HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA DENGAN TURNOVER INTENTION PADA GURU SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG.
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA DENGAN TURNOVER INTENTION PADA
GURU SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh
Amanda Putri Yuliardi 1000440
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
ANTAR REKAN KERJA DENGAN
TURNOVER INTENTION
PADA GURU
SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG
Oleh
Amanda Putri Yuliardi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
© Amanda Putri Yuliardi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
(5)
ii
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Interpersonal antar Rekan Kerja dengan Turnover Intention pada Guru SMP Swasta di Bandung. Skripsi Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara beban kerja dan turnover
intention, (2) hubungan antara komunikasi interpersonal dengan turnover intention, dan
(3) hubungan beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional yang dianalisis menggunakan teknik korelasi Rank
Spearman. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling karena memperhatikan karakteristik tertentu dari responden. Responden pada
penelitian ini adalah 202 guru SMP swasta di kota Bandung yang memiliki status sebagai guru non PNS atau honorer, berada pada usia 20-40 tahun, dan bekerja kurang dari 5 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan instrumen alat ukur pada guru-guru di SMP swasta di kota Bandung. Instrumen tersebut terdiri dari instrumen beban kerja yang dimodifikasi berdasarkan format perhitungan beban kerja guru, komunikasi interpersonal yang diadaptasi dari Fitriandini (2013) berdasarkan teori Devito (1995), dan
turnover intention yang diadaptasi dari Desniah (2013) berdasarkan teori Mobley (1977; Mobley, et al., 1978; & Miller & Katerberg, 1979). Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang negatif dan sangat lemah antara beban kerja dengan turnover
intention, (2) terdapat hubungan yang negatif dan lemah antara komunikasi interpersonal
dengan turnover intention, dan (3) terdapat hubungan yang lemah antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention pada guru. Saran yang diajukan adalah (1) guru lebih dapat bekerja sesuai kemampuannya dan (2) lebih dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya.
(6)
iii
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Amanda Putri Yuliardi (1000440). Correlation of Work Load and Interpersonal
Communication between Team Work with Turnover Intention at Private Junior High School Teacher in Bandung. This thesis belong to Departement of Psychology Faculty of Education Indonesia University of Education, Bandung 2015.
Abstract: The purpose of this research are to find out (1) the correlation of work load
and turnover intention, (2) the correlation of interpersonal communication and turnover intention, (3) the correlation between work load and interpersonal communication and turnover intention at private junior high school teacher in Bandung. This research using quantitative approach in corelational design with Rank Spearman technique. Sampling process used purposive sampling approach, based on specific respondent characteristics. The respondent are 202 private junior high school teachers in Bandung, their status are nongovernmental teachers, 20-40 years old, with less than 5 years length of working. The instruments on these research are work load instrument that modify according to teacher work load form , interpersonal communication instrument that adapted from Fitriandini
(2013) according to Devito theory (1995), and turnover intention instrument that adapted
from Desniah (2013) according to Mobley theory (1977; Mobley, et al., 1978; & Miller & Katerberg, 1979). The results of this research are (1) there is negative and
very weak correlation between work load and turnover intention, (2) there is negative and weak correlation between interpersonal communication and turnover intention, (3) there is weak correlation between work load and interpersonal communication with teachers turnover intention. The suggest for the teachers are (1) teachers work according to their capabilities and (2) increase their interpersonal communication.
(7)
vii Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
UCAPAN TERIMA KASIH... v
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR BAGAN... xi
DAFTAR GRAFIK... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pertanyaan Penelitian... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Struktur Organisasi Skripsi... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Beban Kerja... 6
2. Komunikasi Interpersonal... 10
3. Turnover Intention... 18
B. Kerangka Berpikir... 28
C. Hipotesis Penelitian... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 31
B. Populasi dan Sampel... 31
C. Variabel Penelitian... 32
D. Definisi Operasional... 32
E. Teknik Pengumpulan Data... 33
F. Instrumen Penelitian... 34
G. Analisis Data... 49
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 52
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Temuan Penelitian... 54
B. Pembahasan Penelitian... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 103
B. Saran... 104
DAFTAR PUSTAKA... 105
LAMPIRAN... 110 RIWAYAT PENELITI
(8)
viii Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Bobot Jam Kerja Tugas Utama... 34
Tabel 3.2 Bobot Jam Kerja Tugas Tambahan... 34
Tabel 3.3 Jumlah Penghitungan Beban Kerja... 35
Tabel 3.4 Jumlah Penghitungan Kebutuhan Guru... 35
Tabel 3.5 Keseimbangan Persediaan dengan Kebutuhan Guru... 36
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja... 36
Tabel 3.7 Nilai Pernyataan Instrumen Komunikasi Interpersonal... 37
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Turnover Intention... 38
Tabel 3.9 Nilai Pernyataan Instrumen Turnover Intention... 38
Tabel 3.10 Kategorisasi Nilai KMO MSA... 39
Tabel 3.11 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Komunikasi Interpersonal... 41
Tabel 3.12 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Turnover Intention... 43
Tabel 3.13 Kategori Reliabilitas... 44
Tabel 3.14 Uji Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal... 45
Tabel 3.15 Uji Reliabilitas Turnover Intention... 45
Tabel 3.16 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 1 (< 20 orang).... 46
Tabel 3.17 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 2 (21-30 orang)... 46
Tabel 3.18 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 3 (> 31 orang).... 46
Tabel 3.19 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 1 (< 20 orang)... 47
Tabel 3.20 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 2 (21-30 orang)... 47
Tabel 3.21 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 3 (> 31 orang)... 47
Tabel 3.22 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 1 (< 20 orang)... 48
Tabel 3.23 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 2 (21-30 orang)... 48
Tabel 3.24 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 3 (> 31 orang)... 48
Tabel 3.25 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov... 49
Tabel 3.26 Uji Linearitas Turnover Intention dengan Beban Kerja... 49
Tabel 3.27 Uji Linearitas Turnover Intention dengan Komunikasi Interpersonal... 50
Tabel 3.28 Uji Homogenitas Turnover Intention berdasarkan Beban Kerja... 50
Tabel 3.29 Uji Homogenitas Turnover Intention berdasarkan Komunikasi Interpersonal... 51
Tabel 3.30 Uji Homogenitas 3 Variabel... 51
(9)
ix Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.1 Statistik Deskripsi Beban Kerja... 55 Tabel 4.2 Kategori Beban Kerja berdasarkan kelompok 1 (< 20 orang)... 55 Tabel 4.3 Kategori Beban Kerja berdasarkan kelompok 2 (21-30
orang)... 56 Tabel 4.4 Kategori Beban Kerja berdasarkan kelompok 3 (> 31 orang)... 57 Tabel 4.5 Statistik Deskripsi Komunikasi Interpersonal... 58 Tabel 4.6 Kategori Komunikasi Interpersonal berdasarkan kelompok 1 (< 20
orang)... 59 Tabel 4.7 Kategori Komunikasi Interpersonal berdasarkan kelompok 2 (21-30
orang)... 60 Tabel 4.8 Kategori Komunikasi Interpersonal berdasarkan kelompok 3 (> 31
orang)... 61 Tabel 4.9 Statistik Deskripsi Turnover Intention... 62 Tabel 4.10 Kategori Turnover Intention berdasarkan kelompok 1 (< 20
orang)... 62 Tabel 4.11 Kategori Turnover Intention berdasarkan kelompok 2 (21-30
orang)... 63 Tabel 4.12 Kategori Turnover Intention berdasarkan kelompok 3 (> 31
orang)... 64 Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Beban Kerja berdasarkan Jenis Kelamin... 66 Tabel 4.14 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Usia... 67 Tabel 4.15 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Suku... 68 Tabel 4.16 Hasil Uji Mann-Whitney Beban Kerja berdasarkan Status
Pernikahan... 69 Tabel 4.17 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Jumlah
Tanggungan... 70 Tabel 4.18 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Pendidikan... 71 Tabel 4.19 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Masa Kerja... 72 Tabel 4.20 Hasil Uji Mann-Whitney Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Jenis Kelamin... 74 Tabel 4.21 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Usia... 75 Tabel 4.22 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Suku... 76 Tabel 4.23 Hasil Uji Mann-Whitney Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Status Pernikahan... 77 Tabel 4.24 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Jumlah Tanggungan... 78 Tabel 4.25 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Pendidikan... 79 Tabel 4.26 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Masa Kerja... 80 Tabel 4.27 Hasil Uji Mann-Whitney Turnover Intention berdasarkan Jenis
Kelamin... 82 Tabel 4.28 Hasil Uji Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan Usia... 83 Tabel 4.29 Hasil Uji Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan Suku... 84 Tabel 4.30 Hasil Uji Mann-Whitney Turnover Intention berdasarkan Status
(10)
x Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Pernikahan... 85 Tabel 4.31 Hasil Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan Jumlah
Tanggungan... 86 Tabel 4.32 Hasil Uji Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan
Pendidikan... 87 Tabel 4.33 Hasil Uji Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan Masa
Kerja... 88 Tabel 4.34 Uji Korelasi dengan Korelasi Rank Spearman berdasarkan
Kelompok 1 (< 20 orang)... 89 Tabel 4.35 Uji Korelasi dengan Korelasi Rank Spearman berdasarkan
Kelompok 2 (21-30 orang)... 89 Tabel 4.36 Uji Korelasi dengan Korelasi Rank Spearman berdasarkan
Kelompok 3 (> 31 orang)... 90 Tabel 4.37 Tabel Karakteristik Responden... 93
(11)
xi Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Beban Kerja dan Komunikasi
(12)
xii Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Tingkat Beban Kerja berdasarkan Jumlah Guru < 20 orang... 56
Grafik 4.2 Tingkat Beban Kerja berdasarkan Jumlah Guru 21-30 orang.... 57
Grafik 4.3 Tingkat Beban Kerja berdasarkan Jumlah Guru > 31 orang... 58
Grafik 4.4 Tingkat Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Guru < 20 orang... 59
Grafik 4.5 Tingkat Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Guru 21-30 orang... 60
Grafik 4.6 Tingkat Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Guru > 30 orang... 61
Grafik 4.7 Tingkat Turnover Intention berdasarkan Jumlah Guru < 20 orang... 63
Grafik 4.8 Tingkat Turnover Intention berdasarkan Jumlah Guru 21-30 orang... 64
Grafik 4.9 Tingkat Turnover Intention berdasarkan Jumlah Guru > 31 orang... 65
Grafik 4.10 Perbedaan Beban Kerja Laki-laki dan Perempuan... 66
Grafik 4.11 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Usia... 67
Grafik 4.12 Perbedaan Beban kerja berdasarkan Suku... 69
Grafik 4.13 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Status Menikah... 70
Grafik 4.14 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Tanggungan... 71
Grafik 4.15 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Pendidikan Terakhir... 72
Grafik 4.16 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Masa Kerja... 73
Grafik 4.17 Perbedaan Komunikasi Interpersonal Laki-laki dan Perempuan... 74
Grafik 4.18 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Usia... 76
Grafik 4.19 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Suku... 77
Grafik 4.20 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Status Menikah... 78
Grafik 4.21 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Tanggungan... 79
Grafik 4.22 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Pendidikan Terakhir... 80
Grafik 4.23 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Masa Kerja 81 Grafik 4.24 Perbedaan Turnover Intention Laki-laki dan Perempuan... 82
Grafik 4.25 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Usia... 83
Grafik 4.26 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Suku... 84
(13)
xiii Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Grafik 4.28 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Jumlah
Tanggungan... 86 Grafik 4.29 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Pendidikan
Terakhir... 87 Grafik 4.30 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Masa Kerja... 88
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Beban Kerja, Komunikasi Interpersonal, dan Turnover Intention
Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Narasumber 1,2, dan 3 Lampiran 3 Skor Total Beban Kerja
Lampiran 4 Skor Total Komunikasi Interpersonal Lampiran 5 Skor Total Turnover Intention Lampiran 6 Karakteristik Responden
Lampiran 7 Analisis Faktor Konfirmatori Komunikasi Interpersonal Lampiran 8 Analisis Faktor Turnover Intention
Lampiran 9 Uji Normalitas, Linearitas, Homogenitas, dan Korelasi Rank Spearman
Lampiran 10 Uji Reliabilitas Komunikasi Interpersonal dan Turnover Intention
Lampiran 11 Uji Beda Beban Kerja berdasarkan Karakteristik Lampiran 12 Uji Beda Komunikasi Interpersonal berdasarkan
Karakteristik
Lampiran 13 Uji Beda Turnover Intention berdasarkan Karakteristik Lampiran 14 Jumlah Peserta Didik dan Jumlah Guru Setiap Sekolah Lampiran 15 Surat-surat
(14)
1 Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak swasta perlu mendapatkan perlakuan dan perhatian yang sama dengan lembaga pendidikan negeri dalam segala hal, termasuk juga dalam tenaga pendidikannya. Hal ini dikarenakan mereka tidak hanya melihat siswa-siswa secara umum, melainkan melihat keunikan dari setiap siswa tersebut karena biasanya dalam satu sekolah swasta 1 kelas hanya terdiri dari 20-30 siswa sehingga guru-guru dapat lebih memfokuskan memberi perhatian pada setiap siswanya (Azka, 2011). Keadaan seperti ini merupakan suatu tanggung jawab yang besar bagi guru-guru di sekolah swasta.
Setiap guru mempunyai peranan yang sangat penting di setiap sekolah tempat mereka mengajar, termasuk juga pada sekolah menengah pertama (SMP). SMP merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui setara dengan SD atau MI (Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Pasal 1 ayat 16). Sebagai satuan pendidikan yang merupakan lanjutan dari sekolah dasar, maka diperlukan tenaga-tenaga pendidik yang memiliki kompetensi-kompetensi sesuai dengan kriteria anak-anak yang menduduki jenjang pendidikan ini.
Tugas guru tidak hanya mengajar, melainkan juga membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik sehingga para guru tidak segan untuk menegur apabila perilaku peserta didik mereka menyimpang dari aturan dan norma yang berlaku (Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 Pasal 1, ayat 1 tentang Guru dan Dosen). Keadaan seperti ini dapat menjadi salah satu tekanan bagi guru-guru di SMP untuk mendidik peserta didiknya agar dapat menjadikan mereka sebagai anak yang dapat membanggakan suatu bangsa. Berdasarkan hal tersebut, visi misi seorang guru harus sama dengan visi misi yang dijunjung oleh suatu lembaga pendidikan sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki prestasi
(15)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang membanggakan. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara visi misi guru dengan lembaga pendidikannya maka akan menimbulkan ketidaknyamanan yang dapat berdampak pada perilaku pengunduran diri (turnover).
Turnover yang terjadi di lembaga pendidikan swasta dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga narasumber, alasan guru-guru di sekolah swasta berhenti bekerja adalah karena ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS), mengikuti pasangannya yang pindah keluar kota, merasa beban kerjanya terlalu berat karena mengajar di dua tempat, merasa kelelahan karena pada 1 hari mengajar lebih dari 2 kelas, dan ada juga yang merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolahnya (Y. R. Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani, komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober, 2014).
Tingginya tingkat turnover pada suatu lembaga dapat membuat lembaga tersebut merasa frustrasi karena harus mengeluarkan usaha dan biaya yang tidak sedikit untuk merekrut kembali calon-calon karyawan yang berkompeten. Turnover yang terjadi pada guru juga perlu untuk diselidiki lebih lanjut karena hal ini dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi lembaga tempat mereka mengajar, peserta didik, dan lingkungan sekitarnya. Richardson, Alexander, & Castleberry (2008) mengemukakan bahwa tingkat turnover guru dapat mencapai angka 65 % di suatu sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Battle & Looney (2014, hlm. 374), sebanyak 6 guru menyatakan bahwa mereka tidak yakin akan meneruskan pekerjaannya untuk tetap mengajar karena adanya ketidaksesuaian dengan upah yang diberikan dan merasa stres ketika mengajar. Hal serupa juga diungkapkan dalam penelitian Curtis (2012). 32 orang guru dipilih secara acak dari kelompok guru yang memiliki niat untuk keluar kerja dan menyatakan bahwa alasan mereka untuk pindah kerja adalah karena kesalahan pribadi, rendahnya gaji, ketidakjelasan peraturan tentang perilaku siswa, dan yang menjadi faktor utamanya adalah kurangnya dukungan administrasi sekolah (Curtis, 2012, hlm. 787).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu alasan guru berhenti bekerja adalah karena merasa tugas dan jam kerjanya terlalu banyak sehingga tidak jarang seorang guru akan merasa kelelahan setiap selesai mengajar (Y. R.
(16)
3
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani, komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober, 2014).
Berdasarkan keputusan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005, Pasal 1 ayat 1, tugas utama seorang guru tidak hanya mengajar, melainkan mereka juga perlu untuk membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Tugas utama inilah yang kemudian menjadi beban kerja seorang guru. Beban kerja pada guru dilihat dari seberapa lama waktu mengajarnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 35, ayat 2, beban kerja guru adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu. Sementara, berdasarkan keputusan yang ditetapkan dalam Departemen Pendidikan Nasional (2008, hlm. 3), baik guru PNS maupun non-PNS, harus memenuhi jam kerja yang sama besarnya dengan beban kerja pegawai lainnya, yaitu 37,5 jam kerja per minggu.
Selain beban kerja, masalah lain yang perlu diperhatikan dan dapat menjadi salah satu faktor seorang guru berhenti bekerja adalah komunikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Robbins (1996, hlm. 182), bagi sebagian besar pekerja, bekerja juga dapat menjadi tempat untuk menjalin interaksi dengan orang lain sehingga tidak mengherankan apabila seorang karyawan memiliki rekan kerja yang mendukung dan ramah, maka akan meningkatkan kepuasan kerja mereka. Begitupun sebaliknya. Hubungan dengan teman sekerja ini dapat terlihat dengan adanya komunikasi dan kerjasama antar pekerja. Komunikasi yang terjadi antar pekerja disebut sebagai komunikasi interpersonal.
Komunikasi yang berlangsung antar rekan kerja merupakan aktivitas yang penting karena kedudukan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya memiliki keterkaitan. Komunikasi ini juga dapat menjadi perekat untuk menjaga stabilitas hubungan antar karyawan untuk mencapai kualitas hubungan yang harmonis (Aw, 2011, hlm. 92).
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan
Beban Kerja dan Komunikasi Interpersonal Antar Rekan Kerja dengan Turnover Intention pada Guru SMP Swasta di kota Bandung”.
(17)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara beban kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung?
2. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan antara beban kerja dan komunikasi
interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai :
1. Hubungan antara beban kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung
2. Hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung
3. Hubungan antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan juga sebagai sarana pengembangan pengetahuan dalam ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi, mengenai beban kerja dan komunikasi interpersonal antar rekan kerja yang dihubungkan dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung.
(18)
5
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah swasta agar lebih memperhatikan mengenai beban kerja yang harus dikerjakan oleh guru non PNS atau honorer, komunikasi interpersonal yang terjalin antar rekan kerja, dan untuk mengurangi turnover intention pada guru SMP swasta non PNS atau honorer di kota Bandung.
3. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dengan tema yang serupa.
E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN
Bab I mencakup pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian hubungan beban kerja dan komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru swasta, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II mencakup kajian pustaka, konsep-konsep, dan kerangka pemikiran tentang beban kerja, komunikasi interpersonal, dan turnover intention pada guru swasta.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III menyajikan metode penelitian yang berisi penjabaran secara rinci mengenai desain penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, instrumen penelitian, dan analisis data.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan yang terdiri dari variabel yang diteliti, mendeskripsikan hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab V mencakup inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan anjuran berdasarkan hasil penelitian tersebut yang ditujukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
(19)
31 Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain ini bertujuan untuk mencari tahu mengenai nilai-nilai dari dua variabel atau lebih dan menguji atau menentukanhubungan antara variabel-variabel tersebut yang berada di dalam suatu lingkungan tertentu (Silalahi, 2012, hlm. 181). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention.
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah semua guru non PNS yang mengajar di SMP swasta di kota Bandung. Hal ini dikarenakan dalam lembaga pendidikan swasta, guru non PNS atau honorer ini biasanya memiliki beban pekerjaan yang tinggi dan jumlah imbalan yang diterimanya tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga dapat membuat keinginan berhenti bekerjanya juga lebih tinggi (Fadillawati, 2013).
Dalam penelitian ini, tidak ada informasi yang pasti mengenai jumlah guru SMP swasta yang non PNS di kota Bandung sehingga teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 202 guru yang mengajar di SMP swasta kota Bandung. Dasar pengambilan sampel ini adalah karena untuk menguji validitas, peneliti menggunakan validitas konstruk dengan analisis faktor. Menurut Gorsuch (Ihsan, 2013) untuk melakukan analisis faktor sekurang-kurangnya sampel yang digunakan adalah 200 orang.
Pemilihan sampel juga berdasarkan atas kriteria-kriteria tertentu. Menurut Arikunto (1996), dalam teknik purposive sampling, pengambilan subjek dilakukan dengan adanya tujuan tertentu dan memperhatikan karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Adapun kriteria yang telah ditentukan adalah sebagai berikut.
(20)
32
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1. Usia guru berada pada rentang 20-40 tahun.
Hal ini dikarenakan pada usia ini seseorang berada dalam masa produktif sehingga masih aktif untuk mencoba-coba pekerjaan lain dan mencari kelompok sosial yang sesuai dengan dirinya (Jahja, 2011).
2. Memiliki masa kerja < 5 tahun
Berdasarkan tinjauan Blazer (2006) terhadap penelitian-penelitian terdahulu, sebanyak 20% guru meninggalkan profesinya setelah 3 tahun bekerja dan sekitar 30% guru keluar dari tempat mengajarnya setelah 5 tahun bekerja.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Ketiga variabel tersebut adalah sebagai berikut.
1. Variabel Bebas 1 : Beban Kerja
2. Variabel Bebas 2 : Komunikasi Interpersonal 3. Variabel Terikat : Turnover Intention
D. Definisi Operasional
1. Definisi Operasional Beban Kerja
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia, 2004), beban kerja adalah banyaknya tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini, beban kerja adalah banyaknya tugas yang dikerjakan oleh seorang guru yang dapat dilihat dari jumlah jam kerjanya. Penentuan beban kerja ini berdasarkan jumlah jam kerja yang seorang guru per minggunya, dengan keterangan beban kerja seorang guru minimal 24 jam per minggu dan maksimal 40 jam per minggu.
2. Definisi Operasional Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja Devito (1995) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain yang
(21)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
berperan sebagai penerima pesan dan disertai umpan balik dengan segera. Dalam penelitian ini, komunikasi interpersonal adalah kemampuan guru untuk dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada rekan kerjanya secara terbuka dengan memerhatikan perasaan rekan kerjanya, menciptakan suasana yang mendukung, bersikap positif, dan menempatkan dirinya setara dengan rekan kerjanya tersebut. Ada lima kualitas umum yang menjadi pertimbangan dalam keefektifan komunikasi interpersonal, yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), dukungan (supportiveness), positiveness, dan kesetaraan (equality).
3. Definisi Operasional Turnover Intention
Mobley (1979) mengemukakan bahwa turnover intention adalah intensi seseorang untuk tetap bertahan atau keluar dari pekerjaannya berhubungan secara konsisten dan kuat dengan perilaku turnover tersebut. Dalam penelitian ini, turnover intention adalah kecenderungan guru untuk keluar atau berhenti dari pekerjaannya secara sukarela. Aspek-aspek dalam turnover intention ini ada tiga, yaitu berpikir untuk keluar atau mengundurkan diri (thinking to quiting), intensi untuk mencari alternatif pekerjaan (intention to search), dan intensi untuk keluar atau mengundurkan diri (intention to quiting).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan angket dan skala penelitian. Angket penelitian berisi informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melihat beban kerja seorang guru. Sementara, skala penelitian berisi pernyataan-pernyataan mengenai komunikasi interpersonal antar rekan kerja dan turnover intention. Skala yang digunakan adalah skala dengan rentang jawaban 1-4.
Peneliti melakukan pengumpulan data mulai dari tanggal 5 November hingga 12 Desember 2014. Pada pelaksanaannya, peneliti mendatangi setiap sekolah yang memiliki kemungkinan terdapat guru-guru yang sesuai dengan kriteria. Kemudian, peneliti menitipkan angket dan skala penelitian sesuai dengan jumlah guru yang sesuai dengan kriteria. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan pihak
(22)
34
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
sekolah untuk menetapkan waktu pengambilan angket dan skala yang telah terisi. Setelah semua angket dan skala penelitian dapat diambil, peneliti memeriksanya kembali dan menanyakan beberapa hal jika terdapat hal-hal yang masih kurang jelas.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga instrumen penelitian, yaitu satu instrumen penelitian untuk mengukur beban kerja berupa rumus penghitungan beban kerja berdasarkan PERMENDIKNAS Nomor 39 Tahun 2009 (Jalaludin, 2009) dan dua instrumen penelitian untuk mengukur komunikasi interpersonal antar rekan kerja dan turnover intention berupa skala.
1. Deskripsi Instrumen Pengukuran a) Instrumen Pengukuran Beban Kerja
Untuk mengukur beban kerja guru, dapat dilihat dari jumlah jam kerja dan jumlah kebutuhan guru di sekolah. Setelah didapatnya jumlah beban kerja dan kebutuhan guru secara ideal, langkah selanjutnya melakukan analisis antara jumlah kebutuhan guru secara ideal dan jumlah ketersediaan guru di sekolah. Format penghitungan beban kerja guru diadaptasi dan dimodifikasi dari format penghitungan beban kerja guru dalam Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan (Jalaludin, 2009). Berikut adalah format penghitungan beban kerja guru tersebut.
Tabel 3.1 Bobot Jam Kerja Tugas Utama
Tugas Utama
(diisi dengan : mengajar sebagai guru mata pelajaran ...)
Jumlah Kelas Bobot Jam Kerja per per Minggu VII VIII IX
Tabel 3.2 Bobot Jam Kerja Tugas Tambahan
Tugas Tambahan Jumlah Kelas Bobot Jam Kerja per Minggu VII VIII IX
(23)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Jumlah Penghitungan Beban Kerja
Responden Tugas
Jumlah Kelas Bobot Jam Kerja per Kelas per
Minggu
Total Jam Kerja per Minggu
Total Keseluruhan VII VIII IX
R1 Tugas
Utama
Total Tugas
Tambahan
Total
Keterangan:
Total Jam Kerja Per Minggu = Bobot Jam Kerja x Jumlah Kelas Tugas Utama/Tugas Tambahan
Total Keseluruhan = (Jam Kerja Per Minggu Tugas Utama) + (Jam
Kerja Per Minggu Tugas Tambahan)
Sementara, untuk melihat perbedaan antara jumlah kebutuhan guru dengan jumlah ketersediaan guru digunakan format yang diadaptasi dari keputusan yang terdapat dalam Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 (2004). Berikut adalah format penghitungan kebutuhan guru dan daftar keseimbangan persediaan-kebutuhan guru tersebut.
Tabel 3.4 Jumlah Penghitungan Kebutuhan Guru
No. Komponen
Alokasi Waktu
Jumlah Kelas
Jumlah Tatap Muka
Jumlah Kebutuhan
Guru VII VIII IX VII VIII IX
Keterangan:
Jumlah tatap muka = (Jumlah jam mata pelajaran/ minggu x rombongan belajar
kelas VII) + (Jumlah jam mata pelajaran/ minggu x rombongan belajar kelas VIII) + (Jumlah jam mata pelajaran/ minggu x rombongan belajar kelas IX)
(24)
36
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Guru Jumlah minimal jam kerja (24 jam/minggu)
Tabel 3.5 Keseimbangan Persediaan dengan Kebutuhan Guru
No. Asal Sekolah
Kategori Guru Mata
Pelajaran
Persediaan Kebutuhan
Keadaan
Kelebihan Kekurangan
b) Instrumen Pengukuran Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja Untuk mengukur variabel komunikasi interpersonal antar rekan kerja, instrumen yang digunakan berdasarkan teori Devito (1995) dan dibuat oleh Fitriandini (2013) yang kemudian diadaptasi oleh peneliti. Instrumen komunikasi interpersonal ini terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Item-item dalam instrumen ini terdiri dari dua jenis, yaitu item favorable dan unfavorable. Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen komunikasi interpersonal tersebut.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja
No. Dimensi Indikator Item Pernyataan Jumlah
Item
Favorable Unfavorable
1. Keterbukaan (openness)
Kesediaan untuk membuka diri kepada orang lain
1, 5 8, 12 4
Menerima masukan dari lawan bicara
15, 19 23 3
Bereaksi secara baik dan jujur terhadap stimulus yang datang
27, 31, 33 41 4
Bertanggung jawab atas apa yang sudah dikatakan
45, 49 51 3
2. Empati (empathy)
Mampu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara
2, 6, 9 13 4
Mampu untuk memahami pendapat, sikap, dan perilaku lawan bicara
16, 20, 24 28 4
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Memberikan gagasan yang bersifat deskriptif bukan evaluatif.
(25)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Memberikan respon yang
spontan (bebas dari tipuan, tidak mempunyai motif tersembunyi, jujur dan lurus)
3, 50, 52 7 4
No. Dimensi Indikator Item Pernyataan Jumlah
Item
Favorable Unfavorable
Mampu mengambil keputusan bersifat akomodatif
(meminimalkan perbedaan sosial antara komunikan dengan komunikator)
10 14 2
4. Sikap positif (positiveness)
Mampu menunjukkan sikap positif kepada lawan bicara
17, 21, 25, 29, 35
43, 47, 53 8 Mampu menghargai
keberadaan lawan bicara sebagai seseorang yang penting (stroking)
4, 11, 18 22 4
5. Kesetaraan (equality)
Mampu menempatkan diri setara dengan lawan bicara
26, 30, 36 44 4
Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda
48 54 2
Tidak memaksakan kehendak sendiri
37 55 2
Mampu membuat komunikasi dua arah
38, 39, 40 - 3
Jumlah 38 17 55
Adapun nilai untuk masing-masing pilihan jawaban dalam instrumen adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7 Nilai Pernyataan Instrumen Komunikasi Interpersonal
Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
(26)
38
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Untuk mengukur variabel turnover intention, instrumen yang digunakan berdasarkan withdrawal cognition dari teori Mobley (Mobley, 1977; Mobley, et al., 1978; & Miller & Katerberg, 1979) dan dibuat oleh Desniah (2013) yang kemudian diadaptasi oleh peneliti. Instrumen turnover intention ini terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Item-item dalam instrumen ini terdiri dari dua jenis, yaitu item favorable dan unfavorable. Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen turnover intention tersebut.
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Turnover Intention
No. Dimensi Indikator
Item Pernyataan (Favorable)
Jumlah Item 1. Berpikir untuk
keluar (thinking of quiting)
Subjek mempunyai pikiran untuk keluar dari pekerjaan
1, 2 2
2. Intensi untuk mencari alternatif pekerjaan lain (intention to search)
Subjek mempunyai intensi untuk mencari pekerjaan lain
3 1
3. Intensi untuk keluar atau mengundurkan diri (intention to quit)
Subjek memiliki intensi untuk meninggalkan pekerjaan
4, 5 2
Jumlah 5
Adapun nilai untuk masing-masing pilihan jawaban dalam instrumen adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9 Nilai Pernyataan Instrumen Turnover Intention
2. Uji Validitas dan Reliabilitas a) Uji Validitas
Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan (Favorable)
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
(27)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Uji validitas dalam penelitian dilakukan pada dua instrumen pengukuran, yaitu instrumen komunikasi interpersonal dan turnover intention. Untuk menguji valid atau tidaknya instrumen komunikasi interpersonal dan turnover intention adalah dengan menggunakan uji validitas konstruk. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriandini (2013) dan Desniah (2013), item-item yang terdapat dalam kedua instrumen telah diuji validitasnya dengan menggunakan uji validitas isi, yaitu melalui pendapat dari para ahli (expert judgement). Karena pada penelitian sebelumnya baru dilakukan uji validitas isi, maka peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor untuk melihat apakah dimensi dan item yang ada sudah mewakili suatu variabel.
Dalam penelitian ini, analisis faktor yang digunakan adalah analisis faktor konfirmatori untuk memastikan apakah alat ukur yang dibangun sudah dapat atau tidak dapat mewakili suatu variabel yang akan diukur. Dalam analisis faktor konfirmatori, suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila faktor yang terbentuk sesuai dengan faktor yang telah dijelaskan sebelumnya dalam teori (Widhiarso, 2009).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis faktor konfirmatori adalah sebagai berikut.
1) Memilih variabel yang layak
Pemilihan variabel yang layak dapat dilihat pada nilai KMO (Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Bartlet’s test of sphericity, dan matriks anti-image. Dalam analisis KMO MSA dan Barlets Test, akan diputuskan apakah variabel-variabel yang akan dianalisis faktor secara keseluruhan layak dianalisis atau tidak. Adapun hipotesis yang digunakan KMO MSA untuk menentukan variabel tersebut layak untuk dianalisis faktor atau tidak adalah sebagai berikut.
a. H0: Sampel (variabel) belum layak untuk dianalisis faktor
b. H1: Sampel (variabel) layak untuk dianalisis faktor
Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
(28)
40
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Untuk menentukan kategori kelayakan suatu variabel maka digunakan kriteria sebagai berikut (Gebotys dalam Ihsan, 2013, hlm. 100).
Tabel 3.10 Kategorisasi Nilai KMO MSA Nilai KMO Derajat varian umum
0,90 – 1,00 Bagus sekali
0,80 – 0,89 Bagus
0,70 – 0,79 Cukup sekali Nilai KMO Derajat varian umum
0,60 – 0,69 Cukup
0,50 – 0,59 Jelek
0,00 – 0,49 Jangan difaktor
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah item tersebut dapat dilanjutkan untuk dianalisis dapat dilihat dari nilai Anti Image Correlation-nya. Item yang memiliki korelasi Anti Image > 0,5 dapat dilanjutkan untuk dianalisis. Sementara, item yang memiliki korelasi Anti Image < 0,5 tidak dapat dilanjutkan untuk dianalisis dan perlu dilakukan uji KMO MSA ulang.
2) Menentukan jumlah faktor
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat jumlah faktor. Gorsuch (Ihsan, 2013, hlm. 93) mengatakan bahwa penentuan jumlah faktor yang dianggap sering menampilkan hasil yang memuaskan adalah dengan menggunakan scree test. Kaiser (Ihsan, 2013) mengatakan bahwa faktor yang diambil adalah faktor yang memiliki kriteria eigenvalue > 1,00.
Selain itu, dengan melihat tabel total variance explained juga dapat terlihat jumlah faktor yang dapat mewakili suatu variabel. Guilford (Ihsan, 2013, hlm. 107) mengatakan bahwa suatu alat ukur dapat dianggap valid apabila memiliki tingkat varian lebih besar dari 60%.
(29)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Besarnya kontribusi faktor yang terbentuk dalam suatu variabel dapat terlihat pada tabel communalities.
4) Melihat penyusun suatu faktor (component matirx)
Faktor-faktor mana saja yang dapat menjadi penyusun suatu dimensi dapat terlihat pada nilai komponen faktornya. Jika nilai komponen faktor tersebut > 0,5 berarti faktor tersebut merupakan anggota dari dimensi yang terbentuk. Jika nilai komponen faktor < 0,5 maka item tersebut bukan merupakan anggota faktor.
Berikut adalah penjelasan dari uji validitas yang telah dilakukan pada kedua instrumen.
a. Instrumen Komunikasi Interpersonal
Sebelumnya, item ini telah diuji validitas oleh Fitriandini (2013) dengan menggunakan uji validitas isi, yaitu melalui pendapat dari para ahli (expert judgement). Sebelum melakukan uji validitas, instrumen ini terdiri dari 70 item dengan 35 item favorable dan 35 item unfavorable. Setelah melakukan uji validitas, item dalam instrumen ini menjadi 55 item, dengan 38 item favorable dan 17 item unfavorable. 55 item ini yang kemudian menjadi item pengukuran dalam penelitian ini.
Karena pada penelitian sebelumnya baru dilakukan uji validitas isi, maka peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor untuk melihat apakah dimensi dan item yang ada sudah mewakili suatu variabel. Sebelum melihat valid atau tidaknya suatu item, perlu dilihat terlebih dahulu nilai Keiser Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy atau KMO MSA dan Bartlett’s Test untuk variabel komunikasi interpersonal.
Tabel 3.11 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Komunikasi Interpersonal Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,807
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 4512,941
df 1485
(30)
42
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel 3.11 di atas, diketahui bahwa nilai KMO MSA instrumen komunikasi interpersonal adalah sebesar 0.807. Hal ini berarti, faktor-faktor yang ada pada instrumen ini tergolong kategori bagus sehingga dapat dilanjutkan untuk dianalisis. Selain itu, nilai signifikansi dalam Bartlett’s Test of Sphericity juga menunjukkan angka 0,000 (p < 0,05) sehingga variabel layak untuk dianalisis faktor.
Setelah melihat pada nilai KMO MSA dan Bartlett’s Test yang menunjukkan bahwa seluruh faktor layak dianalisis, maka sebaiknya melihat pada item-item itu sendiri apakah sudah layak untuk dianalisis atau tidak pada Anti-Image Matrices pada kolom Anti-Image Correlation. Namun, karena pada penelitian ini tidak akan dilakukan pengambilan data kembali oleh peneliti maka item-item yang nilai korelasi anti-image-nya < 0,5 tidak dihapus. Jika terdapat item-item yang memiliki nilai korelasi anti-image-nya < 0,5 maka pada penelitian selanjutnya yang akan menggunakan instrumen ini, item-item tersebut perlu dibuang.
Selanjutnya, jumlah faktor yang terbentuk dalam variabel komunikasi interpersonal dapat terlihat pada tabel total variance explained. Secara teori, komunikasi interpersonal terdiri dari 5 dimensi, yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Berdasarkan hasil analisis faktor, diketahui bahwa dari 55 item yang ada dapat membentuk 16 faktor. Hal ini, dapat dilihat pada nilai persentase kumulatifnya sebesar 65,497% dengan total eigenvalue sebesar 1,047 yang berada pada faktor ke-16 (nilai total variance explained terlampir). Nilai persentase kumulatif ini menjelaskan bahwa dengan terbentuknya 16 faktor dapat menjelaskan suatu variabel sebesar 65,497%.
Jika melihat pada scree plot, hanya ada 4 faktor yang dapat terbentuk karena 4 faktor ini memiliki jarak yang cukup jauh dengan faktor-faktor lainnya (hasil scree plot terlampir). Namun, hal ini juga masih tidak sesuai dengan jumlah faktor yang ada dalam suatu konstruk atau teori komunikasi interpersonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen komunikasi interpersonal ini tidak valid secara konstruk karena tidak
(31)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
adanya kesesuaian antara faktor yang dijelaskan dalam teori dengan faktor yang terbentuk.
b. Instrumen Turnover Intention
Sebelumnya, item dalam instrumen turnover intention ini telah diuji validitas oleh Desniah (2013) dengan menggunakan uji validitas isi, yaitu melalui pendapat dari para ahli (expert judgement) dan mengkorelasikan skor setiap item dengan skor item total. Korelasi ini menggunakan teknik korelasi product-moment pearson dengan bantuan software SPSS versi 12.0. Item dalam instrumen ini terdiri dari 5 item, baik sebelum maupun setelah melakukan uji validitas. Hal ini berarti, semua item yang terdapat dalam instrumen ini layak untuk digunakan.
Karena pada penelitian sebelumnya baru dilakukan uji validitas isi, maka peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor untuk melihat apakah dimensi dan item yang ada sudah mewakili suatu variabel. Sebelum melihat valid atau tidaknya suatu item, perlu dilihat terlebih dahulu nilai Keiser Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy atau KMO MSA dan Bartlett’s Test untuk variabel komunikasi interpersonal. Berikut adalah nilai KMO dan Bartlet’s Test untuk variabel turnover intention.
Tabel 3.12 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Turnover Intention Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,781
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 374,791
df 10
Sig. ,000
Berdasarkan tabel 3.12 di atas, diketahui bahwa nilai KMO MSA instrumen komunikasi interpersonal adalah sebesar 0.781. Hal ini berarti, faktor-faktor yang ada pada instrumen ini tergolong kategori cukup sekali sehingga dapat dilanjutkan untuk dianalisis. Selain itu, nilai signifikansi dalam Bartlett’s Test of Sphericity juga menunjukkan angka 0,000 (p < 0,05) sehingga variabel layak untuk dianalisis faktor.
(32)
44
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Setelah melihat pada nilai KMO MSA dan Bartlett’s Test yang menunjukkan bahwa seluruh faktor layak dianalisis, maka sebaiknya melihat pada item-item itu sendiri apakah sudah layak untuk dianalisis atau tidak pada Anti-Image Matrices pada kolom Anti-Image Correlation. Berdasarkan hasil dari analisis faktor yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak ada item yang memiliki nilai korelasi anti-image < 0,5 sehingga pada penelitian selanjutnya, item-item yang ada dalam instrumen ini tidak perlu dibuang.
Selanjutnya, jumlah faktor yang terbentuk dalam variabel komunikasi interpersonal dapat terlihat pada tabel total variance explained. Secara teori, turnover intention terdiri dari 3 dimensi, yaitu berpikir untuk keluar (thinking to quit), intensi mencari alternatif pekerjaan (intention to search), dan intensi untuk keluar (intention to quit). Berdasarkan hasil analisis faktor, diketahui bahwa dari 5 item yang ada dapat membentuk 1 faktor, dengan nilai kumulatif persentase-nya sebesar 57,452% dan total eigenvalue sebesar 2,873 yang berada pada faktor ke-1 (nilai total variance explained terlampir). Hal ini, menjelaskan bahwa pereduksian 5 item dari 3 faktor menjadi 1 faktor dapat menjelaskan 57,452% varian dari variabel turnover intention.
Jika melihat pada scree plot, sebenarnya dari 5 item tersebut dapat membentuk 3 faktor sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan. Hal ini dikarenakan perbedaan jarak antara faktor-faktornya masih terlihat cukup besar sehingga apabila masih bisa dilakukan pembentukan jumlah faktor sesuai dengan teori. Namun, tetap yang paling akurat adalah dari 5 item terbentuk 1 faktor. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen turnover intention ini tidak valid secara konstruk karena tidak adanya kesesuaian antara faktor yang dijelaskan dalam teori dengan faktor yang terbentuk.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hal ini dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk multikotomis atau pilihan jawabannya memiliki rentang 0-5, 0-10, dan
(33)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
sebagainya (Arikunto, 1996). Adapun kriteria reliabilitas dikategorikan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003, hlm. 139), yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.13 Kategori Reliabilitas Derajat Reliabilitas Interpretasi
0,90 ≤ α≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 ≤ α≤ 0,90 Tinggi 0,40 ≤ α≤ 0,70 Sedang 0,20 ≤ α ≤ 0,40 Rendah
α ≤ 0,20 Sangat rendah
Dalam penelitian ini, ada dua instrumen yang diuji reliabilitasnya, yaitu instrumen komunikasi interpersonal dan instrumen turnover intention. a. Instrumen komunikasi interpersonal
Berdasarkan tabel 3.14 di bawah ini, untuk instrumen komunikasi interpersonal setelah dihitung menggunakan software SPSS 20.0, koefisien Alpha-nya adalah sebesar 0,910 yang berarti reliabel instrumen komunikasi interpersonal ini tergolong kategori sangat tinggi sehingga instrumen ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data.
Tabel 3.14
Uji Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Koefisien Alpha
Cronbach
Jumlah Item
,910 55
b. Instrumen turnover intention
Berdasarkan tabel 3.15 di bawah ini, untuk instrumen turnover intention setelah dihitung menggunakan software SPSS 20.0, koefisien Alpha-nya adalah sebesar 0,793 yang berarti reliabel instrumen turnover intention ini tergolong kategori tinggi sehingga instrumen ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data.
Tabel 3.15
(34)
46
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Koefisien Alpha
Cronbach
Jumlah Item
,793 5
3. Kategori Skala
Kategori skala dilakukan untuk mengelompokkan sebuah kelompok pengambil tes atau skala ke dalam beberapa level (Ihsan, 2013). Dalam penelitian ini, setiap kelompok variabel dibagi ke dalam lima kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah untuk variabel beban kerja dan turnover intention; dan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang untuk variabel komunikasi interpersonal. Pembagian kategori yang terdiri dari 5 kategori ini dilakukan agar tingkatan setiap variabel pada guru SMP swasta di Bandung dapat terlihat secara jelas dan merata. Adapun rumus kategori tersebut berdasarkan setiap variabel adalah sebagai berikut.
1. Kategori Variabel Beban Kerja
Pembagian kategori variabel beban kerja ini terbagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan jumlah guru di setiap sekolahnya, yaitu kelompok 1 dengan jumlah guru < 20 orang, kelompok 2 dengan jumlah guru antara 21-30 orang, dan kelompok 3 dengan jumlah guru > 31 orang. Dalam tiga kelompok tersebut, masing-masing kelompoknya terbagi lagi ke dalam 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah rumus pembagian kategori tersebut.
Tabel 3.16 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 1 (< 20 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 33 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 25 < X < 33 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 18 < X < 25 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 11 < X < 18 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 11 Keterangan:
X = Skor Subjek
µ = Mean atau rata-rata skor subjek σ = Standar deviasi atau simpangan
(35)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.17 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 2 (21-30 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 41 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 32 < X < 41 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 24 < X < 32 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 15 < X < 24 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 15
Tabel 3.18 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 3 (> 31 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 47 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 37 < X < 47 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 27 < X < 37
Kategori Rumus Kategori Rumus
Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 17 < X < 27 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 17 2. Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal
Pembagian kategori variabel komunikasi interpersonal ini terbagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan jumlah guru di setiap sekolahnya, yaitu kelompok 1 dengan jumlah guru < 20 orang, kelompok 2 dengan jumlah guru antara 21-30 orang, dan kelompok 3 dengan jumlah guru > 31 orang. Dalam tiga kelompok tersebut, masing-masing kelompoknya terbagi lagi ke dalam 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah rumus pembagian kategori tersebut. Berikut adalah rumus pembagian kategori dalam variabel komunikasi interpersonal.
Tabel 3.19 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 1 (< 20 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Baik X > µ + 1,5σ X > 184 Baik µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 173 < X < 184 Cukup µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 162 < X < 173 Kurang µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 150 < X < 162 Sangat Kurang X < µ - 1σ X < 150
(36)
48
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Kelompok 2 (21-30 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Baik X > µ + 1,5σ X > 192 Baik µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 178 < X < 192 Cukup µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 165 < X < 178 Kurang µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 151 < X < 165 Sangat Kurang X < µ - 1σ X < 151
Tabel 3.21 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 3 (> 31 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Baik X > µ + 1,5σ X > 184 Baik µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 173 < X < 184 Cukup µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 163 < X < 173 Kurang µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 153 < X < 163 Sangat Kurang X < µ - 1σ X < 153 3. Pembagian Kategori Variabel Turnover Intention
Pembagian kategori variabel turnover intention ini terbagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan jumlah guru di setiap sekolahnya, yaitu kelompok 1 dengan jumlah guru < 20 orang, kelompok 2 dengan jumlah guru antara 21-30 orang, dan kelompok 3 dengan jumlah guru > 31 orang. Dalam tiga kelompok tersebut, masing-masing kelompoknya terbagi lagi ke dalam 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah rumus pembagian kategori tersebut. Berikut adalah rumus pembagian kategori dalam variabel turnover intention.
Tabel 3.22 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 1 (< 20 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 15 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 12 < X < 15 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 10 < X < 12 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 7 < X < 10 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 7
Tabel 3.23 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 2 (21-30 orang)
(37)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 15 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 12 < X < 15 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 9 < X < 12 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 6 < X < 9 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 6
Tabel 3.24 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 3 (> 31 orang)
Kategori Rumus Kategori Rumus
Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 14 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 12 < X < 14 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 9 < X < 12 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 7 < X < 9 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 7 G. Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan telah terkumpul, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data. Berikut adalah analisis data dalam penelitian ini.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0 dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dapat dikatakan memiliki distribusi normal apabila nilai signifikansinya (nilai Asyimp Sig. 2-tailed) lebih besar dari 0,05.
Tabel 3.25 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Beban
Kerja
Komunikasi Interpersonal
Turnover Intention
Kolmogorov-Smirnov Z 1,397 1,369 2,570
Asymp. Sig. (2-tailed) ,040 ,047 ,000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3.25 menunjukan bahwa variabel beban kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,40; variabel komunikasi interpersonal memiliki nilai signifikansi sebesar 0,47; dan variabel turnover intention memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Ketiga variabel ini memiliki nilai signifikansi < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
(1)
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Berikut adalah rekomendasi yang diajukan oleh peneliti berdasarkan pembahasan data yang telah dijelaskan sebelumnya.
1. Bagi pihak yang diteliti, yaitu guru non PNS, diharapkan dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dirinya sehingga tidak akan merasa pekerjaannya berat untuk dilakukan.
2. Guru-guru juga diharapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya dengan cara lebih terbuka kepada sesama rekan kerja, lebih mengetahui, memahami, dan merasakan apa yang dialami oleh rekan kerjanya; lebih dapat menciptakan suasana yang mendukung; lebih bersikap positif terhadap rekan kerjanya; dan lebih memiliki kemampuan untuk dapat menempatkan diri setara dengan rekan kerjanya. Dengan meningkatkan kualitas kemampuannya tersebut, diharapkan intensi berhenti bekerjanya pun tidak akan mengarah ke perilaku mengundurkan diri yang sebenarnya.
3. Bagi pihak lembaga terkait, yaitu SMP swasta, diharapkan dapat lebih
memperhatikan kemampuan dan kesesuaian para guru dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan memonitoring dan membuat forum diskusi minimal seminggu sekali untuk mengetahui dan mengevaluasi proses mengajar setiap guru. Selain itu, pihak sekolah juga dapat melakukan program karyawisata agar dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan kekeluargaan. Dengan adanya keterlibatan dari pihak sekolah, diharapkan intensi berhenti bekerjanya pun tidak mengarah ke perilaku pengunduran diri yang sebenarnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian mengenai hubungan beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention dengan mencari atau menambahkan variabel lain agar lebih dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi intensi untuk keluar yang lebih besar.
(2)
105 Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes. 50: 179-211.
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aw, S. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Azka, N. (2011). Sekolah Negeri vs Sekolah Swasta. Diakses dari:
http://edukasi.kompasiana.com/2011/08/29/sekolah-negeri-vs-sekolah-swasta-392149.html
Azwar, S. (2011). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bangun, W. (2008). Intisari Manajemen. Bandung: Refika Aditama.
Battle, A. A., & Looney, L. (2014). Teacher’s Intentions to Stay in Teaching: The Role of Values and Knowledge of Adolescent Development. Education. 134(3): 369-379.
Berry, M. L. (2010). Predicting Turnover Intent: Examining the Effects of Employee Engagement, Compensation Fairness, Job Satisfaction, and Age. Doctoral Dissertation. Knoxville. (Disertasi, University of Tennessee, 2010).
Blazer, C. (2006). Literature Review on Teacher Transfer and Turnover. Diakses dari: http://drs.dadeschools.net/Reports/Teacher_Turnover.pdf
Chairani, M. F. (2009). Naskah Publikasi: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Stres Kerja pada Perawat. Yogyakarta. (Skripsi, Universitas Islam Indonesia, 2009, Tidak diterbitkan).
Cohen, A. & Golan, R. (2007). Predicting Absenteeism and Turnover Intentions by Past Absenteeism and Work Attitudes. Career Development International. 12(5): 416-432.
Curtis, C. (2012). Why Do They Choose to Teach – and Why Do They Leave? A Study of Middle School and High School Mathemtics Teachers. Gale Light Arts, Economy, Education, Humanities & Social Science. 132(4): 779-788. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pedoman Perhitungan Beban Kerja.
Diakses dari:
https://www.academia.edu/7158381/PEDOMAN_PENGHITUNGAN_BEB AN_KERJA_GURU
(3)
106 Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Diakses dari: http://www.slideshare.net/kiemfull/pedoman-pelaksanaan-beban-tugas-guru-dan-pengawas
Desniah. (2013). Hubungan antara iklim keselamatan kerja dan keterikatan kerja dengan intensi turnover karyawan divisi produksi PT. Polytama Propindo. Bandung. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, Tidak diterbitkan).
Devito, J. A. (1995). The Interpersonal Communication Book, Seventh Edition. 1995. New York: Harper Collins College Publishers.
Dimitria, E. (2010). Gambaran Komunikasi Interpersonal Pegawai Modern Retail WIMODE (PT. Bakrie Telkom). Jurnal Psikologi. 5(2): 67-74.
Dixon, S. R. & Wickens, C. D. (2003). Control of Multiple-UAVs: A Workload Analysis. Urbana-Champaign. (12th International Symposium on Aviation Psychology, University of Illinois, 2003).
Fadillawati, E. (2013). Kesejahteraan Guru Swasta: Gaji Ke-13 untuk Guru Swasta. Jakarta. (Skripsi, Universitas Negeri Jakarta, 2013, Tidak diterbitkan).
Fitriandini, N. (2013). Hubungan Kepribadian Ekstraversi dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal dengan Prestasi Kerja Agen AJB Bumiputera 1912 Cabang Supratman Bandung. Bandung. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, Tidak diterbitkan).
Hartley, P. (1999). Interpersonal Communication (2nd Edition). USA: Routledge. Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung: Tidak diterbitkan.
Jalaludin. (2009). Beban Kerja Guru Berdasarkan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan. Diakses dari: https://www.scribd.com/doc/112785580/3-Beban-Kerja-Guru-Permendiknas-39-Tahun-2009
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. (2004). Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Diakses dari: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c ad=rja&uact=8&ved=0CCQQFjAB&url=http%3A%2F%2Fmenpan.go.id%
2Fjdih%2Fpermen-kepmen%2Fkepmenpan-
rb%3Fdownload%3D227%3Akepmenpan2004-no-075-bukupedoman%26start%3D30&ei=qGxAVN6BKuXEmQXHuIG4AQ&usg =AFQjCNHQ69teQlulooxE9m8glirDeZT9iQ&bvm=bv.77648437,d.dGY
(4)
107 Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Kim, H. & Lee, S. Y. (2009). Supervisory Communication, Burnout, and Turnover Intention Among Social Workers in Health Care Settings. Social Work in Health Care.48(4): 364–385.
Maulana, H. & Gumelar, G. (2003). Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.
Manuaba, A. (2000). Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi. Surabaya: PT. Guna Wijaya.
Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. (2011). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Bersama tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS. Diakses dari: http://www.slideshare.net/sdompu/penataan-guru-pns-peber-5-mentri
Miller, H. E., & Katerberg, R. (1979). Evaluation of the Mobley, Horner, and Hollingsworth Model of Employee Turnover. Journal of Applied Psychology. 64(5): 509-507.
Mobley, W. H. (1977). Intermediate Linkages in the Relationship Between Jib Satisfaction and Employee Turnover. Journal of Applied Psychology. 62(2): 237-240.
Mobley, W. H. (1986). Pergantian Karyawan : Sebab Akibat dan Pengendaliannya. (Nurul Iman, Trans). Jakarta : PT. Pustaka Binaman. Mobley, W. H., Horner, S. O., & Hollingsworth, A. T. (1978). An Evaluation of
Precursors of Hospital Employee Turnover. Journal of Applied Psychology. 63(4): 408-414.
Mobley, W. H., Griffeth, R. W., Hand, H. H., & Meglino, B. M. (1979). Review and Conceptual Analysis of The Employee Turnover Process. Psychological Bulletin. 86(3): 493-522.
Mohamad, S. F. (2008). Effects of Communication on Turnover Intention: A Case of Hotel Employees in Malaysia. Graduate Theses and Dissertations. Iowa State University.
Novliadi, F. (2007). Intensi Turnover Karyawan ditinjau dari Budaya Perusahaan dan Kepuasan Kerja. Medan. (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2007, Tidak diterbitkan).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Diakses dari:
http://sertifikasiguru.unm.ac.id/dokumen/PP%2074%20Tahun%202008%20 Tentang%20Guru.pdf
(5)
108 Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Peter, H. (1999). Interpersonal Communication. London: Routledge.
Pratiwi, R. (2013). Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Turnover Intention pada Karyawan Bagian Sales Consumer Loan di PT. Bank Mandiri TBK. Bandung. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, Tidak diterbitkan).
Qureshi, M. I., Iftikhar, M., Abbas, S. G., Hassa, U., Khan, K., & Zaman, K. (2013). Relationship Between Job Stress, Workload, Environment and Employees Turnover Intentions: What We Know, What Should We Know. World Applied Sciencies Journal. 23(6): 764-770.
Richardson, B. K., Alexander, A., & Castleberry, T. (2008). Examining Teacher Turnover in Low-Performing, Multi-Cultural Schools: Relationships among Emotional Labor, Communication Symmetry, and Intent to Leave. Communication Research Reports. 25(1): 10-22.
Robbins, S. P. (1996). Perilaku Organisasi. (Hadyana Pujaatmaka, Trans). Jakarta : Prenhallindo.
Saarin, I. (2012). Efek Beban Kerja, Pengalaman Kerja, Status Sekolah, dan Sertifikasi Terhadap Kepuasan Kerja Guru di SMA kota Sambas. Diakses dari:
https://www.academia.edu/7686700/Efek_Beban_Kerja_Pengalaman_Kerja _Status_Sekolah_dan_Sertifikasi_Terhadap_Kepuasan_Kerja_Guru_di_Kot a_Sambas
Sandi, F. M. & Nugraheni, R. (2014). Analisis Pengaruh Kompensasi dan Job Insecurity Terhadap Turnover Intention (Studi pada Guru SDIT Asy-Syaamil Bontang). Semarang. (Skripsi, Universitas Diponegoro., 2014, Tidak diterbitkan).
Santrock, J. W. (1995). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi Kelima. (Achmad Chusair, S. Psi. & Juda Damanik, M. S. W, Trans). Jakarta: Erlangga.
Shah, S. S. H., Jaffari, A. R., Aziz, J., Ejaz, W., Ul-Haq, I., & Raza, S. N. (2011). Workload and Performance of Employees. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Bussiness. 3(5): 256-267.
Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Simamora, H. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua.
Yogyakarta: STIE YKPN.
Siswandi. (tanpa tahun). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Internal, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Semarang: Universitas
(6)
109 Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
https://www.academia.edu/9479255/PENGARUH_GAYA_KEPEMIMPIN AN_KOMUNIKASI_INTERNAL_DAN
Spector, P. E. (2000). Industrial and Organizational Psychology. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sugiyanto. (1993). Beban Kerja : Konsep dan Pengukurannya. Buletin Psikologi I(1): 1-4.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung. Tidak diterbitkan.
Suwatno & Priansa, D. J. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Diakses dari:
http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc1391498449.PDF Widhiarso, W. 2009. Prosedur Analisis Faktor dengan Menggunakan Program
Komputer. Yogyakarta. (Handout Mata Kuliah Psikometri, Universitas Gadjah Mada, 2009, Tidak diterbitkan).