

2. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel 

Guna mencapai tujuan yang diinginkan perlu ditetapkan sasaran yang akan

dituju. Adapun sasaran dimaksud adalah sasaran sebagai berikut:

1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran 2. Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur 3. Terwujudnya pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel 4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan daerah

Tabel 3.1

Tujuan dan Sasaran Bappeda dan Penanaman Modal


(10)

NO

TUJUAN

SASARAN STRATEGIS

1. Terwujudnya penurunan  angka kemiskinan dan  pengangguran

1. Menurunnya jumlah penduduk miskin  dan pengangguran

2. Terwujud tata kelola  pemerintahan yang baik,  bersih, tranparan dan  akuntabel

2. Meningkatnya   kualitas   dan   kompetensi sumber daya aparatur

3. Terwujudnya Pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel

4. Meningkatnya   efektifitas   perencanaan pembangunan daerah

3.3. Program dan Kegiatan.

Program   merupakan   kumpulan   kegiatan   yang   sistematis   dan   terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu dan beberapa instansi pemerintah   ataupun   dalam   rangka   kerjasama   dengan   masyarakat   guna mencapai   sasaran   tertentu.  Badan   Perencanaan   Pembangunan   Daerah   dan Penanaman   Modal   Kabupaten   Tanah   Datar   sesuai   dengan   tugas   pokok   dan fungsinya   sebagai   lembaga   teknis   daerah   yang   melaksanakan   pengelolaan perencanaan   pembangunan   daerah   dan   membantu   Kabupaten   Tanah   Datar dalam menyusun dan  merumuskan  kebijakan  teknis di bidang perencanaan pembangunan   daerah   dituntut   untuk   menghasilkan   produk­produk   yang berkualitas terutama produk berupa rencana pembangunan daerah.

Apabila   dikaitkan   dengan   pencapian   Visi   dan   Misi   Kabupaten   Tanah   Datar, pada dasarnya kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai “ Koordinator ” setiap program pembangunan dan


(11)

sistem   yang   akan   memberikan   kemudahan   bagi   SKPD   untuk mengkoordinasikan program dan kegiatan yang dilaksanakan.

Sejalan dengan Visi Bappeda & PM   Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 maka program dan kegiatan yang dirancang tahun 2015 terdiri dari   22 (dua puluh dua) program dan 46  (empat puluh enam) kegiatan antara lain :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran   1. Penyediaan jasa surat menyurat

  2. Penyediaan jasa komunikasi sumberdaya air dan listrik   3. Penyediaan jasa administrasi keuangan 

  4. Penyediaan   jasa   pemeliharaan   dan   perizinan   kendaraan

dinas/operasional

  5. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor   6. Penyediaan alat tulis kantor

  7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

  8. Penyediaan Komponen Instalasi/penerangan bangunan kantor   10. Penyediaan jasa kebersihan kantor

  11. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang­undangan    12. Penyediaan makanan dan minuman

  13. Rapat­rapat koordinasi dan konsultasi  ke luar daerah

  14. Penyediaan Jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

  1. Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor   2. Pemeliharaan Rutin / Berkala mobiler

  3. Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor


(12)

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur   1. Pendidikan dan pelatihan Formal

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

  1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja 

SKPD

5. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan  Pembangunan Daerah

  1. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Bimbingan Teknis tentang Perencanaan Pembangunan Daerah

6. Program Perencanaan pembangunan daerah   Kegiatan:

  1. Pengembangan masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan

pelayanan publik

  2. Penyelenggaraan musrenbang RKPD

  3. Penyusunan Rancangan RKPD

  4. Penyusunan RPJMD Kabupaten Tanah Datar  2015­2020

  5. Monitoring,   evaluasi   dan   pelaporan   pelaksanaan   rencana

pembangunan daerah

7. Program Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi   1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi

2. Penyusunan Master  Plan  Pembangunan Ekonomi

8. Program   Pengembangan,   Ekowisata   dan   jasa   lingkungan   di   kawasan­ kawasan konservasi laut dan hutan

 

  1. Pengembangan, Ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan  

konservasi 

9. Program Perencanaan Sosial Budaya

   1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial Budaya 


(13)

10. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sungai, Danau dan sumber daya air lainnya

 

  1. Pengembangan Teknologi Pengelolaan air minum dan air limbah

11. Program   Perencanaan   Pengembangan   Wilayah   Strategis   dan   cepat Tumbuh

   1. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat

tumbuh

12. Program Perencanaan Pengembangan Kota­kota Menengah dan Besar    1. Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan sanitasi Perkotaan 13. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA

   1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan SDA  14. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

   1. Koordinasi Pengelolaan Konservasi SDA 

15. Program   Pengembangan   dan   pengelolaan   jaringan   irigasi,   rawa   dan jaringan pengairan lainnya

 

  1. Koordinasi   pengembangan   jaringan   irigasi,   rawa   dan   jaringan

pengairan lainnya

  2. Peningkatan Pengelolaan rigasi partisipatif (dana hibah APBN untuk 

program WISMP)

16. Program Pengembangan data/informasi    1.  Penyusunan Profil Daerah

17. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah   1 . Penyusunan dan pengumpulan data/dan statistik daerah

  2. Penyusunan dan pengumpulan data PDRB

18. Program Kerjasama Pembangunan

   1. Koordinasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah 19. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi


(14)

  1. Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal 20. Program Penanggulangan kemiskinan

  1. Kegiatan Monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan daerah 21. Program Rerformasi Birokrasi Pemerintah

  1. Kegiatan Koordinasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

22. Program Pemanfaatan Ruang

  1. Kegiatan Koordinasi  Pemanfaatan Ruang

Adapun   rincian   program/kegiatan   tahun   2015   dapat   dilihat   pada   Lampiran   renja Bappeda dan PM.


(1)

dipertanggungjawabkan.

3. Meningkatkan SDM yang berkualitas.

4. Mewujudkan   perencanaan   pembangunan   yang   mengakomodasi   partisipasi berbagai stakeholders.

Mengacu   kepada   visi   sebagaimana   tersebut,   maka   sebagai   penjabaran   dari setiap misi Bappeda & PM Kabupaten Tanah Datar, perlu ditetapkan pula tujuan dan sasaran   yang   akan   dicapai   lima   tahun   ke   depan   untuk   setiap   misi   yang   telah ditetapkan. Agar dapat menggambarkan secara spesifik indikator keberhasilan, maka dari setiap tujuan ditetapkan pula sasaran dan kebijakan untuk memberikan arah dan   tolok   ukur   yang   jelas   dari   tujuan­tujuan   yang   telah   dirumuskan,   dengan dukungan   data   kuantitatif   sehingga   dapat   lebih   memudahkan   dalam mengevaluasinya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan sesuai dengan rencana jangka menengah adalah:

1. Terwujudnya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran

2. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel 

Guna mencapai tujuan yang diinginkan perlu ditetapkan sasaran yang akan

dituju. Adapun sasaran dimaksud adalah sasaran sebagai berikut:

1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran 2. Meningkatnya kualitas dan kompetensi sumber daya aparatur 3. Terwujudnya pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel 4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan daerah

Tabel 3.1

Tujuan dan Sasaran Bappeda dan Penanaman Modal


(2)

NO

TUJUAN

SASARAN STRATEGIS

1. Terwujudnya penurunan  angka kemiskinan dan  pengangguran

1. Menurunnya jumlah penduduk miskin  dan pengangguran

2. Terwujud tata kelola  pemerintahan yang baik,  bersih, tranparan dan  akuntabel

2. Meningkatnya   kualitas   dan   kompetensi sumber daya aparatur

3. Terwujudnya Pelayanan yang baik, bersih dan akuntabel

4. Meningkatnya   efektifitas   perencanaan pembangunan daerah

3.3. Program dan Kegiatan.

Program   merupakan   kumpulan   kegiatan   yang   sistematis   dan   terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu dan beberapa instansi pemerintah   ataupun   dalam   rangka   kerjasama   dengan   masyarakat   guna mencapai   sasaran   tertentu.  Badan   Perencanaan   Pembangunan   Daerah   dan Penanaman   Modal   Kabupaten   Tanah   Datar   sesuai   dengan   tugas   pokok   dan fungsinya   sebagai   lembaga   teknis   daerah   yang   melaksanakan   pengelolaan perencanaan   pembangunan   daerah   dan   membantu   Kabupaten   Tanah   Datar dalam menyusun dan  merumuskan  kebijakan  teknis di bidang perencanaan pembangunan   daerah   dituntut   untuk   menghasilkan   produk­produk   yang berkualitas terutama produk berupa rencana pembangunan daerah.

Apabila   dikaitkan   dengan   pencapian   Visi   dan   Misi   Kabupaten   Tanah   Datar, pada dasarnya kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai “ Koordinator ” setiap program pembangunan dan


(3)

mengkoordinasikan program dan kegiatan yang dilaksanakan.

Sejalan dengan Visi Bappeda & PM   Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 – 2015 maka program dan kegiatan yang dirancang tahun 2015 terdiri dari   22 (dua puluh dua) program dan 46  (empat puluh enam) kegiatan antara lain :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran   1. Penyediaan jasa surat menyurat

  2. Penyediaan jasa komunikasi sumberdaya air dan listrik   3. Penyediaan jasa administrasi keuangan 

  4. Penyediaan   jasa   pemeliharaan   dan   perizinan   kendaraan

dinas/operasional

  5. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor   6. Penyediaan alat tulis kantor

  7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

  8. Penyediaan Komponen Instalasi/penerangan bangunan kantor   10. Penyediaan jasa kebersihan kantor

  11. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang­undangan    12. Penyediaan makanan dan minuman

  13. Rapat­rapat koordinasi dan konsultasi  ke luar daerah

  14. Penyediaan Jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

  1. Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor   2. Pemeliharaan Rutin / Berkala mobiler

  3. Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor


(4)

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur   1. Pendidikan dan pelatihan Formal

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

  1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja 

SKPD

5. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan  Pembangunan Daerah

  1. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Bimbingan Teknis tentang Perencanaan Pembangunan Daerah

6. Program Perencanaan pembangunan daerah   Kegiatan:

  1. Pengembangan masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan

pelayanan publik

  2. Penyelenggaraan musrenbang RKPD

  3. Penyusunan Rancangan RKPD

  4. Penyusunan RPJMD Kabupaten Tanah Datar  2015­2020

  5. Monitoring,   evaluasi   dan   pelaporan   pelaksanaan   rencana

pembangunan daerah

7. Program Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi   1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi

2. Penyusunan Master  Plan  Pembangunan Ekonomi

8. Program   Pengembangan,   Ekowisata   dan   jasa   lingkungan   di   kawasan­ kawasan konservasi laut dan hutan

 

  1. Pengembangan, Ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan  

konservasi 

9. Program Perencanaan Sosial Budaya


(5)

daya air lainnya  

  1. Pengembangan Teknologi Pengelolaan air minum dan air limbah

11. Program   Perencanaan   Pengembangan   Wilayah   Strategis   dan   cepat Tumbuh

   1. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat

tumbuh

12. Program Perencanaan Pengembangan Kota­kota Menengah dan Besar    1. Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan sanitasi Perkotaan 13. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA

   1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan SDA  14. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

   1. Koordinasi Pengelolaan Konservasi SDA 

15. Program   Pengembangan   dan   pengelolaan   jaringan   irigasi,   rawa   dan jaringan pengairan lainnya

 

  1. Koordinasi   pengembangan   jaringan   irigasi,   rawa   dan   jaringan

pengairan lainnya

  2. Peningkatan Pengelolaan rigasi partisipatif (dana hibah APBN untuk 

program WISMP)

16. Program Pengembangan data/informasi    1.  Penyusunan Profil Daerah

17. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah   1 . Penyusunan dan pengumpulan data/dan statistik daerah

  2. Penyusunan dan pengumpulan data PDRB

18. Program Kerjasama Pembangunan

   1. Koordinasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah 19. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi


(6)

  1. Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal 20. Program Penanggulangan kemiskinan

  1. Kegiatan Monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan daerah 21. Program Rerformasi Birokrasi Pemerintah

  1. Kegiatan Koordinasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

22. Program Pemanfaatan Ruang

  1. Kegiatan Koordinasi  Pemanfaatan Ruang

Adapun   rincian   program/kegiatan   tahun   2015   dapat   dilihat   pada   Lampiran   renja Bappeda dan PM.