LABORATORIUM PARIWISATA PROGRAM STUDI PA

LABORATORIUM PARIWISATA PROGRAM STUDI PARIWISATA PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA

TIM PENYUSUN MODUL PRAKTIKUM ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI PARIWISATA

Priyanto S.S., M.Hum. Rini Kusumastuti, A.Md. Par.

Kata Pengantar

  Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Antropologi dan Sosiologi Pariwisata untuk mahasiswai Program Studi Pariwisata Universitas Indonesia ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

  Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum Antropologi dan Sosiologi Pariwisata yang merupakan penunjang mata kuliah Manifes Ragam Budaya Indonesia dan Seni Folklor pada Program Studi Pariwisata Universitas Indonesia. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswai dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswai serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswai mengenai materi yang dibahas.

  Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Antropologi dan Sosiologi Pariwisata ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.

  Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Depok, November 2017 Tim Penyusun

Deskripsi Mata kuliah:

  Mata kuliah ini memberikan pengetahuan mengenai ruang lingkup dan konsep- konsep dasar dalam antropologi sosial budaya dan sosiologi dalam hubungannya dengan pariwisata.

  Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:

  1. Mampu menjelaskan konsep-konsep antropologi dan sosiologi dasar (C2)

  2. Mampu menjelaskan keterkaitan antropologi dan pariwisata (C2)

  3. Mampu menjelaskan keterkaitan sosiologi dan pariwisata (C2)

  4. Mampu menerapkan konsep antropologi dan sosiologi pariwisata secara praktis di

  lapangan (C3)

  Dosen Pengampu:

  1. Tim dosen Antropologi dan Sosiologi Pariwisata

0.1 Tujuan

  Setelah mengikuti praktikum mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Memahami konsep-konsep Antropologi dan Sosiologi dasar

  2. Dapat menerapkan konsep-konsep Antropologi dan Sosiologi dalam praktik penyelenggaraan pariwisata

0.2 Tata Tertib Praktikum

  1. Praktikum diampu oleh Dosen Mata Kuliah Praktikum dan dibantu oleh Asisten Praktikum.

  2. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Pariwisata sesuai jadwal yang ditentukan.

  3. Mahasiswa wajib membawa modul praktikum, kartu praktikum, dan alat tulis.

  4. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir dan BAP praktikum dengan bolpoin

  5. Durasi kegiatan praktikum = 170 menit

  6. Mahasiswa wajib hadir minimal 75 dari seluruh pertemuan praktikum di lab.Jika total kehadiran kurang dari 75 maka nilai Mata Praktikum = 0.

  7. Mahasiswa yang datang terlambat :

   <= 30 menit : diperbolehkan mengikuti praktikum  > 30 menit : tidak diperbolehkan mengikuti praktikum

  8. Saat praktikum berlangsung, asisten praktikum dan mahasiswa:

   Wajib mematuhi aturan laboratorium.  Wajib mematikan men-silent semua alat komunikasi (smartphone, tab, iPad,

  dsb).  Dilarang membuka aplikasi yang tidak berhubungan dengan praktikum yang

  berlangsung.  Dilarang mengubah setting software maupun hardware komputer tanpa ijin.  Dilarang membawa makanan maupun minuman di ruang praktikum.  Dilarang membuang sampahsesuatu apapun di ruangan praktikum.

  9. Setiap mahasiswa dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 modul untuk satu praktikum.

   Praktikan yang dapat mengikuti praktikum susulan hanyalah mahasiswa yang

  memenuhi syarat sesuai ketentuan Institusi, yaitu rawat inap di Rumah Sakit (menunjukkan bukti rawat inap dan resep obat dari RS), tugas dari Institusi

  (menunjukkan surat dinas dari Institusi), atau mendapat musibah (menunjukkan surat keterangan dari orangtua wali mahasiswa).

   Persyaratan untuk praktikum susulan diserahkan sesegera mungkin ke asisten

  laboratorium untuk keperluan administrasi.

  10. Pelanggaran terhadap peraturan praktikum ini akan ditindak secara tegas secara berjenjang di lingkup Kelas, Laboratorium, Program Studi, hingga Vokasi.

0.3 Penilaian Praktikum

  1. Komponen Nilai Praktikum terdiri dari : Tugas Pendahuluan, Tes Awal, Keaktifan Praktikum, dan JurnalTugas Besar.

  2. Seluruh komponen penilaian beserta pembobotannya ditentukan oleh Dosen Pengampu mata kuliah

  3. Penilaian permodul dilakukan oleh asisten praktikum, sedangkan nilai seluruh modul diserahkan kepada Dosen Pengampu matakuliah.

  4. Baik mahasiswa maupun asisten tidak diperkenankan meminta atau memberikan tugas tambahan untuk perbaikan nilai.

Modul 1: Ilmu Antropologi

0.1 Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa memahami pengertian Antropologi.

  2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dan ruang lingkup antropologi.

0.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

0.3 Dasar Teori Antropologi

  Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia. Antropologi berarti kajian manusia, akan tetapi ahli antropologi bukanlah satu-satunya pakar yang mengkaji tentang manusia dan juga tidak berarti bahwa ahli antropologi hanya mengkaji manusia (Keesing,1999:2). Menurut William A. Havilland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilaku manusia serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

  Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna-warna, bentuk fisik suatu masyarakat serta kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkan. Dari definisi-definisi tersebut dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari umat manusia dari segi keanekaragaman fisik dan kebudayaan yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Antropologi memperhatikan lima masalah mengenai makhluk manusia yaitu :

  1. Masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai mahluk biologis.

  2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna mahluk manusia yang dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.

  3. Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna bahasa yang diucapkan oleh manusia diseluruh dunia.

  4. Masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka warna dari kebudayaan manusia diseluruh dunia.

  5. Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku-suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi zaman sekarang ini. Antropologi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

  1. Antropologi Biologi juga disebut dengan antropologi jasmanifisik (physical anthropology) merupakan sebuah disiplin ilmu yang memelajari variasi biologis dan perilaku (budaya) manusia, makhluk primata bukan manusia, evolusi manusia, pembandingan anatomi, dan Hominid leluhur manusia yang telah punah. Cabang ilmu ini merupakan bagian dari cabang ilmu antropologi, dan memberikan sudut pandang biologis dalam kajian variasi manusia. Adapun cabang-cabang kajian antropologi biologi : - Paleontropologi - Antropologi fisik

  2. Antropologi Budaya Cabang antropologi yang berfokus pada penelitian variasi kebudayaan di antara kelompok manusia. Para antropolog budaya menggunakan berbagai metode, diantaranya pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan survei. Penelitian antropologi budaya sering dikategorikan sebagai penelitian lapangan karena seorang antropolog harus menetap dalam kurun waktu yang cukup lama di lokasi penelitiannya. Adapun cabang kajian antropologi budaya: - Prehistori - Etnolinguistik - Etnologi - Etnopsikologi - Antropologi spesialisasi - Antropologi terapan

  0.3.1 Konsep-Konsep Antropologi Kebudayaansusu

  Kebudayaan

  Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna itu kontras dengan pengertian kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian.

Evolusi

  Secara sederhana konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap. walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir.

Enkulturasi, Difusi, Akulturasi

  Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses pembelajaran kebudayaan. dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan uuntuk berfikir dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.

  Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul .dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan).

  Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri. Etnosentrisme

  Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya yang lain, inilah yang disebut dengan etnosentrisme. Tradisi

  Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun. Ras dan etnik

  Suatu ras adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologi (fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah unsur biologis atau fisik khas yang disebabkan oleh faktor hereditasatau keturunan. Sedangkan etnik menurut Marger are groups within a larger society that display a unique set of cultures traits. Jadi, dalam kajian etnik lebih menekan kan sebagai kelompok sisial bagian dari ras yang memiliki ciri-ciri budaya yang sifatnya unik. Kekerabatan (Kinship)

  Istilah kekerabatan atau kinship menurut antropolog Robin Fox dalam karyanya Kinship and Marriage (1969) merupakan konsep inti dalam antropologi. Konsep kekerabatan tersebut merujuk kepada tipologi klasifikasi kerabat (kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan keturunan (descent) dan aturan- aturan perkawinan. Perkawinan

  Agak sulit mendefinisikan perkawinan, karena setiap istilah perkawinan tersebut memiliki banyak bentuk dan dipengaruhi oleh system nilai budaya masing- masing. Namun, secara umum konsep perkawinan tersebut mengacu kepada proses yang formal pemaduan hubungan antara dua individu yang berbeda jenis (walaupun kaum lesbi pun terjadi, namun itu bagian kasus) yang dilakukan secara serimonial- simbolis dan makin dikarakterisasi adanya kesederajatan, kerukunan, dan kebersamaan dalam memulai hidup baru dalam

0.4 Latihan

  1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai pengertian antropologi, konsep- konsep antropologi, karakteristik kajian antropologi, dan ruang lingkup antropologi.

  2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

  3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Haviland, William.A. 1985. Antropologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

  2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

  3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

  4. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Modul 2: Manusia dan Kebudayaan

2.1 Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa mampu menjelaskan manusia dan kebudayaan universal

  2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh kebudayaan universal

  dalam kebudayaan Indonesia.

2.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

2.3 Dasar Teori

  2.3.1 Kebudayaan Universal

  Menurut Koentjaningrat kata budaya berasal dari kata “colere” kemudian “culture” yang diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sedangkan kebudayaan menurut Koentjaraningrat merupakan keseluruhan suatu sistem gagasan, tindakan, serta hasil karya manusia dalam kehidupan. Kebudayan juga dijadikan milik diri tiap manusia dengan belajar.

  Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang bersifat universal, artinya dalam setiap kebudayaan pasti ditemukan unsur-unsur yang sama. Koentjaraningrat sendiri mengatakan ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:

  1. Bahasa

  Bahasa adalah suatu pengucapan dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kebudayaan dan informasi. Bahasa merupakan perantara manusia Bahasa adalah suatu pengucapan dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kebudayaan dan informasi. Bahasa merupakan perantara manusia

  2. Sistem Pengetahuan

  Sistem pengetahuan adalah seperangkat unsur yang di ketahui atau suatu kepandaian yang dimiliki dari pengalaman maupun melalui belajar. Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama manusia, dan tubuh manusia.

  3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial

  Sistem kemasyarakatan maksudnya adalah pengelompokan orang-orang dalam suatu masyarakat dan hubungan antara individu baik dalam kelompok yang sama maupun antara kelompok yang berbeda. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.

  4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

  Sistem peralatan hidup dan teknologi di sini adalah manusia atau masyarakat bertindak dan mengumpulkan berbagai macam teknik untuk mengumpulkan dan mengelola bahan mentah untuk kemudian dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, alat perumahan, senjata, perhiasan, transportasi, dan alat- alat kebutuhan hidup lain yang berupa barang fisik.

  5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

  Sistem mata pencaharian hidup adalah berbagai macam cara manusia atau kelompok masyarakat untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan menopang kehidupannya. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.

  6. Sistem Religi

  Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan atau kepercayaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran. Sistem religi Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan atau kepercayaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran. Sistem religi

  7. Kesenian

  Kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma, gagasan, nilai- nilai, serta peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan tersebut berpola dari manusia itu sendiri dan pada umumnya berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan manusia. Kesenian adalah sarana untuk mengekspresikan keindahan, berkomunikasi, menunjukan kesamaan antar manusia mengenai norma-norma hidup, dan sebagai bentuk menyatakan pujaannya terhadap kepercayaan yang dianut.

2.4 Latihan

  1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai kebudayaan universal dan mencari kebudayaan Indonesia sebagai contohnya.

  2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

  3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Haviland, William.A. 1985. Antropologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

  2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

  3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

  4. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Modul 3: Dinamika Budaya

3.1 Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan budaya dalam budaya di Indonesia.

  2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh perubahan budaya Indonesia terhadap pariwisata di Indonesia.

3.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

3.3 Dasar Teori

3.3.1 Perubahan Budaya

  1. Samuel Koenig

  Samuel Koenig mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan yaitu suatu cara untuk memodifikasi hal yang ada pada pola-pola kehidupan manusia. Adapun terjadinya sebuah modifikasi disebabkan karena faktor internal maupun eksternal.

  2. Selo Soemardjan

  Selo Soemardjan mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang dapat mempengaruhi suatu sistem sosial, baik itu sikap, nilai-nilai, maupun pola perilaku seseorang yang ada diantara kelompok dalam masyarakat.

  3. John Lewin Gillin dan John Philip Gillin

  Menurut John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin, perubahan kebudayaan adalah cara hidup yang bervariasi yang terjadi karena disebabkan oleh perubahan kondisi geografis termasuk ideologi , komposisi penduduk.

3.3.2 Proses Perubahan Budaya

  Terjadinya perubahaan kebudayaan disebabkan oleh faktor yang mendorong terjadinya perubahan tersebut. Faktor internal dan juga eksternal mempengaruhi perubahan kebudayaan.

  Faktor internal:

  1. Perubahan demografis. Perubahan demografis itu mencakup perubahan ukuran, struktur, dan juga

  distribusi penduduk di suatu wilayah atau area budaya. Seperti kelahiran, kematian, migrasi kependudukan. Contohnya perubahan demografis yang bisa menyebabkan perubahan kebudayaan adalah datangnya masyarakat luar sehingga menyebabkan asimilasi kebudayaan atau kematian penduduk yang lebih tinggi daripada kelahiran sehingga penerus kebudayaan tersebut menjadi berkurang dan lama-lama terancam punah.

  2. Penemuan baru. Penemuan baru baik itu ide ataupun alat, atau dapat juga menyempurnakan

  penemuan baru tersebut dan memperbaharui ataupun mengganti yang ada. Penemuan ide atau alat baru bisa mengubah tatanan budaya yang sudah ada. Perubahan ini bisa membawa kebudayaan lama menjadi semakin lestari atau bahkan meluntur.

  3. Konflik Sosial. Konflik sosial di dalam masyarakat. Dengan adanya konflik sosial maka dapat

  merubah suatu kepribadian orang yang ada pada bagian masyarakat tersebut. Perubahan kepribadian seseorang, antar manusia, atau beberapa orang dalam masyarakat bisa membuat perubahan dalam budaya masyarakat. Contohnya antara dua keluarga dalam masyarakat budaya mengalami konflik, maka akan ada perubahan budaya di dalam masyarakat. Adanya pemberontakan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan kebudayaan pada struktur pemerintahan.

  Faktor eksternal

  1. Perang. Peperangan merupakan faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan.

  Dengan adanya peperangan maka akan terjadi perubahaan unsur-unsur budaya pada Dengan adanya peperangan maka akan terjadi perubahaan unsur-unsur budaya pada

  2. Budaya lain. Pengaruh budaya lain biasanya lebih mudah terjadi pada masyarakat yang

  terbuka, karena masyarakat terbuka dapat lebih mudah menerima adanya unsur budaya lain. Contoh dari adanya pengaruh budaya lain yaitu adanya hubungan antara dua bangsa yang dapat saling mempengaruhi seperti terjadinya akulturasi, difusi (penyebaran kebudayaan). dan juga proses bertemunya antar budaya yang menghasilkan suatu budaya baru akan tetapi tidak melihat budaya lama (Asimilasi).

  3. Perubahan Alam. Perubahan alam dapat mempengaruhi juga perubahan kebudayaan. Maksud

  dari perubahan alam yaitu perubahan lingkungan fisik yang disebabkan karena bencana alam misalkan gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, dll. Dengan terjadinya suatu bencana alam maka akna terjadi banyak perubahan pada kehidupan seperti perpindahan tempat tinggal maka mau tidak mau mereka harus saling menyesuaikan hal tersebut memicu terjadinya perubahan kebudayaan.

3.4 Latihan

  1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai perubahan budaya di Indonesia dan pengaruh perubahan budaya tersebut terhadap pariwisata di Indonesia.

  2. Buatlah peta konsep dan paper dari hasil diskusi kelompok.

  3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Haviland, William.A. 1985. Antropologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

  2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

  3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

  4. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Modul 4: Pariwisata dan Budaya I

4.1 Tujuan

  Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa mengidentifikasi kebudayaan di Indonesia yang bisa menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan domestik dan wisatawan luar negeri.

  2. Mahasiswa dapat menjelaskan daya tarik suatu kebudayaan sebagai daya tarik wisata.

4.2 Alat Bahan

  1. Catatan hasil observasi di Museum Nasional

4.3 Dasar Teori

  4.3.1 Daya Tarik Wisata

  Daya tarik wisata adalah sebutan untuk sesuatu yang memiliki keunikan, nilai, dan dapat menarik perhatian wisatawan untuk mengunjungi dan melihat hal tersebut. Menurut beberapa ahli, daya tarik wisata adalah:

  1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

  2. A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering

  digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.

  3. Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

  Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan yang terdiri dari :

  1. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

  2. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, taman rekreasi dan komplek hiburan.

  3. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.

  Seni dan budaya adalah salah satu daya tarik wisata. Keunikan, keindahan, dan nilai dari seni dan budaya bisa menarik minat wisatawan untuk datang mengunjungi atau menikmati seni dan budaya tersebut. Kenakeragaman yang bisa menjadi daya tarik wisata adalah:

  1) Seni tari dan musik

  2) Seni drama

  3) Upacara agama dan kepercayaan

  4) Acara perkawinan

  5) Acara-acara yang menyangkut adat istiadat dan kebiasaan tradisional

  6) Upacara pemakaman

  7) Tata cara dan tata krama kehidupan tradisional (way of life)

4.4 Latihan

  1. Lakukanlah kunjungan ke Museum Nasional dan identifikasikan peninggalan kebudayaan Indonesia yang bisa menjadi daya tarik wisata di Indonesia. Diskusikan secara berkelompok mengenai apa daya tarik kebudayaan tersebut sehingga bisa menarik minat wisatawan.

  2. Tulis makalah hasil diskusi kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge.

  2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, E. Bruner, eds. Pp 205-223. International Sociology Association. London: SAGE.

  3. Ferraro, Gary. 2008. Cultural Anthropology: An Applied Perspective 5 th Edition. United States: Thomson-Wadsworth

Modul 5: Pariwisata dan Budaya II

5.1 Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa dapat menjelaskan daya tarik kebudayaan Indonesia sebagai atraksi wisata budaya.

5.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

5.3 Dasar Teori

  5.3.1 Pariwisata Berbasis Budaya

  Pariwisata Berbasis Budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menjadikan budaya sebagai daya tarik utamanya. Ada 12 jenis kebudayaan yang bisa menjadi daya tarik wisata:

  1. Bahasa Bahasa adalah salah satu budaya yang bisa menjadi daya tarik wisata dari suatu

  budaya. Misalnya bahasa yang hampir punah bisa menjadi daya tarik wisata budaya bagi para wisatawan yang juga peneliti bahasa.

  2. Tradisi masyarakat Tradisi masyarakat adalah salah satu daya tarik wisata budaya yang paling sering

  menarik minat wisatawan untuk datang. Tradisi yang unik dan mengandung keindahan biasanya menarik minat wisatawan untuk melihat bahkan merasakan langsung tradisi tersebut.

  3. Kerajinan tangan Kerjainan tangan adalah sesuatu yang menarik minat wisatawan, terlebih jika

  kerajinan tangan tersebut bisa dibawa pulang oleh wisatawan. Wisatawan tertarik kerajinan tangan tersebut bisa dibawa pulang oleh wisatawan. Wisatawan tertarik

  4. Makanan dan kebiasaan makan Makanan adalah daya tarik wisata budaya yang akan selalu menarik minat wisatawan.

  Makanan mempunyai nilai eksotis tersendiri, selain itu juga hampir semua orang menyukai kegiatan makan sehingga wisata budaya dengan kuliner khas akan selalu bisa menarik minat wisatawan untuk datang.

  5. Musik dan kesenian Musik dan kesenian juga merupakan daya tarik wisata yang juga paling sering

  menarik minat wisatawan. Musik dan kesenian bisa dinikmati oleh banyak orang bahakn jika tidak terlalu mengerti mengenai musik atau kesenian.

  6. Sejarah Sejarah suatu tempat atau sejarah dari masyarakat itu sendiri bisa menarik minat

  wisatawan. Jika wisatawan adalah orang-orang yang mempunyai minat terhadap sejarah maka potensi ini bisa digali agar mendatangkan lebih banyak wisatawan. Tempat-tempat yang memiliki sejarah yang unik dan mempunyai nilai tinggi pun akan mudah menarik minat wisatawan, bahkan untuk wisatawan yang tidak terlalu tertarik dengan sejarah.

  7. Cara kerja dan Teknologi Cara kerja dan teknologi dari suatu masyarakat adalah hal unik yang menjadi daya

  tarik wisata. Misalnya cara suatu masyarakat berburu, biasanya akan berbeda-beda dari satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain. Jika masih dipertahankan, maka kegiatan ini bisa menjadi data tarik wisata agar wisatawan juga bisa ikut kegiatan berburu tersebut.

  8. Agama Kegiatan keagamaan bisa menjadi daya tarik wisata karena keindahannya dalam

  mengekspresikan cinta kepada Tuhan. Wisatawan bisa menikmati cerita atau menyaksikan kegiatan keagamaan yang berlangsung dalam kelompok masyarakat.

  9. Arsitektur Keindahan arsitektur bangunan dari suatu kelompok masyarakat sudah lama menjadi

  daya tarik wisata. Terutama untuk arsitektur bangunan adat biasanya menjadi daya tarik wisatawan karena desainnya yang biasanya berbeda dari bangunan yang ada sekarang. Keunikan inilah yang membuat wisatwan datang untuk melihat secara langsung atau bahkan belajar mengenai arsitekturnya.

  10. Pakaian Pakaian sama seperti musik dan kesenian, mudah menjadi daya tarik wisata.

  Keindahan dan keunikan dari pakaian suatu kelompok masyarakat mempunyai daya tarik dan nilai yang tinggi sehingga bisa mendatangkan wisatawan untuk datang langsung.

  11. Sistem pendidikan Sistem pendidikan dari suatu kelompok masyarakat biasa bisa mendatangkan

  wisatawan untuk datang. Sistem pendidikan antara kelompok biasanya berbeda, sehingga wisatawan yang mempunyai minat dalam hal ini akan tertarik untuk mempelajari sistem pendidikan kelompok masyarakat.

  12. Aktivitas waktu senggang Aktivitas di waktu senggang mirip dengan tradisi, keunikannya membuat wisatawan

  ingin melihat atau bahkan merasakan secara langsung aktivitas suatu kelompok masyarakat.

  Pariwisata berbasis budaya ini ada yang memang disajikan oleh kelompok masyarakat yang berkerja sama dengan stakeholder pariwisata di daerahnya, namun ada juga yang memang masih merupaka budaya asli. Nilai dari budaya yang disajikan dengan sengaja dengan budaya asli mungkin berbeda.

5.4 Latihan

  1. Buatlah presentasi mengenai suatu kebudayaan Indonesia yang bisa menjadi atraksi wisata Budaya di Indonesia. Lakukanlah presentasi untuk menjelaskan budaya tersebut dan daya tariknya sebagai atraksi wisata budaya serta promosikanlah wisata budaya tersebut.

  2. Lakukanlah presentasi di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge.

  2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, E. Bruner, eds. Pp 205-223. International Sociology Association. London: SAGE.

  3. Ferraro, Gary. 2008. Cultural Anthropology: An Applied Perspective 5 th Edition. United States: Thomson-Wadsworth

Modul 6 :Dampak Sosial Budaya Pariwisata

6.1 Tujuan

  Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak sosial budaya pariwisata terhadap masyarakat lokal di destinasi wisata.

  2. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak pariwisata terhadap budaya yang dijadikan objek wisata budaya.

6.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

6.3 Dasar Teori

  6.3.1 Dampak Sosial Budaya Pariwisata

  Dampak pariwisata merupakan studi yang paling sering mendapat perhatian masyarakat karena sifat pariwisata yang dinamis dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah dampak terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. (Ismayanti, 2010;183)

  Pariwisata bisa membawa dampak positif dan negatif bagi sebuah budaya. Positif atau negatif damapak pariwisata terhadap suatu budaya ditentukan oleh bagaimana pembangunan dan pengembangan pariwisata itu sendiri. Jika pembangunan dan pengembangannya sembarangan maka akan ada dampak negatif.

  Datangnya wisatawan ke suatu destinasi wisata akan menyebabkan perubahan moral. Dengan datangnya orang asing dengan perilaku yang bebeda akan menyebabkan percampuran moral di destinasi wisata tersebut.Perubahan moral ini ada beberapa bentuk seperti peniruan, marginalisasi, dan komodifikasi budaya. Perubahan gaya hidup juga bisa disebabkan oleh datangnya wisatawan ke sebuah kelompok masyarakat di destinasi wisata.

  Dampak terhadap dasar-dasar kelembagaan sosial juga bisa terjadi, karena masyarakat yang biasanya hanya mengetahui kelembagaan sosial mereka hanya diisi dari kelompoknya, namun dengan adanya pariwisata maka mereka juga harus beradaptasi dengan kelembagaan sosial yang baru dari stakeholder yang lain. Dengan masuknya stakeholder yang akan mengurus destinasi wisata, akan diiring juga dengan migrasi penduduk dari dan ke daerah wisata. Bertambahnya jumlah penduduk dan masuknya orang asing ke dalam kelompok masyarakat akan mempengaruhi bahkan menimbulkan masalah sosial budaya .

  Sementara untuk budaya yang dijadikan daya tarik wisata akan mendapatkan dampak positif dan atau negatif. Dampak positif bagi budaya yang menjadi daya tarik wisata adalah pelestarian budaya itu sendiri. Kegiatan pariwisata akan membuat budaya yang ada di masyarakat tetap terjaga keberlangsungannya. Sementara dampak negatif yang bisa timbuh adalah bergesernya nilai-nilai budaya itu sendiri akibat komersialisasi budaya.

6.4 Latihan

  1. Secara berkelompok, pilihlah salah satu atraksi wisata budaya Indonesia. Lakukanlah diskusi untuk menentukan dampak sosial budaya positif dan negatif atraksi budaya tersebut terhadap masyarakat lokal. Diskusikan juga apakah kegiatan pariwisata akan melestarikan atau merusak budaya tersebut.

  2. Lakukanlah presentasi dari hasil diskusi yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge.

  2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, E. Bruner, eds. Pp 205-223. International Sociology Association. London: SAGE.

  3. Ferraro, Gary. 2008. Cultural Anthropology: An Applied Perspective 5 th Edition. United States: Thomson-Wadsworth

Modul 7: Pariwisata Pedesaan dan Perkotaan

7.1 Tujuan

  Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa dapat menjelaskan pariwisata pedesaan dan pariwisata perkotaan.

  2. Mahasiswa mengetahui contoh-contoh pariwista pedesaan dan pariwisata perkotaan di Indonesia dan potensinya.

7.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

7.3 Dasar Teori

7.3.1 Pariwisata Pedesaan

  Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. (Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press). Desa Wisata menurut Priasukmana Mulyadin (2001) merupakan suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkanya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi, akomodasi, makanan-minuman, cindera-mata, dan kebutuhan wisata lainnya.

  Menurut Priasukmana dan Mulyadin (2001), penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai berikut :

  1. Aksesibilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi.

  2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.

  3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang kedesanya.

  4. Keamanan di desa tersebut terjamin.

  5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai.

  6. Beriklim sejuk atau dingin.

  7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Menurut nuryanti (1993), terdapat tiga konsep utama dalam komponen desa

  wisata yaitu :

  1. Akomodasi Sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan unit-unit berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.

  2. Atraksi Seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipan aktif seperti kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik. Dan yang ketiga adalah keindahan alam, keunikan dan kelangkaan.

  3. Keindahan alam, keunikan dan kelangkaan desa wisata itu sendiri.

  Desa wisata dapat digolongkan menjadi Subjek dan Objek. Sebagai obyek artinya desa tersebut merupakan tujuan kegiatan pariwisata sedangkan sebagai subyek adalah sebagai penyelenggara, apa yang dihasilkan oleh desa akan dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung dan peran aktif masyarakat sangat menentukan kelangsungannya (Soebagyo, 1991 dalam Raharjana, 2005).

7.3.2 Pariwisata Perkotaan

  Klingner (2006: 1) mendefinisikan pariwisata perkotaan secara sederhana sebagai sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain. Inskeep (1991:163) menjelaskan secara sederhana bahwa wisata perkotaan adalah bentuk yang sangat umum dari kegitan pariwisata yang berada di kota besar dimana pariwisata mungkin adalah kegiatan yang penting namun bukan sebagai kegiatan utama di daerah Klingner (2006: 1) mendefinisikan pariwisata perkotaan secara sederhana sebagai sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain. Inskeep (1991:163) menjelaskan secara sederhana bahwa wisata perkotaan adalah bentuk yang sangat umum dari kegitan pariwisata yang berada di kota besar dimana pariwisata mungkin adalah kegiatan yang penting namun bukan sebagai kegiatan utama di daerah

  

7.4 Latihan

  1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok untuk mencari contoh wisata pedesaan dan wisata perkotaan di Indonesia.

  2. Buatlah poster untuk mempromosikan wisata yang sudah dipilih.

  3. Lakukanlah presentasi dari poster yang sudah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge.

  2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, E. Bruner, eds. Pp 205-223. International Sociology Association. London: SAGE.

  3. Ferraro, Gary. 2008. Cultural Anthropology: An Applied Perspective 5 th Edition. United States: Thomson-Wadsworth

  4. Nash, Dennison. 2007. The Study of Tourism. Anthropological and Sociological Beginnings. Amsterdam, The Netherland. Elsevier

Modul 8: Ilmu Sosiologi

8.1 Tujuan

  Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa memahami pengertian Sosiologi.

  2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dan ruang lingkup sosiologi.

8.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

8.3 Dasar Teori

8.3.1 Sosiologi

  Selo Sumardjan dan Seolaeman Soemardi mengemukakan definisi sosiologi di dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi yang menyatakan bahwa sosiologi sebagai ilmu masyarakat mempelajari tentang struktur sosial yakni keseluruhan jalinan sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, kelompok- kelompok dan lapisan-lapisan sosial. Sosiologi juga mempelajari proses sosial yaitu pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Sementara menurut Pitirim Sorokin mendefinisikan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain. Koenjtaraningrat mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh rasa identitas bersama, yaitu kebudayaan. Jadi, sekumpulan orang yang terjadi hanya sebentar dan tidak terikat oleh adat, mereka belum bisa disebut masyarakat. Contohnya kerumunan orang saat konser bukanlah masyarakat.

  Sosiologi membahas fakta sosial sebagai cara berpikir dan bertindak di masyarakat, tindakan sosial yang dilakukan dengan dorongan dari orang lain, khayalan sosiologis yaitu cara memahami masyarakat, dan realitas sosial yaitu membuka realitas yang terjadi di masyarakat oleh para ahli sosiologi.

8.3.2 Konsep-Konsep Sosiologi

  Konsep-konsep dasar sosiologi dibagi menjadi 9, yaitu:

  1. Interaksi sosial: interaksi ini baik sedikit atau pun sering intensitasnya, selalu dialami oleh tiap individu dan selalu terjadi di masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi dengan makhluk sosial lainya.

  2. Sosialisasi: proses penanaman nilai dan pembelajaran norma sosial dalam rangka pengembangan individu.

  3. Kelompok sosial: kumpulan manusia paling tidak terdiri atas dua orang, namun biasanya lebih dari itu akan membentuk kelompok sosial, diikat oleh nilai dan norma yang sama, serta memiliki rasa persatuan.

  4. Perlapisan sosial: Lapisan sosial yang ada di kelompok masyarakat, dapat dikategorikan seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan dibedakan seperti lapisan atas, menengah, dan rendah.

  5. Proses sosial: proses sosial ini dialami oleh semua lapisan masyarakat, proses sosial ini tidak akan pernah berhenti. Masyarakat, cepat atau lambat akan beranjak dari tingkat terbelakang ke tingkat berkembang.

  6. Perubahan sosial: perubahan sosial ini mengarah kepada kemajuan dan masyarakat tersebut mengalami proses modernisasi. Contohnya terjadi perubahan status dari lapisan bawah, ke lapisan tengah, bahkan sampai lapisan atas karena membaiknya tingkat pendidikan.

  7. Mobilisasi sosial: mobilitas sosial disini dapat di bedakan menjadi dua,yaitu yang pertama mobilitas vertikal dan yang kedua mobilitas horisontal.

  8. Modernisasi: proses dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tersebut menyebabkan terjadinya kemajuan yang positif.

  9. Patologi sosial: dalam kehidupan sosial terdapat hal-hal yang diangga[ sebagai penyakit masyarakat seperti kejahatan, pengangguran, pelacuran, gelandangan dan masih banyak lagi. Penyakit-penyakit masyarakat tersebut dikonsepkan sebagai pantologi sosial.

8.4 Latihan

  1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai pengertian sosiologi, konsep- konsep sosiologi, dan ruang lingkup sosiologi.

  2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

  3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

  2. Sunarto, Kamanto (ed). 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : LPFEUI

Modul 9: Manusia dan Masyarakat

9.1 Tujuan

  Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sebuah kebudayaan dalam masyarakat.

9.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

9.3 Dasar Teori

9.3.1 Masyarakat

  Koenjtaraningrat mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh rasa identitas bersama, yaitu kebudayaan. Jadi, sekumpulan orang yang terjadi hanya sebentar dan tidak terikat oleh adat, mereka belum bisa disebut masyarakat. Contohnya kerumunan orang saat konser bukanlah masyarakat.

  Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mempunyai kriteria seperti manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang, bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menciptakan manusia baru, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia, sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan, dan merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain.

9.3.2 Masyarakat dan Kebudayaan

  Masyarakat dan kebudayaan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Kebudayaan bisa muncul, berlanjut, dan berkembang karena adanya masyarakat. Kebudayaan juga bisa berbentuk karena ada masyarakat yang menjalankan kebudayaan tersebut. Masyarakat pun bisa terus eksis karena adanya kebudayaan yang Masyarakat dan kebudayaan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Kebudayaan bisa muncul, berlanjut, dan berkembang karena adanya masyarakat. Kebudayaan juga bisa berbentuk karena ada masyarakat yang menjalankan kebudayaan tersebut. Masyarakat pun bisa terus eksis karena adanya kebudayaan yang

  Keberadaan kebudayaan dalam kehidupan manusia adalah fungsional dalam struktur-struktur kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup sebagai manusia. Yaitu sebagai kategori-kategori atau golongan-golongan yang ada di dalam lingkungannya. Yaitu kategori yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sebagai manusia. Kebutuhan hidup yaitu, kebutuhan biologis (makan, minum, istirahat, seksual, dsb), kebutuhan sosial (komunikasi, pendidikan, kontrol sosial), dan kebutuhan adab dan sosial (integrasi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial).

9.4 Latihan

  1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai pengaruh sebuah kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.

  2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

  3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

  2. Sunarto, Kamanto (ed). 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : LPFEUI

Modul 10: Dinamika Masyarakat

10.1 Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

  1. Mahasiswa dapat menjelaskan adaptasi yang dilakukan masyarakat dalam perubahan sosial akibat kegiatan pariwisata.

10.2 Alat Bahan

  1. White Board (papan tulis)

  2. Penghapus papan tulis

  3. Spidol

  4. LCD (In Focus)

  5. Laptop

10.3 Dasar Teori

10.3.1 Perubahan Sosial

  Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga masyarakat dalam suatu masyarakat yang akan mempengaruhi sistem sosialnya seperti nilai, norma, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat terjadi karena perubahan kondisi geografi, perubahan kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Perubahan ini akan mempengaruhi keseimbangan sosial yang telah ada, beberapa perubahan akan memberikan pengaruh yang besar, sedangkan beberapa perubahan lainnya hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap keseimbangan sosial tersebut.

  Menurut Emile Durkheim perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor- faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. Sementara menurut Raja perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi suatu sistem sosial. Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial antara lain:

  1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

Dokumen yang terkait

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22