Analisa Pengawet Benzoat Pada Minuman Bersoda Secara Kualitatif

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pangan atau makanan merupakan kebutuhan dasar dalam hidup manusia,

oleh karenanya di Negara kita maupun dunia, urusan pangan diatur oleh Negara.
Meskipun di Indonesia telah ada Undang-Undang Pangan, yaitu UU No.7 Tahun
1996 dan kemudian direvisi dengan UU No.18 Tahun 2002, namun masyarakat
belum mendapatkan makanan yang cukup terjamin keamanan dan mutunya. Hal
ini antara lain disebabkan masih kurangnya pemahaman konsumen akan sifat,
manfaat dan cara menentukan kebutuhan makanan agar dirinya menjadi invidu
yang sehat, produktif, dan inovatif (Indrati dkk, 2014).
Disengaja atau tidak, masyarakat sering mengonsumsi bahan-bahan yang
dikategorikan sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP). BTP dapat berupa
pewarna (menambah daya tarik visual), pengental (memperbaiki tekstur), pemanis
(menambah rasa), penyedap (menguatkan rasa), dan lain-lain. BTP ditambahkan
selama pengolahan dan perlu kepastian akan keamanan dalam penggunaannya
(Indrati dkk, 2014).
Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peranan bahan tambahan pangan (BTP)

khususnya bahan pengawet menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan
teknologi produksi bahan tambahan pangan sintesis. Banyaknya bahan tambahan
pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang
relatif murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan

Universitas Sumatera Utara

yang berarti meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu
(Cahyadi, 2008).
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang
mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat
proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba.
Akan tetapi, tidak jarang produsen menggunakannya pada pangan yang relative
awet dengan tujuan untuk memperpanjang msaa simpan atau memperbaiki tekstur
(Cahyadi, 2008).
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan
bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik
yang bersifat pathogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan
kesehatan lainnya maupun mikrobial yang nonpatogen yang dapat menyebabkan
kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Namun dari sisi lain, bahan

pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang
masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian bahan pangan
dan dosisnya tidak diatur atau diawasi, kemungkinan besar akan menimbulkan
kerugian bagi pemakainya; baik yang bersifat langsung, misalnya keracunan;
maupun yang bersifat tidak langsung atau kumulatif, misalnya apabila bahan
pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik. Dalam kehidupan modern seperti
sekarang ini, banyak dijumpai pemakaian bahan pengawet secara luas.
Kebanyakan bahan pengawet memiliki ciri sebagai senyawa kimia yang relatif
sederhana jika dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya yang diperlukan
untuk memberikan tingkat toksisitas yang selektif (Cahyadi, 2008).

Universitas Sumatera Utara

1.2

Tujuan
Untuk mengetahui gambaran umum ada tidaknya pengawet benzoat yang
terkandung dalam minuman bersoda.

1.3


Manfaat
Adapun manfaat analisia pengawet benzoat dalam minuman bersoda ini
adalah :
1. Sebagai informasi dalam upaya peningkatan pengetahuan bagi
masyarakat selaku konsumen didalam memilih minuman ringan yang
akan dibeli dan petunjuk bagi produsen dalam hal produksi
2. Sebagai masukan bagi penelitin selanjutnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara