Hubungan antara intensitas pemakaian handphone dengan motivasi belajar siswa remaja - USD Repository

  

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PEMAKAIAN HANDPHONE

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA REMAJA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

  

Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

  

Yesica Setiara Siregar

069114024

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

  I can get pressures at times But I am strong and I'm gonna try again Time to try and Never give up forever Because I konow that Jesus always besides me and blesses me everyday Penelitian ini aku persembahkan untuk : Yesus Kristus yang selalu menyertaiku

  Mama dan Papa yang selalu percaya padaku Adik-adikku (Julius, Daniel, dan Yabes) yang selalu menyayangiku

Sahabat dan teman-temanku serta semua orang yang telah hadir dalam hidupku

  

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 14 Desember 2011 Penulis Yesica Setiara Siregar

  

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PEMAKAIAN HANDPHONE

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA REMAJA

Yesica Setiara Siregar

ABSTRAK

  Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk menguji hubungan

antara intensitas pemakaian handphone dengan motivasi belajar siswa remaja.. Hipotesis yang

diajukan adalah ada hubungan antara intensitas pemakaian handphone dengan motivasi belajar

siswa remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota Persekutuan Remaja Gekisia

Argamakmur sebanyak 45 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa skala yang terdiri

dari 38 item skala motivasi belajar dengan reliabilitas sebesar 0.950 dan 18 item skala intensitas

pemakaian handphone dengan reliabilitas sebesar 0.877. Proses pengambilan data menggunakan

model try out terpakai karena subjek yang terbatas sehingga pengambilan data hanya dilakukan

satu kali. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah Pearson Product

Moment.

  Hasil penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara intensitas

pemakaian handphone dengan motivasi belajar. Ditunjukkan dengan hasil r = -0.521 pada taraf

signifikasi 1% (p< 0.01). Artinya, semakin tinggi tingkat intensitas pemakaian handphone yang

dimiliki maka semakin tinggi pula motivasi belajar yang mereka miliki. Sebaliknya semakin

rendah intensitas pemakaian handphone anggota maka semakin rendah pula motivasi belajar

mereka.

  Kata kunci : intensitas pemakaian handphone, motivasi belajar, anggota persekutuan remaja

  

RELATIONSHIP BETWEEN INTENSITY OF USING MOBILE PHONE

WITH LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS

Yesica Setiara Siregar

ABSTRACT

  This research was a corelational research which was aimed to investigate the relation

between the intensity of using mobile phone with the learning motivation of students. The

hypothesis that there is a relation between the intensity of using mobile phone with learning

motivation of students. The Subjects of this research were the member of Argamakmur partnership

which were 45 people,. The tools to collect this data were scale consisted of 38 items of learing

motivation scale with reliability coefficients 0,950, and 18 item of mobile phone using intensity

scale with coefficient 0,877. The statistic method used was Pearson product Moment. It was shown

with r =-0,521with the significancy level of 1% (p<0,01). The meaning was the higher of the

mobile phone of using intensity of students, means the higher also their learning motivation on the

other hand the ,lower of the mobile phone using intensity of the students, means the lower also

their learning motivation.

  Key words: mobile phone using intensity, learning motivation, students.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Yesica Setiara Siregar

  Nomor Mahasiswa : 069114024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Hubungan Antara Intensitas Pemakaian Handphone Dengan Motivasi

Belajar Siswa Remaja

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 14 Desember 2011 Yang menyatakan, (Yesica Setiara Siregar)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih karunia dan

penyertaannya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Antara Intensitas Pemakaian Handphone (Handphone) Dengan

Motivasi

  Belajar Siswa Remaja” sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 saya pada jurusan Psikologi Universitas Sanata Dharma .

  Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan dukungan dan

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.

  Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu Titik Kristiani S.Psi., M.Psi., selaku Kaprodi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak P.Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya dan dengan penuh kesabaran telah memberi nasihat serta kritikan kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

  4. Bapak Edison Siregar, S.Sos dan Ibu Asima Siahaan, B.A, Orangtua Penulis terima kasih untuk untuk semua kepercayaan yang diberikan dan dukungan yang tulus ikhlas, kesabaran dan cinta kasih kalian.

  5. Adik-adikku yang sangat kusayangi Julius, Daniel, Yabes terimakasih untuk doa dan cinta yang selalu kalian berikan untuk kakak.

  6. Bapak Agung Santoso, S.Psi, MA. selaku dosen penguji I yang telah bersedia memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  7. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi, M.Si. selaku dosen penguji II yang

telah bersedia memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  8. Bapak Drs. H. Wahyudi, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  9. Segenap staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma khususnya Ibu Tanti, Ibu Susan, Ibu Siwi, Ibu Titik, Ibu Dewa, Ibu Lusi, Ibu Nimas, Ibu Ari, Mbak Etta, Bapak Cahya, Bapak Agung, Bapak Minto, Bapak Priyo, Bapak Heri, Bapak Didik, Bapak Adi yang telah memberikan segala pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat bermanfaat dan menarik.

  10. Segenap karyawan Fakultas Psikologi; Mbak Nani, Mas Gandung, dan Pak Gi di sekretariat Fakultas Psikologi, Mas Mudji di Laboratorium Fakultas Psikologi dan Mas Doni di ruang baca Fakultas Psikologi yang telah memperlancar dan membantu proses kuliah saya selama ini.

  11. Sahabat-sahabatku tersayang Lita, Ratri, Nita menyenangkan bersama kalian, merindukan kenangan bersama-sama saat kuliah.

  12. Teman-teman angkatan 2006, semoga semua kenangan dan kebersamaan kita tetap terjalin dan menjadi kenangan indah bagi kita.

  13. Anak-anak Kost Gratia, khususnya Kak Rini menyenangkan setahun bersamamu, Stepy terimakasih sudah menjadi adik yang baik ( lestarikan musik korea, he..), Ester terimakasih selalu untuk pinjaman motornya, Tia semangat ya.

  14. Persekutuan Remaja Gekisia Argamakmur , terima kasih Teman-teman untuk bantuannya.

  15. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas kehadirannya dalam hidupku dan atas segala dukungan yang telah diberikan. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini

terdapat berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan kritik serta saran sehingga

skripsi ini dapat berguna bagi ilmu psikologi.

  Yogyakarta, 14 Desember 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................. vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR SKEMA ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang ............................................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah .......................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian.........................................................................

  D.

  7 Manfaat Penelitian .......................................................................

  BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................

  8 A. Pengertian Motivasi .....................................................................

  8 1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................... 10 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar ............................................... 11 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .............. 14 B. Intensitas pemakaian Handphone................................................. 16 1.

  Pengertian Intensitas pemakaian Handphone ......................... 16 2. Aspek-aspek Intensitas pemakaian Handphone ...................... 18 3. Deskripsi singkat Handphone ................................................ 18 4. Pengaruh dan Penyalahgunaan Handphone ............................ 21 C. Remaja ........................................................................................ 21 1.

  Perkembangan Fisik .............................................................. 22 2. Perkembangan Emosional ...................................................... 22 3. Perkembangan Kognitif ......................................................... 23 4. Perkembangan Sosial ............................................................. 24 D. Dinamika Hubungan Antara Intensitas Pemakaian Handphone Dengan Motivasi Belajar ............................................................ 26

  E.

  Hipotesis Penelitian ..................................................................... 29

  

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 30

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 30 B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 30 C. Definisi Operasional .................................................................... 31

  1. Motivasi Belajar .................................................................... 31 2.

  Intensitas Pemakaian Handphone........................................... 32 D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................ 32 E. Subjek Penelitian ......................................................................... 38 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ....................... 38 1.

  Validitas ................................................................................ 38 2. Seleksi Item ........................................................................... 39 3. Reliabilitas ............................................................................ 43 G. Pengambilan Data ....................................................................... 44 H. Metode Analisis Data .................................................................. 44

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 45

A. Persiapan Penelitian .................................................................... 45 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 45 C. Deskripsi Subjek Penelitian ......................................................... 46 D. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 46 E. Analisis Data Penelitian ............................................................... 49 F. Pembahasan................................................................................. 52

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 55

A. Kesimpulan .................................................................................. 55 B. Saran ............................................................................................ 55

  

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 60

  DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Spesifikasi Item Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba ............ 34

Tabel 2 Tabel Spesifikasi Item Intensitas Pemakaian Handphone Sebelum

  Uji Coba ......................................................................................... 36

Tabel 3 Hasil Analisis Item Skala Motivasi Belajar ..................................... 40

Tabel 4 Hasil Analisis Item Skala Intensitas Pemakaian Handphone ........... 41

Tabel 5 Tabel Spesifikasi Item Motivasi Belajar Setelah Uji Coba .............. 42

Tabel 6 Tabel Spesifikasi Item Intensitas Pemakaian Handphone Setelah Uji Coba ......................................................................................... 42

Tabel 7 Gambaran Subjek Penelitian ........................................................... 46

Tabel 8 Deskripsi Statistik Data Empiris ..................................................... 47

Tabel 9 Mean Teoritis, Mean Empiris, Dan Standar Deviasi ....................... 48

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas....................................................................... 49

Tabel 11 Hasil Uji Linieritas ......................................................................... 50

Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis Korelasi ........................................................... 51

DAFTAR SKEMA

  Skema Hubungan Antara Intensitas Pemakaian Handphone Dengan Motivasi Belajar ...........................................................................................

  29

  DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Try Out Dan Penelitian .............................................. 61

Lampiran 2 Data Hasil Try Out Dan Data Hasil Penelitian ............................ 78

Lampiran 3 Analisis Item (Korelasi Item Total) ............................................ 91

Lampiran 4 Uji Asumsi (Uji Normalitas Dan Uji Linearitas) ......................... 97

Lampiran 5 Uji Hipotesis .............................................................................. 99

Lampiran 6 Uji t ........................................................................................... 101

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan tugas utama para siswa namun seringkali tidak

  dilakukan dengan baik. Hal ini tampak dari adanya siswa yang malas, tidak bersemangat, belajar harus diawasi, takut pada guru, kurang tekun, tidak senang pada mata pelajaran tertentu, sering bolos sekolah dan ada siswa yang cepat lelah.Motivasi merupakan jantungnya proses belajar oleh karena motivasi begitu penting dalam proses pembelajaran, maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangkitkan atau membangun motivasi siswa terhadap apa yang akan dipelajari oleh siswa. Siswa yang bermotivasi dalam pembelajaran akan menunjukan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam pelajaran. Dengan demikian tinggi rendahnya motivasi belajar siswa mempengaruhi semangat dan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam belajar akan mencapai hasil belajar yang baik, sedangkan jika siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam belajar maka hasil belajar siswa kurang baik.

  Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkahlakunya (Handoko, 1992). Setiap manusia memiliki motivasi yang melatarbelakangi berbagai macam tingkah laku dalam kehidupannya. Di antara sekian banyak motivasi yang melatarbelakangi tingkahlaku manusia, pada dasarnya disebabkan karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.

  

Motivasi ada pada setiap manusia, dengan memiliki motivasi, individu melakukan

banyak kegiatan untuk mencukupi kebutuhannya itu. Siswa pun sebagai individu

yang melakukan kegiatan belajar, sudah pasti dilatarbelakangi oleh motivasi.

Motivasi menjadi daya penggerak bagi siswa dalam menjalani tugas utamanya

sebagai pelajar. Motivasi belajar siswa merupakan hal penting bagi siswa untuk

dapat mencapai hasil yang baik dan berprestasi di sekolah. Namun demikian

dalam masyarakat kita makna belajar tereduksi menjadi hanya berupa aktifitas di

dalam kelas, harus ada buku, guru, dan siswa serta target-target yang harus

dikuasai. Dengan pemahaman ini, maka kata belajar menjadi sangat

membosankan yang dimunculkan bukan motivasi internal, tetapi motivasi

eksternal

  Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses

dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas

belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output

merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses

pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era

globalisasi dewasa ini.

  Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu

penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang

No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang

berbunyi:

  

“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”.

  Anak yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mempunyai banyak

energi untuk melakukan kegiatan belajar. Anak dengan motivasi belajar tinggi

memiliki ciri-ciri seperti tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan,

menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja

mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, senang mencari dan

memecahkan soal-soal.

  Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi saat ini,

kesadaran manusia untuk berpikir maju terlihat dari keinginan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya. Tingginya aktivitas masyarakat saat ini menyebabkan

masyarakat menuntut cara yang paling mudah dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya yang tidak terbatas, tidak hanya kebutuhan primer (sandang, pangan,

papan) tetapi kebutuhan lain yang berfungsi sebagai pelengkap dalam

kehidupannya misalnya, alat komunikasi seperti Televisi, Radio, Telepon dan

sebagainya.

  Masa remaja merupakan masa yang sulit karena usianya masih labil,

dimana siswa perlu penyesuaian dan pendampingan untuk memiliki motivasi yang

tinggi dalam belajar agar siswa berprestasi di sekolah. Pada masa ini emosi siswa

  

masih labil sehingga siswa mudah terpengaruh dengan godaan-godaan untuk

bermain playstation dan internet-an. Dengan demikian siswa dibimbing agar dapat

meningkatkan kegiatan-kegiatan positif tersebut untuk mengembangkan motivasi

belajar dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak siswa yang tidak memiliki

motivasi untuk belajar maka banyak orangtua yang mengeluhkan hal tersebut.

Komunikasi handphone telah menurunkan minat baca masyarakat. Menurut data

majalah Komputer Aktif (no. 50/26 Maret 2003) berdasarkan survei Siemens

Mobile Lifestyle III menyebutkan bahwa 60 persen remaja usia 15-19 tahun dan

remaja lebih senang mengirim dan membaca SMS daripada membaca buku,

majalah atau koran. Dalam hal ini komunikasi melalui handphone seperti

pengiriman SMS ternyata berdampak buruk untuk menurunkan minat baca siswa.

  Jika dilihat dari fungsi handphone, selain untuk menelepon dan menerima

telepon, handphone juga dapat digunakan untuk internet, penunjuk waktu, games,

radio, MP3 (musik), voice dial (alat untuk memanggil perintah melalui suara

untuk menelepon), voice note (perekam suara), SMS, luas bandwith (kekutaan

jaringan sinyal), nada dering, stopwatch, warna layar, kalender, camera digital

dan composer (nada dering sesuai keinginan pengguna). Bahkan sekarang

pengguna handphone bisa mengakses internet dengan mudah. ( Info Komputer,

2009).

  Permasalahan timbul sebenarnya bukan dari handphone tersebut di zaman

sekarang ini, akan tetapi kalangan pengguna handphone tersebut yang sulit untuk

diawasi. Sekarang ini anak-anak di bawah umur sudah menggunakan handphone

yang berisi aplikasi atau software yang beberapa isinya sebenarnya diciptakan

  

khusus untuk kalangan orang tua dan dewasa. Handphone menjadi karya baru

yang begitu cepat perkembangannya, menjadi media komunikasi yang canggih

dan tiada batasan Siswa, (“DIY Dilarang Bawa Handphone Saat Pelajaran Sekolah

  ”, 2010). Seiring berkembangnya handphone, ternyata ada yang

menggunakan handphone untuk menambah nilai pelajaran sekolah, juga ada yang

justru membuat siswa malas dan sering membuang waktu di depan handphone.

Banyak juga yang menyalahgunakannya untuk bertindak dan bertingkah laku

menyeleweng dari norma-norma baku yang berlaku di masyarakat. Lebih parah

lagi ternyata budaya anak-anak juga semakin cepat pertumbuhannya, dengan ada

aplikasi- aplikasi yang seharusnya hanya boleh dilihat oleh orang dewasa( “semua orang jadi repot ”, 2010).

  Remaja sekarang yang dilahirkan dan dijadikan sebagai pelaku-pelaku

kehidupan zaman sekarang. Mereka hidup dengan kondisi sekeliling yang tidak

lepas dari tersedianya perangkat mutakhir yang kemampuan perangkat tersebut

sangat jauh melaju cepat dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Banyak hal

yang dapat diperhatikan dari fenomena ini. Misalnya adalah jika dilihat dari segi

pendidikan, beberapa sekolah sering melakukan razia handphone, hal ini juga

didukung dengan permintaan Mendiknas Mohammad Nuh agar para kepala

sekolah di daerah-daerah segera merazia handphone, dan laptop milik para siswa

(“Razia Handphone Semua Pelajar Sekarang Juga!”, 2010). Bahkan beberapa

sekolah di Yogyakarta sudah mulai melarang siswa membawa handphone ke

sekolah. Hal ini dikarenakan handphone dinilai mengganggu konsentrasi belajar

siswa (“Sekolah DIY Sepakat Larang Siswa Bawa Handphone”,2010). Dari sinilah dapat dilihat bahwa kemudahan aplikasi handphone, fitur-fitur yang menggoda remaja menggganggu konsentrasi belajar siswa yaitu motivasi belajar siswa yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Dengan aturan larangan disiplin pemakaian handphone di sekolah dinilai meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan semangat belajar siswa terlepas dari gangguan handphone (“Tiga Siswa SMAN 94, Semanan Dapat Beasiswa”, 2010).

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melihat fenomena maraknya pemakaian handphone pada anak remaja yang terkait dengan motivasi belajar siswa.

  B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang ada yaitu apakah ada hubungan antara intensitas pemakaian handphone dengan motivasi belajar siswa remaja.

  C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini secara khusus adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas pemakaian handphone terhadap motivasi belajar siswa remaja.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada ilmu psikologi, untuk melengkapi perbendaharaan hasil-hasil penelitian terutama penelitian tentang usia remaja.

2. Manfaat Praktis.

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orangtua dan guru untuk memberikan informasi tentang gambaran intensitas pemakaian Handphone dan kaitannya dengan motivasi belajar siswa.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Motivasi Sebelum masuk pada pengertian motivasi belajar, terlebih dahulu harus

  

mengerti pengertian motif. Menurut Sardiman (2007) kata motif diartikan sebagai

daya upaya yang mendorong seseorang itu berbuat sesuatu. Sedangkan motif

menurut Handoko (1992) yaitu suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan

seseorang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan atau bersikap tertentu. Jadi

motif adalah alasan-alasan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu sedangkan

motivasi adalah alasan seseorang untuk mencapai tujuan. Kaitan motif dan

motivasi adalah alasan atau dorongan seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

Sebagai contoh Amir membuat kekacauan dan keributan, apa motifnya yaitu

karena Abdul rajin membaca begitu seterusnya mengapa seseorang memiliki

motif dan motivasi tertentu.

  Motivasi yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri

manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah

lakunya (Handoko, 1992). Jadi motivasi belajar siswa adalah tenaga yang

menggerakkan dan mengarahkan aktivitas siswa untuk belajar.

  

Sementara menurut Hudoyo (1998), motivasi merupakan kekuatan pendorong

yang ada dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk

mencapai suatu tujuan. Motivasi ini sangat berhubungan dengan motif. Bila

seorang siswa belajar, diamsumsikan bahwa didalam diri siswa ada doronga untuk

  

memulai dan mengatur aktivitasnya. Misalnya minat, sikap dan kehendak yang

kesemuanya bergantung kepada individu orang.

  Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

dalam rangka memenuhi kebutuhannya demi mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan motivasi belajar adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk

melakukan aktivitas-aktivitas belajar dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar

demi mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Hillgard & Russel (dalam

Soemanto, 1998), motivasi dapat diartikan sebagai proses perubahan tenaga dalam

diri seseorang, yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai

tujuan. Sedangkan menurut Woodworth & Marquis (dalam Abror,1993),

mengatakan bahwa motivasi adalah satu set motif atau kesiapan yang menjadikan

individu cenderung melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu.

  Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen

pokok, yaitu menggerakkan, yang berarti menimbulkan kekuatan pada individu,

mengarahkan, yang berarti menyalurkan tingkah laku terhadap sesuatu, menopang

tingkah laku manusia, yakni lingkungan sekitar harus menguatkan (Reinforce)

intensitas, dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu

(Purwanto, 2003).

1. Pengertian Motivasi Belajar

  Seorang siswa akan berhasil dalam belajar, jika dalam dirinya ada keinginan untuk belajar. Motivasi belajar siswa dalam hal ini meliputi dua hal (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut di pelajari (Sardiman, 2007) Jadi siswa yang tahu apa yang akan dipelajari dan memahami serta mengerti mengapa hal tertentu perlu di pelajari adalah siswa yang mempunyai motivasi untuk belajar sehingga kegiatan belajarnya lancar.

  Motivasi belajar siswa adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar Wlodkowski & Jaynes (2004). Jika siswa tidak memiliki motivasi belajar maka siswa cenderung kurang giat berusaha, kurang bersemangat, kurang tekun, mudah putus asa jika mendapatkan kesulitan dan kurang membaca buku sehinggga untuk memulai kegiatan belajar akhirnya siswa malas serta terhambat dalam belajarnya.

  Menurut Winkel (2004), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegitan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

  Dari uraian diatas, yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya.

2. Aspek -aspek Motivasi Belajar

  f.

  Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

  Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. i.

  h.

  Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu dan dipandangnya cukup rasional).

  g.

  Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

  Menurut Sardiman (2007) menerangkan bahwa motivasi belajar yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut : a.

  Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

  e.

  Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” (peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya).

  d.

  Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

  c.

  Ulet menghadapi kesulitan (ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan, tidak lekas putus asa).

  b.

  Lebih senang bekerja mandiri.

  Sardiman (2007) membagi motivasi belajar menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Kedua motivasi belajar ini ada pada diri subjek dan memberikan arah pada kegiatan subjek.

  a.

  Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Motif-motif telah menjadi aktif atau berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar. Dengan kata lain, didalam diri siswa sudah ada dorongan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, seorang yang senang membaca tanpa harus disuruh pasti rajin mencari buku-buku untuk dibaca. Kalau dilihat dari tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya:belajar), motivasi intrinsik merupakan keinginan untuk melakukan kegiatan belajar, karena betul-betul ingin mendapatkan pengetahuan, nilai, keterampilan yang berguna bagi masa depannya dan bukan tujuan yang lain. Oleh karena itu, motivasi intrinsik dapat pula dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.

  b.

  Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena ada rangsangan dari luar. Sebagai contoh seorang itu belajar menjelang ujian supaya mendapat nilai yang baik sehingga dipuji oleh teman-temannya sebagai anak yang pintar. Atau ada juga belajar karena takut dihukum oleh gurunya karena mendapat nilai yang jelek atau tidak bisa menjawab pertanyaan gurunya. Jadi, yang penting bukan karena ingin mengetahui sesuatu tetapi hadiah berupa pujian atau karena takut hukuman.

  Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi ini tetap penting.

  

Sebab, kemungkinan besar keadaaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan

kemungkinan komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

  Sejalan dengan diatas Handoko, (1992) juga membagi motivasi menjadi

dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa yang berupa kepribadian,

sikap, harapan dan cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkan

motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar, dapat

ditimbulkan oleh beberapa sumber faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa. Sebagai contoh seorang siswa yang giat belajar

karena ingin mendapatkan nilai yang baik.

  Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau

belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk

belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai

membangkitkan minat siswa dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dan menggunakannya dalam rangka menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas (Djamarah, 2002).

  Berdasarkan penjelasan diatas aspek-aspek motivasi belajar dibagi dalama beberapa aspek yaitu: a.

  Keinginan untuk memiliki wawasan yang luas b.

  Persistensi pada kegiatan belajar c. Pengorbanan untuk mencapai tujuan d.

  Memiliki aspirasi/harapan e. Memiliki kualifikasi prestasi/ output 3.

   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Imron (1996) berpendapat bahwa ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu cita-cita siswa, kemampuan siswa, faktor keluarga, kondisi belajar siswa di lingkungan sekolah. Sejalan dengan ini, Mubbin (2008) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa menjadi tiga faktor yaitu: faktor Efisiensi belajar, faktor pendekatan belajar serta faktor internal dan faktor eksternal siswa.

  Pengaruh-pengaruh utama dalam motivasi belajar menurut Raymond, (2004) adalah budaya, keluarga, sekolah dan diri anak itu sendiri. Masing- masing pengaruh utama tersebut mewakili sebuah sistem. Dengan demikian pengembangan motivasi belajar adalah ketika ada keselarasan dari keempat area pengaruh tersebut.

  Mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa diatas maka penulis tertarik menggabungkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa kedalam empat bagian besar yaitu: faktor cita-cita siswa, faktor kemampuan siswa, faktor kondisi belajar siswa di lingkungan sekolah dan faktor keluarga.

  a.

  Faktor cita-cita siswa Siswa-siswa yang memiliki cita-cita ingin menjadi guru, dokter, psikolog akan termotivasi dengan baik dalam belajarnya. Sebab siswa yang memiliki motivasi intrinsik memiliki kesadaran yang tinggi dalam dirinya untuk melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas siswa kepada tujuan dan cita-cita belajar. Jadi dalam belajar dan mengejar cita-cita yang telah dipilih, para guru dan orangtua dianjurkan untuk memperlakukan anak-anak supaya mereka menyadari bahwa cara mengerjakan sesuatu

lebih penting ketimbang hasil atau prestasi akhirnya (Judith, 2004).

  b.

  Kemampuan siswa Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Joko, 2006). Jadi inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya.

  c.