Corak faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al Jihad Surabaya.

(1)

CORAK FAHAM TEOLOGI ISLAM SANTRI DI PONDOK

PESANTREN MAHASISWA AL-JIHAD SURABAYA

Skripsi:

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Oleh:

MIFTAKHUL KHOIRIYAH

E01213041

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

iii

ABSTRAK

Khoiriyah, Miftakhul. 2017. Corak Faham Teologi Islam Santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya, Aqidah dan Filsafat Islam. Drs. Tasmuji, M. Ag

Skripsi ini berjudul “Corak Faham Teologi Islam Santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.” Dalam skripsi ini, rumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana corak faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya dan konsistensi faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya. Hal itu perlu dikaji mengingat pentingnya penguatan teologi dalam Islam. Hampir dipastikan seluruh ajaran pondok pesantren mewajibkan santri-santrinya mendalami teologi Islam agar keyakinan-keyakinan mereka tidak mudah terumbang-ambing oleh peredaran zaman, ilmu tauhid yang diajarkan dan yang dikenal individu pada umumnya ialah ilmu tauhid menurut faham asy’ariyah sehingga timbullah kesan di kalangan sementara umat Islam Indonesia, bahwa inilah satu-satunya teologi yang ada dalam Islam padahal ada beberapa faham dalam teologi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, kajian literatur dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan perspektif teologi dan teknik penyajian data berupa deskriptif dan naratif.

Di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya ada 3 corak faham teologi yaitu Jabariyah, Asy’ariyah dan Mu’tazilah. Jika dilihat dari latar belakang sosio-keagamaan, santri al-Jihad sebagian cenderung tidak konsistensi dengan satu faham melainkan mereka mencampuradukkan faham dalam aspek tertentu. Dari apa yang dibicarakan dengan pengaplikasiannya itu juga berbeda.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

DAFTAR ISI

Sampul Depan ... ... i

Sampul Dalam ... ii

Abstrak ... iii

Persetujuan Pembimbing ... iv

Pengesahan ... v

Pernyataan Keaslian ... vi

Motto ... vii

Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan ... 6

D.Kegunaan ... 6

E. Landasan Teoritik ... 7

F. Studi Terdahulu ... 11

G.Telaah Pustaka ... 11

H.Metode Penelitian ... 13

1. Jenis Penelitian ... 13


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

3. Teknik Analisis Data ... 17

I. Sistematika Pembahasan ... 18

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

A.Pengertian Teologi ... 19

B.Aliran-aliran dalam Teologi Islam ... 20

C.Perbandingan Antar Aliran ... 31

BAB III PONDOK PESANTREN MAHASISWA AL-JIHAD SURABAYA 48 A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya 48 B. Penyajian Data ... 61

1. Profil K.H. Moch. Imam Chambali ... 61

2. Pengalaman Religius K.H. Moch. Imam Chambali ... 64

3. Santri Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya ... 68

4. Corak Teologi Santri al-Jihad Surabaya ... 71

BAB IV ANALISA DATA ... 81

A. Corak Faham Teologi Santri al-Jihad Surabaya oleh Harun nasution ... 81

B. Konsistensi faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya ... 86


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

BAB V PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama rahmatan lil alamin dan mengajarkan tauhid sebagai

fundamen. Keyakinan akan ke-Esaan Tuhan berwujud dalam konsepsi Iman, Islam dan Ihsan. Teologi sebagai sesuatu yang mendasar bagi sebuah agama tidak terkecuali harus dibangun sesuai dengan prinsip berpikir yang benar sehingga dapat diterima oleh masyarakat modern dan tidak ditinggalkan karena bertentangan dengan rasio.1

Sejarah mencatat bahwa diantara sekian banyak disiplin ilmu yang tumbuh dan berkembang dalam Islam yang melingkupi tiga aspek yaitu tauhid, fiqh dan tasawuf yang menjadi polemik dikalangan para ulama. Dari ketiga aspek itu yang menimbulkan berbagai aliran dalam Islam.2 Harun Nasution menyatakan bahwa corak teologi Islam ada tiga yakni teologi yang bersifat liberal, ada yang bersifat tradisional dan ada pula yang mempunyai sifat antara liberal dan tradisional. Hal ini mungkin ada hikmahnya. Bagi orang yang bersifat tradisional mungkin lebih sesuai dengan jiwanya teologi tradisional, sedangkan orang yang bersifat liberal dalam fahamnya lebih dapat menerima ajaran-ajaran teologi liberal. Dalam Islam dikenal berbagai aliran teologi seperti Khawarij, Murji’ah, Qadariah, Jabariah,

1 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Faham dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), 9.

2 Chumadi Syarif Romas, Wacana Teologi Islam Kontemporer, cet 1 (Yogyakarta, Tiara Wacana, 2000), 40.


(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Mu’tazilah, Asy’ariah, Maturidiah, Bazdawiyah, Syiah dan lain-lain. Diantara sekian banyak aliran teologi ada yang masih eksis dalam kehidupan anak manusia dan ada pula yang sudah hilang dan tinggal nama dalam sejarah.3

Teologi Khawarij, Murjiah, Jabariah, Asyariah, dan Bazdawiyah dapat dikategorikan sebagai teologi tradisional karena berpegang pada tradisi-tradisi lama dan kurang memberikan ruang gerak dan penghargaan terhadap potensi akal, ketidakbebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan, kebebasan berpikir yang diikat banyak dogma, ketidakpercayaan terhadap sunnatullah atau kausalitas, terikat kepada makna harfiah dalam memberi interpretasi ayat-ayat al-Qur’an dan hadits serta statis dalam bersikap dan berpikir yang membawa manusia kepada sikap fatalistis.

Qadariah dan Mu’tazilah dapat dikategorikan sebagai aliran teologi Islam bercorak liberal karena sangat tinggi memberikan penghargaan terhadap potensi akal, kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan, kebebasan berpikir hanya dibatasi ajaran-ajaran dasar dalam al-Qur’an dan hadis yang sedikit sekali jumlahnya, percaya kepada sunnatullah atau kausalitas, mengambil arti metamorfosis dari teks wahyu dan dinamis dalam bersikap dan berpikir. Sedangkan Maturidiah dan Syiah dapat dikategorikan sebagai teologi islam bercorak integral karena menggabungkan sifatnya mengambil jalan tengah, yaitu mengintegrasikan teologi tradisional dan rasional.4

3Ibid., 43. 4Ibid., 5.


(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Dalam soal fatalisme dan free will, umpamanya orang yang bersifat liberal tidak dapat menerima faham fatalisme. Baginya free will yang terdapat dalam teologi liberal lebih sesuai dengan jiwanya. Kedua corak teologi ini, liberal dan tradisional tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran dasar Islam. Dengan demikian, orang yang memilih mana saja dari aliran-aliran itu sebagai teologi yang dianutnya, tidaklah pula menyebabkan ia menjadi keluar dari Islam.5

Dalam kajian teologi diketahui bahwa pemahaman teologis mengalami perkembangan dari masa ke masa. Sebagai ilustrasi, sebelum kemunculan

Asy’ariyah (al-Ash‘ariyyah),6 terdapat faham Jabariyah (al-Jabriyyah) yang sangat ekstrim meyakini bahwa manusia tidak mempunyai kekuatan apapun dalam melakukan suatu perbuatan. Manusia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. Sementara di lain pihak terdapat faham Qadariyah (al-Qadariyyah) yang mengatakan bahwa manusia sendiri yang melakukan perbuatan atas kehendak dan kekuasaannya sendiri.

Sejalan dengan pandangan Qadariyah ini adalah Mu’tazilah, suatu aliran

teologi yang rasional. Mu’tazilah menyatakan bahwa manusia mempunyai

kebebasan dalam melakukan perbuatannya. Di antara kedua faham yang kontradiktif itu, yaitu Jabariyah dan Qadariyah atau Mu’tazilah, lalu muncul faham Maturidiyah (al-Maturidiyyah) dan Asy’ariyah yang berusaha mencari jalan tengah

5 Harun nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran, sejarah Analisa dan Perbandingan (Jakarta: UI Press, 1986), x.

6 M. Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atai Historisitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 112.


(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

di antara keduanya. Menurut al-Asy’ari, manusia memang tidak sanggup menciptakan suatu perbuatan, tapi ia sanggup melakukan kasb (usaha).7

Teologi Islam yang mengacu pada ajaran ilmu tauhid juga diajarkan di Pondok-Pondok Pesantren. Salah satu yang menonjol dalam doktrin di pondok pesantren adalah pentingnya penguatan teologi Islam, hampir dipastikan seluruh ajaran pondok pesantren mewajibkan santri-santrinya mendalami teologi Islam yang dalam bahasa pesantrennya adalah tauhid. Tauhid inilah pada akhirnya dapat membentuk keislaman dan keimanan para santri. Corak teologi Islam seseorang sangat dipengaruhi oleh sejauh mana doktrin tauhidnya yang dapat melekat pada keyakinannya.8

Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. 9 Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa. Karakter pesantren biasanya ditentukan oleh kiai. Jadi, katagorisasi pesantren mengacu pada sistem yang digunakan oleh daya pikir kiai di pesantren itu, karena ini akan mempengaruhi doktrin keislaman yang diajarkan.10

Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad adalah Pondok modern yang berada di bawah asuhan K.H. Moch. Imam Chambali dan Hj. Luluk Chumaidah. Dimana

7 Muhammad Abu Zahra, Aliran Politik dan Aqidah Islam, terj. Abd Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib (Jakarta: Logos, 1996), 2.

8 Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1996), 107-108.

9 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 653. 10 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Faham dan Gerakan (Jakarta:


(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dalam pondok ini mencakup santri putra maupun santri putri yang tidak hanya berasal dari Jawa tetapi juga ada beberapa yang berasal dari luar Jawa. Tidak semua santri al-Jihad berasal dari latar belakang pendidikan yang sama yakni ada yang dari MAN, SMA, SMK dan lain-lain. Waktu kuliah mereka juga mengambil jurusan atau prodi entah itu tentang ilmu agama atau ilmu umum yang mempengaruhi keyakinannya. Dari beragam latar belakang pendidikan itu, maka diprediksi beragam pula aliran-aliran yang dianut oleh santri al-Jihad.

Masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan pokok sebagai berikut: corak faham apa yang mendasari faham teologi santri al-Jihad. Apakah mereka seorang rasionalis seperti halnya Mu’tazilah dan Maturidiyah Samarkand atau mereka seorang tradisionalis dengan sistem teologi Asy-ariyah dan Maturidiyah Bukhara? Atau merupakan gabungan dari kedua pola tersebut? Oleh karena itu, asumsi dan klaim yang mengatakan bahwa seluruh santri berpandangan Asy’ariyah tampak menyederhanakan persoalan dan perlu didiskusikan lebih lanjut oleh penulis.

B.Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas, pokok masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana corak faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.

2. Bagaimana konsistensi faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya?


(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

C.Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui corak faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.

2. Mengetahui konsistensi faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.

D.Kegunaan

1. Kegunaan Teoritis

Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi atau rujukan bagi para akademisi dalam rangka pengembangan keilmuan terkait dengan faham teologi santri dalam lingkungan masyarakat beragama di daerah-daerah dan di seluruh Nusantara.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong penelitian lain untuk melakukan studi lanjutan tentang corak faham teologi santri dalam ruang dan waktu yang berbeda. Hal ini dapat menambah perbendaharaan hasil kajian empirik dan memberikan kerangka teori untuk menjelaskan corak teologi yang melibatkan santri al-Jihad Surabaya.

Selain dari pada itu, hasil studi ini betapapun sederhananya, besar kemungkinan akan tetap berguna terutama dalam konteks pengayaan studi dalam bidang teologi. Dan tentu, penelitian ini juga akan membantu memenuhi kebutuhan informasi seputar corak faham teologi Islam santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.


(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi santri dan masyarakat dalam upaya mengetahui corak faham teologi yang ada di lingkungan pesantren. Dengan mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan kuat, yang tidak mudah diumbang-ambing oleh peredaran zaman, ilmu tauhid yang diajarkan dan yang dikenal individu pada umumnya ialah ilmu tauhid menurut aliran Asy’ariyah sehingga timbullah kesan di kalangan sementara umat Islam Indonesia, bahwa inilah satu-satunya teologi yang ada dalam Islam padahal ada beberapa aliran teologi yang ada di dalam teologi.

E.Landasan Teoritik

1. Teologi

Teologi adalah ilmu tentang ketuhanan, berbicara tentang Tuhan dengan segala kemahakuasaan-Nya dan segala sifat-sifatnya sebagai zat yang Maha Tinggi dan seterusnya.11

Banyak penulis yang memandang bahwa teologi bertalian erat dengan agama dan mendefinisikan sebagai uraian yang bersifat pikiran tentang agama (the intellectual expression of religion). Akan tetapi pendapat ini kurang tepat, karena seseorang ahli teologi dapat menjalankan penyelidikannya berdasarkan

11 Sahilun Nasir, Faham Kalam: Sejarah, ajaran dan perkembangannya (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 3.


(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

semangat penyelidikan bebas, tanpa menjadi seorang beragama atau mempunyai pertalian tertentu dengan sesuatu agama. Karena itu lebih tepat kalau dikatakan bahwa teologi dapat bercorak agama dan dapat juga tidak bercorak agama.

Untuk menentukan lapangan dan corak pembahasan, teologi dibubuhi dengan keterangan kualifikasi, seperti teologi filsafat, teologi masa kini, teologi Kristen, teologi Katolik, bahkan dibubuhi dengan kualifikasi lebih terbatas seperti teologi wahyu, teologi polemik, teologi faham, teologi sistematika dan seterusnya.12

2. Faham Teologi

Faham teologi adalah proses, perbuatan, dan cara berpikir dalam hal pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat-sifat Allah, dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan agama serta hubungannya dengan manusia terutama berdasarkan kepada kitab suci).13

3. Teologi Islam

Teologi Islam adalah ilmu yang penting dan kedudukannya memegang peranan utama dalam upaya memperkuat keyakinan seseorang akan kebenaran ajaran Islam, mempertebal semangat keagamaan untuk terus mengkaji dan menelaah berbagai aspek ajaran Islam sehingga seseorang yang melakukan dan membaca kajian tersebut semakin yakin bahwa apa yang diyakininya sudah benar. Sebaliknya, tidak benar jika ada orang yang berkata bahwa kalau

12 Ahmad Hanafi, Theology Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996), 11. 13Ibid., v.


(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

mempelajari ilmu kalam atau tauhid, maka iman atau keyakinan bagi yang mempelajarinya kepada Tuhan semakin tipis, berkurang, bahkan jauh dari itu ada yang sampai tidak melakukan shalat lagi.14

Teologi Islam, dalam khazanah intelektual budaya Islam dikenal dengan ilmu kalam. Karena pengertian kedua istilah tersebut yakni teologi Islam dan ilmu kalam memiliki kesamaan yaitu

a. Sekitar kepercayaan tentang Tuhan dengan segala segi-seginya, yang berarti termasuk di dalamnya soal-soal wujud-Nya, keesaan-Nya dan sifat-sifatNya

b. Pertaliannya dengan alam semesta, yang berarti termasuk di dalamnya, persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan (qadha’ dan

qadar). Pengutusan rasul-rasul juga termasuk di dalam persoalan pertalian Tuhan dengan manusia, yang meliputi juga soal penerimaan wahyu dan berita-berita alam ghaib yang dibawanya, yang terbesar diantaranya ialah soal keakhiratan.

Sudah barang tentu ilmu yang membicarakan persoalan-persoalan tersebut berdasarkan atas prinsip-prinsip Islam, maka ilmu tersebut dinamakan teologi Islam. Sedangkan dalam literatur lain, disebutkan bahwa teologi Islam merupakan pemahaman serta penafsiran terhadap realitas dalam

14 Arsyadiyah, “Faham Teologi Harun Nasution,

http://arsyadiyah.blogspot.co.id/2015/07/01/ faham-teologi-harun-nasution.html/ (Sabtu, 02 Juli 2017, 20.10)


(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

perspektif ketuhanan (wahyu), sehingga lebih merupakan refleksi empiris.15 Hal ini tidak jauh berbeda dengan pandangan Amin Abdullah dalam mengartikan teologi Islam secara luas. Artinya, teologi Islam bukan sekedar menyangkut kajian soal akidah dan konsep-konsep yang masuk dalam wilayah hight tradition saja.

Tetapi menurut Amin Abdullah sebagaimana dikutip oleh Dochak Latief, teologi Islam merupakan pandangan keagamaan Islam yang terinspirasikan oleh ajaran al-Qur’an, baik dari sisi normativitas maupun historisitas dalam memahami keagamaan.16 Sehingga yang dimaksud dengan teologi Islam adalah reorientasi pemahaman keagamaan secara individual maupun kolektif untuk menyingkapi kenyataan-kenyataan yang aktual dan empiris menurut perspektif agama Islam (wahyu).

4. Santri

Orang yang mendalami pengajian dalam agama Islam dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang yang saleh.17

5. Pondok Pesantren Al-Jihad

Suatu lembaga atau yayasan yang diasuh oleh K.H. Imam Chambali yang terletak di Jemursari Surabaya yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk proses belajar agama.

15 Tim Penyusun Studi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam (Surabaya: UINSA Press, 2016), 159.

16 Dochak Latief, “Memahami Realita Ekonomi Umat: Suatu Pendekatan Teologis” dalam teologi industri, ed. Mohammad Thoyibi (Surakarta: Muhamamdiyah University Press, 1995), 170.


(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

F.Studi Terdahulu

Studi terdahulu diperlukan untuk memberikan pemantapan dan penegasan. Kekhasan penelitian ini akan tampak dengan menunjukkan proposal skripsi yang pernah meneliti atau berkaitan dengan Corak Faham Teologi Islam Santri Al-Jihad Surabaya. Misalnya, Wawan Hernawan menulis tentang Corak Pemikiran Teologi K.H. Abdul Halim, 2007. Dimana dalam tulisannya membahas tentang Faham teologi Abdul Halim yang menempatkan akal pada posisi sentral dengan tanpa mengabaikan peranan wahyu, atau pandangannya tentang kebebasan manusia dalam melakukan kemauan dan perbuatannya, dapat difahami, tumbuh atas keprihatinannya terhadap situasi dan kondisi di atas. Dalam kaitan itulah, corak faham teologi Abdul Halim yang mengedepankan dinamika manusia yang tetap secara kokoh memegang dasar-dasar agama, memerlukan pemahaman baru agar dinamika dan kemerdekaan yang ditawarkannya memberikan manfaat yang lebih besar.

Disertasi Abd. Majid tentang Corak Pemikiran Teologi Mahasiswa Aktivis Masjid Kampus, 1997. Penelitian ini lebih bersifat deskriptif yakni mengungkap apakah mahasiswa bercorak teologis rasional (Mu’tazilah), konservatif (Asy’ariyah) dan Jabariyah.

G.Telaah Pustaka

Penulisan skripsi ini tidak akan sempurna tanpa ada referensi dari buku yang menunjang. Misalnya, Muzaki Muhaimin menulis tentang Teologi islam


(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Transformatif Moeslim Abdurrahman dan Relevansinya terhadap Faham Keagamaan di Era Kontemporer, 2013. Dimana Islam transformatif merupakan sebuah pencarian dialogis antara teks dengan konteks yaitu bagaimana agama harus membaca dan memberi jawaban terhadap ketimpangan sosial yang ada sehingga misi Islam sebagai rahmatan lil alamin akan terwujud. Gagasan Islam transformatif lebih dekat dengan tema-tema kontemporer seperti gagasan tentang kemajuan, mendukung demokrasi dan tema tentang kebebasan berfikir.

Dalam jurnal karya Ridwan Lubis tentang melacak akar faham teologi Islam di Indonesia dan Faham Qadariyah serta dan Jabariyah para pelaku pasar pelelangan ikan Bajo di kabupaten Bone, provinsi Sulawesi Selatan. Di antara karya ilmiah yang membahas secara umum permasalahan teologi Islam yaitu buku karya Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Faham dan Gerakan

(Jakarta: Bulan Bintang, 1975). Teologi Islam yang memuat aliran-aliran sejarah perkembangan teologi dari persoalan politik menjadi persoalan agama yang cenderung menggunakan analisa perbandingan dari aliran satu dengan aliran lain.18

Asy-Syarastani, dalam bukunya al-Milal Wa An-Nihal (Aliran-aliran teologi dalam sejarah umat manusia) yang merekam sejarah panjang faham filosof dan teolog yang memberikan wawasan luas mengenai proses dialektika faham tentang Ketuhanan. Faham teologi dalam buku ini selalu dikaitkan dengan teks-teks

al-Qur’an.19

18 Harun Nasution, Teologi Islam (Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan) (Jakarta: UI Press, 2006), 1.


(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Chumadi Syarif Romas, Wacana Teologi Islam Kontemporer, cet 1 (Yogyakarta, Tiara Wacana, 2000), Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran, sejarah Analisa dan Perbandingan (Jakarta: UI Press, 1986), Ghazali Munir, Ilmu Kalam Aliran-Aliran dan Faham Islam (Semarang: Rasail Media Group, 2010). Selanjutnya, jurnal pandangan teologi santri karya M. Ainur Rosyid, Amin Abdullah tentang Studi Agama Normativitas dan Historisitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996). Penelitian dilanjutkan dengan mengemukakan faham-faham santri al-Jihad tentang persoalan-persoalan kalam yang dijadikan objek kajian, sekaligus melakukan komparasi langsung dengan aliran kalam yang ada.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya secara holistik dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan menggunakan berbagai metode ilmiah.20 Selain itu penelitian kualitatif juga memuat prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan perilaku yang dapat diamati.21

2. Teknik Pengumpulan Data

20Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 6


(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, sedangkan data tertulis foto dan statistik adalah data tambahan.22

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap subyek yang akan diteliti meliputi, berbagai rupa kejadian, peristiwa, keadaan, tindakan yang mempola. Observasi tidak hanya dilakukan terhadap fakta-fakta lapangan yang terlihat, tetapi juga yang terdengar.23

Observasi terhadap suatu objek di lapangan harus dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung adalah terjun ke lapangan dengan melibatkan seluruh panca indera. Adapun observasi secara tidak langsung yang berfungsi sebagai alat bantu semata adalah pengamatan

22 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 129.


(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

dengan dibantu melalui media visual/audiovisual, seperti handycam, tape recorder, dan lain-lain.24

Observasi dilakukan terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti, dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.25 Dalam pengamatan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui corak faham teologi Islam santri di lingkungan pesantren mahasiswa khusunya di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu yang melakukan wawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.26 Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.27 Penulis melakukan wawancara dengan lima belas orang (delapan santri putri dan tujuh santri putra). Dari lima belas orang itu ada yang ustadzah (sudah lulus), semester dua, empat, enam dan

24 Untuk pengamatan tidak langsung ini hanya berfungsi sebagai alat bantu karena

observasi yang sesungguhnya adalah pengamatan langsung pada “natural setting”, bukan

setting yang sudah direkayasa. Lihat Satori dan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, 105.

25 Tujuan observasi sendiri adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati. Lihat Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 134.

26 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 186.


(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

delapan. Latar belakang pendidikan mereka juga berbeda-beda, ada yang dari SMK, MAN, SMA, prodi umum dan prodi agama. Kitab-kitab yang dikaji di Pondok juga berpengaruh dengan teologi mereka.

Teknik wawancara ini dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian, yaitu khususnya para santri yang ada di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya dalam rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi. Wawancara ini dilakukan peneliti dengan subjek penelitian yang terkait dengan corak faham teologi Islam santri al-Jihad.

c. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di daerah pondok pesantren atau di tempat lain sekitarnya, yang terkait dengan penelitian tersebut. Analisis dokumentasi ini dimaksudkan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.28

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang tentang pondok pesantren berkaitan dengan corak faham teologi Islam santri al-Jihad. Dokumentasi digunakan untuk mempelajari berbagai sumber dokumentasi terutama yang berada di area pandangan teologis santri di


(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

daerah sekitar Perumahan yakni Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.29

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data kualitatif dengan perspektif teologi. Data disajikan secara deskriptif dan naratif yakni dengan menggambarkan teologi santri dan menjelaskan corak faham teologi Islam santri al-Jihad di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya.

Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan secara bertahap dilapangan dengan memberi kode (koding) dan memisahkan data sesuai dengan coraknya. Tahap berikutnya dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya. Pengolahan data tahap ini bertujuan untuk mengungkapkan sejumlah informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), 240 .


(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab antara lain sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Bagian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian yakni kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, penelitian terdahulu, metodologi dan sistematika pembahasan.

Bab II Landasan Teori. Berisi pembahasan tentang pengertian teologi, aliran-aliran dalam teologi Islam dan perbandingan antar aliran-aliran.

Bab III Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya berisi gambaran umum Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya, profil pengasuh, pengalaman pengasuh dan data tentang pandangan teologi santri al-Jihad.

Bab IV Analisa. Berisi analisa data tentang pandangan teologi santri al-Jihad. Temuan dalam penelitian ini akan dianalisa, sehingga pada bagian ini akan tergambar hal yang sesungguhnya dari obyek penelitian ini.

Bab V Penutup. Penutup berupa kesimpulan berdasarkan atas temuan lapangan. Kemudian diuraikan implikasi teoritik untuk melihat posisi teori berdasarkan temuan penelitian. Karena penelitian ini dibatasi oleh hal-hal yang bersifat akademik atau non-akademik, maka dalam akhir pembahasan ini diungkapkan keterbatasan penelitian.


(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Teologi

Teologi adalah ilmu yang membahas tentang keEsaan Allah, asma (nama- nama), af’al (perbuatan- perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, jaiz, dan sifat wajib, mustahil, jaiz bagi Rasulnya.1

Istilah teologi berasal dari bahasa Inggris, theology. Theology terdiri dari kata theos yang artinya Tuhan dan logos yang berarti ilmu (science, study, discourse). Jadi, teologi berarti ilmu tentang Tuhan atau ilmu Ketuhanan. Sebagaimana dikutip oleh Rozak, William L. Reese I. mendefinisikan teologi sebagai diskursus atau pemikiran tentang Tuhan. Dengan mengutip kata-kata William Ockham, Reese lebih jauh mendefinisikan teologi sebagai disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Sedangkan definisi theology yang diberikan oleh Fergilius Ferm, sebagaimana dikutip oleh Hanafi yaitu The dicipline which concerns God

(or the Divine Reality) and God’s relation to the world” (teologi adalah

pemikiran sistematis yang berhubungan dengan semesta).2

Sesuai dengan makna harfiahnya, teologi adalah ilmu tentang

ketuhanan (“Theos” berarti Tuhan dan “logos” berarti ilmu), berbicara

1 Melani, “Pengertian Teologi”, http://melani.blogspot.co.id/2015/05/05/

pengertian-teologi.html/ (Jum’at, 01 Juli 2017, 19.46)


(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

tentang Tuhan dengan segala kemahakuasaan-Nya dan segala sifat-sifatnya sebagai zat yang Maha Tinggi dan seterusnya. Dengan demikian, dapat dimengerti jika teologi adalah unsur penting dan merupakan dasar-dasar atau pondasi yang membentuk “bangunan” keberagamaan karena tanpa keyakinan teologi yang kuat, maka suatu agama dianggap tidak akan pernah berdiri kokoh. Pembicaraan teologi selalu tersentral pada diri Tuhan sebagai pusat pembahasan dengan segala sifat-sifatnya.3

Teologi merupakan elemen yang sangat fundamental dan esensial bagi sebuah agama. Teologi merupakan pilar utama yang menentukan bagi eksistensi agama. Oleh sebab itulah, teologi menjadi bidang kajian yang telah mentradisi dalam sebuah agama. Dan pada dasarnya, sejarah agama dapat dikatakan juga sebagai sejarah teologi.4

Jadi, secara ringkas teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan kebenaran wahyu ataupun berdasarkan penyelidikan akal murni.

B. Aliran-aliran dalam teologi Islam

Pada umumnya umat Islam Indonesia, apabila dihadapkan dengan masalah aliran, yang terbayang dalam pemikiran mereka hanyalah aliran

yang berhubungan dengan fikih seperti mazhab Syafi’i, Hanafi, Maliki dan

3 Chumadi Syarif Romas, Wacana Teologi Islam Kontemporer, cet 1 (Yogyakarta, Tiara Wacana, 2000), 42.

4 Rumadi, Masyarakat Post Teologi Wajah Baru Agama dan Demokratisasi Indonesia cet ke-1, (Bekasi, PT Gugus Press, 2002), 23.


(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Hambali. Istilah Ahlussunnah Wal Jamaah pun tidak jarang dikembalikan kepada masalah fikhiah pula. Aliran yang berhubungan dengan ilmu tauhid atau akidah relatif kurang dikenal mereka. Padahal aliran dalam ilmu tauhid juga banyak.5

Aliran-aliran teologi penting yang timbul dalam Islam ialah aliran Khawarij, Murjiah, Jabariyah, Mu’tazilah, Asy’ariyah dan Maturidiah. Yang masih ada sampai sekarang adalah aliran-aliran Asy’ariyah dan Maturidiah dan keduanya disebut Ahl Sunnah wa al-Jama’ah. Aliran Maturidiah banyak dianut oleh umat Islam yang bermazhab Hanafi sedang aliran Asy’ariyah pada umumnya dipakai oleh umat Islam Sunni lainnya. Dengan masuknya kembali faham rasionalisme ke dunia Islam, yang kalau dahulu masuknya itu melalui kebudayaan Yunani Klasik akan tetapi sekarang melalui kebudayaan Barat modern, maka ajaran-ajaran Mu’tazilah mulai timbul kembali terutama sekali di kalangan kaum intelegensia Islam yang mendapat pendidikan Barat.6 Umumnya santri banyak berpandangan

Asy’ariah. Tetapi sebagian meski jumlahnya sedikit ada yang berpandangan

sejalan dengan pandangan Mu’tazilah dan Jabariyah. Maka dari itu, disini akan dibahas tiga dari aliran teologi tersebut:

5 Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), 98-99. 6Ibid., 11-12.


(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

1. Mu’tazilah

Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala, artinya menyisihkan

diri. Kaum Mu’tazilah berarti orang-orang yang menyisihkan diri.7 Golongan Mu’tazilah dikenal juga dengan nama-nama lain seperti ahl al-adl yang berarti golongan yang mempertahankan keadilan Tuhan dan ahl al-tawhid wa al-adl yang berarti golongan yang mempertahankan keEsaan murni dan keadilan Tuhan.8

Mu’tazilah merupakan aliran yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa oleh golongan Khawarij dan Murjiah. Dalam

pembahasan teologi, Mu’tazilah banyak memakai akal (ratio), sehingga

mereka dijuluki “kaum rasionalis dalam Islam”. Maksudnya, Mu’tazilah

banyak memakai akal dalam merumuskan keyakinan teologisnya karena itu mereka menjadi rasionalis, tetapi tidak serta merta mengabaikan wahyu. Pihak lawan memberi nama golongan ini dengan al-Qadariyah karena mereka menganut faham free will and free act yakni bahwa manusia itu bebas berkehendak dan bebas berbuat.9 Al-Khayyath, tokoh

Mu’tazilah Baghdad mengemukakan bahwa seseorang tidak dapat disebut Mu’tazilah sebelum ia menerima kelima ajaran pokok. Diantara ajaran-ajaran pokok Mu’tazilah antara lain:

7 Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Posmodernisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), 106.

8Harun Nasution, Teologi Islam dan Aliran-aliran Sejarah, Analisa Perbandingan (Jakarta: UI Press, 1986), 42


(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

a. At-Tauhid

At-tauhid (pengesaan Tuhan) merupakan prinsip utama dan intisari ajaran Mu’tazilah. Sebenarnya, setiap aliran teologis dalam Islam memegang doktrin ini. Namun bagi Mu’tazilah, tauhid memiliki arti yang spesifik. Tuhan harus disucikan dari segala sesuatu yang yang dapat mengurangi arti kemahaEsaan-Nya. Tuhanlah satu-satunya yang Esa, yang unik dan tak ada satupun yang menyamai-Nya. Oleh karena itu, hanya Dia-lah yang qadim. Bila ada yang qadim lebih dari satu, maka telah terjadi ta’addud al-qudama

(berbilangnya dzat yang tak berpermulaan).10

Untuk memurnikan keesaan Tuhan (tanzih), Mu’tazilah menolak konsep Tuhan memiliki sifat-sifat, penggambaran fisik Tuhan (antromorfisme tajassum), dan Tuhan dapat dilihat dengan mata kepala. Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan itu Esa, tak ada satupun yang menyerupai-Nya. Dia maha Melihat, Mendengar, Kuasa, Mengetahui, dan sebagainya. Namun mendengar, kuasa, mengetahui, dan sebagainya itu bukan sifat melainkan dzat-Nya. Menurut mereka, sifat adalah sesuatu yang melekat. Bila sifat Tuhan yang qadim, berarti ada dua yang qadim yaitu dzat dan sifat-Nya.

Washil bin Atha’, seperti dikutip oleh Asy-syarastani mengatakan,

“Siapa yang mengatakan sifat yang qadim berarti telah menduakan

10 Abd Al-Jabbar bin Ahmad, Syarh al-Ushul al-Khamsah (Kairo: Maktab Wahbah, 1965), 196.


(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Tuhan.”11 Ini tidak dapat diterima karena merupakan perbuatan syirik. Apa yang disebut sebagai sifat menurut Mu’tazilah adalah dzat Tuhan itu sendiri.

b. Al-Adl

Ajaran dasar Mu’tazilah yang kedua adalah al-adl, yang berarti Tuhan Maha Adil. Adil ini merupakan sifat yang paling mudah untuk menunjukkan kesempurnaan. Karena Tuhan Maha Sempurna. Dia sudah pasti adil. Ajaran ini bertujuan ingin menempatkan Tuhan benar-benar adil menurut sudut pandang manusia, karena alam semesta ini sesungguhnya diciptakan untuk kepentingan manusia. Tuhan dipandang adil apabila bertindak hanya yang baik ( ash-shalah) dan terbaik (al-ashlah) dan bukan yang tidak baik. Begitu pula Tuhan itu adil bila tidak melanggar janji-Nya. Dengan demikian, Tuhan terikat dengan janji-Nya. Ajaran tentang keadilan Tuhan ini berkaitan erat dengan beberapa hal, antara lain:

1) Perbuatan manusia

Manusia menurut Mu’tazilah melakukan dan menciptakan perbuatannya sendiri, terlepas dari kehendak dan kekuasaan Tuhan. Manusia benar-benar bebas untuk menentukan pilihannya. Tuhan hanya menyuruh dan menghendaki yang baik. Konsep ini memiliki konsekuensi logis dengan keadilan Tuhan


(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

yaitu apapun yang akan diterima manusia di akhirat merupakan balasan perbuatannya di dunia.

2) Berbuat baik dan terbaik

Dalam istilah arabnya, berbuat baik dan terbaik disebut ash-shalah wa al-ashlah. Maksudnya adalah kewajiban Tuhan untuk berbuat baik, bahkan terbaik bagi manusia. Tuhan tidak mungkin jahat dan aniaya karena akan menimbulkan persepsi bahwa Tuhan tidak Maha Sempurna.12 Bahkan menurut an-Nazzam, salah satu tokoh Mu’tazilah, Tuhan tidak dapat berbuat jahat.13 Konsep ini berkaitan dengan kebijaksanaan, kemurahan, dan kepengasihan Tuhan.

3) Mengutus Rasul

Mengutus Rasul kepada manusia merupakan kewajiban Tuhan. 14

c. Al-Wa’d wa al-Wa’id

Ajaran ketiga ini sangat erat hubungannya dengan ajaran kedua di atas. Al-Wa’d wa al-Wa’id berarti janji dan ancaman. Tuhan yang Maha Adil dan Maha Bijaksana tidak akan melanggar janji-Nya dan Perbuatan Tuhan terikat dan dibatasi oleh janji-Nya sendiri. Ini sesuai dengan prinsip keadilan. Ajaran ketiga ini tidak memberi peluang bagi Tuhan, selain menunaikan janji-Nya yaitu memberi

12 Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), 84. 13 Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal (Beirut: Dar al Fikr, 1968), 54. 14 Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), 84.


(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

pahala orang yang taat dan menyiksa orang yang berbuat maksiat. Ajaran ini nampaknya bertujuan mendorong manusia berbuat baik dan tidak melakukan perbuatan dosa.

d. Al-Manzilah bain al-Manzilatain

Inilah ajaran yang mula-mula menyebabkan lahirnya faham

Mu’tazilah. Ajaran ini terkenal dengan status orang beriman (mukmin) yang melakukan dosa besar. Menurut pendapat

Mu’tazilah orang Islam yang mengerjakan dosa besar yang sampai matinya belum taubat, orang itu dihukumi tidak kafir dan tidak pula mukmin tetapi diantara keduanya. Mereka itu dinamakan orang fasiq. Jadi, mereka ditempatkan di suatu tempat diantara keduanya.15

e. Al-Amr bi al-Ma’ruf wa An-Nahy an Munkar

Ajaran dasar yang kelima adalah menyuruh kebajikan dan melarang kemungkaran (Al-Amr bi al-Ma’ruf wa An-Nahy an Munkar). Ajaran ini menekankan keberpihakan kepada kebenaran dan kebaikan. Ini merupakan konsekuensi logis dari keimanan seseorang. Pengakuan keimanan harus dibuktikan dengan perbuatan baik diantaranya dengan menyuruh orang berbuat baik dan mencegahnya dari kejahatan.16 Perbedaan Mu’tazilah dengan mazhab lain mengenai ajaran kelima ini terletak pada tatanan pelaksanaannya. Menurut Mu’tazilah, jika memang diperlukan,

15 Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal (Beirut: Dar al Fikr, 1968), 48.

16 Abd Al-Jabbar bin Ahmad, Syarh al-Ushul al-Khamsah (Kairo: Maktab Wahbah, 1965), 142-143.


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

89

5.

Kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-cita

yang luhur

6.

Ukuran dan urutannya

7.

Tawakal

8.

Waktu belajar ilmu

9.

Saling mengasihi dan saling menasehati

10.Mencari tambahan ilmu pengetahuan

11.B

ersikap wara’ ketika menuntut ilmu

12.Hal-hal

yang

dapat

menguatkan

hapalan

dan

yang

melemahkannya

13.Hal-hal yang mempermudah datangnya rizki, hal-hal yang dapat

memperpanjang, dan mengurangi umur.

Jadi, dalam pondok al-Jihad sebagian santri ada yang konsisten

dengan satu faham dan ada yang tidak konsisten dengan satu faham.

ketidak konsistenan dari santri dipengaruhi oleh kitab yang dikaji di

Pondok misalnya kitab Taklimul Muta’allim

kurang difahami

padahal itu adalah hal yang sangat penting, ketidakpercayaan pada

jatidiri individu masing-masing dan kurangnya penguatan teologi

Islam.


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

90

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari penelitian dan analisis tersebut, penulis berkesimpulan bahwa:

1.

Corak berpikir teologi mahasiswa di Pondok Pesantren Mahasiswa

al-Jihad Surabaya cenderung kepada tiga corak teologi menurut Harun

Nasution yakni Liberal (Mu’tazilah), Tradisional (Asy’ariyah dan

Jabariyah) dan campuran (antara liberal dan tradisional).

2.

Sebagian besar teologi santri al-Jihad yang berada dalam kaum

mayoritas

Asy’ariyah

(

Ahlussunnah wal Jamaah

) tidak semua berfaham

Ahlussunnah wal Jamaah

tetapi mereka tidak konsisten dengan satu

faham dan cenderung mencampuradukkan faham. Dari apa yang

dibicarakan dengan pengaplikasiannya itu juga berbeda. Dalam

aspek-aspek tertentu yang membuat mereka tidak konsistensi dengan satu

faham itu dikarenakan latar belakang sosio-keagamaan.

B. Saran

Karya ini adalah hasil buah tangan penulis yang masih sangat kurang

ilmu pengetahuan, dan penulis juga sangat menyadari bahwa dalam

penulisan karya ini masih menyisahkan banyak kesalahan dan kekurangan.

Oleh karena itu, sebagai penulis saya mohon kerendahan hati dari para

pembaca untuk memaklumi kekurangannya dan diharapkan kesediaannya


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

91

untuk memberikan kritik yang bersifat konstruktif untuk menjadi bahan

evaluasi bagi penulis agar di kemudian hari dapat menulis dengan lebih

sempurna.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdullah, Amin,

Studi Agama Normativitas atai Historisitas

. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996.

Abdurrahman,

Perbandingan Mazhab

. Bandung: CV Sinar Baru, 1991.

Abu Zahra, Muhammad

, Aliran Politik dan Aqidah Islam,

terj. Abd Rahman Dahlan

dan Ahmad Qarib. Jakarta: Logos, 1996.

Afifuddin, dkk.,

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Anwar, Rosihon, dkk.,

Ilmu Kalam

(Bandung, Pustaka Setia, 2012

Asmuni, Yusran,

Ilmu Tauhid

. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996

Al-Juwaini,

Peletak Dasar Teologi Rasional Dalam Islam

. Jakarta: Erlangga, 2002.

Departeman Agama RI,

Al-

qur’an dan Terjemahnya.

Jakarta : Yayasan

Penyelenggara Penterjemah Qur’an

, 1971 .

Hanafi, Ahmad,

Teologi Islam

. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Huberman, Miles,

Analisis Data Kwalitatif

, terj. Tjetjep Rohadi. Jakarta: UI Press,

1997.

Junus, Mahmud,

Tarjamah al-

Qur’an al

-Karim

. Bandung: PT. Al-Ma’arif 1989.

Lubis, Ridwan,

Harmoni. Jurnal Multikultural dan Multireligius

. Vol 14 No 2

(Mei- Agustus 2015).

Madjid, Nurcholis,

Bilik-Bilik Pesantren.

Jakarta, Paramadina:1997.

Madkour, Ibrahim,

Aliran dan Teori Filsafat Islam

, terj. Yudian Wahyudi Asmin,

Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Moleong, Lexi,

Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi

. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Munir, Ghazali,

Ilmu Kalam Aliran-Aliran dan Pemikiran Islam

. Semarang: Rasail

Media Group, 2010.

Nashir, Haedar

, Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern

. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1997.

Nasir, Sahilun,

Pengantar Ilmu Kalam

. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996.

Nasution, Harun,

Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan

.

Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Nasution, Harun,

Kedudukan Akal Dalam Islam

. Jakarta: Idayu, 1982.

Nasution, Harun,

Falsafah dan Mistisme Dalam Islam

. Jakarta: Bulan Bintang,

1987.

Nasution, Harun,

Teologi Islam: Aliran-aliran, sejarah Analisa dan Perbandingan

.

Jakarta: UI Press, 1986.

Nasution, Harun,

Muhammad Abduh dan

teologi rasional Mu’tazilah

. Jakarta: UI

Press, 1987.

Nasution, Harun,

Teologi Islam Rasional

. Jakarta: Ciputat Pers, 2001.

Nata, Abuddin

, Akhlak Tasawuf

. Jakarta: Rajagrafindo, 1996.

Poerwadarminta,

Kamus Umum Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai Pustaka, 1991.

Qadir,

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam

. Jakarta: Yayasan Obor, 1991.

Romas, Chumadi Syarif,

Wacana Teologi Islam Kontemporer

, cet 1 (Yogyakarta,

Tiara Wacana, 2000Rumadi,

Renungan Santri dari Jihad Hingga Kritik

Wacana Agama

. Jakarta: Erlangga, 2009.


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Saleh, Fauzan

, Teologi Pembaruan, Pergeseran Wacana Islam Sunni di Indonesia

Abad XX.

Jakarta: PT Serambi, 2004.

Sudarto,

Metodologi Penelitian Filsafat

. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Sugiono,

Memahami Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta, 2005.

Syamsudin, Din,

Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani

. Ciputat:

Logos, 2002.

Al-Syahrastani,

al-Milal wa al-Nihal

. Beirut: Dar al Fikr, 1968.

Syarif Romas, Chumadi

, Wacana Teologi Islam Kontemporer

. Yogyakarta, Tiara

Wacana, 2000.

Taib, Abd.Mu’in Thahir,

Ilmu Kalam

. Jakarta : Penerbit Widjaya, 1986.

Tholchah Hasan, Muhammad,

Dinamika Kehidupan Religius

. Jakarta: PT

Listafariska Putra, 2004.

Internet:

Melani,

Pengertian

Teologi

”,

http://melani.blogspot.co.id/2015/05/05/

pengertian-teologi.html

/ (Jum’at, 01 Juli 2017, 19.46)

Arsyadiyah,

Pemikiran

Teologi

Harun

Nasution

”,

http://arsyadiyah.blogspot.co.id/2015/07/01/pemikiran-teologi-harun-nasution.html/ (Sabtu, 02 Juli 2017, 20.10)

Kantor

Pelayanan

Perbendaharaan

Negara,

“Info

regional”,

http://kppnsurabaya2.org/2017/07/21/info-regional. Html/ (Minggu, 23 Juli 2017,

23.00)