Peranan orang tua terhadap prestasi belajar siswa

(1)

i

ABSTRAK

Nama : Maisyaroh Nim : 206011000058

Fak/jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Peranan orang tua dalam prestasi belajar siswa di SMPN 2 Kota Tangerang selatan

Di dalam kehidupan masyarakat, kita sering melihat bahwa kasus yang sulit untuk didamaikan adalah perceraian suami dan istri. Pada saat berlangsungnya pernikahan kedua mempelai atau salah satunya mengikrarkan diri ke dalam ikrar pernikahan. Namun kenyataannya setelah pernikahan tersebut berjalan dalam waktu yang relative lama (bertahun-tahun) dan telah dikaruniai anak, maka salah satu pihak mengingkari ikrar pernikahan tersebut sehingga terjadi perceraian, seperti: suami tidak menafkahi istri lalu ditemui jalan buntu dalam upaya mencari jalan damai, maka hebatnya Islam dan ajarannya telah membekali umatnya agar jangan terjadi perceraian antara suami dan istri dalam membina keluarga.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam penelitian.

Penelitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat dipertangung jawabkan kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus “product moment”.

Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian yaitu di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 135 siswa, sehingga penulis mengambil 29% dari jumlah siswa yang ada yaitu 30 siswa.

Dengan memperhatikan besarnya

r

xy yaitu 0,44 dengan data tabel besarnya 0,374 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima. Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif.

Dari hasil yang dilakukan baik melalui wawancara maupun questioner yang disebarkan pada siswa terungkap bahwa dalam peran orang tua dalam prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang signifikan, berarti peran orang tua memiliki pengaruh yang cukup baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.


(2)

ii

melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya demikian juga para pengikutnya yang setia mengikuti jejak Rasul.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dosen Pembimbing Skripsi Dra. Hj. Elo al-Bugis, M.A, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

5. Seluruh staf pengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama dalam perkuliahan.

6. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(3)

iii

mendoakan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Jakarta. Bapak dan Ibu adalah sumber motivasi bagi penulis, tidak akan mampu penulis membalas jasa-jasa bapak dan ibu.

Jazakumullah khairan katsiron.

9. Kakak-kakak dan adikku Muhidin, Muezanih, Maryati, Noer khususnya kakaku Mustofa, yang sudah memberikan memberikan bantuan moril dan

materil, dan mendo’akan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi di UIN

10. Special to Micky Yakub yang sudah memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku Semi, Vina, Nurul, Apni, Tary, Masning, nana, Tiwi, Mahfud, syahri, iam dll yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan kawan-kawan mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam ekstensi kelas A dan B angkatan 2006 terimaksih atas doa, bantuan dan dukungannya. 12.Terima kasih buat sahabatku Andri yang selalu sabar, perhatian selama ini,

dan membantu penulis dalam menjalankan skripsi ini. Semoga Allah

membalas kebaikannya. Amien …

13.Juga kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin

Jakarta


(4)

iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Peranan Orang Tua ... 6

a. Pengertian Peranan dan Peranan Orang tua ... 6

b. Sebagai Pendidik dan Pembina atau Pembimbing ... 8

c. Sebagai Motivator dan Fasilitator... 9

B. Prestasi Belajar ... 12

a. Pengertian Prestasi ... 12

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 13

c. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar ... 17

C. Kerangka Berfikir... 20

D. Pengajuan Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 22

B. Variabel Penelitian ... 22


(5)

iv

A. Gambaran Umum Sekolah...28

1) Sejarah Berdiri dan Perkembangannya...28

2) Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan...29

3) Tujuan Sekolah...29

4) Keadaan Guru dan Karyawan...31

5) Keadaan Siswa Secara Umum...32

6) Sarana dan Prasarana...32

B. Deskripsi Data...34

C. Analisis Data……….. 34

D. Interprestasi Data ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 54

B. Saran-saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk selalu hidup berdampingan satu dengan yang lainnya, dan saling tolong menolong tanpa membedakan suku bangsa mereka, sehingga tercapai suatu kehidupan yang dinamis dan sakinah. Dalam Al-Qur’an dinyatakan sebagai berikut:



















Hai manusia sesungguhnya kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (Al-Hujurat, 49:13).

Keluarga merupakan wadah pendidikan yang memiliki pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan dan kedewasaan yang dicapai siswa. Pendidikan dalam keluarga sangat berperan dalam perkembangan pendidikan anak, baik pendidikan moral, etika dan keterampilan.


(7)

Dalam konteks psikologi pendidikan, “seorang anak pada dasarnya akan meniru apa yang dilihat atau dialami pada lingkungannya (emperisme) di mana semua memori kejadian akan tersimpan dalam pikiran alam bawah sadarnya, sehingga lambat laun akan membentuk watak serta kepribadian anak ketika dia beranjak dewasa.”1

Pada kenyataannya berdasarkan intensitas waktu, “seorang anak selama satu hari itu lebih banyak menghabiskan waktunya dengan lingkungan keluarganya. Ini artinya keluarga mempunyai peran yang sangat sentral (berpusat) di dalam membentuk kepribadian dan akhlak anak. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama.”2

Hal ini bisa dilihat dari firman Allah Swt:









Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa Islam memerintahkan kita menjaga keluarga kita agar tidak terjerumus kedalam jurang dan dosa yang akan mendorong kita dan keluarga masuk kedalam api neraka. Itu artinya orang tua mempunyai kewajiban memberikan bimbingan dan contoh yang nyata berupa suritauladan kepada anak-anaknya agar mereka hidup selamat dan sejahtera. Dan hal ini hanya dapat diperoleh dari peran orang tua. Untuk dapat sampai ke arah sana (dalam membentuk keluarga), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, di antaranya: pemenuhan kasih sayang, rasa aman, perlindungan, keterbukaan, pengertian dan keakraban terhadap anak.

Dari didikan orang tua akan lahir generasi-generasi tumpuan bangsa, yaitu manusia yang bertaqwa, dan dari sanalah akan tumbuh masyarakat

1

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-2, h.20

2Rafi’udin,

Mendambakan Keluarga tentram (Keluarga sakinah), (Semarang: Intermasa, 2001), Cet. Ke-7, h. 21


(8)

yang sejahtera, yang jauh dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang, seperti seks bebas/seks di luar nikah, penyalahgunaan narkoba, perkelahian antar pelajar dan perbuatan-perbuatan lain yang mengarah kepada kriminalitas.

Zakiah Daradjat dalam bukunya “Kesehatan Mental” mengatakan bahwa : faktor yang mempengaruhi adalah: Faktor lingkungan keluarga, ekonomi, masyarakat, sosial politik dan sebagainya. Memang terlalu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kepribadian si anak, disamping itu juga banyaknya contoh-contoh dari kelakuan yang tidak baik yang mereka dapatkan dari orang dewasa, film-film, cerita-cerita pendek, komik-komik yang bersifat cabul, tidak mengindahkan nilai dan mutu, tapi hanya memandang segi komersilnya saja.3

Penanaman kebiasaan yang baik yang sesuai dengan jiwa ajaran agama, dapat dilakukan dengan mudah pada anak apabila ia mendapatkan contoh-contoh dari orang dewasa disekitarnya terutama dari kedua orang tuanya.

Kebiasaan-kebiasaan baik yang sesuai dengan ajaran agama, menjadi dasar pokok dalam pembentukan kepribadian si anak. Apabila kepribadiannya dipenuhi nilai-nilai agama, maka mereka akan terhindar dari kelakuan-kelakuan yang buruk.

Menurut para ahli jiwa, anak yang lahir membutuhkan kebutuhan pokok kejiwaan yang mana kebutuhan tersebut haruslah dipenuhi, yaitu kasih sayang orang tua. Sebagai orang tua haruslah benar-benar memperhatikan hal ini agar penyesalan di kemudian hari tidak menimpa dirinya. Orang tua yang tidak memperhatikan kasih sayang terhadap anaknya dan hanya disibukkan dengan urusan duniawi semata akan menyebabkan si anak menyimpang tingkah lakunya, di samping juga dapat menyebabkan si anak kehilangan pegangan.4

Oleh karena itu hendaklah orang tua dapat menciptakan suasana yang nyaman yang penuh kasih sayang di dalam keluarga demi terciptanya akhlakul karimah terhadap anak.

Di dalam kehidupan masyarakat, kita sering melihat atau setidak-tidaknya melalui berita atau surat kabar memberitakan bahwa kasus yang sulit untuk didamaikan adalah perceraian suami dan istri. Pada saat berlangsungnya pernikahan kedua mempelai atau salah satunya mengikrarkan diri ke dalam ikrar

3

Zakiah Daradjat, Kesehatan mental, (Jakarta: PT Gunung Agung,1985), Cet. Ke-12,

h.113

4Rafi’udin,


(9)

pernikahan. Namun kenyataannya setelah pernikahan tersebut berjalan dalam waktu yang relative lama (bertahun-tahun) dan telah dikaruniai anak, maka salah satu pihak mengingkari ikrar pernikahan tersebut sehingga terjadi perceraian, seperti: suami tidak menafkahi istri lalu ditemui jalan buntu dalam upaya mencari jalan damai, maka hebatnya Islam dan ajarannya telah membekali umatnya agar jangan terjadi perceraian antara suami dan istri dalam keluarga.

Mengoptimalkan pembinaan orang tua dapat melahirkan manusia yang berkualitas, Islam telah mengajarkan agar jangan meninggalkan generasi yang lemah.

Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peran orang tua yang berpengaruh pada prestasi belajar, dengan mengangkat judul “PERANAN ORANG TUA DALAM PRESTASI BELAJAR SISWA” Studi kasus di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.

B.Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan masalah diatas sebagai berikut:

a. Kontribusi peranan orang tua memungkinkan anak berprestasi dalam belajar.

b. Perlunya orang tua berperan aktif dalam menentukan prestasi belajar siswa. c. adanya kesempatan dan waktu yang diberikan orang tua dalam memberikan

bimbingan belajar.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada:

a. Perhatian orang tua, yang dimaksud dengan perhatian orang tua disini adalah: upaya orang tua dalam menumbuhkan semangat belajar anak agar berprestasi.


(10)

b. Dalam penelitian ini, anak yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII di SMPN 2 kota tangerang selatan.

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana kontribusi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak?

C.Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitian:

a. Untuk mengetahui konsep orang tua dalam mendidik anak b. Mengeahui bagaimana peran orang tua

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif peranan orang tua terhadap prestasi siswa.

2. Kegunaan penelitian: a. Orang tua

1) Agar memperhatikan peran orang tua dalam menjadikan siswa lebih berprestasi

2) Agar dapat mempengaruhi pertumbuhan kepribadian anak b. Siswa

1) Menimbulkan motivasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.


(11)

6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Peranan Orang Tua

1. Pengertian Peranan Orang Tua

a. Pengertian Peranan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, peran adalah “ Perangkat

tingkah yang diharapkan dan di miliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat, sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus

dilaksanakan.”1

Sedangkan menurut kamus umum Bahasa Indonesia, peran adalah

“suatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan utama (dalam

suatu peristiwa”).2

Peran sangat penting sekali dalam kehidupan manusia khususnya di masa sekarang ini, karena menurut pengertian di atas peran itu harus di laksanakan oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat, seperti perlunya peran guru dalam menanggulangi kebodohan, perlunya peran orang tua dalam mendidik anak kejalan yang benar, perlunya peran Negara dalam mengentaskan kemiskinan dan begitu pula dengan perlunya peran

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia. (Jakarta;

Balai pustaka 1999) cet ke 10, hal 667 2

Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, departemen pendidikan dan kebudayaan


(12)

manusia untuk menyayangi semama manusia.dan peran yang baik akan terwujud kehidupan manusia menjadi aman dan tentram.

Berdasarkan definisi peran diatas dapat disimpulkan bahwa peran dapat diwujudkan oleh orang yang lebih tinggi tingkatnya di dalam suatu masyarakat. Hal tersebut dapat terlaksana jika terdiri dari beberapa manusia, tidak individualisme.

b. Pengertian Peranan Orang Tua

Peranan yang berkata dasar “Peran” mendapat akhiran an memiliki

arti “Sesuatu yang menjadi bagian atau pimpinan yang memegang

wewenang untuk menjalankan hak dan kewajiban”.3

Setiap orang tua (ayah dan ibu) mempunyai peran masing-masing dalam mengasuh dan mendidik anak-anak. Menurut Burke (1983:161) peran orang tua terhadap anak meliputi kasih saying anatara keduanya, keterlibatan orang tua, control, ijin yang diberikan orang tua dan anak.

Disamping itu peranan orang tua adalah melengkapi fasilitas atau sarana yang diperlukan serta memberikan bantuan dan arahan yang diperlukan anak, menyediakan fasilitas (alat-alat tulis, buku tulis, tempat untuk belajar dan sebagainya). Dalam proses belajar orang tua diharapkan dapat membuat anak belajar dengan baik dan memudahkan aktivitas belajar.

Adapun peran orang tua dalam keluarga diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa yaitu sebagai berikut: seorang ibu perlu memberikan contoh dan teladan yang dapat diterima dalam mengembangkan kepribadian dan membentuk sikap anak. Anak belajar melalui peniruan terhadap orang lain dalam pengembangan kepribadiannya. Seorang anak yang sering mendengar diiringi suara keras dan bentakan-bentakan, tidak bisa diharpkan untuk bicara lemah lembut, karena itu untuk menanamkan kelembutan dan sikap

3


(13)

ramah pada anak dibutuhkan contoh dari ibu yang penuh kelembutan dan keramahan.4

Anak membutuhkan ayah tidak hanya sebagai sumber materi, akan tetapi juga sebagai pengarah perkembagan terutama peranannya dikemudian

hari. Sebagaimana dinyatakan oleh Singgih D. Gunarsa, “ayah sesuai fungsi

dan tanggung jawabnya dalam keluarga mempunyai beberapa tugas pokok, yaitu:

1) Ayah sebagai pencari nafkah untuk keluarga

2) Ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman 3) Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak

4) Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas dan bijaksana untuk

mengasihi keluarga”.5

2. Sebagai Pendidik dan Pembina atau Pembimbing

Menurut Sadirman A. M dalam bukunya Interaksi dan motivasi

belajar mengajar, mengatakan bahwa: “Orang tua sebagai pendidik karena

dari orang tualah anak menerima pendidikan dan bentuk pertama dari

pendidikan itu dalam keluarga”,6

oleh karena itu orang tua memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas didikan anak. Agar pendididkan anak dapat berhasil dengan baik ada berapa hal yang perlu di perhatikan orang tua dalam mendidik :

1) Mendidik dengan keteladanan 2) Mendidik dengan adat kebiasaan 3) Mendidik dengan nasehat

4) Mendidik dengan pengawasan

Orang tua sebagai pembina dan pembimbing, disamping pendidik orang tua juga mempunyai kekuasaan pendidikan, juga berperan dan

4

Singgih D. Gunarsa, psikologi untuk keluarga, (Jakarta : BPK, gunung mulia, 1999) cet

ke 13 h. 31-35 5

Singgih D. Gunarsa, psikologi untuk keluarga…, hal 35-37

6

Sardiman A,M, Interaksi dan mutivasi belajar mengajar, (Jakarta, Rajawali Press,


(14)

bertugas membina keluarga dan membimbing keluarga, baik dari segi moril maupun materil, dalam hal moril antara lain orang tua berkewajiban menyuruh anak-anaknya yang taat kepada segala perintah Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-Thaha ayat 132.





Artinya :

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang member rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.7

Tanggung jawab ini terus berkelanjutan hingga para ibu dan anak-anaknya menjadi dewasa, saat itu telah mampu untuk berusaha dan mencari nafkah sendiri.

3. Sebagai Motivator dan Fasilitator

Motivasi merupakan daya pendorong untuk melakukan suatu perbuatan, memberikan motivasi belajar kepada anak berarti mendorong anak kuntuk melakukan aktivitas belajar melalui motivasi belajar yang kuat dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan dapat menimbulkan semangat belajar anak akan mudah dicapai.

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting, motivasi bagi anak dapat mengembangkan aktivitas belajar. Dalam kegiatan tersebut orang tua perlu mengetahui cara atau tekhnik pemberian motivasi belajar pada anak. Ada beberapa cara atau tekhnik untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar anak, antara lain:

7

Departemen Agama RI. Al-qur’an dan terjemahannya, (Semarang: CV Toha Putra


(15)

a. Memberikan perhatian pada anak

b. Memberikan pujian atau kata yang baik yang sifatnya memuji c. Memberikan hadiah

d. Memberikan hukuman e. Menimbulkan minat belajar

Tugas penting orang tua ini akan sangat terdukung jika mampu menciptakan suasana rumah menjadi tempat tinggal sekaligus sebagai basis pendidikan. Tugas orang tua memang berat, tetapi ada banyak cara untuk memberikan motivasi dalam segi pendidikan, antara lain:

a. Melengkapi fasilitas pendidikan, antara lain : 1) Tempat belajar yang menyenangkan

Seperangkat meja dan kursi sederhana dilengkapi dengan rak buku sudah bisa diciptakan, sebagai meja belajar. Untuk menciptakan suasana menyenangkan, penempatannya yang harus disesuaikan dengan kebutuhan anak.

2) Media Informasi

Ilmu pengetahuan tak bisa dilepaskan kaitannya dengan media informasi. Karena disinilah sebagian besar ilmu pengetahuan akan diperoleh. Maka untuk mengakrabkan mereka kepada media-media informasi.

3) Perpustakaan

Minimal ada buku-buku yang dikoleksi. Karena untuk menumbuhkan motivasi kependidikan anak, buku adalah sarana yang paling tepat. Kecintaan anak terhadap buku mutlak harus ditumbuhkan sedini mungkin. Dan rumah adalah tempat yang palling cocok untuk keperluan itu.

b. Budaya Ilmu

Maksudnya pembentukan perilaku dan pembiasaan dari anggota-anggota keluarga yang menunjang keberhasilan pendidikan. Diantaranya: Budaya Islami, budaya belajar, jam belajar, ada pula pemenuhan gizi anak.


(16)

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 233 :



































Artinya; Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Untuk mendukung prestasi belajar yang baik pada anak makahalyang perlu dilakukan adalah pemenuhan gizinya, dengan terpenuhi


(17)

gizinya diharapkan akan memudahkan dalam peningkatan prestasi belajar. Karena gizi yang baik akan menghasilkan pemikiran yang baik pula.

Oleh karena itu orang tua diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi dan fasilitas yang dibutuhkan anak dalam peningkatan prestasi belajarnya disekolah.

B.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan dan sebagainya).8

Sedangkan kata belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh W. J. S. Poerwadarminta, “belajar diartikan dengan berusaha supaya memperoleh sesuatu kepandaian.”9 Menurut Slameto mengatakan “belajar merupakan sebagai suatu tujuan yang dapat diukur tidak hanya tergantung pada proses bagaimana belajar itu terjadi tetapi juga pada cara penilaiannya atau penggunaannya.”10

Alisuf Sabri dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”, belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud disini yaitu sebagai hasil belajar itu yang terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan.11

8

Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 2007),

Cet. Ke-4. h...895 9

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1995), hal...82 10

Slameto, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Asdi

Mahasatya, 2003), h...113 11

Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-2,


(18)

Syaiful Bahri Djamarah yang mendefinisikan belajar adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.”12

Sedangkan dalam mendefinisikan prestasi belajar adalah suatu istilah yang dibentuk dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi belajar tersebut pertama yang harus difahami adalah pengertian dari prestasi dan belajar. Dibawah ini akan dibahas pengertian dari dua istilah tersebut.

Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan oleh penulis pengertian prestasi belajar adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.

Dari berbagai hasil yang telah dicapai maka terkumpulah data yang menginformasikan kemajuan belajar siswa, yang biasanya berbentuk raport sebagai laporan kepada orang tua. Secara umum nilai raport yang baik menggambarkan prestasi yang baik. Hal ini merupakan perwujudan dari ketekunan dan keseriusan dalam belajar. Namun tak selamanya anak yang cerdas akan mendapatkan nilai yang baik, karena banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak.

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk memeperoleh hasil belajar yang optimal harus memperhatikan faktor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar itu sendiri. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor:

a. Faktor Intern

1) Faktor fisiologis, mempunyai kontribusi yang besar terhadap Prestasi belajar siswa, sekurang-kurangnya ada dua faktor yang tergolong kedalam faktor fisiologis:

12

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002), cet. 1,


(19)

a) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik seluruh anggoata badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Dalam keadaan belajar anak akan terganggu jika kesehatannya tergangu, seperti mudah pusing, badannya lemah, kurang darah atau ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya berpenyakit, oleh karena itu agar prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan harus diusahakan badannya sehat dan terhindar penyakit.

b)Cacat Tubuh

Adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan, misalnya buta, tuli, patah kaki, dan lain sebagainya. Cacat tubuh ini sangat mempengaruhi terhadap prestasi siswa.

2) Faktor Psikologis, Sangat memepengaruhi terhadap Prestasi belajar siswa,

menurut Slameto: “Sekurang kurangnya ada 6 (intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kelelahan) faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis itu adalah:

a) Intelegensi

Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.

b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekupulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.


(20)

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.

e) Motivasi

Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan menunjang belajar. Motif-motif diatas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berfikir dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih


(21)

berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar. 13

b. Faktor Ekstern 1) Lingkungan sosial

Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud faktor lingkungan sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah, masyarakat, dan lingkungan keluarga.

Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan disekitar tempat tinggal siswa. Syah menjelaskan bahwa kondisi masyarakat dilingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Seperti menemukan teman belajar atau berdiskusi.

Lingkungan yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga-keluarga siswa itu sendiri, sifat- sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak demograsi keluarga (letak rumah) semua akan memeberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa.

a) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tin ggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak mermiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi.

13

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang memepengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara,


(22)

Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. 14

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi belajar ialah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang optimal. Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor intern dan ekstern.

3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Pembahasan bagaimana meningkatkan prestasi beajar siswa merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan belajar siswa sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor itu meliputi dirinya. Apakah faktor-faktor itu berada pada kondisi yang positif (cukup, baik atau tepat) ataukah dalam kondisi yang negatif.

Sebagaimana dijelaskan diawal, bahwa jika kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam kondisi positif, baik faktor internal, eksternal maupun faktor pendekatan belajar, maka seorang siswa dapat dipastikan akan memperoleh keberhasilan dalam belajarnya dan menjadi siswa yang berprestasi tinggi. Sebaliknya jika faktor-faktor tersebut dalam kondisi yang negatif didapati oleh siswa maka dapat dipastikan siswa tersebut akan menemui banyak masalah dalam belajarnya dan tidak akan memperoleh keberhasilan yang baik dalam belajarnya.

Kondisi dimana faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam kondisi negatif sehingga menyebabkan siswa tersebut mengalami kegagalan dalam belajar disebut kesulitan belajar.

Kesulitan belajar bukan berarti seluruh faktor yang mempengaruhi belajar pada siswa itu bermasalah, tetapi bisa jadi yang bermasalah hanya satu atau beberapa faktor saja. Misalnya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi bisa

14

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung, Remaja


(23)

menajadi anak yang tidak berprestasi dibidang akademiknya jika lingkungannya tidak mendukung.

Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya nampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau presatsi belajarnaya. Namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku siswa seperti berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, sering tidak masuk sekolah.15

Agar kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang pendidik atau orang tua perlu melakukan beberapa hal, yaitu:

a. Diagnosis kesulitan belajar

Banyak langkah-langkah diagnosis yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Serf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:

1).Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

2).Memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

3).Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kegaiatan belajar.

4).Memberikan tes diagnostik dibidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

5).Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesuitan belajar.

Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pengidap sindrom disleksia, disgrafia dan diskalkulia sebagaimana telah diuraikan dimuka guru dan orang tua sangat dianjurkan untuk memanfaatkan support teacher. Guru khusus ini biasanya bertugas menangani para siswa pengidap sindrom-sindrom tadi disamping melakukan remidial teaching (pengajaran perbaikkan).

a) Menganalisis hasil diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis

15


(24)

kesulitan khusus dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.

b) Menentukan kecakapan bidang bermasalah

Berdasarkan analisis data tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikkan. Bidang- bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu:

1). Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri. 2). Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan

bantuan orang tua.

3). Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru maupun orang tua.

c) Menyusun program remedial

Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikkan, sebelumnya guru perlu menetapkan hal- hal sebagai berikut:

1).Tujuan pengajaran remidial 2). Materi pengajaran remedial 3).Metode pengajaran remedial

4). Alokasi waktu pengajaran remedial

5).Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.

d) Melaksanakan program perbaikkan

Tempat penyelenggaraannya bisa dilakukan dimana saja, asal tempat itu memungkinkan siswa klien (siswa yang membutuhkan bantuan) memusatkan perhatiannya terhadap proses pengajaran remedial tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalan rangka mendayagunakan ruang BP tersebut.16

16


(25)

C.Kerangka Berfikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berfikir

Orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motifasi dalam belajar, karena didalam keluarga anak mendapatkan pembelajaran yang pertama dan utama yaitu oleh orang tua dan keluarganya. Jika orang tua dalam mendidik secara benar, maka anak akan merasa nyaman, tentram, tenang dan bahagia, sehingga motifasi untuk belajar tinggi yang berakibat pada peningkatan prestasinya.

Makna keluarga adalah susunan terkecil dari masyarakat yang mulanya terdiri dari ikatan suami dan istri kemudian lahirlah anak yang akan membawa pada ketenangan dan kebahagiaan.

Oleh karena itu dikatakan bahwa lingkungan sangat mempengaruhi motifasi belajar anak. Peran orang tua akan menciptakan motifasi belajar yang baik dan begitupun sebaliknya, orang tua dituntut semaksimal mungkin dapat mengarahkan anak agar tidak keluar dari ajaran agama.

Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari proses interaksi berbagai macam faktor didalam aktifitas belajar yang dilakukan melalui pengukuran dan penilaian dalam hal pengetahuan dan kecakapan serta keterampilan terhadap mata pelajaran yang biasanya dapat diamati dan diukur dengan nilai test dan angka. Walaupun prestasi belajar secara umum mewakili segi kognitif namun bukan berarti hanya mentransfer pengetahuan melainkan lebih dari itu, yakni mengandung unsur normatif didalamnya terdapt nilai sehinga siswa tidak hanya mendapatkan kemajuan dari bidang ilmu pengetahuan saja tetapi juga kecakapan dan keterampilan. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak lepas dari peran guru yang mampu memotifasi dan menciptakan suasana belajar yang nyaman, kondusif dan menyenangkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa belajar, maka perlu diadakan pengukuran dan penilaian yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu hasil dari evaluasi tersebut akan lebih akurat. Dalam menginformasikan prestasi siswa dan data-data tersebut dialah menjadi raport sebagi laporan kepada orang tua. Dengan demikian penulis membuat kesimpulan sementara bahwa untuk menghasilakn prestasi siswa yang tinggi maka perlu


(26)

kiranya bagi orang tua untuk menciptakan pedidikan yang berkualitas sehingga menghasilkan prestasi belajar secara optimal dan menimbulkan rasa kenyamanan, ketenangan dan ketentraman.

2. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh positif yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas IX SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.


(27)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Metode survey adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil sedangkan data yang diamati adalah data dari sampel populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel. Metode ini dipilih oleh peneliti karena sesuai dengan tujuan yaitu untuk mengumpulkan informasi tentang variabel yang diteliti.

B.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: pertama, variabel ( X ) maksudnya disini ialah peranan orang tua yang disebut variabel bebas yaitu variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel yang lain. Kedua, variabel (Y) maksudnya disini ialah prestasi belajar siswa yang disebut dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain.


(28)

C.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.1 Kemudian ditetapkan populasi yang dapat dijangkau dan merupakan cerminan dari populasi sehingga disebut populasi terjangkau atau accessible population.2 Selanjutnya dari populasi ini akan ditetapkan sebagai sample yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi dalan penelitian ini adalah para siswa yang berada di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Populasi terjangkau yang jumlahnya 30 orang siswa diambil dari siswa yang memiliki orang tua lengkap, karena ada beberapa siswa yang orang tuanya bercerai.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti sesuai dengan sifat dan karakteristik yang dibutuhkan peneliti dalam penelitinya, sehingga betul-betul memiliki populasi.

Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan adalah teknik sampel (Random sampel) yaitu teknik pengambilan sampel secara acak, yakni cara pengambilan sampelnya dilakukan secara acak. Teknik ini dapat digunakan karena dilakukan secara acak, yaitu sampel yang di ambil dari kelas 8 yang terdiri dari 3 kelas, yang masing-masing kelasnya di ambil sampel 10 orang. Sampel ini di gunakan untuk menentukan siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang akan menjadi responden. Sehingga didapat 30 orang siswa tersebut terpilih sebagai sampel karena siswa tersebut termasuk dalam kriteria yang mempunyai orang tua lengkap.

NO. Kelas Populasi Sample

1. 8.a 35 10

1

Margono, , Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakartag: Rineka Cipta, 2007), h... 118

2


(29)

2. 8.b 40 10

3. 8.c 30 10

Jumlah 103 30

Sample: sample diambil dengan jumlah populasi menggunakan teknik Random sample dengan mengambil 29% dari jumlah populasi yang ada.

D.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dilapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik antara lain:

1. Observasi

Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki di Jakarta barat, observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti dilokasi tersebut.

2. Angket

Angket yaitu pengumpulan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data angket disebarkan kepada para siswa untuk diisi dan kemudian hasilnya dianalisa. Analisis ini ditunjukan untuk mencari peranan orang tua dalam prestasi siswa. Adapun angket yang dipergunakan adalah angket tertutup.

3. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan dengan menggunakan panduan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada siswa berkaitan masalah yang akan diteliti.

E.Teknik Analisis Data

Penulis memilih instument berupa angket yang dimensi variabelnya berdasarkan pembahasan tentang peran pendidik sebagai pembina atau


(30)

pembimbing. Sedangkan indikator variabelnya berdasarkan implementasi dari dimensi variabel. Untuk memudahkan penulis dalam menentukan seberapa besar peranan orang tua, karena orang tua memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun kisi-kisi instrument angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No. Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel Item soal jumlah 1. Peranan

orang tua terhadap prestasi belajar siswa

1) Mendidik dengan keteladanan

2) Mendidik dengan nasihat

3) Mendidik dengan pengawasan

 Orang tua memberi contoh kepada anak

 Orang tua

membiasakan berprilaku baik

 Orang tua

mengingatkan jika anak melakukan kesalahan

 Orang tua menghukum anak dalam rangka mendidik

 Orang tua membantu memberikan solusi kepada anak

 Orang tua mengawasi anak dalam belajar

 Orangtua membantu siswa dalam kesulitan belajar

 Orang tua mengikuti perkembangan prestasi belajar anak

7, 10, 12, 16, 17 15

1, 2, 3, 4, 14, 19

8

5, 6, 11, 13, 20 9 20, 18 5 1 5 1 5 1 2


(31)

Untuk setiap pertanyaan pada kuesioner mengungkap peranan orang tua dalam prestasi siswa terdiri dari lima jawaban dengan scorsing sebagai berikut:

Pernyataan Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada responden berdasarkan sample dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang diolah dalam bentuk table frekwensi dan rosentase dengan menggunaka rumus:

rxy =

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N           Penjelasan :

rxy = Angka Indeks Korelasi “r” product moment

N = Number of cases

Ʃxy = Jumlah hasil perkalian anatara skor x dan skor y Ʃx = Jumlah dari skor x

Ʃy = Jumlah daru skor y

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah antara variabel X (keluarga sakinah) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat korelasi yang signifikan. Dari perhitungan itu jika angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif berarti diantara dua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memeriksa nilai “r” Product Moment pada taraf signifikansi 5% jika rtabel = rxy maka hipotesis nol ditolak, sedangkan hipotesis alternatif disetujui


(32)

atau diterima berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. 3

Kesimpulannya ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ada hubungannya atau dipengaruhi oleh tinggi rendahnya keharmonisan orang tua dalam mendidik anak.

3

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

1. Sejarah berdirinya SMPN 2 Kota Tangerang Selatan dan

Perkembangannya

Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum (wakabid kurikulum) SMPN 2 Kota Tangerang Selatan diperoleh keterangan bahwa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan didirikan sejak tahun 1974.

SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terletak di jalan cirendeu Tangerang Selatan letaknya sangat strategis, karena dilalui oleh kendaraan umum sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Berbagai prestasi diperoleh SMPN 2 Kota Tangerang Selatan sangat menggembirakan, baik akademik maupun non akademik. Dan tamatannyapun banyak yang melanjutkan sekolah pada jenjang berikutnya baik di MAN, SMK, SMU, PESANTREN, dan lain-lain bahkan sampai perguruan tinggi pun seringkali mendominasi baik dibidang osis maupun prestasi belajarnya.

Kurikulum yang berlaku di SMP Negeri 2 Kota Tangerang selatan disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan meliputi substansi pembelajaran yang


(34)

harus ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar

kompetensi lulusan.

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 2 KOTA TANGSEL a. Visi Sekolah

“UNGGUL DALAM PRESTASI, SOPAN SANTUN DALAM PERILAKU“

Indikator Visi:

1) Unggul dalam pengembangan kurikulum

2) Unggul dalam pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan 3) Unggul dalam proses pembelajaran

4) Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan 5) Unggul dalam mutu lulusan

6) Unggul dalam kelembagaan dan manajemen sekolah

7) Unggul dalam penggalangan dana untuk pembiayaan pendidikan 8) Unggul dalam pengembangan penilaian

9) Unggul dalam budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa.

b. Misi Sekolah

1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, beriman, bertaqwa dan memiliki keunggulan kompetitif.

2) Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.

3) Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan.

4) Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, partisipatif, dan efektif.

3. Tujuan Sekolah

Pada tahun pelajaran 2010/2011, SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan diharapkan:

a. Memiliki dan mampu melaksanakan perangkat pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata pelajaran dan tingkatan/kelas dengan kriteria baik.


(35)

b. Memiliki dan mampu melaksanakan sistem penilaian yang baik dengan alat, bentuk dan model penilaian yang teruji validitas dan reliabilitasnya.

c. Memiliki dan mampu melaksanakan kurikulum Muatan Lokal (Mulok) yang sesuai dengan kekhasan daerah.

d. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang professional dan kompeten pada bidangnya.

e. Memiliki dan mampu melaksanakan model supervisi dan evaluasi yang handal terhadap kinerja guru dan tenaga kependidikan.

f. Memiliki dan mampu melaksanakan proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

g. Memiliki dan mampu melaksanakan model-model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan standar nasional pendidikan.

h. Memiliki dan mampu melaksanakan model-model evaluasi pembelajaran beserta perangkat/alat evaluasi yang handal dan valid.

i. Memiliki dan mampu melaksanakan penggunaan bahan ajar dan sumber pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

j. Memiliki dan melaksanakan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

k. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

l. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

m.Memiliki dan mampu melaksanakan strategi yang handal untuk meningkatkan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

n. Memiliki dan mampu melaksanakan strategi yang handal untuk meningkatkan pencapaian standar kelulusan.

o. Memiliki dan mampu melaksanakan secara baik manajemen berbasis sekolah.

p. Memiliki prestasi akademik dan non akademik yang menonjol di tingkat Kabupaten Tengerang/Provinsi Banten.


(36)

r. Memiliki dan mampu menggunakan jaringan informasi secara efektif dan efisien melalui website sekolah.

s. Memiliki jalinan kerja dengan penyandang dana dalam rangka penggalangan dana dari berbagai sumber, penciptaan usaha-usaha, menuju terlaksananya sistem subsidi silang.

t. Memiliki budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa serta terbinanya budaya salam, salim, dan senyum (3S).

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Tabel 1

Keadaan Guru dan Karyawan Menurut Jenis Kelamin

No. Personal L P Jumlah

1. Guru PNS 54 1 55

2. GTT 2 11 13

3. GBS - 3 3

4. Pegawai PNS 4 3 7

5. PTT 6 5 11

6. PSR 6 3 9

7. STP 7 4 11

8. Bagian Kesiswaan 1 - 1

9. Bagian Komputer 1 - 1

10. Bagian Persurataan 1 - 1

Keterangan:

PNS : Pegawai Negeri Sipil

GTT : Guru Tidak Tetap (Honorer) GBS : Guru Bantu Sekolah

PTT : Pegawai Tidak Tetap (Honorer) PSR : Pesuruh


(37)

5. Keadaan Siswa Secara Umum

Tabel 2

Tingkat / Kelas

Rombon gan Belajar

Jumlah Murid Mutasi

Jumlah Keseluru

han

L P Jumla

h

Keluar Masu

k Jumla h L P L P

VII 9 183 187 370 - - - - - 370

VIII 9 203 157 340 - - 2 1 3 343

IX 10 198 187 385 - - - - - 385

Jumlah 29 581 549 1.095 2 1 3 1.098

6. Sarana dan Prasarana

Tabel 3

NO FASILITAS

KEPEMILIKAN

BANGUNAN LUAS

BANGUNA N (M2)

KETERANGA N MILIK

SENDI RI

MENU MPANG

1 Ruang Belajar 28 7 x 8 Baik

2 Ruang Kepala

Sekolah 1 7 x 7

Baik

3 Ruang Wakil

Kepsek 1 7 x 8

Baik

4 Ruang Guru 1 7 x 16 Baik

5 Ruang Tata

Usaha 1 7 x 8


(38)

6 Ruang BP 1 7 x 7 Baik

7 Kantin Sekolah 3 8 x 4 Baik

8 Ruang Koperasi 1 4 x 5 Baik

9 Ruang Musholla 1 8 x 12 Baik

10

Kamar Mandi/WC Guru

1 3 x 3

Baik

11 Ruang WC

Siswa 14 2 x 2

Baik

12 Ruang Gudang 1 3 x 7 Baik

13 Ruang Makan

Guru 1 3 x 7

Baik

14 Ruang

Perpustakaan 1 8 x 15

Baik

15 Laboratorium

Komputer 1 8 x 15

Baik

16 Laboratorium

IPA 1 8 x 15

Baik

17 Laboratorium

Bahasa 1 8 x 15

Kurang Baik

18 Lapangan

Basket 1 12 x 25

Baik

19 Lapangan

Upacara 1 15 x 25


(39)

20 Lapangan Futsal 1 15 x 25 Baik

B.Deskripsi data

Berdasarkan peneltian yang telah penulis lakukan, diperoleh data mengenai peran orang tua dalam prestasi belajar siswa, yang dalam hal ini diperoleh wawancara dengan orang tua siswa, sedangkan questioner diberikan kepada 30 orang siswa.

Questioner penelitian ini terdiri dari 20 item mengenai peran orang tua dalam prestasisiswa.

C.Analisis dan Interprestasi Data 1. Analisis data

Peranan orang taua juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa didalam kelas, karena peran orang tua dapat membuat siswa merasa nyaman dan tentram sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan antara peran orang tua dalam prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil questioner dibawah ini :

Tabel 4

Apakah orang tua memberikan dorongan belajar kepada anda

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14 16 - -

46,7% 53,5%

- -

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian sering bila siswa diberikan dorongan belajar dari orangtuanya sebanyak (53,5%), siswa yang


(40)

menjawab selalu (46,7%) dan tidak ada siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah, karena orang tua siswa selalu memberikan dorongan belajar agar dapat meningkatkan prestasinya. Hal ini dapat diartikan semua siswa berpendapat bahwa orangtua selalu memberikan dorongan belajar, karena peran orangtua dalam memberikan dorongan belajar merupakan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Memberikan dorongan belajar sangatlah penting sebagai suatu bentuk dukungan dari orangtua terhadap anaknya.

Tabel 5

Orang tua membantu kesulitan siswa dalam belajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

2. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3 21

6 -

10% 70% 20%

-

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa (80%) siswa menyatakan selalu dan sering jika orangtua membantu siswa ketika mengalami kesulitan belajar, dan (20%) siswa menyatakan sering serta tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Siswa yang menyatakan selalu dan sering jika orangtua membantu kesulitan dalam belajar, dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan bantuan orangtua, sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang dikarenakan siswa merasa sudah mandiri dan tidak membutuhkan bantuan orangtua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa selalu membutuhkan orangtua dalam menghadapi kesulitan belajar karena orangtua sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.


(41)

Tabel 6

Apakah oarang tua anda menegur jika anda malas belajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

3. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4 19

7 -

13,3% 63,3% 23,3%

-

Jumlah (N) 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa (76,6%) siswa yang menyatakan selalu dan sering, bahwa orangtua bertanya jika siswa menghadapi kesulitan, dan siswa yang menyatakan kadang-kadang (23,3%) jika orangtua bertanya apabila siswa menghadapi kesulitan. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa siswa yang menjawab sering orangtua bertanya jika siswa mengalami kesulitan belajar agar orangtua mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa, dan dapat memberikan solusi yang diperlukan oleh siswa. Sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang orangtua bertanya jika mereka menghadapi kesulitan dikarenakan siswa sudah merasa mandiri dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa senang jika orangtua bertanya tentang kesulitan yang dialami siswa.

Tabel 7

Orang tua memberikan motivasi untuk rajin belajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

4. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang

20 10 -

66,7% 33,3%


(42)

d. Tidak pernah - -

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian siswa selalu (66,7%) dan sering (33,3%) jika orangtua memberikan motivasi untuk belajar. Sedangkan siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada. Dapat dianalisa bahwa siswa yang menyatakan selalu dan sering jika orangtua memberikan motivasi untuk rajin belajar agar siswa lebih semangat dalam belajar, sehingga bisa menghadapi masalah-masalah dalam pelajaran, dan dapat meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada karena setiap orangtua selalu memberikan motivasi agar anaknya lebih rajin lagi dalam belajar dan orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan motivasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa motivasi orangtua terhadap siswa sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Tabel 8

Orang tua memberikan perhatian mengenai sekolah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

5. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10 18 2

-

33,3% 60% 6,7%

-

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar siswa (93,3%) menyatakan sering dan selalu bahwa orangtua memberikan perhatian terhadap sekolah. Dan siswa yang menyatakan kadang-kadang sebanyak (6,7%), dan tidak


(43)

ada siswa yang menyatakan kadang-kadang. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa orangtua selalu memberikan perhatian terhadap siswa karena dengan perhatian orangtua terhadap sekolah, siswa dapat meningkatkan prestasi belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa membutuhkan perhatian orangtua terhadap sekolah.

Tabel 9

Orang tua mengatur jadwal belajar anda dirumah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

6. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

7 7 13

3

23,3% 23,3% 43,3% 10%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa (46,6%) siswa menyatakan selalu dan sering jika orangtua mengatur jadwal belajar dirumah, sebagian besar (53,4%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah bila orangtua mengatur jadwal belajar dirumah. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa siswa yang menyatakan selalu dan sering jika orangtua mengatur jadwal dirumah dikarenakan siswa belum bisa mengatur jadwal belajarnya, sedangkan siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah dikarenakan siswa sudah bisa mengatur jadwal belajar sendiri. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah bisa mengatur jadwal belajar sendiri.


(44)

Tabel 10

Orang tua memberikan hadiah jika siswa mendapat nilai bagus

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

7. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14 11 - 5

46,7% 36,7%

- 16,6%

Jumlah (N) 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa (83,4%) siswa menyatakan sering dan selalu orangtua memberikan hadiah apabila siswa mendapatkan nilai bagus, sedangkan (16,6%) siswa menyatakan tidak pernah bila orangtua memberikan hadiah jika siswa mendapatkan nilai bagus. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa siswa yang menyatakan sering dan selalu jika orangtua memberikan hadiah kepada siswa apabila mendapat nilai bagus, dikarenakan dengan pemberian hadiah dapat memotivasi dan merupakan bentuk penghargaan siswa dalam belajar, sedangkan siswa yang menyatakan tidak pernah dikarenakan dengan memberikan hadiah dapat menimbulkan ketergantungan untuk selalu mendapatkan hadiah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa belajar dengan kesadarannya sendiri tanpa mengharapkan hadiah yang diberikan oleh orangtua.

Tabel 11

Apkah orang tua menasehati jika anda lupa dengan waktu belajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

8. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

7 12 10 1

23,4% 40% 33,3% 3,3%


(45)

Jumlah (N) 30 100%

Tabel diatas menunjukan (63,4%) siswa menyatakan sering dan selalu bahwa pertengkaran orangtua memberikan pengaruh terhadap nilai pelajaran, sedangkan (36,6%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah bahwa pertengkaran orangtua memberikan pengaruh terhadap nilai pelajaran, hal ini dikarenakan tidak semua pertengkaran orangtua diketahui oleh siswa. Dengan demikian pertengkaran orangtua dapat mempengaruhi terhadap nilai pelajaran siswa, sebab keadaan tersebut dapat mengganggu siswa dalam belajar dan siswa tidak bisa konsentrasi karena suasana dalam rumah tidak tenang, dan tidak kondusif.

Tabel 12

Orang tua membantu siswa dalam mengerjakan (PR)

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

9. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

7 10 11 2

23,3% 33,3% 36,7% 6,7%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu (23,3%) dan sering (33,3%) jika orangtua membantu siswa dalam mengerjakan tugas, serta (43,4%) siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah jika orangtua membantu mengerjakan tugas, siswa yang menyatakan sering jika orangtua membantu dalam mengerjakan tugas, berarti orangtua ikut memberikan perhatian dan mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Sedangkan siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah jika orangtua membantu mengerjakan tugas, dengan alasan bahwa siswa lebih senang dan


(46)

mampu belajar mandiri dan sudah memahami tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih banyak siswa yang sering bila orangtua membantu anaknya dalam mengerjakan tugas dan menemani mereka ketika sedang belajar, agar orang tua mengetahui perkembangan yang ada pada diri siswa.

Tabel 13

Orang tua siswa mengingatkan membaca doa sebelum berangkat kesekolah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

10. a. sangat setuju b. setuju c. tidak setuju

d. sangat tidak setuju

12 14 3 1

40% 46,7%

10% 3,3

Jumlah (N) 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar (86,7%) siswa menyatakan setuju dan sangat setuju apabila orangtua mengingatkan siswa untuk

membaca do’a sebelum berangkat sekolah, sedangkan (13,3%) siswa menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju bila orangtua mengingatkan siswa untuk

membaca do’a sebelum berangkat sekolah. Dengan demikian dapat dianalisa

bahwa siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju bila orangtua

mengingatkan siswa untuk membaca do’a sebelum berangkat sekolah,

dikarenakan agar siswa terbiasa membaca doa selum berangkat sekolah. Sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju bila orang tua mengingatkan membaca do’a sebelum berangkat ke sekolah dikarenakan siswa sudah terbiasa membaca doa tanpa diingatkan orangtua. Dapat disimpulkan bahwa sebagian

siswa setuju jika orangtua mengingatkan membaca do’a, karena berdoa itu sangat


(47)

Tabel 14

Orang tua siswa menghadiri acara pengambilan raport

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

11. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18 12 - -

60% 40%

- -

Jumlah (N) 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar selalu (60%) dan sering (40%) apabila orangtua menghadiri acara pengambilan Raport, karena dalam acara tersebut orangtua dapat berkomunikasi dengan guru dan mengetahui perkembangan belajar siswa disekolah, sedangkan yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orangtua memiliki peran yang penting dalam mengetahui perkembangan siswa disekolah, dan guru dapat menyampaikan sejauh mana perkembangan siswa disekolah agar tercipta komunikasi yang baik antara guru dengan orangtua.

Tabel 15

Orang tua menegur dan membetulkan kesalahan siswa dengan lembut

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

12. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6 19

5 -

20% 63,3% 16,7%

-


(1)

54

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian mengenai peranan orang tua dalam prestasi siswa dalam proses pembelajaran disekolah yang telah dibahas pada bab dan sub bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang penulis lakukan, antara lain sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Peranan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang berkaitan dengan keharmonisan orang tua dalam keluarga siswa sudah berjalan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan indikator angket yang menunjukan bahwa peranan orang tua dalam prestasi belajar siswa antara lain sebagai berikut:

a. Orangtua telah menciptakan suasana nyaman dan tentram di lingkungan rumah dalam bentuk ketauladanan prilaku orang tua dan menciptakan komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak. b. Orangtua siswa dapat mengkondisikan kegiatan belajar dan

memahami keadaan siswa.

2. Usaha-usaha yang dilakukan orangtua di rumah untuk menghasilkan prestasi yang baik, bisa dilihat dari usaha-usaha yang telah dilakukan dari orangtua, antara lain:


(2)

55

a.Memberikan pengawasan, pengarahan, maupun pembinaan terhadap peningkatan prestasi anak

b.Memberikan fasilitas untuk meningkatkan motivasi belajar anak

c.Orang tua mengikutsertakan anak pada kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan akhlak

d.Mengontrol anak belajar di rumah dan membiasakan anak disiplin dengan waktu dalam mengerjakan semua kegiatan

B. Saran

1. Bagi orang tua

a.Orangtua sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan, hendaknya dapat meningkatkan pengawasan yang rutin sehingga dengan pengawasan yang rutin dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

b.Hendaknya orangtua berkonsultasi tentang perkembangan anak kepada guru disekolah

2. Bagi sekolah

a.Guru dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tenang disekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

b.Dalam setiap kegiatan sekolah hendaknya kepala sekolah melibatkan guru, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan akrab yang memberikan dampak sangat positif terhadap kegiatan belajar siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al-qur’an dan terjemahannya, (Semarang: CV Toha Putra 1989)

Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia.

(Jakarta; Balai pustaka 1999)

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta, 2001. Daradjat, Zakiah, Kesehatan mental, Jakarta: PT Gunung Agung,1985 Furchan, arif, Pengantar Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004

Gunarsa, Singgih D. psikologi untuk keluarga, (Jakarta : BPK, gunung mulia, 1999)

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakartag: Rineka Cipta, 2007). Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1995.

Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, departemen pendidikan dan kebudayaan kamus besar Bahasa Indonesia (jakarta: balai pustaka)

Slameto. Bimbingan disekolah, (Jakarta: Bina Aksara 1988)

Sardiman A, M, Interaksi dan mutivasi belajar mengajar, (Jakarta, Rajawali Press, 1987)

Sabri, Alisuf , Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Slameto, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2003.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002.

Sugiono, Metodologi Penelitian, Bandung: Cv.Alfabeta, 1999.

Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1987

Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 2007


(4)

(5)

ANALISA HUBUNGAN DUA VARIABEL Tabel 23

Data Tentang keluarga sakinah (variabel X) berdasarkan scoring

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jumlah

1 4 2 4 4 3 2 1 4 2 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 63

2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 64

3 4 2 3 4 3 2 1 2 2 3 4 2 4 2 3 4 3 3 4 4 59

4 4 3 3 3 3 1 1 1 2 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 60

5 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 70

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 63

7 3 2 3 4 3 2 1 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 62

8 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 68

9 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 3 63

10 3 3 2 4 2 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 63

11 3 2 3 3 3 2 4 4 2 3 4 3 4 3 1 3 3 3 4 4 61

12 4 3 3 4 3 1 3 2 1 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 64

13 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 66

14 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 61

15 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 60

16 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 63

17 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 71

18 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 62

19 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 65

20 3 4 3 3 2 2 4 2 2 2 4 2 4 3 4 3 2 4 4 4 61

21 3 2 2 4 3 4 4 2 1 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 62

22 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

23 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 4 4 62

24 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 73

25 3 3 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 69

26 4 3 2 4 3 2 1 4 2 1 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 61

27 3 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 65

28 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 71

29 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 66

30 4 3 3 4 3 1 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 67


(6)