PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM BERSINERGI MELAKSANAKAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
BERSINERGI MELAKSANAKAN PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
RATNA SRI WARDANI
NIM 111 12 176

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017

i

ii


iii

iv

v

MOTTO

“Jika kamu bersungguh-sungguh, maka kesungguhan itu untuk
kebaikanmu sendiri”

ّ ‫س ٖه ؕ اِنَّ ه‬
‫ّللاَ لَـ َغ ِى ٌّي َع ِه ا ْل هعلَ ِم ْي َه‬
ِ ‫َو َمهْ َجا َه َد فَاِوَّ َما يُ َجا ِه ُد ِلىَ ْف‬
)٦:٩٢:‫(العىكبوت‬
Artinya:
Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk
dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari seluruh alam (QS. Al-„Ankabut ; 29:6)


vi

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt, saya persembahkan skripsi
ini kepada:
1. Kedua orangtua saya tercinta, Bapak M. Achmad Suja‟i dan Ibu Khayani yang
selalu memberikan semangat, motivasi, nasehat dan doa yang tiada henti untuk
saya serta harapan kepada saya agar menjadi orang yang sukses dan berguna
bagi agama, nusa serta bangsa.
2. Kakak dan adek saya tercinta, kakak Hendra Ramajaya, kakak Titin Ardiyanti
dan adek tercinta Farid Abdul Jalil yang selalu memberikan motivasi dan
semangat untuk saya agar segera menyelesaikan studi ini dan cepat mencapai
gelar sarjananya.
3. Dosen pembimbing skripsi saya, Bapak Drs. H. Wahyudhiana, M,M.Pd yang
selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama
proses skripsi ini berlangsung.
4. Keluarga besar SMA N 1 Suruh yang telah membantu dan mengizinkan saya
untuk melakukan penilitian di SMA n 1 Suruh.

5. Keluarga besar SD N Purworejo Kec. Suruh dan KKG PAI SD Kec. Suruh yang
telah memberikan dukungan, motivasi dan doanya sehingga proses penempuhan
sarjana ini bisa tercapai.
6. Sahabat-sahabatku terbaikku, Pratu Rusdy, Pratu Bayu Wisnu Murti, Pratu M.
Nur Ekhsan, Istianah Lis Hikmawati, Anggih Ratna Sari, Puji Rohmatin,
Pawitri, Rose Ariyanti dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

vii

Terimakasih untuk kalian semua yang sudah selalu memberikan dukungan,
semangat, motivasi dan doa kepada saya sehingga saya telah dapat
menyelesaikan studi dan menempuh sarjana ini.

viii

ix

x

ABSTRAK

Wardani, Ratna, Sri. 2017. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Bersinergi
Melaksanakan Program Bimbingan dan Konseling Di SMAN 1 Suruh Tahun
Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017.
Pembimbing: Drs. H Wahyudhiana, M.M.Pd.
Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Islam, Bersinergi, Melaksanakan Program
Bimbingan dan Konseling
Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya masalah-masalah yang
menyimpang yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Suruh mengenahi moral,
kepribadian, kedisiplinan dan akhlak sehingga guru pendidikan Agama Islam ikut
berperan aktif dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling. Adapun
rumusan masalahnya antara lain: 1) Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam
dalam ikut serta melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017? 2) Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam
dengan guru Bimbingan dan Konseling bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang berlokasi di
SMAN 1 Suruh dengan subyek Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam dan
Guru Bimbingan dan Konseling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data
menggunakan teknik tringulasi.
berdasarkan hasil penelitian, menyimpulkan bahwa 1) Guru pendidikan
agama Islam sangatlah berperan penting dalam membangun karakter siswa agar
menjadi anak yang berbudi pekerti luhur, berakhlakul karimah, dan menciptakan
manusia agar menjadi insan yang taat beragama serta menangani kasus-kasus yang
berhubungan dengan moral siswa, kedisiplinan dan akhlak siswa. 2) Guru
Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling dengan menggunakan cara antara lain: memasukkan guru Bimbingan dan
Konseling kedalam kegiatan-kegiatan keagamaan, mengadakan sholat jum‟at dan
dzuhur berjamaah dan diadakan program infak setiap hari jum‟at, diadakan eksul
ROHIS, dan memberikan motivasi-motivasi yang berbau religius saat pembelajaran
sedang berlangsung.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO .................................................................................


i

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 7
E. Penegasan Istilah ............................................................................. 8

F. Telaah Pustaka ................................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 15

xii

BAB II KAJIAN TEORI
A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ............................................. 17
1. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam ..................... 17
2. Peran-peran Guru Pendidikan Agama Islam ............................. 18
3. Syarat-syarat Untuk Menjadi Guru Pendidikan Agama Islam .. 24
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling ..................................... 26
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ....................................... 26
2. Dasar, Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah ...................................................................................... 28
3. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ........................ 32
4. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah .... 33
BAB III METODE PENELITIAN
1.

Pendekatan Penelitian ............................................................... 39


2.

Kehadiran Peneliti .................................................................... 39

3.

Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian ................................. 40

4.

Sumber Data ............................................................................. 41

5.

Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 42

6.

Data dan Analisis Data ............................................................. 45


7.

Validitas Data ........................................................................... 47

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................ 49
1.

Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Suruh ............................. 49

2.

Visi dan Misi SMAN 1 Suruh .................................................. 50

xiii

3.

Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh ......................................... 52


4.

Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1
Suruh......................................................................................... 53

5.

Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah
(SMAN 1 Suruh) ...................................................................... 53

6.

Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 1 Suruh......................... 54

7.

Keadaan Siswa SMAN 1 Suruh ............................................... 55

8.


Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Suruh ....................... 56

B. Diskripsi Data .................................................................................. 65
1. Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah ............................... 65
2. Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam ....... 68
3. Hasil Wawancara Dengan Guru Bimbingan dan Konseling ..... 76
C. Analisis Data ................................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 88
B. Saran ................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMAN 1 Suruh .......................................... 50
Tabel 4.2 Data Jumlah Guru dan Pegawai Menurut Ijazah ............................. 54
Tabel 4.3 Data Siswa Menurut Jenis Kelamin ................................................. 55
Tabel 4.4 Data Sarana SMAN 1 Suruh ............................................................ 57
Tabel 4.5 Data Prasarana SMAN 1 Suruh ....................................................... 64

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh............................................. 52
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1
Suruh ................................................................................................................ 53
Gambar 4.3 Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di SMAN 1
Suruh ................................................................................................................ 53

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Pedoman Pengumpulan Data dan Transkrip Hasil Wawancara

Lampiran 2

: Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 3

: Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 4

: Surat-surat Ijin Penelitian

Lampiran 5

: Dokumentasi

Lampiran 6

: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 7

: Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 8

: SKK

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang sepanjang hayatnya berusaha untuk memperoleh
kehidupan yang layak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaanya.
Maka dari itu manusia pun berhak pula untuk dapat memperoleh
pendidikan yang setinggi – tingginya dalam usaha untuk mempersiapkan
dirinya mampu mencapai taraf dan kualitas hidup yang diharapkan
membawa kebahagiaan.
Dengan pendidikan, anak didik akan memperoleh berbagai
macam pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang sangat dibutuhkan
dalam hidup dan kehidupannya baik untuk saat ini, maupun masa
mendatang. Dengan berbagai macam kemampuan, keterampilan serta
keahlian yang diperoleh dalam pendidikan itu, anak didik akan memiliki
bekal untuk mampu memilih, menetapkan dan mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia kerja yang sesuai dengan tuntutan hidup, cita – cita, dan
nilai – nilai hidup yang dianutnya sendiri setelah mereka menyelesaikan
studinya disekolah (Sukardi, 1987: 27).
Sekolah adalah suatu lembaga yang didirikan oleh pemerintah,
masyarakat, dan swasta untuk membangun sebuah pendidikan dan sebagai
sarana kegiatan belajar mengajar. Yang dilaksanakan oleh seorang
pendidik dan beberapa peserta didik untuk mencapai suatu tujuan, yaitu
anak yang berkarakter dan berbudi pekerti yang luhur. Dalam lembaga

1

sekolah terdapat beberapa komponen yang berperan dalam kegiatan
tersebut. Diantaranya adalah kepala sekolah, guru (pendidik), peserta
didik, materi bahan ajar, dan karyawan yang terlibat dalam sebuah
pendidikan tersebut.
Didalam sebuah lembaga sekolah seorang pendidik sangat
berperan penting dalam melaksanakan kewajibannya sebagai seorang
yang mendidik untuk membangun karakter anak dan menyampaikan
materi bahan ajar. Selain membangun karakter siswa dan menyampaikan
atau mengajarkan suatu materi yang sudah ditentukan itu pendidik juga
merupakan seorang motivator dan panutan bagi siswanya.
Pendidikan itu sangatlah penting sejak anak telah lahir didunia.
Menurut Sumadi dalam bukunya Psikologi Pendidikan, tidak dapat
diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia,
telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan ; manusia telah berusaha
mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana.
Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha
dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk
mempengaruhi

orang-orang

lain

teman

bergaul

mereka,

untuk

kepentingan kemajuan orang bersangkutan itu. Dari uraian ini jelas
kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalahnya setiap orang dari
dahulu hingga sekarang, dan diwaktu-waktu yang akan datang. Keharusan
bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa dia dalam

2

melaksanakan tugasnya harus berbuat yang sesuai dalam cara yang sesuai
dengan “keadaan” si anak didik (Suryabrata, 2011: 1).
Setiap manusia berhak untuk mendapatkan suatu pendidikan yang
ideal. Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang memperhatikan
keseimbangan pertumbuhan intelektual dan moralitas yang akhirnya
menghasilkan orang-orang yang berpengetahuan dan tahu apa yang
sebaiknya dilakukan dengan pengetahuannya itu. Sampai saat ini dan
mungkin seterusnya tidak ada profesi yang sepenuhnya mampu
menggantikan peran guru sebagai penumbuh intelektual dan moralitas.
Idealnya, guru harus memiliki 4 kompetensi dasar, yaitu kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
pedagogik.
Pendidikan juga merupakan upaya untuk membentuk manusia
agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarkter dan berakhlakul
karimah.
Pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Daradjat adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup (Daradjat, 1992: 35).
Pendidikan Agama Islam juga merupakan usaha yang lebih
khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan peserta

3

didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam.
Secara substansial tujuan pendidikan agama islam adalah
mengasuh,

membimbing,

mendorong,

mengusahakan,

menumbuh

kembanghkan manusia yang taqwa. Taqwa merupakan derajad yang
menunjukkan kualitas manusia bukan saja dihadapan sesama manusia,
tetapi juga di hadapan Allah (Putra dan Lisnawati, 2013: 1)
Dalam sebuah sekolah tidak semua kegiatan berjalan dengan
lancar dan mudah. Disetiap sekolah sudah pasti banyak berbagai masalah.
Baik mulai dari masalah kedisiplinan, pembelajaran sampai dengan pada
masalah kenakalan yang lainnya. Seperti halnya di SMAN 1 Suruh ini.
Banyak sekali siswa siswi yang masih melanggar aturan-aturan yang ada
dalam sekolah. Karena siswa disekolah dan madrasah sebagai manusia
(individu) dapat dipastikan memiliki masalah atau persoalan tapi
kompleksitas masalah yang dihadapi oleh individu yang satu dengan yang
lainnya tentulah berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan dalam bukunya
Tohirin, 2009: 111 bahwa siswa di sekolah dan madrasah biasanya
mengalami masalah yang berkenaan dengan: pertama, perkembangan
individu. Kedua, perbedaan individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan,
hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,
kebutuhan, minat,

pola-pola dan

tempo perkembangan, ciri-ciri

jasmaniah, dan latar belakang lingkungan. Ketiga, kebutuhan individu
dalam hal: memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri,

4

memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi
dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari kelompok,
rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk memperoleh kemerdekaan
diri. Keempat, penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku. Kelima,
masalah belajar (Tohirin, 2009: 111).
Di SMAN 1 Suruh ini guru Pendidikan Agama Islam sangat
berperan penting dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling,
karena guru Pendidikan Agama Islam lebih dalam menanggapi dan
menangani siswanya yang bermasalah lebih tegas daripada guru BKnya
sendiri. Karena guru Pendidikan Agama Islam apabila dalam memberikan
hukuman anak didiknya yang bermasalah sealalu dikaitkan dengan hukum
dasar islam yang berpedoman dalam Al-Qur‟an sehingga siswa menjadi
jera dan enggan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, sedangkan
untuk guru BK hanya menggunakan hukum-hukum yang berlaku
disekolah saja, sehingga siswa hanya menganggap bahwa hukuman itu
merupakan hukuman yang wajar dan sudah biasa.
Maka dari itu dari masalah-masalah tersebut guru Pendidikan
Agama Islam selalu memiliki peran penting dalam melaksakan program
bimbingan dan konseling ini, terutama yang berkaitan dengan sikap,
perilaku dan kedisiplinan siswa. Apalagi disebuah sekolah yang
mempunyai jenjang yang lebih tinggi seperti SMA (sederajat) kenakalan
anak itu sesuai perkembangan emosi dan egoismenya masing-masing, dan
kenakalan pun sudah mulai tampak lebih nyata. Hal tersebut guru

5

pendidikan Agama Islam dan guru Bimbingan dan Konseling selalu
mengambil sikap dengan strategi-strategi masing-masing. Agar siswa
tersebut dapat berubah menjadi anak yang lebih baik lagi. Dari latar
belakang masalah dan paparan tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat
sebuah judul skripsi sebagai berikut:”PERAN GURU PENDIDIKAN
AGAMA

ISLAM

DALAM

BERSINERGI

MELAKSANAKAN

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang dalam penelitian ini antara lain dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta
melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017?
2. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut
serta melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri
1 Suruh tahun ajaran 2016/2017?

6

2. Untuk mengetahui metode yang digunakan guru Pendidikan Agama
Islam dan guru Bimbingan dan Konseling dalam bersinergi
melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017?
D. Kegunaan Penelitian
1.

Secara Teoritis
a.

Memberikan kejelasan secara teoritis tentang peran guru
Pendidikan Agama Islam dalam perannya melaksanakan
program bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun
ajaran 2016/2017.

b.

Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia
pendidikan untuk dijadikan sebagai rujukan dan disempurnakan
oleh peneliti berikutnya.

c.

Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi
Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

2. Secara Praktis
a.

Untuk menambah wawasan bagi peneliti mengenai kegiatan
guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta melaksanakan
Bimbingan dan Konseling pada peserta didik di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017.

b.

Untuk memberikan saran dan rekomendasi hasil penelitian bagi
guru Pendidikan Agama Islam di Suruh dengan ikut serta

7

melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA
Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam
penulisan skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan beberapa istilah
pokok, yakni:
1.

Peran Guru Pendidikan Agama Islam
a.

Peran
Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang
memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya suatu hal
atau peristiwa) (Poerwodarminto, 1993: 735). Jadi peran
merupakan

serangkaian

perilaku

yang

diharapkan

pada

seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan, baik
secara formal maupun informal.
b.

Guru
Menurut UU. No. 14 th. 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru
dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,

mengajar,

membimbing,

mengarakan,

melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

8

c.

Pendidikan
Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana
dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang hayat untuk
membina anak didik menjadi manusia paripurna, dewasa, dan
berbudaya. Untuk mencapai pembinaan ini asa pendidikan harus
berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi anak
didik, diantaranya aspek kognitif, afektif, dan berimplikasi pada
aspek psikimotorik (Susanto, 2013: 85).

d.

Agama
Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada
Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum yang
sempurna

untuk

dipergunakan

manusia

dalam

menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur
hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada
masyarakat serta alam sekitarnya (Ahmadi dan Salimi,1991: 4)
e.

Agama Islam
Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat
manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan
(aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mu‟amalah
(syari‟ah), yang menentuka proses berfikir, mearas dan berbuat
dan proses terbentuknya kata hati (Salimu dan Ahmadi,1991: 4)

9

f.

Sinergi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan
atau operasi gabungan. Jadi bersinergi adalah suatu tindakan
gabungan yang terjadi ketika orang bekerja sama untuk
menciptakan suatu solusi yang baru secara bersamaan.

2.

Program Bimbingan dan Konseling
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua
kata yaitu “Bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan
“Konseling” (diadopsi dari kata “counseling”). Dalam praktik,
bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang
tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral
(Tohirin, 2009: 15).
a.

Bimbingan
Bimbingan merupakan suatu tuntutan atau pertolongan.
Bimbingan merupakan suatu tuntutan, ini mengandung suatu
pengertian bahwa didalam memberikan bantuan itu bila keadaan
adalah menjadi kewajiban bagi para pembimbing memberikan
bimbingan secara aktif kepada yang dibimbingnya (Walgito,
1995: 5).

b.

Konseling
Konseling (counseling) merupakan bagian integral dari
bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu teknik dalam
bimbingan. Ada yang menyatakan bahwa konseling merupakan

10

“jantungnya” bimbingan. Sebagian kegiatan inti atau jantungnya
bimbingan, praktik bimbingan bisa dianggap belum ada apabila
tidak dilakukan konseling (Tohirin, 2009: 21).
F. Telaah Pustaka
Dalam menyempurnakan skripsi ini peneliti mencoba menggali
informasi dari penelitian terdahulu yang relevan sebagai bahan
pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang di teliti baik
dari metode dan objek yang diteliti. Kajian peneliti yang relevan yang
digunakan peneliti yaitu:
1.

“Peran Guru PAI Dalam Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling Peserta Didik Mts Negeri Lasem 2005/2006” skripsi ini
ditulis oleh Nurul Asqiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang 2006. Peran guru PAI dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling

di

MTs

Negeri

Lasem

adalah

ikut

membantu

melaksanakan tujuh bentuk layanan dalam BK dengan berperan
sebagai pendidik dan pengajar, pembimbing, penasehat, teladan,
memberikan motivasi dan koreksi dalam membantu menyelesaikan
permasalahan peserta didik di MTs Negeri Lasem 2005 / 2006. Juga
ikut

serta

dalam

melaksanakan

kegiatan

pendukung

untuk

mempermudah pelaksanaan bimbingan dan konseling peserta didik
di MTs Negeri Lasem. Tujuh bentuk layanan yaitu : layanan
orientasi, layanan Informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan pembelajaran, layanan konseling pribadi, layanan bimbingan

11

kelompok dan layanan konseling kelompok. Dari hasil penelitian
dalam pelaksanaan Bimbingnan Dan Konseling di MTs Negeri
Lasem ini sudah berjalan dengan baik. Dalam skripsi ini
menggunakan metode penelitian kualitatif, batas penelitiannya hanya
sebatas pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
2.

“Peran Aktif Guru PAI Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di
SMA 8 Semarang” penelitian ini ditulis oleh Arif Budi Mulyono
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa;
1) Kenakalan yang ada dalam lingkungan sekolah terjadi karena
berbagai faktor yang mendukung yang ada di dalam kehidupan
siswa seperti faktor pribadi, keluarga, komunitas masyarakat dan
lain sebagainya. Kenakalan yang terjadi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
a) Kenakalan

berat.

Contohnya

adalah

berkelahi

dilingkungan sekolah, mencuri, minum minuman keras
dan lain-lain.
b) Kenakalan ringan. Seperti membuat gaduh di kelas,
terlambat, tidak mengerjakan tugas dan lain sebaginya.
2) Guru PAI disamping mempunyai peran dalam pembelajaran PAI
di dalam kelas juga mempunyai peran aktif dalam menanggulagi
kenakalan siswa. Sebagai peran aktif guru PAI dalam
menanggulangi kenakalan siswa ada beberapa peran aktif

12

tersebut meliputi cara-cara penanggulangan kenakalan sebagi
berikut;
a) Memberikan

pemahaman

dan

pengertian

tentang

pendidikan agama.
b) Mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan.
c) Bekerja sama dengan guru lain khususnya guru Bimbingan
Konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran. Dengan
metode ini tidak hanya guru PAI yang berperan dalam
menaggulangi kenakalan siswa akan tetapi guru yang lain
juga mempunyai tugas dalam menanggulangi kenakalan
siswa.
d) Mengadakan bimbingan khusus pada siswa yang sering
melakukan kenakalan siswa pada jam pelajaran khusus
yaitu pada istirahat atau diluar jam pelajaran, dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa guru
dalam memberikan pengarahan tidak hanya menggunkan
metode lisan saja akan tetapi metode praktik dan perhatian
menjadikan siswa akan memahami bagaimana seorang guru
menjadi peran dalam menanggulangi kenakalan.
e) Berupaya

menjunjung

nilai-nilai

keislaman

dalam

kehidupan sekolah yaitu mendukung adanya program ekstra
kurikuler Islami seperti baca tulis Al-Qur‟an, rebana,
pesantren kilat dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan

13

metode penelitian kualitatif, lokasi yang diambil adalah
SMA 8 Semarang.
3.

“Peran Guru Bimbingan dan Konseling dan Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Upaya Internalisasi Nila-Nilai Akhlak Islami di SMAN
1 Geger” penelitian ini ditulis oleh Muhamad Ali Rahman Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011 bahwa
banyaknya perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh para
pelajar, maka kepribadian mereka mejadi kacau dan tidak tersentuh
oleh nilai-nilai islami. Hal ini membuat guru pendidikan Agama
Islam sangatlah berperan aktif dalam melakukan suatu bimbingan.
Guru pendidikan
pembimbing,

Agama islam

penasehat

serta

berperan

sebagai

suriatuladan

bagi

pengajar,
siswa

siswinya.Sedangkan guru bimbingan dan konseling berperan sebagai
pendidik pengajar, dan membantu siswa dalam memecahkan suatu
masalah dilingkungan sekolah dalam mencapai suatu peningkatan
proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini Ali rahman melakukan
penelitian dengan mengguakan metode penelitian kualitatif, dengan
mengambil latar SMA 1 Geger.
Dari ketiga penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa guru PAI
selain sebagai seorang pengajar juga sangat berperan aktif dalam
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam menanggulagi kenakalan
para peserta didiknya. Cara guru PAI dalam melaksanakan programnya
dengan cara pembinaan ibadah, dengan wujud pembekalan spiritual.

14

G. Sistematika Penulisan
Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.
Skripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
table, daftar lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai
dengan penutup; dan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiranlampiran, riwayat hidup peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah
sebagai berikut:
BAB I

:Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Teori, Metode Penelitian
(Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Sumber Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan
Tahap-tahap Penelitian), dan Sitematika Penulisan.
BAB II

:Berisi tentang kajian teori, merupakan bagian yang

menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang
berkaitan

dengan

peran

guru

Pendidikan

Agama

islam

dalam

melaksanakan program Bimbingan dan Konseling yang ada di SMA N 1
Suruh tahun akademik 2016/2017.
BAB III
yang

: Berisi tentang metodologi penelitian, merupakan bagian

menjelaskan

tentang

langkah-langkah

melaksanakan penelitian dilapangan.

15

peneliti

yang

akan

BAB IV

: Merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil

penelitian yang berisi tentang paparan data dan temuan peneliti yang
dilakukan untuk menjawab masalah penelitian yang diintegrasikan ke
dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan menjelaskan
temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu.
BAB V

: Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari

pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai
sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah
diperoleh dan daftar pustaka.

16

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
1.

Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam
Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang
pimpinan yang terutama (dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa)
(Poerwodarminto, 1993: 735).
Peran merupakan suatu perilaku yang sangat diharapkan oleh banyak
orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki suatu
kedudukan tertentu.
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya yang
merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung
jawab, dan kesetiaan. Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang
memerlukan keahian khusus sebagai guru (Umiarso, 2010: 201).
Menurut UU. No. 14 th. 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen,
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarakan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa
dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam
melalui

kegiatan

bimbingan,

pengajaran,

dan/atau

latihan

dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

17

kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional (Muhaimin,2008: 76).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang menjadi
bagian dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya untuk
melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui suatu kegiatan
yaitu membimbing, pengajaran, penasehat, dan suritauladan bagi peserta
didiknya yang sesuai dengan perintah Allah Swt.
Firman Allah Swt dalam QS. Ali „Imran (3:104)

           

   

Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali „Imran: 3:104)
2.

Peran – peran Guru Pendidikan Agama Islam
Peran utama dari seorang guru Pendidikan Agama Islam disekolah
adalah mendidik. Mendidik itu dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian
dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberikan
contoh, membiasakan dan lain-lain (Ahmad ,1992:78)
Dikutip dari bukunya Kompri yang berjudul Motivasi Pembelajaran
Perspektif Guru dan Siswa (2015: 45) bahwa “di sebuah sekolah guru
memiliki peranan yang sangat penting untuk mewujudkan sebuah tujuannya,
diantaranya peranan tersebut yaitu, guru sebagai pendidik, pengelola,

18

perencana pembelajaran, administrator, sumber pembelajaran, motivator,
fasilitator, pembimbing, infirmator, mediator, dan sebagai kolaborator.
a.

Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan
dan

pembinaan

serta

tugas-tugas

yang

berkaitan

dengan

mendisipllinkan siswa. Agar siswa dapat disiplin terhadap peraturanperaturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
b.

Guru sebagai pengelola atau Learning Manager.
Guru sebagai pengelola kelas yaitu guru harus dapat Menciptakan
kondisi belajar dikelas yang optimal.

c.

Guru sebagai perencana pembelajaran.
Perencanaan mengajar merupakan suatu perencanaan pemikiran yang
dibuat oleh guru secara sistematis. Berupa prinsip-prinsip mengajar
yang akan diterapkan dalam pengajaran dikelas. Olehs sebab itu, guru
harus berfikir dalam perencanaan pengajaran secara saksama dalam
meningkatkan pembelajaran bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
pengajarannya.

d.

Guru sebagai administrator
Guru sebagai administrator yaitu seorang guru harus pela mengerti dan
melaksanakan urutan tata usaha terutama yang berhubungan dengan
administrasi pendidikan.

19

e.

Guru sebagai sumber
Guru sebagai sumber belajar dan sumber keagamaan yakni dimana guru
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa, baik berupa
pengetahuan, keterangan maupun sikap.

f.

Guru sebagai motivator
Guru sebagai motivator yakni memberikan dorongan dan semangat
agar siswa mau dan giat belajar.

g.

Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai fasilitator yakni menyediakan situasi dan kondisi yang
dibutuhkan individu yang belajar.

h.

Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing, yakni memberikan bimbingan terhadap
siswa dalam interaksi belajar mengajar agar siswa tersebut mampu
belajar dengan lancar, dan berhasil secara efektif dan efisien.

i.

Guru sebagai informator
Kinerja guru berkaitan dengan tugasnya yaitu membantu guru
pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan Bimbingan
dan Konseling kepada siswa pada umumnya. Guru sebagai informatory
yaitu memberikan informasi tentang layanan Bimbingan dan Konseling,
tujuan, fungsi dan manfaatnya bagi siswa.

j.

Guru sebagai mediator
Guru sebagai mediator, yakni seorang guru diminta untuk melakukan
kegiatan

identifikasi

siswa

20

yang

memerlukan

bimbingan

dan

pengalihtanganan siswa yang memerlukan Bimbingan dan Konseling
kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.
k.

Guru sebagai kolabolator
Guru dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan
pembelajaran atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung seperti
konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan linnya yang relevan.
Untuk menjalankan perannya guru Pendidikan Agama Islam harus

memiliki sifat- sifat yang baik. Menurut Abdurrahman Al-Nahlawy yang
dikutip dari bukunya Muhaimin bahwa sifat-sifat guru muslim adalah
sebagai berikut:
a) Hendaknya tingkah laku dan pola piker guru bersifat Rabbani.
b) Ikhlas, yakni bermaksud mendapaltkan keridoan Allah, mencapai dan
menegakkan kebenaran.
c) Sabar dalam mengajarkan berbagai ilmu kepada peserta didik.
d) Jujur dalam apa yang diserukannya
e) Senantiasa membekali diri dengan ilmu dan bersedia mengkaji dan
mengembangkannya.
f) Mampu menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi,
menguasainya dengan baik, mampu menentukan dan memilih metode
mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan situasi belajar
mengajar.

21

g) Mampu mengelola peserta didik, tegas dalam bertindak, dan
meletakkan segala masalah secara proporsional.
h) Mempelajari kehidupan psikis peserta didik selaras dengan masa
perkembangannya.
i) Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang
mempengarui jiwa, keyakinan dan pola pikir peserta didik, memahami
problem kehidupan modern dan bagaimana cara islam mengatasi dan
menghadapinya.
j) Bersikap adil diantara peserta didik (Muhaimin,2001:96)
Menurut Djumhur dan Moh. Surya yang dikutip Kompri (2015),
peranan guru PAI dalam program layanan Bimbingan dan Konseling yaitu
sebagai berikut:
1) Guru sebagai tokoh kunci bimbingan karena gurulah yang selalu berada
dalam hubungan yang erat dengan siswanya.
2) Guru harus dapat memahami siswa sebagai individu. Layanan
bimbingan ini tidak akan berhasil apabila guru tidak dapat mengenal
individu siswanya.
3) Guru melakukan perbaikan tingkah laku siswa dengan cara memahami
individu siswanya yang dilengkai dengan mengenal sebab-sebab
mengapa siswa bertingkah laku tertentu, hal itu dapat mempengaruhi
interpretasi dan alternatif perbaikan yang akan dilakukan oleh guru.

22

4) Guru melakukan pertemuan “dari hati ke hati” dengan siswa. Hal ini
dilakukan ketika sekolah sebelum dilakukan, waktu istirahat atau
setelah sekolah usai.
5) Guru mengadakan pertemuan dengan wali murid. Dengan tujuan agar
guru lebih dapat memahami diri siswa dan latar belakang keluarganya
sehingga ditemukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang baik
antara kedua belah pihak, sehingga sangat membantu kelancaran
bimbingan (Kompri, 2015: 43)
Selain melaksanakan peranannya sebagai pendidik guru Pendidikan
Agama Islam juga harus bisa melaksankan tugasnya dengan sebaik
mungkin dan melaksanakan administrasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kompri (2015: 37) menyatakan bahwa
guru juga melaksakakan administrasi dengan mempersiapkan antara lain:
a. Membuat program pengajaran atau rencana kegiatan per semester dan
tahunan.
b. Membuat satuan pelajaran atau persiapan mengajar.
c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
d. Melaksanakan kegiatan penilaian per semester dan tahunan.
e. Mengisi daftar nilai siswa.
f. Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar.
g. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
h. Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
23

i. Membuat alat pelajaran atau alat peraga.
j. Menciptakan karya seni.
k. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
l. Melaksanakan kegiatan tertentu di sekolah.
m. Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
n. Membuat lembar kerja siswa, dan membuat catatan tentang kemajuan
hasil belajar masing-masing siswa
o. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran, dan mengatur
kebersihan ruang kelas (Kompri, 2015: 37)
3.

Syarat-syarat untuk menjadi guru Pendidikan Agama Islam.
Dikutip dari bukunya Zakiah Daradjat bahwa untuk menjadi seorang
guru yang dapat mempengaruhi anak didik kearah bagian dunia dan akhirat
harus memenuhi berbagai syarat – syarat tertentu. Syarat untuk menjadi
guru yaitu:
a.

Bertaqwa kepada Allah SWT,
Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam,tidak mungkin
mendidik anak agar bertakwa kepada Allah Swt, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi muridnya.

b.

Berilmu,
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemilikny telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan

24

tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan. Ijazah juga merupakan
syarat utama supaya diperbolehkan untuk mengajar.
Firman Allah Swt dalam QS. Al-Mujaadalah (58:11)

         

            
         

Artinya:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujaadalah :58:11)
c.

Sehat jasmani,
Guru

yang

mengidap

penyakit

menular

umpamanya

sangat

membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu guru yang
berpenyakit tidak akan bergairah dalam mengajar dan kerapkali
terpaksa absen dan tentunya hal itu akan merugikan anak-anak.
d.

Berkelakuan baik (beraklaq yang baik),
Guru yang berakhlaq baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Guru yang mencintai jabatannya,
b) Guru harus bersikap adil terhadap semua peserta didiknya,
c) Guru harus berlaku sabar dan tenang,

25

d) Guru harus berwibawa,
e) Guru harus gembira,
f)

Guru harus bersifat manusiawi

g) Bekerja sama dengan guru-guru lain, dan
h) Bekerja sama dengan masyarakat
e.

Bertanggung jawab dan berjiwa nasional (Zakiah,1984: 44)

B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
1.

Pengertian bimbingan dan konseling
a. Bimbingan
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah “guidance” yang
berarti bantuan/tuntutan. Tetapi harus diingat bahwa tidak setiap
“bantuan” diartikan sebagai “guidance”. Bentuk bantuan dalam
bimbingan tersebut membutuhkan syarat tertent dan pelaksanaan teratur
dan sistematik (Siti,2012: 1).
Bimbingan merupkan suatu tuntutan atau pertolongan. Bimbingan
merupakan suatu tuntutan, ini mengandung suatu pengertian bahwa di
dalam memberikan bantuan itu bila keadaan menuntut adalah menjadi
kewajiban bagi para pembimbing memberikan bimbingan secara aktif
kepada yang dibimbingnya. Dalam memberikan bimbingan arah
diserahkan kepada yang dibimbing. Hanya dalam keadaan memaksa
seorang pembimbing dapat mengambil peran aktif (memberikan
arahan) didalam memberikan bimbingannya. Bimbingan ini dapat
diberikan kepada seorang individu atau sekumpulan individu, dan

26

bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja tanpa memandang umur.
Sehingga baik anak maupun dewasa dapat dijadikan sebagai objek
bimbingan (Bimo, 2007: 5).
Menurut Jones (1963) yang dikutip dari bukunya Prof. Dr. Bimo
Walgito yaitu:
“Guidance is the assistance given to individuals in making
intelligent choice and adjustments in their lives. The ability is not
innate it must be developed. The fundamental purpose of guidance
is to develop in each individual up to the limit of his capacity, the
ability to solve his own problems and to make his own
adjustments….”(Jones,1963,p.25)
Berdasarkan

pernyataan

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dalam mengatasi suatu masalah atau
kesulitan didalam kehidupannya.
b. Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
“Consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai
dengan kata “menerima” atau “memahami” (Awalya,2013: 4).
Pengertian dari konseling menurut Jones (1963) yang dikutip dari
bukunya Prof. Dr. Bimo Walgito yaitu:
“Counseling is talking over a problem with someone. Usually but
not always, one of the two has facts or experiences or abilities not
possessed to the same degree by the other. The process of
counseling involves a clearing up the problem by
discussion”(Jones, 1965,p.291)

27

Sedangkan konseling menurut Wernn yaitu:
“Counseling is personal and dynamic relationship between two
people who approach a mutually defined problem with mutual
consideration for each other to the and that the younger, or less
mature, or more troubled of the two is aided to a self determined
resolution of his problem” (Wrenn, 1951, p.60)
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
memecahkan suatu maslah kehidupannya dengan wawancara dan
dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya (Bimo, 2007: 7).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa konseling adalah hubungan pribadi antara dua orang yaitu klien
dan konselor dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh
klien untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan dari pengertian bimbingan dan konseling diatas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2.

Dasar, fungsi, dan tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah
a. Dasar Bimbingan dan Konseling
Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak dapat terlepas dari
dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah pada

28

khususnya. Serta dasar pendidikan dari dasar negara dimana pendidikan
itu dapat dilaksanakan (Bimo,2007: 33)
Dasar Bimbingan dan Konseling dari Al-Qur‟an yaitu QS. An-Nahl
ayat 125, yang bunyinya:

          

             



Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ayat ini menjelaskan bahwa sebagai sesama senantiasa harus saling
memberi petunjuk, memberi teladan serta untuk berbuat baik dengan
cara memberikan bimbingan yang bijaksana.
b. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Fungsi yang utama dari bimbingan di sekolah adalah membantu
peserta didik dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang
berhubungan dengan

pendidikan dan pengajaran

atau dengan

penempatan dan juga untuk menjadi perantara dari peserta didik
dengan hubungannya dengan para guru (Abu Ahmadi,2004: 118)
Adapun fungsi pokok dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri,
yaitu:

29

a) Fungsi pemahaman
Fungsi ini membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya sesuai dengan keperluan
siswa.
b) Fungsi pencegahan
Fungsi

pencegahan

merupakan

usaha

mencegah

terhadap

timbulnya suatu masalah yang diderita klien. Dalam fungsi
pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para
siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat
berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi
data, dsb.
c) Fungsi pengentasan
Dalam fungsi ini, tugas konselor bukan untuk mengental dengan
menggunakan unsur-unsur fisik yang berada diluar diri klien, tapi
konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang
berada dalam diri klien itu sendiri.
d) Fungsi pemeliharaan dan pengentasan
Fungsi pemeliharaan ini berarti memelihara segala sesuatu yang
baik yang ada pada diri individu, baik hal berupa pembawaan,
maupun dari hasil pengembangan yang telah dicapai selama ini.

30

e) Fungsi advokasi
Dalam

fungsi

ini

yang

menghasilkan

terbantunya

atau

terperolehnya pembelaan atas hak/kepentingan siswa yang kurang
mendapatkan

perhatian

(http://metriyulita.blogspot.co.id/2015/11/ungsi-bimbingan-dankonseling.html?m-1 diunduh pada tanggal 1 April 2017 pukul.
19.00WIB)
Fungsi Bimbingan dan Konseling disekolah yaitu untuk membantu
masalah siswa untuk keluar dari masalahnya. Untuk mengentaskan
masalahnya dapat dilakukan berbagai macam cara yang bersifat:
1) Presenvatif yaitu memelihara dan membina suasana dan situasi
yang baik dan tetap diusahakan. Tetap terus baik untuk lancarnya
kegiatan belajar mengajar.
2) Preventif yaitu mencegah sebelum terjadi kesalahan kegiatan
bimbingan sebagai pencegah.
3) Kuratif

atau

Korektif

yaitu

Dokumen yang terkait

View of PERAN GURU AGAMA DALAM BIMBINGAN KONSELING SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 13

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 116

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN PERILAKU SOSIAL MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA ANGKATAN 2010 TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 97

MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 88

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PENYANDANG AUTIS DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 127

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAM SUDIRMAN 1 BANCAK KAB.SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 147

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 170

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 135