EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA.

(1)

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN

TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA

(Survey pada SMP yang memiliki program unggulan.Pondok Aren Kota

Tangsel)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Penjaminan Mutu Pendidikan

Oleh Dwi Wahyuni

1202139

PROGRAM STUDI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S2

==================================================================

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU

PROGRAM UNGGULAN TERHADAP

PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN

ORANGTUA

Oleh Dwi Wahyuni S.Pd UNJ , 2001

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Penjaminan Mutu Pendidikan

© Dwi Wahyuni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014


(3)

Halaman Pengesahan Tesis

DWI WAHYUNI

EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANGTUA

(Survey Pada Sekolah Menengah Pertama yang Memiliki Program Unggulan di Tangerang Selatan)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof.Dr. Nanang Fattah NIP.195101181978031001

Pembimbing II

Dr. AAn Komariah NIP. 197005241994022001

Mengetahui

Ketua Program Studi Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof.Dr.Ace Suryadi, M.Sc.Ph.D NIP.19522507197203001


(4)

(5)

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN

TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANGTUA

(Survey pada SMP yang memiliki program unggulan.Pondok Aren Kota

Tangsel

ABSTRAK

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Mutu Program Unggualn Terhadap Kepuasan Orangtua Dan Prestasi Siswa, implementasi kurikulum, studi kreativitas dan pengembangan model pembelajaran Penelitian ini dilatar belakangi oleh perekembangan pendidikan di daerah Tangerang Selatan yang masih dikategorikan masih butuh bimbingan dan pengembangan jika dilihat dari luas wilayah dan kekayaan alam yang terkandung di daerah Tangerang Selatan dan dengan jumlah tingkatan sekolah dari SD sampai SMA baik negeri maupun swasta tidak seimbang dengan kodisi ,saranan dan prasarana serta program-program yang dimiliki thanya berapa persen yang sesuai dengan target pendidikan yang sesuai.. Berdasar pada latar belakang permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas mutu program unggulan SMP di Tangerang Selatan dengan mengacu pada variabel Mutu program unggulan terhadap kepuasan orangtu dan prestasi belajar. tujuandari penelitian ini untuk menguji dan menganalisis pengaruh mutu program unggulan terhadap orang tua dan prestasi belajar di SMP Tangerang Selatan. Data dikumpulkan dengan menyebarkan angket di 5 sekolah swasta dan negeri. Model penelitian yang dikembangkan pada penelitian ini terdiri atas 3dimensi yaitu mutu program unggulan, kepuasan orangtua dan prestasi belajar

dengan 2 hipotesis yang akan diuji. pengujian dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi sederhana pada responden 150 yang telah memenuhi syarat untuk penelitian dengan masing-masing sekolah 30 angket siswa dan 30 orangtua.

Desain penelitian cros sectional merupakan penelitian dimana variable – variable bebas telah terjadi . Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen angket . Instrument tersebut diuji validitas dan reabilitasnya.setelah melkukan penelitian kemudian ketiga variable ini dianalisis dengan regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara pengaruh program unggulan terhadap prestasi belajar siswadengan regresi sederhana memperoleh hasil Y = 28,256+0.522 dengan hasil uji t nilai p-value α atau0.000 0.05 maka HO ditolak artinya efektivitas mutu program unggulan membeikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. sedangkan pengujian kedua pengaruh prestasi belajar terhadap kepuasan orangtua dengan regresi sederhana memperoleh hasil Z=72,80%+0,574Y dengan hasil uji t nilai

p-value α atau0,03 0.0505 maka H0 ditolak, artinya prestasi belajar siswa memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan orang tua siswa.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN……….iii

ABSTRAK………. iv

KATA PENGANTAR……….... v

DAFTAR ISI ………viii

DAFTAR TABEL………...xi

DAFTAR GAMBAR……….... xii

DAFTAR LAMPIRAN ………xiv

BAB I PENDAHULUAN………..….………1

A. Latar Belakang Penelitian ……….1

B. Identifikasi Masalah ……….……… . 14

C. Rumusan Masalah Penelitian………...15

D. Tujuan Penelitian………..………16

E. Manfaat Penelitian ……….………...16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………17

A.Definisi Mutu ……….. ………17

B.Program Unggulan………...50

C.Koorporitasi Pendidikan………...57

D.Pengelolaan Pendidikan………59

E. Penyelenggaraan Pendidikan……….65


(7)

G.Kepuasan Pelanggan……… ………84

H.Prestasi Belajar………...…..96

I. Penelitian Yang Relevan ………101

J. Asumsi ………103

K.Hipotesis ………...105

L. Temuan………..……...106

BAB III METODE PENELITIAN………..106

A.Metode dan Desain Penelitian………..106

B.Populasi dan Sampel ………107

C.Definisi Operasional……….109

D. Instrumen Penelitian ……… ... ..120

E.Prosedur Penelitian ………..123

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ………..124

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. .. ..131

A. Hasil Penelitian ………..131

1. Deskripsi Distribusi Frekuensi Persepsi Mengenai Mutu Program Unggulan……..………..133

2. Deskripsi Frekuensi Prestasi Siswa……….134

3. Deskripsi Frekuensi Kepuasan Orangtua………...136

4. Analisis Regresi Sederhana Efektivitas Mutu ProgramUnggulan Terhadap Prestasi Belajar Siswa……….138

5. Analisis Regresi Sederha Prestasi SiswaTerhadap Kepuasan Orang Tua Siswa……….141


(8)

B. Pembahasan ………..…146

1. Deskripsi Mutu Unggulan di SMP Tangsel...146

2. Deskripsi Kepuasan Orangtua di SMP Tangsel...150

3. Deskripsi Prestasi Siswa di SMP Tangsel... . 152

4. Deskripsi Mutu Program Unggulan Terhadap Prestasi Siswa...154

5. Deskripsai Prestasi Bel;ajar Siswa Terhadap Kepuasaan orang tua………159

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...164

A. Simpulan ……… 165


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tabel Tingkat Pendidikan Kota Tangerang Selatan……….11

Tabel 1.2 Persentase Tingkat Pendidikan Kota bTangerang Selatan………12

Tabel 1.3 Jumlah Sarana Pendidikan Kota Tangerang Sewlatan………….12

Tabel 2.1 Arti Dasar Mutu Menurrut Juran………..22

Tabel 2.2 Keseimbangan Mutu Di Masa Lampau………..22

Tabel 3.1 Gambaran Populasi………..108

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ……….….115

Tabel 3.3 Rentang Skala Likert……… 126

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Studi Mutu Program Unggulan…….…..….132

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kepuasan Orangtua………81

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Prestasi Siswa………….………85

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden………..……….138

Tabel 4.3 Skor Rata-Rata Efektifitas Mutu Program Unggulan…….……139

Tabel 4..4 Skor Rata-Rata Kepuasan Orangtua ……….…….….. 94

Tabel 4.5 Skor Rata-Rata Prestasi Siswa………. ………..……97

Tabel 4,6 Analisis Regresi……….………..……145

Tabel 4.7 Hasil Analisis Negri………...101

Tabel : 4.8 Koefisien Regres(Y )……….………..147


(10)

Tabel 4:10 Hasil Analisis Regresi………..151

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Gambar Segitiga Layanan………..87

Gambar 2.2 Kriteria Penentu Jasa……… ……... .100

Gambar 2.2 Alur Kerangka Pemikiran………104

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ………..…..……110

Gambar 3.3 Kerangka Konseptual ………...110

Gambar 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Mutu Program Unggulan …134 Gambar : 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Orangtua…….... 132


(11)

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah adalah tempat yang digunakan sebagai proses pembelajaran formal.

Meskipun dalam proses pembelajaran bisa dilakukan dalam berbagai waktu, tempat dan situasi yang belum tentu sama antara satu dengan yang lainnya. Setiap sekolah yang didirikan pastinya memiliki berbagai program yang dibuat oleh kepala sekolah, guru dan para staf pendukung sekolah lainnya seperti perpustakaan sekolah, staff TU, penjaga sekolah atau pun petugas kebersihan.

Selain staff internal tersebut pendukung eksternal lainnya yaitu orang tua, dan masyarakat sangat berpengaruh dalam suksesnya proses belajar mengajar di sekolah. Adanya integrasi yang harmonis antar berbagai kalangan menjadikan sekolah sebagai tempat pendidikan yang akan menyenangkan pastinya, karena semua elemen tersebut akan dijalankan selaras dan sejalan. Hal itu di tekankan dalam pernyataan diknas, sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu, satu sama lain saling berkaita erat dan mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan, antara lain input, proses, output, dan outcome (Depdiknas, 2007:5).

Berdasakan kajian teori di atas dapat dianalisis bahwa di dalam sekolah akan terjadi interaksi antara guru, siswa dapat berinteraksi dengan baik serta didukung oleh sarana dan prasarana yang baik sehingga membentuk proses belajar mengajar yang maksimal yang akan memberikan kemanfaatan yang banyak bagi guru, siswa maupun masyarakat.


(13)

Sekolah yang baik bukan hamya sebagai tempat pentransferan ilmu semata tetapi sekolah hendaknya memiliki berbagai misi yang luas untuk menyiapkan generasi penerus yang tangguh dan cerdas kognitif serta cerdas mental. Untuk itulah sekolah yang efektif atau tepat sasaran dalam menghadapi persaingan global seperti yang disampaiakan oleh Hoy dan Ferguson tentang pendekatan dan keefektifan sekolah. Penetapan pendekatan proses dalam menilai keefektifan sekolah menurut Hoy dan Ferguson didasari oleh dua asumsi: pertama, organisasi sekolah merupakan sebuah sistem yang terbuka yang harus mampu memanfaatkan dan merefleksikan lingkungan sekitarnya. Kedua, organisasi sekolah merupakan sebuah sistem yang dinamis, dan begitu menjadi besar, kebutuhannya semakin kompleks, sehingga tidak mungkin didefinisikan hanya melalui sejumlah kecil tujuan organisasi seperti prestasi murid semata. (Tobroni:2010). Setiap sekolah diberikan wewenang untuk melakukan pengelolaan sendiri sekolah, namun masih harus memiliki aturan-aturan yang masih berpusat pada pemerintah itu lebih dikenal dengan MBS. Istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari “school based management”.

Istilah ini pertama sekali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah. Reformasi itu diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan tahun tidak dapat menunjukkan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan perubahan lingkungan, ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat, sebagaimana penjelasan Nanang Fattah (2004:3) semakin tingginya kehidupan sosial masyarakat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah semakin meningkat tuntutan kebutuhan sosial masyarakat.

Pada akhirnya tuntutan tersebut bermuara kepada pendidikan, karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut.


(14)

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai institusi tempat masyarakat berharap tentang kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang pendidikan perlu perubahan yang dapat dilakukan melalui perubahan dan peningkatan dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan di sekolah.

Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolahan sumber daya manusia dan pengolahan sumber daya yang lain dan pengelolahan administrasi (Mulyasa, 2002 : 29) selain itu dalam buku yang sama diungkapkan bahwa Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolahan sumber daya manusia dan pengolahan sumber daya yang lain dan pengelolahan administrasi (Mulyasa, 2002 : 29) Sementara Suryosubroto (2004 : 2006) menjelaskan bahwa konsep Manajemen Berbasis Sekolah memiliki tujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, mutu, dan peningkatan pemerataan pendidikan.seperti yang dikatakan Abdul Hafid MBS sekolah memiliki otonomi (kemandirian) untuk berbuat baik bagi sekolahnya. Ketergantungan pada tingkat pusat makin kecil sehingga sekolah harus dewasa dan meyakinin bahwa perubahan pendidikan tidak akan terjadi jika sekolahnya sendiri tidak berubah, tentu saja kemandirian menuntut kemampuan sekolah untuk mengatur dan mengurus sekolahnya menurut prakarsanya sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Asumsi yang dapat diambil adalah bahwa pada dasarnya setiap lapisan masyarakat bisa turut serta aktif dalam mendukung proses belajar mengajar melalui sekolah-sekolah tertentu yang konsisten dan memiliki tujuan untuk menerapkan ststem pendidikan yang memudahkan bagi siswanya dengan cara yang efektif, efisien, dan inovatif dalam pendidikan dasar khususnya.


(15)

SMP sebagai sekolah dalam tataran dasar jika dikategorikan dalam pendidikan wajib belajar Sembilan tahun yang masih harus memiliki konsep dasar dalam proses pembelajaran setidaknya memiliki sedikit perbedaan dengan SMA. Sama halnya dengan sekolah dasar, dengan setingkat lebih tinggi SMP harus menanamkan konsep dasar yang harus dipahami oleh setiap siswa, idealnya. Namun demikian konsep tersebut tak jarang terabaikan dengan berbagai hal misalnya dengan target kurikulum yang begitu banyak sehingga mengabaikan apakah siswa sudah memahami konsep yang guru berikan atau tidak.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Carter V. Good mengatakan hal yang sama, pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga mereka dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. Jadi jika fokus kita hanya kurikulum saja tentu saja hal ini tidak akan adil bagi siswa, karena dalam pendidikan adalah terintegrasi semua kecerdasan yang dimiliki oleh siswa EQ, IQ dan SQ.

Lawrence E. Shapiro (199), Daniel Goleman (1997), bahwa pendidikan berperan untak mengembangkan kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosional, lalu la menambahkan bahwa kecerdasan ini harus di capai secara bersama-sama, sebab betapa banyak orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi tetapi kecerdasan emosionalnya rendah sehingga la gagal dalam menjalangkan tugas yang diembannya. Adapun Kecerdasan Ernosional yang dimaksudkan oleh


(16)

Daniel Goleman adalah mencakup kesadaran diri, kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, berempati, serta kecepatan sosial.

Pendidikan dasar 9 tahun diharapkan bahwa setiap warga negara akan memiliki kemampuan untuk memahami dunianya, mampu menyesuaikan diri bersosialisasi dengan perubahan masyarakat dan zaman, mampu meningkatkan mutu kehidupan baik secara ekonomi, sosial budaya, politik dan biologis, serta mampu meningkatkan martabatnya sebagai manusia warga negara dari masyarakat yang maju.

Dalam dunia baru ini setiap orang harus memiliki potensi untuk bekerja di berbagai bidang dimanapun juga. (Soedijarto. 1985:5, Vembrirto, 1987), selain itu Hadari Nawawi (1994), mengatakan tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Pendidikan wajib belajar Sembilan tahun secara hokum merupakan kaidah yang bermaksud mengintegrasikan SD dan SLTP secara konsepsional, dalam tanda tanpa pemisah dan merupakan satu satuan pendidikan, pada jenjang yang terendah. Pengintegrasian secara konsepsional yang menempatkan SD dan SLTP sebagai sebagai kesatuan program, dinyatakan melalui kurikulumnya yang berkelanjutan atau secara berkesinambungan. Kedua bentuknya tidak diintegrasikan secara fisik dengan tetap berbentuk dua lembaga yang terpisah, masing-masing dengan kelompok belajar kelas I sampai dengan Kelas VI untuk SD dan Kelas I sampai Kelas III untuk SLTP. (Hadari Nawawi, 1994:351).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diasumsikan bahwa pendidikan dasar pada khususnya adalah satuan pendidikan terendah yang menjadikan kunci awal penetrasi pengintregasian konsepsual dimana jenjang SD dan SMP adalah kesatuan program


(17)

yang diaplikasikan dalam kurikulum secara berkesinambungan dengan jenjang berikutnya.

Proses pengembangan pendidikan dasar tersebut hendaknya menjadikan kegiatan yang efektif dan tepat sasaran serta memberikan hal yang berbeda bagi siswa didiknya. Bagi SMP negeri hal itu bukanlah hal yang sulit untuk mengembangkan berbagai program pendukung proses belajar mengajar karena mereka dalam pelaksanaannnya dibiayai oleh pemerintah , hal ini berbeda dengan sekolah swasta mereka harus merencanakan dengan sebaik mungkin program yang akan mereka tawarkan terhadap stake holder mereka khususnya orang tua dan siswa agar mereka tertarik apa yang menjadi spesifikasi program SMP swasta tersebut.

An Nisaa adalah sekolah swasta yang perlu bersaing untuk mendapatkan tempat di hati konsumennya. Karena mau tidak mau secara tidak langsung An Nisaa harus memiliki terobosan baru dan program- program yang inovatif dan berbeda dengan sekolah-sekolah swasta lainnya. Dengan beberapa penerobosan program-program baru inilah saya ingin mencoba seberapa efektif program-program ini dapat menjaring minat konsumen yang merasa puas dengan program-program tersebut. Menurut KBBI program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dlm ketatanegaraan, perekenomian dan lain sebagainya) yang akan di jalankan. Sedangkan untuk kata unggulan adalah dari kata unggul menjadi keunggulan keadaan lebih (lebih) unggul; keutamaan; kepandaian (kecakapan, kebaikan, kekuatan, dsb) yang lebih dari pada yang lain. Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.


(18)

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik (Jones, 1996:295).

Berdasarkan beberapa teori yang disampaikan oleh beberapa tokoh, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa program unggulan adalah suatu rancangan atau konsep yang bertujuan untuk memberikan hal yang berbeda dengan program-program yang ada di lingkungan luar dengan tujuan untuk menonjolkan spesifikasi hal yang cenderung lebih dari yang lain, sebagai pelaksana adalah membutuhkan integrasi dari berbagai pihak umtuk memaksimalkan program tersebut dari pihak staf, atasan, anggaran, pelaksana dan objek program.

Setiap sekolah tentunya memiliki keinginan lebih dari sekolah lain, hal tersebut tidak menafikan realita yang ada. Baik SMP negeri atau SMP swasta tentu saja memiliki keinginan yang dianggap “lebih” dari SMP yang lain, hal itu tentu saja memiliki prestise tersendiri jika sekolah tersebut banyak diminati oleh masyarakat, tentu saja masyarakat yang akan menilai sendiri ada apakah dengan sekolah ini? Mengapa cenderung orang-orang memasukkan anak-anaknya ke sekolah ini? Apakah karena sarana dan prasarana yang bagus? Ataukah program-program yang ditawarkan menarik? Atau pelayanan yang maksimal dan memudahkan? Ataukah guru-gurumya yang menyenangkan? Tentu saja kesatuan totalitas yang dianggap mewakili sebagian besar keinginan masyarakat bagi anak-anak mereka akan menjadi pertimnbangan yang cukup signifikan bagi mereka untuk memilih sekolah tersebut.


(19)

Di awal 2000-an banyak sekolah muncul dengan berbagai konsep yang menarik, karena di tahun ini dianggap sebagai kunci gerbang dari globalisasi dimana di tahun-tahun berikutnya masyarakat Indonesia akan siap bersaing global. Dengan mempersiapkan anak Indonesia yang cerdas dan tangguh dalam bersaing kelak. Berbagai model sekolah mulai bermunculan dengan berbagai konsep, dari sekolah yang mengambil konsep model kurikulum sekolah luar negeri, atau sekolah yang mengadopsi kurikulum luar negeri atau sebaliknya mengambil sekolah dengan model pembelajaran pada lingungan sekitar atau sering disebut sekolah alam atau bahkan sekolah yang bebas memberikan kesempatan siswa sebebas-bebasnya tanpa membatasi keahlian atau bakat yang dimiliki siswa. Tentu saja dengan berbagai kurikulum yang ada hendaknya setiap sekolah juga turut memperhatikan apakan model kurikulum yang akan mereka terapkan dalam program sekolah mereka akan baik atau bahkan sebaliknya memberatkan atau cenderung membingungkan dan terkesan memaksakan. Tokoh mutual pendididkan mengatakan, bahwa teori ini berangkat dari asumsi bahwa berdasarkan temuan empirik, pada kenyataannya kurikulum tidak pernah benar-benar dapat diimplementasikan sesuai rencana, namun perlu diadaptasi sesuai kebutuhan setempat (Jackson, 1991: 428).

Menurut Jackson, pendekatan mutual adaptation pada dasarnya merupakan ciri penting dalam sebuah implementasi dan implementasi kurikulum. Serta tokoh pendidikan lain juga berasumsi Print (1993: 217-218) bahwa dalam implementasi kurikulum semestinya perlu diberikan peluang untuk dilakukan beberapa modifikasi, sebab sangat mungkin terjadi perbedaan antara rancangan dengan faktor-faktor yang bersifat lokal dan kontekstual, seperti perbedaan individual siswa, perbedaan sumber-sumber sekolah, perbedaan guru, variasi keadaan orang tua, serta dukungan masyarakat sekitar.

Berdasarkan berbagai pendapat para tokoh tersebut dapat diasumsikan bahwa setiap sekolah tidak semata-mata menerapkan kurikulum yang diberikan oleh


(20)

pemerintah sepenuhnya, tetapi setiap sekolah hendaknya memodifikasi kurikulum tersebut dengan konsep-konsep yang pastinya akan bermanfaat bagi siswa kelak ketika mereka akan terjun ke lingkungan masyarakat. Siswa akan dapat beradaptasi langsung dengan medan yang mereka hadapi.

Berdasarkan asumsi inilah maka penulis akan mencoba meneliti apakah sekolah-sekolah SMP negeri atau swasta di daerah Tangerang Selatan memiliki program-program sekolah yang cukup mewakili keinginan masyarakat dan memberikan efek percaya bahkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu kepuasan masyarakat tentang sekolah tersebut. Telah diketahui bersama bahwa suatu sekolah bukan hanya guru, kepala sekolah, staf sekolah atau siswa saja tetapi orang tua dan masyarakat juga turut serta dalam lingkaran pendidikan tersebut sebagai stakeholder.

Berdasarkan fakta yang ada bahwa mutu pendidikan di Indonesia sebelumnya, lembaga pemeringkatan pendidikan dunia ini memaparkan jika Indonesia menduduki posisi akhir dalam mutu pendidikan di seluruh dunia.Indonesia menempati posisi ke-40 dengan indeks rangking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sementara pada kategori kemampuan kognitif indeks rangking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71. Sedangkan untuk nilai pencapaian pendidikan yang dimiliki Indonesia, diberi skor -2,11. Posisi Indonesia ini menjadikan yang terburuk. Di mana Meksiko, Brasil, Argentina, Kolombia, dan Thailand, menjadi lima negara dengan rangking terbawah yang berada di atas Indonesia. Berdasarkan fakta tersebut itulah penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi bagaimana dunia pendidikan di strata wialayah terdekat penulis yaitu Kota Tangerang Selatan, apakah tiungkat pendidikan dan permasalahannya juga sangat mempengaruhi tingkat pendidikan yang ada.

Diawali dengan sejarah singkat Kota Tangerang Selatan. Kota Tangsel memiliki motto “Cerdas, Modern dan Religious”, sifat-sifat mulia yang menjadi tantangan


(21)

dan harapan semua pihak. Berharap memiliki masa depan yang benderang mutlak membutuhkan rancang bangun yang baik meliputi, tahapan-tahapan terukur, setidaknya mengacu kepada konsep kehidupan yang ingin diwujudkan: cerdas-modern-religius.

Masa depan benderang dalam konteks “Cerdas” menyangkut dunia pendidikan dengan segala aspek keterkaitannya: infrastruktur fisik (bangunan sekolah, laboratorium, perpustakaan, dan semacamnya), perangkat lunaknya, rancang muatan kurikulumnya, system dan prosedur administrasi, serta kesejahteraan pegawai dan tenaga pendidiknya, termasuk standar mutu peserta didiknya. Masa depan benderang dalam konteks “Modern” menyangkut banyak faktor

kehidupan yang satu sama lain saling terkait, tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal terstruktur dominan membentuk perilaku manusia. Seseorang atau suatu kelompok masyarakat dapat dikatakan modern, umumnya manakala kelompok masyarakat bersangkutan memiliki tatakrama kehidupan “saling menghormati, beretika, dan berbudaya”, jarang terjebak dalam konflik terbuka dan berkepanjangan.

Masa depan benderang dalam konteks “Religius” merupakan puncak

kesempurnaan kehidupan, hampir dapat dipastikan manakala sekelompok orang atau mayoritas masyarakat sebuah wilayah sudah sampai pada fase kehidupan cerdas dan modern, maka sesungguhnya masyarakat tersebut dapat juga dikatakan sudah masuk pada fase religius.

Nama Resmi : Kota Tangerang Sealatan

Ibukota:-Provinsi : Banten

Batas Wilayah :

- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang - Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok


(22)

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok - Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Luas Wilayah : 147,19 Km²

Jumlah Penduduk : 968.122 Jiwa

Jumlah Kecamatan : Kecamatan :7, Kelurahan : 49,Desa:5

Sedangkan posisi pendidikan di daerah Tangerang Selatan dapat digambarkan sebagai berikut :

I. Pendidikan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan daerah, dengan tersedianya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dapat memacu percepatan pembangunan di Kota Tangerang Selatan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan sangat mendudukung kemajuan Sektor pendidikan, hal ini didukung dengan beberapa diantaranya program peningkatan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan dan program pendidikan non formal. Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Tangerang Selatan pada tiap-tiap kecamatan masih rendah terutama pada pendidikan tingkat menengah yang ditunjukan dengan APK 63,95 dan APM 48,72. Selain Karena tingkat partisipasi, rendahnya APK dan APM disebabkan banyaknya penduduk usia sekolah yang bersekolah di luar Kota Tangerang Selatan seperti di Kota Tangerang dan DKI Jakarta. Keadaan penduduk Kota Tangerang Selatan berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2009 berdasarkan pada jenis pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(23)

TABEL 1.1 TINGKAT PENDIDIKAN PEDUDUK KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2004

No. Jenis Pendidikan Jumlah Jiwa

1 Tidak/Belum Sekolah 92.004 2. Belum Tamat SD/Sederajat 80.808

3 Tamat SD/Sederajat 113.676

4 SLTP/Sederajat 129.361

5 SLTA/Sederajat 192.766

6 Diploma III/Akademik 52.321

7 Strata II 11.957

8 Strata III 6.410

Sumber : Profil Kecamatan 2009

Komposisi penduduk tahun 2009 dilihat dari tingkat pendidikan menunjukan bahwa jumlah tingkat pendidikan paling besar yaitu tingkat pendidikan SLTA/Sederajat 192.766 atau 26% dan disusul dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 129.362 atau 18% dan seterusnya (data dapat dilihat pada table dan grafik).


(24)

Tabel 1.2

PERSENTASE TINGKAT PENDIDIKAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2009

No. Jumlah

Sekolah Jumlah Negeri Swasta

Madrasah Negeri

Madrasah Swasta 1 Unit Kota

Tangsel 667 236 292 5 134

Jumlah total unit sekolah di Kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 667 unit dengan rincian 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta dan 134 madrasah swasta. Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada APBD tahun 2009 mengalokasikan anggaran untuk rehabilitasi 9 SD dan 9 SMP.

TABEL 1.3

JUMLAH SARANA PENDIDIKAN KOTA TAGERANG SELATAN TAHUN 2009

No Jenis Sekolah Ruang Kelas Negeri Swasta

1 SD 207 1169 1.198


(25)

3 SMP 17104 390 770

4. MTS 143 - -

5 SMA 1133 312 255

6 MA 2 - -

7 SMK 14 65 6214

Sumber :Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan tahun 2009 Pada tahun 2009 Pemerintah Kota Tangerang Selatan melaksanakan program dan kegiatan pada sektor pendidikan antara lain :

1 Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Program ini diarahkan untuk rehabilitasi ruang kelas SD dan SMP dan menyediakan Batuan Operasional Sekolah (BOS) pada jenjang SD dan SMP, peningkatan fasilitas sekolah pelatihan kompetensi tenaga pendidik, pelatihan kompetensi siswa berprestasi, pelatihan penyusunan kurikulum, penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), penyediaan beasiswa, pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah, pembinaan minat, bakat dan kualitas siswa, akreditasi sekolah dan seleksi siswa.

2. Program pendidikan non formal Program ini diarahkan untuk membuat kelompok-kelompok belajar.

3. Program pendidikan menengah. Program ini diarahkan untuk pembangunan gedung sekolah (USB SMK), penambahan ruang kelas baru, rehabilitasi ruang kelas sekolah, peningkatan fasilitas sekolah, peningkatan kerjasama dengan dunia usaha.

4. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Program ini diarahkan untuk pemberdayaan kompetensi profesi penilik PLS, pelatihan guru


(26)

SMK di P3G SMK, Workshop pengelolaan lab IPA, dan workshop model pembelajaran berbasis ICT. Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik, pembinaan KKG, pelaksanaan sertifikasi pendidik, seleksi guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi SD, SMP dan SMU/SMK.

5. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. Program ini diarahkan untuk pemberian perlengkapan dan peralatan laboran.

6. Program pendidikan anak usia dini. Program ini diarahkan untuk terselenggaranya kegiatan pengembangan kurikulum bahan ajar dan model pembelajaran PAUD, terselenggaranya kegiatan pelatihan kompetensi tenaga pendidik, terselenggaranya pengadaan alat praktek dan alat peraga, dan terselenggaranya lomba kreativitas peserta didik PAUD non formal.

Pusat Telaah Informasi Regional (PATTIRO) Banten menilai, dalam kurun waktu 2012 lalu komitmen pelayanan pendidikan di Banten belum maksimal jika diukur dari beberapa indikator yang menyangkut komponen indeks pembangunan manusia (IPM). Dan pelayanan sekolah masih lemah. Melihat dari sisi anggaran, PATTIRO Banten mengakui memang ada kenaikan. Di tahun 2012 kenaikan anggaran pendidikan mencapai 14,79% atau sebesar Rp 28 miliar dari anggaran tahun 2011 yang mencapai Rp 194 miliar. “Namun peningkatannya masih belum relevan dengan pemenuhan amanah Undang-undang Sisdiknas sebesar 20%. Besaran alokasi pendidikan Banten hanya 5,71% dari APBD 2012 sebesar 3,9 triliun.

Berdasarkan gambaran data di atas maka penulis dapat menganalisis bahwa perkembangan pendidikan di Tangsel belumlah memuaskan, dilihat dari beberapa kelemahan berada di posisi kemampuan guru (SDM), sarana dan prasarana serta


(27)

program formal maupun non formal perlu ditinjau kembali. Penulis akan mencoba menganalisis berbagai permasalahan yang muncul dalam tahapan berikut.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Pendidikan merupakan alat yang sangat penting dalam perbaikan generasi masa depan. Pendidikan adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan dan membutuhkan konsistensi, mutu, loyalitas yang akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan yang baik. Hal itu tentu tidak mudah, untuk mewujudkannya dibutuhkan inovasi yang total bagi suatu sekolah. Khususnya sekolah swasta dibutuhkan keberanian memunculkan program-program inovatif, up to date dan berorientasi ke pengembangan skill yang menjadikan ciri khas tersendiri sehingga ketika siswa telah lulus mereka telah siap menghadapi perkembangan modernisasi dan teknologi serta menumbuhkan kesiapan mental bersaing.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanan pendidikan cukup kompleks, dari setiap sekolah tentu saja memiliki berbagai program unggulan yang mereka anggap akan menarik konsumen atau pelanggan yaitu orang tua. Menyadari kemampuan penulis maka penelitian ini akan penulis batasi kepuasan pelangan dari program unggulan di SMP Tangerang Selatan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari pembatasan masalah di atas maka masalah penelitian adalah “Bagaimanakah program-program pengelolaan pendidikan unggulan dan implikasinya terhadap tingkat kepuasan orang tua dan prestasi belajar siswa ?”


(28)

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran Mutu Program Unggulan Di SMP Tangsel? 2. Bagaimana gambaran Prestasi Siswa di SMP Tangsel?

3. Bagaimana gambaran Efektivitas Kepuasan orang tua di SMP Tangsel? 4. Bagaimana pengaruh mutu program unggulan terhadap prestasi siswa ? 5. Bagaimana pengaruh prestasi siswa terhadap kepuasan orangtua?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini hanya ingin menjaring tingkat kepuasan pelanggan SMP An Nisaa, SMP Al Azhar Bintaro dan SMP negeri 12, SMP Pembangunan Jaya, SMPN 3 di Pondok Aren Tangerang Selatan dari efektivitas mutu program-program sekolah yang telah dilakukan dan menganalis pengaruh program-program pendidikan tersebut terhadap prestasi belajar (siswa dan orang tua) serta kepuasan orangtua. 1. Gambaran Mutu Program Unggulan Di SMP Tangsel

2. Gambaran Prestasi Siswa di SMP Tangsel 3. Gambaran Kepuasan orang tua di SMP Tangsel

4. Untuk mengetahui pengaruh Efektivitas mutu program unggulan terhadap prestasi siswa


(29)

E. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Akademis

a. Penelitian ini erat hubungannya dengan mata yang diambil penulis yaitu Penjaminan Mutu Pendidikan, diharapkan setelah melakukan penelitian ini penulis dapat memberikan gambaran konkrit terhadap sekolah yang bersangkutan dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya. b. Sesuai dengan teori yang digunakan yaitu ananlisis tangible, empati responsiveness, realiability dan assurance maka dapat menjadi acuan bagi peneliti lain dalam aplikasi penelitian.

2. Kegunaaan Praktis

Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. 1. Bagi penulis sendiri dengan melakukan penelitian ini penulis berharap dapat

mengaplikasikan materi perkuliahan pada Penjaminan Mutu Pendidikan di sekolah yang diteliti serta dapat mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di lapangan.

2. Bagi sekolah sekolah yang menjadi objek penelitian akan mendapatkan gambaran yang sebenarnya bagaimana tingkat kepuasan dan prestasi belajar siswa dari mutu program unggulan yang telah mereka lakukan dan akan menjadi bahan perbaikan kembali ke


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian survey yang dimaksud bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan survey yang bersifat analisis deskriptif dengan rancangan cross sectional (potong lintang) yang ditunjukan untuk menganalisis mengenai beberapa aspek resiliensi pada Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian survey . Menurut Singarimbun (1991, p.3) survei yaitu “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Sedangkan menurut suhermin (dalam blognya suhermin.blogspot.com) survei adalah aktivitas untuk mengestimasi sesuatu (seperti : jumlah orang, persepsi atau pesan-pesan tertentu).Dari berbagai devinisi tentang survei tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa survei merupakan suatu aktivitas atau kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suatu kepastian informas (seperti : jumlah orang, persepsi atau pesan-pesan tertentu), dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakakuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Jenissurvei, antara lain :

1.Jenis survey secara umum, ada 2 yaitu:

a. Survei yang lengkap, yaitu yang mencakup seluruh populasi atau elemen-elemen yang menjadi objek penelitian. Survei tipe ini disebut sensus.


(31)

b. Survei yang hanya menggunakan sebagian kecil dari populasi, atau hanya menggunakan sampel dari populasi. Jenis ini sering disebut sebagai sample survey method.

Tujuan dan Kegunaan Survei,antara lain:

Tujuan dari survey adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei. Kegunaan dari survei antara lain: (1) Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada; (2) Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb; (3) Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa; (4) Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel; dan (5) Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 150 orang responden dengan mengambil masing-masing 30 responden untuk masing-masing sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif yang menjadi perhatian utamanya ada pada populasi. Oleh karena itu dikemukakan oleh beberapa para ahli tentang pengertian popolasi yaitu semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran,kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan data objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana,2003;6).sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( Sugiyono, 2004:57). Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila peneliti ingin


(32)

meneliti semua elemen di seluruh wilayah yang ada dalam penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah 150 orang tua ( angket ) dan 150 siswa dengan perincian 30 siswa untuk masing-masing sekolah dari 5 sekolah yang diambil. Dimana umur orang tua siswa yang diambil dalam kisaran 35-60 tahun sedangkan untuk usia SMP dari umur 11-15 tahun

Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapatkan seperti pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3:1 Gambaran Populasi

No. Usia Populasi

1. 35- 60 (orangtua) 150

2 11-15(siswa) 150

Total 300

1. Sampel Penelitian

Sampel merupakan menurut Suharsimi Arikunrto dalam Nazar Bakri mengemukakan bahwa “sampel sebahagian atau wakil populasi yang diteliti, sedangkan Arikunto (2003:117) mengatakan bahwa ‘ Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003:135) bahwa , …”mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohny dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi ) serta mutu pelaksanan dan pengolahannya”

Penelirti menggunakan teknik sampling sebab penggunaan cara tersebut atas peretimbangan beberapa hal yaitu dengan mengacu pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa :


(33)

Jika poipulasi memiliki beberapa ratus atau beberapa puluh subjek dalam suatu populasi, mereka (peneliti) dapat menentukan kurang lebih 25 sampai 30 % dari jumlah subjek tersebut, jika jumlah subjeknya hanya memiliki 20 sampai 30 orang dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan data interview atau wawancara sebaiknya diambil jumlah subjek secara keseluruhan.

Berdasarkan asumsi tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa dari populasi yang ada maka 30 orangtua dari masing-masing sekolah yang berjimlah 150 yang diberi angket secara random untuk memperoleh tanggapan tentang kepuasan pelanggan dan mutu program unggulan dan 30 siswa untuk masing-masing sekolah yang berjumlah 150 yang diberi angket secara random untuk memperoleh tanggapan tentang mutu program unggulan dan prestasi belajar pada 5 SMP di Tangsel yaitu SMP An Nisaa, SMPN 12 Tangsael,SMP Pembangunan Jaya,SMP 3 Tangsel dan SMP Al Azhar Bintaro.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Saryono (2011) adalah variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi, atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Adapun definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel

Variabel penelitian adalah objek penelitian/apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002:99).

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010:5). Variabel bebas dari penelitian ini adalah efektivitas mutu program unggulan di SMP yang ada di Tangerang Selatan.


(34)

2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:39). Variabel terikat dari penelitian ini adalah :

a. Kepuasan orang tua siswa (Y) b. Prestasi belajar siswa (Z)

Gambar :2.3 Variabel Penelitian

Gambar 3 : 3 Kerangka konseptual

Prestasi Belajar (Y)

Kepuasan Orangtua

(Z) Program

Mutu Unggulan (X)


(35)

Tabel : 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi/Indi

kator Ukuran

No Angk

et Mutu program unggulan

(X)

Kinerja 1. Mengamati kinerja guru dalam pembelajaran

1 Respon

sivenne s Reliabi lity

Mutu Progra m (X1) Empaty

Assura nce

Kepuasan Orangtua (Z) Prestasi

Siswa(Y)

H1


(36)

Garvin menggambarkan tujuh dimensi mutu yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk suatu output

Keistmewaan 1. Prestasi akademik 2. Prestasi guru

3. Program berbeda dengan sekolah lain

10 13

Kehandalan 1. Motivasi guru sangat memadai 2. Guru menunjukkan keteladanan

dan layak menjadi panutan 3. komitmen sekolah

4. kebiasan belajar yang baik

2 7

15

19 Kesesuaian 1. Kesanggupan siswa mematuhi

aturan

2. Menggunakan seragam sekolah dengan rapih,tertib,lengkap

6 8

Service Ability

1. Saraehan temu wicara dengan orangtua secara berkala 2. Pembelajaran yang memadai 3. Mengkomunikasikan program

sekolah pada orangtua 4. Evaluasi untuk perbaikan

9 14 16 20


(37)

Estetika/Daya tarik produk

1. Program pembelajaran 2. Program orangtua dan siswa 3. Program menumbuhkan

dampak poisitif

4. Program bermanfaat bagi siswa

11 12 17 18

Kualitas yang dipersepsikan

1. Guru memiliki disiplin yang tinggi

2. Guru menunjukkan keteladanan 3. Tata tertib untuk guru dan siswa

efektif

3 4 5

Kepuasan Orang Tua (Y1)

KOTLER

empat karakteristik jenis-jenis pelayanan jasa: a.Jasa berdasarkan pelayanan (equipment based)

b.Beberapa jenis jasa adalah memerlukan kehadiran klien

.

1.Tongible 1. Lokasi yang mudah dijangkau 2. Fasilitas parkir yang ada di

SMP sekolah memadai.

3. merasakan kenyamanan ruang pelayanan sekolah

4. Sarana kamar mandi yang disediakan oleh sekolah

5. Ruangan kelas, perpustakaan dan kantin sangat nyaman dan bersih. 1 2 3 4 5


(38)

c.Jasa juga dibedakan dalam memenuhi kebutuhan seseorang (personal need) atau kebutuhan bisnis.

d.Jasa dapat dibedkan atas tujuannya

yaitulaba/nirlaba Lima criteria untuk mengukur kepuasan pelanggan: 1. Keanndalan(Reliabilit y) 2. Responsifan(Respons iveness) 3. Keyakinan(Assurance )

4. Empati (empaty) 5. Berwujud(tongible)

2.Empati

3.Responsive nes

1. permasalahan yang di sampaikan ke petugas dan guru didengarkan dengan baik. 2. Guru memberikan feedback

dari permasalahan yang saya sampaikan

3. Guru memberikan informasi tentang kepentingan sekolah dan kondisi Ananda

4. Guru selalu menyampaikan perbaikan ataupun keunggulan Ananda

5. Petugas cleaning service bersikap ramah

1. Petugas customer service bersikap sopan

2. Saya dilayani dengan respon yang positif

3. Keluhan saya dapat ditangani dengan baik oleh petugas

6 7 8 9 10 11 12 13 14


(39)

4.Relliability

5.Assurance

customer service

4. Setiap saya menyampaikan keluhan/pertanyaan, petugas

mendengarkan dan

menindaklanjuti

5. Petugas customer service konsisten dan jelas dalam member pelayanan dan informasi

6. Lulusan sekolah ini memiliki kompetensi di atas rata-rata 7. Guru-guru yang mengajar di

sekolah ini lulusan dari perguruan tinggi terbaik

8. Guru-guru selalu

menggunakan Kurikulum yang efektif, menarik dan inovatif 9. siswa merasa mudah

memahami materi yang diajarkan guru

10.Ketika mengajar guru selalu menggunakan keompok kecil

15

16

17

18

19


(40)

dan kelompok besar untuk pemerataan pemahaman konsep pada siswa

11.Sekolah membuat program yang berbeda yang lebih menarik berbeda dengan sekolah lain

12.Saya percaya kepada pihak sekolah atas pendidikan anak saya

13.Sekolah memberikan pendidikan sesuai dengan yang saya inginkan

14.Kemandirian dan tanggung jawab anak saya terlihat lebih baik setelah bersekolah

15.Terjadinya perubahan etika, sopan-santun dan budi pekerti pada diri Ananda selama menjadi siswa sekolah ini 16. Pelajaran ekstrakurikuler

menjadi sarana penyalur minat 21

22

23

24

25

26


(41)

dan bakat diri saya

17.Sekolah memakai sisitem pendidikan sesuai dengan standar pendidikan yang sedang berlaku

18.Sistem belajar di sekolah ini menekankan pada serangkaian pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap dan nilai-nilai keagamaan

19.Program-program di sekolah Ananda sangat inovatif dan kreatif

20.Sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk keberhasilan siswa

28

29

30

Prestasi Belajar (Y2)

Nasution (1997;17) Noehi Nasution prestasi

belajar adalah

kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam

1. Apresiasi 1. merasa tepat bersekolah di sekolah saya sekarang

2. Setiap mata pelajaran yang ada sangat menyenangkan

3. Setelah belajar saya menjadi lebih 1 2 4


(42)

berfikir, merasa dan berbuat

Menurut pendapat Hutabarat (1995: 11-12), hasil belajar dibagi menjadi empat golongan yaitu :

a) Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar, dan konsep lainya.

b) Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis,

mereproduksi, mencipta, mengatur, merangkum, membuat generalisasi, berfikir rasional dan menyesuaikan.

c) Kebiasaaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan keterampilan dalam

bersemangat

4. para guru menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan 5. Nilai yang saya dapatkan meningkat setelah menjalankan program-program yang ada di sekolah

6. Suasana kelas bersih dan rapi sehingga saya dapat berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran 7. Peralatan yang digunakan dalam

pembelajaran lengkap sehingga pembelajaran berjalan lancer dan nilai pun meningkat

8. Ketrampilan para guru dalam menyampaikan materi mudah dimengerti

9. Guru selalu menyampaikan informasi yang akan dicapai dalam setiap pembelajaran sehingga siswa paham 6 8 9 10 11 12 17


(43)

menggunakan semua kemampuan.

d). Sikap, yaitu dalam

bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan selera.

2 Minat

2. pertimba ngan

3. Selera

10. Guru selalu mendukung siswa untuk mengikuti program unggulan untuk meningkatkan pengetahuan

11. Setelah guru menjelaskan saya lebih paham dan jelas

12. Setelah guru menjelaskan saya lebih paham dan jelas

13. Program-program sekolah menambah motivasi belajar saya 14. Suasana kelas bersih dan rapi

sehingga saya dapat

berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.

15. Sarana dan prasarana yang ada menunjang proses belajar dan program sekolah

16. seya selalu ingin terus belajar dengan guru

17. program sekolah mendukung proses belajar mengajar yang

19 3 7 8 14 5 13 18 20


(44)

variatif

18. Saya merasa belajar di kelas yang nyaman dan lebih fokus

19. program di sekolah setiap tahunnya selalu ada perubahan yang lebih baik

20. saya selalu antusias mengikuti program - program yang ada di sekolah

A. Mutu Program Unggulan

Definisi operasional teori mutu program unggulan didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh 1 W. Edward Deming

Suatu tingkat yang dapat diproduksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar. Deming juga mengemukakan 14 langkah yang dikembangkan untuk perbaikan mutu yaitu sebagai berikut :

a. ciptakan konsistensi tujuan

b. arahkan untuk perubahan yang lebih baik

c. realisasikan ke dalam produk :hentikan ketergantungan pada pemeriksaan yang menemukan masalah.

d. Ciptakan hubungan jangka panjang berdasarkan kinerja sebagai ganti dari pemberian penghargaan pada bisnis yang berdasarkan ukuran harga


(45)

e. Lakukan perbaikan terus menerus, baik pada produk maupun jasa f. Mulailah pelatihan karyawan

g. Tekankan setiap kepemimpinan h. Hilangkan ketakutan

i. Hilangkan hambatan-hambatan antar departemen

j. Hindari memberikan nasehat yang tidak perlu pada karyawan

Garvin menggambarkan tujuh dimensi mutu yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk suatu output. Dimensi-dimensi tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kinerja (performance) karakteristik operasi dari produk,

2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik pelengkap, 3) Kehandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kegagalan, 4) Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu sejumlah karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan,

5) Service ability menyangkut kompetensi, 6) Estetika atau daya tarik dari suatu produk,

7) Kualitas yang dipersepsikan, yaitu citra dan reputasi output serta tanggungjawab lembaga kepada output.

Sebuah produk atau jasa yang diberikan dapat dikatakan bermutu bila dimensi-dimensi yang memberikan keterangan kebermutuan itu melekat dalam produk dan jasa. Dalam pendidikan dimensi-dimensi itu akan melekat pada input (raw, environment, instrumental), melekat pada proses (PBM, Pengelolaan), melekat pada out-put (keluaran sekolah). Dapat dikatakan bahwa dalam pendidikan


(46)

dimensi-dimensi itu melekat pada “produk” dan melekat pada “service”. Akan tetapi dalam dunia pendidikan sangatlah kompleks karena pada dasarnya produk yang dikeluarkan itu bukan barang akan tetapi anak didik dengan kekhasannya sebagai manusia, dengan demikian bentuk layanan yang diberikannyapun tidaklah sama seperti dalam jasa layanan perekonomian lainnya.

Hal yang menempatkan kesamaan setiap dimensi dalam produk dan jasa dalam dunia ekonomi dan pendidikan adalah peletakan mutu tersebut, bahwa dalam sebuah kegiatan kebermutuan itu dapat diperoleh dengan right for the first time and always right for the next time.

Secara prinsip bahwa kualitas itu adalah philosopi individual dan budaya organisasi yang memanfaatkan hasil-hasil keluaran, menggunakan teknik-teknik dalam manajemen yang sistematik, serta kolaborasi untuk mencapai misi dari institusi. Prinsip-prinsip kualitas itu dapat diidentifikasi sebagai berikut : (1) visi, misi, dan dorongan dari keluaran, (2) sistem yang jelas, (3) kepemimpinan sebagai pembangun budaya mutu, (4) pengembangan individu yang sistematis, (5) pengambilan . keseluruhan indicator yang ada dalam beberapa tokoh teori tersebut dijabarkan dalan 20 item kuesioner penelitian yang disusun dengan format sklala likert dengan kisaran jawaban 1- 5

A. Prestasi Belajar(Y)

Menurut pendapat Hutabarat (1995: 11-12), hasil belajar dibagi menjadi empat golongan yaitu :

a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar, dan konsep lainya.

b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, mereproduksi, mencipta, mengatur, merangkum, membuat generalisasi, berfikir rasional dan menyesuaikan.


(47)

c. Kebiasaaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.

d. Sikap, yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan selera.

Nasution (1997;17) Noehi Nasution prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan semopurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.,sebaliknya dikatakn prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi ketiga criteria tersebut. Berdasarkan dimensi-dimensi prestasi belajar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi dapat dilihat dari beberapa indikator-indikator yang digunakan untuk melakukan pengetahuan dan kesopanan siswa dan orangtua keseluruhan indicator yang ada dalam beberapa tokoh teori tersebut dijabarkan dalan 30 item kuesioner penelitian yang disusun dengan format sklala likert dengan kisaran jawaban 1-5 .

C. Kepuasan Orangtua (Z)

Lima dimensi dari kualitas jasa (service quality) yang diidentifikasikan oleh Parasuraman, Zeithml, Berry (1998) yaitu :

1. Tangibles, atau bukti fisik yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

2. Empathy, yaitu syarat untuk peduli, memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

3. Reliability, atau keandalan meliputi kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi.


(48)

4. Responsiveness, atau ketanggapan meliputi kemauan untuk membantu dan memberikan pelayananan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan dengan informasi yang jelas.

5. Assurance, atau jaminan dan pengetahuan yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Berdasarkan dimensi-dimensi kualitas jasa (service quality) diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas jasa (service quality) dapat dilihat dari beberapa indikator-indikator yang digunakan untuk melakukan penelitian di SMP Tangsel indikator-indikator tersebut antara lain : (1) penampilan fasilitas fisik perusahaan dan karyawan (2) kepedulian pada pelanggan (3) kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan perusahaan (4) kemauan untuk membantu pelanggan dengan cepat (5) pengetahuan dan kesopanan siswa dan orangtua keseluruhan indicator yang ada dalam beberapa tokoh teori tersebut dijabarkan dalan 30 item kuesioner penelitian yang disusun dengan format sklala likert dengan kisaran jawaban 1-5

D. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrument, sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian.

Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:96)…”instrument sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaiaman adanya”


(49)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seprangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto :2006:151)

Diharapkan dengan adanya angket ini, peneliti dapat menggali lebih banyak dari subjek yang berkaitan secara langsung dengan masalah penelitian yang menjadi focus utama dalam penelitian. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana pertanyaan atau pernyataan telah memiliki alternative jawaban(option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternative jawaban. Skala yang digunakan dalam angket ini menggunakan sklala likert.

Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternative jawaban yang bersangkutan. Kriteria dari pernyataan tersebut memiliki 5 alternatif jawaban, yaitu pernyataan positif mempunyai nilai 5 = SS, 4=S, 3=N, 2= TS,1=STS

Tabel : 3:3 Rentang Skala Likert

Pernyataan Sikap

Sangat

Setuju Setuju Netral Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Positif 5 4 3 2 1

Sumber : (Syaodih 2007:240)


(50)

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitan merupakan data yang valid dan alat ukur yang digunakan (kuesioner) (Sugiyono, 2007:109). Alat pengukur yang absah akan mempunyai validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya.

Untuk menguji validitas alat ukur atau instrument penelitian, terlebih dahulu dicari nilai (harga) korelasi dengan menggunakan Rumus Koefisien Korelasi Product Moments Pearson sebagai berikut:

 

  ) ) ( ( ) ) (

(n X2 X 2 x n Y2 Y 2 Y X XY n r Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah Responden

Y = Jumlah skor total seluruh item X = Jumlah skor tiap item

Hasil korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk tersebut akan dibandingkan dengan nilai r hitung dengan batas minimal korelasi 0,30. Semua item kuesioner yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Sedangkan item yang memiliki nilai koefisien korelasi di bawah 0,30 dianggap tidak valid dan item yang tidak valid dapat dihilangkan

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menujukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2007:110). Untuk menguji reliabilitas atau keandalan alat ukur atau instrument dalam


(51)

penelitian ini digunakan koefisien Alpha Cronbach. Koefisien keandalan menunjukan mutu seluruh proses pengumpulan data suatu penelitian.

Koefisien Alpha Cronbach ditunjukan dengan : Alpha ( α ) =

r k r k ). 1 ( 1 .   Keterangan :

k = jumlah variable manifes yang membentuk variable laten r = Rata-rata korelasi antar variable manifest

Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, makin tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005:19)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian merupakan langkah-langkah pokok yang harus dilakukan peneliti melalui tahapan-tahapan penelitian tertentu dan dalam waktu tertentu pula.

Penelitian ini diawali dengan merumuskan masalah-masalah penelitian. Masalah penelitian ini dirumuskan secara operasional, dimana konsep-konsep yang dipilih dapat diukur secara kuantitatif. Masalah penelitian dijawab secara teoritik dengan cara mengacu pada teori-teori yang telah ada. Berdasar teori-teori yang dijadikan landasaan untuk menyusun hipotesa, kemudian dibuktikan kebenarannya di dalam penelitian. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis benar atau tidak, peneliti menyusun rancangan penelitian (research design). Sesuari dengan rancangan penelitian, tahap berikutnya adalah mengumpulkan data. Setelah data dikumpulkan, peneliti menginjak pada tahap mengolah dan menganalisis data. Tahap terakhir dari


(52)

kegiatan proses penelitian kuantitatif adalah menulis laporan dengan cara menafsirkan hasil dan melaporkan apakah hipotesis terbukti.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian kuantitatif:

1. Langkah penelitian : Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun. Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya

diberlakukan untuk populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, sedangkan populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. 2. Hipotesis : Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian hipotesis

menentukan hasil yang diramalkan.

3. Desain : Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.

4. Pengumpulan Data : Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.

5. Analisis Data : Dilakukan sesudah semua data terkump

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data angket tentang program pengelolaan pendidkan unggulan dan implikasinya terhadap kepeuasan pelanggan dan prestasi belajar tersebut setelah terkumpul, selanjutnya dianalisis. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif. Rancangan analisis data merupakan bagian integral dari proses penelitian yang dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak. Rancangan ini telah terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat merumuskan hipotesis. Artinya, rancangan analisis data hasil penelitian telah dipersiapkan mulai dari penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data yang ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah dibuat. Pada penelitian kuantitatif, analisis data pada umumnya mengikuti langkah langkah sebagai berikut.


(53)

1. Editing

Editing atau kegiatan mengedit data dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi, dan kesesuaian antara criteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.

2. Coding

Coding atau memberi kode pada data dilakukan dengan tujuan merubah data kualitatif menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data) atau membedakan aneka karakter. Pemberian kode sangat diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual dan menggunakan kalkulator atau komputer.

3. Tabulasi Data

Tabulasi data atau memasukkan data ke dalam tabel-tabel yang telah disediakan, baik tabel untuk data mentah maupun tabel kerja untukmenghitung data tertentu secara statistik.

4. Pembahasan atau Diskusi Hasil Penelitian

Pada tahap ini peneliti mengabstraksikan hasil uji hipotesis, membahas hasil penelitian tersebut serta mengkonsultasikannya dengan hasil penelitian sebelumnya (bila memungkinkan).

F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitan merupakan data yang valid dan alat ukur yang digunakan (kuesioner) (Sugiyono, 2007:109). Alat pengukur yang absah akan mempunyai validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hasil korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk tersebut akan dibandingkan dengan nilai r hitung dengan batas minimal


(54)

korelasi 0,30. Semua item kuesioner yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Sedangkan item yang memiliki nilai koefisien korelasi di bawah 0,30 dianggap tidak valid dan item yang tidak valid dapat dihilangkan. Adapun hasil uji validitas kuesioner kedua variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Rekapitulasi hasil uji validitas Efektivitaas Mutu Program Unggulan (X)

Butir Pernyataan

Indeks Validitas

Nilai

Kritis Keterangan

1 0.466 0.3 Valid

2 0.793 0.3 Valid

3 0.847 0.3 Valid

4 0.786 0.3 Valid

5 0.583 0.3 Valid

6 0.653 0.3 Valid

7 0.773 0.3 Valid

8 0.500 0.3 Valid


(55)

10 0.587 0.3 Valid

11 0.458 0.3 Valid

12 0.431 0.3 Valid

13 0.580 0.3 Valid

14 0.458 0.3 Valid

15 0.403 0.3 Valid

16 0.678 0.3 Valid

17 0.554 0.3 Valid

18 0.576 0.3 Valid

19 0.429 0.3 Valid

20 0.671 0.3 Valid

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas setiap butir pernyataan lebih besar dari 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan pada variabel program mutu unggulan sudah valid.

Tabel 3.5

Rekapitulasi hasil uji validitas Kepuasan Orang Tua (Z) Butir

Pernyataan

Indeks Validitas

Nilai

Kritis Keterangan

1 0.882 0.3 Valid

2 0.910 0.3 Valid

3 0.857 0.3 Valid

4 0.872 0.3 Valid


(56)

6 0.753 0.3 Valid

7 0.850 0.3 Valid

8 0.878 0.3 Valid

9 0.793 0.3 Valid

10 0.902 0.3 Valid

11 0.849 0.3 Valid

12 0.870 0.3 Valid

13 0.833 0.3 Valid

14 0.848 0.3 Valid

15 0.609 0.3 Valid

16 0.874 0.3 Valid

17 0.916 0.3 Valid

18 0.773 0.3 Valid

19 0.824 0.3 Valid

20 0.868 0.3 Valid

21 0.753 0.3 Valid

22 0.800 0.3 Valid

23 0.884 0.3 Valid

24 0.834 0.3 Valid

25 0.896 0.3 Valid

26 0.873 0.3 Valid

27 0.807 0.3 Valid

28 0.854 0.3 Valid

29 0.852 0.3 Valid


(57)

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas setiap butir pernyataan lebih besar dari 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan pada variabel kepuasan orang tua sudah valid.

Tabel 3.6

Rekapitulasi hasil uji validitas Prestasi Belajar Siswa (Y) Butir

Pernyataan

Indeks Validitas

Nilai

Kritis Keterangan

1 0.712 0.3 Valid

2 0.767 0.3 Valid

3 0.619 0.3 Valid

4 0.609 0.3 Valid

5 0.490 0.3 Valid

6 0.528 0.3 Valid

7 0.411 0.3 Valid

8 0.407 0.3 Valid

9 0.449 0.3 Valid

10 0.457 0.3 Valid

11 0.683 0.3 Valid

12 0.632 0.3 Valid

13 0.416 0.3 Valid

14 0.514 0.3 Valid

15 0.589 0.3 Valid


(58)

17 0.357 0.3 Valid

18 0.576 0.3 Valid

19 0.767 0.3 Valid

20 0.388 0.3 Valid

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas setiap butir pernyataan lebih besar dari 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan pada variabel prestasi belajar siswa sudah valid.

1.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menujukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2007:110). Untuk menguji reliabilitas atau keandalan alat ukur atau instrument dalam penelitian ini digunakan koefisien Alpha Cronbach. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005:19).

Tabel 3.7

Rekapitulasi hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian

Variabel Indeks

Reliabilitas

Nilai

Kritis Keterangan

Efektivitas Mutu Program

Unggulan (X) 0.919 0.6 Reliabel

Kepuasan Orang Tua Siswa (Y1) 0.986 0.6 Reliabel Prestasi Belajar Siswa (Y2) 0.905 0.6 Reliabel


(59)

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner kedua variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,60 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner pada kedua variabel andal untuk mengukur variabelnya masing-masing


(60)

(61)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasa pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada mutu program unggulan diperoleh data dengar skor rata-rata seluruhnya kategori tinggi untuk indicator tertinggi terdapat pada indicator kualitas, hal itu dapat disimpulkan bahwa program mutu unggulan pada SMP negeri dan SMP swasta di Tangerang Selatan sudah memiliki kualitas yang tinggi namun demikian angka yang berbeda indicator oleh kesesuaian meskipun untuk kategori masih pada titik tinggi namun perlu adanya perbaikan-perbaikan 2. Pada kepuasan pelanggaan diperoleh data dengar skor rata-rata seluruhnya

berj dengan kategori indikator tertinggi terdapat pada indicator Empaty dengan kategori tinggi hal itu dapat disimpulkan bahwa siakp empati telah dilakukan dengan baik oleh SMP negeri dan swasta di SMP Tangerang Selatan ,hal yang berbeda pada indicator indicator reliability merupakan pencapaian terendah dalam kepuasan orangtua oleh karena itu perlu adanya evaluasi kembali untuk reliability yatu dengan indikator hasil kelulus,guru yang berkompeten serta program yang dilakukan meskipun untuk kategori masih pada titik tinggi.

3. Pada prestasi belajar diperoleh data dengar skor rata-rata kategori cukup tertinggi terdapat pada minat dan selera pada siswa dan orangtua SMP Swasta dan negeri di Tangerang Selatan memiliki minat dan selera yang cukup tinggi dalam pencapaian prestasi ,yang namun demikian angka yang berbeda pada indicator apresiasi angka ini mrupakan pencapaian terendah jika dibandingkan dengan minat dan selera yaitu tentang indiator apresiasi dengan pemahaman, nilai, siswa perlu di evaluasi kembali untuk item meskipun untuk kategori masih pada titik tinggi


(62)

2

4. Efektivitas mutu program unggulan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi bbelajar siswa hal ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0,00 > alpha =0,05. Berdasarkan penenlitian empiiris di lapangan, pengaruh program unggulan terhadap prestasi belajar siswa sebesar 21,6% sedangkan 78,4% sisannya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati. Secara umum dapat disimpulkan bahwa mutu program unggulan mempengaruhi prestasi belajar siswa SMP swasta dan negeri di daerah Tangerang Selatan. Hendaknya

5. Prestasi siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan orangtuahal ini dibuktikan dengan nilai p-value<α atau 0,003< 0,05 maka H0 ditolak, artinya prestasi belajar siswa memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan orang tua siswa diperoleh hasil pengaruh prestasi siswa terhadap kepuasan orangtua sebesar 5,9 % dan 94,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati penulis.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis menyarankan agar pihak sekolah lebih varatif dan inovtif dalam mengembnagkian program brlajar mengajar sehingga dapat meningkatakan prestasi belajar siswa dan kepuasan orang tua pun dapat berjalan seiring sejalan. Dengan mengadopsi teori Kotler, Zeithml untuk kepuasan konsumen dan Nasution dapat menjadi acuan bagi peneliti lain.

1. Hasil analisis pertma tentang program mutu unggulan meskipu secara umum memiliki nilai rata-rata yang cukup tinggi namun dinbandingkan dengan indicator yang lain maka pihak sekolah yang dijadikan sampel penelitian harus lebih bisa melakukan evaluasi pada poin keistimewaan. Jika dilihat dari item yang dipertanyaan tedntang keistimewaan yaitu tentanng prestasi akademik ,prestasi guru dan program yang berbeda dengan sekolah lain harus lebih


(63)

3

ditingkatkan lagi, bisa dengan membuat program-program yang lebih variatif dan inovatif, bagi guru hendaknya lebih bisa berkompetensi untuk pengembangan diri dan anak didik sehingga secara tidak langsung akan mdningkatkan prestasi sekolah pada umumnya dan siswa pada khususnya. 2. mengkritisi poin kedua ini yaitu hasil angket tentang kepuasan orangtua

indicator yang perlu dianalisis pada yaitu kehandalan pada angket yang dimunculkan yaitu kompetensi guru , dari hasil penelitiin sampel secara umum menanggapi bahwa untuk kompetensi guru hendaknya lebih ditingkatkan lagi baik soft skill maupun hard skill apalagi untuk beberapa tahun ke depan dengan adanya kurikulum 2013 guru dituntut untuk lebih dalam pengembangan dirinya

3. Hasil penelitian dapat digambarkan bahwa minat dan selera dari pihak sekolah menduduki skor tertinggi dibandingkan indicator apresiasi yang lain. Indicator pertanyaan dari apresiasi berupaapresiasi tentan guru, pemahaman siswa setelah belajar,cara guru mengajarkan ternyata menduduku poin yang cukup hal itu merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi sekolah pada umumya dan juga guru sebagai actor utama harus bisa meningkatkan minat siswa untuk belajar dengan bauk dan tentu saja akan berimbas terhadap prestasi siswa.

4. Berdasarkan hasil analisis yang ada maka tergambarkan bahwa dengan adanya program un ggulan yang bermutu ternyata siswa memiliki keinginan yang tinggi sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa,sebaiknya bagi sekolah yang menjadi subjek penelitian akan termotivasi untuk lebih meningkatkan program-program yang lebih bermutu lagi.

5. Sebenarnya ada berbagai faktor yang sangat berperan dalam proses kepuasan orangtua, namun prestasi yang diperoleh siswa tentu saja menduduki porsi yang utama karena jika orangtua melihat putra-putrinya berhasil tentu saja menumbuhkan dampak positif . Saran bagi sekolah sebaaiknya memberikan


(64)

4

dukungan positif dalam pelaksanaan pembelejaran serta perhatian yang lebih intens dengan berbagai karakter siswa yang berbeda dan tentu saja dengan penanganan yang berbeda pula, sehingga secara tidak langsung hasil yang akan ananda capai setidaknya sesuai yang diharappkan oleh siswa sebagai konsumen langsung dan konsumen yang kedua yang tidak kalah pentingnya adalah orantua.


(1)

7

Dwi Wahyuni, 2014

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

http://lib.uin-malang.ac.id/appendix/07130026%5B1%5D-novi-dwi-rahmawati.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38996/1/Appendix.pdf http://tobroni.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/blog_article_36.pdf http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-1-00259-TI-Bab%202.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1971060 92005011- Makalh_Standar_Mutu.pdf

http://kampus.okezone.com/read/2014/05/13/373/984337/alasan-mutu-pendidikan-indonesia-masih-jeblok

http://pemdatangerangselatan.blogspot.com/ http://pattiro.org/?p=1069

http://eprints.uny.ac.id/8915/3/bab%202%20-08402244030.pdf(jurnal Penelitian) http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-pujianti-560-2-babii.pdf

http://afika.blog.fisip.uns.ac.id/2011/12/14/proses-penelitian-kuantitatif/

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/36/name/banten/de


(2)

8

Dwi Wahyuni, 2014

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA


(3)

Dwi Wahyuni, 2014

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Dorothea Wahyu. 2003.. Manajemen Kualitas, Pendekatan sisi Kualitatif, Ghalia Indonesia, Jakarta

Ali, M,. (2000), Sistem Penjaminan Mutu dalam Manajemen Mutu Pendidikan, Jurnal Mimbar Pendidikan, No.1 tahun XIX, hal 28-30.

---, (2000). Penerapan Quality Assurance dalam Manajemen Mutu Pendidikan, Seminar Nasional Penerapan Quality Assurance dalam Pendidikan, Pussisjian-Balitbang Dikbud.Quality Assurance Handbook, 2000.

Akdon. Strategic Manajemen for Educational Management

Good, Carter V. 1977. Dasar Konsep Pendidikan Moral.Jakarta : ALFABETA

IPB. 2009.Metodologi penelitian. JURNAL PENELITIAN

Mulyasa,E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya

Rochaety ,Eti, Pontjorini Rahayuningsih,Prima Gusti Yanti.2010.Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Rohiat.2009.Mnajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik.Bandung : Refika Adiatama.

Umiaro,Imam Ghozali.2011.Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi

Pendidikan.Jogjakarta:IRCiSoD.

IPB. 2009.Metodologi penelitian. JURNAL PENELITIAN

Subhan , Muh.2006. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH


(4)

Dwi Wahyuni, 2014

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Wiratmoko, Aria. Tesis.Yogyakarta: Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya.

KURNIADY ,DEDY ACHMAD, Standar_Mutu .Jurnal Penelitian (tesis) Bandung UPI

Internet

http://www.damandiri.or.id/file/priyantaunmuhsolobab2.pdf

http://www.maswins.com/2011/03/pengertian-pendidikan-menurut-uu-dan.html http://ilyasismailputrabugis.blogspot.com/2009/11/wajar-9-tahun.html

http://etalase.unnes.ac.id/files/81c1ce20554306de6fccaf3f541525aa.pdf senin 14 okt .12,46

http://repository.upi.edu/907/3/T_PK_009673_Chapter1.pdf 12.58 senin 14 okt 13 (http://www.artikata.com/arti-367785-pengelolaan.html

http://revealitup.wordpress.com/2009/05/13/korporatisasi-pendidikan-sebuah-produk-glob 31 0ktober 2013 , 08:25

http://cabiklunik.blogspot.com/2008/12/uu-bhp-korporatisasi-pendidikan.html 14.20 http://www.klik-galamedia.com/memperkuat-daya-saing-bangsa 14.35

http://alihanafyah.blogspot.com/2012/11/tujuan-pendidikan-dan-landasan-utama.html 9 nov 13 ; 10;39

http://lilikmaryanto.wordpress.com/2011/06/24/pengertian-jenis-kegunaan-tujuan-survey/ 08.50


(5)

Dwi Wahyuni, 2014

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

http://lib.uin-malang.ac.id/appendix/07130026%5B1%5D-novi-dwi-rahmawati.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38996/1/Appendix.pdf

http://tobroni.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/blog_article_36.pdf http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-1-00259-TI-Bab%202.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197106092 005011- Makalh_Standar_Mutu.pdf

http://kampus.okezone.com/read/2014/05/13/373/984337/alasan-mutu-pendidikan-indonesia-masih-jeblok

http://pemdatangerangselatan.blogspot.com/ http://pattiro.org/?p=1069

http://eprints.uny.ac.id/8915/3/bab%202%20-08402244030.pdf(jurnal Penelitian) http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-pujianti-560-2-babii.pdf

http://afika.blog.fisip.uns.ac.id/2011/12/14/proses-penelitian-kuantitatif/

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/36/name/banten/de http://repository.upi.edu/61/6/S_KTP_0705192_CHAPTER3.pdf


(6)

Dwi Wahyuni, 2014

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA


Dokumen yang terkait

Peranan orang tua terhadap prestasi belajar siswa

1 15 64

Tingkat pendidikan orang tua dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islam Tanah Abang Jakarta Pusat

0 4 68

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa

1 6 100

Hubungan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di SMP At-Taqwa Sawah Besar Jakarta Pusat Tahun pelajaran 2013/2014

1 4 86

EFEKTIVITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI EFEKTIVITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD MUHAMMADIYAH 15 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 14

EFEKTIVITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI EFEKTIVITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD MUHAMMADIYAH 15 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 3 17

“PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 11

“EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MUTU PROGRAM UNGGULAN TERHADAP PRESTASI SISWA DAN KEPUASAN ORANG TUA - repository UPI T PMP 1202139 Title

0 0 4