STUDI DESKRIPTIF SIKAP TERHADAP BUDAYA ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T GARUDAFOOD BAGIAN CORPORATE HUMAN CAPITAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
STUDI DESKRIPTIF SIKAP TERHADAP BUDAYA ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T GARUDAFOOD BAGIAN CORPORATE HUMAN
CAPITAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Ignatius Krisna Susantyo
NIM : 049114056
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Eminem – Loose Yourself
Skripsi ini dipersembahkan secara khusus sebagai hadiah Ulang Tahun Mama
(24 September) dan Ulang Tahun Papa (31 Oktober). Selamat Ulang Tahun Pa,
Ma, maaf kadonya terlambat, karena ketika kalian membaca ini mungkin ulang
tahun kalian sudah lewat lama. Walau begitu tidak mengurangi niatku untuk
mempersembahkan Skripsi ini sebagai bukti kesungguhanku dalam membalas
cinta kalian berdua.
-Krisna-
You only got one shot, do not miss the chance to blow, this opportunity comes
once in a life time. You can do everything your mind tells you
STUDI DESKRIPTIF SIKAP TERHADAP BUDAYA ORGANISASI PADA
KARYAWAN P.T GARUDAFOOD BAGIAN CORPORATE HUMAN
CAPITAL
Ignatius Krisna Susantyo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sikap terhadap budaya organisasi P.TGarudafood pada karyawan bagian Corporate Human Capital. Aspek budaya organisasi pada
penelitian ini antara lain adalah Human Values, Business Ethics, Unity Through Harmony, Speed
and Leading Change, dan Working Smart in a Learning Culture. Subyek pada penelitian ini
adalah karyawan P.T Garudafood bagian Corporate Human Capital dan berjumlah 60 orang, yang
diperoleh dengan teknik sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Budaya
Organisasi dengan jumlah aitem sebanyak 32 aitem. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan
adanya sikap yang positif terhadap Budaya Organisasi oleh karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan
perolehan nilai mean empirik yang lebih besar dari mean teoritik ( 123,67 > 96 ).
Kata kunci : Budaya Organisasi, Sikap, Karyawan bagian Corporate Human
Capital .
DESCRIPTIVE STUDY OF THE ATTITUDE TOWARD
ORGANIZATIONAL CULTURE ON CORPORATE HUMAN CAPITAL’S
EMPLOYEE IN P.T GARUDAFOOD
Ignatius Krisna Susantyo
ABSTRACT
This research aims to describe attitude toward organizational culture on corporate human
capital’s employee in P.T Garudafood. The aspects of organizational culture in this research are
Human Values, Business Ethics, Unity Through Harmony, Speed and Leading Change, and
Working Smart in a Learning Culture. The subjects of this research were 60 employees who works
in Corporate Human Capital division of P.T Garudafood, drawn by means of census method. The
data obtained by using Organizational Culture Scale, that contains 32 items. Technic that used to
analyze the data in this research is Descriptive Analysis Technic. Result of this research
shows that there is a positive attitude toward organizational culture by the employees. This result
shown by the score of empiric mean that is higher than the theoretic mean ( 123, 67 > 96 ).
Key Words : organizational culture, attitude, corporate human capital’s employee
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga dan Yesus
Kristus atas kasih-Nya yang berlimpah, yang menjawab setiap doa dengan cara
yang inspiratif sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul Studi Deskriptif Sikap Terhadap Budaya Organisasi pada Karyawan
P.T Garudafood bagian Corporate Human Capital.Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan. Seperti kalimat di sebuah iklan, “Setiap kali ketemu
jawabannya, ada yang mengganti pertanyaannya”, seperti itu pula keadaan yang
dialami oleh penulis, banyak sekali tantangan dan hambatan yang dihadapi pada
saat penulisan skripsi ini. Puji Tuhan bahwa Dia bekerja melalui tangan-tangan
yang ringan hati sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
tugas akhir. Oleh sebab itu penulis hendak mengucapkan terima kasih yang
mendalam kepada :
1. Antonius Heru Sulistyo dan Monika Banundari, dua manusia terhebat
sepanjang sejarah versi penulis, bahkan melebihi Einstein. Terima kasih banyak Pa, terima kasih banyak Ma, untuk setiap jengkal cinta, dukungan dan kesabarannya. Rasa terima kasihku untuk kalian terlalu besar, hingga aku tidak bisa mengirimnya lewat email ataupun TiKi.2. Bapak Minta Istana M. Psi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberi banyak masukan dalam proses penyusunan skripsi.
3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti selaku dosen pembimbing akademik selama
masa perkuliahan yang selalu memberi semangat pada saat bimbingan rencana studi.4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, S.Psi., M. Si., sebagai Dosen penguji 1
5. Bapak Agung Santoso, S.Psi., M.A., sebagai Dosen penguji 2
6. Para dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang selama masa
kuliah telah mengajarkan banyak hal kepada penulis.
7. Staff sekretariat Fakultas Psikologi, mas Gandung, mbak Nanik, dan pak Gie,
Mas Doni, Mas Muji yang banyak membantu dalam urusan administrasi akademis selama masa kuliah.
8. Sisilia “Cing-cing” Arin Palupi, adik kecilku yang lucu tapi nakal. Terima
kasih buat joke-joke nggak masuk akal yang kita buat bersama, yang bikin tertawa terpingkal-pingkal. Semangat sekolahnya ya! Gashin, gashin, pachin, pachin!
9. Laurentia Ratih Andhita, yang melalui kasih sayangnya yang tulus telah
memberi kekuatan dan motivasi selama penyusunan skripsi.
10. Bapak Paulus Mikael Danardono, ibu Budiyah Riyanti, mbak Ignatia Dian
Ratri, mas F.X Agung Nugroho, mas Aditya Ari Nugroho, keluarga KelapaGading yang selalu mengingatkan penulis agar menyelesaikan skripsinya.
11. Keluargaku di Yogyakarta : om Wisnu, tante Wid, om Towok, tante Nana,
pakdhe Toro (Alm), budhe Mung, Ardha, Niko, Raras, Anya, Dhanes, Dhita, dan Rangga.
12. Keluarga besar mbah Soeradji Blitar, beserta seluruh keturunannya yang tidak
akan muat jika harus disebutkan satu persatu namanya karena banyak, dan mungkin akan ada beberapa nama yang akan terlewat bila harus diingat juga satu persatu. Terima kasih untuk do’a dan dukungannya.
13. Ibu Woro Sri Handayani, manajer Recruitment and Career Assessment P.T .
Garudafood, yang disela-sela kesibukannya banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di Head Office Bintaro.
14. Ibu Hanlie Muliani, Organization Development Analyst P.T Garudafood, yang
selama proses penyusunan hingga penyebaran skala telah banyak membantu.Terima kasih banyak sudah bersedia direpotkan oleh saya yang merepotkan ini.
15. Teman-teman di bagian Corporate Human Capital, mas Latief, mbak Eki,
mas Bayu, mbak Aya, mbak Sari, mbak Nia, mbak Vina, Erika dan mas-mas serta mbak-mbak yang namanya tidak berhasil saya ingat, ataupun yang tidak saya kenal, namun bantuannya sekecil apapun menjadi sangat berarti buat saya .
16. Cornelius Siswa Widyatmoko beserta pasangannya Elisabeth Haksi Mayawati,
pasangan konsultan tempat bercerita banyak hal, mulai dari yang ilmiah sampai dengan hal-hal yang tidak ilmiah sama sekali. Terima kasih untuk dukungannya.
17. Sasmito Adi Singowidjojo, sahabat dalam perjalanan panjang mulai dari SMA
hingga di Yogya. Terima kasih untuk dukunganmu selalu sobat. Maaf kalo
18. Laurentius Wisnu Adi, terima kasih untuk bantuannya selama mengerjakan
skripsi, dan terima kasih sudah menjadi partner dalam bertahan hidup di Left For Dead.
19. Ignatius Hernu Pradiptama, sesama pembawa nama Ignatius, bung Tarot,
terima kasih untuk saran-saranmu, dan terima kasih sekali untuk sepatu putihnya.20. Felix Felicity Rorong di kamar 18, semangat untuk skripsinya, mate. Ingat kata Master Yoda : “Do, or Do Not, There is No Try”.
21. Benedictus Isworohadi, good friend of mine, terima kasih buat persahabatan
selama ini. Keep fighting!
22. Fransiskus Asisi Sunar “Unno” Widiatman. Terima kasih untuk jayusannya
yang tanpa henti, yang menyentuh rekor hingga jam 2 pagi. Jayusanmu garingbagai keripik, No. Tapi tanpamu tidak ada kisah abnormal untuk dikenang.
23. Anak-anak kost Patria baik yang masih aktif maupun sudah paripurna : bang
Gompis, mang Angga, Gaby “Eby”, Liem, Leo, Chandra, Says, Yanu, Agung, Aji, Rio, Very, Aang, Yossie, Dedy, Kadek, Hoho, Ditto, Tyo, Henry, Ridho, Dinar, Kura, Mamet, dan Roni.
24. Sahabat-sahabat di Jakarta : Richard Wibisono, Ignatius Yogi Oktoda,
Ignatius Daniel Radjali, Astrid Emillia Diaz, Catharina Anastasia, Servin Theodora, Arlene Florencia, Bayu Wicaksono, Harseno, dan banyak lagi teman-teman yang namanya tidak dapat disebutkan karena pastinya tidak cukup bila harus dimuat semua, maaf ya. Terima kasih teman-teman, akhirnya
25. Mas Eminem, yang dengan lagunya loose yourself telah menginspirasi dan
menyemangati penulis dalam pengerjaan skripsi.
26. Xcalibur, laptop yang dengan setia menemani penulis bahkan kadang hingga
pagi, dengan menjadi media mengetik skripsi.
27. Canon PIXMA iP 2770 yang dengan susah payah memuntahkan tinta di kertas
hingga membentuk satu bendel skripsi.
28. Honda Kirana B6430SKV yang menjadi tunggangan penulis kemanapun
pergi, walaupun tidak selalu patuh.
29. The Hamsters : Tako, Yaki (†), Tora (†), Tori, Taki, Mako, dan Kitta (†),
mahluk berbulu dan lucu yang menghibur di kala susah.
Akhir kata, tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada segenap pihak yang juga telah memberikan andil dalam pengerjaan
skripsi ini namun tidak disebutkan di atas. Tuhan akan membalas segenap
kebaikan yang telah anda berikan.Yogyakarta, 2 Desember 2010 Ignatius Krisna Susantyo
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... viABSTRACT .................................................................................................... vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ixDAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 5 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5 BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 6 A. Budaya Organisasi ........................................................................... 6
1. Definisi Budaya Organisasi ....................................................... 6
3. Aspek Budaya Organisasi ..................................................................... 15
1. Metode.....................………………… ……………………………….30
3. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 36
2. Uji Kesahihan Item................................................................................ 35
1. Validitas............. ................................................................................... 34
F. Validitas, Uji Kesahihan Item, dan Reliabilitas................………………… 34
3. Prosedur Pengambilan Data...................................................................33
2. Alat Pengumpulan Data ............……………………………………... 30
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. .28
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 28B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 28
C. Definisi Operasional Budaya Organisasi .................................................... 29
D. Subyek Penelitian........................................................................................ 29
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 30
4. Fungsi Budaya Organisasi......................................................................20
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 27
C. Sikap terhadap Budaya Organisasi ............................................................. 25
3. Fungsi Penting Sikap dalam Organisasi .............................................. 24
2. Faktor Pembentuk Sikap ...................................................................... 23
1. Definisi Sikap ...................................................................................... 22
B. Sikap ........................................................................................................... 22
G. Analisis Data............. ...…………………………………………………... 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... .39
A. Orientasi Kancah dan Perisapan Penelitian ................................................ .391. Orientasi Kancah .................................................................................... .39
2. Persiapan Penelitian ................................................................................ .39
3. Perijinan Penelitian.................................................................................. .40
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 41
C. Hasil Penelitian ........................................................................................... .41
1. Deskripsi subjek penelitian....……………………………………….. 41
2. Analisis Deskriptif Data Penelitian …………………………............. 42
3. Deskripsi Kedudukan Masing-masing Aspek Penelitian..................... 44
4. Deskripsi Subjek berdasarkan jabatan ................................................. 45
D. Pembahasan ................…………………………………………………… 46
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 51
A. Kesimpulan ................................................................................................ 51B. Saran ........................................................................................................... 51
1. Bagi Pihak Perusahaan ............................................................................ 51
2. Bagi Penelitian Selanjutnya..................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
DAFTAR TABEL Tabel 1
Blueprint Budaya Organisasi ..................................................................... 32
Tabel 2Blueprint Budaya Organisasi Setelah Uji Diskriminasi Aitem ................. 36
Tabel 3Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 42
Tabel 4Hasil Analisis Deskriptif............................................................................. 43
Tabel 5Deskripsi Masing-masing Aspek ............................................................... 45
Tabel 6Deskripsi Tiap Level Jabatan...................................................................... 45
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Skala Penelitian Budaya Organisasi.....................................55.
2. Lampiran Analisis Data Budaya Organisasi..........................................60
3. Lampiran Subyek Penelitian...................................................................78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak perusahaan yang menuai sukses karena keberhasilannya
menanamkan, menerapkan, mempertahankan dan mengembangkan budaya yang terdapat di dalamnya. Sebagai contoh adalah Toyota, perusahaan otomotif dari Jepang yang berhasil menembus pasar dunia karena kemampuannya untuk beroperasi berdasarkan budaya yang menjadi pedoman dan tuntunan dalam bekerja ( Liker, 2006 ). Contoh lainnya adalah WalMart, perusahaan retail dari Amerika yang sukses karena kemampuannya untuk mempertahankan budaya yang berasal dari nilai- nilai utama pendirinya, Sam Walton, sejak didirikan pada tahun 1945 hingga saat ini ( Robbins, 2005 ).
Kesuksesan kedua contoh perusahaan tersebut tidak lepas dari kesuksesan dalam mempertahankan budaya yang ada di dalamnya, yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam beroperasi sehari-hari. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya organisasi adalah sebuah hal yang penting bagi perusahaan dalam perjuangannya mencapai kesuksesan.
2
bahwa budaya perusahaan bertujuan untuk membimbing setiap individu ke
arah yang sama dengan pola pikir yang sama, yang sesuai dengan tujuan
didirikannya perusahaan. Dengan kata lain, budaya organisasi akan
menjadi tuntunan bagi karyawan untuk menimbang hal-hal apa yang
sebaiknya dilakukan, dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan (Staw, 1991)
Selain sebagai penuntun, budaya juga digunakan sebagai sarana untuk
mencari karyawan yang sesuai dengan budaya yang ada diperusahaan
(Robbins, 2005). Diharapkan dengan adanya proses seleksi tersebut
perusahaan akan mendapatkan karyawan-karyawan yang memiliki
kongruensi budaya dengan budaya yang dimiliki perusahaan.Permasalahan muncul ketika perusahaan berhadapan dengan
karyawan sebagai manusia, yang tentunya memiliki budaya sendiri. Sangat
mungkin didapati adanya perbedaan antara budaya yang ada di perusahaan
dengan budaya yang ada dalam diri masing masing karyawan. Tinggi
rendahnya tingkat penerimaan karyawan terhadap budaya perusahaannya
akan sangat mempengaruhi dinamika kerja yang terjadi antara karyawan
dengan perusahaan dimana dia bekerja.Penerimaan terhadap budaya perusahaan oleh karyawan berarti
bahwa budaya yang terdapat didalam perusahaan akan mempengaruhi
pandangan karyawan terhadap perusahaannya. Bila budaya perusahaan
diterima dengan baik oleh karyawan maka hal tersebut akan meningkatkan
3
memunculkan rasa tanggung jawab yang tinggi dari karyawan terhadap
pekerjaannya, serta meningkatkan kinerja mereka tanpa perlu diawasi oleh
pihak manajerial ( Robbins, 2005 ). Berkebalikan dengan hal tersebut,
budaya yang tidak diterima dengan baik oleh karyawan akan membuat
suasana kerja menjadi tidak kondusif dan hal ini akan memunculkan
gangguan pada kinerja organisasi. Tingkat penerimaan yang rendah juga
akan memunculkan perilaku yang menyimpang, yang akan berdampak
pada rendahnya performansi, serta meningkatkan kerugian perusahaan
akibat turn over.Sebelum budaya tersebut diterima oleh karyawan, maka tentunya
karyawan akan memiliki sikap tertentu terlebih dahulu terhadap budaya
yang ada tersebut. Sikap sendiri memungkinkan seseorang untuk menilai
positif-negatif suatu objek, dan juga memungkinkan seseorang untuk
mengevaluasi suatu hal. Hasil penilaian dan evaluasi inilah yang nantinya
akan menentukan bagaimana respon karyawan terhadap budaya organisasi
yang ada di perusahaan tempat dia bekerja.Tugas HRD sebagai divisi yang bertanggung jawab dalam usaha
mempertahankan budaya menjadi penting. Terlebih lagi mengingat fakta
bahwa tugas HRD pulalah untuk menginternalisasikan budaya perusahaan
kepada seluruh karyawan, maka akan menjadi semakin penting bagi
karyawan di divisi tersebut untuk memiliki sikap positif terhadap budaya
4 budaya organisasi, maka pada saat melaksanakan tugasnya akan dapat menyampaikan budaya tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan dari perusahaan, serta menjadi contoh bagi karyawan lain.
Berkaca dari fakta perusahaan-perusahaan besar yang sukses karena budayanya, serta melihat fungsi dari budaya perusahaan dan dampaknya terhadap performa perusahaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suksesnya sebuah perusahaan dimungkinkan karena adanya penerimaan terhadap budaya perusahaan oleh para karyawannya. Kesuksesan tersebut tentunya tidak lepas dari kontribusi divisi HRD dalam menjalankan tanggung jawabnya untuk mempertahankan keberlangsungan budaya perusahaan, yang tentunya harus dilandasi dengan sikap positif terhadap budaya perusahaan itu sendiri. Berdasarkan hal inilah peneliti tertarik untuk mendeskripsikan bagaimanakah sikap karyawan perusahaan terhadap budaya organisasi yang dalam penelitian ini dipilih P.T Garudafood Putra Putri Jaya ( P.T GPPJ ) bagian Corporate Human Capital , yang merupakan divisi HRD dari perusahaan tersebut.
B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah sikap karyawan P.T GPPJ bagian Corporate Human Capital terhadap budaya organisasi?.
5 C. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan sikap terhadap budaya organisasi pada karyawan P.T GPPJ bagian Corporate Human Capital.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah khasanah bahasan mengenai sikap terhadap budaya perusahaan pada diri karyawan b. Menambah kajian bagi ilmu Psikologi terutama dalam Psikologi Industri dan Organisasi
2. Manfaat Praktis Menjadi sumber data baru bagi perusahaan sebagai acuan untuk melihat sikap karyawan terhadap budaya organisasi.
BAB II LANDASAN TEORI A. Budaya Organisasi
1. Definisi
Banyak definisi yang diberikan oleh para ahli dalam upaya menjelaskan Budaya Organisasi. Definisi dari budaya organisasi sendiri seringkali tertukar dengan definisi iklim organisasi. Dalam analisisnya terhadap isu ini, Denison ( dalam Armstrong, 2003 ) menyatakan bahwa iklim organisasi mengacu kepada aspek lingkungan dari budaya yang secara sadar dipahami oleh anggota organisasi. Sedangkan budaya organisasi mengacu kepada struktur organisasi yang dalam, dan berakar dari nilai, keyakinan, dan asumsi yang juga dimiliki oleh anggota organisasi. Nilai-nilai dan keyakinan ini seringkali tidak terungkap secara langsung, tetapi hal ini kemudian akan mendasari bagaimana organisasi menjawab tantangan yang muncul di dalam maupun di luarnya.
Budaya organisasi adalah pembentuk identitas dari organisasi itu sendiri ( Ndraha, 2003 ), sehingga dengan demikian budaya organisasi yang terdapat di setiap organisasi ataupun di setiap perusahaan akan
7
dunia menurut majalah fortune. Survey tersebut menemukan bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut sama-sama mengedepankan budaya
integritas, kepuasan pelanggan, dan kerja tim ( Kompas 22 Maret 2008 ).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
memiliki sifat yang umum sehingga memiliki kesamaan di berbagai
tempat, sekaligus juga memiliki sifat khusus yang menjadi ciri khas
masing masing organisasi dan berbeda dengan organisasi lainnya.Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai yang dianut dalam
organisasi dan mendasari bagaimana mengelola dan mengorganisir
organisasi tersebut ( Miller, 1987 ). Selain itu budaya juga merupakan
sebuah hal yang selalu di share kan oleh seluruh anggotanya ( Dipboye
et.al, 1994 ). Dengan kata lain budaya organisasi adalah sebuah hal yang
di-sharekan oleh seluruh anggota dari organisasi mulai dari atasan hingga
bawahan, yang kemudian dijadikan panduan untuk mengarahkan
organisasi.Kedua hal tersebut serupa dengan definisi yang diberikan oleh
Schein (2004) terhadap budaya organisasi, yaitu sebuah pola dari asumsi
dasar bersama yang dipelajari oleh sebuah organisasi saat organisasi
tersebut menyelesaikan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal,
yang berfungsi cukup baik untuk dianggap valid, dan juga untuk kemudian
diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang sesuai untuk berpersepsi,
8 yang ada, dan memahami bagaimana mereka diharapkan untuk bertindak dan berperilaku.
Budaya tidak hanya sebatas pada nilai-nilai dan asumsi saja, tetapi juga termanifestasikan dalam banyak bentuk. Menurut American Management International (dalam Kreitner & Kinicki 2001 ) menyebutkan bahwa dari budaya yang merupakan pemahaman bersama, akan menghasilkan benda, perkataan, perilaku, dan emosi yang muncul di dalam kehidupan bersama dalam organisasi.
Dari keseluruhan definisi yang diuraikan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah sebuah pedoman yang berasal dari nilai-nilai dan keyakinan yang dianut bersama oleh seluruh anggota organisasi, yang digunakan sebagai dasar untuk mengelola dan mengorganisir perusahaan, serta digunakan untuk menghadapi permasalah eksternal yang dihadapi organisasi dan usaha untuk mengintegrasikan seluruh anggota yang ada didalamnya.
2. Proses terbentuknya Budaya Organisasi
Schein (2004) menyebutkan bahwa pada dasarnya budaya organisasi memiliki tiga sumber. Pertama adalah keyakinan, nilai, dan asumsi dari pendiri organisasi, kedua adalah pengalaman belajar yang diperoleh anggota organisasi dalam perkembangan organisasi tersebut, dan yang
9 Dalam risetnya, Tosi, Rizzo, Carroll (1994), mengatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi budaya organisasi : a. Pengaruh umum dari luar Mencakup faktor faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi, seperti lingkungan alam, dan kejadian-kejadian bersejarah yang membentuk masyarakat. ( Terkait dengan sejarah Raja-raja dengan nilai-nilai Feodalisme ).
b. Nilai-nilai masyarakat dan budaya nasional Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas. Misalnya adalah kebebasan individu, kolektivisme, kesopansantunan, kebesihan, dan sebagainya.
c. Unsur-unsur khas dari organisasi Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam usaha mengatasi baik masalah-masalah eksternal maupun masalah-masalah internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian atau solusi yang jitu. Dalam proses hingga memperoleh penyelesaian tersebut banyak aspek yang terlibat, terutama manusia-manusia yang terdapat didalamnya, dan banyak juga unsur-unsur keyakinan serta nilai-nilai yang dikeluarkan, sehingga keberhasilan dari solusi final permasalahan
10
d. Nilai-nilai dasar dari koalisi dominan Sebagaimana sebuah organisasi, apapun bentuknya, selalu diawali oleh beberapa orang yang berkumpul dan membentuk suatu wadah atau organisasi yang memiliki tujuan khusus. Para pendiri organisasi ini biasanya disebut sebagai The Founding Fathers, yang dalam menentukan tujuan dari wadah atau organisasi yang dibentuknya selalu memasukkan nilai-nilai pribadi yang dianutnya, sehingga hal tersebut menjadi cerminan bagi terbentuknya fundamental belief bagi
.
wadah atau organisasi yang akan terbentuk Schein (2004) memperkuat pendapat bahwa pendiri organisasi memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan budaya organisasi. Pendiri organisasi tidak hanya menentukan misi dasar dan konteks lingkungan dimana organisasi yang dibentuknya akan beroperasi, tetapi juga menentukan anggota organisasi yang akan diterima, serta menentukan respon-respon dasar yang nantinya akan digunakan organisasi dalam usahanya mencapai kesuksesan dan keberhasilan mengintegrasikan diri.
Budaya yang terdapat di dalam sebuah organisasi biasanya berasal
dari filosofi dan nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh pendiri organisasi atau
( Robbins, 2005 ). Schein (2004) dalam penjelasannya the founding father11
bahwa pendiri perusahaan memiliki visi pribadi, tujuan, keyakinan, nilai,
dan asumsi mengenai bagaimana sesuatu harus dijalankan. Kemudian hal
tersebut diturunkan kepada anggota perusahaan tersebut, dan bila
kemudian hal tersebut membawa kepada kesuksesan maka visi pribadi,
tujuan, keyakinan, nilai, dan asumsi yang diturunkan dari pendiri itu
kemudian yang akan diyakini dan diterima sebagai pengarah menuju
kesuksesan tersebut. Hal-hal inilah yang kemudian terus diturunkan dan
disosialisasikan kepada karyawan di perusahaan tersebut.Masih mengenai pembentukan budaya organisasi, Kotter dan
Heskett (dalam Kreitner & Kinicki 2001 ) menjelaskan bahwa budaya
perusahaan berawal ketika pemimpin bisnis (perusahaan) menciptakan dan
mengimplementasikan visi bisnis dan strategi yang cocok dengan situasi.
Hal ini kemudian berlanjut pada kesuksesan perusahaan tersebut yang
membuat visi dan strategi tersebut semakin ditekankan kepada anggota-
anggota perusahaan agar juga mengarah kepada kesuksesan. Dari proses
tersebut kemudian budaya yang kuat terbentuk dengan inti yang
menekankan pada pelayanan terhadap konsumen, pemegang saham, dan
juga karyawan.Proses pembentukan terus berlanjut, dimana dalam proses
perjalanannya organisasi akan menghadapi berbagai tantangan yang harus
diatasi. Karyawan akan dituntut untuk berdinamika satu dengan yang lain
12
organisasi akan saling mempengaruhi dalam pembentukan budaya
(Moorhead dan Griffin, dalam Staw, 1991). Dari penjelasan ini dapat
dikatakan bahwa budaya terbentuk sebagai hasil interaksi antar anggota
dari organisasi perusahaan itu sendiri.Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
budaya perusahaan berasal dari nilai, visi, strategi, dan asumsi yang
diturunkan oleh pendiri perusahaan kepada karyawan-karyawannya, yang
terus dikembangkan melalui pembelajaran oleh para karyawan itu sendiri
seiring dengan perkembangan organisasi, dan kemudian juga diteruskan
kepada karyawan-karyawan baru agar mampu mengarahkan setiap
anggotanya untuk mencapai kesuksesan dalam bekerja.Setelah pembentukan dari budaya tersebut, maka kelanjutannya
adalah bagaimana mempertahankan budaya tersebut agar tetap bertahan.
Menurut Robbins (2005), terdapat tiga hal yang dianggap sebagai
kekuatan utama dalam mempertahankan keberlangsungan budaya
organisasi :a. Proses seleksi
Apa yang diturunkan oleh pendiri organisasi tersebut pada tahap selanjutnya akan digunakan untuk melakukan tahap seleksi terhadap orang orang yang hendak dimasukkan ke dalam organisasi. Kandidat yang cocok ataupun yang dirasa sesuai dengan budaya yang ada di
13 bila merasa tidak cocok maka mereka dapat memutuskan untuk tidak bergabung. Hal ini juga diperkuat dengan hasil studi Cable ( dalam Landy & Conte, 2004) yang menyebutkan bahwa proses seleksi dan rekrutmen merupakan tahap dimana perusahaan berusaha mencari kandidat yang tampaknya memiliki kesesuaian dengan budaya organisasi.
b. Manajemen Puncak Manajemen puncak dalam berbagai tindakannya memiliki dampak yang cukup besar pada budaya organisasi. Ini juga diperkuat oleh pernyataan Landy & Conte (2004) yang menyebutkan bahwa para pemimpin ( termasuk para atasan ) diharapkan membantu bawahannya untuk memahami budaya dengan menjadikan dirinya sebagai representasi dari budaya itu sendiri (role model ) melalui kepemimpinannya. Dari apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka membawa diri, menjadi norma mengenai apa yang sebaiknya dilakukan, atau bagaimana seharusnya sebuah hal dilakukan, atau apa yang diharapkan dilakukan oleh karyawan.
c. Sosialisasi Karyawan yang baru saja diterima untuk menjadi anggota sebuah perusahaan tidak secara otomatis menerima semua budaya yang terdapat didalam perusahaan. Oleh sebab itu maka diperlukan adanya
14
harapan bahwa karyawan akan dapat beradaptasi dengan budaya di
tempat kerja yang baru.Sosialisasi tidak hanya bagian dari proses penerimaan karyawan
baru, tetapi juga menjadi bagian dalam aktivitas keseharian dari
karyawan-karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut yang saling
berinteraksi satu dengan yang lain. Dari penjelasan-penjelasan diatas
dapat dikatakan bahwa budaya organisasi berasal dari nilai, filosofi dan
misi pribadi dari pendiri perusahaan yang kemudian di-share kan
kepada seluruh anggota organisasi oleh anggota itu sendiri. Anggota
organisasi disini berarti bahwa yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan budaya tersebut adalah semua orang yang terdapat di
dalam organisasi tersebut, termasuk para pimpinan. Tugas anggota
pulalah untuk terus menurunkan budaya tersebut kepada anggota-
anggota baru dari organisasi tersebut secara bertahap agar dapat
beradaptasi dan menerima budaya yang ada sehingga dapat melakukan
tugas dan tanggung jawab serta peran yang diberikan kepadanya dengan
baik.15
3. Aspek Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki beberapa aspek secara umum, seperti yang disebutkan oleh Miller (1987) : a. Aspek Tujuan Seberapa jauh anggota memahami tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi
b. Aspek Konsensus Seberapa jauh organisasi memberi kesempatan kepada anggota untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan
c. Aspek Keunggulan Seberapa besar kemampuan organisasi menumbuhkan sikap untuk selalu menjadi yang terbaik dan berprestasi lebih dari yang pernah dilakukan.
d. Aspek Kesatuan Sikap organisasi terhadap angggotanya, dengan tidak memihak pada kelompok tertentu dalam organisasi.
e. Aspek Prestasi Sikap organisasi terhadap hasil yang dicapai oleh anggotanya.
f. Aspek Empirik Sejauh mana organisasi menggunakan bukti-bukti empirik dalam pengambilan keputusan
16
g. Aspek Keakraban Situasi pergaulan sosial dalam organisasi yang terjadi antar anggota organisasi, berbagi rasa, percaya, kehangatan, penerimaan.
h. Aspek Integritas Kesungguhan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi yang dilakukan oleh seluruh anggota organisasi yang melibatkan kepercayaan terhadap organisasi.
Berkaitan dengan aspek budaya organisasi, Robbins ( 2005 ) juga menyebutkan karakteristik inti dari budaya organisasi : a. Inovasi dan Pengambilan Resiko Derajat pemberian dorongan bagi karyawan untuk mengambil resiko dan bersikap inovatif
b. Perhatian terhadap Detail Derajat hingga sejauh mana karyawan diharapkan untuk menunjukkan presisi, analisis, dan perhatian terhadap detail
c. Orientasi Hasil Derajat pemfokusan dari pihak manajemen berfokus terhadap hasil daripada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
17
d. Orientasi Orang Derajat sampai sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil pada orang orang didalam organisasi.
e. Orientasi Tim Derajat hingga sejauh mana aktivitas kerja teroganisir di sekitar tim daripada perseorangan.
f. Keagresifan Derajat hingga sejauh mana orang orang yang terdapat didalam sebuah organisasi bersikap agresif dan kompetitif daripada bersantai- santai.
g. Kestabilan Derajat hingga sejauh mana aktivitas keorganisasian menekankan pada status quo dan tidak menekankan pada pertumbuhan.
Walau kedua ahli memiliki perbedaan dalam menyebutkan aspek
dan inti dari budaya organisasi, namun keduanya memiliki beberapa
kesamaan. Kesamaan tersebut antara lain adalah keduanya sama-sama
menyebutkan integritas yang dimaksudkan untuk menyatukan organisasi
beserta anggota-anggota yang ada di dalamnya. Kesamaan lainnya adalah
keduanya sama-sama menyebutkan keunggulan dalam cara bekerja yang
menjadi nilai lebih dari sebuah organisasi dalam upayanya untuk menjadi
18 Beberapa perusahaan dalam upayanya mendefinisikan budaya
organisasi juga memiliki aspek-aspek yang cenderung umum. Sebagai
contoh adalah Kelompok Kompas Gramedia ( KKG ) yang memiliki
budaya menghargai waktu, bekerja dengan tujuan mulia, hemat,
mementingkan pendidikan, sikap yang dapat dipercayai, berprestasi,
menjunjung etika, adil, dan kepemimpinan horizontal
( http://www.portalhr.com/kolom/2id85.html ). Contoh lainnya adalah
Perum Pegadaian, yang memiliki budaya Inovatif, Nilai moral tinggi,
Terampil, Adilayanan (memberi pelayanan yang terbaik), dan Nuansa citra
(berorientasi bisnis, dan selalu mengikuti perubahan dinamika bisnis).
Kedua contoh budaya yang dimiliki oleh perusahaan ini memiliki beberapa
kesamaan dengan aspek yang lebih umum seperti yang disebutkan oleh
para ahli di atas, antara lain adalah adanya etos kerja yang menjadi ciri
khas dan keunggulan masing-masing perusahaan, dan adanya penghargaan
terhadap manusia didalam perusahaan tersebut. Walaupun demikian,
budaya organisasi yang ada disetiap perusahaan juga akan menjadi
berbeda dalam beberapa hal, hal ini dikarenakan budaya organisasi adalah
identitas khusus bagi masing-masing organisasi perusahaan, dan karenanya
menjadi khas dan berbeda satu dengan yang lain.Demikian juga dengan P.T Garudafood, yang memiliki beberapa
kesamaan aspek dengan yang dijelaskan oleh kedua ahli tersebut. P.T
19
1. Human values Menghargai nilai-nilai kemanusiaan dengan mengutamakan kasih sayang, kejujuran, ketenangan pikiran, melaksanakan tugas dengan baik, dan tanpa kekerasan
2. Business ethics Menggunakan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dalam berinteraksi dan mengelola lingkungan bisnis.
3. Unity through harmony Persatuan adalah wujud suatu proses yang bertolak dari persamaan dan menyikapi perbedaan sebagai hal yang saling melengkapi untuk mencapai sinergi
4. Speed and leading change Inovasi adalah usaha untuk melembagakan perubahan secara cepat dan berkesinambungan untuk memberikan nilai tambah pada perusahaan dengan bertumpu pada kemampuan sumber daya manusia.
5. Working smart in a learning culture Bekerja secara cerdik adalah sikap dalam bekerja yang mengutamakan penguasaan seluruh aspek pekerjaan secara mendalam, dalam budaya yang melembagakan belajar sebagai proses kehidupan.