POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT Kebi (1)

POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT
(Kebijakan Prioritas HAM Kaum Minoritas Homoseksual)
Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Politik Internasional
yang dibimbing oleh Rindu Ayu, M.Si

oleh Nastasha S. Wardhani
0801511024

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

JAKARTA
2012

Page | 1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.


Latar Belakang
Politik luar negri adalah bagian dari ilmu hubungan internasional yang mempelajari

bagaimana interaksi Negara dalam membuat kebijakan yang berdasarkan kepentingan
nasionalnya kepada lingkungan eksternal. Dilihat dari pemahaman politik luar negri merupakan
“action theory”, berarti politik luar negri merupakan seperangkat formula nilai, sikap, arah serta
sasaran untuk mempertahankan, mengamankan dan memajukan kepentingan nasional dalam
percaturan internasional.1 Kepentingan nasional tidak selalu bicara soal ekonomi maupun
keamanan dan pertahanan nasional secara militer. Beberapa kasus dapat kita temui kebijakan luar
negri yang dibuat berdasarkan kepentingan kehidupan social masyarakatnya, seperti misalnya
menyangkut kebebasan hak asasi manusia.
Domestik Amerika Serikat beberapa tahun belakangan didesak dengan isu hak asasi kaum
homoseksual. Belum lama ini pada Desember 2011, presiden Amerika Serikat, Barrack Obama
menyatakan bahwa kini hak asasi kaum homoseksual menjadi prioritas kebijakan luar negri
Amerika Serikat. Memorandum presiden Obama berisikan tentang promosi dan proteksi
terhadap hak asasi kaum Lesbian, Gay, Bisex, dan Trasnsgender (LGBT). Amerika Serikat ingin
membawa hak-hak kaum homoseksual ke internasional bahkan obama memberikan suaranya
kepada di PBB “Human Rights Council”. Hal ini didasarkan pada keprihatinan terhadap
komunitas homoseksual yang mendapat perlakukan tidak menyenangkan seperti tindakan

kekerasan dan diskriminasi dikarenakan disorientasi seksual. “In reality, gay people are born into
— and belong to — every society in the world,” sekretaris Negara Amerika Serikat, Hillary
Clinton menegaskan.2 Hak kaum homoseksual pada awalnya bukanlah suatu kebijakan luar negri
melainkan suatu kebijakan yang disebut ‘Don’t Ask Don’t Tell’ menggenai kaum homoseksual
yang semula dilarang bergabung dengan militer, namun setelah berbagai desakan kini mereka
mereka dapat bergabung dan melayani Negara tanpa harus sembunyi dari kenyataan jati dirinya.3
1 Rindu Ayu, Modul Politik Luar Negeri Univ. Al Azhar Indonesia FISIP HI, hlm 11.
2 Steven Lee Myers “U.S. to Aid Gay Rights Abroad, Obama and Clinton Say”, 6/12/2011,
New York Times, http://www.nytimes.com/2011/12/07/world/united-states-to-use-aid-topromote-gay-rights-abroad.html?_r=1&pagewanted=all, 24/6/2012
3 N.n, “Obama : Amercans No Longer Have To Lie To Serve”, 20 September 2011, U.S.
Department of Defense, http://www.defense.gov/news/newsarticle.aspx?id=65381, terakhir

Page | 2

Dari melihat keadaan bahwa pada mulanya berbagai desakan datang ke pemerintah
Amerika Serikat untuk kepastian hak asasi kaum homoseksual yang selama ini dilihat terpisah
dari hak asasi manusia pada umumnya hingga revisi ulang pada kebijakan ‘Don’t Ask Don’t
Tell’, tentu dalam menentukan prioritas politik luar negri Amerika Serikat bukanlah tanpa alasan
dan dibuat begitu saja. Ada kepentingan-kepentingan nasional yang ingin direalisasikan dan
seperti sudah menjadi pengetahuan umum bahwa keyakinan nilai-nilai Amerika Serikat oleh

Negara adidaya tersebut selalu berusaha di universalkan dan di globalisasikan, salah satunya
melalui politik luar negrinya yang baru-baru ini ditetapkan tentang hak asasi kaum homoseksual.

diakses 6/23/2012 12:23

Page | 3

1.2.

Rumusan Masalah
“Apa yang mendasari Amerika Serikat dalam pengambilan kebijakan menjadikan hak asasi

kaum homoseksual menjadi prioritas politik luar negrinya dan bagaimana cara Amerika Serikat
menjalankan kebijakan prioritas politik luar negrinya tersebut?”

Page | 4

1.3.

Kerangka Dasar Pemikiran

Politik Luar Negri (PLN) itu bisa berupa hubungan diplomatic, mengeluarkan doktrin,

membuat aliansi, mencanangkan tujuan jangka panjang maupun jangka pendek (K.J. Holsti,
19883: 97). Fokus utama kajian PLN adalah untuk memperhatikan intense (maksud), pernyataan
dan tindakan aktor yang diarahkan pada dunia eksternal dan respon dari aktor-aktor lain terhadap
intense, pernyataan dan tindakan ini (Gerner , 1995: 18). Menurut Hill aktor bukan Negara juga
dapat berperan dalam pelaksanaan PLN.4
Dalam menyelesaikan rumusan masalah dalam makalah ini saya menggunakan perspektif
dari liberalisme. Liberalisme disini yang dibicarakan datang dari pemikiran Barat. Ia menjadi
landasan dari demokrasi yang saat ini diterapkan diberbagai penjuru dunia. Salah satu prinsip
dalam liberalism yang paling ditekankan adalah kebebasan individu (Burchill, 2009:3). Ada tiga
macam komitmen terhadap hak yang dibicarakan liberalism (M.W. Doyle, 2008: 50). Salah
satunya yang akan dipergunakan dalam menyelesaikan rumusan masalah diatas adalah hak untuk
melindungi dan memperjuangkan kesempatan bagi kebebasan atau disebut juga ‘kebebasan
positif’.5
Kebebasan individu terkait dalam Hak asasi manusia (HAM). HAM merupakan salah satu
prinsip dasar dari liberalisme. menurut kaum liberal, legitimasi politik dalam negeri bergantung
pada penghormatan hokum dan hak-hak asasi rakyatnya. manusia dianugerahi alasan
kemanusiaan dengan hak-hak dasar dan perlindungan. hak-hak ini terpatri dalam diri karena
dibawa sejak lahir, tidak terpisahkan karena hak-hak tersebut tidak dapat diambil, dan universal

karena penerapannya berlaku tanpa memandang bangsa, status, gender, ataupun ras. Jadi tugas
kuam liberal adalah mengembangkan dan mempromosikan standar moral universal.6
Bicara soal HAM dan LGBT membawa kita pada analisis soal propaganda yang merupakan
salah satu instrumen dalam PLN. Propaganda dapat didefiniskan sebagai usaha sistematis yang
bertujuan untuk membentuk atau mengubah sikap, pendapat dan tindakan suatu kelompok yang
menjadi sasarannya melalui symbol-simbol verbal, tulisan dan perilaku dengan menggunakan
media seperti buku-buku, pamflet, film, ceramah, radio, televisi dan lain-lain. Aktor yang terlibat
4 Abubakar Eby Hara, “Analisis Politik Luar Negeri dari Realisme sampai Konstruktivisme”,
Penerbit NUANSA, Bandung, 2011, hlm 13-4.
5 Ibid., hlm 61.
6 Ibid., hlm 66-7.

Page | 5

dalam propaganda bisa berupa state maupun non-state, dan unsur dalam propaganda yaitu,
bagaimana mencapai sasaran, uang, teknologi, dan psikologis. Propaganda nampaknya sangat
efektif bilamana diarahkan pada kelompok-kelompok yang anggotanya mempunyai sikap yang
sama dan terhadap sekumpulan orang.7
Dalam pengambilan kebijakan dalam politik luar negri ada beberapa variable yang
mempengaruhinya, namun hanya dua dari lima variable yang akan digunakan dalam

menyelesaikan rumusan masalah ini. (1) Variable Nasional : a. variable politik : mengenai system
politik yang dianut Negara tersebut, b. variable karakter nasional : dasarnya setiap Negara
mempunyai cara berfikir dan bertindak sendiri yang tidak bisa dilepaskan dari karakter atau sifat
nasional suatu bangsa, (2) Variable Sistemile : berhubungan dengan kondisi internasional yang
mempengaruhi suatu kebijakan.8

7 Ibid., hlm 24-5.
8 Ibid., hlm 46-7.

Page | 6

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Adanya Doktrin dan Peran Aktor Non-State
Dalam analisa ini, kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat adalah dalam bentuk
mengeluarkan sebuah doktrin atau kepercayaan dimana homoseksual dianggap normal dan
merupakan hak asasi manusia dalam orientasi seksual yang patut mendapat perlindungan hukum
dan harus diakui oleh seluruh dunia, setelah dengan cara menjadikan permasalahan ini prioritas
politik luar negerinya, Amerika Serikat membawanya untuk dibahas dan dipertimbangkan dalam
Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). 9

Menurut Hill bahwa terdapat peranan aktor non-state yang berperan dalam politik luar
negeri, disini bisa kita lihat terdapat peran PBB sebagai organisasi internasional. Lewat hukum
dan aturan yang nanti akan ditetapkan PBB, dunia secara perlahan akan membentuk sistem yang
membenarkan isu homoseksual tersebut. Apalagi bicara power yang dimiliki Amerika Serikat
sebagai Negara adidaya dan sebagai acuan modernitas maka mudah bagi Negara ini untuk
memunculkan sebuah ide yang menjadi doktrin dan dianut oleh dunia yang juga menganut
system pemerintahan yang berlandaskan demokrasi.
2.1. HAM dan Orientasi Seksual
Orientasi seksual adalah abadi emosional, romantis, daya tarik seksual atau sayang pada
orang lain. Hal ini dapat dibedakan dari aspek lain dari seksualitas termasuk jenis kelamin
biologis, identitas jender (kesadaran psikilogis sebagai lelaki atau perempuan) dan peran jenis
kelamin sosial (kepatuhan terhadap norma-norma budaya untuk perilaku feminin dan maskulin).
Orientasi seksual adalah gagasan yang relatif baru dalam hukum hak asasi manusia dan praktek
dan salah satu yang kontroversial dalam politik. Prasangka, stereotip negatif dan diskriminasi
yang sangat tertanam dalam sistem nilai dan pola perilaku. Prinsip-prinsip utama membimbing
pendekatan hak atas orientasi seksual berhubungan dengan kesetaraan dan non-diskriminasi.

9 Jessica Geen, “Obama’s UN speech: We must stand up for gay rights everywhere”, 21
September 2011, Pink News Europe’s Largest Gay News Service,
http://www.pinknews.co.uk/2011/09/21/obamas-un-speech-we-must-stand-up-for-gay-rightseverywhere/, terakhir diakses 27 June 2012


Page | 7

HAM advokat, pengacara dan aktivis lainnya berusaha untuk menjamin keadilan sosial dan
menjamin martabat lesbian, gay dan biseksual.10
Persoalan HAM adalah salah satu fokus dari perspektif liberalisme yang menegaskan
bahwa kebebasan individu diatas segalanya, termasuk kebebasan dalam memilih orientasi
seksual yang memang merupakan keadaan psikologis manusia. Bicara soal manusia dihadapan
hukum adalah sama termasuk gay, kaum homoseksual juga harus mendapatkan perlindungan
hukum. Dapat kita temukan melalui perjuangan HAM untuk kaum homoseksual adanya
pembuktian komitmen dalam liberalism yaitu mengenai hak untuk melindungi dan
memperjuangkan kesempatan bagi kebebasan atau disebut juga ‘kebebasan positif’. Standar
moral HAM adalah universal karena dibawa sejak manusia itu lahir, tugas liberal adalah
mempromosikan moral universal tersebut, salah satunya melalui penetapan hukum atas HAM
kaum homoseksual.
2.1. Psikologis Sasaran Propaganda
Cara Amerika Serikat dalam melaksanakan politik luar negrinya adalah melalui
instrument propaganda. Amerika melakukan propagandanya yang paling terlihat adalah melalui
film dan musik. Dapat kita temui dalam film-film yang menampilkan karakter utama
homoseksual, seperti dalam serial Glee. Melalui gambaran tentang bagaimana setiap karakter

menghargai dan bersikap adil terhadap kaum homoseksual, masyarakat akan berfikir bahwa
memang begitulah seharusnya kita hidup bersama dan menghargai mereka yang berorientasi
seksual berbeda
Melalui musik, Amerika Serikat memiliki transnasional aktor yang memperjuangkan hak
kaum LGBT yaitu Lady Gaga. Dalam penerapan propaganda, aktor yang berperan memang tidak
mesti Negara saja. Gaga, melalui musik ia mengungkapkan pikirannya dalam megejar
kepentingannya sebagai seorang biseksual, lewat hits Poker Face ia mengakui kepada
masyarakat dunia bahwa ia adalah seorang biseksual dan lagu Poker Face memang bicara
mengenai orrientasi seksualnya ‘no he can’t read my poker face, she got me like nobody’. 11
10 N.n., “Sexual Orientation and Human Rights”, n.d., Human Rights Education Associates,
http://www.hrea.org/index.php?doc_id=432, terakhir diakses 6/23/1012 9:55AM
11 N.n, “Lady Gaga admits her hit song 'Poker Face' is about her bisexuality”, 17 April 2009,
Examiner.com, http://www.examiner.com/article/lady-gaga-admits-her-hit-song-poker-face-isabout-her-bisexuality, terakhir diakses 6/23/1012 11.06AM

Page | 8

Kemudian hari ia mengeluarkan single Born This Way yang disebut-sebut sebagai New Gay
Anthem.12
Dengan adanya New Gay Anthem yang dibawakan Lady Gaga, dan serial Glee yang
digandrungi anak muda meski dengan beberapa karakter yang menunjukan homoseksual. Mudah

bagi Amerika Serikat melakukan propaganda dengan sasaran psikologis masyarakatnya dan
dunia. Dengan cara ini moral secara universal akan tersebar bahwa kita haruslah hidup damai
tanpa diskirimasi terhadap kaum minoritas homoseksual.
2.1. Variabel Nasional
a. Sistem Politik yang dianut Amerika Serikt adalah “demokrasi liberal”, mereka bukan saja
tempat bagi pemilihan umum multipartai yang bebas dan kompetitif tapi juga tempat bagi
pemerintahan berdasarkan hukum dan perlindungan kebebasan individual. Mereka punya eknomi
industry yang cukup maju, kelas menegah dalam jumlah besar, dan tingkat melek huruf yang
tinggi.13
b. Karakter Nasional Amerika Serikat menurut pendapat saya bisa kita analisis melalui system
politik yang dianutnya. Masyarakat Amerika mendambakan kebebasan penuh untuk individu
seperti yang diteriakan system liberal. Salah satunya mengenai demokrasi adalah hak
mengeluarkan pendapat yang mereka suguhkan salah satunya melalui perjuangan mengenai hak
kaum minoritas homoseksual.
Dan dari berbagai desakan yang terjadi merlihat kepentingan domestiknya, Amerika
Serikat membuat kebijakan Don’t Ask Don’t Tell yang mengejutkan.

14

2.1. Variabel Sistemile

Variabel Sistemile adalah variable yang bersangkutan dengan system yang terjadi di
internasional. Melihat kekacauan yang terjadi di internasonal mengenai diskiriminasi HAM
12 Jon Savage, “Lady Gaga's new gay anthem”, 14 Februari 2011, The Guardian,
http://www.guardian.co.uk/music/2011/feb/14/lady-gaga-gay-anthem, terakhir diakses
6/23/1012 11.32AM
13 Marc F. Platner, “AMERIKA DAN DUNIA”, freedom institute, Jakarta, 2005, hlm 193.
14 N.n, “Obama : Amercans No Longer Have To Lie To Serve”, 20 September 2011, U.S.
Department of Defense, http://www.defense.gov/news/newsarticle.aspx?id=65381, terakhir
diakses 6/23/2012 12:23

Page | 9

kaum minoritas homoseksual yang terjadi. Jamey Redemeyer, remaja 14tahun bunuh diri setelah
terus diejek karena dia seorang gay sebagai contoh15.

15 RACHEL QUIGLEY, “'What do I have to do for people to listen?' Boy, 14, kills himself after
'gay' taunts and thanks Lady Gaga in his final post”, 21 September 2011, Mail Online,
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2039801/Bullied-gay-teen-Jamey-Rodemeyercommits-suicide-Thanks-Lady-Gaga-post.html, terakhir diakeses 7/1/2012 7:01AM

Page | 10

BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan dari analisa dari makalah ini tentang apa yang mendasari Amerika Serikat
menjadikan hak kaum minoritas homoseksual sebagai prioritas politik luar Negrinya adalah, jika
melihat dari kacamata domestik yaitu karena adanya kepenting nasional Amerika Serikat sebagai
Negara yang menganut system politik “demookrasi liberal” maka masyarakat amerika
mengutamakan kebebasan dalam segala bentuk hal termasuk penentuan orientasi seksualnya.
telah ditetapkannya kebijakan bahwa gay boleh kembali bergabung dengan militer ikut
mendasari pengambilan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat ini. Amerika Serikat
mencoba mengarahkan standarisasi moral yang universal. Pada dasarnya Amerika Serikat ingin
melindungi kepentingan nasional dan warganya dari dikriminasi dikarenakan orientasi seksual.
Dengan meyebarkan doktrin bahwa kita harus hidup damai dengan kaum minoritas homoseksual
tanpa melakukan diskriminasi, seluruh warga dunia akan berlaku sama, dan warga Negara
Amerika Serikat baik yang didalam teritori Negaranya maupun bukan akan mendapatkan
perlindungan dari diskriminasi. Selain itu sebagai Negara besar dan sangat berpengaruh,
Amerika Serikat tidak ingin kehilangan powernya dan ingin tetap dianggap Negara dengan
system “demokrasi liberal” paling berhasil.
Cara Amerika Serikat menjalankan kebijakan prioritas politik luar negrinya adalah
dengan cara mengeluarkan doktrin tentang normalnya homoseksual, dengan instrument
propaganda melalui pidato presiden Obama, fillm dan music, terutama serial Glee dan lagu-lagu
dari Lady Gaga yang juga sebagai transnasional aktor yang meperjuangkan hak kaum
homoseksual. Propaganda yang dibuat Amerika Serikat langsung mengenai sasaran psikologis
masyarakat, terciptalah doktrin tentang pembenaran homoseksual.
Namun pendapat saya hal ini dilakukan lebih kepada untuk kampanye presiden Obama
pada periode selanjutnya untuk mendapatkan dukungan dari kaum homoseksual demi
memenangkan suara pemilihan umum, dan tentu saja keuntungan kapital berupa dana yang akan
dikucurkan institusi-institusi yang dijalankan minoritas homoseksual untuk dukungan dana
kampanyenya.
Page | 11

Daftar Pustaka
Buku :

-

Abubakar Eby Hara, “Analisis Politik Luar Negeri dari Realisme sampai
Konstruktivisme”, Penerbit NUANSA, Bandung, 2011.

-

Marc F. Platner, “AMERIKA DAN DUNIA”, freedom institute, Jakarta, 2005.

-

Rindu Ayu, Modul Politik Luar Negeri Univ. Al Azhar Indonesia FISIP HI.

Database Online :
-

Jessica Geen, “Obama’s UN speech: We must stand up for gay rights everywhere”, 21
September 2011, Pink News Europe’s Largest Gay News Service,
http://www.pinknews.co.uk/2011/09/21/obamas-un-speech-we-must-stand-up-for-gayrights-everywhere/, terakhir diakses 27 June 2012

-

Jon Savage, “Lady Gaga's new gay anthem”, 14 Februari 2011, The Guardian,
http://www.guardian.co.uk/music/2011/feb/14/lady-gaga-gay-anthem, terakhir diakses
6/23/1012 11.32AM

-

Marc F. Platner, “AMERIKA DAN DUNIA”, freedom institute, Jakarta, 2005, hlm 193.

-

N.n, “Lady Gaga admits her hit song 'Poker Face' is about her bisexuality”, 17 April
2009, Examiner.com, http://www.examiner.com/article/lady-gaga-admits-her-hit-songpoker-face-is-about-her-bisexuality, terakhir diakses 6/23/1012 11.06AM

-

N.n, “Obama : Amercans No Longer Have To Lie To Serve”, 20 September 2011, U.S.
Department of Defense, http://www.defense.gov/news/newsarticle.aspx?id=65381,
terakhir diakses 6/23/2012 12:23

-

N.n, “Obama : Amercans No Longer Have To Lie To Serve”, 20 September 2011, U.S.
Department of Defense, http://www.defense.gov/news/newsarticle.aspx?id=65381,
terakhir diakses 6/23/2012 12:23

-

N.n., “Sexual Orientation and Human Rights”, n.d., Human Rights Education Associates,
http://www.hrea.org/index.php?doc_id=432, terakhir diakses 6/23/1012 9:55AM
Page | 12

-

RACHEL QUIGLEY, “'What do I have to do for people to listen?' Boy, 14, kills himself
after 'gay' taunts and thanks Lady Gaga in his final post”, 21 September 2011, Mail
Online, http://www.dailymail.co.uk/news/article-2039801/Bullied-gay-teen-JameyRodemeyer-commits-suicide-Thanks-Lady-Gaga-post.html, terakhir diakeses 7/1/2012
7:01AM

-

Steven Lee Myers “U.S. to Aid Gay Rights Abroad, Obama and Clinton Say”, 6/12/2011,
New York Times, http://www.nytimes.com/2011/12/07/world/united-states-to-use-aid-topromote-gay-rights-abroad.html?_r=1&pagewanted=all, 24/6/2012

Page | 13