PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK

KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

OLEH

SILVIANA MASITHOH

NIM: 111-12-221

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTTO

َوْىَي ًاسِهْجَي يُِِّي ىُكِبَرْقَأَو َّيَنِإ ْىُكُبَحَأ ٍِْي ٌَِّإ اًقَلاْخَأ ىُكَُِساَحَأ ؛ ِتَياَيِقنا

  

Sesungguhnya orang yang paling aku (Nabi) cintai dan paling dekat

tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah yang paling baik

akhlaknya.

(HR. Tirmidzi)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Orang tuaku tercinta bapak Muhammad Rifa‟i dan ibu Kuriah, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan do ‟a yang tak pernah putus untuk putra-putrinya.

  2. Kakak-kakakku tercinta Muhammad Afifudin, Lutvi Suroya, Hendra Abadi, dan Khonsa yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

  3. Sahabat-sahabatku Imania Najmuna, Intan Rokhania Putri, Nindy Putri Zuniana, Nurul Istikomah, dan

  Lu‟luul Khasanah yang senantiasa memberikan dukungan, seman gat, dan do‟a dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Teman-temanku angkatan 2012 yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga.

  5. Teman-teman KOPMA FATAWA yang senantiasa memberi dukungan dan mendo‟akan dalam penyusunan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Wr.Wb

  Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang menjadi suri teladan dan selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU

CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL

HAFIDH SUWAID

  .” Dengan selesainya skripsi ini, merupakan satu bentuk tanggung jawab penulis sebagai mahasiswa terhadap akademiknya dalam menempuh pendidikan strata satu dan tanda bakti kepada keluarga tercinta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak.

  Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada semua pihak yang dengan ikhlas membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang selalu memberi semangat, bimbingan, arahan dan kesabaran kepada penulis.

  5. Ibu Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan ibu dosen, karyawan/karyawati Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Wassalamualaikum Wr.Wb.

  Salatiga, 13 Maret 2017 Penulis, Silviana Masithoh 111-12-221

  

ABSTRAK

  Masithoh, Silviana. 2016. Pendidikan Akhlak Anak dalam Buku Cara Nabi Mendidik Anak Karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid.

  Pembimbing: Prof. Dr. Mansur, M.Ag.

  Kata Kunci: Pendidikan, Akhlak, Anak

  Perhatian tentang pendidikan anak mempunyai daya tarik yang sangat besar bagi pengarang pengarang buku, sehingga banyak karya atau buku ilmiah tentang pendidikan anak. Saat ini, terdapat banyak buku yang mencantumkan arahan atau petunjuk dari Rasulullah tentang pendidikan anak. Buku atau karya- karya tersebut biasa dijadikan acuan orang tua atau pendidik dalam mendidik anak. Terlebih dalam membentuk karakter dan jiwa anak yang kuat semenjak kecil, seperti pendidikan akhlak untuk anak. Penulis tertarik untuk meneliti pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang: 1). Bagaimana pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid. 2). Bagaimana implementasi pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melakukan penelitian secara mendalam diharapkan peneliti dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu abdul Hafidh Suwaid.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepustakaan (library

  

research) . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan

  data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder yang digunakan peneliti yaitul kepustakaan (library research). Sedangkan analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis).

  Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak yaitu: nilai-nilai adab yang dijabarkan menjadi adab terhadap orang tua, adab terhadap ulama, adab terhadab menghormati dan memuliakan, adab berukhuwah, adab dengan tetangga, adab meminta izin, adab makan dan minum, adab dalam penampilan anak, adab mendengarkan bacaan Al-

  Qur‟an, perilaku jujur, perilaku menjaga rahasia, perilaku amanah, dan perilaku kebersihan hati dari iri dan dengki. 2). Implementasi pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak pada kehidupan sehari-hari yaitu sebagai acuan dalam berperilaku maupun bertutur kata yang baik sesuai dengan aturan atau norma agama agar tercipta masyarakat yang harmonis.

  

DAFTAR ISI

  JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v MOTTO........................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................

  6 E. Metode Penelitian .......................................................................... 7 F.

  Penegasan Istilah ............................................................................ 9 G.

  Sistematika Penulisan .................................................................... 11 BAB II PEMAPARAN BUKU ..................................................................

  12 BAB III HASIL TEMUAN A.

  Pendidikan Akhlak Anak ................................................................ 28

  B.

  Konsep Pendidikan Akhlak Anak.................................................. 30 C. Prinsip-prinsip pendidikan akhlak anak ........................................ 31

  BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Pendidikan Akhlak Anak .........................................

  48 B. Implementasi .................................................................................

  54 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ....................................................................................

  56 B. Saran ..............................................................................................

  57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR LAMPIRAN 1. Sampul Buku 2.

  Daftar SKK 3. Lembar Konsultasi 4. Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah harta paling berharga yang dimiliki orang tua. Maka

  harus dijaga dengan sebaik mungkin. Bukan hanya dijaga, namun para orang tua mempunyai kewajiban untuk melindungi, membimbing, bahkan mendidik anak-anak sejak usia dini. Orang tua atau keluargalah yang mempunyai peran sangat penting dalam mendidik anak.

  Pendidikan yang pertama kali diberikan orang tua akan sangat mendasari kepribadian seseorang. Jamal Abdurrahman (2010:14) mengatakan “bila masa anak-anak tersebut dimanfaatkan dengan baik, harapan besar di masa selanjutnya akan mudah diraih. Para ulama berkata bahwa anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci bagaikan permata yang murni. Bebas dari segala macam ukiran dan lukisan. Ia siap menerima bentuk pahatan dan cenderung kepada apa saja yang ditanamkan kepadanya. Bila ia dibiasakan melakukan kebaikan, ia pasti akan tumbuh menjadi orang yang baik. Kedua orang tua akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, termasuk guru dan pembimbingnya. Namun, bila ia dibiarkan melakukan hal-hal yang buruk dan ditelantarkan tanpa pendidikan dan pengajaran, ia pasti akan menjadi orang yang celaka dan binasa. Dengan begitu, orang yang bertangggung jawab atasnya dan juga walinya akan menanggung dosanya.”

  Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak. Karena pendidikan yang pertama kali diterima anak berasal dari keluarga, terlebih orang tua. Pendidikan seharusnya mulai dilakukan sedini mungkin, sebab keadaan anak yang masih suci belum tercampur atau terpahat dengan hal- hal bahkan ilmu-ilmu lain sangat menguntungkan untuk orang tua menciptakan kepribadian baik dalam diri anak. Terdapat usia-usia rawan anak sebagai imitator yang baik. Peran orang tua sangat penting dalam menanamkan hal baik, mencontohkan perilaku baik dan di setiap situasi dapat berkata dengan baik.

  Kebaikan dan amal shalih kedua orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak dan bermanfaat bagi mereka, baik di dunia maupun di akhirat. Demikian pula amal buruk dan dosa-dosa besar yang dilakukan oleh kedua orang tua memilki dampak negatif terhadap pendidikan anak (Mushthafa al-

  „Adawi, 2006:31). Maka dari itu orang tua berkewajiban menjadi suri tauladan bagi anak-anak dengan perangai yang baik dan tabiat yang mulia dengan memegang teguh agama dan rasa cinta kepada Allah swt. dan Rasulullah saw.

  Anak memiliki hak yang harus dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Di antara hak mereka adalah mendapatkan pendidikan yang baik dari keduanya (Mushthafa al-

  „Adawi, 2006:9). Maka Rasulullah saw. membebankan tanggung jawab pendidikan anak itu sepenuhnya di pundak orang tua (Muhammad, 2004:5). Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia anak, orang tua merasa telah ikut andil dalam memberikan pendidikan melalui sekolah formal. Namun saat anak mendapatkan pendidikan formal, orang tua seakan perlahan melepaskan kewajiban-kewajibannya sebagai pendidik di lingkungan keluarga. Seorang anak mendapatkan pendidikan bukan hanya lewat sekolah formal. Saat anak berada di masyarakat bahkan di lingkungan keluarga, anak akan tetap mendapatkan pendidikan. Bahkan di lingkungan keluargalah yang paling dominan dalam mendidik anak. Kebersamaan orang tua dan anak dalam waktu yang lama sangat berperan penting untuk memberikan pendidikan kepada anak tentang berperilaku, bersikap yang baik, maupun dalam bertutur kata. Tetapi para orang tua beranggapan pendidikan di sekolah sudah sangat cukup dalam mendidik anak. Orang tua tidak memperdulikan tindak tanduk sang anak. Intensitas waktu yang dimiliki orang tua dan anak perlahan mulai berkurang, pengawasan orang tua mulai pudar, penanaman hal-hal baik seakan teracuhkan.

  Sebenarnya sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anak. Meskipun tanggung jawab pendidikan cukup besar namun banyak yang teledor dan mengacuhkan sehingga putra-putri mereka rusak dan hidup terlantar akibat menelantarkan pendidikan mereka. Tidak pernah menanyakan tentang kondisi dan keadaan mereka, dan tidak memberi pengarahan yang baik. Akibatnya moral yang ada pada diri anak tidak termonitor orang tua. Karakter yang belum kuat perlahan mulai terkikis yang menjadikan moral anak semakin terpuruk. Maka akan timbul kenakalan-kenakalan yang tidak semestinya diperbuat pada masa anak- anak. Banyak terjadi kenakalan atau pun penyelewengan yang dilakukan anak karena kurangnya pembentukan moral yang baik dan karakter yang kuat misalnya, anak kecil berpacaran, mencuri uang teman sekolahnya, berkelahi, berkata kasar. Namun setelah tampak kenakalan dan penyelewengan moral pada mereka, orang tua baru bereaksi dan mengeluh tentang hal itu. Ketika orang tua baru sadar bahwa sumber kenakalan dan kerusakan moral anak berasal dari orang tua itu sendiri (Al Maghribi, 2004:145).

  Seharusnya para pendidik (orang tua atau guru) tidak puas dengan hanya memberikan pendidikan umum saja. Pendidikan Islam juga sangat penting bagi anak dalam membentuk karakter. Al-Maghribi bin as-Said al- Maghribi (2004:250) berkata bahwa di antara nilai Islam yang indah dan sangat mendapat anjuran serta motivasi adalah akhlak mulia. Dan itulah nilai terbaik untuk membentuk pribadi dan membangun generasi serta mendidik anak-anak.

  Islam telah menjadikan Rasulullah sebagai sumber teladan yang baik dalam akhlak, dan sebaiknya seorang mukmin meneladaninya (Hafidz dan Kastolani, 2009:108). Akhlak adalah sumber segala-galanya, semua kehidupan bergantung pada akhlak. Akhlak yang baik akan tumbuh akibat pergaulan baik. Sedangkan akhlak yang buruk akan timbul akibat pergaulan yang buruk. Akhlak atau dalam bahasa Indonesia disebut juga budi pekerti, tercipta dari suatu kebiasaan. Apabila membiasakan hal baik dari kecil, maka akan menghasilkan akhlak yang baik dan melekat hingga dewasa. Namun apabila dari kecil terbiasa mendapat contoh yang buruk, maka karakter atau budi pekertinya akan buruk hingga dewasa nanti.

  Jika pendidikan anak jauh dari akidah Islam, terlepas dari arahan religius dan tidak berhubungan dengan Allah, maka tidak diragukan lagi bahwa anak akan tumbuh di atas dasar kefasikan, penyimpangan, kesesatan dan kekafiran. Oleh karena itu pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan untuk menciptakan akhlak yang baik. Pendidikan Islam merupakan faktor yang meluruskan tabi‟at bengkok dan memperbaiki jiwa kemanus iaan („Abdu „I-Lah Nashih „Ulwan, 1981:176). Di dalam Al-

  Qur‟an pastinya terdapat ilmu-ilmu atau tuntunan untuk orang tua dalam mendidik anak sesuai deng an syari‟at. Bahkan Nabi saw. mencontohkan tentang cara mendidik anak. Jamal Abdurrahman

  (2010:115) mengatakan bahwa Nabi saw. mendidik mereka (anak-anak), baik pada pagi hari maupun petang hari agar berhati suci, berjiwa bersih, dan berlapang dada, sebagai persiapan untuk menghadapi suatu hari yang tidak berguna lagi harta benda atau anak-anak, kecuali orang yang datang dengan membawa hati yang bersih.

  Merujuk pada penjelasan di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi

  

Mendidik Anak karya Ir. Muhammad Abdul Ibnu Hafidh Suwaid. Buku ini

  memiliki judul asli Manhaj Tarbiyah Nabawiyah Lith Thifli dan diterjemahkan oleh Hamim Thohiri, dkk. Dalam buku ini, sedikit tulisan langsung dari pengarang, akan tetapi lebih mengedepankan sabda-sabda Nabi saw. dari para sahabat dan pendapat para Salafus shalih tentang pendidikan anak. Oleh karena itu, penulis ingin mengeksplorasi tentang pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak dan mengambil judul penelitian

  “PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA

MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID”.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang di atas, penulis memfokuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidikan akhlak anak yang terdapat di dalam buku Cara

  Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid? 2. Apa implementasi prinsip pendidikan akhlak anak yang terdapat dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh

  Suwaid pada kehidupan sehari-hari? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah, kalimatnya berbentuk kalimat pernyataan (STAIN Salatiga, 2008:16).

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pendidikan akhlak anak yang terdapat di dalam buku Cara

  Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid 2. Mengetahui implementasi prinsip pendidikan akhlak anak yang terdapat dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad

  Ibnu Abdul Hafidh Suwaid pada kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

  1. Secara teoritis a.

  Menambah wawasan bagi pembaca tentang cara mendidik anak, terlebih dalam pendidikan akhlak.

  b.

  Menambah dan memperkaya keilmuan media sebagai sarana pendidikan.

  2. Secara praktis a.

  Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui pendidikan akhlak anak yang terkandung dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid.

  b.

  Memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

E. Metode Penelitian

  Pengertian metode, berasal dari kata mothodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2014:24).

1. Jenis penelitian

  Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Deskriptif analisis ini mengenai blibliografi yaitu pencarian fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interprestasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang di lakukan (Moleong, 2005:29). Prosedur dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan data dekriptif yang berupa data tertulis setelah dilakukan analisis pemikiran (content analyze) dari suatu teks.

  2. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231).

  Penelusuran dokumentasi ini penting untuk mengumpulkan data guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini. Melalui dokumentasi ini juga dapat ditemukan teori-teori yang bisa dijadikan bahan pertimbangan berkenaan dengan judul penelitian ini.

  3. Sumber data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129).

  a.

  Data primer Sebagai sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid.

  b.

  Data sekunder Sebagai sumber data sekunder dalam penelitian ini diambil dari sumber-sumber yang lain dengan cara mencari, menganalisis buku- buku, internet, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian skripsi ini.

4. Teknik analisis data

  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analys). Penelitian dengan metode analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi, yang disampaikan dalam bentuk lambang yang terdokumentasi atau dapat didokumentasikan. Metode ini dapat dipakai untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, puisi, film, cerita rakyat, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya (Hadi, 2005:175).

F. Penegasan Istilah

  Untuk mempermudah pembaca memperoleh pemahaman dan gambaran yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih dahulu yaitu: 1.

  Pendidikan Pendidikan adalah proses pemupukan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dalam diri seseorang (Mochtar, 1994:54). Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat (Mohammad Daud, 2008:179). Pendidikan merupakan upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradapan umat manusia (Mansur, 2001:1).

  Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar seseorang untuk memupuk segala potensi yang ada dalam diri seseorang sebagai penuntun dan penolong dalam menjalani kehidupan di masa mendatang.

  2. Akhlak Rahmat Djatnika (dalam Mohammad Daud, 2008:346) perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab

  akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis

  berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi‟at. Akhlak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang melahirkan perbuatan, mungkin baik mungkin buruk (Mohammad Daud, 2008:345).

  Jadi, akhlak adalah segala tingkah laku, budi pekerti, perangai yang melekat pada diri seseorang yang melahirkan perbuatan atau tindakan baik maupun buruk.

  3. Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Menurut undang- undang nomer 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Jadi, Anak adalah seorang anak lelaki atau perempuan yang masih berusia di bawah 18 tahun atau belum mengalami pubertas, termasuk yang masih dalam kandungan.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

  Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II GAMBARAN UMUM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum Buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid.

  BAB III HASIL TEMUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid.

  BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai implementasi pendidikan akhlak anak dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid di kehidupan sehari-hari.

  BAB V PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.

BAB II PEMAPARAN BUKU Umumnya sebuah karya ilmiah atau buku-buku ilmiah karya

  seseorang terdapat informasi mengenai pengarang buku. Informasi tersebut bisa berisikan tentang biografi pengarang, latar belakang kehidupan, maupun karya-karya lain dari pengarang. Sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui latar belakang kehidupan pengarang buku. Biografi atau latar belakang kehidupan pengarang biasanya terletak pada halaman terakhir buku.

  Namun berbeda dengan buku Cara Nabi Mendidik Anak, penulis tidak menemukan informasi secara terperinci tentang pengarang. Di dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak tidak terdapat biografi pengarang seperti umumnya buku ilmiah yang lain. Latar belakang kehidupan atau karya- karya lain juga tidak ditemukan. Penulis berusaha mencari informasi tentang biografi pengarang, baik melalui media internet, bertanya dengan blogger, dan ke perpustakaan. Namun penulis tidak menemukan informasi tersebut. Penulis sekedar mengetahui bahwa buku Cara Nabi Mendidik Anak adalah karya Muhammad Ibnu Abdul Suwaid yang bertempat tinggal di Kuwait.

  Pada awal buku terdapat pengantar dan beberapa testimoni dari para tokoh. Abdur Rahman Hasan Habnakah (dalam Muhammad, 2004:x) mengemukakan bahwa pengarang buku Cara Nabi Mendidik Anak adalah seorang pemuda mukmin dan seorang insinyur dari Kuwait.

  Buk u ini merupakan terjemahan dari judul asli “Manhaj

  

Tarbawiyah Nabawiyah Lith Thafli” karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh

  Suwaid. Cara Nabi Mendidik Anak merupakan buku yang diterjemahkan oleh Hamim Thohari, Tholhah Nuhin, Nur Kosim, dan Saad Mubarok.

  Diterbitkan oleh Al- I‟tishom Cahaya Umat dengan ketebalan buku

  15.5x24cm yang mempunyai 452 halaman. Banyak pengarang buku yang menghasilkan sebuah karya tentang pendidikan anak. Perhatian yang besar terhadap pendidikan anak menjadi salah satu alasan. Namun berbeda dengan buku atau karya-karya lain, buku Cara Nabi Mendidik Anak merupakan buku berisi tentang pendidikan anak yang disusun secara terpadu dan bersumberkan atas petunjuk serta sunnah Rasulullah saw.

  Seperti yang telah diuraikan di atas, buku karya Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid termasuk dalam buku yang mengkaji sunnah-sunnah Rasulullah saw. sunnah tersebut adalah petunjuk tarbawi Rasulullah saw untuk para pendidik, baik orang tua maupun guru. Petunjuk ini sebagai dasar dalam membimbing serta mengarahkan anak sesuai dengan sunnah- sunnah yang harus diteladani. Pada buku Cara Nabi Mendidik Anak, Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid menekankan perhatiannya pada pendidikan Islam, terlebih pendidikan untuk anak. Akan tetapi dalam bukunya ini, Suwaid tidak memaparkan secara langsung pendapatnya, beliau memaparkan berdasarkan sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw.

  Dalam buku karangan Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid ini sudah mencakup hampir seluruh bahasan tentang pendidikan anak berdasarkan atas petunjuk sang pendidik agung, Muhammad saw. Metodologi yang digunakan Suwaid dalam menyusun buku adalah menjadikan sumber nabawi sebagai dasar utama pijakan berfikir.

  Muhammad Ibnu Abdul Suwaid sama sekali tidak memaparkan pemikirannya terlebih dahulu sebelum menemukan nash-nash hadits.

  Dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak, pengarang membagi bahasan menjadi dua bagian dan masing-masing terdiri dari beberapa bab kemudian dijabarkan lagi menjadi subbab. Pengarang menggunakan kata- kata atau bahasa yang praktis dan mudah dipahami. Dalam buku ini terdapat banyak contoh-contoh dari para salafus shalih atau para alim ulama tentang mendidik anak.

  Judul bagian dan bab-bab serta penjabaran menjadi beberapa subbab dalam buku ini tersusun sebagai berikut:

  1. Persiapan menjadi orang tua dan pendidik anak yang sukses. Bagian pertama ini mencakup beberapa subbab, yakni: a.

  Pengantar umum untuk orang tua.

  Orang tua sebagai pendidik dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anaknya. Rasulullah saw. membebankan tanggung jawab pendidikan anak itu sepenuhnya di pundak orang tua (Muhammad, 2004:5). Orang tua harus menyiapkan secara matang fisik, spiritual, maupun material baik untuk diri sendiri atau kelahiran seorang anak di dunia.

  Bab ini membahas tentang tanggung jawab pendidikan, berusaha menikah dengan wanita shalihah berjiwa pendidik, pahala memberi nafkah kepada istri dan anak-anak, tujuan pernikahan Islami, sifat-sifat pendidik sukses, kabar gembira buat orang tua, anak-anak adalah hiasan dan ujian dalam kehidupan dunia, pertarungan setan dan manusia memperebutkan keturunannya, keshalihan orang tua dan pengaruhnya terhadap anak-anak, pernikahan dan kekeluargaan, doa ketika akan bersetubuh, merenungkan kejadian manusia, cara Nabi saw. mengatasi kemandulan, gambaran sepintas tentang kejadian manusia dalam rahim, ancaman bagi orang yang tidak mau mengakui anak atau orang tuanya sendiri.

  b.

  Bayi, dari lahir hingga berusia dua tahun.

  Dalam bab ini dijabarkan tentang mendidik anak dari bayi sampai berusia dua tahun. Terdapat pula bimbingan bagi orang tua untuk mendidik anak sejak lahir dari rahim ibunya seperti yang telah disampaikan Rasulullah saw. Salah satunya dengan men-tarbiyah anak dengan kalimat tauhid (Muhammad, 2004:33).

  Terdapat sembilan bahasan yang dijabarkan dalam bab ini, yaitu tentang amalan dan doa ketika mengalami kesulitan dalam melahirkan, beberapa amalan pada hari pertama kelahiran, beberapa amalan pada hari ketujuh, menyusui hingga dua tahun, hukum kencingnya anak yang masih menyusu dan cara pensuciannya, anak yang masih menyusu boleh dibawa ibunya ke masjid, anak kecil yang belum bisa buang air sendiri makruh dibawa ke masjid, penjagaan dan pengasuhan anak menjadi hak ibu, hak perwalian kepada ayah atau tanggung jawab.

  c.

  Cara-cara Nabi mendidik anak.

1) Pada subbab panduan dasar untuk orang tua dan pendidik.

  e) Metode praktis empiris

  d) Dialog dengan tenang

  c) Bicara sesuai dengan kemampuan akal anak

  b) Bicara langsung

  a) Menceritakan kisah-kisah

  g) Membantu anak agar berbakti dan taat

  f) Membelikan mainan

  e) Mendoakan anak

  d) Memenuhi hak-hak anak

  c) Bersikap adil dan tidak pilih kasih

  b) Memilih waktu yang tepat untuk menasehati

  a) Keteladanan

  Dalam bab ini dijabarkan tentang panduan dasar untuk orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kemudian diperlengkap dengan berbagai petunjuk Nabi dalam mengembangkan pemikiran dan membangun jiwa anak. Pada masing-masing subbab memiliki pembahasan yang berbeda-beda, yakni:

h) Tidak banyak mencela dan mencaci.

2) Cara efektif mengembangkan pemikiran anak.

f) Kebutuhan anak terhadap figur riil yakni Rasulullah saw.

  3) Cara efektif membangun jiwa anak

  a) menemani anak b)

  Menggembirakan hati anak

  c) Membangun kompetisi sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya d)

  Memotivasi anak

  e) Memberi pujian

  f) Bercanda dan bersenda gurau dengan anak

  g) Panggilan yang baik

  h) Memenuhi keinginan anak i) bimbingan terus menerus j) Bertahap dalam pengajaran k)

  Imbalan dan hukuman.

  d.

  Memotivasi anak agar berbakti dan tidak durhaka kepada orang tua.

  Dalam bab ini telah dijabarkan tentang panduan bagi orang tua untuk memotivasi anak agar berbakti dan tidak durhaka kepadanya.

  Baik saat orang tua masih hidup maupun setelah salah satu atau keduanya meninggal. Terdapat banyak sekali ayat al- Qur‟an dan hadits-hadits Nabi saw. tentang berbakti kepada orang tua. Karena dengan berbakti kepada orang tua berpengaruh besar terhadap kebaikan anak.

  Subbab pertama membahas tentang berbakti kepada orang tua semasa hidup dengan tigabelas poin yang perlu diperhatikan, yaitu pahala berbakti kepada kedua orang tua di dunia dan akhirat, mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas fardhu kifayah, tidak ada ketaatan kepada orang tua untuk mendurhakai Allah namun harus tetap berbuat baik kepada keduanya, manusia yang paling berhak untuk didampingi adalah kedua orang tua, mengutamakan berbakti kepada ibu jika kepentingan ayah tidak bisa dikompromikan dengan kepentingan ibu, kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu, membebaskan orang tua dari hutang, saling mendoakan, jangan menyebabkan orang lain mencaci orang tua, berbanggalah dengan orang tuamu, menghajikan orang tua, melaksanakan nadzar orang tua, durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar yang dipercepat balasannya di dunia dan akhirat.

  Kemudian subbab kedua membahas tentang berbakti kepada orang tua setelah salah satu atau keduanya meninggal dunia dengan sembilan bahasan, yakni melaksanakan janji dan wasiat keduanya, mendoakan dan memohonkan ampunan untuk keduanya, silaturahim dan berbuat baik kepada kawan-kawan keduanya, bershadaqah atas nama keduanya, menghajikan orang tua, bersegera melaksanakan amal shalih untuk membahagiakan orang tua yang telah meninggal dunia, menziarahi kuburan orang tua, memperlakukan dengan baik peninggalan keduanya dan jangan membiarkan orang lain mencaci keduanya, berpuasa untuk kedua orang tua. e.

  Cara meluruskan kesalahan perilaku anak.

  Dalam bab-bab sebelumnya telah dibahas cara Nabi mendidik anak, baik dari aspek pemikiran atau tingkah laku. Namun jika sudah mendidik anak sesuai dengan petunjuk Nabi saw. tetapi tidak menghasilkan sesuatu yang baik, maka perlu adanya

  ta‟dib (pelurusan perilaku).

  Pada pembahasan bab ini dijabarkan tentang cara meluruskan perilaku anak dimulai dari pelurusan kesalahan perilaku merupakan kemestian dalam pendidikan, membetulkan kesalahan cara berpikirnya baru perilakunya, bertahap dalam pelurusan perilaku.

  Dan pelurusan perilaku ini dilakukan secara bertahap, karena men-

  ta‟dib anak itu lebih baik dari pada bersadaqah satu gantang (Muhammad, 2004:142).

2. Membangun kepribadian Islam seorang anak.

  Setelah membahas pada bagian pertama tentang cara atau persiapan bagi orang tua sebagai pendidik yang sukses untuk sang anak, maka pada bagian ini akan dibahas tentang aspek-aspek dalam diri anak menurut Suwaid harus dikembangkan. Terdapat sembilan aspek yang perlu dikembangkan agar menciptakan kepribadian Islam pada diri anak. Aspek-aspek tersebut, antara lain: a.

  Pembinaan aqidah.

  Pembinaan aqidah sebaiknya dilakukan pada masa awal pertumbuhan anak. Mulailah dengan membuatnya hafal, kemudian memahami dan membuatnya percaya, yakin, serta membenarkannya. Sedikit demi sedikit anak akan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

  Dalam bab ini dijabarkan menjadi lima pembahasan subbab, yakni men-talqin-kan kalimat tauhid kepada anak, cinta kepada Allah merasa diawasi Allah meminta pertolongan kepadaNya serta beriman kepada qadha dan qadar, mencintai Rasulullah keluarga dan para sahabat, mengajarkan al-

  Qur‟an kepada anak, mendidik keteguhan aqidah dan siap berkorban untuk mempertahankannya.

  b.

  Pembinaan ibadah.

  Agar aqidah anak tertanam kuat dalam jiwanya, maka harus disirami dengan ibadah dalam berbagai bentuk dan ragamnya.

  Dengan menjaga shalat serta membiasakan diri ke masjid, berpuasa, melaksanakan haji, dan membayar zakat.

  Pembinaan ibadah mempunyai lima pilar, yang pertama adalah shalat. Dalam pilar ini telah dijabarkan lagi menjadi tujuh pembahasan, yakni periode memerintahkan shalat, periode pengajaran shalat kepada anak, periode memerintahkan shalat dan memukul jika enggan, mendidik anak agar menghadiri shalat berjamaah, beberapa contoh bagi anak dalam hal Qiyamul Lail (shalat malam), membiasakan anak untuk shalat istikharah, menyertakan anak dalam shalat Id. Pilar kedua adalah anak dan masjid yang diuraikan menjadi dua poin bahasana, yaitu menjaka anak ke masjid, menautkan hati anak dengan masjid. Pilar ketiga yaitu puasa, keempatnya haji, dan yang kelima zakat. c.

  Pembinaan kemasyarakatan.

  Sejatinya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Sehingga mendidik anak tidak hanya membangun interaksi hablum minnallah saja, namun harus membangun juga interaksi dengan masyarakat (hablum minannas). Demikian agar anak terhindar dari sifat memikirkan diri sendiri karena anak akan tumbuh menjadi dewasa di lingkungan masyarakat luas.

  Terdapat delapan pilar bahasan dalam bab ini. Delapan pilar tersebut antara lain: 1)

  Mengajak anak menghadiri majelis-majelis orang dewasa 2)

  Menyuruh anak melaksanakan tugas rumah 3)

  Membiasakan anak mengucapkan salam 4)

  Menjenguk anak yang sakit 5)

  Memilihkan teman-teman yang baik untuk anak 6)

  Melatih anak berdagang 7)

  Kehadiran anak dalam acara perayaan yang disyariatkan dan dalam pesta pernikahan 8)

  Bermalam di rumah sanak keluarga yang shalih Dan pembahasan ini ditutup dengan contoh konkret tentang kehiduoan sosisal Rasulullah saw. dengan anak-anak d.

  Pendidikan akhlak.

  Saat anak sudah mampu berinteraksi baik dengan masyarakat maka perlu akhlak yang baik dari dalam diri. Akhlak anak akan tercermin dari pembiasaan yang orang tua lakukan, baik dari perilaku maupun tutur katanya.

  Pada bab pendidikan akhlak terdapat lima subbab pembahasan. Suwaid menjabarkan prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:

  1) Nilai-nilai adab

  a) Beberapa keterangan tentang menanamkan nilai adab pada anak b)

  Beberapa contoh perikehidupan salafus shalih dalam membimbing anak c)

  Macam-macam adab kenabian bagi anak 1.

  Adab terhadap orang tua 2. Adab terhadap ulama 3. Adab menghormati dan memuliakan 4. Adab berukhuwah 5. Adab dengan tetangga 6. Adab meminta izin 7. Adab makan dan minum 8. Adab dalam penampilan anak 9. Adab mendengarkan bacaan Al-Qur‟an

  2) Perilaku jujur

  3) Perilaku menjaga rahasia

  4) Perilaku amanah

  5) Perilaku kebersihan hati dari iri dan dengki e.

  Membentuk jiwa anak.

  Ketika sudah membentuk kepribadian anak yang baik, maka akan terciptan jiwa dan karakter anak yang baik pula. Peran dari orang tua merupakan sumber utama tumbuhnya kepribadian pada jiwa anak. Dalam baba ini terdapat delapan prinsip dalam membentuk jiwa anak sesuati petunjuk Rasulullah saw.

  Dalam membentuk jiwa anak, terdapat delapan prinsip yang telah dijabarkan pada bab ini. Delapan prinsip itu antara lain: 1)

  Memberi ciuman, perhatian, dan kasih sayang 2)

  Bermain dan bercanda dengan anak 3)

  Memberikan hadia, penghargaan, dan pujian kepada anak 4)

  Mengusap kepala anak 5)

  Menyambut anak dengan kehangatan 6)

  Memperhatikan dan menanyakan keadaan anak 7)

  Pengawasan khusus bagi anak perempuan dan yatim

  a) Pendidikan anak perempuan

  b) Pendidikan anak yatim

  8) Memberikan kecintaan kepada anak secara proporsional atau tawazun, tidak berlebihan dan tidak juga menelantarkan f.

  Pembentukan fisik anak.

  Pertumbuhan fisik sangat mempengaruhi ruang gerak dan keterampilan anak. Rasulullah saw. memberikan arahan kepada anak-anak ataupun orang tua dalam membentuk fisik yang kuat pada diri seorang anak.

  Bab ini telah menjabarkan empat poin dalam pembentukan fisik anak. Yang pertama adalah hak anak belajar berenang, memanah, menembak, dan menunggang kuda. Kedua, mengadakan lomba olahraga untuk anak. Ketiga adalah keikutsertaan orang dewasa dalam bermain bersama anak-anak. Dan yang terakhir, anak bermain bersama anak-anak lainnya. Pembahasan pada bab ini ditutup dengan beberapa manfaat olahraga bagi anak.

  g.

  Pembentukan intelektualitas anak.

  Dalam membentuk keilmuan dan pola pikir anak, orang tua harus memperhatikan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsipnya agar tertanam dalam diri anak ilmu dan pola pikir yang benar dan lurus. Pola pembentukan intelektualitas anak dimulai dengan prinsip- prinsip dan mengarahkan anak tentang nilai ilmu, belajar, dan mencintai ulama.

  Terdapat delapan prinsip dalam upaya pembentukan intelektualitas anak, yakni hak anak untuk belajar dan menanamkan kecintaan mencari ilmu serta adabnya, membimbing anak untuk menghafalkan al-

  Qur‟an hadits dan menanamkan keikhlasan dalam menghafalnya, memilihkan untuk anak guru yang shalih dan shalihah, mendiidk anak terampil berbahasa arab, mendidik anak terampil berbahasa asing, mengarahkan anak sesuai dengan kecenderungan ilmiahnya, perpustakaan rumah dan pengaruhnya dalam perkembangan anak, serta riwayat anak-anak salafus shalih dalam mencari ilmu. h.

  Membangunan kesehatan anak.

  d) Pengobatan dengan hijamah (bekam) dan al-masyiyyu

  Meluruskan dorongan seksual anak.

  Qur‟an dan hadits nabawi. i.

  g) Larangan menggantungkan sesuatu pada leher anak, selain al-

  f) Pengobatan untuk penyakit mata yang hasad

  e) Pengobatan dengan doa dan ruqyah

  (obat pelangsing)

  hindy dan obat hidung

  Pada pembahasan sebelumnya telah dijabarkan tentang pembentukan fisik yang kuat pada diri anak. Namun fisik yang kuat saja tidak cukup tanpa adanya kesehatan dalam diri anak. Telah banyak anjuran dari Rasulullah saw. tentang menjaga kesehatan umatnya. Terutama perhatian beliau dalam menjaga kesehatan anak.

  c) Pengobatan dengan menggunakan batang al-„uud al-

  b) Menjenguk anak yang sakit

  a) Bersegera mengobati anak yang sakit

  Pengobatan cara Nabi

  Asas-asas bangunan kesehatan bagi si anak 2)

  Untuk membangun kesehatan anak, telah dijabarkan beberapa pembahasan sebagai berikut: 1)

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 1 126

PESAN GURUTTA PADA NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE MENURUT PERSPEKTIF PENDIDIKAN AKHLAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 153

STUDI ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RISALATUL MU’AWANAH KARYA AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI BIN MUHAMMAD AL-HADDAD (1634 - 1720 H 1044 - 1132 H) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 116

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108

KONSEP PENDIDIKAN JASMANI DALAM KITAB ZAADUL MA’AD KARANGAN IBNU QAYYIM AL JAUZIYAH SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

0 3 81

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AL-QUR’AN BAGI ANAK BALITA DI TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) ASSALAM BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6102 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 109

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANIS DI SMP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132