IMAM BONJOL PADANG 1438H 2017M

JEMBATAN GANTUNG UJUNG GADING PASAMAN BARAT (1929-1984) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Sebagai Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam

Oleh:

SITI BULAN 1311020116

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM (SPI) FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) IMAM BONJOL PADANG

1438H / 2017M

ABSTRAK

Siti Bulan, Bp: 1311020116 penulis skripsi yang berjudul “Jembatan

Gantung Ujung Gading Pasaman Barat (1929-1984)” adalah Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang tahun 2017.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Sejarah Pembangunan Jembatan Gantung Ujung Gading Pasaman Barat, bagaimana Arsitektur Jembatan Gantung Ujung Gading Pasaman Barat, dan bagaimana Sejarah Perkembangan Wilayah Nagari Ujung Gading Pasca Pembangunan Jembatan Baru.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah melakukan tinjauan historis dengan pendekatan arkeologis, adapun cara pengumpulan data yang menyangkut tentang Jembatan Gantung kemudian pengolahan data, penafsiran data. Tahap pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas studi kepustakaan, dan studi lapangan. Studi lapangan meliputi peninjauan ke bangunan yang dijadikan objek penelitian dengan melakukan pendeskripsian. Pendeskripsian terbagi atas dua cara dilakukan secara verbal atau uraian dan viktorial atau gambar berupa wawancara, pengukuran, pencatatan, dan pemotretan.

Jembatan Gantung Ujung Gading merupakan sebuah Jembatan Gantung yang berada di Kenagarian Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang. Kabupaten Pasaman Barat. Jembatan Gantung ini berdiri pada tahun 1929, dan merupakan Jembatan Pertama yang dibangun Belanda yang berdiri di atas Batang Sikabau yang menghubungkan desa Kuamang dan Ujung Gading dan merupakan jalan ke Pantai Barat Sumatera daerah Air Bangis. Sebagai pekerja kasar dalam proses pembangunan jembatan gantung tersebut adalah para tokoh masyarakat setempat yang dilakukan secara bergotong royong. Dahulu Belanda membangunnya untuk memudahkan transportasi mereka dalam mengeruk kekayaan alam Indonesia serta dengan tujuan lain yaitu untuk penumpasan para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Jembatan Gantung Ujung Gading merupakan sebuah kekayaan daerah yang merupakan peninggalan sejarah yang harus dipelihara dan dijaga, sehingga kekayaan ini dapat dinikmati tidak hanya masyarakat Ujung Gading tetapi juga masyarakat daerah-daerah lainnya. Yang harus diperhatikan adalah bagaimana peninggalan ini tetap terjaga dan terpelihara.

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN BIODATA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jembatan dapat dikatakan sebagai salah satu peralatan tertua di dalam peradaban manusia.Pada zaman dahulu, jembatan mula-mula dibuat dengan menggunakan balok kayu yang besar dan kuat untuk menyeberangi sungai- sungai kecil.Indonesia sebagai Negara tropis yang terdiri dari berbagai pulau besar dan kecil serta memiliki banyak sungai memerlukan jembatan untuk penghubung antara wilayah yang terpisah oleh sungai dan laut.Usaha yang dilakukan untuk memperlancar hubungan antar daerah melalui darat adalah dengan membangun jembatan-jembatan dan jalan-jalan baru maupun perbaikan dan pelebaran jalan lama, serta perbaikan jembatan yang telah rusak, yang sudah tidak mampu menopang arus lalu lintas yang ada.Majunya pembangunan suatu daerah menyebabkan kegiatan dan kebutuhan manusia semakin meningkat, sehingga dapat menyebabkan banyak permasalahan lalu lintas, salah satunya dalam bidang transportasi.

Transportasi menjadi hal yang sangat penting, karena merupakan urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, politik, budaya, dan HANKAM.Oleh karena itu, pengadaan sarana dan prasarana transportasi perlu diwujudkan dalam menjunjung pembangunan, salah satu prasarana transportasi yang memberikan pengaruh dalam pembangunan adalah jembatan. Jembatan sebagai prasarana transportasi mempunyai manfaat yang dominan bagi pergerakan lalu lintas.Jembatan juga merupakan sarana transportasi yang sangat penting dalam Transportasi menjadi hal yang sangat penting, karena merupakan urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, politik, budaya, dan HANKAM.Oleh karena itu, pengadaan sarana dan prasarana transportasi perlu diwujudkan dalam menjunjung pembangunan, salah satu prasarana transportasi yang memberikan pengaruh dalam pembangunan adalah jembatan. Jembatan sebagai prasarana transportasi mempunyai manfaat yang dominan bagi pergerakan lalu lintas.Jembatan juga merupakan sarana transportasi yang sangat penting dalam

langsung atau tidak, dipengaruhi oleh sungai. 1 Pada dasarnya pembangunan jembatan tidak hanya bertujuan untuk alat penghubung saja, tetapi juga

mempunyai tujuan dan fungsi di antaranya dari segi perekonomian, jembatan dapat mengurangi biaya transportasi.Dan dari segi efisiensi waktu, dengan adanya jembatan dapat mempersingkat waktu tempuh pada perjalanan darat yang saling terpisah. Jembatan juga dapat meningkatkan daerah tertinggal

untuk dapat lebih berhubungan dengan daerah lain dengan mudah. 2 Sedangkan fungsinya antara lain:Fungsi Ekonomifungsi pembangunan ditinjau dari segi

ekonomi antara lain, jarak tempuh antara pusat produksi dengan daerah pemasaran semakin dekat, waktu tempuh relative singkat dan biaya transportasi yang dikeluarkan semakin kecil. Dengan adanya penghematan jarak, waktu, dan biaya yang dikeluarkan maka kemajuan ekonomi akan lebih tercapai.Fungsi Sosial pembangunanjembatan dapat meningkatkan interaksi sosial antara daerah yang dipisahkan oleh sebuah sungai, rawa atau jurang.Interaksi sosial yang terjalin dengan baik antar kedua masyarakat di daerah tersebut dapat memberikan dampak yang positif, antara lain yaitu

Gusti Asnan, Sungai dan Sejarah Sumatra, Yogyakarta: Ombak, 2016, h. 13 2 http://scholar.unand.ac.id/12523/2/BAB%20I.pdf

mereka akan merasa sebagai satu kesatuan wilayah. Fungsi Politikmembangunjembatan akan memperlancar jalannya roda pemerintahan dan pengawasan secara langsung terhadap jalannya pemerintahan sampai pada daerah yang masih terisolir. Apabila terjadi bencana alam di suatu daerah, maka jalan danjembatan merupakan prasarana yang dapat mempercepat suplai sembako dan obat-obatan.Dengan demikian pembangunan jembatan dapat memperlancar tindakan-tindakan pemerintah dalam mengatur kepentingan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Fungsi Budayadengan adanya jembatan maka akanmempermudah interaksi budaya daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga akan memperkaya budaya masing-masing daerah. Fungsi HANKAMpentingnyajembatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu dapat meningkatkan pertahanan dan keamanan suatu negara, ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat mengganggu stabilitas Daerah maupun Nasional.

Jembatan gantung pertamayang dibangun olehBelanda. 3 Pada tahun 1929 yang berdiri diatas Batang Sikabau yang menghubungkan desa Kuamang

dan Ujung Gading dan merupakan jalan ke Pantai Barat Sumatera daerah Air Bangis. Sebagai pekerja kasar dalam proses pembangunan jembatan gantung tersebut adalah para tokoh masyarakat setempat yang dilakukan secara

bergotong royong 4 .Dahulu Belanda membangunnya untuk memudahkan transportasi mereka dalam mengeruk kekayaan alam Indonesia serta dengan

tujuan lain yaitu untuk penumpasan para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Jamaluddin, Tokoh Masyarakat, wawancara pribadi di Ujung Gading 15 April 2017 4 Fajri, Tokoh Masyarakat, wawancara pribadi di Ujung Gading 14 April 2017.

Sayangnya Jembatan Gantung yang merupakan icon Ujung Gading saat ini kurang terawat. Terlihat sudah mulai hancur sedikit demi sedikit dimakan usia. Dilihat dari bentuk arsitekturnya masih kokoh, tetapi sudah tidak bisa dipergunakan lagi karena Jembatan Gantung tersebut sudah rapuh dan lantainya sudah berlobang-lobang.

Jembatan gantung Ujung Gading memiliki keunikan diantaranya dari segi bentukJembatan Gantung tersebut merupakan jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel dan memiliki kabel utama,mempunyai 4 tiang yang terbuat dari bajadan masing-masing tiang memiliki panjang 4m, sedangkan lantai jembatan terbuat dari beton, disetiap sisi-sisinya terbuat dari baja, danpanjang jembatan gantung tersebut sepanjang

120m. 5 Jembatan sebagai warisan budaya yang berbentuk fisik memberikan

kebanggaan Nasional kepada kita bangsa Indonesia.Peninggalan-peninggalan sejarah yang berbentuk jembatan harus dijaga, dipelihara dan dilestarikan.Karena, peninggalan itu mengandung nilai sejarah.Disamping itu juga dapat memperkuat kepribadian bangsa, dan memberikan kebanggaaan

Nasional bangsa Indonesia. 6 Dari sekian banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang berbentuk

jembatan di wilayah Indonesia, salah satunya adalah jembatan gantung Ujung

Satria, Tokoh Masyarakat, wawancara pribadi di Ujung Gading 22 Februari 2017. 6 Sagimun, M.D, Peninggalan Sejarah Masa Perkembangan Agama-Agama di Indonesia,

(Jakarta : Haji Mas Agung), hal. 81

Gading Pasaman Barat.Jembatan ini dibangun pada tahun 1929 dan merupakan jembatan tertua di Kenagarian Ujung Gading. 7

Setelah penulis meninjau kelapangan tentang keberadaan jembatan gantung ini peneulis prihatin sekali karena jembatan gantung ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat bahkan telah banyak komponen- komponennya yang hilang.Hal inilah yang memotivasi penulis untuk menulis tentang sejarah jembatan gantung tersebut, mulai dari awal berdiri sampai dibangunnya jembatan baru hingga sekarang, dan mengenai arsitektur bangunannya.

Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini, nanti akan menimbulkan kesadaran dari masyarakat untuk menjaga dan memeliharanya sebagai peninggalan di zaman dahulu.

Sehingga penulis tertarik untuk menelitinya tentang“Jembatan

Gantung Ujung Gading Pasaman Barat(1928-1984)”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari Latar Belakang Masalah diatas maka dapat di rumuskan masalah pokok dalam penelitian ini sebagai berikut: Untuk lebih sistematis, maka penulis merumuskan permasalahan yaitu: Bagaimana Sejarah Pembangunan Jembatan Gantung Ujung Gading ditinjau dari sisi arkeologisnya.

Data Statistik Kenagarian Ujung Gading.

Sedangkan untuk tidak terlalu luas permasalahan yang akan penulis teliti maka penulis membatasi pada aspek arkeologi bahan kajian yang akan diteliti:

a. Bagaimanakahsejarah pembangunan jembatan gantung Ujung Gading Pasaman Barat?

b. Bagaimana arsitektur jembatan gantung Ujung Gading Pasaman Barat?

c. Bagaimana sejarah perkembangan wilayah Nagari Ujung Gading pasca pembagunan jembatan baru?

2. Batasan Masalah

Agar penulisan ini lebih terarah serta tidak terjadi penyimpangan, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

a. Batasan Temporal Untuk menghasilkan kesimpulan yang baik dalam penelitian ini. Maka penulis akan membatasi waktu penelitian yaitu dari tahun 1929- 1984.Dimana pada tahun 1929merupakan tahunawal dibangunnya jembatan gantungolehBelanda untuk memudahkan transportasi mereka dalam mengeruk kekayaan alam Indonesia serta dengan tujuan lainya yaitu untuk penumpasan para pejuang kemerdekaan Indonesia.Mengapa penulis membuat batasan temporalnya sampai tahun 1984?Karena, pada tahun 1984 merupakan tahun dimana dibangunnya jembatan baru untuk menggantikan Jembatan Gantung yang lama.

b. Batasan Spasial

Untuk batasan spasial yang hendak penulis lakukan adalah di wilayah Indonesia secara umum dan khususnya di Kenagarian Ujung GadingPasaman Barat.

c. Batasan Tematis Dalam penelitian ini penulis akan lebih banyak mengangkat tema Sejarah dan arsitektur sarana transportasi umum.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahuisejarah pembangunan jembatan gantung Ujung Gading PasamanBarat.

b. Untuk melihatarsitektur jembatan gantung ujung Gading Pasaman Barat. c.Untuk mengetahuisejarah perkembangan wilayah Nagari Ujung Gadingpasca pembangunan jembatan (baru).

2. Kegunaan Penelitian

a. Memberi informasi serta memperkaya wawasan ilmu pengetahuan penulis.

b. Agar dapat menambah khazanah kepustakaan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora.

D. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kerancuan dan kesalahan persepsi dalam penganalisaan diatas, maka penulis akan menjelaskan maksud dari judul penelitian ini: Jembatan : Merupakan struktur yang dibuat untuk

menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. 8

Tinjauan Historis-Arkeoloogis:Kalimat yang terdiri dari dua bahasa Indonesia

dan Inggris. Tujuan artinya memandang dan memperhatikan menurut aspek sejarah, sedangkan Historis adalah bahasa Inggris

artinya sejarah. 9 Sedangkan arkeologis adalah sebuah ilmu yang mempelajari masa

lalu. 10 Arkeologi merupakan ilmu bantu yang mengungkapkan fakta-fakta sejarah pada masa

lampau. 11

E. Tinjauan Kepustakaan

Sejauh pengamatan yang penulis lakukan di perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, perpustakaan Pusat UIN Imam Bonjol Padang, penulis belum menemukan penelitian yang menyangkut judul ini.Adapun penelitian

https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan. diunduh pada tanggal 16 maret 2017, jam 10:51 9 S Wojo Wasito, Kamus Umum Inggris Indonesia, Jakarta : PT Cypress, 1947, h. 331

10 Lutfi Yondri, Dasar-Dasar Arkeologi, Jakarta: PT. Akademik Pressindo, 1985, h. 1-2 11 Hasan, Mua’rif Ambari, Menemukan Peradaban Jejak Arkeologi dan Historis Islam

Indonesia, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998, h. 1 Indonesia, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998, h. 1

F. Metode Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, ketetapan dalam memilih metode sangat mementukan keberhasilan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Mengingat dan memperhatikan bahwa penelitian ini bersifat sejarah dan arkeologi maka langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Heuristik Heuristik merupakan langkah awal dari penulisan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah dan arkeologi, disini ada dua cara yang dilakukan yaitu:

a. Studi Kepustakaan, yaitu penulis mencari data yang diperlukan melalui literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan yang dapat dijadikan sumber skunder, meliputi perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, perpustakaanUniversitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, perpustakaan Universitas Andalas Padang, perpustakaan Universitas Negeri Padang, perpustakaan Daerah Sumatera Barat dan lain-lain.

b. Studi lapangan, yaitu penulis mengumpulkan sumber sejarah dan arkeologi melalui peninjauan langsung ke bangunan yang dijadikan objek penelitian (observasi), wawancara,library research penulis b. Studi lapangan, yaitu penulis mengumpulkan sumber sejarah dan arkeologi melalui peninjauan langsung ke bangunan yang dijadikan objek penelitian (observasi), wawancara,library research penulis

2. Kritik Sumber Dalam melakukan kritik sumber ini penulis melakukan dengan dua tahap, yaitu kritik eksteren dan kritik interen.Kritik eksteren adalah kritik dan pengujian terhadap keaslian sumber apakah masih asli atau tidak, sedangkan kritik interen adalah melakukan seleksi terhadap informasi- informasi yang ditemukan. Artinya sebelum informasi itu ditetapkan sebagai sumber, maka penulis akan menyaring terlebih dahulu.

3. Sintesis Membuat sebuah kesimpulan berdasarkan dari informasi maupun data-data yang sudah dikumpulkan dilapangan.Disini penulis mencoba menafsirkan berdasarkan kemampuan penulis dalam menganalisa suatu fakta sesuai dengan topik yang penulis teliti.

4. Penulisan Tahap terakhir dari langkah-langkah dalam penulisan sebuah penelitian, yaitu penulisan. Pada tahapan ini penulis berusaha untuk memaparkan hasil penelitian dengan merangkaikan fakta-fakta hingga 4. Penulisan Tahap terakhir dari langkah-langkah dalam penulisan sebuah penelitian, yaitu penulisan. Pada tahapan ini penulis berusaha untuk memaparkan hasil penelitian dengan merangkaikan fakta-fakta hingga

memaparkan dengan menggunakan deskriptif analisis. 12

G. Sistematika Penulisan

Penulisan Skripsi ini menggunakan Sistematika Penulisan, yakni: Bab Iuraiantentang,Pendahuluan yang mencakup tentang Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah dan Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Penjelasan Judul, Tujuan Kepustakaan,Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Sedangkan Bab II,menjelaskan tentang Sejarah Singkat Nagari Ujung Gading yaitu: Asal-usul Nagari Ujung Gading,UjungGading Masa Kolonial, Ujung Gading Masa Kemerdekaan.

Pada Bab III, deskripsi tentangSejarah Pembangunan Jembatan Gantung Ujung Gading Pasaman Barat, Bentuk Arsitektur Jembatan Gantung Ujung Gading, Sejarah Perkembangan Wilayah Nagari Ujung Gading Pasca Pembagunan Jembatan baru.

Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 26

Bab IV, merupakan bagian penutupmemaparkam kesimpulan dari penelitian serta saran-saran yang diperlukan terkait substansi penelitian baik untuk kelembagaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun utuk hal-hal lain.

BAB II SEJARAH SINGKAT NAGARI UJUNG GADING

A. Asal-Usul Nagari Ujung Gading

Terbentuknya wilayah Nagari Ujung Gading ada dua pendapat:

1. Asal-usul daerah Ujung Gading dilalui dan diapit oleh dua sungai yang besar yaitu:

a. Sungai Batang Sikerbau

b. Sungai Batang Bayang. 1 Aliran sungai ini menyatukan di daerah Tareh Jorong Koto Sawah

yang akhirnya Daratan antara dua sungai tersebut terbentuk seperti Gading Gajah, maka terjadilah wilayah tersebut dengan nama Ujung Gading.

2. Sebelum perang dunia pertama, telah ada penghuni di wilayah Nagari Ujung Gading, penghuni tersebut berasal dari Tapanuli Selatan yaitu Kota Nopan dengan gelar Mangkapi Raja dengan rumah Atap Seng.

Mangkapi Raja sebagai Kepala Suku atau Ketua Banjar dari 12 orang. Yang 12 orang tersebut menggarap lahan untuk bercocok tanam disebelah Barat Batang Sikerbau tepatnya di Kantor Polsek sekarang di Jorong Kuamang. Disaat mengolah lahan tersebut oleh rombongan menemukan Ujung Gading kemudian disepakati penyerahannya kepada kepala suku (Mangkapi Raja), oleh Mengkapi Raja menaruh Gading tersebut di Ujung Perabung atap rumahnya.

1 Data Kantor Wali Nagari Ujung Gading.

Pada suatu saat setelah Mangkapi Raja Menaruh Gading tersebut di atap rumahnya banyak perantau yang datang dari berbagai Nagari singgah dirumahnya, mereka takjub melihat atap rumah Mangkapi Raja yang unik dan langka, sehingga rumah tersebut dijadikan tempat peristirahatan bagi perantau untuk sekedar melepas lelah dan menginap, pemilik rumah tersebut sangat ramah dan menyebarlah keseluruh penjuru Nagari akan keelokan dan keunikan pemilik rumah yang di Ujung Rumahnya ada Gading Gajah, akhirnya mereka sepakat menamakan tempat tersebut Ujung Gading. Selanjutnya hari berganti hari, minggu berganti minggu dan tahun pun berganti rombongan yang menetap berlalu akhirnya mereka menyeberangi sungai Batang Sikerbau tepatnya bermukim diantara pertemuan Sungai Batang Sikerbau dan Batang Bayang dengan nama Kampung Godang kemudian pindah ke Pasar Lama.

Pada suatu saat Daulat Parit Batu berniat mencari tempat usaha kearah barat tepatnya ke Ujung Gading sehingga mereka bermukim di Kampung Koto yang sekarang ini bernama Koto Rajo. Suatu hari Daulat Parit Batu mendatangi kelompok pendatang yang berasal dari Kota Nopan yang saat itu berjumlah 12 Kepala keluarga seraya berkata “Hai Mangkapi Raja Banjar dan daerah ini adalah Tanah Minangkabau dan dilarang kalian semuanya untuk tinggal disini” dan terjadilah kekacauan antara kedua pihak yang berakhir dengan perasaan yang tidak menyenangkan.

Untuk menghindari kesalah pahaman tersebut pihak Mangkapi Raja pergi menemui Daulat Parit Batu di Simpang Empat. Mereka membawa Untuk menghindari kesalah pahaman tersebut pihak Mangkapi Raja pergi menemui Daulat Parit Batu di Simpang Empat. Mereka membawa

Bulek sudah kato lah abih Kok tanah lah dibingkahkan Kok adat lah ditentukan Kok kalang batang lah baimpik Kok daun lah basauo Kok dadak lah batimbun Batali ko Parik Batu

Akhirnya Raja Natunggang pulang ke Ujung Gading, sesampainya disana segera membentuk Datuk,

a. Orang Mandailing Ampu Rajo dari Mandailing terjadi Datuk Gompo Rayo

b. Datuk Maya-maya dari Mandailing menjadi Datuk Kinaya

c. Datuk Apinis Mandailing jadi Datuk Sordang

d. Datuk Kompek Suku di daerah Kuamang Sebelum Perang Dunia I dipenghujung semua diganti oleh Belanda dengan pemerintahan Onder Districks dan Nagari Hoofd berupa:

a. Kelarasan Agam

b. Kelarasan Sungai Pua b. Kelarasan Sungai Pua

d. Kelarasan Kenaikan

e. Kelarasan Batang Sikilang

f. Kelarasan Hoofd Van di Ujung Gading (Batang Sikerbau) Disaat sistem Pemerintahan Belanda berupa Hoofd Van di Ujung Gading terjadi perubahan bentuk Pemerintahan Penghulu Adat dengan satu pimpinan yaitu Pulu Palo (Kepala Penghulu) sebagai Pemimpin Nagari yang diajukan dari kesepakatan semua penghulu antara lain:

Pulu Palo (Kepala Nagari) :

a. Sultan Kelebihan

b. Jasah Tan Oloan

c. Regen (Gelar Raja Bulu)

d. Muhammad Saib Disaat situasi penghujung Pergerakan Kemerdekaan RI oleh pengaruh penjajahan Belanda, maka habislah kepemimpinan sistim Kepala Penghulu menjadi Wali Perang oleh :

a. Zakaria pada tahun 1950

b. Agus Yatim yang dipilih secara Demokrasi tahun 1957

c. Setelah itu dilanjutkan oleh H. Ahmad yang dibentuk oleh pemerintah

d. Dilanjutkan oleh Sutan Abu Bakar Tuanku Sati selama ± 4 tahun

e. Dilanjutkan oleh Rosali (Datuk Rajo Sampono)

f. Setelah itu dilanjutkan oleh Naumar Sutan Guru

g. Kembali dilanjutkan oleh Abu Bakar Tuanku Sati ± 1 tahun g. Kembali dilanjutkan oleh Abu Bakar Tuanku Sati ± 1 tahun

i. Dilanjutkan oleh Helmi j. Dilanjutkan lagi oleh Sayuti Thaib k. Dilanjutkan oleh Kulbahi l. Kembali lagi diemban oleh Sayuti Thaib, sampai lahirnya perda

peralihan bentuk kepemimpinan kepala desa yang diatur perda tahun 1999, terjadi Reformasi secara Nasional yang mengakibatkan kembalinya ke system pemerintahan Nagari yang dilaksanakan secara Demokrasi dengan hasil

m. H. Zaim AR tahun 2002 s/d 2005 n. Drs. Ahmad Tamrin tahun 2005 s/d 2011 dengan masa jabatan 5 tahun o. Burhanuddin Z. tahun 2012 s/d 2018 dengan masa jabatan 5 tahun.

Istilah dalam pepatah : Abih tanah dek Sikabau

Bagonjo suruik dek Sikilang Sarak jarami tumbuoh Pamanasan Ujung Gading nan punyo Mamintak mangko diagieh Mancancang mangko mamateh

Seluruh aturan yang ada di Parit Batu telah diakui di Daulat Pagaruyuang untuk Minangkabau secara adat istiadat. Kedudukan dan bentuk wilayah telah dua kali dipindahkan bentuk pemerintahannya

sekaligus dengan wilayah pemerintahannya. 2

2 Data Kantor Wali Nagari Ujung Gading.

B. Monografi Nagari Ujung Gading

Peta Nagari Ujung Gading

https://www.google.co.id/search?q=peta+ujung+gding&oq=peta+ujung+g ding&aqs=chrome..69i57j0l5.5209j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Kenagarian Ujung Gading merupakan salah satu Kenagarian di antara yang terdapat di Kecamatan Lembah Melintang. Kecamatan Lembah Melintang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Pasaman Barat. Kenagarin Ujung Gading dengan orbitasi jarak ke ibu kota Provinsi (Padang) 225 Km, jarak ke ibu kota Kabupaten (Simpang Empat) 49 Km, dengan waktu tempuhnya ke ibu kota Provinsi 5 jam, ke Kabupaten 1 jam. Secara geografis Nagari Ujung Gading mempunyai ketinggian tanah dari permukaan laut 15- 725M DPL, topografis 28C dan letak geografis 00°33’LU 99°28’BT dan 00°05’LU 99°42’BT. Kenagarian Ujung Gading terdiri dari 16 Jorong yaitu: Jorong Batang Gunung, Jorong Brastagi, Jorong Irian, Jorong Koto Pinang, Jorong Koto Sawah, Jorong Kuamang, Jorong Lombok, Jorong Lubuk Alai, Jorong Pasa Lamo, Jorong Ranah Salido, Jorong Saroha, Jorong Situak, Jorong Situak Barat, Jorong Taluak Ambun, Jorong Tampus, Jorong Tanjung Damai.

Keadaan geografis Kenagarian Ujung Gading dapat dilihat dengan melalui batas-batas wilayah Kenagarian Ujung Gading. Secara geografis yang membatasi wilayah adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Tapsel, PT PMS

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Sungai Aur

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Parit

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Aur Sarana transportasi di Kenagarian Ujung Gading sudah baik yang selalu ada setiap saat, setiap hari dan setiap minggu. Adapun sarana d. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Aur Sarana transportasi di Kenagarian Ujung Gading sudah baik yang selalu ada setiap saat, setiap hari dan setiap minggu. Adapun sarana

Mereka berpendapat berpergian dengan sepeda motor itu lebih menghemat waktu dan ongkos pun jauh beda dengan ojek ataupu dengan yang lainnya. Semakin banyaknya sepeda motor yang beredar sebagai alat transportasi semakin tersingkirnya bus dan becak yang dulunya yang dulunya sebagai alat transportasi utama bagi warga Nagari Ujung Gading. Di kenagarian Ujung Gading juga telah ditemukan beberapa tempat wisata seperti lubuk king, sipagogo dan waterbum Lombok, disini banyak sekali orang-orang dari luar Nagari Ujung Gading yang datang untuk mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut baik di hari-hari biasa ataupun di hari raya.

Kondisi lingkungan di Kenagarian Ujung Gading secara umum sudah mencirikan kawasan yang bercirikan daerah permukiman, namun masih memberikan kesan daerah yang teduh dan alami. Hal ini dikarenakan letak yang tidak jauh dari pegunungan dan pada dasarnya kawasan hijau.

Di Kenagarian Ujung Gading mengalir dua batang sungai yaitu batang sungai sikabau dan batang sungai air bayang. Kedua batang sungai tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat dalam berbagai keperluan rumah tangga dan dapat dipergunakan untuk mengairi lahan pertanian.

Adapun data yang penulis dapat jumlah penduduk Kenagarian Ujung Gading berjumlah 44614 jumlah jiwa dan apabila dirinci menurut umur dan jenis kelamin terdapat 22102 jiwa laki-laki dan 22512 jiwa perempuan.

Pada umur 16-18 jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama dan pada umur 16-18 jumlah laki-laki dan prempuan lebih banyak dari umur yang lainnya karena pada umur 16-18 itu kebanyakan masa pertumbuhan remaja.

Berdasarkan data yang di peroleh oleh penulis pada umur 60-69 jauh penurunan jumlah laki-laki dan perempuan. Akan tetapi di umur > 70 an laki- laki menurun di bandingkan dengan perempuan. Sehingga dengan data yang penulis peroleh ini, maka penulis menyimpulkan bahwa jenis kelamin laki- laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang tinggal di Nagari Ujung Gading.

1. Pendidikan dan Kehidupan Beragama

a. Pendidikan

Pendidikan atau ilmu pengetahuan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan ini tanpa pendidikan atau ilmu manusia akan buta huruf dan ini pun sangat merugikan dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai pendidikan akan lebih tinggi derajatnya disisi Allah dari pada orang yang tidak mempunyai pendidikan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

Terjemahan : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. 3

3 Departemean Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro, 2000

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa orang yang berilmu dalam pandangan Allah lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ilmu dalam beramal, dan orang Islam dianjurkan untuk menuntut ilmu, karena menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap orang Islam.

Maju mundurnya suatu masyarakat tergantung pada pendidikannya karena pendidikan dan pengajaran suatu yang sangat besar manfaatnya dalam mencapai kemajuan pembangunan. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan yang baik dan bermutu akan dapat meningkatkan kecerdasan dan kreativitas yang dimiliki masyarakat demi terwujudnya manusia-manusia pembangunan yang berkualitas serta dapat mendatangkan manfaat dan pengaruh positif terhadap diri sendiri dan lingkungan.

Salah satu faktor utama penyebab lajunya pendidikan terhadap anak yaitu adanya dorongan serta motivasi dari orang tua untuk anak minimal menamatkan SLTA. Namun di samping itu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi orang tua mulai terbentur dengan masalah biaya atau dana. Ada juga sebagian anak yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi dan memperoleh gelar sarjana (S1 dan S2) hanya dalam jumlah yang sedikit. Adapun data yang penulis dapat bahwa jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan yang ada di Kenagarian Ujung Gading.

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa sarana pendidikan di Kenagarian Ujung Gading sudah memadai untuk tingkat SD ,SLTP dan SLTA. Bagi masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya ke tingkat pendidikan sudah bisa di Kenagarian Ujung Gading tidak perlu ke luar daerah karna sudah banyak pilihan. Di Kenagarian Ujung Gading hanya terdapat 2 Universitas sehingga apabila warga Nagari Ujung Gading ingin melanjutkan ke perguruan tinggi sudah bisa masuk Universitas yang ada di Kenagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang.

Berkaitan dengan pendidikan ini di Kenagarian Ujung Gading sistem pendidikan serta pengembangannya sudah berjalan dengan baik karena sarana pendidikannya sudah banyak. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut tingkat pendidikannya tersebut yang ada di Kenagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang.

b. Kehidupan Beragama

Agama merupakan pedoman hidup yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya pedoman hidup maka akan membuat manusia menjadi tentram, damai, tabah dan tawakkal serta percaya diri, berani berjuang untuk menegakkan kebenaran, kesiapan mengabdi dan berkorban. Tanpa agama manusia akan terombang ambing dalam kehidupan tanpa tujuan. Agama merupakan sumber kehidupan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sarana yang dapat digunakan sebagai tempat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang keagamaan sebagai penuntun hidup di dunia dan akhirat dapar diperoleh melalui lembaga pendidikan. Sedangkan wadah pendidikan keagamaan yang terdapat di Kenagarian Ujung Gading adalah TPA 15 buah dengan jumlah anggota 2.115 anggota.

Penduduk di Kenagaraian Ujung Gading yang beragama Islam, laki-laki berjumlah 22102 dan perempuan 22512. Kebanyakan mereka taat menjalankan ibadahnya, walaupun sebagian dari penduduk Nagari Ujung Gading masih ada yang menjalankan agama sebagai rutinitas saja tanpa mengetahui apakah yang diamalkan tersebut telah sesuai dengan syari’ah Islam atau belum. Di setiap mesjid dan mushalla biasanya diadakan shalat berjama’ah pada malam dan siang harinya.

Kegiatan keagamaan di Kenagarian Ujung Gading terlihat cukup baik. Ini dapat dilihat dari banyak sisi terutama sekali pada bulan suci ramadhan. Masyarakat melakukan shalat berjama’ah di mesjid dan mushalla serta tadarus sehabis shalat witir. Dapat dilihat ketika menyambut hari besar Islam para ibu-ibu juga bapak-bapak serta pemuda dan pemudi juga ikut andil-dalam melaksanakan pengajian dengan mendatangkan guru ceramah ataupun ustadz.

Sarana peribadatan yang ada di Kenagarian Ujung Gading cukup baik untuk memenuhi kebutuhan ritual masyarakat dalam pengabdian mereka kepada Allah SWT. Suatu yang sangat disayangkan adalah masyarakat memfungsikan masjid dan mushalla

secara maksimal hanya pada bulan ramadhan. Sehabis bulan ramadhan masjid dan mushalla itu kurang difungsikan lagi maksudnya masyarakat kebanyakan hanya melakukan shalat di rumah saja, sedangkan kegiatan yang terus berjama’ah hanya sedikit saja. Sarana ibadah yang terdapat di Kenagarian Ujung Gading. Setiap jorong ada yang mempunyai 1 mesjid dan ada yang mempunyai 2 mesjid perjorongnya. Sedangkan jenis sarana ibadah seperti mesjid dan mushalla. Menurut data yang telah didapatkan oleh penulis dari profil Nagari sarana untuk ibadah sudah memadai bagi masyarakat Kenagarian Ujung Gading untuk melaksanakan perintah wajib Allah SWT dan sunnah Rasul SAW.

2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Adat Istiadat Masyarakat Kenagarian Ujung Gading

a. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Persoalan ekonomi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, karena faktor ekonomi selalu dianggap sebagai faktor utama bagi kelangsungan hidup masyarakat. Masalah ekonomi akan berkembang seiring dengan semakin majunya kehidupan masyarakat. Semakin maju kehidupan masyarakat, semakin

beranekaragam kebutuhan hidup yang muncul. 4 Sumber mata pencarian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun mata pencaharian

4 Sukwiaty, ddk. 2007, Ekonomi, Jakarta, h. 4 4 Sukwiaty, ddk. 2007, Ekonomi, Jakarta, h. 4

Sekalipun mayoritas masyarakat hidup dengan bertani bukan berarti pekerjaan lain tidak diminati oleh masyarakat Kenagarian Ujung Gading. Dari data yang diperoleh oleh penulis dari prifil Nagari Ujung Gading bahwa dapat diketahui beberapa jenis pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat.

Mata pencaharian penduduk Kenagarian Ujung Gading lebih dominan bertani, baik menjadi petani sawah ataupun buruh tani. Apabila dilihat dari jumlah penduduk yang menekuni mata pencaharian bertani lebih dari setengah masyarakat di Kenagarian Ujung Gading. Mata pencaharian sebagai PNS dan wiraswasta. Pertukangan juga menjadi mata pencarian masyarakat Kenagarian Ujung Gading yang lumayan banyaknya mencapai 260 jiwa.

Dalam data profil Nagari Ujung Gading yang telah penulis peroleh mata pencaharian sebagai TNI dan Polisi di Kenagarian Ujung Gading hanya sedikit. Sedangkan karyawan swasta dan pemilik usaha perikanan lumayan banyak berkisar 130 an. Meskipun bertani menjadi mata pencaharian yang lebih ditekuni oleh masyarakat Ujung Gading, Dalam data profil Nagari Ujung Gading yang telah penulis peroleh mata pencaharian sebagai TNI dan Polisi di Kenagarian Ujung Gading hanya sedikit. Sedangkan karyawan swasta dan pemilik usaha perikanan lumayan banyak berkisar 130 an. Meskipun bertani menjadi mata pencaharian yang lebih ditekuni oleh masyarakat Ujung Gading,

Dapat dilihat bahwasanya dalam sektor pertanian pemilik tanah sawah dan pemilik tanah ladang tidak sebanding, sangat jauh berbeda. Penyewa atau penggarap sangat banyak hampir sebanding dengan buruh tani yang berkisar 8275 jiwa. Dalam sektor perkebunan atau peladang pemilik tanah perkebunan lebih sedikit dibandingkan dengan buruh perkebunan.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan di profil Nagari Ujung Gading sektor peternakan juga banyak diminati oleh masyarakat adalah sebagai pemilik peternak ayam yang berjumlah 38 orang dan emmpunyai ternak ayam sebanyak 29177 ekor. Jumlah pemilik peternak itik 27 orang dengan jumlah 5413 ekor itik, dalam data ini juga pemilik peternak sapi berjumlah tidak banyak mencapai 18 orang tapi dengan jumlah 495 ekor. Peternak kambing berjumlah 34 orang dengan jumlah 510 ekor kambing. Sedangkan dilihat peternak kerbau sangat sedikit hanya 9 orang yang berjumlah 18 ekor kerbau. Jadi dapat penulis analisis bahwasanya masyarakat tidak hanya menekuni sector pertanian dan peladang saja, namun sebagai peternak juga sudah lumayan banyak.

b. Adat Istiadat Kenagarian Ujung Gading Adat adalah tata cara hidup untuk mengatur hubungan antara manusia dengan manusia baik itu individu dengan individu, kelompok b. Adat Istiadat Kenagarian Ujung Gading Adat adalah tata cara hidup untuk mengatur hubungan antara manusia dengan manusia baik itu individu dengan individu, kelompok

Karena adat itu bersandi syara’. Maka adatpun ikut mengatur hubungan antara makhluk dan khaliknya. Jadi dengan demikian adatistiadat merupakan prilaku yang telah menjadi peraturan bagi masyarakat seperti Lembaga Adat Nagari (LAN).

Mengenai adat istiadat di Kenagarian Ujung Gading masyarakat tunduk dan taat pada hukum atau aturan adat yang berlaku. Berbicara mengenai adat istiadat di Kenagarian Ujung Gading, secara singkat dapat dikemukakan bahwa masyarakat yang taat kepada satu aturan hukum adat yang berlaku. 100% keturunan mandailing yang menurut garis keturunan Ayah (patrilineal).

Adapun adat istiadat di Kenagarian Ujung Gading dalam hal pernikahan, penulis akan menguraikan secara ringkas yaitu tahap pertama adalah perkenalan antar keluarga atau proses pendekatan antara keluarga dimana tujuannya untuk saling mengenal lebih jauh, jika telah didapati kecocokan di antara kedua belah pihak maka ditetapkan hari pertunangan maksudnya pihak laki-laki melamar ke Adapun adat istiadat di Kenagarian Ujung Gading dalam hal pernikahan, penulis akan menguraikan secara ringkas yaitu tahap pertama adalah perkenalan antar keluarga atau proses pendekatan antara keluarga dimana tujuannya untuk saling mengenal lebih jauh, jika telah didapati kecocokan di antara kedua belah pihak maka ditetapkan hari pertunangan maksudnya pihak laki-laki melamar ke

Misalnya perkawinan dalam adat mandailing pihak laki-laki akan memberikan uang jujur / tuor kepada pihak wanita, dimana uang jujur tersebut yang diminta oleh keluarga dari pihak wanita kepada pihak laki-laki. Yang menentukan berapa besarnya adalah orang tua dan saudara dari pihak wanita. Setelah ada kecocokan maka pihak laki- laki akan memberikan kepada ninik mamak, di hadapan beberapa perangkat terpenting di dalam masyarakat juga keluarga. Ninik mamak yang berperan dalam uang jujur, melalui ninik mamak tersebutlah diberikan kepada calon penganten wanita.

Berdasarkan adat yang berlaku jujur (tuor) tersebut memang dikhususkan untuk penganten wanita tanpa adanya hak dari keluarga untuk uang tersebut, maka masalah penggunaan uang jujur tergantung kepada wanitanya. Karena memang telah ketentuan dalam adat adat uang tersebut telah menjadi miliknya. Apabila calon penganten wanita membelikan uang itu untuk emas dan baju untuk pernikahannya atau untuk acara pesta hal tersebut sudah menjadi haknya.

Dalam kehidupan masyarakat peranan ninik mamak sebagai pemangku adat sejalan dengan agama seperti yang disebutkan bahwa “adat basandi syara’, Syara’ basandi kitabullah. Ninik mamak itu diantaranya Penghulu, Imam, Khotik dan Pagawai.

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu dari kedudukan ke empat ninik mamak di atas yaitu:

1) Penghulu sebagai orang yang ditinggikan selangkah dalam ajaran ninik mamak.

2) Imam adalah seorang yang memdampingi atau membantu datuk dalam menjalankan adat. Seperti gelar yang diberikan sebagai Imam maka Imam lebih banyak tugasnya pada semua yang bersangkutan dengan syara’. Contohnya meimami masjid atau memberikan do,a ketika kemenekan meminta do’a.

3) Khotik juga sebagai salah seorang pembantu penghulu. Adapun tugasnya seperti yang diungkapkan cerdik pandai dalam kampung. Artinya khotik lebih banyak membidangi urusan dalam bidang tabliqh atau khotik merupakan penghubung dalam menyelesaikan suatu urusan. Jadi khotik adalah orang yang memberitahukan sesuatu musalnya memberitahukan adanya orang yang meninggal dunia.

4) Pagawai adalah salah seorang yang membantu penghulu dalam urusan adat. Tugasnya adalah segala urusan yang menyangkut dengan adat.

Dari gambaran kehidupan masyarakat Kenagarian Ujung Gading yang telah penulis uraikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagia besar dari masyarakat di Kenagarian Ujung Gading dengan bertani dengan persentase 85% bertani. Sehingga dengan Dari gambaran kehidupan masyarakat Kenagarian Ujung Gading yang telah penulis uraikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagia besar dari masyarakat di Kenagarian Ujung Gading dengan bertani dengan persentase 85% bertani. Sehingga dengan

C. Ujung Gading Pada Masa Kolonial

Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatar belakangi oleh peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453). Di mana Konstantinopel merupakan pusat perdagangan Internasional bagi bangsa Barat. Selain jatuhnya Konstantinopel, serangkaian penemuan teknologi juga merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara. Dan juga semangat dan dorongan untuk melanjutkan perang Salib juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.

Akibat dari jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, rempah- rempah yang merupakan salah satu komodoti yang dijual dalam perdagangan tersebut menjadi sulit didapatkan, karena akses untuk mendapatkan rempah- rempah yang murah di Laut Tengah menjadi tertutup. Sedangkan harga rempah-rempah melambung tinggi di pasar Eropa. Hal tersebut mengakibatkan keinginan untuk mencari daerah yang menghasilkan rempah- rempah ke timur. Upaya tersebut mendapatkan dukungan dan partisipasi dari pemerintah dan ilmuan. Portugis dan Spanyol merupakan pelopor petualangan, pelayaran dan penjajahan samudera untuk menemukan dunia Akibat dari jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, rempah- rempah yang merupakan salah satu komodoti yang dijual dalam perdagangan tersebut menjadi sulit didapatkan, karena akses untuk mendapatkan rempah- rempah yang murah di Laut Tengah menjadi tertutup. Sedangkan harga rempah-rempah melambung tinggi di pasar Eropa. Hal tersebut mengakibatkan keinginan untuk mencari daerah yang menghasilkan rempah- rempah ke timur. Upaya tersebut mendapatkan dukungan dan partisipasi dari pemerintah dan ilmuan. Portugis dan Spanyol merupakan pelopor petualangan, pelayaran dan penjajahan samudera untuk menemukan dunia

a. Gold : Mencari kekayaan dan keuntungan

b. Glory : Memburu kejayaan, mencari kekuasaan

c. Gospel : Menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama nasrani.

Kedatangan orang-orang eropa yang pertama di asia tenggara pada awal abad abad XVI. Eropa bukanlah kawasan yang paling maju di dunia pada permulaan abad XV, juga bukan merupakan kawasan yang paling dinamis.

Kekuatan besar yang sedang berkembang di dunia saat itu adalah islam. 5 Pada abad ke-16 M mulai terdapat suasana baru diperairan Indonesia,

yaitu kedatangan bangsa Eropa diantaranya Belanda, Belanda mendapatkan berita mengenai kekayaan Malaka yang sangat besar. Pada awalnya kedatangan bangsa Belanda disambut dengan baik. Lambat laun Belanda membuat kekacauan jaringan perdagangan.

Bangsa Portugis merupakan pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Kemudian disusul oleh bangsa Belanda dengan tujuan, belanda ingin memperluas wilayah kekuasaan dengan mengembangkan usaha perdagangan, yaitu untuk mendapatkan rempah-rempah dan hasil bumi. Perseroan Amsterdam mengirim Armada

5 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta: PT. Ikar Mandiriabadi, hal 40.

kapal dagangnya yang pertama ke Indonesia tahun 1595, terdiri dari empat kapal, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Menyusul kemudian, angkatan kedua tahun 1598 di bawah pimpinan van Nede, van Heemskerck, dan van Warwijck. Selain dari Amsterdam, juga datang beberapa kapal dari berbagai kota di Belanda. Angkatan ketiga berangkat tahun 1599 di bawah pimpinan van der Hagen dan angkatan keempat tahun 1600 di bawah pimpinan van Neck. Hingga bangsa belanda menyebar dan meluas sampai Kekenagarian Ujung Gading Pasaman Barat. Tujuan Belanda ke Ujung Gading yaitu mereka ingin mendapat keuntungan besar dengan berniaga, membeli rempah-rempah dengan harga rendah dan mereka ingin menguasai

perdagangn rempah-rempah di Ujung Gading secara sendirian atau monopoli. 6 Ujung Gading adalah sebuah nagari di Kecamatan Lembah Melintang,

kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari ini lebih luas dan padat penduduknya daripada Nagari Simpak Empat ibu kota kabupaten Pasaman Barat. Sumber utama penghasilan masyarakatnya adalah bertani. Hasil pertaniannya meliputi kelapa sawit, jagung, karet, jeruk manis dan kakao. Bahasa sehari-hari masyarakat Ujung Gading adalah Mandailing dan Melayu. Letak geografis wilayah kabupaten Pasaman Barat yang

berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Utara. 7 Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman

Barat Provinsi Sumatera Barat. Nagari yang ditandai dengan sebuah peninggalan sejarah penjajahan Belanda yaitu sebuah Jembatan Gantung yang

6 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradapan Islam, (Jakarta : AMZAH, 2009), h. 384. 7 https://id.wikipedia.org/wiki/Ujung_Gading,

Melintang,Pasaman Barat.Diunduh pada tanggal 12 maret 2017, jam 20:18

Lembah Lembah

Ujung Gading Nagari yang diapit dua sungai yaitu sungai Batang Bayang dan sungai Batang Sikabau. Sehingga pada saat kedatangan bangsa Belanda untuk memudahkan laju perjalanan mereka ke wilayah-wilayah atau Kenagari-nagari yang lainnya, sehingga mereka membangun Jembatan Gantung yang merupakan satu-satunya Jembatan Gantung yang ada pada saat itu yang dijadikan sebagai akses penyeberangan Sungai Batang Sikabau. Yang melibatkan pekerja kasarnya adalah masyarakat setempat. Pada saat kedatangan bangsa bangsa Belanda mengakibatkan sebuah kesengsaraan yang mendalam bagi masyarakat Ujung Gading, dimana pada saat itu setiap kaum lakai-laki dipaksa untuk bekerja bersama dengan mereka tanpa ada upah yang memadai, sehingga anak-anak dan istri mereka pada saat itu banyak yang kelaparan. Hasil bumi yang mereka hasilkan pun harus diserahkan kepada para Belanda dengan harga murah.

D. Ujung Gading Masa Kemerdekaan

Kekalahan Jepang atas sekutu tidak bisa disembunyikan oleh tentara Jepang yang sedang berada di Indonesia, sebab bangsa Indonesia telah mengetahui kekalahan jepang dalam perang Asia Timur Raya yang dipimpin Kekalahan Jepang atas sekutu tidak bisa disembunyikan oleh tentara Jepang yang sedang berada di Indonesia, sebab bangsa Indonesia telah mengetahui kekalahan jepang dalam perang Asia Timur Raya yang dipimpin

lama ditunggu-tunggu. Soekarno mengatakan bahwa sesudah proklamasi diproklamirkan tidak ada lagi yang mengikat tanah air dan bangsa Indonesia. Indonesia menyusun negaranya sendiri, Negara yang merdeka, Negara

Republik Indonesia yang kekal dan abadi. 9 Berdirinya Negara Republik Indonesia yang merdeka, menimbulkan kegembiraan dan kebahagian lahir

batin yang berlangsung berbulan-bulan lamanya pada rakyat di seluruh Indonesia. Suasana gembira bangsa Indonesia tidak terusik sebelum

kedatangan Belanda kembali ke Indonesia. 10 Sepuluh hari kemudian, yaiu tanggal 29 September 1945 Tentara

Inggris (sekutu) mendarat di Jakarta pada pukul 10.00 Wib yang dipimpin oleh Letjen Sir Philip Christion. Panglima besar Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI). Dan rombongan ini turut membonceng beberapa orang dari serdadu Belanda. Tugas pendaratannya adalah untuk mengungsikan dan melindungi para tawanan perang, melucuti senjata-senjata dan mengembalikan serdadu Jepang pulang ke Nagarinya dan menjaga keamanan serta

ketentraman. 11 Namun dibelakang itu tersembunyi pula tugas untuk mengembalikan Indonesia ke tangan Belanda, yang merupakan salah satu

anggota Sekutu.

8 Fatimah Enar, Sumatera Barat 1945-1949, (Padang : PEMDA Sumatera Barat, 1979), hal. 17

9 Soejitno Hardjosoedire, Dari Proklamasi ke Perang Kemerdekaan, (Jakarta : Balai Pustaka, 1987), h. 39

10 P.R.S. Mani, Jejak Revolusi 1945 Sebuah Kesaksian Sejarah, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1985), h. 90

11 Soejitno Hardjosoediro, Op. Cit., h. 50

Belanda ingin mengambil alih kekuasaan di Indonesia dari Inggris (sekutu). Belanda ingin menguasai Indonesia secara menyeluruh terutama sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Sesuai dengan Agresi Militer Belanda I (Juli 1947) wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia hanya diperluas keperbatasan daerah pesisir pantai. Sesudah Agresi Militer Belanda II pada bulan Desember 1948, Belanda berusaha menduduki daratan tinggi yang strategis dan mendirikan tempat berpijak di semua kota besar di Indonesia, misalnya Yogyakarta, Surabaya, Padang dan sekitarnya. Dari sanalah Belanda mengadakan patrol-patroli dan berusaha menanamkan kekuasaannya di

pedalaman. 12 Hingga Kekenagarian Ujung Gading. Setelah di Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia masyarakat Nagari Ujung Gading pun merasakan

gembira karena telah terhindar dari tindasan bangsa Belanda yang mana pada saat itu tersirat kesengsaraan yang dirasakan masyarakat Ujung Gading. Sehingga setelah kepergian bangsa Belanda ada sebuah peninggalan yang membekas sampai saat ini yaitu Jembatan Gantung, yang merupakan sebuah icon peninggalan yang bersejarah bagi masyarakat Ujung Gading. Dengan diproklamirkan kemerdekaan menjadikan masyarakat Ujung Gading pun merasakan kebahagian karena telah terlepas dari bangsa Belanda dan dinyatakan bebas dengan sebebas-bebasnya dari tindasan bangsa Belanda yang mengakibatakan penderitaan yang mendalam bagi mereka. Masyarakat Ujung Gading pun pada saat itu berusaha untuk bangkit kembali dan melanjutkan hidup dengan semestinya. Dengan melakukan perubahan-

12 Audrey Kahim, Pergolakan Daerah pada Awal Kemerdekaan, Penerjumah Satyagraha Hoerip, Judul asli “Regional Dynamics of the Indonesia Revolution”, (Jakarta : Pustaka Utama

Grafiti, 1983), Cet. Ke-1, h. 158 Grafiti, 1983), Cet. Ke-1, h. 158

Dilihat dari segi pembangunan Nagari Ujung Gading pada tahun 1984 ada sebuah pembangunan jembatan baru yang berada disamping Jembatan Gantung, selain menjadikan lajunya sarana prasarana, jembatan yang baru itu juga berperan menjadikan jarak tempuh semakin lancar. Dari segi ekomoni masyarakat Ujung Gading lebih mudah untuk memasarkan hasil panen yang mereka dapat ke Nagari-nagari yang lainnya. Jarak tempuh antara pusat produksi dengan daerah pemasaran semakin dekat, waktu tempuh relative singkat dan biaya transportasi yang dikeluarkan semakin kecil. Dengan adanya penghematan jarak, waktu, dan biaya yang dikeluarkan maka kemajuan ekonomi akan lebih tercapai.

BAB III SEJARAH PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG

A. Sejarah Pembangunan Jembatan Gantung Ujung Gading Pasaman Barat

Kebijakan pembangunan jembatan Gantung Ujung Gading sebagai salah bentuk infrastruktur transportasi secara esensial yang dapat merangsang dan memberi peluang pertumbuhan sosial maupun ekonomi khususnya di Kenagarian Ujung Gading.