PEMBAHASAN KAPITA FIKS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan potensi – potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar, manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan –kebutuhannya. Semua aktivitas keseharian membutuhkan ilmu yang hanya didapat dengan belajar. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu hambatannya adalah rendahnya mutu pendidikan di negara ini, sehingga dengan adanya hambatan tersebut akan menjadikan sebuah tantangan bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik dalam proses belajar, sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu setiap peserta didik, karena bagaimanapun juga setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.

Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah tidak hanya ditentukan oleh ketepatan strategi guru dalam mentransfer pengetahuannya, tetapi juga ditentukan oleh peran aktif dari peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai tenaga pendidik harus memilih strategi mengajar yang tepat, sehingga peserta didik ikut terdorong untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, berikut ini dipaparkan rumusan masalah dalam makalah, yakni sebagai berikut.

1. Bagaimana peristiwa dan ragam sumber belajar dalam pengembangan potensi diri?

2. Bagaimana ranah dan ragam hasil belajar sebagai wujud pengembangan potensi diri?

3. Bagaimana teori ragam teori dan gaya belajar dalam optimalisasi hasil belajar?

4. Bagaimana peristiwa pembelajaran untuk memasilitasi terjadinya prakarsa dan tindak belajar?

5. Bagaimana ragam variabel dan dimensi pembelajaran sebagai acuan perancangan dan pelaksanaan pembelajaran?

6. Bagaimana landasan psikologi dalam mencapai proses dan hasil pembelajaran bermakna?

7. Bagaimana teori pembelajaran yang dibangun berdasarkan hubungan antara variabel pembelajaran?

8. Bagaimana model pembelajaran berdasarkan psikologi yang melandasi?

9. Bagaimana model dan sintaks pembelajaran berlandaskan konstruktivistik dalam bidang pendidikan kejuruan?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan tujuan penulisan makalah, yakni sebagai berikut.

1. Menjelaskan peristiwa dan ragam sumber belajar dalam pengembangan potensi diri.

2. Menjelaskan ranah dan ragam hasil belajar sebagai wujud pengembangan potensi diri.

3. Menjelaskan teori ragam teori dan gaya belajar dalam optimalisasi hasil belajar.

4. Menjelaskan peristiwa pembelajaran untuk memasilitasi terjadinya prakarsa dan tindak belajar.

5. Menjelaskan ragam variabel dan dimensi pembelajaran sebagai acuan perancangan dan pelaksanaan pembelajaran.

6. Menjelaskan landasan psikologi dalam mencapai proses dan hasil pembelajaran bermakna.

7. Menjelaskan teori pembelajaran yang dibangun berdasarkan hubungan antara variabel pembelajaran.

8. Menjelaskan model pembelajaran berdasarkan psikologi yang melandasi.

9. Menjelaskan model dan sintaks pembelajaran berlandaskan konstruktivistik dalam bidang pendidikan kejuruan.

BAB II PEMBAHASAN

TOPIK 1 PERISTIWA DAN RAGAM SUMBER BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

A. PERISTIWA BELAJAR SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

1. Pengaruh Peristiwa Belajar

Peristiwa pembelajaran adalah suatu dimana sesorang mengalami frase dalam proses mencari hal yang terkombinasi dan tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peristiwa Pembelajaran ini bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya berupa aturan atau ketentuan dasar yang bila dilakukan secara konsisten, sesuatu yang ditentukan itu akan efektif atau sebaliknya. Prinsip pembelajaran merupakan aturan/ ketentuan dasar dengan sasaran utama adalah perilaku guru. Pembelajaran yang berorintasi bagaimana perilaku guru yang efektif.

Dalam proses ini individu akan mengalami proses perubahan untuk memperoleh pengetahuan. Proses pembelajaran ini mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Keadaan ini merupakan pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik atau peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Lingkungan pembelajaran yang terkondisikan dengan adanya fasilitas yang

mencukupi dapat memberikan nilai positif dalam pencapaian tujuan pendidikan. Adanya prasarana seperti media, alat pembelajaran, sumber bacaan dapat membantu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak- tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (65%). Demikian jelas bahwa hakekat pembelajaran dititik- beratkan pada berlangsungnya proses belajar dari siswa secara interaktif sehingga memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses pembelajaran juga ditekankan pada pengembangan dan penguasaan kompetensi tertentu oleh siswa. Hal demikian tentunya harus dipahami semua pihak terutama guru sebagai pelaksanan di garis depan dalam mengelola proses pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Dalam penelitian ini pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran pada hakikatnya mempunyai dua proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses belajar dan proses mengajar. Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Adanya media atau alat-alat (sarana) yang mendukung dalam proses pembelajaran, maka mau tidak mu guru harus mengakui bahwa mereka bukanlah satu-satunya sumber belajar. Sumber belajar sebagai salah satu komponen sistem pengajaran, harus bekerja sama, saling berhubungan dan saling ketergantungan dengan komponen lainnya. Bahkan ia tidak bisa berjalan secara terpisah/sendiri tanpa berhubungan dengan komponen lainnya. Sumber belajar Pembelajaran pada hakikatnya mempunyai dua proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses belajar dan proses mengajar. Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Adanya media atau alat-alat (sarana) yang mendukung dalam proses pembelajaran, maka mau tidak mu guru harus mengakui bahwa mereka bukanlah satu-satunya sumber belajar. Sumber belajar sebagai salah satu komponen sistem pengajaran, harus bekerja sama, saling berhubungan dan saling ketergantungan dengan komponen lainnya. Bahkan ia tidak bisa berjalan secara terpisah/sendiri tanpa berhubungan dengan komponen lainnya. Sumber belajar

B. RAGAM POTENSI DIRI SEBAGAI ENERGI BELAJAR

1. Pengertian Potensi Diri

Potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan (Majdi, 2007:86). Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut (Wiyono, 2006:37). Dengan demikian potensi diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam didalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia.

Menurut Endra K Pihadhi (2004:6) potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.Potensi diri yang dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.

Sedangkan Sri Habsari (2005:2) menjelaskan, potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa potensi diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang masih terpendam dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan jika didukung dengan latihan dan sarana yang memadai.

2. Jenis-Jenis Potensi Diri

Manusia memiliki beragam potensi diantaranya adalah sebagai berikut (Nashori, 2003:89):

a. Potensi Berfikir Manusia memiliki potensi berfikir.Seringkali Alloh menyuruh manusia untuk berfikir.Maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir a. Potensi Berfikir Manusia memiliki potensi berfikir.Seringkali Alloh menyuruh manusia untuk berfikir.Maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir

b. Potensi Emosi Potensi yang lain adalah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap manusia memilki potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat memahami orang lain, memahami suara alam, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada keindahan.

c. Potensi Fisik Adakalanya manusia memilki potensi yang luar biasa untuk membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh.Orang yang berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga dengan cepat dan selalu menunjukkan permainan yang baik.

d. Potensi Sosial Pemilik potensi sosial yang besar memiliki kapasitas menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun ketrampilan.

Menurut Hery Wibowo (2007:1) minimal ada empat kategori potensi yang terdapat dalam diri manusia sejak lahir yaitu, potensi otak, emosi, fisik dan spiritual dan semua potensi ini dapat dikembangkan pada tingkat yang tidak terbatas. Ahli lain berpendapat bahwa manusia itu diciptakan dengan potensi diri terbaik dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain, ada empat macam potensi yang dimiliki oleh manusia yaitu, potensi intelektual, emosional, spiritual dan fisik.

3. Ciri-Ciri Orang Yang Memahami Potensi Dirinya Ciri orang yang memahami potensi dirinya bisa diukur atau dilihat dalam sikap dan perilakunya sehari-hari dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut La Rose (Sugiharso dkk, 2009:126-127) menyebutkan bahwa orang yang berpotensi memiliki ciri-ciri:

a. Suka belajar dan mau melihat kekurangan dirinya.

b. Memilki sikap yang luwes.

c. Berani melakukan perubahan secara total untuk perbaikan.

d. Tidak mau menyalahkan orang lain maupun keadaan.

e. Memilki sikap yang tulus bukan kelicikan.

f. Memiliki rasa tanggung jawab .

g. Menerima kritik saran dari luar.

h. Berjiwa optimis dan tidak mudah putus asa.

4. Mengembangkan Potensi Diri

Sebelum seorang melakukan pengembangan diri dalam rangka menggunakan dan mengoptimalisasi seluruh kemampuannya untuk mencapai kinerja yang unggul, ada beberapa cara untuk mengetahui, menilai atau mengukur dengan akurat berbagi kelebihan dan kelemahannya sebagai berikut:

a. Introspeksi diri (pengukuran individual) Dalam cara ini, individu meluangkan waktu untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukannya, apa yang telah ia capai dan apa yang ia miliki sebagai suatu kelebihan yang dapat mendukung dan apa yang ia miliki sebagai suatu kekurangan yang menghambat tercapainya prestasi tinggi. Cara ini efektif bila individu bersikap jujur, terbuka pada dirinya sendiri, mau dengan sungguh- sungguh memperhatikan kata hati.

b. Feedback dari orang lain Dalam cara ini seseorang meminta masukan berupa informasi atau data penilaian tentang dirinya dari orang lain. Masukan berupa umpan balik (feedback) ini meliputi segala sesuatu tentang sikap dan perilaku seseorang yang tampak, dipersepsi oleh orang lain yang bertemu, berinteraksi dengannya. Cara ini bertujuan untuk membantu seseorang menelaah dan memperbaiki.

c. Tes Psikologi Tes Psikologi yang mengukur potensi psikologis individu dapat memberi gambaran kekuatan dan kelemahan individu pada berbagai aspek psikologis seperti kecerdasan/kemampuan intelektual (kemampuan analisa, logika berpikir, berpikir kreatif, berpikir numerikal), potensi kerja (vitalitas, sumber energi kerja, motivasi, ketahanan terhadap stress kerja), kemampuan sosiabilitas (stabilitas c. Tes Psikologi Tes Psikologi yang mengukur potensi psikologis individu dapat memberi gambaran kekuatan dan kelemahan individu pada berbagai aspek psikologis seperti kecerdasan/kemampuan intelektual (kemampuan analisa, logika berpikir, berpikir kreatif, berpikir numerikal), potensi kerja (vitalitas, sumber energi kerja, motivasi, ketahanan terhadap stress kerja), kemampuan sosiabilitas (stabilitas

d. Tentukan tujan hidup Tentukan tujuan hidup baik itu tujuan jangka waktu pendek maupun jangka panjang secara realistis. Realistis maksudnya sesuai dengan kemampuan dan kompetensi. Menentukan tujuan yang jauh boleh saja asal dikuti oleh semangat untuk mencapainya dan optimis.

5. Potensi Sebagai Energi

Setelah kita mengenali potensi yang ada pada diri kita atau pseserta didik masing-masing maka itu harus diaktulisasikan dalam kehidupan nyata, terutama yang mendukung pada kegiatan yang kita lakukan, lebih jelasnya menjadi kekuatan pada diri (jasmani dan rohani), sebuah energy yang luar biasa. Dalam ranah dewasa ini yang di maksud yakni sebuah energy yang menyongsong pada majunya kesuksesan dalam pembelajaran, sebagai energy belajar. Oleh sebab itu, untuk memaksimalkan energy tersebut sebagai pengembangan potensi diri, setiap peserta didik harus memiliki komponen-komponen didalamnya , salah satunya harus memiliki motivasi yang bias melecut semangat untuk menghasilkan karya terbaik dan sebagainya. Sehingga peserta didik memilki kekuatan dan dukungan moril dalam diri untuk menghasilkan yang terbaik. Enyahkan juga pikiran-pikran negative yang bisa menghambat langkah untuk mencapai tujuan. Setiap kali menghadapi hambatan, khususnya dalam proses pembelajaran, jangan menyalahkan orang lain. Lebih baik mengevaluasi kembali langkah pada tujuajn awal, mungkin ada yang perlu diperbaiki. Kemudian melangkah kembali untuk lebih meluruskan jalan, yang dimaksud adalah mengasah potensi diri sebagi jalan atau energy positif sebagi penbdongkrak dalam belajar lalu mengarahkannya kepada tindakan yang tepat dan teruji. Jika itu terjadi, peserta didik akan memiliki nkepercayaan diri yang kuat untuk melakukan sebuah teroboson dalam menyonsong kesuksesan belajar menuju tujuan pembelajaran yang lebih mantap.

C. KONSEP SUMBER BELAJAR

Perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang bermakna tidak terlepas dari, dan harus terkait secara fungsional dengan sumber belajar. Pengalaman belajar yang bermakna menuntut adanya wawasan, pengetahuan, dan keterampilan guru-guru dan tenaga kependidikan yang handal dalam memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Guru bersama tenaga kependidikan yang lainnya adalah fasilitator dan dinamisator belajar siswa dan bertanggung jawab untuk mendorong semangat belajar siswa dengan menciptakan dan memelihara suasana belajar yang menyenangkan.

Kegiatan pembelajaran di sekolah perlu lebih memberi penekanan pada aktifitas belajar siswa secara aktif, kreatif, dan dinamis, baik secara perseorangan maupun kelompok. Kegiatan belajar seperti ini baru akan bisa terjadi dan menjadi kenyataan apabila peluang dan kesempatan belajar yang bersifat mandiri diberikan seluas-luasnya kepada para siswa. Dengan demikian guru perlu lebih memposisikan diri sebagai fasilitator dan dominisator kegiatan belajar siswa. Sulit kiranya tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal apabila hanya mengandalkan pada jam pelajaran formal yang terbatas oleh ruang dan waktu dan berfokus pada proses penyamnpaian yang bahan ajar yang dilakukan oleh guru.

Secara organisator disekolah sudah tersedia unit layanan yang berfungsi untuk melayani kegiatan belajar siswa, yaitu perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja serta sarana dan fasilitas belajar lain yang dapat disediakan sekolah. Keberadaan unit-unit layanan tersebut justru dimaksudkan untuk lebih memperkaya proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Ketersediaan dan penggunaan sumber belajar secara tepat akan mampu membuka wawsan pemahaman para siswa dalam nuansa akademis yang dapat bertanggung jawabkan. Penggunaan sumber belajar dapat dilaksanakan baik pada jam pelajaran formal maupun dalam kesempatan lainnya dalam proses belajar mandiri.

Proses pembelajaran di sekolah perlu membantu siswa untuk mempetegas, memperdalam pemahaman dan wawsan mereka terhadap kenyataan dan kehidupan di sekitarnya. Untuk keperluan ini guru perlu memahami karakter, sifat, dan kegunaan setiap jenis sumber belajar di ingkungan sekitar sehingga dapat menghubungkannya secara kontekstual dalam aktifitas belajar siswa.

Kenyataan ini terkait dengan implement asi dari “life skills” (keterampilan hidup) yang dibutuhkan peserta didik. Dikenal sebgai jenis dan ragam sumber belajar yang berada di dalam dan di sekitar sekolah. Untuk mempermudah pemahaman kita terhadap keberagaman sumber belajar tersebut, maka sumber belajar dapat dipilah sebagai berikut.

a. Sumber belajar dari lingkungan fisik. Sumber belajar seperti ini terdiri dari keadaan alam dengan segala isinya (hewan, tumbuh-tumbuhan, cuaca, dan lain-lain; benda-benda nyata, seperti: ruma, tempat- tempat ibadah, pabrik, pelabuhan, termnal bus, dan lain-lain.

b. Sumber belajar dari lingkungan non fisik. Jenis sumber belajar ini antara lain: kehidupan keluarga, kehidupan sosial budaya, ekonomi, politi, agama, ketatanegaraan, sistem pemerintahan dan swasta, industri

c. Sumber belajar yang disiapkan dan dirancang secara khusus di sekolah. Unit-unit yang ada di sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, sebagai subsistem pembelajaran.

Dari ketiga kelompok sumber belajar tersebut di atas terdapat sejumlah nilai-nilai yang banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas proses pembelajaran yang tersedia tersebut, diperlukan pengenalan, pemahaman penganalisaan, dan pemaknaan yang dikaitkan secara kontekstual dengan tujuan, program, dan materi pembelajaran yang harus dibahas di kelas. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kepekaan, daya kritis, sikap sosial, daya estetika, tanggung jawab moral. Kreatifitas belajar para siswa, serta peningkatan semangat belajar mereka. Sumber-sumber belajar yang dapat digunakan pelajar untuk mendapatkan materi pembelajaran, antara lain:

1. Sumber belajar media elektronik hasil rekayasa teknologi. Media sumber elektronik adalah komputer (yang dapat menghantarkan internet), televici, VCD/DVD, radio, kaset, dan sebagainya.media elektronik ini berbentuk program-program yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan belajar suatu mata pelajara.

2. Buku teks, sebagai sumber belajar, buku teks tidak selamanya harus satu jenis atau dari satu orang pengarang, melainkan hendaknya bervariasi agar mendapatkan materi pembelajaran yang luas

3. Dokumen kurikulum. Dokumen kurikulum penting bagi pengajar untuk digunakan sebagai sumber bahan belajar salain buku teks dan sumber- sumber lain. Dakumen kurikulum sangat penting sebagai pedoman untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran yang harus diliputi. Pengajar harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci

4. Penerbitan berkala. Penerbitan berkala seperti surat kabar harian atau majalah yang terbit mingguan atau bulanan. Terbitan ini banyak berisikan informasi yang dapat dijadikan bahan ajar. Penyajiaannya menggunakan bahasa yang populer yang mudah dipahami, sehingga tidak terlalu menyulitkan siswa jika dijadika bahan belajar

5. Laporan hasil peneltian. Laporan hasil penelitian biasanya diterbitkan oleh lembaga penelitian, perguruan tinggi, atau para penelti. Laporan hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan belajar yang aktual dan mutakhir. Bahan ini cocok untuk dipelajari oleh para guru untuk memutahirkan pengetahuan dan keterampilan dalam profesi keguruan.

6. Jurnal. Jurnal adalah penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Isinya adalah hasil penelitian atau hasil pemikiran yang sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan belajar. Hasil penelitian ini kebenarannya telah dikaji dan diuji. Sifat sumber belajar jurnal ini sama dengan laporan penelitian yang berbentuk monograf pada butir 5.

7. Nara Sumber. Nara sumber (human resource) adalah orang-orang yang mempunyai keahlian pada suatu bidang. Nara sumber itu antara lain:

a. Pakar atau ahli mata pelajaran yang dapat diminta nasehatnya tentang kebenaran materi pembelajaran dari segi ruang lingkup, urutan, atau kedalamannya.

b. Kalangan profesional, yaitu orang-orang yang bekerja pada suatu bidang tertentu.

perbankan sebagai ahli keuangan/perbankan dapat dimanfaatkan ketika menjelaskan materi

Misalnya,

profesional

[embelajaran tentang keuangan pada mata pelajaran IPS. Dokter hewan yang bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan beberapa jenis hewan dalam mata pelajatan IPA.

c. Pemanfaatan nara sumber ini bisa dihadirkan di kelas atau dikunjungi ke tempat kerja profesional tersebut.

8. Lingkungan. Lingkukngan ini seperti lingkungan alam, ekonomi, sosial, seni, budaya, teknologi, atau industri. Sebagai contoh, untuk mempelajari materi pelajaran tentang pertanian, maka peserta didik dibawa ke kingkungan sekitar persawahan. Untuk mempelajari tentang perdagangan, peserta didik dibawa ke pasar atau ke toko.

9. Internet. Internet dengan jaringan komputer (network) merupakan sumber belajar untuk mendapatkan segala macam bahan ajar. Bahan ajar tersebut bisa dictak atai dicopy.

Keberadaan sumber belajar dalam pendidikan memiliki fungsi tersendiri, yaitu:

1. Meningkatkan keberhasilan pembelajaran, karena pesertra didik belajar lebih cepat namun tetap mampu menguasai materi pembelajaran.

2. Membantu pengajar untuk memanfaatkan waktu lebih efisien namun tetap mampu menguasai materi pembelajaran yang efektif.

3. Meringankan tugas pengajar dalm menyajikan informasi atau materi pembelajaran, sehingga perhatian pengajar lebih banyak memberikan dorongan dan motivasi belajar kepada peserta didik.

4. Mempermudah melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dalam belajar secara individual, karena peran pengajar secara individual, karena peran pengajar tidakdominan, melainkan mampu menciptakan kondisi atau lingkungan belajar yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri.

5. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kebutuha, kemampuan, bakat, dan minatnya, karena tersedianya sumber belajar yang telah dirancang sedemikian rupa oleh guru, sekolah, dan masyarakat.

6. Program pembelajaran dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan sistematis

7. Pengembangan bahan ajar yang ilmiah dan objektif

8. Informasi dan bahan ajar yang disajikan tidak abstrak, namun lebih nyata yang dialami peserta didik.

9. Memberikan informasi atau pengeahuan yang lebih luas tidak terbatas ruang, waktu, dan keterbatasan dunia.

Klasifikasi Sumber Belajar

Sebuah ilustrasi dimana ketika anda ingin menjelaskan tentang seekor binatang yang disebut gajah kepada siswa SD kelas awal. Atau anda ingin menjelaskan tentang kereta api kepada murid anda yang berada di kalimantan, irian, atau ditempat lain yang tidak ada kereta api, atau anda ingin menjelaskan tentang apa itu pasar terapung. Ada beberapa cara yang yang mungkin anda lakukan. Sebagai ilustrasi berikut beberapa contoh ril aktifitas pembelajaran ketika menghadapi tuntutan seperti diuraikan pada ilustrasi tersebut.

Cara pembelajaran yang pertama, anda akan bercerita tentang gajah, kereta api, atau pasar terapung. Anda bisa bercerita mungkin karena pengalaman, membaca buku, cerita orang lain, atau pernah melihat gambar ketiga objek itu, apabila murid anda tersebut sama sekali belum tahu, belum pernah melihat dari televisi atau gambar di buku misalnya, maka cukup sulit bagi anda menjelaskan hanya dengan kata-kata tentang objek tersebut. Kalau anda seorang yang ahli bercerita, tentu cerita anda akan sangat menarik bagi para siswa. Namun tidak semua orang diberikan karunai kepandaian bercerita. Penjelasan dengan kata-kata mungkin akan menghabiskan waktu yang lama, pemahaman murid juga berbeda sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan bukan tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi karena terjadi verbalisme dimana persepsi guru dan siswa tidak sama.

Cara pembelajaran yang kedua, anda membawa murid untuk melihat objek yang sebenarnya misalnya studi wisata mengunjungi tempat-tempat yang sesuai misalnya kebun binatang, taman safari, cagar alam, atau tempat penangkaran binatang. Cara in merupakan yang paling efektif dibandingkan dengan cara lainnya. Konsep ini sejalan dengan pendapat Edgar Dale dalam teorinya Cone Of Experience yang menjelaskan bahwa hasil belajar dapat diperoleh lebih optimal dengan cara melakukan sendiri atau paling tidak melihat objek nyata. Hal tersebut bisa dilihat pada gambar berikut.

Gambar l. Kerucut Pengalaman

Gambar 2. Kerucut Pengalaman Namun demikian untuk melakukan tipe pembelajaran yang membawa siswa pada objek nyata terkadang membutuhkan biaya dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Cara ini walaupun efektif tapi kurang efisien. Tidak mungkin, untuk belajar, semua orang harus mengalami secara langsung segala sesuatu yang dipelajari. Dengan demikian diperlukan kereatifitas guru untuk menjadikan pembelajaran lebih efisien namun hasilnya lebik efektif dengan berpijak pada prinsip pengalaman belajar Edgar Dale yang ditunjukkan pada gambar 1 dan 2. Cara kedua ini disebut juga pemanfaatan sumber belajar dengan menggunakan fasilitas yang sudah tersedia yang tidak secara khusus dirancang untuk pembelajaran namun dapat digunakan secara langsung (media by utilization)

Cara pembelajaran yang ketiga, disebut media by design. Dalam hal ini anda merancang media sesuai dengan tuntutan tujuan materi dan karakteristik siswa, seperti gambar, foto, film, video tentang objek tersebut untuk dipergunakan dikelas. Cara ini akan sangat membantu anda dalam memberikan penjelasam. Selain menghemat kata-kata, menghemat waktu, penjelasan andapun mudah dimengerti oleh siswa, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan Cara pembelajaran yang ketiga, disebut media by design. Dalam hal ini anda merancang media sesuai dengan tuntutan tujuan materi dan karakteristik siswa, seperti gambar, foto, film, video tentang objek tersebut untuk dipergunakan dikelas. Cara ini akan sangat membantu anda dalam memberikan penjelasam. Selain menghemat kata-kata, menghemat waktu, penjelasan andapun mudah dimengerti oleh siswa, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan

Dari uraian mengenai tiga cara pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa, cara pertama menggunakan informasi verbal, cara kedua memanfaatkan pengalaman nyata, sedangkan cara ketiga adalah cara yang paling bijaksana dilakukan. Media kita perlukan agar lebih efektif dan efisien.

Melalui cara pembelajaran yang kedua dan ketiga, pada dasarnya guru telah menggunakan sumber belajar lain selain dirinya sebagai salah satu sumber belajar. Semakin guru merasakan pentingnya sumber belajar yang membantu pembelajaran maka semakin besar guru akan perlunya pengolahan alat bantu atau sumber pembelajaran. Pertumbuhan kesadaran ini bersifat gradual. Perubahan dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak , menjadi penyedia layanan sesuai permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori sesuai dengan beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi; menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi serta ditemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut untuk dapat memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia, guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang.

Pengklasifikasian sumber belajar (learning resources) berbeda-beda. Ada yang mengklasifikasikan sumber belajar ke dalam empat kategori yaitu bahan ajar, peralatan dan fasilitas, orang, dan lingkungan. Ada pula yang membaginya ke dalam dua kelompok, yaitu sumber belajar manusia (human resource) dan sumber belajar bukan manusia (non human resource). Klasifikasi lain untuk sumber belajar adalah berdasarkan pengadaannya, yaitu sumber belajar yang direncanakan, dirancang, dan dibuat sendiri oleh pengajar (learning resource by design) dan sumber belajar yang tidak dirancang dan tidak dibuat sendiri tetapi Pengklasifikasian sumber belajar (learning resources) berbeda-beda. Ada yang mengklasifikasikan sumber belajar ke dalam empat kategori yaitu bahan ajar, peralatan dan fasilitas, orang, dan lingkungan. Ada pula yang membaginya ke dalam dua kelompok, yaitu sumber belajar manusia (human resource) dan sumber belajar bukan manusia (non human resource). Klasifikasi lain untuk sumber belajar adalah berdasarkan pengadaannya, yaitu sumber belajar yang direncanakan, dirancang, dan dibuat sendiri oleh pengajar (learning resource by design) dan sumber belajar yang tidak dirancang dan tidak dibuat sendiri tetapi

Learning resource by design adalah berbagai sumber belajar yang dirancang dan diproduksi pengadaannya untuk kepentingan penyelenggaraan pembelajaran yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar seperti ini diharapkan dapat mengurangi kedudukan kepada peserta didik untuk mencari dan memperoleh informasi yang luas dan banyak sesuai dengan topik yang sedang dipelajarinya.

Learning resource by utilization or real word resource tidak khusus dirancang untuk kepentingan suatu pembelajaran tetapi memanfaatkan sumber belajar yang tersedia dalam dunia nyata untuk membantu proses pembelajaran, seperti pasar, toko, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Pengklasifikasian lain untuk sumber belajar adalah terbagi menjadi enam kelompok, yaitu:

1. Pesan (Message) Pesan (message), biasanya berupa perangkat lunak (software) seperti fakta, data/ide, atau informasi. Perangkat lunak ini disampaikan oleh pengajar kepada peserta didik yang akan menerimanya. Perangkat ini bisa disajikan melalui hardware. Sumber belajar kelompok ini dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan apa yang disampaikan, yaitu pesan. Proses pembelajaran yang melibatkan sumber belajar jenis ini memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung menerima informasi yang berupa pesan.

2. Manusia (People) Manusia (people), yaitu sumber belajar berupa orang yang menyampaikan pesan. Misalnya pengajar yang menyampaikan pesan berupa materi pembelajaran kepada peserta didik. Contoh lainnya, seorang dokter menyampaikan pesan belajar berupa cara hidup sehat kepada peserta didik di kelas, atau seorang polisi menyampaikan pesan belajar tentang disiplin berlalu lintas kepada peserta didik di kelas, dan sebagainya. dokter dan polisi itu disebut nara sumber (resource person.) nara sumber ini selain bisa diundang di kelas, bisa pula didatangi di tempat kerjanya. Misalnya peserta didik berkunjung ke kantor polisi untuk menerima pesan belajar tentang cara- 2. Manusia (People) Manusia (people), yaitu sumber belajar berupa orang yang menyampaikan pesan. Misalnya pengajar yang menyampaikan pesan berupa materi pembelajaran kepada peserta didik. Contoh lainnya, seorang dokter menyampaikan pesan belajar berupa cara hidup sehat kepada peserta didik di kelas, atau seorang polisi menyampaikan pesan belajar tentang disiplin berlalu lintas kepada peserta didik di kelas, dan sebagainya. dokter dan polisi itu disebut nara sumber (resource person.) nara sumber ini selain bisa diundang di kelas, bisa pula didatangi di tempat kerjanya. Misalnya peserta didik berkunjung ke kantor polisi untuk menerima pesan belajar tentang cara-

3. Metode (Method) Metode (method), yaitu kegiatan atau aktifitas menyampaikan pesan belajar. Misalnya, peserta didik mempelajari cara mengoperasikan komputer dengan metode belajar mandiri. Sumber belajar jenis ini untuk menjawab pertanyaan dengan cara bagaimana pesan itu disampaikan, yaitu metode/cara pembelajaran. Proses pembelajaran yang melibatkan sumber belajar jenis ini memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung menerima informasi melalui teknik tertentu dengan berbagai bahan ajar yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik.

4. Bahan (Materials) Bahan (materials,) yaitu bahan yang mengandung pesan belajar yang dapat dipelajari, seperti bahan tercetak antar lain: buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya. adapula bahan-bahan yang tercetak, seperti bahan elektronik antara lain: televisi, radio, atau komputer. Sumber belajar jenis ini untuk menjawab pertanyaan dengan apa pesan itu disampaikan, yaitu bahan. Proses pembelajaran jenis ini memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung menerima informasi melalui bahan yang dikembangkan secara khusus.

5. Alat/Perlengkapan (Tool/Equipment) Alat/Perlengkapan (Tool/Equipment) atau perangkat keras (hardware) sebagai media untuk menyajikan perangkat lunak (software.) Misalnya: proyektor LCD untuk menampilkan materi atau program yang terdapat pada video, televisi, komputer, dan sebagainya. Sumber belajar jenis ini memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung menerima informasi menggunakan berbagai alat yang menunjang.

6. Lingkungan (Setting) Lingkungan (Setting), yaitu tempat dan situasi pesan belajar disampaikannya, tempat dapat berupa ruang perpustakaan, dan sebagainya, sedangkan situasi menunjukkan lingkungan bukan fisik, seperti cuaca, iklim, udara, dan 6. Lingkungan (Setting) Lingkungan (Setting), yaitu tempat dan situasi pesan belajar disampaikannya, tempat dapat berupa ruang perpustakaan, dan sebagainya, sedangkan situasi menunjukkan lingkungan bukan fisik, seperti cuaca, iklim, udara, dan

Peranan Sumber Belajar

Sumber belajar yang baik adalah yang mempunyai peranan dan manfaat dalam penggunaannya diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menjembatani anak atau siswa dalam memperoleh pengetahuan (belajar).

b. Mentransmisi rangsangan atau informasi kepada anak atau siswa (ungkapan transmisi dalam konteks ini mempunyai dimensi banyak dan dapat dikaitkan dengan pertanyaan- pertanyaan “apa, siapa, di mana, dan bagaimana”; pertanyaan-pertanyaan ini amat berguna sebagai alat bantu mengorganisasi dimensi sumber belajar

Manfaat Sumber Belajar

a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik; dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

d. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

D. HUBUNGAN BELAJAR DENGAN SUMBER BELAJAR DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI

1. Hubungan Proses dan Sumber Belajar

Pemanfaatan sumber belajar secara optimal dapat mengembangkan dan melatih beberapa keterampilan siswa, seperti keterampilan mengumpulkan informasi, mengambil inti sari maupun mengorganisaikan informasi yang ada, dan pada akhirnya dapat membantu siswa dalam menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan kepada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik, hubungan ini juga ikut berperan dalam pengembagan potensi yang dimilki siswa. Semakin banyak sumber belajar yang digunakan dalam belajar akan semakin baik hasil belajar dan pengembangan potensi yang diperoleh siswa. Hal ini memberi indikasi bahwa hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada

Mengartikan hubungan sumber belajar sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar. Dalam hal ini sumber belajar berperan penting dalam keaktifan siswa untuk mengolah potensi melalui pendayagunaan aktifitas belajar. Sumber belajar bahkan berubah menjadi komponen sistem instruksional apabila sumber belajar itu diatur sebelumnya (prestructured), didesain dan dipilih lalu dikombinasikan menjadi suatu system instruksional yang lengkap sehingga berdampak pada pembelajaran yang bertujuan dan terkontrol.

Tiap-tiap bentuk sumber belajar tersebut harus berinteraksi dengan siswa bila menginginkan kualitas dan hasil belajar yang optimal, sebab unsur sumbersumber belajar itu merupakan komponen usaha yang dapat mendukung proses belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, maka Tiap-tiap bentuk sumber belajar tersebut harus berinteraksi dengan siswa bila menginginkan kualitas dan hasil belajar yang optimal, sebab unsur sumbersumber belajar itu merupakan komponen usaha yang dapat mendukung proses belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, maka

Agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal ada beberapa faktor yang mempengaruhi baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah pemanfaatan sumber belajar yang ada dan sedangkan salah satu faktor dari dalam diri siswa adalah kemampuan komunikasi interpersonal. Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas terkait materi yang dipelajari siswa khususnya yang berkaitan dengan keahlian pada diri siswa, seorang siswa tidak hanya cukup memperoleh informasi dari apa yang disampaikan guru di dalam kelas dan apa yang dibacanya dari buku pegangan yang dimilikinya. Oleh karena itu, sekolah harus dapat memberikan atau menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu siswa memperoleh informasi yang lebih dibutuhkan dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa. Guru juga diharapkan untuk senantiasa membentuk atau menumbuhkan komunikasi yang baik dalam proses belajar mengajar, menggunakan metode mengajar yang dapat menciptakan komunikasi dua arah antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa atau tidak cenderung menggunakan metode ceramah saja, guru juga hendaknya dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan diharapkan untuk dapat menghargai pertanyaan dan pendapat yang diajukan siswa sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar dan tidak malu dalam berkomunikasi di dalam kelas. Berdasarkan hubungan antara proses belajar dan sumber belajar dan implikasi yang telah diuraikan di atas, , maka disarankan kepada para siswa termasuk siswa-siswa di SMK diharapkan untuk lebih giat dalam belajar, dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada termasuk di perpustakaan sekolah masing-masing dan mampu berkomunikasi secara interpersonal dengan baik dalam kegiatan belajar di kelas, tidak malu bertanya maupun mengajukan pendapat tentang apa yang dipelajari di dalam kelas, guru juga diharapkan untuk dapat memanfaatkan sumber belajar perpustakaan dalam mendukung proses belajar mengajar yang dilakukan, dan disarankan untuk Agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal ada beberapa faktor yang mempengaruhi baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah pemanfaatan sumber belajar yang ada dan sedangkan salah satu faktor dari dalam diri siswa adalah kemampuan komunikasi interpersonal. Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas terkait materi yang dipelajari siswa khususnya yang berkaitan dengan keahlian pada diri siswa, seorang siswa tidak hanya cukup memperoleh informasi dari apa yang disampaikan guru di dalam kelas dan apa yang dibacanya dari buku pegangan yang dimilikinya. Oleh karena itu, sekolah harus dapat memberikan atau menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu siswa memperoleh informasi yang lebih dibutuhkan dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa. Guru juga diharapkan untuk senantiasa membentuk atau menumbuhkan komunikasi yang baik dalam proses belajar mengajar, menggunakan metode mengajar yang dapat menciptakan komunikasi dua arah antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa atau tidak cenderung menggunakan metode ceramah saja, guru juga hendaknya dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan diharapkan untuk dapat menghargai pertanyaan dan pendapat yang diajukan siswa sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar dan tidak malu dalam berkomunikasi di dalam kelas. Berdasarkan hubungan antara proses belajar dan sumber belajar dan implikasi yang telah diuraikan di atas, , maka disarankan kepada para siswa termasuk siswa-siswa di SMK diharapkan untuk lebih giat dalam belajar, dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada termasuk di perpustakaan sekolah masing-masing dan mampu berkomunikasi secara interpersonal dengan baik dalam kegiatan belajar di kelas, tidak malu bertanya maupun mengajukan pendapat tentang apa yang dipelajari di dalam kelas, guru juga diharapkan untuk dapat memanfaatkan sumber belajar perpustakaan dalam mendukung proses belajar mengajar yang dilakukan, dan disarankan untuk

E. DAFTAR RUJUKAN Habsari, Sri. (2005). Bimbingan & Konseling SMA kelas XI. Jakarta: Grasindo.

Majdi, Udo Yamin Efendi. (2007). Quranic Quotient. Jakarta: Qultum Media. Nashori, Fuad. (2003). Potensi-Potensi Manusia. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Prihadhi, Endra K. (2004). My Potensi. Jakarta: Elek Media Komputindo. Sugiharso,

Karsono.(2009). Pendidikan Kewarganegaraan . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono,

Gunawan

Wibowo, Hery. (2007). Fortune Favor the Ready. Bandung: OASE Mata Air Makna. Wiyono, Slamet. (2006). Managemen Potensi Diri. Jakarta: PT Grasindo.

TOPIK II RANAH DAN RAGAM HASIL BELAJAR SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

A. HASIL BELAJAR SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

Kata potensi merupakan serapan dari bahasa Inggris, yaitu potencial.Kata ini memiliki dua makna, yaitu (1) kesanggupan/kemungkinan, dan (2) kekuatan/tenaga.Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, potensi adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.Secara sederhana dapat diartikan bahwa potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan (Majdi dalam Nurani 2014: 34).Jadi, potensi diri merupakan hal-hal yang ada pada diri yang dapat dikembangkan.

Hakekat Manusiamenurut Prayitno (2009: 13), dari dokumen yang dikumpulkan manusia yang mencerminkan kebutuhan-kebutuhan dirinya, kemampuan berfikir dan merasanya, kehidupan dan budayanya, kemampuan untuk merambah dan menguasai lingkungannya serta menjangkau daerah-daerah yang semakin luas, serta kemampuan spiritual sampai keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat ditarik kesimpulan tentang hakekat manusia, yang didalamnya terkandung harkat dan martabat manusia, yaitu bahwa manusia adalah, sebagai berikut.

1. Makhluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Makhluk yang paling indah dan sempurna dalam penciptaan dan pencitraannya.

3. Makhluk yang paling tinggi derajadnya.

4. Khalifah di muka bumi.

5. Pemilik hak-hak azasi manusia ( HAM ). Dengan berbekal hakekat yang selalu melekat, manusia mengembangkan

kehidupannya di atas bumi. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ditunaikan melalui peribadatan yang tulus dan ikhlas, citra kesempurnaan dan keindahannya diwujudkan melalui penampilan budaya dan peradaban yang terus berkembang, ketinggian derajatnya ditampilkan melalui upaya menjaga kehidupannya di atas bumi. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ditunaikan melalui peribadatan yang tulus dan ikhlas, citra kesempurnaan dan keindahannya diwujudkan melalui penampilan budaya dan peradaban yang terus berkembang, ketinggian derajatnya ditampilkan melalui upaya menjaga