PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI METODEDISCOVERY-INQUIRY LEARNING DENGAN MEDIA WINDOWSMOVIE MAKER PADA POKOK BAHASAN STRUKTURATOM DI SMA NEGERI 1 TIGALINGGA.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY LEARNING DENGAN MEDIA WINDOWS

MOVIE MAKER PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI SMA NEGERI 1 TIGALINGGA

Oleh :

NENY INDRYANI SIANTURI NIM 409331037

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (My Savior), atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Metode Discovery-Inquiry Learning dengan Media Windows Movie Maker Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di SMA Negeri 1 Tigalingga”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini Penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan, baik moril maupun material dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini juga dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Rektor Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. beserta stafnya.

2. Bapak Jamalum Purba M.Si., dan Bapak Sekretaris Rahmat Nauli, M.Si jurusan Kimia

3. Ibu Dra. Ida Duma Riris, M.Si., Sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Ir. Nurfajriani, M.Si., Sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.

5. Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si., Drs. P.M. Silitonga, MS., dan Drs. Jasmidi M.Si., Sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

6. Bapak Drs. Budiman Tambunan., sebagai kepala sekolah SMA Negeri 1 Tigalingga serta staf guru dan pegawai, terkhusus kepada guru kimia di SMA Negeri 1 Tigalingga (Ibu L.E Sitorus, S.Pd dan Bapak C. Sihite, S.Pd) yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.


(4)

v

7. Teristimewa untuk ayahanda Polmar Sianturi dan ibunda Tarince Siburian, S.Pd., yang memberikan doa, cinta, semangat, dukungan moril, dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

8. Buat Keluarga tercinta., Kakanda Mardani Sianturi, Markus Sianturi beserta keluarga, Cando Sianturi, Junaedy Sianturi, S.Pd., serta buat adinda Bahagia Sianturi, S.Pd., yang memberikan doa, cinta, semangat, dukungan moril, dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. 9. Buat Tersayang Imran Manalu, Amaf., yang selalu menemaniku baik

susah maupun senang, memberikan doa, cinta, semangat, dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

10.Buat tercinta keluarga dari Bapak Luster Manalu dan Ibu Lurine Silalahi beserta keluarga kakanda Megawati Manalu, Sariwani Manalu, Masrawadi Manalu, Citro Manalu, Sardiono Manalu, Mahler Manalu, dan Adinda Lidderia Manalu, S.Th., Inrawansari Manalu, Amd., dan Feronika Manalu. 11.Buat sahabatku (Kiki Ambarita, Siska Gurning, Mega, Arta, Deasy Purba, Dermawanti Marpaung, Evan Sihombing, Roy Samosir., kakanda Meriati Siregar, S.Pd., Mery Sinaga, Crisnalia Sihombing.

12.Serta buat semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang ikut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan harapan untuk mencapai hasil yang terbaik, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini bagi para peneliti selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

Neny Indryani Sianturi NIM. 409331037


(5)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY LEARNING DENGAN MEDIA WINDOWS

MOVIE MAKER PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI SMA NEGERI 1 TIGALINGGA

Neny Indryani Sianturi (409331037) Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan penggunaan media Windows Movie Maker dalam pembelajaran Discovery-Inquiry Learning terhadap peningkatan hasil belajar kimia pada materi Struktur Atom di SMA Negeri 1 Tigalingga pada kelas X semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Tigalingga. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling. Sampel diambil sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas Discovery-Inquiry Learning yang dibelajarkan dengan menggunakan media Windows Movie Maker dan kelas kedua sebagai kelas Konvensional yang dibelajarkan tanpa menggunakan media Windows Movie Maker. Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 20 soal yang telah teruji validitas, reliabilitas 0,677, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data diperoleh rata-rata nilai Gain hasil belajar kimia kelas Discovery-Inquiry Learning dengan menggunakan media Windows Movie Maker 0,776±0,066 lebih tinggi dibandingkan pada kelas Konvensional tanpa menggunakan media Windows Movie Maker diperoleh rata-rata 0,625±0,061. Peningkatan Hasil belajar kedua kelas tersebut diuji beda dengan uji t satu pihak diperoleh thitung> ttabel (9,437> 1,6706). Hal ini memperlihatkan bahwa

Ha diterima. Berarti peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan media Windows Movie Maker dalam pembelajaran Discovery-Inquiry Learning lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa tanpa menggunakan media Windows Movie Maker dalam pembelajaran Konvensional. Peningkatan atau persentase gain hasil belajar kimia siswa kelas yang dibelajarkan dengan metode Discovery-Inquiry Learning dengan menggunakan media Windows Movie Maker sebesar 77,6% sedangkan untuk kelas yang dibelajarkan dengan metode Konvensional tanpa media Windows Movie Maker sebesar 62,5%.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Hakekat Belajar Kimia 10

2.1.3. Hasil Belajar 11

2.2. Media Pembelajaran 13

2.2.1. Pengertian Media 13

2.2.2. Fungsi Media Pembelajaran 14 2.2.3. Komputer Sebagai Media Pembelajaran 15


(7)

vii

2.3. Metode Pembelajaran 18

2.3.1. Pengertian Metode Pembelajaran 18 2.3.2. Metode Discovery-Inquiry Learning 19 2.3.2.1. Metode Pembelajaran Discovery 19 2.3.2.2. Metode Pembelajaran Inquiry 22 2.3.2.3. Hubungan Metode Discovery-Inquiry Learning 27

2.4. Struktur Atom 28

2.4.1. Perkembangan Teori dan Model Atom 28 2.4.2. Partikel Dasar Penyusun Atom 31 2.4.3. Nomor Atom dan Nomor Massa 32 2.4.4. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi 35

2.5. Kerangka Konseptual 37

2.6. Hipotesis Penelitian 38

2.6.1. Hipotesis Verbal 39

2.6.2. Hipotesis Statistik 39

BAB III METODE PENELITIAN 40

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 40 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 40

3.2.1. Populasi Penelitian 40

3.2.2. Sampel Penelitian 40

3.3. Variabel Penelitian 40

3.4. Instrumen Penelitian 41

3.5. Rancangan Penelitian 43

3.6. Desain Penelitian 45

3.7. Teknik Pengumpulan Data 46

3.8. Alat Pengumpulan Data 46

3.8.1. Uji Validitas Tes 46

3.8.2. Uji Reliabilitas 47

3.8.3. Tingkat Kesukaran Tes 48


(8)

viii

3.9. Teknik Analisis Data 49

3.9.1. Uji Normalitas Data Dengan Uji Chi Kuadrat 49

3.9.2. Uji Homogenitas Data 50

3.9.3. Pengujian Hipotesis Penelitian 50 3.9.4. Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 53

4.1. Hasil Penelitian 53

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 53 4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 54 4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian 55 4.1.3.1 Uji Normalitas Pre-test dan Post-test 55 4.1.3.2 Uji Normalitas Data Gain 56 4.1.3.3 Uji Homogenitas Pre-test dan Post-test 57 4.1.3.4 Uji Homogenitas Data Gain 58 4.1.3.5 Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar 59 4.1.3.6 Pengujian Hipotesis 60

4.2. Pembahasan 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 64

5.1. Kesimpulan 64

5.2. Saran 64


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Tahap Pembelajaran Inquiry 26 Tabel 2.2. Muatan dan Massa Partikel Penyusun Atom 32 Tabel 2.3. Jumlah Elektron Maksimum Di setiap Kulit 36 Tabel 2.4. Konfigurasi Elektron Atom Berkulit K sampai N 37

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen 42

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 43

Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian 55

Tabel 4.2. Uji Normalitas Pre-test dan Post-test 56 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Gain 57 Tabel 4.4. Uji Homogenitas Pre-test dan Post-test 58 Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Gain 58 Tabel 4.6. Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar 59


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale 14

Gambar 2.2. Model atom John Dalton 28

Gambar 2.3. Model Atom Thomson 28

Gambar 2.4. Model Atom Rutherford 29

Gambar 2.5. Model Atom Bohr 30

Gambar 2.6. Model Atom Mekanika Kuantum 30

Gambar 2.7. Kulit Atom 36

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 45


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 67

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 69 Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 88 Lampiran 4. Instrumen Tes Sebelum Validasi 89 Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi 96 Lampiran 6. Instrumen Tes Setelah Validasi 97 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah validasi 100

Lampiran 8. Media Pembelajaran 101

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa (LKS) 105 Lampiran 10. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 109 Lampiran 11. Tabel data Validitas Instrumen Tes 110 Lampiran 12. Perhitungan Validitas Tes 111 Lampiran 13. Tabel Hasil Uji Reliabilitas 113 Lampiran 14. Perhitungan Reliabilitas Tes 114 Lampiran 15. Tabel Data Tingkat Kesukaran Tes 115 Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 116 Lampiran 17. Tabel Daya Pembeda Soal 118 Lampiran 18. Perhitungan Daya Pembeda Test 119 Lampiran 19. Data Hasil Belajar Kelas Discovery-Inquiry Learning 121 dan Kelas Konvensional

Lampiran 20. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians 122 Nilai Pretest Dan Posttest

Lampiran 21. Perhitungan Uji Normalitas 124 Lampiran 22. Perhitungan Uji Homogenitas 129 Lampiran 23. Perhitungan Gain (Peningkatan Hasil Belajar) 132


(12)

xii

Lampiran 24. Uji Normalitas Data Gain Tes Kelas Discovery-Inquiry 135

Learning dan Kelas Konvensional Lampiran 25. Uji Homogenitas Data Gain Tes Kelas Discovery-Inquiry 137 Learning dan Kelas Konvensional Lampiran 26. Pengujian Hipotesis 138 Lampiran 27. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 140 Lampiran 28. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 141 Lampiran 29. Tabel Kritis Distribusi F 142 Lampiran 30. Tabel Nilai-Nilai Distribusi t 143 Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian 144


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Namun dalam berbagai penjelasan di media massa baik media cetak maupun elektronika sering dikemukakan mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa antara lain: (1) Sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien dan kurang membangkitkan gairah belajar siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, (2) Kualitas rancangan pengajaran yang kurang menarik minat belajar siswa yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, (3) Kurangnya fasilitas sekolah yang mendukung proses pembelajaran (Slameto, 2010).

Adapun standart kelulusan UAN tahun ajaran 2007-2008: 5,25 menemukan setidaknya dua hal yang menjadi penyebab mengapa kimia tidak disukai, diantaranya: (1) Sistem pembelajaran kimia yang diterapkan guru bersifat monoton dan kurang bervariasi; dan (2) Sebagian besar siswa terbawa opini yang terbentuk ditengah-tengah masyarakat bahwa pelajaran kimia itu sebagai cabang ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami. Akibatnya, kemampuan kognitif siswa menjadi berkurang terhadap mata pelajaran kimia, maka prestasi belajar siswa secara umum masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Banyak siswa yang tidak dapat menguasai materi-materi kimia dengan baik sehingga hasil belajarnya rendah, dan menimbulkan asumsi bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit. Selama ini pelajaran kimia masih lebih banyak berpusat pada guru sehingga tidak mendorong kreativitas siswa (Hidayah, 2011).

Menurut observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia yang saya lakukan di SMA Negeri 1 Tigalingga diperoleh hasil kimia siswa yang dicapai pada umumnya masih rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester pada siswa kelas XI IPA T.P 2012/2013 dengan nilai rata-rata kelas 6,8


(14)

2

sedangkan KKM adalah 75. Meskipun KKM sudah tercapai namun nilai yang diperoleh siswa sudah ada nilai tambahan dari guru yaitu penilaian guru terhadap tugas pribadi/kelompok, kehadiran siswa dan disiplin siswa. Rendahnya nilai kimia siswa disebabkan siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan dan pembelajaran masih berlangsung secara Konvensional dimana guru berperan secara dominan menyampaikan materi, sementara siswa duduk diam memperhatikan guru dengan sesekali diselingi mencatat dan menjawab pertanyaan guru. Suasana yang menoton menyebabkan munculnya sikap bosan, dan tidak aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini menunjukkan tingginya kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran kimia.

Dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi metode pembelajaran, serta media pembelajaran yang menarik atau menyenangkan. Pemilihan metode pembelajaran yang baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif metode pembelajaran tersebut adalah metode pembelajaran Inquiry Learning. Pembelajaran Discovery-Inquiry Learning merupakan metode belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Isjoni, 2010).

Metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning ialah suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan pada kerja sama kelompok yang bersifat heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan guru. Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat berpengaruh pada hasil pembelajaran yang lebih optimal.

Istilah metode menemukan sendiri (Discovery-Inquiry Learning) adalah salah satu prosedur mengajar yang menekankan pada studi individual, manipulasi objek dan percobaan lainnya sebelum siswa membuat generalisasi. Mungkin dapat juga dikatakan bahwa pendekatan menemukan sendiri guru memberi kesempatan


(15)

3

atau mendorong siswa untuk menemukan sendiri informasi yang biasanya sudah disampaikan guru kepada siswa (Wahab, 2012).

Menurut Bruner cara belajar dengan menemukan sendiri (Discovery Learning), yang menggunakan corak berpikir induktif dengan membuat perkiraan yang masuk akal atau menarik kesimpulan yang kiranya harus ditarik. Sebagai hasil cara belajar ini siswa mendapat pengetahuan dan pemahaman yang baru, yang kemudian dikaitkan dengan kerangka kognitif yang sudah dimiliki sehingga berubah, dalam arti ada yang digeser, dikurangi atau ditambah. Kelebihan dari cara belajar ini ialah hasilnya lebih berakar dan mengendap daripada cara belajar yang lain, lebih mudah dan cepat akan dapat dimanfaatkan dalam bidang studi atau dalam kehidupan sehari-hari (transfer belajar) dan berdaya guna untuk meningkatkan kemampuan siswa menalar dengan baik (Winkel, 2004).

Suryosubroto mengemukakan bahwa salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode Discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan anak; (3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) Dengan menggunakan pendekatan Discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) Dengan pedekatan ini juga anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat (Pohan, 2012).

Di dalam Discovery Learning, tidak semua yang harus dipelajari di presentasikan dalam bentuk yang final, beberapa bagian harus dicari, di identifikasikan oleh pelajar sendiri. Pelajar harus mencari informasi sendiri, kemudian informasi itu di integrasikan kedalam struktur kognitif yang telah ada, disusun kembali, diubah untuk menghasilkan stuktur kognitif yang baru. Struktur


(16)

4

kognitif adalah perangkat fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang terorganisasi yang telah dipelajari dan dikuasai seseorang (Slameto, 2010).

Pembelajara Inquiry dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker menunjukkan bahwa latihan inquiry dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi (Trianto, 2011).

Hasil penelitian (Mulianingsih, 2009) memberikan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode Discovery-Inquiry lebih baik daripada pembelajaran dengan metode Konvensional dengan rata-rata hasil post-test pada kelompok eksperimen sebesar 77,65 dan rata-rata hasil post-post-test pada kelompok kontrol sebesar 69,03 dengan judul penelitian “Efektivitas Pembelajaran Geografi Dengan Strategi Discovery-Inquiry Berbantuan Alat Praktikum Pada Materi Pokok bahasan Atmosfer Di SMA Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010’’. (Pohan, 2012) menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode Discovery lebih baik daripada metode pembelajaran Konvensional yaitu sebesar 67,75% dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Discovery’’. (Turrahmah, 2011) menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode Inquiry lebih baik daripada pembelajaran Konvensional yaitu sebesar 80,77% dengan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid’’. (Ningsih, 2012) menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode Inquiry lebih baik daripada pembelajaran Konvensional yaitu sebesar 62,5% dengan judul penelitian “Pembelajaran IPA Terpadu pada Pokok Bahasan Asam-Basa dan Garam Melalui Model Pembelajaran Inquiry Terpimpin Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII’’.


(17)

5

Menurut Arsyad (Syahfitri, 2010), mengemukakan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.

Salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan pembelajaran adalah media komputer. Komputer dapat bekerja atau dijalankan karena ada software/program di dalamnya. Software yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, misalnya dalam pembelajaran multimedia, adalah microsoft office, software design photo, editing film dan macromedia flash. Dengan menginstal berbagai software tersebut, kita dapat membuat media pelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif. Pembelajaran dengan metode Discovery-Inquiry Learning ini akan lebih menarik jika disajikan dengan media komputer. Salah satu media komputer yang dapat digunakan ialah media Windows Movie Maker (Munandi, 2010).

Novalina Panja Putri dalam penelitiannya, “Pembelajaran berkarakter dalam materi ikatan kimia melalui media Windows Movie Maker di kelas X SMK Satria Dharma Perbaungan” dapat meningkatkan karakter siswa sebesar 69,26% (Panjaitan, 2012). Andriani Puspita dalam penelitiannya, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer (Windows Movie Maker) Teritegrasi Pendidikan Karakter Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA” dapat meningkatkan karakter siswa sebesar 71,4% (Puspita, 2012). Gustina Panjaitan dalam penelitiannya, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran


(18)

6

Berbasis Komputer (Windows Movie Maker) Pada Genius Learning Strategy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid” dapat meningkatkan karakter siswa sebesar 71,4% (Panjaitan, 2012).

Materi Struktur Atom sesuai dengan model Discovery-Inquiry Learning karena merupakan salah satu materi kimia yang banyak membahas teori. Dengan adanya model Discovery-Inquiry Learning, istilah anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara aplikasi dapat terhindari. Pada pokok bahasan ini, tidak terdapat penggunaan dari penerapan rumus, atau pemikiran serius dalam pemahamannya. Namun, hampir sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Tigalingga menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Metode Discovery-Inquiry Learning Dengan Media Windows Movie Maker Pada Pokok Bahasan Struktur Atom di SMA Negeri 1 Tigalingga”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Tigalingga masih rendah 2. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi 3. Pelajaran kimia bersifat abstrak dianggap sulit oleh siswa 4. Sebagian siswa belum mencapai nilai KKM

5. Pelajaran kimia kurang disenangi dan dianggap sulit di karenakan guru cenderung memberikan pembelajaran kimia dengan ceramah, mengajak siswa untuk membaca bahan ajar, dan menghafal konsep–konsep kimia. 1.3Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, maka agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas, perlu dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, masalah dibatasi dalam ruang lingkup pengaruh pemanfaatan Windows Movie


(19)

7

Maker sebagai media pada metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Struktur Atom.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan penggunaan media Windows Movie Maker melalui metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning lebih tinggi daripada penerapan metode pembelajaran Konvensional tanpa penggunaan media Windows Movie Maker pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA Negeri 1 Tigalingga tahun ajaran 2013/2014?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui adanya pengaruh penggunaan media pembelajaran Windows Movie Maker dalam metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan penggunaan media Windows Movie Maker melalui metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning lebih tinggi daripada penerapan metode pembelajaran Konvensional tanpa penggunaan media Windows Movie Maker pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA Negeri 1 Tigalingga tahun ajaran 2013/2014.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran kimia tentang alternatif media dan model pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar kimia siswa.

2. Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia dengan memanfatkan Windows Movie Maker sebagi media dalam metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning dan merangsang siswa untuk lebih memahami konsep-konsep kimia.


(20)

8

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning dengan menggunakan media Windows Movie Maker.

1.7Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah, Perlu diberikan defenisi operasional sebagai berikut :

1. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya

3. Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu

4. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual ataupun secara kelompok

5. Pembelajaran Discovery merupakan salah satu metode pembelajaran yang progresif serta menitik beratkan kepada aktivitas siswa dalam proses belajar atau suatu kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri

6. Pembelajaran Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri

7. Media pembelajaran merupakan suatu pengantara atau perantara informasi dari sumber dalam hal ini guru kepada penerima

8. Movie Maker adalah salah satu program dari aplikasi komputer yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Program movie maker adalah software untuk menggabungkan dan mengedit video yang sangat mudah penggunaannya.


(21)

53   

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Hasil uji hipotesis diperoleh thitung = 9,437 pada α = 0,05 dan ttabel = 1,6706, sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada pembelajaran

Discovery-Inquiry Learning dengan menggunakan media Windows Movie Maker pada materi Struktur Atom sebesar 77,6% lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan metode Konvensional tanpa menggunakan media Windows Movie Maker sebesar 62,5%.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru kimia, penerapan media Windows Movie Maker pada

metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning untuk materi Struktur

Atom dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Bagi peneliti berikutnya, dapat melakukan penelitian dengan

menggunakan media Windows Movie Maker pada metode pembelajaran

Discovery-Inquiry Learning dan untuk pokok bahasan yang berbeda dan dengan sampel yang berbeda agar dapat dilakukan perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan khususnya pada pelajaran kimia.


(22)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja GrafindoPersada, Jakarta

Asriyati, F., (2012), Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa,

(http://reposity.upi.edu/operator/uploads/s_e0551_045766_chapter2.pdf) (diakses tanggal 22 Maret 2013).

Dimyanti dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Hidayah, S. (2011), Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Termokimia., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Isjoni., (2010), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Mulianingsih, F., (2009), Efektivitas Pembelajaran Geografi dengan Strategi Discovery-Inquiry Berbantuan Alat Praktikum Pada Materi Pokok Bahasan Atmosfer di SMA Negeri 16 Semarang, Jurnal Pendidikan, (http://digilib.unnes.ac.id/public/UNNES-Undergraduate-22334

ABSTRAK.pdf )(diakses tanggal 22 Maret 2013).

Munandi., (2010), Teknologi Media Pembelajaran, Penerbit Yrama Widya, Bandung.

Ningsih, S.R. (2012), Pembelajaran IPA Terpadu pada Pokok Bahasan Asam-Basa dan Garam Melalui Model Pembelajaran Inquiry Terpimpin Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

N.K, Roestiyah., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Nugraha, Y., (2011), Cara Instan Menguasai Program Editing, Agogos Publising, Jakarta.

Panjaitan, G. (2012), Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer (Windows Movie Maker) Pada Genius Learning Strategy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.


(23)

66

Panjaitan, N., (2012), Pembelajaran Berkarakter Dalam Materi Ikatan Kimia Melalui Media Windows Live Movie Maker di Kelas X SMK Satria Dharma Perbaungan, Jurnal Pendidikan,

(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22334 ABSTRAK.pdf ) (diakses tanggal 24 jan 2013).

Pohan, E., (2012), Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Discovery., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Puspita, A., (2012), Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer (Windows Movie Maker) Terintegrasi Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar Kimia SiswaKelas X SMA., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rahayu, P., (2009), Buku Kimia Teknologi dan Industri, Penerbit Yudhistira, Jakarta.

Setyawati, A.A., (2007), Buku Kimia Mengkaji Fenomena Alam, Penerbit Cempaka Putih, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Laporan Hasil penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosda karya, Bandung.

Syahfitri, F.D. (2010), Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Audiovisual Pada Materi Saling Ketergantungan dalam Ekosistem di Kelas VII Lubuk Pakam., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Trianto., (2011), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada Media, Jakarta.

Turrahmah, F., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) terhadap Kreativitasdan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Wahab, A.A., (2012), Metodedan Model- Model Mengajar, CV. Alfabeta, Bandung.


(24)

ii

RIWAYAT HIDUP

Neny Indryani Sianturi dilahirkan di Laumil pada tanggal 11 September 1990. Ayah bernama Polmar Sianturi dan Ibu bernama Tarince Siburian, dan merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Pada tahun 1997 masuk SD Negeri No. 030311 Laumil, dan lulus pada Tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Tigalingga dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Tigalingga dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negei Medan, dan lulus ujian meja hijau pada tanggal 28 Agustus 2013. Kegiatan intrakulikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti adalah Praktek Pengalaman Lapangan-Terpadu (PPL-T) UNIMED di SMA Katolik 1 Kabanjahe, Sumatera Utara dan ikut serta aktif di unit pelayanan jurusan kimia seperti IKBKK (Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia) sebagai Kordinator Acara serta aktif dalam GM PPTSB UNIMED.


(1)

Maker sebagai media pada metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Struktur Atom.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan penggunaan media Windows Movie Maker melalui metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning lebih tinggi daripada penerapan metode pembelajaran Konvensional tanpa penggunaan media Windows Movie Maker pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA Negeri 1 Tigalingga tahun ajaran 2013/2014?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui adanya pengaruh penggunaan media pembelajaran Windows Movie Maker dalam metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan penggunaan media Windows Movie Maker melalui metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning lebih tinggi daripada penerapan metode pembelajaran Konvensional tanpa penggunaan media Windows Movie Maker pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA Negeri 1 Tigalingga tahun ajaran 2013/2014.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran kimia tentang alternatif media dan model pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar kimia siswa.

2. Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia dengan memanfatkan Windows Movie Maker sebagi media dalam metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning dan merangsang siswa untuk lebih memahami konsep-konsep kimia.


(2)

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning dengan menggunakan media Windows Movie Maker.

1.7Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah, Perlu diberikan defenisi operasional sebagai berikut :

1. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya

3. Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu

4. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual ataupun secara kelompok

5. Pembelajaran Discovery merupakan salah satu metode pembelajaran yang progresif serta menitik beratkan kepada aktivitas siswa dalam proses belajar atau suatu kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri

6. Pembelajaran Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri

7. Media pembelajaran merupakan suatu pengantara atau perantara informasi dari sumber dalam hal ini guru kepada penerima

8. Movie Maker adalah salah satu program dari aplikasi komputer yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Program movie maker adalah software untuk menggabungkan dan mengedit video yang sangat mudah penggunaannya.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Hasil uji hipotesis diperoleh thitung = 9,437 pada α = 0,05 dan ttabel = 1,6706, sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada pembelajaran

Discovery-Inquiry Learning dengan menggunakan media Windows Movie Maker pada materi Struktur Atom sebesar 77,6% lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan metode Konvensional tanpa menggunakan media Windows Movie Maker sebesar 62,5%.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru kimia, penerapan media Windows Movie Maker pada

metode pembelajaran Discovery-Inquiry Learning untuk materi Struktur

Atom dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Bagi peneliti berikutnya, dapat melakukan penelitian dengan

menggunakan media Windows Movie Maker pada metode pembelajaran

Discovery-Inquiry Learning dan untuk pokok bahasan yang berbeda dan dengan sampel yang berbeda agar dapat dilakukan perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan khususnya pada pelajaran kimia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja GrafindoPersada, Jakarta

Asriyati, F., (2012), Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa,

(http://reposity.upi.edu/operator/uploads/s_e0551_045766_chapter2.pdf) (diakses tanggal 22 Maret 2013).

Dimyanti dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Hidayah, S. (2011), Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Termokimia., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Isjoni., (2010), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Mulianingsih, F., (2009), Efektivitas Pembelajaran Geografi dengan Strategi Discovery-Inquiry Berbantuan Alat Praktikum Pada Materi Pokok Bahasan Atmosfer di SMA Negeri 16 Semarang, Jurnal Pendidikan, (http://digilib.unnes.ac.id/public/UNNES-Undergraduate-22334

ABSTRAK.pdf )(diakses tanggal 22 Maret 2013).

Munandi., (2010), Teknologi Media Pembelajaran, Penerbit Yrama Widya, Bandung.

Ningsih, S.R. (2012), Pembelajaran IPA Terpadu pada Pokok Bahasan Asam-Basa dan Garam Melalui Model Pembelajaran Inquiry Terpimpin Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

N.K, Roestiyah., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Nugraha, Y., (2011), Cara Instan Menguasai Program Editing, Agogos Publising, Jakarta.

Panjaitan, G. (2012), Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer (Windows Movie Maker) Pada Genius Learning Strategy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.


(5)

Panjaitan, N., (2012), Pembelajaran Berkarakter Dalam Materi Ikatan Kimia Melalui Media Windows Live Movie Maker di Kelas X SMK Satria Dharma Perbaungan, Jurnal Pendidikan,

(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22334 ABSTRAK.pdf ) (diakses tanggal 24 jan 2013).

Pohan, E., (2012), Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Discovery., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Puspita, A., (2012), Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer (Windows Movie Maker) Terintegrasi Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar Kimia SiswaKelas X SMA., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rahayu, P., (2009), Buku Kimia Teknologi dan Industri, Penerbit Yudhistira, Jakarta.

Setyawati, A.A., (2007), Buku Kimia Mengkaji Fenomena Alam, Penerbit Cempaka Putih, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Laporan Hasil penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosda karya, Bandung.

Syahfitri, F.D. (2010), Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Audiovisual Pada Materi Saling Ketergantungan dalam Ekosistem di Kelas VII Lubuk Pakam., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Trianto., (2011), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada Media, Jakarta.

Turrahmah, F., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) terhadap Kreativitasdan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Wahab, A.A., (2012), Metodedan Model- Model Mengajar, CV. Alfabeta, Bandung.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Neny Indryani Sianturi dilahirkan di Laumil pada tanggal 11 September 1990. Ayah bernama Polmar Sianturi dan Ibu bernama Tarince Siburian, dan merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Pada tahun 1997 masuk SD Negeri No. 030311 Laumil, dan lulus pada Tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Tigalingga dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Tigalingga dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negei Medan, dan lulus ujian meja hijau pada tanggal 28 Agustus 2013. Kegiatan intrakulikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti adalah Praktek Pengalaman Lapangan-Terpadu (PPL-T) UNIMED di SMA Katolik 1 Kabanjahe, Sumatera Utara dan ikut serta aktif di unit pelayanan jurusan kimia seperti IKBKK (Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia) sebagai Kordinator Acara serta aktif dalam GM PPTSB UNIMED.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA E-LEARNING BERBASIS WEB TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI - REDUKSI.

0 2 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REDOKS.

0 5 7

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA TTS DAN MEDIA PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 5 22

PENGARUH MEDIA ANIMASI FLASH DENGAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI SMA NEGERI 11 MEDAN.

0 2 12

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DENGAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

1 3 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA WINDOWS MOVIE MAKER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA NEGERI 1 LIMAPULUH.

0 1 20

PENGARUH REMEDIAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI SMA.

0 1 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER (WINDOWS MOVIE MAKER) PADA GENIUS LEARNING STRATEGY TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 20

PENGARUH MEDIA ANIMASI FLASH PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI SMA NEGERI 1 LUMBANJULU TOBASA.

0 1 20

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DALAM PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 1 20