PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN BANTUAM POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN KOLOID.
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TEAMS GAMES
TOURNAMENT DENGAN BANTUAN POWERPOINT
PADA POKOK BAHASAN KOLOID
Ayu Puspita Sari (NIM 4111131002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe Make a Match dan Teams
Games Tournament dengan bantuan PowerPoint pada pokok bahasan koloid.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Binjai yang terdiri dari 6 kelas IPA, 5 kelas adalah kelas regular dan 1 kelas
adalah kelas unggulan. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas reguler dengan
teknik random sampling (acak) dan masing–masing kelas terdiri atas 40 siswa.
Pada kelas eksperimen I diberi pengajaran dengan model kooperatif tipe make a
match (MM) dengan bantuan powerpoint dan pada kelas eksperimen II diberikan
pengajaran dengan model teams games tournament (TGT) dengan bantuan
powerpoint. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas MM memiliki
rata – rata nilai pre-tes 51,44 + 17,85 dan post-tes 87,62 + 6,25 dengan rata – rata
gain sebesar 73,53%. Sedangkan siswa pada kelas TGT memiliki rata – rata nilai
pre-tes 45,25 + 14,24 dan post-tes 83,94 + 5,58 dengan rata – rata gain sebesar
69,46%. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dua pihak dari data
hasil belajar dan diperoleh thitung = 2,80 sedangkan ttabel = 1,994 untuk α = 0,05
dan db = 78, sehingga thitung>ttabel. Maka Ha diterima yakni ada perbedaan hasil
belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe make a match dengan bantuan
powerpoint dengan model teams games tournament dengan bantuan powerpoint
yaitu sebesar 4,07%. Berdasarkan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa
diperoleh bahwa hasil belajar yang tertinggi yaitu dengan pembelajaran
menggunakan model make a match (MM).
Kata Kunci: Make a Match, Teams Games Tournament, PowerPoint, Hasil
Belajar, Koloid
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
x
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Ruang Lingkup
5
1.3 Rumusan Masalah
5
1.4 Batasan Masalah
6
1.5 Tujuan Penelitian
6
1.6 Manfaat Penelitian
7
1.7 Definisi Operasional
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
9
2.1.1 Ciri-ciri Belajar
9
2.2 Pengertian Hasil Belajar
10
2.3 Hakekat Belajar Kimia
12
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.4.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
14
2.4.2 Karekteristik Cooperative Learning
14
2.4.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif Learning
16
2.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
17
viiviii
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
18
2.5.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match
19
2.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
19
2.6.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Teams Games Tournament
20
2.6.2 Skenario Permainan Teams Games Tournament
21
2.6.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teams Games Tournament
22
2.7 Pengertian Media Pembelajaran
23
2.7.1 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Dalam Pembelajaran
24
2.7.2 Fungsi dan Manfaat Media
25
2.7.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
27
2.7.4 Microsoft PowerPoint
29
2.8 Pengertian Sistem Koloid
31
2.8.1 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
32
2.8.2 Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
32
2.8.3 Penggolongan Koloid
33
2.8.4 Sifat-Sifat Koloid
33
2.9 Kerangka Berfikir
41
2.10 Hipotesis
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
44
3.2 Populasi dan Sampel
44
3.3 Variabel Penelitian
44
3.4 Instrument Penelitian
45
3.5 Rancangan Penelitian
53
3.6 Teknik Pengumpulan Data
54
3.7 Prosedur Penelitian
56
3.8 Teknik Analisis Data
57
viiix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitan
65
4.2 Analisa Peningkatan Hasil Belajar
67
4.3 Pembahasan
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
74
5.2 Saran
75
DAFTAR PUSTAKA
76
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
14
Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok
22
Tabel 2.3 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
32
Tabel 2.4 Penggolongan Koloid
33
Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Sol Liofil dan Sol Liofob
41
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Divalidasi
46
Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes
50
Tabel 3.3 Analisis Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi
52
Tabel 3.4 Rancangan Penelitian
53
Tabel 3.5 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
57
Tabel 3.6 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
58
Tabel 3.7 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa
59
Tabel 3.8 Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa
61
Tabel 3.9 Uji Normalitas Data Gain Pre-tes Dan Post-tes
62
Tabel 3.10 Uji Homogenitas Data Gain Pre-tes dan Post-tes
63
Tabel 3.11 Persen Peningkatan Hasil Belajar
63
Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
65
Tabel 4.2 Persen Peningkatan Hasil Belajar
67
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Games Rulers
22
Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman
25
Gambar 2.3 Deskriptif Koloid
31
Gambar 2.4 Peristiwa terjadinya Efek Tyndall
34
Gambar 2.5 Gerak Brown Partikel Koloid
35
Gambar 2.6 Adsorpsi Muatan Negatif Dari Koloid AS2S3
36
Gambar 2.7 Adsorpsi Muatan Negatif Dari Koloid Fe(OH)3
36
Gambar 2.8 Peristiwa Koagulasi
37
Gambar 2.9 Terjadinya Koagulasi Fe(OH)3 yang Bermuatan Positf ditambah
38
sol AS2S3 yang Bermuatan Negatif.
Gambar 2.10 Proses Dialisis
38
Gambar 2.11 Alat Elektrolisis
39
Gambar 3.1 Flow Chart Prosedur Penelitian
56
Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
66
Gambar 4.2 Diagram Rata-Rata Nilai Gain
67
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Silabus
79
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I
81
Lampiran 2a
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II
88
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidasi
96
Lampiran 3a
Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi
114
Lampiran 4
Instrumen Penelitian Sebelum Divalidasi
123
Lampiran 4a
Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi
132
Lampiran 5
Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Divalidasi
137
Lampiran 5a
Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Divalidasi
138
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa Pertemuan I
139
Lampiran 6a
Lembar Kerja Siswa Pertemuan II
141
Lampiran 6b
Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan I
143
Lampiran 6c
Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan II
145
Lampiran 7
Aturan Dalam Melaksanakan Games Make a Match
147
Lampiran 7a
Aturan Dalam Melaksanakan Teams Games Tournament
148
Lampiran 8
Kartu Soal dan Kartu Jawaban
149
Lampiran 9
Media Powerpoint Sistem Koloid
154
Lampiran 10
Perhitungan Validitas Soal
160
Lampiran 11
Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian
163
Lampiran 12
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
165
Lampiran 13
Perhitungan Daya Beda Instrumen
167
Lampiran 14
Tabel Kesimpulan Analisis Tes
170
Lampiran 15
Tabulasi Data Nilai Pre-tes dan Post-tes Siswa
171
Lampiran 16
Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi
173
Lampiran 17
Varian dan Standar Deviasi Data Pre-tes dan Post-tes Kelas
175
Eksperimen I (MM)
Lampiran 18
Varian dan Standar Deviasi Data Pre-tes dan Post-tes Kelas
177
Eksperimen II (TGT)
Lampiran 19
Uji Normalitas Data Hasil Belajar
179
xii
xiii
Lampiran 20
Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
183
Lampiran 21
Varian dan Standar Deviasi Data Gain Kelas Eksperimen I
185
(MM)
Lampiran 21a
Gain Kelas Eksperimen I (MM)
187
Lampiran 22
Varian dan Standar Deviasi Data Gain Kelas Eksperimen II
189
(TGT)
Lampiran 22a
Gain Kelas Eksperimen II (TGT)
191
Lampiran 23
Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
193
Lampiran 24
Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen I dan II
197
Lampiran 25
Uji Homogenitas Gain Kelas Eksperimen I dan II
199
Lampiran 26
Pengujian Hipotesis
201
Lampiran 27
Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment
203
Lampiran 28
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat
204
Lampiran 29
Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
205
Lampiran 30
Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f
206
Lampiran 31
Dokumentasi Penelitian
207
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang
bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat mereka
masing-masing. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan minat
siswa, memperluas dan mengembangkan keilmuan mereka, dan membantu
mereka agar mampu menjawab tantangan dan gagasan baru dimasa mendatang.
Pendidikan harus mendesain pembelajaran yang responsif dan berpusat pada
siswa agar minat dan aktivitas sosial mereka terus meningkat (Fadliana, 2013).
Menurut Syadiyah (2013) mengatakan bahwa masalah pokok yang
dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah yang berhubungan
dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas
pendidikan ini terlihat dari rendahnya kualitas guru, sarana belajar dan rendahnya
capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang disebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Guru mempunyai peranan yang menentukan di dalam mengarahkan proses
belajar, tetapi berperan pula di dalam merancang dan mengontrol proses belajar.
Apabila guru dapat melaksanakannya secara efesien dan efektif di dalam
merekayasa pengajaran di sekolah, maka dengan sendirinya akan berlangsung
proses belajar yang efesien sehingga pada akhirnya terwujudlah pola tingkah laku
yang diharapkan. Dalam pembelajaran, anak hendaknya menjadi subjek (pelaku)
bukan yang dikenai perlakuan (objek). Dengan menjadi subjek seluruh tubuh anak
terlibat, juga emosi, dan pemikiran serta daya khayalnya.
Menurut Winarti dalam Dash (2014) mengatakan bahwa kenyataan yang
sering terdapat disekolah adalah kecenderungan guru yang memberikan
pembelajaran kimia dengan metode ceramah, mengajak siswa untuk membaca
bahan ajar, dan menghapal konsep-konsep kimia. Kondisi pembelajaran kimia
seperti ini akan menyebabkan pelajaran kimia menjadi tidak menarik, tidak
disenangin dan dengan demikian hasil belajar siswa menjadi rendah.
1
2
Menurut Ajick (2009) mengatakan, pelajaran kimia adalah mata pelajaran
wajib Sekolah Menengah Atas (SMA) Progam IPA. Dalam mempelajari ilmu
kimia siswa menemui kesulitan yang dapat bersumber pada : (1) kesulitan dalam
memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan
istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering
digunakan dalam pengajaran kimia; (2) kesulitan dengan angka, sering dijumpai
siswa yang kurang memahami rumusan perhitungan kimia, hal ini disebabkan
karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik; dan (3)
kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam
ilmu kimia merupakan konsep atau materi yang abstrak dan kompleks sehingga
untuk mengatasi hal tersebut, konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih
konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu.
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang banyak
menggunakan konsep dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks sehingga
diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar. Banyak diantara siswa
yang sering kali memaknai konsep yang kompleks menjadi konsep yang
membingungkan dan menyebabkan siswa kurang tertarik terhadap materi
pelajaran kimia.
Berdasarkan fakta di lapangan, SMA Negeri 1 Binjai masih menggunakan
model pembelajaran teacher centered artinya proses belajar masih terpusat pada
guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar
tersebut. Hal ini dikarenakan sifat dari metode pembelajaran tersebut adalah satu
arah yaitu dari guru ke siswa yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar.
Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
aktif untuk berpikir dan mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan
serta kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya. Selain
penggunaan model pembelajaran, media sangat diperlukan untuk mempermudah
pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Media juga meningkatkan
minat siswa dalam proses pembelajaran. Dengan bantuan media, pembelajaran
akan menjadi lebih mudah dan hasil akan menjadi maksimal.
3
Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang
diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa
diminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum
batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin, sehingga
pembelajaran akan lebih menyenangkan dan membuat siswa aktif dalam belajar
(Prihantoro, 2014).
Teams games tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan
5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata
atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam
kelompok mereka masing-masing (Rusman, 2011).
Kedua model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berpikir aktif, mengembangkan
pengetahuan, memberikan dukungan serta kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan ide-idenya, tetapi penerapan model pembelajaran saja belum
cukup untuk memaksimalkan hasil belajar kimia siswa, karena itu diperlukan
media dalam menyampaikan informasi pelajaran agar pembelajaran kimia tidak
bersifat khayalan.
Salah satu media yang dapat digunakan adalah powerpoint. Melalui
powerpoint, kegiatan pembelajaran dapat lebih intraktif dan dapat meberikan
pengalaman visual kepada siswa dalam rangka memberi motivasi belajar,
memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks serta abstrak menjadi
lebih sederhana, konkrit, juga mudah dipahami.
Adapun penelitian yang telah diteliti oleh Prihantoro (2014) mengenai
pembelajaran make a match dan teams games tournament diperoleh peningkatan
hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran make a match lebih tinggi
yaitu 53,67% dibandingkan model pembelajaran teams games tournamet yang
hanya 48,27%. Pembelajaran kooperatif yang telah diteliti sebelumnya oleh
Chonstantika (2013) mengenai penerapan model pembelajaran make a match,
dalam penelitiannya tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar sebanyak
35,29% pada siklus I dan 79,41% pada siklus II.
4
Berdasarkan penelitian oleh Nopiyanti (2013) mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT),
dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa meningkat dari 42,42% pada
siklus I menjadi 81,82% pada siklus II. Berdasarkan penelitian oleh Putri (2013)
mengenai penerapan model pembelajaran teams games tournament dilengkapin
kartu destinasi menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan
persentase ketuntasan belajar kognitif pada siklus I adalah 52,17% meningkat
menjadi 82,61% pada siklus II. Hasil penelitian oleh Ekawati (2013) mengenai
efektivitas metode pembelajaran teams games tournament yang dilengkapin
dengan media powerpoint menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik pada kelas eksperimen I yaitu 55,17% lebih besar dari kelas kontrol yaitu
44,12%. Hasil penelitian yang telah dilalukan oleh Dash (2014) mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dengan
media microsoft powerpoint diperoleh peningkatan hasil belajar di kelas
eksperimen I adalah 79,00% dan peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen II
adalah 53,00%.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian membandingkan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dan teams games tournament dengan bantuan
powerpoint. Adapun judul penelitian ini adalah “Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make a Match Dan Teams Games
Tournament Dengan Bantuan PowerPoint Pada Pokok Bahasan Koloid”.
5
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang
menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran make a
match dan teams games tournament serta perbedaannya terhadap hasil belajar
siswa. powerpoint yang dimaksud dalam penelitian ini adalah microsoft office
powerpoint 2007. Hasil belajar yang di ukur pada penelitian ini berupa hasil
belajar dari kemampuan kognitif siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint pada pokok
bahasan koloid?
2. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe teams games tournament dengan bantuan powerpoint pada
pokok bahasan koloid?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe make a match dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model teams games tournament dengan bantuan powerpoint
pada pokok bahasan koloid?
6
1.4 Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta
mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI Program IPA semester genap SMA
Negeri 1 Binjai T.A 2014/2015.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint untuk kelas
eksperimen I dan model teams games tornament dengan bantuan
powerpoint untuk kelas eksperimen II.
3. Materi pokok pada pokok bahasan koloid yang dibahas dalam penelitian
ini dibatasi pada materi mengenai pengertian serta perbedaan larutan,
koloid dan suspensi, jenis-jenis koloid dan sifat-sifat koloid.
4. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini berupa hasil belajar dari
kemampuan kognitif siswa. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi
Bloom C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi) dan C4 (analisis).
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint pada
pokok bahasan koloid.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe teams games tournament dengan bantuan
powerpoint pada pokok bahasan koloid.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe make a match dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model teams games tournament dengan bantuan powerpoint
pada pokok bahasan koloid.
7
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukkan sekaligus informasi mengenai model kooperatif
tipe make a match dan teams games tournament dalam pengajaran kimia
dan menjadikannya sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar
mengajar lebih menarik dalam pokok bahasan koloid sehingga menambah
minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta referensi
untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan disekolah.
d. Bagi guru bidang studi lain
Sebagai bahan rujukan yang dapat diterapkan pada bidang studi yang lain.
e. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam meningkatkan
kompetensinya sebagai calon guru.
f. Bagi pemerintah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan proses pembelajaran serta
referensi kualitas hasil belajar kimia siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA).
8
1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini adalah:
a. Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang
diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu
siswa
diminta
untuk
mencari
pasangan
kartu
yang
merupakan
jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
kartunya diberi poin, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan
dan membuat siswa aktif dalam belajar.
b. Teams games tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi,
dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.
c. PowerPoint merupakan salah satu program dalam microsoft office power
point. Program microsoft office powerpoint adalah salah satu software
yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia
dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan
relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk
menyimpan data.
d. Hasil belajar merupakan kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dalam
bentuk skor setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar diukur
dengan instrument tes dalam bentuk pilihan berganda melalui pre-tes
(sebelum pembelajaran) dan post-tes (setelah pembelajaran).
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai pada
materi koloid dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match menggunakan powerpoint sebesar 73,53% dengan
kualifikasi gain tinggi.
2.
Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai pada
materi koloid dengan menerapkan model teams games tournament
menggunakan powerpoint sebesar 69,46% dengan kualifikasi gain sedang.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa sebesar 4,07% dikedua kelas yang
menggunakan model yang berbeda yaitu model pembelajaran make a
match di kelas eksperimen I dan model teams games tournament di kelas
eksperimen II dengan bantuan powerpoint pada pokok bahasan koloid.
.
74
75
5.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan
hal-hal berikut :
1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match (MM) sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Para guru dan calon guru perlu memanfaatkan kemajuan teknologi seperti
memanfaatkan media berbasis komputer seperti powerpoint, macromedia
flash, movie maker dll sebagai sarana penunjang dalam penyampaian isi
materi.
3. Para mahasiswa sebaiknya mengadakan penelitian lanjutan tentang make a
match dan teams games tournament diharapkan menggunakan tiga kelas (1
kelas kontrol) dengan sekolah yang berbeda sebagai studi pembandingan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan hasil belajar yang
lebih signifikan atau dengan perbandingan model yang sama namun
dengan materi yang berbeda seperti materi tata nama senyawa,
hidrokarbon, dll.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament
dengan menggunakan powerpoint, sebaiknya memperhatikan kelemahankelemahan dalam menerapkan model dan media dalam pembelajaran ini
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ajick.,
(2009), Kesulitan Belajar
http://pustaka.uns.ac.id
Kimia
Bagi
Siswa
Menengah:
Chonstantia. A.L., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Make a Match Dan
Diskus Kelompok Untk Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Rasa Ingin
Tahu Dan Prestasi Belajar Pada Materi Hidrokarbon Di Kelas X SMAN
2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2
No 3 Tahun 2013
Dahria, M dan Ismawardi, S., (2009), Manfaat PowerPoint Dalam Presentasi
Makalah, Jurnal Saintikom Vol 6 No 1 Tahun 2009
Dash, J., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament) Dengan Media Microsoft Office PowerPoint
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Hidrolisis Garam., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Dora, (2013), Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Kartu
Positif dan Kartu Negatif Pada Pembelajaran Matematika, Artikel
Penelitian, PGSD Universitas TanjungPura Pontianak
Ekawati, E., (2013), Efektivitas Metode Pembelajaran Teams Games Tournament
Yang Dilengkapin Dengan Media PowerPoint Dan Destinasi Terhadap
Prestasi Belajar, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 1 Tahun 2013
Fadliana, H. N., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL Dilengkapin
Dengan Macromedia Flash Dan LKS Terhadap Prestasi Belajar
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Jaten Karanganyer
Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No.3
Tahun 2013
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Istarani., (2012), 58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Justiana, S.,dan Muchtaridi., (2007), Kimia SMA/MA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta
Mentari, M.U., (2014), Studi Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
dan Model Pembelajaran TPS (Think Pare Share).,Skripsi, FMIPA,
Universitas Bengkulu, Bengkulu
77
Mufidah, L., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Matriks,
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol 1 No 1
Tahun 2013
Mursid., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Suatu
Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi
Produk pada Pendidikan Teknik Mesin, UNIMED PRESS, Medan
Ngalimun.,
(2014),
Strategi
Pressindo,Banjarmasin
dan
Model
Pembelajaran,
Aswaja
Nurseto, T., (2011), Membuat Media Pembelajaran yang Menarik, Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan 8: 20-22
Nopiyanti, T., (2013), Penerapan Model Pembelajara Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Kimia Dan
Kreativitas Siswa Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X SMA N 3
Sukaharjo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2
No 4 Tahun 2013
Prihantoro, D., (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Make a Match Dan Teams
Games Tournament Menggunakan Media Scramble Game Pada Materi
Pokok Koloid Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 3 No 3 Tahun 2014
Purba, M., (2007), Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2, Erlangga, Jakarta
Putri, I.P., (2013), Penerapan Metode Pembelajaran TGT Dilengkapin Kartu
Destinasi Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pada Materi
Minyak Bumi Kelas X SMA Negeri GindangRejo Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 4 Tahun 2013
Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Rajagrafindo Persada, Jakarta
Sanjaya, W., (2012), Media Komunikasi Pembelajaran, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta
Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
78
Sudarmo, U., (2013), Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013, Erlangga,
Jakarta
Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Universitas
Negeri Medan, Medan
Suparno., (2012), Dinamika Partikel Koloid, UNY Press, Yogyakarta
Syadiyah, H., (2013), Kacaunya Pendidikan Di Indonesia, Artikel, FIP
Universitas Negeri Semarang
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED PRESS, Medan
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana Perdana Media Group, Jakarta
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TEAMS GAMES
TOURNAMENT DENGAN BANTUAN POWERPOINT
PADA POKOK BAHASAN KOLOID
Ayu Puspita Sari (NIM 4111131002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe Make a Match dan Teams
Games Tournament dengan bantuan PowerPoint pada pokok bahasan koloid.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Binjai yang terdiri dari 6 kelas IPA, 5 kelas adalah kelas regular dan 1 kelas
adalah kelas unggulan. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas reguler dengan
teknik random sampling (acak) dan masing–masing kelas terdiri atas 40 siswa.
Pada kelas eksperimen I diberi pengajaran dengan model kooperatif tipe make a
match (MM) dengan bantuan powerpoint dan pada kelas eksperimen II diberikan
pengajaran dengan model teams games tournament (TGT) dengan bantuan
powerpoint. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas MM memiliki
rata – rata nilai pre-tes 51,44 + 17,85 dan post-tes 87,62 + 6,25 dengan rata – rata
gain sebesar 73,53%. Sedangkan siswa pada kelas TGT memiliki rata – rata nilai
pre-tes 45,25 + 14,24 dan post-tes 83,94 + 5,58 dengan rata – rata gain sebesar
69,46%. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dua pihak dari data
hasil belajar dan diperoleh thitung = 2,80 sedangkan ttabel = 1,994 untuk α = 0,05
dan db = 78, sehingga thitung>ttabel. Maka Ha diterima yakni ada perbedaan hasil
belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe make a match dengan bantuan
powerpoint dengan model teams games tournament dengan bantuan powerpoint
yaitu sebesar 4,07%. Berdasarkan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa
diperoleh bahwa hasil belajar yang tertinggi yaitu dengan pembelajaran
menggunakan model make a match (MM).
Kata Kunci: Make a Match, Teams Games Tournament, PowerPoint, Hasil
Belajar, Koloid
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
x
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Ruang Lingkup
5
1.3 Rumusan Masalah
5
1.4 Batasan Masalah
6
1.5 Tujuan Penelitian
6
1.6 Manfaat Penelitian
7
1.7 Definisi Operasional
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
9
2.1.1 Ciri-ciri Belajar
9
2.2 Pengertian Hasil Belajar
10
2.3 Hakekat Belajar Kimia
12
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.4.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
14
2.4.2 Karekteristik Cooperative Learning
14
2.4.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif Learning
16
2.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
17
viiviii
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
18
2.5.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match
19
2.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
19
2.6.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Teams Games Tournament
20
2.6.2 Skenario Permainan Teams Games Tournament
21
2.6.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teams Games Tournament
22
2.7 Pengertian Media Pembelajaran
23
2.7.1 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Dalam Pembelajaran
24
2.7.2 Fungsi dan Manfaat Media
25
2.7.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
27
2.7.4 Microsoft PowerPoint
29
2.8 Pengertian Sistem Koloid
31
2.8.1 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
32
2.8.2 Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
32
2.8.3 Penggolongan Koloid
33
2.8.4 Sifat-Sifat Koloid
33
2.9 Kerangka Berfikir
41
2.10 Hipotesis
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
44
3.2 Populasi dan Sampel
44
3.3 Variabel Penelitian
44
3.4 Instrument Penelitian
45
3.5 Rancangan Penelitian
53
3.6 Teknik Pengumpulan Data
54
3.7 Prosedur Penelitian
56
3.8 Teknik Analisis Data
57
viiix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitan
65
4.2 Analisa Peningkatan Hasil Belajar
67
4.3 Pembahasan
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
74
5.2 Saran
75
DAFTAR PUSTAKA
76
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
14
Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok
22
Tabel 2.3 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
32
Tabel 2.4 Penggolongan Koloid
33
Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Sol Liofil dan Sol Liofob
41
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Divalidasi
46
Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes
50
Tabel 3.3 Analisis Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi
52
Tabel 3.4 Rancangan Penelitian
53
Tabel 3.5 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
57
Tabel 3.6 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
58
Tabel 3.7 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa
59
Tabel 3.8 Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa
61
Tabel 3.9 Uji Normalitas Data Gain Pre-tes Dan Post-tes
62
Tabel 3.10 Uji Homogenitas Data Gain Pre-tes dan Post-tes
63
Tabel 3.11 Persen Peningkatan Hasil Belajar
63
Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
65
Tabel 4.2 Persen Peningkatan Hasil Belajar
67
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Games Rulers
22
Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman
25
Gambar 2.3 Deskriptif Koloid
31
Gambar 2.4 Peristiwa terjadinya Efek Tyndall
34
Gambar 2.5 Gerak Brown Partikel Koloid
35
Gambar 2.6 Adsorpsi Muatan Negatif Dari Koloid AS2S3
36
Gambar 2.7 Adsorpsi Muatan Negatif Dari Koloid Fe(OH)3
36
Gambar 2.8 Peristiwa Koagulasi
37
Gambar 2.9 Terjadinya Koagulasi Fe(OH)3 yang Bermuatan Positf ditambah
38
sol AS2S3 yang Bermuatan Negatif.
Gambar 2.10 Proses Dialisis
38
Gambar 2.11 Alat Elektrolisis
39
Gambar 3.1 Flow Chart Prosedur Penelitian
56
Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
66
Gambar 4.2 Diagram Rata-Rata Nilai Gain
67
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Silabus
79
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I
81
Lampiran 2a
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II
88
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidasi
96
Lampiran 3a
Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi
114
Lampiran 4
Instrumen Penelitian Sebelum Divalidasi
123
Lampiran 4a
Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi
132
Lampiran 5
Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Divalidasi
137
Lampiran 5a
Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Divalidasi
138
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa Pertemuan I
139
Lampiran 6a
Lembar Kerja Siswa Pertemuan II
141
Lampiran 6b
Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan I
143
Lampiran 6c
Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan II
145
Lampiran 7
Aturan Dalam Melaksanakan Games Make a Match
147
Lampiran 7a
Aturan Dalam Melaksanakan Teams Games Tournament
148
Lampiran 8
Kartu Soal dan Kartu Jawaban
149
Lampiran 9
Media Powerpoint Sistem Koloid
154
Lampiran 10
Perhitungan Validitas Soal
160
Lampiran 11
Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian
163
Lampiran 12
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
165
Lampiran 13
Perhitungan Daya Beda Instrumen
167
Lampiran 14
Tabel Kesimpulan Analisis Tes
170
Lampiran 15
Tabulasi Data Nilai Pre-tes dan Post-tes Siswa
171
Lampiran 16
Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi
173
Lampiran 17
Varian dan Standar Deviasi Data Pre-tes dan Post-tes Kelas
175
Eksperimen I (MM)
Lampiran 18
Varian dan Standar Deviasi Data Pre-tes dan Post-tes Kelas
177
Eksperimen II (TGT)
Lampiran 19
Uji Normalitas Data Hasil Belajar
179
xii
xiii
Lampiran 20
Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
183
Lampiran 21
Varian dan Standar Deviasi Data Gain Kelas Eksperimen I
185
(MM)
Lampiran 21a
Gain Kelas Eksperimen I (MM)
187
Lampiran 22
Varian dan Standar Deviasi Data Gain Kelas Eksperimen II
189
(TGT)
Lampiran 22a
Gain Kelas Eksperimen II (TGT)
191
Lampiran 23
Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
193
Lampiran 24
Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen I dan II
197
Lampiran 25
Uji Homogenitas Gain Kelas Eksperimen I dan II
199
Lampiran 26
Pengujian Hipotesis
201
Lampiran 27
Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment
203
Lampiran 28
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat
204
Lampiran 29
Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
205
Lampiran 30
Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f
206
Lampiran 31
Dokumentasi Penelitian
207
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang
bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat mereka
masing-masing. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan minat
siswa, memperluas dan mengembangkan keilmuan mereka, dan membantu
mereka agar mampu menjawab tantangan dan gagasan baru dimasa mendatang.
Pendidikan harus mendesain pembelajaran yang responsif dan berpusat pada
siswa agar minat dan aktivitas sosial mereka terus meningkat (Fadliana, 2013).
Menurut Syadiyah (2013) mengatakan bahwa masalah pokok yang
dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah yang berhubungan
dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas
pendidikan ini terlihat dari rendahnya kualitas guru, sarana belajar dan rendahnya
capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang disebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Guru mempunyai peranan yang menentukan di dalam mengarahkan proses
belajar, tetapi berperan pula di dalam merancang dan mengontrol proses belajar.
Apabila guru dapat melaksanakannya secara efesien dan efektif di dalam
merekayasa pengajaran di sekolah, maka dengan sendirinya akan berlangsung
proses belajar yang efesien sehingga pada akhirnya terwujudlah pola tingkah laku
yang diharapkan. Dalam pembelajaran, anak hendaknya menjadi subjek (pelaku)
bukan yang dikenai perlakuan (objek). Dengan menjadi subjek seluruh tubuh anak
terlibat, juga emosi, dan pemikiran serta daya khayalnya.
Menurut Winarti dalam Dash (2014) mengatakan bahwa kenyataan yang
sering terdapat disekolah adalah kecenderungan guru yang memberikan
pembelajaran kimia dengan metode ceramah, mengajak siswa untuk membaca
bahan ajar, dan menghapal konsep-konsep kimia. Kondisi pembelajaran kimia
seperti ini akan menyebabkan pelajaran kimia menjadi tidak menarik, tidak
disenangin dan dengan demikian hasil belajar siswa menjadi rendah.
1
2
Menurut Ajick (2009) mengatakan, pelajaran kimia adalah mata pelajaran
wajib Sekolah Menengah Atas (SMA) Progam IPA. Dalam mempelajari ilmu
kimia siswa menemui kesulitan yang dapat bersumber pada : (1) kesulitan dalam
memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan
istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering
digunakan dalam pengajaran kimia; (2) kesulitan dengan angka, sering dijumpai
siswa yang kurang memahami rumusan perhitungan kimia, hal ini disebabkan
karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik; dan (3)
kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam
ilmu kimia merupakan konsep atau materi yang abstrak dan kompleks sehingga
untuk mengatasi hal tersebut, konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih
konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu.
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang banyak
menggunakan konsep dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks sehingga
diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar. Banyak diantara siswa
yang sering kali memaknai konsep yang kompleks menjadi konsep yang
membingungkan dan menyebabkan siswa kurang tertarik terhadap materi
pelajaran kimia.
Berdasarkan fakta di lapangan, SMA Negeri 1 Binjai masih menggunakan
model pembelajaran teacher centered artinya proses belajar masih terpusat pada
guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar
tersebut. Hal ini dikarenakan sifat dari metode pembelajaran tersebut adalah satu
arah yaitu dari guru ke siswa yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar.
Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
aktif untuk berpikir dan mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan
serta kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya. Selain
penggunaan model pembelajaran, media sangat diperlukan untuk mempermudah
pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Media juga meningkatkan
minat siswa dalam proses pembelajaran. Dengan bantuan media, pembelajaran
akan menjadi lebih mudah dan hasil akan menjadi maksimal.
3
Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang
diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa
diminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum
batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin, sehingga
pembelajaran akan lebih menyenangkan dan membuat siswa aktif dalam belajar
(Prihantoro, 2014).
Teams games tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan
5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata
atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam
kelompok mereka masing-masing (Rusman, 2011).
Kedua model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berpikir aktif, mengembangkan
pengetahuan, memberikan dukungan serta kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan ide-idenya, tetapi penerapan model pembelajaran saja belum
cukup untuk memaksimalkan hasil belajar kimia siswa, karena itu diperlukan
media dalam menyampaikan informasi pelajaran agar pembelajaran kimia tidak
bersifat khayalan.
Salah satu media yang dapat digunakan adalah powerpoint. Melalui
powerpoint, kegiatan pembelajaran dapat lebih intraktif dan dapat meberikan
pengalaman visual kepada siswa dalam rangka memberi motivasi belajar,
memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks serta abstrak menjadi
lebih sederhana, konkrit, juga mudah dipahami.
Adapun penelitian yang telah diteliti oleh Prihantoro (2014) mengenai
pembelajaran make a match dan teams games tournament diperoleh peningkatan
hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran make a match lebih tinggi
yaitu 53,67% dibandingkan model pembelajaran teams games tournamet yang
hanya 48,27%. Pembelajaran kooperatif yang telah diteliti sebelumnya oleh
Chonstantika (2013) mengenai penerapan model pembelajaran make a match,
dalam penelitiannya tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar sebanyak
35,29% pada siklus I dan 79,41% pada siklus II.
4
Berdasarkan penelitian oleh Nopiyanti (2013) mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT),
dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa meningkat dari 42,42% pada
siklus I menjadi 81,82% pada siklus II. Berdasarkan penelitian oleh Putri (2013)
mengenai penerapan model pembelajaran teams games tournament dilengkapin
kartu destinasi menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan
persentase ketuntasan belajar kognitif pada siklus I adalah 52,17% meningkat
menjadi 82,61% pada siklus II. Hasil penelitian oleh Ekawati (2013) mengenai
efektivitas metode pembelajaran teams games tournament yang dilengkapin
dengan media powerpoint menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik pada kelas eksperimen I yaitu 55,17% lebih besar dari kelas kontrol yaitu
44,12%. Hasil penelitian yang telah dilalukan oleh Dash (2014) mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dengan
media microsoft powerpoint diperoleh peningkatan hasil belajar di kelas
eksperimen I adalah 79,00% dan peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen II
adalah 53,00%.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian membandingkan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dan teams games tournament dengan bantuan
powerpoint. Adapun judul penelitian ini adalah “Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make a Match Dan Teams Games
Tournament Dengan Bantuan PowerPoint Pada Pokok Bahasan Koloid”.
5
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang
menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran make a
match dan teams games tournament serta perbedaannya terhadap hasil belajar
siswa. powerpoint yang dimaksud dalam penelitian ini adalah microsoft office
powerpoint 2007. Hasil belajar yang di ukur pada penelitian ini berupa hasil
belajar dari kemampuan kognitif siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint pada pokok
bahasan koloid?
2. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe teams games tournament dengan bantuan powerpoint pada
pokok bahasan koloid?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe make a match dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model teams games tournament dengan bantuan powerpoint
pada pokok bahasan koloid?
6
1.4 Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta
mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI Program IPA semester genap SMA
Negeri 1 Binjai T.A 2014/2015.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint untuk kelas
eksperimen I dan model teams games tornament dengan bantuan
powerpoint untuk kelas eksperimen II.
3. Materi pokok pada pokok bahasan koloid yang dibahas dalam penelitian
ini dibatasi pada materi mengenai pengertian serta perbedaan larutan,
koloid dan suspensi, jenis-jenis koloid dan sifat-sifat koloid.
4. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini berupa hasil belajar dari
kemampuan kognitif siswa. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi
Bloom C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi) dan C4 (analisis).
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint pada
pokok bahasan koloid.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe teams games tournament dengan bantuan
powerpoint pada pokok bahasan koloid.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe make a match dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model teams games tournament dengan bantuan powerpoint
pada pokok bahasan koloid.
7
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukkan sekaligus informasi mengenai model kooperatif
tipe make a match dan teams games tournament dalam pengajaran kimia
dan menjadikannya sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar
mengajar lebih menarik dalam pokok bahasan koloid sehingga menambah
minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta referensi
untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan disekolah.
d. Bagi guru bidang studi lain
Sebagai bahan rujukan yang dapat diterapkan pada bidang studi yang lain.
e. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam meningkatkan
kompetensinya sebagai calon guru.
f. Bagi pemerintah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan proses pembelajaran serta
referensi kualitas hasil belajar kimia siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA).
8
1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini adalah:
a. Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang
diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu
siswa
diminta
untuk
mencari
pasangan
kartu
yang
merupakan
jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
kartunya diberi poin, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan
dan membuat siswa aktif dalam belajar.
b. Teams games tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi,
dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.
c. PowerPoint merupakan salah satu program dalam microsoft office power
point. Program microsoft office powerpoint adalah salah satu software
yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia
dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan
relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk
menyimpan data.
d. Hasil belajar merupakan kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dalam
bentuk skor setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar diukur
dengan instrument tes dalam bentuk pilihan berganda melalui pre-tes
(sebelum pembelajaran) dan post-tes (setelah pembelajaran).
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai pada
materi koloid dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match menggunakan powerpoint sebesar 73,53% dengan
kualifikasi gain tinggi.
2.
Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai pada
materi koloid dengan menerapkan model teams games tournament
menggunakan powerpoint sebesar 69,46% dengan kualifikasi gain sedang.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa sebesar 4,07% dikedua kelas yang
menggunakan model yang berbeda yaitu model pembelajaran make a
match di kelas eksperimen I dan model teams games tournament di kelas
eksperimen II dengan bantuan powerpoint pada pokok bahasan koloid.
.
74
75
5.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan
hal-hal berikut :
1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match (MM) sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Para guru dan calon guru perlu memanfaatkan kemajuan teknologi seperti
memanfaatkan media berbasis komputer seperti powerpoint, macromedia
flash, movie maker dll sebagai sarana penunjang dalam penyampaian isi
materi.
3. Para mahasiswa sebaiknya mengadakan penelitian lanjutan tentang make a
match dan teams games tournament diharapkan menggunakan tiga kelas (1
kelas kontrol) dengan sekolah yang berbeda sebagai studi pembandingan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan hasil belajar yang
lebih signifikan atau dengan perbandingan model yang sama namun
dengan materi yang berbeda seperti materi tata nama senyawa,
hidrokarbon, dll.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament
dengan menggunakan powerpoint, sebaiknya memperhatikan kelemahankelemahan dalam menerapkan model dan media dalam pembelajaran ini
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ajick.,
(2009), Kesulitan Belajar
http://pustaka.uns.ac.id
Kimia
Bagi
Siswa
Menengah:
Chonstantia. A.L., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Make a Match Dan
Diskus Kelompok Untk Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Rasa Ingin
Tahu Dan Prestasi Belajar Pada Materi Hidrokarbon Di Kelas X SMAN
2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2
No 3 Tahun 2013
Dahria, M dan Ismawardi, S., (2009), Manfaat PowerPoint Dalam Presentasi
Makalah, Jurnal Saintikom Vol 6 No 1 Tahun 2009
Dash, J., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament) Dengan Media Microsoft Office PowerPoint
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Hidrolisis Garam., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Dora, (2013), Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Kartu
Positif dan Kartu Negatif Pada Pembelajaran Matematika, Artikel
Penelitian, PGSD Universitas TanjungPura Pontianak
Ekawati, E., (2013), Efektivitas Metode Pembelajaran Teams Games Tournament
Yang Dilengkapin Dengan Media PowerPoint Dan Destinasi Terhadap
Prestasi Belajar, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 1 Tahun 2013
Fadliana, H. N., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL Dilengkapin
Dengan Macromedia Flash Dan LKS Terhadap Prestasi Belajar
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Jaten Karanganyer
Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No.3
Tahun 2013
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Istarani., (2012), 58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Justiana, S.,dan Muchtaridi., (2007), Kimia SMA/MA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta
Mentari, M.U., (2014), Studi Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
dan Model Pembelajaran TPS (Think Pare Share).,Skripsi, FMIPA,
Universitas Bengkulu, Bengkulu
77
Mufidah, L., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Matriks,
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol 1 No 1
Tahun 2013
Mursid., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Suatu
Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi
Produk pada Pendidikan Teknik Mesin, UNIMED PRESS, Medan
Ngalimun.,
(2014),
Strategi
Pressindo,Banjarmasin
dan
Model
Pembelajaran,
Aswaja
Nurseto, T., (2011), Membuat Media Pembelajaran yang Menarik, Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan 8: 20-22
Nopiyanti, T., (2013), Penerapan Model Pembelajara Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Kimia Dan
Kreativitas Siswa Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X SMA N 3
Sukaharjo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2
No 4 Tahun 2013
Prihantoro, D., (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Make a Match Dan Teams
Games Tournament Menggunakan Media Scramble Game Pada Materi
Pokok Koloid Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 3 No 3 Tahun 2014
Purba, M., (2007), Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2, Erlangga, Jakarta
Putri, I.P., (2013), Penerapan Metode Pembelajaran TGT Dilengkapin Kartu
Destinasi Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pada Materi
Minyak Bumi Kelas X SMA Negeri GindangRejo Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 4 Tahun 2013
Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Rajagrafindo Persada, Jakarta
Sanjaya, W., (2012), Media Komunikasi Pembelajaran, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta
Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
78
Sudarmo, U., (2013), Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013, Erlangga,
Jakarta
Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Universitas
Negeri Medan, Medan
Suparno., (2012), Dinamika Partikel Koloid, UNY Press, Yogyakarta
Syadiyah, H., (2013), Kacaunya Pendidikan Di Indonesia, Artikel, FIP
Universitas Negeri Semarang
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED PRESS, Medan
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana Perdana Media Group, Jakarta