Perancangan Promosi Pesantren Budaya Giri Harja.

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

DESIGN PROMOTION OF PESANTREN BUDAYA GIRI HARJAo

By MUHAMMAD BILAL HANIF HERMANA NRP 0964193

Wayang golek is one of the traditional performance art which awarded by UNESCO as a great masterpieces world culuture. Golek show has been known by the world as one the art performance full of art, culture and moral values. However, there are still many young people who are not aware of golek show.

The purpose of this design to introduce Pesantren Budaya Giri Harja as information center for golek show. Visit to introduce more about golek show to the society of bandung city especially to the young sters by making use of accurate and interisting media information.

Event media used to support the promotion of Pesantren Budaya Giri Harja, are supported by posters, website, social network, print ads magazine and newspaper, advertising magazine, x-banner, billboard, catalogued, and other atttribute events. With event media used to support the promotion Pesantren Budaya Giri Harja, the young sters can gain a new experience and new knowledge about golek show.


(2)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PERANCANGAN PROMOSI PESANTREN BUDAYA GIRI HARJA

OLEH

MUHAMMAD BILAL HANIF HERMANA NRP 0964193

Wayang golek merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang telah menerima penghargaan dari UNESCO sebagai karya agung budaya dunia, bahkan seni pertunjukan wayang golek telah dikenal oleh dunia sebagai salah satu seni pertunjukan yang kaya akan seni, budaya dan nilai moral. namun, masih banyak kalangan generasi muda yang belum mengenal maupun mengetahui tentang seni pertunjukan wayang golek.

Tujuan dari perancangan ini adalah memperkenalkan Pesantren Budaya Giri Harja sebagai pusat informasi dan sarana pendukung pertunjukan wayang golek, sekaligus mengenalkan lebih jauh seni pertunjukan wayang golek pada masyarakat kota Bandung khususnya kalangan generasi muda dengan memanfaatkan media informasi yang tepat dan menarik.

Media event digunakan sebagai pendukung promosi Pesantren Budaya Giri Harja,

perancangan promosi didukung dengan media promosi berupa poster, website, jejaring sosial,

print ads majalah dan koran, iklan majalah, x-banner, billboard, katalog juga media event

attribute lainnya. Melalui media event sebagai pendukung promosi Pesantren Budaya Giri Harja kalangan generasi muda dapat mendapatkan pengalaman baru dan pengetahuan baru mengenai seni pertunjukan wayang golek.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan ruang lingkup ... 2

1.3 Tujuan penelitian ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data. ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II ... 6

LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Promosi ... 6

2.2 Promotion Mix ... 9

2.3 Event ... 9

2.4 Seni Pertunjukan ... 11

2.5 Wayang Golek ... 12

BAB III ... 18

DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 18

3.1 Data dan Fakta ... 18

3.2 Ade Kosasih Sunarya ... 21

3.3 Hasil Wawancara ... 24

3.4 Hasil Kuesioner ... 27

3.5 Tinjauan Proyek Sejenis / Persoalan Sejenis ... 36

3.6 Perbedaan Seni Pertunjukan Wayang Golek dan Seni Pertunjukan Angklung Udjo... 38


(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ... 43

PEMECAHAN MASALAH ... 43

4.1 Konsep Komunikasi ... 43

4.2 Konsep Kreatif ... 45

4.2.1 Konsep Verbal ... 45

4.3 Konsep Media ... 49

4.4 Timeline Promosi Pesantren Budaya Giri Harja ... 64

4.5 Rincian Rencana Anggaran Biaya Promosi ... 64

4.6 Hasil Karya ... 66

BAB V ... 90

PENUTUP... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ...92

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN ...94


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 skema perancangan ………..….…. 5

Tabel 3.1 Diagram kota asal koresponden ………...…………...…...28

Tabel 3.2 Diagram seni petunjukan apa yang anda sukai ...………...………28

Tabel 3.3 Diagram apakah anda penikmat seni pertunjukan wayang golek ...……...29

Tabel 3.4 Diagram pengetahuan koresponden mengenai keberadaan seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung ………..29

Tabel 3.5 Diagram apakah anda pernah menyaksikan/menonton seni pertunjukan wayang golek ……….………...30

Tabel 3.6 Diagram jenis pertunjukan wayang golek apa yang anda sukai ………… 30

Tabel 3.7 Diagram apakah anda dapat mernimati pertunjukan wayang golek .…...31

Tabel 3.8 Diagram apakah ada pesan moral yang tersampaikan dalam pertunjukan wayang golek ………...….31

Tabel 3.9 Diagram adakah kendala untuk mengerti seni pertunjukan wayang golek ………32

Tabel 3.10 Diagram apakah seni pertunjukan wayang golek saat ini sudah berkembang ………..………32

Tabel 3.11 Diagram apakah seni pertunjukan wayang golek dapat dikenalkan secara luas ……….33

Tabel 3.12 Diagram apakah seni pertunjukan wayang golek perlu dipromosikan lebih jauh pada kalangan generasi muda ………..………33

Tabel 3.13 Diagram jika seni pertunjukan wayang golek dikemas dalam event pagelaran apakah anda berminat untuk menghadiri acara tersebut ………..34

Tabel 3.14 Diagram perlukah ada museum wayang golek di kota Bandung, agar wayang golek dapat dikenal lebih jauh di kota Bandung ………....….34

Tabel 3.15 Diagram gaya desain apa yang anda sukai untuk mempromosikan Pesantren Budaya Giri Harja ……….…………..……35

Tabel 3.16 Diagram media promosi apa yang anda sukai ………...…35

Tabel 4.1 Timeline promosi ………..…...64


(6)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Wayang golek merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang menerima penghargaan sebagai karya agung budaya dunia oleh UNESCO pada 21 April 2004. (Kanti Walujo, 2011:97). Bahkan seni pertunjukan wayang golek telah dikenal oleh dunia sebagai salah satu seni pertunjukan yang kaya akan seni, budaya dan nilai moral dalam pertunjukannya. Akan tetapi, masih banyak kalangan generasi muda yang belum mengenal maupun mengetahui tentang seni pertunjukan wayang golek. Disamping gejala di atas terdapat fenomena seni budaya tradisional Indonesia yang mulai dilupakan oleh kalangan generasi muda, hal itu didukung oleh generasi muda yang menilai kebudayaan luar dianggap lebih menarik. Ade Kosasih Sunarya, dalang wayang golek ternama dari Putu Giri Harja 3 menyatakan bahwa pada saat ini seni dan budaya, khususnya seni pertunjukan wayang golek telah banyak mengalami perubahan salah satunya adalah penggunaan bahasa dalam pertunjukan wayang golek sudah mulai menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan Jerman, sedangkan dari segi cerita dalam pertunjukannya wayang golek saat ini mulai menyambungkan antara cerita tentang Mahabrata dengan perkembangan zaman saat ini, hal ini terjadi karena akibat dari perkembangan seni dan budaya modern. Ade Kosasih Sunarya dalang wayang golek Putu Giri Harja 3 juga memaparkan fenomena yang terjadi saat ini, seni pertunjukan wayang golek mulai tergeserkan eksistensinya oleh kebudayaan luar yang masuk dan berkembang di Indonesia khususnya di kota Bandung yang pada akhirnya merubah pola pikir dan minat generasi muda saat ini. Hal ini juga didukung dengan pernyataan dari Suparmin Sunjaya, Ketua Sekertariat Nasional Pewayangan Indonesia yang menyatakan “Generasi muda menganggap seni pertunjukan wayang tidak ekonomis dengan kata lain tidak sesuai dengan dinamika masyarakat modern yang selalu berfikir efektif dan efisien dengan motto waktu adalah uang” (Antaranews.com, di unduh pada 27 Desember 2013 pukul, 15.28 WIB).


(7)

2

Universitas Kristen Maranatha

Selain itu Ade Kosasih Sunarya, menjelaskan bahwa pada saat ini seni pertunjukan wayang golek sudah mulai jarang dilaksanakan pagelarannya, hal ini dikarenakan terbatasnya tempat pertunjukan wayang golek di kota Bandung. Dengan adanya gejala generasi muda yang melupakan wayang golek, maka itu penting adanya apresiasi terhadap seni pertunjukan wayang golek salah satunya adalah dengan mempromosikan seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung kepada kalangan generasi muda dengan melalui media promosi yang efektif untuk mengenalkan dan mempertahankan seni pertunjukan wayang golek serta mengenalkan lebih jauh tentang bentuk, desain, cerita, dan filosofi yang dimiliki oleh wayang golek.

Untuk melakukan perancangan promosi seni pertunjukan wayang golek sebagai salah satu aset seni dan budaya lokal, maka itu dibutuhkan peran keilmuan Desain Komunikasi Visual agar dapat menciptakan promosi yang efektif untuk mengangkat kembali citra seni pertunjukan wayang golek dan mengenalkan lebih jauh seni pertunjukan wayang golek menjadi seni pertunjukan wayang golek yang dapat dinikmati oleh kalangan generasi muda. Berdasarkan hal – hal tersebut, maka tugas akhir penulisan yang berjudul “Perancangan Promosi Pesantren Budaya Giri Harja” diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengenalkan lebih jauh, sekaligus memberikan informasi dan pembelajaran tentang seni pertunjukan wayang golek.

1.2 Permasalahan dan ruang lingkup 1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, berikut ini penulis akan merumuskan permasalahan yang terjadi, sebagai berikut:

a. Bagaimana cara yang tepat untuk mempromosi Pesantren Budaya Giri Harja sebagai pusat informasi dan sarana pendukung seni pertunjukan wayang golek pada masyarakat kota Bandung, khususnya pada kalangan generasi muda?

b. Bagaimana membuat perancangan promosi yang efektif untuk mengenalkan lebih jauh seni pertunjukan wayang golek pada kalangan generasi muda?


(8)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah diatas, akan dipaparkan dan dikemukakan garis-garis besar hasil pokok yang ingin diperoleh dan dicapai setelah setiap permasalahan dibahas, dianalisis dan dijawab dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

a. Mempromosi Pesantren Budaya Giri Harja sebagai pusat informasi dan sarana pendukung seni pertunjukan wayang golek pada masyarakat kota Bandung, khususnya pada kalangan generasi muda.

b. Membuat perancangan promosi yang efektif untuk mengenalkan lebih jauh seni pertunjukan wayang golek pada kalangan generasi muda.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.

Sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan penulis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.4.1 Sumber Data Primer a. Observasi

Dilakukan dengan cara meninjau secara langsung keadaan kampung Giri Harja dan Pesantren Budaya Giri Harja

b. Wawancara

Dilakukan wawancara dengan Ade Kosasih Sunarya, selaku dalang Putu Giri Harja 3, juga dilakukan wawancara bpk. Irwansyah selaku pengurus kp. Giri Harja, dan anggota dari Sunda Sawawa/Giri Harja Fans Club.

c. Kuesioner

Di distribusikan kepada beberapa 100 koresponden kalangan dewasa muda (17-25th) yang berasal dari kota Bandung.

d. Studi Pustaka

Dilakukan dengan meninjau buku yang berjudul “Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Disementasi Informasi” dan “Wayang Golek Sunda, Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek”. Selain itu studi pustaka juga melakukan tinjauan pada sumber – sumber terpercaya melalui internet.


(9)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Sumber Data Skunder

Dalam penelitian ini digunakan data sekunder berupa, data tertulis berupa buku yang berjudul “Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Diseminasi Informasi”, yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik 2011, yang ditulis oleh Kanti Walujo, dan buku yang berjudul “Wayang Golek Sunda. Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek 2002, yang diterbitkan oleh Kiblat Buku Utama Bandung, yang ditulis oleh Jajang Suryana menjadi acuan dalam penelitian ini. Alasan pemilihan buku – buku di atas karena buku tersebut relevan dengan topik yang diteliti oleh peneliti dan dianggap sangat informatif terhadap permasalahan yang diteliti, dirancang, dan dicari solusinya oleh peneliti.


(10)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Skema Perancangan

Tabel 1.1 Skema Perancangan Sumber : Dokumentasi


(11)

89

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengenalan seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung khususnya pada kalangan generasi muda masih terbilang cukup rendah. Banyak kalangan generasi muda saat ini lebih menyukai jenis seni pertunjukan modern dibandingkan seni pertunjukan tradisional, dan masih banyak kalangan generasi muda saat ini yang tidak mengetahui seni pertunjukan wayang golek merupakan seni pertunjukan yang kaya akan nilai seni, budaya dan moral.

Maka dari itu penulis ingin memperkenalkan Pesantren Budaya Giri Harja sebagai pusat informasi mengenai seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung. Diharapkan dengan adanya perancangan promosi Pesantren Budaya Giri Harja sebagai pusat informasi mengenai seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung dapat memberikan dampak yang baik pada citra seni pertunjukan tradisional khususnya seni pertunjukan wayang golek, juga turut mengapresiasikan jenis seni dan budaya tradisional khas Jawa Barat.

Perancangan yang dibuat haruslah menarik, terutama dapat menarik target promosi. Dalam mempromosikan suatu tempat tidaklah dapat dilakukan dalam sekali tahapan, akan tetapi dalam promosi harulah terdapat beberapa tahapan untuk dapat memperkenalkan keberadaannya pada masyarakat kota Bandung, khususnya pada kalangan generasi muda.

Demikian simpulan dari penulis selama melakukan penelitian perancangan, semoga hasil penulis serta perancangan promosi ini dapat berguna di masa yang akan datang. Terima kasih.


(12)

90

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Dimata masyarakat kota Bandung Jawa Barat, khususnya kalangan generasi muda seni pertunjukan tradisional sering kali dipandang sebelah mata karena selama ini pengenalan juga promosinya dinilai masih sangatlah kurang. Dengan adanya perancangan promosi Pesantren Budaya Giri Harja diharapkan dapat membuka pandangan baru kalangan generasi muda saat ini mengenai seni pertunjukan tradisional khususnya seni pertunjukan wayang golek yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman bahkan dari segi pertunjukannya pun tidak kalah menariknya dengan seni pertunjukan modern.


(13)

91

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Jajang Suryana, Drs. M. Sn. 2002. Wayang Golek Sunda. Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Kanti Walujo, 2011 Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Disementasi Informasi. Direktorat Jenderal Pengolahan informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Keller, Kevin L. 1998. Strategic Brand Management : Building, Measuring and Managing Brand Equity. New Jersey : Prentice Hall, Inc

Kotler Phillip, A.B Susanto, 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Komarudin Sastradipoera. 2003.Manajemen Marketing. Bandung: Kappa-Sigma. Murgiyanto, Sal. Ketika Cahaya Merah memudar: Sebuah Kritik Tari. Jakarta: CV. Deviri Ganan, 1993.

Noor, Any. (2009). Manajemen Event. Bandung, Alfabeta.

Sedyawati, E. 2006. Budaya Indonesia, Kegiatan Arkeolog, Seni dan Sejarah. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

http://festivalwayangindonesia.com/ (diunduh 15 Januari 2014, pada pukul 14.45 WIB)

http://www.wayangcarnival.com/ (diunduh 15 Januari 2014, pada pukul 15.33 WIB)


(14)

92

Universitas Kristen Maranatha

http://www.pdwi.org/wayang-golek-sunda & jenis-wayang-indonesia (diunduh 18 Januari 2014, pada pukul 14.45 WIB)

http://www.garutkab.go.id/ KESENIAN WAYANG GOLEK (diunduh 19 Januari 2014, pada pukul 14.45 WIB)


(1)

1.4.2 Sumber Data Skunder

Dalam penelitian ini digunakan data sekunder berupa, data tertulis berupa buku yang berjudul “Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Diseminasi Informasi”, yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik 2011, yang ditulis oleh Kanti Walujo, dan buku yang berjudul “Wayang Golek Sunda. Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek 2002, yang diterbitkan oleh Kiblat Buku Utama Bandung, yang ditulis oleh Jajang Suryana menjadi acuan dalam penelitian ini. Alasan pemilihan buku – buku di atas karena buku tersebut relevan dengan topik yang diteliti oleh peneliti dan dianggap sangat informatif terhadap permasalahan yang diteliti, dirancang, dan dicari solusinya oleh peneliti.


(2)

(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengenalan seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung khususnya pada kalangan generasi muda masih terbilang cukup rendah. Banyak kalangan generasi muda saat ini lebih menyukai jenis seni pertunjukan modern dibandingkan seni pertunjukan tradisional, dan masih banyak kalangan generasi muda saat ini yang tidak mengetahui seni pertunjukan wayang golek merupakan seni pertunjukan yang kaya akan nilai seni, budaya dan moral.

Maka dari itu penulis ingin memperkenalkan Pesantren Budaya Giri Harja sebagai pusat informasi mengenai seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung. Diharapkan dengan adanya perancangan promosi Pesantren Budaya Giri Harja sebagai pusat informasi mengenai seni pertunjukan wayang golek di kota Bandung dapat memberikan dampak yang baik pada citra seni pertunjukan tradisional khususnya seni pertunjukan wayang golek, juga turut mengapresiasikan jenis seni dan budaya tradisional khas Jawa Barat.

Perancangan yang dibuat haruslah menarik, terutama dapat menarik target promosi. Dalam mempromosikan suatu tempat tidaklah dapat dilakukan dalam sekali tahapan, akan tetapi dalam promosi harulah terdapat beberapa tahapan untuk dapat memperkenalkan keberadaannya pada masyarakat kota Bandung, khususnya pada kalangan generasi muda.

Demikian simpulan dari penulis selama melakukan penelitian perancangan, semoga hasil penulis serta perancangan promosi ini dapat berguna di masa yang akan datang. Terima kasih.


(4)

5.2 Saran

Dimata masyarakat kota Bandung Jawa Barat, khususnya kalangan generasi muda seni pertunjukan tradisional sering kali dipandang sebelah mata karena selama ini pengenalan juga promosinya dinilai masih sangatlah kurang. Dengan adanya perancangan promosi Pesantren Budaya Giri Harja diharapkan dapat membuka pandangan baru kalangan generasi muda saat ini mengenai seni pertunjukan tradisional khususnya seni pertunjukan wayang golek yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman bahkan dari segi pertunjukannya pun tidak kalah menariknya dengan seni pertunjukan modern.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Jajang Suryana, Drs. M. Sn. 2002. Wayang Golek Sunda. Kajian Estetika Rupa

Tokoh Golek. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Kanti Walujo, 2011 Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Disementasi Informasi. Direktorat Jenderal Pengolahan informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Keller, Kevin L. 1998. Strategic Brand Management : Building, Measuring and Managing Brand Equity. New Jersey : Prentice Hall, Inc

Kotler Phillip, A.B Susanto, 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Komarudin Sastradipoera. 2003.Manajemen Marketing. Bandung: Kappa-Sigma.

Murgiyanto, Sal. Ketika Cahaya Merah memudar: Sebuah Kritik Tari. Jakarta: CV. Deviri Ganan, 1993.

Noor, Any. (2009). Manajemen Event. Bandung, Alfabeta.

Sedyawati, E. 2006. Budaya Indonesia, Kegiatan Arkeolog, Seni dan Sejarah. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

http://festivalwayangindonesia.com/ (diunduh 15 Januari 2014, pada pukul 14.45

WIB)

http://www.wayangcarnival.com/ (diunduh 15 Januari 2014, pada pukul 15.33 WIB)


(6)

http://www.pdwi.org/wayang-golek-sunda & jenis-wayang-indonesia (diunduh 18 Januari 2014, pada pukul 14.45 WIB)

http://www.garutkab.go.id/ KESENIAN WAYANG GOLEK (diunduh 19 Januari