DOCRPIJM 195a77d348 BAB IIBAB 2 PROFIL KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Bidang Cipta Karya Bidang Cipta Karya Bidang Cipta Karya
BAB 4 BAB 4 BAB 4 BAB 2 PROFIL KABUPATEN BAB 2 PROFIL KABUPATEN BAB 2 PROFIL KABUPATEN LAMPUNG TIMUR LAMPUNG TIMUR LAMPUNG TIMUR
9
9
9
9 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR KABUPATEN LAMPUNG TIMUR KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
9
9
10 Bidang Cipta Karya
18 Sukadana Sukadana
06’40” Lintang Selatan hingga 0 o
45’30” Bujur Timur dan 5 o
41’40” Bujur Timur hingga 105 o
2 dan lautan yang berbatasan dalam jarak 4 mil laut dari garis
pantai kearah laut lepas. Di laut Jawa terdapat pulau-pulau kecil yang termasuk dalam
wilayah Kabupaten Lampung Timur, yaitu pulau Segamat Besar, dan pulau Segamat
Kecil. Secara geografis letak pulau Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil berada
pada koordinat 105 o2.1 Wilayah Administrasi
Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada koordinat 105° 15’ BT, 106°
20’ BB, 4° 37’ LS - 5° 37’ LS. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Lampung
Timur adalah 5325,03 KM10 Bidang Cipta Karya
19 Bumi Agung Donomulyo 7 - 7.317,47
20 5 75.675,50
17 Labuhan Ratu Labuhan Ratu 11 - 48.551,22
Tabel 2-1 Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Jumlah Luas Area16 Braja Selebah Braja Hajosari 7 - 24.760,68
15 Way Jepara Braja Sakti 16 - 22.926,92
14 Gunung Pelindung Negeri Agung 5 - 7.852,25
13 Melinting Wana 6 - 13.929,74
12 Bandar Sribhawono Sribhawono 7 - 18.570,67
11 Mataram Baru Mataram Baru 7 - 7.956,11
10 Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai 11 - 19.498,73
9 Marga Sekampung Peniangan 8 - 17.732,34
40’15” Lintang Selatan dengan luas masing-masing 6 Ha dan 2 Ha.
Sampai dengan tahun 2006 Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan
definitif dan 246 desa. Pada tahun 2007 terdapat perubahan wilayah administrasi desa
dengan adanya pemekaran desa di beberapa kecamatan, sehingga jumlah Desa di
Kabupaten Lampung Timur menjadi 257 Desa. Berdasarkan Perda Kabupaten Lampung
Timur Nomor 20 Tahun 2007 tentang pembentukan 19 Desa di Kabupaten Lampung
Timur.Secara administratif tahun 2013 wilayah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24
kecamatan definitif dan 267 desa seperti yang disajikan pada tabel berikut.(Ha) Desa Kelurahan
7 Pasir Sakti Mulyo Sari 8 - 19.393,83
11 Mataram Baru Mataram Baru 7 - 7.956,11
20 5 75.675,50
18 Sukadana Sukadana
17 Labuhan Ratu Labuhan Ratu 11 - 48.551,22
16 Braja Selebah Braja Hajosari 7 - 24.760,68
15 Way Jepara Braja Sakti 16 - 22.926,92
14 Gunung Pelindung Negeri Agung 5 - 7.852,25
13 Melinting Wana 6 - 13.929,74
12 Bandar Sribhawono Sribhawono 7 - 18.570,67
10 Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai 11 - 19.498,73
1 Metro Kibang Margototo 7 - 7.677,83
9 Marga Sekampung Peniangan 8 - 17.732,34
8 Waway Karya Sumberrejo 11 - 21.107,32
7 Pasir Sakti Mulyo Sari 8 - 19.393,83
6 Jabung Negara Batin 15 - 26.784,54
5 Sekampung Udik Pugung Raharjo 15 - 33.912,45
4 Marga Tiga Tanjung Harapan 13 - 25.072,94
3 Sekampung Sumber Gede 17 - 14.834,39
2 Batanghari Banar Joyo 17 - 14.887,95
8 Waway Karya Sumberrejo 11 - 21.107,32
6 Jabung Negara Batin 15 - 26.784,54
2.1 Wilayah Administrasi
Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada koordinat 105° 15’ BT, 106°
20’ BB, 4° 37’ LS - 5° 37’ LS. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Lampung
Timur adalah 5325,03 KM3 Sekampung Sumber Gede 17 - 14.834,39
11 Mataram Baru Mataram Baru 7 - 7.956,11
10 Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai 11 - 19.498,73
9 Marga Sekampung Peniangan 8 - 17.732,34
8 Waway Karya Sumberrejo 11 - 21.107,32
7 Pasir Sakti Mulyo Sari 8 - 19.393,83
6 Jabung Negara Batin 15 - 26.784,54
5 Sekampung Udik Pugung Raharjo 15 - 33.912,45
4 Marga Tiga Tanjung Harapan 13 - 25.072,94
2 Batanghari Banar Joyo 17 - 14.887,95
13 Melinting Wana 6 - 13.929,74
1 Metro Kibang Margototo 7 - 7.677,83
(Ha) Desa Kelurahan
Tabel 2-1 Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Jumlah Luas Area40’15” Lintang Selatan dengan luas masing-masing 6 Ha dan 2 Ha.
Sampai dengan tahun 2006 Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan
definitif dan 246 desa. Pada tahun 2007 terdapat perubahan wilayah administrasi desa
dengan adanya pemekaran desa di beberapa kecamatan, sehingga jumlah Desa di
Kabupaten Lampung Timur menjadi 257 Desa. Berdasarkan Perda Kabupaten Lampung
Timur Nomor 20 Tahun 2007 tentang pembentukan 19 Desa di Kabupaten Lampung
Timur.Secara administratif tahun 2013 wilayah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24
kecamatan definitif dan 267 desa seperti yang disajikan pada tabel berikut.06’40” Lintang Selatan hingga 0 o
45’30” Bujur Timur dan 5 o
41’40” Bujur Timur hingga 105 o
2 dan lautan yang berbatasan dalam jarak 4 mil laut dari garis
pantai kearah laut lepas. Di laut Jawa terdapat pulau-pulau kecil yang termasuk dalam
wilayah Kabupaten Lampung Timur, yaitu pulau Segamat Besar, dan pulau Segamat
Kecil. Secara geografis letak pulau Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil berada
pada koordinat 105 o12 Bandar Sribhawono Sribhawono 7 - 18.570,67
14 Gunung Pelindung Negeri Agung 5 - 7.852,25
5 Sekampung Udik Pugung Raharjo 15 - 33.912,45
45’30” Bujur Timur dan 5 o
4 Marga Tiga Tanjung Harapan 13 - 25.072,94
3 Sekampung Sumber Gede 17 - 14.834,39
2 Batanghari Banar Joyo 17 - 14.887,95
1 Metro Kibang Margototo 7 - 7.677,83
(Ha) Desa Kelurahan
Tabel 2-1 Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Jumlah Luas Area40’15” Lintang Selatan dengan luas masing-masing 6 Ha dan 2 Ha.
Sampai dengan tahun 2006 Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan
definitif dan 246 desa. Pada tahun 2007 terdapat perubahan wilayah administrasi desa
dengan adanya pemekaran desa di beberapa kecamatan, sehingga jumlah Desa di
Kabupaten Lampung Timur menjadi 257 Desa. Berdasarkan Perda Kabupaten Lampung
Timur Nomor 20 Tahun 2007 tentang pembentukan 19 Desa di Kabupaten Lampung
Timur.Secara administratif tahun 2013 wilayah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24
kecamatan definitif dan 267 desa seperti yang disajikan pada tabel berikut.06’40” Lintang Selatan hingga 0 o
41’40” Bujur Timur hingga 105 o
15 Way Jepara Braja Sakti 16 - 22.926,92
2 dan lautan yang berbatasan dalam jarak 4 mil laut dari garis
pantai kearah laut lepas. Di laut Jawa terdapat pulau-pulau kecil yang termasuk dalam
wilayah Kabupaten Lampung Timur, yaitu pulau Segamat Besar, dan pulau Segamat
Kecil. Secara geografis letak pulau Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil berada
pada koordinat 105 o2.1 Wilayah Administrasi
Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada koordinat 105° 15’ BT, 106°
20’ BB, 4° 37’ LS - 5° 37’ LS. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Lampung
Timur adalah 5325,03 KM10 Bidang Cipta Karya
19 Bumi Agung Donomulyo 7 - 7.317,47
20 5 75.675,50
18 Sukadana Sukadana
17 Labuhan Ratu Labuhan Ratu 11 - 48.551,22
16 Braja Selebah Braja Hajosari 7 - 24.760,68
19 Bumi Agung Donomulyo 7 - 7.317,47
Bidang Cipta Karya Bidang Cipta Karya Bidang Cipta Karya Jumlah Jumlah Jumlah Luas Area Luas Area Luas Area No. No. No. Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Ibukota Kecamatan Ibukota Kecamatan Ibukota Kecamatan
(Ha) (Ha) (Ha) Desa Desa Desa Kelurahan Kelurahan Kelurahan
20 Batanghari Nuban Sukaraja Nuban
20 13 18.068,84 - 18.068,84 - -
20 Batanghari Nuban Batanghari Nuban Sukaraja Nuban Sukaraja Nuban
13 13 18.068,84
21 Pekalongan Pekalongan Pekalongan Pekalongan - Pekalongan Pekalongan 12 10.012,81 10.012,81 - 10.012,81
21 12 -
21
12
22
22 Raman Utara Raman Utara Raman Utara Kota Raman - Kota Raman Kota Raman
22
11
11 11 16.136,91 16.136,91 16.136,91 - -
23
23 Purbolinggo Purbolinggo Purbolinggo Taman Fajar Taman Fajar Taman Fajar -
23
12
12 12 22.203,37 - 22.203,37 22.203,37 -
24 Way Bungur
24 8 37.638,19 37.638,19 8 - 8 37.638,19 -
- 24 Way Bungur Way Bungur Tambah Subur Tambah Subur Tambah Subur
Jumlah Jumlah Jumlah 267 267 267
5 5 532.503,00 532.503,00 532.503,00 Sumber : Lampung Timur dalam Angka, 2013 Sumber : Lampung Timur dalam Angka, 2013 Sumber : Lampung Timur dalam Angka, 2013
5
Secara administratif wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan : Secara administratif wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan : Secara administratif wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Putra Rumbia, Kecamatan Seputih Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Putra Rumbia, Kecamatan Seputih Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Putra Rumbia, Kecamatan Seputih
Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang; Tulang Bawang; Tulang Bawang;a)
a)
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa; Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa; Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa;
b)
b)
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan
Ketibung, Kecamatan Palas, Kecamatan Tanjung Sari, Kecamatan Merbau Ketibung, Kecamatan Palas, Kecamatan Tanjung Sari, Kecamatan Merbau Ketibung, Kecamatan Palas, Kecamatan Tanjung Sari, Kecamatan Merbau Mataram, Kecamatan Way Sulan dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Mataram, Kecamatan Way Sulan dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Mataram, Kecamatan Way Sulan dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan; Selatan; Selatan;d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro
c)
c)
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro
Selatan, Kecamatan Metro Timur, dan Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Selatan, Kecamatan Metro Timur, dan Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Selatan, Kecamatan Metro Timur, dan Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro
Kecamatan Punggur serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Punggur serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Punggur serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah
11
11
11
12 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Lampung Timur12 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Lampung Timur12 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Lampung Timur13 Bidang Cipta Karya
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Lampung Timur13 Bidang Cipta Karya
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Lampung Timur13 Bidang Cipta Karya
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Lampung Timur14 Bidang Cipta Karya
17. Labuhan Ratu - 3.955,15 44.582,64 13,21 48.551
Tabel 2-2 Kemiringan Lahan Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan Luasan (Ha) Jumlah 0-3% (datar)
Kecamatan Labuhan Ratu merupakan kecamatan yang paling luas pada ketinggian 25-
55 mdpl mencapai 28.150,66 hektar atau setara dengan 11,55 % dari total luas area
ketinggian 25-55 mdpl, sedangkan luasan terendah terdapat pada Kecamatan Waway
Karya yaitu 143,68 hektar atau 0,06 %. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar
berikut.Berdasarkan tabel sebaran tingkat kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Lampung
Timur didominasi oleh kelas lereng 3 atau bergelombang dengan kemiringan lereng 8-
15 % yaitu seluas 40 % dari luas keseluruhan kabupaten, wilayah landai sebesar 37,23
%, wilayah datar seluas 18,15 % dan wilayah berbukit yaitu seluas 16.039,32 Ha atau
4,62 % dari total luas kabupaten. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.2.2.1 Topografi
Pada umumnya wilayah Lampung Timur merupakan daerah yang datar dengan
sebagian besar wilayahnya (243.669,80 hektar; 45,76 %) berada pada ketinggian 25-55
meter di atas permukaan laut (mdpl), kecuali Kecamatan Pasir Sakti, Braja Selebah, dan
Bumi Agung yang hanya berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut.
2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Lampung Timur
14 Bidang Cipta Karya
18. Sukadana - 36.978,82 35.069,35 3.627,83 75.676
16. Braja Selebah 8.290,69 83,15 16.387,16 - 24.761
1. Metro Kibang - 987,17 6.690,83 - 7.678
15. Way Jepara 6.551,00 3.637,90 12.738,10 - 22.927
14. Gunung Pelindung 3.430,54 585,86 3.835,60 - 7.852
13. Melinting 1.681,87 1.065,54 9.740,65 1.441,94 13.930
12. Bandar Sribhawono 1.767,59 1.090,58 12.031,67 3.681,16 18.571
11. Mataram Baru 4.139,34 1.947,73 1.835,46 33,47 7.956
10. Labuhan Maringgai 15.376,42 1.055,45 1.783,33 1.283,80 19.499
3-8%
(landai)
8-15% (bergelombang) 15-30% (berbukit)2. Batanghari 1.459,82 8.297,18 5.131,00 - 14.888
8. Waway Karya 5.004,34 12.916,44 3.186,22 - 21.107
11. Mataram Baru 4.139,34 1.947,73 1.835,46 33,47 7.956
17. Labuhan Ratu - 3.955,15 44.582,64 13,21 48.551
16. Braja Selebah 8.290,69 83,15 16.387,16 - 24.761
15. Way Jepara 6.551,00 3.637,90 12.738,10 - 22.927
14. Gunung Pelindung 3.430,54 585,86 3.835,60 - 7.852
13. Melinting 1.681,87 1.065,54 9.740,65 1.441,94 13.930
12. Bandar Sribhawono 1.767,59 1.090,58 12.031,67 3.681,16 18.571
10. Labuhan Maringgai 15.376,42 1.055,45 1.783,33 1.283,80 19.499
3. Sekampung 1.410,08 4.443,04 8.980,88 - 14.834
9. Marga Sekampung 1.950,94 6.324,17 7.672,52 1.784,37 17.732
8. Waway Karya 5.004,34 12.916,44 3.186,22 - 21.107
7. Pasir Sakti 19.394,00 - - - 19.394
6. Jabung 13.422,29 10.506,23 2.779,30 77,18 26.785
5. Sekampung Udik 3.227,24 20.813,20 6.979,62 2.891,94 33.912
4. Marga Tiga 1.677,69 8.946,66 13.638,79 809,86 25.073
9. Marga Sekampung 1.950,94 6.324,17 7.672,52 1.784,37 17.732
7. Pasir Sakti 19.394,00 - - - 19.394
2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Lampung Timur
4. Marga Tiga 1.677,69 8.946,66 13.638,79 809,86 25.073
10. Labuhan Maringgai 15.376,42 1.055,45 1.783,33 1.283,80 19.499
9. Marga Sekampung 1.950,94 6.324,17 7.672,52 1.784,37 17.732
8. Waway Karya 5.004,34 12.916,44 3.186,22 - 21.107
7. Pasir Sakti 19.394,00 - - - 19.394
6. Jabung 13.422,29 10.506,23 2.779,30 77,18 26.785
5. Sekampung Udik 3.227,24 20.813,20 6.979,62 2.891,94 33.912
3. Sekampung 1.410,08 4.443,04 8.980,88 - 14.834
12. Bandar Sribhawono 1.767,59 1.090,58 12.031,67 3.681,16 18.571
2. Batanghari 1.459,82 8.297,18 5.131,00 - 14.888
1. Metro Kibang - 987,17 6.690,83 - 7.678
3-8%
(landai)
8-15% (bergelombang) 15-30% (berbukit)
Tabel 2-2 Kemiringan Lahan Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan Luasan (Ha) Jumlah 0-3% (datar)
Kecamatan Labuhan Ratu merupakan kecamatan yang paling luas pada ketinggian 25-
55 mdpl mencapai 28.150,66 hektar atau setara dengan 11,55 % dari total luas area
ketinggian 25-55 mdpl, sedangkan luasan terendah terdapat pada Kecamatan Waway
Karya yaitu 143,68 hektar atau 0,06 %. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar
berikut.Berdasarkan tabel sebaran tingkat kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Lampung
Timur didominasi oleh kelas lereng 3 atau bergelombang dengan kemiringan lereng 8-
15 % yaitu seluas 40 % dari luas keseluruhan kabupaten, wilayah landai sebesar 37,23
%, wilayah datar seluas 18,15 % dan wilayah berbukit yaitu seluas 16.039,32 Ha atau
4,62 % dari total luas kabupaten. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.2.2.1 Topografi
Pada umumnya wilayah Lampung Timur merupakan daerah yang datar dengan
sebagian besar wilayahnya (243.669,80 hektar; 45,76 %) berada pada ketinggian 25-55
meter di atas permukaan laut (mdpl), kecuali Kecamatan Pasir Sakti, Braja Selebah, dan
Bumi Agung yang hanya berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut.
11. Mataram Baru 4.139,34 1.947,73 1.835,46 33,47 7.956
13. Melinting 1.681,87 1.065,54 9.740,65 1.441,94 13.930
6. Jabung 13.422,29 10.506,23 2.779,30 77,18 26.785
Tabel 2-2 Kemiringan Lahan Kabupaten Lampung Timur
No. Kecamatan Luasan (Ha) Jumlah 0-3% (datar)5. Sekampung Udik 3.227,24 20.813,20 6.979,62 2.891,94 33.912
4. Marga Tiga 1.677,69 8.946,66 13.638,79 809,86 25.073
3. Sekampung 1.410,08 4.443,04 8.980,88 - 14.834
2. Batanghari 1.459,82 8.297,18 5.131,00 - 14.888
1. Metro Kibang - 987,17 6.690,83 - 7.678
3-8%
(landai)
8-15% (bergelombang) 15-30% (berbukit)
Kecamatan Labuhan Ratu merupakan kecamatan yang paling luas pada ketinggian 25-
55 mdpl mencapai 28.150,66 hektar atau setara dengan 11,55 % dari total luas area
ketinggian 25-55 mdpl, sedangkan luasan terendah terdapat pada Kecamatan Waway
Karya yaitu 143,68 hektar atau 0,06 %. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar
berikut.Berdasarkan tabel sebaran tingkat kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Lampung
Timur didominasi oleh kelas lereng 3 atau bergelombang dengan kemiringan lereng 8-
15 % yaitu seluas 40 % dari luas keseluruhan kabupaten, wilayah landai sebesar 37,23
%, wilayah datar seluas 18,15 % dan wilayah berbukit yaitu seluas 16.039,32 Ha atau
4,62 % dari total luas kabupaten. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.14. Gunung Pelindung 3.430,54 585,86 3.835,60 - 7.852
2.2.1 Topografi
Pada umumnya wilayah Lampung Timur merupakan daerah yang datar dengan
sebagian besar wilayahnya (243.669,80 hektar; 45,76 %) berada pada ketinggian 25-55
meter di atas permukaan laut (mdpl), kecuali Kecamatan Pasir Sakti, Braja Selebah, dan
Bumi Agung yang hanya berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut.
2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Lampung Timur
14 Bidang Cipta Karya
18. Sukadana - 36.978,82 35.069,35 3.627,83 75.676
17. Labuhan Ratu - 3.955,15 44.582,64 13,21 48.551
16. Braja Selebah 8.290,69 83,15 16.387,16 - 24.761
15. Way Jepara 6.551,00 3.637,90 12.738,10 - 22.927
18. Sukadana - 36.978,82 35.069,35 3.627,83 75.676
15 Bidang Cipta Karya No. Kecamatan Luasan (Ha) Jumlah 0-3% (datar)
3-8%
(landai)
20. Batanghari Nuban - 11.940,17 5.734,27 394,57 18.069
1. Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung dan Sukadana
dengan ketinggian rata-rata 1600 meter d.p.l
2. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit,
dengan kemiringan antara 8 % hingga 15 % dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter d.p.l
3. Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi Lampung
Timur hingga mendekati pantai Timur, juga merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way Pangubuan. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter d.p.l dengan kemiringan 0% hingga 3%.
4. Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0.5 hingga
1 meter d.p.l5. Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung, dan Way Jepara
15 Bidang Cipta Karya No. Kecamatan Luasan (Ha) Jumlah 0-3% (datar)
3-8%
(landai)
8-15% (bergelombang) 15-30% (berbukit)
19. Bumi Agung - 5.627,97 1.689,03 - 7.317
21. Pekalongan - 6.917,30 3.095,70 - 10.013
Jumlah 96.626,99 198.247,95 213.910,74 16.039,32 532.503 Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
22. Raman Utara 120,54 15.642,22 374,24 - 16.137
23. Purbolinggo - 22.137,20 65,80 - 22.203
24. Way Bungur 7.722,59 13.335,99 16.579,42 - 37.638
Jumlah 96.626,99 198.247,95 213.910,74 16.039,32 532.503 Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Lampung Timur dibagi dalam 5 (lima) satuan
topografi, yakni :
1. Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung dan Sukadana
dengan ketinggian rata-rata 1600 meter d.p.l
2. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit,
dengan kemiringan antara 8 % hingga 15 % dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter d.p.l
3. Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi Lampung
Timur hingga mendekati pantai Timur, juga merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way Pangubuan. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter d.p.l dengan kemiringan 0% hingga 3%.
4. Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0.5 hingga
1 meter d.p.l
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Lampung Timur dibagi dalam 5 (lima) satuan
topografi, yakni :24. Way Bungur 7.722,59 13.335,99 16.579,42 - 37.638
8-15% (bergelombang) 15-30% (berbukit)
1. Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung dan Sukadana
dengan ketinggian rata-rata 1600 meter d.p.l19. Bumi Agung - 5.627,97 1.689,03 - 7.317
20. Batanghari Nuban - 11.940,17 5.734,27 394,57 18.069
21. Pekalongan - 6.917,30 3.095,70 - 10.013
22. Raman Utara 120,54 15.642,22 374,24 - 16.137
23. Purbolinggo - 22.137,20 65,80 - 22.203
24. Way Bungur 7.722,59 13.335,99 16.579,42 - 37.638
Jumlah 96.626,99 198.247,95 213.910,74 16.039,32 532.503 Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Lampung Timur dibagi dalam 5 (lima) satuan
topografi, yakni :
2. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit,
dengan kemiringan antara 8 % hingga 15 % dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter d.p.l23. Purbolinggo - 22.137,20 65,80 - 22.203
3. Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi Lampung
Timur hingga mendekati pantai Timur, juga merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way Pangubuan. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter d.p.l dengan kemiringan 0% hingga 3%.
4. Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0.5 hingga
1 meter d.p.l5. Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung, dan Way Jepara
15 Bidang Cipta Karya No. Kecamatan Luasan (Ha) Jumlah 0-3% (datar)
3-8%
(landai)
8-15% (bergelombang) 15-30% (berbukit)
19. Bumi Agung - 5.627,97 1.689,03 - 7.317
20. Batanghari Nuban - 11.940,17 5.734,27 394,57 18.069
21. Pekalongan - 6.917,30 3.095,70 - 10.013
22. Raman Utara 120,54 15.642,22 374,24 - 16.137
5. Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung, dan Way Jepara
16 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Lampung Timur16 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Lampung Timur16 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Lampung Timur17 Bidang Cipta Karya
2.2.2 Geohidrologi
Sumber pemenuhan kebutuhan akan air bersih maupun untuk keperluan irigasi lahan
pertanian di Kabupaten Lampung Timur, mencakup air permukaan berupa sungai dan
sumber mata air. Keadaan hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur dicirikan
dengan adanya air permukaan berupa sungai dan anak sungainya, serta adanya air
tanah yaitu berupa pemanfaatan sumur-sumur timba, sumur pompa dan sebagainya.
Iklim, geofisik, vegetasi merupakan fungsi hidrologi suatu wilayah, artinya ikut
menentukan perilaku air di suatu wilayah yang menampungnya.
Batas Daerah Aliran Sungai ditunjukkan oleh garis kontur, yaitu garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama, sedangkan pola
aliran ditunjukkan oleh topografi atau bentuk permukaan bumi. Dengan pola aliran
dan bentuk lahan dapat dilakukan analisa tipe drainase dan distribusi wilayah
tangkapan air. Batas daerah aliran dapat ditarik melalui batas pinggir atau punggung
bukit pada suatu sistem sungai.1) Air Permukaan (DAS) Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten Lampung Timur terdapat 37 sungai dan 2 (dua) DAS. Namun wilayah kabupaten Lampung Timur merupakan penerima, sedangkan hulu sungai berada di kabupaten lain. Karakter hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur ditunjukkan oleh pola hidrologi/drainase wilayah. Pola aliran drainase menunjukkan arah aliran yang masing-masing menuju ke sungai-sungai utama yang melintasi dan di sekitar wilayah Kabupaten Lampung Timur, yang selanjutnya dapat disebut sebagai sistem hidrologi/drainase wilayah. Sungai utama yang melalui Kabupaten Lampung Timur adalah Way Sekampung dan Way Seputih dengan anak sungainya yang tersebar di beberapa kecamatan yang sebagian besar sepanjang tahunnya terus menerus mengalir ke arah Timur.
17 Bidang Cipta Karya
2.2.2 Geohidrologi
Sumber pemenuhan kebutuhan akan air bersih maupun untuk keperluan irigasi lahan
pertanian di Kabupaten Lampung Timur, mencakup air permukaan berupa sungai dan
sumber mata air. Keadaan hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur dicirikan
dengan adanya air permukaan berupa sungai dan anak sungainya, serta adanya air
tanah yaitu berupa pemanfaatan sumur-sumur timba, sumur pompa dan sebagainya.
Iklim, geofisik, vegetasi merupakan fungsi hidrologi suatu wilayah, artinya ikut
menentukan perilaku air di suatu wilayah yang menampungnya.
Batas Daerah Aliran Sungai ditunjukkan oleh garis kontur, yaitu garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama, sedangkan pola
aliran ditunjukkan oleh topografi atau bentuk permukaan bumi. Dengan pola aliran
dan bentuk lahan dapat dilakukan analisa tipe drainase dan distribusi wilayah
tangkapan air. Batas daerah aliran dapat ditarik melalui batas pinggir atau punggung
bukit pada suatu sistem sungai.1) Air Permukaan (DAS) Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten Lampung Timur terdapat 37 sungai dan 2 (dua) DAS. Namun wilayah kabupaten Lampung Timur merupakan penerima, sedangkan hulu sungai berada di kabupaten lain. Karakter hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur ditunjukkan oleh pola hidrologi/drainase wilayah. Pola aliran drainase menunjukkan arah aliran yang masing-masing menuju ke sungai-sungai utama yang melintasi dan di sekitar wilayah Kabupaten Lampung Timur, yang selanjutnya dapat disebut sebagai sistem hidrologi/drainase wilayah. Sungai utama yang melalui Kabupaten Lampung Timur adalah Way Sekampung dan Way Seputih dengan anak sungainya yang tersebar di beberapa kecamatan yang sebagian besar sepanjang tahunnya terus menerus mengalir ke arah Timur.
17 Bidang Cipta Karya
2.2.2 Geohidrologi
Sumber pemenuhan kebutuhan akan air bersih maupun untuk keperluan irigasi lahan
pertanian di Kabupaten Lampung Timur, mencakup air permukaan berupa sungai dan
sumber mata air. Keadaan hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur dicirikan
dengan adanya air permukaan berupa sungai dan anak sungainya, serta adanya air
tanah yaitu berupa pemanfaatan sumur-sumur timba, sumur pompa dan sebagainya.
Iklim, geofisik, vegetasi merupakan fungsi hidrologi suatu wilayah, artinya ikut
menentukan perilaku air di suatu wilayah yang menampungnya.
Batas Daerah Aliran Sungai ditunjukkan oleh garis kontur, yaitu garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama, sedangkan pola
aliran ditunjukkan oleh topografi atau bentuk permukaan bumi. Dengan pola aliran
dan bentuk lahan dapat dilakukan analisa tipe drainase dan distribusi wilayah
tangkapan air. Batas daerah aliran dapat ditarik melalui batas pinggir atau punggung
bukit pada suatu sistem sungai.1) Air Permukaan (DAS) Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten Lampung Timur terdapat 37 sungai dan 2 (dua) DAS. Namun wilayah kabupaten Lampung Timur merupakan penerima, sedangkan hulu sungai berada di kabupaten lain. Karakter hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur ditunjukkan oleh pola hidrologi/drainase wilayah. Pola aliran drainase menunjukkan arah aliran yang masing-masing menuju ke sungai-sungai utama yang melintasi dan di sekitar wilayah Kabupaten Lampung Timur, yang selanjutnya dapat disebut sebagai sistem hidrologi/drainase wilayah. Sungai utama yang melalui Kabupaten Lampung Timur adalah Way Sekampung dan Way Seputih dengan anak sungainya yang tersebar di beberapa kecamatan yang sebagian besar sepanjang tahunnya terus menerus mengalir ke arah Timur.
18 Bidang Cipta Karya Pola aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur antara lain: a) Pola aliran dendritik, yaitu pola aliran berbentuk seperti pohon.
f) porositas, yaitu persen volume ruang suatu bahan yang kosong.
Pola aliran trellis
g) penutupan vegetasi dipermukaan bumi.
Klasifikasi air tanah dibedakan menjadi zona penjenuhan dan zona aerasi. Air hujan
yang merembes ke bawah akhirnya mencapai zona penjenuhan, yaitu zona dimana
semua pori-pori batuan berisi air. Batas zona penjenuhan disebut meja air atau muka
air tanah. Zona tak jenuh di atas meja air dinamakan zona aerasi yaitu zona dimana
pori-pori tanah hanya sebagian atau bahkan tidak terisi air. Sumur artesis terjadi ketika
f) porositas, yaitu persen volume ruang suatu bahan yang kosong.
e) derajat permeabilitas, yaitu ukuran kemampuan bahan untuk ditembus air.
d) lereng daratan.
c) tingkat curah hujan.
b) lama curah hujan.
2) Air Tanah Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Volumenya tergantung pada: a) jumlah curah hujan.
Gambar 2.4 Pola Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Timurb) Pola aliran trellis, yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang mendapat tambahan air dari anak sungainya, di mana arah alirannya tegak lurus pada sungai tersebut.
18 Bidang Cipta Karya Pola aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur antara lain: a) Pola aliran dendritik, yaitu pola aliran berbentuk seperti pohon.
Pola al
Po
g) penutupan vegetasi dipermukaan bumi.
Klasifikasi air tanah dibedakan menjadi zona penjenuhan dan zona aerasi. Air hujan
yang merembes ke bawah akhirnya mencapai zona penjenuhan, yaitu zona dimana
semua pori-pori batuan berisi air. Batas zona penjenuhan disebut meja air atau muka
air tanah. Zona tak jenuh di atas meja air dinamakan zona aerasi yaitu zona dimana
pori-pori tanah hanya sebagian atau bahkan tidak terisi air. Sumur artesis terjadi ketika
e) derajat permeabilitas, yaitu ukuran kemampuan bahan untuk ditembus air.
b) Pola aliran trellis, yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang mendapat tambahan air dari anak sungainya, di mana arah alirannya tegak lurus pada sungai tersebut.
f) porositas, yaitu persen volume ruang suatu bahan yang kosong.
Gambar 2.4 Pola Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Timur2) Air Tanah Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Volumenya tergantung pada: a) jumlah curah hujan.
b) lama curah hujan.
c) tingkat curah hujan.
d) lereng daratan.
e) derajat permeabilitas, yaitu ukuran kemampuan bahan untuk ditembus air.
g) penutupan vegetasi dipermukaan bumi.
Klasifikasi air tanah dibedakan menjadi zona penjenuhan dan zona aerasi. Air hujan
yang merembes ke bawah akhirnya mencapai zona penjenuhan, yaitu zona dimana
semua pori-pori batuan berisi air. Batas zona penjenuhan disebut meja air atau muka
air tanah. Zona tak jenuh di atas meja air dinamakan zona aerasi yaitu zona dimana
pori-pori tanah hanya sebagian atau bahkan tidak terisi air. Sumur artesis terjadi ketika
d) lereng daratan.
18 Bidang Cipta Karya Pola aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur antara lain: a) Pola aliran dendritik, yaitu pola aliran berbentuk seperti pohon.
b) Pola aliran trellis, yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang mendapat tambahan air dari anak sungainya, di mana arah alirannya tegak lurus pada sungai tersebut.
Gambar 2.4 Pola Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Timur2) Air Tanah Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Volumenya tergantung pada: a) jumlah curah hujan.
b) lama curah hujan.
c) tingkat curah hujan.
a aliran dendritik
Bidang Cipta Karya Bidang Cipta Karya Bidang Cipta Karya
aquifer (suatu lapisan batuan dimana air tanah dapat bergerak) yang berpangkal dari aquifer (suatu lapisan batuan dimana air tanah dapat bergerak) yang berpangkal dari aquifer (suatu lapisan batuan dimana air tanah dapat bergerak) yang berpangkal dari
tempat yang tinggi berada di antara dua lapisan batuan kedap air yang miring. Jika tempat yang tinggi berada di antara dua lapisan batuan kedap air yang miring. Jika tempat yang tinggi berada di antara dua lapisan batuan kedap air yang miring. Jika
dilakukan pengeboran pada tempat yang rendah, perbedaan ketinggian pangkal dilakukan pengeboran pada tempat yang rendah, perbedaan ketinggian pangkal dilakukan pengeboran pada tempat yang rendah, perbedaan ketinggian pangkal
aquifer ini menyebabkan terjadi beda potensial yang besar, yang dapat mendorong air aquifer ini menyebabkan terjadi beda potensial yang besar, yang dapat mendorong air aquifer ini menyebabkan terjadi beda potensial yang besar, yang dapat mendorong air
memancar keluar dengan kuat. memancar keluar dengan kuat. memancar keluar dengan kuat.19
19
19
20 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.5 Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Lampung Timur20 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.5 Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Lampung Timur20 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bidang Cipta Karya
Gambar 2.5 Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Lampung Timur21
(Qai)
Batuan Tersier
(Qpt)Formasi Terbanggi : batu pasir dengan sisipan batu lempung
(Qti)
Formasi Lampung : tuffa berbatu apung, tuffa riolotik, batu lempung tufaan, dan batu pasir tufaan
Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
Struktur geologi penyusun lapisan batuan di Kabupaten Lampung Timur didominasi
oleh batuan sedimen. Berdasarkan struktur geologinya Kabupaten Lampung Timur
dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Endapan permukaan (aluvium) seluas 73.470,58 hektar (13,79% luas wilayah)
yang terdiri dari dataran rawa pasang surut yang terbentuk dari sedimen holosen yang mengandung liat marine, endapan sungai dan rawa serta endapan pasir pantai. Karakteristik geologi ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Pasir Sakti (18.869,23 hektar) yang berada di daerah pesisir dan muara sungai.
2. Batuan gunung api (Formasi Lampung) yang terbentuk dari endapan gunung api
(Qhw), tufa Lampung (Qlv), dan andesit tua (Tov). Formasi batuan gunung api ini seluas 122.405,34 hektar (22,98% luas wilayah), meliputi hampir seluruh daerah Kabupaten Lampung Timur dimulai dari bagian Barat hingga Timur berbatasan dengan endapan holosen. Luas terbesar terdapat pada Kecamatan Labuhan Ratu21
21 Bidang Cipta Karya
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
2.2.3 Geologi
Seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur berbentuk bentang alam rendah dan
menggelombang lemah. Bentang alam datar, khususnya daerah sungai-sungai
bermeander, sesuai untuk endapan aluvium kuarter. Daerah bertimbulan rendah
rendah sampai sedang, dengan bukit bukit bulat menggelombang sesuai untuk satuan
sedimen yang berumur tersier dan kuarter.
Tabel 4-2Susunan Stratigrafi Wilayah Kabupaten Lampung Timur
Batuan Kuarter
Alluvium : bongkah, kerikil, pasir, tanah, lumpur, dan lempung
(Qs)
(Qbs)
Basalt Sukadana : basal berongga