TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN MUKHABARAH DALAM PENGELOLAAN SAWAH DI DUSUN WONOGATEN DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

MUKHABARAH DALAM PENGELOLAAN SAWAH DI DUSUN

WONOGATEN DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Mifta Chullani

NIM : 21414039

  

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

MUKHABARAH DALAM PENGELOLAAN SAWAH DI DUSUN

WONOGATEN DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Mifta Chullani

NIM : 21414039

  

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Mifta Chullani NIM : 214-14-039 Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

  PELAKSANAAN MUKHABARAH DALAM PENGELOLAAN SAWAH DI DUSUN WONOGATEN DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

  Dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqosyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dandigunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga , 18 September 2018 Pembimbing,

  Drs. Machfudz, M.Ag

  NIP. 19610210 198703 1 006

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. TentaraPelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Salatiga Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail

PENGESAHAN

  

Skripsi Berjudul

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

MUKHABARAH DALAM PENGELOLAAN SAWAH DI DUSUN

WONOGATEN DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

  Oleh: Mifta Chullani

  NIM: 214-14-039 telah dipertahankan didepan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari ‟ah, Institut

  Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Jum‟at, 28 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam (SH).

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Dr. H. Irfan Helmy, Lc., M. A.

  Sekertaris Sidang : Drs. Machfudz, M. Ag Penguji I : Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si.

  Penguji II : Yahya, S. Ag. M.HI.

  Salatiga, 28 September 2018 Dekan Fakultas Syariah Dr. Siti Zumrotun.M.Ag.

  NIP. 19670115 199803 2 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertandangan di bawah ini : Nama : Mifta Chullani Nim : 21414039 Jurusan :

  Hukum Ekonomi Syari‟ah Fakultas

  : Syari‟ah Judul Skripsi : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

  PELAKSANAAN MUKHABARAH DALAM PENGELOLAAN SAWAH DI DUSUN WONOGATEN DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

  Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan acuan daftar pustaka.

  Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan boleh di publikasikan oleh IAIN Salatiga.

  Salatiga, 18 September 2018 Penulis Mifta Chullani 21414039

  

MOTTO

مِه ِسُفْ نَأِب اَم اوُرِّ يَغُ ي َّتََّح ٍمْوَقِب اَم ُرِّ يَغُ ي لا َوَّللا َّنِإ

  

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(Qs Ar Rad Ayat 11)

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan Skripsi ini untuk : 1.

  Kedua orang tuaku, Bapak Dawami dan Ibu Rohmini yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan kesuksesan anaknya ini, segala materi dan semua perjuangan dan impiannya.

  2. Kakak-kakakku tersayang Mbak Eko, Mbak Wiwik, Mas Azis, Mas Helda, Mas Udin, Mas Yusuf yang tidak henti-hentinya memberikan doa serta yang selalu menyadarkan akan sebuah pencapaian cita-cita.

  3. Bapak Drs. Machfudz, M.Ag sebagai pembimbing skripsi, yang telah sabar dan memberikan banyak masukan serta ilmu

  4. Teman-teman yang telah memberikan saran dan selalu mendukung di setiap saat.

KATA PENGANTAR

  

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdullilahirobil‟alamin, segala puji bagi allah yang telah memberikan

  segala nikmat kepada mahluknya yang ada di alam semesta ini. Berkat qudrat, iradrat serta izinyalah penulis bisa menyelesaikan laporan penelitian yag berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Mukhabarah Dalam Pengelolaan Sawah Di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Desa Glawan Kabupaten Semarang.

  Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul anbiya, nabi muhamad saw, yang telah menyelamatkan ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang.

  Banyak pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian karya ini. Kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.,Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  3. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas Syari‟ah Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah telah mengizinkan penulis untuk membahas judul skripsi ini.

  4. Bapak Drs. Machfudz, M.Ag. Selaku pembimbing yang selalu memberikan saran dan masukan kepada penulis.

  5. Kepada Bapak Dawami dan Ibu Rohmini, serta saudara-saudaraku yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memberikan semangat.

  6. Kepada Narasumber yang berkenan memberikan informasi.

  7. Seluruh jajaran Akademis Institut Agama Islam Negeri Salatiga Fakultas Syariah yang tidak bisa penulis sebutkan semuannya terima kasih banyak telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

  8. Teman-teman Jurusan SI Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN salatiga.

  9. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan maghfiroh, dilingkupi rahmat dan ita-cita-Nya.

  Harapan bagi penulis semoga apa yang sudah diinginkan dapat bermanfaat bagi semua orang khusunya penulis. Walupun jauh dari kata sempurna, semoga Allah SWT ridha dengan apa yang kita lakukan. Aminnn....

  

Wassalamu’alaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh

  Salatiga, 18 September 2018 Penulis Mifta Chullani 214-14-039

  ABSTRAK

Chullani, Mifta. 2018. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan

Mukhabarah Dalam Pengelolaan Sawah Di Dusun Wonogaten Desa Glawan

  Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Machfudz, M.Ag.

  Kata Kunci :Mukhabarah, Hukum Islam, Pengelolaan Mukhabarah merupakan kerjasama bagi hasil dalam bidang pertanian,

  dimana pemilik sawah menyerahkan tanahnya kepada pengelola, modal dari pengelola. Biaya penggarapan sawah yang menanggung penggarap atau pengelola, khusus biaya pupuk ditanggung pemilik sawah dan penggarap. Akad yang digunakan antara pemilik sawah dan penggarap hanya secara lisan tanpa menghadirkan saksi dan tidak menyebutkan berapa lama waktu penggarapan sawah tersebut. Dari latar belakang tersebut penulis fokus meneliti tentang 1. Bagaimana akad mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana praktik mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Kabupaten Semarang menurut tinjauan hukum Islam?

  Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh penyusun adalah kualitatif dan pendekatannya menggunakan sociolegal research adalah pendekatan yang dilakukan dengan melihat suatu kenyataan hukum yang terjadi di masyarakat Dusun Wonogaten. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.

  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Mukhabarah merupakan salah satu bentuk kerjasama dalam pertanian yang dipraktikan oleh masyarakat Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Kerjasama ini dilakukan antara pemilik lahan dan penggarap. Secara umum akad yang dilakukan adalah hanya secara lisan, tanpa menghadirkan saksi, jangka waktu perjanjian yang tidak ditetapkan secara jelas. Bagi hasil ditentukan sejak awal pada saat akad dengan maro atau paron dengan persentase 1/ 2 : 1/ 2 atau dengan persentase 50:50. Biaya penggarapan seperti pupuk dan obat ditanggung kedua belah pihak. Adapula yang pemilik sawah hanya membantu untuk biaya pupuk, dan ada yang ditanggung antara pemilik sawah dan penggarap hanya biaya pupuk saja. Dari hal tersebut semua dilakukan karena atas dasar kepercayaan dan saling rela. Ditinjau dari hukum Islam bahwa akad dan praktik

  

mukhabarah kerjasama dalam lahan pertanian yang dilakukan di Dusun

  Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sesuai dengan hukum Islam dikarenakan akad dan praktiknya sudah terpenuhi atau tercukupi rukun dan syaratnya.

  

DAFTAR ISI

COVER. .............................................................................................................i

NOTA PEMBIMBING .....................................................................................ii

PENGESAHAN .................................................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................iv

MOTTO .............................................................................................................v

PERSEMBAHAN ..............................................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................vii

ABSTRAK .........................................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................5 D. Kegunaan Penelitian ................................................................................6 E. Penegasan Istilah .....................................................................................7 F. Tinjauan Pustaka .....................................................................................8 G. Metode Penelitian ....................................................................................9 H. Sistematika Penulisan ..............................................................................14

  BAB II MUKHABARAH DALAM ISLAM A. Akad 1. Pengertian Akad ................................................................................16 2. Syarat-syarat Akad ............................................................................17 3. Rukun Akad ......................................................................................20 4. Tujuan Akad ......................................................................................22 5. Macam-macam Akad ........................................................................24 6. Obyek Akad ......................................................................................25 B. Mukhabarah 1. Pengertian Mukhabarah ....................................................................26 2. Dasar Hukum Mukhabarah ...............................................................27 3. Syarat dan Rukun Mukhabarah .......................................................28 4. Pembagian Hasil Mukhabarah .........................................................33 5. Hukum Mukhabarah .........................................................................35 6. Berakhirnya Akad Mukhabarah ........................................................35 7. Hikmah Mukhabarah ........................................................................37 BAB III PRAKTIK MUKHABARAH MASYARAKAT DUSUN

WONOGATEN DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Glawan ........................................................................39 2. Tata Letak .........................................................................................39 3. Keadaan Demografi...........................................................................41 4. Keadaan Ekonomi Masyarakat..........................................................43 B. Pelaksanaan Mukhabarah dalam Pengelolaan Sawah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang41 1. Akad ..................................................................................................45 2. Jangka Waktu Perjanjian ...................................................................48 3. Tanah Mukhabarah ...........................................................................49

  4. Kesepakatan Atas Benih atau Jenis Tanaman ...................................50 5.

  Pelaksanaan Bagi Hasil .....................................................................50 6. Dampak Pelaksanaan Mukhabarah ...................................................52

  

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

MUKHABARAH A. Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang .......................54 B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ....59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................................63 B. Saran .......................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................65

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia .........................................................41 Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan........................................42 Tabel 3. 3 Struktur Pemerintahan Desa Glawan .................................................42 Tabel 3.4 Tanah Mukhabarah .............................................................................49 Tabel 3.5 Biaya Penggarapan ..............................................................................51 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial

  sehingga tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Manusia saling membutuhkan antar satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

  Maka Allah SWT menganjurkan manusia untuk saling bermuamalah pada setiap individu untuk saling membantu dan saling tolong menolong antar sesama.

  Muamalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara bahasa adalah hal-hal yg termasuk urusan kemasyarakatan . Sedangkan secara istilah muamalah merupakan sistem kehidupan, sistem kehidupan itu sendiri tidak terlepas dari dunia ekonomi, bisnis dan masalah sosial. Pertimbangan dalam bermuamalah adalah untuk mendatangkan kemaslahatan atau kemanfaatan dan memprioritaskan keadilan menghindari unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Sehingga tidak akan terjadi yang merasa dirugikan antar salah satu pihak. Untuk itu dapat diketahui bahwa muamalah adalah kegiatan yang berkaitan dengan seluruh tindakan atau perbuatan orang yang mampu melakukan hukum baik ucapan, perbuatan, perjanjian dan urusan lainnya tidak akan lepas dari pertanggungjawaban sesama manusia dan terutama kepada Allah SWT (Nawawi, 2012: 4-5).

  Dalam muamalah semuanya boleh kecuali yang dilarang. Semua bentuk akad dan berbagai cara transaksi yang dibuat oleh manusia hukumnya sah dan dibolehkan, asal tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan umum yang ada di dalam syara‟. Hal tersebut sesuai dengan kaidah:

  ى لأا ِمْيِرْحَّتلاَو ِنَلاْطُب ىَلَع ٌلْيِلَد َمْو ُقَ ي َّتَح ُةَّحِّصَلا ِتَلاَم اَعُم ْلاَو ِدْوُقُعْلا ْيِف ُلْص “Pada dasarnya semua akad dan muammalah hukumnya sah sehingga ada dalil yang membatalkan dan mengharamkannya

  ”.(Muslich, 2010: 3-4)

  Di dalam Al- Qur‟an telah diterangkan dalam surat Yasin ayat 33 bahwa Allah menghidupkan tanah dan menjadikannya subur agar manusia dapat makan dari apa yang dihasilkan bumi tersebut, yaitu:

             Artinya: dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan. (Suwiknyo, 2010:203)

  Kerjasama dalam hal pertanian ada beberapa macam, salah satunya adalah penggarapan sawah orang lain dan hasilnya dibagi dua antara pemilik tanah dan penggarap sawah. Menurut Syeikh Ibrahim Al-Banjuri yaitu adalah pemilik tanah hanya menyerahkan tanahnya kepada

  mukhabarah pekerja dan modal dari pengelola.

  Pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola, modal dari pengelola atau penggarap tanah maka disebut

  mukhabarah . (Nawawi, 2012: 162).

  Dasar hukum yang menguatkan bahwa mukhabarah tidak ada halangan adalah Nawawi, Ibnu Munzir dan Khatabi, mereka mengambil alasan hadis Ibnu Umar sebagaimana dikutib oleh Rasjid (2012, 302) dalam bukunya.

  َو ٍرََثَ ْنِم اَهْ نِم ُجُرَْيَ اَم طْرَشِبَرَ بْيَخ ِلْىا َلَماَع َّلَس ِوْيَلَع ُوَّللا ّلَص َِّبَِّنلا َّنا َرَمُع ِنْبا ْنَع )ملسم هاور(ٍعْرَز ْوَا

  Dari I bnu Umar, “Sesungguhnya Nabi SAW. Telah memberikan kebun beliau kepada penduduk khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan baik dari buah- buahan maupun dari hasil pertahunan (palawija)”.

  (Riwayat Muslim).

  Mukhabarah ini dipratikkan oleh masyarakat Dusun Wonogaten,

  mereka menyebutnya kerjasama bagi hasil atau paron. Pada umumnya pemilik sawah menyerahkan tanahnya kepada orang untuk digarap yang disebut penggarap atau pengelola sawah, tanpa menyebutkan lamanya waktu penggarapan sawah yang dikelola. Hal ini menyebabkan proses kerjasama dilakukan dalam jangka waktu yang bervariasi, ada diantaranya yang telah melakukan berpuluh-puluh tahun, adapula penggarap yang sedang baru melakukan tiga tahun, dua tahun dan sebagainya.

  Akad yang dilakukan antara pemilik tanah dan penggarap sawah adalah secara lisan dan tanpa menghadirkan saksi, selain itu dalam akad tersebut tidak menyebutkan syarat-syarat maupun rukun yang harus dipenuhi dalam penggarapan sawah tersebut. Sehingga dalam perjanjian kerjasama apabila terdapat permasalahan atau kesenjangan antara pemilik tanah dan penggarap sawah maka menyelesaikannya dengan cara musyawarah antara kedua belah pihak.

  Selain itu pemilik tanah belum memastikan jenis tanaman diawal akad perjanjian, menentukan jenis tanaman mengikuti sesuai cuaca, terkadang yang ditanam kacang panjang, kacang tanah, cabe, ubi dan padi, tapi seringnya masyarakat Dusun Wonogaten menanam padi. Sehingga pemilik tanah hanya menerima hasil bersih dari semua hasil panenannya. Maka dari itu, pembagian hasil yang seperti diatas belum diketahui akan untung dan ruginya masing- masing antara pemilik tanah dan penggarap sawah.

  Selain tentang benih dan pembagian hasil panen, jangka waktu penggarapanpun tidak jelas, bahkan sampai berkali-kali panen dan sampai bertahun-tahun, antara penggarap sawah dan pemilik sawah tetap melanjutkan kerjasama tersebut. Dalam akad awal perjanjian antara pemilik sawah dan penggarap sawah serah terima sawah untuk dikerjakan dan biaya pupuk dibebankan dengan cara dibagi dua, biaya pupuk dibayarkan disaat waktu pemupukan tiba.

  Setelah melihat beberapa masalah di atas, peneliti akan lebih fokus membahas tentang akad yang dilakukan oleh masyarakat dusun Wonogaten, Glawan, Pabelan, Semarang dalam melakukan perjanjian atau perikatan mengenai mukhabarah, karena dari setiap kegiatan muammalah berawal dari akad. Sedikit gambaran tentang proses kerjasama dalam pertanian telah dituliskan di atas yang dilakukan oleh masyarakat Wonogaten, Glawan, Pabelan, Semarang.

  Selain akad peneliti juga ingin mengetahui lebih jauh tentang praktik

  

mukhabarah di Dusun Wonogaten, sudah sesuai dengan hukum Islam atau tidak . Maka dari itu sebelum peneliti melanjutkan penelitian dipandang perlu melihat pengertian mukhabarah secara mendalam. Dari latar belakang di atas penulis bermaksud untuk meneliti akad dan praktek mukhabarah yang ada di Dusun Wonogaten, Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang kemudian kerjasama mukhabarah tersebut apakah diperbolehkan menurut hukum Islam. Dan mencari kebenaran dengan analisis data yang diperoleh dari penelitian. Sehingga penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

  “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Mukhabarah Dalam Pengelolaan Sawah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan yang akan dibahas, yaitu:

1. Bagaimana akad mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan

  Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana praktik mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan

  Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang menurut tinjauan hukum Islam? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui proses akad mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui praktik mukhabarah yang dilakukan oleh pemilik lahan dan penggarap di Dusun Wonogaten Desa Glawan tersebut menurut pandangan hukum Islam.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan penulis pada khususnya, selain itu penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang mukhabarah baik secara teoritis dan praktis.

  1. Teoritis Penulis berharap dengan penelitian ini dapat memajukan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu muamalah khususnya, yang berkaitan dengan mukhabarah, sehingga dapat mengungkap permasalahan-permasalahan yang saling berhubungan dengan masyarakat.

  2. Praktis a.

  Bagi Masyarakat Memberikan wawasan dan pengarahan kepada masyarakat cara bermuamalah yang baik sesuai syariat Islam khususnya dalam bidang pertanian yaitu mukhabarah.

  b.

  Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan pola berfikir dalam setiap melihat hal-hal yang terjadi dalam masyarakat, sehingga mampu menjadi perubahan yang baik dalam masyarakat. Dan memberikan informasi tentang akad mukhabarah dalam masyarakat.

  c.

  Bagi Fakultas Syariah Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kalangan pendidikan sebagai bahan referensi tentang tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan mukhabarah dalam pengelolaan sawah di masyarakat, khususnya bagi program studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

E. Penegasan Istilah

  Penegasan dimaksudkan untuk menghindari kurang jelasnya atau pemahaman yang berbeda-beda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Penegasan istilah merujuk pada buku-buku atau literatur yang relevan dengan disiplin ilmu di mana penelitian akan dilakukan. Untuk menghindari kesalahpahaman arti dan maksud dari penulisan penelitian ini, maka penulis menegaskan istilah-istilah judul sebagai berikut: 1.

  Hukum Islam Hukum Islam berasal dari gabungan kata Hukum dan Islam,

  Hukum menurut para fukaha (juris) mengkonsepsi hukum sebagai efek yang timbul dari adanya aksi Tuhan menyapa tingkah laku manusia.

  Apabila pembuat hukum syarak memerintahkan memenuhi perjanjian, maka efek dari perintah itu adalah bahwa pemenuhan perjanjian itu menjadi wajib. Islam (syariah) adalah Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Disebut Syariah karena merupakan jalan menuju Tuhan dan menuju keselamatan abadi, dalam arti luas syariah agama dimaksudkan sebagai seluruh norma-norma yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang mengatur kehidupan manusia yang baik. Dari gabungan kata Hukum dan Islam dapat dipahami memiliki pengertian yaitu merupakan seperangkat norma atau peraturan yang bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk mengatur tingkah laku manusia yang baik (Anwar,2010 : 10).

  2. Mukhabarah

  Mukhabarah adalah pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada

  orang lain untuk dikelola, akan tetapi modal benihnya dari pengelola (Suhendi, 2010:154-156).

  3. Pengelolaan Berdasarkan KBBI, pe ngelola berasal dari kata‟kelola‟ yang berarti mengendalikan atau menyelenggarakan. Ketika menjadi „pengelolaan‟, kata ini dimaknai dengan proses, cara, atau perbuatan mengelola.

  Sedangkan menurut istilah, kata pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain.(KBBI, 2008:657) F.

   Tinjauan Pustaka

  Skripsi Muhammad Sukron(2016). Fakultas Syariah IAIN Salatiga yang berjudul “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Mukhabarah di Desa Tlogorejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, dimana peneletian tersebut membahas tentang bagi hasil mukhabarah yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tlogorejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ditinjau secara hukum Islam adalah sudah sesuai. Akan tetapi apabila dilihat di Undang-Undang nomor 2 tahun 1960 tentang perjanjian bagi hasil, maka praktek tersebut belum tepat.

  Selanjutnya skripsi Zaini (2014). UIN Sunan Kalijaga yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap akad Paron Tanah Cato(Bengkok) Studi Kasus di Desa Jenangger Kecamatan Batang Kabupaten Sumenep”. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat desa tersbut adalah praktek mukhabarah yaitu perjanjian bagi hasil pertanian dimana pemiilik lahan menyediakan lahan dan penggarap menyediakan benih untuk ditanam. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam kerjasama mukhabarah tersebut terdapat pihak ketiga, sehingga tercipta dua akad diantara pemilik pihak tersebut, sehingga melahirkan model akad baru yang belum diatur dalam hukum muamalat yaitu mukhabarah dan

  muzara‟ah.

G. Metode Penelitian

  Metode dalam hal ini diartikan sebagai salah satu cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu, sedangkan penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan, usaha dimana dilakukan menggunakan metode-metode tertentu.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan (field research) yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian pada objek yang dibahas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian kualitatif ini metode yang digunakan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2001:6).

  Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan sociolegal research yaitu hukum sebagai gejala sosial yang sifatnya empiris, dan dikaji sebagai variabel bebas/sebab yang menimbulkan pengaruh dan akibat pada aspek kehidupan. Peneliti berusaha mengumpulkan informasi melalui wawancara, pelaku mukhabarah dan tokoh agama setempat. Deskriptif normatif yaitu metode yang dipakai dalam menggambarkan keadaan atau sifat yang dijadikan objek penelitian dengan dikaitkan kaidah hukum yang berlaku atau sisi normatifnya untuk menemukan kebenaran berdasarkan keilmuan hukum Islam.

  2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi ini akan dilakukan.

  Penelitian ini terfokus di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang .

  3. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai pengumpul data dilapangan dengan menggunakan alat penelitian yang aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangan, selain peneliti yang dijadikan alat pengumpulan data adalah dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

  Oleh karena itu kehadiran seoarang peneliti di lokasi penelitian sangat menunjang keberhasilan suatu penelitian, alat bantu memahami masalah yang ada, serta hubungan dengan informan menjadi lebih dekat sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas. Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang mutlak.

  4. Sumber Data Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) sumber data yang digunakan oleh peneliti yang terdiri dari: a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya dan valid. Dalam memgumpulkan data maka peneliti dapat bekerja sendiri untuk mengumpulkan data atau menggunakan data orang lain.

  Adapun data primernya adalah hasil wawancara tentang pelaksanaan mukhabarah dalam pengelolaan sawah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

  b.

  Sumber Data Sekunder Data yang diperoleh dari sumber data yang sudah jadi. Seperti dari skripsi, tesis, disertasi, jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

  5. Prosedur Pengumpulan data

  Yaitu prosedur yang sistematika dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Tehnik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: a.

  Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden.(Suliyanto, 2006:137) b. Dokumentasi

  Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku harian, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya yang berkaitan dengan objek penelitian.(Arikunto, 2006:231). Adapun yang diperoleh dalam penelitian ini berupa foto-foto dilapangan terkait dengan mukhabarah.

6. Analisis Data

  Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode Kualitatif deskriptif analistis yaitu suatu metode yang menjadi sebagai suatu prosedur, pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan subyek atau obyek dari dalam sebuah penelitian berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya. Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan dengan keadaan yang sebenarnya bagaimana pelaksanaan mukhabarah tersebut apakah sudah sesuai dengan hukum Islam belum.

  7. Pengecekan Keabsahan data Penelitian menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Di mana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2004:330). Pengecekan keabsahan data ini dilakukan dengan cara membandingkan berbagai dokumen, observasi dan mencari informasi dari berbagai pihak pemilik lahan dan penggarap. Pengecekan keabsahan data dilakukan karena dikhawatirkan masih adanya kesalahan atau kekeliruan yang terlewati oleh penulis.

  8. Tahap-tahap penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif jadi tahap-tahapnya adalah sebagai berikut: a.

  Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal peneltian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan interview dengan pelaksana mukhabarah dalam pengelolaan sawah.

  c.

  Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalis data-data tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek yang diteliti.

  d.

  Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I : Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan untuk membahas bab-bab selanjutnya. Bab ini membahas tentang mukhabarah meliputi: pengertian akad , pengertian mukhabarah, dasar hukum mukhabarah, syarat dan rukunnya mukhabarah, pembagian hasil serta berakhirnya akad

  mukhabarah , hikmah mukhabarah

  BAB III : Pada bab ini berisi data-data yang akan dipaparkan mengenai gambaran umum Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dan hasil penelitian mengenai akad dan praktik mukhabarah Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

  BAB IV : Dalam bab ini membahas tentang analisis terhadap akad

  mukhabarah di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan

  Kabupaten Semarang . Dan analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan mukhabarah apakah sudah sesuai hukum Islam atau belum.

  BAB V : Merupakan penutup yang memuat tentang kesimpulan penelitian, yang telah dilakukan penulis dari mulai pengumpulan data sampai menganalisis sehingga menjadikan satu kesimpulan tentang akad dan praktik

  

mukhabarah di Dusun Wongaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang dan saran penulis.

BAB II MUKHABARAH DALAM ISLAM A. Akad 1. Pengertian Akad dan Dasar Hukum Akad

  دقع ادقع mendirikan, memegang, perjanjian, percampuran, menyatukan. Bisa juga berarti kontrak (perjanjian yang tercatat) (A.Warson Al-Munawir, 1984:1023). Sedangkan menurut al-Sayyid Sabiq (2002: 127) akad berarti ikatan atau kesepakatan. Secara etimologi akad adalah ikatan antara dua perkara baik ikatan secara nyata maupun secara maknawi, dari satu segi maupun dua segi. Secara terminologi, ulama fiqih membagi akad dilihat dari dua segi, yaitu secara umum dan secara khusus.

  • Kata akad berasal dari bahasa arab yang berarti membangun,

  Akad secara umum adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasarkan keinginannya sendiri seperti wakaf, talak, pembebasan, atau sesuatu yang pembentukannnya membutuhkan keinginan dua orang, seperti jual beli, perwakilan dan gadai. Pengertian akad secara umum di atas adalah sama dengan pengertian akad dari segi bahasa menurut pendapat

  Ulama Syafi‟iyyah, Malikiyyah dan Hambaliyah (Syafe‟i, 2004: 43).

  Pengertian akad secara khusus adalah adalah pengaitan ucapan salah seorang yang berakad dengan yang lainnya secara

  syara‟ pada segi yang

  tampak dan berdampak pada objeknya. Pengertian akad secara khusus lainnya adalah perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan

  syara‟ yang berdampak pada objeknya (Syafe‟i, 2004: 44).

  Hal yang terpenting bagi terjadinya akad adalah ijab dan qabul, ijab

  qabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk menunjukan suatu keridlaan dan berakad di antara dua orang atau lebih, seingga terhindar

  atau keluar dari suatu ikatan yang tidak berdasarkan

  syara‟. Oleh karena

  itu dalam islam tidak semua kesepakatan atau perjanjian dapat dikategorikan sebagai akad, terutama kesepakatan yang tidak didasarkan pada keridlaan dan

syari‟at islam (Syafe‟i, 2004: 45).

2. Syarat-syarat Akad

  Ada beberapa syarat akad (Syafe‟i, 2004: 64-66) antara lain: a.

  Syarat-syarat terjadinya akad Syarat terjadinya akad adalah segala sesuatu yang disyaratkan untuk terjadinya akad secara

  syara‟. Jika tidak

  memenuhi syarat tersebut, akad menjadi batal. Syarat ini terbagi menjadi dua bagian: 1)

  Syarat obyek akad, yakni syarat-syarat yang berkaitan dengan obyek akad, obyek akad bermacam-macam sesuai dengan bentuknya. Dalam akad jual beli obyeknya adalah barang uang diperjual belikan dan harganya. Dalam akad gadai objeknya adalah barang gadai dan utang yang diperolehnya, agar sesuatu akad dipandang sah, obyeknya harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Telah ada pada waktu akad diadakan

  Barang yang belum wujud tidak dapat menjadi obyek akad menurut pendapat kebanyakan Fuqaha sebab hukum dan akibat akad tidak mungkin bergantung pada sesuatu yang belum wujud. Oleh karena itu, akad salam (pesan barang dengan pembayaran harga atau sebagian atau seluruhnya lebih dulu), dipandang sebagai pengecualian dari ketentuan umum tersebut.

  Ibnu Taimiyah, salah seorang ulama mazhab hambali memandang sah akad mengenai obyek akad yang belum wujud dalam berbagai macam bentuknya, selagi dapat terpelihara tidak akan terjadi persengketaan dikemudian hari. Masalahnya adalah sudah atau belum wujudnya obyek akad itu, tetapi apakah akan mudah menimbulkan sengketa atau tidak

  b) Dapat menerima hukum akad

  Para Fuqaha sepakat bahwa sesuatu yang tidak dapat menerima hukum akad tidak dapat menjadi obyek akad.

  Dalam jual beli misalnya, barang yang diperjual belikan harus merupakan benda bernilai bagi pihak-pihak yang mengadakan akad jual-beli. Minuman keras bukan benda bernilai bagi kaum muslimin, maka tidak memenuhi syarat menjadi obyek akad jual beli antara para pihak yang keduanya atau salah satunya beragama Islam.

  c) Dapat ditentukan dan diketahui

  Obyek akad harus dapat ditentukan dan diketahui oleh dua belah pihak yang melakukan akad. Ketentuan ini tidak mesti semua satuan yang akan menjadi obyek akad, tetapi dengan sebagian saja, atau ditentukan sesuai dengan urfI yang berlaku dalam masyarakat tertentu yang tidak bertentangan dengan ketentuan agama.

  d) Dapat diserahkan pada waktu terjadinya akad

  Yang dimaksud disini adalah bahwa obyek akad tidak harus dapat diserahkan seketika, akan tetapi menunjukkan bahwa obyek tersebut benar-benar ada dalam kekuasaan yang sah pihak bersangkutan (Suhendi, 2002: 43-56).

  2) Syarat subjek akad

  Dalam hal ini, subyek akad harus sudah aqil (berkal) tamyiz (dapat membedakan),mukhtar (bebas dari paksaan).

  Selain itu, berkaitan dengan orang yang berakad, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: a)

  Kecakapan (ahliyah), adalah kecakapan seseorang untuk memiliki hak (ahliyatul wujub) dan dikenai kewajiban atasnya dan kecakapan melakukan tasarruf (

  ahliyatul ada‟). b) Kewenangan (wilayah), adalah kekuasaan hukum yang pemiliknya dapat ber-tasharruf dan melakukan akad dan menunaikan segala akibat hukum yang ditimbulkan.

  c) Perwakilan (wakalah) adalah pengalihan kewenagan perihal harta dan perbuatan tertentu dari seseorang kepada orang lain untuk mengambil tindakan tertentu dalam hidupnya (Dewi, 2005: 55-58) b. Syarat kepastian hukum (Luzum)

  Dasar dalam akad adalah kepastian, di antara syarat kepastian hukum dalam jual-beli adalah terhindarnya dari beberapa khiyar jual- beli,terhindarnya khiyar seperti khiyar syarat, khiyar aib dan sebagainya.

3. Rukun-rukun Akad

  Rukun-rukun akad adalah sebagai berikut: a.

  Orang yang berakad („aqid) Al-aqid adalah orang yang melakukan akad.

  Keberadaannya sangat penting karena tidak akan pernah terjadi akad manakala tidak ada

  

„aqid.

  b.

  Sesuatu yang diakadkan (ma‟uqud alaih)

  Al- Ma‟uqud Alaih adalah objek akad atau benda-benda

Dokumen yang terkait

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

FENOMENA MITOS LARANGAN PERNIKAHAN DI DESA JETIS DAN DESA ROGOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 2 100

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA TANAH DALAM PRODUKSI BATU BATA DI DESA KARANGDUREN KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 86

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN KOIN NU DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 108

HASIL PERKEBUNAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI DUSUN GAGATAN DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 106

POLIGAMI DALAM PERSEPSI DAN PRAKTIK MUSLIMAH JAMAAH TABLIGH DI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 126