PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A

SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

  Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Disusun Oleh: AHMAD SYAIFUDIN ZUHRI

  NIM : 11113263

  

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

  

SALATIGA

2017

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A

SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

  Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Disusun Oleh: AHMAD SYAIFUDIN ZUHRI

  NIM : 11113263

  

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

HALAMAN BERLOGO

NOTA PEMBIMBING

  PENGESAHAN

DEKLARASI DAN PUBLIKASI

  MOTO

  

ِمُّلَعَّتلااِب ُمْلِعْلا اَمَّنِا َو ِنْيِ دلا ْيِف ُهْهِ قَفُي اًرْيَخ ِهِب ُالله ِد ِرُي ْنَم

Artinya: “Barang siapa yang dihendaki Allah menjadi baik, maka dia

akan difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan

belajar”. (HR. Bukhori)

  PERSEMBAHAN Skripsi ini selesai atas ridho dari Allah Swt, dan saya persembahkan kepada: 1.

  Kepada segenap keluarga, Bapak (Zaenuri) dan Ibu (Kartining) yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Sahabat terbaik, Mbahe (Andrean Odiansyah Irawan) Bon (M. Aldi Wijanarko) Tingkir (Dian Aldi Kurniawan) Pak Ustadz (M. Ilyas Anwar).

  3. Sahabat/keluarga baru saya, Pak Dhe (M. Didik Nur Shidiq) Jum (Puput Astutik) Isni Nii (Isni Kurniawati) Mbak Ella, Luluk dan Tamara.

  4. Terimaksaih saya ucapkan kepada Isni Kurniawati S. E yang telah saya repoti hampir setiap hari, karena bantuan dia skripsi ini dapat terselesaikan.

  KATA PENGANTAR Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda agung Nabi Muhammad Saw yang telah membawa Nur Illahi yang menyinari segenap alam dan semoga kita tergolong umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besuk di Yaumul qiyamah. Amin Allahumma Amin.

  Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar stara satu (SI) dalam program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Saya ucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai hal. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktunya untuk memberikan masukan-masukan dan akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

  ABSTRAK Zuhri, Ahmad Syaifudin. 2017. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi

  Menghindari Perilaku Tercela Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negara Salatiga. Dosen Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

  Kata Kunci: Hasil Belajar, Menghindari Perilaku Tercela, Metode Jigsaw.

  Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tercela melalui penerapan metode Jigsawpada siswa kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga 2017/2018.

  Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 28 siswa. Penelitian berlangsung dalam tiga tahap yaitu; Pembelajaran pra siklus, pembelajaran siklus I dan pembelajaran siklus II. Pengumpulan data dengan metode tes, observasi dan metode dokumentasi setiap siklus pembelajaran, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II menggunakan perhitungan rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan belajar.

  Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi Menghindari Perilaku Tercela pada siswa Kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun

  Pelajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata dan prosentase ketuntasan. Untuk rata-rata pra siklus 58,23 naik 9,87 menjadi 68,1 pada siklus I, kemudian meningkat lagi sebesar 23,15 menjadi 91,25 pada siklus

  II. Kemudian untuk prosentase ketuntasan pra siklus 17,85% naik 17,85% menjadi 35,7% pada siklus I, kemudian meningkat lagi sebesar 57,15% menjadi 92,85% pada siklus II. Maka penelitian ini dihentikan dan dinyatakan berhasil.

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  

  

DAFTAR BAGAN

  

  

DAFTAR GRAFIK

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1. Hasil Tes Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 3. Dokumentasi Lampiran 4. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 7. RPP SIKLUS I Lampiran 8. RPP SIKLUS II Lampiran 9. Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK) Lampiran 10. Lembar Konsultasi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam dasar untuk menyiapakan siswa agar memahami (knowing), terampil melaksanakan (doing), dan mengamalkan (being) agama islam melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan Agama Islam di sekolah ialah murid memahami, terampil melaksanakan, dan melaksanakan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kapada Allah Swt berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Hajarniyah, 2013: 1 ).

  Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, mamahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-

  Qur’an dan Hadist. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

  Dilandasi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:7).

  Salah satu aspek yang terpenting dalam kurikulum Pendidkan Agama Islam adalah aspek tentang Akidah Akhlaq. Pendidikan Akidah memberikan suatu pembelajaran tentang nilai hubungan antara manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan antara sesama manusia, mengatur hubungan dengan lingkungan dan mengatur dirinya sendiri. Dengan begitu, pelajaran Aqidah Akhlaq merupakan pelajaran yang teoritis.

  Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah pendidikan yang memainkan peranan yang sangat penting bagi para siswa untuk mengawal tercapainya tujuan pendidikan nasional terutama untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, mempunyai sifat jujur dan bertanggung jawab.

  Mengingat peran penting pendidikan agama Islam dalam sistem pendidikan nasional, maka dirasa perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang memungkinkan siswa secara aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, dimana siswa merasa senang dan tidak merasa jenuh dalam penyampaian materi pelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi yang diberikan.

  Siswa di SMP Islam Sunan Giri Salatiga sebagian adalah para santri dipondok pesantren sunan giri dan lingkungan sekitarnya yang pada umumnya sudah mempunyai bekal keagamaan. Akan tetapi menurut observasi yang di ketahui bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya kelas VIII A masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam hal belajar dan belum memperoleh hasil yang maksimal serta belum mencapai nilai KKM. Yaitu nilai KKM yang harus dicapai adalah 75.

  Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri Salatiga di sebabkan karena beberapa faktor. Faktor yang paling dominan adalah siswa kurang jelas dengan konsep-konsep yang diterima dan guru belum menemukan model pembelajaran yang tepat. Dalam mengajar biasanya guru menggunakan metode yang mengedepankan dirinya lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas di bandingkan dengan siswanya.

  Maka dari itu penulis memilih untuk menerapkan penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran jigsaw dimana anak akan mempelajari mata pelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela untuk meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap belajarnya sendiri dan juga belajar dengan anggota kelompoknya yang lain. Model pembelajaran jigsaw akan menjadi solusi yang efektif ketika diterapkan dalam sebuah pembelajaran dimana siswa saling berdiskusi dalam satu kelompoknya.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjud ul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Menghindari Perilaku Tercela Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.

  B.

  Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: apakah metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi menghindari prilaku tercela pada siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.

  C.

  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi menghindari prilaku tercela pada siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri tahun pelajaran 2017/2018.

  D.

  Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1.

  Hipotesis Tindakan Hipotesis yang digunakan adalah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI meteri menghindari perilaku tercela pada siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

  Penerapan metode jigsaw ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dituliskan penulis dapat dirumuskan sebagai berikut: peningkatan hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tercela setelah menggunakan metode jigsaw kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah 85%. Indikator keberhasilan mengacu pada KKM yang tercantum pada kurikulum SMP yang bersangkutan, dalam hal ini SMP Islam Sunan Giri Salatiga. E.

  Kegunaan Penelitian 1.

  Kegunaan Secara Teoritis Penelitian tindakan kelas dapat menambah wawasan mengenai bidang pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya penerapan metode jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya.

2. Kegunaan Praktisi a.

  Bagi Guru Memberikan pengetahuan dan pengalaman serta wawasan yang lebih luas karena dengan metode dan media yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela.

  b.

  Bagi Siswa 1)

  Siswa termotivasi untuk belajar karena proses-proses pembelajarannya dilakukan bervariasi dan menantang.

  2) Memperoleh pengalaman pembelajaran yang lebih baik dan menarik sehingga memudahkan siswa untuk pemahamanya sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar yang lebih tinggi.

  c.

  Bagi Sekolah 1)

  Dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan proses pembelajaran.

  2) Sebagai salah satu acuan untuk menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.

  3) Memberikan masukan bagi sekolah dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

4) Mewujudkan pembelajaran yang efektif disekolah.

  F.

  Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang salah dan pemahaman mengenai judul di atas, maka peneliti akan menjelaskan berbagai istilah sekaligus gagasan peneliti. Adapun istilah-istilah tersebut yaitu: 1.

  Hasil Belajar Menurut Hamalik (2007: 30) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.

  Hasil belajar apat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses hasil belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, kedisiplinan, keterampilandan lain sebagainya untuk mendapatkan hasil yang positif.

  2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan atau usaha terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikanya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikanya sebagai pedoman hidup (Daradjat, 2001: 8).

  Pendidikan Agama Islam sebagai usaha untuk membuat siswa memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta membutuhkan suatu pembelajaran yang dapat mengamalkan ajaran agama Islam.

  3. Perilaku tercela Perilaku tercela adalah sifat yang sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain, dalam ajaran Islam perbuatan tersebut sangat bertentangan. Perilaku tercela ada 5 yaitu: ananiyah, gadab, hasad, gibah, dan namimah (Multahim, 2007: 36).

  4. Metode jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas pengguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Faturrohman, 2015: 63).

  Model pembelajaran tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari, dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Ameliasari, 2013: 15).

  G.

  Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah belajar dikelas.

  Penelitian tindakan kelas merupakan penyelidikan sistematis yang dilaksanakan guru dan peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, pengembangan praktik refleksi, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik- praktik pendidikan secara umum serta untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa (Hopkins, 2008: 88). Sementara itu, menurut Suyanto dalam Basrowi (2008: 26) Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik- praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

  Menurut Arikunto (2007: 2). Penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

  Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Kemmis & McTaggar dalam Basrowi dan Suwardi, 2008: 26).

  Perencanaan Refleksi Pelaksanaa

  SIKLUS I Pengamatan

  Perencanaan Refleksi Pelaksanaa

  SIKLUS II Pengamatan

  ? Bagan 1. 1 Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral

  (Arikunto, 2006: 16) Penjelasan alur di atas adalah: a.

  Perencanaan, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan prangkat pembelajaran.

  b.

  Pelaksanaan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran.

  c.

  Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

  d.

  Perencanaan yang direfisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah untuk siswa kelas VIII A di SMP ISLAM

  Sunan Giri Salatiga yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 11 laki- laki 17 perempuan.

  3. Waktu dan tempat Penelitian a.

  Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Sepetember sampai dengan selesainya penelitian. b.

  Tempat penelitian adalah SMP Sunan Giri, tepatnya di Jl. Argowilis Desa Krasak Argomulyo Salatiga.

4. Langkah-Langkah Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas yang sudah baku. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan pada masing-masing siklus sebagai berikut: a.

  Siklus I Adapun rumusan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

  1) Perencanaan

  Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagi berikut: membuat kelompok dalam pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw tentang materi menghindari perilaku tercela, membagi kelompok, mendesain pedoman pemantauan pembelajaran untuk individu maupun kelompok, membuat lembar observasi dan mendesain alat evaluasi.

  2) Pelaksanaan

  Pembelajaran dilaksanakan pada tgl 04 Oktober 2017 di kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Desa Krasak Argomulyo Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw, membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang telah dijelaskan oleh guru dan setelah itu dalam satu kelompok mempresentasikan hasil diskusianya tersebut.

  3) Observasi dan interprestasi

  Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. 4)

  Analisis refleksi Hasil yang didapatkan dalam lembar observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksi dari melihat data observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

  b.

  Siklus II Adapun rumusan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1)

  Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini yaitu: membuat kelompok pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dengan mengacu hasil refleksi siklus I, membuat lembar observasi dan mendesain alat evaluasi.

  2) Pelaksanaan

  Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 11Oktober 2017 di kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Desa Krasak Argomulyo Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, membagi siswa menjadi 5 kelompok, 3 keompok tediri dari 6 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 5 siswa dengan menerapkan metode jigsaw materi menghindari perilaku tercela.

  3) Obversasi dan interprestasi

  Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. 4)

  Analisis refleksi Hasil yang didapatkan dalam lembar observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksi diri melihat data observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan, bila tes hasil evaluasi setelah pembelajaran pada siklus II presentasi ketuntasan siswa mencapai 85% atau lebih, penelitian akan dihentikan sampai dengan siklus ini.

  Langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 1. 2 Langakah-langkah Penelitian

  5) Teknik Pengumpulan Data a.

  Tes Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan- keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang oleh dikatakan cepat dan tepat” (Arikunto, 2006: 32).

  Kondisi awal Hasil belaja siswa dalam pembelajaran materi menghindari perilaku tercela sebelum diterapkan metode jigsaw.

  Siklus I Pembelajaran menerapkan motode jigsaw dengan membagi kelas menjadi 5 kelompok, 3 kelompok terdiri dari 6 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 5 siswa.

  Siklus II Pembelajaran menerapkan metode jigsaw dengan mengacu hasil refleksi siklus I dan membagi kelas menjadi 5 kelompok, 3 kelompok terdiri dari 6 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 5 siswa. Menurut Sudjana (1989: 35), “tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”. Sedangkan Arikunto (2002: 29) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,pengetahuan, intelegensi, ketidak mampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

  Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dengan cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan.

  Pengumpulan data ini menggunakan lembar tes tertulis yang dikerjakan olah siswa, berupa soal isian, baik yang digunakan untuk evaluasi pra penelitian sebagai alat ukur pengetahuan awal siswa sebelum penelitian dilaksanakan dan evaluasi pasca penelitian ini berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan penelitian. Tes soal ini berupa isian untuk mengukur keberhasilan pembelajaran PAI pada materi menghindari perilaku tercela. b.

  Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian

  (Margono, 2001: 158). Pengamatan dan pencatatan dilakukukan peneliti secara langsung dimana peneliti berada bersama obyek yang diselidiki dan ikut berpartisipasi dalam situasi yang sedang terjadi.

  c.

  Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk pembelajaran PAI dengan metode

  jigsaw pada materi menghindari perilaku tercela diantaranya adalah RPP, silabus, daftar nilai siswa dan absensi kelas.

5. Teknik Analisa Data

  Teknik analisis data pada penelitian ini salah satunya didapat berdasarkan hasil tes evaluasi dengan menggunakan lembar soal tes pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, dimana tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahapan guru/peneliti sekaligus sebagai penyampaian materi. Selanjutnya untuk menjaga keabsahan data penelitian dilakukan pengamatan dan pencarian data dengan tekun dan teliti, yaitu dengan jalan mencermati kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran. Kekurangan-kekurangan tersebut akan dicatat dalam lembar observasi yang kemudian dipelajari cara penyelesainya yang dituangkan dalam refleksi untuk diperbaiki pada kegiatan penelitian siklus berikutnya.

  Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji statistik. Pada hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai (data kuntatitatif) kondisi awal, post tes siklus I dan siklus II serta antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Adapun data yang dibandingkan adalah sebagai berikut : a.

  Rata-rata kelas Peneliti ini melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yaitu tes tertulis, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga memperoleh rata-rata, dapat dirumuskan:

  = ∑ ∑

  = − ∑ = ℎ

  ∑ = ℎ b. Ketuntasan belajar

  Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individual dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk teknik penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar secara individual bila telah mencapai batas terendah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari mata pelajaran yang telah ditentukan dalam hal ini mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu nilai 75 Selanjutnya kelas disebut tuntas belajar secara klasikal apabila jumlah siswa yang memenuhi KKM mencapai 75% atau lebih. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

  ∑

  P= 100

  ∑ ℎ

  Ketuntasan belajar secara klasikal akan digunakan untuk menetukan banyaknya siklus penelitian, khususnya dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 75%.

  H.

  Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka yang berisi tentang teori belajar, prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, mata pelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela, hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tercela dan metode jigsaw dan profil sekolah.

  BAB III Pelaksanaan Penelitian yang berisi tentang rancangan penelitian dan deskripsi pelaksanaan penelitian persiklus pembelajaran yang terdiri dari: rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

  BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang deskripsi hasil penelitian persiklus pembelajaran dan pembahasan. BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran serta pada bagian akhir dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

  BAB II KAJIANPUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003: 2). Definisi lain menyebutkan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan. Sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Perlu kita ketahui dan kita sadari bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt yang istimewa. Hal ini secara jelas tersurat dalam Q.S at-Tin ayat 5:

  مْيِوْقَت ِنَسْحَأ ىِف َنَسْن ِ ْلْا اَنْقَلَخ ْدَقَل

  Artinya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya (Q.S at-Tin ayat: 5).

  Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya (Dalyono, 2005: 49).

2. Hasil Belajar

  Sudjana (1998: 3) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hakikat hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik. Menurut Purwanto, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan (Purwanto, 2009: 54). Sedangkan menurut Syaodih, (2005: 102) hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Sudjana, 1998: 38-40). Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.

  Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: a.

  Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

  b.

  Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

  c.

  Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

  d.

  Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

  e.

  Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Suprijono, 2001: 5-06).

  Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dijelaskan pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh subyek belajar di dalam suatu interaksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar, siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

  Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Slameto dalam M.Fathurrohman dan Sulistyorini, (2012: 120 ) ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: a.

  Faktor internal siswa Faktor-faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, yang meliputi beberapa aspek diantaranya: 1)

  Aspek fisiologis Aspek fisiologis merupakan kondisi jasmani yang berkaitan dengan kesehatan segenap bagian-bagiannya maupun kondisi cacat tubuh yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya tubuh/badan.

  2) Aspek psikologis

  Aspek ini meliputi antara lain intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

  3) Aspek kelelahan

  Kelelahan pada siswa walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani yang terlihat dari lemah lunglainya tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Dan kelelahan rohani yang terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

  b.

  Faktor eksternal siswa Faktor ini terdiri atas dua macam, yaitu: 1)

  Lingkungan sosial Meliputi lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut, dan lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar yaitu orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. 2)

  Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nososial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. c.

  Faktor pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar. Strategi dalam hal ini menjadi seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Pada penelitian ini faktor pendekatan belajar diambil sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tercela dengan menggunakan metode jigsaw.

  B.

  Pendidikan Agama Islam Menurut Ahmad D. Marimba (1992: 77), Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

  Achmadi dalam Ismail Sm (2008: 35) mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk memelihara fitrah manusia, serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam.

  Sedangkan menurut Muhaimin, (2004: 75-76), pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Pendidikan agama dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan, kesempurnaan yang telah dianugrahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pemrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah Swt. Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman bertaqwa agar manusia menyadari kedudukanya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungan dengan Allah Swt, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya).

  Dari batasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu system yang memungkinkan seseorang (peserta didik) agar dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologis atau gaya pandang umat islam selama hidup di dunia. C.

  Menghindari Perilaku Tercela Dalam diri manusia terdapat dua sifat, yaitu sifat tepuji dan tercela. Di antara sifat tersebut yang harus kita hindari adalah sifat tercela, karena kedua sifat tersebut saling berdampingan dan terlihat pada perilaku kita sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan maka terpujilah sifat orang tersebut. Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menampilkan keburukan atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Diantara sifat tercela dalam pembahasan berikut adalah sifat ananiyah, gadab, hasad, gibah, dan namimah (Multahim, 2007: 37).

1. Ananiyah

  Kata ananiyah berasal dari bahasa Arab yang artinya ana yang berarti saya atau aku, kemudian mendapat kata tambahan iyah. Ananiyah berarti keakuan. Sifat ananiyah biasa disebut egois, yaitu sikap hidup yang selalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Egois merupakan sifat tercela yang dibenci oleh Allah Swt. Oleh karena itu sifat manusia cenderung berbuat sesuatu yang dapat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat. Orang yang egois biasanya membangga-banggakan dirinya sendiri, menganggap orang lain hina dan rendah. Padahal Allah Swt dengan tegas tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Allah Swt berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat: 36

  لا ا ًر ْوُخَف ًلااَتْخُم َناَك ْنَم ُّب ِحُي َلا َالله َنِا

  Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yangsombong dan membanggakan diri (Q.S An-Nisa ayat: 36) Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin hidup semdiri. Manusia pasti memerlukan bantuan dan pertolongan orang lain. Orang yang egois biasnya tidak peduli pada nasib orang lain itu terganggu atau tidak, merasa sakit hari atau tidak. Dengan demikian orang lain pun enggan memberikan bantuan kepada orang tersebut. Sebagai seorang muslim yang beriman hendaknya membiasakan diri untuk berlapang dada dan terbuka serta mau menerima pendapat orang lain dengan penuh kebijakan tanpa harus melihat siapa yang berpendapat, karena siapapun dia jika pendapatnya itu baik hendaknya menjadi pertimbangan (Prabandani, 2011: 54)

2. Gadab Gadab (marah) secara bahasa artinya keras, kasar, dan padat.

  Orang yang pemarah disebut gadab. Gadab merupakan antonym (lawan kata) dari rida dan hilm (murah hati). Secara istilah, gadab berarti sikap seorang yang mudah marah karena tidak senang terhadap perlakuan atau perbuatan orang lain. Amarah selalu mendorong manusia bertingkah laku buruk dan jahat. Seorang pemarah tergolong lemah imannya karena berpandangan picik dan tiak dapat mengendalikan hawa nafsunya.

  Sebaliknya, jika seseorang berpandangan luas dan dapat mengendalikan hawa nafsunya, maka ia akan bersikap arif atau bijaksana dalam menyelesaikan setiap masalah (Karwadi, 2011: 36).

  Orang mukmin yang baik selalu bersedia memaafkan kesalahan orang lain, baik yang diminta maupun tidak, karena ia hanya mengharap keridaan Allah Swt. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa kewajiban sesamanya tidak hanya meminta maaf jika melakukan kesalahan. Akan tetapi, diperintahkan juga memberi maaf kepada orang lain yang melakukan kesalahan, baik disengaja ataupun tidak. Oleh karena itu, dalam mendidik sifat pemaaf harus dimulai dari tidak menjadi seorang pemarah.

  3. Hasad Hasad (dengki) secara bahasa berarti menaruh perasaan benci,

  tidak suka karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan oran lain. Secara istilah adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya tidak senang terhadap orang yang memperoleh keberuntungan atau karunia dari Allah Swt. Hasad biasanya timbul karena adanya permusuhan atau persaingan untuk saling menjatuhkan. Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat berbahaya, karenanya harus dijauhi. Apabila dibiarkan, akan dapat merusak dan menghilangkan semua amal kebaikan seseorang (Multahi, 2007: 39).

4. Gibah

  Secara bahasa, gibah (menggunjing) adalah membicarakan keburukan (keaiban) orang lain. Secara istilah berarti membicarakan kejelekan dan kekurangan orang lain dengan maksud mencari kesalahan- kesalahanya, baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak, ataupun bentuk lahiriyahnya. Gibah tidak terbatas melalui lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan atau gerakan tubuh. Apabila hal ini berhubungan dengan agama seseorang ia akan mengatakan bahwa ia pembohong, fasik, munafik, dan lain-lain (Parabandi, 2011: 56).

  Gibah merupakan penyakit hati yang mendatangkan kerusakan

  dan membuang waktu secara sia-sia. Allah Swt melarang keras perilaku gibah tersbut dan menyeru untuk menjauhinya, karena gibah digambarkan dengan sesuatu yang amat kotor dan menjijikan. Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat: 12

  ىلق اًضْعَب ْمُكًضْعَب ْبَتْغَي َلا َو ا ْوُسَّسَجَت َلا َو ِهْي ِخَا َمْح َل َلُكْأَّي ْنَا ْمُكَدَحَا ُّبْحُيَا

  ىلق ُه ْوُمُتْه ِرَكَفاًتْيَم

  Artinya: dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang suah mati? Tentu kamu merasa jijik (Q.S Al-Hujurat ayat: 12).

  5. Namimah Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu

  dengan pihak yang lain. Orang yang mempunyai penyakit hati namimah suka sekali menyebarkan berita yang menimbulkan kekacauan antara manusia. Namimah termasuk dosa besar yang diharamkan (Karwadi, 2011: 38)

  Namimah juga dapat berbentuk provokasi atau memanas-manasi

  situasi agar terjadi perselisihan. Perilaku mengadukan ucapan seorang kepada orang lain dengan tujuan merusak dan menciptakan perselisihan agar putus ikatan persaudaraan atau persahabatan.

  Adapun contoh perilaku tercela (Ananiyah, Gadab, Hasad, Gibah, dan

  Namimah ) Menurut Kawardi (2011: 37) adalah sebagai berikut: 1.

  Mementingkan diri sendiri.

  2. Segala sesuatu diatasi dengan emosi.

  3. Tidak senang temannya mendapat nilai baik.

  4. Membicarakan orang yang tidak disukai.

  5. Mengadu domba anatara satu dengan yang lain 6.

  Tidak mau bekerja sama dengan teman 7. Jika diingatkan yang baik dia marah.

  8. Senang jika temannya tidak berhasil.

  9. Menceritakan aib temannya kepada orang lain.

  10. Menyebarkan berita agar menjadi kacau.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI ASPEK KOGNITIF MELALUI METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP ISLAM SUDIRMAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 20152016

0 0 176

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERCELA DENGANMETODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SEMESTER I SMP NEGERI 04 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 2 112

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AZAN DAN IKAMAH DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 06 SALATIGA TAHUN 20162017

0 2 118

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN MASA ABBASIYAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP IT AL-MA’RUF CANDISARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untu

0 2 125

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI HIDUP SEHAT DENGAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL SERTA BERGIZI MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING SISWA KELAS VIII E SEMESTER II SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 149

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI TAHARAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 126

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT SIFAT BANGUN RUANG DENGAN METODE PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 159

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDHU DAN SUJUD SAHWI DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTs MA’ARIF 2 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018

0 1 131

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI FIQIH DENGAN METODE BAHTSUL MASA’IL PADA SISWA KELAS VII DI SMP IT AL-ITTIHAD SALAMAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20162017

0 2 113

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI KELAHIRAN DAN EMPAT PULUH TAHUN SEBELUM NUBUWAH DENGAN METODE TOWN MEETING PADA SISWA KELAS VII Di SMP ISLAM TERPADU DARUL FIKRI BAWEN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 1 123