PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PADI DI LAMONGAN.

(1)

TUGAS AKHIR

”PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN PADI DI LAMONGAN”

untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh :

AGUNG TRI BIJAKSONO

0651010033

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR

2011


(2)

TUGAS AKHIR

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN PADI DI LAMONGAN

Dipersiapkan dan disusun oleh :

AGUNG TRI BIJAKSONO

0651010033

Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 9 JUNI 2011

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar sarjana ( S1 )

Tanggal :

Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1

Dekan Falkutas Teknik Sipil Dan Perencanaan Pembimbing Utama

Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT NIP. 19670722 199303 2 00 2

Pembimbing Pendamping

Heru Subiyantoro, ST., MT. NPT. 3 7102 96 0061 1

Penguji

Ir. Niniek Anggriani, MTP NIP 19580124 198703 2 001

Ami Arfianti, ST. MT. NPT. 3 6911 97 0158 1

Ir. Erwin Djuni Winarto, MT. NPT. 3 6506 99 0166 1


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul

“Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan” ini dapat

terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Bersama ini penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatNya, berupa inspirasi dan ide untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak & Ibu dirumah yang sudah membiayai dan selalu mendoakan saya. Terima kasih sebanyak-banyaknya atas semua usaha dan kerja keras beliau berdua sehingga saya bisa mencapai kesuksesan ini.

3. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Tekni Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran”, Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran”, Jawa Timur.

5. Ibu Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT. selaku Kepala Laboratorium Tugas Akhir Arsitektur dan juga selaku Dosen Pembimbing Utama. Terima kasih banyak atas bimbingannya Bu.

6. Bapak Heru Subiyantoro, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing Pendamping. Maaf jarang menghadap Pak dan terima kasih banyak atas bimbingannya.

7. Bapak Ir. Erwin Djuni Winarto, MT., Ibu Ami Arfianti, ST., MT., dan Ibu Niniek Anggriani, MTP., selaku Dosen Penguji. Terima kasih atas semua kritik dan sarannya.


(4)

8. Om Dedi dan Tante Tini (ortu Boni), terima kasih sudah diberi fasilitas menginap dan konsumsi selama kerja kelompok di Rungkut.

9. Kelompok yahud sekali, Arie, Boni, Dhimas, Ganis, Lutfi, Sufi, Yudhistira. Terima kasih atas semua dukungannya.

10. Teman-teman seangkatan Tugas Akhir, Adin, Ardi, Boni, Deniar, Denny, Dhani, Dhimas, Doddi, Ganis, Hamdi, Hendra, Liana, Romey, Yudhistira. 11. Teman-teman arsitek angkatan 2004, 2005, 2006.

12. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Proposal Tugas Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dalam penyusunan proposal tugas akhir ini. Semoga Proposal Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, dan bisa didapatkan hasil yang maksimal nantinya.

Surabaya, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ...ii

Abstraksi ...iii

Kata Pengantar... iv

Daftar isi... vi

Daftar Gambar ...viii

Daftar Tabel... ix

Daftar Skema/Bagan ... x

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan... 3

1.3. Batasan & Asumsi ... 3

1.4. Metode Perancangan... 4

1.5. Sistematika Laporan ... 6

BAB 2 : TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Tinjauan Umum ...8

2.1.1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir...8

2.1.2. Studi literatur ...8

2.1.3. Studi Kasus ...11

2.1.4. Hasil Studi ...15

2.2. Tinjauan Khusus ...15

2.2.1. Lingkup Pelayanan...15

2.2.2. Struktur Organisasi...16

2.2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang...16

2.2.4. Pengelompokan Ruang ...19


(6)

BAB 3 : TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1. Latar Belakang Lokasi ...23

3.2. Penetapan Lokasi ...24

3.3. Kondisi Fisik Lokasi ...27

3.3.1. Exsisting Site ...27

3.3.2. Aksesibilitas...31

3.3.3. Potensi Lingkungan...31

3.3.4. Infrastruktur Kota...32

3.4. Peraturan Bangunan Setempat...33

BAB 4 : ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Ruang ...35

4.1.1. Organisasi Ruang ...35

4.1.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi ...37

4.1.3. Diagram Abstrak ...39

4.2. Analisa Site ...40

4.2.1. Analisa Aksesibilitas ...40

4.2.2. Analisa Iklim...42

4.2.3. Analisa Lingkungan Sekitar ...42

4.2.4. Analisa Zoning...43

4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan ...43

4.3.1. Analisa Bentuk...43

4.3.2. Analisa Tampilan ...46

BAB 5 : KONSEP PERANCANGAN 5.1.Konsep Tapak...49

5.1.1. Konsep Zoning...49

5.1.2. Konsep Tatanan Massa...49

5.1.3. Konsep Entrance ...50

5.2.Konsep Tampilan...50

5.2.1. Konsep Bentukan ...50


(7)

5.3.Konsep Ruang Dalam ...52

5.3.1. Konsep Laboratorium...52

6. BAB 6 : APLIKASI RANCANGAN 6.1.Aplikasi Tapak...53

6.1.1. Aplikasi Zoning...53

6.1.2. Aplikasi Tatanan Massa ...54

6.1.3. Aplikasi Entrance ...57

6.2.Aplikasi Tampilan ...58

6.2.1. Aplikasi Bentukan...58

6.2.2. Aplikasi Fasad...58

6.3.Aplikasi Ruang Dalam ...59

6.3.1. Aplikasi Laboratorium ...59

Daftar Pustaka ... 60


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gb. 2.1. Rumah Kaca...10

Gb. 2.2. Contoh struktur rumah kaca...11

Gb. 2.3. Kantor BB. Padi ...11

Gb. 2.4. Rumah Kaca BB. Padi ...12

Gb. 2.5. Kantor IRRI...13

Gb. 2.6. Perspektif Laboratorium Departemen Pertanian Oklahoma ...14

Gb. 3.1. Peta Lamongan dan Kecamatan Sugio ...24

Gb. 3.2. Peta garis wilayah site ...25

Gb. 3.3. Citra satelit lokasi ...26

Gb. 3.4. Peta Site secara Makro...27

Gb. 3.5. Peta Site secara Makro...28

Gb. 3.6. Batas-batas Site ...29

Gb. 3.7. Vegetasi ...30

Gb. 3.8. Jalan Raya Sugio ...31

Gb. 3.9. Pertanian Padi disekitar site ...31

Gb. 3.10. Saluran air didepan site...32

Gb. 3.11. Trafo di area Site ...33

Gb. 3.12. Peraturan bangunan setempat...33

Gb. 4.1. Sirkulasi site ...39

Gb. 4.2. Diagram Abstrak ...39

Gb. 4.3. Diagram Fs. Laboratorium...40

Gb. 4.4. Kantor Desa Kebet ...40

Gb. 4.5. Lalu lintas Jl. Raya Sugio ...40

Gb. 4.6. Jembatan menuju Site ...41

Gb. 4.7. Peta Akses Site ...41

Gb. 4.8. Zona dalam Site...43

Gb. 4.9. Konsep Ide Bentuk dan Tatanan Massa...44

Gb. 4.10. Proses Pengolahan Bentukan ...45


(9)

Gb. 4.12. Aplikasi massa pada Site ...46

Gb. 4.13. Sketsa Tampilan ...47

Gb. 4.14. 3D Tampilan...47

Gb. 5.1. Konsep Zoning ...49

Gb. 5.2. Konsep tatanan yang memanjang...49

Gb. 5.3. Gambaran tatanan massa ...50

Gb. 5.4. Konsep Entrance...50

Gb. 5.5. Tampilan Jendela...51

Gb. 5.6. Kolom yang diekspose...51

Gb. 5.7. Modul laboratorium...52

Gb. 6.1. Aplikasi Zoning...53

Gb. 6.2. Lay Out Plan ...54

Gb. 6.3. Parkir ...54

Gb. 6.4. Fas. Pengunjung & Pengelola dan Guest House...55

Gb. 6.5. Fas. Lab. dan Rumah Kaca ...55

Gb. 6.6. Rumah Kaca...56

Gb. 6.7. Fas. Produksi ...56

Gb. 6.8. Sentra Penjualan dan Kantin ...57

Gb. 6.9. Tatanan Massa dilihat dari Jl. Raya...57

Gb. 6.10. Aplikasi Entrance ...58

Gb. 6.11. Aplikasi Bentukan ...58

Gb. 6.12. Aplikasi Fasad ...59

Gb. 6.13. Aplikasi Bukaan dan Kolom yang terekspose ...59


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Hasil Padi Lamongan 2 Tahun Terakhir...2

Tabel 2.1 : Aktifitas Pengunjung ...16

Tabel 2.2 : Aktifitas Peneliti...17

Tabel 2.3 : Aktifitas Pengelola ...18

Tabel 2.4 : Pengelompokan Ruang ...19

Tabel 2.5 : Fasilitas Pengunjung dan Pengelola ...20

Tabel 2.6 : Fasilitas Penelitian...20

Tabel 2.7 : Fasilitas Produksi ...21

Tabel 2.8 : Fasilitas Guest House ...21

Tabel 2.9 : Fasilitas Parkir...22

Tabel 2.10 : Total Luas Bangunan...22

Tabel 4.1. Hub. Antar ruang F. Penelitian dan Pengelola...37

Tabel 4.2. Hub. Antar ruang F. Laboratorium...38

Tabel 4.3. Hub. Antar ruang F. Produksi ...38


(11)

DAFTAR SKEMA/BAGAN

Skema 1.1 : Urutan Tahapan Perancangan...4

Skema 2.1 : Struktur Organisasi BB. Biogen...16

Bagan 4.1. Organisasi Ruang F. Pengunjung dan Pengelola ...35

Bagan 4.2. Organisasi Ruang F. Laboratorium ...36

Bagan 4.3. Organisasi Ruang F. Produksi...36

Bagan 4.4. Organisasi Ruang F. Guest House ...37


(12)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN

PADI DI LAMONGAN

Agung Tri Bijaksono 0651010033

ABSTRAKSI

Penulisan Proposal Tugas Akhir. Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur, Tahun 2009.

Pada tahun 1985, Indonesia, yang diwakili oleh Presiden Soeharto, mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) karena swasembada pangannya. Saat itu Indonesia dipuji sebagai negara berkembang yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Namun ketahanan pangan nasional Indonesia sangat rapuh. Beberapa tahun kemudian mulai terdengar berita tentang krisis pangan di Indonesia.

Menyadari kurangnya ketahanan pangan Indonesia, pemerintah berusaha meningkatkan ketahanan pangannya, sehingga pada tahun 2008 pemerintah Indonesia mengklaim telah berswasembada beras. Pemerintah Indonesia mengklaim mampu meningkatkan produksi padi sebesar 3,12 juta ton gabah atau meningkat 5,46 % dari tahun 2007. Produksi padi tahun 2008 sebesar 60,28 juta ton atau setara dengan 35,32 juta ton beras. Hal ini mendorong pemerintah mengembangkan wacana ekspor beras di tahun 2009 ini, dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga beras dunia.

Maksud dari perancangan proyek Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini adalah menyediakan wadah penelitian dan pengembangan tanaman pangan, dalam hal ini terkhusus tanaman padi, sebagai makanan pokok orang Indonesia, guna mendukung swasembada pangan Indonesia.

Lokasi perancangan ini berada di Lamongan dimana Lamongan Perupakan daerah penghasil padi terbesar di Jawa Timur.

Dengan adanya perancangan ini diharapkan nantinya Indonesia bisa menjadi negara swasembada pangan kembali dan tidak perlu menjadi negara pengimpor beras.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.

Padi diduga pertamakali dibudidayakan di India, selama kurang lebih 9000 tahun. Di Indonesia, Malaysia dan Filipina pembudidayaan padi telah dimulai sesudah 1500 Masehi. Bukti awal pembudidayaan padi yang ditemukan di Thailand, padi ditanam pada waktu 500-900 Masehi. Padi ditanam di seluruh daerah tropik basah dan subtropik.

Hingga saat ini Pulau Jawa tetap menjadi kontributor terbesar dalam pengadaan beras nasional dengan luas panen dan produksi masing-masing 46,8 % dan 54 %. Jawa Timur merupakan provinsi penghasil padi terbesar kedua setelah Jawa Barat (data dilampirkan). Hal tersebut merupakan potensi dari Jawa Timur. Di Jawa Barat sendiri terdapat Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, sementara Jawa Timur masih belum memiliki.

Jawa Timur dengan potensi pertanian padinya dimana luas areal panen mencapai 1.884.879 Ha (2009) merupakan salah satu pilar ekonomi Jawa Timur. Dengan hasil panen mencapai 11 juta ton lebih (2009), Jawa Timur menjadi salah satu distributor padi nasional. Padi dari Jawa didistribusikan kedaerah lain di Indonesia yang daerahnya kekurangan padi.

Sejak tahun 2007, Lamongan ditetapkan oleh pemerintah sebagai penghasil padi terbanyak di Jawa Timur (data dilampirkan), sehingga Lamongan mendapat penghargaan berturut-turut dari tahun 2007 sampai sekarang. Produksi padi Lamongan meningkat pada tahun 2008, berikut adalah peningkatan hasil padi di Lamongan.


(14)

Tabel 1.1 : Hasil Padi Lamongan 2 Tahun Terakhir.

Catatan : Sumber : Dispertahut Lamongan, 2010 * GKG : Gabah Kering Giling

Dari data diatas dapat diketahui bahwa produktifitas padi Lamongan mencapai 61,70 kwintal perhektar pada tahun 2007. Dan pada 2008 meningkat menjadi 62,63 kwintal perhektar atau sekitar 2,45 % dari tahun 2007. dengan bertambahnya areal tanam dan panen maka, panen padi Lamongan semakin bertambah. Dengan meningkatnya hasil pertanian padi Lamongan maka perlu diadakan penelitian mengenai pertanian padi di Lamongan agar bisa diterapkan didaerah lain di Indonesia.

Dengan adanya Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini diharapkan bisa menyelidiki faktor-faktor panen tinggi di Lamongan. Selain itu kualitas padi Lamongan nantinya bisa ditingkatkan melalui penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini. Dengan diterapkannya teknologi dan aplikasi pertanian padi di Lamongan dari hasil penelitian proyek ini nantinya diharapkan tiap daerah di Indonesia bisa berswasembada pangan sendiri sehingga swasembada pangan secara berkelanjutan di Indonesia bisa tercapai. Dengan begitu Indonesia tidak perlu mengimpor beras lagi.

Dengan paparan diatas, Indonesia yang mulai berswasembada beras kembali pada tahun ini harus didukung agar Indonesia tidak perlu mengimpor beras lagi. Dengan adanya Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini, pertanian Indonesia, khususnya Lamongan, bisa menghasilkan padi lokal dengan kualitas tinggi.

Tahun Produksi Areal Tanam Areal Panen

2007 819.832 ton GKG* 134.941 ha 132.882 ha 2008 839.986 ton GKG 137.352 ha 134.117 ha 2009 840.472 ton GKG 138.267 ha 135.475 ha 2010 840.961 ton GKG 139.124 ha 135.920 ha


(15)

1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan

Maksud dari perancangan proyek Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini adalah menyediakan wadah penelitian dan pengembangan tanaman pangan, dalam hal ini terkhusus tanaman padi, guna meneliti dan menyelidiki perkembangan tanaman padi Lamongan yang surplus, agar bisa diaplikasikan didaerah lain, sehingga bisa berswasembada pangan.

Berkaitan dengan maksud tersebut diatas, maka tujuan dari perancangan Pusat Penelitian Tanaman Padi ini adalah :

• Merencanakan fasilitas yang menampung kegiatan penelitian dan

pengembangan tanaman padi, serta fasilitas penunjang guna mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman padi.

• Merencanakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di

Lamongan dengan disain tatanan massa yang saling terhubung.

• Mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan secara

nasional umumnya, serta meningkatkan penghasilan petani di Lamongan khususnya.

1.3. Batasan dan Asumsi

1.3.1. Batasan

Perencanaan proyek Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan ini direncanakan dapat mewadahi kegiatan utama budidaya tanaman padi. Yaitu pengembangan varietas dan penelitian hama penyakit tanaman khusus padi. Guna mewujudkan rancangan yang optimal pada proyek, perlu adanya pembatasan. Batasan dalam penyelesaian proyek adalah sebagai berikut:

• Proyek ini direncanakan dapat mewadahi kegiatan utama, yaitu

penelitian dan pengembangan, yang dilengkapi dengan sarana dan fasilitas penunjang yang mendukung kegiatan tersebut.

• Penyelesaian rancangan lebih dititik beratkan pada pola tatanan massa


(16)

1.3.2. Asumsi

Pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini diasumsikan sebagai tempat penelitian milik pemerintah, yaitu dibawah Departemen Pertanian sebagai asumsi dana dan lokasi milik pemerintah.

Dimana nantinya penelitian ini nantinya akan bekerjasama dengan pihak luar/swasta. Pihak luar tersebut bisa berasal dari dalam maupun luar negeri. Hal tersebut diatas berguna untuk menunjang dan meningkatkan hasil penelitian.

1.4. Metode Perancangan

Sub bab Tahapan Rancangan disini menjelaskan secara skematik tentang urutan yang dilakukan penyusun dalam menyusun laporan mulai dari tahap pemilihan judul sampai dengan laporan selesai untuk kemudian diaplikasikan pada gambar perancangan.

Interpretasi Judul

Pengumpulan Data (Kompilasi dan Analisis)

• Studi Internet. • Studi Pustaka. • Studi Lapangan.

• Wawancara

Identifikasi Masalah

Rumusan Konsep Perancangan

Aplikasi Perancangan Gambar Analisa Permasalahan


(17)

Dalam penyusunan proyek ini ada beberapa tahapan-tahapan metode yang akan dijadikan acuan atau bahkan digunakan dalam perancangan proyek ini, yaitu: 1. Interpretasi judul

Adalah pencarian judul untuk proyek ini yang sesuai dengan apa yang akan dirancang dan juga sesuai dengan isi dan tujuan yang ada pada proyek ini. 2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan ide judul atau pengajuan judul maka dilakukan pengumpulan data selengkapnya yang dapat mendukung ide merancang Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan ini. Data yang diperlukan antara lain :

• Studi kegiatan ruang. • Studi besaran ruang.

• Studi pola ruang laboratorium. • Studi sirkulasi.

• Tampilan bangunan.

Sehingga ide rancangan ini dapat dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data meliputi :

• Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan persyaratan. Antara lain studi tentang standart-standart luasan ruang yang dibutuhkan dan studi literatur yang berkaitan tentang tanaman dan pertanian padi di Lamongan.

• Studi Kasus

Studi kasus adalah mencari suatu objek rancang yang sesuai dengan rencana proyek sehingga kita memiliki pembanding mengenai data-data proyek yang telah ada.


(18)

• Survey Lapangan

Yaitu melakukan studi lapangan yang dilakukan pada site terpilih dengan pengamatan dan penghayatan terhadap karakter site yang menyangkut batasan, kendala dan potensi yang ada.

3. Penyusunan dan pengolahan data

Data-data yang ada kemudian disusun, dievaluasi dan hasilnya dijadikan pedoman dalam perencanaan dan perancangan. Berdasarkan data-data yang telah ada dan dievaluasi serta telah disesuaikan dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan ini, maka kegiatan perencanaan ini dapat dimulai. Sehingga pembahasan nanti dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diterima.

4. Analisa Permasalahan

Semua data yang telah terkumpul, disusun dan dievaluasi kemudian dianalisa permasalahan yang muncul.

5. Rumusan Masalah

Adalah kesimpulan dari studi yang telah dilakukan, baik studi di lapangan, dan literatur. Yang kemudian dijadikan acuan minimal dalam desain Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan ini.

6. Rumusan Konsep Perancangan

Pada tahap ini, pendekatan–pendekatan dalam perancangan akan mulai direalisasikan. Dengan pendekatan desain, hasil akhir dari perancangan diharapkan akan sesuai dengan gambaran pada bab awal.

7. Aplikasi Perancangan Gambar

Akan tervisualisasi dengan bentuk gambar denah, tampak, potongan, lay out plan, site plan, serta maket sebagai bentukan 3 dimensi dari rancangan.

1.5. Sistematika Laporan

Untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama tentang Pusat Konservasi dan Penelitian Tanaman Padi ini, maka penyajian laporan ini menggunakan sistematika sebagai berikut :


(19)

BAB I :

Pendahuluan, yang menjabarkan mengenai latar belakang pemilihan judul proyek tugas akhir, maksud dan tujuan, ruang lingkup perancangan, metode perancangan, sistematika laporan.

BAB II :

Tinjauan proyek, menjabarkan tentang Pengertian Judul, Studi Kasus yang berkaitan dengan proyek dimana menyangkut tentang aspek kualitas dan kuantitas serta persyaratan proyek. Tinjauan khusus obyek rancangan membahas batasan dan asumsi, lingkup pelayanan, aktifitas dan kebutuhan ruang, serta pengelompokan ruang.

BAB III :

Tinjauan Lokasi perancangan yang menjabarkan tentang, latar belakang pemilihan lokasi, penetapan lokasi, keadaan fisik lokasi, aksesibilitas, potensi bangunan sekitar dan infrastruktur kota.

BAB IV :

Analisa Perancangan, menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya terdapat tema yang diinginkan dalam rancangan.

BAB V :

Konsep Perancangan, pada tahap ini, pendekatan–pendekatan dalam perancangan akan mulai direalisasikan. Dengan pendekatan desain, hasil akhir dari perancangan diharapkan akan sesuai dengan gambaran pada bab awal.

BAB VI :

Aplikasi Rancangan, akan tervisualisasi dengan bentuk gambar denah, tampak, potongan, lay out plan, site plan, serta maket sebagai bentukan 3 dimensi dari rancangan.


(20)

BAB II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan memiliki pengertian sebagai berikut :

• Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tempat/wadah/lokasi kegiatan untuk meneliti. Tempat pemberdayaan dan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara skematis dan obyektif untuk memecahkan suatu masalah atau menguji hipotesis untuk menemukan serta mengembangkan prinsip-prinsip umum.

• Tanaman Padi

Bernama latin Oryza Sativa, tanaman budidaya terpenting bagi manusia. Penghasil beras, salah satu makanan pokok dunia.

• Di Lamongan

Berlokasi/terletak di Lamongan. Lamongan sendiri adalah kota/kabupaten di pantai utara Jawa Timur.

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan pengertian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan adalah fasilitas atau tempat kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan khusus padi guna menghasilkan varietas unggul di Lamongan.

2.1.2. Studi Literatur

2.1.2.1. Budidaya dan Pemuliaan Pertanian

o Budidaya

Merupakan kegiatan dalam bidang pertanian untuk memproduksi suatu tanaman yang berguna bagi manusia. Pada budidaya ini, kegiatan yang


(21)

terjadi adalah kegiatan produksi biasa/konvensional sampai pada tahap pengolahan hasil pertanian, dimana semua kegiatan tersebut dilakukan oleh manusia. Pada kegiatan budidaya tidak dihasilkan varietas baru.

o Pemuliaan

Merupakan penerapan biologi, terutama genetika, dalam bidang pertanian untuk memperbaiki produksi dan kualitas. Pada kegiatan pemuliaan ini terjadi percobaan terhadap objek spesies pemuliaan. Percobaan tersebut antara lain, persilangan dengan spesies lain, pemurnian, penyeleksian dan pembiakan sehingga menghasilkan varietas baru dari percobaan tersebut.

2.1.2.2. Laboratorium

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium pertanian, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Laboratorium Pertanian hendaknya jauh dari sumber polusi, dekat dengan sumber tenaga listrik dan air. Untuk menghemat listrik, baiknya laboratorium terletak di daerah tinggi guna menjaga suhu tetap rendah. Beberapa jenis laboratorium pertanian khusus padi, antara lain sebagai berikut:

o Laboratorium Uji Biologi Tanaman

Kegiatan yang dilakukan didalam Laboratorium Uji Biologi Tanaman adalah meneliti tentang DNA tanaman dengan melakukan kultur jaringan sehingga ditemukan varietas baru yang lebih unggul.

o Laboratorium Uji Hara Tanah dan Hama

Laboratorium Uji Hara Tanah dan Hama berfungsi sebagai tempat penelitian kandungan didalam tanah sehingga bisa diketahui jenis dan dosis


(22)

pupuk yang sesuai. Selain itu juga sebagai tempat menguji ketahanan tanaman terhadap hama, serta menemukan cara untuk mengendalikannya.

o Laboratorium Uji Proksimat

Laboratorium Uji Proksimat berfungsi menguji dan mengetahui kandungan nutrisi didalam tanaman.

o Laboratorium Mutu Benih

Laboratorium Uji Mutu Benih digunakan untuk menguji benih dalam hal mutu genetic, mutu fisiologi dan mutu fisik.

o Laboratorium Uji Beras dan Gabah

Laboratorium Uji Beras dan Gabah bias dikatakan sebagai proses jadi. Didalam laboratorium ini padi sudah yang sudah dalam bentuk beras dan gabah dikelompokkan sesuai ukuran dan jenisnya.

2.1.2.3. Rumah Kaca

Rumah Kaca (Greenhouse) adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk membudidayakan tanaman. Bahan utamanya terbuat dari kaca ataupun plastik. Suhu didalam rumah kaca bisa menjadi panas dikarenakan radiasi elektromagnek dari panas matahari yang masuk kedalam rumah kaca terperangkap dan tidak bisa keluar dengan kata lain panas yang masuk tidak dapat keluar.


(23)

Panas matahari tersebut memanaskan tumbuhan, tanah dan udara didalam ruangan. Didalam rumah kaca, suhu dan pencahayaan juga bisa diatur sesuai kebutuhan. Karena itu rumah kaca dapat digunakan sebagai tempat budidaya tanaman diberbagai musim.

Rumah kaca melindungi tanaman dari panas yang berlebihan, debu, cuaca buruk dan juga dari hama.

2.1.3. Studi Kasus

2.1.3.1. BB Padi (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi)

BB Padi berada di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, sekitar 20 km dari Cikampek ke arah Cirebon. Saat didirikan pada 1972, institusi ini bernama Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) Cabang Sukamandi. Seluruh bangunan perkantoran beserta fasilitas penelitian, selesai pada 1980. Pada 10 Agustus 1980 institusi ini diresmikan oleh Presiden Suharto, sebagai Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi (Balittan Sukamandi), sampai 1994.

Gb. 2.3. Kantor BB. Padi Gb. 2.2. Contoh struktur rumah kaca


(24)

Kemudian berdasar SK Mentan No. 796/Kpts/OT.210/12/94 Balittan Sukamandi berubah tugas dan fungsi menjadi institusi penelitian yang khusus menangani komoditas padi dan bernama BALITPA, pada 1994. BALITPA mengembang tugas utama melakukan penelitian untuk menghasilkan ilmu dan teknologi padi yang mampu meningkatkan produksi dan ketersediaan padi sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 12/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 organisasi dan tata kerja BALITPA berubah menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi).

Sebagai institusi riset, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi memiliki berbagai fasilitas fisik seperti gedung perkantoran beserta perlengkapannya, rumah kaca, laboratorium, dan empat kebun percobaan. Keempat kebun percobaan secara struktural berstatus sebagai instalasi penelitian (Inlit) dan berlokasi di Sukamandi, Pusakanagara, Kuningan dan Muara (Bogor).


(25)

2.1.3.2. IRRI (International Rice Research Institute)

IRRC adalah pusat penelitian padi yang dibangun sebagai bagian dari Revolusi Hijau (Green Revolution) pada awal tahun 60-an. IRRI berlokasi di Los Banos, tepatnya di dalam Kampus University of the Philippines Los Banos (UPLB), Filipina. IRRI dibangun tahun 1960 oleh Rockefeller Foundation and Ford Foundation. IRRI telah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menanggulangi permasalah kelangkaan pangan, khususnya padi.

Salah satu keberhasilan awal dari IRRI (1966) adalah varietas modern yang diberi nama International Rice (IR) 5 dan IR 8. Kedua varietas ini mampu meningkatkan produksi padi dari rata-rata 2-3 ton/ha menjadi sekitar 6 ton/ha. (Di laboratorium IR 8 mampu berproduksi sampai 10 ton/ha). Keunggulan lain, IR 8 dan IR 5 berumur pendek.

Dengan cepat varietas ini menyebar di Filipina dan negara- negara produsen padi di Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, nama IR 5 dan IR 8 diganti oleh Presiden Suharto menjadi Pelita Baru (PB) 8 dan PB 5. Sejak saat itu IRRI terus menghasilkan varietas-varietas padi unggul. Dua varietas unggul yang muncul kemudian, dan sampai saat ini masih ditanam oleh kebanyakan petani padi, adalah IR 36 dan IR 64. IR 36 direlease tahun 1976 dan IR 64 direlease 1985.


(26)

Bank Gen (Gene Bank)

Salah satu fasilitas yang ada di IRRI adalah Gene Bank. Di Gene Bank inilah hampir semua jenis padi dari berbagi penjuru dunia disimpan. Penyimpanannya menggunakan fasilitas ruangan berpendingin, sehingga benih-benih tersebut ‘tidur’ sebelum digunakan kembali. Pada periode tertentu, koleksi diperbaharui dengan cara menanamnya kembali, mengolahnya menjadi benih-benih bernas yang disimpan dalam kantong aluminium dan dibawa ke ruang berpendingin tersebut.

2.1.3.3. Oklahoma Departmen of Agriculture Laboratory

Oklahoma Departmen of Agriculture Laboratory (Laboratorium Departemen Pertanian Oklahoma), merupakan divisi laboratorium servis yang bertugas mengetes kualitas hasil produksi pertanian, untuk melindungi lingkungan, diagnosa penyakit dan mengkoreksi berat dan jumlah hasil pertanian.

Laboratorium ini terdiri dari beberapa seksi, yaitu:

Biro Standarisasi, Seksi Pemupukan, Seksi Pestisida, Seksi Pengawas Kualitas, Seksi Pembenihan dan Seksi Pengairan.

Untuk contoh gambar kerja mengenai bangunan laboratorium dilampirkan. Gb. 2.6. Perspektif Laboratorium Departemen Pertanian Oklahoma


(27)

2.1.4. Hasil Studi

Dari Studi Kasus dan Studi Literatur diatas, bisa diambil sebuah ide perancangan untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini, yaitu :

• Kegiatan didalam fasilitas ini nantinya, ditekankan pada kegiatan penelitian, yaitu pemuliaan dan kemudian membudidayakan hasil penelitian tersbut.

• Fasilitas Laboratorium terdiri atas : Lab. Uji Tanaman, Lab. Uji Tanah & Hama, Lab. Uji Proksimat, Lab. Uji Mutu Benih, Lab. Uji Beras & Gabah & Rumah Kaca

• Lahan percobaan memiliki saluran air/irigasi tersendiri yang memiliki pengaturan tinggi air.

2.2. Tinjauan Khusus

2.2.1. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan ini sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai pusat penelitian dan pengembangan bibit tanaman padi. Maka pelayanan dikelompokkan dalam beberapa kelompok, yaitu :

• Peneliti, yakni para ilmuan atau ahli tanaman baik dari dalam maupun luar negeri.

• Masyarakat pendidik, yakni mahasiswa atau siswa sekolah yang ingin mengenal lebih jauh tentang pengembangan tanaman padi.

• Petani yang ingin mengetahui dan belajar secara efektif tentang budidaya tanaman padi.

• Pengelola, yang mengelola fasilitas penelitian agar kegiatan yang ada didalam proyek berjalan dengan baik.


(28)

2.2.2. Struktur Organisasi

2.2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

• Aktifitas Pengunjung (Masyarakat Sekitar, Masyarakat Pendidik & tamu Peneliti )

Pelaku Kegiatan Fasilitas Sifat Pengelompokan

Ruang Pengunjung Masyarakat Sekitar

- Memarkir kendaraan - Mencari Informasi - Mencari Literatur - Mengikuti Seminar - Membeli Benih/Beras Masyarakat Pendidik - Memarkir Kendaraan - Mencari Informasi

- Tempat parkir - Resepsionis - Ruang Baca - Ruang Seminar - Sentra Penjualan

- Tempat parkir - Resepsionis - Servis - Informasi - Publik - Publik - Publik - Servis - Publik - Parkir - Pengunjung - Pengunjung - Pengunjung - Pengunjung - Parkir - Pengunjung Skema 2.1 : Struktur Organisasi BB. Padi


(29)

Pelaku Kegiatan Fasilitas Sifat Pengelompokan Ruang - Mencari referensi/bacaan

- Mengikuti seminar - Melihat arsip audio visual

- Melihat pembudidayaan tanaman padi.. - Mempelajari tanaman padi.

- Buang air, membersihkan diri. - Makan, Istirahat.

Peneliti

- Memarkir Kendaraan - Mencari Informasi - Mencari Literatur

- Bekerja sama dengan Peneliti yang sudah ada

- Ruang Baca - Ruang Seminar - Ruang Seminar - Rumah Kaca - Rumah Kaca - Toilet - Kantin

- Tempat parkir - Resepsionis - Ruang Baca - Laboratorium

- Publik - Publik - Publik - Semi Publik - Semi Publik - Servis - Publik - Servis - Publik - Publik - Privat - Pengunjung - Pengunjung - Pengunjung - Penelitian - Produksi - Servis - Pengunjung - Parkir - Pengunjung - Pengunjung - Penelitian • Peneliti

Pelaku Kegiatan Fasilitas Sifat Pengelompokan

Ruang Peneliti - Parkir Kendaraan

- Menyimpan barang pribadi - Mempersiapkan Peralatan

- Meneliti, mengamati obyek penelitian. - Pembudidayaan tanaman.

- Percobaan menanam padi. - Mengolah hasil penelitian. - Membersihkan peralatan. - Menyimpan peralatan. - Buang air, membersihkan diri. - Istirahat, makan.

- Menginap.

- Tempat parkir - Ruang ganti - Ruang peralatan - Laboratorium - Rumah Kaca - Lahan percobaan - Tempat produksi - Ruang Cuci - Ruang Peralatan - Toilet

- Kantin - Guset House

- Servis - Servis - Servis - Privat - Semi Publik - Semi Publik - Privat - Servis - Servis - Servis - Servis - Privat - Servis - Penelitian - Penelitian - Penelitian - Penelitian - Penelitian - Penelitian - Penelitian - Penelitian - Servis - Pengunjung - Guest House


(30)

• Pengelola

Pelaku Kegiatan Fasilitas Sifat Pengelompokan

Ruang Pengelola - Parkir

- Menjalankan tugas - Rapat

- Bongkar muat

- Buang air, membersihkan diri. - Istirahat, makan.

- Tempat Parkir - Ruang Kerja - Ruang Rapat - Loading Dock

- Toilet - Kantin

- Servis - Privat - Privat - Semi Publik - Publik - Servis - Servis - Pengelola - Pengelola - Servis - Servis - Pengunjung

Direktur Mengatur, memantau jalannya aktifitas administrasi dan penelitian

Ruang Direktur Administrasi Pengelola

Staf TU Pembuatan dan penyimpanan surat-surat penting.

Ruang Tata Usaha Administrasi Pengelola

Staf Bid. Program & Evaluasi

Memantau dan mengevaluasi kegiatan penelitian.

Ruang Bid. Program & Evaluasi

Administrasi Pengelola

Staf Bid. Kerjasama & PHP

Membantu sosialisasi dan pengembangan hasil penelitian.

Ruang Bid. Kerjasama & PHP

Administrasi Pengelola

S. Fungsional Membantu dan menunjang kegiatan yang ada didalam proyek.

Pantry, Dapur, R. laundry, Pos Keamanan, Gudang, Loading Dock.


(31)

2.2.4. Pengelompokan Ruang

Berdasarkan Aktifitas dan Kebutuhan Ruang di atas, maka pengelompokan ruang di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini adalah:

Pengguna Kebutuhan Ruang Kelompok Massa Sifat

Ruang baca Ruang Seminar Toilet

Pengunjung Publik

Publik Servis

Rumah Kaca Penelitian Semi Publik

Pengunjung

Sentra Penjualan Kantin

Toilet

Produksi Publik

Publik Servis Ruang Kepala Laboratorium

Ruang Ganti Ruang Peralatan Laboratorium Rumah Kaca Lahan Percobaan Toilet

Penelitian Privat

Privat Privat Privat Semi Publik Semi Publik Servis Ruang Produksi

Ruang Peralatan Produksi Kantin

Produksi Privat

Privat Publik Peneliti

Kamar Tidur Guest House Privat

Pengelola Ruang Kerja Ruang Rapat Toilet

Pengelola Privat

Privat Servis Pengelola Staf Fungsional Ruang Genset

Ruang Pompa Dapur Loading Dock Pos Jaga Gudang Servis Servis

Produksi, Guest House Produksi Servis Servis Privat Privat Semi Publik Servis Servis Servis Pengunjung, Peneliti, dan

Pengelola


(32)

2.2.5. Perhitungan Luas Ruang

Perhitungan standar luasan ruang pada Pusat Penelitian ini berdasarkan literatur dan pertimbangan dari studi ruang yang telah dilakukan. Dimana pertimbangan tersebut berdasarkan :

• Kapasitas pemakai • Sirkulasi

• Peralatan pendukung • Kenyamanan pemakai • Asumsi

Adapun tabel-tabel perhitungan luasan Pusat Penelitian ini, yaitu meliputi :

• Fasilitas Pengunjung dan Pengelola

Ruang Kapasitas

(orang) Syarat Unit Standart Luas (m

2 ) Lobi Perpustakaan Ruang Seminar R. Dirut

R. Sekretaris Dirut Ruang unit Tata Usaha Ruang unit Bid. Program dan Evaluasi

Ruang unit Bid. Kerjasama & PHP Toilet 12 45 1 1 10 5 5

1,65 m2/orang

1,65 m2/orang 30 m2

1,65 m2/orang

1,65 m2/orang

1,65 m2/orang

1 1 1 1 1 1 1 1 6 AS NAD NAD NAD AS NAD NAD NAD AS 45 84 63 31,5 16,5 72 36 36 12,25

TOTAL 432,25

• Fasilitas Penelitian

Ruang Kapasitas

(orang) Syarat Standart Unit Luas (m

2)

Lobi R. Kpl. Lab R. Steril R. Ganti R. Peralatan 1 2 orang/menit 1 2

9 m2/orang 9 m2

4,5 m2

9 m2

AS NAD AS AS AS 1 4 2 2 4 72 36 18 9 36


(33)

Ruang Kapasitas

(orang) Syarat Standart Unit Luas (m

2)

Lab. Uji Tanaman Lab. Uji Mutu Benih Lab. Uji Proksimat Lab. Uji Tanah dan Hama Toilet

Rumah Kaca

R. Peralatan Rumah Kaca

14 8 8 8

9 m2/orang 9 m2/orang 9 m2/orang 9 m2/orang

NMH NMH NMH NMH AS AS AS 1 1 1 1 4 1 1 126 72 72 72 9 300 60

TOTAL 1.052

• Fasilitas Produksi

• Fasilitas Guest House

Ruang Kapasitas

(orang) Syarat Standart Unit Luas (m

2

)

Hall

R. Mesin Perontok Padi R. Mesin Pengering Padi R. Mesin Pembersih Padi R. Mesin Pemilah Padi Sentra Penjualan Kantin

Dapur Toilet

Tempat Jemur Padi

2 2 2 2 56 3

36 m2/Peralatan

36 m2/Peralatan

36 m2/Peralatan 36 m2/Peralatan

AS AS AS AS AS AS AS AS AS AS 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 21 24 24 24 24 129 129 7,5 3 112

TOTAL 497,5

Ruang Kapasitas

(orang) Syarat Standart Unit Luas (m

2 ) Lobi Kamar Tidur Toilet R. Makan R. Loundry Gudang Dapur R. Istirahat 2 orang/kamar 16 orang AS AS AS AS AS AS AS AS 1 8 8 1 1 1 1 1 49,5 98 24 36 14 10,5 17,5 10,5


(34)

• Fasilitas Parkir

Ruang Kapasitas Syarat Standart Luas

(m2)

Parkir Mobil Parkir Motor Gardu Jaga 35 mobil 30 motor 2 orang

Asumsi Pengguna dan Pengunjung = 100 orang.

2 orang = 1 mobil 15 m2

2 m2 3 x 10 m2

NAD AS AS

525 m2 60 m2 30 m2

TOTAL 615

Keterangan Standart : AS : Asumsi

NAD : Neufert Architect Data NMH : New Metric Handbook AS : Asumsi Ruang

Tabel Total Luas Bangunan (KLB)

Fasilitas Luas

Pengunjung/Pengelola 432,25 m2

Penelitian 1.052,m2

Produksi 497,5 m2

Guest House 260 m2

Parkir 615 m2

Total 2.856,75 m2

Sirkulasi 30% 857,25 m2


(35)

BAB III

TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1. Latar Belakang Lokasi

Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur. Letak Geografis Kabupaten Lamongan berada pada antara 6'51'54"-7'23'06" LS dan 112'33'45" - 112'33'45" BT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Gresik

Sebelah Selatan : Kabupaten Mojokerto dan Jombang Sebelah Barat : Kabupaten Tuban dan Bojonegoro

Tanah atau daratan di Lamongan dibagi menjadi tiga. Daratan bagian tengah selatan, terdiri dari dataran rendah yang relatif subur. Daratan bagian tengah utara, terdiri dari daerah bonorowo dan daerah rawan banjir. Daratan bagian utara dan selatan, terdiri dari Pegunungan kapur, berbatu dengan kesuburan sedang sampai kurang. Struktur jenis tanah bervariasi antara aluvial, litosol, grumusol dan mediteran coklat.

Kabupaten Lamongan dahulu merupakan daerah bonorowo atau rawa-rawa. Wilayah ini dialiri tidak kurang dari 34 sungai, termasuk Sungai Bengawan Solo. Dalam sejarah perjalanan Kabupaten Lamongan juga disebutkan bahwa pada zaman penjajahan Belanda, wilayah ini sengaja dikorbankan sebagai daerah banjir.

Dalam perkembangannya kemudian, semua aliran sungai tersebut ditata dan dialirkan ke Sungai Bengawan Solo. Sejalan dengan upaya itu, juga dibangun waduk-waduk sebagai tempat penampungan air di wilayah selatan Kabupaten Lamongan. Salah satu waduk terbesar yang dibangun di Lamongan adalah Waduk Gondang di Desa Gondang, Kecamatan Sugio.

Waduk yang dibangun tahun 1987 itu, selain berfungsi sebagai penangkal banjir, juga sebagai penunjang pengairan lahan pertanian wilayah. Dengan luas


(36)

areal waduk sekitar 6,6 kilometer persegi, waduk yang memiliki kapasitas sekitar 23 juta meter kubik tersebut mampu mengairi areal persawahan 10.000 hektar.

Sentra tanaman padi di Lamongan berada di empat kecamatan, yakni Kali Tengah, Kedungpring, Sugio, dan Modo. Kini setiap tahun produksi beras Lamongan rata-rata 776.000 ton, sementara kebutuhan konsumsi penduduk hanya 36 persen.

3.2. Penetapan Lokasi

Dari latar belakang diatas, maka ditetapkan lokasi site terletak di Kecamatan Sugio, desa Kebet, dengan batas-batas site adalah :

Utara : Jalan desa, balai desa, permukiman penduduk Timur : Lahan pertanian

Selatan : Lahan pertanian


(37)

Site ini sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Lamongan, dimana lokasi tersebut diperuntukkan sebagai failitas umum. Dibangunnya proyek ini juga nantinya akan dapat menunjang kegiatan pertanian disekitarnya.

Berdasarkan hal tersebut, pemilihan site di Kecamatan Sugio memiliki beberapa pertimbangan, yakni:

Gb. 3.2. Peta garis wilayah site Skala 1: 3000 (sumber : Cipta Karya)

SITE

Permukiman

Permukiman

Persawahan

Persawahan

Persawahan Persawahan


(38)

• Lingkungan sekitar site masih berupa lingkungan alami yang dikelilingi oleh lahan pertanian.

• Sekitar site kebanyakan masih berupa lahan pertanian padi yang sangat luas, dimana padi merupakan objek utama penelitian proyek ini.

• Site mudah dijangkau, karena berjarak ± 5 km dari pusat pemerintahan kabupaten Lamongan.

• Mudah dilalui oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum. • Prasarana infrastruktur sudah memadai.

• Behubungan langsung dengan masyarakat tani sekitar, dimana disebelah utara site terdapat balai desa dan permukiman penduduk.


(39)

3.3. Kondisi Fisik Lokasi 3.3.1. Existing Site

Berikut adalah data-data existing site. • Data Site

o Lokasi : Jl. Raya Sugio, Desa Kebet, Kecamatan Sugio,

Kabupaten Lamongan.

o Jenis tanah : aluvial, litosol, grumusol coklat kemerahan. o Kondisi Tanah : Subur

o Ukuran site proyek : ± 7200 m2 o Lebar Jalan utama : ± 6 m

o Lebar Jalan arteri : ± 4 m

Gb. 3.4. Peta Site secara Makro (skala 1 : 1500)

Saluran Air Jalan Utama


(40)

• Ukuran Site

Luas Site : 21.120,8 m2

• Kontur

Site berupa lahan terbuka tanpa kemiringan (datar). Karena berupa daerah pertanian, maka tanahnya bersifat gembur (tidak keras).

• Batas Site

Utara : Sungai, jalan raya Sugio, permukiman, Kantor Desa Timur : Sawah

Selatan : Sawah

Barat : Sawah, lapangan (ruang terbuka) Gb. 3.5. Peta Site secara Makro


(41)

(42)

• Klimatologi

Keadaan iklim dan curah hujan kabupaten Lamongan pada umumnya beriklim tropis dengan tipe iklim C.

- Angka temperatur udara normalnya berkisar 23ºC dan temperatur maksimumnya berkisar hingga mencapai 32ºC pada bulan juli. - Musim kemarau terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan

September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai bulan Januari. Dengan curah hujan cukup banyak.

- Kelembaban udara maksimum menunjukkan angka 52-71%, sedangkan angka minimum sebesar 20%.

• Hidrologi

Kondisi hidrologi di Lamongan sangat dipengaruhi oleh air permukaan tanah dangkal, sumber-sumber mata air dan aliran-aliran sungai yang melintasinya. Wilayah Kabupaten Lamongan dibelah menjadi dua bagian oleh Bengawan Solo yang panjangnya tidak kurang dari 65 km. Curah hujan rata-rata 3.916,5 mm per tahun.

• Vegetasi

Vegetasi yang ada disite ini berupa pohon pisang, trembesi dan pepohonan lainnya yang dibiarkan tumbuh liar, tidak tertata dan tidak terawat. Vegetasi paling banyak berada di selatan site.


(43)

3.3.2. Aksesibilitas

Letak lokasi yang tepat berada di tepi jalan desa, dan berjarak hanya ± 5 km dari pusat pemerintahan kabupaten Lamongan membantu kemudahan pencapaian ke lokasi proyek. Selain itu, tepat didepan lokasi proyek terdapat balai desa, sehingga lokasi proyek pun lebih mudah dikenali.

Kekurangannya terletak pada kondisi jalan yang kurang baik. Jalanan untuk mencapai site berupa jalan aspal yang sudah bergelombang dan tidak rata.

3.3.3. Potensi Lingkungan

Site terletak dalam lingkungan pertanian, dimana bangunan sekitar site hanya berupa permukiman penduduk yang berada disebelah utara site. Mengingat akan tujuan dan fungsi proyek, maka lingkungan pertanian memang sesuai dengan rencana proyek ini.

Gb. 3.8. Jalan Raya Sugio


(44)

Selain itu laboratorium pertanian membutuhkan lokasi yang jauh dari sumber polusi dan memiliki sumber energi listrik dan air yang telah memadai, dimana kedua syarat tersebut telah ada di site ini.

3.3.4. Infrastruktur Kota • Saluran Air Bersih

Untuk distribusi air bersih sudah tersedia, yakni pipa PDAM yang tertanam. Sumber air bersih Lamongan sendiri berasal dari sungai Bengawan Solo. Kondisi air bersih Lamongan kebanyakan berkapur, sehingga warna air sedikit keruh. Untuk itu nantinya diperlukan suatu

Water Treatment guna membersihkan sumber air bersih yang digunakan dalam proyek ini.

Selain itu terdapat saluran irigasi di sekitar jalan arteri yang bisa dimanfaatkan sebagai irigasi lahan percobaan didalam site nantinya. • Saluran Air Kotor (Drainase)

Terdapat saluran air didepan site, berupa saluran pembuangan air yang mana air buangan dari proyek nantinya bisa dibuang kesaluran tersebut. Saluran tersebut mengalir disepanjang jalan utama didepan site. Namun saluran tersebut mengalami kerusakan dan tidak terawat.


(45)

• Jaringan Listrik

Jaringan listrik, hampir diseluruh Lamongan sudah tersedia dan memenuhi bagi kebutuhan listrik yang meningkat di wilayah Lamongan.

Jenis jaringan listrik yang terdapat di wilayah perencanaan yaitu SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi), dan SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah).

• Jaringan Telepon

Jaringan telpon tengah dikembangkan pada wilayah ini, namun komponen-komponennya sudah terpasang.

3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat

KDB : 60% Gb. 3.11. Trafo di area Site


(46)

• Kondisi Fisik Lokasi

Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 10 meter Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60 % Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 1- 3 lantai


(47)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Ruang

4.1.1. Organisasi Ruang

• Fasilitas Pengunjung & Administrasi/Pengelola.

Bagan 4.1. Organisasi Ruang F. Pengunjung & Administrasi/ Pengelola

Main Entrance

Parkir

Lobi

R. Bid. Kerjasama & PHP

Tangga Toilet

R. Seminar

Perpustakaan

R. Tunggu

R. Dirut R. Rapat R. Tata Usaha R. Bidang Program & Evaluasi Toilet


(48)

• Fasilitas Laboratorium

• Fasilitas Produksi

Bagan 4.2. Organisasi Ruang Fas. Laboratorium

Bagan 4.3. Organisasi Ruang F. Produksi Lobi

R. Kepala Lab. R. Steril

R. Ganti Laboratorium

Toilet R. Peralatan

Hall

Kantin

Toilet

Sentra Penjualan R. Peralatan

Pertanian

Gudang Tempat jemur

padi


(49)

• Fasilitas Guest House

4.1.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi

Pada proyek ini digunakan sirkulasi linier dimana menggunakan satu jalur masuk dan keluar yang sama. Hal itu dikarenakan agar tidak sembarang orang bisa memasuki fasilitas laboratorium yang merupakan inti dari proyek ini, karena tidak sembarang orang boleh masuk di fasilitas laboratorium.

Bagan 4.4. Organisasi Ruang F. Guest House

Tabel 4.1. Hub. Antar ruang F. Pengunjung & Administrasi/Pengelola

Lobi

Kamar Tidur R. Makan

Toilet


(50)

Tabel 4.2. Hub. Antar ruang F. Laboratorium

Tabel 4.3. Hub. Antar ruang F. Produksi


(51)

4.1.3. Diagram Abstrak

Gambaran rancangan penataan hubungan antar fasilitas secara abstrak bisa terlihat, namun masih belum terdapat dimensi serta penempatan ruang yang ada. Tatanan abstrak tersebut sebagai berikut:

Gb. 4.2. Diagram Abstrak Gb. 4.1. Sirkulasi Didalam Site


(52)

4.2. Analisa Site

4.2.1. Analisa Aksesibilitas

Letak lokasi yang tepat berada di tepi jalan utama, dan berjarak hanya ± 5 km dari pusat pemerintahan kabupaten Lamongan membantu kemudahan pencapaian ke lokasi proyek. Selain itu, tepat didepan lokasi proyek terdapat balai desa, sehingga lokasi proyek pun lebih mudah dikenali.

Pada jalan utama didepan site, kondisi lalu lintasnya termasuk lengang (Gb. 4.6). Kendaraan yang lewat sangat jarang, namun dengan kecepatan tinggi. Satu-satunya akses menuju site harus menyeberangi sebuah jebatan kecil.

Gb. 4.3. Diagram Fs. Laboratorium


(53)

Dalam peta, akses tersebut digambarkan seperti dibawah ini.

Main Entrance diletakkan dijalan utama tersebut karena merupakan satu-satuny akses menuju site, namun perlu diberi penghambat laju kendaraan untuk mengurangi kecepatan.

SITE

Permukiman

Persawahan

Jl. Raya Sugio

Jembatan, akses kedalam site

SITE Gb. 4.6. Jembatan menuju site


(54)

4.2.2. Analisa Iklim

Kabupaten Lamongan memiliki iklim tropis, yang terdiri dari 2 musim, yaitu :

• Musim penghujan antara bulan November – April • Musim kemarau antara bulan Mei – Oktober Untuk kecepatan angin di Lamongan ± 6 knot Orientasi Matahari

Bangunan yang menghadap barat dan timur tentunya menyerap panas yang lebih daripada sisi utara dan selatan. Untuk itu bukaan akan dimaksimalkan di sisi utara dan selatan agar tidak menerima panas yang berlebih.

4.2.3. Analisa Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar site merupakan daerah pertanian dan permukiman. Lingkungan pertanian sekitarnya nantinya dapat menunjang sebagai lahan percobaan bagi hasil percobaan.

Beberapa analisa pada di site ini antara lain adalah :

• Lokasi site masih berada pada daerah pedesaan sehingga tingkat kebisingan dan polusi udara masih rendah, sangat cocok bagi laboratorium pertanian. Lingkungan dan suasana tersebut dapat mendukung pengembangan bibit di laboratorium nantinya.

• Lahan diperuntukkan untuk fasilitas umum.

• Batas lahan pada tiga arah, kecuali utara, berupa lahan kosong yang digunakan sebagai persawahan, tidak adanya bangunan pada sisi barat dan timur memberikan sirkulasi penghawaan alami yang sangat baik. • Jaringan infrastruktur sudah tersedia.

• Terdapat sumber air irigasi, sehingga mempermudah memperoleh air untuk memenuhi kebutuhan bagi pengembangan tanaman padi nantinya. • Pencapaian ke lokasi mudah, karena dekat dengan kantor desa dan


(55)

4.2.4. Analisa Zoning

• Zona Publik : Zona ini nantinya digunakan sebagai penerima pengunjung dan sosialisasi tentang hasil dari proyek ini. Fasilitasnya didalamnya antara lain Parkir, Kantin dan Perpustakaan.

• Zona Semi : Zona ini ditujukan bagi pengelola dan beberapa pengunjung khusus (misal peneliti dari luar proyek). Fasilitas didalamnya antara lain Rumah Kaca dan Office.

• Zona Private : Zona ini khusus bagi Pengelola dan Peneliti proyek ini. Fasilitas didalamnya antara lain Laboratorium dan Lahan Percobaan.

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan

4.3.1. Analisa Bentuk

Dalam perancangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi ini perlu diperhatikan beberapa hal. Yang pertama adalah lingkungan sekitar. Bangunan dilingkungan sekitar site kebanyakan berupa rumah tinggal

Gb. 4.8. Zona dalam Site Zona Publik

Zona Semi


(56)

tradisional. Suasana sekitar site yang masih lengang merupakan keuntungan bagi view baik kedalam maupun keluar site. Dari dalam site kita bisa melihat view persawahan yang luas membentang. Sedangkan dari luar site orang-orang bisa melihat bentuk dan tatanan massa site nantinya.

Ide bentuk bangunan massa dalam proyek ini adalah bentukan dasar, yakni persegi panjang. Persegi panjang tersebut diulang dan ditata secara menyebar karena tiap massa memiliki fungsi yang berbeda. Berikut adalah proses olahan massa dan tatanannya:

Gb. 4.9. Konsep Ide Bentuk dan Tatanan Massa


(57)

Bentukan persegi panjang yang ditata secara menyebar, kemudian beberapa persegi panjang tersebut mengalami transformasi bentuk. Yakni berupa pengurangan dan penambahan fisik persegi panjang.

Setelah ditetapkan tatanan massanya, kemudian berikutnya adalah memberi pemnghubung antar massa, yakni berupa selasar.

Dengan diambilnya bentukan dan tatanan massa diatas, diharapkan didapatkan sirkulasi yang maksimal dan efisien. Serta dengan tatanan diatas, fungsi awal site yang berupa lahan pertanian, tidak banyak yang hilang akibat terbangun oleh bangunan dan perkerasan.

Kemudian untuk penggambaran secara menyeluruh mengenai aplikasi bentukan massa pada site adalah sebagai berikut:

Gb. 4.10. Proses pengolahan bentukan


(58)

4.3.2. Analisa Tampilan

Dikarenakan suhu udara Lamongan yang panas, maka diperlukan penyesuaian pada bagunan untuk mengurangi panas agar tidak terlalu banyak masuk ke bangunan.

Misalkan dengan pemberian vegetasi dan sosoran yang cukup untuk mengurangi terpaan sinar matahari secara langsung, namun tanpa menghilangkannya sama sekali.

Berfungsi sebagai

Guest House Berfungsi sebagai Fas.

Laboratorium Berfungsi sebagai Fas.

Produksi Berfungsi sebagai

Office


(59)

Gb. 4.13. Sketsa Tampilan


(60)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada tersebut. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diambil untuk diterapkan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan ini.

Untuk tema rancangan diambil Functionalism, Clarity & Simplicity

dimana ketiganya merupakan usungan dari arsitektur modern. Functionalism

dalam hal ini diartikan bahwa bentukan massa mengikuti fungsi dari bangunan. Disini diambil contoh massa laboratorium. Untuk fungsi laboratorium dibutuhkan luasan ruang modul untuk 1 peralatan dengan kapasitas medium, yakni persegi 3x3 m2. Karena itu bisa ditentukan konsep modul bangunan kelipatan 3 meter.

Kemudian untuk Clarity (kejelasan) bisa diartikan mengenai fungsi tiap2 massa harus jelas mengenai fasilitasnya. Dan untuk Simplicity (kesederhanaan) diterapkan pada tampilan bangunan yang tidak terlalu banyak menggunakan ornamen.

Kemudian untuk konsep secara menyeluruh diambil konsep Arsitektur Modern. Arsitektur Modern adalah gaya arsitektur International Style yang mengusung tema functionalism (fungsional), clarity (kejelasan) & simplicity

(kesederhanaan). Dalam arsitektur modern ini terdapat pernyataan dari 2 orang arsitek yang bisa diaplikasikan pada PUSLITBANG ini yaitu :

• Ludwig Mies van de Rohe dari Amerika menyatakan bahwa keindahan dalam arsitektur adalah karena kesederhanaannya (Less is More).

• Le Corbusier dari Perancis yang terkenal dengan sistem Le modular- nya, satu konsep rancangan dengan pendekatan perulangan unit-unit bangunan untuk kemudahan penyusunan standar fungsional dan modulasi sistem struktur serta kecepatan pembangunan yang memungkinkan sistem konstruksi dengan material bangunan prefabrikasi.


(61)

Berikut adalah penjabaran dari Konsep Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi di Lamongan ini:

5.1. Konsep Tapak

5.1.1. Konsep Zoning

5.1.2. Konsep Tatanan Massa

Massa ditata secara menyebar dan dihubungkan oleh selasar, dengan sirkulasi menyebar. Dengan ditata memanjang sejajar dengan jalan maka bangunan didalam site bisa nampak seluruhnya dari jalan raya.

Area Publik, terletak didekat site, berisi fasilitas bagi pengunjung dan office. Area semi Publik, berisi fasilitas Rumah Kaca

Area Privat, berisi fasilitas Penelitian dan Guest House

Lahan Percobaan

Gb. 5.1. Konsep Zoning


(62)

5.1.3. Konsep Entrance

Lebar Jalan Raya Sugio, yang merupakan jalan utama menuju site hanya ± 6m. Sedangkan untuk masuk kedalam site harus menyebrangi sungai selebar ± 9m. Dikarenakan jarak belok kendaraan yang sempit, maka dibuatlah jembatan kedalam dan keluar site dengan lebar 10m.

5.2. Konsep Tampilan

5.2.1. Konsep Bentukan

Bentukan PUSLITBANG Tanaman Padi di Lamongan ini sesuai tema arsitektur modern yang fungsionalis, yakni persegi panjang. Dimana sudah

Gb. 5.3. Gambaran tatanan massa yang memanjang yang nampak dari jalan raya


(63)

diketahui, bahwa bentukan persegi memiliki cakupan ruang dan sirkulasi paling baik/efektif diantara bentukan lain.

5.2.2. Konsep Fasad

Fasad juga disesuaikan dengan tema arsitektur modern, yang jelas dan sederhana. Tidak banyak ornamen, dan semua fungsi dalam fasad jelas. Penggunaan bukaan yang sederhana dengan garis-garis vertikal yang jelas. Serta penggunaan sosoran yang mengelilingi jendela, yang berguna sebagai pelindung dari hujan dan panas.

Kolom bangunan juga diekspose, guna mempertegas kesan kokoh bentukan bangunan dan juga sebagai pembingkai bukaan bangunan agar lebih estetik.

Gb. 5.5. Tampilan Jendela

Sosoran yang mengelilingi jendela, pelindung dari panas dan hujan

Gb. 5.6. Kolom yang diekspose

Kolom yang terekspose pada tampilan bangunan


(64)

5.3. Konsep Ruang Dalam

5.3.1. Konsep Laboratorium

Pada Laboratorium, dibutuhkan kejelasan mengenai perbedaan & fungsi tiap ruang. Karena itu tiap ruang dipisahkan oleh dinding dan pintu. Berikut adalah skema urutan antar ruang di Laboratorium:

Mengenai luasan pada Lab., digunakan modul perlatan tiap Lab. Untuk fungsi laboratorium dibutuhkan luasan ruang modul untuk 1 peralatan dengan kapasitas medium, yakni persegi 3x3 m2. Karena itu bisa ditentukan konsep modul bangunan kelipatan 3 meter (new metric handbook).

Bagan 5.1. Bagan Sirkulasi Laboratorium


(65)

BAB VI

APLIKASI RANCANGAN

6.1. Aplikasi Tapak

6.1.1. Aplikasi Zoning

Rumah kaca disini dimaksudkan sebagai vocal point. Karena itu meskipun termasuk didalam area semi publik, namun peletakannya tetap didepan site yang merupakan area publik. Untuk membedakannya maka pintu masuknya diletakkan disisi belakang.

Area Publik, tertata didepan site, berisi fasilitas bagi pengunjung dan office. Area semi Publik, berisi fasilitas Rumah Kaca.

Area Privat, berisi fasilitas Penelitian, fasilitas Produksi dan Guest House

Lahan Percobaan


(66)

6.1.2. Aplikasi Tatanan Massa

Tatanan massa memanjang dari sisi timur hingga barat, dikarenakan dengan tatanan tersebut maka bangunan didalam site bisa terlihat seluruhnya. Tiap massa dihubungkan oleh selasar, dengan sirkulasi menyebar. Menyebar dari main entrance bisa langsung menuju ke fasilitas pengunjung/office atau langsung menuju ke Sentra Penjualan. Kemudian dari fasilitas pengunjung/office bisa langsung ke guest house, rumah kaca, laboratorium, fasilitas produksi, sentra penjualan dan juga sebaliknya.

Keterangan :

A. Parkir : diletakkan didepan site dan bangunan, agar pencapaian dan pengaturannya mudah.


(67)

B. Fas. Pengunjung & Office : diletakkan didekat entrance agar bisa langsung dituju oleh pengelola & pengunjung.

C. Guest House : Terletak agak dibelakang fas. Pengunjung & Office. Tempat istirahat bagi peneliti yang diharuskan menginap dikarenakan penelitiannya belum selesai. Karena tempat untuk istirahat, maka diperlukan ketenangan dan privasi sehingga diletakkan dibelakang.

D. Laboratorium : Merupakan tempat kegiatan utama berlangsung. Diletakkan dibelakang, di area privat dikarenakan tidak semua orang boleh masuk.

Gb. 6.4. Fas. Pengunjung & Office dan

Guest House


(68)

E. Rumah Kaca : Terletak tepat didepan Laboratorium dimana kedua massa ini masih saling berhubungan. Fungsinya yang sebagai vocal point sehingga diletakkan didepan site dengan posisi lebih tinggi dari massa yang lain.

F. Fas. Produksi : tempat untuk mengolah hasil dari lahan percobaan. Terletak dibelakang site, dikarenakan sifatnya yang privat, selain itu juga posisinya berhubungan langsung dengan lahan percobaan. Terletak tepat dibelakang Sentra Penjualan, agar hasil produksi bisa langsung ditempatkan didalamnya.

G. Sentra Penjualan : tempat untuk menjual hasil-hasil penelitian. Yakni berupa benih, pupuk, & obat-obatan untuk hama padi. Hasil penelitian yang

Gb. 6.6. Rumah Kaca


(69)

dijual disini merupakan benda sampling yang bisa diperoleh dengan terbatas. Didalam fasilitas ini juga terdapat kantin.

H. Rumah Genset : tempat genset dan pompa air. Terletak dilokasi maintenance yang juga dekat dengan tempat bongkar muat.

6.1.3. Aplikasi Entrance

Satu-satunya jalan raya yang melewati site, yakni Jalan Raya Sugio, menjadi jalan masuk dan keluar site. Lebar Jalan Raya Sugio hanya ± 6m. Lebar sungai ± 9m. Dikarenakan jarak belok kendaraan yang sempit, maka dibuatlah jembatan kedalam dan keluar site dengan lebar 10m.

Gb. 6.8. Sentra Penjualan & Kantin


(70)

6.2. Aplikasi Tampilan

6.2.1. Aplikasi Bentukan

Bentukan PUSLITBANG Tanaman Padi di Lamongan ini sesuai tema arsitektur modern yang fungsionalis, yakni persegi panjang.

6.2.2. Aplikasi Fasad

Fasad yang jelas dan sederhana. Tidak banyak ornamen, dan semua fungsi dalam fasad jelas. Penggunaan bukaan yang sederhana dengan garis-garis

Gb. 6.10. Aplikasi Entrance


(71)

vertikal yang jelas. Serta penggunaan sosoran yang mengelilingi jendela, yang berguna sebagai pelindung dari hujan dan panas.

Kolom bangunan juga diekspose, guna mempertegas kesan kokoh bentukan bangunan dan juga sebagai pembingkai bukaan bangunan agar lebih estetik.

6.3. Aplikasi Ruang Dalam

6.3.1. Aplikasi Laboratorium

Tiap ruang dipisahkan oleh dinding dan pintu. Skema urutan antar ruang di Laboratorium:

Skema tersebut bisa terlihat pada denah.

Gb. 6.13. Aplikasi Bukaan dan Kolom yang terekspose

Gb. 6.14. Aplikasi Ruang Dalam Gb. 6.12. Aplikasi Fasad


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Building and Planning Design Data Standart (BPDS).

Building for Administration Entertainment, and Recreation Facility (BAER). bps.go.id

Chiara, Joseph De and Jhon C. Time Sarver Standart for Building Type.

deptan.go.id google.co.id

Hazin, Nur Kholif, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, (1994), Penerbit Terbit Terang, Jakarta.

lamongan.go.id

Muq, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (1995), edisi kedua, Penerbit Balai Pustaka.

Neufert, Ernest, Data Arsitek, jilid 1, (2002), edisi 33, penerbit Erlangga, jakarta. Neufert, Ernest, Data Arsitek, jilid 2, (2002), edisi 33, penerbit Erlangga, jakarta. Tutt, Paricia and David Adler. New Matric Hand Book. London.


(1)

B. Fas. Pengunjung & Office : diletakkan didekat entrance agar bisa langsung dituju oleh pengelola & pengunjung.

C. Guest House : Terletak agak dibelakang fas. Pengunjung & Office. Tempat istirahat bagi peneliti yang diharuskan menginap dikarenakan penelitiannya belum selesai. Karena tempat untuk istirahat, maka diperlukan ketenangan dan privasi sehingga diletakkan dibelakang.

D. Laboratorium : Merupakan tempat kegiatan utama berlangsung. Diletakkan dibelakang, di area privat dikarenakan tidak semua orang boleh masuk.

Gb. 6.4. Fas. Pengunjung & Office dan

Guest House


(2)

E. Rumah Kaca : Terletak tepat didepan Laboratorium dimana kedua massa ini masih saling berhubungan. Fungsinya yang sebagai vocal point sehingga diletakkan didepan site dengan posisi lebih tinggi dari massa yang lain.

F. Fas. Produksi : tempat untuk mengolah hasil dari lahan percobaan. Terletak dibelakang site, dikarenakan sifatnya yang privat, selain itu juga posisinya berhubungan langsung dengan lahan percobaan. Terletak tepat dibelakang Sentra Penjualan, agar hasil produksi bisa langsung ditempatkan didalamnya.

G. Sentra Penjualan : tempat untuk menjual hasil-hasil penelitian. Yakni berupa benih, pupuk, & obat-obatan untuk hama padi. Hasil penelitian yang

Gb. 6.6. Rumah Kaca


(3)

dijual disini merupakan benda sampling yang bisa diperoleh dengan terbatas. Didalam fasilitas ini juga terdapat kantin.

H. Rumah Genset : tempat genset dan pompa air. Terletak dilokasi maintenance yang juga dekat dengan tempat bongkar muat.

6.1.3. Aplikasi Entrance

Satu-satunya jalan raya yang melewati site, yakni Jalan Raya Sugio, menjadi jalan masuk dan keluar site. Lebar Jalan Raya Sugio hanya ± 6m. Lebar sungai ± 9m. Dikarenakan jarak belok kendaraan yang sempit, maka dibuatlah jembatan kedalam dan keluar site dengan lebar 10m.

Gb. 6.8. Sentra Penjualan & Kantin


(4)

6.2. Aplikasi Tampilan

6.2.1. Aplikasi Bentukan

Bentukan PUSLITBANG Tanaman Padi di Lamongan ini sesuai tema arsitektur modern yang fungsionalis, yakni persegi panjang.

6.2.2. Aplikasi Fasad

Fasad yang jelas dan sederhana. Tidak banyak ornamen, dan semua fungsi dalam fasad jelas. Penggunaan bukaan yang sederhana dengan garis-garis

Gb. 6.10. Aplikasi Entrance


(5)

vertikal yang jelas. Serta penggunaan sosoran yang mengelilingi jendela, yang berguna sebagai pelindung dari hujan dan panas.

Kolom bangunan juga diekspose, guna mempertegas kesan kokoh bentukan bangunan dan juga sebagai pembingkai bukaan bangunan agar lebih estetik.

6.3. Aplikasi Ruang Dalam

6.3.1. Aplikasi Laboratorium

Tiap ruang dipisahkan oleh dinding dan pintu. Skema urutan antar ruang di Laboratorium:

Skema tersebut bisa terlihat pada denah.

Gb. 6.13. Aplikasi Bukaan dan Kolom yang terekspose

Gb. 6.14. Aplikasi Ruang Dalam Gb. 6.12. Aplikasi Fasad


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Building and Planning Design Data Standart (BPDS).

Building for Administration Entertainment, and Recreation Facility (BAER). bps.go.id

Chiara, Joseph De and Jhon C. Time Sarver Standart for Building Type.

deptan.go.id google.co.id

Hazin, Nur Kholif, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, (1994), Penerbit Terbit Terang, Jakarta.

lamongan.go.id

Muq, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (1995), edisi kedua, Penerbit Balai Pustaka.

Neufert, Ernest, Data Arsitek, jilid 1, (2002), edisi 33, penerbit Erlangga, jakarta. Neufert, Ernest, Data Arsitek, jilid 2, (2002), edisi 33, penerbit Erlangga, jakarta. Tutt, Paricia and David Adler. New Matric Hand Book. London.