PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KEC. WONOBOYO KAB. TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

  

PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA

TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

SISWA SD NEGERI PATEKEN KEC. WONOBOYO KAB. TEMANGGUNG

  

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R

  I P S I

  Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh:

M. SYARIF

  NIM: 11408290

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga S 323433 -323706 Kode Pos 57021

  PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp . 3 Eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Yth. Ketua STAIN Di

  Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami kirimkan skripsi mahasiswa :

  Nama : M SYARIF NIM : 11408290

  Program studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : Pengaruh metode pemberian hukuman oleh arangtua terhadap intensitas beiajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung tahun 2009/2010 Untuk diujikan daiam sidang munaqosah skripsi.

  Demikian untuk menjadikan periksa. Wassaiamu’alaikum Wr. Wb.

  KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 5 0 7 2 1 W eb site :

  PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara M Syarif dengan nomer induk Mahasiswa 11408290 yang beijudul “PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KECAMATAN WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

  (S.Pd.i) Salatiga, 25 September 2010

  16 Syawal 1431. H Panitia Sidang

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah in i: Nama : MSYARIF NIM

  : 11408290 Jurusan : PAI Fakultas

  : Tarbiyah Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orantua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung Tahun 2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.

  Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

  MSYARIF

  NIM. 11408290

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW yang telah membawa sinar kehidupan dan cakrawala ilmmu pengetahuan bagi umat manusia.

  Penulisan karya ilmiyah ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi SI di STAIN Salatiga. Di samping itu penulis berharap karya tulis ini dapat menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar khususnya dan dunia pendidikan Islam pada umumnya.

  Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhorm at: 1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

  2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Alfred L, M. Si.

  3. Kepala SD Negeri Pateken Bapak Yunadi Purwatmoko, S Pd.

  4. Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan dan merestui dalam keberhasilan

  

ABSTRAK

  M Syarif, Program Studi PAI pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama

  

Islam Negeri Salatiga, tahun 2010. Judul skripsi “Pengaruh metode pemberian

hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada

SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun 2010.”

  Adapun penerapan metode pemberian hukuman oleh orangtua adalah cara-cara yang dilakukan oleh orangtua dalam mengatur putra-putrinya agar menjadi baik, sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh orangtua. Hukuman yang dimaksudkan hukuman yang bersifat mendidik bukan hukuman sebagaiman orang dewasa yang melanggar hukum

  Adapun yang melaksanakan hukuman disini adalah orangtua sedangkan yang melanggar hukuman adalah anak, dikandung maksud metode pemberian hukuman adalah agar anak intensitas belajar pendidikan agamanya meningkat penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan melakukan observasi, dan angket serta catatan lapangan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas belajar siswa tentang pendidikan agama Islam.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belum semua pemberian hukuman oleh orangtua dapat menigkatkan intensitas belajar siswa khususnya pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo setelah dilakukan penelitian ini. Dengan hitungan statistik product momen sebagai berikut: Tidak ada korelasi antara metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken tahun 2009 / 2010, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan bukti pada taraf signifikansi 5% : r<> = 0,037 < ri = 0,297 dan pada taraf signifikansi 1% : r0 = 0,037 < ri = 0,361. dari 101 populasi dengan sampel sejumlah 50 siswa.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Yang bertanda tangan di bawah in i:

  1. Nama MSYARIF

  2. Tempat / tanggal lahir Sleman, 12 Agustus 1952

  3. Pekeijaan Guru Agama Islam

  4. Pendidikan D n

  5. Agama Islam

  6. Alamat rumah Dusun Karanganyar, Desa Purbosari Kec. Ngadirejo,Temanggung Jawa Tengah

  Nama orang tu a :

  1. Ayah : Tomowidjojo

  Pekeijaan : Tani

  2. Ibu : Semi

  Pekeijaan : Tani

  3. Nama istri : Mudrikah

  Pekeijaan : Tani

  Alamat rumah : Dusun Karanganyar, Desa Purbosari,

  Kec. Ngadirejo, Temanggung Jawa Tengah Pendidikan:

  1. SR Cibuk Lor Lulus Tahun 1965

  2. PGAN 4 Tahun Yogyakarta Lulus Tahun 1968

  3. PGAN 6 Tahun Yogyakarta Lulus Tahun 1974

  4. D II IAIN Walisongo Lulus Tahun 1996

  5. Masuk Program SI ekstensi STAIN Salatiga Tahun 2008 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya apabila

  D A FTA R ISI

  

   B A B I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

   BAB II KAJIAN PUSTAKA

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  

  

  

  

   BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  BAB V PENUTUP

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

  M SYARIF : PENGARUH M ETODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUATERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KECAMATAN WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG

  B A B I

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan agama Islam yang diberikan di SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung adalah untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai- nilai tersebut dalam kehidupanindividu ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk Allah. Sedangkan orangtua mempunyai tanggungjawab langsung pada putra-putrinya diluar jam sekolah sehingga bila di bandingkan keberadaan siswa di sekolah dengan siswa diluar jam sekolah adalah sepertiga di banding dua pertiga sudah barang tentu aturan-aturan masing-masing orangtua di rumah tidak sama, namun dalam memberikan bimbingan semua pernah mengalami memberikan hukuman pada putra-putrinya hal tersebut tidak terlepas pada siswa SD

  Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung yang siswanya telah terpengaruh oleh berbagai informasi yang masuk pada dirinya termasuk informasi dari media elektro maupun lingkungan yang lainnya

  2

  TEMANGGUNG 2010”

  B. Perumusan masalah “ Rumusan masalah merupakan inti yang menjadi pokok penelitaian “ ( Lilik Sriyanti, 2008,26 ) Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang hendak diteliti adalah:

  1. Bagaimana metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /

  2010 ?

  2. Bagaimana intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /

  2010?

  3. Adakah pengaruh antara metode pembirian hukuman otang tua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2 0 0 9 /2 0 1 0 ?

  C. Tujuan Penelitian

  3

  1. Untuk megetahui metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010

  2. Untuk mengetahui intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara metode pembirian hukuman otang tua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 ?

  D. Hipotesis Penelitian “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang dirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan semantara terhadap masalah yang diteliti” ( Lilik Sriyanti, 2008, 26 ), sehubungan denagn itu penulis merumuskan Hipotesis sebagai berikut:

  “ Metode pemberian hukuman oleh orang tua mempunyai hubungan yang positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa” artinya semakin tinggi Metode pemberian hukuman orang tua semakin tinggi pula

  4

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Masyrakat Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pustaka ilmu pendidikan.

  2. Bagi Guru Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah penegtahuan bagi para guru dan calon guru tentang arti pentingnya metode pemberian hukuman orangtua unuk meningkatkan intensitas belajar siswa.

  3. Bagi Sekolah Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi masukan untuk lebih meningkatkan mutu kegiatan proses belajar di SD Negeri Pateken, Kecamatan W onoboyo, Kabupaten Temanggung.

F. D efinisi Operasional Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami

  

judul diatas maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan,

antara la in :

1. Hubungan Hubungan adalah berasal dari kata dasar “hubung: dan akhiran “an”. Hubungan adalah berangkaian / bersambung (yang satu dengan yang lain)

  (.W.J.S Poerwadarminta , 1982; 36)

  13

  3. Syarat pelanggaran Terhadap syarat pelaggaran disini ditentukan bersama m isalnya pelang terlambat, tidak belajar, asik nonton televise seharian, lupa jaw al pelajaran, tidak mempersiapkan pelajaran, tidak melaksanakan peket baik dirumah maupun disekolah, m em bolos, ulangan menyontek, janji tidak ditepati, berkelahi.

  4. Siapa yang memberi hukuman Adapun bila ditanyakan siapa yang berhak menghukum atau menentukan pelanggaran, jelas disini adalah orangtua.

B. Orangtua Orangtua adalah “ setiap orang yang bertanggungjawab dalam satu keluarga, yang dalam penghimpunan sehari-hari lazim disebut ibu bapak “ ( Thamrin Nasution,1989; 1 ) “ Pengaruh negative yang timbul jika orangtua menggunakan hukuman badan yang tidak konsesten terhadap anak “ ( Moch Shohib; 1998;8) Selanjutnya dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13 menyebutkan Sebagai berikut:

  Jm * ~ m

  14

  Artinya: Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya : “ Hai anakku jangan kamu memper sekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar- benar kezaliman yang besar ( Sunaryo, 1996;654)

  C. Intensitas Belajar

  1. Pengertian Belajar Arti belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha (berlatih diri), supaya mendapat suatu kepandaian (Depdiknas, 2005 : 17).

  Maksudnya perbuatan murid yang umumnya di bidang intelektual, formal yang mengarah pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Hasil belajar tersebut dapat mengarah baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk, belajar juga merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam penguasaan memperoleh hubungan- hubungan baru. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian dari beberapa para ahli antara la in : a. Mohamad Ali mengemukakan bahwa tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya karena

  15

  melainkan kematangan, artinya belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik jika ia telah matang melakukan hal itu (Winataputra, 1993 : 2).

  b. Menurut J. Bruner ialah bahwa setiap mata pelajaran dapat diajarkan dengan efektif dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap anak dalam setiap tingkat perkembangannya (Nasution, 1984:6).

  c. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Education

  Psycology : The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar

  adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif dan proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (reinforce) (Syah, 1995:90)

  d. Johann Heinrich Pestalozzi beipendapat bahwa anak lebih belajar efektif jikalau kita mulai dari yang konkrit kepada yang abstrak. Dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang dekat kepada yang jauh (Nasution, 1984:18).

  e. Al-Qur’an

  16 A rtin ya: Tidak wajar bagi seseorang yang Allah telah berikan Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah. Akan tetapi (dia berkata); Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani. Karena kamu mengajarkan A l- Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajari (Q.S. A l Im ron : 79). (Depag, 1984 : 89)

  

f. Johann Friedrich Herbar ia mengemukakan belajar adalah tujuan

pengalaman langsung hendaknya tidak semata-mata diberikan sekedar

untuk m emperoleh pengalaman saja, akan tetapi anak-anak harus pula

diberikan bimbingan untuk mengubah pengalaman langsung itu menjadi pengetahuan (Nasution, 1984 :1 9 ).

  

g. Menurut golongan kontra informasi, bahwa kegiatan belajar adalah

ulangan, mereka berpendapat bahwa pokok atau induk belajar adalah

m engulangi bahan pelajaran sehingga akan diingat (dikuasai)

(Suryabrata, 1 9 8 4 :2 6 5 ).

h. Hadits .

  X I * ^ A rtin ya: Barang siapa keluar / pergi dalam menuntut ilmu, maka dia berada d ijalan A llah sampai dia kembali. (Shabir, 1985 : 1 9 ) Hadits lain m enyebutkan: J __ - > S s' s' s' s' s-

A rtin ya: Barang siapa yang belajar untuk menuntut ilmu, maka A llah

akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. M uslim) (Bahreisy, 1 9 9 2 : 4 6 )

  17

  Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik beberapa konsepsi belajar sebagai berikut: a. Hasil belajar atau tujuan belajar dapat tercapai apabila pembelajaran sudah memiliki kepribadian yang matang artinya kesiapan fisik dan mental untuk melakukan sesuatu.

  b. Bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila peserta didik sesuai dengan tingkatan usia.

  c. Proses belajar mengajar diarahkan kepada materi yang mudah dulu kemudian ke materi yang lebih sulit.

  d. Proses belajar terutama mengeijakan hal-hal yang sebenarnya, belajar apa yang dibuat dan mengeijakan apa yang dipelajari.

  e. Peserta didik dibawa kepada tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.

  f. Kegiatan-kegiatan belajar atau dalam proses belajar perlu adanya apersepsi atau pengulangan materi pelajaran yang telah dipelajari.

  2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar

  a. Teori-teori belajar

  18

  psikologi telah mengemukakan pandangan-pandangan teoritis tentang belajar yang disebut dengan teori-teori belajar karena dalam proses belajar sangat berhubungan erat dengan jiwa / psycnologi.

  Dari beberapa teori tersebut penulis kemukakan 3 teori yaitu: 1) Teori belajar menurut psikologi daya

  2) Teori belajar menurut psikologi assosiasi (koneksionisme) 3) Teori belajar menurut psikologi Gestalt

  a) Teori belajar menurut psikologi daya Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya menanggapi, daya mengingat, daya berpikir, daya menghendaki. Daya-daya tersebut dapat diperkuat melalui latihan pembiasaan dan ulangan.

  Berdasarkan pandangan ini maka belajar di sekolah diartikan sebagai melatih daya psikis terutama daya berpikir. Menurut Prof. Drs. Nasution bahwa menurut teori ini diutamakan di sini bukanlah penguasaan bahan-bahan yang dipelajari, melainkan latihan dan bahan-bahan itu guna pembentukan daya- daya. Jadi pembentukan formalnya {mental discipline). (Nasution,

  1982:70)

  19

b) Teori belajar menurut psikologi assosiasi Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan

  

asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang) yang

mengenai individu melalui penginderaan dan respone (reaksi) Edward L Thorndike perintis teori ini mengemukakan antara la in : (Nasution, 1982 : 70)

  • - Kematangan kesiapan belajar dan motivasi berperan penting

    dalam keberhasilan belajar.
  • - Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat

    melalui penggunaan hadiah, sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman.
  • - Dalam aspek belajar bidang kognitif dan bidang psikomotor

  terutama dalam belajar ketrampilan peranan trial and error cukup besar pengaruhnya,

c) Teori belajar menurut psikologi

  Gestalt (Nasution, 1982 : 72) Teori ini mengatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu, yaitu belajar teijadi

jika telah diperoleh pemahaman atas suatu secara keseluruhan.

Dengan memperlihatkan dari berbagai teori belajar yang

telah diungkapkan diatasi. Maka penulis dapat mengambil

  20 kesimpulan bahwa antara teori akan mempunyai faedah dan

manfaat yang besar jik a sesuai dengan penempatannya,

b. Prinsip-prinsip belajar Belajar sebagai proses aktif, dimana dalam belajar teijadi saling

  

berhubungan dan mempengaruhi secara dinamis antara sisw a dan

lingkungan, anak didik senantiasa dalam belajar akan m emperoleh hasil

yang baik. Apabila anak didik senantiasa memperlihatkan adanya prinsip-

prinsip tersebut. Dimana sisw a sadar akan hakekat dari perbuatan belajar.

Dengan demikian siswa belajar penuh dengan pemahaman dan akan

terhindar dari rasa bosan dan jem u.

  Adapun prinsip-prinsip belajar tertentu yang telah disetujui oleh ahli pendidikan pada umumnya y a itu : 1) Pelajar harus mempelajarinya sendiri apapun yang dipelajarinya tidak ada seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

  

2) Setiap pelajar belajar menurut tempo (kecepatannya sendiri) dan

setiap kelom pok umur m em iliki variasi dalam kecepatan belajar.

3) Seorang pelajar akan belajar lebih banyak bilamana setiap langkah

belajar yang dilaluinya mendapat penguatan.

4 ) Penguasaan secara penuh terhadap setiap langkah memungkinkan

belajar secara keseluruhan lebih berarti.

  21

  5) Pelajar akan lebih termotivasi untuk belajar serta akan belajar dan mengingat lebih baik apabila ia diberi tanggung jawab untuk belajar mandiri (Depag R I , 2002 : 39).

  Tentang prinsip-prinsip belajar di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar diperlukan adanya kesiapan jasmani maupun rohani, kemauan yang kuat agar menimbulkan suatu kegairahan anak dalam belajar. Usaha yang keras dan ulet secara terus menerus, motivasi dari berbagai pihak serta didasari dengan cita-cita yang luhur.

  3. Prestasi belajar

  a. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu prestasi dan belajar, untuk mendapatkan pengertian atas kata tersebut maka penulis jelaskan lebih lanjut.

  Kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (Depdiknas, 2005 :895).

  Dari pengertian di atas maka prestasi adalah suatu hasil yang diperoleh setelah melakukan aktivitas. Dengan demikian maka prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu

  22

  1) Winkel, mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. 2) S. Nasution, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat dan prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni : kognitif,

  a fektif dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang

  memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut (.com 11.48 Am, Ridwan 202 (06.08.51), Ketercapaian Belajar, 07 Juni 2008). 3) Benyamin S. Bllom, berpendapat bahwa prestasi belajar dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui ketuntasan dalam belajar (www..siaksoft.net 17.00 Setiawan, 2006, Pengertian Prestasi, 23 Mei 2008).

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar seseorang didasarkan pada tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau report setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

  23

  b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) Faktor intern

  Faktor intern adalah faktor yang timbul dari diri individu itu sendiri, yang termasuk faktor intern antara lain: a) Intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya, kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya, dalam Al-Qur’an disebutkan pada surat Az-zumar ayat 9 yaitu:

  ^ ^ s ' S s ' }

  v-»

  UI Artinya: (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih berbentuk) ataukah orang yang beribadat di waktu- waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut pada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhan-nya ? Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak

  m en g eta h u i ?” . S esu n g g u h n y a orang ya n g berakallah

  24 Menurut Muhibbin, bahwa intelegensi adalah “Semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses, sebaliknya semakin rendah

kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil

peluangnya untuk meraih sukses” (Syah, 2005 :1 4 7 ).

b) Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.

  

Menurut Hillgard, bakat adalah “The capacity to learn” yang

berarti kemampuan untuk belajar. Maksudnya kemampuan itu

baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar atau berlatih (Slameto, 1995 : 57).

Allah juga menjelaskan dalam Al-Quran Surat A l Isra’ ayat 84

yang berbunyi:

  / ^ /

  Artinya: Katakanlah (Muhammad) “ Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing, maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya (Depag, 1984 : 437)

  25

c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan dengan disertai rasa sayang. Menurut Slameto, bahwa minat adalah “Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan m engenang beberapa kegiatan”

  

yang diminati seseorang diperhatikan terus yang disertai dengan

rasa sayang (Slam eto, 1995 : 57).

  Hal ini sesuai dengan hadits :

A rtin ya: Bagi seorang pelajar haruslah mempunyai kemampuan

yang keras (Ismail, 1992 :2 0 ).

d) M otivasi

  

M otivasi adalah daya penggerak yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan (Winataputra, 1993 : 34). Dalam hadits juga d isebutkan:

  26

  Artinya: Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan baik, Dia akan memberikan kepahaman (ilmu) padanya mengenai masalah agama (HR. Buchori Muslim) (Ghozi, 1987: 407).

  Dalam memberikan motivasi seseorang guru berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan siswa akan menekuni pelajaran. Melalui kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar siswa aktif. 2) Faktor ekstern

  Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar siswa antara lain: a) Keadaan keluarga

  Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat, tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Selain itu juga keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama tempat pertama seseorang mendapatkan pendidikan dan bimbingan sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak.

  Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits yang berbunyi:

  • Al-Qur’an surat An Nahl ayat 78
    • * ^ > >

  27

  A rtinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur (Depag, 1984 :413).

  Hadits - , ^ y i » s s >

  a » j

  #1 ' j a Il O y jij»Ojly

  U/?»y y A rtinya: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci.

  Sehingga berubah padanya lisannya. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Thabrony) (As-Suyuty,

  1999:99)

  b) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

  Karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

  Guru haruslah mencintai pekeijaannya dan yakin bahwa dengan yang diajarkan adalah ilmu yang bermanfaat yang tidak akan putus amalnya. Meskipun dia sudah meninggal sesuai dengan

  28 j \ a , j ->— s>: A U p ^ a l^ ^ i jiiC i U &l

  

A rtinya: Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia,

terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya (HR. Muslim) (Ghozi, 1 9 8 7 :4 0 8 ).

c) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya

  

terhadap perkembangan pribadi anak. Sebab dalam kehidupan

sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul, dengan lingkungan

dimana anak itu berada. Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar penulis dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai prestasi

atau hasil yang sempurna dalam belajar perlu adanya hal-hal yang

mempengaruhi belajar itu sendiri dengan adanya pengaruh dari

kecerdasan, bakat, minat, kesenangan untuk belajar dengan

keinginannya sendiri, motivasi, keinginan untuk belajar selain itu

dalam mencapai prestasi belajar juga harus ada dukungan dan

keijasama antara beberapa pihak antara lain keluarga, sekolah dan

masyarakat.

  29

  c. Indikator prestasi belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa, perubahan hasil belajar tersebut bersifat intangible (tak dapat diraba) untuk itu guru dalam hal ini hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting diharapkan dapat mencerminkan perubahan sebagai hasil belajar siswa.

  Dari uraian di atas yang digunakan dalam mengukur prestasi belajar siswa yaitu peneliti melakukan evaluasi dengan menggunakan tes. Sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan memperhatikan indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu), yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur yang dinyatakan dalam skor atau penilaian.

  D. Pendidikan Agama Islam

  1. Dasar Pendidikan Islam Yaitu pedoman untuk diadakannya pendidikan agama Islam. Dasar ini yang mendasi landasan sumber kekuatan dan keteguhan. Sehingga pendidikan itu mempunyai arah untuk mencapai suatu tujuan dasar pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

  Sebagai pendidik muslim, sudah menjadi kewajiban untuk memikirkan generasi muslim berikutnya akan pentingnya menuntut ilmu

  30

  memerangi kebodohan sejak dari kanak-kanak hingga ke liang kubur.

  Dengan kata lain menuntut ilmu pengetahuan itu sama pentingnya dengan berperang mengusir musuh Islam.

  Islam berarti ajaran yang kita imani, memang memerintahkan untuk mengajak kepada jalan yang lurus, baik pada keluarganya maupun orang lain sesuai dengan kemampuannya.

  2. Pengertian Pendidikan Agama Islam Ada beberapa pendapat yang memberikan definisi tentang Pendidikan Agama Islam.

  Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama” .

  Oemar Muhammad Al-Toumy Al Syaebany berpendapat bahwa : Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan (HM. Arifin, 1987 :13)

  Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berapa bimbingan atau asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya pandangan hidup Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup

  31

belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai

makhluk individual dan sosial dalam hubungannya dengan alam sekitar

dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islam,

yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak jarimah.

3. Faktor Pendidikan Agama Islam Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam sehari-hari sebetulnya

  

tidak hanya pendidik dan peserta didik yang harus ada, akan tetapi masih ada

faktor-faktor lain yang saling kait-mengkait antara satu dengan yang lainnya,

timpang salah satu faktor maka sukarlah untuk mencapai tujuan dalam proses

pendidikan. Adapun faktor-faktor pendidikan Islam ada lim a : a. Faktor anak didik

  b. Faktor pendidik

  c. Faktor tujuan pendidikan

  d. Faktor alat pendidikan

  e. Faktor millieu / lingkungan

4. Materi Pendidikan Agam a Islam Tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam antara tokoh pendidikan Islam yang satu dengan yang lain sedikit berselisih pendapat.

  

Tetapi pada dasarnya mereka sama dan sepakat tentang ruang lingkup

pendidikan Islam itu sendiri. Dan tentang hal ini semuanya merujuk kepada

Al-Qur’an Surat Lukman ayat 1 3 ,1 4 ,1 7 ,1 8 ,1 9 .

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri Pateken

  1. Sejarah SD Peteken Kecamatan Wonoboyo SD Negeri Pateken Kec. Wonoboyo Kabupaten Temanggung, pada awal berdirinya sebenarnya telah lama yaitu tahun 1976. Didirikan oleh

  Pemerintah disebut SD Impres, Kepala Sekolah yang pertama dijabat oleh Chatarina Suwarti, mulai tahun 1976 hingga 1996, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Ilyasak, dari tahun 1997 hingga tahun 2003, dan dilanjutkan oleh Bapak Martin Riyonto, S Pd, namun tahun 2010 ini dijabat oleh Bapak Yunadi Purwatmoko, S Pd sampai dengan penelitian ini berlangsung.

  2. Letak geografis SD Negeri Pateken menempati lokasi di pegunungan tepatnya dilereng pengunungan sewu dikaki bukit sidoro, adapun siswa beijumlah 101 orang

  3. Keadaan guru, penjaga dan siswa

  a. Keadaan guru Pada bab ini penulis kemukakan personalia guru SD Negeri

  Pateken tahun pelajaran 2009 / 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

  39 Tabel 1

  Keadaan Guru dan Penjaga SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009 / 2010

  Pendidikan No Nama /N IP Jabatan

  Terakhir

  1

  2 _..3

  4

  1 Yunadi Purwatmoko, S Pd Kepala Sekolah SI N I P .196406181983041001

  2 Ciptowati, A Ma Pd Guru Kelas I DII Nip. 195511141975122007

  3 Susaryati Guru Kelas II SPG Nip. 195204241974012003

  4 Hemy Setya A, A Ma Pd Guru Kelas III D II

  Nip. 196208151983042010

  5 Ngadiran,AM a Pd Guru Kelas IV D II

  Nip. 195110011973061001

  6 Mulyani, A Ma Pd Guru Kelas V DII Nip. 196507031988061002

  7 Mutinah, S Pd Guru Kelas VI SI Nip.

  8 M Syarif, A Ma Guru PAI D II Nip. 195208121979121002

  9 Anita Retnawati, A Ma GuruBhs D II

  Inggris

  10 Parman Penjaga SMA

  195804081980111003

  40 101 siswa, untuk mengetahui data siswa tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel N o. 2 Keadaan Siswa SD Negeri pateken Tahun Pelajaran 2009 / 2010 N o Kelas L P Jumlah

  

9

  55 46 101

  14 Jml

  6

  

8

  6 VI

  15

  7

  

8

  5 V

  16

  7

  4 IV

  1 I

  18

  9

  

9

  3 III

  19

  9

  10

  2 II

  19

  8

  11

4. Struktur Organisasi Struktur organisasi dan personalia pada SD Negeri Pateken dapat dilihat pada tabel berikut:

  41 Tabel No. 3

  Struktur Organisasi SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009 /2010

  5. Sarana dan prasarana Proses belajar mengajar akan berhasil jika didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Terpenuhinya sarana dan prasarana akan menciptakan iklim yang menyenangkan siswa dalam belajar.

  Sarana prasarana yang dimiliki SD Negeri Pateken tercantum dalam

  42

  2

  1. Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua Tabel No. 5

  

B. Data Siswa yang mengisi angket SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009

/2010

  1 i

  15 Mesin ketik

  11 Komputer -

  1

  10 Koperasi

  1

  9 Masjid

  4

  8 WC Murid

  1

  7 WC Ka Sekolah

  6 WC Guru

  Sarana dan Prasarana SD Negeri Pateken

  1

  5 Ruang UKS

  1

  4 Ruang perpustakaan

  1

  3 Ruang kantor

  6

  2 Ruang kelas

  2

  1 Gedung milik sendiri

  Jumlah

  Tahun 2009/2010 No Nama Barang

  Tabel No. 4

  Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua yang didasarkan pada angket Siswa SD Negeri Pateken Tahun 2009/2010

  3. B A A B C C A A C A

  G

  19

  C A B A C A

  c c

  25. B B

  15

  C B C C A

  C

  c c

  c

  24. B B

  16

  C A A B B C C

  c

  23. C C

  15

  26. C C

  C B B B C A

  22

  30. B B B B A C C A C B

  33. B B B A A B A B B B

  25

  32. B B A A B B A A B A

  22

  31. B B B A B B C A B A

  19

  22

  15

  29. A A B B A C C A C A

  20

  28. B B B B A C C A C A

  19

  A A C B B B A

  c

  27. C C

  22. A A C C B C C C C C

  21. C B C A A A A A C B

  22

  8. C C C A A C A B C C

  11. C C € A C C A A B A

  18

  10. C C C B B B B A C A

  20

  9. B B C C A C B A B A

  17

  19

  12. B B C B C C A A C A

  7. A B C C A A C C C A

  19

  6. C C A A A C A B C C

  22

  5. B B A A A B C C B A

  19

  4. A B A B A C C C C B

  19

  19

  17

  17

  C B C A

  c

  20. B B C C A

  17

  19. B C A B C C A C C B

  20

  18. B B A C C C A A C A

  17. B B C C C C C A B A

  13. B B B C C C A A C A

  20

  16. B B B C A A B C C A

  21

  15. A C C A A A B C C A

  17

  14. B B C C C B B B C A

  19

  23

  44

  28

  3. A A A B A A A B B A

  27

  4. A A A A A C A B A A

  27

  5. A A A B A C B B C B

  22

  6. A A A A A A B A B A

  28

  7. A A A B A A A A C B

  26

  8. A A A A A A A A C A

  9. A A A A A A A A A A

  2. A A A A A A B B B A

  30

  10. A A A B A A A A A A

  29 11. A A A A A A A A A A

  30

  12. A A A A A A A A A A

  30 13. A A A A A A A A A A

  30

  14. A A A A A A B B A A

  28

  15. A A A A A A A B A A

  29

  16. A A A A A C A B A A

  27

  26

  44. A A B C C C A A B A

  20

  22

  45. A A A B B C C B B C

  20

  46. B B B B B B B B B A

  21

  47. B A C B B C A A B A

  22 48. B B B B C C C C B A

  17

  49. A B B B A B C C C B

  19

  50. A A B C A C C C B A

  2. Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa Tabel No. 6

  1 . A A A A A C B A B A

  Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa yang didasarkan pada angket siswa SD Negeri Pateken Tahun 2009/2010

  NO JAWABAN NOMOR SOAL TOTAL NILAI

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1

0 0 70

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 /2 0 1 1 - Test Repository

0 1 74

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TARIH MELALUI METODE DISKUSI PARTISIPASI PADA SISW A KELAS V SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 3 118

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE )EMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOBOREJO KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

1 0 96

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW UNTUK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA LELAS V SDN 3 M DNCAR KEC. GEMAWANG KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 3 86

UPAYA STRATEGI, READING GUIDE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN ILMU TAJWID PADA SISWA KELAS IV REJOSARI III BANDONGAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

0 0 92

EFEKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR DENGAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SD NEGERI 2 DUREN KECAMATAN BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 8 87

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN NGAJARAN 0 3 KEC. TUNTANG KA B. SEMARANG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 0 92

PENGARUH PEMBIASAAN PRAKTIK KEAGAMAAN DI SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN IBADAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TRETEP KEC. TRETEP KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 0 82

PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI LANJAN 02 KEC. SUMOWONO KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

0 0 82