Aplikasi Metode Economic Order Quantity untuk Efisien Biaya Persediaan dalam Sistem dan Pengendalian Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus pada CV âXâ).
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Inventory is an important factor to be planned and controlled in the best possible. In inventory control and planning,policy is needed so that the good operation can produce the optimal number when ordering supplies, if the amount of inventory that was ordered optimal, efficiency can impact on inventory costs.
The aims of this research are to know the amount of optimal raw material purchasing, amount of safety stock, reorder point and total inventory cost. Research method used in descriptive analytical research method. Research location named CV
“X” determined by the purposive method with deliberation that CV “X” is authorized dealer. Economic Order Quantity Method is used as data analysis method. By applying Economic Order Quantity method optimally determines amount and frequency reservation of tyre and consequently inventory cost earns more efficient.
The results showed that the quantity of economic ordering with EOQ method have greater numbers when compared according to company policy. Similarly, with the frequency of bookings according to the EOQ method is greater compared to company policies. Most large quantity order is 61 pcs and the smallest was 27 pcs tires. Lead time considered remaining for seven days until the coming of goods . A safety stock of the company for the entire set of goods during the month is 800 pcs. Whereas point reordering items are on the lowest point is 15 pcs tires and most high is 57 pcs tires. The total cost of inventories according to the EOQ method: IDR 104.349.461 smaller than corporate policy which is Rp. 131.564.330. So with the method of Economic Order Quantity, total cost of inventory to IDR 27.214.869 can be efficient. System and inventory management control of goods based on EOQ method to be more effective, more convenient, and secured the result will be more efficient compared with without method eoq. Thus, the company does not have to fear the experience shortfall or excess stock buildup in the barn.
Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method.
(2)
ix Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Persediaan merupakan faktor yang penting untuk direncanakan dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Dalam mengendalikan dan merencanakan persediaan diperlukan kebijakan operasi yang baik sehingga dapat menghasilkan jumlah yang optimal saat memesan persedaian, apabila jumlah persediaan yang dipesan optimal bisa berdampak pada mengefisienkan biaya persediaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, jumlah persediaan pengaman, waktu pemesanan kembali dan total biaya persediaan. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja yaitu CV “X” dengan pertimbangan bahwa CV “X” merupakan agen perdagangan. Metode analisis data dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Penggunaan metode Economic Order
Quantity dapat menentukan kuantitas dan frekuensi pemesanan ban yang optimal
sehingga biaya persediaan dapat lebih ekonomis dan efisien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas pemesanan ekonomis dengan metode EOQ lebih besar jumlahnya jika dibandingkan dengan menurut kebijakan perusahaan. Begitu pula dengan frekuensi pemesanan menurut metode EOQ lebih besar dibandingkan dengan kebijakan perusahaan. Kuantitas pemesanan paling besar adalah 61 pcs dan yang paling kecil adalah 27 pcs ban. Waktu tunggu dianggap tetap yaitu selama 7 hari sampai kedatangan barang. Stok pengaman yang ditetapkan perusahaan untuk seluruh barang selama sebulan adalah 800 pcs. Sedangkan titik pemesanan kembali barang berada pada titik yang paling rendah adalah 15 pcs ban dan paling tinggi adalah 57 pcs ban. Total biaya persediaan menurut metode EOQ yaitu Rp.104.349.461 lebih kecil daripada kebijakan perusahaan yaitu Rp.131.564.330. Sehingga dengan adanya metode Economic Order Quantity, total biaya persediaan dapat diefisienkan sebesar Rp.27.214.869. Sistem dan pengendalian pengelolaan persediaan barang dagang berdasarkan metode EOQ menjadi lebih efektif, lebih mudah, dan terjamin hasilnya akan lebih efisien dibandingkan dengan tanpa metode EOQ. Dengan demikian, perusahaan tidak perlu takut akan mengalami kekurangan ataupun penumpukan stok yang berlebihan di gudang.
Kata kunci: Persediaan pengaman, Waktu tunggu, Titik pemesanan ulang, Total biaya persediaan, Metode EOQ (Economic Order Quantity).
(3)
x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………...i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii
KATA PENGANTAR...iv
ABSTRACT ...viii
ABSTRAK…..………..ix
DAFTAR ISI……….……….……....x
DAFTAR GAMBAR………...xv
DAFTAR TABEL….………..xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……..……… 1
1.2 Identifikasi Masalah………...3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...4
1.4 Kegunaan Penelitian……….…………..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi………..6
2.1.1 Sistem………...6
2.1.2 Informasi………..6
(4)
xi Universitas Kristen Maranatha
2.1.4 Akuntansi……….8
2.1.4.1 Metode Pencatatan Akuntansi ………..10
2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi………..…11
2.2 Persediaan………11
2.2.1 Pengertian Persediaan………11
2.2.2 Jenis Persediaan……….…13
2.2.3 Biaya Persediaan………...…14
2.2.4 Fungsi-fungsi Persediaan………..19
2.2.5 Fungsi Siklus Persediaan………...20
2.2.6 Metode Pencatatan Persediaan………..23
2.2.7 Metode Penilaian Persediaan……….24
2.2.8 Sistem Perhitungan Fisik Persediaan………27
2.3 Pengendalian Internal………. 30
2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal………..……30
2.3.2 Unsur Pengendalian Internal……….…32
2.3.2.1 Lingkungan Pengendalian………32
2.3.2.1.1 Faktor Lingkungan Pengendalian……….…33
2.3.2.2 Penaksiran Resiko...39
2.3.2.3 Aktivitas Pengendalian……….40
2.3.2.4 Pemantauan dan Monitoring……….41
2.3.2.5 Informasi dan komunikasi………42
(5)
xii Universitas Kristen Maranatha
2.3.4 Keterbatasan Pengendalian Internal………44
2.3.5 Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan……….45
2.4 Economic Order Quantity………48
2.4.1 Pengertian EOQ………..49
2.5 Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point/ROP) ………55
2.6 Safety Stock……….…57
2.7 Rerangka Pemikiran……….58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………61
3.2 Metode Penelitian………61
3.2.1 Metode pengumpulan data………62
3.2.2 Teknik Analisis Data……….…63
3.2.3 Teknik pengembangan Instrumen……….…………64
3.2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian……….…………66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan………..…………67
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………...67
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan………..69
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan……….69
(6)
xiii Universitas Kristen Maranatha 4.2 Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang Menurut
Kebijakan CV“X” ...73
4.2.1 Perhitungan Biaya Persediaan CV “X”………73
4.2.1.1 Biaya Pemesanan……….73
4.2.1.2 Biaya Penyimpanan……….75
4.2.2 Total Kebutuhan Barang Dagang, Jumlah Pemesanan, dan Frekuensi Pemesanan………79
4.2.3 Safety Stock ………...84
4.2.4 Lead time ………..84
4.2.5 Reorder Point………84
4.3 Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang Menurut Metode EOQ (Economic Order Quantity) ………...85
4.3.1 Penentuan Total Kebutuhan Barang Dagang, Jumlah Pemesanan, dan Frekuensi Pemesanan Menurut Metode EOQ………...85
4.3.2 Safety Stock , Lead Time, dan Reorder Point………...91
4.4 Analisis Selisih Efisiensi Total Biaya Persediaan Menurut Kebijakan CV “X” dengan Menurut Metode EOQ……….94
4.5 Sistem dan Pengendalian Persediaan Barang Dagang ………..100
4.5.1 Sistem dan Pengendalian Persediaan Barang Dagang Pada CV “X” Saat Ini………..100
4.5.1.1Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Dagang Pada CV “X” Saat Ini ………...101
(7)
xiv Universitas Kristen Maranatha 4.5.1.2 Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Dagang Pada
CV “X” Setelah Mengaplikasi Metode EOQ
( Economic Order Quantity) ………..104
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……….………108
5.2 Saran………...………109
5.3 Keterbatasan………...………111
DAFTAR PUSTAKA……….112
(8)
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Rerangka Pemikiran...60 Gambar 2 Struktur Organisasi CV”X”... 70 Gambar 3 Alur Dokumen Pemesanan Persediaan Barang Dagang Saat Ini...103 Gambar 4 Alur Dokumen Pemesanan Persediaan Barang Dagang Setelah
(9)
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Daftar Pertanyaan Wawancara...65
Tabel II Pola Ban CV “X”...68
Tabel III Tabel Komponen dan Biaya Pemesanan...75
Tabel IV Tabel Komponen dan Biaya Penyimpanan...78
Tabel V Tingkat Kebutuhan Barang Dagang...80
Tabel VI Jumlah Pemesanan dan Frekuensi Pemesanan Menurut Kebijakan CV “X”...82
Tabel VII Kebutuhan Selama 1 Tahun, Biaya Pemesanan, dan Biaya Penyimpanan...86
Tabel VIII Jumlah Pemesanan Ekonomis dan Frekuensi Pemesanan Barang...89
Tabel IX Titik Pemesanan Ulang ( Reorder Point)...92
Tabel X Total Biaya Persediaan Menurut Metode EOQ...95
Tabel XI Total Biaya Persediaan Menurut Kebijakan CV “X”...98
(10)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi. Proses penetapan tujuan membutuhkan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah persediaan.Modal yang tertanam dalam persediaan seringkali merupakan harta lancar yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan karena pengefisienan biaya persediaan dapat mengurangi biaya.
Persediaan perlu dikelola karena berhubungan dengan pemenuhan pelayanan pelanggan. Persediaan perusahaan dagang berbeda dengan persediaan perusahaan manufaktur. Pada perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu jenis saja yaitu persediaan barang dagang, yang tanpa proses lebih lanjut namun barang tersebut langsung dijual ke konsumen sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Tujuan pengendalian atau pengelolaan persediaan barang
(11)
2
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha dagangan yaitu mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki perusahaan.
Pemesanan untuk persediaan barang dagangan yang terlalu besar hanya merupakan pemborosan dalam bentuk biaya dana yang tertanam dalam persediaan. Disamping adanya kemungkinan resiko kerusakan juga mengakibatkan bertambahnya biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan digudang, turunnya kualitas barang dan keusangan. Sebaliknya, pemesanan yang relatif kecil dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk tidak terpenuhinya kebutuhan untuk penjualan atau kebutuhan pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan percaya kembali pada perusahaan.
Permasalahan yang dihadapi dalam mengendalikan persediaan : Apakah suatu item akan selalu disediakan sebagai suatu persediaan di gudang atau akan dibeli.Yang perlu diperhatikan juga apakah item yang ada akan terus disimpan atau sudah waktunya ditukar/diganti,mungkin saja sudah banyak item yang sudah usang/ sudah ketinggalan mode.Lalu menentukan berapa jumlah yang harus dibeli/ dipesan.
Jadi, penting bagi perusahaan untuk melakukan manajemen persediaan, salah satunya yaitu dengan metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode Economic
Order Quantity (EOQ) digunakan untuk menentukan seberapa besar persediaan barang
dagangan yang akan dipesan dan kapan waktu pemesanan akan dilakukan dengan biaya yang paling minimum. Bila persediaan menumpuk terlalu banyak ini berpengaruh pada kualitas barang yang sifatnya tidak tahan lama atau mudah usang dan dapat merugikan perusahaan karena menimbulkan biaya-biaya antara lain biaya penyimpanan dan biaya pemesanan yang tinggi. Bila persediaan terlalu sedikitpun, suatu ketika bisa mengalami
(12)
3
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha
stock out (kehabisan barang). Bila perusahaan tidak memiliki persediaan yang
mencukupi, biaya pengadaan darurat akan lebih mahal. .Karena itu, EOQ bertujuan untuk membantu perusahaan mengetahui berapakah kuantitas barang dalam sekali pemesanan dan apakah perusahaan perlu memiliki persediaan minimum (safety stock).
Dengan semakin banyaknya perusahaan dagang sekarang ini, menyebabkan setiap perusahaan harus selalu berorientasi pada kebutuhan konsumen sebagai tujuan paling utama dengan mengendalikan persediaan secara cermat agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan barang. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan CV “X” yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agen perdagangan umum ban kendaraan bermerk Dunlop yang berpusat di Jakarta. Aktivitas utama CV “X” adalah menjual atau mendistributorkan barangnya ke toko-toko retail/eceran dan menjual langsung ke konsumen. Masalah yang ada yaitu ban merupakan investasi perusahaan yang paling penting dalam persediaan, dan persahaan ingin mencapai biaya persediaan minimum juga tercapainya kepuasan konsumen.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil judul “Aplikasi Metode
Economic Order Quantity untuk Efisien Biaya Persediaan Dalam Sistem dan
Pengendalian Persediaan Barang Dagang ( Studi Kasus Pada CV “X”)” 1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penulisan adalah :
1. Bagaimana perhitungan metode Economic Order Quantity untuk menentukan kuantitas yang maksimum dengan biaya yang minimum pada sistem dan pengendalian persediaan barang dagang CV ”X” ?
(13)
4
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha
2. Bagaimana penerapan sistem dan pengendalian persediaan barang dagang pada CV “X” berdasarkan perhitungan nilai Economic Order Quantity?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis sehubungan dengan identifikasi masalah di atas adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan metode Economic Order Quantity untuk menentukan kuantitas yang maksimum dengan biaya yang minimum pada sistem dan pengendalian persediaan barang dagang CV “X”.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem dan pengendalian persediaan barang dagang pada CV “X” berdasarkan perhitungan nilai Economic Order
Quantity.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari informasi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan penulisan, penulis berharap agar hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama:
1. Bagi pihak yang diteliti ( CV “X” )
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan penerapan Economic Order Quantity dalam hubungannya dengan penerapan sistem dan pengendalian persediaan yang lebih baik dimana biaya persediaan dapat diminimumkan dan kuantitas persediaan yang harus ada dapat diperkirakan.
(14)
5
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai Economic Order Quantity sebagai metode manajemen persediaan dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang sudah dipahami dengan penerapannya pada CV “X”.
3. Bagi pembaca
Penulis berharap hasil penulisan ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai metode Economic Order Quantity, dan selain itu diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan perbandingan untuk penulisan serupa di masa mendatang.
(15)
108 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SimpulanBerdasarkan hasil penelitian mengenai persediaan dari CV “X” dan hasil perhitungan
yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka ditariklah kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Sistem dan pengendalian persediaan barang dagang pada CV “X” saat ini belum
menggunakan metode EOQ. Sistem yang digunakan untuk pemesanan barang berdasrkan pada barang yang dianggap akan mencapai safety stock atau persediaan di atas safety stock sama dengan nol.
2. CV “X” belum menetapkan titik pemesanan kembali untuk barang dagangannya
dan kuantitas pemesanannya dianggap hampir sama setiap kali pesan yaitu sekitar 24 pcs dengan frekuensi pemesanan hanya 5 kali dalam sebulan. Sedangkan dengan adanya metode EOQ kuantitas pemesanan akan tercapai lebih maksimal yaitu dengan kuantitas tertinggi adalah 61 pcs dan yang terendah adalah 27 pcs. Tetapi frekuensi pemesanan terbukti lebih kebil dibandingkan dengan kebijakan perusahaan.
3. Dari hasil penelitian yang didapat dari CV “X” dapat dilihat bahwa sistem
pengelolaan persediaan untuk barang dagang perusahaan belum optimal, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami inefisiensi biaya perseidaan. Dengan metode EOQ, maka biaya persediaan dapat lebih dihemat atau ditekan
(16)
109
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha sebesar 20,7 %. Hal ini sesuai dengan tujuan model EOQ adalah untuk menentukan jumlah pemesanan agar biaya persediaan dapat diminimalkan. 4. Sistem dan pengendalian persediaan kususnya dalam prosedur pemesanan saat
ini masih sederhana yaitu dengan mengandalkan posisi stok barang berdasarkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran barang. Diharapkan dengan menggunakan metode EOQ, maka perusahaan akan lebih efektif dalam mengatur dan mengelola proses pemesanan barang, mendapatkan kuantitas pemesanan yang paling optimal dalam tiap kali pesan tetapi dengan biaya yang paling ekonomis.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan
CV “X” sebaiknya melakukan pemesanan dalam jmlah yang besar dan
dengan frekuensi yang rendah per periode produksi, hal ini dilakukan untuk meminimalisir biaya persediaan.
CV “X” sebaiknya melakukan pemesanan kembali berdasarkan reorder point
agar persediaan tidak memakai habis safety stock apabila terjadi gangguan yang terjadi atau tidak sesuai dugaan sehingga menuntut perusahaan untuk memesan ulang.
(17)
110
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha Perlu adanya penelitian pengelolaan metode EOQ dengan kebutuhan tidak
tetap dan dengan waktu analisis kebutuhan selama satu tahun supaya didapatkan angka yang lebih nyata dan akurat.
Harus terus dilakukan kontrol terhadap stok di gudang karena kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan adanya pengeluaran atau pemasukan barang yang tidak terinput sehingga mempengaruhi saldo stok yang ada di gudang yang nantinya akan mempengaruhi stok opname.
Penghematan biaya dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pengendalian yang lain agar perusahaan dapat lebih terkoordinasi dan terkendali.
2. Bagi penulis
Penulis sebaiknya lebih memperdalam metode Economic Order Quantity agar lebih mengetahui perbandingan antara teori yang dipelajari dengan penerapannya pada perusahaan. Penulis sebaiknya lebih menambah ilmu mengenai pengendalian persediaan yang baik tidak hanya berdasarkan metode Economic
Order Quantity sehingga penulis dapat lebih memahami persoalan yang terjadi
dalam pengendalian persediaan dan dapat memberikan pendapat juga menerapkannya kelak dalam dunia pekerjaan yang digeluti penulis
3. Bagi pembaca
Bagi pembaca yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Economic
(18)
111
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha bahan referensi untuk mendukung dan menambah informasi bagi penelitian selanjutnya.
5.3 Keterbatasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut :
1. Data yang diberikan oleh perusahaan terbatas sehingga memungkinkan data yang diolah oleh penulispun terbatas dan tidak mencakup keadaan perusahaan seluruhnya secara lengkap.
2. Penelitian hanya dapat dilakukan pada perusahaan dagang atau distributor saja yang melakukan pemesanan atau pembelian untuk keperluan persediaan, sehingga kesimpulan penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada semua jenis perusahaan.
3. Beberapa komponen dalam perhitungan diasumsikan tetap padahal dalam kenyataan bersifat tidak tetap, sehingga membuat hasil perhitungan keseluruhan yang belum dapat dikatakan akurat.
(19)
112 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus, 1999. Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 35, 56 dan 48.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S., 2003, Auditing and Issurance
Service : An Integrated Approach, Ninth Edition, New Jersey : Prentice Hall.
Arthur,. David J. Schott., J.D.Martin., J. William. 2000. Manajemen Persediaan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Baridwan, Z. 2003. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Penerbit Ghalia..Jakarta
Bodnar, G.H., dan William, S.H. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Indonesia. Alih bahasa: Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis. Akuntansi Intermediate. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga,1996.
Hansen, Don R. dan Marynne M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta
Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi: Yogyakarta Heckert, J.B. 2004. Controllership: Tugas Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia., 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Per September 2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 14.1.
Kieso, Donald E., Weygant, Jerry J, Warfield, Terry D., 2001. Intermediate Accounting, Tenth Edition, New York : John Wiley & Sons Inc.
Krismiaji, (2002). “Dasar-dasar Akuntansi”. Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.
Kusnadi, Siti Maria, Ririrn Irmadariyani. Akuntansi Keuangan Menengah. Malang : Universitas Brawijaya, 2000.
(20)
113 Universitas Kristen Maranatha Midjan, La., Susanto, Azhar. 2001. Sistem Informasi Akuntansi : Pendekatan Manual
Penyusunan Metode Dan Prosedur. Edisi Delapan. Bandung : Lingga Jaya.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. FE-UGM. Salemba Empat : Jakarta
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, C. Rollin E,Fees, Carl S Warren, 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilanbelas, Cetakan Pertama, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 359.
Riyanto, Bambang, 2001. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Cetakan Ketujuh, Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 78.
Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku 1, Salemba Empat. Jakarta.
Tuanakotta, T. 2002. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit FE-UI. Usry, M. 2005. Sistem
Accounting. Cetakan Ketiga. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Usry, Milton F., Lawrence, H. Hammer., 2004. Akuntansi Biaya Perencanaan Dan
Pengendalian, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus
Sirait dan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 25.
ISSN: 0853-7283 223
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai persediaan dari CV “X” dan hasil perhitungan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka ditariklah kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Sistem dan pengendalian persediaan barang dagang pada CV “X” saat ini belum menggunakan metode EOQ. Sistem yang digunakan untuk pemesanan barang berdasrkan pada barang yang dianggap akan mencapai safety stock atau persediaan di atas safety stock sama dengan nol.
2. CV “X” belum menetapkan titik pemesanan kembali untuk barang dagangannya dan kuantitas pemesanannya dianggap hampir sama setiap kali pesan yaitu sekitar 24 pcs dengan frekuensi pemesanan hanya 5 kali dalam sebulan. Sedangkan dengan adanya metode EOQ kuantitas pemesanan akan tercapai lebih maksimal yaitu dengan kuantitas tertinggi adalah 61 pcs dan yang terendah adalah 27 pcs. Tetapi frekuensi pemesanan terbukti lebih kebil dibandingkan dengan kebijakan perusahaan.
3. Dari hasil penelitian yang didapat dari CV “X” dapat dilihat bahwa sistem pengelolaan persediaan untuk barang dagang perusahaan belum optimal, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami inefisiensi biaya perseidaan.
(2)
109
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha sebesar 20,7 %. Hal ini sesuai dengan tujuan model EOQ adalah untuk menentukan jumlah pemesanan agar biaya persediaan dapat diminimalkan. 4. Sistem dan pengendalian persediaan kususnya dalam prosedur pemesanan saat
ini masih sederhana yaitu dengan mengandalkan posisi stok barang berdasarkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran barang. Diharapkan dengan menggunakan metode EOQ, maka perusahaan akan lebih efektif dalam mengatur dan mengelola proses pemesanan barang, mendapatkan kuantitas pemesanan yang paling optimal dalam tiap kali pesan tetapi dengan biaya yang paling ekonomis.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan
CV “X” sebaiknya melakukan pemesanan dalam jmlah yang besar dan dengan frekuensi yang rendah per periode produksi, hal ini dilakukan untuk meminimalisir biaya persediaan.
CV “X” sebaiknya melakukan pemesanan kembali berdasarkan reorder point
agar persediaan tidak memakai habis safety stock apabila terjadi gangguan yang terjadi atau tidak sesuai dugaan sehingga menuntut perusahaan untuk memesan ulang.
(3)
Perlu adanya penelitian pengelolaan metode EOQ dengan kebutuhan tidak tetap dan dengan waktu analisis kebutuhan selama satu tahun supaya didapatkan angka yang lebih nyata dan akurat.
Harus terus dilakukan kontrol terhadap stok di gudang karena kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan adanya pengeluaran atau pemasukan barang yang tidak terinput sehingga mempengaruhi saldo stok yang ada di gudang yang nantinya akan mempengaruhi stok opname.
Penghematan biaya dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pengendalian yang lain agar perusahaan dapat lebih terkoordinasi dan terkendali.
2. Bagi penulis
Penulis sebaiknya lebih memperdalam metode Economic Order Quantity agar lebih mengetahui perbandingan antara teori yang dipelajari dengan penerapannya pada perusahaan. Penulis sebaiknya lebih menambah ilmu mengenai pengendalian persediaan yang baik tidak hanya berdasarkan metode Economic
Order Quantity sehingga penulis dapat lebih memahami persoalan yang terjadi
dalam pengendalian persediaan dan dapat memberikan pendapat juga menerapkannya kelak dalam dunia pekerjaan yang digeluti penulis
3. Bagi pembaca
(4)
111
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha bahan referensi untuk mendukung dan menambah informasi bagi penelitian selanjutnya.
5.3 Keterbatasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut :
1. Data yang diberikan oleh perusahaan terbatas sehingga memungkinkan data yang diolah oleh penulispun terbatas dan tidak mencakup keadaan perusahaan seluruhnya secara lengkap.
2. Penelitian hanya dapat dilakukan pada perusahaan dagang atau distributor saja yang melakukan pemesanan atau pembelian untuk keperluan persediaan, sehingga kesimpulan penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada semua jenis perusahaan.
3. Beberapa komponen dalam perhitungan diasumsikan tetap padahal dalam kenyataan bersifat tidak tetap, sehingga membuat hasil perhitungan keseluruhan yang belum dapat dikatakan akurat.
(5)
Ahyari, Agus, 1999. Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 35, 56 dan 48.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S., 2003, Auditing and Issurance
Service : An Integrated Approach, Ninth Edition, New Jersey : Prentice Hall.
Arthur,. David J. Schott., J.D.Martin., J. William. 2000. Manajemen Persediaan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Baridwan, Z. 2003. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Penerbit Ghalia..Jakarta
Bodnar, G.H., dan William, S.H. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Indonesia. Alih bahasa: Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis. Akuntansi Intermediate. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga,1996.
Hansen, Don R. dan Marynne M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta
Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi: Yogyakarta Heckert, J.B. 2004. Controllership: Tugas Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia., 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Per September 2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 14.1.
Kieso, Donald E., Weygant, Jerry J, Warfield, Terry D., 2001. Intermediate Accounting, Tenth Edition, New York : John Wiley & Sons Inc.
(6)
113 Universitas Kristen Maranatha Midjan, La., Susanto, Azhar. 2001. Sistem Informasi Akuntansi : Pendekatan Manual
Penyusunan Metode Dan Prosedur. Edisi Delapan. Bandung : Lingga Jaya.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. FE-UGM. Salemba Empat : Jakarta
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, C. Rollin E,Fees, Carl S Warren, 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilanbelas, Cetakan Pertama, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 359.
Riyanto, Bambang, 2001. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Cetakan Ketujuh, Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 78.
Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku 1, Salemba Empat. Jakarta.
Tuanakotta, T. 2002. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit FE-UI. Usry, M. 2005. Sistem
Accounting. Cetakan Ketiga. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Usry, Milton F., Lawrence, H. Hammer., 2004. Akuntansi Biaya Perencanaan Dan
Pengendalian, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus
Sirait dan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 25.
ISSN: 0853-7283 223