INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM
INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tri Hapsari Utami 1) ,
Jurusan Matematika, FMIPA UM Jl.Semarang 5 Malang E-mail : ririn_thu@yahoo.co.id
Abstrak
Sejalan dengan perubahan paradigma pembelajaran, ada beberapa perubahan format dan istilah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam format RPP terdapat istilah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan pembelajaran. Menurut Standar Proses PERMEN no.41 tahun 2007, indikator kompetensi adalah perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dan menjadi acuan penilaian. Adapun tujuan pembelajaran adalah menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik.
Dalam pelaksanaan di lapangan terdapat beberapa pendapat, pertama: indikator dan tujuan pembelajaran adalah hal yang sama, kedua: ada yang membedakannya dengan hanya menambahkan kata siswa dapat, ketiga: ada yang menunjukkan proses belajarnya dengan menuliskan model/strategi pembelajaran yang digunakan. Jika indikator dan tujuan pembelajaran sama, mengapa harus ada istilah yang berbeda? Jika hanya ditambah kata siswa dapat, apakah sudah cukup membuat perbedaan makna indikator dan tujuan? Jika proses belajar diartikan dengan model/strategi pembelajaran, mengapa ada metode dalam format RPP? Tulisan ini mencoba mendiskusikan ketiga pendapat tersebut, untuk sekiranya dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perbedaan pendapat terkait istilah indikator dan tujuan pembelajaran.
Keywords: : indikator, tujuan pembelajaran
1. PENDAHULUAN
(KTSP) tahun 2006, ada perubahan komponen
Rencana Pelaksanaan Pengembangan Kurikulum Tingkat
(RPP). Berdasarkan Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan pengalaman mendampingi guru dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Pembelajaran
Study maupun Lulusan (SKL) sebagai acuan utamanya
kegiatan
Lesson
sering ditemukan selain itu juga berpedoman pada panduan pertanyaan terkait dengan Indikator dan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Tujuan Pembelajaran sebagai salah satu Pendidikan (BSNP). Dalam panduan yang
Pelatihan/workshop
Rencana Pelaksanaan dikeluarkan BSNP, salah satu komponen
komponen
Pembelajaran.
KTSP adalah silabus, dan selanjutnya
adalah apakah silabus digunakan sebagai dasar penyusunan perbedaan antara indikator dan tujuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pada silabus terdapat identitas mata pelajaran
Pertanyaannya
Mengapa pada atau tema pelajaran, Standar Kompetensi, pelaksanaannya sering dibuat sama? Kompetensi Dasar, materi pembelajaran,
Pembelajaran?
kegiatan pembelajaran,
indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi
2. PEMBAHASAN
Tingkat Satuan terdiri dari 11 komponen, 2 diantaranya
waktu, dan sumber belajar. Adapun RPP
Kurikulum
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum adalah Indikator dan Tujuan Pembelajaran.
berbasis kompetensi. Kompetensi adalah Guru sebagai pendidik profesional
hasil pengalaman pengalaman belajar diwajibkan menyusun RPP sebagai pedoman
terpadu dimana skills, abilities, dan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
knowledge berinteraksi untuk membentuk dalam upaya membelajarkan siswa untuk
kesatuan pembelajaran terkait dengan tugas mencapai kompetensi. Dengan adanya
yang telah disediakan. Kompetensi diukur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah disediakan. Kompetensi diukur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dirumuskan dengan kata kerja operasional pembelajaran diterapkan sistem penetapan
yang dapat diamati dan diukur, mencakup indikator.( http://www.cpass.umontreal.ca/do
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. cuments/pdf/mesure/reference/11.Competen
Tujuan pembelajaran cy-Based_Learning_Models.pdf .
Adapun
menggambarkan proses dan hasil belajar Kompetensi adalah kemampuan seseorang
yang diharapkan dicapai oleh peserta didik untuk berpikir, berbuat, dan bersikap secara
sesuai dengan kompetensi dasar. konsisten.
Kamus Compact Oxford English ketrampilan, dan sikap yang dipelajari harus
Seluruh
pengetahuan,
menyatakan aim, objective, dan goal adalah berwujud dalam bentuk pikiran, perbuatan,
istilah yang sering digunakan dalam dunia dan perilaku yang relatif bertahan lama. Ada
pendidikan. Objective adalah perilaku dua ciri kompetensi yaitu keteramatan dan
terukur yang diukur kurang dari satu hari, kebertahanan (Sukandi, 2005). Kompetensi
Goal adalah hasil serangkaian utuh dari berkaitan dengan apa yang seseorang bisa
beberapa objective yang diukur dalam lakukan, dan bukan hanya apa yang telah
beberapa hari. Sedangkan Aim adalah tujuan mereka ketahui. Implikasinya adalah
jangka panjang dan biasanya untuk satu kompetensi terkait dengan apa yang
tahun atau lebih. Perbedaan antara objective, dilakukan
goal, dan aim ditunjukkan dari sisi waktu. kompetensi adalah suatu hasil yang
Perbedaan lainnya adalah goal lebih luas, menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh
umum, abstrak, tak terukur adapun objective seseorang, mengukur kompetensi harus jelas
lebih sempit, kongkrit, dan terukur. kinerja yang diukur dan ada standarisasi, dan
( http://edweb.sdsu.edu/courses/edtec540/obj pengukuran terhadap apa yang bisa
ectives/difference.html ) dilakukan seseorang dapat dilakukan dalam
Kata kunci dalam tujuan pembelajaran suatu waktu tertentu. Teramati berarti dapat
(objective) adalah very specific, outcome diukur, kebertahanan berarti kompetensi
based, measurable, describe student relatif tetap untuk suatu jangka waktu
behavior. Tujuan adalah alat untuk tertentu. Misalnya siswa dikatakan telah
hasil siswa, tujuan mempunyai kompetensi dasar menentukan
menggambarkan
mengarahkan pembelajaran agar efektif. komposisi dua fungsi. Tidak cukup bagi
Selain itu, tujuan pembelajaran berfungsi seseorang untuk tahu komposisi fungsi tapi
sebagai panduan siswa untuk mengetahui juga harus dapat menggunakan komposisi
apa yang diharapkan dari belajar siswa. Juga fungsi untuk menyelesaikan suatu masalah.
digunakan untuk dasar pemilihan media Sejauh mana siswa dapat menggunakan?
pembelajaran dan dasar bagaimana cara Perlu ditetapkan kriteria tertentu yang dapat
Tujuan dapat diamati untuk menentukan kompetensi yang
membelajarkan.
menurut hasil telah dipunyai.
diklasifikasikan
pembelajarannya dimana hasil pembelajaran Menurut PERMENDIKNAS no.41
biasanya digolongkan menjadi kognitif, tahun 2007 tentang Standar Proses,
dan afektif. disebutkan bahwa Standar kompetensi
psikomotor,
( http://itc.utk.edu/~bobannon/objectives.htm merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang
Dengan membandingkan pendapat penguasaan pengetahuan, sikap, dan
menggambarkan
bahwa tujuan pembelajaran (objective) keterampilan yang diharapkan dicapai
adalah sesuatu untuk menggambarkan hasil pada setiap kelas dan/atau semester pada
belajar siswa, dengan memperhatikan aspek suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, kita adalah sejumlah kemampuan minimum
dapat melihat persamaannya dengan yang harus dikuasai peserta didik•untuk
indikator kompetensi pada standar proses. standar kompetensi tertentu dan digunakan
disimpulkan bahwa tujuan sebagai rujukan penyusunan indikator
Dapat
pembelajaran dan indikator kompetensi kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator
adalah dua hal yang sama. Keduanya kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
berfungsi sebagai dasar atau pedoman untuk dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
melihat ketercapaian pembelajaran. Apa ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
yang menjadi perbedaannya, sehingga
’standar proses’
siswa dan hasil belajar siswa yang membedakannya?
Dengan memperhatikan persamaan kompetensi dasar perlu ditetapkan indikator-
Untuk melihat
ketercapaian
dan perbedaan antar indikator ketercapaian indikator yang lebih spesifik yang nantinya
kompetensi dan tujuan pembelajaran, berikut akan digunakan sebagai dasar untuk
ini contoh implikasinya dalam penyusunan penilaian. Kriteria untuk menetapkan
RPP.
seseorang sudah mempunyai kompetensi Kompetensi Dasar: Menentukan komposisi atau tidak adalah dengan menggunakan
dari dua fungsi
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal
Indikator Pencapaian:
(KKM). Jika belum tuntas maka perlu diadakan pembelajaran remidial. Siapa yang
1. Menentukan aturan fungsi komposisi
dari dua fungsi
akan diberi pembelajaran remidial? Tentu masalah
dengan saja siswa yang yang belum mencapai
2. Menyelesaikan
menggunakan konsep fungsi komposisi KKM. Oleh karena itu kita dapat
menyimpulkan bahwa penetapan indikator
Tujuan Pembelajaran:
1. Menemukan syarat terjadinya fungsi ketercapaian kompetensi secara individu .
ketercapaian adalah
untuk
melihat
komposisi dari dua fungsi Merujuk pengertian Goal adalah hasil
2. Menentukan aturan fungsi komposisi serangkaian utuh dari beberapa objective
dari dua fungsi
yang diukur dalam beberapa hari, lebih luas,
sifat-sifat fungsi umum, abstrak, dan tak terukur. Kita
3. Menemukan
komposisi
masalah dengan sebagai gambaran dari proses dan hasil
bandingkan dengan tujuan pembelajaran
4. Menyelesaikan
menggunakan konsep fungsi komposisi belajar yang akan diperoleh selama
pembelajarannya. Jika proses kita pandang Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa 2 sebagai sesuatu yang abstrak dan tak
item dalam indikator muncul dalam tujuan terukur, kita dapat menganggap tujuan
pembelajaran. Pada tujuan pembelajaran, 2 pembelajaran yang dimaksudkan adalah
item yang lainnya menunjukkan proses goal. Karena tujuan pembelajaran terdapat
pembelajaran yang direncanakan guru. dalam RPP yang berarti ada dalam sebuah
perencanaan, berarti
dimaksudkan adalah proses yang terencana. Persamaan antara indikator kompetensi dan Dapat
tujuan pembelajaran adalah menunjukkan pembelajaran tersebut, guru merencanakan hasil belajar yang ingin dicapai dalam suatu proses belajar seperti apa yang diinginkan
pembelajaran. Hasil belajar yang diharapkan agar siswa memperoleh hasil belajar yang
berlaku untuk semua siswa. Tetapi diharapkan. Proses belajar ini ditetapkan penetapan seseorang telah mempunyai untuk seluruh siswa dalam kelas. Hal ini
kompetensi sangat ditentukan secara sesuai dengan pendapat bahwa tujuan individual. Perbedaannya adalah adanya pembelajaran merupakan target pencapaian
gambaran proses pembelajaran yang sengaja siswa secara kolektif.
direncanakan oleh guru pada tujuan Menurut
(Suwono,2007)
tujuan
pembelajaran. Proses pembelajaran berlaku pembelajaran dapat dirumuskan dalam dua
untuk semua siswa secara klasikal. Karena bentuk, yaitu bentuk apa yang akan
tujuan pembelajaran mencakup proses dan dilakukan guru dan apa yang akan dikuasai
seyogjanya tujuan siswa. Misalnya: menjelaskan konsep
hasil
belajar,
pembelajaran ’lebih luas’ dibandingkan komposisi fungsi melalui menelaah syarat-
indikator ketercapaian kompetensi. syarat terjadinya fungsi komposisi (sisi
guru) dan menentukan komposisi fungsi dari
4. DAFTAR PUSTAKA
dua fungsi (sisi
siswa).
Dengan
memperhatikan hal tersebut, kita dapat Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007, memandang bahwa tujuan pembelajaran
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar menggambarkan proses belajar yang
dan Menengah (Peraturan Menteri Pendidikan direncanakan guru untuk membelajarkan Nasional RI no 41 tahun 2007)
Suwono, Hadi. Apa Perbedaan Tujuan Pembelajaran
dengan
Indikator
( http://hadisuwono.blogspot.com ) (akses 5-10- 2010)
Sukandi, Ujang. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Matematika). Makalah disajikan pada
Konferensi Nasional
Pendidikan
Matematika. 9-11 April 2005. SBI Madania dan Himpunan Matematika Indonesia.
( http://edweb.sdsu.edu/courses/edtec540/objectiv es/difference.html (diakses 7/10/2010)
( http://itc.utk.edu/~bobannon/objectives.html (diakses 6/10/2010)
( http://www.cpass.umontreal.ca/documents/pdf/ mesure/reference/11.Competency- Based_Learning_Models.pdf (diakses 5/10/2010)
SIKLUS LESSON STUDY DALAM PROGRAM PPL PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN II MALANG
Indriati Nurul Hidayah Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang
Abstrak: Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Pada awal 2008 mulai dimunculkan gagasan untuk mencoba mengadopsi lesson study sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan efektifitas PPL dalam rangka menyiapkan mahasiswa sebagai calon guru. Di SMPN II Malang, pada semester ganjil, 2010/2011, mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Matematika melaksanakan kegiatan lesson study sebanyak 4 kali. Pada saat refleksi, kekurangan pada pembelajaran sebelumnya diperbaiki pada pembelajaran berikutnya dan kelebihan pada pembelajaran sebelumnya dipertahankan pada pembelajaran berikutnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari tiga kali kegiatan lesson study tersebut, sudah terjadi daur kaji pembelajaran (siklus).
Kata kunci: Lesson Study , siklus, PPL
bidang Pendidikan pembinaan profesi
Lesson Study merupakan suatu model
berbobot
dalam
pendidik melalui
Matematika.
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif Dalam Pedoman Pendidikan UM dan berkelanjutan berlandaskan prinsip
(2009), matakuliah PPL adalah matakuliah kolegalitas dan mutual learning untuk
di jurusan pendidikan Matematika yang membangun
bertujuan untuk memberikan pengalaman (Ibrahim,2009).
learning
community
praktis di lapangan melalui kegiatan magang kegiatan lesson Study akan terjadi
Harapannya,
melalui
agar mahasiswa memiiki kompetensi yang peningkatan kemampuan guru dalam
memadai dalam melaksanakan tugas dan menyiapkan pembelajaran di kelas, dalam
siap menjadi tenaga profesional sesuai proses belajar mengajar dan penguasaan
dengan bidang keahliannya. Dengan kelas, dalam menciptakan pembelajaran-
dilakukannya kegiatan lesson study dalam pembelajaran yang inovatif dan sebagainya.
program PPL diharapkan akan memberikan Menurut Saito (dalam Ibrahim, 2009),
pengalaman langsung bagi calon guru untuk ada 3 tahapan dalam Lesson Study yaitu
menyiapkan pembelajaran di kelas, dalam Plan, Do dan See. Ketiga tahap tersebut
proses belajar mengajar dan penguasaan dilakukan secara berulang dan terus-
menciptakan pembelajaran- menerus (dalam bentuk siklus). Serangkaian
kelas,
pembelajaran yang inovatif, menganalisis tahapan dilaksanakan secara kolaboratif.
kesulitan-kesulitan siswa dan sebagainya. Hal ini mempunyai dampak positif. Kolegalitas antara pendidik dapat terbina dengan baik tanpa ada yang merasa lebih
LESSSON STUDY SEBAGAI SUATU
tinggi dari yang lain.
SIKLUS
Menurut Katalog FMIPA UM(2010), salah satu tujuan program studi Pendidikan
Santyasa, 2009) Matematika di Universitas Negeri Malang
Lewis
(dalam
mengatakan bahwa lesson study yang adalah meningkatkan kualitas sumber daya
merupakan proses yang kompleks didukung manusia dengan menghasilkan sarjana
oleh penataan tujuan secara kolaboratif, Pendidikan Matematika yang berkualitas
pencermatan dalam pengumpulan data serta menghasilkan karya akademik yang
tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. Lesson study pada tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. Lesson study pada
yang Terorientasi pada Praktek. Daur praktis dalam pendidikan. Siklus lesson
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: study dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 2 Daur Lesson Study yang Terorientasi
Gambar 1 pada Praktek Siklus Lesson Study
PROGRAM PPL DI UNIVERSITAS
lesson study mempunyai tujuan yang
NEGERI MALANG
berujung pada membangun learning Salah satu tujuan Universitas Negeri Malang adalah menghasilkan lulusan yang
community. Dalam Ibrahim (2009), plan berkualitas dan berdaya saing tinggi. Tugas
bertujuan untuk menghasilkan rancangan pokok Universitas Negeri Malang adalah pembelajaran
yang diyakini
mampu
menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di jenjang pendidikan tinggi,
membelajarkan peserta didik secara efektif
penelitian dan serta membangkitkan partisipasi aktif
menyelenggarakan
pengembangan ilmu, dan menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di beragai
peserta didik dalam pembelajaran. bidang sesuai kebutuhan pembangunan Tahap
dengan meletakkan bidang kependidikan menerapkan rancangan pembelajaran yang
do dimaksudkan
untuk
sebagai bidang utama (Pedoman Pendidikan telah dirumuskan pada tahapan plan. Guru
UM, 2009).
model akan menjalankan rancangan yang Dalam Katalog FMIPA UM (2010), dibuat bersama-sama, sementara guru yang
jurusan Matematika di Universitas Negeri lain berperan sebagai pengamat. Data yang
Malang mempunyai dua program studi yaitu sudah dikumpulkan oleh guru dalam tahap
program studi Matematika dan program do, dianalisis bersama pada tahap see
studi Pendidikan Matematika. Salah satu (refleksi).
studi Pendidikan Tahapan
tujuan
program
Matematika adalah meningkatkan kualitas menemukan kelebihan dan kekurangan
sumber daya manusia dengan menghasilkan pelaksanaan pembelajaran. Hasil diskusi
sarjana Pendidikan Matematika yang pada tahap refleksi dapat digunakan dan
berkualitas serta menghasilkan karya dipertimbangkan sebagai bahan untuk
akademik yang berbobot dalam bidang merevisi materi, pendekatan maupun
Pendidikan Matematika. instrumen yang digunakan (Ibrahim, 2009).
Salah satu matakuliah dalam Ketiga tahapan ini dapat dilakukan secara
program studi Pendidikan Matematika terus menerus, dalam arti bahwa kelebihan
adalah Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dan
yang termasuk dalam matakuliah Perilaku pembelajaran yang sudah didiskusikan
kekurangan
dalam pelaksanaan
Berkarya. PPL adalah matakuliah yang dalam tahapan see menjadi bahan
bertujuan untuk memberikan pengalaman pertimbangan
praktis di lapangan melalui kegiatan magang pembelajaran selanjutnya. Ibrahim (2009)
untuk
merancang
agar mahasiswa memiiki kompetensi yang agar mahasiswa memiiki kompetensi yang
riil yang diobservasi oleh teman-teman dengan bidang keahliannya.
peserta PPL, Guru Pamong dan Dosen Matakuliah PPL terdiri dari 2 tahap
Pembimbing.
yaitu PPL I yang dilaksanakan selama 4
pelaksanaan KBM dan minggu di kampus dengan materi berupa
d. Selesai
pembelajaran sedapat pemahaman administrasi dan pengelolaan
observasi
mungkin langsung dilanjutkan dengan sekolah, tugas dan fungsi guru di sekolah,
diskusi refleksi di tempat yang penguasaan standar isi kurikulum bidang terpisah. Jika tidak memungkinkan studi,
program-program
pengajaran,
keterampilan dasar mengajar, bimbingan dapat dilakukan siang hari setelah jam siswa dan evaluasi belajar siswa. PPL II
sekolah usai.
dilaksanakan dalam 12 minggu di sekolah
e. Dalam kegiatan refleksi peserta PPL latihan dengan kegiatan mengobservasi,
lebih banyak menyampaikan komentar membuat
tentang aktivitas belajar siswa dari melaksanakan praktek mengajar, membuat
perencanaan
mengajar,
awal pelajaran sampai penutupan. laporan pengelolaan sekolah dan layanan
Sementara guru pamong dan dosen bimbingan siswa (Pedoman Pendidikan UM,
selain memberikan 2009).
pembimbing
komentar tentang aktivitas belajar Dalam satu sekolah latihan, kelompok
siswa juga harus mereview alur mahasiswa
pembelajaran dan pembimbing dan 1 atau 2 guru pamong.
memberikan saran untuk perbaikan RPP dan perangkat serta untuk
LESSON STUDY DALAM PROGRAM
perbaikan pembelajaran berikutnya dan langkah pembelajaran yang
PPL DI UNIVERSITAS NEGERI
dilakukan mahsiswa sebagai ”guru
MALANG
model”.
f. Semua kejadian penting dan pelajaran sebelumnya, dimunculkanlah gagasan untuk
Dengan melihat
penjelasan
mulai dari kegiatan mencoba mengadopsi lesson study sebagai
berharga
perencanaan pembelajaran sampai salah satu alternatif untuk meningkatkan
diskusi refleksi harus dicatat oleh efektifitas PPL dalam rangka menyiapkan
peserta sebagai ”lesson learned” dan mahasiswa sebagai calon guru. Menurut
sekaligus sebagai bahan untuk Ibrahim (2009), adopsi lesson study sebagai
menyusun laporan pelaksanaan PPL. salah satu pola kegiatan PPL telah
Dengan pola kegiatan PPL di atas dikembangkan di Universitas Pendidikan
diharapkan akan dapat meningkatkan Indonesia
dan Universitas Negeri efektivitas pencapaian tujuan PPL. Yogyakarta.
Masih menurut Ibrahim (2009) bentuk kegiatan PPL dengan pola lesson
PELAKSANAAN
LESSON STUDY
study dapat dirancang sebagai berikut:
DALAM PROGRAM PPL DI SMPN II
a. Calon Dosen Pembimbing PPL (DPL),
MALANG
Guru Pamong dan mahasiswa peserta PPL diberi pelatihan lesson study.
Pada semester ganjil 2010/2011 ini
b. Dalam pelaksanaan PPL, mahasiswa penulis mendapat kesempatan untuk menjadi yang sebidang studi diharuskan
dosen pendamping PPL di SMPN II Malang. menyusun skenario pembelajaran dan
Pada kegiatan PPL I, beberapa dosen pendamping mengadakan praktek kegiatan
lesson study ”kecil” dalam masing-masing dengan didampingi guru pamong dan kelompok sesuai sekolah latihan. Praktek dosen pembimbing.
kegiatan lesson study diadakan pada saat
c. Selanjutnya masing-masing
pelaksanaan PPL I . Jika seorang dosen mendapatkan
hanya mendampingi 3 mahasiswa maka hanya mendampingi 3 mahasiswa maka
mengerjakan soal yang ada pada bahan Dalam praktek kegiatan lesson study
diskusi. Setelah berdiskusi, beberapa tersebut, mahasiswa belajar melaksanakan
kelompok mempresentasikan jawaban hasil plan, do dan see. Pada saat plan mereka
diskusi di depan kelas. merancang kegiatan pembelajaran secara
Setelah tahapan do, dilanjutkan tahapan bersama-sama, kemudian menunjuk salah
refleksi. Pada tahapan refleksi, dosen satu mahasiswa untuk bertindak sebagai
pembimbing bertindak sebagai moderator. guru model, mahasiswa yang lain sebagai
Permasalahan/kendala yang didiskusikan siswa dan mahasiswa yang lain lagi sebagai
adalah:
observer. Setelah
a. Observer mengalami kesulitan untuk dilaksanakan, pada tahap see, dosen
pembelajaran
mengidentifikasi siswa. Hal ini pembimbing berperan sebagai moderator
guru model tidak dan pendamping, mahasiswa yang berperan
disebabkan
mempersiapkan kartu identitas siswa sebagai siswa bertindak sebagai observer.
dan tidak ada pembagian seorang Ketika bertindak sebagai moderator, dosen
observer harus mengamati kelompok pembimbing memberikan contoh bagaimana
mana.
berlaku sebagai moderator dalam lesson study.
b. Siswa tidak memahami materi yang disampaikan walaupun sebenarnya
Ketika dosen pembimbing meminta tanggapan mahasiswa tentang praktek
mereka tertarik pada media yang kegiatan lesson study tersebut, mahasiswa
disediakan guru (LCD). Hal ini merasa lebih paham bagaimana pelaksanaan
disebabkan tampilan media yang lesson study yang sebenarnya dan merasa
kurang jelas (tulisan di layar terlalu lebih percaya diri untuk melaksanakan
kecil dan warna latar belakang layar lesson study di sekolah latihan masing-
yang tidak jelas). Penyebab yang lain, masing.
media yang sudah didesain interaktif Di SMPN II Malang kegiatan lesson
ternyata tidak dibuat interaktif oleh study dalam program PPL tahap do dan see
guru model. Selain itu ruangan kelas dilaksanakan sebanyak empat kali yaitu
memanjang ke belakang sehingga tanggal 30 September 2010, 9, dan 11
siswa yang duduk di belakang tidak Oktober 2010. Pada tanggal 11 Oktober
bisa melihat layar dengan jelas. 2010, lesson study tahap do diadakan
c. Beberapa siswa terlihat tidak dapat sebanyak dua kali yaitu jam ke 3-4 dan 7-8. mengikuti penjelasan guru secara Kegiatan refleksi diadakan setelah jam ke 3- maksimal. Mereka masih berusaha
4 dan setelah jam ke 7-8. Lesson study yang memahami suatu materi namun guru diaksanakan pada tanggal 9 dan 11 Oktober
2010 didampingi oleh dosen pendamping
melanjutkan ke materi dan guru pamong. Oleh karena itu pada
sudah
berikutnya. Hal ini dikarenakan materi tulisan ini hanya dibahas lesson study yang
pelajaran yang direncanakan terlalu dilaksanakan pada tanggal 9 dan 11 Oktober
banyak dan guru mengejar target RPP 2010.
sehingga guru menjelaskan dengan
1. Kegiatan Lesson Study I
tergesa-gesa.
Kegiatan lesson study I tahap do dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2010
2. Kegiatan Lesson Study II
dengan materi:
menentukan
hasil
penjumlahan bentuk aljabar, menentukan Dari hasil refleksi pada kegiatan lesson hasil pengurangan bentuk aljabar dan
study I, rancangan pembelajaran pada menentukan hasil perkalian bentuk aljabar.
kegiatan lesson study II dibuat sebagai Metode yang diterapkan adalah tanya jawab,
berikut:
diskusi dan pemberian tugas. Pada kegiatan
a. Guru model mempersiapkan kartu inti, guru menjelaskan materi dengan
identitas siswa dan sudah ada memanfaatkan media interaktif, kemudian
pembagian kelompok untuk observer, meminta para siswa untuk berdiskusi secara pembagian kelompok untuk observer, meminta para siswa untuk berdiskusi secara
bentuk aljabar berikut terdiri dari dua suku
b. Karena untuk mengatasi kondisi dengan menampilkan tayangan ruangan yang memanjang ke belakang perlu persiapan lebih, maka untuk
mengatasi penggunaan media yang kurang efektif, dibuatlah media (LCD)
Dari hasil diskusi diperoleh kesimpulan dengan tulisan yang agak besar dan
dalam pembelajarannya latar belakang layar dengan warna
bahwa
jika
menggunakan media, maka sebaiknya putih.
penggunaannya melibatkan siswa.
c. Karena pada lesson study I materi yang
b. Beberapa siswa terlihat bermalas- disampaikan terlalu banyak, maka
malasan atau ramai. Sebenarnya pada lesson study II materi yang
sudah didesain direncanakan
pembelajaran
kooperatif, namun tugas yang bentuk aljabar, contoh bentuk aljabar,
adalah
pengertian
disiapkan ternyata tidak ’memaksa’ menentukan variabel, konstanta, suku,
siswa untuk bekerja sama walaupun koefisien, suku sejenis dan tak sejenis
dengan teman sebangku. dari suatu bentuk aljabar. Diharapkan
materi ini tidak terlalu banyak sehingga
3. Kegiatan Lesson Study III
siswa mempunyai waktu untuk Dari hasil refleksi pada kegiatan lesson
menyerap materi dengan baik. study II, rancangan pembelajaran dibuat Kegiatan lesson study II tahap do
sebagai berikut:
dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2010
a. Media pembelajaran yang dipakai adalah jam ke 3-4. Metode yang diterapkan adalah media manipulatif dari kertas warna tanya jawab dan pemberian tugas. Pada
menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan inti, guru meminta siswa membaca aljabar (ubin aljabar). Beberapa contoh dan memperhatikan media. Kemudian guru
untuk
media adalah
meminta siswa untuk mengerjakan soal dan secara acak meminta dua siswa maju untuk
mengerjakan soal sesuai contoh.
Setelah tahapan do, dilanjutkan tahapan
refleksi. Permasalahan/kendala
yang
didiskusikan adalah: Media pembelajaran ini sangat Beberapa siswa mengalami kesulitan
a. melibatkan siswa karena masing-masing pada saat menentukan suku dan
kelompok memperoleh ubin aljabar. Tugas koefisien dari suatu bentuk aljabar.
yang diberikan guru juga ’memaksa’ siswa untuk menggunakan (memegang) media
Setelah didiskusikan, diperoleh bahwa
a. Pembelajaran didesain kooperatif secara penanaman konsep baik yang ada di heterogen agar terjadi kerjasama yang baik tayangan media maupun di penjelasan
antar anggota kelompok. Tugas yang harus guru. Pada saat guru menanamkan
oleh kelompokpun konsep suku dari bentuk aljabar, guru
dikerjakan
memungkinkan terjadinya kerjasama antar memberikan contoh bentuk aljabar
anggotanya. Contoh tugas sebagai berikut: berikut, terdiri dari dua suku yaitu
bentuk aljabar dan
Gambarkan
. Guru menjelaskan dengan menggunakan dengan
menampilkan
tayangan
ubin aljabar.
berikut. Kegiatan lesson study III tahap do
dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2010 jam ke 7-8. Materinya adalah pengertian
bentuk aljabar, contoh bentuk aljabar, menentukan variabel, konstanta, suku,
koefisien, suku sejenis dan tak sejenis dari koefisien, suku sejenis dan tak sejenis dari
belajar dari pengalaman maka bukan tidak dan pemberian tugas.
mungkin pembelajaran matematika akan Pada kegiatan inti, guru meminta siswa
lebih menyenangkan dan mendapatkan hasil untuk membentuk kelompok yang terdiri
yang baik.
dari 6 siswa dan masing-masing kelompok duduk melingkar. Untuk mengantisipasi agar
DAFTAR PUSTAKA
tidak bekerja secara individual, maka posisi duduk
Ibrohim, 2009. Apa, Mengapa dan perempuan. Kemudian guru memberikan
dibuat selang-seling
laki-laki
Bagaimana Lesson Study. Makalah pada masing-masing kelompok beberapa
disampaikan dalam Workshop ubin aljabar. Setelah guru menjelaskan
Pembimbingan PPL Pola Lesson penggunaan dan makna media tersebut, guru
Study di FMIPA UM tanggal 19-20 menanyakan berapa luas masing-masing
Januari 2009.
ubin aljabar (untuk yang merah). Guru juga
menjelaskan bahwa ubin yang putih Katalog FMIPA Universitas Negeri Malang, merupakan lawan dari ubin merah sehingga
Jurusan Matematika.2010.Malang: jika dijumlahkan maka akan netral atau
FMIPA Universitas Negeri Malang.
menghasilkan 0. Kemudian guru
memberikan tugas untuk dikerjakan secara Pedoman Pendidikan Universitas Negeri berkelompok
Malang. 2009. Malang: Biro dipresentasikan.
dan
selanjutnya
Administrasi Akademik, Setelah tahapan do, dilanjutkan tahapan
Kemahasiswaan, Perencanaan, dan refleksi.
Sistem Informasi Uiversitas Negeri didiskusikan adalah:
Permasalahan/kendala
yang
Malang.
a. Beberapa siswa masih bergerombol
Santyasa, 2009. Implementasi Lesson Study atau tidak bergabung secara merata dalam Pembelajaran. Makalah dengan teman lain dalam satu disampaikan dalam Seminar kelompok. Hal ini disebabkan Implementasi Lesson Study dalam pengaturan tempat duduk yang tidak Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, efektif. Sekolah Dasar, dan Sekolah
b. Beberapa siswa masih menggunakan Menengah Pertama di Kecamatan media
Nusa Penida, tanggal 24 Januari disebabkan beberapa kelompok 2009. (diakses tanggal 1 November sudah selesai mengerjakan tugas
sementara kelompok yang lain
belum selesai, sehingga waktu luang Sriningsih dkk, 2010. Laporan Pelaksanaan digunakan siswa untuk bermain-
Lesson Study dalam Rangka PPL main.
Semester Genap 2010/2011 di pengelolaan kelas oleh guru kurang
SMPN II Malang. maksimal.
Dari pelaksanaan tiga kali lesson study dalam program PPL di SMPN II Malang
Susilo, Herawati, 2009. Lesson Study sudah nampak bahwa terjadi siklus di sana.
sebagai Pilihan Sarana Peningkatan Jadi kelemahan atau permasalahan yang
Kualitas Pembelajaran dan ditemukan pada saat refleksi di suatu lesson
Penyiapan Calon Guru MIPA di study berusaha diperbaiki pada perancangan
LPTK. Makalah disampaikan dalam pembelajaran di lesson study berikutnya.
Workshop Pembimbingan PPL Pola Demikian dilakukan oleh para mahasiswa
Lesson Study di FMIPA UM tanggal 19-20 Januari 2009.
PPL secara terus menerus secara kolaboratif.
Setiap kali merancang pembelajaran berikutnya dengan mengingat permasalahan
sebelumnya, mereka selalu punya harapan agar memperoleh hasil yang lebih baik. Jika
PEMBERDAYAAN MAHASISWA PESERTA SBMK-RSBI DALAM MELAKUKAN MICROTEACHING MENGGUNAKAN METODE VISUALISASI DAN MODALITAS BELAJAR (Sebuah Gagasan)
Srini M. Iskandar
Jl. Semarang 5 Malang 65145 Telp. (0341) 551-312 (psw. 251)/574-388, Telp./Fax. (0341) 562180 (langsung) Website: http://www..um.ac.id E-mail: fmipa@malang.ac.id
Abstrak
Penyiapan calon guru Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)/Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) berbeda dalam sejumlah aspek dari sekolah-sekolah reguler, antara lain: kurikulum yang digunakan adalah KTSP plus; bahan ajar mencakup peningkatan bahan ajar dari sekolah nasional karena mengadopsi dari kurikulum negara-negara maju; pendekatan pembelajaran berpusat pada pembelajar; bahasa yang digunakan bahasa inggris atau dwi bahasa; dan evaluasi mengacu pada kriteria.
Dari analisis angket yang didistribusikan pada mahasiswa peserta SBMK-RSBI didapatkan kendala yang mereka hadapi adalah menyiapkan RPP dalam bahasa Inggris, karena minimnya kosakata Inggris yang mereka kuasai dalam menghadapi microteaching kendala yang mereka hadapi adalah pengucapan bahasa inggris, dan penguasaan materi ajar yaitu topik-topik kimia. Kiat-kiat yang mereka lakukan adalah mengambil les bahasa Inggris, berlatih bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Mereka mengharapkan dosen pembina untuk sabar dan telaten mengajar mereka. Gagasan untuk memberdaya- kan mahasiswa SBMK-RSBI adalah metode visualisasi dan penerapan modalitas belajar.
Kata kunci: SBMK-RSBI, microteaching, metode visualisasi, modalitas belajar
PENDAHULUAN
katan pembelajaran dapat dipastikan ber- pusat pada pembelajar; (4) bahasa yang
Mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Kimia dengan sandi KIP 445 disajikan pada
dipakai 100% English atau biligual; (5) semester 5 bagi mahasiswa Pendidikan
asesmen yang digunakan adalah asesmen Kimia. Beban matakuliah ini adalah 3 sks 4
yang berorientasi pada kriteria (Ibnu, 2010). js. Diharapkan setelah mengikuti kuliah ini
para mahasiswa mampu memilih dan Kendala yang Dihadapi Mahasiswa SBMK-
RSBI
mengimplementasikan pendekatan mengajar yang sesuai dengan hakekat pembelajaran
Bagi mahasiswa Pendidikan Kimia kimia di sekolah (SMP, SMA dan SMK)
angkatan tahun 2008 offering AA, per- sehingga memiliki kompetensi dasar dalam
kuliahan SBMK-RSBI bukanlah matakuliah berkarya di bidang pendidikan (katalog
wajib, melainkan matakuliah pilihan. Di FMIPA UM Jurusan Kimia, edisi 2010).
awal perkuliahan sudah diinformasikan Untuk menjawab tantangan zaman,
bahwa mereka dipersilahkan memprogram FMIPA juga menyiapkan calon guru-guru
SBMK reguler bila mereka merasa tidak SBI/RSBI. Dalam hal ini, termasuk Jurusan
mampu, namun mereka bertahan untuk tetap Kimia FMIPA UM. Penyiapan calon guru-
memprogram matakuliah SBMK-RSBI. guru SBI/RSBI berbeda dengan penyiapan
Setelah bertatap muka lebih dari setengah calon guru reguler, karena SBI/RSBI
semester, penulis sebagai pengampu mata- memang berbeda dari sekolah-sekolah
kuliah ini mendapatkan bahwa sebagian reguler, antara lain: (1) kurikulum yang
besar mahasiswa menghadapi kesulitan. digunakan adalah KTSP plus; (2) bahan ajar
Penulis menyebarkan angket untuk mengeta- yang dicakup di dalam kurikulumnya
hui permasalahan yang mereka hadapi. diadopsi dari kurikulum negara-negara maju
Pertanyaan utama yang dikemukakan misalnya Cambridge, IBO dsb; (3) pende-
adalah alasan mereka memprogram SBMK-
RSBI. 55% dari peserta menjawab bahwa perlukan langkah konkrit dan inovatif untuk mereka ingin mengajar di SBI/RSBI, 27%
memberdayakan para peserta SBMK-RSBI. menjawab bahwa di masa datang guru harus
Langkah konkrit adalah menganjurkan berkualitas dan yang hanya ikut-ikutan
agar para mahasiswa meningkatkan kiat-kiat sebanyak 18%.
yang sudah mereka lakukan. Sedangkan Kendala yang mereka hadapi menurut
langkah inovatif yang bisa diimplementasi- hasil angket yaitu 91% dari peserta menyata-
kan adalah mengadopsi dari metode visuali- kan terkendala oleh bahasa Inggris dan
sasi dan modalitas belajar untuk berlatih hanya 9% menyatakan tidak mengalami ke-
melakukan microteaching. sulitan bahasa. Adapun kesulitan berbahasa
Asesmen yang digunakan dalam Inggris disebabkan oleh miskinnya kosakata
SBMK-RSBI adalah asesmen untuk rencana (vocabulary), rendahnya penguasaan tata ba-
pembelajaran dan asesmen kinerja/asesmen hasa (grammar), serta kebiasaan menter-
pelaksanaan pembelajaran. Adapun RPP me- jemahkan kata demi kata bahasa Indonesia
liputi komponen utama: kompetensi, materi ke dalam bahasa Inggris. Hal-hal ini meng-
pokok, strategi pembelajaran dan asesmen. akibatkan penulisan Lesson Plan memerlu-
Sedangkan pelaksanaan pembelajaran meli- kan waktu yang relatif lama. 23% dari pe-
puti unsur-unsur keterampilan dasar meng- serta menyatakan kurang menguasai materi
ajar dan unsur-unsur strategi pembelajaran. kimia.
Dalam penyusunan RPP, selain sintaks atau langkah-langkah pembelajaran, para
Kiat-Kiat yang Dilakukan Mahasiswa
mahasiswa diminta untuk menulis skenario
untuk “survive” dalam SBMK-RSBI
pembelajaran yaitu sintaks yang disertai rincian kalimat yang akan diucapkan oleh
Dalam angket yang diberikan kepada calon guru. Tujuan penulisan skenario mela- mahasiswa untuk kiat-kiat dalam mencapai tih calon guru memikirkan pertanyaan atau prestasi yang baik, mereka boleh memilih kalimat yang akan diucapkannya (seperti lebih dari satu jawaban. Berikut ini disajikan layaknya seorang artis yang akan meme- hasil pengisian angket mengenai kiat-kiat rankan suatu lakon harus menghafal dahulu mereka untuk meraih prestasi yang baik “script”). Langkah selanjutnya adalah pene- pada Tabel 1. rapan metode pembelajaran yang disebut
visualisasi.
Tabel 1. Persentase kiat-kiat mahasiswa
Apakah metode visualisasi itu? Berikut ini adalah ilustrasi yang dikutip dari dunia Kiat-kiat mahasiswa untuk
untuk mencapai prestasi yang baik
olahraga mengenai metode visualisasi (Kok,
No mencapai prestasi yang Erni Julia, 2010: 94-96):
Persentase
baik Rebbecca Owen adalah seorang pese- 1. Berlatih bahasa Inggris
67 nam yang mulai berlatih senam ketika ber- 2. Belajar bersama
36 usia tujuh tahun. Ia berlatih lima setengah 3. Rajin membuka kamus
32 jam setiap hari, enam hari seminggu selama 4. Belajar sendiri
9 10 tahun berturut-turut. Hasil jerih payah itu 5. Bertanya pada dosen
23 memang akhirnya mengantarkan remaja 6. Mengambil kursus bahasa
Inggris yang murah senyum ini untuk men- Inggris
perak dalam Commonwealth Games tahun 2002. Prestasi
9 dapatkan
medali
Gagasan Pemberdayaan Mahasiswa SBMK-
itu belum memuaskannya sebab ambisinya
RSBI
adalah medali Olimpiade. Untuk mendapat- kan kesempatan masuk ke dalam tim
Para peserta SBMK-RSBI menyatakan berharap agar dosen pengampu sabar dan
Olimpiade, Rebbecca harus belajar dan menguasai gerakan baru yang amat sulit
telaten dalam mengajar mereka. Mengingat bahwa kompetensi yang diharapkan dari
yang disebut “Ginga Salto”, yaitu “terbang” peserta SBMK baik yang RSBI maupun
lepas dari atas bar, lalu melakukan jungkir balik sambil memutar balik tubuhnya
yang reguler adalah mampu mengimplemen- tasikan pendekatan pembelajaran maka di-
sebelum menangkap bar lagi. Pada saat berlatih, Rebbecca berkali- kali gagal menangkap bar setelah melakukan sebelum menangkap bar lagi. Pada saat berlatih, Rebbecca berkali- kali gagal menangkap bar setelah melakukan
penampilan rapi, warna serasi, teratur gunakan metode pembelajaran yang disebut
mengingat dengan gambar visualisasi! Berjam-jam ia duduk di bawah
lebih suka membaca dari pada dibacakan bar dan membayangkan dirinya melakukan
membutuhkan gambaran dan tujuan gerakan Ginga Salto berkali-kali, setiap kali
menyeluruh
habis melakukan jungkir balik, memutar
menangkap detail
tubuhnya ia menangkap bar dengan tepat. Setelah berkali-kali mengulang gerakan-
mengingat apa yang dilihat gerakan itu dalam pikirannya, Rebbecca
selalu mengadakan kontak mata kembali melakukan gerakan sulit tersebut
berbicara cepat, hampir tanpa titik koma dan ia berhasil.
menjaga jarak dengan orang lain supaya Apa yang terjadi dalam otak seseorang
dapat melihat lebih jelas ketika ia melakukan visualisasi? Menurut
berpikir selalu “gambar besarnya” para ilmuwan, pikiran tidak dapat membeda-
Cara belajar yang disarankan untuk kan antara fantasi dan realitas, jika sese-
golongan visual yaitu dengan menggunakan orang berpikir bahwa dirinya sedang mela-
beragam bentuk grafis untuk menyampaikan kukan sesuatu, padahal pada kenyataannya
informasi atau materi pelajaran. Perangkat tubuhnya sedang diam, otak menerimanya
grafis itu bisa berupa film, slide, gambar sebagai realitas. Begitu pula halnya jika ia
ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, benar-benar melakukan hal tersebut, pikiran
catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang pun akan memperlakukannya sebagai reali-
bisa digunakan untuk menjelaskan suatu tas. Pada dasarnya, fantasi dan realitas ter-
informasi secara berurutan. letak pada bagian yang sama dalam sistem
Auditorial, dengan karakteristik:
menerus mengulang suatu perilaku dalam posisi kepala menoleh ke arah orang
otak kita. Oleh sebab itu, bila kita terus-
pikiran kita, jalan-jalan yang menghubung- yang sedang berbicara kan sel-sel otak akan terbangun. Mengguna-
eye accessing ke arah dan sejajar dengan kan prinsip ini, kita dapat meningkatkan
telinga
kemampuan berbicara di depan publik, nafas merata di seluruh permukaan dada mengendarai mobil atau motor, bahkan
memandang jauh
membakar lemak-lemak tubuh. menghindari kontak mata Metode pembelajaran ini tidak hanya
perhatiannya mudah terpecah bermanfaat bagi para olahragawan atau atlet,
berbicara dengan pola berirama tetapi juga siapapun untuk melakukan ham-
selalu mengulang apa yang baru mereka pir semua aktivitas yang melibatkan otoma-
dengar
tisasi otot-otot dan saraf tubuh. Bahkan, belajar dengan cara mendengarkan dan dapat digunakan juga oleh seseorang untuk
menggerakkan bibir/bersuara saat mem- mengembangkan otot-otot tubuh tanpa perlu
baca
fitness, yang disebut latihan virtual. berdialog secara internal dan eksternal Sedangkan modalitas belajar adalah sikap tubuh lemah lembut dan mengalir cara-cara pembelajar/mahasiswa mengolah
informasi. Ada empat golongan yaitu visual, berdiri dekat dengan orang lain supaya
dapat mendengar jelas auditorial, kinestetik dan auditory digital.
Adapun karakteristik masing-masing gampang terganggu oleh kebersihan
golongan dalam DePorter (2000 dan 2003), cara berpikir kronologi
Kok, E. J. (2009), Fitriyah, L. A. (2010) dan Cara belajar yang disarankan untuk golongan auditorial yaitu pertama, menggu-
Widayanti, F. D. (2010) yang dipaparkan sebagai berikut:
nakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau
catatan yang dibacakan atau ceramah peng- posisi kepala terangkat ke atas ke arah ajar di depan kelas untuk kemudian di- dengarkan kembali. Kedua, dengan wawan-
Visual, dengan karakteristik:
orang yang sedang berbicara eye accessing melihat ke atas cara atau terlibat dalam kelompok diskusi.
nafas pada dada bagian atas, tipis Ketiga, dengan mencoba membaca infor- nafas pada dada bagian atas, tipis Ketiga, dengan mencoba membaca infor-
diri
kan dan dipahami. Langkah terakhir adalah kurang peka terhadap rangsangan dari dengan melakukan review secara verbal
luar
dengan teman atau pengajar. penampilan rapi, fungsional/praktis, ren-
dah hati
Kinestetik, dengan karakteristik:
posisi kepala dan dahi agak menunduk Cara belajar yang disarankan untuk go- longan auditory digital yaitu dengan mem- eye accessing menunduk atau menunduk
buat imajinasi dalam pikiran sebelum me- ke arah kanan
nuangkannya dalam sebuah tulisan maupun nafas dalam, di daerah diafragma
tindakan. Membuat sebuah ringkasan untuk jarang mengadakan kontak mata
memahami informasi yang diterima secara suara nada rendah, tempo lambat
logis.
sering berjeda ketika berbicara
berdiri berdekatan
Pertanyaan-Pertanyaan yang Diajukan
banyak bergerak
dalam Angket
suka sentuhan, merasakan informasi
1. Apa yang menyebabkan Anda mempro- belajar dengan melakukan gram SBMK-RSBI?
cenderung asosiasi dengan pengalaman
2. Sampai sejauh ini kendala apa yang Anda mereka sendiri
rasakan selama mengikuti perkuliahan? menunjuk tulisan saat membaca 3. Kiat-kiat apa yang Anda lakukan agar menanggapi secara fisik mencapai prestasi yang baik? mudah terganggu oleh emosi sendiri 4. Apa yang Anda harapkan dari dosen
pembina untuk membantu Anda? Cara belajar yang disarankan untuk go-
longan kinestetik yaitu dengan belajar ber-
DAFTAR RUJUKAN
dasarkan atau melalui pengalaman dengan DePorter, B. dan Henarcki, M. 1992. Quantum menggunakan berbagai model atau peraga,
Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan bekerja di laboratorium atau bermain sambil
Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah belajar. Belajar dengan cara menyerap dan
Abdurrahman. 2003. Bandung: Kaifa. memahami informasi dengan cara menjiplak
DePorter, B., Reardon, M. & Singer-Nourie, S. gambar atau kata untuk belajar mengucap-
1999. Quantum Teaching: Mempraktikkan kannya atau memahami fakta. Penggunaan
Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. komputer, karena dengan komputer bisa
Terjemahan oleh Ari Nilandri. 2000. Bandung: terlibat aktif dalam melakukan sentuhan,
Kaifa.
sekaligus menyerap informasi dalam bentuk
2010. Modalities and gambar dan tulisan. Selain itu, agar belajar
Ellerton,
R.
Representational System. Renewal Technologies menjadi efektif dan berarti, disarankan untuk
Inc. (Online), ( www.renewal.ca , diakses 5 menguji memori ingatan dengan cara
nopember 2010).
melihat langsung fakta di lapangan. Fitriyah, L. A. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran dan Modalitas Belajar serta
Auditory Digital, dengan karakteristik:
posisi kepala agak mendongak Kemampuan Berfikir Formal terhadap Hasil Belajar dan Higher Order Thinking Ability Siswa bahu rendah
Kelas XI IPA MAN Sumenep. Tesis. Tidak eye accessing menunduk ke arah kirinya
diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana nafas tipis dan tertahan-tahan Universitas Negeri Malang.
jarang mengadakan kontak mata Ibnu, S. 2010. Mengembangkan Perangkat
kadang-kadang menerawang Pembelajaran RSBI. Makalah disajikan dalam vokal tidak bervariasi, pendek-pendek,
Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran monoton
RSBI Jurusan Kimia FMIPA UM, tanggal 3 menggerakkan bibir ketika tenggelam ke Nopember 2010.
dalam pikiran Katalog FMIPA UM Jurusan Kimia, Edisi 2010. sikap tubuh jarang bergerak, statis
Malang: UM Press.
berdiri menjaga jarak untuk disasoisasi Kok, E. J. 2009. NLP untuk Semua. Surabaya: dan mengamati
Enerjik Kharisma.
Kok, E. J. 2010. Mental Pemenang Mental Pecundang: Membentuk Mentalitas Pemenang dengan Pendekatan Outcome Thinking dari NLP. Jakarta: Gramedia.
Widayanti,
F. D. 2010.
Pengaruh
Pengelompokan Siswa Berdasarkan Gaya Belajar dan Multiple Intelligences pada Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Lumajang. Tesis. Tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
PENDIDIKAN SAINS ADALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
Suhadi Ibnu Universitas Negeri Malang (UM)
Abstrak: