PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN : Penelitian Tindakan Kelas di Keals VIII-9 SMP Negeri 1 Bandung.

(1)

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

ANDRI PURNAMA JAELANI 0901172

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Andri Purnama Jaelani, 2013

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN

MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEPEDULIAN

SISWA TERHADAP LINGKUNGAN

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII-9

SMPN 1 BANDUNG)

Oleh

Andri Purnama Jaelani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan MatematikadanIlmuPengetahuanAlam

© Andri Purnama Jaelani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN (PenelitianTindakanKelas Di Kelas VIII-9 Di SMPN 1 Bandung)

Oleh:

AndriPurnamaJaelani NIM. 0901172

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

Pembimbing II,

Ir. Yakub Malik, M.Pd NIP.1959 0101 198901 1 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001


(4)

Andri Purnama Jaelani, 2013

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEPEDULIAN

SISWA TERHADAP LINGKUNGAN

(Penelitian Tindakan Kelas di Keals VIII-9 SMP Negeri 1 Bandung) Oleh :

Andri Purnama Jaelani

Pembimbing 1 : Dr. Nana Supriatna, M.Ed Pembimbing 2 : Ir. Yakub Malik, M.Pd

Skripsi ini mengambil judul “Penerapan Model Sains Teknologi dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-9 SMP Negeri 1 Bandung). Penerapan model STM pada pembelajaran IPS tantangannya bagaimana menyampaikan konsep materi pembelajaran yang abstrak menjadi nyata dan mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat merubah paradigma dan cara belajar yang pada tujuannya dapat menstimulus siswa untu memahami konsep pembelajaran IPS secara mendalam dan konferhensif. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung sedangkan yang menjadi subjek penelitiannya adalah Siswa kelas VIII-9. Pada siklus I memang belum ada perubahan apa-apa dan pada saat menjelaskan konsep (tahap invitasi) diperlukan berulang-ulang untuk menjelaskannya. Pada siklus I ini berada pada kategori “kurang baik”. Akan tetapi pada siswa mengalami peningkatan positif dan berada pada kategori “baik”. Pada siklus terakhir atau siklus III mengalami kenaikan yang signifikan dan bisa di kategorikan “baik sekali”. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu 1) Dengan diterapkannya model Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan 2) Perbedaan pada siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) pada pembelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Dengan demikian, maka terdapat pengaruh dari model pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS sebagai peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah agar guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran STM pada materi pelajaran lain dengan lebih memotivasi siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungannya.


(5)

ABSTRACT

MODEL APPLICATION OF SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY IN SOCIAL STUDIES LEARNING FOR THE INCREASE STUDENTS

AWARNESS OF THE ENVIRONMENT

(Classroom Action Research in Keals VIII-9 SMP Negeri 1 Bandung) By :

Andri Purnama Jaelani

Supervisor I : Dr. Nana Supriatna, M.Ed Supervisor II : Ir. Yakub Malik, M.Pd

The research is titled " Application of Model Science Technology and Society in Social Learning as Students Against Effort to Increase Awareness Environmental ( Classroom Action Research in Class VIII - 9 SMP Negeri 1 Bandung ) . STS model application on the challenge of learning how to convey the concept of social studies instructional materials that abstract into tangible and easily understood by students so as to change the paradigm , and the goal of learning how to stimulate students to understand the concept of learning in depth and konferhensif IPS . Classroom Action Research is done in class VIII - 9 SMP 1 Bandung while the subject of research is the Grade VIII - 9 . In the first cycle, there has been no change in anything and when explaining the concept (phase invitation) is needed to explain over and over again . In the first cycle is how the kategor "not good" . However, the students have increased considerable and is in the category of "good" . In the last cycle or cycle III increased significantly and could be categorized "superb" . The results obtained are 1 ) The implementation of the model Science Technology and Society (STS) in social studies learning can increase students' awareness of the environment 2 ) The difference in the before and after implementation of student learning models Science Technology and Society (STS) in an effort to improve the learning social studies student concern for the environment . Thus , there is the influence of the learning model Science Technology and Society (STS) in social studies learning as increasing students' awareness of the environment . Recommendations in this study is that teachers can try using STM learning model in other subject matter to further motivate students to be more concerned about the environment .


(6)

Andri Purnama Jaelani, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) ... 12

1. Pengertian Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM) ... 12

2. Karakteristik Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM) ... 13

3. Landasan Pembelajaran STM ... 14

4. Perbedaan antara Pembelajaran IPS saat ini dengan Pembelajaran IPS menggunakan Model Pembelajaran Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM) ... 15


(7)

B. Peduli Lingkungan ... 16

1. Hakikat Lingkungan ... 16

2. Pendidikan Lingkungan untuk Dunia yang Lebih Baik ... 17

3. Kelebihan dan Kekurangan menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran IPS ... 20

4. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran IPS ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 24

C. Metode Penelitian ... 32

D. Definisi Operasional ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 43

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran I ... 43

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 45

a. Tindakan ke-1 ... 45

b. Tindakan ke-2 ... 49

c. Tindakan ke-3 ... 52

3. Refleksi ... 57

4. Revisi Perencanaan ... 57

B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 58


(8)

Andri Purnama Jaelani, 2013

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 60

a. Tindakan ke-1 ... 60

b. Tindakan ke-2 ... 64

c. Tindakan ke-3 ... 69

3. Refleksi ... 77

4. Revisi Perencanaan ... 78

C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 79

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran III ... 79

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 80

a. Tindakan ke-1 ... 80

b. Tindakan ke-2 ... 83

c. Tindakan ke-3 ... 86

3. Refleksi ... 89

D. Deskripsi Hasil Pengolahan Data ... 89

1. Data Hasil Wawancara ... 89

a. Wawancara dengan Guru IPS ... 89

b. Wawancara dengan Wali Kelas VIII-9 ... 90

c. Wawancara dengan Siswa Kelas VIII-9 ... 91

2. Data Hasil Penilaian Sikap Peduli Lingkungan ... 92

a. Sikap Peduli Lingkungan untuk setiap Aspek ... 92

b. Sikap Peduli Lingkungan secara Keseluruhan ... 95

E. Analisis Hasil Penelitian ... 99

1. Merencanakan dan Menerapkan Model Sains, Teknologi, dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS dapat Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan ... 99

2. Merefleksi Kendala-Kendala dalam Menerapkan Model Sains, Teknologi, dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS sebagai upaya Peningkatan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan ... 101


(9)

3. Perbedaan pada Siswa Sebelum dan Sesudah diterapkannya Model Sains, Teknologi, dan Masyarakat pada Pembelajaran IPS dalam upaya Meningkatkan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 105 B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Andri Purnama Jaelani, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Angket Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan 37 Tabel 3.2 Intepretasi Persentase Keterlaksanaan Pendekatan 42 Tabel 3.3 Skor Sikap Kepedulian Terhadap Lingkungan 43 Tabel 3.4 Contoh Pengolahan Data Sikap Peduli Lingkungan Siswa 44 Tabel 3.5 Contoh Pengolahan Data Sikap Peduli Lingkungan

Untuk Setiap Aspek 45 Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Komponen Sikap Peduli Lingkungan 46 Tabel 4.1 Daftar Skor Angket Sikap Peduli Lingkungan Siklus I 59 Tabel 4.2 Daftar Skor Angket Sikap Peduli Lingkungan Siklus II 80 Tabel 4.3 Daftar Skor Angket Sikap Peduli Lingkungan Siklus III 91 Table 4.4 Daftar Skor Angket Sikap Peduli Lingkungan Siklus 100


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Siklus Pencemaran Udara 52

Gambar 4.2 Contoh Pencemaran Udara (Polusi Udara) 52

Gambar 4.3 Siklus Pencemaran Tanah 52

Gambar 4.4 Jalan Braga Pada Zaman Dahulu 66 Gambar 4.5 Gedung Sate Pada Zaman Dahulu 66 Gambar 4.6 Gedung Sate Pada Saat Sekarang 66 Gambar 4.7 Bandung Masa Kini Di Lihat Dari Udara 66 Gambar 4.8 Rumah Botol Yang Menerapkan Teknologi

Green Building 70 Gambar 4.9 Arsitektur Rumah Yang Menerapkan Konsep

teknologi Green Building 70 Gambar 4.10 Pola Pemukiman Penduduk (Perumahan) yang

Menggunakan Konsep Teknologi Ramah Lingkungan 71 Gambar 4.11 Masjid Al Irsyad Karya dari Arsitek Ridwan

Kamil yang Menggunakan Konsep

Teknologi “Green Building” 72 Gambar 4.12 Rumah yang Mengedepankan Konsep Teknologi


(12)

Andri Purnama Jaelani, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lingkungan menjadi suatu hal yang begitu sangat penting yang harus dilestarikan dan dijaga sampai kapanpun, karena bagaimanapun lingkungan merupakan tempat manusia melakukan berbagai macam hal. Dengan kualitas lingkungan yang saat ini semakin buruk lama kelamaan manusia akan musnah. Maka dari itu, kesadaran diri terhadap kelestarian lingkungan dapat di mulai sedini mungkin dari masa sekolah dan dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran di kelas, dimana siswa tidak hanya dibekali oleh ilmu pengetahuan saja namun juga ditanamkan sikap peduli lingkungan. Penerapan sikap peduli lingkungan ini dilakukan sedini mungkin melalui kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah agar siswa mempunyai pijakan untuk dapat menanamkan serta menjaga kelestarian lingkungan yang ada di sekolah. Melalui penerapan sikap peduli lingkungan ini diharapkan siswa mempunyai dasar landasan kuat dalam melakukan tindakan, sehingga kualitas lingkungan dapat ditingkatkan dan siswapun diminta untuk kreatif dalam memanfaatkan limbah kertas untuk dijadikan media pembelajaran.

Ada yang mengatakan bahwa “bumi yang indah berawal dari sekolah” dari hal ini peneliti ingin membuat kota ini menjadi asri, sejuk, dan nyaman. Mungkin di mulai dari SMP mereka akan sadar akan tentang lingkungan di sekitarnya, tidak hanya di sekolah tetapi di tempat mereka bermain dan lingkungan sekitar rumahnya.

Memahami bagaimana alam menopang kehidupan sangat penting bagi siswa untuk menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan dan dampak terhadap masa yang akan datang. Selama ini alam telah mendukung kehidupan di Bumi selama miliaran


(13)

tahun. Oleh karena itu, siswa perlu mengetahui tentang cara-cara melestarikan lingkungan ditengah perkembangan teknologi yang semakin pesat. Seorang siswa dapat dikatakan bahwa dia peduli lingkungan apabila dia sudah membiasakan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan dimana ia hidup, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat bermainnya. Tidak hanya itu, dia dapat menghemat energi dan mengurangi polusi udara. Dalam hal memilah sampah antara organik dan anorganik itu merupakan indicator bahwa siswa memang peduli dalam lingkungannya. Tetapi dalam proses menjadikan siswa peduli lingkungan harus ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia misalnya, tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. Dengan ditunjang fasilitas-fasilitas tersebut dan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan atau Global Warming siswa dapat peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Masa anak seusia SMP adalah masa pendidikan dalam bentuk kepribadian, ketika menjalani masa transisi dari anak-anak seusia remaja atau pubertas lebih cenderung sangat menikmati kebebasan dan melampiaskan segala sesuatu yang dikehendakinya. Pada kenyataannya saat ini, peneliti mengamati bahwa siswa-siswa SMP hampir setiap harinya mengunakan produk-produk dari teknologi, misalnya untuk berangkat kesekolah menggunakan kendaraan bermotor, menggunakan alat komunikasi, membeli makanan yang menggunakan bungkus plastik dan menggunakan kertas untuk menulis. Namun pada saat peneliti mengamati fenomena yang terjadi di lapangan ada 2 masalah utama yang terjadi di kelas yang pertama bahwa siswa tidak menjaga kebersihan kelasnya, seperti penggunaan kertas yang berlebihan, membuang sampah plastik bekas makanan di kolong bangku dan tidak merawat tanaman-tanaman yang ada di sekitar kelasnya. Hampir semua siswa SMP tidak peduli terhadap lingkungan tempat mereka menuntut ilmu. Bahkan jadwal piket rutinpun tidak dihiraukannya. Hal ini yang menjadi tempat belajar di kelas menjadi kotor dan tidak nyaman. Di kolong-kolong meja banyak sekali sampah bekas jajanan mereka, padahal di depan kelas sudah disediakan 2 tempat sampah organik dan


(14)

Andri Purnama Jaelani, 2013

anorganik. Tetapi tetap saja mereka tidak memilah-milah mana sampah organik dan mana sampah anorganik. Padahal apabila mereka sadar sampah-sampah kertas atau bubuk bekas meraut pensil bisa mereka gunakan untuk media pembelajaran. Isu Global Warming yang jarang dibicarakan oleh guru di kelas, sehingga membuat siswa tidak peduli terhadap kelestarian lingkungannya. Penggunaan kertas yang berlebihan itu salah satu bentuk ketidakpedulian siswa terhadap lingkungan. Bahkan ketika UTS pun dan melihat soal UTS IPS yang hanya 1 lembar siswapun berkomentar “pelajaran IPS pelit masa soalnya Cuma 1 lembar”, padahal itu salah satu bentuk kepedulian saya terhadap lingkungan dengan cara menghemat penggunaan kertas.

Kedua, pohon-pohon dan tanaman yang berada di lingkungan sekolah tampak tak terawat. Tanaman yang ada hanya menjadi hiasan, para siswa dan perangkat sekolah lainnya seakan tidak peduli dengan tumbuhan atau pepohonan yang ada di sekolah. Peneliti sangat miris melihatnya ketika waktu istirahat dan pelajaran olahraga tumbuhan mereka injak, jatuh sehingga potnya belah, dan ketika olahraga terkena bola. Padahal apabila dirawat dengan baik dan disiram tiap hari lingkungan sekolah itu akan terasa asri dan sejuk, pembelajaranpun akan semakin nyaman. Rendahnya kualitas lingkungan sekolah ini merupakam dampak dari ketidakpedulian siswa dan perangkat sekolah lainnya terhadap lingkungan. Sebagian dari mereka bahkan menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari berbagai kegiatan yang mereka lakukan, namun mereka tidak mempunyai kesadaran untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.

Ketiga, siswa perlu di berikan pemahaman tentang penyebab dan dampak dari polusi udara terhadap kelestarian lingkungan. Dengan teknologi-teknologi yang sangat berkembang akhir-akhir ini seperti mobil murah, motor, dll itu merupakan salah satu penyebab dari polusi udara. Siswa perlu mengetahui tentang teknologi-teknologi ini. Hampir semua siswa di SMPN 1 Bandung diantarkan kesekolah menggunakan kendaraan pribadi, baik motor ataupun mobil. Dengan diberikan


(15)

pemahaman-pemahaman tentang teknologi-teknologi ini yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan (polusi udara) diharapkan siswa bisa merubah perilaku hidupnya yang setiap hari diantar orang tuanya menggunakan kendaraan pribadi dirubah menjadi pergi sendiri menggunakan sepeda atau angkutan umum. Hal ini bisa mengurangi jumlah polusi udara, hemat energi bahan bakar minyak, mengurangi kemacetan, melatih keberanian dan kemandirian siswa.

Dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat diharapkan siswa memiliki literasi sains dan teknologi, agar memiliki kemampuan menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep sains yang telah di peroleh di sekolah, mengenal teknologi-teknologi baru beserta dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat, dan juga dapat menggunakan produk dari teknologi dengan baik, serta mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Tidak hanya itu siswa juga dapat menterjemahkan peraturan-peraturan tertulis yang ada di masyarakat dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pandangan ilmu sosial pada dasarnya memberikan pemahaman tentang kaitan antara sains teknologi dan masyarakat untuk melatih kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar yang di akibatkan oleh perkembangan sains dan teknologi (Poedjiadi, 2005). Kaitan antara model Sains Teknologi dan Masyarakat dengan pembelajaran IPS adalah dapat memotivasi siswa untuk dapat menilai dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi beserta produknya agar siswa dapat peduli dengan lingkungan sekitar dan memberikan saran-saran tertentu terhadap pihak terkait tentunya dengan melaksanakan tindakan yang bertanggungjawab untuk kebaikan bersama.

Pendekatan STM adalah pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pengalaman manusia. Pendekatan STM ini mengitengrasikan antara ilmu dan teknologi ke dalam seluruh pembelajaran yang tentunya dapat diimplementasikan


(16)

Andri Purnama Jaelani, 2013

terhadap kehidupan bermasyarakat. Yager dan Roy (1993) mengemukakan istilah STM diperkenalkan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengajar siswa untuk merespon isu-isu teknologi dan masyarakat secara bertanggung jawab.

2. Mengidentifikasi pengetahuan dasar yang perlu dimiliki siswa agar dapat mengetahui isu-isu tentang STM.

3. Memberi siswa gambaran yang akurat mengenai persyaratan dan kesempatan berkarir di bidang STM.

Penggunaan model STM dilandasi oleh tiga hal penting yaitu keterkaitan antara sains, teknologi, dan masyarakat, dianutnya pandangan kontruktivisme dalam proses belajar.

Sains menawarkan penjelasan untuk pengamatan mengenai lingkungan alam. Teknologi yang merupakan aplikasi pengetahuan ilmiah menawarkan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan adaptasi manusia terhadap lingkungannya (masalah yang kompleks pada masyarakat dalam kehidupan modern). Masyarakat merupakan lingkungan tempat beroperasinya kegiatan ilmiah dan teknologi.

Yager (1993) mengatakan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran STM, maka tidak akan ada jurang pemisah antara apa yang diajarkan di kelas dan apa yang dipelajari siswa di kehidupan bermasyarakat. Ogens (1991) menyatakan bahwa dengan pendekatan STM minat siswa dalam mempelajari ilmu tidak akan pudar.

Pembelajaran IPS di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat di rasa tepat karena hal ini sejalan dengan pendapat dari William Cartwright bahwa ilmu alam dan ilmu sosial mempunyai kaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Dampak ilmu alam kepada masyarakat merupakan fenomena social yang terjadi di lingkungan masyarakat.


(17)

Berdasarkan pernyataan tersebut seyogyanya pembelajaran IPS dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada siswa mengenai teknologi serta dapat memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPS lebih banyak berlangsung secara text book dan pembelajaran didominasi oleh guru, hal ini memberikan kesan bahwa IPS tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata. Selain itu, pembelajaran IPS secara text book menyebabkan pembelajaran menjadi tidak bermakna serta memberikan kesan pada siswa bahwa IPS itu merupakan mata pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dipahami. Padahal menurut Banks dalam Sapriya (2007: 3) menyebutkan bahwa: Social Studies (IPS) adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di lingkungan masyarakat.

Dengan pembelajaran yang di awali dengan mengaitkan peristiwa-peristiwa yang telah diketahui siswa dengan materi yang akan di bahas, sehingga tampak ada kesinambungan pengetahuan, karena di awali dengan hal-hal yang telah diketahui siswa di lingkungan. Dalam proses pembelajaran ini, siswa melakukan observasi di lapangan dan melihat sendiri tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan masyarakat. Kegiatan mengunjungi dan observasi keadaan di luar kelas itu bertujuan untuk mengaitkan antara konsep-konsep atau teori yang di bahas di kelas dengan keadaan nyata yang terjadi di lingkungan. Dengan mendiskusikan apa yang siswa temukan di lingkungan, merancang tindakan selanjutnya, maka akan terjadilah kolaborasi suatu dinamika kelompok yang akan menghasilkan gagasan-gagasan atau ide brilliant untuk menjadikan lingkungan yang sehat dan bersih.

Untuk mengatasi permasalahan mengenai kurangnya kepedulian siswa dengan lingkungannya, maka diperlukan suatu langkah agar melalui mata pelajaran IPS siswa menjadi lebih peka terhadap lingkungan dan mata pelajaran IPS tidak lagi dipandang


(18)

Andri Purnama Jaelani, 2013

sebagai mata pelajaran yang rumit dan sulit untuk dipahami. Oleh karena itu, salah satu langkahnya adalah dengan cara menerapkan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS. Pendekatan STM ini dianggap cocok karena belajar IPS diawali dengan masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya, sehingga diharapkan dengan belajar IPS siswa dapat lebih menghargai lingkungannya seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Pemilihan pendekatan STSE didasarkan oleh beberapa alasan diantaranya :

1. Pendekatan STSE dipandang cocok dengan adanya pendapat dari William Cartwright bahwa ilmu alam dan ilmu sosial mempunyai kaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Dampak ilmu alam kepada masyarakat merupakan fenomena yang terjadi di masyarakat.

2. Dalam jurnal yang berjudul “The Impact of a Science/Technology/Society Teaching Approachon Student Learning in Five Domains” yang ditulis oleh Hakan Akcay dan Robert E. Yager mengatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan STM dapat meningkatkan sikap peduli terhadap lingkungan masyarakat.

3. Dalam jurnal yang berjudul Science, Technology, Society and Environment (STSE) Approach in Environmental Science for Nonscience Students in Local Culture”. Vol. 6, no. 1 tahun 2009, pendekatan STS tidak menutup kemungkinan untuk ditambahkan unsur Environment (E) dalam konteksnya agar perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan (Environment).

Dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPS Sebagai upaya Peningkatan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan”.


(19)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “Bagaimana peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan masyarakat setelah diterapkan model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat dalam pembelajaran IPS ?

Untuk lebih mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan dan menerapkan model STM dalam pembelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan di kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung ?

2. Bagaimana guru merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan model STM dalam pembelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan di kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung ?

3. Bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan setelah diterapkannya model STM dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang mejadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui pembelajaran IPS dengan menggunakan model Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM). Untuk lebih memperjelas tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru mampu dengan baik merencanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model STM dalam upaya meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.

2. Mengetahui perubahan tentang kepedulian siswa terhadap lingkungan setelah dilaksanakannya pembelajaran IPS dengan menggunakan model STM.


(20)

Andri Purnama Jaelani, 2013

3. Memperbaiki kendala saat dilaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model STM dalam upaya meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.

4. Meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran STM.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2: 1. Manfaat Teoritis

a. Untuk memperkaya keilmuan serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar guru mengenai keterampilan membuat media pembelajaran.

2. Manfaat Praktis.

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai perbaikan dalam upaya meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan dalam pembelajaran IPS menggunakan model STM pada jenjang SMP, selain itu manfaat lainnya di peruntuk sebagai berikut:

a. Untuk Sekolah

Untuk bahan masukan terhadap kualitas pembelajaran IPS di sekolah, agar mampu bersaing dengan sekolah lainnya di jenjang SMP dan berpartisipasi memperbaiki pendidikan nasional.

b. Untuk Guru

Untuk bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan kekreatifitasannya dalam pemanfaatan pembelajaran IPS di SMP dan disamping itu meningkatkan kualitas kemampuan guru sendiri sebagai guru professional.


(21)

c. Untuk Siswa

Meningkatnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Serta keaktifan dan ke kreatifitasan peserta didik di dalam pembelajaran IPS.

d. Untuk Peneliti

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan menjadi pembelajaran tersendiri, sebagai bekal dalam menghadapi peserta didik dalam meningkatkan keterampilan pembuatan media pembelajaran IPS. Agar tercapainya pembelajaran yang baik serta menjadikan pengalaman tersendiri bagi peserta didik.

E. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sitematika penelitian

Bab II Kajian Teori. Pada bab ini memaparkan mengenai rujukan-rujukan teori para ahli yang dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konseptual permasalahan dan hal-hal yang di kaji di dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini terbagi kedalam beberapa sub bab yakni: metode dan desai penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penellitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan verivikasi data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Di dalam bab ini memaparkan mengenai hasil data yang diperoleh selama dilakukannya penelitian

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai keputusan dan hasil yang di dapatkan berdasarkan rumusan yang di ajukan dalam penelitian ini.


(22)

Andri Purnama Jaelani, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 1 Bandung yang terletak di Jalan Kesatriaan No. 1 Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII, yaitu Bu Yani dan yang menjadi observer adalah Dera Karina Chaerunisa S.Pd. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-9 yang berjumlah 39 orang. Alasan peneliti memilih kelas VIII-9 adalah karena dikelas ini ditemyukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar yang tentunya berhubungan dengan kepedulian siswa terhadap lingkungan di kelas VIII-9.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model siklus Ebbut, karena peneliti menganggap model siklus ini sesuai dengan tema dan tujuan dari penelitian ini. Ebbut dalam Wiriaatmadja (2012 : 68) model ini menunjukkan bentuk alur kegiatan penelitian yang dimulai dengan pemikiran awal penelitian yang dilanjutkan dengan reconnaissance. Menurutnya, reconnaissance mencakup kegiatan-kegiatan diskusi, negosiasi, menyelidiki kesempatan, mengakses segala kemungkinan, dan kendala atau dengan singkat mencakup keseluruhan analisis. Cara yang tepat untuk memahami proses penelitian tindakan ialah dengan memikirkannya sebagai suatu seri dari siklus yang berturut-turut, dengan setiap siklus mencakup kemungkinan masukan balik informasi di


(23)

dalam dan di antara siklus. Desain model Ebbut melakukan tindakan lebih dari satu kali dalam pelaksanaan siklus, karena peneliti menyadari, untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan bukanlah yang mudah. Karena dalam prakteknya, untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan membutuhkan proses yang panjang dan membiasakan siswa untuk memahami tentang fenomena-fenomena yang terjadi saat ini mengenai lingkungan. Dengan diberikannya pengetahuan-pengetahuan tentang lingkungan hidup, siswa dituntut untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan, kemudian menjadi konsep yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, lingkungan tempat bermain, ataupun di sekolah. Maka dari itu peneliti menerapkan model Ebbut agar nantinya siswa mampu secara menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungannya melalui pembelajaran IPS.

1. Identifikasi Masalah

Ide pemikiran yang diajukan peneliti, yaitu penerapan model sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada di dalam kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung. Permasalahan yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa siswa kurang dibekali pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan dan fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan tempat mereka melakukan aktivitasnya pada materi-materi yang ada dalam pembelajaran IPS. Dengan diberikannya pengetahuan tentang lingkungan diharapkan siswa mampu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.


(24)

Andri Purnama Jaelani, 2013

2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaissance)

Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan fakta di lapangan akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan bukan hanya pada awal saja. Jadi setelah memeriksa kondisi di kelas, peneliti dapat menentukan cara yang tepat dalam memecahkan masalah yang terjadi di kelas tersebut. Dalam penelitian ini reconnaissance telah di lakukan pada pre penelitian di kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung. Tahap ini di rasa tepat untuk menentukan materi-materi tentang lingkungan apa yang efektif untuk mendoktrin siswa. Permasalahan yang menjadi focus utama dalam penelitian ini adalah meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui pembelajaran IPS dengan model sains, teknologi, dan masyarakat (STM). Penyampaian materi tentang fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan saat ini merupakan pemilihan yang tepat karena peneliti melihat situasi kelas ini dapat dibilang kotor, di kolong bangku banyak sampah dan peralatan kebersihan tidak ada.

3. Perencanaan

Rencana merupakan hal yang terpenting sebelum melakukan tindakan penelitian ini yang diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi di kelas. Pada penelitian ini rencana tindakan bersifat fleksibel, hal ini dimaksudkan agar penelitian lebih bersifat mudah dan menyesuaikan dengan apa yang telah direncanakan dari jauh-jauh hari untuk melakukan penelitian ini. Dalam penelitian tindakan ini merupakan tantangan dalam proses pembelajaran dan mengenal rintangan yang sebenarnya.


(25)

Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang didapat atas rencana yang direncanakan bersama-sama. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah sebagai berikut :

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

b. Melakukan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian

c. Meminta kesedian guru mitra dan observer (mahasiswa) dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra dan observer mengenai waktu penelitian.

e. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat pembelajaran di kelas.

f. Merencanakan penilaian yang akan digunakan dalam proses KBM sehingga dapat mengukur sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan.

g. Menyusun instrument yang akan digunakan dalam penelitian.

h. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra dan observer.

i. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan di lakukan peneliti dengan guru mitra dan observer. j. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh


(26)

Andri Purnama Jaelani, 2013 4. Tindakan (act)

Selanjutnya, yang harus diperhatikan adalah langkah-langkah tindakan atau pelaksanaan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dalam penelitian tindakan ini merupakan kegiatan praktis yang terencana. Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti bersama dengan mitra peneliti di sekolah, pada tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengejaran yang telah disusun.

b. Menerapkan tugas kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di lingkungan mereka diantaranya di lingkungan sekolah, rumah dan sebagainya sebagai upaya menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa.

c. Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil identifikasi mereka mengenai permasalah yang terjadi di lingkungan sekitar mereka

d. Menerapkan tugas kepada siswa untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya permasalahan di lingkungan sekitar mereka sebagai upaya membentuk sikap peduli lingkungan pada siswa.

e. Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil identifikasi mereka mengenai penyebab permasalah yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.


(27)

f. Menerapkan tugas kepada siswa untuk memikirkan solusi dari permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka dalam rangka mengaplikasikan sikap peduli lingkungan siswa.

g. Meminta siswa mengaplikasikan solusi yang mereka tawarkan di lingkungan sekitar mereka.

Tindakan yang dilakuakan di dalam penelitian berdasarkan pada tahap sebelumnya yaitu reconnaissance sebagai acuan, reconnaissance merupakan catatan lapangan yang detail mengenai keadaan kelas yang akan diberikan tindakan.

Penerapan materi-materi tentang lingkungan menggunakan media power point untuk menampilkan video-video tentang Global Warming dengan menggunakan model sains, teknologi, dan masyarakat (STM) pada siklus pertama merupakan hasil dari identifikasi masalah dan reconnaissance di kelas. Selanjutnya, pada siklus kedua dan seterusnya materi yang dipersiapkan untuk siswa cukup bervariatif berdasarkan hasil observasi dan revisi kembali setelah tindakan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan siswa tentang pengetahuaannya tentang lingkungan dan kepeduliannya terhadap lingkungan.

5. Pengamatan (Observe)

Observasi di dalam PTK mempunyai fungsi mendokumentasi impilkasi tindakan yang diberikan pada siswa yang disini berperan sebagai subjek. Jadi, observe mempunyai manfaat yang beranekaragam di dalam penelitian, seperti memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang, dan masa yang akan datang.


(28)

Andri Purnama Jaelani, 2013

Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan :

a. Pengamatan terhadap kelas VIII-9 yang sedan diteliti b. Pengamatan tentang perilaku siswa terhadap lingkungan c. Pengamatan kesesuaian materi yang disajikan peneliti pada

saat KBM dengan tujuan yang ingin di capai peneliti. d. Pengamatan tentang pendapat-pendapat yang di ajukan

siswa ketika proses KBM.

e. Pengamatan terhadap kekreatifan siswa dalam menyampaikan saran-saran untuk lingkungan agar kedepannya lebih baik.

Pada tahap ini peneliti melakukan peninjauan kembali terhadap siswa dan guru di kelas dan mencatat kekurangan dalam setiap tindakan yang dilakukan sebelumnya untuk direvisi menjadi perencanaan baru dan tindakan selanjutnya.

6. Refleksi (reflect)

Dalam model Ebbut, refleksi disebut juga dengan reconnaissance untuk mendiskusikan kekurangan dalam tindakan dan pengeruhnya. Langkah ini merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisi penelitian sesudah tindakan yang dilakukan sehingga memberikan arahan kepada perbaikan pada tindakan selanjutnya. Pada kegiatan ini peneliti melakukan :


(29)

a. Kegiatan diskusi balikan dengan mitra peneliti dan siswa setalah tindakan dilakukan.

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.

c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.


(30)

Andri Purnama Jaelani, 2013 C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK memiliki peran yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK.

Ebbut dalam Hopkins dalam Kunandar (2009 : 43), menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tindakan tersebut. Jadi dalam hal ini, guru merencanakan segala sesuatunya dengan matang dengan tujuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar sehingga mampu menyelesaokan permasalahan yang terjadi tentunya dengan berbagai metode pengajaran dan pendekatan yang beragam.

Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas VIII-9 SMP Negeri 1 Bandung dengan materi-materi tentang lingkungan yang beraneka ragam dari mulai fenomena-fenomena alam yang terjadi di global dan yang terjadi di


(31)

lingkungan sekitar siswa. Fokus variable dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan sains, teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.

D. Definisi Operasional

1. Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM)

Sains, teknologi, dan masyarakat (STM) adalah suatu pola ajar sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Dalam penelitian ini, pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa melihat secara langsung kondisi lingkungan sekitar. Kondisi lingkungan tersebut kemudian akan dikaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sehingga masalah akan muncul sendiri dari siswa. Kemudian siswa melakukan eksperimen untuk membangun konsep, peran guru hanya sebagai fasilitator. Setelah itu, siswa menyelesaikan masalah dan menganalisis masalah atau isu yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumnya.Dan pada akhirnya guru meluruskan konsep yang sebelumnya telah dipahami oleh siswa supaya tidak terjadi kesalahan konsep. Dalam penelitian ini.

2. Peduli Lingkungan

Kepedulian terhadap lingkungan merupakan hal yang paling penting di era globalisasi seperti ini. Seperti kita ketahui, polusi udara, pencemaran lingkungan akibat polusi udara, sampah plastik, limbah, dsb merupakan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini dan sering kita rasakan.


(32)

Andri Purnama Jaelani, 2013

Dikti dalam Uno (2012 : 136) mengemukakan bahwa anak-anak seusia muda sangat baik diajak untuk memahami factor-faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas lingkungan hidup. Kita semuanya menyadari kualitas lingkungan dari hari ke hari, dari generasi ke generasi, bukannya semakin membaik tetapi malah sebaliknya.

Dengan mempelajari lingkungan dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar siswa menjadi semakin termotivasi dalam mengetahui lebih banyak tentang pelestarian lingkungan dan siswapun akan peduli terhadap lingkungannya.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengukur ketercapaian dari tujuan penelitian ini, maka diperlukan suatu alat evaluasi atau sering disebut dengan instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2010) terdapat dua jenis teknik evaluasi yaitu teknik nontes dan teknik tes. Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi yang lebih resmi dibandingkat alat evaluasi lainnya, karena tes penuh dengan batasan-batasan (Arikunto, 2010 : 33). Dalam penelitian ini, teknik non tes digunakan untuk mengukur sikap peduli lingkungan siswa. Lebih lanjut penelitian terhadap sikap peduli lingkungan siswa ini menggunakan skala bertingkat (rating scale). Menurut Arikunto (2010 : 27) skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Lebih lanjut Arikunto juga menjelaskan bahwa biasanya angka-angka yang digunakan secara bertingkat dari mulai yang terendah ke yang tinggi. Oleh karena itu, skala ini dikatakan skala bertingkat. Dalam penelitian ini digunakan lima tingkatan skala bertingkat untuk mengukur sikap siswa terhadap sains ini yaitu Sangat Setuju (SS), Seyuju (S), Biasa (B), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian yang digunakan :


(33)

No Aspek Peduli Lingkungan

Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

1. Sikap peserta didik terhadap kebersihan lingkungan Sekolah.

Bagi saya,

melaksanakan piket kelas sebagai kontribusi saya dalam memelihara kebersihan kelas.

Untuk memelihara kebersihan kelas, tidak perlu diadakan piket kelas

Bagi saya, tempat sampah didalam kelas berfungsi untuk mempermudah siswa membuang sampah.

Bagi saya, tempat sampah didalam kelas berfungsi untuk memperindah tata letak kelas.

Menjaga kebersihan sekolah adalah tugas seluruh warga sekolah.

Menjaga kebersihan sekolah merupakan tugas penjaga sekolah.

Saya selalu menegur teman saya yang membuang sampah sembarangan.

Membuang sampah sembarangan adalah hak asasi manusia.

Bagi saya, seseorang yang mencorat-coret meja kelas tidak menjaga kebersihan kelas.

Bagi saya mencorat-coret meja kelas adalah sebuah seni.


(34)

Andri Purnama Jaelani, 2013

Bagi saya menyobek-nyobek kertas termasuk tindakan boros dan tidak memelihara kebersihan.

Bagi saya menyobek-nyobek kertas adalah hak saya, karena buku ini saya yang membeli.

2. Sikap peserta didik terhadap kebersihan lingkungan rumah dan tempat bermain.

Bagi saya, memelihara kebersihan rumah adalah tanggung jawab semua anggota keluarga.

Bagi saya, memelihara kebersihan rumah adalah tanggung jawab ibu atau pembantu.

Saya senang memakai kendaraan umum

karena dapat

meminimalkan polusi udara.

Saya lebih senang memakai kendaraan pribadi karena sangat nyaman.

Memilah sampah organik dan anorganik merupakan tanggung jawab semua anggota keluarga.

Memilah sampah organik dan anorganik merupakan tanggung jawab petugas kebersihan.

Penghematan dalam menggunakan air adalah langkah nyata saya untuk menghemat energi air.

Penghematan dalam menggunakan air saya rasa tidak perlu karena di rumah saya memiliki sumur.

Saya melakukan penghematan listrik

karena saya

mendukung program

Melakukan penghematan listrik adalah hal yang tidak perlu karena orang tua saya membayarnya


(35)

save our earth” tiap bulan. Membuang sampah di

got atau sungai dapat menyebabkan

lingkungan menjadi kotor dan akan menyebabkan banjir.

Memelihara kebersihan sungai dan got adalah tugas kebersihan petugas kebersihan karena saya

membayar iuran

kebersihan setiap bulan.

3. Sikap peserta didik dalam menghadapi dampak dari perkembangan sains dan teknologi terhadap masyarakat.

Pemilahan sampah berfungs untuk mempermudah daur ulang sampah.

Pemilahan tempat sampah di lingkungan masyarakat supaya memperindah penataan kota.

Saya senang mendaur ulang sampah plastik menjadi suatu kerajinan.

Menurut saya, membakar sampah adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi jumlah sampah plastik

Saya senang

menggunakan kertas seperlunya.

Penggunaan kertas yang berlebihan adalah hak asasi manusia.

Saya senang membawa tas sendiri ketika berbelanja atau jajan daripada meminta tas pelastik kepada penjualnya.

Saya selelu meminta tas pelastik kepada penjualnya ketika membeli sesuatu, daripada membawa tas sendiri karena itu membuat saya nyaman.


(36)

Andri Purnama Jaelani, 2013

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data agar tercapainya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik non tes yaitu dengan menggunakan angket, observasi, dan wawancara

1. Angket

Angket digunakan untuk mengukur sikap peduli lingkungan siswa. Angket dipilih dengan maksud supaya sikap peduli lingkungan siswa dapat diukur lebih pasti. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiono (2013 : 199) yang menyatakan bahwa teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket ini merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penelitu tahu dengan pasti variabel yang akan diukur. Angket ini terdiri dari 16 pernyataan positif dan 16 pernyataan negatif. Data oleh angket ini akan diambil pada setiap akhir siklus pembelajaran.

2. Observasi

Observasi ini dilakukan terhadap guru berupa tanggapan akan keterlaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Teknik pengumpulan observasi ini termasuk kedalam observasi terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya (Sugiono, 2013 :205). Observasi ini dibuat dalam bentuk cheklist. Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda cheklist pada kolom yang telah disediakan.


(37)

3. Wawancara

Wawancara ini dilakukan terhadap siswa beserta guru mata pelajaran di sekolah yang dijadikan penelitian. Wawancara ini bersifat wawancara tidak terstruktur. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara lebih mendalam. Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti belum mengetahui secara pasti data apa saja yang akan diperoleh, setiap jawaban yang diceritakan oleh responden dianalisis dan peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya (Sugiono, 2013 : 198).

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh. Berikut teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan adalah salah satu yang terpenting dalam melaksanakan penelitian ini yang dibuat sedemikian rupa oleh peneliti untuk memperolah data selama melakukan pengamatan di lapangan. Format catatan lapangan terdiri atas bagaimana keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sampai kepada bagaimana interaksi antara guru dan siswa, serta masukan dari guru mitra selama penelitian di laksanakan.

2. Angket

Dalam mengukur sikap peduli lingkungan siswa digunakan angket. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah dengan menggunakan skala bertingkat atau rating scale. Adapun menurut Pangabean (1996 : 76) teknik pengolahan data menggunakan skala bertingkat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(38)

Andri Purnama Jaelani, 2013

a) Menentukan skor untuk setiap skala sikap terhadap sains. Adapun kriteria skor untuk setiap skala terhadap sains sikap diantaranya sebagai berikut :

Tabel 3.3 Skor Sikap Kepedulian Terhadap Lingkungan

Skala Sikap Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Biasa 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

b) Menghitung total skor yang diperoleh siswa.

c) Menentukan nilai dan kriteria sikap siswa terhadap sains yang didapatkan

1) Nilai satu (1), apabila skor siswa lebih besar dari skor rata-rata. Siswa yang memiliki nilai satu (1) dianggap memiliki sikap positif terhadap sains.

2) Nilai nol (0), apabila skor siswa lebih kecil dari skor rata-rata. Siswa yang memiliki nilai nol (0) dianggap memiliki sikap yang negatif terhadap sains.

Adapun format penilaian sikap siswa terhadap sains sebagai berikut :


(39)

Tabel 3.4 Contoh Pengolahan Data Sikap Peduli Lingkungan Siswa

No. Nama Siswa

Pernyataan ke -

Total Skor Nilai Kriteria 1 2 3 ..

Rata-rata

Untuk menentukan sikap peduli lingkungan siswa berdasarkan komponennya maka digunakan cara seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.5 Contoh Pengolahan Data Sikap Peduli LingkunganUntuk Setiap Komponen

No. Aspek Peduli Lingkungan

Skor Aktual

Skor Ideal

Persentase Kriteria

1. Sikap peserta didik terhadap

kebersihan lingkungan Sekolah.


(40)

Andri Purnama Jaelani, 2013 2. Sikap peserta didik

terhadap kebersihan

lingkungan rumah

dan tempat

bermain.

3. Sikap peserta didik dalam menghadapi dampak dari perkembangan sains dan teknologi terhadap

masyarakat.

Presentase =

Setelah dimasukkan kedalam formulasi tersebut, selanjutnya menginterpretasikan nilai yang didapatkan kedalam tabel berikut ini :

Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Komponen Sikap Peduli Lingkungan

Persentase Kriteria 80% - 100% Baik Sekali

66% - 79% Baik

56% - 65% Cukup

40% - 55% Kurang Baik 30% - 39% Tidak Baik


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan menyimpulkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan dan merekomendasikan terhadap berbagai pihak mengenai hasil yang telah dicapai baik dari sekolah, guru, siswa, amupun peneliti sendiri. Adapun kesimpulan dan hasil rekomendasinya adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Penerapan model sains, teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan di Kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama,dengan diterapkannya model sains teknologi dan masyarakat pada pemebelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan membuat siswa lebih peduli terhdadap kelestarian lingkungannya. Tidak hanya itu dengan model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat (STM), siswa lebih paham mengenai fenomena-fenomena yang terjadi saat ini pada lingkungan. Hal ini terjadi tidak lepas dari tahapan penyusunan silabus dan RPP yang tepat agar memungkinkan pelaksanaan PTK ini. Setelah penyusunan silabus dan RPP ini peneliti bersama guru mitra menentukan isu-isu seputar kerusakan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa yaitu di Kota Bandung dan sesuai dengan materi yang akan disajikan. Selanjutnya siswa diminta menganalisis mengenai wilayah-wilayah di Kota Bandung yang mengalami kerusakan lingkungan dan guru


(42)

Andri Purnama Jaelani, 2013

membimbing siswa agar siswa tahu juga mengenai akibat dari kerusakan lingkungan itu dan bagaimana cara menanggulanginya. Dengan pembelajaran yang disusun sedemikian rupa, media pembelajaran yang mudah dicerna siswa, siswa menjadi lebih paham tentang konsep-konsep lingkungan. Dengan begitu siswa akan lebih peduli terhadap lingkungannya.

Selanjutnya, peneliti menyusun angket untuk melihat perkembangan sikap siswa terhadap lingkungan sebagai alat yang memudahkan peneliti agar mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengkonversi capaian-capaian yang dilakukan siswa menjadi suatu nilai dan juga agar memudahkan peneliti melihat perkembangan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui model pembelajaran sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS. Angket ini diisi siswa setiap setelah melaksanakan pembelajaran di akhir siklus.

Kedua, kendala-kendala dalam proses peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui pembelajaran IPS dengan menggunakan model STM di kelas VIII-9 SMPN 1 Bandung. Dlam penelitian ini ditemukan kendala-kendala dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Mereka belum terbiasa dengan model STM, dimana harus bisa menyambungkan antara sains, teknologi, dan dampak terhadap kehidupan di masyarakat. Tetapi dengan seringnya guru menerapkan konsep ekoliterasi siswa menjadi lebih paham dengan konsep-konsep lingkungan.

Kendapa-kendala tersebut dapat diatasi dengan menanyangkan video-video atau gambar-gambar mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa atau di Kota Bandung. Dengan mengaitkan fenomena kerusakan lingkungan yang telah dipahami siswa guru mengaitkannya dengan sains, teknologi, dan masyarakat. Dengan ini dari hari ke hari hingga penelitian selesai siswa dapat menujukkan sikap positif


(43)

terhadap lingkungannya. Semoga dengan ini siswa semakin peduli dengan lingkungannya dan tetap menjaga kelestarian lingkungannya.

Ketiga, setelah di terapkannya model pembelajaran sains, teknologi, dan masyarakat (STM) pada pembelajaran ips sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan terjadi perubahan signifikan pada sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan dan pengetahuan mengenai konsep-konsep lingkungan. Hal ini terjadi karena selama ini pembelajaran IPS hanya terpaku pada buku teks saja. Siswa hanya dibekali pengetahuan-pengetahuan saja, tidak diberikan contoh-contoh fenomena-fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitar siswa. Hal ini membuat siswa bosan dan tidak ada antusias dalam mempelajari pelajaran IPS terutama dalam materi lingkungan, padahal materi tentang lingkungan penting sekali di bahas di dalam kelas karena pengetahuan ini berguna juga untuk kehidupan siswa di masa yang akan datang.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian dalam menerapkan model sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan, berikut saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini yang ditunjukan untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan menerapkan konsep-konsep lingkungan dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMPN 1 Bandung. Selain itu


(44)

Andri Purnama Jaelani, 2013

sekolah harus mengembangkan konsep-konsep lingkungan pada para siswa dan guru-guru, sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan disekitar sekolah. Pihak sekolah mendukung dan memotivasi para guru-guru untuk terus memberikan pengetahuan-pengetahuannya tentang lingkungan kepada siswa karena ini akan berguna bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang.

2. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap menjadi masukan pada guru-guru untuk melakukan variasi menggunakan model-model pembelajaran agar pembelajaran IPS di dalam kelas menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Karena peneliti menyadari bahwa guru bukan hanya sebagai sumber informasi, namun sebagai fasilitator, dan motivator bagi siswa di dalam proses pembelajaran.

3. Bagi siswa, dengan adanya penelitian mengenai penerapan model sain, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan, memberikan kesempatan pada siswa untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan dengan pengetahuan-pengetahuan yang meraka dapat pada saat pembelajaran IPS. Selain itu, siswa diharapkan mengimpelementasikan kebiasaannya dalam hal menjaga lingkungan di sekolah atau dimanapun mereka berada, seperti halnya hemat menggunakan energy listrik ataupun air, membawa pelastik sendiri ketika berbelanja, menggunakan kendaraan umum, memilah-milah sampah antara organik dan anorganik, serta menghemat dalam menggunakan kertas, dan merubah kebiasaan buruk merusak lingkungan, menjadi kebiaasaan menjaga lingkungan untuk emnciptakan kehidupan yang berkelanjutan.

4. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi inspirasi tersendiri, hasil penelitian bukanlah merupakan hasil penelitian yang semputna,


(45)

sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai penerapan model sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS dalam upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan pada cluster yang berbeda agar memperoleh penelitian yang lebih sempurna.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui pembelajaran IPS.


(46)

Andri Purnama Jaelani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Del Rosario, Bernadete I. (2009). “Science, Technology, Society and Environment (STSE) Approach in EnvironmentalScience for Nonscience Students in Local Culture”. Liceo Journal of Higher Education Research.6, (1), 269-283.

Goleman, Daniel. (2012). Eco Literate (How Educators Are Cultivating Emotional, Social, and Ecological Intelligence). San Fransisco: Jossey-Bass.

Hakim, Nurlaeli. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Hopkins, David. (2011). Panduang Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Irwan Djaman, Z. (2010). Prinsip-Prinsip Ekologi (Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Islamiyah, Mufarohatul. (2008). Penerapan Pendekatan Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) Melalui TPS (Think-Pair-Share) Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Pacitan Lamongan. Skripsi Sarjana pada Universitas Negeri Malang : tidak diterbitkan.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindkan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada


(47)

Madya, Suwarsih. (2011). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: CV. Alfabeta

Poedjiadi, Anna. (2007). Sains Teknologi Masyarakat: Metode Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rusbiantoro, Dadang. (2008). Global Warming For Beginner. Yogyakarta: O2. Saifuddin, Anwar. (2012). Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta:

PT. Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: konsep dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sapriya, Nurdin, & Susilawati. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Stone, K. Michael. and Barlow, Zenobia. (2005). Ecological Literacy (Educating Our Children for a Sustainable World). San Fransisco: Sierra Club Books

Sumaatmadja. (1989). Studi Lingkungan Hidup. Bandung: PT Alumni.

Uno, Hamza. (2011). Belajar dengan Pendekatan: Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahab, Abdul. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: CV Alfabeta.


(48)

Andri Purnama Jaelani, 2013

Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Yager. (1991). The Constructivist Learning Model : Towards Real Reform in Science Education. North Washington Boulevard Arlington : National Science Teachers Association.

Yager, R dan Akcay. H. (2009). Science, Technology, Society and Environment (STSE) Approach in Environmental Science for Nonscience Students in Local Culture”. Vol. 6, no. 1 tahun 2009.

Yager, R. dan Akcay, H. (2010). “The Impact of a Science/Technology/Society Teaching Approach on Student Learning in Five Domains”. Journal Science Education Technology. 19, 602-611.


(1)

107

Andri Purnama Jaelani, 2013

terhadap lingkungannya. Semoga dengan ini siswa semakin peduli dengan lingkungannya dan tetap menjaga kelestarian lingkungannya.

Ketiga, setelah di terapkannya model pembelajaran sains, teknologi, dan masyarakat (STM) pada pembelajaran ips sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan terjadi perubahan signifikan pada sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan dan pengetahuan mengenai konsep-konsep lingkungan. Hal ini terjadi karena selama ini pembelajaran IPS hanya terpaku pada buku teks saja. Siswa hanya dibekali pengetahuan-pengetahuan saja, tidak diberikan contoh-contoh fenomena-fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitar siswa. Hal ini membuat siswa bosan dan tidak ada antusias dalam mempelajari pelajaran IPS terutama dalam materi lingkungan, padahal materi tentang lingkungan penting sekali di bahas di dalam kelas karena pengetahuan ini berguna juga untuk kehidupan siswa di masa yang akan datang.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian dalam menerapkan model sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan, berikut saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini yang ditunjukan untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan menerapkan konsep-konsep lingkungan dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMPN 1 Bandung. Selain itu


(2)

108

sekolah harus mengembangkan konsep-konsep lingkungan pada para siswa dan guru-guru, sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan disekitar sekolah. Pihak sekolah mendukung dan memotivasi para guru-guru untuk terus memberikan pengetahuan-pengetahuannya tentang lingkungan kepada siswa karena ini akan berguna bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang.

2. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap menjadi masukan pada guru-guru untuk melakukan variasi menggunakan model-model pembelajaran agar pembelajaran IPS di dalam kelas menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Karena peneliti menyadari bahwa guru bukan hanya sebagai sumber informasi, namun sebagai fasilitator, dan motivator bagi siswa di dalam proses pembelajaran.

3. Bagi siswa, dengan adanya penelitian mengenai penerapan model sain, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS sebagai upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan, memberikan kesempatan pada siswa untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan dengan pengetahuan-pengetahuan yang meraka dapat pada saat pembelajaran IPS. Selain itu, siswa diharapkan mengimpelementasikan kebiasaannya dalam hal menjaga lingkungan di sekolah atau dimanapun mereka berada, seperti halnya hemat menggunakan energy listrik ataupun air, membawa pelastik sendiri ketika berbelanja, menggunakan kendaraan umum, memilah-milah sampah antara organik dan anorganik, serta menghemat dalam menggunakan kertas, dan merubah kebiasaan buruk merusak lingkungan, menjadi kebiaasaan menjaga lingkungan untuk emnciptakan kehidupan yang berkelanjutan.


(3)

109

Andri Purnama Jaelani, 2013

sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai penerapan model sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS dalam upaya peningkatan kepedulian siswa terhadap lingkungan pada cluster yang berbeda agar memperoleh penelitian yang lebih sempurna.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui pembelajaran IPS.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Del Rosario, Bernadete I. (2009). “Science, Technology, Society and Environment (STSE) Approach in EnvironmentalScience for Nonscience Students in Local

Culture”. Liceo Journal of Higher Education Research.6, (1), 269-283.

Goleman, Daniel. (2012). Eco Literate (How Educators Are Cultivating Emotional, Social, and Ecological Intelligence). San Fransisco: Jossey-Bass.

Hakim, Nurlaeli. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Hopkins, David. (2011). Panduang Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Irwan Djaman, Z. (2010). Prinsip-Prinsip Ekologi (Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Islamiyah, Mufarohatul. (2008). Penerapan Pendekatan Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) Melalui TPS (Think-Pair-Share) Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Pacitan Lamongan. Skripsi Sarjana pada Universitas Negeri Malang : tidak diterbitkan.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindkan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada


(5)

Andri Purnama Jaelani, 2013

Madya, Suwarsih. (2011). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: CV. Alfabeta

Poedjiadi, Anna. (2007). Sains Teknologi Masyarakat: Metode Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rusbiantoro, Dadang. (2008). Global Warming For Beginner. Yogyakarta: O2. Saifuddin, Anwar. (2012). Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta:

PT. Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: konsep dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sapriya, Nurdin, & Susilawati. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Stone, K. Michael. and Barlow, Zenobia. (2005). Ecological Literacy (Educating Our Children for a Sustainable World). San Fransisco: Sierra Club Books

Sumaatmadja. (1989). Studi Lingkungan Hidup. Bandung: PT Alumni.

Uno, Hamza. (2011). Belajar dengan Pendekatan: Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahab, Abdul. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: CV Alfabeta.


(6)

Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Yager. (1991). The Constructivist Learning Model : Towards Real Reform in Science Education. North Washington Boulevard Arlington : National Science Teachers Association.

Yager, R dan Akcay. H. (2009). Science, Technology, Society and Environment (STSE) Approach in Environmental Science for Nonscience Students in Local Culture”. Vol. 6, no. 1 tahun 2009.

Yager, R. dan Akcay, H. (2010). “The Impact of a Science/Technology/Society

Teaching Approach on Student Learning in Five Domains”. Journal Science

Education Technology. 19, 602-611.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-I SMP Negeri 45 Bandung.

0 2 52

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung.

0 3 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA TERTIB BERLALU LINTAS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung.

0 2 17

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI TAYANGAN REALITY SHOW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 4 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung).

0 1 54

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS JURNALISTIK SISWA SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII A Semester II Tahun Ajaran 2013-2014 di SMP Negeri 19 Kota Bandung.

2 2 78

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung.

0 0 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

2 11 40