311125425 Panduan Eds Untuk Pmp

PANDUAN EVALUASI DIRISEKOLAH UNTUK PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SDM PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan

BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan EDS

Evaluasi Diri Sekolah KD

Kompetensi Dasar KI

Kompetensi Inti Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KKM

Ketuntasan Kriteria Minimal KKS

Kajian Kinerja Sekolah KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan LPMP

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPPKS

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah MGMP

Musyawarah Guru Mata Pelajaran MPMP

Model Penjaminan Mutu Pendidikan MI

Madrasah Ibtidaiyah MAK

Madrasah Aliyah kejuruan MSPD

Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah MTs

Madrasah Tsanawiyah PKB/CPD

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan /Continuing Professional Development

PKG Pusat Kegiatan Guru PAKEM

Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan P4TK

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

POS UN Prosedur Operasional Standar Ujian Nasional RENSTRA

Rencana Strategis RKT

Rencana KerjaTahunan RKJM

Rencana Kegiatan Jangka Menengah RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPS/RKS

Rencana Pengembangan Sekolah/Rencana Kegiatan Sekolah RAPBS/RKAS Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana Kerja dan

Anggaran Sekolah SKL

Standar Kompetensi Lulusan SKHUN

Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional

Singkatan Kepanjangan

SMDP Sistem Manajemen Data Pendidikan SNP

Standar Nasional Pendidikan SPM

Standar Pelayanan Minimum SPMP

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan TPS

Tim Pengembang Sekolah TPK

Tim Pengembang Kabupaten UKS

Unit Kesehatan Sekolah

DAFTAR ISTILAH

Istilah

Penjelasan

Analisis Data

Suatu proses untuk membandingkan atau mempertanyakan data kuantitatif dan kualitatif terhadap standar dan indikator yang disepakati untuk melihat apa yang dimaksud oleh data tadi dan mengapa hal itu terjadi.

Agregasi

Penggabungan, pengumpulan dan ringkasan data yang terkumpul menjadi kelompok yang berarti untuk membantu kita mengidentifikasi kecenderungan dan isu isu yang terjadi pada sekelompok responden.

Dampak

Implikasi dari suatu kegiatan pengukuran dalam bidang pendidikan berdasarkan hasil dan manfaat untuk keberlanjutan program.

Data Kualitatif

Data kualitatif bersifat terbuka dan objektif dipakai untuk menerangkan bahwa hubungan kontekstual, sifat dan cara yang dipakai ini semua membantu tercapainya atau tidak tercapainya hasil yang direncanakan dalam unit atau sistem. Penjaminan dan Peningkatan Mutu (PPM) memerlukan pengumpulan dan penggunaan data kualitatif dan kuantitatif untuk secara efektif mendeskripsikan dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar, pengelolaan dan kepemimpinan dalam dan antar sistem.

Data Kuantitatif

Data yang subjektif dan dalam bentuk perangkaan yang mencatat frekuensi kejadian, sumber atau hasil. PPM memerlukan pengumpulan dan penggunaan data kualitatif dan kuantitatif utk mendeskripisikan secara efektif kemajuan belajar mengajar, pengelolaan dan kepemimpinan dalam dan antar sistem.

Efisiensi

Tingkat ketercapaian program dibandingkan dengan sumber daya yang digunakan.

Evaluasi

Menggunakan analisis data dalam hal relevansi, mutu, hasil dan dampak sebagai dasar pengambilan keputusan dan perencanaan untuk peningkatan mutu. Evaluasi ini adalah satu langkah setelah assesmen yang merupakan pengumpulan data tertentu – umpama dalam kegiatan pemetaan.

Hasil Pendidikan

Pengetahuan, ketrampilan, proses, program dan SDM baru yang dihasilkan dari masukan yang dapat diukur dibandingkan dengan maksud dan tujuan pendidikan.

Indikator

Tiap komponen dari Standar terdiri dari beberapa indikator kunci yang mengharuskan adanya data atau bukti apa yang perlu dikumpulkan dan dianalisis dari tiap komponen. Komponen tak dapat dicapai kecuali jika bukti atau data menunjukkan bahwa indikatornya juga telah tercapai.

Input Pendidikan

Sumber daya dan dana yang digunakan dalam mendukung efektivitas suatu proses untuk mencapai tujuan yang diharapkan

Kehandalan

Kehandalan atau reliability – data yang sama akan diperoleh tiap kali instrumen dipakai pada kelompok atau responden yang sama atau berbeda - Konsistensi data – kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, dapat mengeluarkan hasil data yang sama atau konsisten.

Istilah

Penjelasan

Kesahihan

Akurasi data atau instrumen pengumpulan data.

Komponen

Bagian utama dalam Standar Pendidikan. Masing-masing Standar

Standar

Pendidikan Nasional terdiri dari sejumlah Komponen. Pencapaian masing-masing Komponen Standar pada akhirnya mengarah pada pencapaian Standar Pendidikan Nasional.

Monitoring

Memantau jejak proyek, program atau kegiatan guna memastikan bahwa: input diberikan sesuai dengan perencanaan – tepat waktu, dengan

kuantitas yang memadai, dalam plafon anggaran proses dilaksanakan sesuai dengan rencana, dan output yang dicapai sesuai dengan apa yang diajukan

MSPD

Serangkaian strategi yang dilaksanakan oleh staf Dinas Pendidikan dan pengawas sekolah tingkat Pemerintah Daerah untuk memonitor dan mengevaluasi mutu dan keefektifan sekolah dan tenaga kependidikan berdasarkan 8 SNP. Data MSPD didasarkan atas hasil EDS, dilaporkan ke tingkat kab/kota sebagai masukan untuk mengevaluasi kinerjanya, akreditasi dan perencanaan.

Mutu

Kualitas yang diukur berdasarkan relevansi, efisiensi, keefektifan dan dampak dari program, proses atau tindakan. Mutu mengukur sampai dimana unit atau sistem telah mencapai SPM dan SNP.

Output

Keluaran dalam bentuk kegiatan, produk atau jasa yang dihasilkan dari

Pendidikan

pemrosesan masukan. Keluaran biasanya lebih bersifat hasil yang nyata.

Peningkatan Mutu Proses yang berkelanjutan dalam membuat semua kegiatan lebih baik berdasarkan siklus penjaminan mutu yang berkelanjutan dan perencanaan peningkatan mutu di semua unit pada semua tingkatan dalam sistem.

Penjaminan Mutu

Serangkaian proses dalam (i) Mengumpulkan data dan bukti sampai dimana indikator SPM dan SNP telah dicapai, (ii) Analisis data – mengidentifikasi apa arti dari data yang terkumpul, mana yang telah dicapai, belum tercapai dan mengapa, (iii) Melaporkan analisis data kepada semua yang terlibat, (iv) Memberikan rekomendasi pada unit terkait untuk tercapainya peningkatan mutu yang berkelanjutan.

Keefektifan

Satu kegiatan, proses, program dsb dianggap efektif jika dapat mencapai hasil akhir yang direncanakan yang dapat terus berjalan (sustainable)

Proses

Proses adalah tindakan yang dilakukan atau prosedur yang

Pendidikan

dilaksanakan, misalnya, mengajar, menilai, sistem pengelolaan – untuk menggunakan dan mengelola input agar dapat menghasilkan output atau hasil.

Triangulasi

Proses pengumpulan data tentang indikator yang sama dari dua sumber atau lebih atau dari sumber yang sama dengan memakai dua strategi atau lebih. Jika hasil kedua proses ini sama, maka data atau bukti itu dapat dianggap sebagai valid dan akurat.

EVALUASI DIRI SEKOLAH UNTUK PENJAMINAN MUTUPENDIDIKAN

A. LATAR BELAKANG

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, memuat aturan tentang kewajiban setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan. Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing serta peran serta masyarakat. Pada tingkat Pemerintah Pusat dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP), Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri serta instansi terkait lainnya. Penjaminan mutu pada level Pemerintah Daerah Provinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, LPMP dan Kantor Wilayah Departemen Agama, sedangkan pada tingkat pemerintah daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.

Implementasi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan hingga saat ini masih menghadapi berbagai macam permasalahan antara lain: (1) sekolah belum memiliki persepsi yang sama terhadap berbagai aspek dan indikator penilaian Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan mutu pendidikan; (2) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan masih terbatas pada pemantauan komponen mutu di satuan pendidikan; (3) pemetaan mutu masih dalam bentuk pendataan pencapaian mutu pendidikan yang belum terpadu dari berbagai penyelenggara pendidikan; dan (4) tindak lanjut hasil pendataan mutu pendidikan yang belum dimanfaatkan untuk keperluan peningkatan mutu berkelanjutan, (5) pelaksanaan penilaian Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan instrumen penilaiannya belum dipahami secara utuh sebagai kebutuhan sekolah. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan aspek legal tentang penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan meliputi: (1) tujuan dan manfaat EDS; (2) landasan filosofi, konseptual, hukum, dan landasan praksis penjaminan dan peningkatan mutu, (3) tujuan dan manfaat pembagian tugas dan tanggungjawab yang proporsional dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan, (4) pencapaian Standar Nasional Pendidikan, dan (5) pengembangan sistem informasi mutu pendidikan yang efektif untuk pengelolaan, pengambilan keputusan dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.

Proses penjaminan mutu seharusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab pimpinan melainkan menjadi tanggung jawab semua orang dalam organisasi. Semua komponen sekolah seharusnya melakukan tindakan yang benar sesuai standar yang ditentukan dapat menuju keberhasilan tindakan. Pemahaman tentang pembelajaran yang baik sesuai dan upaya pemenuhannya seharusnya dilakukan secara sadar oleh setiap pemangku kepentingan.Keberhasilan melaksanakan manajemen pada suatu proses sangat ditentukan oleh iklim organisasi, yakni komunikasi dan tim kerja yang Proses penjaminan mutu seharusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab pimpinan melainkan menjadi tanggung jawab semua orang dalam organisasi. Semua komponen sekolah seharusnya melakukan tindakan yang benar sesuai standar yang ditentukan dapat menuju keberhasilan tindakan. Pemahaman tentang pembelajaran yang baik sesuai dan upaya pemenuhannya seharusnya dilakukan secara sadar oleh setiap pemangku kepentingan.Keberhasilan melaksanakan manajemen pada suatu proses sangat ditentukan oleh iklim organisasi, yakni komunikasi dan tim kerja yang

1) Bagaimana tugas memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan dijalankan oleh sekolah dalam konteks menetapkan skala prioritas, yaitu tercapainya hasil belajar siswa?

2) Apa yang ingin dicapai oleh sekolah, seberapa relevan misi sekolah dengan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan, dan apa yang perlu dilakukan oleh sekolah selama kurun waktu 3-4 tahun dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih baik?

3) Apa keberhasilan yang telah dicapai oleh sekolah, bagaimana sekolah mengetahui keberhasilan, bahwa keberhasilan yang telah dicapai adalah sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sekolah?

4) Bagaimana sekolah merespon apa yang diketahuinya tentang keberhasilan yang telah dicapai?.

Penerapan penjaminan mutu dalam bidang pendidikan, memerlukan komitmen yang tinggi dari seluruh unsur yang terlibat dalam proses pendidikan. Komitmen itu terutama dicerminkan dari kinerja yang semaksimal mungkin diarahkan untuk memberi jasa pendidikan kepada konsumen, terutama peserta didik, sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu kegiatan penting dalam kegiatan perbaikan mutu adalah penilaian kemajuan. Penilaian ini mencakup semua langkah yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan kemajuan yang telah dicapai dalam setiap langkah itu.

Secara umum kerangka kerja penjaminan mutu pendidikan di sekolah mempunyai ciri –ciri sebagai berikut:

1) Penjaminan mutu didasarkan atas indikator –indikator kinerja yang bersifat umum, terbuka dan objektif, yang dirumuskan berdasarkan pernyataan – pernyataan tujuan, yang dijadikan sebagai alat penilaian kualitas pendidikan disekolah.

2) Penjaminan mutu dilakukan melalui proses yang transparan dan interaktif melalui penilaian diri dan inspeksi penjaminan mutu.

3) Penjaminan mutu dilaksanakan dengan memperhatikan kekuatan –kekuatan berbagai aktivitas dalam proses penjaminan mutu dan manajemen berbasis sekolah, serta nilai –nilai traditional dan kebutuhan–kebutuhan sekolah untuk sekolah.

4) Penjaminan mutu dilaksanakan dengan menjaga keseimbangan antara dukungan kepada sekolah melalui kemitraan dan tekanan kepada sekolah melalui monitoring.

5) Tujuan penjaminan mutu adalah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah melalui pengembangan dan akuntabilitas.

Indikator –indikator kinerja yang dijadikan acuan dalam penilaian yang dilakukan dalam proses penjaminan mutu meliputi 4 domain (ranah), yaitu: 1). Manajemen dan organisasi, yang meliputi aspek –aspek kepemimpinan, perencanaan dan administrasi, pengelolaan staf, penglolaan biaya, sumber daya dan pemeliharaanya, serta evaluasi diri.

2). Pembelajaran, yang meliputi aspek –aspek kurikulum, pengajaran, proses belajar siswa, dan penilaian. 3). Dukungan kepada siswa dan etos sekolah yang meliputi aspek –aspek bimbingan, pengembangan pribadi dan sosial siswa, dukungan bagi siswa 2). Pembelajaran, yang meliputi aspek –aspek kurikulum, pengajaran, proses belajar siswa, dan penilaian. 3). Dukungan kepada siswa dan etos sekolah yang meliputi aspek –aspek bimbingan, pengembangan pribadi dan sosial siswa, dukungan bagi siswa

4). Prestasi belajar, yang meliputi aspek –aspek kinerja akademis dan nonakademis.

Proses penjaminan mutu diawali dengan kegiatan mengidentifikasi ketercapaian program kegiatan, menetapkan prioritas, menyediakan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu berkelanjutan. SPMP mendefinisikan penjaminan mutu sebagai serangkaian proses dan sistem yang saling terkait untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data mengenai kinerja dan mutu dari tenaga kependidikan, program dan lembaga. Proses penjaminan mutu mengindentifikasi bidang-bidang pencapaian dan prioritas untuk perbaikan, menyediakan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti dan membantu membangun budaya perbaikan yang berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan dikaji berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat ini merupakan tanggung jawab tiap pemangku kepentingan pendidikanuntuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi SPMP terdiri atas rangkaian proses/tahapan yang secara siklik dimulai dari: (1) pengumpulan data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara kolaboratif antara satuan pendidikan dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) yaitu penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi,dan pemerintah. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan empirik.Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil akreditasi sekolah, sertifikasi guru, ujian nasional, dan profil sekolah. Selain itu Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan instrumen implementasi SPMP yang dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan sebagai salah satu program akseleratif dalam peningkatan kualitas pengelolaan dan layanan pendidikan (Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010; Prioritas Nomor 2. Pendidikan).

Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan di Indonesia berkaitan dengan tiga bidang garapan utama yaitu: (1) pengkajian mutu pendidikan; (2) analisis dan pelaporan mutu Pendidikan;dan (3) peningkatan mutu dan penumbuhan budaya peningkatan mutu yang berkelanjutan. Khususnya pada pengkajian mutu pendidikan, diperlukan adanya pemetaan dan penetapan langkah pencapaian mutu. Kegiatan pemetaan dilaksanakan melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan instrumen lain yang dapat menambah informasi tentang profil sekolah. Sedangkan, penetapan langkah pencapaian mutu adalah rencana sistematis, rasional, dan terukur serta dirumuskan oleh satuan pendidikan untuk memenuhi pencapaian mutu pendidikan.

PENGUKURAN/ STANDAR

INSTRUMEN,

PENGGUNAAN MUTU

INSTRUMEN DAN

PENILAIAN

ANALISIS

ANALISIS KEMAJUAN

KESESUAIAN ANTARA

REKOMENDASI DGN

DAN

HASIL PERBAIKAN

PROGRAM BERJALAN

REKOMENDASI

Sebagai komponen penting dalam SPMP,Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan dasar peningkatan mutu dan penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah. EDS jugamenjadi sumber informasi kebijakan untuk penyusunan program pengembangan pendidikan kabupaten/kota. Karena itulah EDS menjadi bagian yang integral dalam penjaminan dan peningkatan mutu. EDS adalah suatu proses yang memberikan tanggung jawab kepada sekolah untuk mengevaluasi kemajuan mereka sendiri dan mendorong sekolah untuk menetapkan prioritas peningkatan mutu sekolah. Kegiatan EDSberbasis sekolah, tetapi proses ini juga mensyaratkan adanya keterlibatan dan dukungan dari orang-orang yang bekerja dalam berbagai tingkatan yang berbeda dalam sistem ini, dan hal ini tentu saja membantu terjaminnya transparansi dan validitasi proses.

Evaluasi diri sekolah (EDS)merupakan komponen penentu yang sangat penting dalam sistem pengembangan pendidikan nasional karena dengan EDS sekolah berperan dalam membangun informasi pendidikan nasional terutama dalam memotret kinerja sekolah dalam penerapan SPM dan SNP. Informasi yang terbangun menjadi dasar untuk dasar perencanaan peningkatan mutu berkelanjutan dan pengembangan kebijakan pendidikan pada tingkat kab/kota, propinsi, dan nasional.EDS dikembangkan sejalan dengan sistem penjaminan mutu, khususnya yang terkait dengan perencanaan pengembangan sekolah dan manajemen berbasis sekolah. EDS juga dikaitkan dengan praktek dan peran kelembagaan yang memang sudah berjalan, seperti:

 Manajemen Berbasis Sekolah  Perencanaan Pengembangan Sekolah  Akreditasi Sekolah  Implementasi SPM dan SNP  Peran LPMP/BDK dan P4TK  Peran Pengawas  Manajemen pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten  Rencana Pembangunan Nasional Bidang Pendidikan, Renstra Kemendiknas,dan

Renstra Kemenag)

EDS bukanlah proses yang birokratis atau mekanis, melainkan suatu proses dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam sekolah. EDS perlu dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah dan dipandang sebagai bagian yang penting dalam kinerja siklus pengembangan sekolah. Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan perbaikan, proses ini secara mendasar menjawab 3 (tiga) pertanyaan kunci dibawah ini:

a. Seberapa baikkah kinerja sekolah kita? Hal ini terkait dengan kriteria untuk perencanaan pengembangan sekolah dan indikator yang relevan dari SPM dan SNP.

b. Bagaimana kita dapat mengetahui kinerja? Hal ini terkait dengan bukti apa yang dimiliki sekolah untuk menunjukkan pencapaiannya.

c. Bagaimana kita dapat meningkatkan kinerja? Dalam hal ini sekolah melaporkan dan menindaklanjuti apa yang telah ditemukan sesuai pertanyaan di atas (perencanaan pengembangan sekolah)

Sekolah menjawab ketiga masalah ini setiap tahunnya dengan menggunakan seperangkat indikator kinerja untuk melakukan pengkajian yang obyektif terhadap kinerja mereka berdasarkan SPM dan SNP yang ditetapkan Kab/Kota, dan mengumpulkan bukti mengenai kinerja peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan. Kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan 8 standar nasional dan standar pelayanan minimal yang paling relevan bagi sekolah: proses belajar mengajar termasuk isi,kompetensi lulusan, dan penilaian; pengelolaan sekolah, kompetensi pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan. Informasi tambahan seperti tingkat ketercapaian kinerja sekolah dalam memenuhi kebutuhan semua peserta didiknya dan kapasitas sekolah untuk perbaikan serta dukungan yang dibutuhkan juga dimasukkan di sini. Data dapat juga dikaitkan dengan kebutuhan lokal dan informasi khusus terkait dengan kondidi sekolah. Informasi kuantitatif seperti tingkat penerimaan siswa baru, hasil ujian, tingkat pengulangan dan lain-lain, beserta informasi kualitatif seperti pendapat dan penilaian profesional dan para pemangku kepentingan di sekolah dikumpulkan guna mendapatkan gambaran secara menyeluruh. Semua informasi ini kemudian dipergunakan sebagai dasar untuk mempersiapkan suatu rencana pengembangan sekolah yang terpadu.

Beberapa isu pendidikan yang terjadi di sekolah selama ini terkait dengan kompetensi lulusan, aktifitas belajar, dan output belajar seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut.

1 OUPUT BELAJAR KOMPETENSI LULUSAN 2 3 4

5 PILAR BELAJAR

AKTVITAS BELAJAR

1. Critical Book Report, Jurnal Report, Berkomunikasi (lisan dan

1. Berpikir logis (beragumentasi)

1. Learning Activities

1. Mengamati.

Research Review tulisan)

2. Learning Ouput

2. Meneliti

2. Mini Research Report 2. Problem Solving

3. Learning Outcomes

3. Menganalisis Data

3. Project 3. Berani mengambil resiko

4. Learning Resources 5. Learning Assesment

4. Melaporkan Hasil

4. Rekayasa Ide 4. Bekerja mandiri dan

Bekerjasama 5. Penguasaan Teknologi

Isu strategis : Apakah lima

Isu strategis : Bagaimana

Isu strategis : Apakah

6. Kapasitas Pebelajar Mandiri produk belajar tersebut

pilar ini menjadi acuan

kesinambungan aktivitas

seluruh proses di sekolah?

tersebut antar jenjang

dielaborasi secara

pendidikan ?

proporsional untuk semua

1. Bagaimana tingkat

jenjang pendidikan ?

pemahaman dan

1. Apakah kapasitas untuk

kemampuan guru

melakukan aktivitas

1. Apakah produk tersebut

Isu strategis : Apakah masih diajarkan,

mengaplikasikan berbagai

tersebut masih

menjadi fokus output

dilatihkan dan dicontohkan

pendekatan dan teori yang

dikembangkan untuk

belajar peserta didik ?

kompetensi tersbut di sekolah ???

relevan

semua jalur dan jenjang pendidikan

2. Bagaimana tingkat 1. Orientasinya bukan materi, tetapi

pemahaman dan kompetensi (dari content based 

2. Apakah isi, proses, dan

kapasitas guru competence based )

penilaian bersesuaian

2. Bagaimana benang merah

dengan kompetensi yang

detail kegiatan tersebut

mempertahankan

keberlanjutan produk 2. Seluruh aktivitas belajar diarahkan

diharapkan

mulai dari SD, SMP, SMA

tersebut antar jenjang pada kompetensi tersebut, sehingga

sampai PT ?

pendidikan ? yang diukur juga kompetensi

3. Bagaimana tingkat

pemahaman siswa tentang

3. Apakah semua pendidik

dimaksud

lima pilar tersebut?

pada setiap jenjang

3. Apakah produk tersebut

digunakan sebagai alat 3. Dielaborasi secara berjenjang dan

memahami kapasitas siswa

evaluasi bagi siswa ? proporsional ke masing jenjang

4. Apakah kapasitas siswa

antar jenjang ?

dilkembangkan untuk

pendidikan

melakukannya secara

4. Apakah kapasitas tersebut

mandiri ?

berkelanjutan antar

4. Seluruh Mapel diarahkan untuk

jenjang ?

membangun kompetensi tesebut

Selama berjalannya proses EDS, diharapkan dapat dibangun adanya visi yang jelas mengenai apa yang diinginkan oleh para pemangku kepentingan terhadap sekolah mereka. Untuk dapat membangun visi bersama mengenai mutu ini yang harus dilakukan adalah semua pemangku kepentingan harus terlibat dalam proses untuk menyepakati nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang akan ditetapkan. Visi bersama akan membawa pada arah yang lebih jelas pengembangan sekolah ke depan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa bukti-bukti yang terpilih untuk menunjukkan tingkat pencapaian adalah bukti yang dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi. Pihak eksternal (dalam hal ini: LPMP) sebaiknya melakukan supervisi atau kunjungan ke sekolah untuk melihat bukti fisik dan memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber termasuk data, pendapat dan hasil observasi.

Triangulasimenjamin bahwa konsistensi akan terus diperiksa ulang dan bahwa indikator-indikator yang ada dipandang dari berbagai sudut untuk memberikan informasi mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hal ini penting mengingat apa yang dituliskan dalam dokumen tidak selalu merupakan hal yang sebenarnya terjadi. Misalnya, sebuah rencana mengajar tidak selalu dapat merekam bagaimana suatu pelajaran diajarkan, dokumen kurikulum tidak selalu menjadi jaminan bahwa kurikulum disampaikan dengan utuh, dan bahan pelajaran dapat dihitung tetapi bukan berarti bahan tersebut dipergunakan sesuai kepentingannya secara efektif. Karena itulah kemudian sekolah akan mengukur dampak dari berbagai kegiatan pentingnya terkait dengan peserta didik dan kegiatan belajar, dan setiap tahun sekolah juga memeriksa hasil dan dampak dari kegiatan belajar mengajar dan bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan peserta didik.. Hal penting yang harus dicatat adalah banyak bidang yang sangat terkait erat dan kelebihan serta kelemahan dalam satu bidang ternyata juga akan mempengaruhi bidang lainnya. Hal yang sangat penting dalam proses Triangulasimenjamin bahwa konsistensi akan terus diperiksa ulang dan bahwa indikator-indikator yang ada dipandang dari berbagai sudut untuk memberikan informasi mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hal ini penting mengingat apa yang dituliskan dalam dokumen tidak selalu merupakan hal yang sebenarnya terjadi. Misalnya, sebuah rencana mengajar tidak selalu dapat merekam bagaimana suatu pelajaran diajarkan, dokumen kurikulum tidak selalu menjadi jaminan bahwa kurikulum disampaikan dengan utuh, dan bahan pelajaran dapat dihitung tetapi bukan berarti bahan tersebut dipergunakan sesuai kepentingannya secara efektif. Karena itulah kemudian sekolah akan mengukur dampak dari berbagai kegiatan pentingnya terkait dengan peserta didik dan kegiatan belajar, dan setiap tahun sekolah juga memeriksa hasil dan dampak dari kegiatan belajar mengajar dan bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan peserta didik.. Hal penting yang harus dicatat adalah banyak bidang yang sangat terkait erat dan kelebihan serta kelemahan dalam satu bidang ternyata juga akan mempengaruhi bidang lainnya. Hal yang sangat penting dalam proses

Pendapat dan penilaian Data Kuantitatif

pemangku kepentingan dan kualitatif

Opinions and judgments of

Evaluasi stakeholders

Mutu

Observasi situasi aktual

Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di sekolah (kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, komite sekolah, anggota masyarakat , dan pengawas sekolah) diharapkan bahwa tujuan dan nilai yang diinginkan dalam proses EDS menjadi bagian dari etos kerja sekolah. Yang penting diingat adalah bahwa informasi yang didapatkan harus dianggap penting dan tidak lagi dianggap sebagai beban atau hanya sekedar sebagai daftar data yang perlu dikumpulkan karena diminta oleh pihak luar. Proses EDS harus menjadi suatu refleksi untuk mengubah dan memperbaiki tata kerja dan karena itu hanya akan dianggap berhasil jika dapat membawa sekolah pada peningkatan pelayanan pendidikan dan hasilnya bagi para peserta didik. Kemudian sekolah akan menjadi pemain inti dalam peningkatan mutu dan memberikan penjaminan terhadap pelayanan pendidikan yang bermutu mutu yang berikan.

B. DASAR HUKUM

1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3) Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Standar Pelayanan Minimal Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

7) Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru;

8) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

12) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah;

13) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

14) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

15) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

16) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

17) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

18) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

19) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah

20) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah;

21) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;

22) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar Laboratorium Sekolah/Madrasah;

23) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;

24) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana

Pendidikan Menengah Kejuruan/Madrasyah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK);

dan

Prasarana

Untuk

Satuan

25) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan

26) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Sekolah/Madrasah.

27) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013

28) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 tahun 2013

C. ALUR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) merupakan alur siklus yang terpadu dan berkelanjutan. Siklus tersebut dapat menyatukan dan mengarahkan pelaksanaan penjaminan mutu secara internal dan eksternal. Adapun skema alur penjaminan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

PED

PE

OMA

SP

TA

REN CAN PMP DI

SEKOL INT

ER- AH

Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan

Gambar siklus di atas dapat diterangkan sebagai berikut:

1) Lingkaran besar merupakan siklus Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di sekolah. Kegiatan yang esensialnya terdiri dari lima langkah yaitu pengembangan standar mutu, penetapan standar, perencanaan pemenuhan, pemenuhan standar, dan audit/evaluasi.

2) Pada langkah pemenuhan standar, pihak sekolah mengacu pada rekomendasi hasil evaluasi diri yang secara operasional dirumuskan dalam Rencana Kerja Sekolah. Dalam proses tersebut, sekolah perlu bersinergi dengan stake holder terutama dengan pihak masyarakat/orang tua, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat termasuk dunia usaha dan industri bagi sekolah kejuruan.

3) Rencana kerja sekolah sebagaimana diuraikan pada nomor (2) di atas selanjutnya menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam melakukan monitoring pelaksanaan penjaminan mutu sekolah melalui mekanisme MPSD Monitoring Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD). Dengan demikian kerangka kegiatan MSPD juga didasarkan pada SNP dan hasil Audit/evaluasi internal pihak sekolah. Hasil MSPD dapat dijadikan peta mutu yang selanjutnya dapat dijadikan bahan untuk menyusun perencanaan pengembangan atau program-progam intervensi yang relevan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.

4) Intervensi pemerintah dan pemerintah daerah terutama diarahkan pada komponen program atau rencana kerja sekolah yang tidak dapat dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah yang meliputi semua tahapan penjaminan mutu di sekolah sebagaimana terlihat dalam lingkaran besar pada gambar di atas.

5) Ketika sinergitas kegiatan penjaminan mutu telah dilakukan oleh sekolah di satu sisi dan intervensi pemerintah di pihak lain, maka pada dasarnya sekolah layak mendapat status terakreditasi.

D. ESENSI EVALUASIDIRI SEKOLAH

Evaluasi secara umum merupakan suatu proses pengumpulan serta pemrosesan data dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengelolaan dan pengembangan sekolah.Evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi, kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan. Evaluasi diri (self evaluation) menekankan pada proses untuk membangun budaya mutu di tingkat satuan pendidikan yang dilakukan bertahap dan terus-menerus atas seluruh komponen-komponen pendidikan.

Evaluasi dirimerupakan upaya sekolah untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh sekolah sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala, bahkan ancaman. Pengkajian dan analisis itu dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pakar sejawat dari luar sekolah, sehingga evaluasi-diri dapat dilaksanakan secara objektif.

E. TUJUAN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

Tujuan utama EDS adalahagar sekolah mengevaluasi mutu pendidikan yang mereka berikan berdasarkan indikator utama untuk dapat mengetahui kelebihan mereka dan mengidentifikasi bidang yang membutuhkan perbaikan. Informasi tersebut kemudian dipergunakan untuk perencanaan dan memprioritaskan bidang untuk perbaikan dan pengembangan sekolah. Proses ini menyediakan informasi mengenai tingkatan standar dan mutu di sekolah yang dapat diberikan melalui sistem data yang akan mengarahkan data tersebut untuk perencanaan pada tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional. Proses peningkatan mutu berkelanjutan sangat diperlukan bagi akreditasi sekolah.

Evaluasidiri dimaksudkan untuk hal-hal berikut:

1) Penyusunan profil sekolah yang komprehensif dengan data mutakhir.

2) Perencanaan dan perbaikan-diri secara berkelanjutan.

3) Penjaminan mutu internal sekolah.

4) Pemberian informasi mengenai sekolah kepada masyarakat dan pihak tertentu yang memerlukannya (stakeholders).

5) Persiapan evaluasi eksternal (akreditasi).

Tujuan khusus pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan berbasis Evaluasi Diri Sekolah adalah :

a. Memberikan data yang akurat dalam pengkajian komitmen sekolah terhadap mutu pendidikan merujuk pada Standar Nasional Pendidikan;

b. Mengukur seberapa besar tingkat pencapaian kinerja dan mutu sekolah dibandingkan dengan rencana program dan kebijakan mutu yang ditetapkan oleh sekolah berdasarkan SPM dan SNP;

c. Memetakan sekolah dalam pencapaian standar mutu layanan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan PSDMPK dan PMP Kemendikbud; c. Memetakan sekolah dalam pencapaian standar mutu layanan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan PSDMPK dan PMP Kemendikbud;

e. Menganalisis dan melaporkan mutu pendidikan kepada pemangku kepentingan untuk standarisasi kualitas pendidikan secara regional dan nasional;

f. Mendorong sekolah untuk melaksanakan evaluasi diri secara rutin sebagai persiapan menghadapi akreditasi atau sistem penjaminan mutu eksternal;

g. Mendorong sekolah untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu layanan pendidikan yang berkualitas;

h. Memberikan jaminan bahwa sekolah yang telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BSNP, mampu memberikan jaminan mutu layanan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas bagi masyarakat;

i. Menciptakan budaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah secara berkelanjutan

Manfaat Evaluasi-Diri

Evaluasi Diri Sekolah adalah proses penilaian secara komprehensif atas komitmen sekolah terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program pendidikan di sekolah, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. EDSmemberikan sumbangan penting bagi sekolah sendiri dan bagi pemerintah Kab/Kota yang memiliki kewenangan mengelola pendidikan. Manfaat Evaluasi Diri Sekolah adalah sebagai berikut.

1) Bagi sekolah  Membantu untukmengidentifikasi masalah, penilaian program dan

pencapaian sasaran. Sekolah dapat mengidentifikasikan kelebihan serta kekurangannya sendiri dan merencanakan pengembangan ke depan.

 Memperkuat budaya evaluasi kelembagaan (institusional evaluation) dan analisis-diri.  Mendorong sekolah untuk meninjau kembali kebijakan yang telah usang.  Memberi informasi tentang status sekolah dibandingkan dengan sekolah lain.  Sekolah dapat memiliki data dasar yang akurat sebagai dasar untuk

pengembangan dan peningkatan di masa mendatang  Sekolah dapat mengidentifikasikan peluang dan tantangan untuk

meningkatkan mutu pendidikan  Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk membuat program peningkatan mutu

pendidikan melalui BOS dalam rangka penjaminan mutu pendidikan.  Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk mendorong sekolah guna meningkatkan mutu sebagai persiapan menghadapi akreditasi atau sistem penjaminan mutu eksternal;

 Sekolah dapat memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan demi meningkatkan akuntabilitas sekolah. Hasil EDS dapat dimanfaatkan sebagai ukuran jaminan mutu layanan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas bagi masyarakat;

 Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk menciptakan budaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah secara berkelanjutan.

2) Bagi tingkatan lain dalam sistem (pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi,

dan Pusat)

 Menyediakan data dan informasi yang penting untuk perencanaan, pembuatan keputusan dan perencanaan anggaran pendidikan pada tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional

 Mengidentifikasikan bidang prioritas untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

 Mengidentifikasikan jenis dukungan yang dibutuhkan terhadap sekolah  Mengidentifikasikan pelatihan serta kebutuhan program pengembangan

lainnya  Mengidentifikasikan keberhasilan sekolah berdasarkan berbagai indikator

pencapaian sesuai dengan standar nasional pendidikan dan standar pelayanan minimal.

 Hasil Evaluasi Diri Sekolah dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan perencanaan, analisis kebutuhan sekolah, analisis kebutuhan program pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional.

 Hasil Evaluasi Diri Sekolah memberikan gambaran mutu sekolah yang merupakan cerminan dari totalitas keadaan dan karakteristik masukan, proses dan luaran atau layanan sekolah yang diukur berdasarkan standar nasional pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP.

 Hasil EDS tentang pemetaan sekolah dalam pencapaian standar mutu layanan pendidikan, khusus untuk pemenuhan standar PTK dapat digunakan untuk melakukan pemindahan guru antar sekolah oleh Dinas Pendidikan atau Kemendikbud;

 Hasil EDS yang menyajikan data yang akurat terkait kondisi sarana dan prasarana sekolah dapat dimanfaatkan untuk program rehabilitasi sekolah rusak dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan merujuk pada Standar Nasional Pendidikan;

 Hasil EDS yang menyajikan angka partisipasi dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai data pemenuhan wajib belajar sehingga dapat diajukan solusi permasalahan yang dihadapi.

 Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kinerja bidang pendidikan sehingga dapat diketahui apakah sekolah telah memenuhi pendidikan bagi

siswa agar memiliki kompetensi abad 21 sehingga dapat bersaing secara regional dan nasional;

F. PELAKSANAAN EVALUASI DIRI SEKOLAH

Kepala sekolah dengan dukungan pengawas sekolah pembina melaksanakan EDS bersama Tim TPS/EDS yang terdiri dari perwakilan guru. Tim ini akan mempergunakan instrumen yang disediakan untuk menetapkan profil kinerja sekolah berdasarkan indikator pencapaian. Informasi yang didapatkan kemudian dianalisa dan dipergunakan oleh TPS/tim EDSuntuk mengidentifikasi kelebihan dan bidang perbaikan yang dibutuhkan, serta merencanakan program tahunan sekolah. Pengawas sekolah pembina harus dilibatkan secara penuh untuk mendukung sekolah dalam proses tersebut, serta Kepala sekolah dengan dukungan pengawas sekolah pembina melaksanakan EDS bersama Tim TPS/EDS yang terdiri dari perwakilan guru. Tim ini akan mempergunakan instrumen yang disediakan untuk menetapkan profil kinerja sekolah berdasarkan indikator pencapaian. Informasi yang didapatkan kemudian dianalisa dan dipergunakan oleh TPS/tim EDSuntuk mengidentifikasi kelebihan dan bidang perbaikan yang dibutuhkan, serta merencanakan program tahunan sekolah. Pengawas sekolah pembina harus dilibatkan secara penuh untuk mendukung sekolah dalam proses tersebut, serta

Pelaksanaan evaluasi diri seyogyanya mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Dilakukan dengan motivasi intrinsik.

2) Memperoleh dukungan pimpinan

3) Memperoleh dukungan semua pihak dalam lembaga.

4) Disesuaikan dengan keperluan dan tujuan lembaga.

5) Proses evaluasi-diri dilaksanakan dan dipimpin dengan baik oleh semua unit yang terlibat.

6) Evaluasi-diri dilaksanakan secara terbuka/transparan, objektif, jujur, bertanggung jawab dan akuntabel.

7) Mendeskripsikan dan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolah, dan peluang serta ancaman yang ada di lingkungan sekolah.

8) Berbagai permasalahan diteliti dan dicarikan alternatif pemecahannya.

9) Hasil evaluasi-diri dimanfaatkan untuk menyusun strategi dan rencana pengembangan dan perbaikan program secara berkelanjutan.

10) Hasilnya berupa perbaikan proses evaluasi kelembagaan dan analisis-diri, serta perbaikan dan pengembanan program secara berkelanjutan (continuous program improvement and development).

11) Laporan hasil analisis disusun dengan baik.

G. INSTRUMEN EDS

Instrumen EDS didasarkan pada standar nasional dan akan memberikan dua tujuan untuk menyediakan informasi bagi rencana pengembangan sekolah, seiring dengan pemutakhiran sistem manajemen informasi pendidikan nasional. Bidang dan pertanyaan inti yang disediakan dalam instrumen tersebut merefleksikan aspek-aspek yang penting bagi sekolah yang diperlukan untuk merencanakan perbaikan sekolah. Karena itulah maka perlu diantisipasi agar sekolah dapat melakukan proses ini dengan benar dan tidak memandangnya sekedar sebagai kegiatan pengisian formulir. Yang penting untuk ditekankan disini adalah sekolah harus melaporkan situasi nyata yang ada di sekolah mereka dan kemudian, saat proses ini diulang, mereka harus mampu menunjukkan adanya perbaikan seiring dengan waktu yang berjalan.

Evaluasi-diri merupakan salah satu aspek penting dalam keseluruhan daur akreditasi dengan berbagai peran dan kegunaannya, serta untuk keperluan penjaminan mutu (quality assurance). Dimensi penilaian yang digunakan dalam evaluasi sekolah yang secara garis besar terdiri atas komponen-komponen berikut.

 Masukan, mencakup:

1) Visi dan misi sekolah

2) Tujuan dan sasaran.

3) Peserta didik

4) Sumberdaya manusia.

5) Kurikulum.

6) Sarana dan prasarana.

7) Pembiayaan.

 Proses, mencakup:

1) Tatapamong (governance).

2) Pengelolaan program.

3) Kepemimpinan.

4) Proses pembelajaran.

5) Suasana Akademik.

 Keluaran/Hasil, mencakup:

1) Lulusan.

2) Keluaran lainnya

Delapan SNP memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebagian standar menjadi prasyarat bagi pemenuhan standar yang lainnya. Dalam kerangka sistem, komponen input sistem pemenuhan SNP adalah Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan Standar Pembiayaan. Bagian yang termasuk pada komponen proses adalah Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Evaluasi, sedangkan bagian yang termasuk pada komponen output adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berikut ini disajikan kaitan antara SNP.

Gambar Kaitan antar Standar Nasional Pendidikan (SNP)

G.1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Kompetensi Lulusan sebagaimana diamanatkan dalam PP 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan diatur lebih lanjut dalam Permendikbud No 54 Tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, dikembangkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan kompetensi abad 21, persaingan yang semakin mengglobal, dan kebutuhan lokal serta nasional. Selain itu Kompetensi Lulusan juga dikembangkan bersesuaian dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagaimana dimanatkan Perpres No 8 Tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

Pengertian Standar Kompetensi Lulusan berdasarkan Permendikbud No 54 Tahun 2013 adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, keterampilan dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan.

Untuk mengetahui kesesuaian dan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Kesesuaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan dievaluasi secara berkala dan berkelanjutan terhadap kebutuhan lulusan pendidikan dan kebutuhan peserta didik, baik lokal, nasional, maupun global. Sedangkan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan dievaluasi secara berkala terhadap lulusan dari masing-masing satuan pendidikan. Evaluasi dilakukan terhadap kesesuaian sumber daya dan proses pembelajaran yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu.

Lulusan SD/MI/SDLB*/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilansebagai berikut.

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain

Keterampilan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Lulusan SMP/MTs/SMPLB*/Paket

pengetahuan, dan keterampilansebagai berikut.

B memiliki

sikap,

Sikap