Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan pendekatan asosiatif. Menurut Azuar Juliandi (2013: 123)
Pendekatan asosiatif adalah pendekatan korelasional dengan menggunakan dua
atau lebih variabel guna mengetahui hubungan atau pengaruh antara variabel
satu dengan yang lainnya.
3.2

Lokasi Penelitian
Penelitian di lakukan di PT. PP. LONDON SUMATRA TBK Medan

yang beralamat di Jalan. Jend. Ahmad Yani No. 2 Medan. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember sampai dengan selesai.
3.3


Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008: 115) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT.
PP. LONDON SUMATRA INDONESIA TBK Medan yang berjumlah 109
orang.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008: 118) Penentuan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random
sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan

Universitas Sumatera Utara

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada didalam populasi tersebut.Menentukan jumlah sampel dari suatu
populasi dapat menggunakan Rumusan Slovin dengan nilai kritis sebesar 10%.


n =

N
1+N(�)2

Dimana:
1
n
N
(e)2

=
=
=
=

Konstanta
Ukuran sampel
Ukuran populasi
Persen

kelonggaran
ketidaktelitian
karena
kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,
sebanyak 10%.

Maka sampel akan dicari dengan menggunakan rumus Slovin,
n =

109
1 + 109 (10%)2

= 52 orang
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diperoleh sampel sebanyak 52
orang.
3.4

Hipotesis
Hipotesis menurut sugiyono (2008: 93) “Hipotesis merupakan jawaban


sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang secara teoritis di anggap
paling mungkin atau paling tinggi kebenarannya”. Berdasarkan masalah yang
diteliti maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
1. H 0 : Tidak ada pengaruh program kesejahteraan terhadap Semangat
karyawan di PT. PP. LONDON SUMATRA TBK Medan.
Ha : Ada pengaruh program kersejahteraan terhadap semangat kerja
karyawan di PT.PP. LONDON SUMATRA TBK Medan.

Universitas Sumatera Utara

2. H 0 : Tidak ada pengaruh komunikasi organisasi terhadap semangat kerja
karyawan di PT. PP. LONDON SUMATRA TBK Medan.
Ha : Ada pengaruh komunikasi organisasi terhadap semangat kerja di PT.
PP. LONDON SUMATRA TBK Medan.
3. H 0 : Tidak ada pengaruh pengalaman kerja terhadap semangat kerja
karyawan di PT. PP. LONDON SUMATRA TBK Medan.
Ha : Ada pengaruh pengalaman kerja terhadap semangat kerja di PT. PP.
LONDON SUMATRA TBK Medan.
4. H 0 : Tidak ada pengaruh program kesejahteraan, komunikasi organisasi,

dan pengalaman kerja terhadap semangat karyawan di PT. PP. LONDON
SUMATRA TBK Medan.
Ha : Ada pengaruh program kesejahteraan, komunikasi organisasi, dan
pengalaman kerja terhadap semangat karyawan di PT. PP. LONDON
SUMATRA TBK Medan.
3.5

Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel

diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dari suatu penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi definisi opersional adalah :
3.5.1 Program Kesejahteraan (x 1 )
Program kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (materi dan
immaterial),

yang

menyejahterakan


sesuai

karyawan

dengan
dan

asas

undang-undang

keluarganya.

Tujuannya

dan
adalah

mampu
untuk


mempertahan dan memperbaiki fisik dan mental karyawan agar kinerjanya
semakin meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Hasibuan (2001), Ishak (2003), diolah (2016)
Indikator-indikatornya adalah:
1. THR
2. Dana pensiun
3. Uang duka kematian
4. Pakaian dinas
5. Jaminan Keselamatan
3.5.2 Komunikasi Organisasi (x 2 )
komunikasi organisasi yang baik dan efektif yang dapat mendongkrak
produktifitas dan efisien adalah komunikasi yang informasinya dapat disampaikan
dan diterima dengan baik melalui saluran komunikasi yang benar.
Sumber: Suranto (2005), diolah (2016)
Indikator-indikatornya antara lain adalah:
1. Pemahaman

2. Kesenangan
3. Pengaruh pada sikap
4. Hubungan yang makin baik
3.5.3 Pengalaman Kerja (x 3 )
Pengalaman kerja adalah proses yang relatif dalam kurun waktu yang
panjang, dan menjadi ukuran kemahiran karyawan dalam bidang yang
digelutinya.
Sumber: Foster (Sartika, 2015), diolah (2016)
Adapun Indikator Pengalaman kerja adalah,
1. Lama waktu atau masa kerja

Universitas Sumatera Utara

2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
3.5.4 Semangat Kerja (y)
Semangat kerja adalah rasa yang ada didalam diri manusia yang
besarannya mengikuti besar motivasi dari tiap individu yang direpresentasikan
dalam bentuk kineja yang baik, kehadiran yang padat, kedisiplinan, dan
ketepatan waktu masuk kerja, serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan target

kerja.
Sumber: Hasibuan (2001), Saydam (2002), diolah (2016)
Indikator-indikator semangat kerja adalah:
1. Produktivitas
2. Tingkat kehadiran karyawan
3. Labour turnover
4. Tingkat kerusakan
5. Kegelisahan dalam bekerja
6. Tuntutan
3.6

Data dan Teknik Pengambilan Data

3.6.1 Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan
masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan,
gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa, ataupun simbol-simbol
lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek,
kejadian, ataupun suatu konsep.


Universitas Sumatera Utara

3.6.1.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian dengan
cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti, dengan cara memberikan kuesioner atau
pertanyaan kepada responden yang terpilih. Kuesioner yaitu pengumpulan data
dengan cara menyebarkan angket kepada objek penelitian.
3.6.1.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu kegiatan penelitian yang menelaah buku-buku
maupun informasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan
melalui studi pustaka, yang membantu menemukan teori-teori yang mendukung
penelitian di atas. Selain itu dengan melakukan observasi yaitu pengumpulan
data dengan cara mengamati, mencatat gejala-gejala yang tampak pada objek
penelitian.
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik

pengumpulan


data

berkaitan

dengan

bagaimana

cara

mendapatkan data, siapa sumbernya, dan alat apa yang digunakan dalam
pengumpulan data agar kemudian data dapat diproses lebih lanjut dalam
penelitian.
3.6.2.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden
terpilih dari lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan
memberikan kuesioner kepada responden yang terpilih, yang berisikan
pertanyaan mengenai variabel penelitian. Dalam hal ini peneliti memperolehnya

Universitas Sumatera Utara

dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada 52
karyawan PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA TBK Medan.
3.6.2.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
tertulis dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku teks, jurnal dan dokumen
perusahaan yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Pengumpulan data
sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dapat diperoleh dari sumber
kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer.
Untuk pengumpulan data sekunder ini penulis menggunakan cara sebagai
berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari bukubuku, Karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta
memiliki revelensi dengan masalah yang ada.
2. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatancatatan atau dokumen yang di dapat di lokasi penelitian yang relevan
dengan masalah yang diteliti.
3.7

Skala Pengukuran
Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sekala likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok tentang suatu objek atau
fenomena sosial tertentu (Sugiono, 2008). Dalam penelitian ini, skala likert yang
digunakan berbentuk pertanyaan posifif, angka 5 (lima) menunjukkan bahwa
responden sangat mendukung pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dan angka
1 (satu) menunjukkan bahwa responden sangat tidak mendukung terhadap

Universitas Sumatera Utara

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Berikut ini adalah tabel interval data
dalam skala likert :
Tabel 3.1
Interval bentuk pertanyaan positif
Pernyataan
Bobot
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Netral
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber: Sugiyono (2008)
3.8

Teknik Analisis Data

3.8.1 Uji Instrumen
Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua
macam pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
3.8.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur secara tepat.
Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu program
komputer SPSS. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang signifikan
antara skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut dinyatakan valid.
Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan dikeluarkan atau
dibuang dari instrumen.
rxy =

(∑ x y ) − (∑ x )(∑ y )
[n ⋅ ∑ X −(∑ X ) ][n ⋅ ∑ y − (∑ y ) ]
n

i

i

i

i

i

2

2

i

2

2

i

i

Universitas Sumatera Utara

(Sugiyono, 2008: 248)
Dimana :
n
∑x
∑y
(∑x2)
(∑y2)
(∑x) 2
(∑y) 2
∑xy

= Banyaknya pasangan pengamatan
= Jumlah pengamatan varaibel x
= Jumlah pengamatan variabel y
= Jumlah kuadrat pengamatan varaibel x
= Jumlah kuadrat pengamatan varaibel y
= Kuadrat jumlah pengamatan variabel x
= Kuadrat jumlah pengamatan variabel y
= Jumlah hasil kali variabel x dan y

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai
berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
3.8.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Juliandi (2013: 83) reliabilitas memiliki berbagai nama lain
seperti keterpercayaan, kehandalan, dan kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas
adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang
handal dan dapat dipercaya.Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.Uji reliabilitas dilakukan setelah
uji validitas atas pertanyaan yang sudah valid.Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program komputer SPSS.
1. Jika r alpha > r tabel , maka pertanyaan dinyatakan reliabel.
2. Jika r alpha < r tabel , maka pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.
Apabila koefesien reabilitas (alpha) nilainya 0,60 maka variabel dan butir
pertanyaan yang diukur dapat dipercaya atau diandalkan.

Universitas Sumatera Utara

3.8.2. Uji Hipotesis
3.8.2.1 Uji Signifikasi Parsial (Uji - t)
Test uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen
variabel (X i ) apakah variabel Program Kesejahteraan (X 1 ), Komunikasi
Organisasi (X 2 ), dan Pengalaman Kerja (X 3 ), apakah mempunyai pengaruh yang
positif serta signifikan terhadap variabel terikat atau variabel dependen (Y) yaitu
Semangat Kerja.

t=

� √�−2
√1−� 2

Keterangan :
t
r
n

= Nilai t hitung
= Koefisien korelasi
= Jumlah sampel

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
H 0 : b i = 0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel
bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
Ha : b i ≠ 0, artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y)
Kriteria pengujian :
H 0 ditolak bila : Bila t hitung > t tabel atau – t hitung < - t tabel pada α = 5%
H 0 diterima bila : Bila t hitung ≤ t tabel atau – t hitung ≥ - t tabel pada α = 5%

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.1 Kriteria Pengujian Hipotesis

-t hitung

-t tabel

0

t tabel

t hitung

3.8.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-f)
Uji F pada dasarnya menunjukkan secara serentak apakah variabel bebas
atau dependent variabel (X i ) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif,
serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dapat dihitung dengan
rumus berikut :
Fh =

R2 / k
(1 − R 2 ) / (n − k − 1)

Keterangan :
Fh
R
k
n

= Nilai F hitung
= Koefisien korelasi ganda
= Jumlah variabel independen
= Jumlah anggota sampel

Bentuk pengujian :
H 0 = Tidak ada pengaruh antara program kesejahteraan, komunikasi
organisasi, dan pengalaman kerja terhadap semangat kerja.
H a = Ada pengaruh antara program kesejahteraan, komunikasi
organisasi, dan pengalaman kerja terhadap semangat kerja.

Universitas Sumatera Utara

Pengujian hipotesis :
Gambar 3.2 Kriteria Pengujian Hipotesis

-F hitung

-F tabel

0

F tabel

F hitung

Keterangan :
F hitung : Hasil perhitungan korelasi Program kesejahteraan, komunikasi
organisasi, dan pengalaman kerja terhadap semangat kerja.
F tabel : Nilai F dalam F tabel berdasarkan n
Kriteria pengujian :
1. Tolak H 0 apabila F hitung ≥ F tabel atau - F hitung ≤ - F tabel
2. Terima H 0 apabila F hitung < F tabel atau - F hitung > - F tabel
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model
yang termasuk atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian adalah :
3.8.3.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau
tidak (Juliandi, 2013). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013).

Universitas Sumatera Utara

3.8.3.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang
digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian
(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi,
2013).Apabila variabel independen memiliki nilai VIF dalam batas toleransi
yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), maka tidak terjadi multikolinearitas
dalam variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen.
3.8.3.3 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan satu ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas (Juliandi, 2013).
Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
1.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas.

2.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

3.8.4. Uji Analisis Regresi Berganda
Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih
variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis
linear berganda:
Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + ... + b n x n
Dimana:
Y
X1
X2
X3

= Semangat Kerja
= Program Kesejahteraan
= Komunikasi Organisasi
= Pengalaman Kerja

a
b 1,2,3

= Konstanta
= Koefisien Regresi

3.8.5. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan

variabel

independen

(Program

Kesejahteraan,

Komunikasi

Organisasi, dan Pengalaman Kerja) dalam menerangkan variabel dependen
yaitu(Semangat kerja).Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu.Jika nilai R2 semakin kecil (mendekati nol) berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau
memiliki pengaruh yang kecil. Dan jika nilai R2 semakin besar (mendekati satu)
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen atau memiliki pengaruh yang
besar. Adapun dengan rumus sebagai berikut:
2

D = R x 100 %

Keterangan:
D
= Determinasi
R2
= Nilai korelasi berganda
100% = Presentase kontribusi.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENLITIAN

4.1

Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
Sejarah PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk berawal dari satu abad
yang lalu di tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan
perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan LondonSumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama (PT. Lonsum), berkembang
menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih
100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, kakao dan teh di empat pulau
terbesar di Indonesia. Berbagai perusahaan perkebunan mengambil kesempatan
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak
tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada
mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara
Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang
disahkan Presiden Sumatera Timur. Dalam rangka konfersi Undang-Undang
Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) Hak Concessie tersebut konversi menjadi
Hak Guna Usaha sebagaimana ditegaskan dalam surat Menteri Agraria tanggal 1
Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.
Pada tahun 1962-1964 perusahaan ini memperluas bidang usahanya
dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang
memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini
terbentuklah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. PT. PP. London Sumatra

Universitas Sumatera Utara

Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962
dihadapan notaris Raden Kardiman di Jakarta dan naskah No. 20 tanggal 9
September 1963 yang dibuat dihadapan notaris yang sama. Kemudian timbul
pergolakan akibat adanya perubahan situasi antara pemerintahan Indonesia
dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih
pengurusan perusahaan dan menyerahkan kepada bangsa Indonesia.
Pengambilalihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964
yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan dari suatu badan
pemerintah dengan nama Badan Pengawas Perkebunan Asing Republik Indonesia
(BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT. PP. Dwikora I & II.
Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakan suatu
perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield
Ltd dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20
Maret 1968. Maksud dan tujuan dari perusahaan ini adalah:
1. Pengembangan hak milik penguasa dan pengusahaan dari pemerintah
Republik Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan
yang pernah dikelola.
2. Melakukan kerjasama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan
karet dan kelapa sawit dan proyek pertanian lainnya serta proyek-proyek
pangan yang mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan:
1. Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996 dan
semua peraturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaanperusahaan asing di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

2. Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan
semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.
Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan
perusahaan tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada
pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan
diganti kembali namanya menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Dalam
perjanjian itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai dan
menjual hasil produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman. Pada
tanggal 21 November 1991, PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk melakukan
marger dengan beberapa perusahaan dibawah ini:
1. PT Nagodang Plantation Company
2. PT Sibulan Plantation Company
3. PT Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
4. PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan nama menjadi PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk. Status PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah
perusahaan penanam modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan
Koordinasi

Penanaman

Modal

tanggal

12

November

1991

Nomor

794/III/PMA/1991. Pada tanggal 27 Juli 1994, kepemilikan saham PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatra Plantation
dengan komposisi saham 100%. Dikarenakan krisis moneter yang melanda
Indonesia menyebabkan komposisi saham mengalami beberapa kali perubahan.
Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham sebesar 47,23%,

Universitas Sumatera Utara

Commerzbank (SEA) Ltd Singapura sebesar 5,83%, dan sisanya sebesar 46,94%
dimiliki oleh masyarakat. Sejak tahun 1996, perusahaan ini menjadi perusahaan
yang Go Public. Dengan demikian PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk telah
dituntut untuk menjalankan aktivitasnya secara profesional lagi. Untuk
melanjutkan usahanya PT.

PP

London Sumatra Indonesia Tbk

telah

memperpanjang Hak Guna Usaha yaitu terhitung tanggal 1 Januari 1999.
Gambar 4.1 Gedung PT. Lonsum Medan pada tahun 1906

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, 2017
Hampir seluruh di wilayah Indonesia terdapat bangunan bersejarah. Hal ini
sebagai bukti historis perjalanan bangsa Indonesia yang sejak ratusan tahun yang
lalu. Di kota Medan, Sumatera Utara terdapat berbagai situs peninggalan sejarah
yang masih terawat dengan baik, misalnya Kantor Pos Medan, Bank Indonesia,
Gedung Jakarta Lioyd dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Di pusat kota, jalan Ahmad Yani kota Medan terdapat pula gedung kantor
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Bangunan bersejarah peninggalan
kolonial Belanda ini telah menjadi cagar budaya dan sebagai salah satu ikon kota
Medan. Gedung ini terletak sekitar 100 meter dari Lapangan Merdeka Medan.
Konon, menurut catatan sejarah yang didapat dari Badan Warisan Sumatera
bahwa gedung tersebut dibangun pada tahun 1906 bersamaan dengan lahirnya
Ratu Juliana, Royal Dutch Family.
Gedung yang bergaya arsitektur Eropa ini dibangun oleh perusahaan
Inggris yaitu Horison & Crosfield Company (H&C). Perusahaan H&C yang
berpusat di Liverpool, Inggris ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang perdagangan berbagai komoditas. Di Indonesia, perusahaan ini mulai
merambah bisnis perkebunan karet di Sumatera, dan merupakan cikal bakal
lahirnya PT. Lonsum. Setelah gedung ini dijual kepada pemerintah Belanda,
namanya diubah sesuai nama puteri Belanda menjadi Juliana Building.
Gedung berlantai lima ini didominasi warna putih khas gedung Eropa bad 18-19.
Model arsitekturnya pun dipengaruhi gaya Eropa seperti yang terlihat pada bentuk
jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara gaya arsitektur kolonial Belanda
terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar juga tiang-tiang dan tangga besar di
depan pintu masuk.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2 Lift Kuno di Gedung PT. Lonsum Medan

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, 2017
PT. Lonsum merupakan gedung pertama di Medan yang menggunakan
teknologi lift untuk memudahkan pengguna bangunan berlantai lima ini. Bentuk
lift seperti sangkar besi bermotif bunga dengan dekorasi art deco. Lift yang
digunakan sejak tahun 1910 ini masih berfungsi baik. Untuk mengantarkan
penumpang ke setiap lantai, lift ini dioperasikan secara manual lewat bantuan
operator. Untuk perawatan lift yang berusia ratusan tahun ini setiap hari Sabtu,
bahkan setiap tahun didatangkan teknisi khusus dari Inggris. Konon lift klasik
tersebut hanya ada dua di dunia, yakni di Inggris dan di Indonesia, di Gedung PT.
Lonsum Medan. Tak heran bila, kelestarian gedung dan lift yang berada di gedung
PT. Lonsum ini mendapat perhatian dari pemerintah setempat sebagai cagar
budaya di kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
4.1.2.1 Visi
Visi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah menjadi perusahaan
perkebunan yang efisien dengan memberikan strategi yang meliputi:
1. Perusahaan perkebunan dan peningkatan kapasitas produksi.
2. Efisien operasi dan biaya.
3. Pengembangan

secara

terus

menerus

dalam

program

penelitian,

pengembangan, serta produksi CPO (Crude Palm Oil), karet dan cokelat.
4.1.2.2 Misi
Misi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan
menjadi salah satu penghasil pajak terbesar untuk negara.
4.1.2.3 Tujuan
Tujuan PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah menjadi perusahaan
perkebuanan terbaik dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan..

Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Makna Logo Perusahaan
Gambar 4.3 Logo PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia, 2017
Keterangan Gambar:
1. Warna hijau: Mengandung pengertian bahwa perusahaan ini bergerak dalam
bidang perkebunan dan bertujuan menghijaukan wilayah Indonesia.
2. Daun sawit:

Melambangkan daunnya sedang

berkembang

dimana

perusahaan ini sedang giat-giatnya untuk terus menggunakan pohon sawit
sebagai komoditas utama perusahaan walaupun perusahaan juga menanam
pohon lain seperti karet, kakao, kopi, dan teh.
4.1.4 Ruang Lingkup Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan dan pengolah hasil produksi dari bahan mentah menjadi
bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman,
pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan penjualan hasil produksi. Perusahaan
ini mempunyai perkebunan yang tersebar di wilayah Republik Indonesia yaitu

Universitas Sumatera Utara

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Khusus
wilayah Kabupaten Dati-II Deli Serdang terdapat 4 (empat) perkebunan yang
terletak di Kecamatan Galang, Tanjung Morawa, Rampah, dan Tebing Tinggi.
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk menanam berbagai jenis tanaman
meliputi kelapa sawit, karet, coklat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas
berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada di
daerah Jawa yaitu di Jember dan Surabaya. Perkebunan-perkebunan lain terletak
di Ujung Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit, dan Kertasari
(Bandung). Selain perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk juga
memilki bebarapa unit pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun
untuk mengolah semua produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun sendiri. Hal ini
bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan dan
penghematan biaya khususnya biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada di
Deli Serdang adalah sebagai berikut:
1. R. Sialang POM untuk mengolah kelapa sawit
2. R. Sialang cocoa untuk mengolah biji kakao (coklat)
3. S. Merah Crumb & Si Bulan Sheet untuk mengolah karet
Dengan adanya pabrik pengolahan tersebut maka seluruh hasil perkebunan
dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkan ke tempat lain. Semua produk yang
dihasilkan merupakan komoditi ekspor seperti CPO, Latek dan biji coklat kering
oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya diawasi oleh
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil produksi yang
akan di ekspor tersebut dikirimkan ke Negara pengimport khususnya Singapura
dan bebebrapa Negara Lain seperti America, Jerman, Belanda, Italia, Kanada dan

Universitas Sumatera Utara

juga India. Hasil produksi tersebut dikirim menggunakan jasa perkapalan melalui
pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat ke
kapal yang akan membawa ke negara importer.
Dari tahun ke tahun PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk mengalami
perkembangan yang pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini telah
memiliki metode pengolahan organisasi yang baik. Dengan keberhasilan yang
diperoleh PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk telah banyak memberikan
manfaat kepada pemerintah antara lain:
1. Penghasil devisa Negara.
2. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan.
3. Mempertahankan dan melestarikan alam Indonesia.
4. Menyerap tenaga kerja deengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
memberikan kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah
pengangguran.
5. Memberikan sumbangan kepada Negara dalam bidang Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan, yang
terdiri dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan yang
dikelola oleh Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar
(TBS) hampir mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum juga mengoperasikan
beberapa fasilitas pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu pabrik teh.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan, yang
terdiri dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa,

Universitas Sumatera Utara

Kalimantan dan Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan yang
dikelola oleh Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar
(TBS) hampir mencapai 2,3 juta ton per tahun. PT. Lonsum juga mengoperasikan
beberapa fasilitas pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu pabrik teh.
Produksi minyak sawit lestari (CSPO) dimulai setelah perkebunan dan pabrik
kelapa sawit Lonsum di Sumatera Utara menerima sertifikasi Roundtable on
Sustainable Oil Palm (RSPO) di awal tahun 2009. Kemudian, Perseroan juga
menerima sertifikasi RSPO untuk perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya di
Sumatera Selatan. Di akhir tahun 2014, PT. Lonsum merupakan salah satu
produsen CSPO terbesar di Indonesia, dengan produksi CSPO mencapai sekitar
44% dari total produksi minyak sawit (CPO). Selain itu, pada akhir 2013 Lonsum
juga telah meraih sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk tiga
area perkebunan dan satu pabrik di Sumatera Utara.
PT. Lonsum senantiasa mengadopsi praktek manajemen perkebunan dan
teknologi yang terbaik, serta berkomitmen membangun sumber daya manusia
yang terampil dan berpengalaman. Kemampuannya di bidang riset dan
pengembangan memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas
dan kualitas hasil perkebunan. Sampai tahun 2014, total tenaga kerja PT. Lonsum
mencapai lebih dari 15.000 karyawan, yang bekerja di kantor pusat Perseroan di
Jakarta, kantor-kantor regional, serta di area perkebunan yang berlokasi di
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
PT. Lonsum menjadi perusahaan terbuka di tahun 1996, serta mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, setelah Harrisons & Crossfield
menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada PT Pan London Sumatra

Universitas Sumatera Utara

Plantations (PPLS) di tahun 1994. Di tahun 2007, PT. Lonsum menjadi bagian
dari Grup Indofood ketika Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri), anak
perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) di bidang agribisnis,
melakukan akuisisi melalui anak perusahaannya di Indonesia, PT Salim Ivomas
Pratama Tbk (SIMP). Pada tahun 2010, IndoAgri melakukan divestasi 8%
kepemilikannya di PT. Lonsum, di mana 3,1% dijual ke SIMP. Pelepasan
kepemilikan ini telah meningkatkan porsi saham bagi investor publik menjadi
sebesar 40,5% dari 35,6%.

Gambar 4.4 Struktur Pemegang Saham PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, 2017
Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan,
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk secara terus menerus melaksanakan
program pelatihan dan mengikut sertakan staff dan karyawan pada kursus dan

Universitas Sumatera Utara

seminar yang dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang
dilaksanakan dari dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman,
manajemen pengolahan tanaman. Selain itu yang diperoleh dari luar perusahaan
seperti pelatihan administrasi akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian
hama penyakit tanaman, pengolahan dan perencanaan pabrik. Perusahaan juga
berusaha

untuk

tetap

memperhatikan

kesejahteraan

pekerjanya

dengan

memberikan sarana-sarana seperti perumahan, keagamaan, social, pelayanan
kesehatan dan olahraga.
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem
komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu
perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan baik. Dalam penerapannya struktur organisasi
dari suatu perusahaan selalu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.
Untuk menetapkan suatu struktur organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis
perusahaan dan lingkup kebutuhan perusahaan yang menggunakannya.
Adapun struktur organisasi yang dipergunakan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk Medan adalah struktur organisasi garis, yang perlimpahan
wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para
bagian atau departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi
yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
2. Terhindar dari konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing
karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, 2017

Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Deskripsi Tugas
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan
terkemuka milik asing di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dengan
kegiatan usaha mencakup pembudidayaan, pemanenan, dan pengolahan kelapa
sawit, karet, coklat, kopi, teh, serta penjualan bibit kelapa sawit yang bermutu
tinggi, dan dalam melaksanakan kegiatannya memilki struktur organisasi sesuai
dengan pembagian kerjanya masing-masing agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan harapan.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Board of Commissioner (Dewan Komisaris)
Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai
berikut:
a. Mengawasi pekerjaan Direksi.
b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan.
c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan
kepentingn perusahaan.
d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk
melakukan pemeriksaan.
e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja
tahunan yang diajukan President Direktur.

Universitas Sumatera Utara

f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan
menurut cara pandang yang baik.
2. President Director (Presiden Direktur)
Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi yang berkuasa penuh terhadap
perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan direktur.
Wewenang dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah sebagai
berikut:
a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan
dengan lancar.
c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah
dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan
biaya perusahaan.
d. Seluruh strategi dan kebijaksanaan yang dilakukan harus dapat
dipertanggung-jawabkan kepada Dewan Komisaris.
3. Director Research
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Research adalah sebagai
berikut:
a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultan perusahaan
selama kunjungan ke perusahaan.
b. Mengontrol produksi bibit sawit, coklat, karet, dan hasil pemeliharaan
bibit unggul.

Universitas Sumatera Utara

4. Director Production
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Production adalah sebagai
berikut:
a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang
produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun
kuantitas.
b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.
5. Director Accounts
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Accounts adalah sebagai
berikut:
a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan
atau perolehan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan
yang tidak tepat.
b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.
c. Bertanggung jawab terhadap pengukuran atas pelaporan keuangan
perusahaan.
d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk
dan uang keluar.
6. Head of Government and Community Relations (Kepala Bagian
Hubungan Masyarakat)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Hubungan
Masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada President Direktur.
b. Memimpin dan mengelola Government & Community Relations.

Universitas Sumatera Utara

c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government & Community
Relations
d. Membina

hubungan

antara

perusahaan

dengan

masyarakat

atau

Pemerintah dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat disekitar perusahaan.
e. Membawahi Community Relations Manager & Government Relations
Manager.
7. Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs (Sekretaris Direksi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Sekretaris Direksi adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.
c. Menangani masalah hukum yang ada di perusahaan.
d. Memimpin dan mengolah pelaksanaan dan administrasi perizinan serta
dokumentasi.
e. Membawahi Legal Affair Manager.
8. Head of Coorporate Communications (Kepala Bagian Komunikasi
Perusahaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Komunikasi
Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin

dan

mengelola

aktivitas

Coorporate

Communication,

termasuk:

Universitas Sumatera Utara

1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktivitas perusahaan.
2) Menyediakan media komunikasi internal dan eksternal.
3) Membina hubungan dengan wartawan.
c. Membawahi

internal

Communication

Manager

dan

Eksternal

Communication Manager.
9. Head of Investor Relations (Kepala Bagian Investasi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Investasi adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Menyiapkan informasi positif untuk investor dan calon investor dengan
koordinasi dengan seluruh departemen.
c. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dan selalu berupaya
memperluas jaringan komunikasi dengan cara berperan aktif dilembaga
investasi, pasar, bursa, perusahaan sekuritas, Bapepam, emitendan calon
emiten.
d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat perusahaan
secara langsung, serta berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait.
e. Mengidentifikasi isu internal yang dapat mempengaruhi citra perusahaan
dimata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi
dengan pihak-pihak terkait.
f. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.

Universitas Sumatera Utara

10. Head of Internal Audit and Risk Management (Kepala Bagian Internal
Audit dan Manajemen Resiko)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Internal Audit dan
Manajemen Resiko adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin dan mengelola kegiatan Internal Audit dan Risk Management.
c. Membuat kebijakan Risk Management.
d. Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.
e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar
yang diperlukan.
f. Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.
11. Head of Human Resources (Kepala Bagian Personalia)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Personalia adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human Resources)
dan GS (General Services).
b. Memimpin, mengelola dan mengendalikan aktifitas pengembangan dan
pengelola SDM guna mendukung pencapaian bisnis.
c. Mengembangkan strategi dan system pengembangan SDM serta
mengelola pelaksanaannya.
d. Membawahi HR Services Manager, HR Planning dan Recruitment
Manager.

Universitas Sumatera Utara

12. Head of General Services (Kepala Bagian Umum)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Umum adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.
b. Memimpin, mengelola, dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang
berhubungan dengan layanan umum, kesehatan, dan keamanan kerja.
c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran
operasi perusahaan.
d. Membawahi Support Facilities Manager, Health and Safety Manager dan
GS Administration Staff.
13. Head of Security (Kepala Bagian Keamanan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Keamanan adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director and Director HR dan GS.
b. Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan
untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah.
d. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal terkait mengenai masalah
kemanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
e. Membawahi semua Regional Security Manager dan Security Coordinator.

Universitas Sumatera Utara

14. Head of Treasury (Kepala Bagian Bendahara)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Bendahara adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin

dan

mengelola

dana

(Penerimaan,

penempatan,

dan

pengeluaran) perusahaan terselenggara dengan baik.
c. Membawahi Financial Instuition Relations Manager, Cash Management,
dan Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing
serta Administration Manager.
15. Head of Accounting and Tax (Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Akuntansi dan
Perpajakan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan
pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijkasanaan
perusahaan.
c. Melakukan semua koordinasi dengan semua Regional Finance Manager
untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.
d. Membawahi Recording and Consilidation Manager and Fixed Asset
Manager.

Universitas Sumatera Utara

16. Head of Procurement and Logistic (Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Kepala Bagian
Penerimaan dan Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan,
penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis
perusahaan secara optimal.
c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and
Planting Procurement Manager, Direct Material dan General Supllies
Procurement Manager, Infrastructure and Non Planting Pricyrenebt
Manager, Logistic Manager.
17. Co-Head of Procurement and Logistic (Wakil Kepala Bagian
Penerimaan dan Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Wakil Kepala Bagian Penerimaan
dan Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement and Logistic.
b. Membantu Head of Procurement and Logistic untuk mengelola dan
mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang.

Universitas Sumatera Utara

18. Head of Project Management Office (Kepala Bagian Manajemen
Proyek)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Manajemen Proyek
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Memimpin,

mengelola

dan

mengkoordinasi

kegiatan

monitoring

perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan.
c. Melaporkan proyek-proyek yang sedang berjalan.
19. Head of Information System and Business Process (Kepala Bagian
Sistem dan Proses Bisnis)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Sistem dan Proses
Bisnis adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem informasi agar
dapat mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara optimal.
c. Memahami Management Information System and Application Support
Manager, IT Quality Manager Infrastructure, Communication and Data
Center Operation Manager, Business Process dan System Prosedur
Manager.

Universitas Sumatera Utara

20. Training Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Training Section adalah sebagai
berikut:
a. Merencanakan training.
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun
yang lama baik staff maupun karyawan.
21. General and Home Affect
Wewenang dan tanggung jawab dari General and Home Afffect adalah
menangani dan mengendalikan masalah, problem dan gangguan yang terjadi di
rumah/kediaman atau dimana saja dari para Dewan Komisaris, Presiden Diektur
dan Direktur.
22. Clinic Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Clinic Section adalah Menangani
pengobatan para staff dan karyawan kantor di klinik-klinik dan juga pelayanan
yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

4.2

Penyajian Data

4.2.1 Identitatas Responden
Data umum identitas reponden dimaksudkan untuk mengidentifikasi
responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk yang berjumlah 52 orang. Karakteristik
responden ini meliputi jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Identifikasi
dilakukan untuk mengetahui karakteristik secara umum responden
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.

Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase

1.

Laki-laki

39

75%

2.

Perempuan

13

25%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden pria lebih
banyak 75% (39 orang) dibandingkan dengan jumlah responden wanita 25% (13
orang). Hal ini disebabkan karena PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
bergerak dibidang perkebunan, dan lebih banyak melibatkan pria dalam banyak
bidang.
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No.

Umur

Frekuensi

Persentase

1.

21 - 30 tahun

10

19%

2.

31 - 40 tahun

28

54%

3.

41 - 50 tahun

11

21%

4.

>50 tahun

3

6%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk didominasi umur antara 31 – 40 tahun sebanyak 28 orang atau 54% dan 41 –
50 tahun sebanyak 11 orang atau 21% . Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata
karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk didominasi oleh karyawan
senior yang sudah berpengalaman dalam bekerja. Juga dapat disimpulkan bahwa
karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan karyawan yang
loyal pada perusahaan, hal ini terbukti dengan banyaknya karyawan senior yang
tidak pindah/resign dari perusahaan.
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No.

Pendidikan Terakhir

Frekuensi

Persentase

1.

SMA/SMK/Sederajat

28

54%

2.

D3

3

6%

3.

S1

18

34%

4.

S2

3

6%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk, Medan didominasi oleh tingkat pendidikan
SMA/SMK/Sederajat sebanyak 28 orang atau 54%. banyaknya karyawan yang
tingkat

pendidikannya

SMA/SMK/Sederajat

dikarenakan

mereka

adalah

karyawan yang telah lama bekerja dan pada masa mereka mendaftarkan diri di
perusahaan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK/Sederajat sudah memenuhi
syarat untuk bekerja di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Medan.

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Program Kesejahteraan (X 1 ) pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk, Medan
Dalam mengukur variabel Program Kesejahteran (X 1 ) pada PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk, peneliti menggunakan 4 (empat) indikator yaitu
Tunjangan Hari Raya (THR), dana pensiun, uang duka kematian, dan jaminan
keselamatan. Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 10
(sepuluh) item pernyataan. Dari pernyataan tersebut diperoleh jawaban seperti
pada tabel-tabel di bawah ini:
1. Tunjangan Hari Raya (THR)
Berasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator THR, mengenai
pemberian tunjangan hari raya yang dapat memacu semangat kerja karyawan dan
meningkatkan kinerja atas balas jasa pada perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan
pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberian THR
yang Dapat Meningkatkan Semangat Dalam Bekerja
No.

Keterangan

Frekuensi

Persentase

1.

Sangat setuju

38

73%

2.

Setuju

11

21%

3.

Netral

3

6%

4.

Tidak Setuju

-

-

5.

Sangat tidak setuju

-

-

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, ditunjukkan b

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Pegawai PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

3 145 48

Pengaruh Budaya Organisasi KaizenTerhadap Kinerja Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Jalan Ahmad Yani No. 2 Kesawan Medan) Chapter III V

0 0 76

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. PP.London Sumatra Indonesia TBK Medan Chapter III V

0 0 79

Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan)

0 0 15

Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan)

0 0 2

Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan)

0 0 8

Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan)

0 0 47

Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan)

0 0 2

Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan)

0 0 18

Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk. Medan Chapter III V

0 0 37