DOKUMEN SELEKSI RPIJM
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
UNIT LAYANAN PENGADAAN
Jl. Panglima Batur No. 1 Telp. (0511) 4772365 Banjarbaru
DOKUMEN PENGADAAN
JASA KONSULTANSI
(SELEKSI UMUM)
KEGI ATAN :
Penyusunan Rencana I nvestasi Pembangunan Jangka Menengah
Pekerjaan :
Perencanaan Teknis Penyusunan RPI JM PU/ CK
(2)
DAFTAR ISI
BAB I INSTRUKSI KEPADA PESERTA SELEKSI ... 4
A. SURAT UNDANGAN ... 5
B. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) ... 7
1. LATAR BELAKANG ... 8
2. MAKSUD DAN TUJUAN ... 8
3. SASARAN ... 8
4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN ... 8
5. SUMBER PENDANAAN ... ... 8
6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN ... 8
7. PENDEKATAN DAN METODOLOGI ... 9
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ... 9
9. TENAGA AHLI ... 10
10. KELUARAN ... 11
11. LAPORAN ... 11
C. RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) ... 12
1. UMUM ... 12
2. JENIS KONTRAK ... 12
3. PENYUSUNAN, PENYAMPAIAN, DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN ... 13
4. KRITERIA DAN TATA CARA PENILAIAN DOKUMEN PENAWARAN (EVALUASI) ... 18
a. EVALUASI ADMINISTRASI ... 19
b. EVALUASI TEKNIS ... 20
c. PENETAPAN PERINGKAT TEKNIS ... 23
d. PENGUMUMAN PERINGKAT TEKNIS ... 23
e. SANGGAHAN ... 23
f. PEMBUKAAN PENAWARAN BIAYA (Sampul II) ... 24
g. PENETAPAN PEMENANG ... 26
h. PENGUMUMAN PEMENANG ... 26
i. SANGGAHAN ... 26
j. KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI TEKNIS DAN BIAYA .... 26
k. SURAT PENETAPAN PEMENANG PENYEDIA JASA ... 28
l. PENUNJUKAN PEMENANG ... 29
m. PENYEDIA JASA TIDAK BERSEDIA DITUNJUK SEBAGAI PEMENANG ... 29
n. URUTAN KEGIATAN SELEKSI ... 29
BAB II DATA SELEKSI ... 31
BAB III LAMPIRAN ... 34
(3)
Lampiran 2 BARANG DAN FASILITAS YANG DISEDIAKAN
OLEH PENGGUNA ANGGARAN... 36
Lampiran 3 BENTUK SURAT PENAWARAN ... 37
Lampiran 4 BENTUK SURAT KUASA ... 38
Lampiran 5 CONTOH BENTUK PENAWARAN TEKNIS ... 39
Lampiran 5a CONTOH DAFTAR PENGALAMAN PERUSAHAAN KURUN WAKTU 7 TAHUN TERAKHIR ... 40
Lampiran 5b CONTOH PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN SEJENIS KURUN WAKTU 7 TAHUN TERAKHIR ... 41
Lampiran 5c CONTOH JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ... 42
Lampiran 5d CONTOH JADWAL PENUGASAN PERSONIL ... 43
Lampiran 5e CONTOH DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 44
Lampiran 5f CONTOH SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN ... 46
Lampiran 6 CONTOH BENTUK PENAWARAN BIAYA ... 47
Lampiran 6a CONTOH REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA ... 48
Lampiran 6b CONTOH RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL . 49 Lampiran 6c CONTOH RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL ... 50
Lampiran 7a BENTUK SURAT PERJANJIAN PIHAK KESATU DENGAN PIHAK KEDUA ... 51
Lampiran 7b BENTUK SURAT PERJANJIAN PIHAK KESATU DENGAN PIHAK KEDUA (KEMITRAAN UNTUK KERJA SAMA OPERASI - KSO) ... 54
Lampiran 8 BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN UNTUK KERJA SAMA OPERASI (KSO) ... 57
Lampiran 9 BENTUK JAMINAN UANG MUKA (BANK GARANSI) ... 59
Lampiran 9a BENTUK JAMINAN UANG MUKA (SURETY BOND). 61 BAB IV SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK ... 63
A. KETENTUAN UMUM ... 64
1. DEFINISI ... 64
2. PENERAPAN ... 66
3. ASAL JASA ... 66
4. PENGGUNAAN DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI ... 66
5. HAK PATEN, HAK CIPTA, DAN MEREK ... 66
6. JAMINAN ... 66
7. ASURANSI ... 67
8. PEMBAYARAN ... 67
9. HARGA DAN SUMBER DANA ... 68
10. PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK ... 68
11. PEMERIKSAAN PERSONIL DAN PERALATAN ... 69
12. AMANDEMEN KONTRAK ... 69
13. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ... 69
(4)
15. PENGAWASAN ... 71
16. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ... 71
17. KEADAAN KAHAR ... 71
18. ITIKAD BAIK ... 72
19. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ... 73
20. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ... 75
21. BAHASA DAN HUKUM ... 75
22. PERPAJAKAN ... 75
23. KORESPONDENSI ... 75
24. PENGGUNAAN PENYEDIA JASA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI KECIL ... 75
25. PENYESUAIAN HARGA ... 76
26. DENDA DAN GANTI RUGI ... 76
27. KEGAGALAN BANGUNAN ... 76
B. KETENTUAN KHUSUS ... 77
28. KEWENANGAN ANGGOTA KONSULTAN ... 77
29. KEWAJIBAN PENYEDIA JASA ... 77
30. TANGGUNGJAWAB PENYEDIA JASA ... 79
31. PERSONIL KONSULTAN DAN SUBKONSULTAN ... 79
32. PENANGGUHAN HAK PEMBAYARAN ... 82
BAB V SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK ... 83
A. KETENTUAN UMUM... 84
1. DEFINISI ... 84
2. JAMINAN ... 84
3. ASURANSI ... 84
4. PEMBAYARAN ... 84
5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ... 85
6. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ... 85
7. PENGGUNAAN PENYEDIA JASA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI KECIL ... 85
8. PENYESUAIAN HARGA ... 86
9. KEGAGALAN BANGUNAN ... 87
10.PERSONIL KONSULTAN DAN SUB KONSULTAN ... 87
B. KETENTUAN KHUSUS ... 87
(5)
BAB I
INSTRUKSI KEPADA PESERTA SELEKSI
A. SURAT UNDANGAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
UNIT LAYANAN PENGADAAN
Alamat Kantor : Jl. Panglima Batur No. 1 Banjarbaru Telp. (0511) 4772365 Fax. (0511) 4772365 Banjarbaru – Kalimantan Selatan
Nomor Lampiran
: :
06/ ULP/POKJA-I /RPIJM/2009 1 ( Satu ) Berkas
Banjarbaru, 25 Mei 2009
Kepada Yth.
1. Direktur PT.Tranadi Tata Utami 2. Direktur CV.Kinarya Alam Raya 3. Direktur CV. Dharma Cipta Pratama di-
Tempat
Perihal : Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Paket Pekerjaan Perencanaan Teknis Penyusunan RPIJM PU/CK Kota
Banjarbaru Kegiatan Penyusunan Rencana Investasi
Pembangunan Jangka Menengah Tahun Anggaran 2009.
Menunjuk pada Hasil Pengumuman Prakualfikasi Nomor: 05/
ULP/POKJA-I/RPIJM/2009 Tanggal 15 Mei 2009 diminta agar dalam
mengikuti Proses seleksi selanjutnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Jasa Konsultan ini akan dibiayai dengan dana APBD Kota Banjarbaru tahun anggaran 2009
2. Bertindak sebagai pemilik pekerjaan adalah Pengguna Anggaran Penyusunan Rencana Investasi Pembangunan Jangka Menengah Tahun Anggaran 2009.
3. Penyedia jasa yang diundang untuk mengajukan penawaran sesuai dengan Daftar Pendek Konsultan, sebanyak 3 (tiga) Perusahaan, yang secara lengkap nama dan alamat perusahaan tersebut tercantum dalam Lampiran I dokumen seleksi.
4. Informasi yang diperlukan tercantum dalam dokumen seleksi, antara lain memuat :
a. Kerangka Acuan Kerja; b. Rencana Kerja dan Syarat; c. Data Seleksi;
d. Lampiran Dokumen Seleksi.
(6)
lingkup jasa yang diperlukan, dianjurkan untuk menghadiri rapat penjelasan dan peninjauan lapangan pada waktu dan tempat yang ditentukan dalam dokumen seleksi.
6. Penyedia jasa tunduk pada ketentuan yang tercantum dalam dokumen seleksi. Penawaran meliputi : Kelengkapan Persyaratan Admnistrasi, Penawaran Teknis, dan Penawaran Biaya dengan memperhatikan petunjuk penyusunan penawaran pada dokumen seleksi.
7. Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk mengikuti seleksi menjadi beban penyedia jasa dan tidak mendapat penggantian dari satuan kerja.
8. Masa berlakunya penawaran selama 90 (Sembilan Puluh) hari sejak tanggal pemasukan penawaran dan selama masa tersebut tidak diperkenankan mengganti personil yang diusulkan dalam Jadwal penugasan personil.
9. Dokumen seleksi akan dikirim lewat email ke masing-masing rekanan yang dinyatakan lulus prakualifikasi.
Unit Layanan Pengadaan Kelompok Kerja I
(Ketua)
ABDUSSAMAD, ST, MT NIP. 19730927 199811 1 001
(7)
B. KERANGKA ACUAN KERJA
I. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya yang optimal diharapkan mampu mendudukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan lapangan kerja dan penangulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi, dan lingkungan secara terpadu, melalui perencanaan program yaitu Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan.
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pembangunan permukiman, prasarana, dan sarana PU/Cipta Karya. Prinsip Keterpaduan yang digunakan dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan akan memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk pengalokasian sumber dana yang ada,memudahkan kerjasana antara instansi Pusat dan Daerah dan antara program dan pelaksanaan. Disamping itu RPIJM Bidang PU/Cipta Karya ini disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah. Disamping itu, RPIJM Bidang PU/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor, kelayakan spasial dan lingkungan.
Dengan adanya RPIJM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan. Disamping itu,penyusunan RPJM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan mampu mendukung pembangunan permukiman, prasarana, dan sarana pekerjaan umum yang mempunyai ciri-ciri : 1. memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar;
2. memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang; 3. memerlukan pemantapan program dan penganggarannya;
4. memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran, dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumber daya.
Dalam mendorong pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta Karya di Kota Banjarbaru idealnya perlu disusun RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota yang mencakup program tiap sektor secara keseluruhan. untuk semua sektor Cipta Karya dan dalam jangka waktu 4 tahun yaitu mulai Tahun 2009 s/d 2013.
Untuk mendukung penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru dibentuk satuan tugas (Satgas) RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru yang melibatkan Ketua Bappeda dan Penanaman Modal selaku ketua Tim dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan/sepadannya selaku pelaksana harian Satgas. Satgas akan bertugas mengarahkan konsultan professional dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya sehingga RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru yang disusun dapat mencerminkan keterpaduan
(8)
program dan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya secara konkrit, dengan mengakomodasi kebutuhan pembangunan sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah, mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan Kota Banjarbaru.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk membantu pemerintah Kota Banjarbaru dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/ Cipta Karya Kota Banjarbaru.
Tujuan dari kegiatan ini adalah penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru yang diwujudkan dalam bentuk buku untuk mewujudkan kemandirian kota dalam penyelenggaraan pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional.
III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah:
1. Menyiapkan program pembangunan yang menunjang kemandirian kota, layak untuk dihuni dan mampu mendanai pembangunan kotanya sendiri;
2. Menyusun program-program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai;
3. Menerjemahkan atau operasionalisasi dari dokumen legal seperti Properda, Renstrada dan Renstra Dinas-dinas dalam kerangka tata ruang yang berlaku;
4. Menyusun program investasi infrastruktur kota yang akan didanai dengan skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/grant dan dana pendamping (equity);
5. Menyusun program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan transparansi, pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan barang dan jasa yang mendukung program utama; 6. Menyusun program reformasi yang mendorong peningkatan pelayanan publik yang lebih baik
melalui kapasitas pengelolaan pemerintahan.
IV. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Nama pengguna jasa adalah Pemerintah Kota Banjarbaru dalam hal ini ditangani oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kota Banjarbaru.
V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru disediakan dana sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) termasuk PPN yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2009 pada Bidang Fisik Prasarana dan Tata Ruang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kota Banjarbaru.
(9)
VI. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN, ALIH PENGETAHUAN SERTA PENGERTIAN
VI.1. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan ini adalah penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru, pada hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisis kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas), sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang PU/Cipta Karya.
Adapun cakupan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya, yaitu:
1. Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya terutama dibiayai dari APBN maupun APBD ( Cost Sharing maupun Joint Program) dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN maupun MGD 2015 yang akan datang.
2. Pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya terutama di kawasan yang menjadi prioritas dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah.
3. Sistematika RPIJM Bidang PU/Cipta Karya mencakup:
a. Isu dan Kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan;
b. Kerangka Logis (Logical Framework) penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya dan sasaran/keluaran yang perlu dicapai;
c. Rencana pembangunan perkotaan;
d. Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/anggaran sebagai ringkasan memorandum program);
e. Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya mencakup: - Pembangunan perumahan dan permukiman
- Penyehatan lingkungan permukiman :
• pengelolaan air limbah
• pengelolaan persampahan
• penanganan drainase
- Penyediaan dan pengelolaan air minum - Penataan bangunan dan lingkungan
f. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL);
g. Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan h. Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah
i. Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah j. Lampiran Penunjang
(10)
VI.2. KOMPONEN RPIJM
1. Gambaran Kondisi Wilayah
Sistematika materi dari bagian ini terdiri dari : 1.1 Profil Geografi
1.2 Profil Demografi 1.3 Profil Ekonomi 1.4 Profil Sosial Budaya
1.5 Kondisi Prasarana Bidang PU/CK
2. Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota a. Skenario Pengembangan Wilayah
• Arah Pengembangan Struktur Kota
• Fungsi dan Peran Kota
• Arahan Pengembangan Permukiman dan Kependudukan (proyeksi jumlah penduduk)
• Identifikasi Wilayah yang perlu dikendalikan
• Identifikasi Wilayah yang didorong pertumbuhannya
• Arahan Rencana Induk Sistem Prasarana dan Sarana (Masterplan Infrastruktur) b. Skenario Pembangunan Infrastruktur Bidang Pu/Cipta Karya
•Skenario sektor Pengembangan Permukiman
•Skenario sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
•Skenario sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman
•Skenario sektor Pengembangan Air Minum Sistematika materi dari bagian ini terdiri dari :
2.1 Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten Berdasarkan RTRW
2.1.1 Kondisi Struktur dan Pola Ruang 2.1.2 Rencana Struktur dan Pola Ruang
2.1.3 Rencana Wilayah yang Didorong Pengembangannya 2.1.4 Rencana Wilayah yang Dikendalikan
Pengembangannya
2.2 Skenario Pengembangan Sektor Bidang PU/CK 2.3 Logical Framework Rencana Investasi berdasar
skenario pengembangan wilayah dan sektor
3. Rencana Program Investasi Infrastruktur
Secara singkat proses untuk pengembangan pencapaian rencana program investasi perlu mengacu pada hasil-hasil sebagai berikut :
(11)
a. Penyusunan strategi pembangunan didasarkan pada RUTRK, potensi dan kondisi fisik, ekonomi, politik dan kebijakan daerah yang terintegrasi dengan kebijakan nasional;
b. Penilaian terhadap kemampuan pendanaan, kemampuan melakukan pinjaman selama periode perencanaan dan perlu dilihat kemampuan swasta dan masyarakat di Kabupaten/Kota untuk melakukan investasi;
c. Penilaian terhadap kemampuan kelembagaan;
d. Penyusunan program investasi sementara tanpa memperhitungkan kendala yang ada dengan mempertimbangkan pendanaan dan konsistensi dengan kebijakan daerah yang terintegrasi dengan kebijakan pusat;
e. Penyusunan rencana tindak peningkatan pendapatan; f. Penyusunan rencana tindak pengembangan kelembagaan;
g. Penyusunan desain dan penilaian terhadap kelayakan proyek yang mendapat prioritas;
h. Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah yang meliputi suatu program pembelanjaan, rencana pendanaan serta jadwal dan pengaturan pelaksanaan.
Sistematika materi dari bagian ini terdiri dari :
3.1 Pengembangan Permukiman 3.1.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan 3.1.2 Target dan Sasaran
3.1.3 Program yang Diusulkan 3.1.4 Kegiatan dan Rincian
3.1.5 Prioritas penanganan dan asumsi pelaksanaan 3.2 Penataan Bangunan Lingkungan
3.2.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan 3.2.2 Target dan Sasaran
3.2.3 Program yang Diusulkan 3.2.4 Kegiatan dan Rincian
3.2.5 Prioritas penanganan dan asumsi pelaksanaan 3.3 Penyehatan Lingkungan Permukiman 3.3.1 Sub sektor air limbah
3.3.1.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan 3.3.1.2 Target dan Sasaran 3.3.1.3 Program yang Diusulkan 3.3.1.4 Kegiatan dan Rincian
3.3.1.5 Prioritas penanganan dan asumsi pelaksanaan 3.3.2 Sub sektor persampahan
3.3.1.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan 3.3.1.2 Target dan Sasaran 3.3.1.3 Program yang Diusulkan 3.3.1.4 Kegiatan dan Rincian
(12)
3.3.1.5 Prioritas penanganan dan asumsi pelaksanaan 3.3.3 Sub sektor drainase
3.3.1.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan 3.3.1.2 Target dan Sasaran 3.3.1.3 Program yang Diusulkan 3.3.1.4 Kegiatan dan Rincian
3.3.1.5 Prioritas penanganan dan asumsi pelaksanaan 3.4 Pengembangan Air Minum
3.4.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan 3.4.2 Target dan Sasaran 3.4.3 Program yang Diusulkan 3.4.4 Kegiatan dan Rincian
3.4.5 Prioritas penanganan dan asumsi pelaksanaan
4. Aspek Safeguard Sosial Dan Lingkungan Sistematika materi dari bagian ini terdiri dari :
4.1 Penilaian Lingkungan (Enviromental Assessment) 4.2 Penilaian Dampak Lingkungan dari Sub Proyek 4.3 Rencana Mitigasi dari Dampak Lingkungan
5. Aspek Keuangan Daerah
Aspek keuangan dalam penyusunan RPIJM perlu diproyeksikan dan dianalisa. Kapasitas pendanaan daerah pada dasarnya adalah dalam rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembelanjaan prasarana Kabupaten/Kota, yang meliputi:
a. Pembelanjaan untuk pengoperasiaan dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun;
b. Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada; c. Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana barn.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. Komponen aspek keuangan daerah meliputi :
a. Komponen Penerimaan b. Belanja Daerah c. Proyeksi Keuangan
d. Kapasitas Pendanaan Pembangunan
e. Rencana Tindak Peningkatan Pendapatan Daerah f. Aspek Kelembagaan
g. Analisis Tinjauan Kemampuan Kelembagaan Yang Ada h. Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
(13)
Sistematika materi dari bagian ini terdiri dari : 5.1 Profil Keuangan Daerah 5.1.1 Penerimaan Daerah 5.1.2 Pengeluaran Daerah 5.1.3 Pembiayaan Daerah
5.2 Profil Keuangan Perusahaan Daerah 5.2.1 Kondisi Keuangan
5.2.2 Kondisi Pengeluaran 5.2.3 Status Keuangan Perusahaan 5.3 Proyeksi Keuangan Daerah
5.4 Proyeksi Perusahaan Daerah 5.5 Analisis Permasalahan Keuangan Daerah
5.6 Analisis Kelayakan Proyek dan Rencana Pembiayaan Investasi
5.7 Rencana Peningkatan Pendapatan
6. Penilaian Kapasitas Kelembagaan
Sistematika materi dari bagian ini terdiri dari :
6.1 Data Kondisi Kelembagaan (ORTALA dan SDM) 6.1.1 Identifikasi Kondisi Organisasi
6.1.2 Identifikasi Tata Laksana
6.1.3 Identifikasi Kondisi SDM dan Fasilitas Pendukung 6.2 Permasalahan dan Tantangan Kelembagaan 6.2.1 Analisis Kondisi Organisasi 6.2.2 Analisis Tata Laksana
6.2.3 Analisis Kondisi SDM dan Fasilitas Pendukung
6.3 Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 6.3.1 Rencana Peningkatan/Penguatan Organisasi 6.3.2 Rencana Peningkatan/Penguatan Tata Laksana 6.3.3 Rencana Peningkatan/Penguatan SDM dan Fasilitas
Pendukung
6.4 Kaidah Pelaksanaan Investasi
7. Rencana Kesepakatan (Memorandum) Program Investasi dan Aspek Legalitas a. Ringkasan Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota
b. Ringkasan Program Prioritas Infrastruktur c. Pengaturan dan Mekanisme Pelaksanaan Sistematika materi dari bagian ini terdiri dari :
7.1 Logical Framework Rencana Investasi 7.2 Prioritas dan Kelayakan Program 7.3 Memorandum Program Investasi
(14)
VI.3. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah Kota Banjarbaru.
VI.4. DATA DAN FASILITAS
Penyediaan data dan fasilitas adalah:
1. Penyediaan oleh Pemerintah daerah
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:
a). Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu yang telah dilakukan oleh instansi terkait.
b). Staf Pengawas/ Pendamping
Pengguna Jasa akan mengangkat petugas yang bertindak sebagai pendamping (counterpart)/Tim Teknis/Pemeriksa Akhir pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi. Tim ini akan ditentukan dan diinformasikan kemudian.
c). Fasilitas yang Disediakan
Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia jasa, yakni; Komputer dan Printer; Kendaraan Roda 2; Fasilitas tersebut dialokasikan dalam anggaran biaya pekerjaan jasa konsultan dalam alokasi dana sewa selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
2. Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa, yakni: Komputer dan Printer, Kendaraan Roda 2, Barang-barang tersebut harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa.
VI.5. ALIH PENGETAHUAN
Produk yang dihasilkan oleh konsultan yang sesuai dengan keluaran yang diinginkan akan menghasilkan produk yang optimal, apabila sebelumnya dilakukan pembahasan bersama semua pihak/unsur terkait dalam penanganan kegiatan memorandum. Pembahasan dilakukan dengan cara ekspose atau diskusi-diskusi oleh pihak Konsultan dihadapan pihak/unsur terkait. Pembahasan dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali. Jadwal waktu ekspose/diskusi-diskusi/pembahasan terhadap produk laporan tersebut ditentukan berdasarkan jadual pelaksanaan penyusunan rencana yang dibuat oleh pihak konsultan dan disetujui oleh pihak Pengguna Jasa atau jadwal pembahasan ini akan ditentukan kemudian.
VI.6. PENGERTIAN
Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Bidang PU/Cipta Karya merupakan dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (Infrastruktur Development Plan:IDD) di Kabupaten/Kota yang bersifat lintas sektoral.
RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (Feasibility Study) untuk rencana pembangunan infrastruktur
(15)
bidang PU/Cipta Karya. Sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu dikerjakan secara profesional (oleh ahlinya), namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat, profesional dan lain-lain pada tahap penyusunan rencana pembangunan dan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi. Dengan demikian, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan Consolidated FS yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
• Wilayah adalah Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta unsure terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.
• Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
• Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
• Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
Provinsi karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup ekonomi, sosial, dan/atau lingkungan.
• Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten/Kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
• Kawasan Megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih
kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.
• Kawasan Metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
• Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
• Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
• Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
• Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
(16)
• Sektor Strategis adalah sektor yang mempunyai kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
• Sistem Pusat Permukiman adalah suatu sistem yang memperlihatkan keterkaitan
secara fungsional dan hierarkis pusat-pusat kota dan desa.
• Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
• Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
• Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kota yang melayani dalam bidang
ekonomi, sosial, dan jasa pemerintahan lebih dari satu Propinsi atau secara nasional dan merupakan pintu-pintu ke luar negeri.
• Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kota yang melayani dalam bidang
ekonomi, sosial, dan jasa pemerintahan lebih dari satu Propinsi atau beberapa Kabupaten/Kota dan mempunyai akses yang tinggi dengan PKN.
• Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kota yang melayani dalam bidang ekonomi,
sosial, dan jasa pemerintahan satu Kabupaten atau beberapa kecamatan dan mempunyai akses yang tinggi dengan PKW, termasuk dalam kategori ini kota khusus untuk pengembangan sektor-sektor strategis (pariwisata, industri, perkebunan, tambang) dan pusat yang tumbuh cepat karena perkembangan sektor strategis dan pembangunan prasarana jalan dan pengairan.
• Desa Pusat Pertumbuhan adalah desa yang diarahkan untuk dapat mendorong
perkembangan desa-desa sekitarnya termasuk desa tertinggal. Desa DPP ini ditentukan dengan memperhatikan aksesibilitas terhadap melihat prasarana yang ada serta kemungkinan pengembangannya, Kawasan-kawasan perdesaan, sektor yang dilayani, ketersediaan prasarna dan sarana pelayanan ekonomi, sosial, dan jasa pemerintahan termasuk kemungkinan perkembangannya.
• Tata Ruang adalah wujud strukturruang dan pola ruang
• Penataan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
• Skenario adalah bagian dari strategi yang menjabarkan isi strategi menjadi
langkah-langkah untuk mencapai sasaran.
• Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah dokumen perencanaan
untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional adalahpenjabaran
dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah adalah penjabaran
dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan
(17)
Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
• RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah) adalah rencana
penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) Kabupaten/Kota yang disusun sebagai Considated Feasibility Study (CFS) dengan keterpaduan penanganan fisik dan bukan fisik untuk mendukung perwujudan wilayah perkotaan.
• Program Tahunan RPIJM adalahrencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
jangka waktu satu tahun dan merupakan bagian dari RPIJM.
• RPIJM Bidang PU/Cipta Karya adalah merupakan dokumen teknis bidang
PU/Cipta Karya sebagai Considated Feasibility Study (CFS) yang berisi rencana penyelenggaraan pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya dengan pendekatan keterpaduan dan pengembangan wilayah berkelanjutan.
• Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(KSNP SPAM) adalahmerupakan pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan, dan
pengembangan sistem penyediaan air minum, baik bagi pemerintah pusat maupun daerah, dunia usaha, swasta dan masyarakat.
• Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah merupakan satu kesatuan sistem
fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
• Sarana Lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggarakan dan pengembangan kehidupan, sosial dan budaya.
• Utilitas Umum adalahsarana penunjang untuk pelayanan umum.
VI.7. KEDUDUKAN
Kedudukan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya yaitu berada di bawah kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur
(Infrastructure Development Plan) di masing-masing daerah baik pada skala Propinsi
maupun Kabupaten/Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu pada RPJMN dan RPJMD 2004-2009 atau lanjutannya serta Masterplan sektor yang ada. Bilamana suatu daerah belum mempunyai Rencana Tata Ruang maupun Masterplan
Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan sektoral yang ada.
VII. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
VII.1. POLA PIKIR
Pola pikir di dalam penyusunan RPIJM pada prinsipnya akan selalu diawali dari formulasi tujuan dan sasaran pembangunan perkotaan yang diinginkan dan mencari upaya bagaimana dapat mencapai tujuan tersebut dengan melihat kondisi, ataupun potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan maupun tanpa suatu rekayasa.
Lebih jauh, yang perlu ditekankan di dalam cara berpikir dalam penyusunan RPIJM bagaimana dapat mengenali permasalahan dan tantangan pembangunan perkotaan, terutama dalam rangka untuk bisa merencanakan dan memprogramkan kegiatan investasi secara efektif, sehingga diharapkan RPIJM yang disusun adalah dapat menjawab
(18)
tantangan pembangunan, namun masih dalam batas-batas efisiensi kemampuan penyelenggaraan. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis antara kondisi saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai dalam waktu mendatang sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan serta kebijakan dan strategi penanganannya berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan.
Pendekatan berpikir dalam proses penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya terutama dalam hal melakukan analisis permasalahan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang ada dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan perkotaan, pada prinsipnya dapat disederhanakan sesuai dengan norma yang berlaku di dalam setiap proses pengambilan keputusan, yaitu dalam bentuk input/output proses. Dalam hal ini; i) Output adalah situasi ataupun kondisi yang dituju, ii) Input adalah kondisi saat ini, dan iii) Proses adalah upaya bagaimana mencapai situasi ataupun kondisi yang dituju tersebut, dengan melihat kekuatan/potensi (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunity), serta Ancaman/Resiko yang harus ditanggung (Threat). Hal ini secara teknis
dikenal dengan analisis SWOT.
VII.2. PENDEKATAN
Pendekatan penyusunan RPIJM pada hakekatnya perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain:
1. Proses Perencanaan yang Partisipatif: Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
pembangunan Kabupaten/Kota yang dinamis membutuhkan penyediaan fasilitas infrastruktur, dan yang layak, memadai, terjangkau, adil, serta bagi masyarakat luas. Untuk itu diperlukan perencanaan program investasi yang partisipatif;
2. Membangun Transparansi dan Persepsi Bersama: Permasalahan yang dihadapi
Kabupaten/Kota baik persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan maupun persoalan kapasitas institusi agar menjadi persepsi bersama;
3. Keterpaduan dan Keberlanjutan: Perencanaan Program Investasi Jangka
Menengah Bidang PU/Cipta Karya mengacu pada prinsip pengembangan wilayah, RUTRW/K, RPJMN, RPJMD, dan Renstra PU/Cipta Karya, Dinas Terkait,
Masterplan Sektor, Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota, maupun Peraturan
Perundangan yang berlaku;
4. Kelayakan Teknis, Sosial, Ekonomi dan Lingkungan: Penentuan prioritas program
dan kegiatan perlu mengacu pada hasil Studi Kelayakan (FS/DED), kelayakan ekonomi dan sosial serta lingkungan;
5. Credit Worthiness dan Akuntabilitas; Perhitungan kemampuan penyediaan dana perlu didasarkan pada hasil analisis keuangan. Demikian pula kemampuan pelaksanaan perlu diperhitungkan dari hasil analisis kelembagaannya serta perlu mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya Kota Banjarbaru antara lain:
1. Pendekatan Terhadap Kondisi Yang Diinginkan
Pendekatan Terhadap Kondisi Yang Diinginkan Pada Hakekatnya Adalah Merupakan Pendekatan Terhadap Pencapaian Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Perkotaan. a. Formulasi Arah Dan Kebijakan Pembangunan
b. Skenario Pengembangan Dan Pembangunan Kabupaten/Kota 2. Pendekatan Terhadap Kondisi Yang Ada
(19)
RPJMD
RTRW Kota RPJPD
Srategi Pembangunan Kota
Skenario pembangunan kota Dialog Rencana
dengan Masyarakat dan Dunia Usaha
Survey kebutuhan Prasana dan Sarana
Masterplan Kawasan
n
g
kat
Susun rencana Program Prasarana dan Sarana
Analisis Permasalahan dan Potensi Prasana dan
Sarana
Program Investasi Jangka menengah Susun Rencana
Peningkatan Pendapatan Analisis Permasalahan dan Potensi Keuangan
Analisis Permasalahan dan Potensi Kelembagaan Susun Rencana Manajemen dan Kelembagaan Penilaian Kelayakan Program Investasi (FS) Susun Prioritas Proyek/investasi Tahunan Memorandum Proyek/ Expenditure Plan Tin g ka t p en y us un an Dialog Investasi dengan Masyarakat
dan dunia Usaha
Tin g k a t Pe ru mu san Masterplan Sektor a. Kondisi Kabupaten/Kota
b. Sistem Pelayanan Infrastruktur c. Tinjauan Pengaturan Keuangan d. Tinjauan Pengaturan Kelembagaan
3. Pendekatan Pemrograman Investasi Untuk Mendukung Perwujudan Kondisi Yang diinginkan
a. Demand Assesment b. Supply Assesment
c. Pesifikasi Dan Justifikasi Program/Proyek
VII.3 METODOLOGI
Metode penyusunan RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya pada prinsipnya mengacu pada diagram alur berpikir pada gambar berikut :
(20)
VIII. JANGKA WAKTU DAN MEKANISME PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan dokumen RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru yang melibatkan forum stakeholder memerlukan waktu 6 bulan atau 180 (seratus lima puluh) hari kalender yang meliputi kegiatan persiapan, mobilisasi tim, proses pengumpulan dokumen terkait, data pendukung, proses penggalian aspirasi masyarakat, diskusi dengan forum stakeholder, penyusunan laporan dan sosialisasi dokumen kepada publik.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini konsultan senantiasa berkonsultasi dengan Tim Satgas yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Banjarbaru, Tim Satgas Provinsi dan Konsultan Pendamping Provinsi. Produk yang dihasilkan oleh konsultan yang sesuai dengan keluaran yang diinginkan akan menghasilkan produk yang optimal, apabila sebelumnya dilakukan pembahasan bersama semua pihak/unsur terkait dalam pelaksanaan kegiatan. Pembahasan dilakukan dengan cara ekspose, konsultasi atau diskusi-diskusi oleh pihak Konsultan dihadapan pihak/unsur terkait. Mekanisme kerja antara Konsultan penyusun, Satgas Kabupaten, Satgas Provinsi dan Konsultan Pendamping Provinsi adalah sebagi berikut :
Dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan mempunyai kewajiban untuk melakukan pendampingan kepada Satgas Kabupaten dalam setiap kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan Satgas Provinsi, serta konsultan harus melakukan konsultasi intensif dengan Konsultan Pendamping Provinsi. Adapun kewajiban konsultasi dan koordinasi yang harus dilakukan oleh konsultan terdiri dari : 1. Pemaparan Laporan Pendahuluan
2. Konsultasi dengan Tim Pendamping & Satgas Provinsi saat LAPORAN ANTARA 3. Konsultasi dengan Tim Pendamping & Satgas Provinsi saat LAPORAN DRAFT AKHIR 4. Workshop LAPORAN AKHIR dihadapan Satgas Provinsi
SATGAS
PUSAT
SATGAS
PROVINSI
SATGAS
KABUPATEN
KONSULTAN PENDAMPING
PROVINSI
KONSULTAN PENYUSUN KAB./KOTA
SATKER PIP
KALSEL
PPK
RANDAL
(21)
IX. TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan pekerjaan penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru diperlukan Tenaga Ahli yang berkualitas dalam bidangnya sebagai berikut :
1. Team Leader adalah sarjana Teknik Planologi yang berpengalaman bidang pengembangan perkotaan atau urban management minimal 8 tahun dan mempunyai Sertifikat Keahlian. 2. Ahli Perencanaan Kota dan Wilayah adalah sarjana Teknik Planologi yang berpengalaman
bidang pengembangan perkotaan atau wilayah minimal 5 tahun dan mempunyai Sertifikat Keahlian.
3. Assisten Ahli Air Minum, adalah sarjana Teknik Lingkungan/ Penyehatan yang berpengalaman di bidang Air Minum minimal 3 tahun dan mempunyai Sertifikat Keahlian. 4. Assisten Ahli Air Limbah dan Persampahan, adalah sarjana Teknik Lingkungan/ Penyehatan
yang berpengalaman di bidang Air Limbah minimal 3 tahun dan mempunyai Sertifikat Keahlian.
5. Assisten Ahli Infrastruktur, adalah sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman di bidang infrastruktur perkotaan atau konsruksi minimal 3 tahun dan mempunyai Sertifikat Keahlian. 6. Assisten Ahli Arsitektur, adalah sarjana Teknik Arsitektur yang berpengalaman di bidang
Urban Design minimal 3 tahun dan mempunyai Sertifikat Keahlian.
7. Assisten Ahli Ekonomi/Financial Perkotaan adalah sarjana Ekonomi Pembangunan atau Akuntansi yang berpengalaman di bidang keuangan dan pembiayaan pembangunan daerah minimal 3 tahun.
8. Assisten Ahli Sosial/Kelembagaan, adalah sarjana Sosial yang berpengalaman di bidang kelembagaan pemerintahan, pembangunan masyarakat dan daerah minimal 3 tahun.
X. KELUARAN
Keluaran atau output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA KOTA BANJARBARU yang mengacu pada Surat Dirjend Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. Pr. 02.03-DC/496 tanggal 19 Desember 2005 perihal Penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya serta buku Panduan Penyusunan RPIJM Bidang PU Cipta Karya (10 buku)
XI. LAPORAN
Proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya ini dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pelaku pembangunan. Produk Laporan yang perlu dikonsultasikan akan dihasilkan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan, berisikan ruang lingkup pekerjaan, rencana kerja, dan metode pelaksanaan, sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan 30 hari setelah kontrak.
2. Laporan Antara, berisikan data kondisi eksisting dan hasil analisa kondisi eksisting dan kemungkinan pengembangannya, sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan 100 hari setelah kontrak.
3. Draft laporan akhir, berisikan konsep RPIJM, sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan 150 hari setelah kontrak.
4. Laporan akhir, berisikan seluruh hasil RPIJM, diserahkan 180 hari setelah kontrak, sebanyak 20 eksemplar yang telah didiskusikan dengan tim teknis.
(22)
5. Memorandum Program RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Banjarbaru, berisi ringkasan RPIJM diserahkan 180 hari setelah kontrak, sebanyak 20 eksemplar yang telah didiskusikan dengan tim teknis.
6. CD Data, dokumentasi dan laporan sebanyak 5 (lima) buah.
XII. PEMBAHASAN PRODUK
Agar produk yang dihasilkan konsultan sesuai dengan keinginan/ optimal maka sebelumnya perlu dilakukan koordinasi dan pembahasan dengan unsur terkait dikawasan studi. Koordinasi dan pembahasan dilakukan dengan cara rapat koordinasi dan ekspose oleh konsultan bersama Pengguna Jasa / PPK dan pihak/ unsur terkait. Jadwal rapat koordinasi dan ekspose dibuat oleh konsultan dan telah disetujui oleh Pengguna Jasa / PPK.
XIII. PROGRAM KERJA
Konsultan harus menyusun program kerja yang menyangkut : 1. Jadwal kegiatan secara terinci
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya), tenaga yang diusulkan harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa / PPK.
3. Program kerja harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa/ PPK dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan ini.
XIV. PENUTUP
1. Setelah KAK ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, konsultan menyusun Program Kerja sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan Program Kerja yang menjadi pegangan pelaksanaan kegiatan baik untuk pihak konsultan maupun pihak Satuan Kerja sebagai bahan pengendalian pelaksanaan.
3. Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang KAK ini dari panitia, konsultan
agar segera membuat Usulan Administrasi, Usulan Teknis dan Usulan Biaya, dan disampaikan sesuai dengan persyaratan, jadual dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Dokumen Seleksi Penyedia Jasa Konsultansi ini.
4. Semua usulan teknis yang diajukan oleh Konsultan harus didiskusikan dengan Pemberi Tugas.
(23)
C. RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1. UMUM a. Syarat-Syarat Peserta Seleksi
1).Tercantum dalam Daftar Pendek Konsultan. 2).Menunjukan undangan untuk mengikuti seleksi. 3).Mengambil dokumen seleksi.
b. Rapat penjelasan dokumen seleksi akan dilaksanakan sesuai data seleksi.
Diharapkan kepada semua penyedia jasa yang diundang dapat menghadiri rapat penjelasan.
c. Dalam rapat penjelasan, peserta diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang kurang jelas.
d. Panitia pengadaan menjelaskan isi dokumen seleksi dan menjawab pertanyaan peserta.
e. Peserta dapat menyampaikan usulan perubahan atas pasal-pasal dalam dokumen seleksi dan dicatat oleh panitia pengadaan. f. Hasil rapat penjelasan dituangkan dalam berita acara penjelasan
dan apabila ada perubahan penting/pokok pada dokumen seleksi, akan dibuat adendum dokumen seleksi yang disahkan oleh Pengguna Anggaran. Berita acara penjelasan ditandatangani panitia pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil peserta yang hadir dan disampaikan secara tertulis kepada semua peserta seleksi termasuk yang tidak hadir atau diambil oleh peserta sesuai data seleksi.
Berita acara dan adendum (bila ada) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen seleksi.
g. Bila dipandang perlu, panitia pengadaan dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan. h. Ketidakhadiran peserta dalam rapat penjelasan dan peninjauan
lapangan tidak menggugurkan keikutsertaan peserta.
2. JENIS KONTRAK Kontrak yang digunakan pada seleksi ini adalah kontrak berdasarkan waktu penugasan/time based (kontrak harga satuan), yaitu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan persyaratan tertentu yang volume kegiatan pekerjaanya masih bersifat perkiraan sementara. Lingkup, output dan lamanya penyediaan jasa sulit untuk didefinisikan baik karena jasa berkaitan dengan, dan menunggu, penyelesaian aktivitas oleh pihak lain, dimana periode penyelesaiannya dapat bervariasi, atau karena sulit menilai input dari konsultan. Pembayaran dikaitkan dengan input dan biasanya didasarkan atas tarif bulanan (monthly rates) setiap individu yang disebutkan dalam kontrak, dan pada biaya yang dapat tergantikan (reimbursable expenses) atas biaya yang telah dikeluarkan dan atau menggunakan tarif yang telah disepakati.
(24)
3. PENYUSUNAN, PENYAMPAIAN, DAN PEMBUKAAN DOKUMEN
PENAWARAN
a. Penyusunan dokumen penawaran 1) Surat penawaran
Bentuk surat penawaran sesuai Lampiran 3 dengan ketentuan: a). Surat penawaran asli diberi materai cukup. Pada materai
dibubuhi tanda tangan disertai pencantuman tanggal, bulan dan tahun serta dicap. Surat penawaran harus mencantumkan masa berlakunya penawaran sesuai data seleksi.
b). Ditandatangani oleh pimpinan/direktur utama atau penerima kuasa dari pemimpin/direktur utama yang namanya tercantum dalam akte pendirian/perubahan atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama adalah yang berhak mewakilinya.
c). Tanpa menyebutkan besaran harga yang ditawarkan dimasukan dalam sampul dokumen administrasi (sampul I). 2) Surat kuasa, bila ada (dalam sampul I)
Bentuk surat kuasa sesuai Lampiran 4.
3) Penawaran teknis (dalam sampul I) (contoh bentuk penawaran pada Lampiran 5)
Penawaran teknis terdiri dari: a). Pendahuluan
Uraian singkat latar belakang penyedia jasa, meliputi organisasi dan pengalaman.
b). Pengalaman perusahaan
(1).Penyedia jasa harus menjelaskan pengalaman perusahaan selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan (contoh Lampiran 5a).
(2).Pengalaman perusahaan diuraikan secara ringkas dan jelas dengan mencantumkan informasi: nama pekerjaan yang telah dilaksanakan, lingkup dan data pekerjaan yang telah dilaksanakan, lokasi, pemberi tugas, nilai kontrak, dan waktu pelaksanaan (menyebutkan bulan dan tahun). (contoh Lampiran 5b).
(3).Pengalaman perusahaan harus dilengkapi dengan referensi atau rekaman kontrak dari pejabat yang berwenang baik dari instansi pemerintah maupun swasta (Kepala Kantor/ Satker/Pengguna Anggaran/pengguna barang jasa/ pemimpin/pemimpin bagian proyek dsbnya), yang menunjukkan kinerja konsultan yang bersangkutan.
c). Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Uraian tentang pengertian penyedia jasa atas lingkup pekerjaan, sasaran, kebutuhan jenis dan jumlah tenaga ahli, jenis dan substansi laporan yang dihasilkan berdasarkan dokumen seleksi.
d). Tanggapan atas KAK
Berdasarkan pemahaman penyedia jasa, penyedia jasa dapat menyampaikan tanggapan atas KAK dalam rangka pencapaian sasaran KAK.
(25)
e). Apresiasi inovasi
Dalam hal penyedia jasa berpendapat KAK perlu disempurnakan, maka penyedia jasa dapat mengusulkan inovasi yang secara konsisten dituangkan dalam penawaran teknis maupun penawaran biaya.
f). Pendekatan dan metodologi
(1).Konsistensi antara pemahaman KAK, lingkup pekerjaan dan tujuan serta layanan, apresiasi terhadap inovasi KAK, tanggapan terhadap KAK, rencana kerja, Jadwal penugasan dan jumlah orang bulan untuk tenaga ahli, organisasi dan fasilitas penunjang. (2).Hasil kerja/deliverable dan laporan-laporan.
(3). Fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa dapat memberikan tanggapan terhadap data barang dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Anggaran.
(4).Jadwal pelaksanaan pekerjaan (contoh Lampiran 5c) dan Jadwal penugasan personil (contoh Lampiran 5d). (5).Kebutuhan staf penunjang.
g). Rencana kerja
Uraian mengenai pelaksanaan pekerjaan meliputi pola kerja, sistematika pengumpulan data, analisis permasalahan, pemecahan masalah, kontribusi masing-masing tenaga ahli dalam setiap kegiatan dan laporan. h). Kualifikasi tenaga ahli yang diusulkan.
(1).Daftar tenaga ahli dilengkapi dengan nama, posisi jabatan yang diusulkan, lama waktu penugasan dan Jadwal penugasan.
(2).Penjelasan tugas dan kontribusi masing-masing tenaga ahli.
(3).Kualifikasi tenaga ahli yang diusulkan disampaikan dalam bentuk daftar riwayat hidup (contoh Lampiran 5e) dan surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan (contoh Lampiran 5f).
4) Penawaran biaya (sampul II) (contoh Lampiran 6) Penawaran biaya terdiri dari:
a). Biaya langsung personil/Remuneration merupakan komponen biaya pokok personil untuk jasa konsultan, dan untuk tenaga pendukung dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku dan wajar serta didasarkan pada dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu melalui daftar gaji yang telah diperiksa (audited pay roll) disertai bukti pembayaran pajak terhadap gaji yang diterima`(contoh Lampiran 6b) , antara lain :
(1) Biaya tenaga ahli; (2) Biaya asisten tenaga ahli; (3) Biaya tenaga pendukung;
Besarnya biaya langsung personil diperhitungkan berdasar lama waktu penugasan dikalikan imbalan jasa (gaji dasar
(26)
per satuan waktu).
b). Biaya langsung non personil/Direct Reimbusable cost merupakan komponen pokok biaya yang digunakan oleh konsultan, dapat berupa biaya pengeluaran nyata (at cost) atau yang bersifat lump sum. Biaya langsung non personil/Direct Reimbusable maksimum 40% dari nilai total penawaran biaya, kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat khusus dapat lebih dari 40%, seperti : pemetaan udara, survey lapangan, pengukuran, penyelidikan tanah, dll, (contoh Lampiran 6c) meliputi antara lain:
(1).Biaya untuk pengadaan barang dan fasilitas yang tidak disediakan Pengguna Anggaran.
(2).Pengeluaran kantor meliputi biaya pengeluaran penyedia jasa untuk menyediakan ruang kantor, sarana kantor (air, listrik, komunikasi), penyusunan laporan.
(3).Biaya pengadaan/sewa kendaraan termasuk biaya operasi dan pemeliharaannya.
(4).Pengeluaran lain dalam pelaksanaan pekerjaan.
c). Penawaran biaya yang diajukan harus sudah memperhitungkan besarnya keuntungan dan pajak.
Surat penawaran biaya diberi materai cukup. Pada materai dibubuhi tanda tangan disertai pencantuman tanggal, bulan dan tahun serta dicap dan dimasukkan dalam sampul II.
b.Penyampaian dokumen penawaran sesuai data seleksi
.
Peserta seleksi menyampaikan dokumen penawaran kepada panitia pengadaan dengan melampirkan dokumen administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya.
Dokumen penawaran :
1). Dokumen administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya yang diajukan oleh penyedia jasa dialamatkan kepada Pengguna Anggaran masing-masing sebanyak 3 (tiga) rangkap, yang terdiri atas dokumen asli untuk Pengguna Anggaran dan 2 (dua) rekaman untuk keperluan evaluasi panitia pengadaan;
2). Dokumen penawaran asli untuk Pengguna Anggaran disampaikan oleh panitia/pejabat pengadaan dalam keadaan tertutup dan dilak serta hanya dibuka setelah diterbitkannya surat penetapan pemenang atau bilamana ada sanggahan dari peserta. Pembukaan dokumen penawaran asli dilakukan dihadapan peserta yang menyanggah dan disanggah;
3). Pada sampul I ditulis “DATA ADMINISTRASI DAN TEKNIS”, jenis pekerjaan dan nama serta alamat penyedia jasa;
4). Pada sampul II ditulis “DATA BIAYA PENAWARAN”, jenis pekerjaan dan nama serta alamat penyedia jasa;
5). Sampul I dan sampul II serta surat pengantar penawaran dimasukkan dalam satu sampul luar. Pada sampul luar ditulis
(27)
jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam batas akhir penyampaian penawaran, nama penyedia jasa, dan ditujukan kepada Pengguna Anggaran;
6). Jika disampaikan secara langsung, maka dokumen penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh panitia pengadaan;
7). Jika dokumen penawaran disampaikan melalui pos, panitia pengadaan mencatat tanggal dan waktu penerimaannya serta memasukkannya ke tempat yang telah ditentukan; Dalam hal dokumen penawaran diterima setelah melampaui batas akhir pemasukan dokumen penawaran, maka dokumen penawaran tersebut tidak diikutsertakan pada proses selanjutnya dan dikembalikan kepada penawar tanpa dibuka.
8). Penarikan, Pengubahan, Penggantian dan Penambahan Dokumen Penawaran
a).Dokumen penawaran yang telah dimasukkan kedalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran tidak dapat diambil oleh peserta seleksi.
b).Apabila peserta seleksi akan menarik/mengubah/ mengganti/menambah dokumen penawaran yang sudah dimasukkan ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran, harus dilakukan sebelum waktu penutupan pemasukan dokumen penawaran.
c).Dokumen yang dimaksudkan untuk penarikan/ pengubahan/ penggantian/ penambahan dimasukkan ke dalam sampul tertutup dan diberi tanda sesuai butir b.4). dan ditambah dengan tanda “PENARIKAN”/
“PENGUBAHAN”/“PENGGANTIAN”/ PENAMBAHAN”.
d).Dokumen butir b.8).c). dimasukkan kedalam kotak/ tempat pemasukan dokumen penawaran.
e).Tidak ada dokumen susulan yang dapat diterima oleh panitia pengadaan setelah batas waktu penyampaian dokumen penawaran berakhir/ditutup.
c.Pembukaan dokumen penawaran
Pembukaan dokumen penawaran administrasi dan teknis (sampul I):
1). Para peserta seleksi atau wakilnya yang hadir harus dapat memperlihatkan identitas berupa surat keterangan/ penugasan dari perusahaan untuk menghadiri pembukaan dokumen penawaran dan menandatangani daftar hadir sebagai bukti kehadirannya.
2). Panitia pengadaan meminta kesediaan 2 (dua) orang wakil dari peserta seleksi yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak terdapat wakil peserta seleksi yang hadir pada saat pembukaan, panitia menunda pembukaan kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran sampai dengan batas waktu yang ditentukan oleh panitia pengadaan sekurang-kurangnya 2 (dua) jam.
(28)
yang hadir, maka pembukaan penawaran dilaksanakan dengan disaksikan 2 (dua) orang saksi yang ditunjuk secara tertulis oleh panitia pengadaan yang bukan anggota panitia pengadaan.
4). Panitia pengadaan meneliti isi kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran dan menghitung jumlah penawaran yang masuk (tidak dihitung surat pengunduran diri) dan bila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), seleksi tidak dapat dilanjutkan dan seleksi harus diulang.
5). Selanjutnya panitia pengadaan membuka sampul luar penawaran, termasuk dokumen penarikan/pengubahan/ penggantian/penambahan (bila ada), di hadapan para peserta seleksi atau para wakilnya yang hadir pada jam, hari, tanggal dan tempat sebagaimana telah ditentukan oleh panitia pengadaan.
6). Sampul bertanda “PENARIKAN”, “PENGUBAHAN” atau
“PENGGANTIAN” atau “PENAMBAHAN” harus dibuka
dan dibaca terlebih dahulu.
7). Pembukaan dokumen penawaran dilakukan oleh panitia pengadaan setelah menyatakan dihadapan para peserta seleksi yang hadir bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup.
8). Setelah penyampaian dokumen penawaran ditutup, perubahan atau susulan pemberian bahan dan penjelasan secara lisan atau tertulis atas dokumen penawaran yang telah disampaikan tidak dapat diterima;
9). Panitia pengadaan membuka sampul I di hadapan peserta. Sampul II tidak boleh dibuka dan sampulnya dituliskan identitas perusahaan dan diparaf oleh panitia pengadaan serta wakil peserta seleksi dari perusahaan yang berbeda, sebelum disimpan oleh panitia pengadaan. Dokumen penawaran yang dilakukan penarikan sesuai angka 6) tidak dibuka.
10).Semua dokumen penawaran dan surat keterangan dibacakan dengan jelas sehingga terdengar oleh semua peserta seleksi. 11).Setelah pembukaan sampul I panitia pengadaan membuat
Berita Acara Pembukaan sampul I, yang sekurang-kurangnya memuat :
a). Jumlah dokumen penawaran yang masuk;
b). Jumlah dokumen penawaran yang lengkap dan tidak lengkap;
c). Kelainan-kelainan yang dijumpai dalam dokumen penawaran;
d). Keberatan/sanggahan dari peserta; e). Keterangan lain yang dianggap perlu; f). Tanggal pembuatan berita acara;
g). Tanda tangan anggota panitia pengadaan dan wakil peserta yang hadir;
h). Berita acara pembukaan sampul I dilampiri dokumen penawaran sampul I.
(29)
4. KRITERIA DAN TATA CARA PENILAIAN DOKUMEN PENAWARAN (EVALUASI)
Metoda evaluasi yang digunakan dalam penilaian dokumen penawaran ditetapkan
sesuai data seleksi.
1. Dalam hal menggunakan Metoda Evaluasi Kualitas, Evaluasi Berdasarkan Kualitas digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang kompleks dan menggunakan teknologi tinggi, kualitas usulan merupakan faktor yang menentukan terhadap outcome secara keseluruhan, dan lingkup pekerjaan sulit ditetapkan dalam kerangka Acuan Kerja (KAK), sifat pekerjaan mengharapkan para penyedia jasa dapat menunjukan inovasi dalam proposal, sifat pekerjaan yang mempunyai dampak hilir yang luar biasa dan yang maksud tujuannya mendapatkan tenaga-tenaga ahli terbaik, sifat pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara yang sangat berbeda sehingga proposal-proposal tidak akan bisa dibandingkan satu dengan yang lain.
Evaluasi/penilaian dilakukan sebagai berikut:
Dilakukan penilaian kualitas penawaran teknis, kemudian dipilih konsultan yang mengajukan penawaran teknis yang terbaik dan diatas batas lulus (passing grade/ambang batas/minimal proposal teknis).
Dilakukan pembukaaan penawaran biaya dari konsultan dengan nilai penawaran terbaik.
Diadakan klarifikasi dan negosiasi penawaran teknis dan penawaran biaya.
2. Dalam hal menggunakan Metoda Evaluasi Kualitas Teknis dan Biaya, digunakan pada pekerjaan yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK, serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat.
Dalam hal menggunakan Metoda Evaluasi Kualitas Teknis dan biaya, acuan yang digunakan untuk pembobotan sesuai dengan rentang sebagai berikut:
bobot penawaran teknis 0,60 sampai 0,80 bobot penawaran biaya 0,20 sampai 0,40
Bobot penawaran teknis dan bobot penawaran biaya sesuai data seleksi
Evaluasi/penilaian dilakukan sebagai berikut:
Dilakukan penilaian kualitas penawaran teknis, kemudian dipilih penawaran penawaran yang diatas batas lulus (passing grade/ambang batas/minimal proposal teknis).
Dilakukan penilaian penawaran biaya terhadap konsultan yang mempunyai nilai evaluasi penawaran diatas batas lulus (passing grade/ambang batas/minimal proposal teknis).
Dilakukan penjumlahan atau perhitungan kombinasi nilai penawaran teknis dan nilai penawaran biaya.
Diadakan klarifikasi dan negosiasi terhadap konsultan yang mempunyai nilai kombinasi penawaran teknis dan penawaran biasa yang tertinggi/terbaik.
(30)
3. Dalam hal menggunakan Metoda Evaluasi Pagu Anggaran, metoda Evaluasi Pagu Anggaran digunakan untuk pekerjaan sederhana dan dana terbatas, lingkup pekerjaan dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat, meliputi waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya serta anggarannya tidak melampaui pagu anggaran tertentu,
Evaluasi/penilaian dilakukan sebagai berikut:
Dilakukan pembukaan penawaran biaya dan dilakukan koreksi arithmatik.
Dipilih konsultan yang menawarkan biaya lebih rendah atau sama dengan pagu anggaran setelah dilakukan koreksi arithmatik.
Dilakukan penilaian kualitas penawaran teknis dari konsultan yang lulus dari persyaratan panawaran biaya tersebut diatas;
Penentuan pemenang pengadaan jasa konsultansi berdasarkan nilai penawaran teknis terbaik/tertinggi, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi;
4. Dalam hal menggunakan Metoda Evaluasi Biaya Terendah, metoda Evaluasi Biaya Terendah, digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar, pengukuran skala kecil, design dan/atau sepervisi bangunan sederhana
Evaluasi/penilaian dilakukan sebagai berikut:
Dilakukan penilaian kualitas teknis, kemudian dipilih penawaran-penawaran yang diatas batas lulus (passing grade/ambang batas/minimal proposal teknis).
Dilakukan pembukaan penawaran biaya terhadap konsultan yang mempunyai evaluasi penawaran teknis yang diatas batas lulus (passing grade/ambang batas/minimal proposal teknis).
Penentuan pemenang pengadaan jasa konsultansi berdasarkan nilai penawaran yang paling rendah, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi;
a.EVALUASI ADMINISTRASI
Penilaian terhadap dokumen administrasi hanya dilakukan terhadap data yang tidak diminta pada saat prakualifikasi.
1). Penawaran dinyatakan gugur apabila salah satu persyaratan administrasi yang diminta dalam dokumen seleksi tidak dipenuhi atau tidak memenuhi syarat, yaitu:
Surat penawaran:
a). Tidak ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama atau penerima kuasa dari pemimpin/direktur utama yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama (association agreement) adalah yang berhak mewakili kemitraan (pejabat dari perusahaan konsultan utama/lead firm);
(31)
b). Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran, atau mencantumkan kurun waktu kurang dari yang ditetapkan dalam dokumen seleksi;
c). Tidak menyampaikan dokumen penawaran teknis;
d). Surat Penawaran asli tidak diberi materai cukup. Materai tidak dibubuhi tanda tangan, pada meterai tidak tercantum tanggal, bulan, dan tahun serta tidak dibubuhi cap perusahaan.
2). Untuk dokumentasi panitia pengadaan, dokumen asli yang mengakibatkan gugurnya penawaran disimpan oleh panitia pengadaan.
3). Penawaran yang lulus administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis.
4). Dokumen penawaran teknis dan penawaran biaya bagi penawaran yang dinyatakan gugur administrasi dapat diambil kembali oleh peserta yang bersangkutan.
b. EVALUASI
TEKNIS
Penilaian penawaran teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai angka terhadap unsur penawaran teknis dengan memperhatikan bobot yang diberikan pada unsur-unsur yang dinilai.
1). Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah: pengalaman penyedia jasa, pendekatan dan metodologi, serta kualifikasi tenaga ahli. Pembobotan masing-masing unsur dengan rentang sebagai berikut :
Unsur Bobot (%)
a). Pengalaman Perusahaan 10 – 20 b). Pendekatan dan Metodologi 20 – 40 c). Kualifikasi Tenaga Ahli 50 – 70
Total 100
Bobot masing-masing unsur ditetapkan panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai data seleksi, dengan uraian sebagai berikut:
a). Pengalaman Perusahaan:
(1).Penilaian dilakukan atas pengalaman perusahaan selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir dalam melaksanakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pengalaman kerja di Indonesia dan/atau di lokasi pekerjaan mendapat tambahan nilai. Pengalaman tersebut harus diuraikan secara ringkas dan jelas dengan mencantumkan informasi: nama pekerjaan yang telah dilaksanakan secara singkat, lokasi, pejabat yang berwenang (Kepala Kantor/Satker /Pengguna Anggaran/pengguna barang jasa/pemimpin/ pemimpin bagian proyek dsbnya), nilai, dan waktu pelaksanaan (menyebutkan bulan dan tahun). Penilaian juga dilakukan terhadap jumlah pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh penyedia jasa, disamping untuk mengukur pengalaman juga dipergunakan untuk
(32)
mengukur kemampuan/kapasitas penyedia jasa yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya.
(2).Pengalaman perusahaan harus dilengkapi dengan referensi atau rekaman kontrak dari pejabat yang berwenang baik dari instansi pemerintah maupun swasta (Kepala Kantor/Satker/ Pengguna Anggaran/pengguna barang jasa/pemimpin/ pemimpin bagian proyek dsbnya), yang menunjukkan kinerja penyedia jasa yang bersangkutan selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir.
(3).Subunsur yang dinilai, antara lain :
(a).Pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis;
(b).Pengalaman melaksanakan pekerjaan di Indonesia dan/atau di lokasi pekerjaan;
(c).Pengalaman menajerial dan fasilitas utama ;
(d).Kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap.
b). Pendekatan dan Metodologi :
Untuk menilai pemahaman penyedia jasa atas lingkup pekerjaan/jasa layanan yang diminta dalam KAK, pemahaman atas sasaran/tujuan, kualitas metodologi, dan hasil kerja, subunsur yang dinilai adalah:
(1).Pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK, penilaian terutama meliputi: pengertian terhadap tujuan pekerjaan yang akan dilaksanakan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan (aspek-aspek utama yang diindikasikan dalam KAK), dan pengenalan lapangan ;
(2).Kualitas metodologi, penilaian terutama meliputi: ketepatan menganalisa masalah dan langkah pemecahan yang diusulkan dengan tetap mengacu kepada persyaratan KAK, konsistensi antara metodologi dengan rencana kerja, apresiasi terhadap inovasi, tanggapan terhadap KAK khususnya mengenai data yang tersedia, jumlah orang bulan (man-month) tenaga ahli dan tenaga pendukung, uraian tugas, jangka waktu pelaksanaan laporan-laporan yang disyaratkan, jenis keahlian tenaga ahli yang diperlukan, program kerja, Jadwal pekerjaan, Jadwal penugasan, organisasi, dan kebutuhan fasilitas penunjang;
(3).Hasil kerja (deliverable), penilaian meliputi: analisis, gambar-gambar kerja, spesifikasi teknis, perhitungan teknis, dan laporan-laporan;
(4).Fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK.
Penyedia jasa yang mengajukan gagasan baru yang meningkatkan kualitas keluaran yang diinginkan dalam KAK diberikan nilai lebih.
(33)
c). Kualifikasi Tenaga Ahli.
Penilaian Tenaga ahli dilakukan kepada tenaga ahli yang mempunyai sertifikat keahlian...*) (bagi Tenaga ahli yang dibutuhkan sebagai tenaga ahli tehnik sesuai UU Jasa Konstruksi) dan akan diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikan jenis keahlian, persyaratan, serta jumlah tenaga yang telah diindikasikan di dalam KAK.
Subunsur yang dinilai adalah:
(1).Tingkat pendidikan formal, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
(2).Pengalaman kerja profesional, yang dinilai/dihitung adalah pengalaman pada pekerjaan sejenis serta memenuhi lama pengalaman seperti yang disyaratkan dalam KAK, dan harus didukung dengan referensi atau rekaman kontrak dari pejabat yang berwenang baik dari instansi pemerintah maupun swasta (Kepala Kantor/Satker/ Pengguna Anggaran/pengguna barang jasa/pemimpin/ pemimpin bagian proyek dsbnya). Bagi tenaga ahli yang diusulkan sebagai pemimpin/wakil pemimpin pelaksana pekerjaan (Team Leader/Co Team Leader) dinilai pula pengalaman sebagai pemimpin/ wakil pemimpin tim. Tenaga ahli yang mempunyai pengalaman pernah ikut pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK akan mendapat tambahan nilai pengalaman;
(3).Lain-lain: penguasaan bahasa Inggris, bahasa Indonesia (bagi penyedia jasa asing), bahasa setempat, aspek pengenalan (familiarity) atas tata cara, aturan, situasi dan kondisi (custom) setempat. Tenaga ahli yang menguasai/memahami aspek-aspek tersebut di atas diberikan nilai lebih tinggi.
Kualifikasi tenaga ahli yang melebihi kualifikasi yang diminta dari persyaratan KAK tidak memperoleh tambahan nilai.
Pembobotan dan penilaian untuk masing-masing sub unsur ditetapkan oleh panitia pengadaan.
2). Ambang lulus (passing grade/nilai minimal proposal teknis) Nilai ambang lulus ditetapkan oleh panitia pengadaan dengan memperhatikan tingkat kesulitan teknis dan kompleksitas pekerjaan
sesuai data seleksi.
Catatan :
*) diisi panitia pengadaan
Bagi penyedia jasa yang nilainya di bawah nilai ambang lulus, dinyatakan gugur.
Bagi penyedia jasa yang nilainya sama atau di atas nilai ambang lulus, dimasukkan dalam peringkat teknis.
(34)
c. PENETAPAN PERINGKAT TEKNIS
Berdasarkan evaluasi penawaran teknis, panitia pengadaan menyusun peringkat teknis penyedia jasa yang dituangkan dalam berita acara evaluasi penawaran teknis dan dilaporkan kepada Pengguna Anggaran untuk ditetapkan.
d. PENGUMUMA
N PERINGKAT TEKNIS
Peringkat teknis yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran diumumkan oleh panitia pengadaan melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan/atau internet dan disampaikan kepada seluruh peserta.
1)Dalam hal menggunakan metode evaluasi kualitas atau metode evaluasi pagu anggaran, diberi waktu masa sanggah kepada peserta seleksi yang keberatan terhadap penetapan peringkat teknis. Pengumuman Peringkat Tekins sesuai data seleksi
.
2)Dalam hal menggunakan metode evaluasi kualitas dan biaya atau metode evaluasi biaya terendah. Peringkat Teknis tidak diumumkan dan proses seleksi dilanjutkan dengan undangan pembukaan penawaran biaya.
e. SANGGAHAN
PENGUMUMAN PERINGKAT TEKNIS
Sanggahan peringkat teknis hanya dalam hal menggunakan Metode evaluasi kualitas atau menggunakan Metode Evaluasi Pagu Anggaran maka SANGGAHAN dapat diajukan
sesuai data
seleksi;
Peserta yang berkeberatan terhadap pengumuman, sesuai tahapan pada Metode Evaluasi, dapat mengajukan surat sanggahan kepada Pejabat Pembuat, Komitmen dengan ketentuan sebagai berikut: 1). Sanggahan disampaikan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja
sejak pengumuman sesuai tahapan metode evaluasi, apabila ditemukan:
a). Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen seleksi;
b). Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan yang sehat;
c). Penyalahgunaan wewenang oleh panitia pengadaan dan/ atau pejabat yang berwenang lainnya;
d). Adanya unsur KKN di antara peserta pemilihan penyedia jasa;
e). Adanya unsur KKN antara peserta dengan anggota panitia pengadaan dan/atau dengan pejabat yang berwenang lainnya. 2). Pengguna Anggaran wajib memberikan jawaban
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak surat sanggahan diterima. 3). Apabila penyedia jasa tidak puas terhadap jawaban Pengguna
Anggaran, maka dapat mengajukan surat sanggahan banding. 4). Surat sanggahan banding disampaikan kepada Walikota
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya jawaban atas sanggahan tersebut.
5). Walikota wajib memberikan jawaban selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sejak surat sanggahan banding diterima.
(35)
6). Proses pemilihan penyedia jasa tetap dilanjutkan tanpa menunggu jawaban atas sanggahan banding.
7). Apabila sanggahan banding ternyata benar, maka proses seleksi dievaluasi kembali atau dilakukan proses seleksi ulang, atau dilakukan pembatalan kontrak.
f. PEMBUKAAN
PENAWARAN BIAYA
(Sampul II)
Pembukaan Penawaran biaya sesuai data seleksi
.
1). Dalam hal menggunakan metoda evaluasi kualitas, maka panitia pengadaan mengundang dan dilanjutkan dengan membuka penawaran sampul II yang lulus evaluasi teknis dengan peringkat teknis terbaik. Melakukan evaluasi biaya. Panitia pengadaan membuat berita acara pembukaan penawaran biaya, yang mencantumkan penawaran biaya, penawaran biaya terkoreksi, nilai (score) penawaran teknis. Berita acara ditandatangani oleh panitia pengadaan dan wakil peserta.
2). Dalam hal menggunakan metoda evaluasi kualitas teknis dan biaya, maka panitia pengadaan mengundang peserta yang lulus evaluasi teknis untuk menghadiri acara pembukaan penawaran sampul II sebagai berikut:
a). Panitia pengadaan menyebutkan peserta yang lulus evaluasi teknis dan masing-masing nilai evaluasi penawaran teknis; b). Panitia pengadaan menyebutkan ketentuan pembobotan nilai
evaluasi penawaran teknis dan nilai evaluasi penawaran biaya sebagaimana tercantum dalam dokumen seleksi;
c). Panitia pengadaan membuka sampul II dari seluruh peserta yang lulus evaluasi teknis;
d). Panitia pengadaan membacakan dan menulis biaya penawaran dari tiap peserta yang lulus evaluasi teknis;
e). Panitia pengadaan di hadapan peserta melakukan evaluasi gabungan teknis dan biaya sebagai berikut:
(1).Melakukan koreksi aritmatik;
(2).Menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis dan nilai penawaran biaya dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Nilai Akhir = {Nilai (score) Penawaran Teknis x Bobot Penawaran Teknis} + {Nilai (score) Penawaran Biaya x Bobot Penawaran Biaya}
Catatan untuk panitia pengadaan:
• Pembobotan nilai (score) teknis dan biaya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dalam dokumen seleksi. Pada saat penyusunan dokumen seleksi, acuan yang digunakan untuk pembobotan sesuai dengan rentang sebagai berikut:
Bobot penawaran teknis antara 0,60 sampai 0,80 Bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,40 • Penawaran biaya terkoreksi terendah diberikan nilai
(1)
a. Pemimpin Tim (Team Leader)
Penyedia jasa harus menunjuk seorang pemimpin tim yang memenuhi persyaratan, dan bertempat tinggal tetap di tempat tugas sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, kecuali selama cuti atau bila diijinkan oleh Pengguna Anggaran.
Pemimpin tim harus selalu berhubungan dengan Pengguna Anggaran selama pelaksanaan pekerjaan. Pemimpin tim adalah wakil sah penyedia jasa, kecuali ditentukan lain oleh penyedia jasa dengan persetujuan Pengguna Anggaran.
b. Tenaga Ahli
Penyedia jasa harus :
1). Mempekerjakan tenaga ahli yang ditunjuk dalam
Jadwal penugasan personil, kecuali bila diperlukan lain untuk kepentingan pekerjaan;
2). Menjamin bahwa tenaga ahli hanya akan
dipekerjakan untuk memenuhi penugasan berdasarkan kontrak kerja konstruksi , kecuali bila diperlukan untuk pelaksanaan tugas tambahan berdasar instruksi Pengguna Anggaran;
3). Mengadakan tenaga ahli pengganti dengan
kualifikasi setara atau lebih tinggi, dengan biaya langsung per orang bulan yang telah disepakati dalam kontrak kerja konstruksi bila ada tenaga ahli yang ditunjuk tidak sanggup untuk melaksanakan penugasan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari.
Biaya mobilisasi dan demobilisasi tenaga ahli pengganti adalah tanggungjawab penyedia jasa.
31.3. Persetujuan Personil
Personil inti dan sub konsultan yang telah disetujui oleh Pengguna Anggaran harus memberikan data dirinya dan surat keterangan dan tidak mengidap penyakit berbahaya/ menular serta tercantum dalam daftar personalia penyedia jasa.
31.4. Mobillisasi Personil
a. Personil yang namanya tercantum dalam Jadwal
penugasan personil atau personil pengganti yang disetujui, dapat dimobilisasi setelah dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja oleh Pengguna Anggaran.
b. Sebelum mobilisasi personil, penyedia jasa harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran. Bila ada mobilisasi personil yang tidak dilaksanakan, penyedia jasa harus memberitahukan alasannya secara tertulis.
(2)
c. Bila terjadi perubahan mobilisasi, penyedia jasa harus menyampaikan perubahan Jadwal kepada Pengguna Anggaran untuk mendapatkan persetujuan.
31.5. Tanggungjawab atas personil
a. Penyedia jasa bertanggungjawab atas kemampuan
personilnya dan menjamin tingkah laku pribadi mereka dengan memilih dan mempekerjakan personil yang kualifikasi dan kemampuannya baik.
b. Penyedia jasa harus memegang teguh rahasia
pekerjaan. Penyedia jasa harus melarang dan mencegah personilnya memberitahu kepada seseorang atau suatu badan hukum mengenai informasi yang bersifat rahasia selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali dengan persetujuan Pengguna Anggaran.
c. Penyedia jasa dan personilnya harus menjaga
kepentingan pekerjaan dengan menyimpan semua informasi, dokumentasi, data, peta, gambar, dan laporan.
d. Personil penyedia jasa yang ditugaskan tidak
diperkenankan terlibat dalam kegiatan usaha lain selama jadual waktu penugasannya bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
31.6. Waktu kerja dan lembur
a. Jam kerja dan waktu cuti untuk personil inti
mengikuti ketentuan syarat-syarat khusus kontrak.
b. Waktu kerja tenaga kerja asing yang dimobilisasi ke
Indonesia dihitung sejak kedatangannya di Indonesia sesuai dengan surat perintah mobilisasi.
c. Tenaga kerja tidak berhak untuk dibayar atas
pekerjaan lembur atau sakit atau libur, karena perhitungan upah sudah mencakup hal tersebut.
d. Pengguna Anggaran dan penyedia jasa harus
bersama-sama menetapkan pengaturan kerja, agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
e. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas
kepatuhan personilnya pada jam kerja, dengan mengisi daftar hadir yang diketahui oleh Pengguna Anggaran.
f. Pelaksanaan tugas dan perjalanan dinas di luar waktu
kerja harus mendapat ijin dari Pengguna Anggaran, dan personil penyedia jasa harus melaksanakan tugas tambahan yang diperlukan, tanpa dibayar.
31.7. Penggantian dan Perpindahan Tenaga Kerja
(3)
dilaksanakan dengan persetujuan tertulis Pengguna Anggaran. Bila terdapat hal-hal penting yang mengharuskan penggantian, maka atas persetujuan Pengguna Anggaran dapat dilakukan penggantian tenaga inti dengan yang kualifikasinya setara atau lebih baik tanpa tambahan biaya.
b. Apabila Pengguna Anggaran menilai bahwa personil
dari penyedia jasa tidak mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik atau berkelakuan tidak baik, Pengguna Anggaran segera memerintahkan secara tertulis kepada penyedia jasa untuk mengganti personil dengan kualifikasi keahlian yang setara atau lebih tinggi.
c. Bila Pengguna Anggaran menemukan personil dari
penyedia jasa yang melakukan kesalahan serius atau terlibat tindak kejahatan, atau mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya, maka Pengguna Anggaran dapat secara tertulis meminta penggantian.
d. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari
sejak diterimanya surat perintah penggantian personil, penyedia jasa harus mengganti personil tanpa penambahan biaya. Apabila waktu 14 (empat belas) hari terlampaui, maka penyedia jasa harus melaporkan kepada Pengguna Anggaran disertai alasannya.
32. PENANGGUHAN HAK PEMBAYARAN
32.1. Pengguna Anggaran memberitahukan secara tertulis
kepada penyedia jasa tentang penangguhan hak pembayaran sesuai dengan proporsi, bila penyedia jasa tidak melakukan kewajiban sebagaimana mestinya, disertai alasan-alasan yang dapat diterima dan diberi kesempatan kepada penyedia jasa untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
32.2. Penyedia jasa harus segera melaporkan kepada
Pengguna Anggaran apabila timbul kejadian atau keadaan yang dapat menghambat atau menghalangi penyelesaian pekerjaan sesuai dengan Jadwal pelaksanaan pekerjaan dengan mengusulkan tindakan yang perlu dilakukan.
(4)
BAB V
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
Keterangan:
1. Bab ini memuat ketentuan khusus yang dibutuhkan paket pekerjaan.
2. Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan-ketentuan yang merupakan perubahan, penambahan dan/atau pengurangan dan/atau penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang ada pada syarat-syarat umum kontrak.
3. Apabila terjadi perbedaan antara syarat umum kontrak dengan syarat-syarat khusus kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat-syarat-syarat khusus kontrak. 4. Panitia pengadaan dalam menyusun syarat-syarat khusus kontrak mengikuti
petunjuk di bawah ini.
Syarat-syarat khusus kontrak terdiri atas :
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI 1.1. a. Pengguna Anggaran adalah:
Nama : DRS. H. SANUSI ENANI, MT
Jabatan : Pengguna Anggaran Kegiatan Penyusunan Rencana Investasi Pembangunan Jangka Menengah
Alamat : Jl. P. Suriansyah No. 16 Telp. (0511) 4789937/4789936 Banjarbaru
2. JAMINAN 2.1. Jaminan uang muka sebesar 30% (Tiga puluh persen)
dari nilai kontrak dengan masa berlaku 134 (Seratus
tiga puluh empat) hari. Pembayaran harus dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari. Keterlambatan pembayaran akan dikenakan ganti rugi sesuai Pasal 26.3.
3. ASURANSI 3.1. a. Pihak ketiga Rp...(...) tiap orang untuk cidera badan termasuk kematian.
4. PEMBAYARAN 4.1. a. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran
(termijn) dengan rincian sebagai berikut:
1). Uang muka untuk mobilisasi personil, peralatan,
dan pengeluaran bulan pertama, setinggi-tingginya 30 % (Tiga puluh persen);
(5)
laporan pendahuluan (inception report)
disetujui;
3). Termijn II 30 % (tiga puluh persen) setelah
laporan antara (interim report) disetujui;
4). Termijn III 40 % (empat puluh persen) setelah
laporan akhir diterima.
b. Mata uang pembayaran menggunakan mata uang
Rupiah.
c. Pembayaran tagihan angsuran harus dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak permohonan pembayaran disetujui oleh Pengguna Anggaran. Keterlambatan pembayaran akan dikenakan ganti rugi sesuai Pasal 26.3.
5. JADWAL
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 (Seratus dua
puluh) hari.
6. PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
6.1. Penyelesaian perselisihan melalui.di luar pengadilan
7. PENGGUNAAN
PENYEDIA JASA USAHA KECIL
TERMASUK KOPERASI KECIL
7.1. Kepada penyedia jasa bukan usaha kecil yang terbukti
menyalahgunakan fasilitas dan kesempatan yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.9 Tahun 1995, maka yang bersangkutan dikenakan sanksi sebagaimana termaktub dalam Pasal 34, Pasal 35 dan Pasal 36 undang-undang tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan mengaku atau memakai nama usaha kecil sehingga memperoleh fasilitas kemudahan dana, keringanan tarif, tempat usaha, bidang dan kegiatan usaha, atau pengadaan barang dan jasa atau pemborongan pekerjaan Pemerintah yang diperuntukkan dan dicadangkan bagi usaha kecil yang secara langsung atau tidak langsung menimbulkan kerugian bagi usaha kecil diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);
b. Perbuatan sebagaimana dimaksud pada butir 1. di
atas adalah tindak pidana kejahatan;
c. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
butir 1. dilakukan oleh atau atas nama badan usaha, dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan sementara atau pencabutan tetap ijin
(6)
usaha oleh instansi yang berwenang.
8. PENYESUAIAN
HARGA
8.1. Dalam hal kontrak kerja konstruksi yang pelaksanaan
pekerjaannya lebih dari 12 (dua belas ) bulan dapat dilaksanakan dengan memperhitungkan eskalasi harga.sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. KEGAGALAN
BANGUNAN
9.1. Dalam hal pekerjaan konsultan perencana/pengawasan,
jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan selama ...(...) tahun.
10. PERSONIL
KONSULTAN DAN SUB KONSULTAN
10.1. a. Jam kerja mulai pukul 08.00 s.d. 16.00 Wita.
B. KETENTUAN KHUSUS
1. LAYANAN
TAMBAHAN
Menyelenggarakan Ekspose yang waktunya akan ditentukan kemudian.
Ditetapkan dan disyahkan oleh : Pengguna Anggaran
DRS. H. SANUSI ENANI, MT
NIP. 19560820 198003 1 011
Banjarbaru, Mei 2009 Disusun oleh : Unit Layanan Pengadaan
Kelompok Kerja I Ketua,
ABDUSSAMAD, ST. MT