Pengaruh Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk

CABANG BINJAI

OLEH :

JOKO SUPRIANTO

06050204

PROGRAM STUDI STRATA – 1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan gaya kepemimpnan terhadap kinerja karyawan pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai. Penulis menarik hipotesis bahwa komunikasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. BRI Tbk Cabang Binjai.

Teknik penarikan sampel menggunakan metode sampel jenuh yaitu penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau disebut juga dengan sensus. Jumlah sampel yang dugunakan adalah sebanyak 80 orang, yang merupakan karyawan tetap pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dan variabel diukur dengan menggunakan skala Likert. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for window. Metode analisis yang digunakan adalah Metode Analisis Deskriftif, Metode Analisis Statistik yang terdiri dari Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Koefisien Determinan (R2) variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 0,810, Hasil uji t (secara parsial) Komunikasi dan Gaya Kepemimpina berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan dan Komunikasi merupakan variabel dominan sebesar 10,506 yang berarti berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai.


(4)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Communication and Leadership Style on Employee Performance Against PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Branch Binjai ". This study aims to determine and analyze the influence of communication and style kepemimpnan on the performance of employees at PT. BRI Tbk Branch Binjai. Interesting authors hypothesized that the communication and leadership styles have a positive and significant impact on the performance of employees of PT. BRI Tbk Branch Binjai.

Sampling technique using the method of determining the saturated sample when all members of the population sample used as samples or also called a census. The number of samples that are used are as many as 80 people, who are permanent employees at PT. BRI Tbk Branch Binjai. In this study data were collected using a questionnaire, and the variables measured using a Likert scale. Data processing is done by using SPSS version 17.0 for windows. The method of analysis used is descriptive analysis method, Method of Statistical Analysis Multiple Linear Regression Analysis.

The analysis showed that the Communication and Leadership Style has a significant influence on employee performance with a significance level of 0.000. The determinant coefficient (R2) the independent variable on the dependent variable is equal to 0.810, t test results (partially) Communication and Style Kepemimpina significantly affect the Employee Performance and Communication is the dominant variable of 10.506 which means the effect on employee performance at PT. BRI Tbk Branch Binjai.

Keywords: Communication, Leadership, Performance


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan hidayah-NYA kepada penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan menyelesaikan tugas akhir. Serta tidak lupa shalawat dan junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan buat kita dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara yang berjudul “ Pengaruh Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawann pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai”.

Penulis mempersembahakan skripsi ini kepada Ibunda Parida Hanim sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat, banyak memberikan kasih sayang, dan terutama atas doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan hidup penulis.

Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Ibu Dr. Endang Sulistiya Rini SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Ramona R.I Hasibuan MP, selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan dukungan moril dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dr. Sitti Raha Agus Salim M.Sc, selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik serta saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Yulinda M.Si, selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik serta saran demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 9. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk yang telah

meluangkan waktu untuk membantu dan memberikan data yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.

10.Keluarga tercinta : Ibunda Parida Hanim, Abangku Lesmana, Adik-adikku Permadi dan Wisnu Wardhana, Uwak Rambat beserta seluruh keluarga, serta keluarga besar pihak Ayahanda dan Ibunda yang selalu menyemangatiku dan menghiburku selama ini.

11.Terkhusus untuk Munadiya Husna terima kasih atas semangat, motivasi, dukungan, kasih sayang, dan perhatiannya selama ini sehingga penulis terpacu dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Buat rekanku Oki Fuaddilah Akbar yang selalu menemaniku, meminjamkan kamarnya, dan selalu ada jika dibutuhkan terima kasih banyak rekanku.

13.Buat Staf Pengajar di PT. LNK Bukit Lawang, terima kasih atas fasilitas yang diberikan.

14.Buat teman-teman Manajemen ’06 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT memberikan balasan atas kebaikan yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata semprna. Oleh sebab itu, demi penyempurnaan skripsi ini penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca serta dengan rendah hati penulis akan menerimanya.


(7)

Senada dengan akhir prakata ini penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang pendidikan pada khususnya.

Medan, Agustus 2011

Joko Suprianto

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Urauian Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 9

2.1.2 Proses Komunikasi ... 10

2.1.3 Gangguan Komunikasi ... 12

2.1.4 Pengertian Kepemimpinan ... 13

2.1.5 Pentingnya Kepemimpinan dalam Organisasi dan Perusahaan... 14

2.1.6 Gaya Kepemimpinan ... 15

2.1.7 Kinerja Karyawan ... 19

2.1.8 Pengukuran Kinerja Karyawan ... 20

2.1.9 Aspek-aspek Kinerja ... 21

2.1.10 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ... 21


(8)

2.1.11 Peningkatan Kinerja Karyawan ... 22

2.1.12 Indikator Kinerja ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 25

2.4 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 28

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 28

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi dan Sampel ... 32

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.10 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 39

4.2 Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

4.2.2 Analisis Deskriftif ... 56

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 62

4.2.4 Uji Goodness of Fit (R2) ... 69

4.3 Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan Penjualan, Biaya, dan Laba ... 5

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 30

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 31

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Karyawan PT. BRI Tbk Cab. Iskandar Muda ... 34

Tabel 4.1 Item Total Statistic ... 55

Tabel 4.2 Reliability Statistic... 56

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 57

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 57

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 58

Tabel 4.7 Frekuensi Responden terhadap Pengaruh Komunikasi ... 59

Tabel 4.8 Frekuensi Responden terhadap Gaya Kepemimpinan ... 60

Tabel 4.9 Frekuensi Responden terhadap Kinerja Karyawan ... 61

Tabel 4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 65

Tabel 4.11 Uji Glejser ... 68

Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas ... 69

Tabel 4.13 Uji Serempak (Uji-F) ... 70

Tabel 4.14 Uji Parsial (Uji-t) ... 71

Tabel 4.15 Model Summary ... 72


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 2.1 Proses Komunikasi ... 10

Tabel 2.2 Kerangka Konseptual ... 27

Tabel 4.1 Uji Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 64


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan gaya kepemimpnan terhadap kinerja karyawan pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai. Penulis menarik hipotesis bahwa komunikasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. BRI Tbk Cabang Binjai.

Teknik penarikan sampel menggunakan metode sampel jenuh yaitu penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau disebut juga dengan sensus. Jumlah sampel yang dugunakan adalah sebanyak 80 orang, yang merupakan karyawan tetap pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dan variabel diukur dengan menggunakan skala Likert. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for window. Metode analisis yang digunakan adalah Metode Analisis Deskriftif, Metode Analisis Statistik yang terdiri dari Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Koefisien Determinan (R2) variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 0,810, Hasil uji t (secara parsial) Komunikasi dan Gaya Kepemimpina berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan dan Komunikasi merupakan variabel dominan sebesar 10,506 yang berarti berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai.


(12)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Communication and Leadership Style on Employee Performance Against PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Branch Binjai ". This study aims to determine and analyze the influence of communication and style kepemimpnan on the performance of employees at PT. BRI Tbk Branch Binjai. Interesting authors hypothesized that the communication and leadership styles have a positive and significant impact on the performance of employees of PT. BRI Tbk Branch Binjai.

Sampling technique using the method of determining the saturated sample when all members of the population sample used as samples or also called a census. The number of samples that are used are as many as 80 people, who are permanent employees at PT. BRI Tbk Branch Binjai. In this study data were collected using a questionnaire, and the variables measured using a Likert scale. Data processing is done by using SPSS version 17.0 for windows. The method of analysis used is descriptive analysis method, Method of Statistical Analysis Multiple Linear Regression Analysis.

The analysis showed that the Communication and Leadership Style has a significant influence on employee performance with a significance level of 0.000. The determinant coefficient (R2) the independent variable on the dependent variable is equal to 0.810, t test results (partially) Communication and Style Kepemimpina significantly affect the Employee Performance and Communication is the dominant variable of 10.506 which means the effect on employee performance at PT. BRI Tbk Branch Binjai.

Keywords: Communication, Leadership, Performance


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas Manajemen

Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan

mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah

mewujudkan impiannya membangun perusahaan terbaik melalui orang-orang

terbaik tersebut. Hal ini menuntut kemampuan perusahaan dalam menangkap

fenomena perubahan tersebut, untuk menganalisa dampak perubahan terhadap

perusahaan dan menyiapkan langkah-langkah guna menghadapi persaingan dan

perubahan lingkungan usaha tersebut. Menyimak kenyataan yang ada saat ini

maka peran Manajemen Sumber Daya Manusia dalam organisasi tidak hanya

sekedar administratif tetapi justru lebih mengarah pada kemampuan untuk

mengembangkan potensi sumber daya manusia agar menjadi kreatif dan inovatif.

Organisasi selalu dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

Kondisi ini dipicu oleh adanya perubahan lingkungan yang mengarah pada

kemunculan pesaing baru, perubahan selera, status dan usia masyarakat.

Organisasi yang tidak mampu memahami perubahan lingkungan akan senantiasa

mengalami ketertinggalan dan hanya akan menjadi pengikut (follower). Untuk

mengantisipasi ketertinggalan dan memperoleh kemajuan yang signifikan,

organisasi memerlukan suatu kinerja yang baik antara karyawan maupun


(14)

Dalam mencapai tujuan organisasi banyak faktor yang mempengaruhinya

diantaranya kualitas sumber daya manusia atau pegawai, metode kerja,

lingkungan kerja dan fasilitas-fasilitas yang menunjang tercapainya tujuan. Salah

satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu terwujudnya

kinerja karyawan yang positif.

Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya bukan merupakan usaha yang

mudah, karena dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: lingkungan kerja, tata

ruang kantor, suasana kerja, komunikasi baik intern maupun ekstern serta gaya

kepemimpinan dan lain sebagainya. Komunikasi merupakan bagian yang penting

dalam kehidupan kerja.

Hal ini mudah dipahami sebab komunikasi yang tidak baik bisa

mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misal konflik antar

karyawan, dan sebaliknya, komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling

pengertian, kerjasama dan juga kepuasan kerja .Mengingat yang bekerjasama

dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan merupakan sekelompok

sumber daya manusia dengan berbagai karakter, maka komunikasi yang terbuka

harus dikembangkan dengan baik. Dengan demikian masing-masing karyawan

dalam organisasi mengetahui tanggung jawab dan wewenang masing masing.

Karyawan yang mempunyai komunikasi yang baik akan mampu

memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat

kinerja karyawan menjadi semakin baik. Komunikasi memegang peranan penting


(15)

Komunikasi akan lebih efektif, jika berbagai faktor yang mendukung

keberhasilan dapat digunakan secara bersama-sama. Faktor - faktor tersebut

diantaranya: berusaha memperoleh umpan balik, menggunakan bahasa yang benar

dengan diikuti gerakan badan untuk memperjelas isi pesan, dan bila perlu

dilakukan pengulangan dalam hal penyampaian, menempatkan diri baik sebagai

penyampai maupun penerima.

Adanya komunikasi pada sebuah instansi, maka koordinasi dan kerjasama

dalam melaksanakan pekerjaan bisa berjalan dengan baik. Menurut Robbins

(2002:67). Selain komunikasi, gaya kepemimpinan, juga mempunyai peranan

yang sangat penting dalam mewujudkan kinerja yang positif. Gaya kepemimpinan

juga dapat memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para

karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka

mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika

sedang berada di bawah standar.

Kepemimpinan dalam suatu organisasi atau instansi, berkaitan dengan

pengarahan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan. Sebagai pemimpin,

seorang menejer bertanggung jawab atas lancar tidaknya pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahannya. Beberapa kegiatan yang bersangkutan langsung

dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan

kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan

penilaian. Ada juga kegiatan yang tidak langsung yang berkaitan dengan

kepemimpinannya, antara lain memotivasi karyawan. ”Effective leadership means


(16)

Pemimpin yang baik pasti akan mendapatkan hasil pekerjaan lebih banyak

dari bawahannya dengan sikap sebagai pemimpin yang baik. Untuk mengetahui

gaya kepemimpinan yang sesuai, mereka tidak hanya melihat posisinya sebagai

pemimpin yang menghendaki segalanya telah dilakukan, tetapi mereka harus pula

bekerja dalam struktur yang ada secara efektif.

Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan, (2002:224). Gaya

kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang

untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Setiap pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang

berbeda antara yang satu dengan yang lain, dan tidak mesti suatu gaya

kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek dari pada gaya kepemimpinan yang

lainnya.

Kegiatan komunikasi dan macam gaya kepemimpinan yang diterapkan

dalam suatu organisasi dapat membantu menciptakan kinerja yang positif bagi

karyawan. Adanya komunikasi yang terarah dan gaya kepemimpinan yang sesuai

dengan situasi dan kondisi organisasi maka karyawan akan lebih semangat dalam

menjalankan tugas dan kewajibannya dan mempunyai harapan terpenuhinya

kebutuhan. Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai merupakan suatu

Perusahaan Perbankan BUMN yang berperan dalam mengembangkan,

meningkatkan kualitas, dan mengkoordinasi unsur sumberdaya alam. Di instansi


(17)

suatu pola kinerja serta mampu mengatasi segala permasalahan yang berhubungan

dengan kualitas kinerja.

PT. BRI Tbk Cabang Binjai juga Merupakan Suatu Perbankan yang

bergerak dibidang pelayanan simpan pinjam yang diberikan kepada masyakat

yang berada ditingkat kotamadya dan bertanggung jawab dalam mengembangkan,

meningkatkan kualitas, dan mengkoordinasi sistem peminjaman maupun yang

menabung pada bank tersebut.

Di perusahaan inilah para karyawan bekerja secara optimal demi kemajuan

kualitas produk perbankan di tingkat kotamadya. Namun berdasarkan penelitian

dilapangan pada bulan Januari 2011, ternyata masih cukup banyak terjadi

kenyataan yang kurang sesuai dengan harapan, yaitu masih rendahnya etos kerja

karyawan.

Tabel 1.1

Jumlah pendapatan penjualan, biaya dan laba (rugi) PT. BRI Tbk Cabang Binjai Tahun 2008 – 2010. (dalam Ratusan Juta)

2008 2009 2010

Pendapatan 1.704.990 1.580.935 1.487.930

Biaya Operasional 725.247 695.720 676.565

Biaya Umum 713.390 673.082 628.259

Jumlah Biaya 1.438.637 1.368.802 1.304.824

Laba (Rugi) 266.353 212.133 183.106

Sumber : Bagian Pembukuan PT. Bank BRI Cabang Binjai

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 sampai dengan tahun

2010 terjadi penurunan biaya yang dikeluarkan perusahaan dimana hal ini


(18)

walaupun terjadi penurunan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap

tahunnya kinerja karyawan belum maksimal, karena penurunan jumlah biaya yang

dikeluarkan juga diikuti dengan penurunan jumlah pendapatan yang diperoleh

perusahaan setiap tahunnya.

Hasil survei awal terhadap 45 karyawan yang ada pada PT BRI Tbk

Cabang Binjai sudah cukup baik dan lancar didukung oleh sarana komunikasi

yang memadai. Namun pada implementasinya ketika kegiatan komunikasi

dilakukan baik antara karyawan maupun pimpinan perusahaan ternyata tidak

terlepas dari berbagai hambatan yang muncul

Hambatan-hambatan komunikasi organisasi yang muncul di PT. BRI Tbk

Cabang Binjai disebabkan oleh adanya hal-hal yang sifatnya terlalu pribadi.

Rendahnya etos kerja yang ditunjukkan oleh para karyawan Kantor PT. BRI Tbk

Cabang Binjai yang berkaitan dengan komunikasi dan gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh pimpinan.

Menurut Kartono, (2000:39). komunikasi dan gaya kepemimpinan

merupakan kegiatan mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku bawahan atau

orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Selain itu kurangnya

koordinasi yang terjadi antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tentunya

juga berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan komunikasi dalam instansi

tersebut.

Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya berpengaruh terhadap


(19)

Organisasi, baik secara implisit maupun eksplisit, yaitu seberapa jauh rencana

dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan dapat tercapai (Soegiyono, 2001:23).

Apabila kinerja karyawan kurang optimal tentunya tujuan organisasi yang

telah ditetapkan juga tidak akan dapat tercapai dengan baik. Dua hal inilah yang

perlu mendapatkan perhatian dari pihak manajerial terutama pimpinan instansi,

agar dapat sedini mungkin mengantisipasi dan berupaya meningkatkan kualitas

manajemen sumber daya manusia yang ada pada lembaga tersebut. Bagaimana

mungkin tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, apabila banyak karyawan yang

kurang peduli dengan tanggung jawabnya, belum lagi adanya indikasi komunikasi

yang kurang optimal.

Dari uraian terdahulu penulis tertarik untuk meneliti dari suatu

permasalahan yang ada pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai sehingga Penulis

Mengangkat Penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Komunikasi Dan Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah Komunikasi Dan Gaya

Kepemimpinan Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai?”


(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

komunikasi terhadap kinerja karyawan, pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan, dan untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

1.4. Manfaat Penelitian adalah :

Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan

Memberikan tambahan informasi dan menjadi bahan serta masukan

terhadap pihak-pihak yang menjadi subjek penelitian yaitu PT. BRI Tbk

Cabang Binjai.

b. Bagi Peneliti

Memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan

serta memperluas pola pikir dalam menganalisis Pengaruh Komunikasi

dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

c. Bagi Fakultas dan Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication, berasal dari

bahasa latin, yaitu communicatus yang artinya “lambang”. Menurut Wiryanto

(2004:9), Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk

gagasan atau informasi dari satu orang keorang lain. Perpindahan pengertian

tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang dipergunakan dalam

percakapan, ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya. Dan perpindahan yang

efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang

mengirimkan berita dan menerimanyasangat tergantung pada

keterampilan-keterampilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Sedangkan menurut Widjaya (2000:1), komunikasi pada umumnya

diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai sarana tukar menukar pendapat

atau sebagai kontak antara manusia secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

sebagai suatu proses dimana orang-orang bermaksud memberikan

pengertian-pengertian melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para

anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula.

Menurut Stoner (2000:34) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu pesan


(22)

pesan. Dalam penyampaikan pesan yang bisa diterima oleh masyarakat dengan

mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai. Komunikasi memelihara motivasi

dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus

dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar (Robbins, 2002).

2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan

informasi sampai dipahami oleh komunikan. Dalam aplikasinya, langkah-langkah

dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1. Proses Komunikasi

Sumber : Suprapto (2011:9) diolah

1. Ide atau gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator

2. Encoding merupakan lambang-lambang komunikasi yang mempunyai

makna dan dapat dikirimkan.

Ide

Encoding

Pengiriman Decoding


(23)

3. Kemudian setelah di-Encoding pesan dikirimkan melalui media yang

sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi yang

ditujukan kepada komunikan.

4. Decoding merupakan penafsiran isi pesan sesuai dengan persepsinya

untuk mengartikan maksud pesan tersebut.

5. Feedback merupakan pengiriman kembali pesan tersebut ke

komunikator.

Dengan demikian sejak ide itu diciptakan sampai dengan dipahaminya

pesan komunikasi yang menimbulkan umpan balik merupakan suatu proses

komunikasi. Wilbur schramm (dalam Tommy Suprapto M.S. 2011:9) mengatakan

bahwa untuk terjadinya proses komunikasi paling sedikit harus memiliki 3 unsur

yaitu Komunikator, Pesan, dan Komunikan.

Mengapa unsur tersebut? Harold D Laswell (dalam Tommy Suprapto M.S.

2011:9) memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk terjadinya proses

komunikasi, yaitu :

 KOMUNIKATOR/SUMBER

 PESAN

 MEDIA

 KOMUNIKAN

 PENGARUH/EFEK/UMPAN BALIK

Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan


(24)

Tingkatan yang paling penting dalam komunikasi manusia adalah komunikasi

antarpribadi yang diartikan sebagai relasi individual dengan orang lain dalam

konteks sosialnya.

2.1.3 Gangguan Komunikasi

Menurut Suprapto (2011:14) setidak-tidaknya terdapat tiga faktor

terjadinya gangguan komunikasi, yaitu:

a. Selective attention. Orang biasanya cenderung untuk mengekspos

dirinya hanya kepada hal-hal yang dikehendakinya. Misalnya

seseorang tidak berminat membeli mobil, jelas dia tidak akan

membaca iklan jual beli mobil.

b. Selective Perception. Kecenderungan menafsirkan isi komunikasi

sesuai dengan prakonsepsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini

erat kaitannya dengan cenderung berpikir secara stereotif.

c. Selective Retention. Kecenderungan hanya untuk mengingat apa yang

mereka ingin untuk diingat.

Pada umumnya, sebuah komunikasi dikontrol oleh komunikator.

Sepanjang dia mampu berkomunikasi dan dapat tampil dengan baik, maka pesan

atau informasi yang disampaikannya akan diteerima dengan baik oleh

komunikatornya. Komunikator sebagai sumber dengan mudah dapat mengontrol

apa yang diucapkan atau disampaikannya, tetapi komunikator tidak dapat


(25)

2.1.4 Pengertian Kepemimpinan

Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan

inovator dalam organisasi (Kartono, 2006:10). Pemimpin seseorang yang karena

kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat

mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan upaya bersama

kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu (Winardi, 2000:2). Menurut Terry

dan Frankin mendefinisikan pemimpin dengan hubungan dimana seseorang

(pemimpin) mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas –

tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau

kelompok (Yuli, 2005:166).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat di definisikan kepemimpinan dari

sudut pandang perspektif sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan antara

lain, kepemimpinan menurut Kartono (2006:10) merupakan kekuatan

aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu

mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi

conform dengan keinginan pemimpin. Kepemimpinan adalah kemampuan atau

kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama

dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan yang terarah pada tujuan bersama

(Nawawi, 1995:9). Menurut Robbin (2002:163) Kepemimpinan merupakan

kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan.

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan organisasi,

memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk


(26)

Berdasarkan definisi yang sudah dijelaskan terdahulu maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kepemimpinan menurut Nawawi (2003:20) merupakan

aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi

sebagai satu kesatuan sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan

mempengaruhi semua anggota kelompok dan organisasi agar bersedia melakukan

kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan kelompok dan organisasi.

2.1.5 Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi Atau Perusahaan

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu

organisasi. Pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan pimpinan dalam

mencapai tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga – lembaga harus di

berikan oleh pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif.

Menurut Robin (2003:40) pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan

suatu visi terhadap masa depan kemudian mereka menyatukan orang dengan

mengkomunikasikan visi ini dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan.

Keadaan ini menggambarkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan, jika suatu

organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan dengan yang lain dapat dilihat dari

sejauh mana pemimpinnya dapat bekerja secara efektif.

Menurut Kartono (2006:69) pemimpin yang efisien itu mampu

menghadapi setiap permasalahan dengan sikap lebih terbuka, dan dengan itikad

baik yang besar dari pada seorang pemimpin kerdil serta non efisien yang selalu


(27)

2.1.6 Gaya Kepemimpinan

Pengertian gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2003:15) adalah

perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi

pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya.

Beberapa Gaya Kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis.

Kepemimpinan Demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan

bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi

pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung

jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan

kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada person atau individu

pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari

setiap warga kelompok.

2. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya Otoriter ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan

yang bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik) sebagai satu-satunya

penentu, penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya

dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)

Pada gaya kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak

memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau


(28)

kelompoknya, semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh

bawahan sendiri.

Selain itu ada beberapa tipe gaya kepemimpinan lainnya. Menurut

Kartono (2008:82).

1. Tipe Karismatik

Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaaan yang

luar biasa untuk mempengaruhi orang lain sehingga ia mempunyai

pengikut yang sangat besar dan karyawan-karyawan yang bisa

dipercaya.

2. Tipe Paternalistik

Tipe ini menganggap bahwa bawahannya sebagai9 manusia belum

dewasa, tidak memberikan atau hampir tidak pernah memberikan

kepada pengikut atau bawahannya untuk mengembangkan imajinasi

dan daya kreativitas mereka sendiri dan selalu bersikap maha-tahu dan

maha-benar.

3. Tipe Populistis

Kepemimpinan populistis lebih berpegang teguh kepada nilai-nilai

masyarakt yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan

kekuatan serta bantuan utang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini


(29)

4. Tipe Administratif atau Eksekutif

Tipe ini mampu menyelenggarakan tugas administratif secara efektif.

Para pemimpin terdiri dari Teknokrat, dan administratur yang mampu

menggerakkan modernisasi dan pembangunan.

Menurut Robbin (2008:90) terdapat 3 macam model gaya kepemimpinan,

yaitu: Transaksional, Transformasional, Laissez-faire. Ketiga gaya tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan Transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau

memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan

dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka.

Indikator dari model kepemimpinan ini adalah :

a. Penghargaan bersyaarat: menjalankan pertgukaran kontraktual antara

penghargaan dan usaha.

b. Manajemen dengan pengecualian (aktif): mengamati dan mencari

penyimpangan dari aturan-aturan dan standar, serta melakukan

tindakan perbaikan.

c. Manajemen dengan pengecualian (pasif): dilakukan hanya jika standar


(30)

2. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan Transformasional adalah pemimpin yang menginpirasikan

para pengikutnya untuk menyampaikan kepentingan pribadi mereka dan

memiliki kemampuan mempengaruhi yang luar biasa.

Indikator dari model kepemimpinan ini adalah :

a. Pengaruh yang ideal: memberikan visi dan misi, menanamkan

kebanggaan, serta mendapatkan respek dan keprcayaan.

b. Motivasi yang inspirasional: mengkomunikasikan espektasi yang

tinggi, dan menyatakan tujuan penting secara sederhana.

c. Stimulasi Intelektual: meningkatkan kecerdasan, rasionalitas, dan

pemecahan masalah yang cermat.

d. Pertimbangan yang bersifat individual: memberikan perhatian pribadi,

serta melatih dan memberikan saran.

3. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire

Kepemimpinan ini dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada

orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan

menurut kehendak dan kepentingan masing-masing baik secara

perorangan maupun kelompok.


(31)

a. Tidak ada ikatan: melakukan pekerjaan dengan semaunya.

b. Memberikan reaksi apabila ada masalah: ikut campur bila ada masalah

didalam perusahaan.

c. Tidak disiplin: selalu terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan.

d. Tidak bertanggung jawab: menunda-nunda pekerjaan, sering

mengabaikan pekerjaan.

2.1.7 Kinerja Karyawan

Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang

karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut

Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut :

” Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya ”.

Selanjutnya peneliti juga akan mengemukakan tentang definisi kinerja

karyawan menurut Bernandin dan Russell yang dikutip oleh Gomes (2001:135)

dalam bukunya yang berjudul Human Resource Management,

” Performance adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan

tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu ”.

Berdasarkan uraian diatas Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara


(32)

melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh

atasan kepadanya.

2.1.8 Pengukuran Kinerja Karyawan

Selanjutnya peneliti akan mengemukakan ukuran-ukuran dari Kinerja

karyawan yang dikemukakan oleh Bernandin dan Russell yang dikutip oleh

Gomes (2001:135) dalam bukunya Human Resource Managemen yaitu sebagai

berikut :

1. Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode

yang ditentukan.

2. Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job Knowledge: luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

4. Creativeness: keaslian gagasan –gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang

timbul.

5. Cooperation : kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau

sesama anggota organisasi

6. Dependability : kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran

dan penyelesaian kerja.

7. Initiative: semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggungjawabnya.

8. Personal Qualities: menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah


(33)

2.1.9 Aspek-aspek Kinerja

Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2005:18-19)

terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi:

a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan

b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan,

c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.

Sedangkan aspek kualitatif meliputi:

a. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

b. Tingkat kemampuan dalam bekerja,

c. Kemampuan menganlisis data/informasi, kemampuan/kegagalan

menggunakan mesin/peralatan, dan

d. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen).

2.1.10 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu

dalam organisasi menurut Mangkunegara (2005:16-17) adalah sebagai berikut:

a. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang

memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan

fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara

fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi


(34)

individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan

potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau

aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu

dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang

dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang

memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif,

hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang

berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

2.1.11 Peningkatan Kinerja Karyawan

Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, menurut Mangkunegara

(2005:22-23) terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja.

b. Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan

c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab

kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang

berhubungan dengan pegawai itu sendiri.

d. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

kekurangan tersebut.

e. Melakukan rencana tindakan tersebut.

f. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau


(35)

g. Mulai dari awal, apabila perlu.

Bila langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka

kinerja pegawai dapat ditingkatkan.

2.1.12 Indikator Kinerja

Kinerja karyawan (Malthis, 2002:78) adalah mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk:

1. Kesetiaan, Merupakan tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

2. Prestasi Kerja, Merupakan kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3. Tanggung Jawab, Merupakan kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

4. Ketaatan, Merupakan kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku.

5. Kejujuran, Merupakan ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta mampu untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.


(36)

6. Kerjasama, Merupakan kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

7. Prakarsa, Merupakan kemampuan seorang tenaga kerja untuk

mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lininya.

8. Kepemimpinan, Merupakan kemampuan yang dimiliki seorang tanaga kerja untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok.

2.2 Penelitian Terdahulu

Helga E.C (2005) “Pengaruh sistem Komunikasi terhadap efisiensi kerja

karyawan pada PT. Swadharma Sarana Informatika, Medan”. Dengan hasil

penelitian sebagai berikut : “Sistem komunikasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan sebesar 22,2%”. Artinya efisiensi

kerja dipengaruhi oleh komunikasi hanya sebesar 22,2% sedangkan sisanya

sebesar 77,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain”.

Qamariah (2005) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Pegawai pada Asisten Administrasi Kesekretariatan Daerah Provinsi Sumatera

Utara”. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan adalah Gaya Kepemimpinan


(37)

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2003 : 49) kerangka konseptual adalah sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan organisasi tidak

terlepas dari peran setiap individu yang memeliki tugas dan wewenang

masing-masing. Dimana pencapaian tujuan yang diperoleh secara optimal berkaitan erat

dengan kinerja yang dihasilkan oleh sumberdaya manusianya. Kinerja karyawan

pada dasarnya merupakan suatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki

tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem yang berlaku pada

dirinya. Jadi seorang karyawan harus mampu menerapkan sistem yang tepat dan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, maka para individu akan dapat

bekerja dengan nyaman dan semangat yang tinggi sehingga tujuan yang

diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Salah satu sistem yang diterapkan oleh karyawan didalam organisai atau

instansi adalah komunikasi. Menurut Karlfried Knapp (dalam Tommy Suprapto,

2011:6) Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem

simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non-verbal. Sistem

ini dapat disosialisasikan secara langsung dengan tatap muka atau melalui media

lain (tulisan, oral, dan visual). Hal ini dapat digambarkan melalui sebuah

percakapan melalui sebuah percakapan sebagai bentuk awal dari sebuah

komunikasi.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa komunikasi adalah

pertukaran informasi yang dikirimkan kepada anggota dalam suatu organisasi.


(38)

terlibat didalam suatu organisasi maupun diluar organisasi. (Muhammad,

2005:97). Komunikasi juga merupakan faktor langsung yang berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Komunikasi yang efektif akan tercapai jika informasi,

ide, pesan-pesan maupun gagasan yang disampaikan dengan jelas, dipersepsi,

dimengerti dan dilaksanakan sama dengan maksud si pengirim pesan.

Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai peranan yang sangat

penting, sehingga efektifitas komunikasi satu organisasi akan memberikan akibat

positif yang besar. Jika komunikasi berjalan dengan efektif dalam suatu organisas,

maka kinerja karyawan akan terwujud secara optimal. Selain komunikasi, gaya

kepemimpinan demokratis juga memiliki peranan penting. Peran kepemimpinan

ini merupakan salah satu faktor terpentimg yang sangat berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Bahkan sekarang ini bisa dikatakan bahwa kemajuan yang

dicapai dan kemunduran yang dialami oleh suatu instansi, sangat ditentukan oleh

peranan pemimpinnya yang dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya.

Menurut Nawawi (2003:27) gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya

kepemimpinan yang bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk

yang paling mulia, senang menerima saran, pendapat, dan keritikkan-keritikkan

dari bawahannya, selalu berusaha mensingkronkan kepentingan dan tujuan

organisasi dengan kepentingan pribadi dan tujuan dari para bawahannya.

Dengan adanya gaya kepemimpinan dan komunikasi yang baik,

diharapkan kinerja dapat terwujud dengan baik. Karena kinerja menunjukkan

seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan dapat tercapai.


(39)

Gambar 2.2: Kerangka konseptual

Sumber : Muhammad (2005:97) Nawawi (2003:27) data diolah 2011

2.4 Hipotesis

Menurut Koencoro (2003:47), hipotesis adalah suatu penjelasan sementara

tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan

terjadi. Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa

hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan

Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Binjai.”

Komunikasi (X1)

Gaya Kerpemimpinan Demokratis (X2)


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah

berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Dalam permasalahan penelitian ini,

penulis menggunakan jenis Penelitian yaitu Penelitian Survei Eksplanasi.

Penelitian survey Eksplanasi adalah jenis penelitian survei yang bertujuan untuk

menjelaskan adanya pengaruh Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Karyawan pada PT. BRI Tbk Cabang Binjai.

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. BRI Tbk Cabang Binjai Jl. Sutomo No. 6.

Penelitina dilakukan mulai dari bulan Januari hingga Mei 2011.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini hanya dibatasi pada pegawai/karyawan PT. BRI Tbk Cabang

Binjai yang beralamat di Jl. Sutomo No. 6. Binjai.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel yang dimaksud dalam penelitian ini, maka

perlu definisi operasional variabel dari masing-masing variabel sebagai upaya

pemahaman dalam penelitian. Definisi operasional variabel adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.


(41)

yaitu : Variabel Bebas (Independent variable) dan Variabel Terikat (Dependent

variabel). Definisi operasional variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independent variable)

1. Komunikasi (X1), adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem, lambang-lambang bahasa (verbal

maupun non-verbal), tanda-tanda dan tingkah laku untuk

mengubah sikap seseorang.

2. Gaya kepemimpinan demokratis (X2), adalah menempatkan

manusia sebagai faktor terpenting dan memberikan bimbingan

yang efisien kepada para pengikutnya, dalam setiap keputusan

yang diambil selalu berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada

hubungan dengan anggota organisasi.

b. Terikat (Dependent variabel)

Kinerja Karyawan (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan

tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan


(42)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA

UKUR Komunikasi

(X1)

suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem, lambang-lambang bahasa (verbal maupun non-verbal), tanda-tanda dan tingkah laku untuk mengubah sikap seseorang.

1. Merubah sikap 2. Pengartian/makna

bahasa 3. Penyampaian

informasi Likert

Gaya

Kepemimpinan Demokratis (X2)

menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya, dalam setiap keputusan yang diambil selalu berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.

1. Pengambilan keputusan bersama 2. Menberikan

bimbingan

3. Menjalin hubungan

dengan baik Likert

Kinerja Karyawan (Y)

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan

melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya.

1. Kualitas Kerja 2. Kemampuan

melaksanakan tugas 3. Bertanggung jawab

terhadap pekerjaan Likert

Sumber: Stoner (2000:34) Heidjrachman dan Husnan (2002:173) data Diolah 2011


(43)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan

menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2005). Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Setiap jawaban yang diberikan pada penelitian ini

akan diberikan skor. Skor yang diberikan adalah:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1


(44)

3.6 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2005:72) Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas

obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan yakni sebanyak 80 Orang yang ada di PT.

BRI Tbk Cabang Binjai. Penarikan sampel dengan menggunakan metode sampel

jenuh yaitu penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel atau disebut juga dengan sensus (Sugiyono, 2004:78)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data di dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

terpilih pada lokasi penelitian. Data primer didalam penelitian ini

berupa daftar pertanyaan (questionare) kepada karyawan pada PT. BRI

Cabang Binjai.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung

yang diberikan oleh pihak lain atau berupa suatu dokumen. Data

sekunder digunakan di dalam penelitian ini meliputi:

1. Sejarah singkat PT. BRI Tbk Cabang Binjai., struktur organisasi,


(45)

2. Data dan informasi lain yang dianggap perlu misalnya buku-buku

ilmiah, literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti dan media internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar

pertanyaan pada responden yang terpilih. Dengan harapan mereka

dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban

tersebut selanjutnya diberi skor dengan skla Likert.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data

dari buku-buku, jurnal, majalah dan internet yang memiliki relevansi

dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu

kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan

seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar.

Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Uji

validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan

program SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 17.0. Uji validitas

didalam penelitian ini dilakukan pada populasi yang tidak termasuk didalam


(46)

sebanyak 30 orang dengan menggunakan metode proportionate random sampling.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Daftar Jumlah Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan untuk Uji Validitas dan Reliabilitas

Divisi Jumlah

(orang)

Sampel Uji Validitas dan Reliabilitas (orang) Divisi MSDM Divisi Pemasaran Divisi Akuntansi Divisi Perlengkapan Divisi Adm & Komersial

65 134 58 30 46

65/333 x 80 = 6 134/333 x 80 = 12 58/333 x 80 = 5 30/333 x 80 = 3 46/333 x 80 = 4 Jumlah 333 30

Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda, 2011. Data Diolah.

3.10 Teknik Analisis Data

Metode analisis didalam penelitian ini adalah:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana

peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan

menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda

sebelum data tersebut dianalisis adalah:

1. Uji Normalitas


(47)

data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak

menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 10% (0,10) maka jika nilai Asymp.

Sig. (2 – tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya variabel residual

berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut.

Artinya, jika varians variabel independent adalah konstan (sama)

untuk setiap nilai tertentu variabel dependent disebut

homoskedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas diuji dengan

menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika

variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 10% (0,10)

dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya


(48)

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau

pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance

Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan:

a. VIF < 5 maka diduga terdapat multikolinearitas

b. VIF > 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

c. Metode Analisis Regresi Berganda

Penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti

menggunakan bantuan program software SPSS versi 17.0 agar hasil yang

diperoleh lebih terarah.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

dimana:

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta

X1 = Komunikasi

X2 = Gaya Kepemimpinan

b1,2 = Koefisien Regresi Berganda


(49)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Uji secara Simultan/Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

(serempak) terhadap varibel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Ho : b1, b2 = 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara serempak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalaht:

a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 10% b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 10% 2. Uji secara Parsial/Individual (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu

variabel independent secara parsial (individual) menerangkan variasi

variabel dependent. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Ho : b1, b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Ho diterima jika – thitung < ttabel pada α = 10% b. Ha diterima jika – thitung > ttabel pada α = 10%


(50)

3. Pengujian Goodness of Fit (R2)

Koefisien Goodness of Fit atau koefisien determinasi digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam

menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2 ≤ 1), dimana semakin tinggi R2 (mendekati satu) berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat dan

apabila R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

A. Sejarah Ringkas

Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dimulai pada zaman Belanda, yaitu

pada tanggal 16 Desember 1895 yang ditandai dengan berdirinya De

Poerwokertosche Hulp-en Spaarkbank Der Inlansche Hoofden (Bank Penolong

dan Tabungan Priyayi Poerwokerto). Atau lebih dikenal sebagai “Bank Priyayi

Poerwokerto”. Tahun 1896 W. P. D De Wolf Van Weesterrode (Asisten Residen

Poerwokerto yang menggantikan E. Sieburgh) bersama A. L Schif mendirikan De

Poerwokerto HulpSpaar-en Landbouwcrediet-bank sebagai kelanjutan Bank

Priyayi Poerwokerto.

Berdirinya Bank Perkreditan Rakyat mendapat sambutan positif

masyarakat. Sejak tahun 1898 didirikanlah Golsbanken (Bank Rakyat) di

daerah-daerah lain seperti Manado, Bukit Tinggi, dan Garut. Daerah kerja Bank Rakyat

ini meliputi wilayah administrasi kabupaten atau afdeling Bank. Pada awal abad

ke-20 bank-bank rakyat tersebut mengalami kesulitan sehingga pemerintah

kolonial ikut campur tangan dalam perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

dengan mendirikan Dients Der Volkscredietwesen (Divas Perkeditan Rakyat)

tahun 1904, yang bertugas membantu Bank-Bank Rakyat secara materil maupun

inmateril melalui tambahan modal, bimbingan, pembinaan, dan pengawasan.

Dengan demikian, sejak tahun 1904 perkreditan rakyat menjadi tugas pemerintah.

Untuk mengendalikan dan mengembangkan usaha perbankan yang sedang


(52)

Kas (Kas Induk) yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi bank-bank rakyat.

Akibat resesi dunia pada tahun 1912-1932 banyak bank-bank rakyat yang

mengalami masalah berat. Pemerintah Kolonial Volkcrediet Bank (AVB) tahun

1934, yang berstatus Badan Hukum Eropa. Modal pertamanya berasal dari

Likuidasi Sentral Kas di tambah kekayaan bersih bank-bank rakyat. Pada zaman

penduduk Jepang, AVB di Pulau Jawa diganti namanya menjadi Syomin Ginko

(Bank Rakyat) berdasarkan UU No. 39 tanggal 3 Oktober 1942.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 17 Agustus

1945, dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 1946 tanggal 22 Februari

1946, Pemerintah RI menetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI)

sebagai Bank Pemerintah yang dahulu berturut-turut bernama Algemeene

Volkscrediet Bank (AVB) dan Syomin Ginko. Perkembangan sejarah politik

Indonesia turut juga mempengaruhi perkembangan sejarah Bank Rakyat Indonesia

(BRI). Dengan Surat Keputusan Menteri Kemakmuran Republik Indonesia (RIS)

tanggal 16 Maret 1959, Direksi Bank Rakyat Indonesia negara bagian Republik

Indonesia (17 Agustus 1945) dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta untuk

dijadikan Direksi Bank Rakyat RIS (BARRIS).

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali ke

UUD 1945, maka dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

(PERPU) Nomor 41 tanggal 6 Oktober 1960 yang tercatat dalam lembaran negara

No. 128 thun 1960 dibentuklah Bank Koperasi, Tani, dan Nelayan yang disingkat


(53)

Bank seterusnya berturut-turut dilebur dan diintegrasikan :

1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU No. 42 Tahun 1960 tanggal

26 Oktober.

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU No. 43 Tahun 1960 tanggal

26 Oktober.

3. Nederlandsche Handel Mij (MIJ) yang dinasionalisasikan berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan No. 26 1-260/BUM II tanggal 30 November

1960 diserahkan kepada Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.

Namun belum sampai integrasi ketiga bank Pemerintah ini terlaksana, Bank

Umum Negara serta Bank Tabungan dan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8

Tahun 1965 Tanggal 4 Juni disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu

langkah kebijakan Pemerintah menuju pembentukan bank tunggal. BKTN

diintegrasikan pula ke Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan

Koperasi, Tani dan Nelayan berdasarkan Penpres Nomor 9 Tahun 1965 dan

Nomor 47 Tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal Negara Indonesia

Unit II.

Bank Negara Indonesia Unit II (bekas peleburan Bank Rakyat Indonesia dan

Bank Tani dan Nelayan) dalam sehari-hari bekerja dengan nama Bank Negara

Indonesia Unit II bidang rural sedangkan dengan nama Bank Negara Indonesia

Unit II bidang EKSIM. Pada akhirnya tahun 1986 Berdasarkan UU omor 14

Tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan dan UU Nomor 13 Tahun 1968 tentang

UU Bank Sentral dikembalikan dan Bnak Negara Indonesia Unit II bidang


(54)

1. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta

kekayaan dan perlengkapan Bank Negara Indonesia bidang rural dengan

UU nomor 21 Tahun 1968.

2. Bank Ekspor Impor Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban

serta kekayaan dan perlengkapan Bank Negara Indonesia Unit II bidang

Eksim dengan UU nomor 22 Tahun 1968.

3. Pada tahun 1968, ditetapkan sebuah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang

berkantor pusat di jakarta dan selanjutnya pada tanggal 1 Juli 1992 dengan

Undang-Undang no.113 Tahun 1982 BRI berubah status menjadi

Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero).

4. Tahun 1982 Direksi menugaskan sebuah tim untuk mengkaji tentang

tanggal berdirinya BRI yang hasilnya dituangkan dalam SK Direksi BRI

No. KEP:67/DIR/21/1982 Tanggal 2 Desember 1982, ditetapkan bahwa

hari jadi BRI tanggal 16 Desember 1985. Dimana tanggal tersebut

merupakan tanggal berdirinya De Poerwokerto Hulp En Spaarkbank Der

Inlandsche hoofden yang merupakan cikal bakal berdirinya Bank Rakyat

indonesia (BRI).

Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia

Visi Bank Rakyat Indonesia

• Menjadi Bank Komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka Bank Rakyat Indonesia


(55)

1. Melakukan Kegiatan Perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) untuk

menunjang perekonomian masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan di dukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang

profesional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik

(Good Coorporate Govermance).

3. Memberikan keuntungan dan manfaat Se-optimal mungkin berbagai pihak

yang berkepentingan.

B. Jenis Kegiatan BRI

1. Bidang Operasional Pasif

Bidang ini berfungsi untuk menghimpun dana-dana (Funding) dari

masyrakat atau dari pihak ketiga. Dalam penghimpunan dana-dana tersebut BRI

mengeluarkan berbagai jenis produknya yaitu :

a) Tabungan BRI Britama

Tabungan BRI yang penyetorannya dan pengambilannya tidak dibatasi

baik frekuensi maupun jumlahnya selama saldo mencukupi.

b) Tabungan Britama Dollar

Simpanan dalam mata uang, pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi

dan jumlahnya (sesuai ketentuan).

c) Tabungan Simpedes

Simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan yang penyetorannya dan

pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi maupun jumlahnya


(56)

d) Tabungan Haji BRI

Tabungan yang diperuntukkan bagi perorangan guna mempersiapkan

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

e) Deposito BRI

Simpanan berjangka dalam mata uang rupiah yang dikeluarkan oleh BRI

dimana penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

f) Deposito BRI Vallas

Simpanan pihak ketiga berupa simpanan berjangka dalam mata uang asing

yang hanya dapat diambil setelah jangka waktu tertentu sebagaimana telah

diperjanjikan antara Deposan dengan BRI.

g) Giro

Simpanan pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat perintah penarikan lainnya

dengan cara pemindahbukuan.

2. Bidang Operasional Aktif

Bidang ini berfungsi untuk menyalurkan dana-dana yang telah diberikan

oleh pihak ketiga atau dana-dana yang dihimpun oleh Bank dan disalurkan

kembali kepada masyarakat melalui fasilitasn kredit, seperti :

a) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI

Kredit konsumer yang digunakan untuk pembiayaan kepemilikan rumah

(dapat berupa pembelian baru/bekas, pembangunan dan renovasi).

1. Rumah tinggal (residence)

i. Rumah


(57)

2. Rumah usaha (Commercial property)

i. Rumah toko (ruko)

ii. Rumah kantor (rukon)

b) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) BRI

Fasilitas kredit yang diberikan kepada individu yang memiliki

pendapatan/penghasilan tetap maupun tidak tetap, yang digunakan untuk

keperluan pembelian kendaraan bermotor, yaitu :

1. Kendaraan bermotor roda empat (mobil) baru dan bekas Fasilitas

KKB tidak diberikan untuk pembelian kendaraan bermotor yang

memiliki roda lebih dari 4 (empat).

2. Kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) baru dan bekas

Khususnya untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua bekas

hanya dapat dilayani dengan pola kerja sama denga pihak ketiga.

c) Kredit Multiguna (KMG) BRI

Fasilitas kredit yang diberikan kepada individu yang memiliki penghasilan

tetap maupun tidak tetap yang digunakan untuk berbagai keperluan konsumtif

yang tidak dilayani dengan skim KPR dan KKB maupun kredit konsumtif

lainnya, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku.

3. Bidang Jasa-jasa Perbankan

Disamping BRI mengeluarkan produk penghimpunan dan penyalur dana,


(58)

a) Western Union

Merupakan salah satu jasa transfer pengirman uang Bank BRI dari dan luar

negeri secara cepat dan aman.

b) Safe Deposite Box

Suatu jenis pelayanan Bank dalam bentuk penyewaan box atau kotak yang

dirancang khusus untuk menyimpan barang berharga atau dokumen penting

(surat berharga) milik nasabah untuk jangka waktu tertentu.

c) Transfer atau kiriman uang

Pengiriman uang yang dilakukan melalui Bank dengan jalan

memindahbukukan rekening dari satu tempat ke tempat lain.

d) Kliring

Proses penyampaian surat berharga yang belum merupakan suatu kewajiban

bagi Bank, dimana surat berharga tesebut disampaikan oleh Bank penarik,

hingga adanya pengesahan oleh Bank tertarik melalui lembaga kliring yang

dinyatakan dalam mata uang rupiah.

C. Struktur Organisasi

Berbicara mengenai struktur organisasi maka perlu diketahui pengertian

dan struktur organisasi. Struktu organisasi bentuk atau susunan, sedangkan

organisasi adalah suatu sistem/bentuk stiap penggabungan manusia untuk suatu

tujuan bersama. Maka Struktur organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Organisasi merupakan hal yang penting dalam menentukan tujuan

perusahaan, atas dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas


(59)

kerja, selain itu dalam memperlancar dan mempermudah pimpinan untuk

mengadakan pengawasan terhadap tugasnya.

Adapun struktur organisasi Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai adalah

sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mempersiapkan, mengusulkan, melakukan, merivisi dan mengupayakan

pencapaian RKA dalam rangka mencapai target bisnis yang telah

ditetapkan.

b. Membina dan mengkordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk

mencapai target yang telah ditetapkan.

c. Memfungsikan semua unit kerja dibawahnya dan pekerja binaannya dalam

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan

guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabah.

d. Mengawasi semua bawahannya dan unit-unit kerja di bawahnya dalam

rangka melaksanakan dan mencapai sasaran dan rencana kerja yang telah

ditetapkan.

e. Melakukan kegiatan pemasaran dana, jasa serta kredit dalam rangka

memperluas pangsa pasar.

f. Mengembangkan bisnis perkreditan guna memperoleh

keuntungan/penghasilan yang optimal dengan resiko yang dapat diterima


(60)

g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/pihak terkait atas pelaksanaan

bisnis untuk menjamin pelayanan perbankan yang tepat sasaran dan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

h. Menjamin bahwa seluruh transaksi yang disetujui/disahkan telah sesuai

dengan kewenangannya dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah.

i. Meneruskan permohonan kredit sesuai dengan skim kredit diluar

kewenangannya dalam rangka meningkatkan kepuasan nasabah.

j. Memastikan bahwa tidak terjadi dalam kurun waktu setelah close system

pada hari kerja sebelumnya sampai dengan awal hari kerja berikutnya

guna menjamin tidak ada transaksi yang ilegal.

2. Account Officer

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mencari nasabah untuk menabung dan meminjam kredit.

b. Mempertahankan BRI agar tetap signifikan supaya tidak ada NPL.

c. Melakukan on the spot ke nasabah yang akan meminjam kredit.

d. Melakukan analisa terhadap usaha dan kemampuan bayar calon debitur.

e. Memastikan pembayaran bunga maupun pokok debitur.

f. Mengupdate izin-izin usaha serta keberlangsungan usaha selama jangka

waktu pinjaman.

g. Menganalisa continuedan volume usaha debitur dikaitkan dengan

permohonan penambahan maupun penurunan plafon debitur.

h. Melakukan analisa mendalam terhadap bentuk-bentuk hukum usaha calon

debitur terkait dengan struktur organisasi yang tertuang di dalam AD ART


(61)

i. Melakukan tindakan penanggulangan terhadap adanya kemungkinan

kredit bermasalah dengan melakukan control setiap bulannya dengan

mengunjungi nasabah.

j. Melakukan tindakan penyelesaian yang tepat untuk debitur yang memiliki

masalah dalam hal menunggak pokok dan bunga angsuran.

3. Supevisor

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mengisi kas ATM bersama tugas yang ditunjukkan guna memastikan

ketersediaan kas ATM yang optimal.

b. Memastikan kelancaran pelayanan teller kepada nasabah sehingga

pelayanan nasabah dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.

c. Memastikan ketentuan maksimum kas teller tidak terlampaui selama jam

pelayanan kas sehingga keamanan kas teller dapat terjaga

d. Meneliti keabsahan bukti kas dan dokumen-dokumen lainnya yang

diterima guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi.

e. Merangkap sebagai teller pada saat diperlukan untuk membantu

kelancaran pelayanan kepada nasabah.

f. Mengelola dan memastikan kebenaran jumlah kuitansi payment point yang

belum terbayar untuk menghindari penyalahgunaan.

g. Membina dan menilai kinerja pekerja yang berada dibawahnya dalam

rangka menyediakan SDM yang profesional.

h. Melakukan pengawasan atas kegiatan pelayanan dana, jasa (termasuk

Rekening kerja sama) yang dilakukan oleh petugas pelayanan nasabah


(62)

i. Menindaklanjuti keluhan-keluhan nasabah dalam batas wewenangnya

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.

j. Mengaktifkan pembukuan rekening simpanan untuk memastikan

pembukuan rekening yang telah sesuai ketentuan.

4. Administrasi Kredit

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Menerima, meneliti, dan mencatat setiap permohonan kredit sesuai dengan

pasar sasaran, KRD dan KND guna menjamin pinjaman yang sehat,

menghasilkan dan menguntungkan.

b. Mengadministrasikan agar pasar sasaran, KRD, KND, RPT, sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dalam rangka memberikan informasi kepada

pejabat kredit lini.

c. Menyiapkan dan mengisi formulir pengawasan/ koordinator ADK atas

setiap permohonan kredit dalam rangka memonitoring penyelesaian

pemberian kredit.

d. Menyiapkan kredit yang akan jatuh tempo 3 bulan yang akan datang dan

melaporkannya kepada atasannya guna menjadi informasi pejabat kredit

lini memproses perpanjangan kredit yang akan jatuh tempo.

e. Memelihara dokumentasi asuransi kredit, asuransi kerugian, jiwa yang

berkaitan dengan kredit sesuai ketentan yang berlaku dalam rangka

mengamankan kepentingan BRI.

f. Menyiapkan perjanjian kredit di bawah tangan guna mengamankan


(63)

g. Menyiapkan dokumen pendukung yang diperlukan untuk pembuatan

perjanjian kredit notariil dalam rangka mengamankan kepentingan BRI.

h. Menyiapkan instruksi pencairan kredit dan dalam rangka realisasi kredit

untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

i. Membantu nasabah dalam menyiapkan tanda setoran biaya dalam rangka

realisasi kredit untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

j. Melakukan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan dalam

rangka menunjang bisnis Kanca.

5. Teller Tunai

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada nasabah dapat

berjalan dengan baik dan memuaskan.

b. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokan dengan tanda

setorannya guan memastikan kebenaran transaksi dan keaslian uang yang

diterima.

c. Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak untuk

menghindari kesalahan yangmerugikan Kanca.

d. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan kebenaran

dan keamanan transaksi.

e. Melakukan pergeseran kas antar teller yang memerlukan demi kelancaran

pelayanan.

f. Melayani transaksi jual beli Bank Note agar pelayanan kepada nasabah


(64)

g. Membayar biaya-biaya hutang, realisasi kredit dan transaksi lainnya

kuitansinya telah disahkan oleh pejabat yang berwenang guna kelancaran

operasional Kanca.

h. Membuku transaksi kliring dan non kredit/nota debet sesuai ketentuan

guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi.

i. Mengelola dan menyetor fisik kas pada supervisor baik selama pelayanan

kas maupun akhir hari agar keamanan kas dapat terjaga.

j. Melakukan tugas-tugas kedinasan lain sesuia dengan instuksi dari atasan

alam rangka menunjang kepentingan bisnis dan operasional Kanca.

6. Customer Service

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah mengenai produk

BRI guna menunjang pemasaran produk BRI.

b. Memberikan informasi saldo simpanan, transfer, maupun pinjaman bagi

nasabah yang memerlukan guna meberikan pelayanan yang memuaskan

kepada nasabah

c. Melayani permintaan salinan rekening koran bagi nasabah yang

memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap bulan) guna

memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

d. Memberikan pelayanan khusus kepada nasabah inti yang memerlukan

(seperti mengantarkan atau menjemput uang ke tempat tinggal/ usaha

nasabah) guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

e. Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana maupun


(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 80

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.02197255 Most Extreme

Differences

Absolute .097

Positive .076

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .868

Asymp. Sig. (2-tailed) .438

c. Test distribution is Normal. d. Calculated from data

Regression Standardized Residual

2 1 0 -1 -2 -3 F re q u e n c y 12.5 10.0 7.5 5.0 2.5 0.0 Histogram

Dependent Variable: hasil belajar

Mean =1. Std. Dev. N =5


(2)

Uji Glejser Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 3,787 2,247 1,685 ,104

Komunikasi ,041 ,137 ,055 ,299 ,767

Gaya Kepemimpinan -,091 ,055 -,331 -1,661 ,109

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Uji Multikolinieritas Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) Komunikasi

Gaya Kepemimpinan

,977 ,977

1,023 1,023 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Uji Secara Serempak ( Uji-F)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 160.897 2 80.449 73.666 .000a

Residual 84.090 77 1.097

Total 244,988 79

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


(3)

Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -16.687 2,995 -5,571 ,000

Komunikasi ,515 ,049 ,708 10,506 ,000

Gaya Kepemimpinan ,651 ,087 ,504 7,477 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .810a .657 .648 1.04503

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


(4)

KUESIONER

PENGARUH KOMUNIKASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(BRI)Tbk CABANG BINJAI

A. Umum

Responden yang terhormat,

Pertanyaan dalam kuesioner ini semata-mata hanya untuk data penelitian dalam rangka penyusunan sktipsi pada Program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul Pengaruh Komunikasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (BRI)Tbk Cabang Binjai. Kepada responden saya sebagai penulis

mengharapkan :

2. Saudara dapat menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Dan

perlu diketahui bahwa jawaban dari kuesioner ini tidak berhubungan benar atau salah.

3. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu

jawban yang paling sesuai menurut saudara.

B. Identitas Diri Responden

1. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita

2. Usia :

3. Pendidikan : a. SMA b. S-1 c. S-2 4. Masa Kerja :


(5)

C. Skor

Isi Jawaban berikut sesuai dengan pendapat Bpk/Ibu sesuai dengan kolom yang tersedia. Penilaian dapat dilakukan berdasarkan skala brikut ini :

Sangat Setuju Skor 5

Setuju Skor 4

Ragu-ragu Skor 3

Tidak Setuju Skor 2 Sangat Tidak Setuju Skor 1

1. Komunikai (X1)

No Indikator Variabel SS S RR TS STS

1 Dengan komunikasi yang baik dapat

meningkatkan kinerja karyawan kearah yang lebih baik

2 Komunikasi yang baik sesama karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal 3 Saya mampu memahami komunikasi antar

karyawan dengan pimpinan

4 Saya menyampaikan informasi kepada karyawan dengan baik dan dapat dipahami

5 Tingkat kinerja saya memuaskan karena saya memiliki komunikasi yang baik


(6)

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis (X2)

No Indikator Variabel SS S RR TS STS

1 Pimpinan lebih mengutamakan kerjasama dalam usaha pencapai tujuan

2 Pimpinan memberikan bimbingan saat mengerjakan tugas

3 Pimpinan selalu memberikan dukungan terhadap para anggotanya dalam menyelesaikan tugas 4 Hubungan antara pimpinan dan anggotanya telah

menunjukkan suatu hubungan yang harmonis 5 Pimpinan selalu menghargai hasil kerja para

pegewainya

3. Kinrja Karyawan (Y)

No Indikator Variabel SS S RR TS STS

1 Hasil kerja saya memuaskan melebihi standar yang ditetapkan perusahaan

2 Saya selalu menyelesaikan target penyelesaian pekerjaan tepat waktu

3 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa harus dibantu

4 Saya bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan

5 Saya mampu berpikir keras untuk selalu dapat bekerja dengan baik