PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI.

(1)

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU

TERHADAP

KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

YAYAN SUMARYANA

1204799

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP

KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Oleh YayanSumaryana S.Pd UPI Bandung, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi

Administrasi Pendidikan

© YayanSumaryana2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

(4)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 8

C. RumusanMasalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Struktur Organisasi Tesis ... 13

BAB II.LANDASAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 14

1. Kinerja Mengajar Guru dalam KonteksAdministrasi Pendidikan ... 14

a. Konsep Administrasi Pendidikan ... 14

b. Pengertian Kinerja Mengajar Guru ... 18

1) Konsep Mengajar ... 18

2) Kinerja Mengajar Guru ... 26

c. Faktor-faktor Kinerja Mengajar Guru... 33

d. Penilaian Kinerja Mengajar Guru ... 35

2. Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 42

a. PengertianKepemimpinan ... 42

b. Esensi Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 45

c. Dimensi Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 48

3. Motivasi Berprestasi Guru ... 49

a. Pengertian Motivasi ... 49

b. Teori Motivasi ... 52

c. Pengertian Motivasi Berprestasi ... 58

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan ... 65


(5)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

D. Hipotesis Penelitian... 69

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 70

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 70

C. Teknik Pengumpulan Data ... 77

D. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data ... 78

E. Defenisi Operasional ... 80

F. Uji Coba Instrumen ... 84

G. Uji Validitas dan Reliabelitas Instrumen ... 84

H. Teknik Pengumpulan Data ... 90

I. Analisis Data... 91

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 94

1. Deskripsi Data ... 94

a. Deskripsi Kepemimpinan Insruksional Kepala Sekolah ... 95

b. Deskripsi Motivasi Berprestasi Guru ... 97

c. Deskripsi Kinerja Mengajar Guru ... 100

2. Pengujian Analisis ... 102

a. Uji Normalitas Data ... 102

b. Uji Linier Data ... 106

c. Uji Homogenitas ... 108

d. Pengujian Hipotesis ... 110

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

1. Analisis Deskripsi Data Penelitian ... 116

a. Deskripsi Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 116

b. Deskripsi Motivasi Berprestasi Guru ... 119

c. Deskripsi Kinerja Mengajar Guru ... 121

2. Analisis Pengujian Hipotesis ... 123

a. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru... 123

b. Pengaruh Motivasi BerprestasiGuru terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 124

c. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 126

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 129


(6)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR PUSTAKA ... 134

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1. JenjangPendidikan Guru SD Negeri di Kota Sukabumi ... 6

2.1. Dimensi dan Indikator Kinerja Mengajar Guru ... 42

2.2. Dimensi dan Indikator Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 49

2.3. Dimensi dan Indikator Motivasi Berprestasi Guru ... 64

3.1. Populasi KepalaSekolahdanGuru Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ... 71

3.2. RekapitulasiJumlahRespondenPenelitian ... 76

3.3. Hasil Ujicoba Angket Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 86

3.4. Hasil Ujicoba Angket Variabel Motivasi Berprestasi Guru ... 88

3.5. Hasil Ujicoba Angket Variabel Kinerja Mengajar Guru ... 89

3.6. Kriteria Penilaian Tanggapan Responden ... 91

3.7. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 92

4.1. Kriteria Penilaian Tanggapan Responden ... 94

4.2. Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan Insruksional Kepala Sekolah ... 95

4.3. Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Berprestasi Guru ... 97

4.4. Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Mengajar Guru... 100

4.5. Hasil Rata-rata Data VariabelPenelitian ... 102

4.6. Uji Normalitas Data Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 103


(7)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

4.8. Uji Normalitas Data Variabel Kinerja Mengajar Guru ... 105

4.9. Rekapitulasi hasil uji normalitas data variabel X1, X2 dan Y... 106

4.10. Uji Linieritas Y terhadap X1 ... 107

4.11. Uji Linieritas Y terhadap X2 ... 107

4.12. Uji Homogenitas Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1) ... 108

4.13. Uji Homogenitas Variabel Motivasi Berprestasi Guru (X2) ... 109

4.14. Hasil Uji Homogenitas Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 110

4.15. Persamaan Regresi X1 terhadap Y ... 111

4.16. Persamaan Regresi X2 terhadap Y ... 112

4.17. Persamaan Regresi Ganda X1 dan X2 terhadap Y ... 113


(8)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru ... 9

2.1. Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan... 16

2.2. Unsur Pokok Sistem Penilaian Kinerja ... 39

2.3. Kerangka Pemikiran ... 68

4.1. UjiNormalitas VariabelKepemimpinanInstruksionalKepalaSekolah ... 103

4.2. Uji Normalitas Variabel Motivasi Berprestasi Guru ... 104

4.3. Uji Normalitas Data Variabel Kinerja Mengajar Guru ... 105

4.4. Model Koefisien Determinasi Variabel X1, X2terhadapVariabel Y ... 115

4.5. Gambaran Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah ... 116

4.6. Gambaran Motivasi Berprestasi Guru ... 119


(9)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Pembimbingan ... 139

2. Surat Izin Penelitin Lapangan dari SPs UPI Bandung ... 141

3. Rekomendasi Observasi dari DinasPendidikandanKebudayaan Kota Sukabumi ... 142

4. Kisi-kisiInstrumen Penelitian ... 143

5. Instrumen/angket Penelitian ... 149

6. Hasil Perhitungan Uji Coba Angket Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1) a. Hasil Jawaban Responden ... 155

b. Perhitungan Validitas ... 156

c. Perhitungan Reliabelitas ... 157

d. ContohPerhitungan KoefisienKorelasi ... 158

7. Hasil Perhitungan Uji Coba Angket Variabel Motivasi Berprestasi Guru (X2) a. Hasil Jawaban Responden ... 159

b. Perhitungan Validitas ... 160

c. Perhitungan Reliabelitas ... 161

d. ContohPerhitungan KoefisienKorelasi ... 162

8. Hasil Perhitungan Uji Coba Angket Variabel Kinerja Mengajar Guru (X2) a. Hasil Jawaban Responden ... 163

b. Perhitungan Validitas ... 164

c. Perhitungan Reliabelitas ... 165


(10)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

9. Hasil Analisis Jawaban Responden Kepala Sekolah mengenai

Kepemimpinan Instruksional kepala Sekolah ... 167

10. Hasil Analisis Jawaban Responden Guru mengenai Kepemimpinan Instruksional kepala Sekolah ... 168

11. Hasil Analisis Jawaban Responden Kepala Sekolah mengenai Motivasi Berprestasi Guru ... 169

12. Hasil Analisis Jawaban Responden Guru mengenai Motivasi Berprestasi Guru ... 170

13. Hasil Analisis Jawaban Responden Kepala Sekolah mengenai Kinerja Mengajar Guru ... 171

14. Hasil Analisis Jawaban Responden Guru mengenai Kinerja Mengajar Guru ... 172

15. Rekapitulasi Jawaban Responden ... 173

16. Uji Normalitas Data ... 174

17. Uji Linier X1 terhadap Y ... 175

18. Uji Linier X2 terhadap Y ... 177

19. Uji Homogenitas ... 179

20. Pengujian Hipotesis X1 Terhadap Y ... 181

21. Pengujian Hipotesis X2 Terhadap Y ... 182

22. Pengujian Hipotesis X1 dan X2 Terhadap Y ... 183

23. Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat ... 184

24. Tabel Kurva Normal Persentase Daerah Kurva Normal dari O s/d Z ... 185

25. Tabel Nilai-nilai r Product Moment ... 186

26. Tabel Nilai-nilai Distribusi t ... 187


(11)

ii

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah danMotivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeridi Kota Sukabumi (Yayan Sumaryana, 1204799)

Peningkatan kinerja mengajar guru merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan tugas guru, sehingga upaya penyempurnaan kinerja mengajaritu merupakan hal yang diperlukan. Kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru merupakan variabel yang mempengaruhi kinerja

mengajar guru.

Permasalahandalampenelitianiniadalahbagaimanagambarandanseberapabesarpeng aruhkepemimpinaninstruksionalkepalasekolahdanmotivasiberprestasi guru terhadapkinerjamengajar guru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuigambaranpengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara; (1) kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru, (2) motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru, (3) kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatifdenganmetode survey dandeskriptif analitik. Populasiterdiridari 112 kepalasekolahdan 1513 orang guru.Sampel diambil melalui random sampling area sebanyak 35 orang kepala sekolah dan 94 orang guru sekolah dasar di Kota Sukabumi. Teknik pengumpulan data melalui angket skala lima kategori Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson product moment, determinasi, dan regresi

(sederhana dan ganda). Selanjutnya data yang

telahterkumpuldiolahkemudianditafsirkan,

dianalisisdandideskripsikansesuaidenganmasalahdantujuanpenelitian.

Hasil penelitian diperoleh gambaran aktual: (1) Kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh kuat dan signifikan terhadap kinerjamengajar guru SD Negeridi Kota Sukabumi, (2) motivasi berprestasi guru berpengaruh sangat kuat dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru SD Negeridi Kota Sukabumi, (3) kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru berpengaruh sangat kuat dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru SD Negeridi Kota Sukabumi.

Dalamupayameningkatkankinerjamengajar guru,

kepalasekolahharuslebihmengapresiasigagasan/pendapat yang diberikan guru dengancaramelakukanpertemuansecaraberkaladanterprogramuntukdapatmenerima masukandari guru danstafsekolah, mengirimkan guru dalampelatihan-pelatihanpeningkatanprofesionalisme guru. Kepadapihak-pihak yang terkaitlangsungdenganpenyelenggaraanpendidikanhendaknyamemberikandukunga


(12)

iii

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nnyataterhadapupaya-upaya yang

dilakukanpihaksekolahdalamrangkameningkatanmutupendidikan. ABSTRACT

The Influence of Principal Instructional Leadership and Teacher Achievement Motivation to the Teaching Performance of Public Elementary School Teacher at Sukabumi Municipality (Yayan Sumaryana, 1204799)

The improvement of teaching performance of teacher is the most important thing in teacher job execution, therefore the effort to achieve the performance is definitely needed. The principal instructional leadership and teacher achievement motivation are variable to influence the teacher performance. The problem in this research is now to figure out and how it influence the principal instructional leadership and teacher achievement motivation to the teaching performance of teacher.

The purpose of the research is to figure out the influence of principal instructional leadership and teacher achievement motivation to the teaching performance of teacher. The hypothesis proposed is that there are significant influence between; (1) the principal instructional leadership to the teaching performance of teacher, (2) teacher achievement motivation to the teaching performance of teacher, (3) the principal instructional leadership and teacher achievement motivation to the teaching performance of teacher.

The research uses qualitative approach with survey method and analytical descriptive. The populations are 112 principal and 1513 teacher. The sample are taken by area random sampling of 35 principals and 94 teachers of elementary school at SukabumiMunicipality. The research also uses five scalaquisionairedata collecting technique Likert category. The data analyzing technique used is pearson product momentcorelation, determination, and regresoni (simple and double). The data then is interpreted, analyzed and described in accordance with the problem and the purpose of the research.

The research reveals actual description; (1) The principal instructional leadership has significant and strong influence to the teaching performance of public elementary teacher at Sukabumi Municipality, (2)The teacher achievement motivation has very significant and strong influence to the teaching performance of public elementary teacher at SukabumiMunicipality, (3)The principal instructional leadership and teacher achievement motivation have very significant and strong influence to the teaching performance of public elementary School teacher at Sukabumi Municipality.

In order to improve the teaching performance of teacher, the principal should appreciate more to the ideas/inputs from teacher by having organized and regular meeting with teacher and staff, sending the teacher to a sort of teacher training to improve the teacher professionalism the school also should get more


(13)

iv

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

real support from community and other related sectors for what the school has done in order to improve the quality of education.


(14)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya kapasitas intelektual bagi generasi penerus. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan untuk dapat bersaing dalam era globalisasi.

Salah satu barometer keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul adalah dengan mengukur kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan meningkatnya kualitas pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang lebih dinamis dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat, dan berbangsa dengan tatanan nasional dan internasional. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, seperti dikutip di bawah ini :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, maka guru memiliki peranan yang sangat penting. Peranan guru sebagai pendidik yang andal dan berkualitas merupakan salah satu faktor yang strategis untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut (Umiarso & Gojali, 2011:114). Lebih lanjut Makawimbang (2011:66) berpendapat bahwa kedudukan guru sebagai


(15)

2

tenaga profesional dan sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Guru merupakan elemen kunci dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Begitu pentingnya peran guru dalam mentranformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga banyak pakar pendidikan mengemukakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Kinerja guru sangat menentukan terhadap peningkatan kualitas hasil pendidikan. Guru sebagai subjek pendidik sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru masih sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005).

Guru sebagai pelaksana dalam pembelajaran hendaknya memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Artinya guru harus memiliki kesadaran dan kecintaan terhadap profesinya. Dengan adanya kesadaran dan kecintaan terhadap pekerjaannya sebagai guru, maka kinerjanya akan lebih baik, kesadaran untuk mengembangkan potensi dirinya juga akan semakin meningkat.

Secara ideal guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator. Kewajiban guru yang berhubungan dengan tugas keprofesionalan meliputi: merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan, bertindak objektif,


(16)

menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Peran dan kewajiban, guru memiliki tugas utama memproses mendidik, mengajar dan melatih peserta didik, juga sebagai seorang profesional tugas pokok guru meliputi: merancang kegiatan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, menindaklanjuti hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan dan konseling.

Dilihat dari kepribadiaannya, guru yang menyenangkan memiliki sifat proaktif, cerdas, empati, bijaksana, kreatif dan inovatif, selalu belajar, humoris, bersahabat, mengetahui kebutuhan siswa, bersikap adil, sederhana, komunikatif, sabar, rendah hati, penyayang, tegas, mengayomi, berdisiplin, menghargai siswa, tulus, berpikir positif, pemaaf, demokratis, dan familiar.

Kinerja mengajar guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas SDM yang mampu bersaing di era globalisasi semakin ketat. Kinerja guru (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja mengajar guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Fenomena yang terlihat menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum menunjukkan kinerja mengajar yang baik. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan mutu di sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik sesuai dengan yang diharapkan masih belum optimal. Fakta empirik yang sulit terbantahkan saat ini adalah kesulitan untuk mendapatkan guru yang benar-benar mengabdikan diri dan mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk melaksanakan tugas profesionalnya sebagai tenaga pendidik. Menurut Mulyasa (2005):


(17)

4

Terdapat tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran. Kesalahan tersebut adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, menunggu peserta didik berprilaku negatif, menggunakan destructive discipline, mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta didik, merasa diri paling pandai di kelasnya, tidak adil (diskriminatif), serta memaksa hal peserta didik.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan guru tersebut disebabkan faktor yang ada pada diri guru tersebut seperti kurangnya kesadaran, menumpuknya pekerjaan dan faktor dari luar seperti lemahnya pengawasan, rendahnya upah kerja dan lain sebagainya. Menurut Ani M. Hasan (2003:6) rendahnya profesionalisme guru disebabkan oleh :

(1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya, dan (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri

Banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya kinerja guru. Cascio (1992) sebagaimana dikutip oleh Sukmalana (2003:21) menyebut abilitas dan motivasi sebagai faktor-faktor yang berinteraksi dengan kinerja. Abilitas ditentukan oleh skill dan pengetahuan, sedangkan skill dipengaruhi oleh kecakapan, kepribadian, dan pengetahuan yang terbentuk oleh pendidikan, pengalaman latihan dan minat.

Kemudian faktor-faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja menurut Cahyono (1996) sebagaimana dikutip oleh Hasanah (2003:102) antara lain manusia, modal, metode, faktor produksi, faktor lingkungan organisasi, faktor lingkungan negara, faktor lingkungan regional dan umpan balik.

Menurut Gibson (1987:51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja: 1) Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2) Faktor psikologis: mental/intelektual, persepsi, sikap,


(18)

kepribadian, belajar, dan motivasi 3) Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).

Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas, dan profesionalisme guru. Dalam tingkatan operasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional, instruksional, dan eksperiensial (Surya, 2005:4). Guru merupakan SDM yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga tercipta pembelajaran yang bermutu dan menjadi faktor utama dalam menentukan mutu pendidikan.

Di samping itu, penyebab rendahnya mutu sekolah adalah sistem pengelolaan sekolah. Pengelolaan tersebut salah satunya diduga berasal dari kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diduga memiliki pengaruh yang besar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Kepala Sekolah sebagai pimpinan di sekolah seharusnya berupaya memberikan kepemimpinan terbaik terhadap sekolah yang ia pimpin, memiliki kemampuan administrasi dan komitmen tinggi, serta luwes dalam melaksanakan tugasnya dalam mengelola sekolah. Kepala sekolah akan menunjukkan pola kepemimpinannya melalui prilaku kepemimpinan yang baik, juga mengupayakan peningkatan kinerja mengajar guru melalui pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.

Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja mengajar guru selalu terjaga. Karakteristik kepemimpinan yang demikian disebut kepemimpinan instruksional. Kepala sekolah hendaknya memiliki motivasi yang kuat dalam melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji, dan dapat memotivasi guru agar lebih bersemangat dalam melakukan kerjanya. Guru tidak hanya menunjukkan kinerja mengajar yang baik pada saat akan dilakukan supervisi/kunjungan kepala sekolah ataupun pengawas.


(19)

6

Tetapi guru akan bekerja seperti biasanya yaitu mengajar tanpa persiapan yang matang serta tanpa semangat/motivasi dan antusias yang tinggi jika tidak ada pengawasan.

Berikut ini gambaran kondisi guru sekolah dasar negeri di kota Sukabumi yaitu :

Tabel 1.1

Jenjang Pendidikan Guru SD Negeri di Kota Sukabumi

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi (2013)

Dari tabel diatas di ketahui bahwa guru sekolah dasar di Kota Sukabumi masih ada yang memiliki pendidikan terakhir SPG atau setara dengan SMA, selain itu masih ada guru sekolah dasar yang belum tersertifikasi, disamping itu masih ada guru yang memiliki kualifikasi pendidikan yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang di ampuhnya.

Hal tersebut menjadi kendala yang sangat memprihatinkan dimana di Indonesia sudah banyak program pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas guru lewat jalur profesionalisme guru, namun di kota Sukabumi sendiri guru dengan kualifikasi yang baik dan berpengalaman kebanyakan sudah memasuki masa pensiun. Hal tersebut semakna dengan apa yang dikemukakan Hanushek (2011:45) bahwa guru dengan pendidikan yang tinggi dan pengalaman kerja beberapa tahun akan memiliki kualitas yang baik, sedangkan guru dengan pengalaman kerja kurang dari lima tahun belum bisa menunjukan efisiensi guru dalam pekerjaannya. Oleh sebab itu pengalaman kerja dan pendidikan akan meningkatkan kualitas seorang guru


(20)

dan tentu saja kaitannya dengan kinerja dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Demikian juga hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) Tahun 2013 guru SD Negeri di Kota Sukabumi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, banyak temuan di mana masih banyak guru yang belum optimal dalam menjalankan profesinya sebagai guru terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran, seperti: belum memahami berbagai keadaan peserta didik, belum melakukan pengembangan kurikulum atau silabus, belum sempurnanya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, belum memanfaatkan teknologi pembelajaran, dan belum optimal dalam melakukan evaluasi belajar. Hal ini mengakibatkan mutu pendidikan belum optimal. Melihat kenyataan ini, kalau dibiarkan akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan khususnya di Kota Sukabumi. Oleh karena itu permasalahan tersebut harus segera diatasi.

Untuk memperkuat pembuktian dan landasan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru telah dilakukan penelitian dalam penelitian sebelumnya, seperti pada hasil penelitian yang dilakukan Mardanus Bahar (2011) menemukan guru yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kelemahan tersebut terutama dalam memenuhi tuntutan administrasi proses belajar-mengajar, seperti: penyusunan program pengajaran (RPP) yang bersifat statis, artinya tidak terjadi pembaharuan dan perbaikan sesuai dengan pengalaman belajar dan kemajuan teknologi, dan tidak melaksanakan analisis terhadap hasil ulangan harian maupun ulangan umum yang sangat bermanfaat baik untuk melihat ketuntasan belajar-mengajar. Guru jarang mengadakan pengajaran remedial atau melakukan perbaikan hasil belajar siswa, apalagi pengayaan melalui praktek pengalaman lapangan pada dunia usaha dan dunia industri dalam memperluas wawasannya. Disamping itu Hasil Supervisi Tim Pengawas Kemendiknas Kabupaten Kuasing 2 Oktober 2011 menemukan guru yang kurang memperhatikan penggunaan alat bantu (fasilitas pendidikan) dalam


(21)

8

pembelajaran, sehingga jika hal ini dibiarkan akan mempengaruhi kualitas belajar siswa.

Seharningsih (2009) dalam penelitiannya menemukan kesuksesan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran berkat a) kemampuan dan semangat guru yang tinggi; b) pembinaan yang diberikan kepala sekolah secara rutin baik di sekolah dengan memanfaatkan pertemuan sekolah maupun di gugus dengan memfungsikan pertemuan Kelompok Kerja Guru; c) kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi sehingga bias melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembelajaran dengan kegiatan kunjungan kelas dan diskusi kelompok; dan d) keberhasilan kepala sekolah menciptakan iklim sekolah yang kondusif dengan menciptakan kondisi fisik sekolah dan kondisi sosio emosional yang menyenangkan sehingga guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bersemangat.

Indikasi-indikasi permasalahan yang ditemukan di atas sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Hal tersebut berakibat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap hasil belajar peserta didik. Kondisi yang demikian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, iklim organisasi, komunikasi, kepemimpinan instruksional kepala sekolah, pengawasan kepala sekolah/supervisi kepala sekolah, etos kerja, fasilitas pendidikan, kompetensi, motivasi, kesejahteraan guru/kompensasi yang kurang diperhatikan, sehingga dampaknya tidak mendukung tidak terwujudnya kinerja mengajar guru yang memuaskan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kota Sukabumi.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian pada latar belakang penelitian tersebut, jelaslah bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Menurut Gibson (1987:51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga


(22)

kelompok variabel sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja: 1) Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2) Faktor psikologis: mental/intelektual, persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi 3) Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).

Sedangkan menurut Cahyono sebagaimana dikutip Solihin (2007:37) mengemukakan kinerja mengajar yang baik dipengaruhi oleh faktor internal (berasal dari dari guru itu sendiri) dan faktor eksternal (bersumber dari luar guru). Faktor internal mencakup : motivasi, kompetensi professional, kesehatan, pendidikan, masa kerja, bakat, dan strata sosial ekonomi. Sedangkan faktor eksternal mencakup : sarana dan prasarana, kurikulum program pendidikan, kepemimpinan, supervise, struktur tugas, insentif, suasana kerja serta lingkungan kerja.

Dalam bentuk lain faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini :

Gambar 1.1

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa masih kurang maksimalnya kemampuan guru dalam menganalisis dan menjabarkan kurikulum


(23)

10

menjadi program pengajaran, seperti program semester, silabus, dan rencana pembelajaran, masih ada guru yang kurang maksimal menggunakan keterampilan mengajar dalam pengajaran yang dilakukannya, metode mengajar yang dipergunakan guru masih ada yang kurang relevan dengan materi yang disampaikan. Pemberian intensif yang diterima guru pada saat ini dirasakan masih kurang mencukupi untuk bisa menutupi kebutuhan hidup guru dan keluarganya secara layak, sehingga masih ada guru yang belum terkosentrasi penuh terhadap tugasnya. Masih ada guru yang mencari tambahan luar, setelah jam kerja dan bahkan ada kasus guru yang meninggalkan tugas pada jam kerja untuk mencari tambahan pendapatan.

Kemudian masih kurangnya motivasi kerja guru terlihat dari masih ada guru yang melaksanakan tugasnya hanya sekedar memenuhi tanggungjawabnya mengajar, belum pada taraf meningkatkan pelayanan sehingga menghasilkan prestasi belajar siswa secara maksimal, masih kurangnya minat baca guru untuk mempelajari materi bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik, masih ada guru yang kurang mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

Fenomena di atas mengandung arti bahwa pengelolaan proses belajar mengajar, pengembangan diri guru, motivasi mengajar, bimbingan terhadap guru yang dilakukan Kepala Sekolah, serta kinerja mengajar guru masih perlu ditingkatkan.

Dari beberapa faktor penentu kinerja mengajar guru tersebut yang paling menarik diteliti adalah pengaruh kepemimpinan instruksional Kepala Sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru, dengan menjadikan pengaruh kepemimpinan instruksional Kepala Sekolah dan motivasi berprestasi guru sebagai variabel bebas (independent variable) 1 dan 2 atau X1 dan X2.

Sedangkan yang dijadikan variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kota Sukabumi.


(24)

Berdasarkan ruang lingkup dan pembatasan masalah tersebut, maka masalah utama, yaitu "Bagaimana Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru Secara Simultan Terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri di Kota Sukabumi" Secara rinci pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah pada SD Negeri di Kota Sukabumi?

2. Bagaimana gambaran Motivasi Berprestasi Guru pada SD Negeri di Kota Sukabumi?

3. Bagaimana gambaran Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri di Kota Sukabumi?

4. Bagaimana pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri di Kota Sukabumi?

5. Bagaimana pengaruh Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri di Kota Sukabumi?

6. Bagaimana pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri di Kota Sukabumi?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan menganalisis yaitu:

1. Gambaran Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah SD Negeri di Kota Sukabumi?

2. Gambaran Motivasi Berprestasi Guru SD Negeri di Kota Sukabumi? 3. Gambaran Kinerja Mengajar Guru SD Negeri di Kota Sukabumi?

4. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri di Kota Sukabumi?

5. Pengaruh Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri di Kota Sukabumi?


(25)

12

6. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri di Kota Sukabumi?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek teoritis maupun praktis

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam hal : a. Pengembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya pada

kepemimpinan instruksional kepala sekolah, motivasi berprestasi guru dan kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri di Kota Sukabumi

b. Memberikan informasi mengenai bagaimana meningkatkan kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Sukabumi.

c. Dapat dijadikan model dalam pengembangan kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Sukabumi.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Sekolah Dasar di Kota Sukabumi untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan kinerja mengajar guru yang akan datang.

b. Kepala Sekolah dalam tugas dan perannya mengelola lembaga pendidikan beserta program-programnya untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.

c. Lembaga pendidikan dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan program-program pendidikan.

d. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan terhadap kepala sekolah, memotivasi para guru dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kinerja mengajar bagi para guru.


(26)

e. Bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengembangan ilmu dan memotivasi diri serta menunjukkan komitmen berprestasi dalam bekerja.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Penulisan tesis ini terdiri atas lima Bab. Bab satu berisi tentang uraian pendahuluan, yang di dalamnya berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam tesis ini.

Bab dua tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Isi dari Bab ini adalah konsep atau teori dalam bidang dikaji, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, serta kerangka pemikiran dan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab tiga berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, yang meliputi lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional dari tiap variabel disertai indikatornya, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab empat tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang berisi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian, serta berisi pembahasan atau analisis temuan.

Bab lima tentang kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian serta saran atau rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, serta kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(27)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2008: 49) :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi. Generalisasi akan lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Jenis penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan yang sering terjadi. Sedangkan penelitian dengan pendekatan kuantitatif menampilkan analisis data bersifat statistik dengan angka dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:14).

Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru serta sejauh mana kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kota Sukabumi.

B.Populasi dan sampel Penelitian 1. Populasi

Sugiyono (2008:80) memberikan pengertian: "populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya". Suharsimi (2010:173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Ditinjau dari banyaknya anggota, populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga)


(28)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan tidak terbatas (tak hingga). Dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh karena itu, penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala sekolah dan Guru pada Sekolah Dasar di Kota Sukabumi sebanyak 112 sekolah yang berjumlah 1625 orang terdiri dari 112orang kepala sekolahdan 1513 orang guru. (Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi). Populasi dapat dilihat secara lengkap pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Populasi Kepala Sekolah dan Guru Kota Sukabumi

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah Guru

Jumlah KS dan Guru Kecamatan Cikole

1 1 SDN KIBODAS 1 20 21 2 2 SDN CIKOLE I 1 14 15 3 3 SDN CIKOLE III 1 17 18 4 4 SDN CIMANGGAH I 1 13 14 5 5 SDN CIMANGGAH II 1 14 15 6 6 SDN CISARUA 1 21 22 7 7 SDN DEWI SARTIKA CBM 1 33 34 8 8 SDN SURYAKENCANA CBM 1 38 39 9 9 SDN KABANDUNGAN 1 11 12 10 10 SDN KEBONJATI 1 25 26 11 11 SDN PERANA 1 13 14 12 12 SDN PINTUKISI I 1 17 18 13 13 SDN PINTUKISI II 1 14 15 14 14 SDN SUBANGJAYA I 1 13 14 15 15 SDN SUBANGJAYA II 1 10 11 16 16 SDN SUBANGJAYA III 1 12 13 17 17 SDN SUKASIRNA 1 11 12

Kecamatan Warudoyong

18 1 SDN BABAKAN SIRNA I 1 11 12 19 2 SDN BABAKAN SIRNA II 1 9 10 20 3 SDN BENTENG I 1 11 12 21 4 SDN BENTENG II 1 19 20 22 5 SDN BENTENG III 1 14 15


(29)

72

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23 6 SDN BUNUT 1 11 12

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah Guru

Jumlah KS & Guru

24 7 SDN CARINGIN NGUMBANG 1 12 13 25 8 SDN CIPANENGAH 1 9 10 26 9 SDN DAYEUH LUHUR CBM 1 19 20 27 10 SDN DAYEUH LUHUR IV 1 8 9 28 11 SDN DAYEUH LUHUR KULON 1 11 12 29 12 SDN DWIKORA I 1 11 12 30 13 SDN DWIKORA II 1 12 13 31 14 SDN NAGRAK 1 11 12 32 15 SDN NYOMPLONG 1 13 14 33 16 SDN PAJAGALAN 1 11 12 34 17 SDN SUKAKARYA I 1 11 12 35 18 SDN SUKAKARYA II 1 11 12 36 19 SDN SUKAKARYA III 1 10 11 37 20 SDN SUKAKARYA IV 1 10 11 38 21 SDN WARUDOYONG I 1 11 12 39 22 SDN WARUDOYONG II 1 9 10 40 23 SDN PERSATUAN 1 6 7

Kecamatan Gunungpuyuh

41 1 SDN BABAKAN KARAMAT 1 10 11 42 2 SDN BRAWIJAYA 1 23 24 43 3 SDN CIPELANG GEDE 1 12 13 44 4 SDN CISEUREUH 1 14 15 45 5 SDN GUNUNG PUYUH CBM 1 23 24 46 6 SDN KARANG TENGAH 1 14 15 47 7 SDN KOPENG 1 1 9 10 48 8 SDN KOPENG 2 1 11 12 49 9 SDN KOTA PARIS 1 12 13 50 10 SDN KARAMAT RANDU 1 11 12 51 11 SDN LEMBURSITU 1 12 13 52 12 SDN RAWASALAK 1 10 11 53 13 SDN SKIP 1 11 12 54 14 SDN SRIWEDARI 1 1 11 12 55 15 SDN SRIWEDARI 2 1 11 12 56 16 SDN TANJUNGSARI 1 1 13 14 57 17 SDN TANJUNGSARI 2 1 14 15 58 18 SDN TEGAL PARI 1 14 15

Kecamatan Baros

59 1 SDN BAROS 3 1 13 14 60 2 SDN BAROS KENCANA CBM 1 40 41 61 3 SDN CICADAS GIRANG 1 14 15 62 4 SDN GENTENG 1 28 29 63 5 SDN BALANDONGAN 1 19 20 64 6 SDN SUDAJAYA HILIR 3 1 14 15


(30)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65 7 SDN SUDAJAYA HILIR 4 1 12 13 66 8 SDN TESPONG RAYA 1 18 19

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah Guru

Jumlah KS dan Guru Kecamatan Cibeureum

67 1 SDN BABAKAN 1 9 10 68 2 SDN MANUNGGAL BHAKTI 1 20 21 69 3 SDN CIANDAM 1 11 12 70 4 SDN CIBEUREUM HILIR 1 1 16 17 71 5 SDN CIBEUREUM HILIR 3 1 13 14 72 6 SDN CIBEUREUM HILIR 5 1 19 20 73 7 SDN CIBUNGUR 1 15 16 74 8 SDN LIMUS NUNGGAL 1 1 11 12 75 9 SDN LIMUS NUNGGAL 2 1 10 11 76 10 SDN LOASARI 1 9 10 77 11 SDN PELITAJAYA 1 12 13 78 12 SDN SELAKASO 1 10 11 79 13 SDN RANCAKADU 1 5 6

Kecamatan Citamiang

80 1 SDN BABAKAN BANDUNG 1 10 11 81 2 SDN BABAKAN CARINGIN 1 10 11 82 3 SDN BEGEG 1 1 9 10 83 4 SDN BEGEG 2 1 11 12 84 5 SDN CIJANGKAR 1 1 10 11 85 6 SDN CIJANGKAR 2 1 14 15 86 7 SDN CIPANAS 1 23 24 87 8 SDN CISARUA 1 10 11 88 9 SDN CISUDA 1 1 9 10 89 10 SDN CISUDA 2 1 9 10 90 11 SDN CITAMIANG 1 1 10 11 91 12 SDN CITAMIANG 2 1 10 11 92 13 SDN GUNUNG PARANG 1 16 17 93 14 SDN KEBON KAWUNG 1 9 10 94 15 SDN LAMPING 1 1 10 11 95 16 SDN LAMPING 2 1 9 10 96 17 SDN LAMPING 3 1 11 12 97 18 SDN NANGGELENG 1 1 10 11 98 19 SDN NANGGELENG 2 1 10 11 99 20 SDN OTISTA 1 13 14 100 21 SDN PAKUJAJAR CBM 1 30 31 101 22 SDN TONJONG 1 1 13 14 102 23 SDN TONJONG 2 1 10 11

Kecamatan Lembursitu


(31)

74

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

104 2 SDN LEMBURSITU 1 13 14 105 3 SDN CICADAS 1 17 18

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah Guru

Jumlah KS & Guru

106 4 SDN SITU GEDE 1 11 12 107 5 SDN CIKUNDUL 1 11 12 108 6 SDN NANGGERANG 1 8 9 109 7 SDN KIBITAY 1 13 14 110 8 SDN SINDANGSARI 1 13 14 111 9 SDN SITUENDAH 1 1 8 9 112 10 SDN SITUENDAH 2 1 5 6

JUMLAH 112 1513 1625

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2008:81) memberikan pengertian bahwa: "Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Di dalam penelitian diperkenankan untuk meneliti sebagian dari jumlah populasi apabila peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena berbagai alasan.

Untuk mendapat sampel yang dapat mewakili jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi, maka penelitian ini menggunakan tekhik sampel berstrata (Stratified Sample) karena berpendapat bahwa populasi berada pada wilayah yang berbeda dan terbagi atas tingkatan – tingkatan atau strata. Menurut Nasir (2003: 346) stratified random sampling adalah sampel yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata.

Pengertian sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan

bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah

sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga


(32)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Sukardi (2005:55) mengatakan” untuk penelitian sosial,

pendidikan, ekonomi dan politik yang berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen, pengambilan sampel disamping syarat tentang besarnya sampel harus memenuhi syarat representativeness

(keterwakilan) atau mewakili semua komponen populasi.”

a. Menentukan Ukuran Sampel

Memperhatikan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi lebih dari100orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random Sampling). Sedangkan tekhnik pengambilan sampel menggunakan rumus taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2008:65) sebagai berikut:

) ( 1 N d2

N n

 

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%) 1 = angka konstan

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk guru sekolah dasar negeri di Kota Sukabumi, yaitu sebagai berikut :

94 80 , 93 13 , 16 1513 ) 1 , 0 ( 1513 1 1513 ) (

1 2   2   

d N

N n

Jadi jumlah sampel guru dalam penelitian ini sebanyak 94 orang (dibulatkan).Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan adalah94/1513x 100% = 6,21% dibulatkan 6%.

Untuk menentukan jumlah guru dari tiap sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian, ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :


(33)

76

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. SDN Kibodas

responden responden

x

n 94 3

685 20

 

b. Menentukan Subjek Penelitian

Dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh sampel yaitu sebanyak 129 orang yang terdiri dari 35 orang kepala sekolah dan 94 orang guru. di karenakan jumlah populasi yang melebihi 100 sekolah dari 7 kecamatan maka untuk mempermudah penarikan sampel, sampel yang diambil hanya dari 5 sekolah tiap kecamatan, tiap sekolah di wakili oleh 1 kepala sekolah dan 2-5 orang guru. Maka sampel yang di peroleh sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rekapitulasi Jumlah Responden Penelitian

No Nama Sekolah Populasi Jumlah Responden Kepsek Guru Kepsek Guru Total Kecamatan Cikole

1 SDN KIBODAS 1 20 1 3 4

2 SDN CISARUA 1 21 1 3 4

3 SDN KEBON JATI 1 25 1 3 4

4 SDN DEWI SARTIKA CBM 1 33 1 4 5

5 SDN SURYA KENCANA CBM 1 38 1 5 6

Kecamatan Warudoyong

6 SDN BENTENG II 1 19 1 3 4

7 SDN BENTENG III 1 14 1 2 3

8 SDN CARINGIN NGUMBANG 1 12 1 2 3

9 SDN DAYEUH LUHUR CBM 1 19 1 3 4

10 SDN NYOMPLONG 1 13 1 2 3

Kecamatan Gunungpuyuh

11 SDN BRAWIJAYA 1 23 1 3 4

12 SDN CISEUREUH 1 14 1 2 3

13 SDN GUNUNG PUYUH CBM 1 23 1 3 4


(34)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15 SDN TANJUNGSARI 2 1 14 1 2 3

Kecamatan Baros

16 SDN BAROS KENCANA CBM 1 40 1 5 6

17 SDN GENTENG 1 28 1 3 4

18 SDN BALANDONGAN 1 19 1 3 4

19 SDN SUDAJAYA HILIR 3 1 14 1 2 3

20 SDN TESPONG RAYA 1 18 1 2 3

No Nama Sekolah Populasi Jumlah Responden Kepsek Guru Kepsek Guru Total Kecamatan Cibeureum

21 SDN MANUNGGAL BHAKTI 1 20 1 3 4

22 SDN CIBEUREUM HILIR 1 1 16 1 2 3

23 SDN CIBEUREUM HILIR 3 1 13 1 2 3

24 SDN CIBEUREUM HILIR 5 1 19 1 3 4

25 SDN CIBUNGUR 1 15 1 2 3

Kecamatan Citamiang

26 SDN CIJANGKAR 2 1 14 1 2 3

27 SDN CIPANAS 1 23 1 3 4

28 SDN GUNUNG PARANG 1 16 1 2 3

29 SDN OTISTA 1 13 1 2 3

30 SDN PAKUJAJAR CBM 1 30 1 4 5

Kecamatan Lembursitu

31 SDN CICADAS 1 17 1 2 3

32 SDN CIPANENGAH CBM 1 29 1 4 5

33 SDN KIBITAY 1 13 1 2 3

34 SDN LEMBURSITU 1 13 1 2 3

35 SDN SINDANGSARI 1 13 1 2 3

JUMLAH 35 685 35 94 129

C. Teknik Pengumpulan Data

Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian tekhnik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka penelitian


(35)

78

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini menggunakan dua tekhnik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 35 responden Kepala Sekolah dan 94 responden Guru. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui tekhnik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah (X1), motivasi berprestasiguru (X2) terhadap

kinerja mengajar guru (Y) merupakan variabel pokok yang akan dijadikan sejumlah pertanyaan di dalam angket.Akdon (2005:131) menyatakan bahwa:

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dan mereka bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data secara langsung dari responden yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya. Data yang diperoleh dari responden bisa berupa apa yang diketahui, apa yang disukai, apa yang dirasakan, atau dipikirkan, apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, alat pengumpul data yang digunakan untuk mengungkap data tentang variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah, motivasi berprestasiguru terhadap kinerja mengajar guru adalah melalui teknik “Skala Linkert”; yaitu 5 = Selalu, 4 = Sering, 3 = Kadang -kadang, 2 = Jarang, 1 = Tidak Pernah. Penelitian ini merupakan tiga buah instrumen yang berbentuk angket untuk mengukur masing-masing (1) kepemimpinan instruksional kepala sekolah, (2) motivasi berprestasiguru, (3) kinerja mengajar guru. Setiap variabel diurai dalam indikator yang dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan, (1) kepemimpinan instruksional


(36)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepala sekolah 33 pertanyaan, (2) motivasi berprestasi guru 32 pertanyaan, dan (3) kinerja mengajar guru 37 pertanyaan.

D. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data

Sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bertahap dan saling berkaitan, proses penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan, yakni (a) konsultasi dengan dosen pembimbing, pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian dan desain penelitian, (b) mempersiapkan administrasi berupa catatan-catatan untuk survey awal penelitian.

2. Studi awal Penelitian

Dalam tahap ini penulis melakukan observasi pendahuluan dan konsultasi dengan pihak-pihak, seperti rekan-rekan guru, kepala sekolah yang akan diteliti, dan pihak lain yang relevan dengan kebutuhan informasi penelitian. Termasuk dalam tahap ini melakukan proses perizinan.

3. Menyusun Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam dengan menggunakan alat ukur yang baik yang disebut instrumen penelitian. Semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Sugiyono (2003:118) mengatakan bahwa:

Instrumen-instrumen penelitian sosial memang ada yang sudah tersedia dan teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti instrument untuk mengukur motif berprestasi, (n-ach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur bakat dan lain-lain. Meskipun telah teruji validiyas dan reliabilitasnya, namun tidak digunakan untuk tempat tertentu mungkin tidak valid dan reliabel lagi. Karena fenomena sosial cepat berubah dan sulit dicari kesamaannya. Untuk itu peneliti dalam bidang sosial sering menyusun sendiri instrumen penelitian yang dipakai termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya.


(37)

80

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun instrumen penelitian untuk variabel bebas kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru serta variabel terikat kinerja mengajar guru. Instrumen telah disusun berdasarkan indikator dari masing-masing variabel sebelum diujicobakan kepada sampel responden.

Untuk memperoleh skor variabel-variabel tersebut, maka disusun skala dalam skala Likert. Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru dan kinerja mengajar guru.

Tahap penyusunan instrument penelitian memuat kegiatan-kegiatan (a) menyusun kisi-kisi secara sistematis sesuai variabel penelitian, (b) merumuskan masalah penelitian dengan variabel disertai dengan indikator yang akan dijadikan pertanyaan, (c) menyusun pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawabannya sesuai dengan masalah penelitian dan disertai dengan petunjuk pengisian, sehingga jelas tujuan dan maksudnya oleh responden, (d) konsultasi dengan pembimbing untuk diujicoba.

Setiap instrumen baik yang sudah dibakukan maupun yang dibuat oleh peneliti sendiri mempunyai skala pengukuran. Adapun macam skala pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio (Sugiyono, 1997: 69-72) sebagai berikut:

a. Skala Nominal, peneliti tidak melakukan pengukuran tetapi lebih pada menghitung dan memberi nama objek yang diteliti. Data yang dihasilkan adalah data nominal atau diskirt.

b. Skala Ordinal adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu

“lebih” atau” kurang” dari yang lain. Data yang didapat disebut

data ordinal, yaitu data yang berjenjang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama.

c. Skala Interval adalah skala yang jarak antara satu data dengan data yang lain sama tetapi tidak mempunyai nilai nol.

d. Skala Ratio, untuk mengukur variabel tertentu dan data ratio merupakan daya yang antara interval satu dengan yang lain mempunyai jarak sama dan mempunyai nilai nol absolut.


(38)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada peneltian ini data yang diperoleh peneliti adalah data ordinal yang kemudian diubah ke dalam interval.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variable yang sedang diteliti atau semacam petunjuk pelaksanaan cara mengukur suatu variable. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable, yaitu dua variabel bebas (independent variables) dalam penelitian ini adalah: kepemimpinan instruksional kepala sekolah (�1), dan motivasi berprestasi guru (�2), sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja mengajar guru (Y). Berikut ini adalah definisi operasional untuk setiap variable penelitian.

1. Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dalam penelitian ini adalah peranan kepemimpinan kepala sekolah yang memfokuskan pada program peningkatan pembelajaran dan pengajaran di sekolah dengan strategi mengembangkan orientasi tujuan, mengembangkan program pengajaran dan menciptakan lingkungan akademis yang mendukung proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah agar terjadinya keefektifan sekolah sehingga keberhasilan yang diharapkan sekolah dapat tercapai. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja mengajar guru yaitu kualitas pengajaran. Variable kepemimpinan instruksional kepala sekolah ini diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Mendifinisikan tujuan sekolah 1) Penyusunan Tujuan

2) Menyampaikan dan menyebarkan tujuan b. Mengelola program pembelajaran

1) Pengawasan dan evaluasi pengajaran 2) Sinkronisasi kurikulum


(39)

82

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menciptakan iklim belajar yang positif di sekolah 1) Mengatur waktu pengajaran atau pembelajaran

2) Mengembangkan staf dan perkembangan professional 3) Mempertahankan kehadiran

4) Menekankan keunggulan akademik 5) Menyediakan insentif para guru 6) Menyediakan reward bagi siswa

2. Motivasi berprestasi guru dalam penelitian ini adalah suatu dorongan instrinsik yang dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas-tugasnya guna mencapai tujuan melebihi standar yang ditetapkan.Variable motivasi berprestasi guru ini diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut : a. Suka mengatasi rintangan

1) Mengerjakan tugas dengan baik 2) Menyelesaikan tugas

3) Mengerjakan tugas tambahan b. Ingin maju

1) Tenang dalam menghadapi kesulitan pekerjaan 2) Menyelesaikan tugas dengan sepenuh hati c. Melaksanakan tugas dengan baik

1) Menyelesaikan tugas dengan baik meskipun banyak kendala 2) Bekerja semaksimal mungkin

3) Perbaikan RPP

4) Mencari tahu kelemahan dalam mengajar d. Bekerja keras

1) Menyukai persaingan yang sehat 2) Semangat dalam menyelesaikan tugas 3) Memperbaiki kesalahan dalam bekerja

4) Melaksanakan tugas dengan semaksimal mungkin 5) Melaksanakan tugas penuh tanggung jawab 6) Rajin mengerjakan tugas


(40)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Berusaha keras dalam bekerja e. Berusaha menjadi yang terbaik

1) Menjadi yang terbaik dalam bekerja 2) Berusaha berprestasi dalam setiap tugas 3) Mencapai prestasi kerja yang tinggi 4) Mengungguli prestasi rekan kerja 5) Mencintai profesi guru

6) Mengembangkan pengetahauan dan keterampilan kerja 7) Sukses dalam mencapai tujuan

8) Dapat menyelesaikan pekerjaan yang sukar 9) Melaksanakan tugas tambahan

f. Pantang menyerah

1) Semangat mendapatkan tugas yang menantang 2) Menggunakan metode baru

3. Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas mengajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran.

Kinerja mengajar guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja mengajar guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja mengajar guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.Dimensi dan indikator yang berkaitan dengan variabel kinerja mengajar guru menurut Suryosubroto(2006)dijadikan dimensikajian dalam penelitian kinerja mengajar guru ini. Variable kinerja mengajar guru ini diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Perencanaan Pengajaran 1) Penyusunan silabus 2) Penyusunan RPP


(41)

84

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Pengembangan materi ajar

4) Penyusunan alat evaluasi dan media pembelajaran b. Pelaksanaan Pengajaran

1) Pembukaan pembelajaran 2) Proses pembelajaran 3) Penutupan pembelajaran c. Pelaksanaan Evaluasi Belajar

1) Evaluasi proses dan atau hasil pembelajaran peserta didik 2) Evaluasi pembelajaran (KBM)

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalnya melalui prosedur :

1. Responden Uji Coba

Instrumen penelitian diujicobakan pada responden yang tidak termasuk sampel penelitian. Jumlah responden uji coba sebanyak 30 (tiga puluh) orang kepala sekolah dan guru. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba.

2. Pelaksanaan Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah : a) membagikan angket pada kepala sekolah dan guru, b) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, c) kepala sekolah dan guru melakukan pengisian angket, dan d) setelah selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

3. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item angket, baik dalam hal redaksi, altenatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan dan jawaban tersebut. Uji coba dilakukan


(42)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan yang valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Kualitas instrument di tentukan oleh dua kriterian utama : Validitas dan Reliabilitas (Muller:1986). Validitas instrument menunjukan seberapa jauh ia akan mengukur apa yang hendak di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (1995:63) menjelaskan bahwa yang di maksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.

Sebelum menganalisis hasil penyebaran kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid dalam proses ujicoba instrumen akan digunakan kembali dalam proses pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang tidak valid tidak akan digunakan kembali.

Uji validitas adalah untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010:97-118)menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Merujuk pada skala yang digunakan yaitu skala Likert lima point, maka teknik yang sesuai untuk menguji validitas kuesioner dengan skala tersebut adalah dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment , seperti yang ditulis oleh Akdon (2008:144) sebagai berikut :

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 i i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r            Keterangan :


(43)

86

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r hitung = Koefisien korelasi

 Xi = Jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden.

Sedangkan untuk menentukan reliabilitas menggunakan rumus Spearman Brown dalam (Riduwan, 2010:116)sebagai berikut:

b b l

r r r

 

1 . 2 1

Uji coba angket dilakukan terhadap 30 orang responden (kepala sekolah dan guru) di luar sampel untuk menentukan keterandalan alat pengumpul data. Ukuran keterandalan validitas butir berpedoman pada t tabel sesuai dengan pendapat (Riduwan, 2010:112). Hasil yang diperoleh sebagai berikut:

1. Uji Coba Angket Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Jumlah item angket untuk variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah adalah 33 item, setelah dilakukan uji coba angket 29 item dinyatakan memiliki t hitung di atas t tabel. T tabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan α untuk uji dua pihak 0,05 adalah 2,048 sehingga ke 28 item tersebut dinyatakan valid dan sisanya 4 item dinyatakan tidak valid.

Demikian juga uji reliabelitas, 31 item dinyatakan memiliki t hitung

di atas t tabel. T tabel dengan N= 30 - 2 = 28 dan taraf signifikansi 5%

diperoleh nilai r = 0,374 dan 2 item tidak reliabel. Item-item yang dinyatakan tidak valid dan atau tidak reliabel diperiksa kembali pernyataannya dan dilakukan perbaikan sehingga semua item yang ada tetap dipergunakan. Hasil selengkapnya dari ujicoba angket tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Ujicoba Angket

Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah No Korelasi Validitas Reliabelitas


(1)

Yayan Sumaryana, 2014

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

149 Lampiran 5 Angket Penelitian

PENGANTAR

Perihal : Permohonan Pengisian Angket

Lampiran : Satu berkas

Kepada Yth : Sdr Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar

Dengan hormat,

Dalam rangka penulisan tesis yang berjudul: Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar di Kota Sukabumi, maka saya memohon dengan hormat kepada Saudara untuk menjawab beberapa pertanyaan angket yang telah disediakan. Jawaban Saudara diharapkan objektif artinya diisi apa adanya.

Angket ini bukan tes atau penilaian dari atasan, maka dari itu saudara tidak perlu takut atau ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Oleh karena itu data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi status kepegawaian saudara.

Demikian pengantar ini dibuat, atas perhatian bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Bandung, Februari 2013 Hormat saya

Yayan Sumaryana

--- Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR) atau Tidak Pernah (TP)

A. KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

1 Bapak/Ibu melibatkan guru dalam penyusunan

program sekolah SL SR KD JR TP

2 Bapak/Ibu melibatkan guru dalam

mengembangkan program sekolah SL SR KD JR TP


(2)

setiap warga sekolah pada saat rapat dinas.

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

4 Bapak/Ibu merealisasikan program-program kerja

sekolah SL SR KD JR TP

5 Bapak/Ibu melakukan kunjungan ke kelas SL SR KD JR TP

6 Bapak/Ibu membimbing guru agar lebih

profesional dalam mengajar SL SR KD JR TP

7 Bapak/Ibu peka terhadap isu-isu yang dapat

memunculkan perselisihan SL SR KD JR TP

8 Bapak/Ibu memfasilitasi sarana pembelajaran SL SR KD JR TP

9 Bapak/Ibu memperhatikan kesejahteraan guru SL SR KD JR TP

10 Bapak/Ibu menjaga hubungan yang baik dengan

guru SL SR KD JR TP

11 Bapak/Ibu membimbing guru ikut menyusun

kurikulum sekolah SL SR KD JR TP

12 Bapak/Ibu membantu guru dalam menyelesaikan

masalah pengajaran. SL SR KD JR TP

13 Bapak/Ibu memiliki konsep pembelajaran yang

efektif SL SR KD JR TP

14 Bapak/Ibu memantau semua kegiatan kesiswaan

di sekolah SL SR KD JR TP

15 Bapak/Ibu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler SL SR KD JR TP

16 Bapak/Ibu memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler SL SR KD JR TP

17 Bapak/Ibu menetapkan materi pelajaran SL SR KD JR TP

18 Bapak/Ibu menetapkan jam belajar di sekolah SL SR KD JR TP

19 Bapak/Ibu menempatkan guru pada tugas dan

jabatan yang sesuai dengan kemampuannya SL SR KD JR TP

20 Bapak/Ibu memberikan kesempatan kepada guru

untuk mengikuti pelatihan SL SR KD JR TP

21 Bapak/Ibu memberikan informasi terbaru tentang

penyelenggaraan sekolah efektif SL SR KD JR TP

22 Bapak/Ibu memberikan pengarahan kepada guru

dalam menyusun program pembelajaran SL SR KD JR TP

23 Bapak/Ibu menilai DP 3 guru SL SR KD JR TP

24 Bapak/Ibu mengevaluasi hasil pekerjaan guru

secara obyektif SL SR KD JR TP

25 Bapak/Ibu menyediakan kesempatan kepada guru

untuk terlibat dalam mengembangkan kebijakan sekolah

SL SR KD JR TP

26 Bapak/Ibu membangun suasana kerja yang

terbuka dalam mendorong peningkatan kinerja SL SR KD JR TP

27 Bapak/Ibu hadir dalam upacara bendera di sekolah SL SR KD JR TP

28 Bapak/Ibu mengecek kehadiran guru SL SR KD JR TP


(3)

prestasi yang lebih tinggi

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

30 Bapak/Ibu memotivasi siswa SL SR KD JR TP

31 Bapak/Ibu menggunakan hasil kerja guru sebagai

dasar untuk pemberian penghargaan SL SR KD JR TP

32 Bapak/Ibu menggunakan senioritas sebagai

kriteria utama dalam pemberian penghargaan SL SR KD JR TP

33 Bapak/Ibu memberikan beasiswa kepada siswa

yang berprestasi SL SR KD JR TP

B. MOTIVASI BERPRESTASI GURU

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

1 Bapak/Ibu mengerjakan tugas dengan baik SL SR KD JR TP

2 Bapak/Ibu berupaya menyelesaikan tugas dengan

baik SL SR KD JR TP

3 Bapak/Ibu mengerjakan tugas tambahan dari

kepala sekolah SL SR KD JR TP

4 Bapak/Ibu tenang dalam menghadapi kesulitan

pekerjaan SL SR KD JR TP

5 Bapak/Ibu menyelesaikan tugas dengan sepenuh

hati SL SR KD JR TP

6 Bapak/Ibu buruknya hasil pekerjaan guru akan

tetap mendapatkan gaji SL SR KD JR TP

7 Bapak/Ibu menyelesaikan tugas dengan baik

meskipun banyak kendala SL SR KD JR TP

8 Bapak/Ibu bekerja semaksimal mungkin SL SR KD JR TP

9 Bapak/Ibu melakukan perbaikan RPP agar KBM

menjadi lebih bermakna bagi siswa SL SR KD JR TP

10 Bapak/Ibu mencari tahu kelemahan dalam

mengajar kemudian memperbaikinya SL SR KD JR TP

11 Bapak/Ibu menyukai persaingan yang sehat SL SR KD JR TP

12 Bapak/Ibu bersemangat dalam menyelesaikan

tugas SL SR KD JR TP

13 Bapak/Ibu memperbaiki kesalahan dalam bekerja SL SR KD JR TP

14 Bapak/Ibu melaksanakan tugas dengan semaksimal

mungkin SL SR KD JR TP

15 Bapak/Ibu melaksanakan tugas yang diberikan

dengan penuh tanggung jawab SL SR KD JR TP

16 Bapak/Ibu rajin dalam mengerjakan tugas SL SR KD JR TP

17 Bapak/Ibu berusaha keras dalam bekerja SL SR KD JR TP


(4)

keperluan lain

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

19 Bapak/Ibu ingin menjadi yang terbaik dalam

bekerja SL SR KD JR TP

20 Bapak/Ibu berusaha berprestasi dalam setiap tugas SL SR KD JR TP

21 Bapak/Ibu mencapai prestasi kerja yang tinggi

dengan bekerja lebih baik SL SR KD JR TP

22 Bapak/Ibu bertekad mengungguli prestasi rekan

kerja SL SR KD JR TP

23 Berprestasi membuat saya semakin mencintai

profesi saya sebagai guru SL SR KD JR TP

24 Bapak/Ibu mengembangkan pengetahauan kerja

agar berprestasi SL SR KD JR TP

25 Bapak/Ibu memiliki keinginan untuk sukses dalam

mencapai tujuan SL SR KD JR TP

26 Bapak/Ibu berusaha mengembangan karir dengan

bekerja secara optimal SL SR KD JR TP

27 Bapak/Ibu tertantang untuk dapat menyelesaikan

pekerjaan yang sukar SL SR KD JR TP

28 Bapak/Ibu berusaha melaksanakan tugas tambahan

yang diberikan kepala sekolah jika ada reward SL SR KD JR TP

29 Bapak/Ibu tidak merasa terbebani dengan tugas

tambahan SL SR KD JR TP

30 Bapak/Ibu bertekad terus mencari tahu jika sesuatu

yang dikerjakan belum dipahami SL SR KD JR TP

31 Bapak/Ibu bersemangat mendapatkan tugas yang

menantang agar bisa meningkatkan kemampuan SL SR KD JR TP

32 Bapak/Ibu menggunakan metode yang baru dalam

mengajar meskipun sarana pembelajarannya kurang

SL SR KD JR TP

C. KINERJA MENGAJAR GURU

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

1 Bapak/Ibu melaksanakan analisis kontek sebelum

menyusun silabus SL SR KD JR TP

2 Bapak/Ibu menyusun silabus program tahunan SL SR KD JR TP

3 Bapak/Ibu menyusun silabus program semester SL SR KD JR TP

4 Bapak/Ibu mengembangkan silabus secara mandiri

sesuai petunjuk yang berlaku SL SR KD JR TP

5 Bapak/Ibu menyusun kegiatan pembelajaran dalam

RPP secara sistematis SL SR KD JR TP


(5)

(KD)

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

7 Bapak/Ibu menyiapkan RPP sebelum

melaksanakan kegiatan pembelajaran SL SR KD JR TP

8 Bapak/Ibu menyampaikan materi ajar yang

dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar (KD) SL SR KD JR TP

9 Bapak/Ibu menyampaikan materi ajar berdasarkan

tujuan yang akan dicapai SL SR KD JR TP

10 Bapak/Ibu memberikan contoh-contoh nyata yang

dialami siswa sehari-hari dalam pembelajaran SL SR KD JR TP

11 Bapak/Ibu memberikan materi pelajaran mengacu

pada buku-buku baru sesuai kurikulum yang berlaku

SL SR KD JR TP

12 Bapak/Ibu menilai hasil belajar yang dicapai siswa SL SR KD JR TP

13 Bapak/Ibu menyusun kompetensi yang harus

dimiliki anak dengan melihat kompetensi yang telah dimiliki sebelumnya

SL SR KD JR TP

14 Bapak/Ibu menyampaikan materi pembelajaran

dari yang termudah hingga yang tersulit SL SR KD JR TP

15 Bapak/Ibu menggunakan metode yang sesuai

dalam kegiatan pembelajaran SL SR KD JR TP

16 Bapak/Ibu menjelaskan materi ajar sesuai RPP SL SR KD JR TP

17 Bapak/Ibu mempertimbangkan faktor suasana

kelas dalam menggunakan metode pembelajaran SL SR KD JR TP

18 Bapak/Ibu menggunakan metode secara bervariasi SL SR KD JR TP

19 Bapak/Ibu mempersiapkan instrument penilaian

20 Bapak/Ibu mengatur posisi duduk anak dalam

kelas SL SR KD JR TP

21 Bapak/Ibu menyelingi aktivitas pembelajaran

dengan permainan SL SR KD JR TP

22 Bapak/Ibu menunjukkan rasa senang pada siswa SL SR KD JR TP

23 Bapak/Ibu berinteraksi secara pribadi dengan siswa SL SR KD JR TP

24 Bapak/Ibu membimbing diskusi kelompok siswa SL SR KD JR TP

25 Bapak/Ibu menciptakan interaksi dengan anak

secara baik SL SR KD JR TP

26 Bapak/Ibu menghargai pendapat siswa SL SR KD JR TP

27 Bapak/Ibu menjawab pertanyaan yang diajukan

siswa SL SR KD JR TP

28 Bapak/Ibu memberi perhatian secara individual

pada siswa SL SR KD JR TP

29 Bapak/Ibu melakukan refleksi sebagai penutup

pembelajaran SL SR KD JR TP

30 Bapak/Ibu melaksanakan ulangan harian SL SR KD JR TP


(6)

pembelajaran

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

32 Bapak/Ibu memberikan soal sesuai materi yang

diajarkan SL SR KD JR TP

33 Bapak/Ibu memberikan soal kepada siswa sesuai

dengan tingkat kesulitannya SL SR KD JR TP

34 Bapak/Ibu menilai hasil ulangan siswa SL SR KD JR TP

35 Bapak/Ibu mengadakan remedial kepada siswa

yang belum mencapai KKM SL SR KD JR TP

36 Bapak/Ibu membagikan hasil ulangan harian

kepada siswa sebelum melanjutkan pembelajaran untuk materi berikutnya

SL SR KD JR TP