PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA : STUDI KASUS PADA MAHASISWA ANGKATAN 2012 PRODI MANAJEMEN DAKWAH DI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

(1)

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KELUARGA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

(StudiKasusPadaMahasiswaAngkatan 2012 Prodi ManajemenDakwah di

FakultasDakwahdanKomunikasi UIN SunanAmpel Surabaya)

SKRIPSI

DiajukanKepadaUniversitas Islam NegeriSunanAmpel Surabaya UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanDalamMemperoleh

GelarSarjanaSosial Islam (Sos.I)

Oleh :

WAHYU NUR CAHYANI NIM:B04211036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

WahyuNurCahyani, NIM. B04211036, 2016.Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga

Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel

Surabaya). Skripsi Program StudiManajemenDakwahFakultasDakwah UIN SunanAmpel

Surabaya.

Kata kunci :Motivasi, LingkunganKeluarga, MinatBerwirausaha

Latarbelakangdarijuduliniialahbahwa perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan lulusan yang mampu mengisi lapangan kerja. Berwirausaha merupakan pilihan yang tepat dan logis, sebab selain peluang lebih besar untuk berhasil, hal ini sesuai dengan program pemerintah dalam percepatan penciptaan pengusaha kecil dan menengah yang kuat dan bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Motivasi diperlukan untuk mendorong seorang mahasiswa untuk

mempunyai minat dalam berwirausahaselainmotivasilingkungankeluargajugabisamempengaruhimahasiswauntukberwiraus

aha.Masalah yang telah diteliti dalam skripsi initerdiridari (a) Bagaimana pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa secara parsial?, (b) Adakah pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa secara simultan?, (c) Variable apa yang paling berpengaruh antara Motivasi dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa?.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan perhitungan stastistik.Sedangkan jenis penelitianya adalah asosiatif, karena dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang pengaruh antara variabel X1 (motivasi) dan variabel X2 (lingkungan keluarga) terhadap variabel Y (minat berwirausaha).Jumlah populasi dari mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjumlah 77 mahasiswa.Sampel yang diambil peneliti menurut tabel penentuan yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael adalah dengan jumlah populasi 77 mahasiswa berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi adalah 65 mahasiswa dengan taraf kesalahan 5%.

Dari hasilpenelitianini di temukanhasil (1) secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha para mahasiswa.Artinya, semakin tinggi motivasi dan lingkungan keluarganya, maka semakin tinggi pula minat berwirausaha para mahasiwa secara sendiri – sendiri. (2) secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha para mahasiswa. Artinya, semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh mahasiswa dan semakin baik lingkungan keluarganya, maka semakin tinggi pula minat berwirausaha para mahasiswa. (3) variabel motivasi lebih besar korelasi atau hubungannya terhadap minat berwirausaha


(6)

DAFTAR ISI

JUDUL …... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO …….. ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... vi

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. TujuanPenelitian... 8

D. ManfaatPenelitian ... 8

E. DefinisiOperasional ... 9

F. SistematikaPembahasan ... 11

BAB II :KERANGKA TEORITIK A. PenelitianTerdahulu yang Relevan ... 14

B. KerangkaTeori... 17

a. Motivasi ... 17

1. PengertianMotivasi ... 17

2. Macam-macamMotivasi ... 22

3. Faktor-faktor yang MempengaruhiMotivasi ... 24

b. LingkunganKeluarga ... 29

1. PengertianLingkungan ... 29

2. PengertianKeluarga ... 29

3. PengertianLingkunganKeluarga ... 30

c. MinatBerwirausaha ... 35

1. PengertianMinat ... 35

2. PengertianKewirausahaan ... 36

3. PengertianMinatBerwirausaha... 38

C. HubunganMotivasidanLingkunganKeluargaTerhadapMinatBerwirausaha Mahasiswa... 41

D. HubunganMotivasidanLingkunganKeluargaTerhadapMinatBerwirausaha MahasiswaDalamPerspektif Islam ... 43

E. ParadigmaPenelitian ... 46

F. HipotesisPenelitian ... 47 BAB III :METODE PENELITIAN


(7)

A. PendekatandanJenisPenelitian ... 49

B. LokasiPenelitian... 49

C. Populasi, Sampel, danTaknik Sampling ... 50

D. Variable danIndikatorPenelitian ... 51

E. Tahap-tahapPenelitian ... 53

F. TeknikPengumpulan Data ... 55

G. TeknikValiditasInstrumenPenelitian ... 58

H. TeknikAnalisa Data... 60

BAB IV :HASIL PENELITIAN A. GambaranUmumObjekPenelitian ... 66

1. VisidanMisi Program StudiManajemenDakwah UIN SunanAmpel Surabaya ... 66

2. Tujuan Program StudiManajemenDakwah UIN SunanAmpel Surabaya ... 66

3. Profil Program StudiManajemenDakwah UIN SunanAmpel Surabaya ... 67

B. Penyajian Data ... 70

1. UjiValiditas Data Instrumen ... 70

2. KarakteristikResponden ... 77

3. KarakteristikJawabanResponden ... 80

4. PengujianVariabelMotivasi, LingkunganKeluarga danMinatBerwirausaha ... 83

C. PengujianHipotesis ... 86

1. Pengujian Pengaruh Antara Motivasi dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Secara Simultan . 86 2. PengujianPengaruh Antara Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha ... 94

3. PengujianPengaruh Antara Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ... 96

D. PembahasanHasilPenelitian ... 98

BAB V :PENUTUP A. Kesimpulan ... 107

B. Saran danRekomendasi ... 108

C. KeterbatasanPenelitian ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN- LAMPIRAN


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia kerja makin menjadi sulit sementara masyarakat yang membutuhkan kerja terus meningkat. Adanya pengangguran dalam anggota keluarga merupakan masalah bagi anggota keluarga lain karena mereka terpaksa menanggung beban hidup anggota keluarga yang menganggur. Secara luas, ini juga berarti pengangguran yang disebabkan ketiadaan lapangan pekerjaan akhirnya menjadi tanggungan masyarakat juga.Pengangguran ini bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan.1

Disisi lain ada orang yang memiliki kreatifitas sehingga mampu menangkap peluang bisnis dan berani mengusahakan sampai bisnis yang diimpikannya itu dapat terwujud. Proses yang dimulai dari menemukan ide, kemudian mengembangkan ide tersebut dalam alam nyata dan menjalankan bisninya sendiri adalah proses yang dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dan orang yang memiliki jiwa wirausaha adalah orang yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat digunakan sebagai modal dalam memulai bisnis baru selain dana yang dimilikinya. Fenomena ini merupakan keuntungan bagi dunia bisnis, karena mampu menambah input komoditi yang diperdagangkan serta pelaku bisnis yang terampil serta cakap dalam bidangnya masing-masing.2

1

Rano Aditia Putra, “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang)”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, hal: 2

2

Gugup Kismono, 2008, Bisnis Pengantar, (Yogyakarta: BPFE), hal: 140-142.


(9)

Perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan lulusan yang mampu mengisi lapangan kerja. Berwirausaha merupakan pilihan yang tepat dan logis, sebab selain peluang lebih besar untuk berhasil, hal ini sesuai dengan program pemerintah dalam percepatan penciptaan pengusaha kecil dan menengah yang kuat dan bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi.3Motivasi diperlukan untuk mendorong seorang mahasiswa untuk mempunyai minat dalam berwirausaha.

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapanya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.4Sudah dijelaskan didalam Al-Qur’an untuk seseorang melakukan sesuatu perbuatan yang mendorong dirinya sendiri.

مْﻮ ﷲ دارأ اذإو ْ ﮭ ْ ﺄ ﺎ اوﺮ ﻐ ٮﺘ مْﻮ ﺎ ﺮ ﻐ ﷲ نإ ﷲ ﺮْ أ ْ ﮫ ﻮﻈ ْ ﮫ ْ ﺧ ْ و ﮫْ ﺪ ْ ْ تﺎ ﻌ ﮫ لاو ْ ﮫ ود ْ ْ ﮭ ﺎ و ﮫ دﺮ اءﻮ

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

3

Komsi Koranti, 2013, Analisis Pengaruh Faktor Esternal dan Internal Terhadap Minat Berwirausaha, Jurnal Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559, Jurusan manajemen Fakultas ekonomi Universitas Gunadarma.

4

Moh. Uzer Usman, 1998, Menjadi Guru Profesional, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung), hal. 28-29


(10)

sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(QS: Ar-Ra’d Ayat: 11).5

Tafsir Jalalain memberikan penafsiran ayat ini, (Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran) para malaikat-malaikat yang bertugas menguntitnya (dimuka) dihadapannya (dan dibelakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganya atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan makhluk-makhluk lainnya (Sesungguhnya Allah tidak akan menggubah keadaan suatu kaum) artinya dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga mereka menggubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik dengan melekukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan azab (maka tak ada yang dapat menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut, juga dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain dia) selain Allah sendiri (seorang penolong pun) yang dapat mencegah datangnya azab Allah terhadap mereka.6

Selain motivasi untuk diri sendiri, lingkungan keluarga juga bisa mendorong seseorang untuk berwirausaha.Lingkungan keluarga menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi yang berfungsi dalam pembentukan kepribadian sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk keagamaan. Pengalaman hidup bersama didalam lingkungan keluarga akan memberi andil yang besar bagi pembentukan kepribadian anak. Apakah anak akan berkepribadian kuat dan menghargai diri pribadinya atau menjadi

5

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemah, Surat Ar-Ra’d Ayat: 11.

6

Imam Jalaludi Al-Mahalli dan Imam Jalaludin As-Suyuti, 2011, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 1, (Sinar Baru Algensindo: Bandung), hal: 941.


(11)

anak yang berkepribadian lemah tergantung dari latar belakang pengalamannya dilingkungan keluarga.7

Pada masa sekarang seorang wirausaha dapat dikatakan sebagai pahlawan ekonomi.Wirausaha mampu mengikis kemiskinan dan pengangguran yang menjadi masalah krusial di Negara ini. Dengan kemampuannya melihat peluang bisnis, seorang wirausaha mampu mengubah sumber daya yang tidak dilirik dan diperhitungkan orang lain menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis bagi dirinya, keluarga dan masyarakat sekitar. Wirausaha memiliki semangat pantang menyerah.Kegagalan merupakan sukses yang tertunda bagi seorang wirausaha sukses.Bagi seseorang yang memiliki spirit kewirausahaan tinggi, 1001 jenis peluang berwirausaha terbuka bagi dirinya. Nilai ibadah bagi seorang wirausaha adalah keinginannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain (job creator), dibandingkan hanya menjadi pegawai di suatu perusahaan atau instansi pemerintah (Job Seeker). Dalam dunia kewirausahaan, ada juga seorang yang bekerja sebagai karyawan, namun tidak puas dengan gaji yang diterima setiap bulannya, berusaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan jalan membuka usaha.Orang-orang yang memilih wirausaha sebagai pilihan hidup turut membantu pemerintah membangun perekonomian sosial.8Di dalam A-Qur’an sudah dijelaskan untuk kita melakukan usaha dan perdangangan.

7

Syamsul Kurniawan, 2013, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya Secara Terpadu di Lingkungan keluarga, sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Depok: AR-RUZZ MEDIA), hal: 65

8

Ari Fadiati dan Dedi Purwana, 2011, Menjadi Wirausaha Sukses, (PT Remaja Rosdakarya: Jakarta), hal 1-2.


(12)

رﻮﺸ ا ﮫْ إو ۖ ﮫ ْزر ْ اﻮ و ﺎﮭ ﺎ ﻲ اﻮﺸْ ﺎ ﻮ ذ ضْر ْﻷا ﻌﺟ يﺬ ا ﻮھ

Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.(QS: Al-Mulk Ayat: 15).9

Imam Ibnu Katsir memberikan penafsiran ayat ini bahwa manusia disuruh oleh Allah untuk melakukan perjalanan kemana saja yang dikehendaki diseluruh belahan dan penjuru dunia untuk melakukan berbagai macam usaha dan perdagangan.Larangan secara tegas bagi mereka yang malas dan hanya berpangku tangan tidak mau melakukan aktivitas sesuatu.

Dalam mendidik anak, para orang tuaharus mengajarkan anaknya memotivasidiri untuk bekerja keras, diberi kesempatanuntuk bertanggung jawab atas apa yang dialakukan. Orang tua yang berwirausahadalam bidang tertentu dapat menimbulkanminat anaknya untuk berwirausaha dalambidang yang sama. Misalnya: orang tuayang memiliki usaha bengkel, kemudiananaknya membantu membongkar,mengecek, memeriksa atau mengelolausahanya tersebut. Keterlibatan tersebutdapat menimbulkan minat berwirausahadalam bidang yang sama atau berbeda.

Ditinjau dari penjelasan di atas sudah jelas terlihat pentingnya kewirausahaan untuk kaum muda sedini mungkin.Untuk itu menumbuhkan minat mahasiswa terhadap wirausaha menjadi hal yang penting pula.Namun, masih banyak para pelajar yang belum mengerti tentang manfaat kewirausahaan.Didalam Prodi Manajemen Dakwah sendiri terdapat pelajaran kewirausahaan, jadi mahasiswa sudah mengantongi ilmu kewirausahaan. Walaupun

9

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemah, Surat Al-Mulk Ayat: 15.


(13)

dalam Prodi tersebut sudah mendapatkan ilmu untuk berwirausaha, akan tetapi kita belum tau betul mahasiswa itu mempunyai minat untuk berwirausaha ataukah tidak.

Khususnya untuk mahasiswa semester 7 yang sebentar lagi akan menyelesaikan skripsi dan keluar dari Universitas. Sudahkah mereka mempunyai pandangan ke depan untuk kesuksesan mereka.

Untuk itu, melalui penelitian ini mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kewirausahaan yang akan menginspirasi mahasiswa bahwa untuk bersaing di era global dapat dilakukan dengan cara berwirausaha. Selain itu, dengan berwirausaha mahasiswa akan memiliki sumber daya yang berkualitas karena watak wirausaha akan timbul dengan sendirinya ketika mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha.

Dari permasalahan diatas, penulis mencoba mengetahui bagaimana pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya) dan bagaimana pengaruh ingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya) Sehingga dari tujuan penelitian ini dapat diperoleh judul “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajeman Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya)”.


(14)

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga secara parsial terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya)?

2. Adakah pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluargasecara simultan terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya)?

3. Variable apa yang paling berpengaruh antara Motivasi dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya)?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa secara parsial (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya). 2. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga terhadap minat

berwirausaha mahasiswa secara simultan (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya).

3. Untuk mengetahui mana yang lebih berpengaruh antara Motivasi dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya).


(15)

D.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan bermanfaat dan berguna untuk hal-hal berikut:

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dalam bidang motivasi dan lingkungan keluarga dan juga dalam bidang kewirausahaan.

Sebagai rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti ataupun mengembangkan penelitian tentang pengaruh motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya).

2. Praktis

Sebagai sarana bagi penulis untuk mempraktekkan teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan dan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) di Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan AmpelSurabaya.

E.Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berupa cara mengukur variabel itu supaya dapat dioperasikan.10 Agar lebih terarah dan tidak salah pengertian pada judul proposal “pengaruh motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya)”, maka perlu dijelaskan sebagai berikut:

10

Jogiyanto, 2007, Metodelogi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta), hal: 159


(16)

1. Motivasi

Handoko menyatakan Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.Selain itu menurut Siswanto mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.11

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang.12

2. Lingkungan Keluarga

Menurut saya lingkungan adalah apa yang ada di sekitar kita baik yan bias mempengaruhi kita ataupun tidak.Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggota bersifat khas, hubungan bersifat pribadi dan wajar.13

Lingkungan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.Rosyi Datus Saadah mendefinisikan keluarga sebagai salah satu institusi masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, yang didalamnya terjalin hubungan interaksi yang sangat erat.14

11

Aditya Dion Mahesa, 2012, Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha, Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, hal: 14

12

Sardiman, 2006, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (PT. RajaGrafindo: Jakarta), Hal: 75

13

Zakiah Darajat dkk, 2011, ilmu pendidikan islam, (Jakarta: Bumi Aksara), hal: 66-67

14

Syamsul Kurniawan, 2013, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya Secara Terpadu di Lingkungan keluarga, sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Depok: AR-RUZZ MEDIA), hal: 43


(17)

3. Minat Berwirausaha

Dalam usaha menumbuhkan minat berwirausaha, maka terlebih dahulu perlu diketahui faktor-faktor yang mepengaruhi timbulnya minat tersebut.Faktor-faktor yang memengaruhi minat berwirausaha dapat terus dikembangkan sehingga minat dapat diwujudkan mejadi usaha mandiri.Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.15

Dalam buku manajeman bisnis syariah dan kewirausahaan, RW.Griffin menyatakan istilah wirausahawan, yaitu orang-orang yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.16

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan dengan membagikannya dalam beberapa bab yang satu sama lain saling berhubungan dari bab satu tentang pendahuluan sampai bab lima simpulan dan saran.

Adapun susunannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar materi sebagai pendahuluan yang menguraikan secara garis besar mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II KAJIAN TEORITIK

15

Sardiman, 1995, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada), hlm. 35

16

Nana Herdiana, 2013, Manajeman Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, (Bandung: CV Pustaka Setia), hal: 143


(18)

Merupakan kajian teoritik yang berisi penelitian terdahulu teori – teori yang digunakan dalam penelitian, di dalam landasan teori yaitu terdiri dari pengertian – pengertian yang sesuai dengan variabel yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yaitu pendekatan dan jenis penelitian, subjek maupun objek penelitian, wilayah penelitian, jenis dan sumber data, tahap – tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan teknik keabsahan data.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Pada bagian ini menjelaskan tentang penyajian hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan yaitu “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi kasus pada Mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya).

BAB V SIMPULAN

Merupakan bagian akhir dari penulisan yang akan menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan bab-bab sebelumnya. Bab ini memuat jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas pada bagian rumusan masalah di atas yang berisi simpulan.


(19)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut tabel terkait penelitian terdahulu yang relevan:

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Nama

Peneliti

Tahun Tempat

Penelitian

Judul Variabel dan Hasil

Penelitian

1 Eka Desy

Yanti1, I Made

Nuridja1 dan I Ketut dunia2

2014 SMK

Negeri 1 Singaraja Pengaruh lingkungan keluarga terhadap berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja

Variabel (X) = Lingkungan keluarga. variabel (Y) = Minat Berwirausaha. Hasilnya adalah lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja Tahun ajaran 2013/2014. Hal ini berarti lingkungan


(20)

keluarga berperan penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa.

2 Ika Pina Yulianingsih ,

Susilaningsi h dan Jaryanto

2013 SMK

Negeri 1 Sukoharjo

Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan

dan Persepsi Peluang Kerja di Bidang

Akuntansi

Dengan Minat Berwirausaha

Variabel (X1) = pengetahuan

kewirausahaan.

Variable (X2) = persepsi peluang kerja.

variabel (Y) = Minat Berwirausaha.

Hasilnya adalah sebagian besar siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Sukoharjo memiliki minat berwirausaha yang termasuk dalam kategori sedang.


(21)

3 Aditya Dion Mahesa

2012 Mahasiswa

S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Analisis factor-faktor motivasi yang mempengaruhi minat berwirausaha

Variabel (X1) = toleransi akan resiko.

Variable (X2) = Keberhasilan Diri.

Variable (X3) = Kebebasan dalam Bekerja

variabel (Y) = Minat Berwirausaha. Hasilnya adalah kebebasan bekerja lebih signifikan terhadap minat berwirausaha.

4 Fitriani, Aprilia, Dra Harnanik, M.Si, Kusumantor o, Spd, M.Si

2012 SMK

Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang Factor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII SMK

Variabel (X1) = Faktor Internal.

Variable (X2) = Faktor Eksternal.

variabel (Y) = Minat Berwirausaha.


(22)

Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang Tahun 2011/2012

Hasilnya adalah secara simultan ada pengaruh factor internal dan eksternal terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 kandeman. Factor internal lebih dominan

mempengaruhi minat berwirausaha pada siswa.

B. Kerangka Teori

1. Motivasi

1) Pengertian motivasi

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memualai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk mengiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam


(23)

diri individu yang mendorong tingkah-lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.1

Motivasi akan mengacu pada timbulnya dorongan, sedangkan berwirausaha merupakan salah satu objek pekerjaan di samping pekerjaan lain misalnya pegawai negeri atau pegawai swasta. Dengan demikian motivasi berwirausaha diartikan sebagai tenaga dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu kegiatan berwirausaha.Keberhasilan usaha dalam bidang wirausaha terletak pada sejauhmana motivasi berprestasi dalam berwirausaha menjiwai usahanya. Semakin tinggi motivasi berprestasi dalam berwirausaha akan semakin menunjang keberhasilan usaha yang dicapai. Hal ini dimungkinkan karena motivasi berwirausaha yang tinggi akan mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi dan akan mampu menciptakan jalan keluar dari kesulitan. Selain itu akan selalu didorong oleh pemikiran optimis, semangat kerja, ulet dan menggunakan program dalam mencapai tujuan di bidang usahanya, kegiatannya dilaksanakan dengan teratur dan bertanggung jawab.2

Teori motivasi juga dikembangkan oleh David McClelland.Dalam teori ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui motivasi memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi.Kebutuhan untuk berprestasi ini ada karena orang-orang memiliki dorongan kuat untuk berhasil.Mereka lebih mengejar prestasi pribadi ketimbang imbalan terhadap keberhasilannya.Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Mc Clelland menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik.

1

User Usman, 1998, Menjadi Guru Profesional, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung), Hal: 28-29

2

Komsi Koranti, 2013, Analisis Pengaruh Faktor Esternal dan Internal Terhadap Minat Berwirausaha, Jurnal Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559, Jurusan manajemen Fakultas ekonomi Universitas Gunadarma, hal: 6


(24)

Mereka mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah. Mereka yang memiliki kebutuhan berprestasi lebih suka pekerjaan-pekerjaan yang dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan dan tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang. Dalam penelitiannya, Mc Clelland menemukan bahwa mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi paling tinggi adalah para wirausahawan yang berhasil. Sebaliknya ia tidak menemukan adanya manajer dengan kebutuhan prestasi yang tinggi. 3

Abraham Maslow, seorang tokoh perkembangan psikologi humanistik, mengemukakan suatu cara yang menarik untuk mengklasifikasikan motif manusia. Maslow menyusun hierarki kebutuhan, mulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psokologis yang lebih kompleks, yang hanya akan menjadi penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman. Hierarki kebutuhan Maslow:

3

Aditya Dion Mahesa, 2012, analisis faktor-faktor Motivasi yang mempengaruhi minat berwirausaha, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang, hal: 15.


(25)

a. Kebutuhan aktualisasi diri (mendapatkan kepuasan diri, dan menyadari potensinya)

b. Kebutuhan estetik (keserasian, keteraturan, dan keindahan) c. Kebutuhan kognitif (mengetahui, memahami dan menjelajahi)

d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapat dukungan dan pengakuan)

e. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, dan memiliki)

f. Kebutuhan akan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya) g. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).4

Motif dapat diartikan yang memberi alasan, penyebab, pendorong bagi seseorang sehingga yang bersangkutan dapat berbuat. Motif akan menuju kesuatu tujuan. Tujuan motif disebut incentif.Jadi kalau motifnya lapar, incentifnya makanan, motifnya haus incentifnya minuman dan sebagainya. Woodworth menggolongkan motif menjadi tiga bagian besar yaitu:

a. Organic needs

Yang termasuk dalam motif ini ialah semua kebutuhan-kebutuhan vital yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia. Misalnya: lapar-makan, haus-minum, bernafas-udara, bekerja dan istirahat.

b. Emergency motives (motif darurat)

Motif ini timbul karena kebutuhan yang segera harus dipenuhi dan tergantung pula pada keadaan lingkungan.

c. Obyektive motives and interest.

4

Rita L Kitson, 1996, Pengantar Psikologi 2, (PT. Gelora Aksara Pratama), hal: 53-55


(26)

Obyektive motives and interest yaitu suatu motif yang mendorong seseorang ingin berhubungan dengan pihak lain, baik dengan manusia maupun dengan lingkungan lainnya, sehingga diistilahkan dengan “the will to live”. Karena situasi yang demikian ini meliputi segala tingkah laku terhadap sesuatu, bahkan sudah menjadi kebiasaan (misalnya kita berkumpul-kumpul untuk ngobrol atau mendekati sesuatu hal yang menarik perhatian kita), sehingga motif tersebut seolah-olah kita lupakan adanya.

Jadi motif adalah:

a. Sebagai pendorong manusia untuk berbuat agar kebutuhan dapat dipenuhi.

b. Menuju kearah tujuan (incentif) yang hendak dicapai. Menyeleksi perbuatan mana yang lebih dahulu harus diutamakan.5

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat.Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan.6

5

Dakir, 1993, Dasar-Dasar Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal: 102-104

6

Sardiman, 1995, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hal: 76


(27)

2) Macam-macam motivasi

Proses menumbuhkan minat berwirausaha tidak dapat hasil yang maksimal disebabkan tidak adanya kekuatan dorongan (motivasi). Pada dasarnya motivasi itu dibedakan kepada dua golongan, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri.7 Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini diantaranya adalah:

a) Adanya kebutuhan

Disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan, maka hal ini menjadi pendorong bagi anak berbuat dan berusaha.

b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri

Dengan anak mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri, dengan anak mengetahui apakah ada kemajuan atau sebaliknya ada kemunduran, maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat lagi. Oleh karena itu penting sekali adanya evaluasi atau penilaian terhadap suatu kegiatan anak secara continue.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak.Motivasi ekstrinsik ini ada pula yang menyebutkan incentive atau perangsang. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya motivasi ekstrinsik ialah:

7

Amir Daen Indrakusuma, 1973, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional), Hal: 162


(28)

a) Ganjaran

Ganjaran merupakan alat pendidik represif yang bersifat positif tetapi disamping posisinya sebagai alat pendidikan represif positif, ganjaran juga merupakan alat motivasi.Yaitu alat yang bisa menimbulkan Motivasi ekstrinsik. Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih baik, lebih giat lagi,

b) Hukuman

Biarpun merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidik yang bersifat negative, namun demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk mempergiat.

c) Persaingan atau kompetisi

Persaingan sebenarnya adalah berdasarkan kepada dorongan untuk kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan penghargaan adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan.8

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Menurut Handoko, “faktor-faktor motivasi dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor eksternal (karakteristik organisasi) dan faktor internal (karakteristik pribadi). Faktor eksternal (karakteristik organisasi), yaitu lingkungan kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervise yang baik, adanya penghargaan terhadap prestasi, status dan tanggung jawab. Faktor internal (karakteristik pribadi),

8

Ibid, hal: 166


(29)

yaitu tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan, dan kebosanan.9

Motivasi menjadi entrepreneur adalah sesuatu yang melatar belakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas dan memberi energy yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha atau bisnis. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian Tuskeroh adalah percaya diri, inovatif dan kreatif, memiliki jiwa kepemimpinan, efektif dan efisien, berorientasi pada masa depan.10

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini dari variabel motivasi ialah, (1) rasa percaya diri, (2) inovatif, (3) memiliki jiwa kepemimpinan, (4) efektif dan efisien, (5) berorientasi pada masa depan, (6) keinginan menjadi mandiri. Penjelasanya sebagai berikut:

1. Rasa percaya diri

Memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada dirinya,Percaya diri adalah seberapa besar Anda yakin akan kemampuan diri sendiri, yakin dengan kelebihan yang dimiliki, dan tidak mempermasalahkan kekurangan yang melekat pada diri. Persepsi Anda mengenai diri sendiri memiliki dampak yang sangat besar terhadap cara orang lain memandang Anda. Semakin besar tingkat kepercayaan diri Anda, maka peluang Anda untuk sukses pun semakin besar.

9

Nana Herdiana Abdurrahman, 2013, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Bandung: CV Pustaka Setia, Hal: 224-225

10

Tuskeroh, 2013, Pengaruh Motivasi dan Mental Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji, jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji


(30)

2. Inovatif

Merupakan suatu kreativitas yang diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki dan kreatif merupakan hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain. Inovatif yaitu Usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.Inovatif juga bisa dikatakan kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru.

3. Memiliki jiwa kepemimpinan

Jiwa kepemimpinan atau juga disebut dengan Leadership adalah suatu sifat yang dianugrahkan TUHAN kepada manusia, yang tidak semua manusia memiliki sifat ini, yaitu sifat seseorang yang dapat mengendalikan atau mengatur seseorang atau sekelompok manusia dalam sebuah organisasi, seperti sekolah, tempat kerja, keluarga, dll. Leadership adalah bagian dari softskill.Arti dari softskill itu sendiri adalah suatu kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan kemampuan dalam mengatur / mengendalikan dirinya sendiri.

Setiap manusia sebenarnya sejak lahir telah dikaruniai jiwa kepemimpinan dalam diri mereka.Namun sayangnya tidak semua orang yang bisa menjadi seorang pemimpin, hal ini disebabkan karena kemampuan orang itu sendiri.


(31)

Efektif adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan .dengan perkataan lain, efektif adalah sampai tingkat apakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kualitas dan kuantitas. Efisien adalah perbandingan yang tebaik antara input dan output, antara daya usaha dan hasil usaha,atau antara pengeluaran dan pendapatan. Dengan perkataan lain, efesien adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan selamat. 5. Berorientasi pada masa depan

Artinya mampu melihat peluang.Individu demikian selalu melihat kedepan dan tidak akan mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, malainkan lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok.

Menurut Nurmi Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang. Skema kognitif memberikan suatu gambaran individu (seorang pemimpin) tentang hal-hal yang dapat diantisipasi dimasa yang akan datang baik tentang dirinya maupun lingkungannya, atau bagaimana seorang pemimpin mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktifitas komplek di masa datang. 6. Keinginan menjadi mandiri

Kedewasaan terbentuk dari bagaimana kita selama ini diperlakukan didalam lingkungan keluarga yang paling utama, masyarakat, dan juga pergaulan kita di luar lingkungan tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang yang sedari kecil memang sudah terbiasa memiliki sifat yang serba mudah didapat apa yang dia mau, dalam artian tinggal meminta kepada orang tua dikarenakan orang


(32)

tua yang memiliki kekayaan sampai tujuh turunan kedewasaannya belum tampak, akan tetapi ada juga yang sudah tampak.

Kembali lagi seperti yang sudah diatas bahwasannya kedewasaan memang suatu bentuk pemikiran pola pemikiran lebih tapatnya yang didapatkan dari interaksi dilingkungan sekitar tempat biasanya mereka bergaul bermasyarakat. Kedewasaan bukan berarti mandi makan nyuci sendiri, akan tetapi pola pikir yang dimana dalam mengambil suatu tindakan dipikirkan secara matang-matang sebelum akhirnya nanti diputuskan.

2. Lingkungan Keluarga

1) Pengertian Lingkungan

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.Baik lingkungan alam maupun sosial.Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia, yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Menurut Syamsu Yusuf, lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu.11

2) Pengertian Keluarga

Sebagai unit sosialterkecil dalam masyarakat, keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan kebiasaaan dan perilaku yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Menurut Kamrani Buseri, dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang akan menopang perkembangan sikap sosial selanjutnya.

11

Syamsu Yusuf, 2012, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal: 23.


(33)

Kemampuan bergaul yang diperoleh dilingkungan keluarga mendasari kemampuan bergaul yang lebih luas. Dalam hubungan sosial tersebut, anak akan memahami tentang bagaimana cara menghargai orang lain, mengetahui cara berkomunikasi dengan orang lain dan memahami bahwa kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain. Lingkungan keluarga menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi yang berfungsi dalam pembentukan kepribadian sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk keagamaan. Pengalaman hidup bersama didalam lingkungan keluarga akan memberi andil yang besar bagi pembentukan kepribadian anak. Apakah anakakan berkepribadian kuat dan menghargai diri pribadinya atau menjadi anak yang berkepribadian lemah tergantung dari latar belakang pengalamannya dilingkungan keluarga.12

3) Pengertian Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada didalamnya yang meliputi latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua mendidik, akan dapat menunjang, membimbing dan mendorong seseorang khususnya mahasiswa untuk kehidupannya mendatang. Kondisi orang tua dapat menjadi figur bagi pemilihan pekerjaan anak, juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan.Dengan demikian dorongan orang tua maupun anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha.13

Wasty Soemanto menyatakan, “Orang tua atau keluarga juga merupakan peletak dasar bagi persiapan anak-anak agar dimasa yang akan datang dapat menjadi

12

Ibid, Syamsul Kurniawan, 2013, hal: 65

13

Komsi Koranti, 2013, Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Minat Berwirausaha, jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jurnal Vol. 5 Oktober 2013, hal:5


(34)

pekerja yang efektif”.Untuk variabel lingkungan keluarga, indikator yang digunakan, “ciptakan hubungan yang erat dan serasi antar anggota keluarga, adanya kesibukan dalam keluarga yang bermanfaat, adanya persiapan mental berwirausaha, membangun keluarga menjadi perusahaan mini, dan perlakuan serta pelayanan orang tua”.14

Menurut Rosyi Datus Saadah, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang cukup efektif dan efisien dalam upaya mengantarkan generasi penerus dalam membekali kemampuan diri dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menjadi generasi yang andal, terampil, dan tangguh.15

Gunarsa dalam Roy Manihai bahwa lingkungan keluarga merupakan “lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak”. Dari anggota-anggota keluarganya (ayah, ibu, dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan, dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku. Dalam hal ini berarti lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama ini sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali mendapat pengetahuan tentang nilaidan norma.Berdasarkan uraian tersebut dapatdisimpulkan bahwa lingkungan keluargamerupakan lingkungan pertama dan utamayang mempengaruhi perkembangan dantingkah laku anak. Di lingkungan keluargaanak mendapatkan perhatian, kasihsayang, dorongan, bimbingan, keteladanan,dan pemenuhan kebutuhan ekonomi dariorang tua sehingga anak dapatmengembangkan

14

Putu Eka Desy Yanti1, I Made Nuridja1dkk, 2014, Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Berwirausaha siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja, JurnalJurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesa, Singaraja Indonesia, Vol 4 No. 1 Tahun 2014

15

Syamsul Kurniawan, 2013, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya Secara Terpadu di Lingkungan keluarga, sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Depok: AR-RUZZ MEDIA),hal: 64


(35)

segala potensi yang dimilikinya demi perkembangannya di masamendatang. Selain itu di dalam keluargaakan ditanamkan nilai-nilai norma hidupdan pada akhirnya akan dipakai oleh anakdalam menumbuhkan pribadi danharapannya di masa mendatang.16

Menurut Duchesnau et al. wirausaha yang berhasil adalah mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang juga wirausaha, karena memiliki banyak pengalaman yang luas dalam dunia usaha. Lebih lanjut Staw mengemukakan bahwa ada bukti kuat wirausaha memiliki orang tua yang bekerja mandiri atau berbasis sebagai wirausaha. Kemandirian dan fleksibilitas yang ditularkan oleh orang tua seperti itu melekat dalam diri anak-anaknya sejak kecil.Sifat kemandirian yang kemudian mendorong mereka untuk mendirikan usaha sendiri.17

Indikator dari lingkungan keluarga, yaitu (1) Ciptakan hubungan yang erat dan serasi antar anggota keluarga (2) Adanya kesibukan dalam keluarga yang bermanfaat (3) Adanya persiapan mental berwirausaha (4) Membangun keluarga menjadi perusahaan mini. Penjelasanya sebagai berikut:18

1. Ciptakan hubungan yang erat dan serasi antar anggota keluarga

Hubungan kekeluargaan adalah sebuah hubungan yang tidak bisa diputuskan, tidak gampang seperti ketika memutuskan hubungan dengan pacar atau teman dekat.Keluarga adalah orang-orang yang tinggal dengan kita oleh karena itu perlu saling melengkapi.Dalam keluarga komunikasi mutlak diperlukan agar hubungan tetap harmonis karena keluarga bukan sebatas hubungan antara

16

Putu Eka Desy Yanti1, I Made Nuridja1dkk, 2014, Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Berwirausaha siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesa, Singaraja Indonesia, Jurnal

17

Aditya Dion Mahesa, 2012, analisis faktor-faktor Motivasi yang mempengaruhi minat berwirausaha, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang, hal: 6-7. skripsi

18

Ibid, Putu Eka Desy, Ynti, I Made Nuridja dkk, Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Berwirausaha siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja.


(36)

seorang suami dengan istri, namun disana juga ada anak-anak, bahkan mungkin saudara-saudara lainnya.

Untuk menjaga hubungan harmonis dalam keluarga perlu adanya interaksi satu sama lain. Biasanya intensitas interaksi dengan keluarga jauh lebih besar dibanding interaksi dengan orang lain disekitar rumah, bahkan kadang interaksi diluar rumah juga melibatkan keluarga

2. Adanya kesibukan dalam keluarga yang bermanfaat

Keluarga adalah fondasi untuk keberhasilan dalam bidang apa pun. Untuk bisnis, untuk karir, dan untuk dakwah harus ditunjang dengan keluarga yang kuat dan harmonis.Maka, salah satu aktivitas penting yang tidak boleh dilewatkan adalah kebersamaan dengan keluarga.

Kadang seseorang mengutamakan teman untuk mengisi waktu luang, lebih memilih hobi seperti futsal dan memancing, namun jarang sekali bersama keluarga.Memanfaatkan kesibukan dalam keluarga dengan hal yang bermanfat sangat positif dilakukan.

3. Adanya persiapan mental untuk berwirausaha

Mental adalah hal mendasar yang dimiliki oleh seseorang, cerminan atas mental adalah sekap seseorang dalam berperilaku.Manusia yang bermental berwirausaha menurut (soemanto, 1984, 48) mempunyai kemampuan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya.Setiap orang orang menpunyai tujuan dan kebutuhan tertentu dalam hidupnya.Sayang, tidak setiap orang memiliki tujuan yang jelas dan operasional sehingga terbayang jelas jalan yang harus ditempuh untuk mencapainya. Apabila kita menanyai seseorang mengenai apakah


(37)

tujuan dan kebutuhan hidupnya, sering mendapat jawaban, bahkan ia bertujuan untuk dapat hidup bahagia.

4. Membangun keluarga menjadi perusahaan mini

Banyak orang tua kurang menyadari, banyak penyakit malas dan masa bodoh bagi anggota keluarganya adalah disebabkan orang tua tersebut, tidak berusaha untuk menciptakan kesibukan dalam rumah tangga sendiri. Tugas orang tua bukan saja menciptakan sembarang kesibukan, akan tetapi harus mencari dan memilih jenis-jenis usaha yang disamping dapat menambah penghasilan keluarga, juga mendidik/mempersiapkan para anggota keluarga untuk menjadi manusia wiraswasta. Dengan membangun keluarga wiraswasta layaknya suatu perusahaan mini, maka terciptalah situasi mendidik/edukatif, di samping itu maka kehidupan keluarga menjadi produktif, mampu berdikari dan mampu mencapai prestasi kemajuan hidup.Dengan menciptakan situasi keluarga sebagai suatu perusahaan mini, maka keluarga mempunyai dua fungsi, sekaligus sebagai lembaga pendidikan juga sebagai lembaga ekonomi.

3. Minat Berwirausaha

1) Pengertian Minat

Menurut Slameto, Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.19

Santoso beranggapan bahwa minat adalah hal-hal yang diasumsikan dapat menjelaskan bahwa faktor-faktor motivasi serta berdampak kuat pada tingkah laku.Hal ini mengidentifikasikan seberapa keras seseorang berusaha dan seberapa banyak usaha yang dilakukan agar perilaku yang diinginkan dapat dilakukan.Salain

19

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rhienika Cipta, hal: 180


(38)

itu Ancok menyatakan bahwa minat dapat didefinisikan sebagai niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Minat merupakan sebuah istilah yang terkait dengan tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang menunjukkan pada keadaan pikiran seseorang yang diarahkan untuk melakukan sesuatu tindakan yang senyatanya dapat atau tidak dapat dilakukan dan diarahkan entah pada tindakan sekarang atau pada tindakan yyang akan datang.20

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna memperoleh kepuasan pribadi.21

2) Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship)adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan keberhasilan pribadi.22

Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph Schumbepeter adalah wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengelola bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.Didalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang

20

Grisnawati Yuliana, 2012, Hubungan Antara Psychological Capital dan Sensation Seeking Dengan Minat Berwirausaha SMK YPM 3 Taman Sidoarjo, Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Hal: 32-33

21

Suharyadi, Arissetyanto dkk, 2007, Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta, hal:72

22

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters dkk, Entrepreneurship Kewirausahaan, edisi 7, Salemba Empat, hal: 10.


(39)

yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.23

Pengertian dalam buku dasar-dasar kewirausahaan menyebutkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri.Kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi yang melembaga, produktif dan inovatif.24

RW.Griffin menggunakan istilah wirausahawan, yaitu orang-orang yang menanggung risiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.25

3) Pengertian Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha meliputi, kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami. Jadi yang dimaksud minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha

23

Leonardus Saiman, 2009, Kewirausahaan Teori, Praktek dan Kasus-Kasus, Salembaedisi 4, hal: 41

24

Ibid, Kewirausahaan Teori, Praktek dan Kasus-Kasus, Salembaedisi 4, hal: 44

25

Ibid, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Hal: 143


(40)

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta belajar dari kegagalan.26

Menurut Iskandar, minat berwirausaha akan menjadikan seseorang lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Minat tidak cukup dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Hal ini karena minat diartikan sebagai suatu usaha dan kemauan individu untuk mempelajari dan mencari sesuatu baik individu itu mempunyai bakat atau tidak.27

Minat menjadi wirausaha diartikan sebagai keinginan seseorang untuk bekerja mandiri. Budiarti, Yani, dan Universary menyatakan bahwa minat mahasiswa menjadi wirausaha dibagi menjadi empat kelompok yaitu 1) Minat untuk memulai wirausaha dalam jangka waktu dekat, 2) Minat untuk memualai wirausaha dua tahun mendatang, 3) Minat untuk memulai wirausaha untuk jangka panjang, dan 4) tidak memiliki minat berwirausaha.28

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha, menurut Alma dalam penelitian menyatakan terdapat 3 faktor kritisyang berperan dalam minat berwirausaha tersebut yaitu:

1. Personal

Yaitu menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.David Mcceland dalam Alma (13) dalam bukunya The achieving society menyatakan bahwa

26

Aldino Rama Firda, 2011, Pengaruh Motivasi, Self Efficacy dan Locus Of Control (LOC) Terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Siswa SMK Kota Padang), Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang, hal: 3.

27

Ika Pina Yulianingsih, Hubungan pengetahuan kewirausahaan dan persepsi peluang kerja dibidang akuntansi dengan minat berwirausaha, Susilaningsih, Jaryanto, Jurusan Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, hal: 134, jurnal Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 131 s/d 145

28

Budiarti, Yani, dan Universary, 2012, Minat Mahasiswa menjadi Wirausaha (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Semarang), Jurnal Dinamika Sosbud, 14(1), 89-101.


(41)

seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dibandingkan orang yang tidak berwirausaha.

2. Sociological

Yaitu menyangkut hubungan dengan family dan hubungan sosial lainya. 3. Environmental

Yaitu menyangkut hubungan dengan lingkungan.29

Dalam penelitian ini variabel minat berwirausaha menggunakan indikator: (1) kesadaran, (2) Kemauan, (3) Perasaan Tertarik, (4) Perasaan Senang. Penjelasanya sebagai berikut:

1. Kesadaran

Kesadaran menurut Sartre ialah berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya.

2. Kemauan

Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.Jadi, pada kemauan itu ada kebijakasanaan akal dan wawasan, disamping juga ada kontrol dan persetujuan dari pusat kepribadian.Maka kemauan lebih tinggi tingkatannya dari pada instink, reflex, automatisme, kebiasaan, nafsu, keinginan, kecenderungan dan hawa nafsu.30

29

Rano Aditia Putra, Faktor-faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk Berwirausaha (studi mahasiswa manajemen FE Universitas Negeri Padang), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Jurnal Manajemen Volume 01, Nomor, 01, September 2012

30

Abu Ahmadi, Pskologi Umum,Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm.137


(42)

3. Perasaan Tertarik

Perasaan suka pada pada suatu objek tertentu, sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan atau aktivitas dalam mencapai tujuan.

4. Perasaan Senang

Perasaan yang merasakan manfaat dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan.

C. Hubungan Motivasi dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha

Mahasiswa

1. Hubungan motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa

Penelitian yang dilakukan oleh Komsi Koranti, menyatakan bahwa faktor internal dalam hal ini adalah kepribadian dan motivasi mahasiswa juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa baik secara parsial maupun simultan.

Menurut Hasibuan motivasi dianggap sebagai faktor penting dalam minat berwirausaha karena motivasi dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

penelitian yang dilakukan oleh Aprilia, Harnanik, dan Kusumantoro31 yang telah membuktikan juga bahwa faktor internal dan eksternal akan berpengaruh secara posiitif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Dalam penelitian yang dilakukan Aprilia, Harnanik, dan Kusumantoro juga telah menunjukkan bahwa jika mahasiswa memiliki faktor internal yang tinggi, tentu minat berwirausaha juga semakin tinggi.32 Tetapi ada studi lain yang lebih memperkuat hasil dari penelitian ini, yaitu studi penelitian yang

31

Aprilia, Fitriani. Harnanik dan Kusumantoro, 2012, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang Tahun 2011/2012.

32

Aprilia, Fitriani. Harnanik dan Kusumantoro, 2012, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang Tahun 2011/2012


(43)

dilakukan oleh Mc Clelland yang menemukan bahwa mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi paling tinggi adalah para wirausahawan yang berhasil. Sebaliknya ia tidak menemukan adanya manajer dengan kebutuhan prestasi yang tinggi.33

2. Hubungan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa

Penelitian putu menyatakan bahwa lingkungan kelurga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014.Hal ini berarti lingkungan keluarga berperan penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha.

Lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada didalamnya yang meliputi latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua mendidik, akan dapat menunjang, membimbing dan mendorong seseorang khususnya mahasiswa untuk kehidupanya mendatang. Sependapat dengan Sumarni dan Sartono bahwa yang dilakukan oleh orang tua dapat mempengaruhi minat terhadap jenis pekerjaan bagi anak di masa yang akandatang, termasuk untuk berwirausaha.34

PenelitianWasty Soemanto menyatakan, “Orang tua atau keluarga juga merupakan peletak dasar bagi persiapan anak-anak agar dimasa yang akan datang dapat menjadi pekerja yang efektif”.Untuk variabel lingkungan keluarga, indikator yang digunakan, “ciptakan hubungan yang erat dan serasi antar anggota keluarga, adanya kesibukan

33

Aditya Dion Mahesa, 2012, Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang, hal 15.

34

Sumarni, 2006, Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMK Negeri 2 Semarang, Skripsi, Universitas Negeri Semarang.


(44)

dalam keluarga yang bermanfaat, adanya persiapan mental berwirausaha, membangun keluarga menjadi perusahaan mini, dan perlakuan serta pelayanan orang tua”.35

D. Hubungan Motivasi dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha

Mahasiswa Dalam Perspektif Islam

Ada berbagai macam bidang pekerjaan yang bisa dipilih oleh seseorang, antara lain pegawai Negeri, pegawai swasta, dan entrepreneur (wirausaha). Seseorang didalam memilih bidang pekerjaan yang diminatinya akan dilandasi oleh alasan-alasan tertentu. di dalam memilih pekerjaan, apakah dikantor-kantor pemerintahan atau diperusahaan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. Menurut Anaroga, di Indonesia pada umumnya sering terjadi didalam memilih pekerjaan ada faktor penting yang kurang diperhatikan. Hal ini disebabkan karena bisa saja seseoarang memilih pekerjaan tanpa memikirkan pengaruh beberapa faktor terhadap kepuasan kerja.Mungkin saja seseorang terpaksa mengabaikan karena faktor situasi yang memaksa, misalnya karena sukar mencari pekerjaan sehingga orang terpaksa menerima pekerjaan dengan kondisi apapun. Perbuatan seseoarang akan dilandasi oleh motif, begitu pula dengan motif untuk bekerja.36

Adapun manfaat bagi orang-orang yang berwirausaha bagi orang lain, adalah menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Sebagai generator pembangun lingkungan dibidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan dan sebagainya. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan. Memberi contoh

35

Yanti, Putu Eka Desy. I Made Nuridja dkk, 2014, Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Berwirausaha siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Singaraja.

36

Fidia Astuti dan Rizma fithri, 2013, Motivasi Entrepreneur Pada Pegawai Negeri Sipil, Program Studi Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 04, No. 02, 154-165


(45)

kepada orang lain, bagaimana kita harus bekerja keras. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.37

Pada masa sekarang seorang wirausaha dapat dikatakan sebagai pahlawan ekonomi.Wirausaha mampu mengikis kemiskinan dan pengangguran yang menjadi masalah krusial di negara kita. Dengan kemampuannya melihat peluang bisnis, seorang wirausaha mampu mengubah sumber daya yang tidak dilirik dan diperhitungkan orang lain menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis bagi dirinya, keluarga dan masyarakat sekitar. Wirausaha memiliki semngat pantang menyerah.Kegagalan merupakan sukses yang tertunda bagi seorang wirausaha sukses.Bagi seseorang yang memiliki spirit kewirausahaan yang tinggi, 1001 jenis peluang berwirausaha terbuka bagi dirinya. Nilai ibadah bagi seorang wirausaha adalah keinginannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain (job creator), dibandingkan hanya menjadi pegawai disuatu perusahaan atau instansi pemerintah (job seeker). Dalam dunia kewirausahaan, ada juga seseorang yang bekerja sebagai karyawan, namun tidak puas dengan gaji yang diterima setiap bulannya, berusaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan jalan membuka usaha.Orang-orang yang memilih wirausaha sebagai pilihan hidup turut membantu pemerintah membangun perekonomian nasional.38

Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan materi/harta dengan berbagai cara, asalkan mengkuti aturan yang telah ditetapkan syariat. Hal ini dijamin oleh Allah bahwa Dia telah menetapkan rezeki setiap makhluk yang diciptakan-Nya.

Perkembangan ekonomi di masa Rasulullah SAW yang didasarkan pada nilai-nilai Islam mampu mengubah kehidupan masyarakat pada saat itu menjadi lebih baik.Pernah

37

Ibid, hal: 156

38

Ari Fadiati dan Dedi Purwana, 2011, Menjadi Wirausaha Sukses, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Hal: 1


(46)

Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat, “Pekerjaan apakah yang paling baik, ya Rasulallah?”Rasulullah menjawab “Seseorang yang bekerja dengan tangganya sendiri dan setiap jual beli yang bersih.”(HR. Al-Bazzar)

Oleh karena itu, kita dapat melihat bagaimana Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis dengan berbagai variasinya. Hal itu ditujukan untuk menjaga eksistensinya seorang muslim dan aqidah yang dibawahnya ditengah-tengah hegemoni masyarakat global. Disamping itu, seluruh perjuangan dakwah yang diwajibkan oleh islam tidak bisa begitu saja berjalan tanpa sokongan finansial yang kuat.

“sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalan orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”(QS. Al-Hujurat [49]: 15). 39

E. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah model berfikir yang dipakai untuk menjelaskan proses kesinambungan antara dua variabel atau lebih di dalam penelitian. Paradigma penelitian ini terbentuk dalam gambar model untuk menggambarkan alur dan proses pelaksanaan kegiatan40. Dalam penelitian yang berjudul pengaruh motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi ManajemenDakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya), maka paradigma penelitian yang bisa dibuat adalah sebagai berikut:

39

Muhammad Syahrial Yusuf, 2013, Meraih Keajaiban Rezeki dengan Wirausaha, PT Gelora Aksara Pratama, Hal: 31-32

40

Abd. Rahman Chudlori dan Aun Falestien Faletehan, DKK, 2011, Buku pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Manajemen Dakwah, Surabaya, , hal. 26.


(47)

Tabel 2.2. Paradigma Penelitian

Bahwasannya: X1 berpengaruh terhadap Y X2 berpengaruh terhadap Y X1 + X2 berpengaruh terhadap Y F. Hipotesis Penelitian

Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dari sementara, yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.41Hipotesis ini akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini.

1. Ha : Terdapat hubungan positif antara motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

2. Ha : Terdapat hubungan positif antara lingkungan keluargaterhadap minat berwirausaha mahasiswa.

41

Juliansyah Noor, 2012, Metodelogi Penelitian, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana), hal: 79.


(48)

Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara lingkungan keluargaterhadap minat berwirausaha mahasiswa.

3. Ha : Terdapat hubungan positif antara motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa

Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan perhitungan stastistik.

Sedangkan jenis penelitianya adalah asosiatif, karena dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang pengaruh antara variabel X1 (motivasi) dan variabel X2 (lingkungan keluarga) terhadap variabel Y (minat berwirausaha).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertepat di Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya, tepatnya di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Untuk penyebaran angketnya bertepat di ruang sidang Fakultas Dakwah dan Komunikasi.Ditempat inilah yang menjadi obyek penelitian mengenai pengaruh motivasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi ManajemenDakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya).

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.1Populasi ini diambil dari mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwah.Saya mengambil mahasiswa angkatan 2012 karena mahasiswa angkatan 2012 sudah memasuki masa kelulusan.Jadi,

1

Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian, cet 11, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 115


(50)

saya ingin mengetahui seberapa besar mahasiswa yang mempunyai minat berwirausaha setelah kelulusannya nanti.

Jumlah populasi dari mahasiswa angkatan 2012 Prodi ManajemenDakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjumlah 77 mahasiswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sampel yang diambil dari populasi harus benar – benar representatif (mewakili).Dalam bukunya Suharsimi Arikunto disebutkan apabila jumlah populasi diambil semua, jika lebih dari 100 dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih baik.2

Sampel yang diambil peneliti menurut tabel penentuan yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael adalah dengan jumlah populasi 77 mahasiswa berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi adalah 65 mahasiswa dengan taraf kesalahan 5%. c. Teknik Sampling

Metode sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif. Dengan tidak melupakan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang representatif, peneliti mulai mengenal keseragaman dan ciri-ciri khusus populasi. Pekerjaan ini menentukan rancangan yang dipakai dalam mengambil sampel. 3

2

Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, hal. 112.

3

Burhan Bungin, 2001, Metodelogi Peneltian Sosial, Airlangga University Press AirSurabaya, Surabaya, hal: 108


(51)

Teknik sampling yang digunakan adalah Disproportionate Stratified Random Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan apabila sifat atau unsur dalam populasi tidak homogeny dan berstrata secara kurang/tidak proporsional.4Dalam penelitian ini menggunakan Disproportionate Stratified Random Sampling karena dalam pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa, peneliti harus mengetahui keadaan keluarga responden.Keadaan yang dimaksud disini adalah keadaan ekonomi dari responden, karena ekonomi dari keluarga bisa mempengaruhi minat berwirausaha para mahasiswa.

D. Variabel dan Indikator Penelitian

a. Variable

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.5Variabel penelitian terbentuk menjadi dua yaitu variabel independen (bebas) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya dan variabel dependen (terikat) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan variabel :

1) Variabel bebas (X1) yaitu Motivasi

Variabel bebas (X2) yaitu Lingkungan Keluarga 2) Variabel terikat (Y) yaitu Minat Berwirausaha b. Indikator

Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang masing – masing memiliki indikator yang berbeda. Dari judul penelitian pengaruh motivasi dan lingkungan keluarga

4

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal: 82.

5

Sugiyono, 2010, hal: 38


(52)

terhadap minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa angkatan 2012 Prodi Manajemen Dakwahdi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya), maka indikator dari variabel yang bisa dipakai yaitu:

1) Indikator variabel (X1) = Motivasi

Indikator dari variable motivasi antara lain: a. Rasa percaya diri

b. Inovatif

c. Memiliki jiwa kepemimpinan d. Efektif dan efisien

e. Berorientasi pada masa depan f. Keinginan menjadi mandiri

2) Indikator variabel (X2) = Lingkungan Keluarga

Indikator dari variabel lingkungan keluarga antara lain:6

a. Ciptakan hubungan yang erat dan serasi antar anggota keluarga b. Adanya kesibukan dalam keluarga yang bermanfaat

c. Adanya persiapan mental berwirausaha

d. Membangun keluarga menjadi perusahaan mini. 3) Indikator variabel (Y) = Minat Berwirausaha

Menurut uraian tentang minat dan wirausaha, minat dan wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang diciptakanya tersebut.Indikator dari variabel minat berwirausaha antara lain:7

6

Ibid, Putu Eka Desy Yanti1 dkk.

7

Puji Winarsih, 2014, Minat Berwirausaha Ditinjau dari Motivasi dan Sikap Kewirausahaan pada Mahasiswa Program Studi pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Muhammadiyah


(53)

a. Kesadaran b. Kemauan

c. Perasaan Tertarik d. Perasaan senang

E. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Menemukan, memilih, dan merumuskan masalah.

Setiap penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi. Permasalahan itu bisa tentang ketidak sesuaian dengan teori, keunikan, kekurangan atau kelebihan dari suatu obyek sehingga menarik untuk diteliti.

2. Menyusun kerangka teori.

Langkah selanjutnya adalah memantapkan diri untuk meneliti masalah tersebut dengan teori yang berhubungan. Yaitu tentang motivasi, lingkungan keluarga dan minat berwirausaha.

3. Merumuskan hipotesis.

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang dibuat sebelum penelitian dilakukan. Hipotesis tersebut dibuat berdasarkan teori dan analisa sementara peneliti. Selanjutnya hipotesis itu akan dibuktikan dengan data-data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan uji F dan uji T dengan menggunakan rumus korelasi spearman rank. karena untuk menguji hipotesis asosiatif dua variable atau lebih

Surakarta Angkatan 2011/2012, Jurnal Publikasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Muhammadiyah Surakarta


(54)

dan datanya menggunakan kuesioner skala ordinal maka bisa menggunakan alat uji statistic korelasi spearman rank.

4. Memilih alat pengumpulan data.

Dalam proses alat pengumpulan data, peneliti memutuskan untuk menggunakan kuesioner yang akan disebar pada 65 responden. Data yang didapat dari kuesioner adalah data primer. Dan untuk mendapatkan data skunder seperti visi misi, profil, dan tujuan Prodi Manajemen peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara menemui Kaprodi Manajemen Dakwah. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat. 5. Menganalisis data yang telah didapatkan dan menyajikannya.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solition) dan Ms. Excel 2007.

Data dari analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, diagram lingkaran, dan pictogram.

Setelah melakukan analisis, akan dilakukan pengujian hipotesis. Selanjutnya, akan dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan. Pembahsan tersebut mengenai hasil pengujian hipotesis yang disesuaikan dengan teori.


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkanrumusanmasalah yang telahdirumuskansertahasilpenelitianpadabab-babsebelumnya, makakesimpulandaripenelitianiniantara lain sebagaiberikut:

1. Berdasarkanhasildaripengujianhipotesa yang diterima,secaraparsialterdapatpengaruh yang positifdansignifikanantaramotivasidanlingkungankeluargaterhadapminatberwirausahapara mahasiswaprogram studiManajemenDakwahFakultasDakwahdanKomunikasi UIN SunanAmpel Surabaya. Artinya, semakintinggimotivasidanlingkungankeluarganya, makasemakintinggi pula minatberwirausahaparamahasiwasecarasendiri – sendiri. Pengaruhmotivasiterhadapminatberwirausahaparamahasiswadengannilait

hitungsebesar5,268>2

danpengaruhlingkungankeluargaterhadapminatberwirausahaparamahasiswadengannilai t

hitungsebesar2,191 >2.

2. Berdasarkanhasildaripengujianhipotesa yang diterima,secarasimultanterdapatpengaruh

yang

positifdansignifikanantaramotivasidanlingkungankeluargaterhadapminatberwirausahapara

mahasiswa. Artinya, semakintinggimotivasi yang

dimilikiolehmahasiswadansemakinbaiklingkungankeluarganya, makasemakintinggi pula

minatberwirausahaparamahasiswa program studiManajemenDakwahFakultasDakwahdanKomunikasi UIN SunanAmpel Surabaya.


(2)

secarabersama – sama. DilihatdarinilaiFhitung>Ftabelsebesar 23.150 >3.1 dengannilai

p-value adalah 0.000 (< 0.05). 3. Berdasarkanhasildaripenelitianini,

telahmenunjukkanbahwafaktoratauvariabelmotivasilebihbesarkorelasiatauhubungannyate rhadapminatberwirausahasebesar0.619

dibandingdenganbesarnyahubunganantaralingkungankeluargaterhadapminatberwirausaha sebesar 0.414.

B. Saran danrekomendasi

Berdasarkanhasilkesimpulandiatas, maka saran untukprodiManajemenDakwahFakultasDakwahdanKomunikasi UIN SunanAmpel Surabaya

sertauntukpenelitianselanjutnyadapatdirumuskansebagaiberikut:

1. Untukpenelitianselanjutnya yang

berhubungandenganpenelitianinisebaiknyamerubahataupunmenambahvariabelindepende

n yang mempengaruhiminatberwirausahaparamahasiswaprodiManajemenDakwahFakultasDakw

ahdanKomunikasi UIN SunanAmpel Surabaya. Variabel yang disarankansepertikepribadian, emotional intelegent, kepercayaandiridan lain sebagainya.

2. Melakukanperbaikandanlebihmenguatkandalammembangunjiwakewirausahaanpadadiris

etiapmahasiswaprodiManajmenDakwahFakultasDakwahdanKomunikasi UIN

SunanAmpel Surabaya, sehinggakelaklulusandariprodiManajamenDakwahakanmenjadipribadicalonpekerjaataup

unwirausahawan yang memilikidayajuang yang tinggi.


(3)

Beberapaketerbatasanpenelitian yang dapatditarikdaripenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. Keterbatasanpadaanalisis, adakemungkinanvariabel lain yang

tidakditelitisecaramenyeluruhdanrincitentangfaktoratauvariabel yang berpengaruhterhadapminatberwirausahaparamahasiswaprodiManajemenDakwah UIN

SunanAmpelSurabaya,

sehinggapadapenelitianselanjutnyadisarankanuntukmengikutkanindikatorataupunvari abel lain yang belumditelitiolehpenulis.

2. Keterbatasanberkaitandenganmetodelogiterutamadalampengembanganinstrumenpenel

itian yang disebabkanketerbatasanwaktudankesempatan, sehinggainstrumenbelumterujisecarasempurna. Dan pada target populasi yang belumbisalebihluaslagilingkungan yang diteliti.

Dengandemikianhasilpenelitianinimungkinbelumsepenuhnyaakuratbiladiterapkanp adaorganisasi-organisasi lain di luarobyekpenelitian.Olehkarenaitu, perludilakukanpenelitianlanjutanuntuklebihmenyempurnakanlagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Nana Herdiana.2013. ManajemenBisnisSyariah&Kewirausahaan.PustakaSetia.

Bandung.

Al-Mahalli Imam Jalaludidan Imam Jalaludin As-Suyuti. 2011.

TerjemahanTafsirJalalainBerikutAsbabunNuzulJilid 1. SinarBaruAlgensindo:

Bandung.

Aprilia.Fitriani.HarnanikdanKusumantoro. 2012. Faktor-faktor yang MempengaruhiMinatBerwirausahapadaSiswaKelas XII SMK Negeri 1 KandemanKabupatenBatangTahun 2011/2012.

ArikuntoSuharsimi. 1998. ProsedurPenelitian. cet 11. RinekaCipta. Jakarta.

AstutiFidiadanRizmafithri.2013. Motivasi Entrepreneur PadaPegawaiNegeriSipil.Program

StudiPsikologiFakultasDakwah IAIN SunanAmpel Surabaya. JurnalPenelitianPsikologi Vol. 04, No. 02, 154-165

Budiarti.Yani.danUniversary. 2012. MinatMahasiswamenjadiWirausaha

(StudiMahasiswaFakultasEkonomiUniversitas Semarang).JurnalDinamikaSosbud

14(1), 89-101.

BunginBurhan.2001. MetodelogiPeneltianSosial.Airlangga University Press Surabaya. Surabaya.

ChudloriAbd.RahmandanAunFalestienFaletehan DKK. 2011.

BukupedomanPenulisanSkripsiJurusanManajemenDakwah, Surabaya.

Dakir. 1993. Dasar-DasarPsikolog. Yogyakarta: PustakaPelajar DarajatZakiahdkk. 2011. ilmupendidikanislam. Jakarta: BumiAksara.

Fadiati Ari danDediPurwana. 2011. MenjadiWirausahaSukses. Bandung. PT RemajaRosdakarya

FirdaAldino Rama. 2011. PengaruhMotivasi, Self Efficacy dan Locus Of Control (LOC)

TerhadapMinatBerwirausaha (StudipadaSiswa SMK Kota Padang). Skripsi

Program StudiManajemenFakultasEkonomiUniversitasAndalas Padang.

HerdiansyahHaris. 2012. MetodePenelitianKualitatif :untukilmu-ilmusosial. SalembaHumanika. Jakarta.

Hisrich Robert D. Michael P. Petersdkk. Entrepreneurship Kewirausahaan.edisi 7.

SalembaEmpat.

http://fdik.uinsby.ac.id/diaksespadatanggal 20 Desember 2015

Indrakusuma Amir Daen. 1973. PengantarIlmuPendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Jogiyanto. 2007. MetodelogiPenelitianBisnis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

KismonoGugup. 2008. BisnisPengantar. Yogyakarta: BPFE.

Kitson Rita L. 1996. PengantarPsikologi 2. PT. GeloraAksaraPratama.

KorantiKomsi. 2013. AnalisisPengaruhFaktorEsternaldan Internal

TerhadapMinatBerwirausaha.Jurnal Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559.

JurusanmanajemenFakultasekonomiUniversitasGunadarma.

KurniawanSyamsul. 2013. PendidikanKarakter: Konsepsi&ImplementasinyaSecaraTerpadu di

Lingkungankeluarga, sekolah, PerguruanTinggi, danMasyarakat. Depok:

AR-RUZZ MEDIA).

LatanHengkydanSelvaTemalagi.Analisis Multivariate menggunakan program IBM SPSS 20.0.

MahesaAditya Dion. 2012. AnalisisFaktor-FaktorMotivasi yang

MempengaruhiMinatBerwirausaha.SkripsiFakultasEkonomikadanBisnisUniversitas


(5)

MartonoNanang. 2010. StatisistikSosialTeoridanAplikasi Program SPSS. Gava Media.

Yogyakarta.

Noor Juliansyah. 2012. MetodelogiPenelitian, Disertasi, danKaryaIlmiah. Jakarta: Kencana. PriyantoDuwi. 2008. MandiriBelajar SPSS.Media kom.Yogyakarta.

Putra RanoAditia. “Faktor-FaktorPenentuMinatMahasiswaManajemenUntukBerwirausaha

(StudiMahasiswaManajemen FE UniversitasNegeri

Padang)”.JurnalFakultasEkonomiUniversitasNegeri Padang.

SaimanLeonardus. 2009. KewirausahaanTeori, PraktekdanKasus-Kasus. Salembaedisi 4. Sardiman. 2006. Interaksi&MotivasiBelajarMengajar. PT. RajaGrafindo: Jakarta.

Slameto. 2003. BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RhienikaCipta. Sugiyono 2010.MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Alfabeta. Bandung. Suharyadi.Arissetyantodkk. 2007. Kewirausahaan. SalembaEmpat. Jakarta.

Sumarni, 2006, PengaruhKonsepDiri,

PrestasiBelajardanLingkunganTerhadapMinatBerwirausahaPadaSiswa SMK

Negeri 2 Semarang, Skripsi, UniversitasNegeri Semarang.

Syamsu Yusuf. 2012. PerkembanganPesertaDidik. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Tuskeroh.2013. PengaruhMotivasidan Mental

BerwirausahapadaMahasiswaAkuntansiUniversitasMaritim Raja Ali

Haji.jurnalJurusanAkuntansiFakultasEkonomiUniversitasMaritim Raja Ali Haji

UsmanMoh. Uzer. 1998. Menjadi Guru Profesional. PT RemajaRosdakarya: Bandung.

Usman User. 1998. Menjadi Guru Profesional. PT RemajaRosdakarya: Bandung.

WinarsihPuji. 2014.

MinatBerwirausahaDitinjaudariMotivasidanSikapKewirausahaanpadaMahasiswa Program

StudipendidikanAkuntansiFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniveritasMuham

madiyah Surakarta Angkatan

2011/2012.JurnalPublikasiFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniveritasMuham

madiyah Surakarta

Yanti.PutuEkaDesy.I Made Nuridjadkk.2014.

PengaruhLingkunganKeluargaTerhadapBerwirausahasiswaKelas XI SMK Negeri 1

Singaraja.

Yanti1Putu EkaDesy. I Made Nuridja1dkk. 2014.

PengaruhLingkunganKeluargaTerhadapBerwirausahasiswaKelas XI SMK Negeri 1

Singaraja.JurnalJurusanPendidikanEkonomi. UniversitasPendidikanGanesa.

Singaraja Indonesia.Vol 4 No. 1 Tahun 2014

YulianaGrisnawati. 2012. HubunganAntara Psychological Capital dan Sensation Seeking

DenganMinatBerwirausaha SMK YPM 3 Taman Sidoarjo. Skripsi Program

StudiPsikologiFakultasDakwahInstitut Agama Islam NegeriSunanAmpel Surabaya. YulianingsihIkaPina.

Hubunganpengetahuankewirausahaandanpersepsipeluangkerjadibidangakuntansid

enganminatberwirausaha.Susilaningsih.Jaryanto.JurusanPendidikanEkonomi-BKK

Akuntansi FKIP UniversitasSebelasMaret Surakarta.jurnalJupe UNS. Vol 2 No 1 Hal 131 s/d 145

Yusuf Muhammad Syahrial. 2013. MeraihKeajaibanRezekidenganWirausaha.PT


(6)

Dokumen yang terkait

ETIKA JURNALISTIK DALAM BINGKAI ISLAM : PERSEPSI DOSEN JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

1 2 96

PENGARUH IKLAN MEDIA ONLINE TOKO PEDIA DI SCTV TERHADAP MINAT BELI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 113

PENGARUH CERAMAH KH. ANWAR ZAHID MELALUI YOUTUBE TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

2 10 95

PENGEMBANGAN PAKET PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI KONSELING MELALUI TEKNIK REFRAMING BAGI MAHASISWA BKI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 3 114

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM TINJAUAN TEORI DEVITO PADA BIMBINGAN PERWALIAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

1 1 98

KETERAMPILAN KOMUNIKASI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 2 104

GAYA KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 99

PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI DOSEN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MATERI KULIAH MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

1 3 150

MOTIF KOMUNIKASI PELAKU SELFIE MAHASISWA PRODI ILMU KOMUNIKASI ANGKATAN 2012 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 120

MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI STUDI : STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 15 121