Home industri dan perubahan sosial : studi tentang kerajinan gerabah dan perubahan masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro.

(1)

HOME INDUSTRY

DAN PERUBAHAN SOSIAL

(Studi tentang Kerajinan Gerabah dan Perubahan Masyarakat di Desa

Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial (S. Sos) Dalam Bidang Sosiologi

Oleh :

SITI NUR SHOFFINATUL FAUZIAH NIM : B05213026

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Siti Nur Shoffinatul Fauziah, 2017, Home Industri dan Perubahan Sosial (Studi Tentang Kerajinan Gerabah dan Perubahan Masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro), “Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.”

Kata Kunci: Home Industri, Perubahan Sosial

Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk Perubahan Sosial

adanya Home Industry kerajinan gerabah dan bagaimana dampak adanya

perubahan sosial yang terjadi di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Home industri adalah suatu perusahaan perseorangan atau bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan adalah bentuk yang dipandang paling sesuai.

Penelitian ini menggunakan metode deskripstif kualitatif, teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dan wawancara mendalam. Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan teori Perubahan Sosial dan Gerakan Sosial milik Piotr Sztompka. Ada dua hasil penelitian yang bisa dipaparkan oleh peneliti antara lain :

Pertama, bentuk perubahan sosial dengan adanya home industry kerajinan gerabah pada masyarakat berupa perubahan disektor ekonomi keluarga, sosial- budaya, agama dan pendidikan. Dimana perubahan sosial tersebut menjadi signifikan dan saling berkaitan satu sama lain. Contoh yang paling mendasar yaitu meningkatnya perekonomian masyarakat Desa Rendeng yang ditandai dengan berbagai macam kemandirian ekonomi dan peningkatan hasil perekonomian keluarga pengrajin gerabah baik untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder.

Kedua; ada dua jenis dampak perubahan sosial, berupa dampak positif dan juga dampak negatif. 1). Dampak positif meliputi kesejahteraan masyarakat di Desa Rendeng dibuktikan dengan meningkatnya perekonomian warga, serta terpenuhinya sandang, pangan, juga papan. Terpenuhinya fasilitas kesehatan yang baik, serta terpenuhinya fasilitas pendidikan yang memadai untuk anak didik pengrajin gerabah. 2). Dampak negatif yang terjadi pada tingkat religiusitas masyarakat menjadi semakin menurun, serta gaya hidup masyarakat yang semakin menjadi konsumtif. Hal ini tentunya akan berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat ke depannya.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10


(8)

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II : HOME INDUSTRY DAN PERUBAHAN SOSIAL PRESPEKTIF PIOTR SZTOMPKA ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Home Industri dan Perubahan Sosial ... 20

1. Home Industri ... 20

a. Pengertian Home Industry... 20

b. Karakteristik Home Industry ... 21

c. Jenis-Jenis Usaha Home Industry ... 23

d. Landasan Hukum Home Industry ... 26

e. Peran Home Industry ... 28

2. Perubahan Sosial ... 29

a. Pengertian Perubahan Sosial ... 29

b. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 31

c. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ... 34

C. Teori Gerakan Sosial ... 36

BAB III : METODE PENELITIAN ... 46

A. Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 48

C. Pemilihan Subyek Penelitian ... 49

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

F. Teknik Analisis Data ... 60


(9)

BAB IV : HOME INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DI DESA RENDENG KECAMATAN

MALO KABUPATEN BOJONEGORO ... 65

A. Deskripsi Umum Desa Rendeng ... 65

1. Kondisi Geografis Desa Rendeng ... 65

2. Pendidikan ... 69

3. Kesehatan ... 71

4. Sarana Dan Prasarana Desa Rendeng ... 71

5. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Rendeng ... 72

6. Karang Taruna Desa Rendeng ... 73

7. Kegiatan Keagamaan Desa Rendeng ... 74

8. Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Rendeng ... 76

B. Home Industri Kerajinan Gerabah dan Perubahan Masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ... 78

1. Sejarah Kerajinan Gerabah ... 78

2. Bentuk Perubahan Sosial Dengan Adanya Home Industri Kerajinan Gerabah Di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ... 80

a. Perubahan Dalam Bidang Ekonomi ... 80

b. Perubahan Dalam Bidang Keagamaan ... 90

c. Perubahan Dalam Bidang Pendidikan ... 93

3. Dampak Perubahan Sosial Yang Terjadi Dengan Adanya Home Industri di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ... 96

a. Dampak Positif ... 96

b. Dampak Negatif ... 101


(10)

BAB V : PENUTUP ... 111

A. Kesimpulan ... 111 B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Dokumen Yang Relevan

3. Surat Bukti Penelitian

4. Jadwal Penelitian


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Home industry berasal dari dua suku kata yaitu, Home yang berarti

Rumah, tempat tinggal ataupun kampung halaman, dan Industry yang berarti

kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan

peralatan misalnya mesin1. Selain itu industri “menurut Sri Hariyani dalam

bukunya, Hubungan Industrial di Indonesia mengatakan bahwa industri

merupakan kumpulan perusahaan yang sejenis”2.

Jadi dapat disimpulkan bahwa home industry merupakan rumah usaha

produk barang atau jasa yang diolah dengan menggunkan sarana dan juga

peralatan (mesin) dengan beberapa kumpulan perusahaan yang sejenis dalam

proses produksinya. Home industry termasuk dalam kategori perusahaan

perorangan yang berarti pemilik dari suatu perusahaan perseorangan. Bagi

yang hendak memulai bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan adalah

bentuk yang dipandang paling sesuai.

Home industri paling banyak dilakukan oleh masyarakat di desa,

dimana mereka hanya memiliki modal kecil, dan juga tidak terlalu memiliki

banyak jaringan dalam dunia bisnisnya. Para pengusaha yang memiliki home

industry kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga sebagai pemimpin

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Online, http://KBBI.web.id/industri di akses pada tanggal 22-November-2016, 20:30

2


(12)

2

industrinya dan keluarga yang lainnya sebagai pembantu dalam proses

perindustrian tersebut.

Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini

adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggora keluarga yang

berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang

disekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang tidak terlalu

besar. Home industri juga sering disebut sebagai perusahan kecil, karena jenis

kegiatan ekonomi dipusatkan di Rumah. Namun terkadang home industry

tersebut dapat menjadi industri yang besar jika home industry tersebut berjalan

dengan lancar dan laba dari yang diperoleh melebihi modal awal yang

digunakan dalam berusaha.

Usaha kecil tersebut harus berdiri sendiri, bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi

baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha

besar. Istilah industri biasanya menimbulkan gambaran dalam pikiran akan

adanya pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan yang mengelola bahan mentah

menjadi barang jadi dengan menggunakan alat-alat seperti mesin dan lain-lain.

Pengertian industri sering dihubungkan dengan adanya mekanisasi,

teknologi dan hal-hal lain yang datang dari negara yang sudah lebih maju.

Kuwartojoyo dan Setyawati (2002) mendefinisikan industri sebagai kegiatan

untuk mengahasilkan barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus


(13)

3

digunakan sejumlah tenaga kerja dengan peralatan, teknik dan cara serta pola

kerja tertentu. Dalam ranah home industry, peralatan tidak seperti halnya

pekerja dipabrik besar yang menggunakan pakaian lengkap atau hanya sekedar

berseragam, dalam home industry tidak menggunakan peralatan yang khusus

dan canggih, terkadang mereka hanya mengandalkan peralatan seadaanya, dan

bisa jadi peralatan tersebut adalah hasil buatan yangan mereka sendiri.

Home industry ini sangat erat kaitanya dengan adanya sebuah teknologi yang membantu memperlancar jalannya produksi, ekonomi yang

merupakan akar dari terciptanya sebuah industri di dalamnya, perubahan yang

mana setiap adanya sebuah industri baik itu besar maupun kecil tidak dapat

dipungkiri akan terjadi yang namanya perubahan sosial yang berdampak pada

individu baik itu yang ikut terjun dalam dunia perindsutrian maupun individu

yang berada disekitar kawasan indistrusi. Karena terdapat

komponen-komponen seperti orang-orang yang terlibat di dalamnya atau kegiatan

industri tersebut sangat mempengaruhi akan keberlangsungan hidup

masyarakat.

“Pengaruh atau perubahan yang terjadi akibat adanya sebuah home industry disuatu daerah itu sendiri adalah perubahan pada aspek ekonomi (finansial) sebuah keluarga, perubahan sosial (berkurangnya jumlah pengangguran), dan juga perubahan agama juga acapkali sering terjadi. Akibat dari adanya perubahan tersebut dapat dirasakan dalam berbagai bentuk yang

berbeda-beda pada setiap individu.3

Pada skripsi ini, peneliti akan membahas tentang home industry dan

perubahan sosial. Dimana home industry di Desa Rendeng Kecamatan Malo

3


(14)

4

Kabupaten Bojonegoro ini merupakan home industry yang sudah digeluti oleh

masyarakat Rendeng semenjak dulu dan semakin eksis hingga saat ini. Home

industry kerajinan Gerabah ini juga merupakan salah satu komponen perekonomian yang penting bagi masyarakat Rendeng. Karena dengan adanya

home industry ini selain sebagai mata pencaharian tetap masyarakat sekitar, juga produk yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya home industry kerajinan gerabah ini, dapat membantu

perekonomian warga sekitar dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat ikut

meningkat, karena banyak pihak yang ikut bercampur tangan dalam proses

home industry ini sendiri.

Dengan adanya industri-industri di Negara ini, baik itu industri besar

maupun kecil memungkinkan perekonomian masyarakat berkembang pesat

dan semakin membaik, sehingga nantinya dapat membawa perubahan dalam

struktur perekonomian Nasional juga. Berdasarkan Surat Keterangan Menteri

perindustrian No 19 M/SK/1986 membagi industri dalam empat kelompok

yaitu4.

1. Industri kimia dasar merupakan industri yang mengolah bahan

mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Industri ini dapat

dikategorikan dalam industri besar, dengan peralatan yang canggih,

karyawan yang banyak dan juga sistem kerja yang bagus. Contoh

industri kertas, semen, pupuk, selulosa dan karet.

4


(15)

5

2. Industri mesin dan logam dasar merupakan industri yang mengolah

bahan mentah menjadi bahan baku atau barang setengah jadi.

Contoh industri elektronika, mesin, pesawat terbang, perkakas dan

alat berat.

3. Aneka industri merupakan industri yang menghasilkan beragam

kebutuhan konsumen. Contoh industri pangan, tekstil, kimia dasar,

dan aneka industri bahan bangunan.

4. Kelompok industri kecil merupakan industri dengan modal kecil

atau peralatan yang masih sederhana. Contoh industri rumah

tangga (home industry).

Home industry ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga di kampung halaman. Dengan begitu,

usaha kerajinan Gerabah ini otomatis dapat membantu program pemerintah

dalam upaya mengurangi angka pengangguran. Lagi, jumlah penduduk

miskinpun akan berangsur menurun. Sebagaimana nama kegiatan ekonomi ini,

Home Industri kerajinan gerabah ini memusatkan kegiatannya di rumah

keluarga tertentu dan biasanya para karyawan berdomisili di tempat yang tak

jauh dari rumah produksi tersebut. Hal itu tampak jelas terlihat dari hasil

observasi peneliti di desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro.

Secara geografis dan psikologis hubungan mereka sangat dekat

(pemilik usaha dan karyawan), sehingga untuk menjalin komunikasipun juga

cukup mudah, dari kemudahan dalam berkomunikasi ini diharapkan dapat


(16)

6

ekonomi ini adalah milik keluarga, kerabat dan juga warga sekitar. Merupakan

tanggung jawab bersama dalam upaya meningkatkan perusahaan mereka.

Bertambahnya jumlah keluarga tentu saja akan menambah jumlah kebutuhan

dalam memenuhi keperluan anggota keluarga itu sendiri semakin meningkat.

Kebutuhan keluarga ini akan terasa ringan terpenuhi jika ada usaha yang

mendatangkan income atau penghasilan keluarga untuk menutupi kebutuhan

tersebut. Meskipun di desa Rendeng masyarakat memiliki pekerjaan yang

sama, yaitu membuat kerajinan gerabah. Hal itu tidak membuat mereka

mengurungkan niatnya untuk beralih profesi ataupun menutup home industry

mereka. Dan setiap home industry sudah memiliki pengepul sendiri untuk

memperjualkan barang dagangan mereka kepada konsumen.

Home industry kerajinan gerabah ini sebenarnya berasal dari usaha keluarga yang turun menurun dan pada akhirnya meluas secara otomatis dan

dapat bermanfaat menjadi mata pencarian penduduk di Desa Rendeng ini.

Proses dalam pembuatan kerajinan gerabah ini biasanya tidak begitu menyita

waktu, sehingga memungkinkan pelaku usaha membagi waktunya untuk

keluarga dan pekerjaan tetap yang diembankan. Kadang pada musim

penghujan seperti bulan-bulan ini, mereka para pekerja tidak menentu dalam

membuat kerajinan gerabah tersebut, dikarenakan cuaca tidak mendukung dan

juga pasokan bahan baku yang sulit di dapat. Namun tidak hanya itu dalam

proses pematangannyapun juga sangat rumit membutuhkan bahan-bahan yang

kering, sehingga pada musim penghujan ini membutuhkan waktu yang lebih


(17)

7

Desa Rendeng sendiri merupakan sebuah desa yang terletak di

kecamatan Malo yang merupakan bagian wilayah barat kabupaten Bojonegoro

atau yang lebih dikenal dengan bumi Angkling Darmo, yang tepatnya berada

di propinsi Jawa Timur. Rendeng ini merupakan suatu lingkungan pedesaan

yang mempunyai latar belakang sejarah dan tradisi yang cukup menarik,

Rendeng juga memiliki lingkungan geografis pegunungan yang cukup baik,

sejuk dan indah. Selain itu juga terdapat Bengawan Solo yang terbentang luas

yang jaraknyapun tak jauh dari pemukiman warga.

Penduduk Desa Rendeng merupakan masyarakat industri dan juga

agraris atau bertani, hal ini dikarenakan Rendeng dikelilingi oleh pegunungan

dan tanahnya yang subur, serta dekat dengan Bengawan Solo. Selain sebagai

petani, penduduk Rendeng juga ada yang bekerja sebagai penambang pasir

karena lokasi yang dekat sekali dengan Bengawan Solo dan kualitas

pasirnyapun bagus, serta banyak pengrajin dari tanah liat, seperti gerabah,

celengan dan juga membuat batu bata. Karena letak desa yang sangat dekat

dengan sungai, desa Rendeng juga sering dikunjungi banjir. Jarak antara

pemukiman warga dengan bengawan atau sungai kurang lebih 2 Km.

Terakhir desa Rendeng dilanda banjir pada tahun 2014, dimana itu

merupakan banjir yang paling besar dari pada banjir pada tahun

sebelum-sebelumnya. Yang hampir menenggelamkan rumah, akibatnya kegiatan sosial

ekonomi pun ikut lumpuh dan para pendudukpun mengungsi di daerah yang

lebih tinggi. Namun dibalik itu semua, banyak kekayaan alam yang dapat


(18)

8

juga tanah liat yang digunakan dalam proses kerajinan tangan seperti gerabah,

pembuatan batu bata, dan juga penambangan pasir yang kualitasnya pun

bagus. Memang masyarakat Rendeng lebih fokus pada bidang agragis dan

home industri dibandingkan dengan bidang-bidang yang lain, karena

dipengaruhi dengan letak geografis juga yang dimana daerah atau Desa

Rendeng tersebut lumayan jauh dari kota. Jadi untuk pekerjaan yang

melibatkan bidang selain agraris itu sendiri susah ditemukan.

Dulunya Desa Rendeng merupakan desa yang bisa dibilang tradisional,

hal itu dikarenakan faktor pendidikan yang kurang begitu diperhatikan dan

juga kurang adanya fasilitas kesehatan yang memadai. Namun sekarang yang

terjadi justru sebaliknya, Desa Rendeng saat ini sudah semakin berkembang

daripada Desa-desa tetangga, hal itu dikarenakan adanya sebuah inovasi baru

tentang kerajinan gerabah yang saat ini menjadi tempat wisata edukasi

celengan yang beragam motif serta bentuknya. Kegiatan ini dikembangkan

oleh para remaja Karang Taruna desa Rendeng itu sendiri atas saran dari

petugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta didukung penuh oleh Kepala

Desa dan juga warga masyarakat desa Rendeng baik itu hanya sebagai

pendukung dan juga menjadi pembantu dalam memproduksi kerajinan

gerabah yang unik lain daripada yang lain.

Munculnya tempat-tempat pariwisata tersebut selain meningkatkan

pendapatan daerah diharapkan juga mampu meningkatkan potensi-potensi

yang dimiliki daerah, contohnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia


(19)

9

tersebut mampu mendorong terbentuknya sebuah wisata edukasi pembuatan

kerajian gerabah yang diciptakan oleh sumber daya manusia sebagai pengelola

pariwisata di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro yang tak

lain adalah para remaja Karang Taruna yang dengan segenap hatinya

mengelola wisata edukasi kerajinan gerabah tersebut.

Sebuah wisata edukasi tersebut merupakan inovasi baru untuk lebih

memperkenalkan atau sebagai alat untuk memperkenalkan kerajinan gerabah

di Desa Rendeng ini sendiri dan juga membantu home industry yang ada di

desa Rendeng untuk lebih mempermudah dalam proses penjualan. Dengan

adanya wisata edukasi ini, dapat membantu para pekerja yang dulunya harus

pergi keluar desa maupun kota untuk menjual gerabah-gerabah mereka kepada

pembeli, sekarang dengan adanya wisata edukasi para pembuat gerabah kini

tidak perlu repot-repot lagi mengenai hal itu, justru sekarang para pembelilah

yang datang untuk membeli. Hal ini menjadi mempermudah pada pembuat

gerabah dalam menjalankan bisnis home industri ini. Hampir 80% para

pembuat kerajinan gerabah kini sudah tua-tua, dan ada juga yang sudah

banyak pensiun karena alasan umur dan juga kesehatan mereka yang tidak

mendukung. Namun para generasi penerusnya masih ada, sehingga ini yang

membuat kerajinan gerabah di Desa Rendeng tersebut masih eksis dan

semakin berkembang lagi serta dapat terus meningkatkan tingkat


(20)

10

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk perubahan sosial dengan adanya Home Industry

kerajinan gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten

Bojonegoro?

2. Bagaimana dampak perubahan sosial yang terjadi dengan adanya

Home Industry kerajinan gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah yang sudah tersaji, peneliti ini

memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan dan memahami bagaimana bentuk-bentuk

perubahan sosial yang terjadi di Desa Rendeng Kecamatan Malo

Kabupaten Bojonegoro semenjak adanya Home Industry kerajinan

gerabah tersebut.

2. Untuk mendeskripsikan bagimana dampak perubahan sosial yang

terjadi dengan adanya home industry kerajinan gerabah di Desa

Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya

bagi diri sendiri dan masyarakat pada umumnya, terutama dalam


(21)

11

kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapaun uraian dari

kedua manfaat tersebut antara lain :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat serta memberikan konstribusi

dengan temuan-temuan yang diteliti bagi pribadi maupun program studi

sebagai pengembangan khazanah keilmuan terutama dalam ilmu sosiologi.

Agar lebih mengetahui bagaimana home industry serta perubahan

masyarakat yang terjadi di desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten

Bojonegoro.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sebagian masyarakat

luas khususnya masyarakat Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten

Bojonegoro yang diteliti. Untuk tetap mempertahankan home industri

kerajinan gerabah dengan berbagai manfaatnya bagi masyarakat umum

dan juga bagi masyarakat desa Rendeng itu sendiri. Dan dapat memahami

perubahan-perubahan masyarakat yang tidak mereka sadari selama ini di

desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro.

E. Definisi Konseptual

Konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian. Konsep sendiri

merupakan rancangan atau ide sebuah pengertian yang diabstrakkan dari


(22)

12

lain5. Dan suatu konsep merupakan sebuah definisi singkat dari sejumlah fakta

atau data yang ada. Definisi konseptual sangat dibutuhkan sebagai pemberi

batasan atas menjelaskan tentang kata yang ada di dalam penelitian ini.

Dengan demikian istilah atau definisi yang dimaksud memeiliki pengertian

terbatas, dan terhindar dari kesalahpahaman.

Judul daripada proposal skripsi ini yaitu “Home Industri Dan

Perubahan Sosial (Studi Tentang Kerajinan Gerabah dan Perubahan Masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro)”. Maka untuk memperoleh suatu gambaran dalam memahami pembahasan ini,

penulis akan menegaskan mengenai definisi konseptual tersebut. Adapun

pengertian dan maksud judul penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Home Industri

Menurut UU No.9 Tahun 1995, “ Home industry juga berarti kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- ( dua ratus juta rupiah ), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) dan untuk masalah kepemilikan, usaha tersebut hanyalah milik perorangan dan tidak terkait instasi manapun atau dibawah naungan instasi apapun atau kata dalam kata lain, industri yang berdiri sendiri.”6

Home industry Merupakan rumah usaha produk barang jadi yang kegiatan produksinya dilakukan di dalam rumah dan dalam

proses pembuatannya masih menggunakan alat yang sederhana

berbeda dengan industri-industri besar, sehingga membutuhkan waktu

5

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Online,http://KBBI.web.id/konsep. diakses pada tanggal 24 november 2016 pukul 22:30

6


(23)

13

yang agak lama untuk sampai pada tahap akhir yaitu proses

penjualannya itu sendiri. Dengan jenis usaha berupa kerjianan gerabah

yang terbuat dari tanah liat dengan motif yang beragam.

2. Perubahan Sosial

“Perubahan sosial oleh Gillin John dan John Phillip Gillin ialah perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan proses di mana terjadi perubahan struktur masyarakat yang selalu berjalan sejajar dengan perubahan kebudayaan dan fungsi suatu sistem sosial”.7

Perubahan sosial sendiri merupakan perubahan yang terjadi

pada masyarakat pada aspek perekonomian, dimana itu merupakan

tujuan yang memang ingin dicapai yaitu menuju ke taraf hidup yang

lebih baik daripada sebelumnya. Selain aspek perekonomian yaitu

pada tingkat kesejahteraan masyarakat juga pada aspek, budaya, dan

perilaku sosial. Perubahan tersebut meliputi berkurangnya angka

kemiskinan, berkurangnya angka pengangguran, bertambahnya

pendapatan penduduk, serta berubahnya gaya hidup masyarakat.

3. Kerajinan Gerabah

Merupakan suatu hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau

kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

ketrampilan tangan yang bahan dasarnya dari tanah liat. Kerajinan

7

Jacobus Ranjabar, Perubahan Sosial : Teori-Teori Dan Proses Perubahan Sosial Serta Teori Pembangunan. ( Bandung: Alfabeta, 2015 ), 5


(24)

14

gerabah di Desa Rendeng sendiri sangat beragam, ada yang membuat

gerabah yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti,

wajan, layah, cowek, ngaron, tungku, kendi. Dan adapula yang unik

yaitu gerabah yang berbentuk cartoon lebih mengikuti kebutuhan

permintaan barang di pasar seperti, spongebob, patric, superman,

doraemon, batman, upin-ipin, dan masih banyak lagi.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini agar tidak terdapat kesulitan dalam

memahami ataupun dalam pembacaanya, maka perlu disusun penulisan skripsi

secara ilmiah dan sistematika. Oleh karena itu maka dari penulisan perlu

disebut dalam sistematika pembahasan, sebagai berikut:

Bab pertama terdapat pendahuluan. Dalam bab Pendahuluan ini,

memiliki fungsi sebagai pengontrol dalam memahami pembahasan pada bab -

bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang diteliti,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, definisi konseptual,

dan Sistematika Pembahasan.

Bab kedua, home industri dan perubahan sosial prespektif piotr

sztompka Dalam bab ini, peneliti memberikan uraian tentang landasan teori

yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari penelitian

terdahulu yang diambil dari beberapa peneliti sebelumnya sebagai patokan

untuk membedakan dan yang memiliki tema yang revelan dengan tema


(25)

15

Bab ketiga, metode penelitian Dalam metode penelitian, berisi tentang

jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, pemlihan subyek penelitian,

tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik

pemeriksaan keabsahan data.

Bab ke empat home industri kerajinan gerabah dan perubahan sosial

masyarakat di desa rendeng kecamatan malo kabupaten bojonegoro Dalam

bab ini, berisi tentang deskripsi umum objek penelitian, yang digunakan untuk

memberikan gambaran hasil observasi yang telah peneliti lakukan dan

menyusunya dengan baik, serta melakukan deskripsi hasil penelitian yang

telah dilakukan peneliti melalui wawancara dengan beberapa informan di desa

Rendeng kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro, dan selanjutnya akan

dilakukan analisis data dengan menggunakan teori yang sesuai.

Bab kelima penutup, Dalam bab ini, peneliti akan memberikan

kesimpulan tentang data yang telah peneliti sajikan pada bab-bab sebelumnya.

Selain memberikan kesimpulan pada bab ini, peneliti juga memberikan saran


(26)

BAB II

HOME INDUSTRY DAN PERUBAHAN SOSIAL

PRESPEKTIF PIOTR SZTOMPKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dari penelusuran yang terkait dengan tema yang

diteliti, peneliti berupaya mencari referensi mengenai hasil penelitian yang

dikaji oleh peneliti terdahulu sehingga dapat membantu peneliti dalam proses

pengkajian tema yang diteliti.

1. Penelitian yang pertama yaitu tentang skripsi yang berjudul “ Industri Dan Perubahan Sosial (Dampak Peralihan Fungsi Lahan

Pertanian Menjadi Industri Migas Di Desa Gayam Kecamatan

Gayam Kabupaten Bojonegoro) yang ditulis oleh Udkhulu Fissilmi

Kaafah dari Progam Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Sunan Ampel Surabaya bulan februari Tahun 2016. “Dalam skripsi tersebut beliau menjelaskan beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas yaitu, adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, kondisi sosial ekonomi rumah tangga pengguna lahan pertanian, serta aspek regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian. Dari beberapa faktor yang menyebabkan peralihan fungsi lahan tersebut, mengakibatkan berubahnya kehidupan sosial budaya masyarakat desa gayam itu sendiri, berubahnya mata


(27)

17

pencaharian masyarakat, timbulnya beberapa gejolak sosial, serta majunya tingkat pendidikan.”1

Perbedaan dari kedua penelitian ini terdapat pada letak dan

juga subjek penelitiannya, dimana saudara Kaafah meneliti di Desa

Gayam kabupaten Bojonegoro, sementara saya meneliti di Desa

Rendeng yang juga berada di kabupaten Bojonegoro juga. Selain

itu, pokok pembahasannyapun juga berbeda yaitu tentang

perubahan sosial yang terjadi akibat adanya peralihan fungsi lahan

pertanian menjadi industri migas di Desa Gayam dan perubahan

sosial yang terjadi akibat adanya sebuah home industry kerajinan

gerabah yang ada di Desa Rendeng.

2. Penelitian yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “ industrialisasi dan perubahan sosial (studi pergeseran nilai pada masyarakat

industri tas kulit di desa kludan kecamatan tanggulangin kabupaten

sidoarjo). Yang ditulis oleh M. Akhsanul Kholikin dari program

studi sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan ilmu sosial

uin Sunan Ampel surabaya, pada januari 2014. Skripsi tersebut

membahas tentang perubahan pada faktor ekonomi dan juga faktor

keagamaan dimana perekonomian mereka meningkat setelah

adanya industri tas kulit tersebut namun yang sangat disayangkan,

1

Udkhulu Fissilmi Kaafah, Industri Dan Perubahan Sosial ( Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas Di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro ), 2016


(28)

18

perubahan pada segi agamanya justru semakin mengalami

penurunan. 2

Perbedaan diantara kedua penelitian ini terletak pada letak

penelitian yang satu Di Desa Kludan Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo, sedangkan yang satunya Di Desa Rendeng

Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Selain itu yang

membedakan yaitu tentang teori yang digunkan dalam kajian ini,

skripsi milik saudara Akhsanul Kholikin menggunakan teori

perubahan milik Ferdinant Tonies sedangkan penelitian saya

menggunakan teori gerakan sosial milik Piotr Sztompka.

3. Penelitian yang ketiga yaitu skripsi yang berjudul “ Industri Rumah Tangga Dan Perubahan Sosial (Studi Eksistensi Kampung Logam

Di Tengah Arus Modernisasi Di Desa Ngingas Kecamatan Waru

Kabupaten Sidoarjo), Yang Ditulis Oleh Moh. Bagus Aris Y Dari

Progam Studi Sosiologi Jurusan Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UIN

Sunan Ampel Surabaya Pada Agustus 2016. Skripsi tersebut

membahas tentang, startegi beberapa industri logam rumahan di

Desa Ngingas yang mayoritas mereka sudah memiliki wawasan

dan pola pikir yang sangat maju seperti, inovasi untuk

memproduksi barang yang mereka hasilkan, pengelolaan sistem

mangemen keuangan industri yang baik, mengunggulkan salah satu

2

M. Akhsanul Kholikin, Industrialisasi Dan Perubahan Sosial ( Studi Pergeseran Nilai Masyarakat Industri Tas Kulit di Desa Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo ), 2014


(29)

19

produk sehingga menjadikan konsumen tertarik seperti kualitas dan

harga, serta mempromosikan secara tidak langsung melalui

konsumen sebelumnya yang diberi keunggulan tertentu untuk

mempermudah mencari pelanggan yang lainnya lagi.

Perbedaan diantara penelitian ini yaitu, pada pembahasan

pada studi kasusnya meskipun pada hakikatnya judul besar kita

sama, yaitu sama- sama membahas tentang industri rumah tangga

dan perubahan sosial, namun titik atau inti penelitiannya berbeda

antara eksistensi kampung logam dan juga kerajinan gerabah.3

Dari ketiga penelitian terdahulu yang telah peneliti

paparkan memang terdapat sangkut pautnya dengan penelitian

yang saya kerjakan yaitu sama-sama membahas tentang industri

dan juga perubahan sosial. Namun diantara ketiganya juga terdapat

perbedaan, hal itu dapat dilihat dari studi kasus yang peneliti

gunakan. Oleh karena itu, dengan adanya perbedaan-perbedaan

pada Penelitian tersebut, hal ini semakin memotivasi peneliti

karena belum terdapat penelitian tentang home industri kerajinan

gerabah dan perubahan sosial di Desa Rendeng tersebut.

3 Moh. Bagus Arif Y, “

Industri Rumah Tangga Dan Perubahan Sosial ( Studi Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arus Modernisasi Di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo ), 2016.


(30)

20

B. Home Industry dan Perubahan Sosial

1. Home Industry

a) Pengertian Home Industry

Home industry juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola oleh keluarga.

Usaha kecil tersebut menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008.

“bahwa usaha kecil merupaka usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang”.4

Jadi dapat disimpulkan bahwa home industry merupakan usaha

kecil yang dijalankan sendiri oleh pereorangan pada skala rumah

tangga dan tidak terkait dengan instansi pelaku kegiatan industri

lainnya. Home industri merupakan tempat tinggal yang merangkap

tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan.

Menurut Mudrajat Kuncoro, home industry memiliki peranan yang

cukup besar dalam sektor manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit

usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam

menyumbang nilai tambah.5

Pendapatan yang diperoleh dari hasil home industry kerajinan

gerabah di desa Rendeng tidaklah seberapa, namun dengan adanya

4

UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ), ( Jakarta: Sinar Grafika, 2009 ) 3

5

Mudrjat Kuncoro, Ekonomika Industri Indonesia : Menuju Negara Industri Baru 2030?, ( Yogyakarta :Andi Publisher, 2007 ) 43


(31)

21

home industri yang menjadi pekerjaan tetap para ibu rumah tangga

khususnya dan para kepala rumah tangga pada umum. Home indutry di

Rendeng sangat dominan dengan ibu-ibu rumah tangga yang tangguh

dalam ulet dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Meskipun pekerjaan

tersebut tidak tergolong pekerjaan yang berat, tetapi sangat menguras

tenaga karena para ibu-ibu tersebut harus mengangkat tanah,

memindahkan gerabah dari tempat satu ke tempat lain dengan jumlah

yang banyak.

b) Karakteristik Home Industry

Berikut merupakan karakteristik home industry kerajinan

gerabah yang ada di desa Rendeng yaitu, sebagai berikut:

1) Dikelola Oleh Pemiliknya

Maksudnya disini, home industry tersebut ditangani

oleh pemilik home industri sendiri dengan tidak

menggunakan karyawan sebagai produsennya. Walaupun

kadang terdapat home industry yang memiliki karyawan

untuk sekedar membantu meringankan pekerjaan.

2) Usaha dilakukan dirumah

Seperti namanya, home industry memang sebuah

pekerjaan yang dilakukan di rumah sendiri, tanpa


(32)

22

3) Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha

Baik proses produksi ataupun pemasarannya, semua

itu dilakukan dirumah sendiri dan biasanya para pembeli

atau pengepul yang datang kerumah untuk membeli.

4) Modal terbatas

Home industry termasuk usaha kecil, dimana semuanya serba terbatas. Baik itu modal, tempat usaha, dan

juga proses produksinya. Namun keterbatasan itu tidak

menghalangi para produsen untuk berhenti memproduksi

barang dagangannya.

5) Jumlah tenaga kerja terbatas

Tenaga kerja dalam industri kecil tidaklah layaknya

industri besar seperti pabrik-pabrik yang menggunakan

tenaga kerja hingga ratusan bahkan ribuan pekerja. Dalam

home industry tenaga kerja yang dipekerjakan adalah saudara ataupun tetangga sendiri, sehingga jumlahnya pun

terbatas.

6) Lemah dalam pembukuan

Lemah dalam pembukuan termasuk dampak

negative sebuah home industri, bahkan mereka para pelaku


(33)

23

pikirkan adalah, memproduksi barang sesuai dengan

keinginannya dan menjual secepatnya.

7) Sangat diperlukan manajemen pemilik

Manajemen memanglah suatu yang snagat penting.

Lebih-lebih jika pemilik industri dapat menerapkan

manajemen yang bagus dan cocok guna untuk menjadikan

usaha yang ditekuninya semakin bertambah sukses.

c) Jenis-Jenis Usaha Home Industry

Jenis usaha home industry yang sedang digeluti oleh

masyarakar Rendeng yaitu, home industry kerajinan gerabah dari tanah

liat yang dibentuk dalam berbagai motif untuk memikat pembeli. Jenis

usaha home industry tersebut yaitu:

1) Gerabah Hitam

Yang dimaksud dengan gerabah hitam disini yaitu,

gerabah yang berasal dari tanah hitam atau sedikit

kecoklat-coklatan. Tanah ini di dapat dari pinggiran bengawan solo yang

tentunya gratis tidak dipungut biaya dalam proses

pengambilannya. Dan gerabah yang dihasilkan dari tanah hitam

ini adalah cobek, layah, ngaron, gemplo, kendi dll. Mayoritas


(34)

24

Proses pembuatan gerabah hitam ini membutuhkan

waktu yang lama, dari mulai proses pengambilan tanah di

bengawan, mencampurkan air dan pasir, setelah di haluskan

dengan cara di molen, setelah itu masuk proses pembuatan.

Pada proses pembuatan hingga kering membutuhkan waktu

kurang lebih satu minggu, proses itu melewati pengerikan, dan

di kuthuk atau dihaluskan, setelah siap, baru masuk tahap

pembakaran yang membutuhkan damen dan kayu. Setelah

melewati semua proses tersebut barulah gerabah hita, dapat di

jual.

2) Gerabah Putih

Tidak berbeda dengan gerabah hitam, gerabah putih ini

proses pembuatannya cukup mudah bila dibanding dengan

gerabah hitam. Gerabah putih tidak lagi menggunakan tanah

hitam yang berasal dari bengawan solo, melainkan tanah putih

yang diperoleh dari pegunungan yang pengambilannya dapat

menempuh jarak 15-20 KM dari desa Rendeng. Gerabah putih

ini menggunakan media cetak dalam proses produksinya,

sehingga lebih menghemat waktu. Namun harganya tak

seberapa jika dibanding dengan gerabah hitam, untuk gerabah

putih yang masih mentah hanya dihargai 700/ gerabah. Semua

itu tidak sebanding dengan kerja keras dan usaha dalam proses


(35)

25

Menurut kepres No. 127 Tahun 2001 home industri merupakan

kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil. Bidang/ jenis usaha yang

dicadangkan untuk home industri atau usaha kecil adalah bidang/jenis

usaha yang ditetapkan untuk usaha kecil yang perlu dilindungi,

diberdayakan, dan diberikan peluang berusaha agar mampu sejajar

dengan pelaku ekonomi lainnya untuk mengoptimalkan peran sertanya

dalam pembangunan.6

Berikut merupakan bidang/jenis usaha yang dicadangkan untuk

usaha kecil meurut keputusan residen republik indoensia Nomor 127

tahun 2001 :

1) Sektor pertanian meliputi; peternakan ayam buras

2) Sektor kelautan dan perikanan meliputi; perikanan tangkap

dengan menggunakan kapal kurang dari 30 GT/90PK,

perikanan budidaya, dan penangkapan ikan hias di air

tawar.

3) Sektor kehutanan meliputi; pengusahaan peternakan lebah

madu, pengusahaan hutan tanaman aren, dan lain-lain.

4) Sektor energi dan sumber daya mineral meliputi;

pertambangan rakyat

5) Sektor industri dan perdagangan meliputi; industri makanan

dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan

6

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 Tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil Dan Bidang/Jenis Usaha Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan, Lampiran I, Jakarta, 14 Desember 2001


(36)

26

proses pengasinan, industri tekstil, industri perkakas tangan

yang diproses secara manual atau semi mekanik, industri

barang dari tanah liat baik yang diglasir maupun yang tidak

diglasir untuk keperluan rumah tangga, industri kerajinan

yang memiliki kekayaan kekhasan budaya daerah, dan

lain-lain.

d) Landasan Hukum Home Industri

Adapun yang menjadi landasan hukum usaha kecil atau home

industri adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 9

Tahun 1995 tentang usaha kecil. Bahwa pemberdayaan

usaha kecil berlandasan pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945, Dan pemberdayaan usaha kecil

diselenggarakan atas asas kekeluargaan, serta

pemberdayaan usaha kecil bertujuan untuk menumbukan

dan meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha

yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi

usaha menengah.7

2) Peraturan Pemenrintah No. 32 Tahun 1998 tentang

pembinaan dan pengembangan usaha kecil. Bahwa

pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakukan oleh

7

Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 Tentang usaha kecil, Jakarta, 26 Desember 1995


(37)

27

pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, baik secara

sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dan dilakukan

secara terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk

mewujudkan usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta

dapat berkembang menjadi usaha menengah. Pembinaan

dan pengembnagan usaha kecil sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikam

klarifikasi dan tingkat perkembnagan usaha kecil. 8

3) Keputusan presiden N0. 99 Tahun 1998 tentang

bidang/jenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan

bidang/jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah

atau usaha besar dengan syarat kemitraan.

4) Instruksi presiden No. 10 Tahun 1999 tentang

pemberdayaan usaha menengah.

5) Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008

Tentang usaha mikro kecil dan menengah.

6) Kegiatan perindustrian dan pembangunan industri di

Indonesia diatur oleh UU No. 5 Tahun 1984.

7) Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No.9 Tahun

1995.

8

Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 32 tahun 1998 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kecil, Jakarta, 28 pebruari 1998


(38)

28

e) Peran Home Industry

Peran merupakan sesuatu yang diharapkan dimilki oleh

yang memiliki kedudukan dalam masyaraka.9 Dalam menjalankan

perannya, home industry disini sangat berperan penting. Dengan

begitu usaha perusahaan kecil ini otomatis daoat membnatu

program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran

dan jumlah penduduk miskin akan berangsur-angsur menurun.

Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang,

disamping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan

perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang

dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang

sekelompoknya.10

Peran pemerintah disini juga sangat penting dan

berpengaruh bagi keberlangsungnya kegiatan home industry.

Karena dengan dibantu oleh pemerintah, maka pelaku home

industry akan merasakan dukungan dan juga bantuan dari pemerintah untuk lebih meningkatkan kualitas dan juga kinerja

pelaku home industry itu sendiri.

9

Peter Salim Dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ( Jakarta; Modern English Press, 2002 ) 1132.

10

J. Dwi. Narwoko dan Bagong Suyanto, sosiologi teks pengantar dan terapan ( Jakarta; kencana, 2007 ) 158


(39)

29

2. Perubahan Sosial

a. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial dalam masyarakat industri seringkali terjadi

pada bidang ekonominya, yaitu pada tingkat taraf hidup

masyarakatnya, pada pendapatan masyarakatnya, dan juga pada tingkat

angka pengangguran yang dapat ditanggulangi dengan adanya industri

itu sendiri. Dalam teorinya Marx, mengartikan bahwa Perubahan sosial

merupakan refleksi dari abad revolusi dan merupakan refleksi dari satu

perubahan besar dan sangat penting dalam kehidupan ekonomi dengan

menempatkan sebagai satu tantangan.11

Perubahan sosial menurut Wilbert Moore yaitu perubahan penting dari struktur sosial, dan yang dimaksudkan dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Wilbert memasukkan kedalam definisi perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur, seperti norma, nilai, dan fenomena kultural, sehingga jelaslah bahwa definisi demikian itu serba mencakup. Ia juga berpendapat, bahwa perubahan sosial bukanlah suatu gejala masyarakat modern tetapi sebuah hal yang universal dalam

pengalaman hidup manusia.12

Jadi arti perubahan itu mencakup bidang yang sangat luas dan

didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses

sosial, serta setiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan

standar perilaku. Perubahan sosial tersebut menghasilkan

lapisan-lapisan sosial yang digunakan sebagai pembeda dari individu satu

dengan yang lainnya.

11

Karl Mennhem, sosiologi sistematis ( Jakarta; PT Bina Angkasa, 1997 ) 154

12

Jacobus, Ranjabar. Perubahan Sosial : Teori-Teori Dan Proses Perubahan Sosial Serta Teori Pembangunan. ( Bandung: ALFABETA, 2015 ), 4


(40)

30

Menurut Harper (1989) perubahan sosial deidefinisikan sebagai

pergantian (perubahan) yang signifikan mengenai struktur sosial dalam

kurun waktu tertentu. Perubahan di dalam struktur ini mengandung

beberapa tipe perubahan struktur sosial yaitu13 :

1) Perubahan dalam personal yang berhubungan dengan

perubahan- perubahan peran dan individu-individu baru

dalam sejarah kehidupan manusia yang berkaitan dengan

keberadaan struktur.

2) Perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial

berhubungan. Perubahan ini misalnya terjadi dalam

perubahan alur kerja birokrasi dalam lembaga

pemerintahan.

3) Perubahan dalam fungsi struktur, berkaitan dengan apa

yang dilakukan masyarakat dan bagaimana masyarakat

tersebut melakukannya.

4) Perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda.

Lembaga pendidikan dalam masyarakat industri memiliki

fungsi menyiapkan tenaga kerja untuk kepentingan industri.

5) Kemunculan struktur baru, yang merupakan peristiwa

munculnya struktur baru untuk menggantikan struktur

sebelumnya.

13

Nanang, Martono. Sosiologi Perubahan Sosial : Prespektif Klasik, Modern, Postmodern, Dan Poskolonial. ( Jakarta : Rajawali Pres, 2014 ), 5


(41)

31

b. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi dengan

sendirinya atau secara tiba-tiba. Secara umum ada beberapa faktor

yang berkonstruksi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor

tersebut dapat digolongkan pada faktor dari dalam dan faktor dari luar

masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial juga dapat berlangsung dalam

berbagai jenis kelajuan yaitu, lambat, sedang, dan cepat atau secara

evolusi dan revolusi. Perubahan tersebut meliputi;

1) Adanya konflik

Dalam masyarakat industri tentunya sering terjadi

konflik, babhkan pada industri yang berskala kecilpun. Konflik

tersebut meliputi adanya persaiangan dalam proses produksi

kerajinan gerabah, adanya persaingan dalam proses penjualan

kepada pengepul, adanya persaingan dalam menentukan harga

untuk setiap kerajinan gerabah tanah liat yang dibuatnya.

Konflik tersebut termasuk sebuah hal yang wajar

ditemukan di masyarakat, baik itu konflik agama, sosial,

ekonomi, maupun keluarga. Dalam setiap konflik, marx juga

mengatakan bahwa hal tersebut nantinya akan membawa

perubahan. setiap perubahan tertentu menunjukkan


(42)

32

memaksakan kehendaknya terhadap kelompok atau kelas sosial

lainnya.14

2) Penemuan-penemuan baru

Suatu proses sosial dan kebudayaan terjadi dalam

jangka waktu yang tidak terlalu lama. Proses tersebut meliputi

suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang

tersebar ke lain-lain masyarakat dan cara-cara unsur

kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai

dalam masyarakat yang bersangkutan.

Penemuan-penemuan baru inilah yang nantinya dapat

menciptakan sebuah perubahan bagi masyarakat industri.

Dimana dengan penemuan baru tersebut, masyarakat dapat

berpindah ataupun lebih mengebangkan usaha yang tengah

digelutinya.

3) Inovasi

Inovasi merupakan gagasan, tindakan atau barang yang

dianggap baru oleh seseorang. Kebaruan inovasi itu diukur

secara subjektif, menurut pandangan individu yang

menangkapnya. Inovasi tidak jauh berbeda dengan

penemuan-penemuan baru di atas, karena jika muncul sebuah inovasi dari

masyarakat tersebut,maka nantinya dapat menciptakan

14


(43)

33

perubahan yang baru juga. Dan perubahan tersebut di harapkan

dapat berguna atau bermanfaat bagi keberlangsungan hidup

yang lebih baik untuk kedepannya nanti.

4) Perubahan lingkungan hidup

Terjadinya perubahan lingkungan hidup antara lain

yaitu, gempa bumi, angin topan, dan banjir. Selain itu banyak

kelompok masyarakat manusia mengubah lingkungan hidup

mereka dengan cara melakukan migrasi, segenap lembaga

kemasyarakatan mulai dari bentuk negara sampai keluarga

dapat mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.15

Perubahan lingkungan hidup yang terjadi di desa

Rendeng adalah fenomena alam banjir yang seringkali terjadi

di desa Rendeng. Banjir tersebut banyak menyebabkan

perubahan, seperti lumpuhnya kegiatan perekonomian

masyarakat rendeng, karena memang notabennya masyarakat

rendeng tersebut sangat bergantung pada alam dalam proses

kegiatan home industri kerajinan gerabah tersebut.

15


(44)

34

c. Faktor Pendorong Dan Penghambat Perubahan Sosial

1) Faktor Pendorong Perubahan Sosial

a) Toleransi

Toleransi merupakan sikap menerima sesuatu keadaan.

Dengan adanya toleransi akan mendorong individu yang kreatif

menciptakan usaha-usaha perubahan. Dengan adanya toleransi

tersebut dapat mengurangi adanya sebuah konflik karena

perbedaan pendapat dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu,

sikap toleransi sangat diperlukan untuk mencapai kehidupan

yang harmonis antar sesama individu.

b) Rasa tidak puas

Ketidakpuasaan masyarakat nantinya akan

menyebabkan sebuah revolusi dalam masyarakat. Revolusi ini

melahirkan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan

adanya rasa ketidakpuasan tersebut akan semakin membuat

masyarakat menciptakan sesuatu yang baru atau dapat

mengubah kehidupannya, ini termasuk faktor yang sangat

mendukung adanya sebuah perubahan.

c) Pendidikan

Masalah perubahan adalah masalah sejauh mana sikap

menerima dan mengubah sikap merupakan masalah


(45)

35

berarti pendidikan memberi dorongan mengubah masyarakat.

Perubahan yang terjadi di masyarakat rendeng memanglah

perubahan yang kali pertama terjadi dan di perkenalkan oleh

kaula muda, dan dari situ pendidikan sangat pemting dalam

proses perubahan sosial.

d) Orientasi masa depan

Kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang

untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan.

Pemikiran yang selalu berorientasi masa depan akan membuat

masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya

penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan

perkembangan dan tuntutan zaman.

2) Faktor Penghambat Perubahan Sosial

a) Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

Ilmu pengetahuan membuka mata untuk menyesuaikan

diri kepada kondisi baru atas dasar penalaran. Perkembangan

ilmu pengetahuan juga diperoleh melalui interaksi kontak

masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.16

Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat inilah

yang menghambat adanya sebuah perubahan, karena memang

pelaku home industri yang kebanyakan dijalankan oleh

16


(46)

36

penduduk yang usia tidak muda lagi, sulit untuk menciptakan

sebuah perubahan.

C. Teori Gerakan Sosial

1. Perubahan Sosial

Wujud agen peerubahan sosial bermacam-macam. Perubahan

sosial disebabkan oleh berbagai macam agen, tetapi di era modern ada

yang sangat menonjol, yaitu gerakan sosial. Gerakan sosial merupakan

kekuatan perubahan paling manjur dalam masyarakat kita. Banyak pakar

yang menyimak peran khas gerakan sosial ini. Mereka melihat gerakan

sosial sebagai salah satu cara utama untuk menata ulang masyarakat

modern.

Bagaimana cara gerakan sosial menyesuaikan diri dengan agen

perubahan yang lain. Jawabnya dimulai dengan membedakan berbagai

cara agen mula-mula mengerakkan perubahan sosial.

a. Perubahan berasal dari bawah, melalui aktivitas yang

dilakukan oleh massa rakyat biasa dengan derajat kebersamaan

yang berbeda-beda. Perubahan lain mungkin berasal dari atas,

melalui aktivitas elite yang berkuasa (penguasa, pemerintah,

manajer, administrator, dan lain-lain) mampu memaksakan

kehendaknya kepada anggota masyarakat yang lain.

b. Perubahan mungin diinginkan, diinginkan oleh agen,


(47)

37

sebelumnya: perubahan lain mungkin muncul sebagai efek

samping tak diharapkan, efek samping dari tindakan yang

tujuannya sama sekali berlainan.

Model perubahan sosial dapat dilihat dibawah ini, antara lain:

a. Perubahan tersembunyi yang berasal dari bawah misalnya

(tindakan organisai dalam kehidupan sehari-hari dalam

membuat pilihan, membuat keputusan untuk tujuan dirinya

sendiri tanpa disadari menghasilkan perubahan ekonomi,

cenderung demografis, pergeseran nilai adat, gaya hidup dan

sebagainya).

Pengaruh gabungan tindakan indivisu secara terpisah pada

tingkat skala makro dipahami sebagai kecenderungan lahiriah yang

diabstraksikan dari tindakan massa yang menggerakkannya.

Adakalanya kecenderungan jangka panjang itu yang bergeser dan

mengalir mengancu pada gerakan sosial (atau gerakan sosial umum

berbeda dari gerakan sosial khusus).

Pemakaian istilah ini sebenarnya tidak tepat. Lebih tepatnya

seperti kecenderungan, tendensi, arus, proses makro menandai

fenomena yang dimaksud. Gerakan sosial yang dimaksud disini


(48)

38

b. Perubahan tersembunyi yang berasal dari atas (misalnya

tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, badan administrasi

atau manajerial).

c. Perubahan nyata yang berasal dari bawah (misalnya tuntutan

reformasi politik melalui mobilisasi massa).

d. Melukiskan situasi kebersamaan rakyat dan yang mengorganisir

dari untuk menciptakan perubahan yang diinginkan dalam

masyarakat mereka. Spektrumnya terentang mulai dari gerakan

spontan dan huru-hara yang meluas, melalui gerakan sosial,

hingga kelompok kepentingan, lobi dan partai politik yang

sangat birokratis yang berjuang untuk mendapatkan kekuasaan

(partai politik yang berkuasa telah termasuk kategori lain dari

tipologi kita, begitu juga penguasa dan pen=merintah sebagai

agen yang memaksakan perubahan dari atas.

2. Definisi Gerakan Sosial

“Gerakan sosial adalah tindakan kolektif yang diorganisaikan secara longgar, tanpa cara terlembaga untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat mereka.”17

Gerakan sosial juga dapat diartikan tindakan kolektif yang kurang

lebih terorganisir, bertujuan perubahan sosial atau lebih tepatnya

kelompok individu yang secara bersama bertujuan mengungkapkan

perasaan tak puas secara kolektif di depan umum dan mengubah basis

17


(49)

39

sosial dan politik yang dirasakan tak memuaskan itu (Eyerman dan

Jamison, 1991. Dalam Piotr Sztompka, 2004).18

Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang

lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan

dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Disini terlihat tuntutan

perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi

dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan

dengan kehendak sebagian masyarakat. Karena gerakan sosial lahir dari

masyarakat maka kekurangan apapun ditubuh pemerintah menjadi

sorotannya. Dari literatur definisi tentang gerakan sosial, adapula yang

mengartikan gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah

dan juga pro pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu muncul

dari masyarakat tetapi bisa juga dari hasil rekayasa para pejabat

pemerintah atau penguasa.19

Sedangkan menurut mansoer fakih, “gerakan sosial diartikan sebagai kelompok yang terorganisir secara tidak ketat dalam rangka tujuan sosial terutama dalam usaha merubah struktur maupun nilai sosial”.20

Jadi gerakan sosial merupakan sekumpulan individu yang bersatu

dalam mencapai sebuah tujuan baik itu untuk kepentingan internal maupun

ekternal yang terorganisir dan lahir dari sekumpulan masyarakat yang

18

Piotr Sztompka, sosiologi perubahan sosial (Jakarta: PRENADA, 2004), 326

19

Juwono Sudarsono, pembangunan politik dan perubahan politik, (jakarta: Gramedia, 1976), 24-25

20

Mansoer Fakih, tiada transformasi tanpa gerakan sosial, dalam zalyardam zubir, radikalisme kaum terpinggir (studi tentang ideologi, isu, strategi dan dampak gerakan), (yogyakarta: Insist Press, 2002), 27


(50)

40

memiliki kepentingan yang sama serta sebuah gerakan yang lahir dari

adanya sekumpulan individu yang berkuasa.

3. Gerakan Sosial Dan Modernitas

Ada beberapa alasan yang menyebabkan gerakan sosial di zaman

modern lebih menonjol dan lebih signifikan, sebagian alasannya telah

dikenal dalam analisis pakar klasik abad 19 tentang ciri modernitas

sebagai berikut:

a. Alasan pertama disebut “ tema Durkheim”. Kecenderungan

kepadatan penduduk di kawasan sempit terjadi bersamaan

dengan urbanisasi dan industrialisasi dan menghasilkan

kepadatan moral penduduk yang besar. Kepadatan ini

membuka peluang lebih baik untuk mengadakan kontaj dan

interaksi untuk mengembangkan kesamaan, pandangan,

artikulasi ideologi bersama dan merekrut pendukung.21

b. Peningkatan ketimoangan sosial yang belum pernah terjadi

sebelumnya, dengan perbedaan kekayaan, kekuasaan, dan

prestise yang sangat tajam ini menimbulkan pengalaman

dan kesan eksploitasi, penindasan, ketidakadilan, dan

perampasan hak yang menggerakkan permusuhan dan

konflik kelompok.22

21

Piotr Sztompka, sosiologi perubahan sosial (Jakarta: PRENADA, 2004),330

22


(51)

41

c. Masyarakat modern mengalami peningkatan pendidikan

dan mempunyai kultur umum. Partisipan dalam gerakan

sosial membutuhkan kesadaran, imajinasi, kepekaan moral,

dan perhatian terhadap masalah publik dalam derajat

tertentu serta keamampuan menggeneralisirnya dari

pengalaman pribadi dan lokal.23

4. Tipe Gerakan Sosial

Gerakan sosial muncul dalam segala bentuk dan ukuran. Untuk

memamhami berbagai jenis fenomena ini diperlukan sebuah tipologi

yang menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Gerakan sosial yang berbeda menurut bidang perubahan

yang diinginkan. Ada yang terbatas tujuannya, hanya untuk

mengubah aspek tertentu kehidupan masyarakat tanpa

menyentuk inti struktur institusinya, gerakan yang hanya

menginginkan perubahan di dalam ketimbang perubahan

masyarakatnya sebagai keseluruhan. Ini disebut gerakan

reformasi.

b. Gerakan sosial yang berbeda dalam kualitas perubahan

yang diinginkan. Memperkenalkan institusi baru, hukum

baru, bentuk kehidupan baru, dan keyakinan baru.

Singkatnya, gerakan ini ingin membentuk masyarakat

kedalam satu pola yang belum pernah ditemukan

23


(52)

42

sebelumnya. Orientasi ini adalah ke masa depan. Perubahan

diarahkan gerakan progresif.

c. Gerakan yang berbeda dalam target perubahan yang

diinginkan. Ada yang memusatkan perhatian pada

perubahan struktur sosial, ada yang pada perubahan

individual. Gerakan perubahan struktural ada dua bentuk:

1) Gerakan sosial politik (tilly menyebutnya gerakan sosial

nasional) yang berupaya mengubah stratifikasi politik,

ekonomi, dan kelas. Gerakan ini senantiasa menentang

penguasa negara atas nama rakyat yang mempunyai

kekuasaan formal sangat kecil (Tilly, 1985. Dalam Piotr

Sztompka, 2004).24

2) Gerakan sosial kultural yang ditujukan pada aspek yang

kurang teraba dari kehidupan sosial, mengusulkan

perubahan keyakinan, nilai, norma, simbol, dan pola

hidup sehari-hari.

d. Gerakan sosial yang berbeda mengenai “arah perubahan

yang diinginkan”. Kebanyakan gerakan mempunyai arah positif. Gerakan seperti itu mencoba memperkenalkan

perubahan tertentu, membuat perbedaan. Arah positif ini

juga dipertahankan ketika gerakan dimobilisasi untuk

mencegah perubahan, baru kemudian arahnya negatif.

24


(53)

43

Kasus khas terjadi ketika gerakab dimobilisasi untuk

merespon perubahan yang dinilai negatif yang timbul

segera setelah kecenderungan sosial umum menimbulkan

dampak sampingan yang tak diharapkan. Sejumlah gerakan

antimodernitas termasuk kategori ini.

e. Gerakan sosial yang berbeda dalam strategi yang melandasi

atau “logika tindakan mereka”. Ada yang mengikuti logika instrumental, gerakan ini berjuang untuk mendapatkan

kekuasaan politik dan dengan kekuatan politik itu

memaksakan perubahan yang diinginkan dalam peraturan

hukum, institusi, dan organisasi masyarakat. Tujuan utama

mereka adalah kontrol politik. Bila berhasil, gerakan seperti

itu berubah menjadi kelompok penekan atau partai politik,

masuk ke parlemen pemerintahan.

f. Perbedaan tipe gerakan sosial yang ditemukan sangat

menonjol dalam epos sejarah berlainan. Ini memungkinkan

kita untuk membedakan dua tipe besar yang berkaitan

dengan sejarah modern. Gerakan yang menonjol di fase

awal modernitas memusatkan perhatian pada kepentingan

ekonomi, anggotanya umumnya direkrut dari satu kelas

sosial tertentu, organisasinya kaku, desentralisasi.

g. Bila orang melihat pada masyarakat konkret, pada waktu


(54)

44

sosial yang kompleks dan heterogen, mencerminkan

perbedaan tipe seperti yang dibahas di atas. Pada tingkat

hubungan sosial yang ruwet ini akan terlihat satu fenomena

menonjol. Terutama akan diketahui kaitan antara gerakan

dan memperkuar kualitas. Lebih tepatnya, tiap gerakan

menciptakan kondisi untuk memobilisasi gerakan

tandingan.

Untuk menganlisis dinamika proses perubahan sosial

masyarakat home industri kerajinan gerabah di Desa Rendeng

Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Maka peneliti membuat peta


(55)

45

Gambar 2.1

Alur Pikir Peta Teori

Home Industry

&

Perubahan Sosial

Masyarakat Pengrajin

Gerabah Di Desa Rendeng

Perubahan Tersembunyi Dari Bawah Yang Dikehendaki

Pengrajin Gerabah

(Manusia Menginginkan Perubahan di Sektor Ekonomi)

Teori Perubahan Sosial

&

Gerakan Sosial

(Piotr Sztompka)

h, 324 Perubahan Nyata Dari Bawah

Yang Memobilisasi Bisnis Kecil

(Home Industry, Industri Keluarga)

1

2

4 3


(56)


(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan

di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan

oleh peneliti untuk tahapan didalam melakukan penelitian. Metode penelitian

ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu

realitas, fenomena, gejala. Dalam paradigma ini realitas sosial dipandang

sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis, dan penuh

makna1. Adapun metode penelitian sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Home Industri Dan

Perubahan Sosial (Studi Kasus Kerajinan Gerabah dan Perubahan

Sosial di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten

Bojonegoro)”, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif, maksud dari penelitian ini yaitu berusaha untuk

menuturkan keadaan, tingkah laku, atau makna dari keadaan dan

tingkah laku yang ada berdasarkan data-data kualitatif yang telah

dikumpulkan.2

1

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2014 ), 2.

2


(58)

47

Penelitian deskriptif ini menghasilkan temuan-temuan data

tanpa menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari

pengukuran (kuantitatif) melainkan menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menekankan

sifat realitas yang terbangun secara sosial serta hubungan erat

antara peneliti dan subyek yang diteliti. Penelitian kualitatif

dilakukan pada kondisi alamiah. Penelitian kualitatif deskriptif

merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala

alam, peristiwa, serta kejadian yang terjadi di masa sekarang.

Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada aktual

atau aksi sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung serta

peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang

menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus

terhadap peristiwa tersebut.3 Sebab, dalam penelitian tersebut

permasalahan yang timbul bisa saja berubah (belum jelas),

kompleks, dan dinamis, serta penuh makna. Sehingga peneliti perlu

adanya penelitian secara menyeluruh dan mendalam (holistik).

Alasan penulis memilih jenis data kualitatif, karena dalam

penelitian kualitatif pemalsuan data dapat dihindari, hal ini

disebabkan adanya tehnik menguji keabsahan data pada data yang

3

Juliansyah, Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012). 34.


(59)

48

diragukan. Pada penelitian jenis kualitatif ini peneliti dapat dengan

mudah menggali data dengan cara menyatu atau berbaur dengan

obyek penelitian. Dan dapat secara langsung terjun ke lapangan

guna menggali lebih dalam lagi data yang dibutuhkan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi yang dipilih untuk digunakan sebagai bahan

Penelitian ini tepatnya dilakukan di Desa Rendeng Kecamatan

Malo Kabupaten Bojonegoro. Alasan dipilih lokasi penelitian

tersebut karena terdapat perubahan masyarakat yang mayoritas

masyarakatnya merupakan pekerja home industry kerajinan

gerabah dengan bertujuan untuk mengetahui seberapa besarkah

perubahan yang terjadi ketika adanya home industri kerajinan

gerabah tersebut di desa Rendeng.

2. Waktu penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan

peneliitian dan interview dilapangan ini adalah kurang lebih

2-3 bulan. dimana pada penelitian tersebut dimulai pada bulan

november, pada bulan ini peneliti fokuskan pada observasi

lapangan yaitu di desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten

Bojonegoro. Dan dilanjutkan pada bulan februari, yaitu proses


(60)

49

penelitian ini sempat terhenti karena peneliti mengikuti

kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Selanjutkan pada bulan maret,

pada tahap ini peneliti mulai fokus pada bab IV untuk

wawancara dan menggali data yang dibutuhkan. Dan penelitian

berakhir pada bulan april.

C. Pemilihan Subyek Penelitian

Dalam pendektan kualitatif, ada beberapa istilah yang

digunakan unuk menunjuk subyek penelitian. Ada yang

mengistilahkan informan yaitu seseorang yang memberikan

informasi tentang suatu kelompok atau entitas tertentu dan

informan bukan diharapkan menjadi representasi dari kelompok

atau entitas tersebut. Istilah lain yaitu partisipan, partisipan

digunakan apabila subyek penelitian dianggap bermakna bagi

subyek. Kedua istilah tersebut secara substansial dipandang

sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif. 4

Dalam pemilihan subyek penelitian ini, peneliti

menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dan peneliti

sudah benar-benar faham mengenai lokasi penelitian yang diteliti .5

Pertimbangan tersebut merupakan penentuan siapakah informan

4

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Pustaka Setia, 2012 ), 88

5


(61)

50

yang layak untuk di wawancara dan mengetahui tentang seluk

beluk home industri serta perubahan-perubahan yang terjadi di

desa Rendeng.

Subyek penelitian merupakan seseorang yang mampu

memberikan informasi seputar kegiatan home industri dan juga

perubahan sosial masyarakat Rendeng. Adapun subyek penelitian

dapat dibagi dua yaitu:

a. Data primer

Merupakan segala informan kunci yang didapat dari

informan dengan fokus penelitian atau data yang diperoleh

secara langsung dari subyek penelitian perorangan hingga

kelompok. Dalam hal ini peneliti mengambil data primer

dari informan adalah perangkat desa ( Kepala Desa beserta

staffnya ),pengrajin celengan atau gerabah dan juga tokoh

masyarakat.

Tabel 3.1

Informan Desa Rendeng

No. Nama Status

1. Muslih Kepala Desa Rendeng

2. Abdul Ghofur Pengrajin gerabah / Guru


(62)

51

4. Abdul A’la Bayan desa Rendeng

5. Rodliyah Pengrajin gerabah

6. Hanik Aturrofiah Pengrajin gerabah

7. Mahfundoh Tokoh masyarakat

Sumber: hasil wawancara penelitian di lapangan, 2017

Para informan tersebut memiliki kedudukan yang

berbeda-beda yaitu sebagai berikut:

1) Muslih ( Kepala Desa Rendeng )

Bapak muslih ini merupakan orang nomor satu di

desa Rendeng beliau ada kepala desa Rendeng, beliau

adalah bapak dari seluruh masyarakat desa Rendeng. Bapak

muslih ini tidak bekerja sebagai pengrajin gerabah, namun

istrinya yang dulu bekerja sebagai pengrajin gerabah.

2) Abdul Ghofur ( Pengrajin Gerabah )

Beliau merupakan pengrajin gerabah putih yang

bisa dibilang baru. Beliau meneruskan home industri milik

ibunya yang sudah puluhan tahun yang lalu. Beliau tidak

hanya pengarajin gerabah, tetapi beliau adalah guru

olahraga di salah satu sekolah swasta di Malo dan seorang


(63)

52

3) Tabah Hana ( Pengrajin Gerabah )

Beliau adalah pengrajin gerabah putih dan juga

pemilik wisata edukasi gerabah pertama kali, sebelumnya

beliau bekerja sebagai pencari emas keliling desa. Namun

karena home industri yang digelutinya sekarang lebih

menjanjikan daripada pekerjaannya dulu, beliau

memutuskan untuk beralih profesi sebagai pengrajin

gerabah putih di desa Rendeng.

4) Abdul A’la ( Bayan Desa Rendeng )

Beliau termasuk perangkat desa, beliau termasuk

orang yang mengerti tentang home industri juga, karena

istrinya juga merupakan pengrajin gerabah yang sudah

lama. Beliau menjadi bayan sudah hampir 3 tahun dan

untuk kegiatan sampinganya beliau mengurus sawah yang

dipunyanya sendiri dengan dibantu oleh keluarga.

5) Rodliyah ( Pengrajin Gerabah )

Beliau membuat gerabah sudah lama, meskipun

usianya baru 25 tahun, beliau menggeluti dunia gerabah

semenjak masih kecil, orang tuanya memiliki home industri

gerabah sudah sejak lama, dan beliau beserta saudaranya


(1)

110

tertentu dalam jangka waktu berlainan. Jika berbicara tentang

perubahan, maka kita membayangkan sesuatu yang terjadi setelah

jangka waktu tertentu. Kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang

diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu.

Dampak perubahan yang saat ini terjadi, merupakan hasil dari

perbedaan keadaan pada tahun sebelum yaitu pada saat belum

terbentuknya home industri wisata edukasi kerajina gerabah itu

muncul sampai dengan saat ini. Dimana home industri tersebut telah


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini ada dua temuan yang dapat ditarik kesimpulan:

Pertama, bentuk perubahan sosial dengan adanya home industri kerajinan gerabah pada masyarakat berupa perubahan disektor ekonomi keluarga, sosial-

budaya, agama dan pendidikan. Dimana perubahan sosial tersebut menjadi

signifikan dan saling berkaitan satu sama lain. Contoh yang paling mendasar

yaitu meningkatnya perekonomian masyarakat Desa Rendeng yang ditandai

dengan berbagai macam kemandirian ekonomi dan peningkatan hasil

perekonomian keluarga pengrajin gerabah baik untuk memenuhi kebutuhan

primer maupun sekunder.

Kedua, ada dua jenis dampak perubahan sosial, berupa dampak positif dan juga dampak negatif. 1). Dampak positif meliputi kesejahteraan

masyarakat di Desa Rendeng dibuktikan dengan meningkatnya perekonomian

warga, serta terpenuhinya sandang, pangan, juga papan. Dan terpenuhinya

fasilitas kesehatan yang baik, serta terpenuhinya fasilitas pendidikan yang

memadai untuk anak didik pengrajin gerabah. 2). Dampak negatif yang terjadi

pada tingkat religiusitas masyarakat menjadi semakin menurun, serta gaya

hidup masyarakat yang semakin menjadi konsumtif. Hal ini tentunya akan


(3)

112

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan beberapa

saran terkait Home Industri dan Perubahan Sosial yang terjadi di desa

Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut:

1. Kepada Pemiliki Home Industri

Sebaiknya, masyarakat mendukung adanya perubahan

tersebut, lebih-lebih jika perubahan tersebut berdampak positif

bagi pemilik home industri kerajinan gerabah.

2. Kepada Masyarakat Setempat

Seharusnya dapat ikut andil dalam menciptakan sebuah

perubahan demi kesejahteraan di masa depan, dan

memanfaatkan apa yang sudah ada untuk lebih memajukan lagi

yaitu dengan cara mengadakan sebuah perubahan.

3. Kepada Pemerintah

Pemerintah seharusnya lebih bisa mengakomodir

kebutuhan usaha-usaha kecil seperti home industri kerajinan

gerabah di Desa Rendeng ini, karena bagaimanapun juga home

industri tersebut dapat membantu program pemerintah dalam

mengurangi jumlah angka kemiskinan dan pengangguran di


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia, 2012

Aminuddin Ram., sosiologi, Jakarta; Erlangga, 1992

Amir Fatah, kerajinan gerabah malo, berharap tembus mancanegara, suara bojonegoro kabar lokal untuk nasional. http://www.suarabojonegoro.com diakses pada 11 april 2017

Arikunto , Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993

Djumhur dan M. Suryo, Bimbingan dan penyuluhan di sekolah, Bandung: CV Ilmu , 1975

I,B, Wirawan, Teori- Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma Fakta Sosial , Definisi Sosial, Dan Perilaku Sosial. Jakarta: KENCANA, 2012

Idrus , Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009

Juliansyah, Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012

Juwono Sudarsono, pembangunan politik dan perubahan politik, jakarta: Gramedia, 1976.

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Online, http://KBBI.web.id/industri di akses pada tanggal 22-November-2016

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Online,http://KBBI.web.id/konsep. diakses pada tanggal 24 november 2016 pukul 22:30

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 Tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil Dan Bidang/Jenis Usaha Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan, Lampiran I, Jakarta, 14 Desember 2001


(5)

Kuncoro , Mudrjat, Ekonomika Industri Indonesia : Menuju Negara Industri Baru 2030?, Yogyakarta :Andi Publisher, 2007

Mansoer Fakih, tiada transformasi tanpa gerakan sosial, dalam zalyardam zubir, radikalisme kaum terpinggir (studi tentang ideologi, isu, strategi dan dampak gerakan), Yogyakarta: Insist Press, 2002

Martono ,Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial : Prespektif Klasik, Modern, Postmodern Dan Poskolonial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014 Mennhem , Karl, sosiologi sistematis , Jakarta; PT Bina Angkasa, 1997

Moleong, Lexy J., Metode penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014

Narbuko , Cholid,dkk, metodologi penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1997 Narwoko , J. Dwi. dan Bagong Suyanto, sosiologi teks pengantar dan terapan ,

Jakarta; kencana, 2007

Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 32 tahun 1998 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kecil, Jakarta, 28 pebruari 1998

Ranjabar , Jacobus, Perubahan Sosial : Teori-Teori Dan Proses Perubahan Sosial Serta Teori Pembangunan. Bandung: Alfabeta, 2015

Robert H. Lauer, Presptektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta; PT Rineka Cipta, 1993

Salim , Peter Dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta; Modern English Press, 2002.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1987

Sudarwan, Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung :CV Pustaka Setia, 2002


(6)

Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 Tentang usaha kecil, Jakarta, 26 Desember 1995

UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah) :Jakarta: Sinar Grafika, 2009

Warsito , Ronggo, Sosiologi Industri: edisi kedua. Surabaya : Jaudar Press, 2016 Warsito , Ronggo,. Sosiologi Industri, Surabaya: Penerbit Alpa, 2004


Dokumen yang terkait

Aron pada Masyarakat Karo (Konsep Aron pada Masyarakat Lau Solu dalam Bidang Pertanian di Desa Lau Solu Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo

2 93 113

Pemetaan Perubahan Penutupan Lahan di Kecamatan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai

5 86 91

SISTEM USAHA KELUARGA DALAM HOME INDUSTRI LEDRE MAKANAN KHAS BOJONEGORO(Studi Pada Home Industri Ledre di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro)

4 32 2

PERUBAHAN SOSISAL PADA MASYARAKAT SAMIN(Studi tentang Perubahan Sosial Masyarakat Samin di DesaMargomulyo Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro )

1 2 4

PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI KERAJINAN GERABAH, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI, DAN STRATEGI PEMBERDAYAANNYA PADA MASYARAKAT DI DESA MELIKAN KECAMATAN

1 17 110

Perkembangan Usaha Industri Kerajinan Gerabah, Faktor yang Mempengaruhi, dan Strategi Pemberdayaanya pada Masyarakat di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten

0 4 9

TRANSFORMASI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DUKUH DOLON, DESA PASEBAN, KECAMATAN BAYAT, KABUPATEN KLATEN.

0 1 15

INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI PERUBAHAN MASYARAKAT INDUSTRIAL DUSUN SAMBIREJO, DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN SAMBENG, KABUPATEN LAMONGAN.

1 2 100

INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL : dampak peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas di desa gayam kecamatan gayam kabupaten bojonegoro.

0 1 111

INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI TENTANG PERUBAHAN DARI MASYARAKAT AGRARIS MENUJU MASYARAKAT INDUSRTIAL DI DESA PURWODADI KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK.

0 2 123