Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1 Wonosobo T2 942009064 BAB IV
Bab 4
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Profil Sistem Informasi Manajemen Sekolah di SMK N 1 Wonosobo Sebelum Pengembangan.
4.1.1 Sejarah Singkat SMK N 1 Wonosobo
SMK Negeri 1 Wonosobo berdiri pada tahun 1966 yang diprakarsai oleh Drs. Darojat Bupati KDH Tingkat II Wonosobo dengan guru-guru Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Wonosobo antara lain Subiyanto, Sudarto, Sugiyatno, Sudadi dan Nakiyo.
Berdasarkan Surat Keputusan Kanwil Propinsi
Jawa Tengah melalui Bidang Nomor: IDPE
IDPE/288/II-B/66 tanggal 28 September 1966
disahkan sebagai SMEA Persiapan Negeri Wonosobo. Setelah 2 tahun berdiri terbit Keputusan Menteri
Pendidikan dan Pengajaran RI Nomor
112/UU/KK3/1968 tanggal 26 Maret 1968 resmi menjadi SMEA Negeri Wonosobo terhitung sejak tanggal 1 Januari 1968 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 34103079001.
Pada awal berdiri SMEA Wonosobo menempati SD Negeri 1, SD Negeri IV, SMP Negeri 1 dan Pendopo Kecamatan Wonosobo. Barulah pada tahun 1973 bisa menempati gedung sendiri, tepatnya di Jl Sindoro No. 9
(2)
sebelah timur alun-alun Wonosobo sampai tahun 1992, sekarang Gedung Adipura Kencana.
Pada tahun 1992 menempati gedung baru yang merupakan bantuan pembangunan unit gedung baru lengkap dengan fasilitas pemelajaran dari pemerintah melalui Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan dana
Proyek Vocational Educatioan II (VOCED II).
Dengan berlakunya Kurikulum 1994 dan UU No. 2 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional serta Kepmendikbud, mulai tahun 1997/1998 SMEA Negeri Wonosobo berubah nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan kelompok bisnis dan manajemen yang disingkat menjadi SMK Negeri 1 Wonosobo. Seiring dengan perubahan kebijakan di lingkungan pendidikan kejuruan, SMK Negeri 1 Wonosobo mulai tahun pembelajaran 2004/2005 menambah bidang keahlian baru teknologi informasi dan komunikasi (komputer).
4.1.2 Visi dan Misi
4.1.2.1 Visi SMK N 1 Wonosobo
Visi merupakan pandangan jauh ke depan ke mana SMK Negeri 1 Wonosobo akan dibawa atau gambaran masa depan apa yang diinginkan agar terjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. Dalam rangka menuju SMK yang berstandar nasional dan internasional, SMK Negeri 1 Wonosobo mempunyai visi:
(3)
Menghasilkan lulusan kompeten-kompetitif sesuai kebutuhan dunia kerja nasional dan internasional serta siap berwirausaha
4.1.2.2 Misi SMK N 1 Wonosobo
Sedang misi merupakan cara, kegiatan atau
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
mewujudkan visi. Ada 6 tindakan sebagai misi SMK Negeri 1 Wonosobo, yaitu:
a. Membangun sikap adaptip dan inovatif serta
memiliki komitmen yang tinggi terhadap hasil yang dicapai.
b. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dan Unit
Produksi (UP) dalam pengembangan sekolah.
c. Meningkatkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
yang memiliki kompetensi berstandar nasional dan internasional
d. Melaksanakan program diklat dan pengujian serta
sertifikasi kompetensi berstandar nasional dan internasional untuk dapat terjun di dunia kerja.
e. Membangun jiwa wirausaha yang handal dan
berakhlak mulia.
f. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup yang
bermanfaat dan lestari.
4.1.3 Sasaran Mutu SMK N 1 Wonosobo
Sasaran yang ingin dicapai sekolah, yaitu:
(4)
4.1.3.2 Perolehan nilai Ujian Nasional mata diklat: Matematika : ≥ 6,00, lebih atau sama dengan 50% dari peserta
Bhs Indonesia : ≥ 7,00, lebih atau sama dengan 50% dari peserta
Bhs Inggris : ≥ 7,00, lebih atau sama dengan 50% dari peserta
Mata diklat lainnya : ≥ 7,00, lebih atau sama dengan 75% dari peserta
4.1.3.3 Minimal 75% siswa melaksanakan prakerin
pada bidang pekerjaan yang relevan.
4.1.3.4 Minimal 90% siswa memiliki sertifikat
kompetensi yang dikeluarkan Dunia
Usaha/Industri.
4.1.3.5 Prosentase kelulusan dari Asosiasi Profesi
atau Lembaga Sertifikasi Profesi ≥ 5%
4.1.3.6 Daya serap lulusan ke dunia kerja ≥ 30%
4.1.3.7 Meraih prestasi juara 1, 2 atau 3 minimal
20% dari lomba / pertandingan yang diikuti serendah-rendahnya tingkat kabupaten.
4.1.3.8 Pelanggaran tata tertib siswa maksimal 10%
4.1.3.9 Ketidakhadiran siswa maksimal 2%
4.1.3.10 Ketidakhadiran pegawai maksimal 2%
4.1.3.11 Minimal 90 % pelanggan (siswa, orang tua
dan Dunia Usaha/Industri) menyatakan puas terhadap pelayanan sekolah.
(5)
4.1.3.12 Minimal 2 orang guru bahasa Inggris memiliki sertifikat TOEIC/TOEFL dengan skor minimal 600.
4.1.3.13 Minimal 6 guru produktif memiliki sertifikat
kompetensi dari Asosiasi Profesi, Dunia Usaha/Industri atau Lembaga Sertfifkasi yang ditunjuk pemerintah.
4.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 4.1.
Struktur organisasi SMK N 1 Wonosobo Tahun pelajaran 2011/2012
Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab
langsung terhadap bidang-bidang/unit kerja di
bawahnya. Sementara itu, garis koordinasi terhubung antara seluruh bidang/unit kerja yang menunjukkan
(6)
bahwa koordinasi dapat dilakukan antara bidang/unit kerja yang satu dengan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Dari gambar di atas kita dapat menentukan level manajemennya dan menjelaskan input-proses-output yang terjadi dari masing-masing level tersebut. Berikut
klasifikasi level manajemen berdasarkan Job
Description yang ada di SMK N 1 Wonosobo :
a. Manajemen tingkat bawah : ketua kompetensi
keahlian, guru/karyawan.
b. Manajemen tingkat menengah : wakil kepala
sekolah beserta stafnya
c. Manajemen tingkat atas : kepala sekolah.
4.1.5 Identifikasi sistem informasi manajemen sekolah
Di SMK N 1 Wonosobo sebelum pengembangan sistem baru.
Sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo sebelum pengembangan sistem yang baru masih dilakukan secara manual. Seluruh data kegiatan
akademik didokumentasikan dalam bentuk paperbase
dan file-file yang tersebar dalam komputer/laptop bagian kurikulum, wali kelas, bagian ketenagaan dan petugas pembagian kelas yang bertugas ditahun
tersebut. Ketersediaan hardware di beberapa unit kerja
(7)
akademik yang menggunakan software khusus belum tersedia.
Di SMK N 1 Wonosobo pemanfaatan komputer/IT hanya untuk mengolah dan membuat laporan evaluasi hasil belajar siswa, laporan pembagian kelas, laporan data siswa, pembuatan perangkat pembelajaran dan sebagai media pembelajaran. Sedangkan data yang ada
masih disimpan berupa kertas kerja belum
menggunakan basis data dan ketika data tersebut dibutuhkan kadang melakukan dari awal pengolahan
data. Sehingga mengakibatkan informasi yang
dihasilkan tidak lengkap, tidak tersedia saat
dibutuhkan dan mengakses data sulit dilakukan bahkan tingkat keakuratan dari informasi tersebut sangat rendah.
Berdasarkan studi pendahuluan, penyimpanan data
siswa yang masih diberbagai bagian dapat
menyebabkan ketidakakuratan informasi data siswa ketika ada perubahan terhadap data siswa tersebut
sehingga akan menimbulkan redundansi data.
Demikian juga dalam melakukan kegiatan kesiswaan ditemui kesulitan untuk mendapatkan informasi secara cepat mengenai data siswa dan laporan hasil belajar
siswa tersebut serta tidak lengkapnya
informasi/laporan yang dihasilkan. Misalnya informasi mengenai laporan keadaan siswa sering sekali belum
(8)
tersedia atau belum terekapitulasi oleh petugas.
Ketersediaan informasi sangat mempengaruhi level
manajemen untuk melakukan pengambilan keputusan
akademik dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo melibatkan bagian-bagian berikut :
a.Guru Piket
b.Wali kelas
c. Bagian TU
d.Kepala sekolah
Kegiatan akademik di SMK N 1 Wonosobo mempunyai prosedur sebagai berikut :
a. Guru Piket
Memasukkan absensi siswa ke dalam buku piket yang selanjutnya melaporkan hasil rekapitulasi absensi siswa tersebut ke wali kelas masing-masing. Hasil kegiatan guru piket ini untuk keperluan wali kelas dalam pembuatan laporan keadaan siswa dan laporan hasil belajar siswa (rapor) yang dibutuhkan oleh bagian TU dan Kepala Sekolah.
b.Wali Kelas
Melakukan pengumpulan data nilai siswa dari guru mapel, nilai siswa dari kegiatan ektrakurikuler dan nilai kepribadian dari guru PKn dan guru Pendidikan Agama. Wali kelas melakukan input nilai-nilai tersebut
(9)
ke dalam form nilai rapor dengan menggunakan
program Microsoft office excel selain itu juga membuat
rekapitulasi keadaan siswa setiap bulan dari laporan guru piket dan jurnal kelas. Hasil kegiatan wali kelas ini kemudian dilaporkan ke bagian TU dalam bentuk nilai leger siswa dan laporan keadaan siswa dan laporan hasil belajar siswa (rapor) untuk keperluan pengambilan keputusan yang dibutuhkan oleh Kepala Sekolah.
c. Bagian TU
Menerima laporan keadaan siswa per bulan, leger siswa per tahun, kemudian melakukan input data ke dalam buku induk sekolah.
d.Kepala Sekolah
Kepala Sekolah menerima laporan/informasi dari wali kelas yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan akademik dan membantu pengambilan
keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas akademik.
Dari prosedur kegiatan tersebut, sistem informasi manajemen sekolah untuk mendukung pengambilan keputusan sudah berjalan tetapi belum optimal karena
laporan/informasi yang dibutuhkan oleh kepala
sekolah belum dihasilkan secara lengkap dan belum
bisa tersedia secara cepat. Berdasarkan hasil
(10)
siswa perkelas disajikan hanya sebulan sekali, belum menyajikan laporan pertahun dan belum disajikan dalam bentuk grafik.
Hal ini didukung oleh pernyataan Kepala Sekolah:
“ ….laporan tidak bisa didapatkan secara cepat misalkan laporan leger siswa per semester karena laporan untuk kegiatan evaluasi dibuat setahun sekali, itupun dikerjakan secara manual rekapannya jadi lama. Selain itu saya belum bisa optimal memantau keadaan siswa untuk kepentingan supervisi. Sehingga kegiatan evalausi pun menjadi kurang optimal.”
Akibatnya jika informasi yang diperoleh tidak lengkap dan tidak dapat segera diperoleh, maka
kegiatan untuk mengevaluasi akademik menjadi
kurang optimal. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem informasi manajemen sekolah masih berjalan secara manual. Walaupun sudah tersedia komputer
tetapi pemanfaatannya masih sederhana belum
menggunakan DBMS sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh informasi secara cepat.
Salah satu sasaran mutu SMK N 1 Wonosobo adalah puasnya pelanggan terhadap pelayanan sekolah.
Dengan demikian dibutuhkan sistem informasi
manajemen sekolah yang merupakan sekumpulan
prosedur terkomputerisasi yang mengumpulkan
/mengambil, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan
(11)
relevan bagi penggunanya dalam mendukung pengambilan dan kendali keputusan (Kristanto,1996).
4.2 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah Di SMK N 1 Wonosobo
4.2.1 Tahap Analisis
4.2.1.1 Analisis kebutuhan sistem informasi
Sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo sebelum pengembangan sistem yang baru masih dilakukan secara manual. Seluruh data kegiatan
akademik didokumentasikan dalam bentuk paperbase
dan file-file yang tersebar dalam komputer/laptop bagian kurikulum, wali kelas, bagian ketenagaan dan petugas pembagian kelas yang bertugas ditahun
tersebut. Ketersediaan hardware di beberapa unit kerja
sudah tersedia, tetapi untuk pengelolaan data
akademik yang menggunakan software khusus belum
tersedia.
Di SMK N 1 Wonosobo pemanfaatan komputer/IT hanya untuk mengolah dan membuat laporan evaluasi hasil belajar siswa, laporan pembagian kelas, laporan data siswa, pembuatan perangkat pembelajaran dan sebagai media pembelajaran. Sedangkan data yang ada
masih disimpan berupa kertas kerja belum
menggunakan basis data dan ketika data tersebut dibutuhkan kadang melakukan dari awal pengolahan
(12)
dihasilkan tidak lengkap, tidak tersedia saat dibutuhkan dan mengakses data sulit dilakukan bahkan tingkat keakuratan dari informasi tersebut sangat rendah.
Akibatnya jika informasi yang diperoleh tidak lengkap dan tidak dapat segera diperoleh, maka
kegiatan untuk mengevaluasi akademik menjadi
kurang optimal. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem informasi manajemen sekolah masih berjalan secara manual. Walaupun sudah tersedia komputer
tetapi pemanfaatannya masih sederhana belum
menggunakan DBMS sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh informasi secara cepat.
Salah satu sasaran mutu SMK N 1 Wonosobo adalah puasnya pelanggan terhadap pelayanan sekolah.
Dengan demikian dibutuhkan sistem informasi
manajemen sekolah yang merupakan sekumpulan
prosedur terkomputerisasi yang mengumpulkan
/mengambil, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan
relevan bagi penggunanya dalam mendukung
pengambilan dan kendali keputusan (Kristanto,1996).
4.2.1.2 Analisis kebutuhan tenaga pelaksana
Tenaga pelaksana sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo sebanyak 12 orang guru piket bertugas mengumpulkan data absensi siswa dan
(13)
mengolahnya menjadi rekapan absensi siswa, 34 orang wali kelas bertugas mengumpulkan data nilai dan rekapitulasi keadaan siswa, memasukkan ke format leger siswa dan format nilai rapor, mengolah data dan membuat laporan keadaan siswa dan laporan hasil belajar siswa (rapor) yang digunakan oleh kepala sekolah untuk evaluasi akademik dan laporan leger siswa ang akan digunakan oleh bagian untuk mengisi format buku induk sekolah. Gambaran tenaga yang terkait dengan sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Petugas Pelaksana Sistem Informasi Manajemen Sekolah Di SMK N 1 Wonosobo
No Petugas Jenis Tugas Jumlah
1. Guru Piket - Mengumpulkan data
absensi siswa.
- Mengolah data absensi
siswa.
- Membuat laporan yang
dibutuhkan oleh wali kelas.
12 orang
2. Wali kelas - Mengumpulkan data nilai
dan absensi siswa.
- Mengolah data nilai dan
absensi siswa.
- Membuat laporan yang
digunakan oleh bagian TU dan Kepala Sekolah.
34 orang
4.2.1.3 Analisis Kebutuhan Informasi
Jogiyanto (2005), menyatakan bahwa output
(keluaran) adalah produk dari sistem informasi yang dapat dilihat, dapat berupa hasil di media keras (seperti
(14)
kertas) atau hasil di media lunak (berupa tampilan di layar). Output merupakan salah satu elemen sistem setelah dilakukan kegiatan pemrosesan data yang menghasilkan keluaran berupa informasi atau laporan yang dibutuhkan pada sistem informasi manajemen sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara,
kebutuhan-kebutuhan informasi yang berupa laporan untuk mendukung pengambilan keputusan pada tiap level manajemen dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Kebutuhan data dan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan pada tiap level
manajemen
No Pengguna Sistem Kebutuhan Informasi
1. Kepala Sekolah a. Struktur kurikulum
b. Daftar kompetensi keahlian
c. Jumlah rombel
d. Daftar kelas
e. Daftar guru piket
f. Daftar wali kelas
g. Daftar pembagian tugas
mengajar
h. Jadwal pelajaran
i. Laporan keadaan siswa
j. Daftar nilai/leger
k. Daya serap kurikulum
2. Wakil Kepala
Sekolah
a. Data siswa
b. Data guru/karyawan
c. Struktur kurikulum
d. Daftar kompetensi keahlian
e. Jumlah rombel
f. Daftar kelas
g. Daftar guru piket
(15)
No Pengguna Sistem Kebutuhan Informasi
i. Rekapitulasi absensi siswa (s,i,a)
j. Daftar pembagian tugas
mengajar
k. Jadwal pelajaran
l. Daftar penggunaan ruang
praktek
m.Data absensi /jumlah siswa
n. Nilai mata pelajaran ( ulangan
harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester)
o. Analisis nilai ulangan harian
p. Daftar nilai/leger
q. Daya serap kurikulum
3. Bag. Tata Usaha a. Data siswa
b. Data guru/karyawan
c. Jumlah rombel
d. Daftar kelas
e. Daftar wali kelas
f. Jadwal pelajaran
g. Daftar penggunaan ruang
praktek
h. Daftar nilai/leger
i. Laporan keadaan siswa
4. Wali Kelas/Guru
Piket
a. Data siswa
b. Struktur kurikulum
c. Daftar kompetensi keahlian
d. Jumlah rombel
e. Daftar kelas
f. Rekapitulasi absensi siswa (s,i,a)
g. Jadwal pelajaran
h. Daftar penggunaan ruang
praktek
i. Data absensi /jumlah siswa
Kebutuhan user dengan dibangunnya sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai
(16)
bahan pendukung keputusan mulai dari manajemen tingkat atas (Kepala Sekolah), manajemen tingkat menengah (wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan KTU), dan manajemen tingkat bawah (guru yang terdiri dari guru piket dan guru wali kelas). Selain itu informasi juga dibutuhkan oleh pengguna eksternal yaitu siswa, orang tua/ masyarakat, instansi terkait dan dunia usaha/dunia industri. Karena sistem yang saat ini ada belum berbasis komputer, belum mempunyai basis data dan belum ada software khususnya untuk mendukung pengambilan keputusan,
mengakibatkan informasi yang dihasilkan tidak
tersedia dengan cepat dan sering kali kurang lengkap.
4.2.1.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Dalam proses pengembangan sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo ini dibutuhkan beberapa perangkat lunak. Perangkat lunak yang dibutuhkan diantaranya :
a. Sistem Operasi
Pada penelitian ini dipilih Microsoft Windows dengan pertimbangan pengguna (user) sudah bisa menggunakan sistem operasi tersebut. Sistem informasi yang bersifat single user mempunyai keuntungan yaitu bahwa data dan informasi dapat terjamin karena pengguna sistem terbatas pada user akses pada sistem, sehingga selain pengguna sistem tersebut tidak dapat
(17)
mengakses data dan informasi secara bebas. Namun
sistem informasi yang diusulkan ini dapat
dikembangkan menjadi jaringan komunikasi data dengan menggunakan layanan internet berbasis web melalui Local Area Network (LAN).
b. Software (tools)
Beberapa software (tools) yang dapat digunakan untuk membangun sistem informasi antara lain Microsoft Visual Basic (MS VB), Hypertext Preprocessor (PHP), Borland Delphi. Pada penelitian ini, software yang digunakan untuk pemrograman adalah PHP karena (Davis, 1991).
a) PHP merupakan salah satu development tools
untuk membuat sebuah aplikasi. Aplikasi yang
dibuat dengan menggunakan PHP lebih
dikhususkan untuk database.
b) PHP dikategorikan sebagai bahasa pemrograman
yang mudah dimengerti dan berbasis visual.
c) PHP merupakan bahasa pemrograman yang open
source (gratis)
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka
pengembangan sistem informasi manajemen sekolah di
SMK N 1 Wonosobo menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan basisdata menggunakan tools MySQL dengan pertimbangan MySQL adalah salah satu jenis basisdata server yang dapat berperan sebagai client yang open source dengan kemampuan dapat
(18)
berjalan baik di OS (Operating System) maupun dengan Platform Windows (Nugroho, 2005).
4.2.1.5 Analisis kebutuhan perangkat keras
Dalam pengembangan sistem informs manajemen sekolah ini selain membutuhkan perangkat lunak, dibutuhkan juga perangkat keras minimum. Berikut perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan perangkat lunak tersebut, yaitu :
Tabel 4.3 Spesifikasi minimum perangkat keras
Spesifikasi Minimum
Prosesor Pentium IV 2.0 GHz
RAM 512 Mb
Hardisk 20 GB
Resolusi Monitor 1024 x 768
4.2.2 Tahap Perancangan
Dari tahap sebelumnya, maka didapatkan
gambaran umum tentang sistem informasi manajemen yang akan dikembangkan. Tahapan selanutnya dibuat desain atau rancangan sistem informasi manajemen sekolah yang tetap mengacu pada analisis secara umum. Pada tahap ini akan dilakukan perancangan arsitektural, perancangan antarmuka dan perancangan prosedur
4.2.2.1 Perancangan Arsitektural
a. Perancangan Output, Output adalah produk dari sistem informasi yang dapat dilihat, yang terdiri dari tampilan di media keras, misalnya kertas atau hasil
di media lunak, misalnya tampilan di layar video.
(19)
dan external output. Internal output adalah output
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
manajemen. Sedangkan output eksternal adalah
output yang akan didistribusikan kepada pihak lain yang membutuhkan. Berdasarkan observasi dan
wawancara dengan user maka diperoleh kebutuhan
output sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rancangan output sistem informasi manajemen sekolah
No Nama Output Format Output
Media Output
Alat
Output Distribusi
1. Informasi jumlah
rombongan belajar (rombel)
Tabel Kertas Printer - Ketua
Kompetensi Keahlian
- Wakil kepala
sekolah - KTU
- Kepala
sekolah
2. Laporan
rekapitulasi
keadaan siswa
tiap tingkat.
Tabel Kertas Printer - Wali Kelas
- KTU
3. Informasi jumlah
siswa secara
lengkap.
Tabel Kertas Printer - Wali Kelas
- Ketua
Kompetensi Keahlian
- Wakil kepala
sekolah - KTU - WMM
- Kepala
sekolah
4. Laporan
akademik
Tabel Kertas Printer - Guru
- Wali kelas
- Guru piket
- Ketua
Kompetensi Keahlian
(20)
No Nama Output Format Output
Media Output
Alat
Output Distribusi
- Wakil kepala
sekolah - KTU - WMM
- Kepala
sekolah
- Orang
Tua/Siswa
5. Laporan statistik
akademik
Tabel dan grafik
Kertas Printer - Wali kelas
- Wakil kepala
sekolah bag. kurikulum
- Kepala
sekolah b. Perancangan Input, perancangan input bertujuan
memberikan bentuk-bentuk masukan di dokumen
dan di layar ke sistem informasi. Masukan (input)
merupakan langkah awal dimulainya proses
informasi. Bahan mentah informasi adalah data yang terjadi pada transaksi-transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi (Zulkifli,1997). Berdasarkan
tipenya, input seperti juga output dibagi menjadi
internal input dan eksternal input. Internal input
adalah input yang berasal dari dalam organisasi,
sebaliknya eksternal input adalah input yang berasal
dari luar organisasi. Input dari sistem informasi
manajemen sekolah berasal dari internal dan
eksternal SMK N 1 Wonosobo. Rancangan input pada sistem informasi manajemen sekolah yang akan dikembangkan dapat dilihat pada tabel 4.4.
(21)
Tabel 4.4 Rancangan input sistem informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo
No Nama Input Format Input
Alat
Input Petugas
1. Data siswa Form Keyboard Bag. Kurikulum
2. Data
guru/karyawan
Form Keyboard Bag. Kurikulum
(Ketenagaan)
3. Data
matapelajaran
Form Keyboard Bag. Kurikulum
4. Daftar
Kompetensi Keahlian
Form Keyboard Ketua
Kompetensi Keahlian
5. Data
kelas/ruang
teori dan
praktek
Form Keyboard Bag. Kurikulum
(Ketenagaan)
6. Daftar guru
piket
Form Keyboard Bag. Kurikulum
7. Daftar wali kelas Form Keyboard Bag. Kurikulum
8. Daftar
pembagian tugas mengajar
Form Keyboard Bag. Kurikulum
9. Nilai siswa Form Keyboard Guru mapel
Pada tabel 4.4 terdapat 9 (sembilan) data input pada sistem informasi yang baru, sesuai dengan kegiatan akademik. Pada tabel 4.4 juga dapat dilihat,
bahwa input device kesemuanya adalah menggunakan
keyboard. Alat input dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
golongan, yaitu : alat input langsung (online input
device) dan alat input tidak langsung (offline input device). Alat input langsung merupakan alat input yang langsung dihubungkan dengan CPU pada komputer,
misalnya keyboard, mouse atau touchscreen.
Kebalikannya, alat input tidak langsung, merupakan alat input yang tidak langsung dihubungkan dengan
(22)
CPU, misalnya KTC (key to card), KTT (key to tape) dan
KTD (key to disk) (Whitten,2004).
Dengan demikian, pada sistem informasi
manajemen sekolah yang baru ini, seluruh alat input adalah termasuk dalam alat input langsung. Sistem informasi dengan alat input langsung, mempunyai 2 (dua) tahapan proses input, yaitu penangkapan data (data capture), dan pemasukan data (data entry). Penangkapan data adalah proses mencatat kejadian nyata yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi ke dalam dokumen dasar. Sedangkan pemasukan data adalah proses membacakan atau memasukkan data ke dalam komputer.
4.2.2.2 Perancangan antarmuka
Perancangan dialog antar muka merupakan
rancang bangun dari dialog antara pemakai sistem dengan komputer. Dialog ini dapat terdiri dari proses
memasukkan data ke sistem, menampilkan output
informasi kepada pemakai atau dapat keduanya. Salah
satu cara membuat dialog layer komputer adalah
dengan menggunakan menu.
Perancangan dialog antar muka sistem informasi manajemen sekolah ini menggunakan menu karena mudah dipahami dan digunakan oleh pemakai. Menu berisi beberapa alternatif atau pilihan yang disajikan pada pemakai. Salah satu menu yang digunakan untuk
(23)
perancangan dialog antar muka penelitian ini adalah
pull-down menu, yang terdiri dari bar menu yang
menjadi pilihan dan dapat dipilih dengan
menggerakkan kursor ke kiri, kanan, atas dan bawah.
Antar muka yang ditampilkan berupa user login,
attendance dan official website, digital library, information dan live chat.
4.2.2.3 Perancangan Prosedur
Prosedur pengoperasian sistem informasi
manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo dioperasikan oleh seluruh guru dan karyawan SM N 1 Wonosobo yang terdiri dari 12 orang guru piket bertugas mengumpulkan data absensi siswa dan mengolahnya menjadi rekapan absensi siswa, 34 orang wali kelas bertugas mengumpulkan data nilai dan rekapitulasi keadaan siswa, memasukkan ke format leger siswa dan format nilai rapor, mengolah data dan membuat laporan keadaan siswa dan laporan hasil belajar siswa (rapor) yang digunakan oleh kepala sekolah untuk evaluasi akademik dan laporan leger siswa ang akan digunakan oleh bagian untuk mengisi format buku induk sekolah.
Dari gambaran tersebut petugas yang berhubungan
dengan sistem informasi manajemen sekolah
mempunyai tugas rangkap yaitu wali kelas selain
(24)
pemasukkan data hasil pengumpulan ke dalam format
yang telah disediakan, pengolahan data hasil
pengumpulan serta membuat rekapitulasi keadaan siswa. Bahkan wali kelas selain mengolah data juga mempunyai tugas membuat laporan yang dibutuhkan untuk evaluasi akademik.
Kondisi tersebut menjadi beban bagi petugas karena pada waktu tertentu akan menguras waktu dan
mngebaikan tugas utamanya, hal ini dapat
menimbulkan pemasalahan. Didukung oleh adanya kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data untuk keperluan evaluasi akademik yang masih dilaksanakan secara manual belum terotomatisasi, sehingga laporan atau informasi yang dihasilkan belum lengkap dan tidak dapat tersedia dengan cepat. Kondisi tersebut mengakibatkan evaluasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah belum dapat dilakukan dengan optimal. Bagi seorang manajer membutuhkan informasi yang cepat dan lengkap guna pengambilan keputusan yang tepat.
4.2.3 Tahap Pengembangan
Tujuan dari tahap ini adalah membangun
(pemrograman) dan menguji sistem sesuai kebutuhan
dan spesifikasi rancangan, mengimplementasikan
interface antara sistem baru dan sistem yang ada. Uraian dari tiap tujuan dijelaskan sebagai berikut :
(25)
4.2.3.1 Pemrograman
Tahap ini bertujuan untuk mengkonversikan hasil
perancangan logika ke dalam kegiatan operasi
pengkodean dengan menggunakan bahasa
pemrograman sehingga konsep logikal yang sudah dirancang dapat diterjemahkan ke dalam fungsi-fungsi program yang dapat digunakan pemakai dengan mudah dan memastikan bahwa semua fungsi atau modul program dapat dibuat dan dapat berjalan secara benar.
Pada penelitian ini mengingat keterbatasan waktu
program sistem informasi manajemen sekolah
dikerjakan peneliti dibantu oleh seorang programmer yang tergabung dalan tim ICT. Adapun program dibuat berdasar perancangan meliputi :
a. Pembuatan Basis Data
Pada perancangan basisdata dimulai dari
perancangan model menggunakan diagram konteks dan DAD, kemudian dimodelkan dengan ERD sehingga didapatkan tabel-tabel yang selanjutnya dilakukan normalisasi untuk mendapatkan tabel yang bebas
redudansi.6 Tabel basis data dibuat dengan tools-tools
database MySQL dengan komponen row dan columns.
b. Pembuatan Form Masukan
Form masukan dibuat sesuai dengan rancangan
input yang ada dan dibuat langsung dengan bahasa
(26)
dari pembuatan form masukan adalah dari formulir-formulir data maupun laporan yang selama ini telah dipergunakan di SMK N 1 Wonosobo, misalnya form masukan data siswa atau nilai ulangan, form absensi siswa.
c. Pembuatan output
Laporan atau output, dibuat berdasarkan hasil
wawancara dengan responden dimana dapat diketahui
kebutuhan manajemen terhadap informasi yang
dibutuhkan untuk mendukung fungsi manajerial khususnya dalam rangka pengambilan keputusan. Kebutuhan manajemen terhadap informasi berbeda-beda. Laporan ini dibuat dengan merealisasikan masing-masing tabel yang terdapat pada basis data.
4.2.3.2 Pembuatan antar muka menu utama (design
dialog)
Desain antar muka merupakan rancang bangun dari percakapan antara pemakai sistem dengan komputer. Percakapan ini dapat terdiri dari proses memasukkan
data ke sistem, menampilkan output informasi kepada
user atau keduanya.
Antar muka menu utama dibuat sesuai dengan
urutan-urutan proses yang telah dirancang.
Persyaratan dalam merancang menu dialog antar muka
adalah pemakai sistem (user) harus selalu mengerti apa
(27)
Artinya sistem harus menyediakan instruksi-instruksi apa yang harus dikerjakan oleh pemakai sistem.
4.2.4 Tahap Pengujian
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem, verifikasi dan validasi sistem, revisi dan review sistem, implementasi sistem, analisis hasil dan penilaian terhadap aspek informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen sekolah. Langkah-langkah tersebut adalah :
4.2.4.1 Pengujian perangkat lunak.
Pengujian perangkat lunak ini menggunakan
metode pengujian Black Box. Pengujian Black Box
berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak yang dibuat. Pengujian sistem informasi manajemen
sekolah berikut menggunakan data uji berupa
pengolahan data, pengolahan proses dan pengolahan laporan serta informasi kelengkapannya.
Tabel 4.5 Rencana pengujian perangkat lunak sistem informasi manajemen sekolah.
Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian
Login Pengecekan user name dan password yang sudah ada
Black Box Pengisian
data
Pengisian Data siswa, Data guru/karyawan, Data mata pelajaran, Daftar Kompetensi Keahlian, Data kelas/ruang teori dan praktek, Daftar guru piket, Daftar wali kelas, Daftar pembagian tugas mengajar, Nilai siswa
Black Box
(28)
Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian laporan guru/karyawan, Daftar guru
piket Rekap absensi guru/karyawan, Laporan keadaan siswa, Catatan keterlambatan siswa, Jadwal mengajar, Jadwal pemakaian ruang, Data ulangan harian (UH), Analisis ulangan, Nilai matapelajaran, Daftar nilai/leger, Nilai rapor siswa, dan Arsip nilai rapor siswa
4.2.4.2 Verifikasi dan Validasi Sistem
Dalam melakukan verifikasi dan validasi system, tentu saja ada objek yang harus diuji dimana setelah itu akan didapat hasil dari verifikasi dan validasi system tersebut.
(29)
a. Validasi login
Validasi login sebagai berikut : Tabel 4.6 Validasi login
Verifikasi dan Validasi Sistem (data normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Username: Holistic Password: Holistic
Klik tombol login
Menampilkan Menu Utama
Menu Utama Tampil
Diterima
Verifikasi dan Validasi Sistem (data salah)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Username: Holistic Password: Salah
Klik tombol login
Menampilkan pesan peringatan
Peringatan pesan muncul
(30)
b. Validasi pengisian data
Validasi pengisian data sebagai berikut : Tabel 4.7 Validasi pengisian data
Verifikasi dan Validasi Sistem (data normal)
Data Masukan Yang
Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Penambahan data
Data masuk ke dalam database
Data masuk ke dalam database
Diterima
Penyimpanan data
Data baru disimpan ke dalam database
Data masuk ke dalam database
Diterima
Perubahan data Data dapat diubah hingga data lama dapat dirubah menjadi data yang baru
Data pada database berubah
Diterima
Penghapusan data
Data dapat dihapus pada database Data terhapus pada database Diterim a
Pencarian data Data yang dicari dapat ditemukan berdasarkan kata kunci
Data terhapus
Diterim a
Verifikasi dan Validasi Sistem (data salah)
Data Masukan Yang
Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Pencarian data berdasarkan kata kunci jika tidak sesuai dengan data yang telah ada.
Muncul pesan bahwa data tidak ditemukan
Pesan muncul
(31)
c. Validasi pengujian laporan
Validasi pengujian laporan sebagai berikut : Tabel 4.8 Validasi pengujian laporan
Verifikasi dan Validasi Sistem (data normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Pilih Laporan Muncul laporan Laporan muncul
Diterima
4.2.4.3 Revisi dan Review Sistem
Berdasarkan hasil verifikasi dan validasi sistem
dengan kasus Black box dapat ditarik kesimpulan bahwa
perangkat lunak dapat mengetahui fungsi – fungsi yang
tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan
dalam struktur data atau akses database eksternal,
kesalahan kinerja, inisialisasi, kesalahan terminasi dan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan sehingga system informasi manajemen sekolah ini layak untuk di implementasikan di sekolah sebagai sarana untuk pengambilan keputusan pada tiap level manajemen.
4.2.4.4 Implementasi
Setelah sistem informasi manajemen sekolah ini dikatakan layak berdasarkan validasi oleh ahli dan telah diadakan perbaikan, maka tahap selanjutnya yaitu tahap implementasi. Implementasi dari system ini diujicobaan kepada para guru dan karyawan SMK N 1 Wonosobo. Tahapan impelementasi sistem informasi
(32)
manajemen sekolah di SMK N 1 wonosobo diuraikan sebagai berikut :
a. Implementasi Sistem
Implementasi sistem dilakukan dengan
mensosialisasikan sistem informasi manajemen sekolah dalam bentuk pelatihan bagi guru dan karyawan. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari yang diikuti oleh 12 orang sebagai guru piket, 34 orang sebagai wali kelas, 10 orang sebagai wakil kepala sekolah dan staffnya. 6 orang sebagai ketua kompetensi keahlian dan 5 karyawan sebagai administrasi perkantoran. Pelaksanaan waktu diklat pada siang hari setelah jam pembelajaran selesai.
Dalam implementasi ini setiap guru mencoba login sesuai dengan username masing-masing dan mencoba semua menu yang ada dalam sistem tersebut. Berikut ini adalah hasil sistem informasi manajemen sekolah untuk mendukung pengambilan keputusan pada tiap level manajemen :
(33)
a) Halaman Utama
Gambar 4.2 Tampilan halaman utama sistem informasi manajemen sekolah
Halaman utama merupakan tampilan yang pertama kali dilihat oleh pengguna. Pada halaman utama terdapat enam menu berupa link untuk
mengakses halaman lain meliputi : user login,
attendance dan official website, digital library, information dan live chat. Selain itu juga dihalaman ini ditampilkan informasi mengenai tanggapan maupun kritik serta masukan dari para pengguna.
b) Halaman user login
(34)
Halaman user login merupakan tampilan dimana pengguna yang mempunyai akses tertentu bisa
melakukan inputing, editing, printing dan
sebagainya.
c) Halaman Attendance
Gambar 4.4. halaman attendance
Halaman attendance merupakan menu untuk
absensi siswa dengan menggunakan barcode yang ada
di kartu pelajar.
d) Halaman Official Website
(35)
Halaman ini akan menuju link ke website SMK N 1 Wonosobo
e) Halaman Information
Gambar 4.6. halaman information Halaman ini memuat profil dari SMK N 1 Wonosobo.
b. Uji Coba Sistem
Tujuan dari uji coba sistem adalah untuk mengetes apakah sistem yang dibuat bebas dari kesalahan-kesalahan (Jogiyanto,2005). Responden yang terlibat dalam uji coba sistem informasi manajemen sekolah ini adalah Kepala Sekolah, KTU, Wakil kepala sekolah bag. kurikulum, guru (guru piket dan wali kelas).
Uji coba sistem yang dilakukan untuk mengetahui apakah sistem informasi manajemen sekolah dapat mendukung pengambilan keputusan pada tiap level manajemen di SMK N 1 Wonosobo.
(36)
a) Uji coba kemudahan mendapat informasi
Uji coba dilakukan dengan mengobservasi
penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan kemudahan dalam mendapat data maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru. Untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata-rata
pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list
dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.9
Rata rata skor uji coba aksesbilitas Kemudahan mendapatkan informasi
(aksesbilitas)
Rerata Pre Test
Rerata post Test 1. Data dan informasi akademik mudah
diakses dibagian anda karena terhubung dengan jaringan.
2,6 3,4 2. Data dan informasi akademik mudah
diakses dibagian anda karena tersedianya basis data.
2,67 3,53 3. Tersedia arsip data dan laporan 2,25 3,5 4. Laporan mudah disiapkan dan disajikan
dari dokumen yang telah tersimpan. 2,75 3,5 5. Data dan informasi mudah dicari jika
dibutuhkan. 2,25 3,25
Rata-rata tertimbang 2,51 3,44
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk kemudahan mendapatkan informasi sebelum pengembangan sistem 2,51 dan sesudah pengembangan sistem 3,44, berdasarkan nilai tersebut
dapat disimpulkan, kemudahan mendapatkan
(37)
dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih rata-rata tertimbang adalah 0,93.
b) Uji coba konsistensi informasi
Uji coba dilakukan dengan mengobservasi
penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan konsistensi data maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru. Untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata rata pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10
Rata rata skor uji coba konsistensi Informasi
Konsistensi informasi Rerata Pre
Test
Rerata post Test 1. Terdapat data yang konsisten
terhadap form masukan / input. 3,25 4,75 2. Terdapat data yang konsisten
pada rekapitulasi pengolahan data.
3,25 4,75 3. Dilakukan penyajikan data atau
informasi dengan grafik. 3 3 4. Informasi yang dihasilkan dari
pengolahan data mudah dipahami dan tidak mengandung arti yang lain.
3,25 3,75 5. Informasi yang dihasilkan dari
pengolahan data dapat digunakan dalam pengambilan keputusan tiap level manajemen
3,25 3,75
Rata-rata Tertimbang 3,20 3,80
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk konsistensi informasi sebelum
(38)
pengembangan sistem 3,80, berdasarkan nilai tersebut
dapat disimpulkan bahwa konsistensi informasi
sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum
pengembangan sistem dengan selisih rata-rata
tertimbang adalah 0,60.
c) Uji ketepatan waktu
Uji ini dilakukan dengan mengobservasi penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan ketepatan waktu mendapat data maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata-rata pada skor
jawaban yang diisikan pada daftar check list dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11
Rata rata skor uji coba ketepatan waktu
Ketepatan waktu Rerata
Pre Test
Rerata post Test 1. Tepat waktu dalam menginput /
mengumpulkan data 3 3,25
2. Tepat waktu dalam mengolah dan
memproses data 2,75 3
3. Tepat waktu dalam penyajian / pelaporan
informasi 2,5 3,25
4. Tersedia laporan bagi pemakai tepat
waktu saat dibutuhkan 2,5 3
Rata-rata Tertimbang 2,69 3,13
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk ketepatan waktu mendapatkan data maupun informasi sebelum pengembangan sistem 2,69 dan sesudah pengembangan sistem 3,13, berdasarkan
(39)
nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih rata-rata tertimbang adalah 0,44.
d) Uji relevansi informasi
Uji relevansi ini dilakukan dengan mengobservasi penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan ketepatan waktu mendapat data maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata rata pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.12
Rata rata skor uji coba relevansi informasi Relevansi informasi
Rerata Pre Test
Rerata post Test 1. Informasi yang dihasilkan berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawab tiap level manajemen.
2,87 3,47 2. Informasi yang dihasilkan bermanfaat bagi
pihak penerima/ pengguna. 3,4 3,4 3. Informasi yang dihasilkan sudah sesuai
dengan kebutuhan program sekolah 2,73 3,34 4. Informasi yang dihasilkan dapat membantu
pemecahan suatu permasalahan dalam menentukan putusan pada tiap level manajemen.
2,73 3,13 5. Output sistem informasi dapat mendukung
pengambilan keputusan bagi tiap level manajemen.
2,4 3,34
(40)
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata
tertimbang untuk relevansi informasi sebelum
pengembangan sistem 2,83 dan sesudah
pengembangan sistem 3,34, berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum
pengembangan sistem dengan selisih rata-rata
tertimbang adalah 0,52
e) Uji coba keakuratan informasi
Uji coba dilakukan dengan mengobservasi
penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan ketepatan waktu mendapat data maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru Untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata rata
pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list
dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.13
Rata rata skor uji coba keakuratan informasi
Keakuratan informasi Rerata
Pre Test
Rerata post Test 1. Data akademik yang diperoleh masih
terdapat kesalahan. 2,06 3,34
2. Informasi akademik yang dihasilkan
masih terdapat kesalahan. 2,13 2,73 3. Data maupun informasi akademik yang
dihasilkan telah dapat dipercaya sehingga tidak menyesatkan bagi pihak penerima.
2,6 3,27
(41)
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk keakuratan informasi sebelum
pengembangan sistem 2,27 dan sesudah
pengembangan sistem 3,13, berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum
pengembangan sistem dengan selisih rata-rata
tertimbang adalah 0,86.
f) Uji coba kelengkapan informasi
Uji coba dilakukan dengan mengobservasi
penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan kelengkapan informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata-rata pada skor jawaban yang
diisikan pada daftar check list dengan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.14
Rata rata skor uji kelengkapan informasi
Keakuratan informasi Rerata
Pre Test
Rerata post Test 1. Data akademik yang ada memuat
semua data yang dibutuhkan. 2,56 2,99 2. Informasi akademik yang dihasilkan
sudah memuat semua laporan yang dibutuhkan.
2,45 3,26
Rata-rata Tertimbang 2,51 3,13
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk kelengkapan informasi sebelum
(42)
pengembangan sistem 3,13, berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum
pengembangan sistem dengan selisih rata-rata
tertimbang adalah 0,61.
4.3 Evaluasi Penilaian Kualitas Informasi
Evaluasi penilaian kualitas informasi pada
penelitian dilakukan untuk mengukur hasil kualitas informasi sistem dari sistem lama dan sistem baru.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan check
list. Berdasarkan hasil tersebut, hasilnya
dikelompokkan dan dievaluasi dengan menghitung rata-rata tertimbang.
Tabel 4.15 Hasil rekapitulasi pengukuran kualitas informasi sebelum dan sesudah pengembangan sistem
informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo
Kriteria penilaian
Sebelum pengembangan sistem informasi manajemen sekolah
Sesudah pengembangan sistem informasi manajemen sekolah
Selisih Rata-rata tertimbang Komponen
yang dinilai
Rata-rata tertimbang
Komponen yang dinilai
Rata-rata tertimbang
Aksesibilitas 5 2,51 5 3,44 0,93
Konsistensi 5 3,20 5 3,80 0,60
Ketepatan Waktu 4 2,69 4 3,13 0,44
Relevansi 5 2,83 5 3,34 0,52
Keakuratan 3 2,27 3 3,13 0,86
Kelengkapan 2 2,51 2 3,13 0,61
Rata-rata
(43)
Uji perbedaan antara sistem lama dan sistem baru dilakukan untuk masing-masing observasi, uji tanda dihitung dengan SPSS for windows 11.5. Data yang digunakan untuk uji tanda adalah rata-rata tertimbang.
Tabel 4.16 Hasil analisis dengan uji tanda
Dari hasil evaluasi penilaian kualitas informasi didapatkan bahwa pengembangan sistem informasi manajemen sekolah telah mampu mengatasi masalah kualitas informasi berupa aksesibilitas, konsistensi,
ketepatan waktu, relevansi, keakuratan dan
kelangkapan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tertimbang secara keseluruhan sebelum pengembangan sistem 2,6650 dan setelah pengembangan sistem adalah 3,5917, dengan nilai t = -6,488. Kualitas informasinya juga mempunyai perbedaan yang cukup signifikan yang terbukti dari hasil uji statistik Sign Test dengan nilai probabilitas 0,001 (p<0,05), yang artinya ada perbedaan
(44)
kualitas informasi antar sistem yang lama dengan sistem Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kualitas informasi yang dihasilkan setelah pengembangan sistem.
(1)
nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih rata-rata tertimbang adalah 0,44.
d) Uji relevansi informasi
Uji relevansi ini dilakukan dengan mengobservasi penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan ketepatan waktu mendapat data maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata rata pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.12
Rata rata skor uji coba relevansi informasi Relevansi informasi
Rerata Pre Test
Rerata post Test 1. Informasi yang dihasilkan berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawab tiap level manajemen.
2,87 3,47 2. Informasi yang dihasilkan bermanfaat bagi
pihak penerima/ pengguna. 3,4 3,4 3. Informasi yang dihasilkan sudah sesuai
dengan kebutuhan program sekolah 2,73 3,34 4. Informasi yang dihasilkan dapat membantu
pemecahan suatu permasalahan dalam menentukan putusan pada tiap level manajemen.
2,73 3,13 5. Output sistem informasi dapat mendukung
pengambilan keputusan bagi tiap level manajemen.
2,4 3,34
(2)
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk relevansi informasi sebelum
pengembangan sistem 2,83 dan sesudah
pengembangan sistem 3,34, berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih rata-rata tertimbang adalah 0,52
e) Uji coba keakuratan informasi
Uji coba dilakukan dengan mengobservasi penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan ketepatan waktu mendapat data maupun informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru Untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata rata pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list
dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.13
Rata rata skor uji coba keakuratan informasi
Keakuratan informasi Rerata
Pre Test
Rerata post Test
1. Data akademik yang diperoleh masih
terdapat kesalahan. 2,06 3,34
2. Informasi akademik yang dihasilkan
masih terdapat kesalahan. 2,13 2,73 3. Data maupun informasi akademik yang
dihasilkan telah dapat dipercaya sehingga tidak menyesatkan bagi pihak penerima.
2,6 3,27
(3)
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk keakuratan informasi sebelum
pengembangan sistem 2,27 dan sesudah
pengembangan sistem 3,13, berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih rata-rata tertimbang adalah 0,86.
f) Uji coba kelengkapan informasi
Uji coba dilakukan dengan mengobservasi penerimaan responder terhadap sistem yang baru, membandingkan kelengkapan informasi yang berkaitan dengan sistem yang lama dan sistem yang baru untuk menilai hal tersebut, dilakukan penilaian dengan menggunakan rata-rata pada skor jawaban yang diisikan pada daftar check list dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.14
Rata rata skor uji kelengkapan informasi
Keakuratan informasi Rerata
Pre Test
Rerata post Test
1. Data akademik yang ada memuat
semua data yang dibutuhkan. 2,56 2,99 2. Informasi akademik yang dihasilkan
sudah memuat semua laporan yang dibutuhkan.
2,45 3,26
Rata-rata Tertimbang 2,51 3,13
Hasil diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertimbang untuk kelengkapan informasi sebelum
(4)
pengembangan sistem 3,13, berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan informasi sesudah pengembangan sistem lebih baik dari sebelum pengembangan sistem dengan selisih rata-rata tertimbang adalah 0,61.
4.3 Evaluasi Penilaian Kualitas Informasi
Evaluasi penilaian kualitas informasi pada penelitian dilakukan untuk mengukur hasil kualitas informasi sistem dari sistem lama dan sistem baru. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan check list. Berdasarkan hasil tersebut, hasilnya dikelompokkan dan dievaluasi dengan menghitung rata-rata tertimbang.
Tabel 4.15 Hasil rekapitulasi pengukuran kualitas informasi sebelum dan sesudah pengembangan sistem
informasi manajemen sekolah di SMK N 1 Wonosobo
Kriteria penilaian
Sebelum pengembangan sistem informasi manajemen sekolah
Sesudah pengembangan sistem informasi manajemen sekolah
Selisih Rata-rata tertimbang Komponen
yang dinilai
Rata-rata tertimbang
Komponen yang dinilai
Rata-rata tertimbang
Aksesibilitas 5 2,51 5 3,44 0,93
Konsistensi 5 3,20 5 3,80 0,60
Ketepatan Waktu 4 2,69 4 3,13 0,44
Relevansi 5 2,83 5 3,34 0,52
Keakuratan 3 2,27 3 3,13 0,86
Kelengkapan 2 2,51 2 3,13 0,61
Rata-rata
(5)
Uji perbedaan antara sistem lama dan sistem baru dilakukan untuk masing-masing observasi, uji tanda dihitung dengan SPSS for windows 11.5. Data yang digunakan untuk uji tanda adalah rata-rata tertimbang.
Tabel 4.16 Hasil analisis dengan uji tanda
Dari hasil evaluasi penilaian kualitas informasi didapatkan bahwa pengembangan sistem informasi manajemen sekolah telah mampu mengatasi masalah kualitas informasi berupa aksesibilitas, konsistensi, ketepatan waktu, relevansi, keakuratan dan kelangkapan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tertimbang secara keseluruhan sebelum pengembangan sistem 2,6650 dan setelah pengembangan sistem adalah 3,5917, dengan nilai t = -6,488. Kualitas informasinya juga mempunyai perbedaan yang cukup signifikan yang terbukti dari hasil uji statistik Sign Test dengan nilai probabilitas 0,001 (p<0,05), yang artinya ada perbedaan
(6)
kualitas informasi antar sistem yang lama dengan sistem Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kualitas informasi yang dihasilkan setelah pengembangan sistem.