Jilid-02-Depernas 24-Bab-16

B A B 1 6 . P E N D A PATA N N A S I O N A L
PENDAHULUAN
§ 1 8 7 . J a n g d i m a k s u d d e n g a n P e n d a p a t a n N a s i o n a l ( P. N . ) i a l a h :
Djumlah dari harga tambahan bersih (net value added) dari
barang dan djasa2 jang diprodusir oleh masjarakat jang bersangkutan dalam suatu-masa-tertentu (biasanja selama 1 tahun), termasuk penghasilan dari luar negeri, dan dikurangi dengan penghasilan jang mengalir keluar negeri.
Menghitung pendapatan Nasional adalah sangat penting bagi
suatu negara, lebih2 bila negara itu banjak tjampur tangan dalam
perekonomian rakjatnja, karena Pendapatan Nasional mendjadi
ukuran bagi kemakmuran mas jarakatnja dan pula mendjadi alat jang
penting untuk perentjanaan dan pengawasan hasil² dari perentjanaan itu.
U n t u k m e n g h i t u n g P. N . a d a l a h t i d a k m u d a h . D j i k a d i k e h e n d a k i
djumlah jang tepat dan lengkap, haruslah dapat dikumpulkan angka²
jang komplit dari segala bidang jang terdapat pada tahun itu, paling sedikit angka² dari triwulan pertama. Hal ini belum mungkin
di Indonesia karena :
a. Kurang lengkapnja angka² statistik, terutama dalam negara²
jang baru sadja mulai berkembang dan negara 2 jang sedang
bergolak.
b. Sukarnja menaksir djasa² dan barang² jang dipergunakan sendiri.
c. Susahnja menghitung penghasilan orang-seorang.
d. Susahnja menentukan perbedaan antara konsumsi terachir dan
konsumsi

pertengahan
(final
consumption
and
intermediate
consumption).
e. Adanja banjak kemungkinan (disengadja atau tidak) mengenai
perhitungan rangkap (double accounting).
f. Kurangnja
pengertian
masjarakat
tentang
pentingnja
perh i t u n g a n h i t u n g a n P. N .
Methode untuk menghitung p.N. ada ber-matjam² a.l. :
a . M e t h o d e J o h , F. D u e : t e r d a p a t d a l a m b u k u n j a : I n t e r m e d i a t e
Economic Analyses.
b. Methode Alvin H. Hansen dalam bukunja : Business Cycles and
National Income.
c. Methode J. J. Polak dalam bukunja : The National Income of

Netherlands Indies : 1921 - 1939, (sebelum Perang Dunia II).
d. Methode S. D. Neumark dalam tulisannja dimadjalah Ekonomi
dan Keuangan Indonesia bulan Djuni 1954 (sesudah Perang Dunia II).
e. Methode Semaun dalam tulisannja sebagai : „Suara dari masjarakat” kepada Depernas, bulan Oktober 1959.
f. Methode perkiraan „Biro Perantjang Negara” untuk Rentjana
5 tahun Pertama : 1956 – 1960.
g. Methode perkiraan Universitas „Gadjah Mada”.
303

h.

M e t h o d e Wo r k i n g G r o u p d a r i „ N a t i o n a l I n c o m e C o m m i t t e e ” d i
Indonesia : 1958.

G r o s N a t i o n a l P r o d u c t ( G . N . P. ) , t e r d i r i d a r i :
(Consumption goods + capital goods + governmental services) (Depreciation + Accidental damage of durable capitals goods +
capital outlays on such items as tools).
Sesudah dikurangi itu, sisanja bernama
N e t N a t i o n a l P r o d u c t ( N . N . P. ) ,
jang harus dikurangi lagi dengan :

Indirect business taxes + Business transfer payments + the
amount of the bad debts + subsidies paid by the Government to
business firms, and the operating profits of government commercial
enterprices.
Hasil terachir ini bernama : National lncome (N.I.).
K a r e n a p e r h i t u n g a n P. N . i t u l e b i h m e r u p a k a n s u a t u p e n d j u m lahan dan pengurangan angka2 daripada suatu analysa, maka penghitungannja memerlukan daftar statistik jang tepat dan lengkap.

304

PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
1.

PERKIRAAN

PENDAPATAN
NASIONAL
DALAM RP. TAHUN 1959
(a) PEMBAJARAN OLEH PRODUSEN
1. G a d j i p e g a w a i n e g e r i :


INDONESIA

1959.

9,3 miljar

2. Gadji pegawai bukan-pemerintah (termasuk
penghasilan pekerdjaan bebas dan keradjinan
rumah) :

15,3



3. Djumlah upah jang dibajarkan :

14,7




4. Bunga dan deviden (sebagian) :

2,04



(b) PENDAPATAN JANG DITERIMA PRODUSEN

(c)

1. P endapat an bersi h sesudah di am bi l padj ak :
a. perindustrian besar
b. pertambangan
c. pertanian bahan makanan (termasuk
upah 2 jang tidak dikenai oleh perpa
djakan)
d. pertanian bukan-bahan-makanan
e. perkebunan besar
f. kehutanan (termasuk upah)
g. kehewanan (termasuk kenaikan nilai hewan)

h. perikanan

9,5
2,5




82,3
12,9
6,9
4,1
6,1
3,1









2. Keuntungan bersih sesudah diambil padjak :
a. pengangkutan
b. perdagangan

1,2
3,6




3. Penghasilan karena pemakaian sendiri (rental income).

2,06



4,5
20

4,4





PENDAPATAN JANG DITERIMA PEMERINTAH
1. Penerimaan dari padjak langsung
2. Penerimaan dari padjak tidak langsung
3 . P e n g h a s i l a n p e r u s a h a a n dl l .
DJUMLAH PENDAPATAN NASIONAL :

2 0 4 , 5 miljard.

305

Perhitungan index
(a)

(b)


(c)
(d)
(e)

Dj i ka harga 2 1958 di am bi l sebagai pegangan j .i .
maka harga² 1959 menundjukkan kenaikan men djadi
GROSS NATIONAL PRODUCT 1959
dalam Rp. 1959
dalam Rp. 1958
NET NATIO NAL INC OME at m arket pri ce di dapat dengan m engurangi 5% unt uk m arge pe nj usut an dan perubahan net t o persedi aan 2 .
NET NATIONAL INCOME
dengan harga pasar 1959
dengan harga pasar 1958
Gross national investment diperkirakan berda
sarkan impor sebagai indicator

100
127
204,5

160,2

miljar


190,4
152,0
6,5
3½%


GNP.

2.

ICHTISAR TJARA2 PERKIRAAN JANG DIPERGUNAKAN

(a)

PEMBAJARAN OLEH PRODUSEN

1. G a d j i p e g a w a i n e g e r i
D j u m l a h i n i di d a p a t l a n g s u n g d a r i B el a n d j a
Pemerintah jang dibetulkan dengan realisasi
tahun 1959 selama 7 tahun.
2. Gadji bukan pegawai negeri.
D j u m l a h i n i di d a p a t d e n g a n m e l a l u i dj u m l a h
padjak Pendapatan jang diterima tahun 1959,
beserta perkiraan % rata2 dari padjak tersebut, j.i. 7% jang diambil rendah, mengingat
adanja penghasilan² jang terlepas dari pengedjaran padjak.
Penerimaan padjak pendapatan seluruhnja
Padjak dari pegawai pemerintah
Padjak dari pegawai lain
Djadi penghasilan bukan pegawai pemerintah
3.

306

Djumlah upah jang dibajarkan.
Padjak upah rata 2 diperkirakan 3%.
Seluruh Padjak Upah jang diterima
tahun 1959
Djadi seluruh upah jang dibajarkan
tahun 1959
Dj i ka dj um l ah upah in nat ura (wages in
ki nd) j ang t erl epas dari padj ak, di baj arkan
pada sekt or² pert ani an dan perkebunan j.i . 2,7
m i lj ard, di perhi t ungkan, dj um l ah sel uruh
upah m endj adi

9,3 miljar

1.73
0,65
1,08
15,3






0,36



12,0



4. Bunga dan sebagian dari deviden.
Djumlah ini didapat dengan djumlah seluruh piutang
jang diberikan oleh bank2 termasuk Pegadaian, mengambil djangka waktu rata 2 masing2, dan djuga taraf bunga
rata2 jang dikenakan masing2, dikurangi dengan djumlah
bunga j ang harus d%baj ar ol eh bank² t ersebut at as d e p o s i t o
berdjangka jang ada padanja.
Sumber keterangan dalam seluruhnja diterima dari B a n k
Indonesia.
(b)

PENGHASILAN JANG DITERIMA PRODUSEN.
1. Pen gh asil an b ersi h sesu d ah di amb il p ad jak .
a. Perindustrian besar
untuk setiap golongan industri jang daftarnja disediakan oleh Biro Pusat Statistik, dapat dikirakan perban di ngan antara djumlah upah jang dibajarkan dan djumlah
produksi seluruhnja. Oleh karena keterangan BPS djuga
memuat djumlah upah jang dibajarkan pada setiap tja bang industri ini, maka djumlah produksi dapat diper hitungkan.
Untuk mendapatkan djumlah hasil bersih jang diterima
pengusaha, maka dipergunakan margin of profit rata 2
dari hasil bruto, j.i. 40%. Perhitungan ini memberikan
a n g k a 9 , 5 m i l j a r.
b. Pertambangan.
H a s i l b e r s i h d a r i p r o d u k s i g a r a m i a l a h 0 , 1 5 m i l j a r.
O l e h k a r e n a 9 5 % d a r i h a s i l p e r t a m b a n g a r i d i - e k s p o r,
maka melalui nilai ekspor ini dapat diperhitungkan djum lah penerimaan bersih sesudah dikurangi dengan Pungutan Ekspor dan padjak keuntungan.
I n i m e n g h a s i l k a n b e r s i h s e b e s a r 2 , 3 4 m i l j a r.
c. Pertanian bahan makanan.
d. Pertanian bukan bahan makanan.
e . P e r k e b u n a n b e s a r.
f. Kehutanan.
g. Kehewanan.
h. Perikanan.
Djumlah seluruhnja untuk tahun 1958, sesudah dikurangi
dengan ongkos produksi menurut sifat masing 2 tjabang, men u n d j u k k a n d j u m l a h 1 0 5 , 0 m i l j a r.
M e n u r u t p e r h i t u n g a n P u s a t P e n j e l i d i k a n P e r t a n i a n d i B o g o r,
maka dapat diharapkan bahwa kenaikan produksi/nilai akan
berdjumlah rata2 : 10%.
Atas dasar perhitungan jang djuga didasarkan atas sampling
ini, maka karena tahun 1959 tidak menundjukkan sesuatu
perubahan jang penting, dapat dianggap penghasilannja
m e n d j a d i : 11 5 , 0 m i l j a r.
307

2.

3.

Keuntungan bersih sesudah diambil padjak.
a. pengangkutan.
(1,2)
Penghasilan bersih disini hanja didapat dari keterangan
Djawatan Kereta Api dan GIA. Untuk penghasilan
p e n g a n g k u t a n ² l a i n n j a , h a n j a d a p a t d i p e rg u n a k a n i n d i kator padjak perusahaan sadja, dan karenanja tersebar
termasuk didalam pelbagai penghasilan lain.
Penghasilan dari pengangkutan karena perdagangan an tar pulau dan lain² dimasukkan didalam bilangan peng hasilan perdagangan dibawah ini.
b. Perdagangan.
P enghasi l an karena perdagang an ant ar- pul au di dapat d e ngan m engam bi l rat a² ongkos pengangkut an di dal am s e t i a p p u l a u d a n p e n g a n g k u t a n a n t a r- p u l a u , m a s i n g ² 1 0 %
dan 20% dari nilai jang diangkut. Keterangan mengenai
ni l ai dan arah- pengangkut an di dapat dari BP S m e n g e n a i
tahun 1959 djuga.
P e n g h a s i l a n j a n g d i d a p a t i a l a h : 2 , 0 6 m i l j a r.
Unt uk penghasi l an perdagangan sel andj ut nj a d i p e rg u n a k a n
perhi t ungan padj ak pendj ual an dan % rat a² dari p e n g e n a a n
padjak tersebut.
K a l a u % r a t a ² j a n g d i p e rg u n a k a n 1 2 % d a r i s e l u r u h p e n dj ual an, m aka dari peneri m aan P em eri nt ah sebesar 1,8 m i l j a r d a p a t d j h i t u n g s e l u r u h p e n d j u a l a n n j a . K a l a u m a rg i n o f
profit dari perdagangan ini diambil rata2 10%, maka hasil
b e r s i h m e r e k a i a l a h : 1 , 5 m i l j a r.
P e n g h a s i l a n k a re n a p e m a k a i a n s e n d i r i ( re n t a l i n c o m e )
(0,25).
Dj i ka % rat a² dari P adj ak R um ah Tangga di am bi l 8%, m aka
ni l ai j ang di kenai padj ak t ersebut i al ah 1,25 m i lj ar, karena
peneri m aan t ahun 1959 adal ah sebesar 0,1 m i lj ar.
Kal au dari ni l ai t ersebut di am bil penj usut an rat a² 20% se t ahun, m aka penghasi l an rent al i ncom e m endj adi : 0,25
m i lj ar.

( c ) P E N G H A S I L A N J A N G D I T E R I M A P E M E R I N TA H .
Untuk mengetahui bilangan ini tjukup dilihat bilangan² dari
anggaran dan realisasi sementara dari tahun 1959.
§ 188. I. Perhitungan Pendapatan Nasional Indonesia
a.

308

Pendapatan nasional dapat dihitung dengan menggunakan :
1. "Product Approach" jaitu menghitung djumlah barang² dan
djasa jang dihasilkan oleh sesuatu negara dalam satu tahun
atau
2. "Income Approach" jaitu menghitung pendapatan masjarakat j ang bekerdj a di sem ua sekt or m i sal nj a : sekt or p r o d u k s i ,
sekt or perhubungan, sekt or kepegaw ai an, sekt or p e r d a g a n g an dan sebagainja.

b. Data mengenai lapangan jang disebut diatas harus ada, apabila
kita hendak menghitung pendapatan nasional dengan tepat. Apa bila data² itu tidak ada, kita tidak mungkin menghitung penda patan nasional dengan tepat, tetapi hanja dapat menaksir sadja.
Namun tidak akan kita sangkal,. bahwa taksiran itu djuga dapat mendekati kebenaran.
c. Di Indonesia data2 jang disebutkan diatas ternjata tidak leng k a p , tapi hanja sebagian² sadja jang ada misalnja :
dalam laporan produksi agraria tidak termasuk produksi buah 2-an
dan sajur2an. Laporan mengenai produksi non-agraria tidak
lengkap dan sebagainja.
d. Oleh karena data 2 tersebut diatas tidak lengkap, tidak mungkin
kita menghitung pendapatan nasional dengan tepat. Hanja
taksiran jang dapat kita lakukan dan hal ini telah di djalankan
oleh Biro Perantjang Negara, Universitas Gadjah Mada,
Neumark dan Dewan Perantjang Nasional.
e . Wa l a u p u n t a k s i r a n d a p a t d i l a k u k a n , k i t a t i d a k m u n g k i n t e r u s menerus menaksir sadja. Pada suatu waktu kita harus menghitung pendapatan nasional Indonesia berdasarkan keterangan 2
jang eksak dengan tepat. Untuk itu data² jang dibutuhkan ha-rus
diusahakan dan sekarang djuga harus dimulai mengadakan
penjelidikan dan mentjari bahan 2 tersebut. Sampai saat ini belum mungkin mentjiptakan angka pendapatan nasional jang
dapat sungguh² dipertjajai.
f. P erhi t ungan pendapat an nasi onal unt uk wakt u j ang akan da tang
dengan mengetahui djumlah investasi sadja, tanpa mengetahui
djenis projek dan besarnja investasi untuk tiap² projek, akan
mengalami kesukaran, karena masing² projek memberi hasil
jang ber-beda² (I.C.O.R. tidak sama).
g. Sumber² pendapat nasional Indonesia dapat dibagi dalam dua
sektor jaitu :
1. Sektor agraria
2. Sektor non-agraria dengan perbandingan 60 :40. Berdasar-kan
perbandingan tersebut, maka pendapatan nasional ditaksir
sebagai berikut (menurut laporan resmi).
Tahun
1957
1958
1959
1960
Kenaikan

Hasil sektor
agraria
57,1 miljar
105,2 miljar
115,7 miljar
127,3 miljar
produksi rata2

Perbandingan

Pendapatan Nasional

56 : 44
100/56
58 : 42
100/58
60 : 40
100/60
62 : 38
100/62
10%o tiap tahun.

X 57,1 = + 120Miljar
X 105,2 = ± 182 Miljar
X 115,7 = ± 193 Miljar
X 127,3 = + 206Miljar

h. Dalam laporan resmi Pemerintah disebutkan kenaikan harga
hasil produksi agraria 42% antara tahun 1957/1958 Berdasark a n kenaikan harga itu, pendapatan nasional bukanlah seperti
diatas. Apabila kita mengambil kenaikan 30% sadja (bukan
40%), maka pendapatan nasional tahun 1959 - 1960 adalah
sebagai berikut :

309

Tahun

i.

j.

k.

1.

Produksi
agraria
(miljar)

Produksi agraria
dengan kenaikan
30% (miljar)

Pendapatan Nasional
(miljar)

1959
115,7
150
100/60 X 150 = 250
1960
127,3
165,5
100/62 X 165,5 = 267
Apabila produksi non-agraria tetap (tidak naik 10%) sedang
produksi agrari a nai k 10% t i ap t ahun m aka pendapat an n a s i o nal mendjadi sebagai berikut
1959 = 240 miljar
1 9 6 0 = 2 5 6 , 8 m i l j a r.
Dari pendjelasan dan angka² diatas dapatlah kita lihat bebe rapa perbedaan dalam djumlah pendapatan nasional kita jang
didasarkan pada taksiran sadja. Kiranja ada baiknja kalau k i t a
mengambil angka diantara kedua djenis taksiran itu s e h i n g g a
pendapatan nasional kita adalah :
1959 = ± 220 miljar
1 9 6 0 = ± 2 3 6 m i l j a r.
Perhitungan pendapatan nasional setjara tepat sangat kita bu tuhkan untuk dapat mengetahui tingkat hidup masjarakat kita,
besarnja konsumsi, besarnja saving dan pembentukan modal.
Dengan mengetahui pendapatan nasional dan pendapatan per
capita dapatlah kita mengetahui apakah tingkat hidup kita
l ebi h rendah at au l ebi h ti nggi dari ti ngkat hi dup di negara l ai n.
Apabila tingkat hidup mereka lebih tinggi maka kita harus
berusaha untuk mengedjar ketinggalan tersebut dan inilah salah satu maksud dari perhitungan Pendapatan Nasional itu
dengan tepat.
Demikianlah djumlah Pendapatan Nasional menurut perhitu ngan Depernas.

I I . P E R B A N D I N G A N S U S U N A N P E N D A PATA N N A S I O N A L
JANG DIKEHENDAKI ANTARA SEKTOR A G R A R I A / N O N AGRARIA DALAM MENDJALANKAN I N D U S T R I A L I S A S I
INDONESIA.
Industrialisasi dinegara jang kurang madju perindustriannja
seperti Indonesia, dipersoalkan dalam hubungan :
a.

PERDAGANGAN LUAR NEGERI.
1. Apakah suatu barang itu diproduksi didalam negeri atau
d i i m p o r, h a l i t u t e r g a n t u n g d a r i p e r o n g k o s a n k o m p a r a t i p
dengan mengingat :
a. kemungkinan menggerakkan tentang penganggur (termasuk penganggur tersembunji) atau mengeksploitir
bahan 2 / sum ber 2 j ang bel um di pergunakan, m aupun m e m pergunakannja setjara effisien bahan 2 /sumber² jang t e l a h
tersedia,
b. adanj a unsur penghem at an devi sen, j ang m em punj ai p e ngaruh positip terhadap Neratja-pembajaran.

310

c. persoalan industri dalam masa permulaan pertumbuhan n j a (infant-industries).
2. Di Indonesia kesulitan permulaan dan bottlenecks baik pada
pendirian maupun jang dialami oleh perindustrian jang
t e l a h ada, ialah karena faktor² :
a. economic of scale : - jaitu, bahwa kapasitet produksi
= output, hingga industri bekerdja dengan ongkos² jang
tinggi, berhubung tidak tertjapai optimun-efficien cy dari
scale of production.
b. human factors : - jaitu, adanja inefficiency karena lack
o f experience dan training.
c. k e s u l i t a n d e v i s e n : - d i m a n a s u p p l y j a n g t e r a t u r d a r i
bahan² baku jang masih harus diimpor selalu tertanggu
oleh kegontjangan2/ketegangan² dalam penerimaan devisen negara.
d. unsur spekulasi : - jaitu adanja spekulasi dalam perda ganganperdagangan/aliran
bahan 2-baku/barang2-djadi,
karena
2
adanja gelombang
h a rg a j a n g b e s a r, d i s e b a b k a n o l e h
ketegangan² dalam :
(1) transpor dan sistim distribusi,
(2) persediaan barang2,
(3) harga² resmi dan harga² tidak resmi.
e. ketidak-pastian/penurunan dalam terms of trade (dasar
penukaran) dan dalam suatu negeri jang kurang madju
selalu dirugikan terhadap negara jang telah madju.
Tahun
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958

t.o.t. (ekspor f.o.b./impor c.i.f.)
77
76
80
91
87
85
70

Sumber : laporan Bank Indonesia.
( b ) P E R B A N D I N G A N FA K T O R P R O D U K S I ( FA K T O R P R O P O R TION).
1. Perbandingan faktor produksi jang dipakai untuk pertanian
dan industri, hingga ada pergeseran strukturil, jaitu per geseran tenaga-kerdja/modal jang beralih dari pertanian ke
industri, sebab dengan perbaikan teknik pertanian semakin
sedikit kerdja jang dibutuhkan, - termasuk memindahkan
penganggur jang tersembunji, - dimana pembelandjaannja
dapat dibebankan pada penduduk pertanian, jaitu dengan
pengumpulan complementary-saving.
Djadi untuk mengadakan (atau terdjadinja) perobahan
struktura ekonomi dari suatu negara setjara kwantitatip,
311

dapat dilihat dalam perobahan dari perbandingan susunan
pembentukan Pendapatan Nasional (net national income/
product)
disektor
produksi
agraria/non-agraria,
dengan
perkataan lain : „suatu negara mendjalankan industrialisasi,
bukan hanja setjara mutlak mempertinggi produksi non agraria
perbandingan
persentase
(%)
susunan
balas-djasa/
p e m b e n t u k a n P e n d a p a t a n N a s i o n a l , jang diterima oleh sektor nonagraria dengan sektor agraria.”
2.

N.N.P. = total - di-industri dan mining
Tahun

1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958
1959

N.N.P.-total
(dalam miljar
& harga² 1955)
101,3
102,3
109,1
116,7
1189
124,5
134,5
117,6
112,2

Industri (dalam
miljar &
harga² 1955)
8,7
7,9
9,1
9,7
12,2
12,4
15,7
9,8
10,4

Mining (dalam
miljar &
harga² 1955)
2,1
2,1
2,2
2,4
2,4
5,2
8,7
3,6
3,4

Sumber : Biro Finec
3. S e l a n d j u t n j a p e r b a n d i n g a n s u s u n a n p e m b e n t u k a n P e n d a p a t a n
Nasional setjara sektoral, adalah sebagai berikut :
Sektor
Agraria
Non-agraria
total

117.1

1958*)

1959*)

65.5
51.6

62.8
49.4
112.6

miljar
miljar
miljar

*) dalam harga 2 1955.
K i t a m e l i h a t , b a h w a N . N . P. I n d o n e s i a n a i k t e r t i n g g i s a m p a i
tahun 1957, dan menurun pada tahun 1958 dan 1959, semua-nja
dihitung dalam harga 2 1955.
Keterangan :
a. Dari angka² diatas dapat diketahui djuga perbandingan
susunan pembentukan Pendapatan Nasional antara sektor
agraria/non-agraria dalam persentase (%) :
312

Tahun
1955
.......
1958
1959
65.5
*) 1958: —— = 56
117.1

Agraria

non-agraria

56
*)
56*)
56

44
44
44
1959:

62.8
——
112.6

= 56

b . Ti d a k a d a n j a p e r o b a h a n d a r i s u s u n a n p e r b a n d i n g a n P e n dapatan Nasional diatas, disebabkan oleh assumption j a n g
tidak berobah (tetap), jang diambil oleh Biro Finec
( 5 6 : 4 4 ) d a l a m t j a r a n j a m e n g h i t u n g N . N . P. t o t a l , d a n h a l
i n i b e r d a s a r k a n p e r k i r a a n , b a h w a p e r k e m b a n g a n N . N . P.
1 9 5 8 d a n 1 9 5 9 a d a l a h a g a k g r a f i s m e n d a t a r, b i l a m e l i h a t
pada angka2 impor bahan2 baku untuk sektor perindustrian.
4. Perbandingan susunan pembentukan Pendapatan Nasional,
jang diambil, adalah perbandingan antara sektor :
a. agraria/industri/mining (tidak
d1l.).
b. agraria/industri/mining (idem)

termasuk

t r a n s p o r,

bank²

P erbandi ngan N.N.P. set j ara sekt oral dal am mi l j ar harga 2 1955.
Tahun

1955 miljar
%
1958 miljar
%
1959 miljar
%

agraria
(1)
66.5
82
65.5
83
62.8
82

industry
(2)
12.2
15
9.8
12
10.4
14

mining

industry &
mining

(3)
2.4
3
3.6
5
3.4
4

(2 + 3)
14.6
18
13.4
17
13.8
18

Dari angka² diatas terlihat bahwa se-akan² di Indonesia tidak
ada industrialisasi dalam arti: tidak adanja perobahan relatip
dari perbandingan susunan pembentukan Pendapatan Nasional
disektor agraria/non-agraria atau agraria/industry & mining.
A k a n t e t a p i a p a b i l a k i t a m e l i h a t p a d a p e r k e m b a n g a n N . N . P. p r o duksi perindustrian & pertambangan naik sampai tahun 1957
d a n menurun pada tahun 1958 dan 1959.
Menurunnja Pendapatan Nasional ini disebabkan sebahagian besar karena pengaruh sektor perdagangan luar negeri (impor & ekspor), jang menimbulkan ketegangan 2 p e m b e landjaan industri dalam devisen. Sebab jang lain, adalah timbulnja indikasi politik dan kebidjaksanaan ekonomi baru d a l a m
313

negeri, jaitu : Manifesto-Politik 1959 dan ekonomi-terpimpin, dimana
perekonomian Indonesia berada dalam masa-peralihan.
5. Berhubung negara kita bermaksud mengadakan industriali sasi dalam
rangka Ekonomi-terpimpin, maka seharusnja di dalam target perobahan
pada perbandingan susunan pem bentukan Pendapatam Nasional pada
sektor agraria/non agraria untuk Indonesia diambil perobahan relatip
sebesar 10%, dan dengan memperbandingkan dengan keadaan dine geri
Djepang didapat perbandingan sebagai berikut:
Direntjanakan
Di Indonesia
Djepang
1955

Agraria
46
28

Non-agraria
54
72

Jang mendjadi pertanjaan disini, ialah dalam djangka waktu berapa lama
p e r o b a h a n r e l a t i p t e r s e b u t d a p a t d i t j a p a i ? H a l i n i s a ngat bergant ung pada
i nt errel at i onshi p dari pengaruh kerdj a, f a k t o r 2 e k o n o m i , p o l i t i k d a n s o s i a l d i d a l a m
negeri dengan luar-negeri dan sebaliknja.
KESIMPULAN.
Unt uk m erobah perbandi ngan susunan pem bent ukan P e n d a p a t a n N a s i o n a l g u n a
mengadakan perobahan strukturil diatas atau di bawah 10%, sebenarnja tergantung
pada kemampuan kita dalam mengusahakan :
a.
b.
c.
d.

re-allocation dari sumber2 produksi jang selama ini tertudju pada sektor
agraria.
mempertinggi mutu dan djumlah faktor2 produksi dalam arti memperbesar
i n v e s t a s i m o d a l d a n h um a n di s e k t o r p e r i n d u s t r i a n .
m e n g a d a k a n r e - d i s t r i b u si P e n d a p a t a n N a s i o n i a l d a l a m a r t i m em -pert i nggi daj abel i dan absorbsi m asj arakat t erhadap p e r k e m - b a n g a n i n d u s t r i .
penjesuaian dari aspek 2 sosial lama dengan aspek 2 sosial e k o n o m i b a r u d a l a m
suatu proses industrialisasi.

Kesemua faktor ini akan menentukan tinggi-rendahnja produk tivitet dan
P e n d a p a t an N a s i o n a l , b a i k p e r b a n d i n g a n r e l a t i p d a r i s u - s u n a n P e n d a p a t a n
Nasional disektor agraria/non- agraria, maupun Pendapatan per-capita. Dalam hal
terachir ini, perkembangan per tambangan penduduk dianggap sebagai dynamic
f a c t o r.
Kesulitan jang harus dihadapi, ialah bahwa tudjuan tersebut diatas dapat
bertentangan (in-conflict) satu sama lain, oleh sebab itu diusahakan, agar prosespembangunan- jang-seimbang dapat didjalankan.
314