DAMPAK RUMAH KOST DIKOTA MALANG YANG BER

DAMPAK RUMAH KOST DIKOTA MALANG YANG BERPENGARUH
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Oleh:
Andre Kusdian Hadi
130721611791/K

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

DAMPAK RUMAH KOST DIKOTA MALANG YANG BERPENGARUH TERHADAP
KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

ABSTRAK
Kawasan kost dikota Malang setiap tahun semakin padat itu disebabkan oleh banyak mahasiswa
dikota Malang dari beberapa daerah. Oleh karena itu kawasan di kota Malang ini membentuk
pemukiman yang padat. Kepadatan bangunan ini berpengaruh terhadap kualitas lingkungan
hidup. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti dampak yang terjadi karena rumah kost di kota
Malang yang padat. Kepadatan ini dapat diatasi dengan penetaan kawasan serta peremajaan daya

dukung lingkungan yang layak. Jadi kost yang padat dapat mempengaruhi keadaan sosial dan
kondisi sosial masyarakat, namun dapat diminimalisir dengan memperbaiki lingkungan sekitar.
Kata kunci: dampak bangunan, keadaan sosial,kondisi sosial, lingkungan yang layak
PENDAHULUAN
Saat ini tingkat pendidikan di Indonesia semakin tinggi, hal ini dibuktikan dengan
semakin banyaknya lulusan SMA sederajat yang melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Kota
Malang yang memiliki julukan kota penddikan hampir setiap tahunnya ada kurang lebih 10.000
pendatang baru yang didomonasi calon-calon mahasiswa. Dikota Malang banyak perguruan
tinggi favorit atau terkenal di Indonesia seperti Universitas Negeri Malang, Universitas
Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Politeknik negeri Malang dll.

Page 1

Besarnya daya tampung universitas menambah jumlah mahasiswa pula. Mahasiswa baru
didaerah kota Malang ini kebanyakan berasal dari luar kota Malang, ada mahasiswa yang berasal
dari lain provinsi, bahkan ada beberapa mahasiswa yang berasal dari luar pulau. Itulah sebabnya
mahasiswa yang berasal dari luar kota dan luar pulau memerlukan penginapan atau tempat kost
yang diperlukan selama jenjang perkuliahan berlangsung. Tentunya tempat kost yang mahasiswa
cari adalah yang memiliki akses untuk menuju kampus. Sehingga banyak bermunculan kawasan
kost disekitar area kampus didaerah Malang.

Jumlah mahasiswa yang besar menjadikan semakin padatnya dan maraknya kost yang
cenderung menggerombol di sekitar universitas didaerah Malang. Tanpa adanya pengontrol dan
penataan kawasan kost,maka pertumubuhan ini akan semakin liaar. Ditambah lagi pada
umumnya mahasiswa mencari tempat kost dengan harga-harga yang miring dengan
mengaibaikan aspek-aspek lingkungan seta hunian yang layak dan nyaman. Kepadatan ini akan
menimbulkan masalah- masalah sosial yang akan semakin besar setaiap waktunya. Munculnya
kekumuhan ini akan membawa banyak permasalahan pula, mulai dari kesehatan, persedian air
bersih, polusi udara, kegiatan belajar yang tidak nyaman karena kondisi sekitar kost, serta
banyak masalah lainnya.
“kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesehjahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya”. Lingkungan hidup menurut pendapat G.Melvyn Horve (1980)

Page 2

Lingkungan hidup yang ada disekitar kawasan kost juga rusak tercemar oleh limbah
rumah tangga. Kawasan kost yang sama sekali tak memperhitungkan tempat serapan air
menjadikan penyedian air tanah berkurang. Ditambah pula dengan pemakaian air tanah yang
berlebih oleh penduduk sekitar. Pembuatan kakus yang terlalu dekat juga akan mencemari
kandungan air tanah. Dilihat dari jarak rumah yang terlalu dekat, bahkan saluran pembuangan air

yang terbuka yang menggenang ditambah dengan binatang penyebar akan menyebabkan
penyakit seperti demam berdarah, muntaber, diare dan penyakit lainnya. “lingkungan yang sehat
dan aman yang didukung dengan prasana, sarana dan kualitas umum adalah lingkungan hunian
dengan batas-batas fisik tertentu baik merupakan bagian dari kawasan dengan fungsi khusus
yang keberadaannya didomonasi oleh rumah-rumah dan dilengkapi dengan PSU untuk
menyelenggarakan kegiatan penduduk yang tinggal didalamnya dalam lingkup terbatas dengan
penataan sesuai tata ruang dan menjamin kesehatan derta keamanan bagi masyarakat”.
(Rakonreg kementerian perumahan rakyat 2013). Dengan demikian telah menunjukkan standar
kelayakan lingkungan yang sangat bertolak belakang dengan keberadaan kawasan kost di sekitar
daerah kota Malang yang tak sesuai dengan syarat lingkungan hidup yang ada.
Rumah layak huni adalah rumah yang memenuh persyaratan keselamatan bangunan dan
kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. ( Rakonreg Kementerian
perumahan rakyat 2013). Menurut Silas (2008:369), rumah disebut layak bila memenuhi aspek
sehat, aman, terjamin, dapat dicapai dan mampu dibayar, termasuk kebutuhan dasar, bebas
diskriminasi dan kepastian kepemilikannya.
Lingkugkungan sosial merupakan lingkungan yang terdiri dari orang-orang, baik
individual maupun kelompok yang berada disekitar manusia (soejono soekanto,1982;339)

Page 3


Masalah generasi muda pada umumya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yakni keinginan
untuk melawan dan sikap yang apatis ( soejono soekanto, 1982; 325)
Kehidupan yang bebas dikawasan kost akan mengurangi rasa peduli antar penduduk.
Kepedulian sosial akan menurun, karena antar individu tak saling mengenal. Hal ini menciptakan
masyarakat yang apatis serta kehidupan yang bebas yang dapat dicegah apabila masyarakat
disekitar dapat bekerja sama untuk menegakkan peraturan dan norma adat yang ada. Oleh karena
itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keleyakan kawasan kost di kota Malang seperti di
kawasan kost Jln Ambarawa, Jln Sumbersari, Jln Terusan Surabaya, Jln Jombang, Jln Panjaitan
Dll, itu juga yang akan berdampak terhadap lingkungan hidup di sekitar kost di sekitar kota
Malang, yang berpengaruh juga terhadap kondisi kost di kota Malang terhadap mahasiswa
dilingkungan kostnya itu. Untuk itu perlinya pengamatan agar tujuan itu dapat terwujud.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi lapang.
Pengamatan dilakukan dikawasan Jln Ambarawa, Jln Sumbersari, Jln Terusan Surabaya, Jln
Jombang, Jln panjaitan. Analisis penelitian ini adalah lingkungan sekitar kost sekitar kampus
Universitas Negeri Malang, berdasarkan acuan itu maka objek penelitian ini adalah lingkungan
hidup di daerah kost sekitar kampus Universitas Negeri Malang. Selain itu penelitian ini juga
menggunakan sumber informasi lain berupa media cetak, internet, seta buku referensi yang
mendukung penelitian ini.


Page 4

HASIL
Syarat Rumah Layak
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik
untuk kesehatan keluarga dan individu( Komisi WHO Mengenai kesehatan dan lingkungan,
2001).
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memengkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaiman mestinya. Prasarana utama
meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pemusata air
hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan lain sebagainya. Jaringan
primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan antar kawasan
pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya. Jaringan sekunder
prasarana lingkungan adalah jaringan cabanag dari jaringan primer yang melyani kebutuhan
didalam satu satuan lingkungan pemukiman.
Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggarakan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Contoh sarana
lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum, pendidikan dan

kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olahraga, pertamanan, dan pemakaman.
Selanjutnya istilah kualitas umum mengacu pada saran penunjang untuk pelayanan
lingkungan pemukiman, meliputi jarinagan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan
pemadam kebakaran.

Page 5

Kualitas umum membutuhkan pengelolaan profesional dan berkelanjutan oleh suatu badan
usaha.( keman,soedjajadi.2005. kesehatan perumahan dan kesehatan lingkungan, 1(2): 4 )
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut keputusan Menteri
Kesahatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/ SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut:
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan
penerbangan.
2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien dilingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun

dan memenuhi syarat dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut:
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
b. Debu dengan diameter kurang dari 10g/m3 maksimum 150 g/m3
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari

Page 6

3. kebisingan dan getaran

a. kebisingan dianjurkan 45 Db.A, maksimum 55 Db.A;
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
4. kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
a. Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo (a) pyrene maksimum 1 mg/kg
5. Prasana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman
dari kecelakaan

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi mtempat perindukan vektor penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak menggangu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata
d. tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan
e. pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan
f. pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan
page 7

g. memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya
h. pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan
yang dapat menimbulkan keracunan
6. Vektor penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%
7. penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesujukan, keindahan dan kelestarian alam.
Adapun ketentuan persyaratan ksehatan runah tinggal menurut kepmenkes No. 829/Menkes/
SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain: debu total kurang dari 150 g/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per
24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
patogen.
2. Komponen dan penataan ruangan
page 8

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dibanding rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan
c. Langit- langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

3. pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18-30 Oc
b. Kelembaban udara antara 40-70%
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
d. pertukaran udara 5 kali 3 menit
e. Gas CO2 kurang dari 100 ppm/8 jam
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
page 9

5. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%luas lantai
6. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah
7. penyediaan air
Tersedia sarana penyedian air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ hari
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman

9. Pembuangan limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkn bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan air tanah.
10. kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang. Persyaratan
tersebut diatas berlaku juga terhadap kondominium, rumah susun( rusun), rumah toko(ruko),
rumah kantor(rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaa ketentuan mengenai persyaratan
kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menjadi tanggung jawab pengembang atau
penyelenggara pembangunan perumahan, pemilik atau penghuni rumah tingal untuk rumah.
page 10

Kondisi umum wilayah kost di daerah kota Malang
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwa banyak bangunan rumah kost sangat
rapat tidak jarak antar bangunan hingga terlihat menyatu antar bangunan. Saluran pembuangan
limbah keluarga berupa selokan yang kecil serta tak tertutup hingga mengakibatkan polusi udara
untuk warga sekitar. Terdapatnya vektor penyakit berupa lalat, kecoak ataupun tikus. Vektor
penyakit berupa lalat banyak terdapat warung terbuka di pinggir jalan. Dikawasan rumah kost
didaerah Malang hampir tak ada kawasan terbuka hijau yang cukup untuk menyejukkan tempat
tersebut. Jalan yang ada juga sangat sempit, hanya cukup untuk satu mobil. Hingga sering terjadi
kemacetan sering didaerah tersebut. sehingga dengan kemacetan sering terjadi ditambah
bangunan yang padat rapat serta tak ada cukup pohon untuk menyejukkan polusi udara yang
parah pun terjadi. Mahasiswa di kota Malang setiap hari menjalani kejadian seperti itu dan
selama bertahun-tahun.
Kondisi rumah yang luasnya kecil namun dibangun tingkat agar dapat dibuatkan kamar
kost dalam jumlah banyak di lahan yang sempit. Namun luas perkamar tak menyukupi standar,
bahkan ada yang kurang dari 6 m2 itu didiami oleh dua orang. Sebagian kamar hunia tak
memiliki ventilasi udar, hanya terdapat pintu. Kondisi air apabila mengambil dari sumur maka
akan bewarna kekuning- kuningan dan berbau. Dengan air itu pula masyarakat memenuhi
kebutuhannya.
Rumah yang sangat bedempet, hingga suara tetangga terdengar didalam kamar. Kondisi
seperti ini yang membuat mahasiswa menjadi mengabaikan kondisi sekitar yang kurang
berkepentingan oleh dirinya. Karena apabila mereka terus mendengarkan maka ia tak ada waktu
untuk istirahat. Kondisi ini melatih mahasiswa untuk bersikap acuh tak acuh setiap harinya.
Karena tak berhubungan dengan dirinya maka ia tak akan peduli. Ketidak pedulian ini juga
karena penghuni dalam kost senantiasa berganti dengan cepat hingga tak cukup waktu untuk
berinteraksi secara intensif antara warga kamar dengan yang lain.
page 11

Pembahasan
Pemukiman adalah sebuah bagian dari lingkungan hidup yang berada di perkotaan
maupun pedesaan. Pemukiman ini memiliki fungsi berupa sebagai tempat tinggal ataupun hunian
dan tempat kegiatan untuk mendukung penghidupan. Pemukiman ini tak terlepas dari prasarana
lingkungan pemukiman, sarana lingkungan pemukiman, dan kualitas umum.
Rumah adalah bangunan untuk berlindung, untuk mendukung jasmani dan rohani serta
dengan sosial yang baik untuk kesehatan individu maupun keluarga. Sebuah rumah tentunya
memerlukan prasyarat rumah untuk layak huni. Hal ini perlu diperhatikan terkait individu yang
tinggal dalam rumah tersebut. prasyarat ini meliputi tinggi rumah, keberadaan ventilasi yang
cukup, sanitasi yang baik, keberadaan sumber air yang cukup, seta jarak antar bangunan.
Kawasan kost didaerah kota Malang khususnya yang dekat dengan universitas
merupakan kawasan yang strategis karena berada dekat dengan kampus dan mudah ditempuh
setiap harinya. Karena begitu strategisnya, muncullah kawasan kost yang semakin padatnya
tanpa melihat keberadaan daya dukung lingkungan hidup yang ada. Masyarakat kota Malang
membuat rumah kost tanpa melihat prasyarat rumah layak yang ada karena memelurkan biaya
yang lebih besar. Sedangkan kost di kota Malang bersaing harga untuk dapat memikat
mahasiswa.
Pengelolaan limbah keluarga cair kurang diperhatikan. Limbah ini hanya dialirkan
langsung ke selokan yang ada. Sehingga timbullah bau mengganggu lingkungan sekitar. Hal ini
ditambahkan pula dengan aliran pembuangan ini tak tertutup, saluran yang ada dapat menjadi
sarang vektor yang akan menyebarkan bibit-bibit penyakit. Pengelolaan limbah disalurkan
langsung ke selokan karena pemukiman yang tak memenuhi jarak standar akan mencemari air
tanah. Sehingga pengelolaan limbah di kota Malang tak memenuhi standar prasyarat lingkungan
layak.
page 12

Penyediaan air tanah yang buruk di kota Malang. Hal ini dibuktikan dengan rumah kost
yyang menggunakan sumur mempunyai air yang berwarna kekuningan serta berbau. Air ini yang
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dari mandi, mencuci, dan
memasak. Sehingga keadaan air sumur di kawasan kost si kota Malang tak memenuhi kelayakan
rumah serta prasarana dan saran lingkungan.
Bangunan rumah kost yang ada biasanya memiliki jumlah kamar yang banyak. Karena
mengejar jumlah kamar yang banyak ini menghiraukan aspek ventilasi dan luas ruangan minimal
yang ada. Sehingga terdapat rumah kost yang kamarnya tak memiliki ventilasi permanen hanya
pintu saja. Luas ruangannya pun kurang dari 6 m2, itupun dihuni oleh dua orang mahasiswa.
Jarak antar rumah atau bangunan juga kurang diperhatikan, hal ini ditunjukkan dengan bangunan
yang sangat berdempet. Struktur bangunan ini sudah menyalahi standar kelayakan hunian.
Terkait pula dengan akses jalan di sekitar rumah. Banyak yang hanya berupa jalan yang cukup
untuk cukup satu orang saja. Hingga akses rumah ini cukup sulit.
Masalah- masalah yang ada tersebut dapat mempengaruhi aspek sosial mahasiswa.
Karena dengan tak memperhitungkan jarak antar bangunan maka mahasisawa akan terbiasa
untuk menghirauka sesuatu. Sehingga timbullah jiwa yang apatis, tak peduli dengan orang lain.
Kehidupan dengan interaksi yang kurang antara penghuni kost serumah mengakibatkan
mahasiswa cenderung tidak nyaman jadi lebih suka keluar kost untuk memperoleh kenyamanan.
Hal ini mendorong terjadinya pergaulan bebas. Karena itulah pentingnya kelayakan hidup layak
dengan memperhitungkan lingkungan hidup sekitar untuk prasarana, sarana lingkungan dan
kualitas umum.
Penataan kawasan kost perlu dilakukan, karena dengan bentuk pola kawasan kost yang
seperti sekarang akan menimbulkan kekumuhan. Perancangan pola kawasan kost perlu
ditegaskan, agar tercipta kawasan terkonsep.
page 13

Hal ini juga berpengaruh pada pembatasan pembangunan kost agar dapat mengurangi
kekumuhan kawasan ini. Peremajaan kawasan ost di kota Malang penting untuk dilakukan demi
membangkitkan kembali daya dukung lingkungan hidup agar kembali layak untuk ditinggali.
Karena kelayakan sebuah hunian tak terlepas oleh prasarana, saran, dan kualitas umum
lingkungan hidup layak.

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian dan pembahasan ini dapt disimpulkan sebagai berikut:
kawasan kost di kota Malang membawa dampak terhadap dengan kualitas lingkungan hidup.
Dengan daya dukung kualitas lingkungan hidup yangterus menurun, maka kelayakan huni
kawasan kost di kota Malang semakin jauh. Rumah kost yang tak layak huni akan berpengaruh
pada kepedulian sosial mahasiswa penghuninya menjadi cenderung apatis.

Daftar Rujukan
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Keman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan dan kesehatan lingkungan,(online),
(http://journal .unair.ac.id/filerPDF/KESLING2-1-4.pdf),diakses tanggal 29 april 2014
Undang-undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
Undang- undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
page 14

Soejono soekanto, 1982 Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rajawali pers
Kementerian

perumahan

rakyat

Republik

Indonesia

tentang

rakonreg

kementerian

perumahanrakyat 2013. Jakarta
Komisi WHO Mengenai kesehatan dan lingkungan. (2001). Planet kita kesehatan kita. Kusnanto
H (editor). Yogyakarta : Gajah Mada University Press, p. 279

page 15