Hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN FISIKA
(Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Bartolomeus Delfian Wicaksono NIM: 121424007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN FISIKA
(Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Bartolomeus Delfian Wicaksono NIM: 121424007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2017
(3)
(4)
(5)
PERSEMBAHAN
Skripsi yang saya buat ini saya persembahankan untuk:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah menemani setiap waktuku.
2. Bapak dan Ibu Tercinta, L.F. Teguh Widodo dan Maria Mujiyamini. 3. Kakak Ignatius Nova Setiwan dan Adik Bonifansius Chesar Adinegoro. 4. Keluarga besar Wartodiharjo yang terus mendukung dan mendoakan aku. 5. Dosen-dosen Pendidikan Fisika 2012.
6. Teman-teman Pendidikan Fisika 2012. 7. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
(6)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Februari 2017 Penulis
Bartolomeus Delfian Wicaksono
(7)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bartolomeus Delfian Wicaksono
NIM : 121424007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA (STUDI PADA SISWA KELAS XI IPA di SMA NEGERI 1 GODEAN DAN SMA NEGERI 1 SEYEGAN, SLEMAN, DIY).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Februari 2017
Yang Menyatakan
Bartolomeus Delfian Wicaksono
(8)
ABSTRAK
Bartolomeus Delfian Wicaksono. 121424007. (2017). Hubungan Antara Intensitas Siswa Dalam Bimbingan Belajar di Luar Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan data kuantitatif.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan pada bulan September – Oktober 2016. Data Berupa skor mid semester fisika semester 1 dan skor kuesioner tentang intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean sebanyak 126 siswa dimana 23 siswa bimbel klasikal, 8 siswa bimbel privat, dan 95 siswa siswa tidak mengikuti bimbel. Sedangkan SMA Negeri 1 Seyegan terdapat 119 siswa dimana 17 siswa bimbel klasikal, 10 siswa bimbel privat, dan 92 siswa tidak mengikuti bimbel. Penelitian ini menggunakan pengolahan data secara statistik parametris, dengan mengunakaan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji Koefisien Korelasi Product Moment.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah baik klasikal maupun privat dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan.
Kata kunci: Bimbingan belajar di luar sekolah, prestasi belajar siswa
(9)
ABSTRACT
Bartolomeus Delfian Wicaksono. 121424007. (2017). A Correlation Between Student’s Intensity In Tutorial Outside of School and Student’s Learning Achievement On Physics (A Study of XI IPA Student of SMA Negeri 1 Godean and SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY). Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training ang Education, Sanata Dharma University.
This research aims to discover a significant relation between students who join a tutorial outside of school and students’ achievement on physics. This research used correlation study with quantitative data analysis.
The research was done in SMA Negeri 1 Godean and SMA Negeri 1 Seyegan on September – October 2016. The data were in a form of physics midterm test score in semester 1 and questionnaire score related to the student tutorial outside of school. The subjects of the research were 126 students of XI IPA of SMA Negeri 1 Godean which consisted of 23 classical tutoring students, 8 private tutoring students, and 95 student who did not join any tutoring. Besides, there were also 119 students of XI IPA of SMA Negeri 1 Seyegan which consisted of 17 classical tutoring students, 10 private turoring students, and 92 students who did not join any tutoring. The research used parametric inferential statistics data processing by using Kolmogorov – Smirnov normality test and Product Moment Correlation Coefficient test.
It can be concluded that there was no significant correlation between student’ achievement of XI IPA of SMA Negeri 1 Godean and SMA Negeri 1 Seyegan on physics and students who join a tutoring, either classical or private with those who did not.
Keyword: Student’s Tutoring Outside of School, Students’ Learning Achievement
(10)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Keterlibatan Siswa Dalam Bimbingan belajar di Luar Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan peran serta berbagai pihaik baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mendampingi, memberikan
perlindungan dan berkat-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.
5. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, serta arahan dengan sabar dan teliti kepada penulis selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.
6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang dengan tulus dan sabar membagikan ilmu dan membimbing penulis.
(11)
7. Para karyawan dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak Irsyad Riyadi, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 1 Depok yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk melakukan ujicoba penelitian.
9. Bapak Drs. Edy Purnama selaku guru bidang studi fisika dan Ibu Parinem, S.Pd., selaku guru bimbingan konseling SMA Negeri 1 Godean yang telah memberikan waktu untuk penulis melaksanakan penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
10.Ibu Siti Nurhidayati, S.Pd., selaku guru bidang bidang studi fisika SMA Negeri 1 Seyegan yang telah meluangkan waktu untuk penulis melaksanakan penelitian.
11.Kedua orangtua terkasih, Bapak L.F. Teguh Widodo dan Ibu Maria Mujiyamini yang senantiasa mendoakan, mencintai, menyayangi, memotivasi, serta kedua saudara penulis Ignatius Nova Setiawan dan Bonifansius Chesar Adinegoro yang selalu membantu, mendukung, dan mendoakan kepada penulis selama menempuh studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
12.Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Fisika 2012 yang telah memberi pengalaman, semangat dan motivasi kepada penulis.
13.Sahabat-sahabat aku Jerry, Pascal, Franslima, Theo, Mey, dan Risa yang selalu ada di saat suka dan duka memberikan semangat tiada henti kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
14.Teman spesial Selpa Wiwit Kurniawati, S.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan memberikan semangat kepada penulis.
15.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
(12)
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 21 Februari 2017
Penulis
Bartolomeus Delfian Wicaksono
(13)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Masalah ... 4
D. Batasan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Perumusan Variabel dan Pembatasan Masalah ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Prestasi Belajar ... 7
B. Bimbingan Belajar ... 18
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 24
D. Kerangka Berpikir ... 25
E. Hipotesis ...26
(14)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Penelitian ... 28
C. Bentuk Data ... 29
D. Variabel yang Diteliti ... 30
E. Metode Pengumpulan Data ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 31
G. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IVPELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 40
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40
B. Pelaksanaan Penelitian ... 42
C. Hasil Uji coba dan Penelitian ... 47
D. Analisis Hasil Penelitian ... 58
E. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 63
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
LAMPIRAN ... 69
Lampiran 1 (Kisi-Kisi Kuesioner) ... 70
Lampiran 2 (Revisi Kisi-kisi Kuesioner) ... 73
Lampiran 3 (Kuesioner) ... 76
Lampiran 4 (Revisi Kuesioner Intensitas) ... 78
(15)
Lampiran 5 (Data Ujicoba Kuesioner Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Depok) ... 80
Lampiran 6 (Validitas Ujicoba Kuesioner Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok) ... 84
Lampiran 7 (Daftar Keseluruhan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ... 86
Lampiran 8 (Data Skor Kuesioner dan Skor Prestasi Belajar) ... 93
Lampiran 9 (Perhitungan Statistik Kuesioner dan Prestasi Belajar dengan SPSS) ... 98
Lampiran 10 (Analisis Hubungan Antara Skor Kuesioner dengan Skor Prestasi Belajar ... 102
Lampiran 11 (Surat Ijin Penelitian) ... 110
Lampiran 12 (Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian) ... 114
Lampiran 13 (Kuesioner Ujicoba di SMA Negeri 1 Depok) ... 117
Lampiran 14 (Kuesioner di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan) ... 121
Lampiran 15 (Foto Siswa Saat Pengisian Kuesioner) ... 129
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga tahun 2016, lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Provinsi DI Yogyakarta terbilang menjamur. Pada tahun 2016, Sistem Informasi Eksekutif Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), mencatat ada 23 lembaga bimbel yang terdaftar di provinsi ini, yang tersebar di 3 kabupaten dan 1 kota.
Tidak semua lembaga bimbel mendaftarkan lembaganya pada Sistem Informasi Eksekutif Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Masih ada lembaga bimbel, khususnya lembaga bimbel yang menyediakan jasa bimbel privat yang tidak terdaftar. Lembaga bimbel SMART dan lembaga bimbel lain yang kerap mencari jasa tentor melalui papan pengumuman di kampus-kampus, merupakan contohnya.
Di Indonesia, lembaga bimbel diikuti oleh beragam siswa dari berbagai tingkat, mulai dari SD, hingga tingkat SMA. Alasan-alasan para siswa mengikuti lembaga bimbel beragam. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh TEKNOS Genius (salah satu lembaga bimbel) mengungkapkan bahwa siswa
(17)
tidak percaya kemampuan guru mengajar di sekolah. Alasan lainnya ada opini dikalangan siswa dan orang tua bahwa bimbingan belajar mampu memberikan motivasi belajar sehingga mereka dapat berprestasi di sekolahnya (Fadli, 2009).
Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya berhasil dalam studinya walaupun mereka tidak dapat sepenuhnya mencurahkan waktu untuk mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Tidak adanya pendampingan orangtua pada saat belajar menyebabkan anak-anak banyak yang belum mampu menjadwalkan sendiri dalam waktu belajarnya sehingga terkadang siswa kurang berkonsentrasi dalam belajar. Oleh karena itu, mereka mengarahkan anaknya untuk mengikuti program bimbingan belajar secara klasikal maupun secara privat di lembaga bimbel. Jika siswa mengikuti program bimbingan belajar di lembaga bimbel, siswa dapat memilih sendiri mata pelajaran apa yang perlu dipelajari kembali. Siswa juga dapat memilih sendiri hari dan jam dalam mengikuti tambahan pelajaran tersebut. Bahkan, disediakan pula alternatif pilihan apakah siswa tersebut akan memilih kelas klasikal atau kelas privat yang tentornya datang langsung ke rumah siswa. Biasanya, tentor akan menyampaikan materi secara singkat tetapi mudah untuk dimengerti oleh siswa. Dalam penyelesaian soalpun tentor pasti menyediakan cara yang paling cepat, singkat, dan praktis. Buku pelajaran telah disediakan oleh lembaga bimbel tersebut. Hal itulah yang mungkin menjadikan siswa banyak yang mengikuti tambahan pelajaran di lembaga bimbel. Namun, tidak sedikit pula siswa yang mengikuti program bimbel di
(18)
sekolah. Biasanya, program bimbel di sekolah dilaksanakan sebelum masuk sekolah ataupun sesudah pelajaran berakhir. Program bimbel di sekolah dapat dikatakan sebagai suplement dari materi yang diajarkan pada pelajaran biasa. Lepas dari ada tidaknya program bimbel, semua keberhasilan dalam belajar tetap tergantung pada usaha siswa itu sendiri dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai kemauan yang kuat dalam belajarnya. Suatu program bimbel hanyalah sebuah program yang membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah. Berhubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mengambil topik tentang “Hubungan Antara Keterlibatan Siswa Dalam Bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
Apakah ada hubungan yang signifikan antara keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika (studi pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY).
(19)
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika (studi pada kasus siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY).
D. Batasan Masalah
Penelitian ini memberikan batasan masalah yang membahas mengenai Hubungan Antara Keterlibatan Siswa Dalam Bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY ).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Siswa:
Siswa dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran fisika mereka dan mengoptimalkan pembelajaran yang ada di sekolah.
(20)
2. Bagi Guru:
Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan proses belajar mengajar di kelas dapat dioptimalkan sehingga prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran fisika dapat ditingkatkan.
3. Bagi Lembaga Bimbel:
Lembaga bimbel dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka.
F. Perumusan Variabel dan Pembatasan Masalah 1. Perumusan Variabel
Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas
Ada satu variabel bebas, yaitu:
X adalah keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah.
b. Variabel terikat
Ada satu variabel terikat, yaitu: Y adalah prestasi belajar fisika
(21)
2. Pembatasan Istilah a. Keterlibatan siswa
Keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar dalam penelitian ini adalah keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah melalui pembelajaran yang SMART sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik di sekolah.
b. Prestasi belajar
Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah tercapai dari keberhasilan siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan dalam mempelajari materi pelajaran fisika di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dalam pelajaran fisika.
Dalam penelitian ini, ditunjukkan dengan skor hasil mid semester pada mata pelajaran fisika.
(22)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Seseorang melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh suatu
pengetahuan, informasi, dan lain-lain. Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu.
Winkel (1996:53) menyatakan bahwa belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi akfif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Dalyono (2010:49) belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Berdasarkan definisi-definisi tentang pengertian belajar di atas, dapat terlihat bahwa belajar itu sangat penting bagi kehidupan manusia. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau usaha untuk melakukan perubahan dan membentuk tingkah laku yang baru.
(23)
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu ”prestasi” dan ”belajar”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), prestasi merupakan hasil yang telah dicapai, sedangkan belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah tercapai dari suatu usaha untuk memperoleh ilmu.
Brahim dalam Susanto (2013:5) menyatakan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah tercapai dari keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada banyak jenisnya. Menurut Slameto (2013:54), faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor intern
1) Faktor jasmaniah a) Faktor kesehatan
Ketika siswa sedang dalam keadaan tidak sehat, maka akan mempengaruhi belajar siswa tersebut. Badan yang sehat, siswa
(24)
akan dapat belajar dengan maksimal untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh juga akan mengganggu siswa dalam belajarnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil belajarnya. 2) Faktor psikologis
a) Inteligensi
Menurut J.P.Chaplin dalam Slameto (2013), inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum tentu pasti berhasil dalam belajarnya. Begitu juga sebaliknya, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah belum tentu pasti gagal dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.
b) Perhatian
Menurut Gazali dalam Slameto (2013) perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, yang tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
(25)
belajar dengan baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang akan dipelajarinya, kalau bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbul kebosanan dan siswa tidak lagi suka belajar.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengikuti beberapa kegiatan. Minat sangat berpengaruh pada belajar, jika siswa tidak mempunyai minat belajar, maka siswa akan segan untuk belajar.
d) Bakat
Menurut Hilgard dalam Slameto (2013), bakat adalah kemampuan untuk mempelajari hal-hal tertentu. Jika materi yang dipelajari sesuai dengan bakat siswa, maka siswa akan mampu belajar dengan baik dan siswa akan mendapatkan hasil yang baik pula. Penting untuk mengetahui bakat dari setiap siswa.
e) Motif
Motif adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan belajar. Harus diperhatikan apa yang menjadi motif siswa agar siswa mampu belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula.
(26)
f) Kematangan
Kematangan adalah keadaan ketika semua alat tubuh telah siap untuk mendapatkan pembelajaran yang baru. Proses belajar akan menjadi lebih berhasil ketika anak sudah matang (siap). Jadi kemajuan siswa dalam belajar tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Menurut James Drever dalam Slameto (2013) kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan ini timbul dari dirinya sendiri. Apabila siswa sudah mempunyai kesiapan, maka bisa belajar dengan baik dan hasil belajarnya juga akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan ada dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani akan tampak dari fisik siswa itu sendiri. Misalnya siswa tampak pucat. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat jika siswa tersebut tidak bersemangat, lesu, sehingga tidak mempunyai minat untuk melakukan segala aktivitas termasuk untuk belajar.
b. Faktor ekstern 1) Faktor keluarga
a) Menurut Sutjipto dalam Slameto (2013) keluarga adalah
(27)
yang diberikan dalam keluarga akan menjadi dasar bagi pendidikan yang lebih luas, pendidikan dalam dunia masyarakat. Orangtua yang mendidik dengan terlalu santai, terkadang akan menjadi cara mendidik yang kurang baik karena siswa akan bersantai-santai juga dan cenderung untuk mengabaikan tugas-tugasnya termasuk belajarnya. Namun orangtua yang mendidik dengan cara yang terlalu keras juga akan menyebabkan hal yang kurang baik. Siswa akan merasa tertekan dalam belajar. Siswa mau belajar didasarkan pada ketakutan siswa pada orangtua, bukan karena minat dan kemauannya sendiri untuk belajar.
b) Relasi antar anggota keluarga
Hubungan/relasi yang baik dalam suatu keluarga terjadi ketika ada dukungan antar anggota keluarga dan saling membimbing. Ketika hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik, hal tersebut akan menyukseskan belajar siswa juga. c) Suasana rumah
Rumah yang terlalu gaduh karena kendaraan bermotor, jumlah angota keluarga yang banyak, ataupun juga karena suara-suara tv maupun radio akan menyebabkan siswa susah untuk belajar. Agar siswa mampu belajar dengan baik diperlukan situasi rumah yang tenang dan damai.
(28)
d) Keadaan ekonomi orangtua
Keluarga yang miskin akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa, misalnya buku-buku maupun media yang mendukung dalam pembelajaran. Namun ada juga siswa yang keluarganya miskin namun sukses dalam belajarnya. Sedangkan keluarga yang kaya orangtuanya pasti akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan siswa, terkadang hal itu membuat siswa hanya sekedar bersenang-senang dan berfoya-foya, sehingga akan mengganggu siswa dalam belajarnya karena siswa tidak dapat fokus pada pelajaran.
e) Pengertian orang tua
Pengertian orang tua ini dapat diwujudkan dengan selalu memberikan dorongan maupun motivasi pada siswa agar tetap semangat dalam belajar. Selain itu juga bisa berupa memberikan bimbingan ketika siswa sedang mengerjakan pekerjaan rumah.
f) Latar belakang kebudayaan
Kebiasaan yang ada di rumah tentunya juga akan mempengaruhi belajar siswa. Sebaiknya ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik di dalam rumah agar mendorong semangat siswa untuk belajar.
(29)
2) Faktor sekolah
a) Metode mengajar
Metode belajar yang kurang baik akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa juga. Misalnya jika guru kurang menguasai pelajaran, siswa akan merasa tidak senang terhadap hal itu dan pada akhirnya siswa juga akan merasa malas untuk belajar.
b) Kurikulum
Kurikulum pelajaran yang terlalu padat dengan materi pelajaran dan di atas kemampuan siswa akan membuat siswa merasa tertekan dalam belajar, sehingga siswa tidak bisa maksimal dalam belajar.
c) Relasi guru dengan siswa
Jika guru mampu berhubungan baik dengan siswa, akan menyebabkan siswa semakin bersemangat untuk belajar. Sebaliknya guru yang kurang dapat berhubungan dengan siswa, maka akan menyebabkan siswa merasa malas untuk belajar.
d) Relasi siswa dengan siswa
Hubungan antar siswa yang baik dalam satu kelas, akan mendukung proses belajar mengajar yang berlangsung, sehingga siswa dapat belajar dengan maksimal. Namun jika di dalam kelas terdapat hubungan yang kurang baik, misalnya
(30)
grup-grup dalam kelas, maka akan menyebabkan proses belajar mengajar kurang kondusif dan akan memberikan pengaruh negatif pada siswa.
e) Disiplin sekolah
Sekolah yang menerapkan kedisiplinan dalam berbagai aspek, maka siswa akan menjadi lebih maju. Kedisiplinan ini tidak cukup hanya pada siswa saja, namun guru-guru beserta seluruh warga sekolah juga wajib menegakkan kedisiplinan ini.
f) Alat pelajaran
Kelengkapan alat pelajaran di sekolah akan mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Semakin lengkap, maka akan memudahkan siswa untuk memahami materi dan akan memudahkan guru juga untuk mengajarkan materi.
g) Waktu sekolah
Ada sekolah yang menerapkan masuk pagi dan masuk siang. Siswa yang mendapatkan bagian untuk masuk siang, pasti akan berbeda dengan siswa yang masuk pagi karena semangat untuk belajar sudah berbeda, jika masuk siang cenderung akan merasa mengantuk dan sebagainya.
h) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru yang tetap menggunakan standarnya sendiri dalam mengajar tanpa memperhatikan siswanya, maka akibatnya
(31)
siswa akan merasa kurang mampu untuk mengikuti target dari gurunya tersebut dan siswa akan mengalami kesulitan belajar. i) Keadaan gedung
Dalam satu kelas harus diisi siswa dengan jumlah yang memadai, jangan sampai melebihi kapasitas. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar tidak akan efektif.
j) Metode belajar
Cara belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
k) Tugas rumah
Tugas rumah hendaknya tidak terlalu banyak, agar siswa masih bisa melakukan kegiatan lain selain mengerjakan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Terlalu banyak siswa berkegiatan dalam masyarakat, maka itu akan mengganggu belajar siswa. Terlebih lagi jika siswa tidak mampu membagi dan mengatur waktu dengan baik. b) Mass media
Mass media disini misalnya tv. Siswa di zaman sekarang lebih senang melihat acara tv daripada belajar, maka perlu kontrol dan bimbingan dari orangtua agar siswa tidak hanya
(32)
melihat acara tv saja, namun juga bisa membagi waktu untuk belajar.
c) Teman bergaul
Teman bergaul yang tidak baik akan mempengaruhi belajar siswa. Teman yang tidak baik misalnya yang suka merokok, minum minuman keras, dan sebagainya. Perlu pengawasan dari orangtua agar siswa tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik tersebut.
d) Bentuk kehidupan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang baik seperti lingkungan perjudian, kampung pencuri, lingkungan orang-orang jalanan, pasti akan memberikan pengaruh yang buruk pada siswa. Perlu diusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberikan pengaruh positif pada anak sehingga anak mampu belajar dengan baik.
Jika siswa dapat belajar dengan baik, serta didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yang baik pula, maka siswa pastinya akan mengalami keberhasilan dalam belajarnya. Ketika siswa sudah berhasil maka siswa pastinya juga akan mendapatkan prestasi yang baik dari sekolahnya.
(33)
B. Bimbingan Belajar
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan hidup mereka. Sifat bimbingan ini menunjuk pada tujuan yang hendak dicapai dalam memberikan layanan bimbingan secara klasikal maupun individu. Keitika seseorang sedang mengalami kebingungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam mata pelajaran di sekolah, mereka bisa mencari seorang guru pembimbing seperti tentor di lembaga bimbel maupun tentor privat.
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut kamus Bahasa Inggris, bimbingan atau ”guidance”
berasal dari kata asal guide yang diartikan sebagai menunjukkan jalan, memimpin, menuntut, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan, dan memberikan nasehat.
Untuk memperoleh pemahaman tentang bimbingan, akan
dikemukakan beberapa definisi bimbingan oleh beberapa ahli (Hamalik, 2009 : 193).
a. Harold Alberty: Bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan sosialnya.
(34)
b. Chrisholm: Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya. c. Stikes & Dorcy: Bimbingan adalah suatu proses untuk menolong
individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya.
d. Stoops: Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Dari keempat definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan merupakan suatu proses memberi bantuan kepada individu agar individu itu dapat mengenal dirinya dan dapat memecahkan masalah-masalah hidupnya sendiri sehingga ia dapat menikmati hidup dengan bahagia.
Bimbingan belajar yang dimaksud di sini adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh siswa yang berkaitan dengan proses belajarnya di sekolah maupun belajar mandirinya. Misalnya kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan di sekolah, kesulitan untuk belajar bersama dengan siswa yang lain di dalam kelas, maupun kesulitan-kesulitan lainnya yang dialami di sekolah. Sehingga siswa membutuhkan bimbingan belajar yang lebih lagi di luar jam sekolah.
(35)
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Belajar merupakan inti dari kegiatan pengajaran di sekolah, maka sebagai orangtua dan guru wajib membimbing siswa agar tercapai prestasi belajarnya.
Menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriyono (2013:111)
mengungkapkan bahwa tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga siswa setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal. Hal ini senada dengan Skinner yang dikutip dari Hamalik (2009:195) bimbingan belajar bertujuan untuk menolong setiap individu dalam membuat pilihan dan menentukan sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada dan sejalan dengan nilai-nilai sosialnya.
Tujuan bimbingan belajar dapat dirinci sebagai berikut.
a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau sekelompok anak.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku pelajaran.
c. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
d. Memiliki suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat,
(36)
e. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
f. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan
pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya di masa depan.
Dalam bimbingan belajar diharapkan siswa-siswa bisa melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai potensi-potensi, bakat, dan kemampuan yang padanya.
Berdasarkan atas tujuan bimbingan belajar seperti yang telah dirinci di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan bimbingan belajar adalah untuk membentuk siswa-siswa yang mengalami masalah di dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar yang dihadapinya.
3. Bentuk-Bentuk Bimbingan Belajar
Bentuk-bentuk bimbingan belajar ini berdasarkan pada jumlah
orang dalam satu kelas yang mengikuti bimbingan belajar. Dalam hal ini, bentuk-bentuk bimbingan belajar dikelompokkan dalam dua macam, yaitu bimbingan belajar yang diselenggarakan di Lembaga Bimbel dan bimbingan belajar privat.
a. Bimbingan belajar yang dilaksanakan di Lembaga Bimbel
Bimbingan belajar yang dilaksanakan di Lembaga Bimbel saat ini juga banyak diminati oleh siswa. Siswa yang memilih bimbingan belajar model ini bisa karena ikut-ikutan teman-temannya di sekolah
(37)
maupun di lingkungan rumah atau juga karena orangtuanya lebih mempercayakan lembaga bimbel yang diikuti oleh anaknya tersebut. Bimbingan belajar model ini siswa yang mendatangi lembaga bimbel di mana kemudian mereka tergabung di dalamnya. Biasanya di satu kelas terdapat 10-20 siswa. Bimbingan belajar ini biasa juga disebut bimbingan belajar klasikal. Bimbingan belajar ini mirip dengan proses pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan satu tentor mendampingi banyak siswa. Namun yang membedakannya antara kelas bimbingan belajar klasikal dengan kelas di sekolah adalah di lembaga bimbel siswa akan mendapatkan lebih banyak latihan soal dan jenis-jenis soal yang diberikan juga lebih bervariasi.
Pada tahun 2016, Sistem Informasi Eksekutif Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), mencatat ada 23 lembaga bimbingan belajar atau sering disebut bimbel yang terdaftar di provinsi ini. Jumlah ini tersebar di 3 kabupaten dan 1 kota. Primagama, Neutron, Ganesha Operation merupakan contoh lembaga bimbel yang terdaftar di DI Yogyakarta. b. Bimbingan belajar privat
Bimbingan belajar privat saat ini juga diminati oleh siswa. Biasanya bimbingan belajar privat ini dilakukan dengan mengundang tentor untuk datang ke rumah siswa. Bimbingan belajar privat akan membantu memecahkan masalah siswa secara individu. Masih banyak
(38)
siswa yang berminat dengan bimbingan belajar privat ini karena beberapa alasan, yaitu:
1) Siswa tidak perlu bepergian untuk mendapatkan bimbingan belajar, sehingga akan menghemat tenaga dan menghemat waktu.
2) Orangtua siswa bisa mengawasi langsung proses bimbingan belajar anaknya.
3) Siswa bisa lebih berkonsentrasi dan fokus dalam belajar karena tidak ada teman lain yang akan mengganggu proses bimbingan belajar.
Dalam proses bimbingan belajar privat ini, biasanya akan lebih bebas dan leluasa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya dan guru juga dapat menjelaskan sampai siswa benar-benar paham. Disisi lain, orangtua akan lebih mudah memantau perkembangan siswanya dalam belajar. Selain itu, proses belajar mengajar juga akan lebih terarah karena tidak ada pihak lain yang mengganggu proses belajar sehingga kebutuhan siswa mengenai kesulitan belajar atau kesulitan memahami materi akan terselesaikan dan mentor juga telah berhasil membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya tersebut.
Berdasarkan kedua bentuk bimbingan belajar yang telah diuraikan tersebut, maka tampak bahwa tidak tidak terdapat banyak perbedaan. Sehingga akan didapatkan persamaan-persamaan dari kedua bentuk bimbingan belajar di atas, yaitu:
(39)
1) Materi yang diajarkan cenderung sama karena materi yang diajarkan tergantung pada siswa.
2) Lama waktu bimbingan belajar sama, antara 90 – 120 menit dalam satu kali pertemuan.
3) Pada intinya, bimbingan belajar yang diberikan sama karena sama-sama melayani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
4) Model pembelajaran yang dilaksanakan di Lembaga Bimbel
ataupun di bimbel privat biasanya tidak berbeda jauh.
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
1. Francisca (2004): dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar, Status Sosial Ekonomi Orangtua, Motivasi Belajar Siswa dengan Keberhasilan Siswa Menempuh Ujian Akhir Nasional, menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar dengan keberhasilan siswa menempuh UAN dapat diterima. Hal tersebut didukung dari sumbangan efektif yang diberikan keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar yaitu 11,990%. Berdasarkan hal tersebut maka apabila ada kemauan siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar di mana dapat membantu siswa dalam memecahkan kesulitan belajar melalui pemecahan soal-soal untuk UAN maka akan membimbing siswa untuk berhasil dalam menempuh UAN.
(40)
2. Maryani (2000): dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Intensitas Siswa mengikuti bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah, Sikap Siswa terhadap Matematika, dan NEM Matematika Siswa di SLTP dengan Prestasi Belajar Matematika dikalangan Siswa Siswi SMU BOPKRI I Yogyakarta Kelas 1 CAWU II Tahun Ajaran 1998/1999, memperoleh adanya hubungan antara intensitas mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika adalah positif dengan signifikan pada taraf signifikan 0,05. Besar koefisien korelasinya adalah sebesar 0,925. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut disebabkan karena adanya kontinuitas belajar atau terjadwalnya waktu belajar siswa, dan yang mengikuti bimbingan belajar, mempunyai waktu lebih banyak dalam kegiatan belajarnya, tetapi siswa yang tidak mengikuti kegiatan bimbingan belajar prestasi belajarnya pun ada yang baik.
D. Kerangka Berpikir
Belajar bukanlah suatu hal yang baru bagi setiap pelajar. Begitu pula bagi siswa SMA. Kegiatan ini sudah biasa dan banyak dilakukan sejak SD, SMP, dan SMA. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa semua siswa telah mampu belajar dengan baik. Hal ini terlihat jelas pada tiap akhir semester banyak siswa yang nilainya tidak memuaskan atau bahkan tidak lulus ujian. Situasi dan kondisi di SMA berbeda dengan situasi dan kondisi di SD dan SMP, yang dipelajari di SMA lebih banyak, lebih sulit, lebih komplek, dan banyak
(41)
tuntutan yang harus dihadapi. Oleh karena itu agar siswa berhasil dalam belajar fisika perlu suatu keteraturan dalam belajar tentang fisika.
Belajar fisika adalah suatu proses sehingga tidak mungkin langsung menjadi baik, melainkan melalui suatu pembimbingan. Belajar yang teratur dapat ditempuh dengan melalui bimbingan belajar fisika karena di dalam bimbingan belajar, waktu yang digunakan untuk belajar sudah ditentukan atau sudah dijadwalkan, dan di dalam kegiatan tersebut siswa tidak hanya dituntut sebagai pihak penerima saja tetapi siswa dituntut aktif ikut belajar. Di dalam bimbingan belajar lebih keras dan intensitas belajar seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa secara teoritis, bimbingan belajar fisika memang mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar fisika. Akan tetapi, apakah ada hubungan yang secara teoritis tersebut juga terjadi dalam kenyataan. Hal tersebut akan diselediki dalam penelitian ini.
E. Hipotesis
Menurut Sekaran dikutip dalam Juliansyah Noor (2011) mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
(42)
1. Ada hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan.
(43)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika (studi pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY), penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan data kuantitatif karena penelitian ini menganalisis hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar (nilai mid semester) siswa yang berupa skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dan skor hasil mid semester gasal pada mata pelajaran fisika.
B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean adalah 126 siswa di mana 23 siswa mengikuti bimbel klasikal, 8 siswa mengikuti bimbel privat, dan 95 siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Sedangkan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan adalah 119 siswa di mana 17 siswa mengikuti
(44)
bimbel klasikal, 10 siswa mengikuti bimbel privat, dan 92 siswa yang tidak mengikuti bimbel.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah intensitas siswa dalam bimbingan belajar klasikal dan privat di luar jam sekolah dan hasil skor mid semester gasal siswa kelas XI IPA SMAN 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2016/2017, dan hubungan antara keduanya.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2016. 4. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan.
C. Bentuk Data
Data yang diambil dalam penelitian ini antara lain:
1. Intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah yang didapat dari hasil pengisian kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah.
2. Hasil skor mid semester gasal pada mata pelajaran fisika pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan.
(45)
D. Variabel yang Diteliti
Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu:
1. Variabel bebas
Terdiri dari satu variabel bebas, yaitu:
X adalah intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah. 2. Variabel terikat
Terdiri dari satu variabel terikat, yaitu: Y adalah prestasi belajar fisika
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
1. Kuesioner Intensitas Siswa Dalam Bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah.
Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dalam penelitian ini adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa mengenai intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah, khususnya bimbel di luar sekolah pada mata pelajaran fisika yang selama ini mereka ikuti. Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah ini merupakan kuesioner untuk mengetahui intensitas siswa
(46)
dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah, khususnya bimbel di luar sekolah pada mata pelajaran fisika selama mereka berada di kelas XI. 2. Skor Prestasi Belajar Siswa ( Skor Murni Mid Semester Gasal)
Skor prestasi belajar siswa adalah skor murni mid semester gasal siswa, khususnya pada mata pelajaran fisika, daftar skor murni mid semester gasal diperoleh dari sekolah yang bersangkutan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa instrumen pengumpulan data. Instrumen ini terdiri dari lembar kuesioner keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah. Menurut Eko Putro Widoyoko (2012) kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah ini adalah untuk memperoleh informasi dari responden tentang keterlibatan siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah. Dilihat dari cara menjawabnya, kuesioner ini merupakan kuesioner tertutup. Menurut Eko Putro Widoyoko (2012) kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan, responden tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Kuesioner ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan bimbel siswa di luar jam sekolah.. Dengan skor untuk tiap
(47)
butir soal positif 4, 3, 2, 1 (mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju) dan skor untuk tiap butir soal negatif 1, 2, 3, 4 (mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju). kuesioner ini terdiri atas 25 butir soal yang terdiri dari 18 butir soal positif dan 7 soal negatif.
Tabel 3.1 Kisi-kisi dari kuesioner intensitas siswa dalam mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif 1. Kesungguhan siswa ingin mendalami
materi pelajaran fisika
9, 22
Siswa rutin mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah
24
Siswa bersungguh-sungguh mengikuti bimbingan belajar karena sangat bermanfaat
7, 21 18
Siswa mencatat semua materi yang diberikan oleh guru/tentor
13
(48)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif materi yang diajarkan guru
di sekolah
Siswa paham dengan materi yang diajarkan guru/tentor di bimbingan belajar
4
Siswa mengandalkan guru bimbingan belajar untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya
11
Siswa percaya diri jika mendapatkan nilai fisika yang bagus
12
Siswa sangat selektif dalam memilih guru/tentor
15 14
Siswa mengikuti
bimbingan belajar karena bimbingan belajar tersebut sudah terkenal
16
Siswa mengikuti
bimbingan belajar karena
(49)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif bimbingan belajar tersebut
berkualitas
Siswa tertarik terhadap segala sesuatu yang disampaikan oleh guru/tentor
25
Siswa bertanya kepada guru/tentor ketika
menemui kesulitan dalam mempelajarinya.
19
3. Kemauan Siswa mengikuti
bimbingan belajar di luar sekolah karena
keinginannya sendiri
1 2
Siswa mengikuti
bimbingan belajar karena ingin mendapatkan nilai yang bagus
8
Siswa mengikuti
bimbingan belajar hanya pada saat akan diadakan
(50)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif ulangan
Siswa mengikuti uji coba soal-soal fisika yang diadakan oleh bimbingan belajar
20
Siswa mempelajari terlebih dahulu sebelum bimbingan belajar dimulai
23
Siswa mengikuti
bimbingan belajar fisika karena merasa pelajaran fisika itu sulit.
6
4. Kebutuhan Siswa mengikuti
bimbingan belajar di luar sekolah karena siswa membutuhkan tambahan bimbingan belajar
5
(51)
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah.
Sebelum digunakan, kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah harus diujicobakan terlebih dahulu agar memperoleh instrumen yang baik. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui validitas dari kuesioner tersebut. Ujicoba kuesioner ini langsung diujicobakan langsung ke ke siswa. Setelah diujicobakan kuesioner pada siswa, kuesioner langsung di validasi untuk melihat apakah ada butir item yang valid dan tidak valid. Validasi ini menggunakan SPSS.
Suatu butir item dikatakan valid atau baik jika koefisien
korelasinya ≥ nilai r kritis pada tabel, sebaliknya butir item dikatakan tidak valid jika nilai koefisien korelasinya < nilai r kritis pada tabel. 2. Analisis hasil kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar
jam sekolah
Jawaban dari setiap item pernyataan adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jawaban tersebut kemudian dikuantifikasi dengan memberikan skor, yaitu:
Untuk pernyataan positif:
• Sangat setuju : 4
• Setuju : 3
• Tidak setuju : 2
(52)
Untuk pernyataan negatif:
• Sangat setuju : 1
• Setuju : 2
• Tidak setuju : 3
• Sangat tidak setuju : 4
Kemudian skor dari setiap pernyataan akan dijumlahkan. Jumlah skor tersebut akan dikorelasikan dengan hasil skor mid semester ganjil pada mata pelajaran fisika.
3. Analisis hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan hasil mid semester pada mata pelajaran fisika
Untuk mengetahui adanya hubungan intensitas siswa dalam
bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan hasil mid semester pada mata pelajaran fisika digunakan rumus Korelasi Product Momen, yaitu:
���= �Σ�� −
(Σ�)(Σ�)
�{�Σ�2−(Σ�)2} {�Σ�2− (Σ�)2}
Keterangan:
rxy adalah korelasi product momen
N adalah jumlah siswa
X adalah skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar Y adalah skor mid semester pada mata pelajar fisika
(53)
4. Pengujian hipotesis normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagai syarat sebelum dilakukan
hipotesis koefisien korelasi. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorof-Smirnov. Peneliti menggunakan SPSS Statistic 21.0 untuk membantu dalam perhitungan uji hipotesis. Langkah-langkah untuk melakukan uji Kolmogorof-Smirnov yaitu (Djarwanto,1989):
a. Merumuskan H0 dan H1
H0:F(x) = F0(X) (data berdistribusi normal)
H1:F(x) ≠ F0(X) (data tidak berdistribusi normal)
b. Menentukan taraf signifikan (α=0,05) c. Menetukan daerah kritis
d. Menentukan statistik uji D
1) Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2) Hitung frekuensi untuk setiap pengamatan xi yang berbeda = F(xi)
3) Hitung frekuensi kumulatif relatif = SN(xi)
4) Hitung �=��−�̅
�
5) Tentukan F0(xi) = P(z < zi) (lihat pada tabel distribusi normal)
(54)
Tabel 3.2 Format Tabel untuk Pengujian Hipotesis Normalitas
xi F(xi) SN(xi) Zi F0(xi) |��(��)− ��(��)| |��(��−�)− ��(��)|
7) Menentukan D
D = maksimum (|��(��)− �0(��)|, |��(��−1)− �0(��)|)
e. Membuat kesimpulan
H0 diterima bila D < Dα dan disimpulkan bahwa data berdistribusi
(55)
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Depok, SMA Negeri 1 Godean, dan SMA Negeri 1 Seyegan semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Ada dua cara dalam pengambilan data kuesioner yaitu ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah di SMA Negeri 1 Depok kelas XI IPA 1 dan 2 terdiri dari 63 siswa, sedangkan SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan digunakan sebagai subyek penelitian di mana SMA Negeri 1 Godean terdapat 4 kelas IPA sejumlah 126 siswa dan SMA Negeri 1 Seyegan terdapat 4 kelas IPA sejumlah 119 siswa. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
(56)
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tanggal Sekolah Kelas Kegiatan
Senin, 26 September 2016
SMA Negeri 1 Depok
IPA 2
Uji coba Penelitian (Kuesioner)
Selasa, 27 September 2016
SMA Negeri 1 Depok
IPA 1
Uji coba Penelitian (Kuesioner)
Kamis, 6 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Seyegan
IPA 2 Penelitian (Kuesioner)
Kamis, 6 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Seyegan
IPA 1 Penelitian (Kuesioner)
Jumat, 7 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Godean
IPA 1 Penelitian (Kuesioner)
Rabu, 12 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Seyegan
IPA 3 Penelitian (Kuesioner)
Rabu, 12 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Seyegan
IPA 4 Penelitian (Kuesioner)
Kamis, 13 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Godean
IPA 4 Penelitian (Kuesioner)
Jumat, 14 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Godean
IPA 3 Penelitian (Kuesioner)
Jumat, 14 Oktober 2016
SMA Negeri 1 Godean
(57)
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah
Sebelum dilakukan uji coba kuesioner terhadap siswa, kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Dari hasil konsultasi didapatkan 25 butir pernyataan yang akan dilakukan untuk ujicoba terhadap siswa SMA Negeri 1 Depok kelas IPA 1 dan 2. Ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah ini dilaksanakan pada tanggal 26-27 September 2016. Jumlah siswa IPA 1 dan 2 seluruhnya ada 64 siswa, namun pada hari pelaksanaan ujicoba siswa yang hadir hanya 63 siswa.
Dari pelaksanaan ujicoba kuesioner ini didapatkan skor
keseluruhan butir pernyataan pada kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar klasikal dan privat di luar jam sekolah. Lalu dicari validitas dari kuesioner tersebut.
Dari ujicoba kuesioner yang telah divalidasi dan dikonsultasikan kembali ke dosen pembimbing, terdapat lima pernyataan yang tidak valid dari 25 pernyataan. Kelima pernyataan tersebut dikonsultasikan ke dosen pembimbing dan hasilnya satu pernyataan di revisi, satu pernyataan dihilangkan, dan tiga pernyataan dibiarkan. Maka dari keseluruhan butir pernyataan yang digunakan untuk penelitian adalah 24 butir pernyataan. Dari hasil konsultasi dengan dosen pembimbing, 24 butir pernyataan ini
(58)
akan digunakan dalam kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan.
2. Memberikan kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah
Intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan akan dilihat dengan menggunakan kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah yang telah diujicobakan sebelumnya. Kuesioner ini berisi 24 butir pernyataan dari 25 butir pernyataan yang telah divalidasi dan dikonsultasikan ke dosen pembimbing.
Tabel 4.2 Kisi-kisi dari kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif 1. Kesungguhan Siswa ingin mendalami materi
pelajaran fisika
9, 21
Siswa rutin mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah
23
Siswa bersungguh-sungguh mengikuti bimbingan belajar
(59)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif karena sangat bermanfaat
Siswa mencatat semua materi yang
diberikan oleh guru/tentor 13
2.
Kepercayaan terhadap pembelajaran
di sekolah
Siswa paham dengan materi yang diajarkan oleh guru di sekolah
3
Siswa lebih mengerti dengan materi yang diajarkan oleh guru/tentor di bimbingan belajar
4
Siswa sangat selektif dalam dalam memilih guru/tentor
15 14
Siswa mengikuti bimbingan belajar karena bimbingan belajar tersebut berkualitas
16
Siswa tertarik terhadap segala sesuatu yang disampaikan oleh guru/tentor
24
Siswa bertanya kepada guru/tentor ketika menemui kesulitan dalam mempelajarinya
(60)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif
3. Kemauan Siswa mengikuti bimbingan
belajar di luar sekolah karena keinginannya sendiri
1 2
Siswa mengikuti bimbingan belajar karena ingin mendapatkan nilai yang bagus
8
Siswa mengikuti bimbingan belajar hanya pada saat akan diadakan ulangan
10
Siswa mengikuti ujicoba soal-soal fisika yang diadakan oleh
bimbingan belajar
19
Siswa mempelajari terlebih dahulu sebelum bimbingan belajar
dimulai
22
4. Kebutuhan Siswa mengikuti bimbingan
belajar di luar sekolah karena siswa membutuhkan tambahan bimbingan belajar
(61)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif
5. Kepercayaan
diri
Siswa mengandalkan guru/tentor bimbingan belajar untuk
menyelesaikan pekerjaan rumahnya
11
Siswa percaya diri jika
mendapatkan nilai fisika yang bagus
12
Siswa mengikuti bimbingan belajar fisika karena merasa fisika itu sulit
6
Total 17 7
Pemberian kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah ini dilaksanakan dari tanggal 6-14 Oktober 2016 di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan. Kedua SMA Negeri tersebut memiliki 4 kelas XI IPA. SMA Negeri 1 Godean jumlah siswa XI IPA seluruhnya ada 127 siswa, tetapi pada saat pemberian kuesioner ini siswa yang hadir hanya 126 siswa. SMA Negeri 1 Seyegan jumlah siswa XI IPA seluruhnya ada 128 siswa, tetapi pada saat pemberian kuesioner ini siswa yang hadir hanya 119 siswa.
(62)
Dari pemberian kuesioner ini didapatkan skor dari kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah, masing-masing siswa yang nantinya skor dari kuesioner tersebut akan dikorelasikan dengan skor hasil nilai mid semester pelajaran fisika.
C. Hasil Uji coba dan Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil berikut:
1. Hasil ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah
Tabel 4.3 Skor Ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah (SiswaKelas XI IPA SMA Negeri 1
Depok)
Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor
S1 74 S22 86 S43 74 S64 80
S2 75 S23 76 S44 77
S3 71 S24 71 S45 80
S4 77 S25 83 S46 76
S5 58 S26 80 S47 72
S6 83 S27 71 S48 64
S7 71 S28 64 S49 64
S8 68 S29 70 S50 77
(63)
Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor Siswa Skor
S10 79 S31 71 S52 59
S11 71 S32 73 S53 61
S12 74 S33 70 S54 64
S13 74 S34 70 S55 77
S14 75 S35 # S56 71
S15 78 S36 68 S57 78
S16 69 S37 75 S58 74
S17 71 S38 69 S59 76
S18 70 S39 73 S60 70
S19 82 S40 70 S61 74
S20 75 S41 77 S62 74
S21 72 S42 71 S63 77
2. Hasil validitas ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah
Dari pelaksanaan ujicoba kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok) dapat diketahui validitas dari masing-masing pernyataan pada kuesioner dengan menggunakan program olah data SPSS versi 21, dengan menggunakan data skor hasil pengisian kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok) untuk melihat validitas tiap butir pernyataan kuesioner. Nilai r
(64)
kritis untuk n = 63 adalah 0,254. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Validitas Pernyataan Kuesioner Ujicoba No.
Pernyataan
rxy
R kritis (5%)
Validitas
1 0,580 0,254 Valid
2 0,529 0,254 Valid
3 -0,262 0,254 Tidak Valid
4 -0,101 0,254 Tidak Valid
5 0,359 0,254 Valid
6 -0,266 0,254 Tidak Valid
7 0,516 0,254 Valid
8 0,604 0,254 Valid
9 0,655 0,254 Valid
10 0,322 0,254 Valid
11 0,321 0,254 Valid
12 0,498 0,254 Valid
13 0,455 0,254 Valid
14 0,383 0,254 Valid
15 0,436 0,254 Valid
(65)
No. Pernyataan
rxy
R kritis (5%)
Validitas
17 0,421 0,254 Valid
18 0,544 0,254 Valid
19 0,598 0,254 Valid
20 0,656 0,254 Valid
21 0,674 0,254 Valid
22 0,678 0,254 Valid
23 0,189 0,254 Tidak valid
24 0,400 0,254 Valid
25 0,632 0,254 Valid
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa dari 25 pernyataan, terdapat 20 pernyataan valid (yaitu pernyataan nomor:1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25) dan 5 pernyataan tidak valid (yaitu pernyataan nomor: 3, 4, 6, 16, 23). Ada rekomendasi dari dosen pembimbing tentang pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan tersebut ada yang diperbaiki, dihilangkan, dan dibiarkan. Pernyataan yang diperbaiki adalah pernyataan nomor 4, pernyataan yang dihilangkan nomor 16, dan pernyataan yang dibiarkan adalah nomor 3, 6, dan 23. Jadi kuesioner yang digunakan untuk penelitian di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan terdapat 24 penyataan.
(66)
3. Hasil kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan)
Tabel 4.5 Skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar klasikal di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Godean)
Siswa Skor Intensitas
S1 61
S2 55
S3 56
S4 63
S5 65
S6 61
S7 51
S8 64
S9 58
S10 56
S11 55
S12 56
(67)
Siswa Skor Intensitas
S14 62
S15 59
S16 55
S17 53
S18 67
S19 63
S20 53
S21 54
S22 52
S23 58
Tabel 4.6 Skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar privat di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Godean)
Siswa Skor Intensitas
S1 54
S2 59
S3 53
S4 58
S5 61
(68)
Siswa Skor Intensitas
S7 57
S8 55
Tabel 4.7 Skor Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar klasikal di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Seyegan)
Siswa Skor Intensitas
S1 55
S2 60
S3 51
S4 51
S5 62
S6 55
S7 53
S8 58
S9 60
S10 54
S11 63
S12 69
S13 58
(69)
Siswa Skor Intensitas
S15 57
S16 69
S17 46
Tabel 4.8 Skor Kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar privat di luar jam sekolah (siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Seyegan)
Siswa Skor Intensitas
S1 52
S2 62
S3 59
S4 51
S5 61
S6 54
S7 53
S8 52
S9 53
(70)
4. Skor Mid Semester Pelajaran Fisika Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan
Tabel 4.9 Skor Mid Semester Pelajaran Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean (klasikal)
Siswa Prestasi Belajar
S1 74
S2 68
S3 86
S4 94
S5 92
S6 72
S7 70
S8 88
S9 68
S10 90
S11 90
S12 75
S13 100
S14 95
S15 100
(71)
Siswa Prestasi Belajar
S17 93
S18 78
S19 88
S20 88
S21 65
S22 88
S23 88
Tabel 4.10 Skor Mid Semester Pelajaran Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean (privat)
Siswa Prestasi Belajar
S1 80
S2 88
S3 64
S4 82
S5 84
S6 60
S7 50
(72)
Tabel 4.11 Skor Mid Semester Pelajaran Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan (klasikal)
Siswa Prestasi Belajar
S1 55
S2 92
S3 52
S4 55
S5 80
S6 13
S7 46
S8 45
S9 36
S10 73
S11 53
S12 53
S13 23
S14 25
S15 38
S16 68
(73)
Tabel 4.12 Skor Mid Semester Pelajaran Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan (privat)
Siswa Prestasi Belajar
S1 76
S2 32
S3 17
S4 61
S5 33
S6 39
S7 71
S8 42
S9 85
S10 45
D. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis intensitas siswa yang mengikuti bimbingan belajar privat a. Pengujian hipotesis normalitas
Skor mid semester pelajaran fisika siswa yang privat terlebih dahulu diuji dengan uji sampel Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis data berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal adalah:
H0 : data berdistribusi normal
(74)
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean = 0,487 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor mid
semester pelajaran fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean yang mengikuti bimbingan belajar privat berdistribusi normal.
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan = 0,857 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor mid
semester pelajaran fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan yang mengikuti bimbingan belajar privat berdistribusi normal.
Skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) terlebih dahulu diuji dengan uji sampel tunggal Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis data berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal adalah:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean = 0,704 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor
kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) siswa kelas XI IPA Negeri 1 Godean berdistribusi normal.
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan = 0,339 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor
(75)
kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) siswa kelas XI IPA Negeri 1 Seyegan berdistribusi normal.
2. Analisis siswa yang mengikuti bimbingan belajar (klasikal)
keseluruhan
a. Pengujian hipotesis normalitas
Skor mid semester pelajaran fisika siswa yang bimbingan belajar klasikal terlebih dahulu diuji dengan uji sampel Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis data berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal adalah:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean = 0,192 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor mid
semester pelajaran fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean yang mengikuti bimbingan belajar klasikal berdistribusi normal.
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan = 0,857 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor mid
semester pelajaran fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan yang mengikuti bimbingan belajar klasikal berdistribusi normal.
(76)
Skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (klasikal) terlebih dahulu diuji dengan uji sampel tunggal Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis data berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal adalah:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean = 0,594 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor
kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah siswa (klasikal) kelas XI IPA Negeri 1 Godean berdistribusi normal.
Output SPSS : Sig (2-tailed) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan = 0,998 > α = 0,05 maka H0 diterima. Jadi skor
kuesioner intensitas dalam bimbingan belajar di luar sekolah (klasikal) siswa kelas XI IPA Negeri 1 Seyegan berdistribusi normal.
3. Analisis hubungan antara skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) dengan skor mid semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan
a. Korelasi antara skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) dengan skor mid semester (prestasi
(77)
belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan
Untuk mengetahui besarnya korelasi antara skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) dengan skor mid semester (prestasi belajar) menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment (rxy) selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Dari Korelasi Pearson Product Moment (rxy) didapatkan besarnya korelasi rxy = 0,507. Jadi tidak terdapat
hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) dengan skor mid semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean. Untuk SMA Negeri 1 Seyegan besarnya korelasi rxy = -0,68. Jadi tidak terdapat hubungan
antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) dengan skor mid semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan.
4. Analisis hubungan antara skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (klasikal) dengan skor mid semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan
a. Hubungan antara skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (klasikal) dengan skor mid semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan
(78)
Untuk mengetahui besarnya korelasi antara skor kuesioner intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) dengan skor mid semester (prestasi belajar) menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment (rxy) selengkapnya dapat dilihat di lampiran 8. Dari Korelasi Pearson Product Moment (rxy) didapatkan besarnya korelasi rxy = 0,27. Jadi tidak terdapat
hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (klasikal) dengan skor mid semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean. Untuk SMA Negeri 1 Seyegan besarnya korelasi rxy = 0,175. Jadi tidak terdapat
hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah (privat) dengan skor mid semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan dalam bimbingan belajar klasikal maupun privat dengan prestasi belajar. Pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean memiliki prestasi belajar di atas nilai ketuntasan (KKM) dalam hasil mid semester gasal pelajaran fisika baik siswa yang mengikuti dalam bimbingan belajar klasikal maupun privat tetapi pada penelitian yang telah peneliti lakukan tidak ada hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar
(79)
dengan prestasi belajar fisika (lampiran 8). Intensitas siswa dalam bimbingan belajar bukan salah satu faktor siswa akan berprestasi di sekolah.
Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan yang mengikuti dalam bimbingan klasikal maupun privat memiliki nilai prestasi belajar di bawah KKM. Dalam penelitian yang peneliti lakukan, tidak ada hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar privat maupun klasikal dengan prestasi belajar fisika (Lampiran 8).
Siswa yang mengikuti bimbingan belajar tidak bisa menjamin untuk membuat siswa itu berprestasi yang tinggi di sekolah. Bimbingan belajar di luar sekolah memang bisa memberikan tambahan belajar siswa tetapi lebih dianjurkan kalau sekolah lebih mengoptimalkan dalam pembelajaran fisika di kelas sehingga siswa tidak harus mengikuti bimbingan belajar privat maupun klasikal di luar sekolah.
Dari penelitian yang sebelumnya yang telah diteliti oleh Francisca (2004) dan Maryani (2000), mereka menemukan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keikutsertaan dan intensitas mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dengan keberhasilan siswa tetapi pada penelitian yang saya teliti mengatakan bahwa tidak adanya hubungan dari intensitas siswa dalam bimbingan belajar klasikal maupun privat di luar sekolah dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian yang saya lakukan, intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah tidak bisa menjadikan siswa untuk berprestasi tinggi di sekolah.
(80)
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah baik klasikal maupun privat dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan.
2. Intensitas siswa dalam bimbingan belajar tidak berpengaruh dengan berprestasi belajar siswa di sekolah.
B. Saran
Beberapa saran yang diberikan peneliti setelah peneliti melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
Untuk penelitian selanjutnya
- Peneliti diharapkan untuk memberikan arahan agar siswa mengisi kuesioner dengan jujur sesuai dalam dirinya.
- Peneliti diharapkan agar melakukan pengumpulan data dengan metode pengumpulan data lainnya sehingga dapat terlihat ada atau tidaknya perbedaan penelitian yang sekarang dengan penelitian berbeda metode pengumpulan data.
(81)
- Peneliti diharapkan untuk menggunakan di atas sig (2-tailed) agar lebih valid hasil yang diinginkan.
(82)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supriyono, Widodo. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2016. Diunduh dari
http://infokursus.net/sie/rekapjenkurkabkota.php?prop=04&idnis=19 pada tanggal 15 Maret 2016, pukul 14.34 WIB.
Djarwanto. 1989. Statistik Nonparametrik Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE
Fadli, Syamlawi. 2009. Kajian Teknos Genius: Mengapa Siswa Mengikuti
Bimbel? Diakses dari
http://teknosgenius.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 198:ikut-bimbel&catid=53:pendidikan-01&Itemid=78 pada tanggal 15 Maret 2016, pukul 15.49 WIB.
Francisca. 2004. Hubungan antara Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar, Status Sosial Ekonomi Orangtua, Motivasi Belajar Siswa dengan Keberhasilan Siswa Menempuh Ujian Akhir Nasional. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta. Balai Pustaka. Maryani. Yustina. 2000. Hubungan antara Intensitas Siswa mengikuti bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah, Sikap Siswa terhadap Matematika, dan NEM Matematika Siswa di SLTP dengan Prestasi Belajar Matematika dikalangan Siswa Siswi SMU BOPKRI I Yogyakarta Kelas 1 CAWU II Tahun Ajaran 1998/1999. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
(83)
(84)
LAMPIRAN
(85)
Lampiran 1 (Kisi-Kisi Kuesioner)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif 1. Kesungguhan Siswa ingin mendalami materi
pelajaran fisika
9, 21
Siswa rutin mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah
23
Siswa bersungguh-sungguh
mengikuti bimbingan belajar karena sangat bermanfaat
7, 20 17
Siswa mencatat semua materi yang diberikan oleh guru/tentor
13
Kepercayaan terhadap pembelajaran di sekolah
Siswa paham dengan materi yang diajarkan oleh guru di sekolah
3
Siswa lebih mengerti dengan materi yang diajarkan oleh guru/tentor di bimbingan belajar
4
Siswa sangat selektif dalam dalam memilih guru/tentor
15 14
Siswa mengikuti bimbingan belajar karena bimbingan belajar tersebut berkualitas
16 2.
(86)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif Siswa tertarik terhadap segala
sesuatu yang disampaikan oleh guru/tentor
24
Siswa bertanya kepada guru/tentor ketika menemui kesulitan dalam mempelajarinya
18
3. Kemauan Siswa mengikuti bimbingan belajar
di luar sekolah karena keinginannya sendiri
1 2
Siswa mengikuti bimbingan belajar karena ingin mendapatkan nilai yang bagus
8
Siswa mengikuti bimbingan belajar hanya pada saat akan diadakan ulangan
10
Siswa mengikuti ujicoba soal-soal fisika yang diadakan oleh bimbingan belajar
19
Siswa mempelajari terlebih dahulu sebelum bimbingan belajar dimulai
(87)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif Kebutuhan Siswa mengikuti bimbingan belajar
di luar sekolah karena siswa
membutuhkan tambahan bimbingan belajar
5
Kepercayaan diri
Siswa mengandalkan guru/tentor bimbingan belajar untuk
menyelesaikan pekerjaan rumahnya
11
Siswa percaya diri jika mendapatkan nilai fisika yang bagus
12
Siswa mengikuti bimbingan belajar fisika karena merasa fisika itu sulit
6
(88)
Lampiran 2 (Revisi Kisi-kisi Kuesioner Intensitas)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif 1. Kesungguhan Siswa ingin mendalami materi
pelajaran fisika
9
Siswa rutin mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah
23
Siswa bersungguh-sungguh
mengikuti bimbingan belajar karena sangat bermanfaat
7
Siswa mencatat semua materi yang diberikan oleh guru/tentor
13
Kepercayaan terhadap pembelajaran di sekolah
Siswa paham dengan materi yang diajarkan oleh guru di sekolah
3
Siswa lebih mengerti dengan materi yang diajarkan oleh guru/tentor di bimbingan belajar
4
Siswa sangat selektif dalam dalam memilih guru/tentor
15
Siswa mengikuti bimbingan belajar karena bimbingan belajar tersebut berkualitas
16
Siswa tertarik terhadap segala 24
(89)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif sesuatu yang disampaikan oleh
guru/tentor
Siswa bertanya kepada guru/tentor ketika menemui kesulitan dalam mempelajarinya
18
3. Kemauan Siswa mengikuti bimbingan belajar
di luar sekolah karena keinginannya sendiri
1
Siswa mengikuti bimbingan belajar karena ingin mendapatkan nilai yang bagus
8
Siswa mengikuti bimbingan belajar hanya pada saat akan diadakan ulangan
10
Siswa mengikuti ujicoba soal-soal fisika yang diadakan oleh bimbingan belajar
19
Siswa mempelajari terlebih dahulu sebelum bimbingan belajar dimulai
22
(90)
No. Aspek Indikator
Nomor Pernyataan Positif Negatif di luar sekolah karena siswa
membutuhkan tambahan bimbingan belajar
Kepercayaan diri
Siswa mengandalkan guru/tentor bimbingan belajar untuk
menyelesaikan pekerjaan rumahnya
11
Siswa percaya diri jika mendapatkan nilai fisika yang bagus
12
Siswa mengikuti bimbingan belajar fisika karena merasa fisika itu sulit
6
(1)
(2)
(3)
(4)
Lampiran 15 (Foto Saat Pengisian Ujicoba Kuesioner dan kuesioner)
(5)
(6)