PENGARUH LOCUS OF CONTROL INTERNAL, STRES KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERSONIL POLRES PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ARTIKEL

EDDISAL NPM. 1210018212052

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PENGARUH LOCUS OF CONTROL INTERNAL, STRES KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERSONIL POLRES PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA KESATUAN POLRES PASAMAN BARAT)

Oleh :

Eddisal¹, DwiFitriPuspa¹, Surya Dharma¹

¹Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta E-mail : sikeupasbar@gmail.com ABSTRACT

This study aims to find and analyze the extent of the influence of internal locus of control, job stress and organizational culture on the West Pasaman Police personnel performance and job satisfaction as an intervening variable (case study on the Unitary Police West Pasaman).The population in this study were all West Pasaman Police personnel numbering 225 personnel. Determination of the number of samples using Slovin formula, where the results of the calculation of the number of samples found by 144 personnel. The sampling technique used was random sampling random sample by strata and proportionate. While the model of this research is Structural Equations Modeling (SEM) analysis tool used by Amos 16.The study found there is a significant positive influence internal locus of control, job stress, organizational culture and job satisfaction on the performance of personnel. Furthermore, there is also found a significant positive influence internal locus of control, job stress and organizational culture on job satisfaction. Another finding of this study also revealed that job satisfaction variables in this study can not strengthen the influence of internal locus of control, job stress and organizational culture on performance of personnel.

Keywords : Internal locus of control, job stress, organizational culture, job satisfaction and personnel performance

A. Pendahuluan

tercantum dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 2 tentang Kepolisian Negara Republik

Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Indonesia. Dimana tugas pokok dan fungsi Pasaman Barat (Polres Pasaman Barat) bertugas Kepolisian Negara Republik Indonesiaitu adalah melaksanakan tugas pokok POLRI di wilayah salah satu fungsi Pemerintah Negara dibidang Kabupaten Pasaman Barat. Agar tugas pokok Polres

dan Ketertiban Pasaman Barat yang demikian penting itu dapat Masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, serta terlaksana dengan baik, harus didukung oleh pengayoman dan pelayanan masyarakat. adanya kinerja personil Polres yang tinggi. Oleh

Pemeliharaan

Keamanan

karena itu diperlukan strategi yang jitu agar kinerja Namun dalam kenyataannya upaya dan usaha personil Polres Pasaman Barat dapat dipertahankan yang diperlihatkan oleh Personil terkadang masih dan ditingkatkan dari waktu kewaktu.

belum optimal dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.Masyarakat banyak

Menurut Mangkunegara (2009:104), kinerja berharap Polri masih dapat berbuat lebih dan dapat didefenisikan sebagai hasil kerja secara kualitas mengemban tugasnya secara profesional, bermoral dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam dan modern terutama dalam kapasitasnya sebagai menyelesikan tugas dan tanggung jawab yang

tombak proses penegakan hukum. diberikan kepadanya sebagai seorang karyawan. Penanganan kasus-kasus tindak pidana terutama Sedangkan menurut Hasibuan (2007:67) Kinerja

ujung

menjadi perhatian merupakan capaian kerja berdasarkan prestasi

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu yang dihasilakan oleh sesorang dalam

Hasil observasi awal menemukan gambaran melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang tentang kinerja personil Polres Pasaman Barat, dibebankan kepadanya. Hal ini menunjukkan bahwa terkait dengan banyaknya jumlah kasus yang dapat kinerja yang dimaksudkan disini adalah hasil kerja diselesaikan dalam beberapa tahun, sebagaimana sorang personil baik secara kualitas dan kuantitas yang telihat pada tabel di bawah ini : yang diharapkan dapat terlaksana secara optimal dalam memberikanperlindungan dan pelayanan, serta yang lebih baik kepada masyarakat yang diayominya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah Hasil observasi awal menemukan gambaran melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang tentang kinerja personil Polres Pasaman Barat, dibebankan kepadanya. Hal ini menunjukkan bahwa terkait dengan banyaknya jumlah kasus yang dapat kinerja yang dimaksudkan disini adalah hasil kerja diselesaikan dalam beberapa tahun, sebagaimana sorang personil baik secara kualitas dan kuantitas yang telihat pada tabel di bawah ini : yang diharapkan dapat terlaksana secara optimal dalam memberikanperlindungan dan pelayanan, serta yang lebih baik kepada masyarakat yang diayominya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah

Kemudian faktor lain yang juga memiliki pengaruh terhadap kinerja personil dan kepuasan kerja adalah budaya organisasi dan stress kerja,

Berdasarkan tabel di atas, terlihat penanganan menurut Hasibuan (2012:42) mengemukakan bahwa jumlah kasus sepanjang 3 tahun terakhir masih budaya organisasimeupkan salah satu indikator belum dapat di selesaikan secara maksimal, dimana yang sangat erat kaitannya dengan kepuasan kerja pada tahun 2011 pencapaian penyelesaian kasus yang dapat menjadi pemicu menurunnya kinerja hanya mencapai 66%, kemudian pada tahun 2012 karyawan.

Selanjutnya Wibowo (2012:151) menjadi 68% dan pada tahun 2013 mencapai 71%. berpendapat bahwa ada hubungan negatif kuat Hasil ini masih dibawah 80% dari jumlah kasus antara perasaan stres dengan kepuasan kerja yang

ini karyawan dalam pencapaian kinerja pada karyawan menggambarkan bahwa tingkat kinerja personil itu sendiri. Dengan demikian berdasarkan teori yang Polres Pasaman Barat khususnya dalam penaganan dikemukakan oleh kedua pakar ini, menyatakan Tindak Pidana, masih belum sesuai dengan harapan bahwa stress kerja berpengaruh negatif terhadap masyarakat dan tuntutan organinisasi.

ada setiap

tahunnya.Fenomena

kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini ada beberapa faktoryang

Berikutnyanya factor-faktor yang ada peneliti temukan melalui wawancara atau tanggapan hubungan dan pengaruhnya terhadap kinerja adalah dari personil sendiri, dimana faktor-faktor apa saja budaya organisasi, sebagaimana yang dijelaskan

yang mereka nilai mempengaruhi naik turunnya oleh Hasibuan (2007:146), bahwa aspek kinerja kinerja personil. Hasil wawancara yang penulis karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor budaya lakukan ada beberapa faktor yang sangat dominan organisasi. Sedangkan menurut Robbins (2007:213) mempengaruhi kinerja personil tersebut antara lain mengungkapkan

aspek budaya adalah faktor locus of control internal, stress kerja organisasijuga ada kaitannya dengan kepuasan dan budaya organisasi. Faktor faktor inilah yang kerja, yaitu kaitannyaantara sikap umum individu

bahwa

menurut penulis merupakan variabel yang sangat terhadap pekerjaannya sendiri. penting untuk di teliti, untuk melihat sejauhmana ia dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja

Dari latar belakang permasalahan yang telah personil Polres Pasaman Barat dalam bekerja.

diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

Faktor pertama yang dinilai mempengaruhi kinerja adalah kepuasan kerja, menurut Tjihno 1. Bagaimanakah pengaruh locus of control (2004:71) Defenisi kepuasan kerja itu adalah suatu

internal terhadap kinerja personil Polres keadaan emosional yang fositif atau tidak dari

Pasaman Barat? seorang karyawan dalam memandang pekerjaan 2. Bagaimanakah pengaruh stress kerja terhadap

mereka. Selanjutnya Mathis dan Jackson (2000:98) kinerja personil Polres Pasaman Barat? mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan 3. Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi

pernyataan emosional yang positif yang menjadi terhadap kinerja personil Polres Pasaman standar dari hasil evaluasi pengalaman kerja.Artinya

Barat? seorang karyawan akan memiliki kepuasan kerja 4. Bagaimanakah pengaruh locus of control

apabila karyawan tersebut dapat menampilkan internal terhadap kepuasan kerja personil Polres perilaku yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang

Pasaman Barat? dilakukannya sebagai hasil pengaruh dalam dirinya 5. Bagaimanakah pengaruh stress kerja terhadap

(internal) maupun lingkungan di luar dirinya kepuasan kerja personil Polres Pasaman Barat? (eksternal).

6. Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja personil Polres

Robbins (2007) mengemukakan

yang

Pasaman Barat? dimaksudkan dengan Locus of control internal 7. Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja

adalah tingkat dimana individu yakin bahwa mereka terhadap kinerja personil Polres Pasaman adalah penentu nasib mereka sendiri. Sedangkan

Barat? yang menjadi faktor internal adalah, adanya 8. Apakah kepuasan kerjaberperan sebagai

keyakinan individu bahwa mereka merupakan

antara locus of pemegang kendali atas apa-apa yang terjadi pada

variabel

intervening

controlinternal dan Kinerja personil Polres diri mereka, sedangkan faktor eksternal adalah,

Pasaman Barat?

keyakinan individu bahwa apapun yang terjadi pada

9. Apakah kepuasan kerja berperan sebagai

(2007:166), kinerja dapat variabel intervening antara stres kerja dan ditingkatkan apabila kepuasan pekerjaan karyawan Kinerja personil Polres Pasaman Barat?

Muhadi

dirasakan telah terpenuhi. Ini artinya kepuasan kerja

10. Apakah kepuasan kerja berperan sebagai dapat mempengaruhi kinerja. Menurut Agustia variabel intervening antara budaya organisasi (2009:74), Locus of control merupakan salah satu dan Kinerja personil Polres Pasaman Barat?

indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja. Hasibuan (2012:62) mengungkapkan bahwa

B. Kajian Teoritis

stres kerja dapat menjadi pemicu menurunnya kinerja karyawan. Selanjutnya pendapat Wibowo

1. Kinerja Personil (2012:177) mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif kuat antara perasaan stres dengan kepuasan

Defenisi kinerja berasal dari pengertian kerja karyawan dalam pencapaian kinerja pada performance.

karyawan itu sendiri.

dimaksudkan disini merupakan hasil kerja atau prestasi kerja, namun sebenarnya yang dimaksudkan

Penilaian kinerja personil dalam penelitian dalam penelitian ini adalah kinerja dengan makna ini mempedomani indikator yang dikembangkan yang lebih luas, bukan hanya hasil pekerjaan itu oleh Janseen dan Onne (2001) dalam Mas’ud saja, akan tetapi termasuk bagaimana proses (2004) indikator pengukuran kinerja karyawan pekerjaan berlangsung.Seadangkan menurut Rivai adalah : kualitas kerja, kuantitas kerja, dan Sagala (2009:89) menjelaskan bahwa kinerja

kreatifitas dan merupakan perilaku nyata yang dapat ditampilkan setiap orang sebagai hasil prestasi kerja, yang keandalan.

pengetahuan,

efisiensi,

diperoleh oleh karyawan sesuai dengan peranannya

2. Kepuasan Kerja

sebagai pekerja dalam perusahaan atau organisasi Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan yang digelutinya.Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat dipahami bahwa kinerja yang sesuatu yang bersifat individual. Simamora

dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan hasil (2005:122) kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau pelaksanaan pekerjaan baik secara kuantitas dan kualitas dalam melaksanakan pekerjaan yang tidaknya pekerjaan mereka. Selanjutnya Mathis dan

menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing Jacksons

mengemukakan bahwa kepuasan adalah hasil evaluasi dari pengalaman

personil dalam Satuan kerja Polres pasaman Barat. kerja yang dapat menimbulkan keadaan emosi yang

Tiffin dan Cormick (1979) dalam Robbins positif dari seorang pekerja berdasarkan (2007:72) menjelaskan bahwa performance atau pengalaman kerja yang dialami seseorang. kinerja berhubungan dengan individual variable dan Sebaliknya ketidakpuasan kerja adalah keadaan

situational variable. Individual variabel mencakup Negatif yangmuncul saat kenyataantidak terpenuhi sikap, karakteristik kepribadian, karakteristik fisik, sesuai dengan harapan seseorang karyawan. Sebagai motivasi, usia, dan jenis kelamin, pendidikan, contoh, jika seorang tenaga kerja mengharapkan pengalaman, dan personal variabel lainnya. kondisi kerja yang aman dan bersih,namun pada Situasional variabel terdiri dari physical dan job kenyataan yang ada tidak sesuai seperti yang variable, serta organisasional variabel antara lain: diharapkan seperti tempat kerja tidak aman dan metode kerja, ruang dan susunan kerja, serta kotor tenaga kerja mungkin bisa menjadi tidak lingkungan fisik, karakter organisasi, pelatihan dan puas.Setiap orang mengalami tingkat kepuasan supervisi, tipe insentif/kompensasi, dan lingkungan kerja

berbeda-beda sesuai dengan sosial. Robbins (2007:88) ada 3 (tiga) faktor yang carapenilaian yang berlaku pada dirinya. Semakin

yang

adalah tinggi penilaian terhadap kegiatan yang dirasakan kemampuan fisik berupa mental, pengetahuan sesuai, dengan keinginan individu, maka semakin dan

mempengaruhi kinerja

berupa

keterampilan.Menurut Mangkunegara tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. (2005:153) kinerja dipengaruhi oleh faktor Individu dengan tingkat kepuasan yang tinggi akan individual, psikologis dan faktor organisasi. dapat menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan

itu sendiri, dan sebaliknya seseorang yang tidak Faktor individual mencakup kemampuan, puas dengan pekerjaannya ia akan menunjukkan keahlian, latar belakang dan demografi. Faktor sikap yang negatif terhadap pekerjaan yang

psikologis terdiri dari persepsi, attitude, dialaminya sendiri. personality, pembelajaran dan motivasi. Faktor organisasi

Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kepemimpinan, penghargaan, struktur, dan job kerja individu itu sendiri terdiri dari banyak variabel. Menurut Robbins (2007:126) faktor-

terdiri

dari

sumber

daya,

design. faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja secara

umum terbagi menjadi 2 faktor yaitu, faktor umum terbagi menjadi 2 faktor yaitu, faktor

relations beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan supervisions,technical

coworkers,

human

company bahwa locus of control internal adalah salah satu policies

supervisions,

working aspekyang merupakan suatu konsep yang conditions,recognition.

and

practices,

menunjukkan pada keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya

Hasibuan (2007:103) berpendapat bahwa baik keberhasilan ataupun kegagalannya dalam kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor melakukan berbagai kegiatan hidupnya yang seperti balas jasa yang adil dan layak, penempatan disebabkan oleh kendali dirinya. yang sesuai dengan keahlian, berat-ringannya

pekerjaan yang dibebankan kepadanya, suasana Robbins (2007:219) mengemukakan bahwa kerja dan lingkungan kerja, peralatan yang individu dengan locus of controlinternal yang baik menunjang pekerjaan, sikap pimpinan dan pola mempunyai persepsi bahwa lingkungan dapat kepemimpinannya, kepribadian, sifat pekerjaan dikontrol oleh dirinya sehingga mampu melakukan monoton atau

tidak. Luthans (2006:193) perubahan-perubahan sesuai dengan keinginannya. menyebutkan ada dua faktor yang mungkin dapat Dengan demikian dapat diartikan bahwa locus of menyebabkan

dengan control internal adalah individu yang percaya pekerjaannya. Pertamaberkaitan dengan informasi bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas informasi yang dibutuhkan dalam melakukan apapun yang terjadi pada diri mereka.Fakor internal pekerjaannya. Kedua, hubungan sesama teman individu yang didalamnya mencakup kemampuan sekerja, kurang baik atau dengan kata lain ketidak kerja,

tindakan kerja yang puasan kerja yang disebkan hubungan masalah berhubungan

kepribadian,

keberhasilan bekerja, komunikasi. Dalam penelitian yang dilaksanakan kepercayaan diri dan kegagalan kerja individu oleh Istianah (2007:121) mengemukakan ada bukan disebabkan karena hubungan dengan mitra hubungan positif antara locus of control internal kerja. dengan kepuasan kerja karyawan. Artinya seorang

dengan

Penilaian variabel locus of control internal karyawan akan memiliki kepuasan kerja apabila dalam penelitian ini menggunakan indikator yang karyawan tersebut dapat menampilkan perilaku dikembangkan Adapun indikator variabel locus of yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang control internal menurut Pareek, Udai (1985) dalam dilakukannya sebagai hasil pengaruh dalam dirinya Mas’ ud (2007:238) terdiri dari peran individu dan (internal) maupun lingkungan di luar dirinya

kinerja individu.

(eksternal).Penilaian variabel kepuasan kerja menggunakan indikator menurut Gellucy dan David

4. Stres Kerja

(1978) dalam Mas’ud (2007:189) adalah kepuasan

kristanto (2009:67) dengan gaji/satisfaction with pay, kepuasan dengan mengartikan bahwa stres kerja adalah merupakan

Greenberg

dalam

promosi/satisfaction with promotion, kepuasan perpduan antara sumber-sumber stres pada dengan rekan sekerja/satisfaction with co-workers,

pekerjaan, karakteristik individual, dan stres di luar dan

Robbins (2007:229) sendiri/satisfaction with work it self.

kepuasan dengan

pekerjaan

itu organisasi.

Sedang

mendefinisikan stres kerja sebagai suatu kondisi

yang dinamis yang dihunbungkan dengan sesuatu Locus of control Internal adalah salah satu ketidakpastian atas apa yang dinginkannya , di mana aspek Locus of Control. Menurut Spector (dikutip seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, Munir & Sajid, 2010:188) locus of control hambatan, atau tuntutan yang berhubungan dengan didefinisikan sebagai cerminan dari sebuah apa yang seadang dialamimnya. Selanjutnya kecendrungan seseorang individu untuk percaya disampaikan pula bahwa ada beberapa situasi kerja bahwa dia mengendalikan peristiwa yang terjadi yang sering menyebabkan stres bagi para karyawan, dalam hidupnya (internal) atau kendali atas diantaranya:a. Beban kerja yang berlebihan, b. peristiwa yang terjadi dalam hidupnya itu berasal Tekanan atau desakan waktu, c. Kualitas supervisi

3. Locus of control Internal

dari hal lain, misalnya kuasa orang lain, (eksternal). yang jelek, d. Iklim politis yang tidak aman, e. Locus of control menurut Robbins (2007:215) Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak adalah tingkat keyakianan dimana individu yakin memadai, f. Wewenang yg tidak mencukupi untuk bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri melaksanakan tanggung jawab, g. Kemenduaan (locus of control internal). Faktor internal adalah peranan (role ambiguity), h. Frustasi, i. Konflik antar keyakinan individu bahwa mereka merupakan pribadi dan antar kelompok, j. Perbedaan antara pemegang kendali atas apapun yang terjadi pada nilai-nilai perusahaan dan karyawan dan k. diri mereka, sedangkan faktor eksternal adalah Berbagai bentuk perubahan.

Namun pengaruh stres kerja tidak selalu Hofstede, at all. (1993) dalam Mas’ud (2004:121) memberikan pengaruh negatif atau merugikan yaitu : profesionalisme, jarak dari manajemen, organisasi dengan kata lain stres kerja dapat percaya pada rekan kerja, keteraturan, konflik dan memberikan dampak yang menguntungkan terhadap intergrasi. organisasi. Pada taraf stres tertentu stres dapat

Berdasarkan permasalahan dan kajian teoritis memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan yang telah dijelaskan di atas dapat dinyatakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, seperti ketepatan hipotesis Penelitian sebagai beriktu : target penyelesaiakan pekerjaan akibat desakan

1) Locus of control internal berpengaruh positif waktu.Penilaian variabel stres menggunakan terhadap kinerja personil Polres Pasaman Barat indikator variabel stres kerja sebagaimana

2) Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja dikemukakan oleh Roberts, at all (1997) dalam personil polres Pasaman Barat. Mas’ud (2004) yang terdiri dari Stressor Individual

3) Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap dan Kesan Stres. kinerja personil polres Pasaman Barat.

5. Budaya Organisasi

4) Locus of control internal berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja personil Polres

Ndraha (2005:19) berpendapat bahwa budaya

Pasaman Barat.

perusahaan (corporate culture) adalah aplikasi dari

5) Stres kerja berpengaruh negatif terhadap budaya organisasi (organizational culture) terhadap kepuasan kerja personil polres Pasaman Barat. suatu badan usaha atau perusahaan. Kedua istilah ini

6) Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap dapat dipergunakan untuk maksud yang sama secara kepuasan kerja personil Polres Pasaman Barat. bergantian.

Tampubolon

7) Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap mengatakanbahwa budaya organisasi adalah kinerja personil Polres Pasaman Barat merupakan kesepakatan perilaku yang digambarkan

8) Kepuasan kerja berperan sebagai variabel dengan selalu berusaha menciptakan efisiensi, bebas intervening pada pengaruh locus of control dari kesalahan, perhatian kepada hasil dan internal terhadap kinerja Personil Polres kepentingan , kreatif dan akurat menjalankan

Pasaman Barat

tugas.Kemudian menurut Victor S.L Tan dalam

9) Kepuasan kerja berperan sebagai variabel Tunggal (2007:2) menyimpulkan bahwa defenisi intervening pada pengaruh stres kerja terhadap budaya organisasi merupakan suatu norma yang kinerja personil Polres Pasaman Barat terdiri dari suatu keyakinan, sikap, core values dan

10) Kepuasan kerja berperan sebagai variabel pola prilaku orang dalam organisasi. intervening pada pengaruh budaya organisasi

terhadap kinerja personil Polres Pasaman Barat organisasidenganbudaya

Dari paparan kerangka teori dan kajian individudengankarakteristiktertentuuntuk

diatas, maka dapat bergabung. Individu biasanyasangat tertarik dengan digambarkan kerangka konseptual pada penelitian organisasi yang mempunyainilai yang sama dengan ini sebagai berikut : dirinya,

berusahamemilikianggota yang mempunyainilai- nilai yang sejenis atau mampumengikuti norma normayang ada dalam organisasi. Schein(1991) dalam

Hasibuan

menyatakanbahwabudayaorganisasiadalahasumsidas ar

bersamayangh a r u s

dipelajariolehkelompok,saatmemecahkan masalah- masalah adaptasi eksteren dan integrasi internal yang telah berfungsi dengan baik untuk bisa dianggapbenardanuntukbisadiajarkankepadaanggota kelompokbarusebagaiacuanyang benar untuk dapat

Gambar 1. Kerangka Konseptual menerima sesuatu, berfikir dan

merasakan

hubungannya dengan

masalah-masalah

C. Metode Penelitian

tersebut.Hasibuan

1. Populasi dan sampel

perlunyapemahamanbudayaorganisasiterhadapprodu Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ktivitaslebih

mengarahke personil polres Pasaman Barat tahun 2013 yang StategicProspective,dalamkaitannyadenganprodukti berjumlah 225 personil.Untuk menentukan ukuran vitas inilebihmengarahpada kinerjajangkapanjang. sampel, penelitian ini menggunakan formula Slovin

dalam Sekaran (2006), diperoleh jumlah sampel Penilaian

varaibel

budaya

organisasi sebesar 144.

menngunakan indicator yang dikemukakan oleh

2. Defenisi Operasioanl Variabel Penelitian

 Kinerja Personil (Y)

dapat diterima sebagai suatu kebenaran oleh Kinerja personil adalah hasil kerja

semua orang dalam organisasi Polres individual seorang personil Polres Pasaman

Pasaman Barat. Tolak ukur variabel budaya Barat dengan mengandalkan keahlian yang

penelitian ini tinggi untuk melaksanakan kegiatan untuk

organisasi

dalam

pengukuran budaya pencapaian tujuan organisasi.Indikator

menggunakan

organisasi dari aspek profesionalisme, jarak kinerja yang digunakan untuk mengukur

manajemen, yang instrumennya digunakan kinerja personil dalam penelitian ini

dalam penelitian Hofstede, at all. (1993) merujuk

dalam Mas’ud (2004:121) . dikemukakan Janseen dan Onne (2001) dalam Mas’ud (2004) dengan indicator

3. Teknik Analisis Data

sebagai berikut : Kualitas kerja, Kuantitas Modelyangdigunakandalampenelitianini kerja, Pengetahuan, Efisiensi, Kreatifitas

adalahmodelkausalitas(sebab-

dan Keandalan, akibat)yangdigunakanhubungandan

 Kepuasan Kerja (I)

pengaruhantaravariabelbebasdengan Kepuasan kerja dalam penelitian ini

sertafaktor- merupakan hasil dari keseluruhan derajat faktordidalamnya.Untukmenganalisisdata rasa suka atau tidak sukanya personil Polres digunakan The Structural Equation Modelling Pasaman Barat terhadap berbagai aspek (SEM) dengan menggunakanprogram AMOS 16. pekerjaan yang sedang dihadapinya dalam Karena pemodelan dengan menggunakan SEM suatu organisasi. Indikator yang dapat

variabeltergantungnya,

dijawabnya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja pertanyaanpenelitiansecaradimensional.Model berdasarkan yang dikembangkan Gellucy persamaan struktural (SEM) adalah sekumpulan dan David (1978) dalam Mas’ud teknik-teknik statistikal yang

memungkinkan

memungkinkan (2004:185) mengemukakan kepusan kerja pengujian sebuah rangkaian hubungan relatif murni yang dimaksudkan adalah : Kepuasan “r umit” secara simultan (Ferdinand, 2000). terhadap gaji, Kepuasan terhadap promosi, Keunggulan pemakaian aplikasi SEM dalam Kepuasan terhadap rekan sekerja, Kepuasan penelitian manajemen ini adalah karena ia terhadap penyelia dan Kepuasan terhadap m e m i l i k i kemampuan untuk mengkonfirmasi pekerjaan itu sendiri. dimensi-dimensi dari suatukonsep atau faktor yang

sangat lazim digunakan dalam manajemen serta Locus of control internal mencerminkan

 Locus Of Control Internal (X 1 )

untuk mengukur tingkat dimana personil Polres Pasaman pengaruhhubungan-hubunganyangsecarateoritisada. Barat percaya bahwa perilaku mereka dan

kemampuannya

apa yang terjadi pada merekaserta hasil

D. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis

pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai Hipotesis dilakukan dengan menganalisa hasil hasil

sendiri olahan data melalui regresion weights full dari (internal).Pengukuran variabel locus of program Amos 16, yang menjelaskan baik pengaruh control internal dalam penelitian ini langsung (derect effect) maupun pengatuh tidak mengacu pada instrumen sebagaimana langsung melalui variabel intervening (indirect dikemukakan oleh Pareek, Udai (1985) effect). Berikut hasil pengujian pada Tabel 2 : dalam Mas’ud (2004) dapat dikutif sebagai indikator sebagai berikut : Promosi, Keberhasilan,

Penerimaan orang lain

atas

diri,

Menentukan perilaku,

Melindungi

kepentingan diri dan Kerja keras.

 Stres Kerja (X 2 )

Sters kerja ialah suatu kondisi yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik personil Polres Pasaman Barat. Untuk mengukur variabel stress kerja dalam penelitian ini mengacu pada dimensi stress kerja yang dikemukakan Roberts, at all (1997) dalam Mas’ud (2004) yang terdiri dari :Stressor Individual dan Kesan Stres.

 Budaya Organisasi (X 3 )

Budaya organisasi didefinisikan berupa 1. Pengaruh Locus of control Internal Terhadap nilai-nilai dan kebiasaan yang hidup dan

Kinerja Personil

Berdasarkan Tabel 2, pada hasil pengujian kinerja aparat. Selanjutnya hasil penelitian Lautania regresion weights full model padatabel diatas, (2011), temuannya juga menunjukkan bahwa locus ditemukan terdapat pengaruh positif yang signifikan of control internal berpengaruh positif dan Locus of control Internalterhadap kinerja personil signifikan terhadap kinerja auditor pada kantor Polres Pasaman Barat. Dimana nilai koefisien Akuntan Publik. estimate sebesar 0,489 yang menunjukkan besarnya

2. Pengaruh Model Stres Kerja Terhadap Kinerja pengaruh konstruk Locus of control Internal

terhadap kinerja personil, sedangkan nilai standar

Personil

Berdasarkan hasil pengujian regresion weights error (SE) sebesar 0,085 adalah kesalahan estimasi full model padatabel 2, diatas, ditemukan terdapat yang tidak dapat dijelaskan dari konstruk ini. Sedangkan nilai critical ratio (CR) dan nilai p pengaruh

signifikan stress kerjaterhadap kinerja personil Polres Pasaman Barat.

negatif

yang

(probabilitas) merupakan nilai untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan Dimana nilai koefisien estimate sebesar -0,123 yang

menunjukkan besarnya pengaruh konstruk stress nilai masing-masing 5,762 dan 0,000 (**** kerja terhadap kinerja personil, sedangkan nilai signifikan sempurna). standar error (SE) sebesar 0,043 adalah kesalahan

Penilaian hipotesis berdasarkan nilai CR yang estimasi yang tidak dapat dijelaskan dari konstruk merupakan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada ini. Sedangkan nilai critical ratio (CR) dan nilai p 1,96, menyimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel (probabilitas) merupakan nilai untuk menentukan atau 5,762 > 1,96 sedangkan perbandingan nilai diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan probabilitas (p) dengan nilai kesalahan menolak data nilai masing-masing -2,853 dan 0,004. sebesar 0,05, menunjukkan bahwa nilai ρ < 0,05 ata u 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis

Hasil penilaian hipotesis dengan nilai CR yang merupakan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada

penelitian dapat dibuktikan atau diterima yang 1,96, menyimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel

artinya Ha diterima dan H 0 ditolak, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif atau 2,853 > 1,96, sedangkan tanda negatif merupakan arah pengaruh kedua konstruk bukan yang signifikan Locus of control Internalterhadap menunjukkan nilai. Sementara perbandingan nilai kinerja personil Polres Pasaman Barat. probabilitas (p) dengan nilai kesalahan menolak data

Temuan empiris ini menyatakan bahwa Locus sebesar 0,05, menunjukkan bahwa nilai ρ < 0,05 atau of control Internal yang dimiliki personil dalam 0,004 < 0,05. Untuk itu dapat disimpulkan, bahwa pelaksanaan tugas dan pekerjaannya memiliki hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan atau

peranan yang penting dalam menentukan kinerja diterima yang artinya Ha diterima dan H 0 ditolak. atau hasil yang akan diperolehnya. Dengan kata lain Dengan kata lain terdapat pengaruh negatif yang keyakinan akan kemampuan dan upaya yang signifikan stress kerja terhadap kinerja personil dilakukan atas suatu pekerjaan diyakini akan Polres Pasaman Barat. memberikan hasil yang diinginkannya, tanpa adanya keyakinan ini makan kinerja yang akan dihasilkan

Temuan hipotesis ini menunjukkan bahwa faktor stress kerja merupakan hal yang penting yang

tidak akan dapat dicapai secara maksimal. harus diperhatikan dan dikelola secara baik oleh

Hasil temuan penelitian ini sesuai dengan pimpinan dan organisasi. Pimpinan organisasi yang pendapat Robbins (2007:215) bahwa tingkat dimana lalai mengelola dan membiarkan terjadinya stres individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib kerja secara berlebihan, akan dihadapkan oleh mereka sendiri dalam mencapai tujuan tertentu, banyak permasalahan. Permasalahan tersebut dapat dikatakan individu tersebut memiliki locus of berupa rendahnya motivasi personil untuk memiliki control internal`. Sedangkan Kreitner & Kinicki produktivitas yang lebih tinggi, terhambat atau (2009:172) individu yang memiliki kecenderungan tertundanya pelaksanaan tugas dan pekerjaan atau locus of control internal adalah individu yang seringnya terjadi konflik kerja antar pegawai yang memiliki keyakinan untuk dapat mengendalikan pada akhirnya dapat menghambat pencapaian tujuan segala peristiwa dan konsekuenasi yang memberikan organisasi secara keseluruhan. dampak pada hidup mereka. Menurut Hanurawan

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Robbins (2010:112) orang dengan locus of control internal sangat sesuai untuk menduduki jabatan yang (2007:229) bahwa stres kerja adalah kondisi

ketidak pastian yang dinamis di mana seseorang membutuhkan inisiatif, inovasi, dan perilaku yang dikonfrontasikan dengan kesempatan, hambatan, dimulai oleh diri sendiri seperti peneliti, manajer atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang atau perencana. diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya. Stres

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil kerja juga berhubungan dengan ketidakpuasan penelitian yang dilakukan oleh Noer dan Rihardjo personil terhadap lingkungan kerja yang tidak sesuai (2007), dimana temuan mereka menyimpulkan dengan harapan yang yang dinginkan, sehingga bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap pada akhirnya akan menimbulkan perilaku dan sikap Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil kerja juga berhubungan dengan ketidakpuasan penelitian yang dilakukan oleh Noer dan Rihardjo personil terhadap lingkungan kerja yang tidak sesuai (2007), dimana temuan mereka menyimpulkan dengan harapan yang yang dinginkan, sehingga bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap pada akhirnya akan menimbulkan perilaku dan sikap

dan akurat dalam menjalankan tugas. Pendapat lain juga menyatakan, seperti Peter F Drucker dalam

Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil Tika (2006:2) mengatakan bahwa budaya penelitian yang dilakukan oleh Chadek, dkk (2014), organisasi merupakan pokok penyelesain masalah- dimana hasil penelitian mereka membuktikan bahwa masalah yang dapat di wariskan kepada anggota- stres kerja bertpengaruh negatif terhadap kinerja dan anggota baru dengan berbagai cara yang tepat kepuasan kerja. Sedangkan penelitian yang untuk memahami, memikirkan dan merasakan dilakukan Setyono, dkk (2007), temuannya juga masalah-masalaheksternal dan internal yang dalam menemukan bahwa bahwa stress kerja juga pelaksaannya di lakukan secara konsisten oleh bertpengaruh negatif terhadap kinerja dan kepuasan

suatu kelompok,.

kerja. Temuan penelitian ini relevan dengan hasil

3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja penelitian yang dilakukan oleh Sulistyaningsih, dkk. Personil

(2012) dan Porwani (2010), Hasil penelitian mereka Hasil pengujian regresion weights full model menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh pada Tabel 2, ditemukan terdapat pengaruh positif positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. yang signifikan budaya organisasiterhadap kinerja 4.

Pengaruh Locus Of Control Internal Terhadap personil Polres Pasaman Barat. Dimana nilai

Kepuasan Kerja

koefisien estimate sebesar 0,142 yang menunjukkan besarnya pengaruh atau kontribusi konstruk budaya

Dari hasil pengujian regresion weights full organisasi terhadap kinerja personil, sedangkan nilai model pada tabel 2,menyimpulkan terdapat

standar error (SE) sebesar 0,061 adalah kesalahan pengaruh positif yang signifikan locus of control estimasi yang tidak dapat dijelaskan dari konstruk internalterhadap kepuasan kerja personil Polres ini. Selanjutnya nilai critical ratio (CR) dan nilai p Pasaman Barat. Dimana nilai koefisien estimate (probabilitas) merupakan nilai untuk menentukan sebesar 0,242 yang menjelaskan besarnya pengaruh diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan konstruk locus of control internalterhadap kepuasan nilai masing-masing 2,330 dan 0,020.

kerja personil, sedangkan nilai standar error (SE) sebesar 0,081 adalah kesalahan estimasi yang tidak

Hasil perbandingan nilai CR yang merupakan dapat dijelaskan dari konstruk ini. Sedangkan nilai nilai t hitung dengan nilai t tabel pada 1,96, critical ratio (CR) dan nilai p (probabilitas) menyimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel atau merupakan nilai untuk menentukan diterima atau 2,330 > 1,96. Sementara perbandingan nilai ditolaknya hipotesis penelitian, dengan nilai masing- probabilitas (p) dengan nilai kesalahan menolak data masing 3,005 dan 0,003. sebesar 0,05, menunjukkan bahwa nilai ρ < 0,05 atau

Penilaian hipotesis peneltian menggunakan 0,020 < 0,05. Dari temuan ini menunjukkan, bahwa hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan atau pendekatan CR yang merupakan nilai t hitung

dengan nilai t tabel pada 1,96, menyimpulkan bahwa

diterima yang artinya Ha diterima dan H 0 ditolak.

Oleh karena itu dapat disimpulkan terdapat pengaruh nilai t hitung > t tabel atau 3.005 > 1,96. Sementara positif yang signifikan budaya organisasi terhadap perbandingan nilai probabilitas (p) dengan nilai

kesalahan menolak data sebesar 0,05, menunjukkan kinerja personil Polres Pasaman Barat.Hasil

penilaian hipotesis ini menyimpulkan, budaya bahwa nilai ρ < 0,05 atau 0,003 < 0,05. Temuan ini organisasi merupakan seperangkat nilai-nilai yang menyimpulkan, bahwa hipotesis penelitian ini dapat

dibuktikan atau diterima yang artinya Ha diterima diyakini

oleh organisasi

yang

membantu

menyelaraskan dan memandu semua perilaku dan dan H 0 ditolak, yang artinya terdapat pengaruh sikap kerja yang dimiliki semua personil dalam positif yang signifikan locus of control internal terhadap kepuasan kerja personil Polres Pasaman

melaksanakan semua tugas dan pekerjaan yang akhirnya akan berdampak terhadap pencapaian Barat. kinerja personil secara lebih baik. Kondisi ini juga

Hasil empiris dari hipotesis ini menunjukkan menunjukkan bahwa kebaradaan budaya organisasi bahwa kemampuan untuk mengontrol dan

menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan memastikan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan semua rencana, program kegiatan dan pelaksanaan serta prestasi yang akan diraih dalam bekerja yang pekerjaan untuk dapat berjalan secara efektif untuk dimiliki personil, merupakan suatu kekuatan dan mencapai tujuan organisasi secara lebih optimal.

keuntungan bagi organisasi dalam mencapai keberhasilan terlaksananya semua program-program

Tampubolon (2003:62), mendefenisikan kegiatan yang secara tidak langsung akan bahwa budaya organisasi adalah merupakan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi kesepahaman perilaku di dalam organisasi yang secara lebih baik. Hal ini terjadi personil yang digambarkan dengan selalu berusaha menciptakan memiliki locus of control internal akan merasa Tampubolon (2003:62), mendefenisikan kegiatan yang secara tidak langsung akan bahwa budaya organisasi adalah merupakan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi kesepahaman perilaku di dalam organisasi yang secara lebih baik. Hal ini terjadi personil yang digambarkan dengan selalu berusaha menciptakan memiliki locus of control internal akan merasa

Temuan hipotesis ini sejalan dengan hasil memiliki locus of control internal juga akan penelitian Poundra, dkk. (2014) tentang analisis

memiliki kepuasan kerja yang baik dalam setiap faktor-faktor yang mempengaruhi job stress serta pelaksanaan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

pengaruhnya terhadap kepuasan kerja dan kinerja Temuan hipotesis ini sejalan dengan dengan salesman (Studi kasus pada PT. Adira Finance pendapat Istianah (2007:121) terdapat hubungan Cabang Bangkok Semarang). Dimana temuan positif antara locus of control internal dengan penelitian menunjukkan bahwa stres kerja kepuasan kerja karyawan. Maksudnya seorang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap karyawan akan memiliki kepuasan kerja apabila kepuasan kerja. Sedangkan penelitian yang karyawan tersebut dapat mengagambarkan perilaku dilakukan Tunjungsari (2011) tentang pengaruh yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang stress kerja terhadap kepuasan kerja pada kantor dilakukannya sebagai hasil pengaruh dalam dirinya pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung, hasil (internal) maupun lingkungan di luar dirinya penelitiannya juga menemukan bahwa terdapat (eksternal).

pengaruh yang negatif dan signifikan stress kerja Temuan hipotesis ini konsisten dengan temuan terhadap kepuasan kerja pada kantor pusat PT. Pos

penelitian yang dilakukan oleh Agustia (2009) dan Indonesia (Persero) Bandung. Rita (2012),Dimana hasil penelitian mereka 6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap menemukan bahwa locus of control internal

Kepuasan Kerja Personil

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan Temuan hasil regresion weights full model terhadap kepuasan kerja karyawan.

pada tabel 2, menyimpulkan terdapat pengaruh

5. Pengaruh Stres KerjaTerhadap Kepuasan Kerja positif yang signifikan budaya organisasi terhadap Temuan hasil regresion weights full model kepuasan kerja personil Polres Pasaman Barat.

pada tabel 2, menunjukkan terdapat pengaruh negatif Dimana nilai koefisien estimate sebesar 0,138 yang yang signifikan stress kerja terhadap kepuasan kerja menjelaskan

pengaruh konstruk personil Polres Pasaman Barat. Dimana nilai initerhadap kepuasan kerja personil, sedangkan nilai

besarnya

koefisien estimate sebesar -0,157 yang menjelaskan standar error (SE) sebesar 0,060 adalah kesalahan besarnya pengaruh konstruk stress kerjaterhadap estimasi yang tidak dapat dijelaskan dari konstruk kepuasan kerja personil, sedangkan nilai standar budaya organisasi dalam mempengaruhi kepuasan error (SE) sebesar 0,050 adalah kesalahan estimasi kerja. Sedangkan nilai critical ratio (CR) dan nilai p yang tidak dapat dijelaskan dari konstruk ini. (probabilitas) merupakan nilai untuk menentukan Sedangkan nilai critical ratio (CR) dan nilai p diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan (probabilitas) merupakan nilai untuk menentukan nilai masing-masing 2,299 dan 0,021. diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan

penilaian hipotesis nilai masing-masing -3,159 dan 0,002. Selanjutnya mengunakan pendekatan nilai CR yang merupakan hasil penilaian hipotesis peneltian melalui nilai t hitung dengan nilai t tabel pada 1,96, pendekatan CR yang merupakan nilai t hitung menyimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel atau dengan nilai t tabel pada 1,96, menyimpulkan bahwa 2.299 > 1,96. Selanjutnya perbandingan nilai nilai t hitung > t tabel atau -3.159 > 1,96. Nilai probabilitas (p) dengan nilai kesalahan menolak data negatif pada nilai t hitung merupakan arah hubungan sebesar 0,05, menunjukkan bahwa nilai ρ < 0,05 atau antara konstruk stress kerja dengan kepuasan kerja 0,021 < 0,05. Temuan ini menyimpulkan, bahwa bukan merupakan nilai disini. Selanjutnya hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan atau

Sedangkan

hasil

perbandingan nilai probabilitas (p) dengan nilai diterima yang artinya Ha diterima dan H 0 ditolak, kesalahan menolak data sebesar 0,05, menunjukkan yang artinya terdapat pengaruh positif yang bahwa nilai ρ < 0,05 atau 0,002 < 0,05. Temuan ini signifikan budaya organisasi terhadap kepuasan menyimpulkan, bahwa hipotesis penelitian ini dapat kerja personil Polres Pasaman Barat . dibuktikan atau diterima yang artinya Ha diterima

Victor S.L Tan dalam Tunggal (2007:2) dan H 0 ditolak, yang artinya terdapat pengaruh berpendapat bahwa budaya organisasi merupakan

negatif yang signifikan stress kerja terhadap suatu norma yang terdiri dari suatu keyakinan, sikap, kepuasan kerja personil Polres Pasaman Barat.

core values dan pola prilaku orang dalam organisasi. Temuan ini sesuai dengan teori yang Sementara Robbins (2007:201) budaya organisasi, dikemukakan

(2012:93), erat kaitannya dengan kepuasan kerja, yaitu sikap mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif yang umum individu terhadap pekerjaannya. kuat antara perasaan stres dengan kepuasan kerja

oleh

Wibowo

Hasil temuan hipotesis ini masih konsisten kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan dengan hasil penelitian Hamidah, dkk. (2001) yang terhadap

Selanjutnya penelitian melakukan penelitian tentang pengaruh budaya Soegihartono (2012) dalam penelitiannya tentang organisasi terhadap kepuasan kerja pada lembaga pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil, dimana terhadap kinerja dengan mediasi komitmen (di PT. hasil penelitian menemukan bahwa terdapat Alam Kayu Sakti Semarang), hasil penelitiannya pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi juga menyimpulkan bahwa kepuasan kerja terhadap kepuasan kerja. Begitu juga dengan temuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Koesmono (2005) dalam sebuah penelitian yang karyawan PT. Alam Kayu Sakti Semarang.

kinerja.

berjudul pengaruh budaya organisasi terhadap 8. Pengaruh Locus Of Control Internal Terhadap motivasi dan kepuasan kerja serta kinerja Karyawan

Kinerja Personil Melalui Kepuasan Kerja pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala

Menengah di Jawa Timur. Hasil penelitiannya juga Penilaian hipotesis ini, akan membandingkan mana yang lebih baik antara pengaruh langsung

menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh yaitu pengaruh locus of control internal terhadap positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. kinerja personil dengan pengaruh tidak langsung

7. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja pengaruh locus of control internal terhadap kinerja Personil

personil melalui kepuasan kerja. Untuk menghitung Temuan hasil regresion weights full model dan mengetahui berapa besarnya nilai pengaruh pada tabel 2,memperlihatkan terdapat pengaruh tidak langsung dapat diperhatikan nilai koefisien positif yang signifikan kepuasan kerja terhadap pengaruh langsung (direct effect) yaitu pengaruh kinerja personil personil Polres Pasaman Barat. locus of control internal terhadap kinerja personil, Dimana nilai koefisien estimate sebesar 0,282 yang kemudian pengaruh langsung locus of control menjelaskan

konstruk internalterhadap kepuasan kerja serta pengaruh initerhadap kinerja personil, sedangkan nilai standar langsung kepuasan kerja terhadap kinerja personil. error (SE) sebesar 0,135 adalah kesalahan estimasi

besarnya

pengaruh

Hasil perhitungan dari regression weight yang tidak dapat dijelaskan dari konstruk ini dalam melalui program AMOS 16, dapat dihitung

mempengaruhi kinerja personil. Sedangkan nilai besarnya nilai pengaruh tidak langsung (indirect critical ratio (CR) dan nilai p (probabilitas) effect) yaitu merupakan perkalian koefisien estimate merupakan nilai untuk menentukan diterima atau pengaruh locus of control internal terhadap ditolaknya hipotesis penelitian, dengan nilai masing- kepuasan kerja sebesar 0,242 dengan koefisien masing 2,093 dan 0,036.

estimate pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja Sedangkan

hipotesis personil sebesar 0,282 atau pengaruh tidak langsung mengunakan pendekatan nilai CR yang merupakan adalah 0,242 x 0,282 = 0,068. Ini akan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada 1,96, dibandingkan dengan nilai pengaruh langsung locus menyimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel atau of control internal terhadap kinerja personil, 2,093 > 1,96. Selanjutnya perbandingan nilai sebagaimana yang terlihat pada Tabel berikut ini : probabilitas (p) dengan nilai kesalahan menolak data sebesar 0,05, menunjukkan bahwa nilai ρ < 0,05 atau 0,036 < 0,05. Temuan ini menyimpulkan, bahwa hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan atau

hasil

penilaian

diterima yang artinya Ha diterima dan H 0 ditolak,

yang artinya terdapat pengaruh positif yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja personil Polres Pasaman Barat.