Studi deskriptif sikap mahasiswa semester IX program studi bimbingan dan konseling fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2007/2008 terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah - USD Repository

  STUDI DESKRIPTIF SIKAP MAHASISWA SEMESTER IX PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA TAHUN AKADEMIK 2007/2008

  TERHADAP PEKERJAAN SEBAGAI KONSELOR SEKOLAH Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

oleh :

  Bangun Parikesit NIM : 021114009

  PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i ii

iii

iv

  

Non Scholae Sed Vitae Discimus

Mengabdi pada Tuhan dan Sesama

maka yang lain akan ditambahkan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  v

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana selayaknya karya ilmiah.

  ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF SIKAP MAHASISWA SEMESTER IX PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA TAHUN AKADEMIK 2007/2008

  TERHADAP PEKERJAAN SEBAGAI KONSELOR SEKOLAH Bangun Parikesit

  UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2008 Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran sikap mahasiswa semester

  IX Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2007/2008 terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Peneliti mengungkap sikap terhadap pekerjaan konselor sekolah dengan menggunakan skala sikap dengan skala Likert yang terdiri atas 5 skala. Pengertian sikap didefinisikan sebagai respon global berupa reaksi afeksi, kognisi dan konasi terhadap suatu objek sikap. Obyek sikap pekerjaan sebagai konselor sekolah, yaitu : (1) Sebagai tenaga pendidik yang membantu siswa/helping profesion berupa psiko-pedagogis dalam bidang akademik, pribadi, sosial, dan karir (2) Menyelenggarakan Layanan Bimbingan (3) Menyelenggarakan Layanan Konseling. Subyek penelitian terdiri dari 42 mahasiswa dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2007/2008 semester IX (angkatan 2003). Pengambilan data dilakukan pada tanggal 15-20 Oktober 2007. Sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling dibagi menjadi dua sikap yaitu sikap positif dan sikap negatif terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah. Sikap ini dilihat dengan mengkategorikan skor yang diperoleh menjadi 3 kategori yaitu : rendah, sedang dan tinggi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 40 mahasiswa mendapatkan skor dengan kategori tinggi (Skor 122.6-184) dan 2 mahasiswa termasuk mendapatkan sedang (Skor 61.4-122.6). Hal ini berarti bahwa sikap mahasiswa semester IX (angkatan 2003) Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2007/2008 adalah positif terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah. vi

  ABSTRACT A DESCRIPTIVE STUDY ON THE ATTITUDE OF THE SEMESTER IX STUDENTS OF GUIDANCE AND COUNSELING DEPARTMENT THE FACULTY OF EDUCATION DAN TEACHER TRAINING SANATA DARMA UNIVERSITY ACADEMIC YEAR 2007/2008

  TOWARD THE PROFESSION AS A SCHOOL COUNSELOR Bangun Parikesit

  UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2008 This research was aimed to get the description attitude of the semester IX students of Guidance and Counseling Department, The Faculty of Keguruan Dan

  

Ilmu Pendidikan Sanata Darma University Academic Year 2007/2008 toward the

profession as a guidance counselor.

  This descriptive research used a survey method. The writer revealed the attitude of the profession as a school counselor using an attitude scale by means of the Likert’s scale which covered five scales. The term “attitude” was defined as global response which contains affection reaction, cognition, and conation toward the attitude objects. The attitude objects of the profession as a school counselor were: (1) to help students as a psycho-pedagogic helping profession in academicals, personals, society, and carrier (2) to organize a guiding service (3) to organize a counseling service. The respondent consisted of 42 semester IX students of the Guidance and Counseling Department, the Faculty of Keguruan

  

dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma University Academic Year 2007/2008. The

th th

  data were collected from October 15 to October 20 , 2007. The attitude of the Guidance and Counseling Department students was divided into two attitudes, which were positive and negative, toward the profession as a school counselor.

  The attitudes were observed by categorizing the scores into three categories namely low, middle, and high.

  The result of the research showed that forty students obtained high score (122.6-184) and two students obtained middle score (61.4-122.6). It can be concluded that the attitude of the semester IX students of Guidance and Counseling Department, The Faculty of Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Sanata Darma University Academic Year 2007/2008 (year 2003 students) were positive toward the profession as a school counselor. vii

  KATA PENGANTAR Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat restu dan berkatnya sehingga dapat diselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “Sikap

  Mahasiswa Semester IX Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2007/2008 Terhadap Pekerjaan Sebagai Konselor Sekolah.”

  Diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang mendukung dalam penulisan skripsi ini, terlebih kepada :

  1. Ibu Dra. M.J. Retno Priyani M.Si. selaku pembimbing yang tiada henti-hentinya mendukung dan menyemangati penulis dalam penulisan skripsi ini.

  2. Universitas Sanata Dharma secara khusus Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah menyediakan tempat belajar dan penelitian skripsi.

  3. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2003 dan 2004 karena telah bersedia menjadi subyek penelitian dan menjadi subyek dalam uji coba alat penelitian.

  4. Teman-teman mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2002 yang telah berproses bersama diriku

  5. Keluarga besarku : Ibuku yang ada di surga, Bapak, Mbakyu- mbakyu dan mas, yang tiada hentinya menyemangati penulis.

  6. dr. Retno Jayantri Ketaren yang selalu membakar semangat dan daya juang penulis...Ciaoyou... viii

  7. Sahabatku: Eko”Paethol” dan “Bos” Udin yang sangat setia mendampingi penulis dalam penulisan skripsi ini

  8. Sedulur-sedulur ex-Mertoyudan : Eko”Paethol”, Wisnu “Kenthi”, Triar “Kebo”, Agus “Jampes”, Agus “Tessy”, Andry “Koki”, Seta”M-bud”, Lukas”Teda-tedo”, Satriyo”Jii”, Nayaka”Bireng”, Heru“Cagak”, Catur”Bendhot”, Prayogo, dan semua saudara seperjuanganku..keep on fighting bro...

  9. Untuk Vera dan Rossa yang senantiasa menemani dalam perjalananku.

  Penulis ix

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iii MOTTO .................................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN KARYA ............................................ v ABSTRAK ................................................................................................................ vi

  

ABSTRACT ................................................................................................................ vi

  KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii DAFTAR ISI............................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7 E. Batasan Istilah ............................................................................................... 9 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 10 A. Sikap ............................................................................................................. 10

  1. Pengetian Sikap dan Komponen Sikap ..................................................... 10

  2. Ciri-ciri Sikap............................................................................................ 13

  3. Faktor yang mempengaruhi sikap ............................................................ 14 x

  xi

  4. Pengukuran Sikap ..................................................................................... 16

  B. Konselor Sekolah ........................................................................................... 17

  C. Pekerjaan Sebagai Konselor Sekolah ............................................................. 19

  1. Layanan Bimbingan .................................................................................. 20

  2. Layanan Konseling.................................................................................... 22

  D. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling................................... 22

  E. Sikap Mahasiswa Semester IX Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah... 24

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 27 A. Jenis Penelitian.............................................................................................. 27 B. Subyek Penelitian.......................................................................................... 28 C. Alat ............................................................................................................... 28 1. Definisi Operasional ............................................................................... 28 2. Struktur/Kisi-kisi..................................................................................... 30 3. Jenis Kuesioner/Skala ............................................................................. 32 4. Penjelasan Format Pernyataan ................................................................ 32 D. Tehnik Pengumpulan Data............................................................................ 34 1. Validitas Isi ............................................................................................. 34 2. Analisis Item ........................................................................................... 34 3. Reliabilitas .............................................................................................. 36 E. Teknik Analisis Data..................................................................................... 37 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 40 A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 40

  xii 1. Mean Teoritis .......................................................................................... 40 2.

  Mean empiris ( µ )................................................................................... 40 3. Standar deviasi teoritis (σ ) .................................................................... 40 4. Standar deviasi empiris (σ ) ................................................................... 40 B. Pembahasan................................................................................................... 39 C. Hasil dan Pembahasan Tambahan................................................................. 45

  BAB V. PENUTUP................................................................................................... 48 A. Kesimpulan ................................................................................................... 48 B. Saran.............................................................................................................. 48 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 50 LAMPIRAN ............................................................................................................. 51

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lampiran 1 Angket Uji Coba ............................................................................. 52

  2. Lampiran 2 Tabel Uji Validitas........................................................................... 58

  3. Lampiran 3 Tabel Uji Reliabilitas ...................................................................... 62

  4. Lampiran 4 Angket Penelitian ........................................................................... 66

  5. Lampiran 5 Tabel responden Penelitian ........................................................... 70

  6. Lampiran 6 Tabel Deskripsi Data Statistik ....................................................... 72 xiii

BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan metodologi penelitian. A. Latar Belakang Masalah Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma merupakan program Pendidikan Akademik Sarjana Strata Satu (S1) yang

  menghasilkan konselor sekolah. Menurut Buku Pedoman Dasar Standarisasi Profesi Konseling Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) tahun 2004, Program S1 Bimbingan Konseling bertujuan untuk menciptakan sarjana pendidikan (konselor sekolah) yang memiliki kemampuan dasar profesi sesuai dengan Kompetensi Utama Minimal (KUM) di bidang BK. Secara khusus, kemampuan konselor sekolah diorientasikan pada dasar-dasar keilmuan dan teknologi Bimbingan dan Konseling serta pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir individu dalam keterkaitannya dengan arah praktik layanan Bimbingan dan Konseling terutama dalam setting pendidikan.

  Setiap tahun ajaran baru dibuka pendaftaran untuk para lulusan siswa Sekolah Menengah atau sederajat yang ingin/berminat menjadi konselor sekolah dalam setting pendidikan formal. Seperti proses penerimaan mahasiswa pada umumnya, berbagai seleksi diadakan untuk menjaring calon siswa yang memenuhi standar. Seleksi itu dapat berupa standar akademik

  (nilai Ujian Nasional), pilihan jurusan yang ingin dimasuki oleh calon mahasiswa (minat) dan pertimbangan-pertimbangan yang lainnya.

  Sebuah fenomena menarik terlihat ketika dicermati data dari BAPSI USD (Biro Administrasi Perencanaan Sistem Akademik Universitas Sanata Dharma) tentang pilihan jurusan yang dipilih calon mahasiswa Bimbingan dan Konseling tahun akademik 2003. Dari 258 pendaftar, 49 orang diterima sebagai calon mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Dari ke-49 calon mahasiswa tersebut hanya 19 orang yang memilih Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai pilihan pertama. Sedangkan 30 mahasiswa menjadikan Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai pilihan kedua dan ketiga.

  Program Studi Bimbingan dan Konseling tidak dijadikan pilihan pertama dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan secara umum fenomena tersebut dapat diartikan bahwa minat para calon mahasiswa tersebut untuk menjadi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma adalah kecil/kurang berminat. Meskipun demikian, proses pendidikan sebagai calon konselor sekolah di Program Studi Bimbingan dan Konseling akhirnya tetap dilaksanakan dengan segala minat dan motivasi dari para mahasiswanya. Berbagai proses pendidikan, pelatihan dan praktek dijalani Mahasiswa BK untuk menyiapkan mereka menjadi konselor sekolah yang profesional.

  Fenomena yang terjadi ini sangat menarik untuk dibahas sebab bagaimanapun Program Studi Bimbingan dan Konseling secara de jure menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan calon konselor sekolah yang handal dan profesional. Akan tetapi secara de facto, latar belakang dari mahasiswa yang mendaftar dan kuliah kebanyakan tidak berminat untuk mendaftar dan menjadi konselor sekolah.

  Situasi dan kondisi ini tentunya akan mempengaruhi berbagai proses pendidikan dalam program studi Bimbingan dan Konseling. Hal ini tentunya didasarkan atas pemikiran bahwa untuk menghasilkan seorang konselor sekolah yang handal dan profesional hendaknya didasarkan atas minat dan kecintaan terhadap pekerjaan yang akan digelutinya sedangkan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling kebanyakan bukan atas minatnya sendiri. Selain itu perlu digaris-bawahi bahwa profesi konselor sekolah adalah profesi helping profession yang memfokuskan diri pada bantuan psikologis pedagogis bagi siswa agar berkembang secara utuh dan optimal. Sebagai pekerjaan yang bersifat membantu, pekerjaan konselor sekolah akan lebih optimal apabila didasarkan atas minat dan kecintaan terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah itu sendiri (Winkel, 1997).

  Situasi dan kondisi tersebut di atas apabila dibiarkan tanpa ada tidak lanjut secara khusus dari pihak Program Studi Bimbingan dan Konseling akan menjadikan ancaman dalam menghasilkan calon-calon konselor sekolah yang profesional. Maka dari itu berbagai proses pendidikan untuk menghasilkan calon konselor yang profesional dilaksanakan dengan profesional pula yaitu dengan dibekalinya mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling mengenai Psikologi dan Bimbingan dan Konseling sebagai konsep dasar atas tugas, tanggung jawab, dan keterampilan yang harus dimiliki sebagai konselor sekolah. Proses pendidikan dan pelatihan mahasiswa BK tidak berhenti pada teori akan tetapi ditindak lanjuti dengan adanya program Program Lapangan Bimbingan dan Konseling (PLBK) I dan II. Semua pembelajaran dan pengalaman praktek ini dimaksudkan agar mahasiswa semakin memperluas dan memperdalam pemahaman tentang profesi konselor sekolah yang akan digelutinya setelah menyelesaikan studinya.

  Setelah melihat berbagai proses pendidikan tersebut diatas, tentunya muncul sebuah pertanyaan ”Apakah segala proses tersebut cukup untuk mengubah minat mahasiswa terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah?”. Pertanyaan ini muncul karena proses pendidikan tersebut di atas juga memiliki ancaman yaitu pendidikan yang hanya menekankan aspek kognisi (pikiran) dan mengabaikan aspek perasaan (afeksi) dan kehendak (konasi) dalam diri mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling. Peran afeksi dan konasi juga memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan minat terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah. Afeksi yang positif, yaitu : senang, tertarik, dan mendukung secara otomatis akan membuat mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling memiliki kecintaan terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah sehingga afeksi yang positif akan membuat mahasiswa memiliki kehendak yang kuat untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai konselor sekolah yang profesional. Maka dari itu sangat perlu untuk melihat aspek kognisi, afeksi dan konasi dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling terhadap pekerjaaan sebagai konselor sekolah. Pembahasan mengenai keadaan kognisi, afeksi dan konasi seseorang terhadap suatu obyek/hal tertentu oleh Berkowitz (Azwar, 1997:4-5) disingkat menjadi pembahasan tentang sikap. Sikap diartikan sebagai respon global reaksi afektif, kognitif dan konatif terhadap suatu obyek. Dengan kata lain pembahasan sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  Pembahasan sikap mahasiswa terhadap pekerjaan terhadap konselor sekolah sangat perlu untuk dilakukan dikarenakan pembahasan ini akan memaparkan sikap (keadaan kognisi, afeksi dan konasi) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  Peneliti memfokuskan penelitian terhadap sikap mahasiswa terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah dikarenakan sikap merupakan unsur penting bagi seorang (calon) konselor sekolah. Dengan meneliti sikap terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah, dapat diketahui reaksi perasaan, pikiran dan perilaku mahasiswa BK terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah dan terhadap tugas-tugas konselor sekolah itu sendiri. Hasil sikap tersebut mungkin menunjukkan sikap positif atau negatif dari masing-masing mahasiswa BK. Perasaan senang terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah dimiliki mahasiswa BK yang bersikap positif. Sedangkan perasaan tidak senang terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah dimiliki mahasiswa yang bersikap negatif. Hal ini didasarkan atas pengertian sikap sebagai sebuah reaksi perasaan (afeksi) seseorang terhadap suatu objek di mana dengan reaksi afeksi tersebut akan berpengaruh pada pikiran (kognisi) dan kehendak/perilaku (konasi) terhadap objek tersebut. Berkowitz (Azwar, 1997:4-5).

  Mahasiswa semester VII Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dipilih menjadi subyek penelitian dikarenakan mereka telah mengikuti perkuliahan dan PLBK I dan II sehingga mereka diasumsikan telah memahami dan mampu menjalankan peran, tugas dan tanggung jawab sebagai konselor sekolah dibandingkan dengan mahasiswa semester di bawahnya.

  B.

Rumusan Masalah

  Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma semester IX terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  Secara spesifik masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: Bagaimana sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Universitas Sanata Dharma semester IX terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah ? C.

Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah utama yang telah diuraikan di atas, maka tujuan utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini, adalah mendeskripsikan sikap mahasiswa semester IX Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah D.

Manfaat Penelitian

  Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah :

  1. Manfaat Teoritis : Hasil penelitian bisa sebagai bahan masukan mengenai sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  2. Manfaat Praktis : a.

  Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memperoleh informasi mengenai sikap mahasiswa terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah. Dengan memperoleh informasi yang obyektif dapat dipikirkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sikap yang positif terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  b.

  Peneliti mengetahui sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang sebenarnya terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  c.

Hasil penelitian akan bermanfaat bagi peneliti untuk mengetahui sikap terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah yang

  berkembang di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Hal ini penting bagi peneliti karena selama ini peneliti melihat kebanyakan mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma kurang berminat menjadi konselor sekolah (Kebanyakan memilih Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai pilihan selain pilihan pertama).

  d.

  Peneliti sendiri bermaksud menjadikan penelitian dan hasilnya untuk memantapkan pilihan karir peneliti sebagai konselor sekolah kelak.

  E.

  Batasan Operasional 1.

  Sikap didefinisikan sebagai respon global berupa reaksi afeksi, kognisi dan konasi terhadap suatu objek sikap.

  2. Konselor Sekolah adalah orang yang bekerja dalam lingkungan sekolah, yang menerima tanggungjawab untuk menolong semua murid dari dalam sekolah itu dan perhatian utamanya terarah pada perkembangan, kebutuhan-kebutuhan dan problem dari anak sekolah

  3. Konselor sekolah memiliki tugas yang salah satunya untuk memberikan layanan bimbingan langsung kepada murid yang meliputi : layanan bimbingan dan layanan konseling.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka akan menguraikan tentang pengertian sikap, konselor sekolah, pekerjaan sebagai konselor sekolah, Mahasiswa semester IX Program Studi Bimbingan dan Konseling Univesitas Sanata Dharma, pengertian sikap dan sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

  A.

Sikap

  1. Pengertian dan Komponen Sikap Menurut Berkowist (Azwar,1997: 4-5) sikap manusia atau singkatnya sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap orang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung dan memihak (favourable) atau perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavourable). Thurstone (Bimo Walgito, 1994:109) memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi positif atau negatif yang berhubungan dengan beberapa obyek psikologis.

  Afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi yang negatif adalah afeksi yang tidak senang. Dengan demikian obyek dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang. Thurstone (Bimo Walgito 1994:109) melihat sikap sebagai tingkatan afeksi saja, belum dikaitkan antara sikap dengan perilaku.

  Azwar (1997:5) mengutip pendapat beberapa ahli antara lain : Chave (1928), Bogardus (1931), La Pieree (1934) dan Gordon Allport (1935) yang melihat sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Second & Backam (Azwar,1997:5) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

  Menurut Newcomb (Walgito 1994:110) sikap dipandang dari sudut kognisi dan motivasi. Dari sudut pandang kognisi, sikap dianggap sebagai organisasi kognisi. Dari sudut pandang motivasi sikap dianggap sebagai kesiapan untuk membangun motif. Bimo Walgito (1994:110) juga mengambil pendapat Baron dan Byrne yang menyatakan sikap sebagai kelompok perasaan-perasaan, kepercayaan-kepercayaan dan arah tendensi tingkah laku menuju spesifikasi orang-orang, ide-ide, obyek-obyek, atau kelompok- kelompok. Sikap menjadi perantara antara responnya dan obyek yang bersangkutan. Respon diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu kognitif, respon afeksi, serta respon perilaku atau konatif. Masing-masing klasifikasi respon ini berhubungan dengan ketiga komponen sikap (Azwar, 1997 : 8)

  Tiga komponen yang membentuk sikap, yaitu ;

  a) Komponen kognitif (konseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan obyek sikap.

  b) Komponen afektif (emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap suatu obyek sikap.

  Rasa senang merupakan hal positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif atau negatif.

  c) Komponen konatif (perilaku), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap (Bimo Walgito, 1994 : 111).

  Walgito (1994: 113-115) berpendapat sikap memiliki ciri-ciri antara lain: a)

  Sikap tidak dibawa dari lahir Manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap terhadap suatu obyek karena sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan, melainkan terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan; sikap terbentuk atau dibentuk oleh lingkungan. sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan obyek-obyek tertentu, yaitu melalui persepsi terhadap obyek tertentu. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan obyek tertentu akan menimbulkan sikap tertentu dari individu terhadap obyek yang bersangkutan.

  c) Sikap dapat tertuju pada suatu obyek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan obyek

  Bila seseorang mempunyai sikap negatif pada seseorang, ia juga akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pada kelompok yang dimasuki oleh orang yang bersangkutan. Di sini terlihat adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan obyek sikap.

  d) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar Kalau sikap telah terbentuk, sikap itu akan relatif bertahan lama.

  Sikap tersebut akan sulit berubah, dan kalaupun berubah akan memakan waktu yang lama. Demikian pula sebaliknya, apabila sikap belum terlalu mendalam dalam diri seseorang, maka sikap tersebut akan relatif tidak tahan lama dan akan mudah berubah.

  e)

Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

  Sikap terhadap suatu obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan), tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap obyek tersebut. Di samping itu, sikap juga mengandung motivasi, artinya sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku tertentu terhadap obyek .

  3. Faktor yang mempengaruhi sikap Azwar (11997, 30) berpendapat sikap terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu. Interaksi mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak dan hubungan antar individu sebagai anggota suatu kelompok. Dalam interaksi tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain lalu terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu. Dalam interaksi, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologisnya. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain : a.

Pengalaman Pribadi

  Apa yang telah dan sedang dialami oleh seseorang akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayaran seseorang terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan dijadikan salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis harus dimiliki oleh seseorang. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.

  b.

  Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

  Orang lain di sekitar individu merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap individu tersebut.

  Seseorang yang dianggap penting, sesorang yang diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan langkah individu tersebut, seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi individu tersebut (significant others) akan banyak mempengarui pembentukan sikap individu terhadap sesuatu. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

  Menurut Azwar (1997: 90-95) sikap dapat diukur melalui beberapa cara, yaitu : a.

  Observasi langsung.

  Observasi langsung adalah pengukuran yang menggunakan metode observasi perilaku. Objek pengamatan terfokus pada perilaku yang nampak dari seseorang baik itu tidak disengaja tau disengaja. Dengan mengamati perilaku yang nampak dapat diketahui sikap orang tersebut terhadap suatu obyek.

  b.

  Penanyaan langsung.

  Penanyaan langsung dapat dipakai sebagai cara untuk mengetahui sikap seseorang terhadap obyek yang sedang dihadapinya. Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung untuk mengungkap sikap karena individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri sehingga dengan keterusterangan orang akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya.

  c. Pengungkapan langsung.

  Sikap juga dapat diukur dengan pengungkapan langsung secara tertulis oleh orang tersebut. Pengungkapan langsung dengan pernyataan tertulis biasanya responden diberi alternatif jawaban dengan memilih alternatif setuju atau tidak setuju.

  d. Pengukuran terselubung Pengukuran terselubung adalah pengukuran yang tetap menggunakan metode observasi perilaku. Perbedaan pengukuran terselubung dengan observasi langsung terletak pada objek pengamatan yaitu bukan lagi pada perilaku yang tampak yang disadari atau disengaja oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi di luar kendali orang yang bersangkutan.

  B.

Konselor Sekolah

  Menurut Undang-undang Republik Indonesia mengenai guru dan dosen (Nomor 14 tahun 2005 pasal 1), konselor sekolah merupakan salah satu tenaga pendidik/Guru yaitu pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah Secara khusus, Sukardi (1983 : 52) mengatakan bahwa konselor sekolah adalah tenaga profesional yang mendapat pendidikan khusus bimbingan dan konseling, secara ideal berijazah sarjana dari FIP-IKIP Program Studi Bimbingan Dan Konseling. Tenaga ini disebut ”Full Time

  

Guidance And Counselor” , karena seluruh waktu dan perhatiannya dicurahkan

  pada pelayanan bimbingan dan karena dialah menjadi penyuluh utama di sekolah. Konselor sekolah adalah seorang tenaga professional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan (Winkel, 1997 : 184).

  Prayitno (1998:99) mengatakan bahwa konselor sekolah adalah anggota staf yang bekerja secara professional dengan administrator, dan personel penunjang lainnya serta orang tua untuk memungkinkan perkembangan siswa secara total. Partowisastro (1985:53) mendefinisikan konselor sekolah sebagai orang yang bekerja dalam lingkungan sekolah, yang menerima tanggungjawab untuk menolong semua murid dari dalam sekolah itu dan perhatian utamanya terarah pada perkembangan, kebutuhan-kebutuhan dan problem-problem dari anak sekolah.

  Konselor sekolah menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling, sebagai salah satu sub-bidang dari bidang pembinaan siswa sehingga layanan ini memiliki fungsi yang khas bila dibandingkan dengan subbidang yang lainnya. Fungsi yang khas tersebut bersumber pada corak pelayanan bimbingan yang bersifat psikis atau psikologis. Tujuan pelayanan bimbingan ialah supaya sesama manusia mampu mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri se-optimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, serta menggunakan kebebasannya sebagai manusia dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potesi yang baik padanya.(Winkel, 1997, hal 97)

  Menurut Schmidt (dalam Winkel, 1997) alasan pokok di sekolah terdapat konselor sekolah adalah mendampingi siswa agar berkembang menjadi orang yang lebih mampu dan lebih manusiawi. Pekerjaan sebagai konselor sekolah termasuk apa yang disebut Helping Profesion. Secara tegas oleh Winkel (1997) dinyatakan bahwa profesi ini memfokuskan diri pada bantuan psiko-pedagogis kepada siswa agar berkembang secara mandiri dalam bidang karir, personal, sosial dan belajar.

  Segala penjabaran mengenai profil konselor sekolah di atas memungkinkan ditarik suatu benang merah bahwa konselor sekolah adalah salah satu tenaga pendidik yang memfokuskan pada pengembangan siswa agar berkembang secara mandiri dalam bidang karir, pribadi, sosial dan belajar.

  Tenaga pendidik ini memberikan bantuan kepada siswa berupa layanan psiko pedagogis yang tersusun dalam program bimbingan. C.

  Pekerjaan sebagai Konselor Sekolah Winkel (1997) berpendapat konselor sekolah bekerja dalam lingkup dunia pendidikan formal dengan mengadakan sejumlah kegiatan layanan bimbingan dan layanan konseling. Seluruh kegiatan layanan bimbingan diselenggarakan dalam rangka program bimbingan (guidance program) yaitu suatu rangkaian kegiatan layanan bimbingan yang terencana , terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu, misal : satu tahun ajaran. Layanan konseling diselenggarakan menyesuaikan dengan kebutuhan/permasalahan dari siswa.

  Menurut Winkel (1997), tugas konselor sekolah adalah menyelenggarakan layanan bimbingan kepada siswa. Layanan bimbingan adalah bantuan yang diberikan langsung kepada siswa. Layanan bimbingan dapat dibagi atas beberapa jenis bimbingan. Terdapat tiga jenis bimbingan yaitu berdasarkan : a.

  Bentuk bimbingan : menunjuk pada jumlah siswa yang diberi layanan bimbingan. Bentuk bimbingan terbagi atas bimbingan individual atau bimbingan perseorangan bilamana perseorangan bila jumlahnya hanya satu siswa. Akan tetapi apabila jumlah siswa yang dilayani lebih dari satu maka disebut bimbingan kelompok/klasikal/kelas.

  b.

  Sifat Bimbingan menunjuk pada tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan bimbingan. Sifat bimbingan terdiri atas lima sifat yaitu :

  1) Bimbingan Developmental/Perserveratif

  Tujuan bimbingan ini adalah agar siswa supaya perkembangannya berkembang secara optimal.

  2) Bimbingan Pencegahan/Preventif

  Suatu bimbingan yang bertujuan membekali siswa agar siap menghadapi tantangan-tantangan di masa datang dan mencegah timbulnya masalah yang serius. 3)

  Bimbingan penyembuhan/Korektif Suatu bimbingan yang membantu sisiwa mengoreksi perkembangan yang salah jalur.

  c.

Ragam bimbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian

  pelayanan bimbingan. Dalam kehidupan siswa dibedakan tiga bidang yang dianggap paling penting yaitu : 1) Bimbingan akademik

  Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di sekolah.

  2) Bimbingan Pribadi-sosial

  Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan- pergumulan dalam hatinya sendiri

  4) Bimbingan karir

  Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan siswa menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau profesi tertenrtu serta membekali dirisupaya siap memangku jabatan itu dan dalam menyesiuaikan dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang akan digelutinya.

  Layanan konseling adalah layanan bantuan yang diberikan konselor sekolah kepada siswa melalui wawancara/pertemuan tatap muka yang dilakukan secara individual lebih-lebih ditujukan bagi siswa yang sedang menghadapi masalah yang belum dapat diselesaikan secara tuntas.

  Layanan ini merupakan layanan inti atau jantung pelayanan bimbingan karena siswa memusatkan perhatiannya pada keadaan dirinya sendiri dan konselor sekolah dapat melayani sesuai dengan kebutuhannya.

  Berdasarkan tugas konselor di atas maka dapat dikatakan bahwa tugas konselor di lembaga pendidikan formal adalah menyelenggarakan layanan bimbingan dan layanan konseling. Layanan bimbingan merupakan layanan bantuan yang diberikan langsung kepada siswa di mana layanan ini berupa bimbingan karir, pribadi-sosial, bimbingan akademik yang diberikan di kelas secara klasikal atau kelompok. Layanan konseling adalah layanan bantuan dengan bertatap muka antara siswa dengan konselor sekolah untuk membantu siswa menyelesaikan permasalahannya yang belum tuntas.

  D.

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Program Sarjana (S1). Program ini bertujuan untuk menciptakan sarjana yang menguasai SKK (Standar Kompetensi Konselor) sebagai KUM (Kompetensi Utama Minimal) profesi Bimbingan dan Konseling. Secara khusus, kemampuan sarjana Bimbingan Dan Konseling diorientasikan pada dasar-dasar keilmuan dan teknologi Bimbingan dan Konseling serta pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir individu dalam keterkaitannya dengan arah praktik layanan Bimbingan dan Konseling terutama dalam setting pendidikan. (ABKIN, 2005).

  Secara umum kurikulum program pendidikan Sarjana (S1) Bimbingan dan Konseling mengacu pada aturan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang secara spesifik cakupan kurikulum program pendidikan akademik sarjana (S1) adalah aspek-aspek dasar keilmuan dan pendidikan dan psikologi. Dasar keilmuan itu antara lain :

  1. Ilmu Bimbingan dan Konseling yaitu: Materi Pembelajaran, Dasar- dasar Bimbingan Dan Konseling, Dinamika Kelompok, Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling II, Komunikasi antar Pribadi, Model- model Konseling, Bimbingan dan Konseling Belajar, Organisasi dan Administrasi Bimbingan Dan Konseling , Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling diperkuas, Bimbingan dan Konseling Karir I, Penyusunan Alat-alat Bimbingan, Praktik Bimbingan Kelompok, Penelitian Bimbingan Dan Konseling I, Teknik Laboratorium Bimbingan Dan Konseling, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Bimbingan dan Konseling karir II, Bimbingan Eksra kurikuler.

  Perkembangan Individu, Perkembangan Individu II, Pemahaman Indivudu I, Psikologi Kognitif, Psikologi Motivasi dan Emosi, Pemahaman Individu II, Psikologi Abnormal, Kesehatan Mental, Studi kasus, Psikologi Konseling.

  3. Ilmu-ilmu yang lain yaitu: Kesehatan Sekolah, Antropobiologi, pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir individu serta arah praktik Bimbingan dan Konseling di sekolah. Substansi komponen SKK dikemas ke dalam sejumlah matakuliah dengan bobot 144- `160. (ABKIN, 2005)

  Mahasiswa semester IX Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terdiri atas laki-laki dan perempuan yang berusia antara umur 19th-30th, berasal dari berbagai suku bangsa a.l : jawa, flores, sumatra, batak, cina.

  Mahasiswa semester IX Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2007-2008 telah menjalani Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling (PLBK ) sebanyak 2 kali, yaitu di SMP dan di SMA. PLBK yang dijalani mahasiswa semester XI selama 5 minggu dengan sistim blok artinya mahasiswa berada di sekolah selama jam kerja.

  E.

Sikap Mahasiswa Semester IX Program Studi Bimbingan Dan Konseling

  Universitas Sanata Dharma Terhadap Pekerjaan Sebagai Konselor Sekolah

  Mahasiswa Semester IX Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma adalah mahasiswa yang telah dididik untuk menjadi calon tenaga konselor sekolah. Mereka disiapkan untuk bekerja sebagai tenaga pendidik di dunia pendidikan formal. Sebagai calon konselor sekolah hendaknya mahasiswa mampu bersikap positif atas pekerjaan yang akan digelutinya. Meskipun demikian sikap mahasiswa semester IX Program Studi Bimbingan dan Konseling terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah dapat bermacam-macam. Ada berbagai faktor yang membentuk sikap orang.

  Demikianlah juga, ada banyak faktor yang mempengaruhi sikap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah. Faktor yang mempengaruhi yaitu :

  1. Pengalaman pribadi Selama PLBK mahasiswa semester IX banyak memperoleh pengalaman pribadi, dengan ada pengalaman tersebut maka mereka mulai memahami perannya sebagai calon konselor sekolah. Karena pengalaman PLBK tersebut mahasiswa semester IX mulai bisa mengambil keputusan untuk bersikap negatif atau positif terhadap pekerjaan sebagai konselor sekolah.

Dokumen yang terkait

Konsep diri mahasiswa : studi deskriptif pada mahasiawa angkatan 2015/2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 3 120

Studi kuantitatif deskriptif tentang sikap mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma terhadap pendidikan karakter.

0 0 166

Pengaruh motivasi dan prestasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar : studi kasus mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 97

Studi tentang tingkat kebiasaan proaktif mahasiswa semester III program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2006.

0 9 106

Evaluasi pelaksanaan mata kuliah program pengalaman lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 2

Deskripsi tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2006/2007 - USD Repository

0 0 121

Kesalahan ejaan Bahasa Indonesia pada tugas akhir mahasiswa angkatan 2005, program studi pendidikan guru sekolah dasar, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta - USD Repository

0 0 240

Evaluasi pelaksanaan mata kuliah program pengalaman lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 177

Persepsi mahasiswa semester VI tahun akademik 2006/2007 pada program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap kompetensinya sebagai calon konselor sekolah - USD Repository

0 0 98

Minat mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2005 dalam kegiatan pendidikan di program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 119