Evaluasi drug therapy problems pada pasien anak dengue haemorrhagic fever non komplikasi di instalasi rawat inap RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta periode semester 1 tahun 2008 - USD Repository

  

EVAL UASI DRUG THERAPY PROBLE MS P ADA PASIEN ANAK

DENGUE HAEM ORRHAGIC FEVER NON KOMPLIKASI

DI INST ALA SI RAWAT I NAP RSUP DR. SARDJITO

YOGYAK ART A PERI OD E SEMESTER I TAHUN 2008

SK RIP SI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Linna Ferawati Gunawan

  

NIM : 05 8114 070

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

EVAL UASI DRUG THERAPY PROBLE MS P ADA PASIEN ANAK

DENGUE HAEM ORRHAGIC FEVER NON KOMPLIKASI

DI INST ALA SI RAWAT I NAP RSUP DR. SARDJITO

YOGYAK ART A PERI OD E SEMESTER I TAHUN 2008

SK RIP SI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Linna Ferawati Gunawan

  

NIM : 05 8114 070

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

Persetu jua n Skripsi

EVAL UASI DRUG THERAPY PROBLE MS P ADA PASIEN ANAK

DENGUE HAEM ORRHAGIC FEVER NON KOMPLIKASI

DI INST ALA SI RAWAT I NAP RSUP DR. SARDJITO

YOGYAK ART A PERI OD E SEMESTER I TAHUN 2008

  

Oleh :

Linna Ferawati Gunawan

NIM : 05 8114 07 0

Skripsi ini telah disetujui oleh :

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Drug Therapy Problems Pada Pasien Anak Dengue Haemorrhagic

  

Fever Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

  Periode Semester I Tahun 2008”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan rendah hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen penguji, yang telah memberikan saran dan kritik yang berguna untuk penulis.

  2. Bapak Yosef Wijoyo, M. Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

  3. Ibu dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang berguna bagi penulis.

  4. Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  5. dr. Endang Suparniati selaku pembimbing medis, Ibu Budi Kuswandari selaku pembimbing Instalasi Catatan Medis, Bapak Dirman, dan Bapak Sumardi, atas kerja samanya dalam membimbing dan mempersiapkan catatan medik yang dibutuhkan penulis.

  6. Papa (Lauw Bun Liong) dan mama (Lie Lie Tjen), serta adik-adikku (Fera dan Jullius), atas doa dan dukungannya selama ini.

  7. Seluruh staff pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta, atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

  8. Sahabat seperjuanganku dalam menempuh pendidikan dari SD sampai kuliah dan skripsi bersama (Detta), atas kebersamaan, dukungan dan kerja samanya selama ini.

  9. Teman dan sahabat yang selalu ada di saat senang dan sedih (Ermin, Dewi, Agung, Lina Chen, Putri).

  10. Seluruh keluarga besarku, terutama Noreen, om Hwat, Derry, Didi, kak Yudono, tante Fonny, om Fransen, tante Asui, om Lee Shek Cheng, om Cien Cien, atas doa dan dukungannya selama ini.

  11. Teman-teman Shoufang (Ermin, Dewi, Widia, David, Roy, Mia, Henny, Happy, dan Adrian) atas doa dan dukungannya.

  12. Teman-teman kos 99999 (Lina Chen, Mega, Ayu, Eka, Dewi P., Tika, Nuki), atas doa, semangat, dan kebersamaannya selama ini.

  13. Teman-teman angkatan 2005 (khususnya kelas FKK-A), atas doa, semangat, dan kebersamaannya selama ini.

  14. Teman-teman KKN angkatan XXXVII dusun Mejing (Nova, Totok, Desi, Aster, Pujo, Mayang, Vera, Marshel), atas doa, semangat, dan kebersamaannya.

  15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah membantu dalam pembuatan skripsi ini dengan doa dan dukungannya..

  Penulis menyadari akan sebuah peribahasa “Tiada gading yang tak retak”, demikian juga skripsi ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

  Penulis

INTI SARI

  Penelitian yang dilakukan di sini berjudul Evaluasi Drug Therapy

  

Problems (DTPs) pada Pasien Anak Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Non

  Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I Tahun 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kemungkinan terjadinya Drug Therapy Problems (DTPs). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien anak DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan pola pengobatan pasien anak DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode semester I tahun 2008.

  Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data rekam medis pasien anak penderita DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode semester I tahun 2008.

  Hasil dari penelitian ini adalah jumlah pasien anak DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode semester I tahun 2008 adalah 31 pasien, dengan jumlah terbanyak adalah wanita usia 11 tahun, terapi yang diberikan terdiri dari 10 macam golongan obat, yaitu terapi rehidrasi (100%); analgetik antipiretik (67,7%); diuretik kuat (19,35%); kortikosteroid dan stimulan adrenoreseptor selektif (16,13%); antibiotik (12,9%); antihistamin,

  2 β

  antitukak, dan obat-obat lain (6,45%); dan antiemetic, gastroprocinetic agent (3,23%). Setelah dianalisis dengan metode SOAP ditemukan 14 kasus DTPs yang meliputi obat yang diberikan tidak tepat indikasi (1 kasus), dosis terlalu rendah (4 kasus), butuh obat (7 kasus) dan dosis terlalu tinggi (2 kasus).

  Kata kunci : Dengue Haemorrhagic Fever, Drug Therapy Problems, anak, non komplikasi

  

ABSTRACT

  The research done here is entitled of Evaluation of DTPs on DHF non complication children patients at Installation of Rawat Inap in Sardjito Hospital first semester 2008. The purpose of this research is to evaluate the possibility of DTPs existence. Besides, the research is also aimed at knowing the characteristics of child patient non DHF complication in Rawat Inap of Sardjito Hospital and the type of treatment of child patient non complication in Installation Rawat Inap Sardjito Hospital Yogyakarta in the first semester of 2008.

  This research is an observational research with descriptive evaluative method which is retrospective. Data collection is done by taking medical record of children suffering from DHF non complication in Installation Rawat Inap Sardjito Hospital Yogyakarta on the first semester of 2008.

  The result of this research is that the number of child patients suffering from DHF non complication in Installation Rawat Inap Sardjito Hospital Yogyakarta in the first semester of 2008 is 31 patients with the most number is female aged 11. Treatment given consist of 10 kinds of medicines, are rehidration (100%); analgetic antipireutic (67,7%); diuretic (19,35%); corticosteroid and stimulan adrenoreseptor selective (16,13%); antibiotic (12,9%); antihistamin,

  2 β antiulcer, dan others(6,45%); dan antiemetic, gastroprocinetic agent (3,23%).

  After being analyzed using SOAP method, it is found out that 14 cases of DTPs covering medicines which are given ineffective drug (1 case), dosage too low (4 cases), need for additional drug therapy (7 cases), and dosage too high (2 cases). Keyword : Dengue Haemorrhagic Fever, Drug Therapy Problems, Children, non complication

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v HALAMAN PUBLIKASI ........................................................................ vi PRAKATA ............................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... x

  INTISARI ................................................................................................. xi

  

ABSTRACT ............................................................................................... xii

  DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii DAFTAR TABEL .................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xx DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xxi

  BAB I PENGANTAR ........................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1

  1. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

  2. Keaslian Penelitian ........................................................................ 4

  3. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

  a. Manfaat Praktis ....................................................................... 5

  b. Manfaat Teoritis ...................................................................... 5

  B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................... 7 A. Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) ................................................... 7

  1. Definisi ......................................................................................... 7

  2. Virus Dengue ................................................................................ 7

  3. Gejala Penyakit DHF ..................................................................... 9

  4. Klasifikasi Penyakit DHF .............................................................. 10

  5. Patogenesis DHF ........................................................................... 10

  6. Diagnosis ...................................................................................... 11

  7. Manifestasi Klinis DHF ................................................................. 12

  B. Pengobatan Dengue Haemorrhagic Fever ........................................... 12

  1. Tata Laksana Terapi ...................................................................... 12

  a. Dengue Haemorrhagic Fever Grade I ...................................... 12

  b. Dengue Haemorrhagic Fever Grade II ..................................... 13

  2. Penggantian segera atas hilangnya plasma ..................................... 13

  3. Penggantian cairan tubuh ............................................................... 14

  4. Antipiretik ..................................................................................... 16

  5. Perbaikan gangguan elektrolit dan metabolit .................................. 16

  C. Peresepan pada Anak .......................................................................... 17

  D. Penatalaksanaan DHF ......................................................................... 18

  E. Drug Therapy Problems (DTPs) .......................................................... 19

  F. Keterangan Empiris ............................................................................. 21

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 22 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 22 B. Definisi Operasional ............................................................................ 22 C. Subyek Penelitian ................................................................................ 24 D. Bahan dan Lokasi Penelitian ............................................................... 24

  1. Bahan Penelitian ............................................................................ 24

  2. Lokasi Penelitian ........................................................................... 24

  E. Jalannya Penelitian .............................................................................. 24

  1. Persiapan ....................................................................................... 24

  2. Pengumpulan Data ........................................................................ 25

  3. Analisis Data ................................................................................. 25

  4. Pembahasan Kasus ........................................................................ 26

  F. Kesulitan Penelitian ............................................................................ 27

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 28 A. Profil Pasien Anak Dengue Haemorrhagic Fever Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I Tahun 2008 ......................................................................................... 28

  1. Gambaran Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin .......................... 28

  2. Gambaran Berdasarkan Nilai Trombosit Ketika Masuk Rumah Sakit .............................................................................................. 30

  3. Gambaran Berdasarkan Nilai Hematokrit Ketika Masuk Rumah Sakit .............................................................................................. 30

  B. Profil Obat-obatan yang Digunakan pada Pasien Anak Dengue

  Haemorrhagic Fever di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

  Yogyakarta Periode Semester I Tahun 2008 ........................................ 31

  1. Jumlah Obat .................................................................................. 31

  2. Golongan Obat yang Digunakan .................................................... 32

  h. Antitukak ................................................................................. 39 i. Obat-obat Lain ......................................................................... 40 j. Antiemetic, Gastroprocinetic Agent ......................................... 41

  Fever

  D. Hasil Terapi yang Diperoleh Pasien Anak Dengue Haemorrhagic

  therapy ) ......................................................................................... 43

  4. Drug Therapy Problems Butuh Obat (Need for additional drug

  3. Drug Therapy Problems Tidak Tepat Indikasi (Ineffective drug) ... 43

  2. Drug Therapy Problems Dosis Terlalu Tinggi (Dosage too high) .. 42

  1. Drug Therapy Problems Dosis Kurang (Dosage too low) .............. 42

  C. Gambaran Kasus Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Obat (Drug Therapy Problems) yang Terjadi Pada Penatalaksanaan Terapi Anak Dengue Haemorrhagic Fever Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I Tahun 2008 ... 42

  g. Antihistamin ............................................................................ 39

  3. Jenis Obat yang Digunakan ........................................................... 34

  f. Antibiotik ................................................................................ 38

  selektif ........................................ 38

  

2

  

β

  e. Stimulan Adrenoreseptor

  d. Kortikosteroid ......................................................................... 37

  c. Diuretik Kuat ........................................................................... 37

  b. Analgetik Antipiretik ............................................................... 35

  a. Rehidrasi ................................................................................. 34

  di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I Tahun 2008 ........................................................... 49

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 51 A. Kesimpulan ......................................................................................... 51 B. Saran ................................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 53 LAMPIRAN ............................................................................................. 56 BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 98

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Gejala Klinis Demam Dengue dan Demam Berdarah

  Dengue ................................................................................. 9

  Tabel II. Klasifikasi Derajat Keparahan Dengue Haemorrhagic

  Fever ..................................................................................... 10

  Tabel III. Pedoman Penegakkan Diagnosis Dengue Haemorrhagic

  Fever ..................................................................................... 11

  Tabel IV. Regimen Dosis per hari yang Diberikan pada Pasien Anak DHF Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Menurut IONI (Tahun 2000)............ 17

  Tabel V. Drug Therapy Problems dan Penyebab Umum Terjadinya DTPs ..................................................................................... 20

  Tabel VI. Distribusi Jumlah Obat yang Diberikan pada Pasien Anak

  Dengue Haemorrhagic Fever Non Komplikasi di Instalasi

  Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I Tahun 2008 ......................................................... 31

  Tabel VII. Kelas Terapi Obat yang Diberikan pada Pasien Anak Dengue

   Haemorrhagic Fever Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap

  RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I Tahun 2008 ..................................................................................... 33 Tabel VIII. Daftar Penggunaan Rehidrasi ................................................ 35 Tabel IX. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Dengue Haemorrhagic Fever

  Non Komplikasi Pada Pasien Anak di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I tahun 2008 ..................................................................................... 45

  Tabel X. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Dengue Haemorrhagic Fever Non Komplikasi Pada Pasien Anak di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I tahun 2008 ..................................................................................... 46

  Tabel XI. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Dengue Haemorrhagic Fever Non Komplikasi Pada Pasien Anak di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I tahun 2008 ..................................................................................... 47

  Tabel XII. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Dengue Haemorrhagic Fever Non Komplikasi Pada Pasien Anak di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Semester I tahun 2008 ..................................................................................... 48

  Tabel XIII. Outcome Pasien Dengue Haemorrhagic Fever Grade I Saat Pulang dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ........................... 49

  Tabel XIV. Outcome Pasien Dengue Haemorrhagic Fever Grade II Saat Pulang dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ........................... 49

  Tabel XV. Lamanya Tinggal Pasien Dengue Haemorrhagic Fever Grade I di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ............................. 49

  Tabel XVI. Lamanya Tinggal Pasien Dengue Haemorrhagic Fever Grade II di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ............................ 50

  Tabel XVII. Rekomendasi Cairan yang Diberikan .................................... 95

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Nyamuk Aedes aegypti ......................................................... 8 Gambar 2. Virus Dengue ........................................................................ 8 Gambar 3. Grafik Jumlah Pasien Anak Dengue Haemorrhagic Fever

  Berdasarkan Kelompok Umur ............................................... 28 Gambar 4. Grafik Jumlah Pasien Dengue Haemorrhagic Fever Non

  Komplikasi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ................ 29 Gambar 5. Tatalaksana Kasus Tersangka DBD ...................................... 88 Gambar 6. Tatalaksana Kasus Tersangka DBD Derajat I dan II .............. 89 Gambar 7. Alur Pemberian Cairan DBD Derajat I dan II ........................ 96

  DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. SOAP ................................................................................... 57 Lampiran 2. Tatalaksana Kasus DBD ....................................................... 88 Lampiran 3. Tatalaksana DBD di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ............. 90 Lampiran 4. Cairan Intravena yang Digunakan ......................................... 94 Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian .................................................. 97

BAB I PENDAH ULUAN A. Latar Belaka ng Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit yang

  disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan menyerang bagian darah (keping darah atau trombosit). Akibat dari serangan penyakit ini, kadar trombosit dalam darah akan menurun drastis. Darah akan menjadi lebih pekat dan mengental karena kehilangan cairan. Akibat selanjutnya bisa fatal yaitu kematian (Surtiretna, 2007).

  Angka kejadian penyakit Dengue Fever (DF) di dunia per tahun mencapai 100 juta kasus dan 250.000 kasus diantaranya adalah DHF dengan angka kematian mencapai 25.000 per tahun. Banyak kasus DHF dilaporkan berasal dari Asia dan menyebabkan kematian terutama pada anak-anak (Wilder- Smith and Schwartz, 2005), sedangkan menurut WHO pada tahun 2006, sebanyak 57 persen kasus DHF yang dilaporkan berasal dari Indonesia. Angka kejadian DHF di Yogyakarta, khususnya RSUP Dr. Sardjito menempati urutan keempat dalam 10 besar kasus penyakit prevalensi tinggi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito, yaitu terdapat 609 kasus DHF.

  RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta merupakan rumah sakit rujukan di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan serta dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dokter dan ahli (Kurniandari, 2003). Data pengobatan pasien DHF non komplikasi diharapkan lebih lengkap dan perkembangan ilmu kesehatan yang lebih maju berdasarkan hal tersebut.

  Proses terjadinya DHF bertahap, dimulai dari tahap non komplikasi (DHF grade I dan II). Pada tahap ini perlu dilakukan penanganan yang cepat dan tepat termasuk pemantauan penggunaan obat supaya tidak berlanjut menjadi DHF grade III dan IV (Dengue Shock Syndrome / DSS) yang dapat berakibat pada kematian (Anonim b, 2005).

  Subyek penelitian adalah pasien anak usia 6 – 12 tahun, karena menurut hasil penelitian Adelnette Gertruide Sapury (2003), angka kejadian DHF non komplikasi terbanyak adalah kelompok umur > 5 – 12 tahun. Kelompok umur 6 – 12 tahun merupakan tahap awal bagi anak dalam mulai berinteraksi dengan lingkungan di luar keluarga atau rumahnya serta memasuki usia sekolah.

  Pengobatan yang diberikan untuk DHF merupakan terapi suportif dan tidak cukup dengan satu macam obat saja, karena gejala DHF tidak hanya satu.

  Terapi yang diberikan biasanya bersifat simtomatik, misalnya terapi penggantian cairan disertai dengan obat-obatan seperti analgetik-antipiretik, rehidrasi, vitamin, antihistamin, diuretik, laksatif, antibiotika, mukolitik, dan lain-lain (Kurniandari, 2003). Adanya DTPs akan merugikan pasien karena dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien, meningkatkan biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh pasien, serta meningkatkan rata-rata angka kematian pada pasien (Nguyen, 2000).

  Kondisi-kondisi yang telah dipaparkan di atas membuat penulis tertarik untuk meneliti kasus DHF anak non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode semester I tahun 2008, yaitu dalam kaitannya dengan kemungkinan terjadinya Drug Therapy Problems (DTPs), karakteristik pasien anak, dan pola pengobatan. Ketiga hal ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi pengobatan DHF non komplikasi, khususnya pasien anak.

1. Ru mus an Masala h

  Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

  a. Seperti apa karakteristik pasien anak Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode semester I tahun 2008 ?

  b. Seperti apa pola pengobatan pasien anak Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode semester I tahun 2008 ?

  c. Apakah terdapat Drug Therapy Problems (DTPs) pada pola pengobatan

  Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) non komplikasi di Instalasi Rawat Inap

  RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode semester I tahun 2008, seperti butuh obat (need for additional drug therapy), tidak butuh obat (unnecessary

  drug therapy ), obat salah (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis

  berlebih (dosage too high), munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat (adverse drug reaction), dan adanya interaksi obat (drug

  interaction ) ? d. Bagaimana hasil terapi yang diperoleh pasien anak DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode semester I tahun 2008 ?

2. Keaslia n Penelitian

  Sejauh penelusuran penulis, penelitian mengenai Evaluasi Drug Therapy

  

Problems pada pasien anak DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta periode semester I tahun 2008 belum pernah dilakukan.

  Penelitian mengenai Demam Berdarah Dengue yang sudah ada pada umumnya membahas pola pengobatan dan pola peresepannya, sedangkan pada penelitian ini, penulis ingin mengevaluasi kemungkinan kejadian Drug Therapy Problems (DTPs) pada pasien anak yang menderita DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode semester I tahun 2008. Penelitian mengenai demam berdarah yang sudah ada antara lain : a. Pola Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Dengue Tanpa Komplikasi

  Pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli - Desember 1998 oleh Adriana Lisnawati (2000) b. Pola Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat

  Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Tahun 1999 oleh Stephanus Dwi Arianto (2001)

  c. Kajian Pengobatan Pasien Anak Demam Berdarah Dengue Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari - Juni 2001 oleh Adelnette Gertruide Sapury (2003) d. Pola Peresepan Obat Demam Berdarah Dengue Tanpa Komplikasi Pada Anak di Instalasi Rawat Inap RS Dr. Sardjito Yogyakarta oleh Tety Kurniandari (2003)

  e. Pola Peresepan Pasien Demam Berdarah Dengue Dewasa Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2002 oleh Nugroho Purbo Widhy Setyoputranto (2005)

3. Manfaat Peneli tian

  a. Manfaat Prakti s

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi, dan referensi untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya para penderita Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) non komplikasi pada anak-anak.

  b. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi tentang Drug Therapy Problems pada pengobatan DHF non komplikasi pada pasien anak.

B. Tuj uan Peneli tia n 1. Mengetahui karakteristik pasien DHF di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

  Sardjito Yogyakarta

  2. Mengetahui pola pengobatan pasien anak DHF di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode semester I tahun 2008.

  3. Mendapatkan informasi kemungkinan kejadian Drug Therapy Problems (DTPs) seperti : butuh obat (need for additional drug therapy), tidak butuh obat (unnecessary drug therapy), obat tidak efektif (ineffective drug), dosis kurang (dosage too low), dosis berlebih (dosage too high), munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat (adverse drug reaction), dan adanya interaksi obat (drug interaction) dari penggunaan obat yang diberikan selama perawatan.

  4. Mengetahui hasil terapi yang diperoleh oleh pasien anak DHF non komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode semester I tahun 2008.

BAB II PENELAAHAN P USTAKA A. Deng ue Haem orr hag ic Fever (DHF)

  1. Definisi Dengue Haemorrhagic Fever adalah penyakit yang menyerang bagian

  utama dari sistem transportasi dalam tubuh manusia, yakni darah. Bagian darah yang diserang oleh penyakit ini yaitu keping darah atau trombosit. Akibat dari serangan penyakit ini, kadar trombosit dalam darah akan menurun drastis, sehingga darah akan menjadi lebih pekat dan mengental karena kehilangan cairan.

  Akibat lebih lanjut dapat menyebabkan kematian (Surtiretna, 2007).

  Penyebab penyakit DHF adalah virus Dengue. Virus ini dimasukkan ke dalam tubuh manusia, tepatnya ke dalam darah, oleh nyamuk dari jenis Aedes melalui gigitan. Ada dua spesies dalam genus nyamuk Aedes, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Dari kedua jenis nyamuk itu, Aedes aegyptilah pelaku utamanya, karena Aedes albopictus lebih banyak berkeliaran di kebun, semak, yang cukup jauh dari rumah. Tetapi keduanya disebut nyamuk kebun (Surtiretna, 2007).

  2. Virus Dengue

  Virus adalah organisme bersel tunggal dan berukuran sangat kecil (kurang dari sepersejuta meter). Virus yang dapat menimbulkan penyakit disebut virus patogen. Banyak penyakit yang diakibatkan oleh virus, antara lain flu, influenza, cacar, cacar air, gondongan, polio atau lumpuh pada kanak-kanak, campak, dan demam berdarah. Sebutan Dengue berasal dari Afrika, karena dulu penyakit banyak berjangkit di sana.

  Gambar 1. Nyamuk Aedes aegypti Gambar 2. Virus Dengue

  (Anonim a, 2008) (Anonim b, 2008) Virus DHF teridentifikasi oleh ilmuwan AS kelahiran Polandia, Albert

  Salin pada tahun 1944. Ia berhasil mengisolasi virus DHF dan memasukkannya ke dalam keluarga virus Flavivirdae. Keluarga virus ini gemar menumpang pada manusia, primata, atau nyamuk. Tercatat lebih dari 70 virus menjadi anggota dalam keluarga ini, misalnya virus demam kuning dan virus encephalitis.

  Terdapat empat jenis virus Dengue : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Bentuk keempatnya sama tetapi antigennya beda. Virus tipe DEN-1 tidak memiliki karakter khusus sehingga tidak diketahui tingkat keganasannya. Tipe DEN-2 memicu penyakit yang lebih ganas, karena mengakibatkan kebocoran plasma darah. Penelitian Badan Kesehatan Dunia menemukan bahwa 80 % pasien DHF menunjukkan aktivitas enzim AST dan ALT yang lebih tinggi. Enzim AST dan ALT adalah enzim dalam liver (hati) yang dapat menjadi indikator awal seseorang terkena DHF. Virus tipe DEN-3 dan DEN-4 ternyata memicu kenaikan kedua enzim lebih tinggi. Dengan demikian, kedua tipe virus berpeluang berkomplikasi dengan penyakit hepatitis atau penyakit hati. Jika kasusnya hingga tingkat shock, pasien dapat mengalami kegagalan liver. DEN-4 biasanya lebih sering menginfeksi pasien lansia.

3. Gejala Penyakit DHF

  Gejala penyakit DHF yang tampak biasanya adalah demam tinggi 2 – 7 hari (suhu badan naik turun selama 2 – 7 hari), sakit pada sendi-sendi otot, mimisan dan bintik-bintik merah pada kulit, tetapi keluarnya bintik-bintik merah pada kulit di bagian-bagian tertentu tidak selalu terjadi (Surtiretna, 2007).

  Tabel I. Gejala Klinis Demam Dengue dan Demam Berdarah

Dengue

  

Demam Dengue Gejala Klinis Demam Berdarah

(DD) Dengue (DBD)

  • Nyeri kepala ++ Muntah +++
    • +

  • Mual + Nyeri otot
    • ++ + Ruam kulit ++

  • Diare
    • ++ Batuk +

  • Pilek +
  • + + Limfadenopati ++
  • + Kejang ++ Kesadaran menurun
  • Obstipasi ++ Uji torniquet positif
  • + +++ Petekie ++++

  Perdarahan saluran cerna + Hepatomegali ++

  • Nyeri perut +
    • Trombositopenia ++

  • Syok Keterangan :
    • : 25 % ++ : 50 % +++ : 75 % ++++ : 100 % (Soedarmo, dkk, 2005)

  4. Klasifikasi Penyakit DHF

  darah dan nadi tidak terukur Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

  Virus-virus Dengue ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

  , dan diatesis hemoragik. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut, nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Meningginya nilai hematokrit pada penderita dengan renjatan menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler melalui kapiler yang rusak dengan mengakibatkan menurunnya volume plasma dan meningginya nilai hematokrit (Sumarmo, 1995).

  trombositopenia

  Fenomena patogenesis utama yang menentukan beratnya penyakit dan membedakan DHF dari Dengue klasik ialah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma darah, terjadinya hipotensi,

  5. Patogenesis DHF

  (Anonim b, 2005)

  IV Syok berat disertai dengan tekanan

  Berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium, DHF diklasifikasikan oleh WHO menjadi empat tingkatan keparahan, antara lain :

  Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah) Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

  III

  spontan Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

  II Gejala diatas ditambah perdarahan

  nyeri kepala, nyeri retro orbital, myalgia, atralgia, dan uji torniquet (+) Trombositopenia (<100.000µl), bukti ada kebocoran plasma

  I Demam disertai dua atau lebih gejala:

  

Tabel II. Klasifikasi Derajat Keparahan Dengue Haemorrhagic Fever

Derajat Gejala Laboratorium

  

Aedes yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti, dan karenanya dianggap sebagai

  

arbovirus (virus yang ditularkan melalui Arthropoda). Bila terinfeksi, nyamuk

  akan tetap terinfeksi sepanjang hidupnya, menularkan virus ke individu rentan selama menggigit dan menghisap darah. Nyamuk betina yang terinfeksi juga dapat menurunkan virus ke generasi nyamuk dengan penularan transovarian, tetapi hal ini jarang terjadi dan kemungkinan tidak memperberat penularan yang signifikan pada manusia. Manusia adalah pejamu utama yang dikenai virus. Virus bersirkulasi dalam darah manusia, menginfeksi kurang lebih selama mereka mengalami demam (Anonim, 1999).

6. Diagnosis

  Diagnosis DHF ditegakkan melalui 2 cara, yaitu gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Dua dari observasi klinis pertama ditambah satu temuan laboratorium (atau setidaknya peningkatan hematokrit), cukup untuk menentukan diagnosis DHF. Penggunaan kriteria ini dapat membantu untuk menegakkan diagnosis lebih dini (Anonim, 1999).

  

Tabel III. Pedoman Penegakkan Diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever

Gejala Klinis Pemeriksaan Laboratorium

  1. Demam mendadak tinggi 2 – 7 hari tanpa

  1. Trombositopenia (100.000/ul sebab yang jelas. atau kurang).

  2. Manifestasi perdarahan yang dapat berupa

  2. Hemokonsentrasi yang dapat uji torniquet positif, purpura, petekie, dinilai dari meningkatnya nilai ekimosis, hematoma, epitaksis, perdarahan hematokrit sebesar 20 % atau gusi, perdarahan saluran cerna lebih dibandingkan dengan (hematemesis dan melena), dan hematuria. nilai hematokrit pada masa 3. Pembesaran hati. konvalesen.

  4. Tanpa atau disertai gejala renjatan, seperti :

  a. nadi cepat, lemah, dan kecil sampai tidak teraba b. tekanan nadi (beda tekanan sistolik dan diastolik) menurun sampai 20 mmHg atau kurang

  c. tekanan darah menurun

  Sumber : Harsono, 1992

7. Manifestasi Klinis DHF

  Kasus khas DHF ditandai oleh 4 manifestasi mayor, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragi, hepatomegali, serta kegagalan sirkulasi. Trombositopenia sedang sampai nyata dengan hemokonsentrasi secara bersamaan adalah temuan laboratorium klinis khusus dari DHF, dan membedakannya dari Demam Dengue (DD) adalah rembesan plasma seperti dimanifestasikan hematokrit, efusi atau hipoproteinemia. Hematokrit adalah fraksi volume eritrosit, yaitu persentasi volume dari sampel darah yang diperoleh dari sampel darah merah (Anonim, 1999).

  Hati yang membesar pada umumnya dapat diraba pada permulaan penyakit dan ini tidak sejajar dengan berat penyakit, nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus. Fase penyembuhan ditandai oleh suhu tubuh yang menurun dengan keringat banyak, perubahan ringan pada frekuensi nadi, dan tekanan darah stabil bersamaan dengan ujung ekstremitas yang mendingin. Gejala itu mencerminkan kegagalan sirkulasi yang bersifat ringan dan sementara (Sumarmo, 1995).

B. Peng oba ta n De ng ue Haem orrhagic Fever

1. Tata Laks ana Terapi

a. Den gue Haem or rhagic Fever Grade I

  Pasien dengan Dengue Haemorrhagic Fever grade I tidak perlu dirawat inap, kalau orang tua bisa diajak kerjasama. Prinsip penanganannya adalah istirahat, diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP), banyak minum, dan bila perlu antipiretik (parasetamol). Apabila muncul tanda yang tidak diinginkan atau panas tak mau turun, maka pasien diharapkan untuk kembali ke Rumah Sakit untuk kontrol.

b. Den gue Haem or rhagic Fever Grade II

  Pasien dengan Dengue Haemorrhagic Fever grade II sebaiknya dirawat inap, mengingat kemungkinan timbulnya perdarahan akut dan berkembangnya menjadi derajat III.

  Pokok penangannya : 1) Istirahat 2) Diet TKTP 3) Konsumsi cairan dengan cukup 4) Bila muntah-muntah / tak mungkin intake cukup cairan per oral infus.

  →

  (Anonim, 1996)

2. Peng ga ntia n segera atas hila ngnya plas ma

  Dasar terapi DHF ialah pemberian cairan pengganti (volume

  

replacement ) secara memadai. Pada sebagian besar penderita, penggantian dini

  plasma secara efektif dengan memberikan cairan yang mengandung elektrolit, ekspander plasma, dan atau plasma memberikan hasil baik (Sumarmo, 1995).

  Menurut Sumarmo (1995), adalah suatu keharusan pada penderita tersangka DHF untuk memeriksa nilai hematokrit dan trombosit setiap hari, mulai hari ketiga sampai 1 – 2 hari setelah demam menjadi normal. Pemeriksaan inilah yang menentukan perlu tidaknya seorang penderita dirawat dan atau mendapatkan cairan intravena.

  Cairan-cairan yang digunakan untuk penggantian volume plasma mencakup salin fisiologis, ringer laktat, larutan glukosa 5% diencerkan dengan salin fisiologis 1 : 2 atau 1 : 1, plasma, substitusi plasma (misalnya dekstran 40) atau albumin 5 % (50 g/l). Ringer laktat, ringer asetat atau glukosa 5% diencerkan dalam salin fisiologis harus diberikan sebagai (<20 menit) bolus intravena (10 – 20 ml/kg). Bolus lain mengandung dosis cairan sampai 20 – 30 ml/kg dapat diberikan bila perlu. Bila syok menetap, nilai hematokrit ditinjau ulang untuk menemukan bukti penurunan, yang dapat menunjukkan perdarahan internal.

  Tranfusi darah lengkap segar (10 ml/kg, bila hematokrit masih di atas 35%) mungkin diperlukan pada kasus ini. Bila syok berhenti, kecepatan infus intravena harus dikurangi dan disesuaikan dengan kadar hematokrit dan tanda vital (Anonim, 1999).

3. Peng ga ntia n cairan tubu h

  Rasa haus dan dehidrasi mungkin timbul sebagai akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Penderita perlu minum banyak 1½ - 2 liter dalam 24 jam, baik berupa air teh manis, sirup, susu, sari buah-buahan maupun oralit (Sumarmo, 1995).

  Pemberian cairan intravena berupa infus kepada penderita DHF tanpa renjatan, perlu dipertimbangkan apabila anak terus menerus muntah, sehingga tidak mungkin diberikan makan dan minum per oral, sedangkan muntah tersebut mengancam terjadinya dehidrasi, asidosis, atau apabila hematokrit pada pemeriksaan berkala bertendensi terus meningkat (Sumarmo, 1995).

  Macam cairan dan sifat-sifat cairan untuk resusitasi volume, yaitu : 1). Kristaloid : Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA), NaCl 0,9%. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain : a). Efektif untuk mengisi kompartemen ekstravaskuler (intersisisal).

Dokumen yang terkait

Evaluasi Drug Related Problems (DRPS) pada pasien Autoimmune Hemolytic anemia (AIHA) dengan komplikasi Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di instalasi rawat inap RSUP dr. Sardjito Yogyakarta periode tahun 2009-2014.

1 11 117

Kajian drug related problems [DPRs] pada kasus hepatitis B non komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Juni 2007.

0 3 93

Kajian drug related problems [DPRs] pada kasus hepatitis B non komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Juni 2007 - USD Repository

0 0 91

Evaluasi drug-related problems pada peresapan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 - USD Repository

0 2 153

Evaluasi drug related problems (DRPs) pada pasien anak dengue shock syndrome (DSS) di instalasi rawat inap RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008 - USD Repository

1 1 98

Evaluasi peresepan pada pasien hepatitis B kronis di instalasi rawat inap RSUP DR. Sardjito Yogyakarta periode 2005-2007 - USD Repository

0 0 102

Evaluasi peresapan obat antihipertensi antara pasien umum dan pasien peserta askes di instalasi rawat jalan RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta bulan Januari-Juni 2008 tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository

0 0 117

Evaluasi Drug Therapy Problems penggunaan antibiotika selama rawat inap di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta : kajian terhadap kasus operasi hernia inguinal pada pasien geriatri periode Feruari 2006 - Oktober 2008 - USD Repository

0 0 141

Evaluasi drug therapy problems pada pengobatan pasien stroke iskemik di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2007 - Juni 2008 - USD Repository

0 0 129

Evaluasi drug related problems (DPRs) pada pasien diabetes melitus tipe 2 komplikasi hipertensi di rumah sakit umum DR. Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008 - USD Repository

0 1 107