Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia CabangMedan Putri
Hijau yang beralamat di Jalan Putri Hijau No. 2 Medan. Waktu penelitian
dilaksanakan dari Maret 2015 sampai dengan Mei 2015.

3.2

Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif
kuantitatif menurut Djarwanto (2004) yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menguraikan atau menggambarkan sifat (karakteristik) dari suatu keadaan atau
objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif
serta pengujian statistik.


Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian explanatory. Sugiyono (2006)
menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud
50

Universitas Sumatera Utara

menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan yang lainnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Menurut
Kerlinger dalam Sugiyono (2006), survey merupakan penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang
diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi


Populasi adalah kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen-elemen atau
individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian
(Sinaga, 1994). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap yang
meliputi Bagian Operasional dan Bagian Pemasaran di BRI Cabang Medan Putri
Hijau. Berdasarkan dari data internalper tanggal 20 Januari 2015, jumlah
karyawan dari kedua bagian/divisi tersebut sebanyak 118 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik

yang

dimiliki

oleh

populasi.Dalam


penelitian

ini,metode

pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu mengambil seluruh
karyawan (selain level manajer, asisten manajer dan supervisor) pada bagian
operasional dan bagian pemasaranyaitu sebanyak 118 orang sebagai sampel.
51

Universitas Sumatera Utara

Datajumlah sampel penelitian berdasarkan unit kerja/bagian dapat dilihat
pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah dan Deskripsi Sampel Penelitian

No.
1.


2.

Unit Kerja
Bagian Operasional:
 ADK Commercial
 ADK Consumer
 Sekretariat ADM
 Logistik
 Teller
 TKK
 Kliring
 Payment Point
 Customer Service
Bagian Pemasaran:
 Account Officer (AO) Commercial
 Account Officer (AO) Consumer
 Account Officer (AO) Program
 Funding Officer
Jumlah


Populasi
(orang)
71

47

118

Sumber:Data Internal Bank BRI Cabangang Medan Putri Hijau 2014

Teknik pengambilan sampel masing-masing unit kerja dilakukan dengan
menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total (total sampling)
atau sensus. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat
cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil
terjadinya kesalahan/penyimpangan terhadap nilai populasi (Usman & Akbar,
2008).

52

Universitas Sumatera Utara


3.4

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1.

Wawancara (Interview) yaitu melakukan tanya jawab secara langsung
kepada responden yaitu karyawan Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri
Hijau Medanmengenai informasi atau keterangan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.

2.

Menggunakan metode kuesioner (daftar pertanyaan)yang berkaitan dengan
Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Interaksi Sosial dan Kinerja
Karyawan. Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner tertutup dimana
responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah

disediakan sesuai dengan pendapatnya, yaitu dengan memberikan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden.

3.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut disertai jawaban dengan
menggunakan Skala Likert. Jawaban-jawaban yang tersedia pada skala
tersebut diberi skor atau nilai sebagai berikut: untuk kategori jawaban
Sangat Tidak Setuju (STS), skor atau nilainya 1 (satu), untuk jawaban
Sangat Setuju (SS), skor atau nilainya 5 (lima).

4.

Studi Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari
dokumen-dokumen yang diperoleh dari PT. Bank Rakyat Indonesia
CabangMedan Putri Hijau seperti jumlah karyawan, deskripsi kerja,
tingkat pendidikan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian.

53


Universitas Sumatera Utara

3.5

Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Menurut Webster New Word Dictionary dalamSitumorang dan Lufti,
(2011) Data adalah “Things known or assumed”, yang berarti bahwa data itu
sesuatu yang diketahui atau dianggap. Pengertian diketahui dalam hal ini yaitu
yang sudah terjadi merupakan fakta atau bukti. Data dapat memberikan gambaran
tentang sesuatu keadaan atau persoalan.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1.

Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
wawancara dan pemberian kuesioner.


2.

Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari
studi dokumentasi guna mendukung penelitian.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari
responden berupa data primer (wawancara dan kuesioner)dan data sekunder (data
internal organisasi) diperoleh dari Bank BRI Cabang Medan Putri Hijau.
54

Universitas Sumatera Utara

3.6

Dimensi Variabel

3.6.1


Dimensi Kinerja Karyawan

Kinerja dapat diartikan sebagai catatan keberhasilan dari suatu
pekerjaan/tugas yang telah dicapai seseorang melalui pengevaluasian/penilaian
kinerja karyawan merupakan hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.Indikator
kinerja karyawan pada penelitian ini terdiri dari:

1.

Pencapaian dalam bentuk kuantitas dan kualitas

2.

Laporan Kerja

3.

Pengetahuan Teknis


4.

Mengembangkan inisiatif dan kemandirian

5.

Berpedoman pada kebijakan

6.

Memberikan informasi

7.

Memberikan pelayanan

55

Universitas Sumatera Utara

Model Dimensi Kinerja Karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

Sumber: Bank BRI Medan Putri Hijau, yang dikembangkan

Gambar 3.1 Dimensi Kinerja Karyawan

3.6.2

Dimensi Budaya Organisasi

Budaya Organisasi merupakan suatu sistem nilai yang diyakini dan
dipraktekkan oleh anggota organisasinya sehingga membedakan organisasi
tersebut dengan organisasi lainnya.Model Dimensi Budaya Organisasi pada BRI
56

Universitas Sumatera Utara

Cabang Medan Putri Hijau dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut:

Sumber: Bank BRI Medan Putri Hijau, yang dikembangkan

Gambar 3.2 Dimensi Budaya Organisasi

3.6.3

Dimensi Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mencapai suatu tujuan dalam
situasi tertentu. Gibson et.al (1991), memberikan pengertian kepemimpinan
(leadership) sebagai suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk
memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu.

57

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini Dimensi Gaya Kepemimpinan mengacu pada dimensi
yang dikembangkan oleh Singh-Sengubta, Sunita (1997) dalam Fuad (2004), yang
terdiri dari:
1.

Gaya Partisipatif

2.

Gaya Birokratis

3.

Gaya Pengasuh

4.

Gaya Berorientasi pada Tugas

5.

Gaya Otoriter

Dimensi Gaya Kepemimpinan dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Sumber:Singh-Sengubta, Sunita (1997)

Gambar 3.3 Dimensi Gaya Kepemimpinan

3.6.4

Dimensi Interaksi Sosial

58

Universitas Sumatera Utara

Interaksi sosial menurut Bonner (dalam Ali, 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
Dimensi Interaksi Sosial mengacu pada dimensi yang dikembangkan
Chitambar (dalam Sajogyo, 1978) bahwa ada 4 (empat) aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1.

Aspek kontak sosial

2.

Aspek komunikasi

3.

Aspek struktur sosial

4.

Aspek bentuk sosial

Dimensi Interaksi Sosial dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Sumber:J.B. Chitambar (dalam Sajogyo, 1978)

Gambar 3.4 Dimensi Interaksi Sosial

59

Universitas Sumatera Utara

3.7

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengkaji Pengaruh Budaya
Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui
Interaksi Sosial Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Cabang Medan Putri Hijau sehingga data yang diperlukan dalam penelitian ini
pada dasarnya dikelompokkan kedalam 4 (empat) variabel, yaitu:
1.

Variabel Budaya Organisasi

2.

Variabel Gaya Kepemimpinan

3.

Variabel Interaksi Sosial

4.

Variabel Kinerja Karyawan

Variabel Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan diklasifikasikan
sebagai variabel bebas/independen/stimulus (X), sedangkan variabel Interaksi
Sosial sebagai variabel Moderating (Z) sedangkan variabel Kinerja Karyawan
sebagai variabel terikat/dependen/output (Y). Masing-masing variabel bebas,
moderating dan Moderating diturunkan menjadi beberapa indikator (dimensi) agar
mempermudah pengukurannya, sedangkan variabel terikat ditentukan berdasarkan
variabel-variabel lain yang mempengaruhinya.

60

Universitas Sumatera Utara

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dirangkum pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Variabel
Budaya Organisasi

Gaya
Kepemimpinan

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Operasional
Suatu sistem nilai yang
diyakini dan
dipraktekkan oleh
karyawan sehingga
membedakan BRI
tersebut dengan bank
lainnya.

Cara pemimpin dalam
menghadapi dan
melayani karyawan atau
bawahan yang biasanya
berbeda-beda pada
setiap individu dan
dapat berubah-ubah
untuk terciptanya
kesatuan dalam berfikir
serta berbuat dalam
rangka mencapai tujuan
organisasi.

1.

Dimensi
Integritas

2.

Profesionalisme

3.

Kepuasan Nasabah

4.

Keteladanan

5.

Penghargaan
SDM

1.

Gaya partisipatif

2.

Gaya birokratis

3.

Gaya pengasuh

4.

Gaya berorientasi pada
tugas

5.

Gaya otoriter

kepada

Indikator
1.1 Menjaga nama baik
perusahaan
1.2 Taat kode etik
perbankan
2.1 Bertanggungjawab
2.2 Orientasi masa depan
3.1 Senang melayani
3.2 Memperhatikan
kepentingan perusahaan
4.1 Menjadi panutan
4.2 Konsisten dalam
bekerja
5.1 Memberikan
penghargaan/reward
5.2 Saling menghargai
1.1 Berkonsultasi dengan
bawahan
1.2 Memperlakukan
bawahannya sama
2.1 Pengambilan keputusan
besar ditangan pucuk
pimpinan
2.2 Menjaga hubungan
impersonal
(memisahkan urusan
kerja dengan urusan
pribadi)
3.1 Memperhatikan
bawahan yang bekerja
keras
3.2 Atasan suka memberi
bantuan
4.1 Atasan sangat disiplin
4.2 Bekerja keras walaupun
dalam kondisi yang
tidak nyaman
5.1 Wewenang atasan
mutlak
5.2 Komunikasi

61

Universitas Sumatera Utara

Pengukuran
Skala Likert
(1-5)

Skala Likert
(1-5)

Variabel

Interaksi Sosial

Definisi Operasional

Merupakan suatu
hubungan antara dua
karyawan atau lebih,
dimana perilaku
karyawan
mempengaruhi,
mengubah atau
dipengaruhi
karyawanlain.

Dimensi

Indikator
berlangsung satu arah

1. Aspek kontak sosial

2. Aspek komunikasi

3. Aspek struktur sosial

4. Aspek bentuk sosial

Kinerja Karyawan

Merupakan indikator
tingkatan prestasi kerja
yakni perbandingan
antara hasil kerja yang
secara nyata dengan
standart kerja yang
ditetapkan.

1.

Pencapaian dalam
bentuk kuantitas dan
kualitas

2.

Laporan kerja

3.

Pengetahuan teknis

4.

Mengembangkan
inisiatif dan
kemandirian
Berpedoman pada
kebijakan

5.

6.

Memberikan
informasi akurat

7.

Memberikan
pelayanan

1.1 Mau bertanya kepada
teman sekerja apabila
ada yang kurang
dipahami
1.2 Menyapa teman sekerja
2.1 Membantu teman
sekerja yang mendapat
performance yang
kurang baik
2.2 Merespon langsung
teman sekerja yang
bertanya
3.1 Tidak membedabedakan teman sekerja
3.2 Adanya perasaan
solidaritas kepada
teman sekerja
4.1 Persaingan didalam
pekerjaan membuat
lebih termotivasi
4.2 Berbaur dengan teman
sekerja diluar jam kerja
1.1 Selalu mencapai target
pekerjaan
1.2 Menyelesaikan
pekerjaan sesuai
prosedur
2.1 Tepat waktu menyusun
laporan
2.2 Penyajian laporan yang
informatif
3.1 Bekerja sesuai
kemampuan
3.2 Terampil dalam bekerja
4.1 Mandiri dalam bekerja
4.2 Inisiatif yang tinggi
5.1 Menjalankan kebijakan
yang berlaku
5.2 Taat pada peraturan
perusahaan
6.1 Memberikan informasi
yang akurat pada
nasabah
6.2 Selalu mengupdate
informasi
7.1 Menjaga hubungan baik
7.2 Memberikan perhatian

62

Universitas Sumatera Utara

Pengukuran

Skala Likert
(1-5)

Skala Likert
(1-5)

Variabel

Definisi Operasional

Dimensi

Indikator

Pengukuran

Sumber: Penelitian 2015

3.8

Uji Instrumen

3.8.1

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk membantu peneliti mengetahui apakah alat

ukur yang disusun untuk mengukur variabel penelitian sudah benar dan tepat
dalam mengukur variabel tersebut. Uji validitas ini berguna untuk menentukan
seberapa cermat alat ukur tersebut dalam mengukur variabel penelitian. Menurut
Sogiyono (2008) uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen
yang dicantumkan dalam angket sudah layak untuk digunakan sehingga
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan ukuran tujuannya. Jika instrumen
tersebut valid maka dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
dalam penelitian.

63

Universitas Sumatera Utara

Uji validitas ini dilakukan dengan melakukan Uji Korelasi Pearson
Product Moment. Dalam uji ini, setiap butir pertanyaan akan diuji relasinya
dengan skor total variabel. Agar penelitian lebih teliti, sebuah butir pertanyaan
sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variable ≥ 0,3.
Jika rhitung ≤ 0,3 maka akan disingkirkan karena tidak memiliki kontribusi dengan
pengukuran (Sugiyono, 2005).

3.8.2 Uji Realibiltas
Uji Realibiltas yang digunakan adalah dengan Uji Cronbach’s Alpha.
Rumus perhitungan dengan Cronbach’s Alphaadalah sebagai berikut:

dimana:
α
= Reliabilitas
K
= Jumlah butir
r
= Rata-rata korelasi antar item

Jika nilai alpha lebih dari 0,6 (α> 0,6) artinya reliabilitas mencukupi
(sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item

64

Universitas Sumatera Utara

reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki
reliabilitas yang kuat (Situmorang et.al.,2010).

Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel:
Segera identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah
kelanjutan dari tes Alpha sebelumnya untuk melihat item-item tertentu yang tidak
reliabel. Berdasarkan ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak
reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.

3.9

Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi Kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsi klasik yang dapat diuraikan sebagai
berikut:

3.9.1

Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011), Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

65

Universitas Sumatera Utara

jumlah sampel kecil. Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan uji grafik dan uji
statistik.

a.

Uji Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya melihat
dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah
sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan data ploting data
residual akan dibandingkan degan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal atau dari grafik atau dengan melihat histogram
residualnya. Dasar pengambilan keputusan:


Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.



Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
66

Universitas Sumatera Utara

b.

Uji statistik

Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bias sebaliknya. Oleh
sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji
statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
UjiKolomogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai signifikansi (0,05) maka
data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp < nilai signifikansi 0,05,
maka data tersebut tidak berdistribusi normal ataudata tidak memenuhi uji
normalitas.

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghazali (2011), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
dan hubungan yang terjadi adalah cukup besar. Menurut Gujarati (2009),
multikolinearilitas terjadi bila korelasi antara variabel bebas melebihi 0,8.

Adapun dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linier
berganda menurut Widarjono (2007) adalah:

1.

Penaksir OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan
kovariansi yang yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran (estimasi)
yang tepat.

67

Universitas Sumatera Utara

2.

Akibat penaksir OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar,
menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung
statistik uji t akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara statistik
tidak signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas.

3.

Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap
variabel tidak bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2)
masih bisa relatif tinggi.

Selanjutnya untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model
regresi linier berganda dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF)
dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka terjadi multikolinieritas
dalam model regresi.

3.9.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghazali (2011:139), Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari satu residual ke
residual lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.

Menurut Widarjono (2007), dampak adanya heteroskedastisitas dalam
model regresi adalah walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi
tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan
standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval
estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F
68

Universitas Sumatera Utara

tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak
heteroskedastisitas tersebut menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan
estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang linear
unbiased estimator (LUE).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi
digunakan Uji Glejser yang mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual
terhadap variabel independen dengan persamaan regresi :
|Ut| = α + βXt + vt
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen (nilai sig < 0.05) , maka ada indikasi heteroskedastisitas. Jika hasil
yang diperoleh tidak signifikan (nilai sig > 0,05) maka tidak ada
heteroskedastisitas dalam model regresi (Widarjono, 2007).

3.10

Metode Analisis Data

Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasinya yang
bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam rangka mengungkap
fenomena tertentu. Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data
kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode yang
dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel
yang akan diteliti.

69

Universitas Sumatera Utara

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau
hubungan pengaruh. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
yaitu Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Jalur (Path Analysis).

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum. Penelitian ini dilakukan pada populasi yang jelas akan
menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Dalam statistik deskriptif ada
diantaranya penyajian data melalui tabel, grafik, penyebaran data dan perhitungan
persentase. Dalam statistik deskriptif juga dilakukan mencari kuatnya hubungan
atara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi (Sugiyono, 2008).

3.10.2 Analisis Jalur (Path Analysis)

Mediasi atau intervening merupakan variabel antara yang berfungsi
memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur
(path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda, tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan
tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel penyebab, terhadap

70

Universitas Sumatera Utara

beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat dan analisis jalur tidak dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis (Rachaety, 2007:142).

Hubungan variabel Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2)
terhadap Kinerja Karyawan (Y) dimediasi Interaksi Sosial (Z) digambarkan dalam
analisis jalur (path analysis)sebagai berikut:

Sumber: Robbins (2006), Nuraini (2010), Ahmad (2014, Aslam (2013)

Gambar 3.5 Model Analisis Jalur

Adapun rumus yang digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut:
Submodel 1:
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e1
Submodel 2:
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1 Z+ b4 X2 Z+ b5 X1 X2 Z + e2
dimana:
71

Universitas Sumatera Utara

Y
Z
X1
X2
b0
b1…b5
e1, e2

=
=
=
=
=
=
=

Kinerja Karyawan
Interaksi Sosial
Budaya Organisasi
Gaya Kepemimpinan
Intercept
Koefisien Regresi
term of error

3.10.3 Uji statistik F
Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel terikat. Bentuk pengujiannya :
Ho

: β1=β2=0, artinya Budaya Organisasi danGaya Kepemimpinansecara
simultan/serempak tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Ha

:minimal ada satu βi (koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau
mempengaruhi Y
Kriteria pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel, kriteria pengambilan keputusannya adalah:
a. Hoditerima jika Sig-F ≥ α
b. Hoditolak jika Sig-F < α

3.10.4 Uji t (Uji parsial)
Uji t bertujuan untuk melihat pengaruhvariabel bebas yaitubudaya
organisasi dan gaya kepemimpinansecara parsial terhadapkinerja karyawan.
Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

72

Universitas Sumatera Utara

Ho b1 = 0 , artinya tidak ada pengaruh budaya organisasi secara parsial
terhadap kinerja karyawan.
Ho = b1  0, artinya terdapat pengaruh budaya organisasi secara parsial
terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh variabel capacity terhadap efektivitas pengelolaan dana SPP
Ho b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan secara parsial
terhadap kinerja karyawan
Ho= b2  0, artinya terdapat pengaruh pengaruhgaya kepemimpinan secara
parsial terhadap kinerja karyawan

3.10.5 Uji Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap
variabel dependen. Uji variabel moderating dapat di uji dengan:
a.

Uji Interaksi
Uji interkasi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis

(MRA) merupakan persamaan regresi yang mengandung unsur interaksi
(perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + e
Variabel perkalian antara X1 dan X2 merupakan variabel moderating oleh
karena menggambarkan pengaruh moderating variabel X2 terhadap hubungan
73

Universitas Sumatera Utara

X1dan Y. Sedangkanvariabel X1 dan X2 merupakan pengaruh langsung dari
variabel X1 dan X2 terhadap Y.
b.

Uji Nilai Selisih Mutlak
Frucot dan Shearon (1991) dan Ghozali (2009) mengajukan model regresi

yang agak berbeda untuk menguji pengaruh variabel moderasi yaitu dengan model
nilai selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus regresi sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3( X1 - X2 )

74

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Analisis Statistik Deskriptif

4.1.1

Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1.1 Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia
Pada tanggal 16 Desember 1895 Raden Wirjaatmadja dengan nama
HulpenSpaarbank

der

Inlandsche

Bestuurs

Ambtenaren,

(Bank

priyayi

purwokerto) yang berkebangsaan Indonesia (pribumi) dikenal sebagai pendiri
bank perkreditan, pertanian dan perkoperasianbank tersebut tumbuh dan
berkembang dengan pesat.

Pada tahun 1898 dengan bantuan pemerintahan Hindia Belanda didirikan
Volkbanken atau Bank Rakyat dikota wilayah nusantara atau hindia belanda pada
waktu itukemudian pada tahun1934 didirikan Algemene Volkscrediet Bank
(AVB)yang berstatus badan hukum Eropa. Pada jaman penduduk Jepang
berdasarkan UU No 39 tanggal 3 Oktober 1942 AVB dipulau Jawa diganti
namanya

menjadi

Syamin

Ginko

(Bank

Rakyat).Berdasarkan

peraturan
75

Universitas Sumatera Utara

pemerintah No 1-1946 tanggal 22 Februari 1946 tentang aturan “Bank Rakyat
Indonesia” ditetapkan berdirinya BRI yang merupakan kelanjutan dari Syamin
Ginko, pada masa penduduk NederlandInde Civil Administrasi Bank ditutup,
namun setelah perjanjian Roem-Royen, BRI kembali menjadi milik negara RI
1945.

Perkembangan sejarah politik Indonesia ternyata telah mempengaruhi
perkembangan sejarah Bank Rakyat Indonesia.Dengan surat keputusan menteri
kemakmuran Republik Indonesia Serikat 16 Maret 1950 direksi Bank Republik
Indonesia 1945 dari Jogjakarta ke Jakarta. Aturan Bank Rakyat Indonesia No 11946 dipengaruhi dengan No 25 – 1951 tanggal 20 april 1951 sesuai dengan UU
(perpu) No 41 -1960 tanggal 26 Oktober 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani
Nelayan (BKTN).

Pada akhir tahun 1968 berdasarkan UU No 16 tahun 1967 tentang UU
pokok perbankan dan UU No 13 tahun 1968 tentang Bank sentral mengembalikan
fungsi bank Indonesia sebagai bank sentral.BRI mempunyai tugas menampung
segala hak dan kewajiban serta kekayaan Bank rakyat Indonesia unit bidang rural
dengan UU No 12 tahun 1968. Dengan keputusan direksi BRI S-67-DIR /12
/1982 tanggal 2 Desember 1982 ditentukan bahwa hari jadi BRI adalah 16
Desember 1985.Sesuai dengan pasal 1 akta pendirian No 133 tertanggal 31 juli
1992. Sejak tanggal 1Agustus 1992 berdasarkan undang-undang perbankan yang
No 7 tahun 1992 dan peraturan pemerintahan RI No.21 tahun 1992 status BRI
berubah menjadi PT.Bank Rakyat Indonesia (persero )yang kepemilikinya 100%
76

Universitas Sumatera Utara

ditangan pemerintah. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang
semakin pesat maka sampai saat ini berdasarkan Annual ReportBBRI tahun 2013,
Bank Rakyat Indonesia (BRI) mempunyai unit kerja yang berjumlah 9.808 unit,
yang terdiri Kantor Pusat BRI, Kantor Wilayah, Kantor Inspeksi /SPI, Kantor
Cabang (dalam negeri), Kantor Cabang Pembantu, Kantor Cabang Khusus,
Kantor Kas Bayar, Kantor Mobil Bank dan Kantor Perwakilan yang ada di New
York, Hongkong, Caymand Island. Bank Rakyat Indonesia juga memiliki 48 juta
customer account, 18.292 jaringan ATM dan 104.570 jaringan e-channel.

Secara yuridis penyebutan Bank Rakyat Indonesia sebagai perseroan
adalah perusahaan perseroan (persero) PT Bank Rakyat Indonesia. Dalam
sejarahnya PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau menempati
gedung di jalan Putri Hijau No.2 sejak tanggal 16 Desember 1968 hingga saat
sekarang.

4.1.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia

Adapun visi dan misi PT. Bank Rakyat Indonesia sebagai berikut:

1.

Visi BRI :Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah

2.

Misi BRI :
a.

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.

b.

Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
77

Universitas Sumatera Utara

yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional

dan

teknologi

informasi

yang

handal

dengan

melaksanakan manajemen resiko serta praktek Good Corporate
Governance (GCG) yang sangat baik.
c.

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihakpihak yang berkepentingan (stakeholders).

4.1.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Medan Putri Hijau berbentuk organisasi garis yang diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan
pelaporan yang terdapat dalam perusahaan.

Adapun struktur organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Medan Putri Hijau dipimpin oleh seorang Kepala Cabang yang disebut
Pimpinan Cabang (Pinca). Pimpinan Cabang bertanggung jawab untuk memimpin
dan mengatur semua kegiatan yang ada, menjamin pelayanan yang cepat, baik dan
efisien serta ramah kepada nasabah dan menjamin bahwa semua transaksi
dibidang operasional Cabang telah dicatat dengan benar. Tugas-tugas Pimpinan
Cabang

dapat

berupa:

memeriksa

dan

menyetujui

transaksi-transaksi

berdasarkanprosedur operasional Cabang dan dalam batas kewenangan yang
berlaku, menetapkan kebutuhan pegawai Cabang, membagi tugas sesuai dengan
jabatan masing-masing, menunjuk pegawai untuk tugas-tugas khusus bila

78

Universitas Sumatera Utara

diperlukan, memantau pelayanan nasabah, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan
tugasnya, pimpinan Cabang dibantu oleh 3 (tiga) orang manajer, yaitu:

1. Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran didalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh :
a. Account Office(AO) umum/retail
b. Account Office (AO) Kredit Pegawai Tetap (Kretap) dan Kredit
Pensiun(Kresun)
c. Funding Officer (FO)
2. Manajer Operasional

Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa pegawai diantaranya

a. Asisten Manajer Operasional
b. Supervisor Pelayanan kas
c. Teller
d. Teller OB
e. Teller Kliring
f. Petugas Tambahan Kas Keluar (TKK)
g. Payment Point
h. Supervisor Pelayanan Dana dan Jasa (DJS)
i. Petugas unit Pelayanan nasabah
j. Administrasi dana dan jasa
k. Petugas Kliring
l. Petugas Devisa
79

Universitas Sumatera Utara

m. Supervisor Administrasi Kredit (ADK)
n. Administrasi Kredit komersil
o. Administrasi Kredit Konsumer
p. Supervisor pelayanan intern
q. Sekretariat
r. Arsip/ berkas
s. Pelaporan
t. Support dan minat

3. Manajer Bisnis Mikro

Dalam melaksanakan tugasnya, manajer bisnis mikro dibantu oleh beberapa
pegawai diantaranya :

a. Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM)
b. Supervisor Administrasi unit
c. Petugas rekonsiliasi
d. Petugas Tambahan Kas Keluar
e. Petugas cadangan
f. Penilik
g. BRI unit.

Bagan dan struktur organisasi Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri
Hijau secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

80

Universitas Sumatera Utara

4.1.2

Karakteristik Responden
Kuesioner yang diserahkan kepada responden sebanyak 118 kuesioner

untuk menjadi sampel. Uraian lebih lanjut mengenai jawaban atau tanggapan
responden karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau terhadap pertanyaan yang
ada dalam kuesioner. Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1
Usia
20-30 Tahun
31-40 Tahun
41-55 Tahun
Total

F
43
54
21
118

Persentase
36.44
45.76
17.80
100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa 45.76% responden berusia 31-40 tahun,
54 orang responden yang berusia pada kelompok usia ini dominan dibandingkan
dengan kelompok usia yang lain. Kelompok usia ini adalah tergolong usia
produktif yakni antara 20-40 tahun dan masih termotivasi untuk mendapatkan
jenjang karir yang lebih.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
81

Universitas Sumatera Utara

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

F
53
65
118

Persentase
44.92
55.08
100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa 55.08% responden adalah perempuan dan
42.40% responden adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan
menjadi dominan sehingga faktor ini dapat mempengaruhi kepada kinerja
karyawan.

Berdasarkan tingkat pendidikan, karakteristik responden dapat dilihat pada
Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan
Diploma (D3)
Strata 1 (S1)
Strata 2 (S2)
Total

F
36
64
18
118

Persentase
30.51
54.24
15.25
100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari Tabel 4.3 diperlihatkan bahwa jenjang pendidikan responden yang
paling dominan adalah Strata 1 (S1) yaitu sebanyak 64 responden atau 54.24%,
untuk jenjang pendidikan Diploma (D3) sebanyak 34 responden atau 30.51%
sedangkan Strata 2 (S2) sebanyak 18 responden atau 15.25%. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya potensi sumberdaya manusia yang dimiliki BRI
Cabang Medan Putri Hijau.

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel
4.4 berikut:
82

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja

1-5 Tahun
6-10 Tahun
> 10 Tahun
Total

f
43
73
2
118

Persentase
36.44
61.86
1.69
100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 diketahui BRI Cabang Medan Putri Hijau pada umumnya
karyawan sudah memiliki masa kerja 6-10 tahun sebanyak 73 responden atau
61.86% sedangkan untuk kelompok masa kerja 1-5 tahun sebanyak 43 responden
atau 36.44%. Hal ini tentunya dengan masa kerja yang sudah lama, karyawan
yang ada sudah berpengalaman dengan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan.

4.1.3

Hasil Uji Instrumen

4.1.3.1 Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud (Arikunto,
2003).

83

Universitas Sumatera Utara

Pengujian instrumen menggunakan jumlah anggota sampel 15 orang
responden, seperti yang telah dikemukakan bahwa analisis faktor dilakukan
dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Dari hasil
perhitungan dengan menggunakan software SPSS 18 sebagaimana dapat dilihat
pada Lampiran 4, menunjukkan bahwa korelasi tiap item pertanyaan terhadap skor
item berkorelasi positif dan lebih besar dari 0.3 (rhitung ≥ 0.3) maka dapat
dinyatakan bahwa butir pertanyaan instrumen dalam penelitian ini seluruhnya
valid.

4.1.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Suatu instrumen/kuesioner dikatakan reliable (andal) jika jawaban
seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan
Cronbach’s Alpha> 0.60 (Ghozali, 2007). Dari hasil uji realibilitas menggunakan
software SPSS 18 dalam Lampiran 4, ternyata seluruh item dikatakan reliable.

4.1.4

Hasil Uji Asumsi Klasik

4.1.4.1 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data yang digunakan adalah berdasarkan grafik regresi
normal (Uji Normality Plot), dasar pengambilan keputusan yakni jika data
84

Universitas Sumatera Utara

menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsinormalitas. Hasil pengujian berdasarkan grafik dapat
dilihat pada Gambar 4.1.

Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Gambar 4.1 Plot Uji Normalitas Data

Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa data menyebar disekitar diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, dengan demikian maka data terdistribusi secara
normal. Untuk meyakinkan bahwa penelitian ini benar terdistribusi normal, dapat
dilakukan pengujian dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Simirnov (KS) pada Tabel 4.5.

85

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5

Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Simirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N
Normal Parameters

118
a,b

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

.0000000
1.55728447

Absolute

.077

Positive

.077

Negative

-.066

Kolmogorov-Smirnov Z

.832

Asymp. Sig. (2-tailed)

.493

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Dari hasil analisis statistik Kolmogorov-Simirnov (K-S), dapat dilihat
bahwa nilai Kolmogorov-Simirnov (K-S) adalah 0.832 dan signifikansi pada angka
0.493 yang berarti lebih besar dari signifikansi yang telah ditentukan, yaitu: 0.05,
dengan demikian dapat dikatan berdistribusi normal (Lampiran 4).

4.1.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinieritas, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel
4.6.

86

Universitas Sumatera Utara

Uji Multikolonieritas

Tabel 4.6

Coefficients
Model

Unstandardized

Standardized

Collinearity

Coefficients

Coefficients

Statistics

B
1 (Constant)

a

Std. Error

3.197

.372

BO

-.132

.067

GK

-.172

IS

.526

Beta

T

Sig.

Tolerance

VIF

8.585

.000

-.159

-1.968

.051

.966

1.035

.071

-.225

-2.428

.017

.728

1.374

.080

.604

6.534

.000

.734

1.362

a. Dependent Variable: KK
Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Dari Tabel 4.6, terlihat bahwa model penelitian ini tidak terkena gejala
Multikolonieritas dimana nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF untuk
semua variabel independen dan moderating tidak lebih besar dari 10, artinya tidak
terjadi Multikolonieritas terhadap data yang diuji.

4.1.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Asumsi

menyatakan

bahwa

apabila

di

dalam

model

regresi

terjadiketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan yang lain tetap
disebutheteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas
dapatdilakukan dengan menggunakan uji Gletser, yaitu dengan meregresikan
nilaiabsolute residual terhadap seluruh variabel bebas. Kriteria untuk menguji
adatidaknya

heteroskedastisitas

pada

model

dapat

dilakukan

dengan

melihatsignifikansi lebih besar dari 0.05 (Sig > 0.05)berarti tidak terjadi
heterokedastisitas. Tabel 4..7 menunjukkan hasil uji heroskedastisitas.
87

Universitas Sumatera Utara

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.7

Coefficients
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
1

a

Std. Error

(Constant)

.198

.201

BudayaOrganisasi

.002

.043

-.025

.028

GayaKepemimpinan

Beta

T

Sig.

.982

.328

.005

.051

.959

-.082

-.883

.379

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa
hasil regresi residual seluruh variabel bebas mempunyai nilai signifikansi lebih
besar dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak
terjadi heteroskedastisitas.

4.1.5

Deskriptif Variabel Penelitian
Penelitian ini mengamati 2 (dua) variabel eksogen (variabel bebas) yaitu

Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2) serta 2 (dua) variabel
endogen (variabel terikat) yaitu variabel endogen moderating yaitu Interaksi
Sosial (Z) dan Kinerja Karyawan (Y).
Berikut ini hasil data deskriptif jawaban responden terhadap variabelvariabel yang diukur dengan standar nilai pada Tabel 4.8.

88

Universitas Sumatera Utara

Interpretasi Skor Jawaban Respoden

Tabel 4.8
No.
1
2
3
4
5

Skor
1.00 - 1.79
1.80 - 2.59
2.60 - 3.39
3.40 - 4.19
4.20 - 5.00

Kategori
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik

4.1.5.1 Indeks Variabel Budaya Organisasi

Variabel budaya organisasi pada penelitian ini diukur melalui 10 buah
indicator. Indeks hasil jawaban responden atas pernyataan mengenaivariabel
Budaya Organisasi yang diukur atas 10 pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9

No.
B1
B2
B3

B4
B5
B6

Indeks Variabel Budaya Organisasi

Indikator
Menjaga nama baik
perusahaan
Taat kode etik perbankan
Bertanggungjawab

Orientasi masa depan
Senang melayani
Memperhatikan kepentingan
perusahaan

Menjadi panutan
Konsisten dalam bekerja
Memberikan
penghargaan/reward
B10 Saling menghargai
Nilai Total Rata-rata Skor
B7
B8
B9

Kategori
N TS
3
2

f

Ratarata
Skor

118

4.37

Sangat Baik

118
118

4.30
4.24

7

118
118
118

4.12
4.25
4.28

59
78
69

38
33
19

118
118
118

3.86
3.78
4.09

Sangat Taat
Sangat
Bertanggungjawab
Tinggi
Sangat Senang
Sangat
Memperhatikan
Baik
Tinggi
Baik

74

5

118

4.29
4.16

Sangat baik
Baik

SS
5
44

S
4
74

38
44

77
58

3
16

28
29
40

77
89
71

12

21
7
30
39

STS
1

1

Kategori

Sumber: Hasil penelitian, 2015(data diolah)

Jawaban Responden Atas Budaya Organisasi

89

B1
4.4
B10

4.2
4
3.8

B2

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2 Jawaban Responden atas Budaya Organisasi

Persepsi

responden

sebagaimana

pada

Tabel

4.9

dan

Gambar

4.2menunjukkan sebagian besar responden memberikan tanggapan adanya
penilaian berkategori baik terhadap budaya organisasi.Hasil persepsi responden
ini mengindikasi bahwa karyawan PT. Bank BRI Cabang Medan Putri Hijau
memiliki integritas dalam menjaga nama baik perusahaan yang sangat baik
dengan nilai rata-rata 4.37. Persamaan persepsi karyawan dalam menjaga nama
baik dan menjalankan kode etik perbankan sangat mendukung kepada pencitraan
dan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Bisnis perbankan tidak
terlepas dari kepercayaan masyarakat. Nilai-nilai dalam budaya organisasi ini
memiliki peranan besar dalam mengarahkan pencapaian tujuan perusahaan.

4.1.5.2 Indeks Variabel Gaya Kepemimpinan
90

Universitas Sumatera Utara

Gaya kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi
dan memotivasi serta membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya
demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Variabel gaya kepemimpinan diukur
melalui 10 buah indikator.

Indekshasil jawaban responden mengenai variabel Gaya Kepemimpinan
dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Indeks Variabel Gaya Kepemimpinan
No.

Indikator

Berkonsultasi dengan
bawahan
G2 Memperlakukan
bawahannya sama
G3 Pengambilan keputusan
besar ditangan pucuk
pimpinan
G4 Menjaga hubungan
impersonal (memisahkan
urusan kerja dengan urusan
pribadi)
G5 Memperhatikan bawahan
yang bekerja keras
G6 Atasan suka memberi
bantuan
G7 Atasan sangat disiplin
G8 Bekerja keras walaupun
dalam kondisi yang tidak
nyaman
G9 Wewenang atasan mutlak
G10 Komunikasi berlangsung
satu arah
Nilai Total Rata-rata Skor
G1

SS
5
30

Kategori
S
N TS
4
3
2
68 19
1

STS
1

118

Ratarata
Skor
4.08

f

Kategori
Baik

5

73

35

113

3.79

Baik

37

65

16

118

4.18

Baik

23

57

38

118

3.87

Baik

69

49

118

3.58

Baik

8

63

44

3

118

3.64

Baik

20
23

88
61

9
34

1

118
118

4.08
3.91

Baik
Baik

15
18

59
66

44
34

118
118

3.75
3.86

Baik
Baik

3.87

Baik

Sumber: Hasil penelitian, 2015(data diolah)

Jawaban Responden atas Gaya Kepemimpinan
G1
G10

G9

G8

4.2
4
3.8
3.6
3.4
3.2

91
G2

G3

Universitas Sumatera Utara
G4

Gambar 4.3 Jawaban Responden atas Gaya Kepemimpinan

Persepsi responden sebagaimana pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.3
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian berkategori
baik terhadap gaya kepemimpinan. Hasil jawaban responden mengindikasi bahwa
gaya kepemimpinan yang ada saat ini di BRI Cabang Medan Putri Hijau adalah
gaya kepemimpinan birokratis. Dimana pada umumnya pengambilan keputusan
besar berada di tangan pucuk pimpinan dengan nilai rata-rata 4.18. Namun gaya
kepemimpinan partisipatif (rata-rata skor sebesar 4.08) kadang diterapkan pada
saat kondisi tertentu, dimana pemimpin berkonsultasi dengan bawahan mengenai
masalah-masalah yang dihadapi dan mempertimbangkan saran-saran dari
bawahannya sebelum mengambil keputusan. Hal ini dapat dilihat dari cara
manajer divisi maupun supervisor berkonsultasi dan menanyakan opini serta
usulan bawahan sehingga bawahan merasa dihargai dan dibutuhkan dalam
perusahaan. Gaya kepemimpinan yang efektif dapat menjadi pedoman yang baik
dalam peningkatan kinerja karyawan.

92

Universitas Sumatera Utara

4.1.5.3 Indeks Variabel Interaksi Sosial

Variabel interaksi sosial diukur melalui 10 buah indikator. Indeks hasil
jawaban responden mengenai variabel Interaksi Sosialdapat dilihat pada Tabel
4.11. Persepsi responden sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.11 dan Gambar
4.4 secara keseluruhan untuk variabel interaksi sosial rata-rata skor 3.97. Hal ini
menunjukkan bahwasanya peranan interaksi sosial yang terjadi antara sesama
karyawan di BRI Cabang Medan Putri Hijau baik. Faktor yang paling dominan
dalam proses interaksi sosial adalah kemauan bertanya kepada teman sekerja
apabila ada yang kurang dipahami (nilai rata-rata 4.31). Faktor ini sangat penting
dalam peningkatan kinerja individu maupun organisasi.

Tabel 4.11 Indeks Variabel Interaksi Sosial
No.

Indikator

SS

S

Kategori
N TS

STS

f

Ratarata

Kategori

93

Universitas Sumatera Utara

Kemauan bertanya kepada
teman sekerja apabila ada
yang kurang dipahami
I2 Menyapa teman sekerja
I3 Membantu teman sekerja
yang mendapat performance
yang kurang baik
I4 Merespon langsung teman
sekerja yang bertanya
I5 Tidak membeda-bedakan
teman sekerja
I6 Adanya perasaan solidaritas
kepada teman sekerja
I7 Persaingan didalam
pekerjaan membuat lebih
termotivasi
I8 Berbaur dengan teman
sekerja diluar jam kerja
Nilai Total Rata-rata Skor
I1

5
41

4
73

3
4

37
33

63
81

32

2

1
118

Skor
4.31

18
4

118
118

4.16
4.25

Baik
Sangat
baik

69

17

118

4.13

Baik

31

78

9

118

4.19

Baik

58

59

1

118

3.48

Baik

2

81

35

118

3.72

Baik

63

52

3

118

3.51

Baik

3.97

Baik

Sangat
baik

Sumber: Hasil penelitian, 2015(data diolah)

Jawaban Responden atas Interaksi Sosial
I1
5
I8

4

I2

3
2
1
I7

I3

0

I6

I4
I5

Gambar 4.4 Jawaban Responden atas Interaksi Sosial

Perusahaan pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keunggulan
harus mengusahakan kinerja individual yang setinggi-tingginya, karena pada
dasarnya kinerja individual karyawan dapat mempengaruhi kinerja tim atau
94

Universitas Sumatera Utara

kelompok kerja lain melalui proses interaksi sosial yang baik pula dan pada
akhirnya dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Peranan individual yang satu
dapat mempengaruhi juga kinerja individual lainnya.

4.1.5.4 Indeks Variabel Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah suatu fungsi dari interaksi antara kemampuan
dan motivasi. Kinerja karyawan merupakan kesuksesan seseorang didalam
melaksanakan suatu pekerjaan, kinerja pada dasarnya hasil kerja seseorang
karyawan selama periode tertentu. Variabel kinerja karyawan dalam penelitian ini
diukur melalui 14 buah indikator.

Indeks hasil jawaban responden mengenai variabel Kinerja Karyawan
dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Indeks Variabel Kinerja Karyawan
No.
K1

Indikator
Pencapaian target pekerjaan

SS
5
12

S
4
90

Kategori
N TS
3
2
16

STS
1

f
118

Ratarata
Skor
3.97

Kategori
Tinggi

95

Universitas Sumatera Utara

K2
K3

Penyelesaian pekerjaan sesuai
prosedur
Ketepatan waktu menyusun laporan

Penyajian laporan yang informatif
Bekerja sesuai kemampuan
Peka terhadap perubahan
Mandiri dalam bekerja
Inisiatif
Menjalankan kebijakan
Ketaatan pada peraturan perusahaan
Keakurat informasi yang diberikan
pada nasabah
K12 Frekuensi update informasi
K13 Menjaga hubungan baik dengan
nasabah maupun pihak lain.
K14 Berpenampilan yang rapi
Nilai Total Rata-rata Skor
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K11

7

74

37

118

3.75

Tinggi

33

80

5

118

4.24

13
5
17
31
42
15
30

63
76
63
71
52
68
91
75

55
29
50
30
35
8
12
13

118
118
118
118
118
118
118
118

3.53
3.86
3.62
3.89
3.97
4.29
4.03
4.14

Sangat
Tinggi
Baik
Baik
Baik
Mandiri
Tinggi
Sangat baik
Tinggi
Tinggi

5
25

46
87

67
6

118
118

3.73
4.16

Tinggi
Baik

30

67

21

118

4.08
3.95

Tinggi
Baik

Sumber: Hasil penelitian, 2015(data diolah)

Jawaban Responden atas Kinerja Karyawan
K1
K14

5

K2

4
K13

K3

3
2

K12

K4

1
0

K11

K5

K10

K6
K9

K7
K8

Gambar 4.5 Jawaban Responden atas Kinerja Karyawan

Persepsi responden sebagaimana pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.5 bahwa
sebagian besar responden memberikan persepsi adanya penilaian berkategori baik
terhadap kinerja karyawan. Hasil persepsi responden ini mengindikasi bahwa
96

Universitas Sumatera Utara

karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau pada umumnya dapat menjalankan
kebijakan yang berlaku. Namun masih ada beberapa indikator lainnya yang
mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.

4.1.5.5 Penilaian Responden atas Seluruh Variabel
Penilaian responden atas seluruh variabel (Budaya Organisasi, Gaya
Kepemimpinan, Interaksi Sosial, dan Kinerja Karyawan) disajikan pada Tabel
4.13 dan Gambar 4.6.

Penilian Responden atas Seluruh Variabel

Tabel 4.13
Kode

Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai

16 153 99

Bank Garansi Sebagai Pengalihan Kewajiban Jika Terjadi Wanprestasi Oleh Nasabah (Studi Di Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau)

12 109 115

Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Motivasi terhadap Semangat Kerja Karyawan PT.BRI Cabang Medan Putri Hijau

2 66 114

Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada politeknik Unggul lp3m medan Chapter III V

0 0 41

Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan Chapter III V

0 0 53

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau

1 1 19

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau

0 0 2

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau

0 0 12

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau

0 0 38

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau

0 2 7