PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2 0 1 0 SKRIPSI

  PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2 0 1 0 S K R I P S I

  D iaju k an u n tu k M em p e ro leh G elar S a rja n a P e n d id ik a n Islam

  Oleh:

  S I T I P U R W A T I

  N IM : 11408221

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A

  KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323344 Fax 323433 Salatiga 5071 Website:

  Setelah dikoreksi dan diteliti, maka skripsi saudara: Nama : Siti Purwati NIM :11408221 Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  PERSETUJUAN PEMBIMBING » Assalamualaikum Wr.Wb.

  Judul Skripsi : PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH

IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010

  D engan ini saya m ohon agar skripsi saudari tersebut dapat dim unaqosahkan, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

  ?£>

  Salatiga, Agustus 2010 Pem bim bing

  Dra. Siti Asdiqoh, M. Si

  NIP. 196808121994032003 I V J L :» I |U > I L M A H I AVV, A \!»!/■%

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323344 Fax 323433 Salatiga 50721 Website:

  y PENGESAHAN KELULUSAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Skripsi saudara Siti Purwati dengan Nomor Induk Mahasiswa 1140822Jyang berjudul PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH

  IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010 telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

  Salatiga, 16 Syawal 1430 H

  25 September 2010 M Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretris Sidang Dr. Jmam Sutomo, M. Ag.

  ND*. 19580827 198303 1 002 Penguji I

H. Sidnon Maesur, LC. M A

  NIP. 19630722 199803 1 001

  Dra. Siti Asdiqoh, M. Si

  

DEKLARASI

  Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang beijudul “PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010” ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila terdapat kutipan itu hanya sebagai referensi.

  Salatiga,-?oAgustus 2010 Penulis MOTTO r r

  JL)\ j

  La % ' l e f t

  Co

  jO ij 4i)l

  “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” * (QS. Ar-Ra’d: 11)

  • R.H.A. Soenarjo, dkk, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Naladana, 2004), him. 337.

  

PERSEMBAHAN

  Skrispi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tuaku Bapak Surani serta Ibu Tinemu yang tercinta, yang telah mencurahkan kasih sayang serta perhatian yang tiada tara sejak penulis dalam kandungan sampai dewasa. Semoga segala amal ibadahnya mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.

  2. Adikku Ahmad Sirojul Munir (Aim) yang telah memberikan inspirasi untuk penulisa skripsi ini

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si yang telah membimbing dalam penulisan skripsi 4. Siswanto. yang telah memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga menjadi amal shaleh dan diridhoi oleh Allah SWT.

  5. Kepala dan segenap dewan guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

  6. Rekan-rekan STAIN Salatiga Yang telah memberikan pinjaman-pinjaman buku, memberi motivasi dan senyum persaudaraan

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala

  rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010” dengan baik tanpa mengalami kendala yang berarti.

  Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis sanjungkan kepada Khotamu Anbiya'Walmursalin Rosulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam sehingga seperti sekarang ini.

  Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua ini terwujud berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skipsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Progdi PAI

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi tanpa menemui hambatan yang berarti.

  4. Segenap Dosen dan Karyawan STAIN Salatiga atas segala didikan, bantuan, dan kerjasamanya.

  5. Kedua orang tuaku Bapak Surani, Ibu Tinemu dan adikku Ahmad Sirojul munir dan Ahmad Khuroji

  6. Untuk sahabat-sahabatku mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Gemuh (Bapak Ahmad Durjani, S. Ag, Bapak Bahtiar Zamroni, S. Ag, Bapak

  Khoerudin, S. Pd.I, Bapak Saifiil Amar, S. Pd.I, Bapak Rozikin, S. Pd. I, Ibu Sri Sugiarti, A. Ma, Ibu Nur Janah, A. Ma, Ibu Siti Roichah, A. Ma dan tidak terkecuali Ibu Siti Chasanah ).

  7. Segenap sahabat penulis tanpa kecuali yang selalu memotivasi.

  8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan do'a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah di STAIN Salatiga.

  Harapan dan do'a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini dapat diterima Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

  Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, Agustus 2010 Penulis

  NIM. 11408221

  

ABSTRAK

  Siti Purwati (NIM. 11408221). “Pengaruh Kemampuan Profesional Guru Terhadap Prestasi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Tahun 2010”. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. 2) Bagaimana profesionalisme guru daiam meningkatkan prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. 3) Adakah pengaruh profesionalisme Guru Madrasah terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se- Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010.

  Peneliti menggunakan metode observasi, interview, dokumentasi, angket. Subyek penelitian sebanyak 33 responden, menggunakan statistik kuesioner proposional random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner untuk menjaring data (X) dan kuesioner untuk menjaring data (Y).

  Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik. Dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, dengan rumus product moment yang menunjukkan nilai r observasi adalah 0,50794. Kemudian hasil tersebut dikonfirmasikan dengan harga r- teoritik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% untuk jumlah responden 33 dalam taraf sigifikansi 5% = 0,344 dan taraf signifikansi 1% = 0,442.

  Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tenaga pengajar Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010, terutama dalam memberikan dorongan kepada mahasiswa dan para Guru agar senantiasa meningkatkan prestasi fiqih secara maksimal.

  DAFTAR ISI SAMPUL ................................................. LEMBAR BERLOGO............................ JUDUL ..................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING .......... PENGESAHAN KELULUSAN.............. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN_____ KATA PNGANTAR................................ ABSTRAK ............................................... DAFTAR I S I ............................................ DAFTAR TABEL.................................... DAFTAR GAMBAR________________ DAFTAR LAMPIRAN............................

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  H. Sistematika Penulisan...................................................... ..... 12

  BAB KAJIAN PUSTAKA n

  14 A. Pengertian Profesional Guru ............................................ .....

  B. Pengertian Prestasi Fiqih.................................................. ..... 30 1. Pengertian Prestasi........................................................ .....

  30

  31 2. Pengertian Fiqih........................................................... .....

  C. Pengaruh Profesional guru terhadap Prestasi Fiqih........ .....

  37 METODE PENELITAN

  BAB m

  A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ............ ..... 40

  B. Penyajian D ata................................................................. ..... 45

  BAB IV ANALISIS A. Analisis Deskriptif............................................................ ..... 48 B. Pengujian Hipotesis ........................................................ ..... 55 C. Pembahasan..................................................................... ..... 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... ..... 61 B. Saran ................................................................................ ..... 62 C. Penutup ........................................................................... ...... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

BABI

  A. Latar Belakang Masalah Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2

  Mei 2002. Salah satu kebijakan pokok dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan melalui gerakan tersebut yang terkait dengan pengelolaan pendidikan adalah ditetapkannya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

  (MBS) pada mulai dari satuan pendidikan anak usia dini sampai menengah. (Bafadal, 2002:90). Hal ini sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab XIV tentang pengelolaan pendidikan, bagian ke satu (umum),

  pasal 51 ayat 1 berikut: “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini,

  pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah /

  /waJrasa/r’.(UUSPN No. 2, 2003:27) Manajemen peningkatan mutu sekolah dapat dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh keberadaan guru yang aktif dengan melakukan berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan sekolahnya masing- masing. Keaktifan seorang guru lambat laun akan menurun dikarenakan usia guru yang semakin lama semakin tua yang merubah beberapa kemampuan seseorang, seperti halnya kepuasan dalam bekeija. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan pendidikan nasional, karena secara didaktis, semua ilmu yang diajarkan di sekolah adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu ’’manusia Indonesia seutuhnya” yang ciri utamanya adalah “beriman dan taqwa kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa”.( Thoha, 1998: 22)

  1 Dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki fungsi yang sangat strategis dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, karena melalui proses pendidikan akan terbentuklah sikap dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu seorang guru agama dituntut untuk memiliki kreativitas dan aktivitas dalam proses belajar mengajar sehingga proses pengajaran dapat mewujudkan pribadi anak yang baik.

  Untuk lebih memperjelas fungsi dan peran guru (dalam hal ini lebih ditekankan bagi guru yang mengajar di tingkat dasar), penulis mencoba memberikan pemaparan tentang fungsi dan peran guru dalam empat karakter guru. Guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih.

  Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan, yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa. Contoh dan keteladanan itu lebih merupakan aspek-aspek sikap dan perilaku, budi pekerti luhur, akhlak mulia, seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah, sosial, dan sopan santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian siswa kelak di masa dewasa. Dalam konteks inilah maka sikap dan perilaku guru menjadi semacam bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan hidden curriculum. Sikap dan perilaku guru menjadi “bahan ajar” yang secara langsung dan tidak langsung akan ditiru dan diikuti oleh para siswa. Dalam hal ini guru dipandang sebagai role

  model yang akan digugu dan ditiru oleh muridnya (Suparlan, 2005:28).

  Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam hal ini, guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, menguasai pengggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar, dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek- aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan.

  2 Sebagai pembimbing, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk dapat membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat mengesampingkan faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang akan mengganggu proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah. Selain itu, guru juga harus dapat memberikan arah dan pembinaan karier siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.

  Sebagai pelatih, guru perlu memberikan sebanyak mungkin kesempatan pada siswa untuk dapat menerapkan konsepsi atau teori ke dalam praktek yang akan digunakan langsung dalam kehidupan. Dalam aspek ini, guru perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya, khususnya untuk mempraktekkan berbagai jenis ketrampilan yang mereka butuhkan (Suparlan, 2005:28).

  Selain Drs. Suparlan yang memaparkan mengenai peran dan fungsi seorang guru, Imam al-Ghozali juga mengemukakan betapa pentingnya profesi seorang guru (pengajar) adalah pekerjaan yang mempergunakan dalil akal. Beliau mengemukakan “Mulia dan tidaknya pekeijaan itu diukur dengan apa yang dikeijakan. Pandai emas lebih mulia dari penyamak kulit, karena tukang emas mengolah emas satu logam yang amat mulia, dan penyamak mengolah kulit kerbau mati”. Guru mengolah manusia yang dianggap makhluk paling mulia dari seluruh makhluk Allah. Oleh karenanya dan dengan sendirinya pekerjaan mengajar amat mulia, karena mengolah manusia tersebut. Bukan itu saja keutamaannya, guru mengolah bagian yang mulia dari antara anggota-anggota manusia, yaitu akal dan jiwa dalam rangka menyempurnakan, memurnikan dan membawanya mendekati Allah semata” (Uhbiyati, 1997:76). Pandangan al-Ghazali mengenai guru merupakan hasil inspirasi beliau atas firman Allah SWT yang termaktub dalam surat Ali Imron ayat 187 sebagai berikut:

  Yj / 8 / ^ ^ / O J ^ S 3 Oi&Ji [JJ jiri\ 'jiL j&.f if, j 2*** j A j \ j j

  (187 J l) O J

  3 Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang

  yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya. "Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima

  (Q.S. Ali Imron: 187) Namun dalam dataran realitasnya masih banyak kelemahan dan kekurangan dari seorang guru yang pada akhirnya mereduksi idealisme seorang guru itu sendiri. .

  Sebagaimana yang penulis kutip dari Abraham Maslow dalam bukunya Ibrahim Bafadal bahwa kebutuhan manusia secara psikologis digambarkan sebagai tangga hierarki yang dimulai dari paling rendah/dasar hingga teratas. Ia menerangkan paling tidak manusia memiliki kebutuhan dalam lima aspek yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (Bafadal, 2004:95-96). Masalah atau problem guru dalam pengajaran fikihantara lain waktu yang dijadwalkan lebih sedikit hal tersebut menjadi kendala bagi guru karena dalam pengajaran fiqih mebutuhkan waktu utuk praktek guna mendemonstrasikan teori yang telah diajarkan.

B. Rumusan Masalah

  Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana kemampuan profesional guru di Madrasah Ibtidaiyah se- Kecamatan Gemuh Kendal tahun 2010 ?

  2. Bagaimana prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kendal, tahun 2010?

  3. Adakah pengaruh antara kempampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kendal tahun 2010? C. Tujuan Penelitian Mendasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui kemampuan profesional guru di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010.

  2. Untuk mengetahui prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamata Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010.

  3. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010.

D. Hipotesis

  Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara terhadap suatu fenomena tertentu, membantu peneliti dalam menyajikan kesimpulan penelitiannya. Ia akan tetap berfungsi sebagai prakiraan yang bersifat sementara sampai ditemukan fakta-fakta yang mendukungnya. Temuan-temuan yang didasarkan fakta-fakta tersebut diorganisasikan dalam kesimpulan penelitian dalam kaitannya dengan tujuan yang mendasari penelitian tersebut. Jika bukti-bukti faktualnya sesuai dengan tujuan yang diusulkan, maka hipotesis tersebut dapat diterima sehingga memberikan sumbangan baru pada ilmu pengetahuan. Sebaliknya, jika bukti-bukti faktual tersebut tidak sesuai, maka hipotesis tersebut ditolak sehingga perlu diubah atau diuji kembali dengan sampel yang berbeda.flbnu Hadjar, 1996: 63)

  Dengan teori diatas penulis menyimpulkan bahwa pengaruh positif antara kemampuan profesional guru terhadap prestasi mata pelajara fikih: Semakin profesional seorang guru semakin baik prestasi mata pelajaran fikih.

  Mengingat hipotesis yang diajukan di atas merupakan dugaan sementara yang mungkin pengaruh positif atau pengaruh negatif daiam

  5 prestasi fiqih maka akan dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti apakah hipotesis yang diajukan diterima.

  £ . Kegunaan penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang jelas, agar penelitian ini dapat memerikan manfaat secara teoritis maupun secara raktis, yaitu:

  1. Manfaat Teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta pengembangan yang terkait dengan kepribadian seorang guru sebagai pembimbing dalamprestasimata pelajaran fikih

  2. Secara Praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dan sasaran dalam pengembangan guru khususnya dalam pembelajaran fikih.

F. Definisi Operasional

  Sebelum melanjutkan pembahasan, berikut ini terlebih dahulu penulis ingin memberikan batasan-batasan istilah, sebagai penegasan judul dalam penelitian, untuk memudahkan dalam alur pembahasan dan menghindari kesalahan dalam memahami judul.

  1. Kemampuan profesional guru

  a. Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa melakukan sesuatu, kemampuan berarti kesanggupan untuk melakukan sesuatu.

  Dalam dunia pembelajaran kemampuan adalah kompetensi yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan program pembelajaran (Usman, 1995:119).

  b. Profesional Kata professional mempunyai arti keahlian seseorang dalam memilih dan menguasai bidangnya (Usman, 2003:1). Kemampuan profsional seorang guru dapat ditinjau dari beberpa sudut pandang diantaranya ditinjau dari segi pengetahuan dan teknologi pendidikan dimana seorang guru dituntut untuk mampu mengunakan metode atau media baru dan inovatif (Bafadal, 2004:42)

  c. Guru Kata kunci yang ingin penulis berikan penegasan di sini adalah kata “Guru” yang berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dan kata aktivitas, yang mendapatkan penafsiran keaktifan, kegiatan, kesibukan, atau kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan, sebagaimana yang tertuang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Usman, 2003:1). Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jaw ab terhadap pendidikan. Murid-murid, baik secara individu maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah. Guru adalah administrator, konduktor, informator dan sebagainya. Guru harus berkelakuan yang bermoral tinggi sesuai dengan harapan masyarakat demi masa depan bangsa dan negara. Jadi guru disini adalah orang yang profesinya mengajar/mendidik siswa, baik dalam lingkungan formal maupun non formal agar siswa menjadi individu yang mempunyai prilaku yang sesuai dengan harapan agama, bangsa dan negara.

  Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa pengertian kemampuan profesiollisme guru adalah kompetensi yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan program pembelajaran dengan penggunaan pengetahun (metode) dan teknologi (media) yang sesusai dengan materi yang diajarkan.

  2. Prestasi fiqih

  a. "Prestasi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998: 700). Sedangkan

  Kelompok belajar dapat ditunjukkan diam bentuk angka seperti 5,6,7,8, dan lainya (Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, 1994: 151).

  b. Fikih Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fikih adalah syariat

  Islam atau hukum Islam Dari Pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa prestasi fikih adalah hasil yang telah dicapai yang cara penyajianya dengan menunjukkan angka dalam pembelajaran tentang hukum-hukum Islam.

  G. Metode Penelitian Adapun metode yang diusulkan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang mana metode tersebut menggunakan

  1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  a. Untuk mengambil dan mengumpulkan data yang akuran dalam penelitian ini.

  b. Rancangan penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau bebas x {Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat y

  {dependent). Dibawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel.

  a. Variabel Bebas {Independent) X Adapun yang menjadi variabel (x) bebas atau independent adalah kemampuan profesional guru dengan indikatornya.

  Ciri-ciri guru profesional diantaranya adalah:

  a. Menguasai bahan ajar

  b. Menguasai Kelas

  c. Mengenal dan menyelenggarakan admiistrasi sekolah

  d. Menggunakan media/sumber belajar

  

8 e. Mampu membuat soal

  b. Variabel Terikat (Dependent) Y Yang menjadi variabel terikat (dependent) y adalah prestasi fiqih dengan indikatornya sebagai berikut: Adapun ciri-ciri murid prestasi dalam mata pelajaran fiqih adalah: a. Nilai soal tertulis materi fikih lebih dari 7

  b. Nilai praktek fikih tuntas

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal yang terdiri dari 4 lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut:

  1) M adrasah Ibtidaiyah NU Johorejo 2) Madrasah Ibtidaiyah NU Pucangrejo 3) Madrasah Ibtidaiyah NU Tlahab 4) Madrasah Ibtidaiyah Tamangede

  b. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 29 Mei sampai dengan 30 Juni tahun 2010.

  3. Populasi dan sampel Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. (Arikunto, 1998:108-109)

  Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah semua guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.

  Karena jum lah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua guru di M adrasah se-Kecamatan Gemuh pada tahun akademik 2009/2010 yang berjumlah 33 guru dipakai untuk penelitian, dengan perincian sebagai berikut:

  Guru Jumlah Nama Madrasah

  L P MI NU Johorejo

  4

  5

  9

  4

  4

  8 MI NU Pucangrejo MI NU Tlahab

  3

  4

  7

  5

  4

  9 MI Tamangede JUMLAH

  33

  4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode dalam pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: a. Metode angket

  Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto,

  1998:149) Teknis penggunaan metode ini adalah dengan cara menyajikan langsung daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui kemampuan professional guru dan prestasi fiqih b. Metode interview

  Metode interview adalah “teknik pengumpulan data yang menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung

  kepada obyek untuk mendapat respon secara langsung. (Muhadjir,

  1998:104) Dimana interaksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian ini menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh data yang lebih luas dan mendalam. (Moleong, 2001:137)

  Wawancara sebagai alat bantu untuk pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi yang berkenan dengan kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar dan prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Wawancara ini dilakukan dengan beberapa guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah menggunakan metode dan media dalam mengajar di M adrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten

  Kendal.

  c. Metode dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti

  “barang-barang tertulis”. (Arikunto, 1998:149) Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk melengkapi data-data penulis nilai raport dan nilai tugas harian siswa, baik data primer maupun sekunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan.

  5. Instrumen Penelitian Untuk mengukur variabl dalam penelitian ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai adalah koefesiensi korelasi dengan rumus Product Moment. Yang sebelumnya sudah dilakukan observasi dari beberapa pihak dengan variable yang sudah ditentukan sebelumnya.

  Adapun instrumen terdiri dari butir-butir pertanyaan dalam angket yang sesuai dengan masing-masing variabel.

  6. Analisis Data Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data atau mengolah data.

  Dalam hal ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai adalah koefesiensi korelasi dengan rumus angka kasar yang apabila ditulis secara matematis sebagai berikut: (Hadi, 1994:294)

  Rumus Product M oment

T y y

  g - O g O AT

  • 4-1

  O' Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y .

  XY = Perkalian X dan Y

  X = Variabel tentang kemampuan professional guru

  Y = Variabel tentang pengaruhnya prestasi Pendidikan

  Agama Islam N = Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini dibagi menjadi lima bab yaitu; bab pertama berisi pendahuluan yang mengkaji tentang latar belakang dari permasalahan yang dikaji dan disajikan pula penegasan istilah. Hal ini untuk menghindari

  kesalahpahaman dan salah arah bagi peneliti dan bagi para pembaca. Untuk

  menggambarkan persoalan dalam skripsi ini dimuat pula rumusan masalah dan tujuan penelitian. Di sini dicantumkan pula metode penelitian yang mencakup variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data dan analisis lanjut. Untuk memudahkan dan memahami skripsi ini peneliti melengkapinya dengan sistematika penelitian skripsi.

  Bab kedua merupakan landasan teoretis tentang kemampuan professional guru yang meliputi kemampuan guru, keprofesionalan guru yang digunakan, dan ciri-ciri. Kemudian dibahas pula mengenai prestasi fiqih yang meliputi, perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, management kelas, dan juga penilaian pembelajaran.

  Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi dan subjek penelitia dilanjutkan penjyajian data. Bab keempat merupakan analisis yang meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan, saran dan penutup.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru Guru merupakan komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang sangat berperan dalam mengantarkan siswa-siswinya pada tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Gurulah yang memikul tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalannya program pengajaran. Oleh karena itu mengajar merupakan pekeijaan profesional, karena menggunakan teknik dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, terencana dan kemudian dipergunakan demi kemaslahatan orang lain.

  Ada beberapa kriteria pokok pekerjaan yang bersifat profesional sehubungan dengan profesionalisme seseorang, Nana Sudjana memberikan kriteria sebagai berikut. Bahwa pekeijaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan, mendapat pengakuan dari masyarakat, adanya organisasi profesi, mempunyai kode etik. (Sudjana, 2002: 14)

  Bahwa pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan maksudnya bahwa untuk mencapai tenaga yang profesional haruslah menempuh pendidikan khusus sesuai dengan bidangnya, hal ini dimaksudkan untuk mengkaji dan mendalami berbagai disiplin ilmu yang harus dimiliki sebagai perangkat dasar dalam melaksanakan tugasnya.

  Mendapat pengakuan dari masyarakat, anrtinya perkeijaan yang dilakukan itu benar-benar memperoleh dukungan masyarakat, mendapat pengesahan dan perlindungan hukum dari pemerintah sehingga memiliki jaminan hidup yang layak.

  Hal ini sejalan dengan DR. Nana Sudjana yang mengatakan bahwa salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar ialah kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru. (Sudjana, 2000: 40) Uraian dalam Bab ini akan membahas tentang profesioanlisme guru yakni meliputi:

  1. Pengertian Profsioanlisme Guru Profeionalisme guru terdiri dari dua kata yaitu profesionalisme dan guru. Secara etimologis profesionalisme aslinya adalah kata sifat dari kata “Profesion” yang berarti pekerjaan, pencaharian dan sebagai kata benda berarti orang yang mempunyai keahlian sebagai dokter, guru, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang besifat profesional adalah pekeijaan pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu. Dalam hal ini profesionalisme berarti sangat mampu untuk melakukan pekerjaan guru.

  Secara terminologi terdapat beberapa definisi mengenai profesionalisme. Profesionalisme yang berasal dari kata profesional berarti juga “a vocation an which profesional knowledge o f other or in the

  practice o f an art found i t ”. Artinya: Bahwa suatu pekerjaan yang bersifat

  profesional memerlukan bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. (Usman, 2000: 4).

  Menurut M. Chabib Thoha Profesionalisme adalah proses untuk menjadikan guru memiliki profesiensi yang mewadahi untuk kepentingan mengantisipasi dinamika kurikulum. (Thoha, 1993: 15).

  Profesionalisme dapat dipahami sebagai kualitas dan tindak tanduk khusus yang merupakan ciri orang yang profesional. (Muhibbin, 1995: 228) Profesionalisme dalam hal ini menunjuk pada derajat penempilan seorang guru sebagai tenaga profesional ahtau penampilan suatu pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah. Tinggi renahnya pengakuan profesionalisme sangat bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Serta mengacu kepada sikap, komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standart yang tinggi dan kode etik profesinya.

  15 Setelah diketahui pengertian profesionalisme, maka berikut ini akan dibahas pengertian guru.

  Secara etimologi guru berarti orang yang pekerjaannya (mata

pencahariannya, profesinya) mengajar. (Anton, 1993: 288) Secara

terminologi terdapat beberapa pendapat para ahli. Menurut pandangan

tradisional yaitu yang selama ini diterima “guru adalah seorang yang

berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan”. (Roestiyah,

  

1989:176). Guru juga seseorang yang menyebabkan oranglain mengetahui

atau mampu melaksanakan suatu atau yang memberikan pengetahuan dan

keterampilan kepada orang lain.

  Dalam literatur yanglain di jelaskan. Istilah guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasan masing-masing.

  (Nawawi, 1985: 123)

  Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa guru bukanlah sekedar orang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu. Akan tetapi merupakan seorang tenaga profesional dan anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa yang mampu merencanakan, menganalisadan dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.

  Dengan melihat dan mengkaji pengertian profesionalisme dan guru, penulis dapat menyimpulkan pengertian profesionalisme guru. Profesionalisme guru adalah suatu profesi atau jabatan yang ditekuninya secara khusus di bidang pendidikan dan pengajaran. Dan selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan profesinya. Sehingga ia menjadi guru yang berkualitas dan mampu mengaplikasikan keahlian ilmu yang dimilikinya, terutama dalam mengantisipasi dinamika kurikulum agar relevan dengan perkembangan zaman.

  16 Dari pengertian di atas memberikan gambaran bahwa pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan hanya dilakukan oleh mereka yang secara khusus telah disiapkan melalui suatu jabatan tertentu, bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjan lain.

  Dengan demikian seorang saijana bahkan seorang spesialis belum dapat disebut seorang profesionalis kalau belum memenuhi kriteria- kriterianya.

  Sehubungan dengan profesionalisme seseorang Dr. Nana Sudjana memberikan kriteria sebagai berikut. Bahwa pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan, mendapat pengakuan dari masyarakat, adanya organisasi profesi, mempunyai kode etik. (Sudjana, 2000: 14)

  Bahwa pekeijaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan maksudnya bahwa untuk mencapai tenaga yang profesional haruslah menempuh pendidikan khusus sesuai dengan bidangnya, hal ini dimaksudkan untuk mengkaji dan mendalami berbagai disiplin ilmu yang harus dimiliki sebagai perangkat dasar dalam melaksanakan tugasnya.

  Sebagai ilustrasi dalam profesi guru harus telah menempuh pendidikan keguruan di samping juga telah melaksanakan latihan sebagai guru yang biasa disebut dengan istilah mikro teaching. Mikro teaching dimaksudkan sebagai suatu usaha yang berorientasi pada upaya meningkatkan kemampuan seorang guru dalam mengemban profesi keguruannya, khususnya keterampilan dalam mengajar di depan kelas.

  Mendapat pengakuan dari masyarakat, artinya pekerjaan yang dilakukan itu benar-benar memperoleh dukungan masyarakat, mendapat pengesahan dan perlindungan hukum dari pemerintah sehingga akan memiliki jaminan hidup yang layak

  17 Demikian juga profesi guru karena telah mendapat pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat maka sekolah sebagai lembaga formal di mana para guru bekerja mendapat kepercayaan untuk mendidik anak-anak dari masyarakat yang pada akhirnya masyarakat ikhlas untuk memberikan jaminan hidup.

  Mempunyai organisaasi profesi, sebagai sarana untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan juga mempunyai suatu wadah organisasi profesi yang untuk Indonesia disebut dengan PGRI, sebagai konsekuensinya harus mempunyai norma-norma hukum yang diatur dan ditetapkan oleh organisasi sendiri yang merupakan ketentuan hukum yang mengikat para anggotanya dan mengatur dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini yang biasanya disebut dengan kode etik.

  Setiap pekerjaan yang bersifat profesional, kode etik merupakan hal yang sangat penting sebagai sumber etika yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

  Selanjutnya Westby dan Gibson, mengemukakan ciri-ciri keprofesian di bidang pendidikan, sebagai berikut: i. Diakui oleh masyarakat dan layanan yang diberikan itu hanya dikerjakan oleh pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi. ii. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan prosedur yang unik. iii. Diperlukan persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional iv. Dimilikinya suatu mekanisme untuk menyaring, sehingga hanya orang yang berkepentingan saja yang diperbolehkan bekerja. v. Dimilikinya organisasi profesional untuk peningkatan layanan kepada masyarakat. (Sardiman, 1993: 131)

  18 Wolmer dan Mills (1996) dan Amestubun (1973) juga mengajukan beberapa persyaratan terhadap profesionalisme pekerjaan guru., yaitu memiliki persyaratan kerja yang sehat, mendapatkan dukungan masyarakat, pengesahan dan perlindungan hukum, dan mendapatkan jaminan hidup layak (Suyanto, 1999: 38)

  Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian Profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang mengutamakan keahlian dan efisiensi, karena itu para pekeija profesional dituntut keija keras, gesit, tekun dan berorientasi pada hasil yang telah ditargetkan. Sebagai imbalannya mereka dibayar dengan upah yang sangat tinggi mengingat para pekeija semata-mata menggantungkan nasibnya dari hasil keija profesional tersebut.

  2. Guru Sebagai Tenaga Profesional.

  Untuk menjadi seorang guru ternyata tidak mudah, buktinya dewasa ini banyak dikeluhkan perihal semakin rendahnya mutu lulusan setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Guru yang merupakan sosok manusia diharapkan mampu mengantarkan anak didiknya menuju pintu kesuksesan, ternyata tidak sedikit yang kandas karena kurangnya modal yang dimiliki. Sehingga guru dijadikan tolok ukur dalam menentukan berhasil tidaknya anak didik. Di tangan gurulah kualitas anak didik akan ditentukan. Untuk menuju arah tersebut hanya guru-guru yang profesional sajalah yang mampu mengantarkan anak didiknya menjadi orang yang sukses.

  Pada umumnya orang memberi arti sempit terhadap pengertian profesional. Profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki seseorang misalnya seorang guru dikatakan profesional bila guru itu memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Padahal profesional mengandung makna yang lebih luas dari hanya berkualitas tinggi dalam hal teknis. Profesional mempunyai makna ahli, tanggung jawab, baik tanggung jawab intelektual maupun moral dan rasa kesejawatan. (Piet,

  1994: 30)

  Dalam literatur yang lain dijelaskan bahwa guru yang profesional memiliki ciri-ciri antara lain :

  1. Memiliki kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar.

  2. Memiliki rasa tanggung jawab, yaitu mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap tugasnya.

  3. Memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu karier hidup serta menjunjung tinggi kode etik jabatan guru. (Piet,

  2000 : 2 )

  Berdasarkan ciri-ciri di atas yang profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi (profesiensi) sebagai sumber kehidupan.

  Lebih lanjut dalam menjalankan kewenangan profesionalnya guru dituntut memiliki kompetensi atau kemampuan yang memadai untuk melaksanakan tugas atau memiliki pengetahuan dan kecakapan yang dipersyaratkan untuk itu. Karena pada hakikatnya profesionalisme adalah orientasi keija yang bertumpu pada kompetensi, dan merupakan hasil dari profesionalisasi yang dijalani secara terus menerus.

  Menurut A. Samana, ada 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru yaitu :

  1. Menguasai bahan ajar

  2. Mengelola proses belajar mengajar

  3. Mengelola kelas 4. Menggunakan media dan sumber bahan pengajaran.

  5. Menguasai landasan-landasan kependidikan

  6. Mengelola interaksi belajar mengajar

  7. Menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran

  8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan

  9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

  10. Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasi penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran (Samana, 1994: 61-68) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

kompetensi guru itu meliputi tiga bidang yang saling berhubungan satu

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP MOTIFASI BELAJAR SISWA MTs MA'ARIF NYATNYONO UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5

0 1 86

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAISISW A M Ts MAARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

0 2 107

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED TEACHING KELAS III DI MI AL ISLAH KALEGEN BANDONGAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 0 89

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1

0 0 70

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI

0 0 129

PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA TERHADAP KEBERHASILAN PENDIDIKAN AGAMA ANAK DI DUSUN DOPLANG I D ESA PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 1 0

0 0 65

PERAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM BANDUNG KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 2 0 0 8 SKRIPSI D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le

0 0 110

EFEKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR DENGAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SD NEGERI 2 DUREN KECAMATAN BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 8 87

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD N 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0

1 2 92

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN NGAJARAN 0 3 KEC. TUNTANG KA B. SEMARANG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 0 92