Perancangan Desain Interior Rumah Singgal untuk Calon Ibu dengan Tema "Low Cost Building" - Interior Design of Shelter Homes for Prospective Mothers with Theme "Low Cost Building".
iv
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Perancangan rumah singgah untuk calon ibu ini bertujuan untuk memberdayakan para wanita yang sedang mengalami kesulitan, dalam hal ini para wanita yang hamil di luar nikah karena korban pemerkosaan, kenakalan remaja dan lain-lain. Tempat ini tidak hanya menampung para wanita yang sedang hamil tetapi wanita-wanita tersebut diberi pembelajaran tentang kehidupan rohani dan jasmani sekaligus pembelajaran untuk dunia kerjanya sehingga mereka yang sudah keluar dari tempat tersebut dapat terjun kembali ke masyarakat dengan keadaan diri yang berbeda dari sebelumnya.
Tema yang diambil untuk perancangan rumah singgah ini adalah “Low Cost Building yang berarti memiliki sifat bangunan yang dibuat sederhana dengan mempertimbangkan sisi finansial karena berada di bawah naungan sebuah yayasan. Konsep yang dipakaipun selaras dengan tema di atas, yaitu “Effective and Efficient” dengan menggunakan material yang ekonomis serta jasa yang tidak terlalu mahal dan mengutamakan kebutuhan fungsional ruang, tetapi tidak menyampingkan sifat estetis dari ruangan yang ada.
(2)
ABSTRACT
The design of shelters for prospective mothers aims to empower women who face difficulties, in this case the women who got pregnant because of rape victims, juvenile delinquency, and etc. This place not only accommodate pregnant women but the women were given a lesson on the life of the spiritual and physical world at the same time learning to work so they are already out of that place could back into the community with a different self from the previous.
The theme for design the shelter is "Low Cost Building”, which means that the building has made by nature and simple, considering the financial side because it’s under the foundation. The concepts was aligned with the above theme, which is "Effective and Efficient", was used with economical of the materials and services that are not too expensive and prioritized functional requirements of space, but not ignore the aesthetic nature of the existing space.
(3)
viii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Ide / Gagasan Perancangan ... 3
1.3 Rumusan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Perancangan ... 4
1.5 Manfaat Perancangan ... 4
1.6 Batasan Perancangan ... 5
1.7 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II ... 7
STUDI LITERATUR ... 7
2.1 Rumah Singgah ... 7
2.1.1 Definisi Rumah ... 7
2.1.2 Definisi Rumah Singgah ... 8
2.1.3 Fungsi Rumah Singgah ... 8
2.2 Standar Ergonomi... 9
2.2.1 Tempat Tidur ... 9
2.2.2 Ergonomi Ruang Makan ... 10
2.2.3 Ergonomi Ruang Senam ... 11
(4)
2.2.5 Standar Ergonomi Ruang Konseling ... 13
2.2.6 Standar Jarak Sirkulasi ... 15
2.3 Konseling ... 16
2.3.1 Pengertian Konseling ... 16
2.3.2 Tempat Konseling ... 17
2.4 Kapel ... 18
2.4.1 Pengertian Kapel ... 18
2.4.2 Mimbar ... 19
2.4.3 Sirkulasi atau Aisle ... 20
2.5 Studi Bamding ... 20
2.5.1 Yayasan Rumah Ruth ... 20
2.5.2 Yayasan Pondok Hayat ... 25
2.5.3 Rumah Pengharapan... 29
BAB III ... 34
DESKRIPSI PROYEK ... 34
3.1 Site ... 34
3.2 Site Analisis ... 35
3.3 Tema dan Konsep ... 37
3.3.1 Tema ... 37
3.3.2 Konsep ... 38
3.3.3 Konsep Bentuk ... 39
3.3.4 Konsep Warna ... 39
3.3.5 Konsep Material ... 41
3.4 Tabel Kebutuhan Ruang ... 42
3.5 Tabel Besaran Ruang ... 43
(5)
x
Universitas Kristen Maranatha
3.7 Zoning dan Blocking ... 46
BAB IV ... 48
PERANCANGAN DESAIN ... 48
4.1 Struktur Organisasi dan Jadwal Kegiatan ... 48
4.2 Perancangan Desain ... 49
4.3 Perancangan Desain Interior ... 53
4.3.1 Mother Bedroom ... 53
4.3.2 Chapel ... 56
4.3.3 Study Room & Crafting Room ... 57
4.3.4 Female Bathroom ... 59
4.3.5 Living Room ... 62
BAB V ... 65
SIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1. Simpulan ... 65
5.2. Saran ... 66
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Standar Ergonomi Tempat Tidur……….……9
Gambar 2.2 Standar Ergonomi Ruang Makan………...…10
Gambar 2.3 Standar Ergonomi Untuk Senam Hamil, Posisi Telentan...……...…11
Gambar 2.4 Standar Ergonomi untuk Senam Hamil, Posisi Berdiri...………...…11
Gambar 2.5Standar Ergonomi Meja Crafting………...…12
Gambar 2.6Standar Ergonomi Craft Room (Meja Gambar Dan Jarak Bersih Antara)………12
Gambar 2.7 Standar Ergonomi Tempat Duduk Area Konseling………….……...13
Gambar 2.8Standar Ergonomi Jarak Bersih Tempat Duduk Area Konseling……….…..14
Gambar 2.9 Standar Ergonomi Jarak Bersih Tempat Duduk Area Konseling……….…………..14
Gambar 2.10 Jarak Bersih Minimal Sirkulasi……….………...…15
Gambar 2.11 Jarak Bersih Antar Meja………...…15
Gambar 2.12 Ilustrasi Konseling………….……….………...…...…16
Gambar 2.13 Salah Satu Contoh Ruang Konseling……….…..18
Gambar 2.14 Contoh Interior Kapel………..18
Gambar 2.15 Contoh sirkulasi atau Aisle pada gereja………...…20
Gambar 2.16 Struktur Organisasi Rumah Ruth……….…23
Gambar 2.17 Denah Yayasan Rumah RUTH………...24
Gambar 2.18 Tampak Depan Yayasan Rumah RUTH………..24
Gambar 2.19 Logo Yayasan Pondok Hayat………...25
Gambar 2.20 Yayasan Pondok Hayat………...28
Gambar 2. 21 Tampak Depan Bangunan Rumah Pengharapan……….30
Gambar 2.22 Struktur Organisasi Rumah Pengharapan………33
Gambar 3.1 Gambar Site………35
Gambar 3.2 Warna Trend 2013……….….40
(7)
xii
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.4 Sampel Materialyang Digunakan………..41
Gambar 3.5 Zoning dan Blocking Lantai 1………46
Gambar 3.6 Zoning dan Blocking Lantai 2……….…...46
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Pengharapan Baru……….……….49
Gambar 4.2 Logo Rumah Pengharapan Baru………49
Gambar 4.3 Perspective Mother Bedroom……….53
Gambar 4.4 Perspective Mother Bedroom……….54
Gambar 4.5 Partition Mother Bedroom……….55
Gambar 4.6 Floor Plan Mother Bedroom……….………..55
Gambar 4.7 Perspective Chapel……….56
Gambar 4.8 Layout Furniture & Floor Pattern Chapel………..57
Gambar 4.9 Perspective Class Room……….58
Gambar 4.10 Perspective Crafting Room………..58
Gambar 4.11 Layout Furniture and Floor Pattern Crafting Room……...……….59
Gambar 4.12 Layout Furniture and Floor Pattern Female Bathroom………60
Gambar 4.13 Partition Female Bathroom………..…61
Gambar 4.14 Female Bathroom……….61
Gambar 4.15 Living Room………...……….62
Gambar 4.16 Living Room………63
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tempat Tidur……….………...9
Table 3.1 Site Analisis………...37
Tabel 3.2 Tabel Kebutuhan Ruang………42
(9)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Banyak faktor yang menyebabkan adanya kehamilan diluar nikah, dari tindak kriminal dan kenakalan remaja. Tindak kriminalsemakin meningkat jumlahnya, terutama pada kasus kekerasan terhadap wanita, baik dari segi seksual maupun non-seksual yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Salah satunya adalah masalah kehamilan yang tidak dikehendaki. Faktor penyebabnya pun bervariasi, dari korban perkosaan, kenakalan remaja sebelum menikah, ditinggal pacar yang tidak bertanggungjawab, dan lain sebagainya.
Data terkini milik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan 51% remaja di JABODETABEK telah melakukan seks pra nikah, di Surabaya mencapai 54%, Medan 52%, Bandung 47% dan Yogyakarta 37%. Menurut data yang diperoleh BKKBN, sebanyak 20,9% remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah, tentu angka ini merupakan angka yang terbilang tinggi dan memprihatinkan. (okehealth : Rabu,13 Februari 2013 )
(10)
Ada beberapa akibat yang sering terjadi dari kasus kehamilan di luar nikah, diantaranya terdapat kasus bunuh diri, aborsi, anak yang ditelantarkan/dibuang, tetapi tidak banyak yang dapat bertahan hidup menerima kenyataan dan merawat anak-anak mereka menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Salah satu penyebabnya karena perempuan terutama remaja yang hamil diluar nikah belum memiliki kesiapan untuk melahirkan dan merawat anaknya dengan baik (Srijauhari, 2008).
Bunuh diri/membunuh anak adalah perbuatan dosa, tetapi Tuhan juga mengampuni para pendosa bila setelah itu tidak melakukan dosa lagi dan berbuat baik untuk sesama. Apabila wanita yang hamil di luar nikah ini sadar bahwa membunuh adalah dosa, maka dia harus merawat anak tersebut dan membuat dirinya menjadi berguna bagi masyarakat. Tetapi hal tersebut sangat sulit karena sang ibu sendiri pasti mengalami depresi, tertekan, merasa dikucilkan dan dijauhi oleh masyarakat maupun keluarga.
Sebagai tindak lanjut dari kasus aborsi, bunuh diri, maupun anak yang ditelantarkan/dibuang inilah, maka didirikan sebuah rumah singgah ibu hamil diluar nikah, dimana tempat ini menampung para korban pemerkosaan, kenakalan remaja, dan lain-lainyang berakibat kehamilan diluar nikah yang membutuhkan tempat bernaung. Di Bandung terdapat dua rumah singgah, yang pertama bernama Rumah RUTH, di mana rumah singgah ini masih memiliki banyak kekurangan dalam segi jalur sirkulasi, organisasi ruang, besaran ruang, pencahayaan, penghawaan, dan lain-lain. Sedangkan pada Rumah Pengharapan juga terdapat kekurangan dalam segi besaran ruang, fasilitas pendukung yang masih kurang efektif, dan lain-lain.
Dilihat dari kegunaan rumah penampungan yang sudah ada maka fungsi rumah singgah ini terlihat sangat bermanfaat untuk menumbuhkan semangat bagi para ibu hamil. Oleh karena itu dibutuhkan rumah singgah yang nyaman dan dapat meningkatkan keterampilan serta pembelajaran diri bagi ibu hamil tersebut. Pada rumah singgah ini terdapat fasilitas kelas pelatihan untuk pengembangan diri, kelas pembentukan karakter, dan lain-lain. Bangunan ini dibuat dengan tetap mempertimbangkan biaya yang ekonomis, sederhana, dan apa adanya namun tetap mementingkan kenyamanan dari pengguna rumah singgah ini.
(11)
3
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Ide / Gagasan Perancangan
Mengacu pada latar belakang di atas, maka tercetus ide untuk merancang sebuah rumah singgah bernama Rumah Pengharapan Baru, dimana Rumah Pengharapan Baru ini menyediakan beberapa fasilitas yaitu pembinaan, pembelajaran, penyuluhan, dan pengobatan untuk mengembalikan rasa percaya diri, serta pemulihan konsep diri yang benar bagi para user, sehingga para user dapat terlepas dari beban mental (dampak traumatis) lalu dapat menerima dirinya sendiri dan dapat bersosialisasi kembali dengan masyarakat umum serta diberikan juga pendidikan serta pelatihan agar mereka dapat berbagi dan melayani sesama.
Penggunan utamanya adalah para wanita yang hamil diluar nikah, sedangkan pengguna lainnya ialah mentor / trainer, ibu asrama dan staf. Oleh karena itu perancang menciptakan suasana ruang yang kekeluargaan, di mana atmosfer ruang dapat membuat user merasa nyaman, merasa diterima namun tetap memiliki privasi untuk tiap user yang berada di Rumah Pengharapan Baru ini.
Rumah Pengharapan Baru ini berada di bawah suatu yayasan, maka tema perancangannya yaitu ”Low Cost Building” yang berarti membuat bangunan murah namun tetap memiliki nilai estetis dengan di dukung oleh konsep bangunan serta fasilitas yang efektif dan efisien.Murah dalam tema ini berarti murah pada konstruksi dan murah pada operasional. Murah pada konstruksi berarti membangun seperlunya, memakai material yang ekonomis dan upah yang murah, sedangkan murah di operasional berada pada sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang menggunakan banyak bukaan, dan lain sebagainya.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan Rumah Pengharapan Baru adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menciptakan suasana kekeluargaan yang mendukung sebuah rumah singgah?
2. Bagaimana merancang Rumah Pengharapan Baru dengan mempertimbangkan aspek bangunan yang ekonomis namun tetap menyediakan fasilitas penunjang untuk pengembangan diri maupun karakter user?
(12)
1.4 Tujuan Perancangan
Perancangan rumah singgah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Maka, dalam perancanganrumah singgah ini ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai, yaitu:
1. Menciptakan suasana kekeluargaan yang dapat mendukung sebuah rumah singgah.
2. Merancang interior Rumah Pengharapan Baru dengan mempertimbangkan aspek bangunan yang ekonomis namun tetap menyediakan fasilitas penunjang untuk pengembangan diri maupun karakter user.
1.5Manfaat Perancangan
Manfaat perancangan dengan judul Perancangan Desain Interior Rumah Singgah untuk Calon Ibu dengan Tema “Low Cost Building” ini adalah :
• Bagi pemerintah
Dapat dijadikan sebagai fasilitas yang dapat membantu pemerintah dalam mencari solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya Departemen Kesehatan serta Komisi Nasional Perempuan. Selain itu dengan adanya program penyuluhan dapat mengurangi angka para remaja yang hamil di luar nikah.
• Bagi masyarakat umum dan user
Diharapkan dengan adanya rumah singgah ini dapat menumbuhkan harapan serta semangat hidup bagi para ibu hamil di luar nikah. Serta diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, saling terbuka, dan memberi suasana baru bagi setiap penggunanya, mulai dari user, keluarga, maupun staf-staf yang melayani tempat tersebut. Selain itu dengan dibuatnya rumah ini diharapkan para user tidak lagi merasa depresi tetapi dapat menjadi tegar dengan adanya dukungan dari sesama user yang lain sehingga dapat mengembalikan rasa percaya diri user agar dapat kembali ke masyarakat umum dan dengan pembinaan keterampilan yang diberikan
(13)
5
Universitas Kristen Maranatha juga dapat meningkatkan kualitas hidup user. Serta diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para remaja untuk tidak melakukan seks bebas. • Bagi mahasiswa jurusan Desain Interior
Mendapatkan banyak pengetahuan tentang perancangan interior yang dapat memberi dampak positif bagi efek psikologis pengguna, sehingga dapat memberikan suatu keadaan yang membuat para user dapat dengan nyaman dan relaks saat berada di dalamnya tanpa memberikan efek depresi dan ketakutan bagi pengguna terutama bagi para user yang tinggal di dalamnya. Serta memberikan sumbangan pemikiran mengenai desain untuk mengembangkan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan rumah singgah ibu hamil di luar nikah dengan memperhatikan biaya yang ekonomis dan fasilitas yang dapat mendukung pembentukan karakter dan pengembangan diri.
1.6 Batasan Perancangan
Pada perancangan Rumah Pengharapan Baru ini terpusat pada fasilitas perancangan kamar ibu sesudah melahirkan, ruang keluarga, ruang kelas yang terdiri dari kelas pelatihan dan keterampilan, kapel, dan kamar mandi.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan perancangan Rumah Ruth ini terdapat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang pemilihan topik perancangan, ide / gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, batasan perancangan, serta sistematika penulisan yang terdapat pada laporan perancangan ini.
Bab II berisiStudi Literatur. Pada bab 2 dipaparkan teori-teori pendukung yang didapat dari berbagai sumber sebagai landasan perancangan obyek Tugas Akhir yang dipilih. Teori pendukung ini didapat melalui studi literatur, yaitu melalui buku dan juga internet. Di dalam bab ini dijelaskan mengenai definisi rumah singgah, standar ergonomi, dan studi banding tempat serupa.
(14)
Bab III yaitu Deskripsi Obyek Studi. Bab ini berisi penjelasan mengenai proyek yang akan dibuat, analisa-analisa terhadap obyek studi (baik merupakan analisis fisik maupun fungsional), serta analisis pengguna dan program (programming). Di dalam bab ini juga dijelaskan konsep bentuk, warna dan lain-lain yang akan dipakai dalam perancangan.
Bab IV berisi Perancangan desain. Bab ini berisi penjelasan site, ruangan-ruangan yang akan dibuat, detail furniture hingga penerapan konsep pada setiap desain yang dibuat.
(15)
65
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Merancangsebuah Rumah Pengharapan Baru, memiliki tantangan desain
tersendiri. Pressure point pertama dalam perancangan proyek ini adalah menciptakan suasana kekeluargaan yang tepat untuk sebuah rumah singgah dengan menggunakan warna-warna yang tepat guna menciptakan suasana tersebut. Berlokasi di lingkungan yang baik, site ini sesuai untuk membangun wadah yang ramah lingkungan dan membuat mooduser menjadi baik. Olahan desain harus memiliki esensi dan tampilan yang berbeda dari biasanya di mana user dapat merasa nyaman untuk kembali ke masyarakat.
Pressure point yang kedua adalah acuan standar interior baik dalam hal ergonomi, ukuran, dan lainnya dimana standar untuk proyek sebuah rumah singgah belum memiliki standar baku yang terangkum dan sudah memiliki standar yang sama.
(16)
Tema “Low Cost Building” terinspirasi dari seorang santo pekerja sosial yang bernama Santo Vinsensius de Paulo. Bangunan memakai bahan dan jasa yang ekonomis, namun memiliki aspek sosial yang tinggi. Sedangkan konsep yang diterapkan dalam Rumah Pengharapan Baru ini adalah konsep “Effective and Efficient”,dimana konsep ini mengutamakan kebutuhan fungsional ruang dan kebutuhan user tanpa menghilangkan elemen estetis. Baik bentuk, warna dan material yang dipakai mengikuti kebutuhan fisik dan psikis para user.
Konsep bentuk yang didominasi oleh bentuk-bentuk geometris dapat terlihat di bagian dinding, furnitur dan pola lantai. Konsep warna yang memiliki kesan hangat dan welcoming juga terasa di bagian denah khusus yaitu pada Living Room, Mother Bedroom, Chapel, dan lain lain.
Konsep material sangat berkaitan dengan tema bangunan murah, karena memakai bahan recycle dan bahan yang bernilai ekonomis dari ceiling, lantai, hingga furnitur. Beberapa material asli akan dibiarkan dan diekspos seperti contohnya pada ceiling. Material lantai didominasi oleh plesteran yang di ekspos, dan beberapa bagian dikombinasi dengan keramik berwarna pastel sehingga terlihat menarik.
5.2. Saran
Dari permasalahan yang ada, saran untuk desain sejenis sebaiknya diperbanyak referensi mengenai ergonomi ibu hamil dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Penggunaan furnitur yang baik sesuai dengan standar ibu hamil baik adanya. Menggunakan warna-warna yang bersifat hangat, sehingga menimbulkan suasana kekeluargaan yang nyaman bagi user.
(17)
67
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, hlm. 757
Flo Plus Florist. 2012. Weekend Retreat in Lembang Part 1. http://flowerdeily.blogspot.com/2012/02/weekend-retreat-in-lembang.html.
Diunduh Selasa, 8 Juni 2013, Jam 19.30 WIB.
Gunarsa, Singgih D. 1992, Konseling dan Psikoterapi, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Hadi Yanuar Siswanto. 2013. Definisi Rumah Tinggal. http://hadiyanuariswanto.wordpress.com/2013/04/27/definisi-rumah-tinggal/.
Diunduh Senin, 18 November 2013, Jam 20.45 WIB.
Hilman, Maman. 2010. Materi Kuliah Rekayasa Lahan II. Bandung : UPI Ibid, hlm. 843
Kang Oyot. 2011. Definisi Konseling Dari Berbagai Sudut Pandang.
http://terasmakalah.blogspot.com/2011/02/definisi-konseling-dari-berbagai-sudut.html. Selasa, 8 Juni 2013, Jam 11.45 WIB.
Leow John. Pondok Hayat. http://www.leow-john.com/pondokhayat/. Di unduh Selasa, 19 November 2013, Jam 13.00 WIB.
Sawahata, Lesa. 2008. Complete Color Harmony Workbook: A Workbook and Guide to Creative Color Creations. Rockport Publisher
(1)
1.4 Tujuan Perancangan
Perancangan rumah singgah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Maka, dalam perancanganrumah singgah ini ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai, yaitu:
1. Menciptakan suasana kekeluargaan yang dapat mendukung sebuah rumah singgah.
2. Merancang interior Rumah Pengharapan Baru dengan mempertimbangkan aspek bangunan yang ekonomis namun tetap menyediakan fasilitas penunjang untuk pengembangan diri maupun karakter user.
1.5Manfaat Perancangan
Manfaat perancangan dengan judul Perancangan Desain Interior Rumah Singgah untuk Calon Ibu dengan Tema “Low Cost Building” ini adalah :
• Bagi pemerintah
Dapat dijadikan sebagai fasilitas yang dapat membantu pemerintah dalam mencari solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya Departemen Kesehatan serta Komisi Nasional Perempuan. Selain itu dengan adanya program penyuluhan dapat mengurangi angka para remaja yang hamil di luar nikah.
• Bagi masyarakat umum dan user
Diharapkan dengan adanya rumah singgah ini dapat menumbuhkan harapan serta semangat hidup bagi para ibu hamil di luar nikah. Serta diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, saling terbuka, dan memberi suasana baru bagi setiap penggunanya, mulai dari user, keluarga, maupun staf-staf yang melayani tempat tersebut. Selain itu dengan dibuatnya rumah ini diharapkan para user tidak lagi merasa depresi tetapi dapat menjadi tegar dengan adanya dukungan dari sesama user yang lain sehingga dapat mengembalikan rasa percaya diri user agar dapat kembali ke masyarakat umum dan dengan pembinaan keterampilan yang diberikan
(2)
juga dapat meningkatkan kualitas hidup user. Serta diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para remaja untuk tidak melakukan seks bebas. • Bagi mahasiswa jurusan Desain Interior
Mendapatkan banyak pengetahuan tentang perancangan interior yang dapat memberi dampak positif bagi efek psikologis pengguna, sehingga dapat memberikan suatu keadaan yang membuat para user dapat dengan nyaman dan relaks saat berada di dalamnya tanpa memberikan efek depresi dan ketakutan bagi pengguna terutama bagi para user yang tinggal di dalamnya. Serta memberikan sumbangan pemikiran mengenai desain untuk mengembangkan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan rumah singgah ibu hamil di luar nikah dengan memperhatikan biaya yang ekonomis dan fasilitas yang dapat mendukung pembentukan karakter dan pengembangan diri.
1.6 Batasan Perancangan
Pada perancangan Rumah Pengharapan Baru ini terpusat pada fasilitas perancangan kamar ibu sesudah melahirkan, ruang keluarga, ruang kelas yang terdiri dari kelas pelatihan dan keterampilan, kapel, dan kamar mandi.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan perancangan Rumah Ruth ini terdapat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang pemilihan topik perancangan, ide / gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, batasan perancangan, serta sistematika penulisan yang terdapat pada laporan perancangan ini.
(3)
Bab III yaitu Deskripsi Obyek Studi. Bab ini berisi penjelasan mengenai proyek yang akan dibuat, analisa-analisa terhadap obyek studi (baik merupakan analisis fisik maupun fungsional), serta analisis pengguna dan program (programming). Di dalam bab ini juga dijelaskan konsep bentuk, warna dan lain-lain yang akan dipakai dalam perancangan.
Bab IV berisi Perancangan desain. Bab ini berisi penjelasan site, ruangan-ruangan yang akan dibuat, detail furniture hingga penerapan konsep pada setiap desain yang dibuat.
(4)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Merancangsebuah Rumah Pengharapan Baru, memiliki tantangan desain tersendiri. Pressure point pertama dalam perancangan proyek ini adalah menciptakan suasana kekeluargaan yang tepat untuk sebuah rumah singgah dengan menggunakan warna-warna yang tepat guna menciptakan suasana tersebut. Berlokasi di lingkungan yang baik, site ini sesuai untuk membangun wadah yang ramah lingkungan dan membuat mooduser menjadi baik. Olahan desain harus memiliki esensi dan tampilan yang berbeda dari biasanya di mana
(5)
Tema “Low Cost Building” terinspirasi dari seorang santo pekerja sosial yang bernama Santo Vinsensius de Paulo. Bangunan memakai bahan dan jasa yang ekonomis, namun memiliki aspek sosial yang tinggi. Sedangkan konsep yang diterapkan dalam Rumah Pengharapan Baru ini adalah konsep “Effective
and Efficient”,dimana konsep ini mengutamakan kebutuhan fungsional ruang dan
kebutuhan user tanpa menghilangkan elemen estetis. Baik bentuk, warna dan material yang dipakai mengikuti kebutuhan fisik dan psikis para user.
Konsep bentuk yang didominasi oleh bentuk-bentuk geometris dapat terlihat di bagian dinding, furnitur dan pola lantai. Konsep warna yang memiliki kesan hangat dan welcoming juga terasa di bagian denah khusus yaitu pada Living Room, Mother Bedroom, Chapel, dan lain lain.
Konsep material sangat berkaitan dengan tema bangunan murah, karena memakai bahan recycle dan bahan yang bernilai ekonomis dari ceiling, lantai, hingga furnitur. Beberapa material asli akan dibiarkan dan diekspos seperti contohnya pada ceiling. Material lantai didominasi oleh plesteran yang di ekspos, dan beberapa bagian dikombinasi dengan keramik berwarna pastel sehingga terlihat menarik.
5.2. Saran
Dari permasalahan yang ada, saran untuk desain sejenis sebaiknya diperbanyak referensi mengenai ergonomi ibu hamil dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Penggunaan furnitur yang baik sesuai dengan standar ibu hamil baik adanya. Menggunakan warna-warna yang bersifat hangat, sehingga menimbulkan suasana kekeluargaan yang nyaman bagi user.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, hlm. 757
Flo Plus Florist. 2012. Weekend Retreat in Lembang Part 1. http://flowerdeily.blogspot.com/2012/02/weekend-retreat-in-lembang.html.
Diunduh Selasa, 8 Juni 2013, Jam 19.30 WIB.
Gunarsa, Singgih D. 1992, Konseling dan Psikoterapi, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Hadi Yanuar Siswanto. 2013. Definisi Rumah Tinggal. http://hadiyanuariswanto.wordpress.com/2013/04/27/definisi-rumah-tinggal/.
Diunduh Senin, 18 November 2013, Jam 20.45 WIB.
Hilman, Maman. 2010. Materi Kuliah Rekayasa Lahan II. Bandung : UPI
Ibid, hlm. 843
Kang Oyot. 2011. Definisi Konseling Dari Berbagai Sudut Pandang.
http://terasmakalah.blogspot.com/2011/02/definisi-konseling-dari-berbagai-sudut.html. Selasa, 8 Juni 2013, Jam 11.45 WIB.
Leow John. Pondok Hayat. http://www.leow-john.com/pondokhayat/. Di unduh Selasa, 19 November 2013, Jam 13.00 WIB.