DOCRPIJM 441c304f9f BAB IIBAB 2 PROFIL KABUPATEN KUTAI TIMUR (1)

  Profil Kabupaten Kutai Timur

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

  

Kabupaten Kutai Timur secara geografis terletak pada 115º56’26” Bujur Barat 118º58’19”

Bujur Timur dan 1º52’39” Lintang Utara 0º02’11” Lintang Selatan. Pada awal dibentuk,

Kabupaten Kutai Timur terdiri dari 5 kecamatan namun berdasarkan Peraturan Daerah

Provinsi Kalimantan Timur Nomor 16 Tahun 1999, kecamatan di Kutai Timur dimekarkan

menjadi 11 kecamatan dan pada Tahun 2005 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Kutai Timur Nomor 12 Tahun 2005 dimekarkan lagi menjadi 18 kecamatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Kutai Timur secara administratif, adalah:

 Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Talisayan dan Kecamatan Kelay

(Kabupaten Berau);

 Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Bontang Utara (Kota Bontang),

Kecamatan Marang Kayu dan Kecamatan Muara Karam (Kabupaten Kutai Kartanegara);  Sebelah Timur: Berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi;

 Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan

Tabang (Kabupaten Kutai Kartanegara).

Secara administratif pemerintahan, saat ini Kabupaten Kutai Timur memiliki 18 wilayah

kecamatan. Sebelum diresmikan menjadi kabupaten baru, Kabupaten Kutai Timur hanya

memiliki 5 kecamatan yaitu Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong,

Muara Wahau dan Sangkulirang. Untuk memudahkan koordinasi pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan, Pemkab Kutai Timur dengan Perda Nomor 16 Tahun

2000 meresmikan 6 kecamatan baru, yaitu Kecamatan Busang, Telen, Kongbeng,

Bengalon, Kaliorang, dan Sandaran (Gambar 2.1).

Berdasarkan aspek geografis, wilayah kabupaten dengan Ibukota Sangatta ini

mempunyai posisi yang strategis baik di tingkat Provinsi Kalimantan Timur maupun

regional Kalimantan yang didasari pada beberapa hal yaitu :

  

1. Terletak pada poros regional lintas trans Kalimantan yang menghubungkan wilayah

Kalimantan Utara dengan jalur Kabupaten Nunukan

  • – Malinau – Bulungan (Kota Tanjung Selor)
  • – Berau (Kota Tanjung Redeb) ke Kota Samarinda langsung ke Balikpapan serta ke Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat;

  

2. Terletak pada poros pertumbuhan kawasan ekonomi terpadu SASAMBA (Samarinda-

Samboja-Balikpapan) dan kawasan segitiga pertumbuhan Bontang-Sangatta-Muara Wahau dan Sangkulirang;

  2-3

GAMBAR 2.1

  

3. Terletak di sepanjang Selat Makassar yang merupakan alur pelayaran nasional,

regional dan internasional. Posisi strategis ini juga didukung dengan berbagai faktor internal yang ada di Kabupaten Kutai Timur antara lain :

  a. Kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, meliputi sumberdaya alam batubara, minyak bumi dan sumberdaya mineral industri (granit, pasir kuarsa, lempung, batu gamping, dsb.); b. Kekayaan sumberdaya kehutanan dan keanekaragaman hayati.

Kekayaan sumberdaya kelautan (perikanan, dsb.) Kabupaten Kutai Timur mempunyai

potensi sumberdaya alam yang besar, baik berupa bahan tambang, hutan, pertanian dan

lain-lain. Apabila sumberdaya alam tersebut tidak dikelola maka akan menimbulkan

dampak buruk bagi kualitas lingkungan hidup.

  2 Kabupaten Kutai Timur memiliki luas wilayah 35.747,50 km atau 17% dari luas wilayah

Provinsi Kalimantan Timur. Selanjutnya luas wilayah dapat dirinci menurut luas wilayah

per kecamatan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Banyaknya Desa dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

   Sumber : Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka Tahun 2016

  

Berdasarkan Tabel 2.1. Kabupaten Kutai Timur memiliki 18 kecamatan yang terbentuk

sejak 2005 yang terbagi dalam 132 desa dan 2 kelurahan. Kecamatan yang memiliki desa

terbanyak adalah Kecamatan Sangkulirang sebanyak 15 desa, sedangkan yang memiliki

desa paling sedikit adalah Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan yaitu masing-

masing hanya 3 desa dan 1 kelurahan.

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

  

Potensi wilayah Kabupaten Kutai Timur yang perlu didukung pembangunannya dengan

infrastruktur permukiman antara lain:

2.2.1 Pariwisata

  

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial memberikan masukan bagi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mampu memberikan multiplier effect bagi

berkembangnya sektor-sektor yang terkait, seperti pertanian (bunga, buah, perikanan),

industri kerajinan, perdagangan (misalnya rumah makan), dan jasa (penginapan,

pemandu wisata, transportasi, dan sebagainya). Sehingga berkembangnya sektor ini,

taraf kesejahteraan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan wisata dapat

meningkat.

Kabupaten Kutai Timur memiliki Obyek Wisata yang beragam, baik wisata alam,

agrowisata, maupun wisata budaya. Wisata alam di daerah ini antara lain berupa

keindahan laut dan pegunungan yang terbentang luas, wisata hutan tropis yang lebat,

dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang terdapat di Kawasan Taman Nasional

Kutai serta wisata budaya meliputi peninggalan sejarah dan keanekaragaman tradisi,

kesenian lokal yang menarik.

Wisata alam yang terdiri dari wisata bahari, pantai, petualangan dan wisata alam

buatan. Wisata ini terdapat di sepanjang pesisir Kabupaten Kutai Timur, dan Khusus

untuk wisata bahari yang sudah akan dikembangkan adalah di Kecamatan Sangkulirang

(Pulau Birahbirahan). Dan untuk Wisata pantai yang menjadi tujuan wisatawan adalah

Pantai Teluk Lombok dan Aquatik.

Wisata budaya yang terdiri dari tari tradisional, seni teater, band, drama, orkes melayu,

musik tingkilan, rebana, hadrah dan kesenian dari masyarakat pendatang yang

berkembang di daerah Kabupaten Kutai Timur antara lain: Kuda Kepang, Ludruk,

Ketoprak, Wayang Kulit, Barongsai, Tari dan Modeling, Sandur, Karawitan, Reog, Sinden,

  

Obyek Wisata ini berkembang di daerah Kabupaten Kutai Timur dan tersebar di semua

kecamatan.

  Tabel 2.2

Potensi Objek Wisata di Kabupaten Kutai Timur

  

Kecamatan Obyek Wisata

  Pantai Aquatik Bukit Pandang Pelangi

  1. Sangatta Utara Telaga Batu Arang Prevav Mentoko Taman Nasional Kutai

  2. Sangatta Selatan Pantai Teluk Lombok Pantai Teluk Perancis Teluk Kaba

  3. Teluk Pandan Telaga Bening Agrowisata

  4. Rantau Pulung Air Terjun KM.SP8 Pantai Sekerat

  5. Bengalon Pegunungan Karst Pantai Jepu-Jepu

  6. Kaliorang Desa Bual-Bual Selangkau

  7. Sangkulirang Pulau Minang Air Terjun Desa Saka Pulau Birah-Birahan

  8. Sandaran Air Terjun Tanjung Mangkaliat Sumber Mata Air Ampenas dan Goa

  9. Karangan Pemandian Air Panas Batu Lepoq Gunug Kongbeng

  10. Kongbeng Lamin Adat dan Seni Budaya Suku

  11. Telen Kayan Danau Gelombang Muara Begkal Ulu Batu Tija Sara Muara Bengkal Ilir

  12. Muara Bengkal Danau Padang Api Desa Sanaba Makam Raden Bangkok Batu Balai Lamin Adat dan Seni budaya Suku

  13. Muara Ancalong Dayak Kenyah Lepo Tau Hutan Lindung Wahea

  14. Muara Wahau Desa Wisata Miau Baru

  Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Tahun 2013

Jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten

Kutai Timur setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hingga tahun 2013 jumlah

  

wisatawan yang masuk ke Kalimantan Timur mencapai 33.172 orang, mengalami

peningkatan sebanyak 6775 orang dibandingkan tahun 2011 yaitu sebanyak 26.397 orang.

Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Kutai Timur, maka diperlukan

sarana penunjang seperti penginapan/hotel. Pada tahun 2013, jumlah penginapan/hotel

di Kutai Timur mencapai 91 buah, yang terdiri dari hotel bintang tiga sebanyak 1 buah,

dan sisanya sebanyak 90 buah merupakan hotel non bintang.

  2 Agrowisata Kabo Jaya

  5

  5

  5 Hutan Manggrove

  5

  5

  5 Bukit Pandang Pelangi

  2

  2

  1

  1

  2

  2 Danau/Telaga

  3

  4

  4 Taman Pesawat Bukit Pelangi

  1

  1

  1 Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Tahun 2013

  

Kabupaten Kutai Timur memiliki 1,3 juta ha lahan potensial yang cocok dan siap

dikembangkan untuk komoditas pertanian bernilai tinggi sebagai basis agribisnis berikut

agroindustrinya. Selain itu Kabupaten Kutai Timur memiliki wilayah perairan pantai

kurang lebih sepanjang 250 km dan 4 mil dari garis pantai ke arah laut yang siap

dikelola untuk pengembangan agribisnis perikanan berwawasan lingkungan.

Beberapa komoditas agribisnis seperti kelapa sawit, coklat, karet, lada, nenas, dan

udang memiliki prospek pasar internasional yang sangat baik. Agribisnis memiliki

  1 Taman Wisata Laut

  1

Tabel 2.3 Sarana dan Prasarana Wisata di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011 – 2013

  6

  

Saran dan Prasarana Wisata 2011 2012 2013

(2) (3) (4) (5)

  Akomodasi Hotel

  86

  91

  91 Jumlah Kamar 1.310 1.460 1.460 Jumlah Tempat Tidur 1.900 2.240 2.240 Hutan Lindung Wisata Alam (Wehea)

  1

  1

  1 Event Budaya

  6

  2 Taman Nasional

  6 Peninggalan Sejarah dan Purbakala (Situs)

  38

  38

  38 Art Galeri

  1

  1

  1 Desa Kerajinan Tradisional

  2

  2

2.2.2 Industri dan Perdagangan

  

dampak pengganda (multiplier effect) yang besar dalam perekonomian dan menjamin

kesinambungan pembangunan jika dikelola secara baik, karena pembangunan ekonomi

didasarkan pada SDA yang dapat diperbaharui.

Mengingat tingginya resiko yang harus ditanggung oleh penduduk Kabupaten Kutai Timur

karena ketergantungan yang besar terhadap sektor yang bertumpu pada sumberdaya

alam non lestari maka perlu segera mengembangkan alternatif lain sektor ekonomi yang

akan dijadikan sebagai leading sector dalam perekonomian Kabupaten Kutai Timur.

Sektor ekonomi terpilih yang akan dijadikan leading sector tersebut mulai

dikembangkan sedini mungkin. Sehingga pada saat industri batubara kehabisan bahan

baku, maka sektor ekonomi yang terpilih tersebut sudah berkembang dengan mantap

dan mampu menggantikan posisi industri batubara sebagai penggerak utama

perekonomian Kabupaten Kutai Timur.

Industri pendukung agrobisnis dan agroindustri mempunyai peluang pasar yang sangat

besar. Peluang pasar yang tercermin dari adanya potensi permintaan akan produk hasil

kegiatan sektor ekonomi tersebut di pasaran lokal, regional dan internasional. Potensi

permintaan lokal dapat dilihat dari kemungkinan semakin meningkatnya jumlah

penduduk Kabupaten Kutai Timur. Potensi permintaan regional terutama berasal dari

daerah-daerah Kalimantan Bagian Timur yang mempunyai rencana untuk

mengembangkan agrobisnis dan agroindustri untuk pembangunan daerahnya.

Industri pendukung agrobisnis dan agroindustri mempunyai keterkaitan yang tinggi baik

ke belakang maupun ke depan dengan sektor ekonomi yang lain. Tingginya keterkaitan

tersebut secara langsung dan tidak langsung akan mengembangkan dan menggerakan

sektor-sektor ekonomi yang lain. Meningkatnya berbagai aktivitas sektor-sektor ekonomi

tersebut akan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat, sehingga

pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan ekonomi Kabupaten Kutai Timur secara

keseluruhan.

Adapun industri kecil maupun menengah di Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 2.4 Jumlah Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 – 2012 No Jenis Industri 2010 2011 2012

  (1) (2) (3) (4) (5) Industri Pangan Agro

  Jumlah 183 162 162

  1 Nilai Produksi 14.014.528 4.296.800 4.296.800 (Rp. 000)

  No Jenis Industri 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5)

2 Industri Sandang

  Jumlah

  

Penduduk Kabupaten Kutai Timur berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak

337.677 jiwa yang terdiri atas 183.653 jiwa penduduk laki-laki dan 154.024 jiwa

penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014,

penduduk Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen dan jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk

Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 32,95 persen. Sementara itu besarnya

angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan

sebesar 1,19.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai Timur tahun 2015 mencapai 9 jiwa/km2

dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk di

18 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di

kecamatan Rantau Pulung dengan kepadatan sebesar 66 jiwa/km2 dan terendah di

Kecamatan Busang sebesar 2 jiwa/Km2.

  Sumber: SIMREDA Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

  301.983 44.211.904 44.211.904

  17 Nilai Produksi (Rp. 000)

  17

  8

  5 Industri Kerajinan Jumlah

  39.876.804 44.211.904 44.211.904

  64 Nilai Produksi (Rp. 000)

  68

  4 Industri Kimia dan Bahan Bangunan Jumlah 159

  1.287.457 144.000 144.000

  3 Industri Logam. Mesin dan Alat Angkutan Jumlah Nilai Produksi (Rp. 000)

  597.050 355.200 355.200

  23 Nilai Produksi (Rp. 000)

  23

  7

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Per Tahun di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

  Sumber : Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

  Sumber : Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 2.7 Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

  Sumber : Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka Tahun 2016

2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk

  Sumber daya alam (SDA) di Kutai Timur (Kutim) melimpah ruah, namun angka masyarakat miskin terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kutim, ditahun 2014 presentase masyarakat miskin berada diangka 9%. Berdasarkan data statistik angka kemiskinan sejak 2007 lalu

memang menunjukan tren penurunan, namun dari angka masyarakat miskin yang

mencapai 8,79% di tahun 2012 lalu, mengalami peningkatan 9,06% di tahun 2013 dan

2014.

Pemerintah daerah mengalami kesulitan menekan angka kemiskinan di Kabupaten Kutai

Timur karena tingginya jumlah pendatang yang masuk ke wilayah Kabupaten Kutai

Timur untuk mencari pekerjaan. Dari kategori pendatang itu, sebagian sudah bisa

digolongkan ke masyarakat miskin. Berdasarkan data tahun 2014, jumlah penduduk

sudah berada diangka 319.394 jiwa dengan laki-laki sebanyak 173.710 jiwa dan

perempuan 145.684 jiwa. Tingginya jumlah pertumbuhan penduduk di Kutim,

disebabakan oleh tingginya juga jumlah pendatang.

  

Indikator masyarakat itu miskinadalah dilihat dari dari tingkat konsumsi dan

pengeluaran setiap harinya. Garis kemiskinan, pengeluaran minimalnya per jiwa sekitar

Rp 400 ribu perbulannya. Kalau sudah dibawah angka itu, maka masyarakat sudah

digolongkan miskin. Mulai dari konsumsi, kesehatan, pendidikan, pemberian dan

pengeluaran lainnya dihitung semua untuk menentukan apakah seseorang itu masuk

garis kemiskinan.

Dalam pendataan dilakukan BPS Kutim, belum mengkategorikan kecamatan mana saja

yang paling banyak masyarakat miskinnya. Untuk lebih jelasnya garis kemiskinan,

jumlah penduduk miskin, dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Kutai Timur

tahun 2007-2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8 Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kutai Timur Tahun 207-2013

  Jumlah Persentase Garis Kemiskinan

No Tahun Penduduk Miskin Penduduk

(jiwa)

  (jiwa) Miskin (%)

  1 2007 232.968 31.700

  17.51 2 2008 257.155 24.760 13.20 3 2009 273.021 22.890 11.88 4 2010 300.108 29.200 11.39 5 2011 339.905 25.300

  8.79 6 2012 364.353 25.300 9.06 7 2013 397.200 27.200

  9.06 Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS) Kutai Timur

2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Ke Depan

  

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kutai Timur cenderung mengikuti pola

pertumbuhan linier. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tetap sepanjang

tahun, jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur diproyeksikan akan mengalami

peningkatan bertahap dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten

Kutai Timur merupakan hasil dari peningkatan penduduk alami melalui peningkatan

angka kelahiran dan terjadinya in-migrasi penduduk dari wilayah lain. Program

transmigrasi penduduk yang dicanangkan oleh pemerintah dengan mendatangkan

penduduk dari Pulau Jawa ke wilayah Kabupaten Kutai Timur diduga merupakan

variabel yang turut mempengaruhi angka pertumbuhan ini. Disamping itu peningkatan

jumlah pasangan usia subur dan penurunan angka kematian menjadi alasan lain bagi

pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kutai Timur. Dengan memperhatikan pola

pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kutai Timur yang bersifat linier, proyeksi

penduduk sampai tahun 2019 dapat dilhat pada tabel berikut.

  11. Teluk Pandan 30.878 42.536

Tabel 2.9 Proyeksi Penduduk Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013-2032

  

Jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2015 sebanyak

149.327 jiwa, yang tersebar di Kecamatan Sangatta Utara sebanyak 95.312 jiwa,

Bengalon sebanyak 29.982 jiwa, dan Sangatta Selatan sebanyak 24.033 jiwa.

  Jumlah 589.718 833.435 Sumber: Hasil Analisis, 2016

  18. Sandaran 12.101 26.396

  17. Karangan 27.172 47.655

  16. Sangkulirang 32.978 46.494

  15. Kaubun 12.816 16.326

  14. Kaliorang 26.251 47.892

  13. Rantau Pulung 14.867 21.896

  12. Sangatta Selatan 55.851 79.727

  10. Bengalon 45.429 73.035

  9. Sangata Utara 187.846 244.743

  8. Batu Ampar 7.360 7.854

  7. Muara Bengkol 16.439 16.733

  6. Kombeng 22.170 25.574

  5. Telen 15.531 23.270

  4. Muara Wahau 39.014 57.494

  3. Long Mesangat 13.405 21.537

  2. Busang 8.605 10.620

  1. Muara Ancalong 20.006 23.651

  No Kecamatan Proyeksi Penduduk 2015 2019

2.3.4 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi

2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi

  

Perkembangan perekonomian Kabupaten Kutai Timur tidak terlepas dari kontribusi

sektor

  • –sektor ekonomi yang mendukungnya. Sektor pertambangan dan penggalian

    terutama subsektor pertambangan non migas (batubara) masih merupakan pendukung

    utama perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Dominasi subsektor ini ditandai dengan

    masih tingginya peranan pertambangan batubara tahun 2010-2012 antara 86,74% sampai

    87,86% dari total PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan Migas.

    Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur atas dasar harga berlaku dengan migas pada tahun

    2010-2012 cenderung meningkat dari Rp.34.247.873,45 juta di tahun 2010 menjadi Rp

    50.184.447,90 juta pada tahun 2012.

    Laju Pertumbuhan ekonomi dengan migas tahun 2010-2012 antara 9,33 sampai 12,68%,

  

tanpa migas antara 9,80 sampai 12,81%, serta tanpa migas dan batubara antara 6,42

sampai 11,33%.

Tabel 2.10 Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kutai Timur Tahun

  

2010 – 2012

Tahun No Uraian 2010 2011 2012

  (1) (2) (3) (4) (5)

  1 Dengan Migas (Juta Rp) Harga Berlaku 34.247.873,45 45.748.619,66 50.184.447,90 Harga Konstan 2000

  2 Tanpa Migas (Juta Rp) Harga Berlaku Harga Konstan 2000 16.814.677,68 18.759.584,10 21.163.592,17

  Tanpa Migas & Batubara

  3

  (Juta Rp)

  Harga Berlaku 4.769.080,56 5.553.647,49 6.390.800,63 Harga Konstan 2000 2.146.717,10 2.294.652,24 2.554.611,46

  4 Laju Pertumbuhan (%) Dengan Migas 9,33 11,43 12,68 Tanpa Migas 9,80 11,57 12,81 Tanpa Migas & Batubara 6,42 6,89 11,33

  Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013 Struktur Ekonomi

Besarnya peranan suatu sektor terhadap sektor lainnya di Kabupaten Kutai Timur dapat

dilihat dari distribusi persentase suatu sektor terhadap total seluruh sektor dalam

membentuk PDRB Kutai Timur. Sektor yang kontribusinya cukup besar setelah sektor

pertambangan dan penggalian adalah sektor pertanian. Seiring dengan masih

dominannya peran sektor Pertambangan dan Penggalian dalam beberapa tahun terakhir,

peranan sektor ini relatif stabil antara 3,77% - 3,49%, sedangkan sumbangan sektor-

sektor lainnya masih dibawah 4%.

Tabel 2.11 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012 2010 2011 2012 Harga Harga Harga Rata- No Sektor Usaha

  rata berlaku % berlaku % berlaku % (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  1 Pertanian 1.292.751,66 3,77 1.487.765,19 3,25 1.752.385,65 3,49 3,80 Pertambangan dan 2 29.705.414,58 86,74 40.454.400,37 88,43 44.089.901,16 87,86 87,14 Penggalian Industri 3 95.255,08 0,28 104.040,34 0,23 112.805,68 0,22 0,25 Pengolahan

  2010 2011 2012 Harga Harga Harga Rata- No Sektor Usaha berlaku % berlaku % berlaku % rata (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  Listrik, Gas dan Air 4 32.177,87 0,09 36.308,16 0,08 40.490,51 0,08 0,09 Bersih Bangunan dan 5 731.254,70 2,14 801.345,61 1,75 869.461,02 1,73 1,98 Konstruksi Perdagangan, Hotel 6 1.213.959,58 3,54 1.577.186,40 3,45 1.727.152,66 3,44 3,46 dan Restoran Pengangkutan dan 7 597.836,41 1,75 651.635,19 1,42 849.551,09 1,69 1,80 Komunikasi Keuangan,

  8 Persewaan dan 289.273,69 0,84 324.151,08 0,71 332.176,37 0,66 0,73 Jasa Perusahaan

  9 Jasa jasa 289.949,88 0,85 311.778,32 0,68 410.523,76 0,83 0,75 Jumlah PDRB 34.247.873,45 100,00 45.748.619,66 100,00 50.184.447,90 100,00 PDRB Tanpa Migas 33.495.735,77 44.900.228,87 49.223.005,18 PDRB Tanpa Migas

  4.769.080,56 5.553.647,49 6.390.800,63 dan Batubara

  Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Gambar 2.2 Rata-rata Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas dan Batubara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012

  3 ,46% Pertanian

  ,73% 1 ,98% ,75% 1 ,80% 3 ,80%

  Pertambangan dan Penggalian ,09%

  Industri Pengolahan ,25%

  Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

  87 ,14%

  Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Jasa jasa

  Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang

kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) berupa batubara, migas dan bahan tambang lainnya,

akan tetapi komoditi-komoditi tersebut adalah komoditi SDA yang tidak dapat

terbaharui (unrenewable). Perubahan yang terjadi pada komoditi tambang tersebut

khususnya batubara baik pada produksi maupun harga, pasti berpengaruh terhadap

  

besarnya sumbangan sektor-sektor lainnya seperti pertanian dan bangunan. Jika

komoditi batubara dan migas ini dikeluarkan dari PDRB Kutai Timur maka peranan

sektor-sektor lainnya akan lebih nyata terlihat pengaruh dan andilnya.

Berdasarkan PDRB tanpa migas dan batubara tahun 2010-2012, sektor pertanian

merupakan yang paling dominan dalam pembentukan PDRB dengan kontribusi antara

27,11% - 27,42%. Urutan terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran

dengan share antara 25,45% - 27,03%, kemudian disusul sektor bangunan sebesar antara

15,33% - 13,60%. Sedangkan sektor-sektor lainnya, dibawah 14%. Subsektor pekebunan

merupakan penyumbang terbesar pada sektor pertanian dengan share antara 8,81% -

10,85%.

Tabel 2.12 Kontribusi Sektoral Tanpa Migas dan Batubara Tahun 2010 – 2012

  

No Sektor Usaha 2010 2011 2012 Ratarata

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Pertanian 27,11 26,79 27,42 27,11

  2 Pertambangan dan Penggalian 4,75 4,67 4,64 4,69

  3 Industri Pengolahan 2,00 1,87 1,77 1,88

  4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,67 0,65 0,63 0,65

  5 Bangunan dan Konstruksi 15,33 14,43 13,60 14,45

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,45 28,40 27,03 26,96

  7 Pengangkutan dan Komunikasi 12,54 11,73 13,29 12,52

  8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 6,07 5,84 5,20 5,70

  9 Jasa jasa 6,08 5,61 6,42 6,04

  Jumlah (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

  Gambar 2.3

Rata-rata Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tanpa Migas dan

Batubara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012

  Pertanian 6 ,04% 5 ,70%

  Pertambangan dan Penggalian 27 ,11% Industri Pengolahan 12 ,52% Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Konstruksi 26 ,96%

  4 ,69% Perdagangan, Hotel dan Restoran 14 ,45%

  1 ,88% Pengangkutan dan Komunikasi

  ,65% Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Jasa jasa

  Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013, Data diolah

  2.4.2 Data Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin

PDRB perkapita pada tahun 2010-2012 cenderung meningkat pada setiap tahunnya,

demikian pula halnya dengan pendapatan regional per kapita. Sejalan dengan distribusi

PDRB yang dipisahkan antara PDRB dengan migas dan PDRB tanpa migas dan batubara,

maka akan terlihat besaran PDRB perkapita dan pendapatan regional perkapita apabila

unsur migas dan batubara dikeluarkan dari perhitungan.

Tabel 2.13 PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku

  Tahun 2010 – 2012 Tanpa Migas dan Dengan Migas (Rp) Tanpa Migas Batubara

Tahun Pendapatan Pendapatan Pendapatan

PDRB PDRB PDRB

  Regional Regional Regional Perkapita Perkapita Perkapita Perkapita Perkapita Perkapita (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  133.970.722 100.898.900 131.028.512 98.630.828 18.655.674 13.861.970 2010

  172.297.557 129.764.317 169.102.364 127.301.220 20.916.039 15.516.327 2011

  179.410.863 131.541.241 175.973.678 129.625.777 22.847.298 16.977.011 2012

  Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

  2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis A. Topografi

Topografi Kabupaten Kutai Timur bervariasi berupa dataran landai, bergelombang

hingga berbukit-bukit dan pegunungan serta pantai dengan ketinggian tanah bervariasi

antara 0 - 7 m hingga lebih dari 1000 meter dari permukaan laut. Sebagian besar

wilayah Kabupaten Kutai Timur mempunyai kelerengan diatas 15%, dengan total luas

wilayah 2.516.233 Ha (76.37% dari total luas lahan). Wilayah dengan kelerengan di

atas 40% mempunyai areal yang cukup luas, tersebar diseluruh wilayah, khususnya

terkonsentrasi di bagian barat laut dengan ketinggian lebih 500 meter di atas

permukaan laut. Wilayah dengan karakteristik topografi seperti ini termasuk dalam

kategori lahan kritis yang sangat potensial mengalami degradasi lingkungan berupa erosi

tanah.

Wilayah dengan kelerengan dibawah 15% (< 2 s/d 15) merupakan Kawasan yang relatif

datar dan landai, dengan luas 778.686 Ha (23,63%). Kawasan ini hanya terdapat di

Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan sebagian Muara Wahau dan

Sangkulirang. Daerah yang berbatasaan dengan Kabupaten Berau pada Kecamatan

Sangkulirang, Muara Wahau dan Muara Ancalong merupakan daerah pegunungan kapur.

  

Wilayah dengan daerah pegunungan dan perbukitan mempunyai areal paling luas yaitu

1.608.915 Ha dan 1.429.9222,5 Ha. Kondisi tofografi daratan ditampilkan pada tabel

berikut.

  18 Bukit Pandan Kelompok punggung gunung batuan bukan endapan

  14 Tewai Baru dataran bukit kecil dengan punggung terjal sejajar

  26 s/d 40 95.545

  15 Maput Perbukitan batuan bukan endapan yang tidak simetris

  41 s/d 60 530.667

  16 Mantalat kelompok punggung panjang batuan endapan, dengan arah lereng 41 s/d 60 3.194

  17 Pendereh Pegunungan batuan endapan yang tidak teratur 41 s/d 60 738.127

  > 60 32.027

  13 Beriwit Kuesta-kuesta bergunung batupasir dengan arah lereng tertoreh

  19 Batu Ajan Gunung-gunung apitertoreh dengan pola drainase radial

  > 60 2.604

  20 Lohai Kelompok punggung gunung yang panjang dan sempit

  > 60 39.891

  21 Okki punggung-punggung dan gunung karst yang curam

  > 60 117.519

  26 s/d 40 35.058

  12 Teweh Dataran batuan endapan berbukit kecil 16 s/d 25 809.910

Tabel 2.14 Kondisi Tofografi Daratan Kabupaten Kutai Timur

  4 Klaru dataran banjir yang selalu tergenang < 2 16.831

  

No Sistem Lahan Deskripsi Umum Kemiringan Luas (Ha)

  1 Bakunan Lembah-lembah kecil diantara perbukitan < 2 15.717

  2 Gambut Rawa-rawa gambut yang dalam dengan permukaan umumnya lengkung

  < 2 31.199

  3 Kajapah dataran lumpur didaerah pasang surut dibawah bakau dan nipah

  < 2 25.840

  5 Sebangau Jalur kelokan sungai-sungai besar dengan tanggul yang lebar

  11 Gunung Baju Dataran karst berbukit kecil 16 s/d 25 111.691

  < 2 14.161

  6 Kahayan Datarn pantai/sungai yang tergabung 2 s/d 8 19.097

  7 Kapor Dataran karst yang berombak mengandung karst kecil-kecil

  2 s/d 8 30.394

  8 Lawangguang dataran batuan berombak hingga bergelombang 2 s/d 8 434.835

  9 Pakau teras-teras berpasir berombak 2 s/d 8 188.834

  10 Sungai Medang Dataran vulkanik bergelombang 9 s/d 15 1.778

  Sumber: BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur 2012

Jumlah gunung yang terdapat di wilayah Kutai Timur sebanyak 9 buah. Gunung yang

tertinggi adalah gunung menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m. Selain

pergunungan dan perbukitan, wilayah ini juga memiliki dataran/landai seluas 536.212,5

Ha yang terdiri dari daratan, rawa dan perairan umum (sungai dan danau). Daerah

Aliran Sungai (DAS) terdapat diseluruh kecamatan, sedangkan danau hanya di

Kecamatan Muara Bengkal yaitu danau Ngayau dengan luas 1.900 Ha dan Danau Karang,

  

dengan luas 750 Ha. Wilayah pantai berada disebelah timur Kabupaten, yang

mempunyai ketinggian antara 0-7 m diatas permukaan laut. Kawasan pantai yang

memilki potensi wisata bahari adalah Pantai Teluk Lombok dan Pantai Sekerat. Selama

ini, wilayah Pantai Teluk Lombok dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai media

perairan marikultur komoditi perikanan seperti tambak ikan dan udang, budidaya

rumput laut dan budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA).

Gambar 2.4 Peta Topografi Kabupaten Kutai Timur B. Klimatologi

  

Kabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26

  C, dimana perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5

  C. Curah

  • – 7

    hujan di Kabupaten Kutai Timur bervariasi mulai dari wilayah pantai hingga ke

    pedalaman yang semakin meningkat. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah

    kabupaten ini berkisar antara 2000
  • – 4000 mm/tahun, dengan jumlah hari hujan rata-

    rata adalah 130-150 hari/tahun. Temperatur rata-rata berkisar antara 26 C dengan

    perbedaan antara siang dan malam antara 5 – 7 derajat celcius.
Tabel 2.15 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Kecamatan

  82

  35 9 740

  10

  35 9 164 13 257 10 218 15 279 249 249 Kombeng

  10

  56 21 102 20 211 25 235 Telen

  8

  14

  55 10 214 14 339 23 465 Muara Bengkal 9 137 8 127 11 130 13 236 13 238 16 376 Batu Ampar

  50

  12

  10 9 890 15 149 Long Mesangat 9 465** 9 740** 17 1061** 14 1020** 16 1360** 23 1842** Muara Wahau

  80

  6

  86 14 134

  10

  7

  11

  8

  14

  Sumber : BPS Kutai Timur Tahun 2012 C.

  25 11 336 Karangan * * * * * * * * * * * *

  12

  38 Sangatta Selatan * * * * * * * * * * * * Rantau Pulung * * * * * * * * * * * * Sangkulirang 14 163 8 158 10 213 13 171 10 134 18 190 Kaliorang 13 212 12 149 4 110 10 162 11 160 19 179 Sandaran * * * * * * * * * * * * Kaubun 11 175 9 227 10 382 12 364

  14

  29

  34

  49 16 231 13 2235 15 255 21 1256 25 432 Sangatta Utara 16 690 13 515 16 535 16 680 15 505 17 530 Bengalon 12 144 16 146 10 199 10 328 14 441 22 527 Teluk Pandan

  17

  40

  15

  38

  15

  40

  15

  12 12 122 14 296 18 332 21 354 Busang

  87 10 195 Kaliorang 13 184 15 462 12 187 13 136 16 240 9 219 Sandaran * * * * * * * * * * * * Kaubun 10 314 15 482 11 362 20 362 10 181 9 270 Karangan * * * * * * * * * * * * Muara Ancalong 13 1338

  Kecamatan Januari Februari Maret April Mei Juni HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM

  91

  87 Long Mesangat 18 903** 16 1198** 13 530** 16 1000** 17 1200** 16 1024** Muara Wahau 17 167 15 271 18 186 14 147 11 120

  9

  89

  10

  73

  8

  11

  19 Telen 10 123 13 236 23 224

  15

  9

  61

  7

  18 18 244 Busang

  13

  Muara Ancalong 15 295 14 285 15 288 14 374

  3

  12

  12

  54

  44 Sangatta Selatan * * * * * * * * * * * * Rantau Pulung * * * * * * * * * * * * Sangkulirang 10 123 19 277 17 263 16 173

  14

  38

  13

  37

  11

  18

  97 13 207 9 170 Kombeng 11 217 12 342 12 250 10 138 112

  41

  9

  87 17 349 13 192 16 399 21 215 18 233 Sangatta Utara 17 658 14 553 14 330 11 275 15 540 13 660 Bengalon 12 529** 9 257 11 184 16 314 9 253 5 134 Teluk Pandan 15 128

  9

  32 Muara Bengkal 18 149 12 235 11 179 15 272 14 168 11 1024 Batu Ampar

  15

  36

   Geologi

Tingkat kemampuan tanah sangat bervariasi dari rendah sampai dengan tinggi, semakin

banyak faktor penghambat yang dijumpai disuatu wilayah seperti lereng terjal,

ketersediaan air kurang dan mudah terjadi erosi maka dapat dikatakan kemampuan

tanah pada wilayah tersebut rendah. Jenis tanah di wilayah daratan Kabupaten Kutai

Timur didominasi oleh tanah podsolik merah kuning, latosol dan litosol. Jenis tanah

lainnya adalah aluvial, organosol, latosol, podsol, dan podsolik merah kuning dengan

tingkat kesuburan yang rendah.

Tabel 2.16 Penyebaran Fisiografi di Kabupaten Kutai Timur

  No Fisiografi Luas (Ha)

  1 Dataran Alluvium 19.097

  2 Dataran 1.505.176

  3 Jalur Kelokan 14.161

  4 Lembah 12.372

  5 Rawa 138.994

  6 Rawa Pasang Surut 25.840

  7 Perbukitan 534.765

  8 Pegunungan 975.938

  9 Teras-teras 70.105

  Sumber: Regional Physical Planning Project for Transmigration (RePPProT) in Indonesia

Jenis tanah di wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh tanah Tropudults,

Dystropepst, Troporthods, Tropudalfs, Eutropepts, Tropaquepts, dengan luas 2.722.003

ha (82,61%), sisanya adalah jenis Tropohemist, Tropofibrist, Placaquods,

Tropopsamments, Dystropepts, Rendolls, Eutropepts, Tropofolist. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.17 Taksonomi Tanah Daratan Kabupaten Kutai Timur

  No Taxonomi Tanah (USDA, 1975) Luas (ha) %

  1 Tropohemist, Tropofibrist 31.199 0,95

  2 Sulfaquents, Hydraquents 25.840 0,78 Tropaquepts, Fluvasquents, Tropofluvents,

  3 65.806 2,00

  Tropohemist

  4 Placaquods, Tropopsamments, Dystropepts 188.834 5,73 Tropudults, Dystropepst, Troporthods,

  5 2.722.003 82,61

  Tropudalfs, Eutropepts, Tropaquepts

  6 Dystropepts, Paleudults, Tropudults 32.027 0,97

  7 Rendolls, Eutropepts, Tropofolist 229.210 6,96

  Sumber: BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur 2012

Secara geologi Kabupaten Kutai Timur hampir sebagian besar didominasi oleh Formasi

Pemaluan yang tersebar di bagian tengah dan timur serta alluvium yang tersebar

disepanjang pantai. Disamping itu terdapat pula kandungan batuan endapan tersier dan

batuan endapan kwarter. Formasi batuan endapan terutama terdiri dari batuan kwarsa

dan batuan liat. Berdasarkan aspek geologi, wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur

tersusun dari 21 jenis formasi. Dari luas daratan 3.182.906,10, Formasi Maau (Maau

Formation) yang merupakan dataran batuan endapan berbukit kecil dengan taxonomi

tropudults, dystropepts adalah klasifikasi daratan terluas yaitu 597.022,51 ha (18,76%),