Hubungan intensitas pengakses facebook dengan motivasi belajar pada siswa Man 13 Jakarta

(1)

HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK DENGAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA MAN 13 JAKARTA

SYARIF HIDAYAT ULLAH JAKARTA Universitas Islam Ne geri

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS PSIKOLOGI UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA PSIKOLOGI

OLEH :

CHAIRUNNISA NIM:106070002221

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Mengakses Facebook Dengan Motivasi Belajar Siswa MAN 13 Jakarta” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta,19 Oktober 2010

Sidang Munaqosyah

Dekan/ Pembantu Dekan/

Merangkap ketua Sekretaris merangkap anggota/

Penguji I

Jahja Umar, Ph.d Dra.Fadhilah Suralaga,M.Si

NIP. 130 885 522 NIP. 1956 1223 198303 2001

Anggota:

Penguji II

Ikhwan Lutfi, M.Psi NIP: 19730710 200501 1 006


(3)

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Chairunnisa NIM : 106070002221

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Mengakses Facebook Dengan Motivasi Belajar Siswa MAN 13 Jaakarta”

adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 19 Oktober 2010

Chairunnisa NIM: 106070002221


(4)

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga kita masih bisa diberikan kelancaran dalam beraktifitas.

Sehubungan dengan adanya tugas akhir, dimana saya chairunnisa mahasiswi semester 9 Faculty of Psychology UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang

sedang menyusun skripsi, maka dalam rangka membuat alat tes psikologi untuk mengukur variabel-variabel psikologi. Disini saya mencoba menyusun alat tes psikologi dengan judul skripsi saya “hubungan antara intensitas mengakses facebook

dengan motivasi belajar pada siswa MAN 13 Jakarta”. Dengan sampel siswa-siswi MAN 13 Jakarta.

Oleh karena itu, saya membutuhkan partisipasinya untuk mengisi angket sesuai dengan perasaan, pikiran dan tingkah laku yang menggambarkan diri anda sesungguhnya.

Data pribadi dan jawaban anda semua akan dijaga kerahasiaanya, dan tidak akan disebarluaskan dan akan dipergunakan untuk keperluan penelitian dalam menyusun skripsi ini. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap pernyataan,

seluruh jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri anda.

Jakarta, Agustus 2010

Peneliti


(5)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama / inisial :

Jenis kelamin :

Umur :

Kelas :

Kemudian dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, bacalah setiap pernyataan dan berikan jawaban dengan cara memberi checklist () pada kolom yang tersedia.

1. SS, apabila anda merasa sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. 2. S, apabila anda setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3. TS, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan.

4. STS, apabila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan.

Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya sangat menyukai group band nidji. √

Checklist jawaban yang sesuai dengan menggambarkan diri anda atau apa yang anda

rasakan. Pilih jawabab SS (sangat setuju) jika anda merasakan jawaban tersebut menggambarkan diri anda.


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertujuan untuk mengatahui “hubungan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar”

Demikian surat pernyataan ini dibuat semoga penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan lancar, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Jakarta, …. Agustus 2010


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segenap cinta dan ketulusan hati

sebuah karya sederhana ini penulis

persembahkan untuk :

Ayah dan Mamah

Adikku


(8)

v

‘ Setiap manusia tidak ada yang sempurna, dalam

melakukan apapun tetaplah dengan semangat &

motivasi semaksimal mungkin, demi hasil yang

terbaik’


(9)

vii ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2010 C) Chairunnnisa

D) Hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta

E) xvii + 76 Halaman (belum termasuk lampiran)

F) Motivasi belajar sangat penting untuk menunjang aktifitas belajar pada siswa remaja siswa yang sekarang sedang nenuntut ilmu dibangku sekolah. Menurun-nya tingkat motivasi belajar tentu dapat mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Di satu sisi anak-anak remaja sekarang telah mengikuti perkembangan dunia dalam situs jejaring sosial seperti facebook, sehingga mereka dapat lupa akan waktu belajar dan tugas-tugas sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling sebanyak 81 siswa MAN 13 Jakarta yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi pada taraf signifikansi 0,05.

Penelitian kuantitatif dengan studi korelasional ini masuk ke dalam fase perkembangan remaja yaitu pada rentang usia 15-18 tahun. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan aspek-aspek dari intensitas mengakses facebook dan motivasi belajar pada teori Frandsen (1989). Jumlah item pada masing masing skala adalah 2 item untuk skala intensitas mengakses facebook dan 31 item untuk motivasi belajar. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson didapatkan nilai r hitung sebesar 0.266 dengan p value sebesar 0.017. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 81 adalah sebesar 0.220. Karena nilai r hitung yang didapat (0.266) > r tabel (0.220) (p value < 0.05), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar siswa MAN 13 Jakarta diterima. Artinya meningkatnya intensitas mengakses facebook yang ‘tinggi’ diikuti oleh motivasi belajar siswa MAN 13 yang ‘sedang’. Maka dapat disimpulkan bahwa para siswa MAN 13 tersebut mempunyai intensitas mengakses facebook yang ‘tinggi’

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperbanyak variabel pendukung sehingga didapat hasil yang lebih jelas. Disamping itu penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan teori yang dikemukakan oleh tokoh lain, serta mengadakan penelitian pada fase perkembangan yang lain, seperti orang dewasa. Untuk penelitian selanjutnya mengenai motivasi belajar juga, ada baiknya meneliti variabel lain seperti prestasi belajar siswa, budaya, status sosial ekonomi maupun pola asuh orang tua.


(10)

viii

ABSTRACT A) Faculty of Psychology

B) October 2010 C) Chairunnnisa

D) The relationship intensity access facebook with students' motivation MAN 13 Jakarta

E), xvii + 76 pages (excluding attachments)

F) Motivation to learn is very important to support student learning activities in adolescent students who are now being nenuntut dibangku science school. Decreased its level of motivation can certainly affect the result of learning itself. On one side of teenage children now have to follow developments in the world of social networking sites like facebook, so that they can forget the time studying and school work. This study aims to determine the intensity of accessing facebook relationship with student motivation MAN 13 Jakarta. The sampling technique in this study was purposive sampling, 81 students MAN 13 Jakarta which consists of class X, XI, and XII. Analysis of the data in this study using a correlation test at the 0.05 level.

Quantitative research with these correlational studies into the adolescent phase of development that is in the range of 15-18 years of age. Measuring instrument in this research uses aspects of intensity and motivation to access facebook on the theory of Frandsen (1989). Number of items in each scale is 2 items for accessing facebook intensity scale and 31 items for motivation to learn. Based on the hypothesis test is performed using the Pearson correlation test r values obtained count of 0266 with a p value of 0017. While the table t value at 5% significance level with N 81 are for 0220. Because the value of r count obtained (0266)> r table (0220) (p value <0.05), then the null hypothesis (H ¬ 0) which states that there are no significant negative relationship between the intensity up with Motivation Learning Access denied. Thus the alternative hypothesis (H1), which states that there is a significant negative correlation between the intensity up with Motivation Learning Access students MAN 13 Jakarta accepted. This means that the increasing intensity of accessing facebook 'high' followed by the students' motivation MAN 13 that 'being'. Then it can be concluded that students MAN 13 has an intensity to access facebook 'high'

For further research is expected to multiply the variable support in order to get clearer results. Besides, further research can also use the theory put forward by another character, and conduct research on the development of other phases, such as an adult. For further research on motivation to learn, too, it's good to investigate other variables such as student achievement, culture, socioeconomic status and parenting patterns.


(11)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala limpahan anugreh dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

2. Bambang Suryadi, Ph. D, pembimbing skripsi yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mendapatkan banyak masukan dari beliau, serta terima kasih banyak atas wawasan dan waktu yang telah diberikan, dan juga shock therapy yang diberikan setiap penulis bimbingan.

3. Liany Luzfinda, M.Psi selaku Pembimbing akademik

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan. 5. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya bu Mega, pak Ayung dan bu Faozah yang telah sangat baik membantuku selama saya kuliah disini sampai selesai.


(12)

6. Kepala KANWIL (Departemen Agama) Propinsi DKI Jakarta beserta seluruh staf jajaranya yang telah membantu dalam penelitian ini, terutama pak Andi dan bu Sita yang telah membantu penulis membuatkan surat menyurat.

7. Seluruh responden siswa-siswi MAN 13 Jakarta dari kelas X, XI, XII yang telah bersedia memberikan waktunya untuk mengisi angket. Juga kepada seluruh pihak sekolah yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. 8. Keluarga terindah dan terhebatku, mamah dan ayah yang telah memberikan

kasih sayang yang tak terhingga, kesabaran serta motivasi bagi kehidupanku dari dalam kandungan sampai saat ini dan inspirator terhebat yang kupunya serta doa-doa yang selalu diberikan. Adikku Dicky yang telah memberikan pengertiannya.

9. Andung, itam, om oli, ucu, dan keluarga tercintaku lainnya yang selalu memberikan perhatian, bimbingan, arahan, dan selalu menyindirku, memarahiku, mengingatkanku akan skripsi ini sampai selesai.

10.Dian, Anis, Fahria, Lia, dan Dila untuk persahabatan terindah yang diberikan selama 4 tahun ini. Rizqiah, yuni, fandy terima kasih untuk menjadi sahabatku yang selalu menemaniku dalam suka dan duka. Fahmi Cebsa, yang tiada hentinya selalu memberikan support, membantu, mendorong, selalu ada saat suka duka dalam keadaan apapun, dan membuat tegar dalam membuat skripsi ini.

11.Kak Dodo, kak Agus, kak Qori, kak adi, kak bayu, yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Nino yang telah membantu dan mendampingi dalam menyebarkan angket di sekolah.


(13)

xi

12.Teman-teman seperjuangan Amalia, Ami, kak Pian, kak Dimas, Dwi, Amir yang sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

13.Teman-teman angkatan 2006 dari kelas A sampai kelas D, khususnya kelas BBB (Bukan B Biasa) terimakasih atas kebersamaan yang indah dan penuh dengan kenangan indah, semoga tali silaturahmi ini tidak akan pernah terputus sampai nanti kelak kita sukses.

14.Teman-teman di facebook, yang membantu memberikan dorongan, dalam chat, wall, status, comment dan like-nya.

15.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, Oktober 2010 Penulis


(14)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan Pembimbing ... .. .ii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian ... iii

Lembar Pernyataan... iv

Motto ... v

Persembahan... iv

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Bagan ... xvi

Daftar Grafik ... xvii

BAB 1 Pendahuluan... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 10

1.2.1 Pembatasan Masalah ... 10


(15)

xii

I.3 Tujuan Penelitian... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.4.2 Manfaat Teoritis ... 11

1.4.2 Manfaat Praktis ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB 2 Kajian Pustaka ... 15

2.1 Motivasi Belajar ... 15

2.1.1 PengertianMotivasi ... 15

2.1.2 Pengertian Belajar ... 17

2.1.3 Pengertian Motivasi Belajar ... 18

2.1.4 Aspek-aspek Motivasi Belajar ... 20

2.1.5 Jenis-jenis Motivasi ... 24

2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 25

2.1.7 Macam-macam Motivasi Belajar ... 28

2.1.8 Fungsi Motivasi Belajar ... 28

2.1.9 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 30

2.1.10 Proses Terbentuknya Motivasi ... 31

2.2 Intensitas Mengakses Facebook ... 33

2.2.1 Pengertian Intensitas ... 33

2.2.2 Pengertian Facebook ... 34

2.2.3 Sejarah Facebook ...36

2.2.4 Tujuan Menjadi Anggota Facebook ...37


(16)

xiii

2.3 Remaja ...38

2.3.1 Pengertian Remaja ... 38

2.3.2 Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja ... 40

2.3.3 Tugas-tugas Perkembangan Remaja ... 42

2.4 Kerangka Berpikir ... 43

2.5 Hipotesis penelitian ... 46

BAB 3 Metode penelitian ... 47

3.1 Pendekatan Penelitian ... 47

3.2 Variabel Penelitian ... 47

3.2.1 Variabel Penelitian ... 47

3.2.2 Devinisi Variabel ... 48

3.2.2.1 Definisi Konseptual ... 48

3.2.2.2 Definisi Operasional ... 48

3.3 Populasi dan Sampel ... 49

3.3.1 Populasi ... 49

3.3.2 Sampel ...50

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 50

3.4 Pengumpulan Data ... 51

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.4.2 Instrumen Penelitian ... 54

3.5 Uji Instrumen Penelitian ………... 56

3.5.1 Uji Reliabilitas Skala ………... 57


(17)

xiv

3.6 Prosedur Penelitian ... 57

3.6.1 Persiapan Uji Coba Alat Ukur ... 57

3.6.2 Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ... 58

3.6.3 Persiapan Pengambilan Data ... 59

3.6.4 Pelaksanaan Pengambilan Data ... 59

3.6.5 Pelaksanaan pengambilan data Field Study .……….60

3.7 Teknik Analisis Data ... 61

BAB 4 Hasil Penelitian ...……….………... 62

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ………... 62

4.2 Analisis Deskriptif ... 64

4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 69

BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran ... 71

5.1 Kesimpulan ………... 71

5.2 Diskusi ………... 72

5.3 Saran ………... 74

5.3.1 Saran Teoritis ... 75

5.3.2 Saran Praktis ... 76

Lampiran


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi siswa MAN 13 Jakarta kelas X, XI, XII

2010-2010... 43

Tabel 3.2 Penskoran Skala motivasi belajar ... 52

Tabel 3.3 Penskoran Skala Intensitas Mengakses Facebook ...53

Tabel 3.4 Blue Print Skala Motivasi Belajar... 55

Tabel 3.5 Blue Print Skala Intensitas Mengakses Facebook ...56

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ... 62

Tabel 4.2 Kategorik Mean dan St.deviasi Skala Intensitas Mengakses Facebook ...64

Tabel 4.3 Norma Skor Intensitas Mengakses Facebook ... 65

Tabel 4.4 Kategorik Mean dan St.deviasi Skala Motivasi Belajar... 67

Tabel 4.5 Norma Skor Motivasi Belajar... 67

Tabel 4.6 Tabel Correlations ... 69


(19)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Terbentunya Motivasi ...32

Bagan 2.2 Bagan Kerangka Berpikir...45

Bagan 4.1 Bagan Intensitas Mengakses Facebook...57


(20)

xvii DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Grafik Pertumbuhan Facebook dari tahun 2004-2010 ... 3

Grafik 4.1 Grafik intensitas mengakses facebook... 66


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada bulan oktober 1972, internet telah mengalami perkembangan pesat. Dari yang semula hanya beberapa node di lingkungan ARPANET (Advanced Research Projects Agency NETwork), internet diperkirakan mempunyai lebih dari 100 juta pengguna pada Januari 1997. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan terdapat lebih dari 418 juta pengguna yang terus naik menjadi 945 juta pengguna di akhir tahun 2004 (Pendit, 2005).

Dan, berdasarkan sebuah situs yang bernama Internet World Stats, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di dunia hingga bulan Maret 2008 mencapai angka 1.407.724.920. Hal ini mengindikasikan bahwa kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi semakin diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Tak terkecuali di Indonesia, pentingnya penggunaan internet juga makin disadari oleh masyarakatnya dari berbagai kalangan.

Banyak situs jejaring sosial yang dapat menjadi tempat berbagi informasi dan dengan fitur yang menarik selain itu juga dapat menjadi ajang mendapatkan teman yang banyak hingga sampai kepada mencari jodoh. Situs internet tersebut seperti Twitteer, Friendster, Hi5, Myspace, You Tube,


(22)

Blog-2

ger dan masih banyak lagi. Facebook adalah salah satu website jaringan sosial yang sekarang sedang meningkat popularitasnya dan jumlah anggotanya meningkat tajam dalam waktu yang singkat. Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Dibandingkan website sejenis, facebook memberikan fasilitas yang lengkap seperi halaman profil, album foto dan video, obrolan (chat), catatan, aplikasi halaman, aplikasi bisnis, permainan, jaringan.

Dalam Press Room facebook, terdapat statistik resmi perkembangan terakhir jumlah pengguna facebook dari waktu ke waktu. Seperti ditulis dalam blog Facebook, Mark Zuckerberg, pengguna aktif facebook saat ini mencapai 300 juta orang. Dan jumlah ini akan terus bertambah tiap harinya. Sebelumnya, pada bulan Juli, California Startup Company mencatat bahwa pengguna facebook mencapai 250 juta orang. Artinya hanya dalam kurun waktu 2 bulan terakhir facebook mampu menjaring 50 juta pengguna baru di seluruh dunia. Dan artinya tiap hari ada sekitar 800.000 pengguna baru.

Di Indonesia sendiri, pengguna facebook setiap harinya juga bertambah. Menurut data bulan Juli 2009, jumlah pengguna facebook di Indonesia adalah 6,496,960. Jumlah ini meningkat sebesar 2997.3% dalam kurun 1 tahun terakhir dan 624.3% dalam 6 bulan terakhir. Jumlah ini adalah jumlah yang fantastis, dan dapat dipastikan bulan September ini jumlahnya


(23)

akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya pengguna facebook di seluruh dunia. (Nanda, 2009). Grafik dapat dilihat sebagai berikut:

Grafik 1.1

Pertumbuhan Facebook dari tahun 2004-2010

0 2 4 6 8 10 12

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

(Kompas, Oktober 2010)

Keterangan :

2004 = 1.200 juta jiwa 2005 = 1.998.200 juta jiwa 2006 = 3.514.300 juta jiwa 2007 = 5.250.000 juta jiwa 2008 = 7.831.000 juta jiwa

2009 = 8.520.160 juta jiwa (dengan pengguna baru 8.23 juta orang) 2010 = 22.378.640 juta jiwa

Berdasarkan bagan pertumbuhan facebook di atas, dapat disimpulkan bahwa awal facebook diciptakan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004 dengan pengguna sebanyak 1.200 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2005 penggunka facebook sebanyak 1.998.200 juta jiwa, kemudian pada tahun


(24)

4

2006 pengguna facebook sebanyak 3.514.300 juta jiwa, disusul pada tahun 2007 pengguna facebook sebanyak 5.250.000 juta jiwa, pada tahun 2008 pengguna facebook sebanyak 7.831.000 juta jiwa, pada tahun 2009 pengguna

facebook sebanyak 8.520.160 juta jiwa (dengan pengguna baru 8.23 juta orang), dan data terakhir pada tahun 2010 pengguna facebook sebanyak 22.378.640 juta jiwa.

Dikalangan remaja, facebook sangat diminati, terlihat dari antusias mereka yang sangat sering menggunakan jaringan sosial ini untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka. Bahkan terkadang sampai ada yang lupa waktu jika telah bermain dengan jaringan sosial yang satu ini. Hal ini tentu saja dapat berdampak pada diri remaja tersebut. Misalnya saja bagi mereka yang lupa waktu jika sudah kecanduan facebook, hal ini tentu saja dapat membuang waktu mereka. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, malah digunakan untuk bermain di dunia maya ini secara langsung hal ini akan mengakibatkan penurunan prestasi yang dimiliki remaja tersebut (arifin, 2009)

Facebook mempunyai dampak positif dan tentu mempunyai dampak negatif. Menurut pendapat Jallei (2009) terdapat 6 pengaruh positif akibat penggunaan facebook yaitu: mengetahui potensi diri, media promosi, sarana diskusi, sebagai alat promosi, dapat berinteraksi dengan teman secara mudah, mempererat silatuhrami dengan teman, agar jaringan kita luas, dengan facebook dapat bertukar pikiran dengan sangat mudah, pertukaran informasi difasilitasi dengan sangat bagus.


(25)

5

Ellison, NB, Steinfield, C, & Lampe, C. (2007) mengatakan bahwa hubungan yang kuat antara penggunaan facebook dengan sekolah menunjukkan facebook dapat membantu menjaga hubungan antara mahasiswa dengan komunitas lainnya.

Sedangkan menurut Gen (2010) dampak buruk facebook tampak terasa pada remaja, pelajar, dan anak anak. Dampak negatif facebook semakin hari semakin terasa, meskipun para pengguna facebook banyak yang tidak menyadari akan pengaruh negatif antara lain:

1. Tidak peduli dengan sekitarnya. Orang yang sudah ‘kecanduan’ facebook terlalu ‘asyik’ dengan dunianya sendiri (dunia yang diciptakannya) sehingga tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah ‘kecanduan’ facebook sering mengalami hal ini, dunianya berubah menjadi dunia facebook. 2. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan. Ini dampak dari terlalu

sering dan terlalu lama bermain facebook. Ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial si anak. Mereka yang seharusnya belajar sosialisasi dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman-teman facebook-nya yang rata-rata membahas sesuatu yang tidak penting. Akibatnya, kemampuan verbal siswa menurun.


(26)

6

3. Menghamburkan uang. Akses internet untuk membuka facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan. Dan biaya internet di Indonesia yang cenderung masih mahal bila dibanding negara negara lain.

4. Mengganggu kesehatan. Terlalu banyak duduk di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apapun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang, terlambat makan dan tidur tidak teratur.

5. Berkurangnya waktu belajar. Terlalu lama bermain facebook akan mengurangi jatah waktu belajar siswa sebagai pelajar. Bahkan ada beberapa yang masih “asyik” bermain facebook saat di sekolah.

6. Kurangnya perhatian untuk keluarga. Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para pengguna facebook.

7. Untuk mereka teman-teman di facebook adalah nomor satu. Sehingga perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang.

8. Tersebarnya data pribadi. Beberapa pengguna facebook memberikan data-data mengenai dirinya dengan sangat detail.

9. Mudah menemukan sesuatu berbau pornografi dan sex. Mudah sekali bagi pengguna facebook menemukan sesuatu yang berbau porno. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan.

10.Rawan terjadinya perselisihan. Tidak adanya kontrol dari pengelola facebook terhadap para anggotanya dan ketidak dewasaan pengguna facebook itu sendiri membuat pergesekan antar pengguna sering


(27)

7

sekali terjadi. Contoh paling fenomenal adalah kasusnya"Evan Brimob" beberapa waktu lalu: "Polisi nggak butuh masyarakat".

11.Penipuan. Seperti media media lainnya, facebook juga rawan terhadap penipuan. Apalagi bagi anak-anak yang kurang mengerti tentang seluk-beluk dunia internet. Bagi si penipu sendiri, kondisi dunia maya yang serba anonim jelas sangat menguntungkan.

Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski (2007), peneliti dari

Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna

facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para

mahasiswa non pengguna facebook. Dari 219 mahasiswa yang diteliti, 148 mahasiswa pengguna facebook memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna facebook. Para peneliti memberikan kueisoner seputar tingkat belajar dan aktivitas internet terutama kebiasaan menggunakan facebook. Hasilnya, mereka mendapatkan bahwa 68% mahasiswa yang menggunakan facebook secara signifikan memiliki IPK lebih rendah dibandingkan yang tidak mau terlibat menggunakan situs tersebut. Diduga facebook telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita menjelajahi situs jaring sosial yang tengah populer ini. (PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences, Aryn Karpinski 2007)).


(28)

8

Publikasi kajian ilmiah pada jurnal on-line PNAS : Proceedings of the National Academy of Sciences keluaran Amerika Serikat yang selalu memberi peringatan bahwa terlalu sering beraktivitas sosial media seperti facebook ternyata berdampak pada penurunan nilai akademis rata-rata yakni GPA kisaran 3.0 - 3.5 bagi para pengguna facebook. Hasil kajian ilmiah ini menunjukkan bahwa pada umumnya karena terlalu sering beraktivitas maka para mahasiswa pengguna facebook rata-rata hanya menyediakan waktu belajar antara 1 hingga 5 jam per minggu, jumlah jam yang jauh dari memadai dibanding waktu belajar yang selayaknya 11 hingga 15 jam per minggu. Mahasiswa yang tidak begitu sering beraktifitas mempunyai nilai GPA dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi 3.5 - 4.0. Para pengguna facebook mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. (PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences)).

Motivasi sangat berhubungan dengan prestasi siswa remaja yang duduk di bangku sekolah maupun kuliah karena motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif dan tujuan sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi penting bagi proses belajar karena menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memiliki tujuan belajar yang paling berguna bagi kehidupan individu. Dalam proses belajar mengajar, motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku (Notoatmodjo, 2003).


(29)

9

Tugas utama siswa adalah belajar dan menuntut ilmu, karena masa remaja adalah masa-masa transisi yang ingin sekali diperhatikan, facebook adalah sebuah website yang dapat membuat para remaja ini lebih ekspresif menonjolkan dirinya, keinginanya, dan profilnya. Dengan demikian para siswa ini akan terus menerus bermain facebook sehingga pekerjaan rumahnya terganggu dan membuat waktu tersita dengan banyak dengan bermain situs tersebut.

Dari hasil latar belakang yang telah diuraikan di atas mengenai bagaimana dampak yang sangat buruk facebook dan juga dari penelitian yang telah dilakukan oleh Aryn Karpinski peneliti dari Universitas Ohio yang telah ada sebelumnya hanya membahas mengenai masalah perbandingan prestasi remaja siswa di Ohio yang mengakses facebook, untuk itu penulis bermaksud meneliti dari segi dampak buruk mengakses facebook pada motivasi belajar siswa yang akan diuji secara empirik melalui sebuah penelitian.

Peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil responden siswa MAN 13 Jakarta, karena di madrasah tersebut cukup banyak siswa/i yang menggunakan internet, selain itu rata-rata dari mereka telah mempunyai account facebook, hal ini karena di madrasah tersebut telah difasilitasi dengan warnet yang berada di dalam madrasah dan dibuka 15 jam termasuk saat siswa sedang belajar. Dengan melihat fenomena yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul;

“HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK DENGAN


(30)

10

1.2 Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan penelitian ini, maka penulis mengemukakan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Intensitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah frekuensi dan durasi dalam mengakses facebook.

2. Motivasi belajar adalah daya penggerak individu untuk melakukan kegiatan belajar dan menambah pengetahuan serta keterampilan dan juga pengalaman pada diri seseorang, meliputi aspek-aspek motivasi belajar yaitu adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

3. Responden penelitian ini adalah remaja pertengahan yang berusia antara 15 tahun sampai 18 tahun yang duduk di bangku sekolah kelas X, XI, Dan XII MAN 13 Jakarta.


(31)

11

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan negatif yang signifikan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini di harapkan dapat di manfaatkan untuk hal-hal berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis :

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya pada ranah psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan. Dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber data tambahan bagi pengembangan studi tentang motivasi belajar yang dihubungkan dengan intensitas mengakses facebook.


(32)

12

1.4.2 Manfaat praktis :

1. Untuk sebuah acuan dan motivasi bagi para siswa yang menuntut ilmu di bangku sekolah agar dapat menjadi masukan dalam pengelolaan waktu dalam belajar dan mengakses facebook.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah dan kampus lainya yang menyediakan fasilitas on-line di sekolahnya.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi guru di sekolah agar dapat mengontrol siswanya dalam mengakses facebook saat jam pelajaran di sekolah, serta mengontrol fasilitas on-line yang telah tersedia di sekolah.

4. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan bagi para pelajar dan juga mahasiswa lainya bahwa intensitas mengakses facebook berkontribusi terhadap motivasi belajar.


(33)

13

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan Penelitian (Skripsi) ini terdiri dari (5) lima bab. Perincian setiap bab adalah sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang dilakukannya

penelitian mengenai hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar pada siswa MAN 13 Jakarta, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 Kajian Pustaka, menguraikan sejumlah konsep yang berkaitan dengan motivasi belajar yang terdiri dari pengertian, aspek-aspek motivasi, jenis-jenis, faktor-faktor, macam-macam, fungsi, prinsip-prinsip, dan proses terbentuknya motivasi belajar. Selain itu juga dijelaskan konsep mengenai intensitas mengakses facebook yang terdiri dari pengertian, sejarah, tujuan menjadi anggota facebook, fitur-fitur, remaja dan juga kehidupan sosialnya.

BAB 3 Metodologi Penelitian, Bab ini berisi penguraian mengenai, variabel

penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengambilan data dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB 4 Presentasi dan Analisa Data, menguraikan mengenai pengolahan data yang terkumpul dari penelitian ini, meliputi gambaran umum responden penelitian,analisis desktiptif serta hasil uji hipotesis hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta


(34)

14

BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran, pada bagian kesimpulan berisi

jawaban dari permasalahan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis dan interpretasi data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Pada bagian diskusi, akan dibahas hasil penelitian. Selain itu, juga akan diberikan pembahasan mengapa suatu hipotesis penelitian ditolak atau diterima, serta keterbatasan-keterbatasan penelitian. Bagian saran berisi saran saran metodologis untuk keperluan penelitian selanjutnya serta saran-saran praktis sesuai dengan permasalahan dan hasil penelitian.


(35)

15

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Belajar

2.1.1 Pengertian Motivasi

Kata motivasi menurut kamus bahasa Inggris yaitu “motive“ yang berarti daya penggerak, lalu berubah menjadi kata “motivation” yang berarti daya batin atau dorongan (kamus bahasa Inggris, 1993).

Menurut kamus bahasa Indonesia yaitu motivasi berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).

Menurut McDonal mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain.

Sedangkan menurut Chaplin (2008), motivasi adalah suatu dorongan (drive), perangsang, rangsangan. Istilah drive terutama sekali menyangkut motif-motif primer untuk basis jasmaniah yang telah diketahui.


(36)

16

Maslow (2007), mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kebutuhan individual yang harus dipuaskan dalam urutan kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut: kebutuhan-kebutuhan fisiologis (rasa lapar, haus, tidur), yang kedua kebutuhan keamanan (bertahan hidup), yang ketiga kebutuhan cinta dan rasa memiliki (keamanan, kasih sayang, dan perhatian dari orang lain), yang keempat kebutuhan harga diri (menghargai diri sendiri), yang kelima aktualisasi diri (merealisasikan potensi diri).

Sedangkan motivasi menurut Kalat (2002): “motivation is what activates and direct behavior”. Motivasi adalah suatu aktifitas dan yang mengatur suatu perilaku.

Motivasi adalah keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku (Woolfolk, 2009). Santrock (2007), mengemukakan motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Sedangkan menurut Abror (1987), motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau hal yang menjadi motif.

Morgan (dalam Soemanto, 1987) menjelaskan istilah motivasi dalam hubungannya dengan psikologi, menurut beliau motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek daripada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan daripada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).


(37)

17

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong atau menggerakkan individu untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.

2.1.2 Pengertian Belajar

Dalam kamus bahasa Inggris (1993), kata “learn” yang berarti mempelajari. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yaitu, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tidak dapat menjadi dapat dan sebagainya (Sudarsono, 1993).

Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatife konstan dan berbekas (Winkel, 1996).

Sedangkan menurut Magill (2007), mendefinisikan belajar:

“a change in a capability of a person to perform a skill that must be inferred from a relatively permanent improvement in performance as result of practice or experience”.

Belajar adalah suatu perubahan kemampuan seseorang untuk memperoleh keterampilan yang merupakan kemajuan prestasi yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.


(38)

18 Kimble and Garmezy (dalam Cecco, 1968):

“Learning is a relativety permanent change in a behavioral tendency and is the result of reinforced practice”

Belajar adalah perubahan relatif menetap dalam kecendrungan berperilaku dan merupakan hasil dari latihan penguat.

Muhibbin Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dari sebuah pengalaman dan kebiasaan pada diri seseorang.

2.1.3 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang menimbulkan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh individu dapat tercapai (Winkel, 1987).


(39)

19

Sardiman (2001), menyatakan beberapa pendapat tentang motivasi belajar antara lain: motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk belajar. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki motivasi belajar akan dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan lebih tekun daripada mereka yang kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai motivasi belajar. Anak akan terdorong dan tergerak untuk memulai aktivitas atas kemauannya sendiri, menyelesaikan tugas tepat waktu dan gigih serta tidak putus asa saat menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugas jika anak tersebut mempunyai motivasi dalam belajar. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang ada pada seseorang sehubungan dengan prestasi yaitu menguasai, memanipulasi dan mengatur lingkungan sosial maupun fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas belajar serta bersaing melalui usaha untuk melebihi perbuatannya yang lalu dan mengungguli perbuatan orang lain.

Selanjutnya Prayitno (1989) menjelaskan bahwa motivasi belajar tidak hanya sebagai energi yang mengarahkan anak untuk belajar, tetapi juga suatu energi yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar yang diharapkan.


(40)

20

Dari beberapa penjabaran definisi motivasi dan belajar maka dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak individu untuk melakukan kegiatan belajar dan menambah pengetahuan dan juga pengalaman pada diri seseorang.

2.1.3 Aspek-aspek motivasi belajar

Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut Frandsen (1989), ada beberapa aspek yang memotivasi belajar seseorang, yaitu:

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga setelah mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui maka akan menimbulkan kepuasan tersendiri pada dirinya.

2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. Manusia terus menerus menciptakan sesuatu yang baru karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam kehidupannya.

3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman. Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam belajar, maka orang-orang disekelilingnya akan memberikan penghargaan berupa pujian, hadiah dan bentuk-bentuk rasa simpati yang lain.

4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi. Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa kecewa dan


(41)

21

depresi atau sebaliknya dapat menimbulkan motivasi baru agar berusaha lebih baik lagi. Usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama bersama orang lain (kooperasi), ataupun bersaing dengan orang lain (kompetisi).

5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik, maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi ujian, pertanyaanpertanyaan dari guru dan lain-lain karena merasa yakin akan dapat menghadapinya dengan baik. Hal inilah yang menimbulkan rasa aman pada individu.

6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguhsungguh maka hasilnya pun kurang baik bahkan mungkin berupa hukuman.

Aspek-aspek motivasi belajar menurut Uno (2008), yaitu dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif.


(42)

22

Wasty Soemanto (1983) berpendapat bahwa “motivasi bertalian dengan 2 hal yang sekaligus merupakan aspek – aspek dari motivasi. Kedua hal tersebut ialah : “ keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku tersebut (goals or end of such behavior).”

Purwanto (1995) menjelaskan secara umum motivasi belajar mengandung tiga aspek, yaitu:

1. Menggerakkan. Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menimbulkan kekuatan pada individu untuk bertindak dengan cara tertentu, misalnya kekuatan ingatan, respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.

2. Mengarahkan. Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku individu yang diarahkan terhadap sesuatu.

3. Menopang. Aspek ini menunjukkan untuk menjaga tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan integrasi dan arah dorongan-dorongan kekuatan individu.


(43)

23

Selanjutnya Sardiman (2001) mengemukakan ada beberapa aspek motivasi, yaitu:

1. Mendorong seseorang untuk berbuat, dalam hal ini sebagai penggerak yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan tersebut.

Dari berbagai aspek motivasi belajar yang kemukakan oleh beberapa tokoh diatas teori utama yang dipakai dalam penelitian ini adalah aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Frandsen (1989) yaitu adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Aspek-aspek ini pulalah yang dijadikan dasar untuk membuat alat ukur dalam penelitian ini. Adapun alasan penggunaan teori Frandsen yang digunakan adalah karena aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Frandsen (1989) dapat


(44)

24

mencakup aspek-aspek yang dikemukakan oleh Wasty Soemanto (1983), Purwanto (1995), Sardiman (2001) Uno (2008).

Adapun penjelasannya karena aspek motivasi belajar pada teori Frandsen (1989), meliputi aspek-aspek yang ada Wasty Soemanto (1983), Purwanto (1995), Sardiman (2001) Uno (2008). Indikator yang sama tersebut adalah menggerakkan, mengarahkan dan menopang pada Purwanto (1995), mendorong, menentukan perbuatan, menyeleksi perbuatan pada teori Sardiman (2001), dan keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku tersebut (goals or end of such behavior) pada Wasty Soemanto (1983), dan juga Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif pada teori Uno (2008).

2.1.5 Jenis-Jenis Motivasi

Ada berbagai jenis yang mempengaruhi motivasi yang dikemukakan oleh para ahli (Kalat (2002), Santrock (2008), dan Schunk (2002), Djamarah, 2008)) telah mengelompokkan beberapa jenis dari motivasi, secara ringkasnya adalah sebagai berikut:

1. Intrinsic motivation. Intrinsic motivation is a motivation to do an act for its own sake. Motivasi intrinsik adalah motivasi melakukan suatu tindakan untuk mendapatkan suatu kepentingan.


(45)

25

2. Ekstrinsik motivation. Ekstrinsik motivation is based on the

reinforcements and punishments that the act may bring. Motivasi ekstrinsik adalah dasar dari penguat dan hukuman dimana dapat menimbulkan suatu tindakan.

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi belajar

Woolfolk (2009), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah; Faktor intrinsik: kebutuhan, interes/minat, rasa ingin tahu, kegembiraan. Yang kedua adalah faktor ekstrinsik: faktor-faktor lingkungan seperti reward, tekanan sosial, dan hukuman.

Ames (dalam Woolfolk, 2009), mengidentifikasikan enam bidang yang dapat mempengaruhi motivasi untuk belajar; sifat task (tugas) yang diperintahkan untuk dikerjakan siswa, autonomy (otonomi/kemandirian) yang diperbolehkan bagi siswa dalam bekerja, bagaimana pencapaian/prestasi siswa recognized (diakui), praktik-praktik grouping (pengelompokan, prosedur evaluation (evaluasi), dan time (jadwal waktu) di kelas.

Uno (2008), motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.


(46)

26

Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Sardiman, 2004 yaitu:

1. Sikap

Sikap merupakan produk dari dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran. Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi dan diubah. Sikap dapat membantu secar personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat merusak secara personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada pada diri setiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar.

2. Kebutuhan

Kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Tekanan ini dapat diterjemahkan ke dalam suatu keinginan ketika individu menyadari adanya perasaan dan berkeinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung termotivasi.

3. Rangsangan

Rangsangan merupakan perubahan. di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Apapun kualitasnya, stimulus yang unik akan menarik perhatian setiap orang dan cenderung mempertahankan keterlibatan diri secara


(47)

27

aktif terhadap stimulus tersebut. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Apabila siswa tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri siswa tersebut.

4. Afeksi

Sikap afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional, kecemasan, kepedulian dan pemilikan. Dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Tidak ada kegiatan belajar yang terjadi di dalam kevakuman emosional. Siswa merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi siswa tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong siswauntuk belajar keras. Integritas emosi dan berpikir siswa itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang efektif.

5. Kompetensi

Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.

6. Penguatan

Penguatan merupakan peristiwa untuk mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Penguatan positif memainkan peranan penting. Penguat positif menggambarkan konsekuensi atas


(48)

28

peristiwa itu sendiri. Penguat positif dapat berbentuk nyata, misalnya dapat berupa sosial, seperti afeksi.

Dalam kegiatan belajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

2.1.7 Macam-macam Motivasi Belajar

Motivasi ekstrinsik menurut Sudarsono (1997), dorongan, dari luar tindakan atau perbuatan yang didasarkan oleh dorongan- dorongan yang bersumber dari luar pribadi seseorang (lingkungan) melakukan sesuatu karena ada paksaan dari luar. Di dalam kegiatan belajar dan mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

2.1.8 Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Abror (1993) ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1. Membangkitkan: kesiapan atau perhatian umum siswa yang diusahakan oleh guru untuk mengikut sertakan siswa dalam belajar.


(49)

29

2. Harapan: menghendaki guru memelihara atau mengubah harapan keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mencapai tujuan instruksional.

3. Insentif: menghendaki guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut untuk mengejar suatu instruksional.

4. Disiplin: menghendaki guru mengontrol tingkah laku yang menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah.

Sedangkan menurut Sukmadinata (2003), motivasi memiliki dua fungsi yaitu:

1. Directional Function (fungsi mengarahkan).

Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai.

2. Activating and energizing function (mengaktifkan dan

meningkatkan kegiatan).

Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil.


(50)

30

Djamarah (2002) mengelompokkan fungsi motivasi belajar sebagai berikut:

1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Sesuatu yang belum diketahui oleh anak didik akhirnya akan mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu.

2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan.

3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang diabaikan.

2.1.9 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Menurut Dichter (1971), prinsip motivasi belajar salah satunya adalah “An attempt to change human nature”. Sebuah usaha untuk merubah sifat dasar manusia yaitu dengan pengalaman sehari-hari.

Djamarah (2008) Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktifitas belajar seseorang. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:

1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi, bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar maka dia akan melakukan aktifitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.


(51)

31

2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderuungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya.

3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Meskipun hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, akan tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian.

4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar.

5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Anak didik yang mempunyai motivasi belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tapi juga di hari-hari mendatang.

6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

2.1.10 Proses Terbentuknya Motivasi

Dalam membicarakan konsep motivasi, tidak terlepas juga dari konsep kebutuhan, konsep dorongan, konsep perilaku serta tujuan. Hariyadi mengemukakan, seseorang yang terdorong untuk berbuat atau melakukan sesuatu, setidaknya karena adanya kebutuhan yang hendak dicapai. Seseorang yang diasumsikan mempunyai kebutuhan akan penghargaan dan


(52)

pengakuan, maka timbullah upaya berupa tingkah laku untuk mencapai tujuan yaitu kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan.

Misalnya seorang siswa yang memiliki kebutuhan untuk diakui dan dihargai oleh teman-teman satu kelas, siswa tersebut mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan merebut kejuaraan kelas dalam ulangan semester dengan tujuan agar teman-temannya memberikan penghargaan dan pengakuan. Setiap orang dapat membuat reaksi-reaksi yang diperlukan berupa tingkah laku untuk mencapai tujuan. Tingkah laku merupakan realisasi dari usaha pemenuhan suatu kebutuhan. Kebutuhan dapat dipandang sebagai suatu aturan yang obyektif terdapat dalam diri individu yang akan terpenuhi akan menyebabkan tercapainya suatu kepuasan dan adanya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Menurut Martin Handoko (2006) konsep terbentuknya motivasi adalah sebagai berikut :

Bagan 2.1

Terbentuknya motivasi

32

Pe rb ua ta - - - - - >

Do ro ng a

Mo ti

Ke b utuha

Tujua

Mo tiva s i


(53)

33

Dari bagan di atas terlihat bahwa proses terbentuknya motivasi berawal dari suatu dorongan dan juga kebutuhan yang menimbulkan sebuah motiv dan melahirkan motivasi yang menghasilkan suatu perbuatan karena tujuan tertentu. Organisme manusia selalu berusaha memenuhi suatu keseimbangan, apabila keseimbangan itu terganggu, akan mengakibatkan suatu ketegangan yang menggerakkan manusia itu untuk mengembalikan situasinya ke dalam perimbangan.

2.2 Intensitas Mengakses Facebook

2.2.1 Pengertian Intensitas

Intensitas menurut kamus bahasa Inggris adalah kehebatan (kamus bahasa Inggris, 1993). Sedangkan menurut kamus filsafat dan psikologi (1993), intensitas adalah aspek kuantitatif atau kualitas suatu tingkah laku, jumlah intensitas energi fisik yang diperlukan untuk menaikkan rangsangan salah satu indra.

Chaplin (2008), mendefinisikan “intensitas” berasal dari kata bahasa Inggris “intensity” (intensitas) yaitu, suatu sifat kuantitatif dari suatu penginderaan, yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya. Menurut beliau intensitas dapat diartikan dengan kekuatan sebarang tingkah laku atau sebarang pengalaman.


(54)

34

Sedangkan menurut Kartono dan Gulo (2003), intensitas berasal dari kata intensity yang berarti besar atau kekuatan suatu tingkah laku; jumlah energi fisik yang digunakan untuk merangsang salah satu indera; ukuran fisik dari energi atau data indera.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa intensitas adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan, untuk mengukur ukuran fisik dari energi atau data indera.

2.2.2 Pengertian Facebook

Facebook adalah situs jejaring sosial (social networking) atau disebut juga layanan jaringan sosial secara online, yang memungkinkan penggunanya saling berinteraksi dan berbagi informasi di seluruh dunia (Arifin, 2009).

Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya (saputra, 2004)


(55)

35

Facebook atau disingkat FB adalah sebuah situs website jejaring

sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang Mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School (geisha, 2010).

Dari definisi yang telah dijabarkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa facebook adalah suatu situs jejaring sosial/networking yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi sosial di seluruh dunia.

Jadi, intensitas mengakses facebook adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan untuk mengukur frekueansi dan durasi serta ukuran fisik dari energi dalam mengakses situs jejaring sosial facebook.

Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan intenet seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.

The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (dalam Michell: 2002) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan:

1) Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan).

2) Medium users (antara 10 sampai 40 jam per bulan) 3) Light users (kurang dari 10 jam per bulan)


(56)

36

2.2.3 Sejarah Facebook

Arifin (2009), mengemukakan bahwa facebook mulai dipublikasikan pada tahun 2004. Nama facebook diambil dari nama buku daftar profil mahasiswa yang setiap tahunya selalu diperbaruhi seiring dengan masuknya mahasiswa baru. Mark yang hobi mengembangkan aplikasi komputer berusaha membuat website facebook dari kamar asramanya dan berhasil menarik perhatian para mahasiswa di Universitas Harvard untuk menjadi anggotanya. Ternyata facebook berkembang diluar dugaanya, sehingga Mark memutuskan untuk keluar dari Universitas Harvard dan mulai lebih serius mengembangkan facebook bersama tiga orang rekannya Andre McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Perkembanganya kemudian facebook dibuka untuk umum. Saat ini Mark yang baru berusia 25 tahun menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Pada awalnya, “Facebook” bernama “The Facebook”, nama tersebut diambil dari nama lembaran dokumen yang dibagikan kepada setiap pelajar baru di harvard yang menampilkan profil murid dan karyawan. Dalam waktu 24 jam sejak peluncurannya, 1.200 pelajar Harvard langsung bergabung. Satu bulan kemudian, lebih dari separuh pelajar di sana sudah mendata profilenya. Bulan berikutnya, jaringan tersebut kemudian dengan cepat meluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Standford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.


(57)

37

Dalam kurun waktu empat bulan, 30 kampus telah tergabung dalam jaringan tersebut. Situs yang beralamat di thefacebook.com tersebut kemudian berubah nama menjadi facebook.com pada bulan Agustus 2005. Nama facebook.com tersebut dibeli dengan harga $200.000 (Dua miliar rupiah, kalau dolar seharga Rp. 10.000,-) dari Aboutface Corporatio. Pada September 2005, facebook kemudian membuka jaringannya untuk para siswa SMU, jadi tidak hanya mahasiswa saja. Kemudian disusul untuk pekerja kantoran dan pada akhirnya bulan September 2006, facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat email (Zembry, 2008).

2.2.4 Tujuan Menjadi Anggota Facebook

Tujuan orang menjadi anggota facebook sangat beragam mulai dari mencari teman, jodoh, relasi bisnis, komunitas yang sesuai, hingga kampanye seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dalam kampanyenya beberapa waktu lalu. Dalam facebook terdapat banyak jaringan, group dan komunitas yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi dengan teman di seluruh dunia. Sangat banyak informasi yang bisa didapatkan dalam facebook seperti informasi bisnis, tehnologi, hiburan, edukasi, dan lain-lain karena pengguna facebook terdiri dari multiprofesi (Arifin 2009).


(58)

38

2.2.5 Fitur-fitur Facebook

Menurut Arifin (2009) fitur-fitur facebook antara lain, wall (dinding memberikan informasi kegiatan pengguna saat itu, informasi yang ditulis di dinding dapat langsung dilihat dan diberi komentar oleh orang lain), profile (yang berisi foto, informasi umum, informasi pribadi, informasi kontak, pendidikan, pekerjaan), menambahkan teman, pesan (berupa teks catatan yang dikirim dan diterima antar teman), album foto, foto beranda, acara, group, catatan, pembaruan informasi dan komentar, obrolan/chat, aplikasi, halaman, causes (aplikasi yang digunakan sebagai media untuk mencari dukungan atau sponsor suatu gagasan atau ide tertentu), pengaturan, video, games.

2.3 Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Piaget (dalam Hurlock, 1996) mendefinisikan remaja sebagai masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Masa remaja ialah periode suatu periode dalam kehidupan manusia yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (ali, 1996). Sedangkan menurut achir (1996), remaja adalah seorang yang sedang


(59)

39

mengalami perkembangan yang pesat manuju pada kedewasaan, dan berusia 12-19 tahun.

Remaja berasal dari kata latin “adolescere” yang berarti tumbuh atau berkembang kearah kematangan. Dalam periode ini, seseorang akan mengalami kematangan fisik sebagai hasil dari munculnya hormon pubertas, tetapi terutama kematangan sosial dan psikologis (Sarlito, 2003). Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup perubahan biologis, psikologis, dan kognitif dan sosial-emosional (Santrock, 2003).

Masa remaja bermula dengan perubahan fisik yang cepat pertambahan tinggi dan berat badan yang dramastis, perubahan bentuk tubuh dan pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (Santrock, 2002). Remaja (adolescence) adalah batasan seorang remaja dimulai dari usia 13 sampai dengan usia 21 tahun (Dariyo, 2007).

Batasan remaja menurut WHO terbagi dalam tiga bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun, remaja tengah 15-18 tahun, dan remaja akhir 18-21 tahun. Papalia dan Olds (2008) menjelaskan bahwa remaja adalah seseorang yang mengalami pubertas, dengan batas usia 11 atau 12 tahun sampai berusia 21 tahun atau tahap remaja akhir.

Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat di simpulkan bahwa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa


(60)

40

anak-anak hingga masa awal dewasa, yang di masuki pada usia kira-kira 15-18 tahun.

2.3.2 Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Menurut Henry Murray (dalam Santrock, 2007), motif sosial pada remaja adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Motif sosial akan muncul dari katalog kebutuhan (motif) yang mencakup terhubung dengan orang lain. Kebutuhan ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan yang akrab, hangat dan personal. Kebutuhan sosial murid direfleksikan dalam keinginan mereka untuk popular di mata teman sebaya dan kebutuhan punya satu kawan akrab atau lebih dan keinginan untuk menarik di mata orang yang mereka sukai.

Sedangkan menurut Sarwono (1996), perkembangan sosial yang dialami oleh para remaja adalah sebagai berikut: Jangkauan pergaulan sosial bertambah luas, wawasan sosialnya juga bertambah luas, hubungan dengan teman sebaya lebih diutamakan, lebih mengikuti norma teman kelompok/kelompok daripada orang lain, dan peranan sosialnya yang sesuai dengan jenis kelaminya makin jelas.

Dalam perkembangan kehidupan sosial remaja ingin mempunyai banyak teman, aktif dalam pertemuan, ingin berhubungan dengan orang dewasa dengan dasar persamaan status, dan ingin agar pola kehidupan budaya orang dewasa mempunyai refleksi dalam kehidupanya (Ali, 1996)


(61)

41

Perkembangan remaja adalah suatu masa, di mana anak ingin menentukan jati dirinya dan memilih kawan akrabnya. Dalam hal ini Ericson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang di dorong oleh pengaruh sosiokultural. Berbeda dengan Freud yang mengatakan bahwa perilaku sosial didorong oleh kepentingan seksual. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat dan kemampuan (Djamarah, 2008).

Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang mencapai jenjang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkunganya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan , bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, social ekonomi, minat dan kesamaan bakat dan kemampuan (Sunarto dan Hartono, 2002).


(62)

42

Kecenderungan kuatnya minat pribadi yang dimiliki remaja dapat disebabkan oleh kesadaran remaja bahwa dukungan sosial sangat dipengaruhi oleh penampilan diri dan juga penilaian kelompok sosial berdasarkan benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial, serta banyaknya uang yang dibelanjakan oleh remaja. Oleh karena itu perkembangan psikososial yang utama pada remaja adalah mendapatkan dukungan sosial atas minat pribadinya (Hurlock, 1980).

2.3.3 Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Havighurst (dalam Hurlock, 1996) menyebutkan tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:

1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

4. Mengharap dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. 5. Mempersiapkan karier ekonomi.

6. Mempersiapkan perkawinan dalam keluarga.


(63)

43

2.4 Kerangka Berfikir

Remaja adalah salah satu periode perkembangan transisi di mana dari masa kanak-kanak berubah menjadi masa dewasa yang tentunya akan mempunyai tanggung jawab yang lebih berat. Saat-saat remaja adalah saat-saat yang menentukan perkembangan selanjutnya yaitu dewasa awal, oleh sebab itu pada periode remaja ini sedang mengalami pertumbuhan secara pesat baik fisik maupun psikis.

Di zaman era globalisasi yang sangat modern saat ini, internet adalah hal yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Media-media tersebut sangat berarti bagi perkembangan sosial remaja di dunia luar khususbya kebutuhan untuk memperoleh informasi. Masa remaja merupakan masa di mana sangat membutuhkan media yang luas dan mudah untuk dijelajahi demi mendapatkan dan berbagi informasi dengan teman-temannya. Remaja biasanya sangat ingin berinteraksi dengan teman-temannya yang menjadi orang terdekat setelah keluarga. Salah satu media yang sedang melonjak penggunanya saat ini dan dapat menunjang aktifitas-aktifitas berhubungan dengan dunia luar tersebut adalah situs jejaring sosial seperti facebook.

Meskipun facebook dapat bermanfaat, namun media-media tersebut terkadang dapat mengganggu aktifitas belajar siswa di sekolah dan di rumah. Terkadang siswa menjadi lupa akan pekerjaan rumahnya (PR), dan tugas-tugas lainya. Siswa akan menjadi lupa akan kegiatan yang seharusnya mereka kerjakan lebih penting daripada mengakses facebook.


(64)

44

Seperti sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski (2007), peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna

facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para

mahasiswa non pengguna facebook. Hal tersebut menjadi fakta yang mencengangkan di dunia pendidikan saat ini.

Mengakses facebook saat ini menjadi pilihan yang utama bagi para siswa baik itu saat jam pelajaran, maupun di rumah. Terlebih lagi sekolah sangat menunjang dengan disediakanya fasilitas on-line di dalam madrasah dan dibuka di saat jam pelajaran dimulai. Tanpa dipantau langsung oleh para guru. Disamping itu media HP (Hand Phone) saat ini telah menjadi hal yang lumrah untuk mengakses jejaring sosial facebook. Disamping dampak-dampak buruk ada juga dampak-dampak baiknya dari situs jejaring sosial ini, yaitu dengan facebook semua orang termasuk para siswa dapat bertukar pikiran dengan sangat mudah. Pertukaran informasi difasilitasi dengan sangat bagus oleh facebook selain itu siswa/i mempunyai wawasan yang cukup luas mengenai berbagai informasi yang diup-date melalui situs jejaring sosial ini.

Prokontra mengenai manfaat dan dampak negatif, khususnya terhadap motivasi belajar siswa menarik diteliti; diduga, siswa yang memiliki intensitas mengakses facebook yang tinggi akan memiliki motivasi belajar yang rendah. karena itu peneliti ingin mencari apakah ada hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.


(65)

Bagan 2.2

Bagan Kerangka Berpikir

Hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN

13 Jakarta.

Remaja

45

Intensitas mengakses facebook yang

tinggi Motivasi belajar yang rendah

Ada hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi

belajar siswa MAN 13 Jakarta.

Motivasi belajar yang tinggi

Intensitas mengakses facebook yang


(66)

46

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Ada hubungan negative yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 jakarta.

Ho: Tidak ada hubungan negative yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 jakarta.


(1)

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** N of

Statistics for Mean Variance Std Dev Variables

SCALE 105.1375 141.8669 11.9108 31

Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 170.2000 150.5544 .3698 .8087

VAR00002 101.6625 136.3783 .3423 .8983

VAR00003 101.5375 135.7201 .4244 .8972

VAR00004 101.3875 136.0125 .5573 .8963

VAR00005 101.6750 134.7032 .4158 .8972

VAR00006 170.7750 150.9741 .3928 .8083

VAR00008 102.3375 127.8214 .7090 .8918

VAR00009 170.4375 150.9074 .3026 .8083

VAR00011 102.0875 126.5112 .6533 .8925

VAR00012 102.3625 132.6644 .5309 .8954

VAR00013 101.7250 133.0880 .4691 .8963

VAR00014 102.1125 136.1011 .3613 .8980

VAR00016 102.0250 137.7968 .2551 .8995

VAR00017 102.4625 134.3530 .3582 .8984

VAR00019 102.2125 130.4986 .5567 .8947

VAR00020 102.4375 133.7429 .5355 .8956

VAR00021 170.8375 136.9859 .3416 .8083

VAR00022 170.4625 152.3910 .6237 .8099

VAR00025 170.2875 150.2707 .3610 .8089

VAR00026 102.3000 132.5924 .5772 .8948

VAR00027 101.6500 132.9646 .5601 .8951

VAR00028 102.6625 135.1378 .3220 .8990

VAR00029 102.5125 133.1644 .4684 .8964

VAR00030 101.9250 135.3108 .4358 .8970

VAR00031 102.7875 136.2201 .3648 .8980

VAR00032 101.6750 132.2728 .6289 .8942

VAR00033 170.7500 148.5696 .2396 .8099

VAR00034 102.2500 134.3924 .3896 .8977

VAR00035 102.1625 136.3910 .3187 .8987

VAR00037 102.5625 135.0593 .2406 .9020

VAR00038 102.2875 132.3847 .4936 .8959

VAR00040 102.0125 134.7973 .3822 .8978

VAR00041 102.6500 136.4329 .2296 .9010

VAR00042 170.3750 150.9335 .3170 .8097

VAR00043 102.0875 132.4859 .7186 .8936

VAR00044 101.9875 137.0505 .3326 .8984

VAR00045 101.9625 133.3783 .5542 .8953

VAR00046 170.3125 150.7366 .2912 .8109

VAR00047 101.8750 135.9589 .4042 .8975

VAR00048 102.3000 132.3392 .5166 .8955

VAR00050 102.5250 136.2019 .2893 .8994

VAR00053 102.0125 138.2910 .1873 .9008

VAR00054 170.8750 151.5411 .2535 .8094

VAR00055 170.4875 151.3163 .2187 .8101

VAR00056 102.2000 136.9975 .2959 .8990

VAR00057 170.7125 150.2328 .3443 .8099


(2)

Reliability Coefficients

N of Cases = 80.0 N of Items = 31 Alpha = .8997

Reliability

Notes Output Created 17-AUG-2010 17:40:28 Comments

Data C:\Documents and Settings\Ari\My Documents\Data Uji Coba\Skala Motivasi 81.sav

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

Input

N of Rows in

Working Data File 81

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=var00002 var00003 var00004 var00005 var00008 var00011 var00012 var00013 var00014 var00016 var00017 var00019 var00020 var00026 var00027 var00028 var00029 var00030 var00031 var00032 var00034 var00035 var00037 var00038 var00040 var00041 var00043 var00044 var00045 var00047 var00048 var00050 var00056 var00058 /FORMAT=NOLABELS /SCALE(ALPHA)=ALL/MODEL=ALPH

A /STATISTICS=SCALE /SUMMARY=TOTAL .


(3)

TRY OUT Item pernyataan skala Motivasi Belajar

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya berniat mengikuti ajakan teman saya untuk mengerjakan tugas rumah bersama-sama.

2. Saya tidak berniat untuk belajar bersama teman, karena saya malas untuk belajar.

3. Menjadi juara kelas merupakan salah satu niat saya dalam belajar. 4. Saya berangkat kesekolah dengan niat untuk memperoleh ilmu

yang banyak.

5. Menurut saya, menjadi juara kelas merupakan hal yang tidak akan pernah saya capai.

6. Hadiah dari guru membuat saya termotivasi agar nilai saya menjadi lebih baik

7. Ketika ada soal dari PR yang sulit maka saya berusaha mencari dari beberapa buku yang berkaitan.

8. Saya tidak berniat belajar saat liburan sekolah karena waktu bermain saya menjadi terganggu.

9. Saya lebih senang bergosip dari pada membaca buku di dalam perpustakaan.

10. Menurut saya, hukuman tidak berpengaruh untuk motivasi belajar saya.

11. Saya masa bodo terhadap pelajaran yang tidak saya sukai. 12. Saya menjadi tidak berniat belajar dirumah karena sudah cukup

waktu belajar disekolah.

13. Saya akan belajar dengan tekun demi mendapatkan nilai yang bagus.

14. Saya merasa tidak senang dan malas saat guru memberikan saya tugas pelajaran.

15. Menurut saya, guru memberikan hadiah merupakan suatu hal yang biasa.

16. Saya hanya akan belajar jika mata pelajaran mendapatkan nilai jelek maka mendapatkan hukuman.

17. Saya berniat mengerjakan soal yang susah terlebih dahulu karena soal-soal tersebut membuat saya tertantang.

18. Saya berniat untuk mengikuti ajakan teman untuk belajar bersama. 19. Bila saya merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas maka akan

saya biarkan saja menunggu teman saya menyelesaikanya untuk saya contek.

20. Saya merasa capai dan malas mengerjakan tugas pelajaran dirumah.

21. Saya sangat berminat dengan buku-buku pelajaran yang berbau ilmu alam

22. Jika saya menjadi juara kelas maka saya akan senang bila diberikan hadiah oleh orang tua saya.

23. Saya tidak berniat belajar sejarah, karena saya tidak menyukai pelajaran sejarah

24. Saya belajar karena ingin menghindari hukuman.

25. Bila saya mendapat nilai yang baik, maka guru merasa senang dengan saya.

26. Saya sangat senang dan antusias bila mendapat tugas-tugas dari sekolah, karena membuat saya menjadi semakin pintar.

27. Demi masa depan saya yang cemerlang maka saya akan belajar dengan sungguh-sungguh.

28. Saya kurang menyukai pelajaran matematika.

29. Ketika saya mendapat soal yang sulit maka saya akan mencontek dengan teman yang lebih pintar dari saya.


(4)

30. Bila nilai ulangan saya jelek, maka saya akan mencari tahu jawabannya yang benar.

31. Saat jam istirahat lebih baik saya membaca buku pelajaran selanjutnya dari pada mengobrol dengan teman sebangku. 32. Saya akan belajar lebih giat lagi supaya saya mendapat rangking

pertama.

33. Pujian dari orang tua membuat saya malu untuk mendapatkan kegagalan.

34. Saya malas untuk mengerjakan tugas yang sulit karena saya tidak mampu mengerjakanya.

35. Saat ada beberapa materi pelajaran yang tidak saya mengerti maka saya langsung bertanya kepada guru dikelas.

36. Saya tidak berniat belajar bahasa indonesia lagi karena nilai-nilai saya sudah cukup baik.

37. Belajar bukanlah hal yang paling utama saya niatkan karena menurut saya pengalaman adalah yang paling utama.

38. Saya merasa senang bila guru memberikan saya tugas karena membuat saya menjadi lebih pintar.

39. Hadiah tidak mempengaruhi saya dalam belajar.

40. Saya belajar disekolah dan dirumah hanya ingin dilihat pintar oleh orang-orang disekitar saya.

41. Saya sangat senang dengan mata pelajaran matematika.

42. Bila saya mengerjakan tugas, maka guru tidak akan menghukum saya.

43. Saya akan belajar jika ada orang tua saya.

44. Teguran dari orang tua saya membuat saya menjadi serius untuk belajar.

45. Hukuman apapun membuat saya tidak termotivasi dengan belajar. 46. Saya merasa gengsi jika saya mendapatkan nilai ulangan saya

jelek.

47. Saya pura-pura belajar supaya dilihat pintar oleh teman-teman saya.

48. Menurut teman-teman saya, saya adalah siswa yang pintar, dan saya semakin termotivasi untuk belajar lebih giat.

49. Saya belajar karena ingin menghindari omelan dari orang tua. 50. Pujian dari teman membuat saya menjadi takut untuk gagal. 51. Saya akan datang lebih pagi kesekolah supaya saya tidak

dikuncikan pintu gerbang oleh satpam.

52. Saya merasa gengsi dan malu pada teman karena saya tidak naik kelas.

53. Jika saya berada diantara teman-teman yang sedang belajar maka saya merasa malu jika tidak ikut belajar.

54. Saya takut akan mendapatkan hukuman oleh guru ketika nilai ulangan saya jelek.

55. Saya bersikap biasa saya ketika saya mendapatkan hukumansebagai akibat mendapat nilai ujian yang jelek. 56. Saya akan mengerjakan tugas supaya saya tidak mendapat

hukuman oleh guru.

57. Saya ingin belajar dengan giat supaya dilihat pintar oleh pacar saya.

58. Saya akan belajar bila disuruh oleh orang tua saya.

59. Saya akan mendapatkan hukuman dari orang tua jika nilai saya jelek.


(5)

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Motivasi Belajar 99.8148 8.45445 81 Intensitas Mengakses

Facebook

6.4691 1.14112 81

Correlations

Motivasi Belajar

Intensitas Mengakses

Facebook Pearson Correlation 1 .266*

Sig. (2-tailed) .017

Motivasi Belajar

N 81 81

Pearson Correlation .266* 1 Sig. (2-tailed) .017

Intensitas Mengakses Facebook

N 81 81

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Motivasi Belajar 99.8148 8.45445 81 Intensitas Mengakses

Facebook

6.4691 1.14112 81

Correlations

Motivasi Belajar

Intensitas Mengakses

Facebook Motivasi Belajar 1.000 .266 Pearson Correlation

Intensitas Mengakses Facebook

.266 1.000

Motivasi Belajar . .008

Sig. (1-tailed)

Intensitas Mengakses Facebook

.008 .

Motivasi Belajar 81 81

N

Intensitas Mengakses Facebook


(6)

Model Summary Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .266a .071 .059 8.20208

a. Predictors: (Constant), Intensitas Mengakses Facebook

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 403.562 1 403.562 5.999 .017a Residual 5314.660 79 67.274

1

Total 5718.222 80

a. Predictors: (Constant), Intensitas Mengakses Facebook b. Dependent Variable: Motivasi Belajar

Coefficients(a) Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 95.814 5.375 17.825 .000

1

Intensitas Mengakses Facebook

.074 .103 .081 .723 .472