BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

1.1 Profil Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Samban 02 didirikan pada tahun 1981. Dibangun dengan menggunakan dana Inpres. Gedung sekolah didirikan di atas tanah milik desa.

SD Negeri Samban 02 berdiri pada keadaan lingkungan dan sosial masyarakat sangat terbatas, terutama pada sektor pertanian. Sekarang sudah ada peningkatan. Sebagian besar siswa berasal dari dusun Karangjoho sehingga jumlah siswa sangat terbatas.

SDN Samban 02 yang berada di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, tepatnya di sebelah selatan krajan Samban berbatasan didusun Kerban Kelurahan Harjosari.

Sekolah ini memiliki 6 Ruang Kelas, 1 ruang guru, 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Dapur, 1 Ruang Dapur , dan 7 WC.

Keberadaan SD Negeri Samban 02 merupakan SD Imbas menerapkan pembelajaran PAKEM dengan memanfatkan media pembelajaran yang ada Keberadaan SD Negeri Samban 02 merupakan SD Imbas menerapkan pembelajaran PAKEM dengan memanfatkan media pembelajaran yang ada

a) Visi Menjadi warga negara berbudi pekerti luhur, cerdas dalam bertindak, terampil dan kreatif.

b) Misi

1) Meningkatkan pendidikan keimanan dan pendidikan karakter.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang aktif,

efektif dan menyenangkan.

inovatif,

kreatif,

3) Meningkatkan kompetensi pendidik dan peserta didik.

4) Meningkatkan kerjasama antara sekolah dan masyarakat.

5) Peningkatan kepedulian terhadap lingkungan.

1.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen, langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis dokumen yaitu berupa Juknis BOS tahun 2017 guna mengetahui apakah ada kesenjangan

standar dengan pelaksanaannya serta melakukan pembahasan terkait dengan desain, instalasi, proses, produk serta analisis manfaat biaya dari program BOS di SD Negeri Samban 02.

antara

1.2.1 Evaluasi Desain Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Tahap pertama dari evaluasi ini adalah mengetahui desain program yang mencakup definisi, proses dan aktivitas serta tujuan program.

1. Gambaran Tahap Desain Program BOS Di Sekolah

Hasil dari tahapan ini didapat dari wawancara,

dokumentasi. Berdasarkan wawancara dengan bendahara, kepala sekolah, komite, pengawas dan UPTD.

dan

studi

Adapun hasil wawancara terhadap narasumber tersebut adalah sebagai berikut:

“Program BOS yaitu program untuk pembiayaan sekolah, kemudian tujuannya yaitu untuk pembiayaan sekolah, termasuk proses kegiatan belajar mengajar. Sasaran targetnya yaitu untuk semua murid. Program ini sangat penting diterapkan. Dana BOS juga digunakan untuk pemenuhan SPM. Dana BOS digunakan untuk proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, lomba untuk siswa, kemudian pelatihan-pelatihan termasuk

KKG untuk meningkatkan mutu pendidik. Dana BOS juga berperan besar dalam pemenuhan SPM karena sumber utama keuangan sekolah dari dana BOS”. (Wawancara dengan Bendahara SD Negeri Samban 02, 18 Desember 2017)

pelatihan

guru,

Hal yang sama juga disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Samban 02: “Program BOS merupakan program pemerintah,

dana dari pemerintah untuk kelangsungan dan kelancaran pendidikan. Tujuan pokoknya untuk kelancaran pendidikan.

Kemudian sasaran program terutama anak didik. Besar dana yang diterima pertahun persiswa adalah Rp. 800.000. program

BOS sangat penting diterapkan disekolah, karena BOS merupakan satu-satunya sumber dana untuk kelangsungan pendidikan. BOS sangat terkait dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena untuk memenuhi SPM sumber dana juga dari BOS. Kemudian ditunjang dengan program-program unggulan sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler drumband, keolahragaan, serta pramuka. Kemudian program kerja sama dengan pihak lain yang tidak terikat. SD Negeri Samban 02 saat ini sedang bekerja sama dengan PT Coca-Cola Bawen dalam program PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Tujuannya BOS sangat penting diterapkan disekolah, karena BOS merupakan satu-satunya sumber dana untuk kelangsungan pendidikan. BOS sangat terkait dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena untuk memenuhi SPM sumber dana juga dari BOS. Kemudian ditunjang dengan program-program unggulan sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler drumband, keolahragaan, serta pramuka. Kemudian program kerja sama dengan pihak lain yang tidak terikat. SD Negeri Samban 02 saat ini sedang bekerja sama dengan PT Coca-Cola Bawen dalam program PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Tujuannya

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh komite sekolah SD Negeri Samban 02: “Program BOS maknanya bahwa karena sekolah

wajib dibiayai oleh pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu pemerintah wajib memberi bantuan kepada sekolah baik negeri maupun swasta. Tujuan pokoknya untuk penyelenggaraan pendidikan, tetapi faktualnya angka tersebut baru memenuhi dalam tingkat layanan, untuk bicara mutu masih sangat kurang (keseimbangan kognitif, afektif dan psikomotorik) artinya penyelenggaraan BOS masih perlu ditingkatkan. Sasaran program ini adalah warga sekolah baik negeri maupun swasta. Untuk memenuhi SPM, program BOS ini perlu ditingkatkan. Untuk memenuhi SPM sekolah diterjemahkan dalam RKAS dengan sumber dana dari BOS. Program unggulan sekolah yaitu membangun pendidikan karakter untuk memenuhi 8 standar pendidikan, pendidikan dibidang agama, prestasi akademik maupun non akademik. Untuk strategi saya berbicara mutu pendidikan di Samban 02 saya planning 6 tahun, diantaranya membangkitkan motivasi orang tua dan siswa, membangun suatu kebanggaan, menata sistem manajerial sekolah, ketercukupan kebutuhan-kebutuhan dasar anak maupun guru, menciptakan lingkungan sekolah sehat, meningkatkan prestasi akademik ditahun ke 4 yaitu menambah tambahan jam belajar mulai kelas 4 dengan maksud di kelas 6 siap menghadapi ujian”. Pengawas

UPT juga mengungkapkan hal yang sama mengenai desain program BOS ini, bahwa:

sekolah

dan

“Program BOS merupakan program pemerintah yang diberikan oleh sekolah dasar negeri/swasta untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah. Tujuan pokoknya sudah diatur oleh kementrian pendidikan yaitu membebaskan pungutan biaya operasional

peserta didik, meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu. Sasaran programnya yaitu warga sekolah sehingga kegiatan sekolah dibiayai oleh BOS, harapannya dana bisa mencukupi operasional sekolah. Besar dana yang diterima persiswa pertahun Rp 800.000. dengan dana BOS baru sebagian saja SPM yang terpenuhi, sehingga sekolah masih perlu sumber dana lain melalui dana sumbangan yang tidak mengikat, di Samban

sekolah

bagi

02 mendapat dana sumbangan kesehatan dari Cocacola, dan sumbangan dari masyarakat yang mampu untuk membeli drumband, sumbangan ini bersifat suka rela dan tidak memaksa”. Berdasarkan hasil wawancara dari bendahara,

kepala sekolah, pengawas dan guru diatas telah menunjukkan gambaran secara langsung terkait desain program di sekolah. Dapat kita ketahui bahwa program BOS merupakan program dari pemerintah untuk sekolah, dengan tujuan untuk membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik, meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu. Sasaran dari program ini adalah seluruh warga sekolah kepala sekolah, pengawas dan guru diatas telah menunjukkan gambaran secara langsung terkait desain program di sekolah. Dapat kita ketahui bahwa program BOS merupakan program dari pemerintah untuk sekolah, dengan tujuan untuk membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik, meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu. Sasaran dari program ini adalah seluruh warga sekolah

bekerja sama dengan perusahaan

dan memperoleh sumbangan berupa dana untuk peningkatan mutu sekolah.

setempat

2. Analisis Tingkat Kesesuaian Desain Program Dengan Standar

Gambaran desain program BOS di sekolah berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara

beberapa informan. Kemudian deskripsi terkait desain program dikaji untuk mengetahui keseuaiannya dengan peraturan yaitu dengan Juknis BOS tahun 2016. Berikut definisi, tujuan, sasaran program dan besar

dengan

diterima, menurut Permendikbud Nomor 18 Tahun 2015 tentang Juknis BOS Tahun 2016 yang digunakan sebagai standard:

dana

yang

1. Definisi program BOS: program pemerintah yang

adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana wajib belajar.

pada

dasarnya

2. Tujuan program BOS: meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu, dan berperan dalam mempercepat pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP).

3. Sasaran program BOS meliputi Satuan Pendidikan SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT, SD-SMP Satu Atap, SMA, dan SMK baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat di seluruh provinsi Indonesia yang sudah terdata dalam system Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah. Besar dan yang diterima di jenjang Sekolah Dasar sebesar Rp 800.000 persiswa pertahun.

Data dokumen menunjukkan bahwa Juknis Program BOS tahun 2016 sudah ada. Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh:

1. Definisi program BOS maknanya karena pendidikan wajib dibiayai oleh pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu pemerintah wajib memberi bantuan kepada sekolah baik negeri maupun swasta. Sehingga pemerintah memberi bantuan dana melalui program BOS yang merupakan program pemerintah yang

sekolah dasar negeri/swasta untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah.

diberikan

oleh

2. Tujuan program BOS adalah untuk membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik, meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu. Dana BOS juga digunakan untuk pemenuhan SPM.

3. Sasarannya adalah seluruh warga sekolah. Program ini berperan sebagai sumber dana utama dalam memenuhi SPM sekolah dengan ditunjang berbagai macam program unggulan sekolah baik dibidang akademik maupun non akademik. Besar dana yang diterima oleh sekolah adalah Rp 800.000 persiswa pertahun.

Berdasarkan perspektif terkait definisi, tujuan sasaran dan besar biaya menurut sekolah di atas, desain program BOS di sekolah terkait definisi sasaran dan besar dana sudah sesuai dengan ketentuan yaitu juknis BOS yang didalamnya menjelaskan hal yang sama bahwa program pemerintah yang pada dasarnya untuk penyediaan

biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah. Sasaran program BOS adalah semua satuan pendidikan dasar dan menengah baik negeri maupun swasta (memiliki ijin operasional) yang sudah terdata dalam dapodikdasmen. Besar bantuan dana yang diterima oleh satuan pendidikan dihitung berdasarkan jumlah peserta didik, dengan besar dana yang diterima persiswa pertahun sebesar Rp 800.000,-. Untuk tujuan BOS masih sudah sesuai dengan juknis karena selain tujuan pokok juga terdapat tujuan umum yang didalamnya juga menjelaskan bahwa dana BOS digunakan untuk mempercepat tercapainya SPM dan SNP. Jika dianalisis lebih dalam lagi indikator SPM akan segera dicapai jika perencanaan dalam RKAS dilakukan secara maksimal dengan menggunakan sumber daya

pendanaan

dan fasilitas

memadai. Termasuk kompetensi staf yang ada di sekolah, pemahaman terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku.

yang

1.2.2 Evaluasi Instalasi Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Tahap kedua pada evaluasi ini adalah instalasi, dimana dalam kegiatan ini rancangan program digunakan

standar untuk mempertimbangkan langkah-langkah operasional program. Pada tahap instalasi, data diperoleh dari hasil wawancara dari beberapa narasumber kemudian di cek kebenaran datanya melalui studi dokumen.

sebagai

1. Gambaran Tahap Instalasi Program BOS Di Sekolah

Gambaran tahap instalasi didapat dari data hasil wawancara dengan beberapa narasumber. Berikut hasil wawancara dengan bendahara SD Negeri Samban 02:

“Karakter siswa disini antusias dan sering mengikuti lomba, program BOS sesuai dengan keadaan setempat karena orangtua siswa sebagian “Karakter siswa disini antusias dan sering mengikuti lomba, program BOS sesuai dengan keadaan setempat karena orangtua siswa sebagian

lomba, media pembelajaran, pelatihan, alat peraga, kit IPA, buku. Dari guru setiap kelas mengusulkan kebutuhannya masing-masing untuk dianggarkan dan dibuat

diantaranya

RKAS juga dibuat sesuai dengan juknis”.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Samban 02: “BOS tidak kembali kepada anak berupa uang, jadi

BOS digunakan untuk pembiayaan GTT, PTT, lomba, peralatan mengajar dll. Alokasi dana BOS digunakan untuk operasional sekolah melalui pembuatan RKAS, jadi pembelajaan dari dana BOS berdasarkan pada RKAS. Kemudian kebutuhan- kebutuhan yang dapat diidentifikasi yaitu mengacu pada 8 standar pendidikan dan sesuai dengan juknis BOS. RKAS dibuat bersama-sama meliputi guru-guru kelas, bendahara, kepala sekolah, kemudian dibantu oleh operator, dan disahkan dan

diawasi oleh komite sekolah”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh

pengawas sekolah, yang menyatakan bahwa: “Biaya BOS sangat membantu sekolah, masyarakat

utama di wilayah Bawen penghasilannya tergolong menengah kebawah sehingga sangat membantu masyarakat. RKAS yang dibuat harus sesuai dengan juknis BOS. Subjek yang terlibat dalam pembuatan RKAS adalah kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Dibuat pertahun anggaran setiap bulan Januari, ada anggaran perubahan dibulan Juni.

Berdasarkan wawancara dari narasumber diatas, menunjukkan gambaran instalasi program

BOS, bahwa program sesuai dengan keadaan sosial ekonomi keadaan sasaran target yaitu warga sekolah. Rancangan program BOS di SD Negeri Samban 02 dilakukan dengan menyusun Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan mengacu pada pemenuhan SPM dan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). RKAS dibuat secara bersama-sama artinya kesepakatan antara guru kelas, kepala sekolah dan komite.

Berdasarakan studi dokumentasi mengenai perencanaan yang disusun oleh sekolah yaitu RKAS yang telah dibuat telah disahkan oleh komite dan kepala sekolah sebagai bentuk pengawasan terhadap pembuatan RKAS. Peran pengawasan antar guru juga dilaksanakan dalam pembelajaan dana. Subjek yang terlibat dalam pembuatan RKAS yaitu bendahara, kepala sekolah dan pengawas yang berperan sebagai penanggungjawab

mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawaban. Berdasarkan data hasil observasi, alokasi dana BOS digunakan untuk operasional sekolah melalui pembuatan RKAS yang di dalamnya mencakup beberapa aspek, yaitu: pengembangan perpustakaan, penerimaan peserta didik baru, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawaban. Berdasarkan data hasil observasi, alokasi dana BOS digunakan untuk operasional sekolah melalui pembuatan RKAS yang di dalamnya mencakup beberapa aspek, yaitu: pengembangan perpustakaan, penerimaan peserta didik baru,

pembayaran honorarium bulanan termasuk GTT dan PTT yang tidak lebih dari 15% namun pada kenyataannya masih kurang sehingga dipenuhi melalui sumbangan dari masyarakat, selanutnya pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan melalui workshop, pelatihan, seminar dll, pembiayaan pengelolaan sekolah, pembelian dan perawatan perangkat computer, biaya lainnya seperti peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah dan peralatan UKS dan obat-obatan. Berdasarkan data hasil observasi diperoleh skor total 108 dari 36 item aspek yang diamati, sehingga didapat rerata 3,00 dimana hasil rerata tersebut menunjukkan pada komponen pembiayaan di SD Negeri Samban 02 yang telah diatur dalam juknis BOS berada pada kriteria sangat baik.

Kesesuaian Instalasi Program Dengan Standar

2. Analisis

Tingkat

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, instalasi program BOS di sekolah terkait Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, instalasi program BOS di sekolah terkait

pembelajaran ekstrakurikuler; 4) kegiatan ulangan dan ujian; 5) pembelian bahan habis pakai; 6) langganan daya dan jasa; 7) perawatan sekolah/rehab ringan dan sanitasi sekolah; 8) pembayaran honorarium bulanan; 9) pengembangan

profesi guru dan tenaga kependidikan; 10) pembiayaan pengelolaan sekolah; 11) pembelian dan perawatan perangkat komputer; dan 12) biaya lainnya seperti peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah dan peralatan UKS dan obat-obatan. RKAS yang telah dibuat harus disahkan oleh pihak terkait yaitu bendahara, kepala sekolah dan komite sekolah. Hal ini sudah sesuai dengan juknis BOS.

Terdapat kesenjangan dalam RKAS yang telah dibuat, yaitu ketika ada kebutuhan mendadak Terdapat kesenjangan dalam RKAS yang telah dibuat, yaitu ketika ada kebutuhan mendadak

mengurangi kesalahpahaman antar pihak. Pengawasan dan monitoring dari pihak Dinas sudah

diminimalisir

dan

baik. Pertama pengawasan dilakukan dengan cara datang langsung ke sekolah dan membimbing staf di sekolah dalam menyusun perencanaan dan laporan pertanggungjawaban. Kedua, setelah diadakan verifikasi jika terdapat temuan baik itu masalah administratif maupun teknis, pihak UPT akan menyampaikan kepada pihak sekolah dimana hal ini termasuk dalam proses komunikasi yang baik antar pelaksana program.

berjalan

dengan

Dan kemudian pihak sekolah akan memperbaiki dan menajalan sesuai dengan perbaikan tersebut.

1.2.3 Evaluasi Proses Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Evaluasi proses pelaksanaan BOS di SD Negeri Samban 02 mencakup prinsip pelaksanaan program BOS, ketercapaian SPM sekolah, partisipasi masyarakat, dan pengawasan terhadap pelaksanaan program.

1. Gambaran Proses Pelaksanaan Program BOS Di Sekolah

Dalam tahap ini, data diperoleh dari hasil wawancara dengan bendahara, kepala sekolah, komite, pengawas dan UPTD serta orangtua siswa. Prinsip pelaksanaan program BOS di SD Negeri Samban 02 sesuai dengan prinsip program BOS yang terdapat dalam juknis BOS dengan mengutamakan keterbukaan terhadap semua pihak termasuk orangtua siswa dengan membuat pengumuman

anggaran BOS (ditempel di dinding). Orangtua juga berpartisipasi dalam program ini, artinya mendukung dengan baik

penggunaan

melalui sumbangan-sumbangan dari

orangtua siswa dan alumni. Untuk kesesuaian antara dana yang diterima dengan kebutuhan sekolah adalah relatif, yaitu bergantung pada rencana untuk setiap tahun pembelajaran. Ketika rencana yang dianggarkan banyak maka dana BOS yang diterima tidak dapat mencukupi kebutuhan sekolah, sedangkan ketika rencana yang dianggarkan tidak terlalu banyak maka dana BOS yang diterima dapat sesuai atau mencukupi kebutuhan sekolah. Kecukupan kebutuhan operasional sekolah juga bergantung pada jumlah siswa pertahun, karena jumlah dana yang diterima harus sesuai dengan jumlah siswa padahal kebutuhan tidak menentu tergantung pada program yang dibuat. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan bendahara yang dibantu oleh operator yang menjelaskan bahwa:

“Berbeda tahun, berbeda anggaran dan berbeda pula jumlah peserta didik yang diterima sekolah. Misalnya anggaran tahun sekian banyak tetap murid yang diterima sedikit, atau bahkan sebaliknya

mempengaruhi kebutuhan sekolah”. Hal ini sejalan dengan apa yang di ungkapan

sehingga

dapat

oleh Bambang Ismanto (2014) yang menyatakan bahwa secara teknis, persoalan perencanaan yang diahadapi sekolah dalam hal ini SD/MI di

Kabupaten/Kota eks Karesidenan Semarang pada bidang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah pada pembatasan jumlah siswa yang sesuai standar proses yang menekankan total BOS yang diterima sementara biaya operasional tidak mutlak bersifat “biaya variabel”. Hal ini tentunya

akan mempengaruhi kebutuhan sekolah. Berdasarkan studi dokumentasi, pemenuhan indikator SPM sekolah di SD Samban 02 masih kurang atau belum semua terpenuhi. Karena menurut kepala sekolah terpenuhinya SPM tidak hanya soal keuangan yang dibiayai dari dana BOS tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain selain pendanaan

membutuhkan perhatian dari masyarakat termasuk orangtua, siswa dan juga pihak sekolah juga harus sinkron.

melainkan

juga

Berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber ketepatan pencairan dana BOS akhir- akhir tahun ini sering terlambat. Sehingga mempengaruhi terhadap kebutuhan sekolah. Pengawasan dari guru tentu transparan karena untuk guru yang membutuhkan dana wajib menyampaikan kepada kepala sekolah. Bentuk transparansi kepada dinas yaitu dalam bentuk Berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber ketepatan pencairan dana BOS akhir- akhir tahun ini sering terlambat. Sehingga mempengaruhi terhadap kebutuhan sekolah. Pengawasan dari guru tentu transparan karena untuk guru yang membutuhkan dana wajib menyampaikan kepada kepala sekolah. Bentuk transparansi kepada dinas yaitu dalam bentuk

“Komite sekolah sangat berperan dan berpartisipasi dalam

Komite sekolah mempunyai impian-impian yang tinggi, sehingga pihak sekolah harus menyusun program-program sesuai dengan impian bapak komite. Bentuk partisipasi komite sekolah diantaranya ikut membimbing, memberi dorongan dan pengawasan terhadap pelaksanaan BOS”.

pelaksanaan

BOS.

Kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa orangtua siswa juga berpartisipasi terhadap pelaksanaan program BOS, karena pihak sekolah memaparkan program-program yang sedang dijalankan oleh sekolah kepada orangtua siswa melalui rapat. Respon orangtua siswa sangat baik dan mendukung program-program sekolah. Sehingga sekolah sekarang mengalami kemajuan karena orangtua sangat mendukung dan berpartisipasi terhadap program sekolah.

Kendala dalam pelaksanaan BOS di SD Samban 02 adalah keterlambatan pencairan dana BOS. Sehingga akan mempengaruhi operasional sekolah, dalam hal ini sekolah menyiasati dengan meminjam

tabungan atau perseorangan. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala UPTD bahwa:

dana

dari

“Memang akhir-akhir ini tidak sesui dengan juklak dan juknis BOS yang di dalamnya menyatakan bahwa H-sekian dana akan cair di awal bulan (triwulan), tetapi pada kenyataannya sering cair pada akhir triwulan. Untuk menyiasati kekurangan dana sekolah bisa meminjam dana tabungan siswa, atau meminjam dana di Koperasi Pengawai Negeri (KPN) dan BUKP sehingga lahan koperasi itu menjadi lahan untuk mengcover kekurangan dana ”.

Terkait pelaksanaan program sudah menjadi kebijakan sekolah dalam memecahkan masalah dan kendala terkait dana BOS, mencari solusi yang tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku.

Kesesuaian Proses Pelaksanaan BOS Di Sekolah Dengan Standar

2. Analisis

Tingkat

Berdasarkan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2015 tentang Juknis BOS Tahun 2016 yang digunakan sebagai standard:

1. Pendataan: satuan pendidikan melakukan pendataan dan memasukkan data ke dalam Dapodikdasmen secara online.

2. Tahap Penyaluran Dana, terdiri dari dua tahap. Tahap pertama yaitu mekanisme penyaluran di tingkat pusat ke daerah. Tahap kedua penyaluran dari daerah ke satuan pendidikan, melalui rekening sekolah.

3. Waktu Penyaluran Dana Dana BOS disalurkan dari pusat ke daerah secara triwulan. Berikut bagan tahap pendataan untuk pencairan dana BOS berdasarkan Juknis BOS tahun 2016:

Gambar 4.1 Tahap Pendataan Untuk Pencairan Dana BOS

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa penyaluran dana BOS dilakukan secara triwulan dengan ketentuan:

1. Triwulan 1 yaitu pada bulan Januari-Maret. Dilakukan paling lambat pada minggu ketiga bulan Januari.

2. Triwulan 2 yaitu pada bulan April-Juni. Dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan April.

3. Triwulan 3 yaitu pada bulan Juli- September. Dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan Juli.

4. Triwulan 4 yaitu pada bulan Oktober- Desember. Dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan Oktober.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber, pendataan di Dapodikdasmen sudah dilakukan. Kendala utama dalam pelaksanaan program ini adalah ketepatan pencairan dana, dimana dana BOS yang seharusnya cair di awal bulan, namun pada pelaksanaan sebenarnya dana cair

Sehingga sangat mempengaruhi kebutuhan sekolah. Dalam hal ini sekolah harus mencari solusi untuk memecahkan kendala tersebut, dapat dilakukan dengan cara

di akhir

bulan.

berdiskusi dengan pihak UPTD. Masalah ini sudah keluar dan tidak sesuai dengan juklak dan juknis BOS tahun 2016. Sehingga perlu diatasi dan dicari solusi dari masalah tersebut. Karena dalam juknis BOS dijelaskan bahwa waktu penyaluran dana dilakukan setiap 3 bulan sekali, yaitu pada periode Januari Maret, periode April Juni, periode Juli September dan pada periode Oktober Desember. Sedangkan menurut UPT, dana sering cair pada akhir triwulan. Misalnya pada periode Oktober Desember, dana cair sekitar akhir bulan Desember.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala UPTD, di Kecamatan Bawen telah dibuat forum terkait

sehingga untuk mengungkapkan masalah, kendala yang dihadapi selama pelaksanaan BOS menjadi lebih mudah melalui sebuah media dan forum tersebut. Melalui forum itu juga, pihak UPTD juga dapat saling memberi informasi, diskusi dan umpan balik terhadap pelaksanaan program BOS pada masing- masing sekolah. Selain melalui forum tersebut, di Kecamatan Bawen ada sebuah Tim BOS dimana tim ini anggotanya terdiri dari beberapa kepala sekolah, yang bertugas memberi arahan,

program

BOS, BOS,

Secara umum, pada proses pelaksanaan program BOS terkait:

1) Prinsip pelaksanaan sudah sesuai dengan peraturan yaitu Juknis BOS yang didalamnya menjelaskan bahwa prinsip pelaksanaan program BOS harus memperhatikan efisiensi, efektifitas,

transparansi dan kemanfaatan. karena hal tersebut sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Tim Manajemen BOS ditingkat sekolah dimana komitmen daripada pelaksana program yang harus sesuai dengan peraturan.

akuntabel,

2) Ketercapaian SPM sekolah belum seluruhnya tercapai,

peraturan tingkat keberhasilan SPM sekolah harus mencapai 100%. Berdasarkan studi dokumen, SPM di SD Negeri Samban 02 masih ada beberapa indikator yang belum tercapai.

menurut

3) Partisipasi masyarakat harus tetap ada, namun jika menerima sumbangan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dana tersebut harus digunakan untuk program yang 3) Partisipasi masyarakat harus tetap ada, namun jika menerima sumbangan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dana tersebut harus digunakan untuk program yang

4) Pengawasan terhadap pelaksanaan program harus

secara berjenjang dan berkala. Pengawasan di sekolah sudah sesuai dengan juknis BOS tahun 2016 yaitu pengawasan dilakukan secara terpadu dan berkala, hal ini juga diperkuat dari hasil studi dokumen tentang

perhitungan SPM yang didalamnya

hasil

kunjungan dan monitoring oleh pengawas secara berkala. Pengawas

tercantum

melakukan kunjungan lapangan secara langsung dengan datang langsung

juga

dalam rangka pembimbingan dan monitoring.

kesekolah

1.2.4 Evaluasi Produk Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Evaluasi produk berkaitan dengan hasil yang telah

program BOS yang dilaksanakan di SD Negeri Samban 02.

dicapai

dari

1. Gambaran Produk Program BOS Di Sekolah

Berdasarkan data wawancara dari beberapa narasumber. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh bendahara dan kepala sekolah kemudian dibantu oleh operator dan diawasi oleh guru. Beberapa program yang sudah tercapai selama pelaksanaan program BOS ini bermacam-macam diantaranya pembangunan WC/toilet, pembelian drumband, membuat taman, mushola. Terkait dengan kemajuan siswa dalam bidang prestasi yakni siswa telah mengkuti semua bidang lomba dimana sumber dananya dari BOS. Hal tersebut diperkuat dengan data hasil dokumentasi daftar sarana dan prasarana sekolah yang terdiri dari barang inventaris tidak bergerak yaitu barang inventaris yang tidak dapat dipindahkan dan barang inventaris bergerak (terlampir). Berkaitan dengan pencapaian prestasi siswa baik dibidang akademik dan nonakademik diperkuat dengan data hasil studi dokumen (terlampir).

Berdasarkan data wawancara, evaluasi di sekolah sudah dilaksanakan secara efektif dan dapat

mendukung perbaikan-perbaikan. Perubahan yang sangat perlu dilakukan ialah karakter peserta didik, dilakukan dengan guru memberi salam kepada peserta didik yang datang,

kemudian literasi membaca selama 15 menit, dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi kognitif siswa serta afektif karena melatih kedisiplinan siswa. Sehingga diharapkan dapat mengalami kemajuan dibidang akademik. Untuk sistem pelaporan SPM sekolah dilakukan secara online dan diminta oleh dinas. Kekuatan dan kelemahan dari program ini yaitu karena BOS merupakan sumber dana utama bagi sekolah sehingga menjadi kekuatan bagi sekolah untuk melaksaakan pendidikan. Sedangkan untuk kelemahannya yaitu laporan harus sesuai dengan RKAS, namun biasanya ada kebutuhan mendadak yang harus dicukupi. Sehingga kesulitan dalam menyesuaikan laporan dengan RKAS.

Dana BOS digunakan untuk operasional sekolah, termasuk dalam pemenuhan SPM sekolah. SPM sekolah mencakup beberapa indikator, seluruh indikator SPM di SD Samban

02 belum seluruhnya tercapai. Hal ini dapat dilihat

dokumentasi tentang perhitungan SPM sekolah, dimana dokumen ini nantinya dilaporkan secara online kepada dinas pendidikan setempat. Menurut Kepala UPTD

dari

studi

Kecamatan Bawen, laporan SPM ini harus dibuat sesuai dengan keadaan sekolah yang sebenarnya.

2. Analisis Tingkat Kesesuian Produk Dengan Standar

Ukuran produk yang telah dicapai oleh sekolah didasarkan pada pencapaian tujuan program. Tujuan program berdasarkan juknis BOS mencakup tujuan pokok dan tujuan umum. Tujuan pokok program BOS seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya sudah tercapai yaitu tidak adanya pungutan bagi seluruh peserta didik dan biaya operasi satuan pendidikan menjadi lebih ringan. Namun untuk tujuan secara umum masih kurang sesuai karena pencapaian indikator SPM sekolah masih belum terpenuhi. Peningkatan mutu di SD Negeri Samban 02 dapat dilihat dari pengembangan dan pencapaian sarana dan prasarana sekolah (terlampir), prestasi siswa dibidang akademik dan non akademik termasuk nilai Ujian Nasional (terlampir). Berdasarkan hasil wawancara perkembangan lulusan di SD Negeri Samban 02 dikatakan baik karena tingkat lulusan mencapai 100%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa dana BOS cukup berhasil dalam menunjang program wajib belajar 9 tahun.

Namun untuk pencapaian mutu yang mangacu pada SPM belum seluruhnya tercapai hal ini dilihat dari perhitungan SPM sekolah (terlampir). Pada aspek kurikulum pada indikator yang

berbunyi “pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu

pendidikan dalam mengembangkan

satuan

dan proses pembelajaran yang efektif” belum memenuhi SPM dan masih dalam tahap mempunyai rencana.

kurikulum

Adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan masyarakat dan perusahaan, mutu di SD Samban 02 mulai mengalami peningkatan yaitu pada program sekolah sehat dalam bentuk Program Pola Hidup Bersih dan Sehat yang didanai oleh PT Cocacola.

Sehingga secara umum produk yang berkaitan dengan peningkatan mutu yang didanai oleh BOS belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2.5 Evaluasi Manfaat Biaya Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Pada tahap ini, peneliti berusaha menganalisis manfaat biaya serta dampak sosial ekonomi orangtua siswa.

1. Gambaran Manfaat Biaya Program BOS Di Sekolah

dilaksanakan. Berdasarkan wawancara dengan orangtua siswa bahwa:

“Program BOS sangat membantu orangtua siswa karena orangtua tidak dipungut biaya lagi untuk sekolah. Karena masyarakat daerah sini sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh di pabrik, jadi dapat diakatakan bahwa penghasilannyaa menengah kebawah, jadi dengan adanya BOS ini sangat meringankan orangtua siswa, karena untuk membeli buku, peralatan sekolah, untuk pembelajaran itu dibiayai oleh BOS sehingga orangtua tidak dipungut

biaya lagi”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh kepala

sekolah bahwa BOS ini dapat meringankan orangtua siswa, serta sangat mendukung operasional sekolah. Jadi tidak ada alasan dari orangtua untuk tidak menyekolahkan anaknya. Selain itu dana BOS yang menjadi sumber keuangan utama di sekolah, sangat mendukung proses pendidikan serta mendukung pemenuhan SPM walaupun masih belum tercapai seluruhnya. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka program BOS sangat perlu diterapkan mengingat sekolah bahwa BOS ini dapat meringankan orangtua siswa, serta sangat mendukung operasional sekolah. Jadi tidak ada alasan dari orangtua untuk tidak menyekolahkan anaknya. Selain itu dana BOS yang menjadi sumber keuangan utama di sekolah, sangat mendukung proses pendidikan serta mendukung pemenuhan SPM walaupun masih belum tercapai seluruhnya. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka program BOS sangat perlu diterapkan mengingat

bagi orangtua siswa, namun implementasi dari program ini juga bermanfaat bagi warga sekolah, siswa, guru, kepala sekolah.

2. Analisis Kesesuaian Manfaat Biaya Dengan Standar

Manfaat bagi siswa yaitu meringankan beban biaya pendidikan siswa. Bagi guru dengan adanya dana ini, dapat mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan untuk upah/gaji bagi guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap dana BOS ini sangat berguna, dan akan mendukung pencapaian SPM sekolah. Dimana anggaran dana BOS yang dialokasikan untuk GTT dan PTT tidak lebih dari 15% dari seluruh dana yang diterima oleh sekolah. Di SD Negeri Samban 02 gaji untuk GTT dan PTT tidak lebih dari 15%. Manfaat biaya ini sudah sesuai dengan juknis dan standar yang telah ditetapkan.

1.3 Pembahasan Penelitian

Penelitian ini berusaha mencari kesenjangan yang terjadi antara pelaksanaan dengan juknis pada program BOS di SD Negeri Samban 02 dalam rangka pemenuhan SPM. Mengingat program wajib

belajar 6 tahun yang secara resmi dicanangkan pada tahun 1984, kemudian dilanjutkan dengan program wajib belajar 9 tahun yang dimulai pada tahun 1994 dimana menjelang akhir tuntasnya program wajib belajar 9 tahun, menurut Gumono (2010) fokus pembangunan pendidikan yang dilaksanakan pemerintah sekarang ini sudah mulai bergeser pada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Oleh karena itu sekarang ini mutu pendidikan sekarang ini lebih ditekankan dari pada akses pemerataan dan perluasan pendidikan. Dalam penelitian ini berusaha menggali informasi mengenai implementasi BOS dalam rangka pencapaian SPM dimana SPM merupakan tolok ukur kinerja pelayanan satuan pendidikan.

Berdasarkan kajian teori, evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari informasi yang berguna untuk membuat penilaian terhadap kelayakan sebuah program termasuk perencanaan, implementasi hingga hasil suatu program. Evaluasi program adalah sebuah cara untuk memperoleh informasi untuk mengetahui efektifitas dan efeisiensi sebuah program, untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat Berdasarkan kajian teori, evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari informasi yang berguna untuk membuat penilaian terhadap kelayakan sebuah program termasuk perencanaan, implementasi hingga hasil suatu program. Evaluasi program adalah sebuah cara untuk memperoleh informasi untuk mengetahui efektifitas dan efeisiensi sebuah program, untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat

Sehingga dalam penelitian ini, informasi di dapat dari hasil wawancara dari beberapa sumber sebagai pelaksana program, dari data hasil observasi dan studi dokumen. Kemudian data dianalisis berdasarkan teknik analisis data . Hasil analisis data yang diperoleh digunakan untuk menilai kelayakan, efektifitas, efisiensi, dan ketercapaian program BOS dalam pemenuhan SPM.

Penelitian ini menggunakan model evaluasi kesenjangan, dimana tujuannya mengetahui kesenjangan yang terjadi pada setiap komponen program. Berikut akan dibahas kesenjangan yang terjadi berdasarkan model evaluasi kesenjangan yang terdiri dari desain, instalasi, proses, produk dan manfaat biaya.

1.3.1 Pembahasan Evaluasi Desain Program BOS dalam Pemenuhan SPM di SD Samban 02

Berdasarkan hasil penelitian bahwa desain program BOS meliputi definisi, proses dan aktivitas serta tujuan program. Definisi program BOS adalah sebuah program dari pemerintah untuk sekolah, dengan tujuan untuk membiayai Berdasarkan hasil penelitian bahwa desain program BOS meliputi definisi, proses dan aktivitas serta tujuan program. Definisi program BOS adalah sebuah program dari pemerintah untuk sekolah, dengan tujuan untuk membiayai

membiayai ketercapain Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mengacu pada

untuk

8 Standar Nasioanal Pendidikan (SNP). Dana BOS ini sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan ditunjang dengan program-program unggulan sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan layanan mutu pendidikan.

tercapainya

Hasil penelitian ini sejalan dengan Juknis BOS tahun 2016 bahwa pengertian atau definisi program BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah. Tujuan pokok program ini adalah untuk

membebaskan pungutan biaya operasional sekolah

peserta didik, meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu.

bagi

Tujuan ini sudah sesuai dengan juknis BOS, karena dalam juknis BOS juga menjelaskan bahwa

meringankan dan membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik, secara umum tujuan BOS

selain

untuk

ini adalah juga berperan dalam mempercepat pencapaian SPM dan pencapaian SNP. Mengingat sekarang ini pembangunan pendidikan yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan, maka para pelaku pendidikan khususnya guru, kepala sekaolah dan tenaga pendidik lainnya harus mengetahui hal tersebut, sehingga diharapkan kedepannya akan lebih berkomitmen dan berupaya dalam peningkatan mutu pendidikan.

Dalam mewujudkan peningkatan mutu di SD Negeri Samban 02, sebenarnya sudah dilakukan melalui penyusunan berbagai program, namun kurangnya perhatian penuh dari berbagai pihak termasuk dalam hal pendanaan, maka mutu layanan pendidikan yang diselenggarakan kurang maksimal. Sehingga pihak sekolah berusaha mencari alternatif lain, yaitu melalui penerimaan bantuan dan partisipasi dari orangtua siswa dan sifatnya bukan pungutan, Dalam mewujudkan peningkatan mutu di SD Negeri Samban 02, sebenarnya sudah dilakukan melalui penyusunan berbagai program, namun kurangnya perhatian penuh dari berbagai pihak termasuk dalam hal pendanaan, maka mutu layanan pendidikan yang diselenggarakan kurang maksimal. Sehingga pihak sekolah berusaha mencari alternatif lain, yaitu melalui penerimaan bantuan dan partisipasi dari orangtua siswa dan sifatnya bukan pungutan,

Hal tersebut sudah sejalan dengan PP No 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Dijelaskan

masyarakat di luar penyelenggara

bahwa

peserta didik atau orangtua/wali dapat memberikan sumbangan pendidikan secara sukarela dan sama sekali tidak

serta

kepada satuan pendidikan. Sumbangan yang telah diberikan harus

bersifat

mengikat

dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan. Di SD Negeri Samban 02 berdasarkan wawancara dengan komite sekolah, menyampaikan bahwa hal tersebut dilakukan dengan berpedoman PP No 48 Tahun 2008 serta bekerja sama dengan Polsek setempat untuk turut mengawasi jalannya program tersebut. Kemudian bentuk transparansi pihak sekolah termasuk pemangku kepentingan sekolah, dilakukan melalui rapat dengan pihak tersebut untuk menjabarkan dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan. Di SD Negeri Samban 02 berdasarkan wawancara dengan komite sekolah, menyampaikan bahwa hal tersebut dilakukan dengan berpedoman PP No 48 Tahun 2008 serta bekerja sama dengan Polsek setempat untuk turut mengawasi jalannya program tersebut. Kemudian bentuk transparansi pihak sekolah termasuk pemangku kepentingan sekolah, dilakukan melalui rapat dengan pihak tersebut untuk menjabarkan

Jika dianalisis lebih lanjut dalam tahap desain, definisi, dan proses serta aktivitas sudah sesuai dengan juknis BOS, untuk tujuan pokok program juga sudah sesuai dengan juknis, pihak sekolah sudah memahami bahwa implementasi BOS juga digunakan untuk menunjang tercapainya SPM yang mengarah kepada mutu. Hal ini tercermin pada tujuan umum BOS yaitu selain meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan, BOS juga sangat beperan dalam mempercepat pencapaian SPM dan SNP. Pemahaman sekolah terhadap keterkaitan dana BOS dengan SPM adalah bahwa BOS merupakan sumber dana utama dalam menunjang SPM. Jika ditinjau lebih jauh lagi pengalokasian dana BOS secara maksimal dengan pemahaman bahwa selain tujuan pokok yang harus dijalankan, juga ada tujuan umum yang harus dicapai dan menjadi prioritas sekolah yang harus lebih diperhatikan, maka sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal. Jadi sebagai sumber dana utama dalam pencapaian SPM maka harus Jika dianalisis lebih lanjut dalam tahap desain, definisi, dan proses serta aktivitas sudah sesuai dengan juknis BOS, untuk tujuan pokok program juga sudah sesuai dengan juknis, pihak sekolah sudah memahami bahwa implementasi BOS juga digunakan untuk menunjang tercapainya SPM yang mengarah kepada mutu. Hal ini tercermin pada tujuan umum BOS yaitu selain meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan, BOS juga sangat beperan dalam mempercepat pencapaian SPM dan SNP. Pemahaman sekolah terhadap keterkaitan dana BOS dengan SPM adalah bahwa BOS merupakan sumber dana utama dalam menunjang SPM. Jika ditinjau lebih jauh lagi pengalokasian dana BOS secara maksimal dengan pemahaman bahwa selain tujuan pokok yang harus dijalankan, juga ada tujuan umum yang harus dicapai dan menjadi prioritas sekolah yang harus lebih diperhatikan, maka sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal. Jadi sebagai sumber dana utama dalam pencapaian SPM maka harus

mungkin melalui perwujudan program-program yang bermutu dan tentunya di dukung oleh SDM yang memadai.

semaksimal

1.3.2 Pembahasan Evaluasi Instalasi Program BOS dalam Pemenuhan SPM di SD Samban

Berdasarkan hasil penelitian bahwa instalasi mencakup rancangan program yang digunakan sebagai standar untuk mempertimbangkan langkah-langkah operasional program. Dalam perencanaan

sekolah membuat Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dibuat oleh guru, bendahara, kepala sekolah dan komite. RKAS dibuat setiap awal tahun anggaran yaitu bulan Januari. Sehingga program sekolah jelas terencana, dimana RKAS dijadikan standar dalam kegiatan operasional program BOS di SD Samban 02. Dalam RKAS juga tercantum anggaran dan pemelanjaan dalam rangka pemenuhan SPM.

tersebut

Hasil penelitian ini sejalan dengan Juknis BOS bahwa dalam RKAS tidak memuat anggaran yang dilarang dalam pembelanjaan Hasil penelitian ini sejalan dengan Juknis BOS bahwa dalam RKAS tidak memuat anggaran yang dilarang dalam pembelanjaan

pertanggungjawaban. Sistem pengawasan yang dilakukan yaitu mencakup bagaimana

sistemnya. Sejak penyusunan program dan RKAS, hal ini bertujuan agar tidak terjadi

sesuai dengan peruntukannya dalam pelaksanaan layanan pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan bendahara yang dibantu dengan operator ditemui kendala bahwa format laporan setiap tahun berubah-rubah sehingga sulit untuk menyesuaikan. Oleh karena itu komite berusaha melakukan pengawasan melalui rapat internal sekolah dengan komite. Hal ini penting guna mengetahui dan mengevaluasi

kesalahan

dan

artinya untuk mengevaluasi perbedaan antara RKAS yang telah

tengah, tengah,

program. Kemudian pengawasan juga dilakukan saat penyesuaian RKAS terhadap program untuk semester berikutnya. Hal ini dilakukan karena terkadang ada program atau kegiatan mendadak artinya program tersebut belum ada sejak RKAS dibuat pada awal tahun anggaran, sehingga perlu adanya penyesuaian RKAS terhadap program yang diawasi dan terkontrol sehingga program berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu faktor sumber daya manusia juga sangat diperlukan dalam mendukung tercapainya tujuan program yang diterjemahkan melalui RKAS dan dipertanggungjawabkan melalui SPJ, termasuk pemahaman materi dan teknik pembuatan laporan-laporan yang diperlukan.

Berkaitan dengan hasil penelitian terdahulu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Aulia Prihatin Asnawi yang berjudul “Evaluasi Program Bantuan Sekolah (BOS) Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2012 (Studi Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Kabupaten Bintan ” yang menunjukkan kebijakan BOS di

SMP 6 Bintan sudah berjalan dengan baik, pelaksanaan program BOS sudah cukup efektif, efisiensi karena adanya upaya pembuatan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RKAS).

Hal tersebut juga sejalan dengan teori kebijakan oleh Edward bahwa faktor yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi dari implementasi kebijakan program adalah faktor sumber daya. Faktor sumber daya meliputi staf yang terdiri dari guru sebagai bendahara sekolah, kemudian kepala sekolah sebagai penanggungjawab dan juga komite sekolah. Dar ketiga subjek tersebut sudah sesuai dengan kualifikasi hal ini dapat dilihat pada lampiran perolehan data SPM sekolah, karena kualifikasi tersebut juga merupakan indikator dalam pencapaian SPM sekolah.

Jika dianalisis secara keseluruhan RKAS yang dibuat sudah sesuai dengan standar yang berlaku dan sesuai dengan teori Edward terkait dengan struktur birokrasi yang meliputi standar operasional prosedur, yang menjadi standar dalam penyusunan RKAS adalah Juklak dan Juknis BOS tahun 2016.

Namun ada kesenjangan yang terjadi antara RKAS yang telah dibuat dengan pelaksanaan sebenarnya, kesenjangan yang terjadi ini karena adanya kegiatan yang mendadak diluar prediksi ketika awal tahun RKAS dibuat. Sehingga sekolah harus berusaha menyesuaikan RKAS yang

pelaksanaan yang sebenarnya dan tentunya melibatkan pengawas agar tidak terjadi penyalahgunaan dana. Kendala yang diahadapi yakni format pelaporan yang berbeda setiap tahunnya sehingga sulit untuk menyesuaikannya. Hal ini dapat diatasi dengan ikut serta dalam rapat atau pelatihan dari Dinas maupun Tim BOS di daerah setempat yang merupakan bentuk dari proses komunikasi antar pelaksana program, sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman antar pelaksana program. Kemudian struktur birokrasi yang jelas akan meminimalisir perbedaan asumsi diantara para pelaksana.

dibuat

dengan

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaranan Biologi di SMA Negeri 1 Waingapu

1 0 68

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaranan Biologi di SMA Negeri 1 Waingapu

1 2 133

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengembangkan Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Critical Events Model

0 1 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Integratif a. Hakikat Pembelajaran Tematik Integratif - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengem

0 0 53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengembangkan Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Critical Events Model

0 2 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kebutuhan Desain Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif menggunakan CEM - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatih

0 0 68

PENGEMBANGAN DESAIN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF MENGGUNAKAN CRITICAL EVENTS MODEL TESIS Diajukan dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister dalam Ilmu Pendidika

0 1 19

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

0 1 61

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Evaluasi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0 0 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0 0 15