ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA SIMPANAN DIRHAM BAROKAH DI KSPPS BMT ANDA SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH

PADA SIMPANAN DIRHAM BAROKAH DI KSPPS

BMT ANDA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

DISUSUN OLEH:

CINDY AJENG NOVITASARI

64010-15-0019

PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO dan PERSEMBAHAN

MOTTO

  Agama tanpa ilmu adalah buta, ilmu tanpa agama adalah lumpuh.

  PERSEMBAHAN

  Untuk kedua orang tuaku, Kakakku, semua saudaraku,

  Para Dosenku, Sahabat-sahabat seperjuanganku, dan Teman Spesialku yang selalu setia menunggu dan membantuku.

  

ABSTRAK

  Novitasari, Cindy Ajeng. 2018. Analisis Penerapan Akad Mudharabah

  

Pada Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga. Tugas Akhir,

  Jurusan DIII Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI.

  Penelitian ini di latar belakangi oleh perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia yang mengalami kemajuan pesat, Implikasi positif dari perkembangan tersebut adalah banyak berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah yang berupa lembaga keuangan bank dan non bank. BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang ada di Indonesia yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan dua fungsi utama yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan akad Mudharabah pada Simpanan Dirham Barokah, apakah sudah sesuai dengan akad yang digunakan atau belum. Objek penelitian ini dilakukan di KSPPS BMT ANDA Salatiga yang berlokasi di Jl. Merak No. 90 Mangunsari, Sidomukti, Salatiga.

  Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menggunakan data sekunder berupa hasil wawancara dengan manajer, laporan keuangan dan perkembangan anggota Simpanan Dirham Barokah dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2017.

  Hasil dari penelitian adalah Simpanan Dirham Barokah merupakan simpanan untuk mempersiapkan anggota dalam merencanakan masa depan ataupun usahannya. Simpanan Dirham Barokah ini berlaku selama jangka waktu

  24 Bulan atau 2 Tahun dengan setoran Rp. 200.000 setiap bulannya. Produk ini merupakan modifikasi antara simpanan dengan deposito mudharabah. Dirham Barokah sudah sesuai dengan teori akad mudharabah, dimana adanya perjanjian akad antara pihak anggota dengan pihak BMT dengan menentukan besarnya nisbah bagi hasil, jangka waktu simpanan serta ketentuan dalam simpanan Dirham Barokah dengan tujuan kerja sama. Perhitungan bagi hasil menggunakan teknik revenue sharing .

  Kata Kunci: Mudharabah, Simpanan Dirham, KSPPS BMT ANDA.

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan semua kegiatan penelitian yang digunakan untuk menulis Tugas Akhir ini.

  Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Ahli Madya Jurusan Perbankan Syariah. Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki masih menjadi kendala sehingga masih jauh dari sempurna.

  Dengan ini penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk menjadikan penulis memperbaiki segala kekurangan.

  Setiap mahasiswa semester 6 di IAIN Salatiga diwajibkan untuk melakukan kegiatan magang dan melakukan penelitian untuk membuat Tugas Akhir selama beberapa bulan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah, lebih tepatnya di BMT yang telah ditentukan tempatnya oleh mahasiswa itu sendiri, karena magang ini merupakan program kurikulum sebagai syarat untuk membuat Tugas Akhir di IAIN Salatiga.

  Pada kesempatan ini penulis memilih lokasi untuk magang sekaligus untuk melakukan penelitian di KSPPS BMT ANDA Salatiga yang berkedudukan di Jl.

  Merak No. 90 Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Dengan lama pelaksanaan 2 bulan terhitung mulai tanggal 05 Maret 2018 sampai dengan 23 April 2018.

  Adapun judul Tugas Akhir yang penulis ajukan adalah “Analisis

  

Penerapan Akad Mudharabah pada Simpanan Dirham Barokah di KSPPS

BMT ANDA Salatiga”. Dimana isi pembahasannya merupakan hasil pengamatan

  dan analisa penulis mengenai prosedur akad Mudharabah pada Simpanan Dirham Barokah, dengan menggunakan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi selama melakukan magang dan penelitian.

  Selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya kedua Orang Tua yang memberikan semangat dukungan dan doa dengan penuh kesabaran dan pengorbanan memberikan dukungan moral maupun materi kepada penulis selama ini.

  Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Ari Setiawan, S.Pd,.M.M. selaku Ketua Program Studi D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  3. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI. selaku dosen pembimbing yang selaku memberikan bimbingan, masukan, arahan dalam menyusun tugas akhir ini.

  4. Kepada Ibu dan Ayah yang selalu memberikan dukungan moral dan materi serta kasih sayang yang melimpah sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

  5. Teman terbaikku yang telah banyak membantu dan menemaniku selama pembuatan Tugas Akhir ini.

  7. Segenap karyawan KSPPS BMT ANDA Salatiga yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengenal dunia koperasi yang sesungguhnya, serta mengenalkan penulis pada lembaga-lembaga keuangan terkait dengan koperasi dalam kerjasama mereka

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 jurusan D3 Perbankan Syariah yang berjuang bersama penulis dalam penulisan tugas akhir.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan bagi penulis yang mungkin berguna dimasa yang akan mendatang.

  Semoga atas segala bantuan dan bimbingan serta semangat yang diberikan mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah SWT.Dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan sumbangan ilmu bagi lingkungan akademisi.

  Akhir kata, penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

  Salatiga, 31 Juli 2018 Penulis

  

DAFTAR ISI

   PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Fungsi BMT ..................................................................................... 20Gambar 2.2. Skema akad mudharabah ................................................................. 32Gambar 2.3. Skema Deposito mudharabah .......................................................... 36Gambar 3.1. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga....................................... 47Gambar 4.1. Skema Dirham Barokah ................................................................... 68Gambar 4.2. Dana Anggota BMT ANDA Salatiga............................................... 72Gambar 4.3. Simpanan Harian BMT ANDA Salatiga .......................................... 73

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu.............................................................................. 14Tabel 3.1. Wilayah Kantor Cabang BMT ANDA................................................. 50Tabel 3.2. Nisbah Bagi Hasil Simpanan Berjangka .............................................. 55Tabel 4.1. Perkembangan Anggota Dirham Barokah ........................................... 67

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia mengalami

  kemajuan pesat. Perkembangan industri keuangan syariah diawali dengan terbitnya Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang- Undang No 7 tahun 1992, dan terbitnya Undang-Undang No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Perkembangan selanjutnya yaitu keluarnya fatwa tentang haramnya bunga bank yang dikeluarkan oleh MUI pada tahun 2003, keluarnya fatwa ini memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. Hal ini dapat dilihat dari data statistik perbankan syariah Bank Indonesia (Januari 2010), jumlah unit kantor cabang syariah di Jawa Tengah mengalami peningkatan yang cukup pesat, yaitu mencapai 815 kantor cabang bank umum syariah dan 268 kantor cabang bank konvensional yang membuka unit usaha syariah.

  Implikasi positif dari kebijakan pemerintah diatas adalah banyak berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah. Dalam perkembangannya sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga syariah yang berupa bank terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sedangkan lembaga keuangan syariah non bank antara lain berupa Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwill (BMT), Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS). Fungsi dasar dari lembaga keuangan syariah yaitu sebagai lembaga perantara atau intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. (Kholim, 2004: 122-126)

  BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang ada di Indonesia yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan dua fungsi utama yaitu baitul maal dan baitul tamwil (Soemitra, 2009: 47) . BMT menjadi salah satu lembaga keungan syariah yang melindungi masyarakat menengah kebawah dari sistem bunga yang diterapkan oleh lembaga konvensional serta dari rentenir yang mematok bunga tinggi pada nasabahnya. BMT berbeda dengan lembaga keuangan lain yang memberikan pembiayaan konsumtif sehingga perekonomian masyarakat cenderung konsumtif. BMT cenderung memberikan pembiayaan berupa modal kerja kepada masyarakat yang mempunyai usaha mikro agar masyarakat di dorong untuk lebih kreatif dan produktif. Sehingga dapat mengangkat perekonomian masayarakat menengah kebawah.

  Perkembangan BMT di Jawa Tengah sungguh sangat signifikan. Menurut PINBUK Jawa Tengah jumlah BMT tahun 2003 adalah 262 unit dan data tahun 2011 sebanyak 513 unit atau mengalami kenaikan sebesar 95,8 %. operasional BMT. Menurut penelitian dari Kholim bahwa ketidak eksistensi BMT dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu Prinsip

  • – prinsip syariah belum sepenuhnya dipahami sumber daya manusianya dalam hal ini adalah personalia / pegawai dalam BMT, Sampai sekarang masih kesulitan mencari figur yang tepat untuk menduduki Dewan Pengawas Syariah, Sistem perbakan syariah dan proses pengelolaan yang dianut BMT belum banyak dipelajari oleh masyarakat, BMT dan lembaga keuangan syariah belum banyak dikenal masyarakat Islam sendiri, Dibutuhkan proses panjang mengenalkan kepada masyarakat mengenai system bagi hasil, Implementasi prinsip-prinsip syariah dalam operasional BMT hingga sekarang masih dihadapkan pada kendala teknis seperti konsep pengerahan, dan penyaluran dana yang perlu disempurnakan, Masih banyak pengelola BMT yang berorientasi pada profit oriented, Kedudukan BMT di mata tata hokum perbankan masih sangat lemah. (Kholim, 2004: 122-126)

  Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahannya pada sektor keuangan keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan.

  Fungsi Baitul Maal wat tamwil yang sebenarnya dalam konsepsi Islam merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah (Yunus, 2009:7) yang memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global, di mana denyut nadi perekonomian umat terpusat pada fungsi kelembagaan ini yang mengarah pada hidupnya fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi lainnya.Dalam hal perkembangan selanjutnya di Indonesia, didorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam terhadap banyaknya masyarakat miskin (rata-rata beragama Islam) yang terjerat oleh rentenir dan juga dalam rangka usaha memberikan alternatif bagi mereka yang ingin mengembangkan usahanya, namun tidak dapat berhubungan secara langsung dengan perbankan Islam (baik BMI maupun BPRS) dikarenakan usaha nya tergolong kecil dan mikro.

  Pada akad mudharabah yaitu dimana BMT sebagai pemilik dana (shahibul maal) melakukan kerjasama dengan pihak nasabah (mudharib) yang memiliki keahlian untuk mengelola usaha yang produktif dan halal dan pembagian hasil keuntungan dari usaha dilakukan sesuai nisbah yang disepakati bersama, biasanya bentuk wanprestasi yang dilakukan nasabah dalam pembiayaan mudharabah dapat berupa penerima pembiayaan menggunakan pembiayaan di luar tujuan semula sebagaimana disebutkan dalam akad pembiayaan, penerima pembiayaan lalai memenuhi atau tidak memenuhi syarat-syarat dan ketentuan lain dalam akad pembiayaan (dan atau suatu penambahan, perubahan, pembaharuan, atau penggantinya) dan atau terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera dalam perjanjian agunan yang dibuat berkenaan dengan akad pembiayaan.

  Berdasarkan uraian diatas kemudian penulis tertarik untuk lebih lanjut melakukan penelitian di KSPPS BMT ANDA Salatiga untuk menjadi sebuah karya ilmiah yang berjudul “Analisis Penerapan Akad Mudharabah pada

  Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga ”.

B. Rumusan Masalah.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sejarah dan prosedur produk simpanan Dirham Barokah di

  KSPPS BMT ANDA Salatiga? 2. Bagaimana keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah dengan

  Akad Mudharabah? 3. Bagaimana perhitungan sistem bagi hasil sesuai akad Mudharabah pada produk simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga?

C. Tujuan Penelitian.

  Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui sejarah dan prosedur produk simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  2. Untuk mengetahui keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah dengan Akad Mudharabah

3. Untuk mengetahui perhitungan bagi hasil produk simpanan Dirham

D. Kegunaan Penelitian.

  Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah: 1.

  Bagi penulis.

  a) Sebagai syarat kelulusan program studi D3 Perbankan Syariah untuk mendapat gelar Amd.

  b) Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang

  Simpanan Dirham Barokah yang menggunakan akad Mudharabah di BMT.

c) Mempraktikkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan.

2. Bagi BMT

  a) Sebagai bahan informasi bagi BMT dalam mengambil keputusan dan kebijakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Simpanan

  Dirham Barokah.

  b) Untuk menjaga citra baik sebuah BMT.

  c) Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan antar sesama BMT.

3. Bagi IAIN Salatiga

  Sebagai referensi ilmiah bagi penulisan lebih lanjut padamasalah yang berkaitan dengan Produk Simpanan dengan akad Mudharabah di BMT, serta memperkaya literatur kepustakaan.

E. Metode Penelitian.

  1. Jenis Penelitian.

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

  2. Jenis Data.

  a) Primer

  Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari objek yang diteliti. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pegawai BMT, dokumentasi di BMT, dan hasil observasi pegawai BMT.

b) Sekunder.

  Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku atau dokumen publikasi tertentu, jurnal, majalah maupun akses data lewat internet maupun informasi-informasi lain yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mendukung penelitian mengenai kualitas pelayanan pada BMT. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang berkaitan dengan simpanan di BMT, buku dan jurnal yang berkaitan dengan simpanan Mudharabah.

3. Teknik pengambilan data.

  a) Wawancara.

  Wawancara sendiri adalah cara pengumpulan data atau informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab lisan pula. Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data informasi. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang diajukan kepada pegawai dan pimpinan di BMT untuk menjawab pertanyaan secara lisan.

  b) Dokumentasi.

  Mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk menambah data yang konkrit tentang apa yang diperoleh dari catatan dokumentasi BMT.

  c) Observasi.

  Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti sekaligus mencatat secara sistematis, dengan demikian dapat mengetahui tentang data pada obyek penelitian. Penelitian yang diobservasi adalah tentang simpanan Mudharabah pada Dirham Barokah BMT.

F. Sistematika Penulisan.

  Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar hasil penelitian memperoleh gambaran yang berurutan saling berkaitan dalam laporan. Sistem penulisan laporan adalah sebagai berikut :

  BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan materi yang akan dibahas dalam laporan Tugas Akhir ini, dengan sumber dan referensi dari berbagai literatur.

  BAB III: GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat perkembangan BMT ANDA Salatiga, visi dan misi, tujuan pendirian BMT ANDA, struktur organisasi dan jenis produk. BAB IV: ANALISIS DATA Bab ini merupakan bagian inti dari penelitian, di dalamnya memberikan suatu analisis data dari data-data yang telah diteliti. BABV: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan oleh penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Terkait dengan Tugas Akhir yang akan diteliti oleh penulis, ada

  beberapa penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini, yaitu: Suripto, (2012) dalam jurnal yang berjudul

  Analisis Perlakuan

  Akuntansi Simpanan Berjangka Mudharabah Berdasarkan PSAK No. 105 pada KJKS/BMT Di Kabupaten Pemalang

   menyimpulkan bahwa perlakuan

  saat pembukaan simpanan berjangka mudharabah telah sesuai dengan esensi akad mudharabah seperti yang tercantum dalam PSAK No 15 tentang Akuntansi Mudharabah. Pencatatan akuntansi pada saat pembukaan simpanan berjangka mudharabah, pengakuan bagi hasil simpanan mudharabah serta pada saat penutupan simpanan mudharabah telah sesuai dengan PSAK No 105. Perhitungan bagi hasil terhadap simpanan berjangka mudharabah yang ditarik sebelum jatuh tempo dengan cara konversi. Peneliti menemukan kekurangan dalam penelitian ini yaitu tidak adanya pencatatan terhadap simpanan berjangka mudharabah yang telah jatuh tempo dan belum diambil.

  Lasimun, (2013) dalam jurnal yang berjudul “Implementasi

  Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah dan Pembiayaan Mudharabah

  Mutlaqoh

  Pada BMT Ta’awun Cipulir“ menyimpulkan bahwa aplikasi pembiayaan Modal Kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa dan Investasi khusus yang mana pembiayaan dengan sumber dana khusus, di luar dana nasabah penyimpan biasa, yang digunakan untuk proyek-proyek yang telah ditetapkan oleh nasabah investor (shahibul maal). Melakukan sosialisasi produk-produk BMT kepada masyarakat khususnya pembiayaan mudharabah hal ini dikarenakan tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang mudharabah masih sangat rendah dan juga masih banyak yang belum mengerti dan salah faham tentang lembaga keuangan syariah dan menggangapnya sama saja dengan lembaga keuangan konvensional.

  Farizi , (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Suku

  Bunga, Likuiditas, Dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah ” menyimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah, tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan deposito mudharabah, likuiditas diproksikan dengan Finance to

  

Deposit Ratio (FDR). Rasio ini menunjukan seberapa besar kemampuan bank

  dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Hal ini akan turut mempengaruhi deposan dalam memilih dimana akan menghimpun dananya.

  Hasil penelitian menunjukkan Finance to Deposit Ratio tidak berpengaruh sebagian besar dana pihak ketiga digunakan untuk pembiayaan, sehingga dapat dikatakan bahwa likuiditas bank syariah rendah. Namun ternyata pertumbuhan dana deposito mudharabah terlihat naik. Likuiditas Bank Rakyat Indonesia Syariah yang relatif rendah, tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah karena dana titipan nasabah tersebut terlihat semakin mengalami kenaikan, dan tingkat bagi hasil tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah.

  Rachman , (2013) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh bagi hasil, bunga, ukuran bank dan jumlah cabang terhadap simpanan mudharabah

  ” menyimpulkan bahwa tingkat bagi hasil, tingkat suku bunga, ukuran bank syariah dan jumlah kantor cabang berpengaruh secara simultan terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah. Tingkat bagi hasil secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah, Tingkat suku bunga secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah, Ukuran bank syariah secara parsial tidak berpengaruh terhadap simpanan

  

mudharabah di bank umum syariah, Jumlah kantor cabang secara parsial

berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah.

  Aghnia, (2015) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2006- 2013” menyimpulkan bahwa Berdasarkan analisis regresi berganda dapat disimpulkan bahwa variabel bagi hasil tabungan mudharabah, bagi hasil deposito 1 bulan bank konvensional dan inflasi secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh terhadap simpanan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 2006-2013. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa bagi hasil tabungan mudharabah bagi hasil deposito

  

mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap 150 simpanan

mudharabah, variabel suku bunga tabungan dan suku bunga deposito bank

  konvensional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap simpanan

  

mudharabah, variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

simpanan mudharabah Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 2006-2013.

  Mawaddah (2011) dalam jurnal yang berjudul “Rancang Bangun Sistem

  Informasi Simpan Pinjam Mudharabah pada Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Ar-

  Rum” menyimpulkan bahwa dengan sistem informasi simpan pinjam mudharabah yang dikembangkan dapat mengelola data simpanan, data pinjaman dan data angsuran, data rekening tabungan sehingga membantu dalam peningkatan kinerja dalam memberikan pelayanan simpan pinjam yang baik kepada masyarakat atau anggota. Laporan-laporan yang diperlukan pihak KBMT, sudah dapat dicetak berdasarkan periode tertentu agar memudahkan dan mempercepat dalam mengambil keputusan. Beban tenaga yang ada menjadi lebih ringan karena pengarsipan dan pengolahan data yang masuk lebih cepat dan akurat.

  Natalia (2014) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh tingkat bagi hasil deposito bank syariah dan suku bunga deposito bank umum terhadap jumlah periode 2009- 2012)” menyimpulkan bahwa Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah dan suku bunga deposito bank umum berpengaruh secara simultan terhadap simpanan deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri. Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.

  Variabel suku bunga deposito bank umum secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu No Variabel Peneliti Hasil

  1 Variabel: Simpanan Berjangka mudharabah, PSAK No.15 Suripto (2012) Analisis

  

Perlakuan Akuntansi Simpanan

Berjangka Mudharabah Berdasarkan PSAK No. 105

pada KJKS/BMT Di Kabupaten

Pemalang Perlakuan saat pembukaan simpanan berjangka mudharabah , pengakuan bagi hasil telah sesuai dengan PSAK N0.15

2 Variabel:

  mudharabah muqayyadah, mudharabah muthlaqoh

  

Lasimun (2013) Implementasi

Pembiayaan Mudharabah

Muqayyadah dan Pembiayaan

Mudharabah Mutlaqoh Pada

BMT Ta’awun Cipulir Aplikasi yang digunakan adalah penyaluran modal kerja, serta melakukan sosialisasi pembiayaan mudharabah kepada masyarakat karena minimnya pengetahuan masyarakat.

  3 Variabel independen:

Farizi (2016) Pengaruh Inflasi,

Suku Bunga, Likuiditas, Dan

  Inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga, likuiditas, bagi hasil Variabel dependen: deposito mudharabah Mudharabah tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan deposito mudharabah, Finance to Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah

  4 Variabel independen: bagi hasil, bunga, ukuran bank, jumlah cabang Variabel dependen: simpanan mudharabah

  Rachman (2013) Pengaruh bagi hasil, bunga, ukuran bank dan jumlah cabang terhadap simpanan mudharabah

  Tingkat bagi hasil, tingkat suku bunga, ukuran bank syariah dan jumlah kantor cabang berpengaruh secara simultan terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah

  5 Variabel: Simpanan Mudharabah

  Aghnia (2015) Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2006-2013

  Variabel bagi hasil tabungan mudharabah, bagi hasil deposito mudharabah , suku bunga tabungan bank konvensional, suku bunga deposito 1 bulan bank konvensional dan inflasi secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh terhadap simpanan mudharabah

  6 Variabel: Simpan Mawaddah (2011) Rancang sistem informasi simpan Pinjam Bangun Sistem Informasi pinjam mudharabah yang

mudharabah Simpan Pinjam Mudharabah dikembangkan dapat

pada Koperasi Baitul Maal Wat mengelola data simpanan, Tamwil Ar-Rum data pinjaman dan data angsuran, data rekening tabungan sehingga membantu dalam peningkatan kinerja dalam memberikan pelayanan simpan pinjam yang baik kepada anggota.

  

7 Variabel Natalia (2014) Pengaruh tingkat Variabel tingkat bagi hasil

independen: bagi bagi hasil deposito bank syariah deposito bank syariah hasil deposito, dan suku bunga deposito bank secara statistik

suku bunga umum terhadap jumlah berpengaruh negatif

deposito simpanan deposito mudharabah signifikan terhadap (studi pada PT. Bank Syariah simpanan deposito

Variabel Mandiri periode 2009-2012) mudharabah . Variabel dependen: suku bunga deposito bank

simpanan umum secara statistik deposito tidak berpengaruh mudharabah signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah .

  Sumber: Suripto (2012), Drs.Lasimun (2013), Fauzan Al Farizi (2016), Rizki Aulia Rachman (2013), Miftakhul Aghnia (2015), Anggi Mawaddah (2011), Evi Natalia (2014).

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian, objek penelitian, masalah yang akan dilakukan penelitian, pada penelitian ini lebih menekankan pada aspek bagi hasil dari Simpanan Dirham Barokah, serta jenis penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

B. Kerangka Teori 1. BMT

  BMT berasaskan pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip syari’ah islam, keimanan, keterpaduan, kekeluargaan, kebersamaan, kemandirian, dan profesionalisme. Dengan demikian keberdaan BMT menjadi organisasi yang sah dan legal. Sebagai lembaga keuangan syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. Keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang.

  Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia dan di akhirat. Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama. Kemandirian berarti pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pengelolaannya harus professional.

  Ciri-ciri utama BMT, yaitu: Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkungannya. Bukan lembaga sosial tetapi dapat memanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya. Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu. (Ridwan, 2004: 129- 132)

  Lembaga ini merupakan lembaga keuangan mikro yang berdasarkan prinsip syariah dan berlandaskan ajaran Islam. Secara etimologis Baitul

  

Maal wat Tamwil terdiri dari dua arti yakni Baitul Maal yang berarti

“rumah uang” dan Baitul Tamwil dengan pengertian “rumah pembiayaan”.

  Rumah uang dalam artian ini adalah pengumpulan dana yang berasal dari

  

infaq, zakat, ataupun shodaqah, dan pembiayaan yang dilakukan adalah

  berdasarkan prinsip bagi hasil, yang berbeda dengan sistem perbankan konvensional yang mendasarkan pada sistem bunga.

  Secara operasional BMT dijalankan dengan organisasi seperti koperasi. Keanggotaan awal minimal 20 orang anggota. Baitul Maal memiliki prinsip sebagai penghimpun dan penyalur dana zakat, infaq dan kesadaran umat untuk menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqahnya saja tanpa ada sesuatu kekuatan untuk melakukan pengambilan ataupun pemungutan secara langsung kepada mereka yang sudah memenuhi kewajiban tersebut. Selain sumber dana tersebut BMT juga menerima dana berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf serta sumber -sumber dana yang bersifat sosial.

a) Fungsi, Tujuan, Visi, Misi, dan Pengelolaan Usaha BMT.

  Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi (Huda, 2016: 37- 39) , yaitu baitul mal dan baitut tamwil. Berikut ini penjelasannya:

  1) Baitul Maal (bait = rumah, al-maal = harta) menerima titipan dana

  ZIS (Zakat, Infaq, dan Sedekah) serta mengoptimalkan ditribusinya dengan memberikan santunan kepada yang berhak (ashnaf) sesuai dengan peraturan dan amanat yang diterima. 2)

  Baitut Tamwil ( bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta) melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil, terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. \

  

BMT

Baitul Maal Baitut Tamwil Fungsi Sosial Fungsi Bisnis

Zakat, Infaq, Sedekah, Bagi Hasil, Jual Beli, Jasa,

dan Wakaf Tunai dan Sektor Riil

Gambar 2.1. Fungsi BMT

  BMT bertujuan mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. Selain fungsi dan tujuan diatas, BMT juga memiliki visi dan misi. Visi BMT adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha BMT serta POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah) yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati- hatian. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMA dan BMT yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati-hatian sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar

  Untuk mencapai tujuan, visi dan misi BMT, ada beberapa upaya yang harus dilakukan, yaitu: 1)

  Mengembangkan kegiatan simpan pinjam dengan prinsip bagi hasil/syariah.

  2) Mengembangkan lembaga dan bisnis POKUSMA, yaitu kelompok simpan pinjam yang khas binaan BMT.

  3) Jika BMT telah berkembang cukup mapan, memprakarsai pengembangan Badan Usaha Sektor Riil (BUSRIL) dari sejumlah

  POKUSMA sebagai badan usaha pendamping.

  2. Prosedur

  Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan. (Puspitawati, 2011: 23)

  Pendapat lain mengatakan bahwa prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang. (Mulyadi, 2010: 5)

  3. Prinsip Akad.

a) Pengertian Akad.

  Kata akad berasal dari al-

  a’qd, yang berarti mengikat, segi etimologi lain, akad berarti ikatan antara dua perkara, baik ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua segi.

  Beberapa definisi yang diberikan untuk akad, di antaranya adalah: 1.

  Menurut Pasal 262 Mursyd al-Hairan, akad merupakan pertemuan ijab yang diajukan oleh salah satu pihak dengan qabul dari pihak lain yang menimbulkan akibat hukum pada objek akad.

  2. Adapun pengertian lain, akad adalah pertemuan ijab dan qabul sebagai pernyataan kehendak dua pihak atau lebih untuk melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya . (Anwar, 2010)

  Dalam dunia perbankan syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan itu berdasarkan Hukum Islam. Seringkali nasabah berani melanggar kesepakatan atau perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu berdasarkan hukum positif saja. Tetapi tidak demikiandalam Islam, perjanjian tersebut memiliki pertanggung jawaban hingga yaumil

  qiyāmah. (Antonio, 2001: 29-30)

b) Rukun dan Syarat Akad.

  Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad, sebagaimana dalam hal: 1.

  Rukun, yang mencakup: penjual, pembeli, barang, harga dan ijab-

2. Syarat, yang meliputi: a.

  Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasayang haram menjadi batal demi adanya hukum Islam.

  b.

  Harga barang dan jasa harus jelas.

  c.

  Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak pada biaya transportasi.

  d.

  Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan.Tidak boleh menjual sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai, seperti yang terjadi pada transaksi

  short sale dalam pasar modal. (Antonio, 2001: 29-30)

c) Objek Akad

  Dalam hukum perjanjian Islam obyek akad di maksudkan sebagai suatu hal yang karenanya akad dibuat dan berlaku akibat-akibat hukum akad. Obyek akad dapat berupa benda, manfaat benda, jasa atau pekerjaan, atau sesuatu yang lain yang tidak berkenaan dengan syariah. Benda meliputi benda bergerak dan tidak bergerak maupun benda berbadan dan benda tidak berbadan.

  Para ahli Hukum Islam mensyaratkan beberapa syarat pada obyek akad (Anwar, 2010: 191) , diantaranya adalah:

1) Obyek akad dapat diserahkan atau dapat dilaksanakan.

  Obyek akad disyaratkan harus dapat diserahkan apabila obyek tersebut berupa barang seperti dalam akad jual beli, atau itu berupa manfaat benda seperti dalam sewa menyewa benda (

  ijārah almanāfi’). Apabila obyek akad berupa sesuatu perbuatan

  seperti mengajar, melukis, mengerjakan suatu pekerjaan, maka pekerjaan itu harus mungkin dan dapat dilaksanakan.

2) Obyek akad harus tertentu atau dapat ditentukan.

  Obyek tersebut tertentu dan dapat ditentukan. Dasar ketentuan ini adalah bahwa Nabi SAW melarang jual beli kerikil.

  Dengan jual beli kerikil dimaksudkan jual beli dengan cara melemparkan batu kerikil pada obyek jual beli, dimana obyek yang terkena batu kerikil tersebut itulah jual beli yang terjadi. Hal ini hampir mirip dengan judi dimana seseorang memasang sejumlah uang, kemudian menggulirkan sebuah bola kecil, kemudian roda atau bola kecil tersebut berhenti atau masuk lobang, maka itulah obyek yang dia menangkan. Disini terjadi ketidak tentuan atau ketidak jelasan obyek. Dari larangan ini di abstraksikan ketentuan umum bahwa suatu obyek akad harus tertentu atau dapat ditentukan.

  Obyek akad itu tertentu artinya di ketahui dengan jelas oleh para pihak sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sengketa. Apabila obyek tidak jelas secara mencolok sehingga dapat menimbulkan persengketaan, maka akadnya tidak sah.

  Ketidak jelasan kecil (sedikit) yang tidak membawa kepada menjadikan akad kebiasaan dalam masyarakat sebagai menentukan mencolok atau tidaknya suatu ketidak jelasan.

  3) Obyek akad dapat di transaksikan menurut syara’

  Suatu obyek dapat di transaksikan dalam hukum Islam apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut: a)

  Tujuan obyek tersebut tidak bertentangan dengan transaksi, dengan kata lain sesuatu tidak dapat di transaksikan apabila transaksi tersebut bertentangan dengan tujuan yang di tentukan untuk sesuatu tersebut. Dalam hukum Islam, ada tiga jenis pemilikan dilihat dari segi pemiliknya, yaitu: (1) milik pribadi/individual. (2) milik negara, misalnya: gedung atau kendaraan, dianggap tidak dapat dijual kecuali setelah dicabut dari daftar millik negara. (3) milik umum/ masyarakat, yakni barang yang tidak dimiliki oleh masyarakat atau biasanya dalam kitab fiqih disebut sebagai

  milik Allah.

  b) Sifat atau hakikat dari obyek itu tidak bertentangan dengan transaksi, dengan kata lain sesuatu tidak dapat ditransaksikan apabila sifat atau hakikat sesuatu itu tidak memungkinkan transaksi. Yakni, sesuatu juga tidak dapat di transaksikan apabila sifat atau hakikat sesuatu itu memang tidak dapat menerima transaksi atau tidak dapat menerima akibat hukum hukum akad, suatu obyek, apabila berupa benda, harus merupakan benda bernilai dalam pandangan syariat Islam dan benda yang dimiliki.

c) Obyek akad tidak bertentangan dengan ketertiban umum.

  Obyek yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum lebih tertuju kepada obyek yang berupa melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Adapun obyek berupa benda yang bertentangan dengan ketertiban umum syar’i seperti narkoba atau VCD porno dimasukkan dalam kategori benda yang tidak bernilai pada pandangan syari’at Islam 4.

   Prinsip Mudharabah

a) Definisi Mudharabah

  Mudharabah berasal dari kata dharab, berarti memukul atau

  berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.

  Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan

  (Antonio, 2001: 95).

  kerugian tersebut. Sedangkan secara singkat

  

mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang

  kepada orang yang berniagan sehingga ia mendapatkan presentase

  ( keuntungan Ascarya, 2007: 60-61).

  Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih

  untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar 100% yang disebut sebagai Shahibul Maal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha, disebut dengan Mudharib. Bagi hasil yang dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah yang disepakati antara pihak-pihak yang bekerja sama. (Ismail, 2011: 83)

  Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul

  

maal dalam manajemen proyek.Sebagai orang kepercayaan,mudharib

  harus bertindak hatihati dan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha halal.Sedangkan, shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal.

  Mudharabah adalah akad yang telah oleh umat muslim sejak

  Zaman Nabi, bahkan telah dipraktikan oleh bangsa Arab sebelum turunya Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi sebagai pedagang, ia melakukan akad mudharabah dengan Khodijah.Dengan demikian, ditinjau dari segi hukum Islam, maka praktik mudharabah ini diperbolehkan, baik menurut Al-Quran, Sunnah, maupun Ijma ’.

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

ANALISIS PENERAPAN PRODUK ARISAN MODAL USAHA DI KSPPS BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 93

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN SIRELA DI BMT ANDA CABANG KARANGGEDE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

1 1 95

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 1 98

ANALISIS KEPUASAN ANGGOTA DI KSPPS BMT ANDA KARANGGEDE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 1 89

ANALISIS EFEKTIVITAS KINERJA TELLER DI KSPPS BMT NU SEJAHTERA KC SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 5 123

ANALISIS IMPLEMENTASI CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 1 85

ANALISIS KEPUASAN ANGGOTA DI KSPPS BMT NU SEJAHTERA KC BAWEN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 88