STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION DENGAN TEKNIK JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung.

(1)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION DENGAN

TEKNIK JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Chrisantia Dian Ratnasari 0804586

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Nomor Daftar FPEB: 11/UN40.FPEB.1.PL/2013

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION DENGAN TEKNIK JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri

11 Bandung)

Bandung, Januari 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Dadang Dahlan, M.Pd. Drs. Ani Pinayani, MM. NIP. 19571205 1982031 002 NIP. 19620612 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM. NIP. 19610420 198703 1 002


(3)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

LEMBAR HAK CIPTA

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION DENGAN TEKNIK JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri

11 Bandung) Oleh

Chrisantia Dian Ratnasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Chrisantia Dian Ratnasari Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa dari penulis


(4)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

ABSTRAK

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013, Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation dengan Teknik

Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung)

di bawah bimbingan Dr. Dadang Dahlan, M.Pd dan Drs. Ani Pinayani, MM.

Oleh

CHRISANTIA DIAN RATNASARI 0804586

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran cooperative learning teknik group investigation dengan teknik jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini ialah metoda pre experiment design atau dikenal dengan

quasi experiment dan desain penelitian dalam penelitian ini ialah the static group pretest-posttest design.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest, sehingga didapatkan nilai pretest dan nilai

posttest. Subyek dalam penelitian adalah siswa-siswi kelas X di SMA Negeri 11 Bandung. Dalam penelitian ini, kedua kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda, adapun kelas X-12 sebagai kelompok eksperimen yang diberi treatment dengan teknik group investigation dan kelas X-13 yang diberikan treatment dengan menggunakan teknik Jigsaw.

Teknik analisis data dengan menggunakan uji t. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa nilai kelas yang menggunakan model pembelajaran

cooperative learning dengan teknik jigsaw memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai kelas yang menggunakan teknik group investigation. Hal tersebut ditunjukan dengan perolehan nilai rata-rata N-gain pada kelas jigsaw

sebesar 0,6422, sedangkan pada kelas group investigation nilai rata-rata N-gain

sebesar 0,4362.

Kata Kunci : Hasil belajar,metoda cooperative learning teknik group investigation, metoda cooperative learning teknik jigsaw.


(5)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

ABSTRACT

Chrisantia Dian Ratnasari, (0804586). Comparative Study Using Cooperative Learning Models Group Investigation Technique With Jigsaw Technique to Improve Student Learning Outcomes (Experimental Study on Economic Subjects of Grade X SMA Negeri 11 Bandung)

Under the guidance ofDr. Dadang Dahlan, M.Pd with Drs. Ani Pinayani, MM.

CHRISANTIA DIAN RATNASARI 0804586

The purpose of this research is to determine the effect of differences in cooperative learning models group investigation technique with jigsaw technique to improving learning outcomes. Methods used in this research is pre experiment design, also known as quasi experimental and the design on this research is the static group pretest-posttest design.

Technique of data collection in this research by providing pretest and posttest to obtain the value of the pretest and posttest. The subject in this research is a first grader at senior high school 11 Bandung. In this research were selected as both grade experimental class is given different treatment, the student X-12 with group investigation technique and X-13 with jigsaw technique.

Data analysis technique in this research using the t test. The results of the research it was conclude that the value of a class that uses cooperative learning model with jigsaw technique has greater value than the value of the class that uses the technique of investigation group. It is shown by average value N-gain acquisition on jigsaw class as big as 0,6422 and for group investiagtin class is 0,4362.

Keyword: Learning outcomes, cooperative learning with group investigation technique, cooperative learning with jigsaw technique.


(6)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ….xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1. Belajar ... 9

2.1.1.1 Prinsip Belajar ... 12

2.1.1.1.1 Berdasarkan Prasyarat Yang Diperlukan ... 12

2.1.1.1.2 Sesuai Hakikat Belajar ... 12

2.1.1.1.3 Sesuai Materi Atau Bahan Ajar Yang Dipelajari ... 13

2.1.1.1.4 Syarat Keberhasilan Belajar ... 13

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 13

2.1.1.2.1 Faktor Intern ... 13

2.1.1.2.2 Faktor Ekstern ... 18

2.1.1.3 Teori Belajar... 22

2.1.1.3.1 Teori Belajar Kognitif ... 22

2.1.1.3.2 Teori Perilaku ... 22

2.1.2. Hasil Belajar ... 23


(7)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

2.1.4. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 25

2.1.4.1 Teori Pembelajaran Kooperatif ... 30

2.1.4.1.1 Teori Piaget ... 30

2.1.4.1.2 Teori Vigotsky ... 33

2.1.4.1.3 Teori Ausubel ... 34

2.1.4.2 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation .. 34

2.1.4.3 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 35

2.2 Penelitian Terdahulu ... 38

2.3 Kerangka Pemikiran ... 39

2.4 Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 45

3.1 Metode Penelitian ... 45

3.2 Desain Penelitian ... 45

3.3 Operasional Variabel ... 46

3.4 Instrumen Penelitian ... 47

3.4.1 Tes Hasil Belajar ... 47

3.4.2 Lembar Observasi ... 51

3.5 Uji Instrument Penelitian ... 51

3.5.1 Validitas Instrumen ... 52

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 53

3.6 Analisis Butir Soal ... 54

3.6.1 Tingkat Kesukaran ... 54

3.6.2 Daya Pembeda ... 55

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.8 Prosedur Penelitian ... 57

3.9 Teknik Pengolahan Data ... 58

3.9.1 Tes Hasil Belajar ... 58

3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 59

3.10.1 Uji Normalitas ... 59

3.10.2 Uji Homogenitas ... 60


(8)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 63

4.2 Deskripsi Subjek Penelitian ... 69

4.3 Deskripsi Hasil Uji Instrumen Penelitian ...69

4.3.1 Uji Validitas ... 70

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 71

4.3.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 71

4.3.4 Uji Daya Pembeda ... 73

4.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 74

4.4.1 Deskripsi Hasil Pengolahan Data ... 74

4.4.1.1 Data Pre Test ... 74

4.4.1.2 Data Post Test ... 79

4.4.1.3 Data Skor Gain ... 83

4.4.1.4 DataN-Gain ... 85

4.4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ... 86

4.4.2.1 Uji Normalitas ... 86

4.4.2.2 Uji Homogenitas ... 88

4.4.2.3 Uji Hipotesis ... 89

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan Empirik ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN


(9)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka berfikir... 43

4.1 Nilai Rata-Rata Pretest Siswa... 78

4.2 Nilai Rata-Rata Posttest Siswa………..…… 82

4.3 Rata-Rata Skor Gain……...………..……. 84


(10)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

DAFTAR TABEL

1.1 Daftar Nilai Ulangan ... 4

2.1 Sintak Model pembelajaran Kooperatif ... 30

2.2 Penelitian Terdahulu ... 38

3.1 Desain Penelitian ... 45

3.2 Operasional Variabel ... 46

3.4 Klasifikasi indeks kesukaran ... 54

3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 56

3.6 Kriteria Indeks Gain ... 59

4.1 Hasil Uji Validitas ... 70

4.2 Uji Tingkat Kesukaran ... 72

4.3 Uji Daya Pembeda ... 73

4.4 Nilai Pretest Kelas Teknik Group investigation dan Teknik Jigsaw ... 75

4.5 Hasil Data PreTest Kelas GI dan Jigsaw ... 76

4.6 Nilai Posttest Kelas GI dan Jigsaw ... 80

4.7 Data post Test kelas GI dan Jigsaw ... 81

4.8 Hasil Pengolahan Skor Gain GI dan Jigsaw ... 83

4.9 Hasil Pengolahan N-Gain GI dan Jigsaw ... 85

4.10 Hasil Uji Normalitas GI dan Jigsaw ... 87

4.11 Uji Homogenitas ... 88

4.12 Uji Hipotesis Kesatu ... 89

4.13 Uji Hipotesis Kedua ... 90


(11)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas mutu sumber daya manusia, senantiasa diupayakan dari waktu ke waktu. Hal tersebut bertujuan secara khusus untuk memajukan kehidupan bangsa dan negara. Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang baik, sehingga tidak tertinggal dengan kualitas sumber daya manusia di negara lain. Salah satu indikator negara maju ialah negara yang memiliki potensi sumber daya manusia dengan kualitas yang baik. Hal tersebut dapat ditempuh dengan cara meningkatkan mutu pendidikan di negara tersebut. Begitupun dengan Negara Indonesia yang selalu mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan rumusan yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945, yang menyatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia.

Secara umum, kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah apabila dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari laporan pembangunan manusia tahun 2011, dimana dapat dilihat bahwa kinerja Indonesia di bidang pembangunan manusia mengalami peningkatan, akan tetapi kemajuannya masih di bawah rata-rata regional Asia-Pasifik serta memiliki kualitas yang masih stagnan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada di peringkat ke-124 dari 187 negara. Apabila dilihat dari


(12)

2

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

rata lama sekolah yang merupakan indikator dari komponen pendidikan, rata-rata lama sekolah di Indonesia baru mencapai 5,8 tahun. Jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain seperti Filipina yang rata-rata lama sekolahnya sudah mencapai 8,9 tahun dan rata-rata lama sekolah untuk kawasan ASEAN 6,3 tahun (Kompas, 18 November 2011).

Pemerintah melakukan berbagai upaya guna mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah satu cara yang ditempuh yaitu dengan senantiasa memperbaiki dan mengembangkan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Pemerintah melakukan perubahan atau pengembangan pada kurikulum yang bertujuan untuk semakin mengembangkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam ketentuan umum Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.“

Melalui pendidikan formal setiap individu diharapkan akan berubah kearah yang lebih baik dan akan meningkatkan kualitas dirinya. Didalam pendidikan formal tersebut terjadi proses belajar atau transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan adanya transfer ilmu tersebut diharapkan siswa akan memiliki perubahan yang positif baik pada perubahan pemahaman dan pengetahuannya.


(13)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran ialah dengan melihat nilai kognitif siswa. Nilai kognitif dapat dilihat salah satunya dari nilai hasil ulangan siswa, baik itu nilai ulangan harian maupun nilai lain seperti nilai UTS dan UAS. Dari hasil nilai tersebut dapat dilihat sejauh mana siswa dapat mengusai dan memahami materi pembelajaran yang telah diberikan. Pada umumnya setiap sekolah memiliki nilai ketuntasan minimum yang harus dicapai oleh para siswa, sehingga nilai hasil ulangan yang dicapai oleh para siswa, tidak boleh kurang dari nilai minumun yang telah ditentukan oleh sekolah.

Dengan adanya ketentuan nilai minimum pada setiap sekolah, dapat digolongkan siswa yang telah mencapai ketuntasan dan siswa yang belum mencapai ketuntasan. Berikut ini disajikan nilai ulangan harian mata pelajaran ekonomi siswa kelas X-1 dan kelas X-7 SMAN 11 Bandung, dalam tabel disajikan nilai setiap siswa dan keterangan siswa telah mencapai nilai KKM atau masih belum mencapai nilai KKM, siswa yang telah tuntas diberi simbol T sedangkan yang belum tuntas dengan simbol TT.


(14)

4

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

Tabel 1.1

Daftar Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X1 dan X7 SMAN 11 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012

Kelas X1 Kelas X7

No absen Nilai KKM Ket No absen Nilai KKM Ket

1 70 73 TT 1 45 73 TT

2 65 73 TT 2 65 73 TT

3 45 73 TT 3 85 73 T

4 75 73 T 4 45 73 TT

5 60 73 TT 5 55 73 TT

6 80 73 T 6 80 73 T

7 65 73 TT 7 70 73 TT

8 55 73 TT 8 70 73 TT

9 65 73 TT 9 70 73 TT

10 70 73 TT 10 50 73 TT

11 65 73 TT 11 40 73 TT

12 65 73 TT 12 75 73 T

13 50 73 TT 13 70 73 TT

14 50 73 TT 14 75 73 T

15 35 73 TT 15 50 73 TT

16 75 73 T 16 90 73 T

17 55 73 TT 17 90 73 T

18 90 73 T 18 35 73 TT

19 60 73 TT 19 75 73 T

20 - 73 - 20 50 73 TT

21 70 73 TT 21 95 73 T

22 95 73 T 22 75 73 T

23 100 73 T 23 85 73 T

24 35 73 TT 24 35 73 TT

25 65 73 TT 25 35 73 TT

26 75 73 T 26 30 73 TT

27 40 73 TT 27 75 73 T

28 60 73 TT 28 30 73 TT

29 80 73 T 29 55 73 TT

30 45 73 TT 30 50 73 TT

31 50 73 TT 31 70 73 TT

32 75 73 T 32 70 73 TT

33 65 73 TT 33 85 73 T

34 45 73 TT 34 85 73 T

35 35 73 TT 35 70 73 TT

36 60 73 TT 36 60 73 TT

37 50 73 TT 37 55 73 TT

38 45 73 TT 38 50 73 TT

39 75 73 T 39 70 73 TT

40 60 73 TT 40 60 73 TT

41 35 73 TT 41 60 73 TT

42 65 73 TT 42 95 73 T

43 100 73 T 43 70 73 TT

44 60 73 TT 44 65 73 TT


(15)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

Dari data daftar nilai di atas, terlihat bahwa nilai mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 dan X7 di SMAN 11 Bandung, masih tergolong rendah. Masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan. Dari kelas X1, siswa dengan nilai yang memenuhi nilai KKM hanya berjumlah 11 orang dari 44 siswa, sedangkan dari kelas X7, siswa dengan nilai memenuhi nilai KKM berjumlah 14 siswa dari jumlah 44 siswa. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode ceramah. Dengan menggunakan metode ceramah siswa berperan pasif dalam proses pembelajaran, siswa hanya menyimak dan mendengarkan penjelasan dari guru saja.

Menurut Slameto (2010: 65) menyatakan bahwa:

Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metoda-metoda baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya. Tetapi dapat digolongkam menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

Dengan demikian penulis tertarik untuk mencoba menerapkan model pembelajaran lain yang lebih menarik lagi perhatian siswa supaya dapat lebih menstimulasi siswa untuk lebih giat mempelajari mata pelajaran ekonomi. Penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik group investigation dan teknik jigsaw dalam proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi.


(16)

6

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

Dalam model pembelajaran kooperatif teknik group investigation dan teknik jigsaw, siswa dituntut untuk mencari dan menggali informasi secara mandiri dan aktif, sehingga hal tersebut diharapkan dapat memacu semangat dan menarik perhatian siswa untuk mempelajari mata pelajaran ekonomi. Dengan penerapan kedua teknik ini, diharapkan pada akhir pembelajaran, dapat dilihat dengan teknik mana siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih tinggi, sehingga pembelajaran ekonomi dapat dilaksanakan seefektif mungkin. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sedang terjadi dengan judul penelitian Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation Dengan Teknik Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran cooperartive learning teknik Group Investigation sebelum dan setelah medapat perlakuan?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik Jigsaw


(17)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik Group Investigation dan kelas yang menggunakan teknik Jigsaw setelah mendapatkan perlakuan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik Group Investigation sebelum dan setelah mendapat perlakuan.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik Jigsaw

sebelum dan setelah mendapat perlakuan.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik Group Investigation dan kelas yang menggunakan teknik Jigsaw setelah mendapatkan perlakuan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat Teoritis

1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran baru mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan teknik jigsaw tehadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 2. Sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut khususnya tentang

pengaruh penerapan model cooperative learning teknik group investigation dan teknik jigsaw terhadap hasil belajar.


(18)

8

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan hasil belajar siswa pada siswa di SMAN 11 Bandung

2. Memberikan sumbangan bagi para pengambil kebijakan sekolah untuk dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran yang akan berpengaruh pada peningkatan hasil pembelajaran.

3. Acuan supaya dapat menentukan model pembelajaran yang lebih baik sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkatkan secara lebih optimal


(19)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah pre experiment design atau dikenal juga dengan istilah quasi experiment yaitu suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Arikunto, 2010:123).

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah The Static Group Pretest-Posttest Desaign. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Desain Penelitian The Static Group Pretest-Posttest Desaign

Pretest Teatment Posttest

O1 X1 O2

O1 X2 O2

Sumber: Arikunto (2010:124)

Keterangan :

X1 : Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation.

X2 : Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.

O1 : Tes awal (sebelum mendapatkan perlakuan) pada masing-masing

kelompok kelas eksperimen.

O2 : Tes akhir (setelah mendapatkan perlakuan) pada masing-masing


(20)

46

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013 3.3 Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan petunjuk pelaksanaan untuk mengukur suatu variabel. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan di dalam menafsirkan permasalahan yang penulis teliti, maka dibuat penjabaran konsep yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan aspek-aspek yang diteliti. Adapun bentuk operasional dari masalah yang penulis teliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep teoritis Konsep empiris Konsep analitis Skala Model pembelajaran cooperative learning teknik group investigation

Setiap kelompok investigasi terdiri dari 3-5 orang, siswa dapat menggabungkan, mempersentasikan dan mengikhtisarkan hasil diskusi.

Model pembelajaran teknik group investigation

diterapkan dalam pembelajaran ekonomi

Penerapan model pembelajaran

cooperative learning

teknik group investigation melalui eksperimen. - Model pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw

Setiap siswa dalam kelompok memiliki keaktifan dan saling membantu dalam mempelajari materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Model pembelajaran teknik jigsaw

diterapkan dalam pembelajaran ekonomi

Penerapan model pembelajaran

cooperative learning

teknik jigsaw melalui eksperimen.

-

Hasil belajar Penilaian mengenai perkembangan siswa dalam pemahaman yang ditunjukan setelah dilakukan penilaian

Perbedaan antara nilai yang diperoleh siswa sebelum menggunakan model cooperative learning teknik

group investigation

dengan jigsaw dan setelah

menggunakan model pembelajaran

cooperative learning.

Hasil pre test dan post test pada mata pelajaran ekonomi pada kelas yang diberikan perlakuan model pembelajaran

cooperative learning

teknik group investigation dengan teknik jigsaw.


(21)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013 3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu yang pertama berupa :

3.4.1 Tes Hasil Belajar

Arikunto (2010:193) menyatakan bahwa tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik setiap objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya. Menurut Mardapi (2008:67) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes dapat juga diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang dikenai tes. Respon peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan maupun pernyataan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat hard skills.

Dalam penelitian ini, tes dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama pre test yaitu digunakan sebelum perlakuan yang bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa pada saat sebelum diberi perlakuan dan yang kedua post test yaitu tes


(22)

48

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

yang dilakukan setelah mendapatkan perlakuan atau setelah proses pembelajaran berlangsung yang dimaksudkan mengukur hasil belajar siswa.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar Mardapi (2008:88) yaitu sebagai berikut:

1) Menyusun Spesifikasi Tes yang meliputi: A. Menentukan tujuan tes

B. Menyusun kisi-kisi tes

Kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes yaitu:

1. Menulis standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Menentukan indikator

3. Membuat daftar pokok bahasan subpokok bahasan yang akan diujikan. 4. Menentukan jumlah butir soal tiap pokok bahasan dan subpokok

bahasan.

C. Memilih bentuk tes D. Menentukan panjang tes 2) Menulis soal tes

Penulisan soal dilakukan setelah langkah pertama yaitu menyusun spesifikasi tes dilakukan. Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan


(23)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian kisi-kisi yang telah dibuat.

3) Menelaah soal tes

Setelah soal dibuat diperlukan telaah soal tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan. Telaah soal sebaiknya dilakukan oleh orang lain, bukan oleh si pembuat soal sendiri. Dengan ini diharapkan dapat semakin memperbaiki kualitas soal yang tertentu.

4) Melakukan uji coba tes

Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal. Uji coba ini dapat digunakan sebagai sarana memperoleh data empiric tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun, melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh daya beda, dan lain-lain. Jika memang soal yang disusun belum memenuhi kualitas yang diharapkan bedasarkan hasil uji coba tersebut kemudian dilakukan pembenahan atau perbaikan.

5) Menganalisis butir soal

Berdasarkan hasil uji coba perlu kiranya dilakukan analisis butir soal yang telah disusun. Melalui analisis butir ini dapat diketahui anatara lain: tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga efektivitas pengecoh.


(24)

50

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

6) Memperbaiki tes

Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalis maka langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan-perbaikan bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan tes butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang masih belum baik. Ada kemungkinan beberapa soal yang sudah baik sehingga ridak perlu direvisi lagi, dan yang lain mungkin harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

7) Merakit tes

Setelah semua butir soal dianalisis dan diperoleh langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal tersebut menjadi satu kesatuan tes. Keseluruhan butir soal perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal tes yang terpadu.

8) Melaksanakan tes

Setelah langkah menyusun tes selesai dan telah direvisi pasca uji coba, langkah berikutnya adalah melaksanakan tes. Tes yang telah disusun diberikan kepada peserta tes untuk diselesaikan.

9) Menafsirkan hasil tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menajdi nilai yaitu rendah, menengah atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian.


(25)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013 3.4.2 Lembar Observasi

Arikunto (2010:199) Di dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi:

1. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

2. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam penelitian ini proses observasi dilakukan untuk mengamati penampilan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran. Obsevator dalam penelitian ini ialah guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan. Obsevator tinggal memberikan tanda ceklis pada kolom pengamatan.

3.5 Uji Instrumen Penelitian 3.5.1 Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian ialah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen akan memiliki kevalidan dengan taraf yang baik. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto (2010:211) menjelaskan validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan tingkat


(26)

52

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Maka untuk menguji validitas tersebut dapat dilakukan pengujian validitas soal dengan menggunakan product moment atau pearson yaitu dengan menggunakan rumus:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

(Suharsimi Arikunto)

Dimana:

r hitung = koefisien korelasi Ʃ Xi = jumlah skor item

Ʃ Yi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

Dalam formula tersebut rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriteriannya

adalah sebagai berikut :

rxy < : Validitas sangat rendah

0,20 - 0,399 : Validitas rendah

0,40 - 0,699 : Validitas sedang atau cukup 0,70 - 0,899 : Validitas tinggi


(27)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

0,90 - 1,00 : Validitas sangat tinggi

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan distribusi tabel (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika rhitung > r tabel berarti instrumen dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < r tabel

berarti tidak valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010:221) reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument itu sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrument digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan

rumus Spearman Brown yakni:


(28)

54

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan

distribusi tabel (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11

> r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11 < r tabel berarti tidak reliabel. 3.6 Analisis Butir Soal

3.6.1 Tingkat Kesukaran

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik maka diperlukan keseimbangan antara soal yang bersifat mudah, sedang, sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

P = B

Jr Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya responden yang menjawab butir soal dengan benar Jr = jumlah seluruh responden

Untuk mengetahui butir soal tersebut tergolong dalam kategori mudah, sedang atau sukar, penggolongannya digolongkan pada klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi indeks kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang


(29)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013 3.6.2 Daya Pembeda

Daya pembeda ialah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi (D).

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB)

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya di ambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal dengan menggunkan rumus:

D = BA – BB JA JB

Keterangan : D = daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA – BA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar


(30)

56

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013 JA

PA – BA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda

0,70 < DP ≤ 1,00 Baik Sekali

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah :

1. Tes, yaitu sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan maupun pernyataan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat hard skills.

2. Observasi, yaitu mengamati sesuatu dengan menggunakan mata. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.


(31)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013 3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap persiapan: Menentukan masalah yang akan diteliti dan

melaksanakan pra penelitian. 2. Tahap pelaksanaan:

a. Melakukan perizinan pada pihak sekolah, dimana akan dilaksanakan penelitian dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan untuk penentuan waktu pelaksanaan penelitian, SK dan KD yang akan dipakai dalam pelaksanaan penelitian.

b. Menyusun skenario pembelajaran (Silabus, RPP, lembar observasi) c. Membuat instrumen penelitian

d. Melakukan uji coba instrumen yang meliputi penguujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dan menganalisis hasil uji coba, setelah itu mengganti instrumen yang belum baik dan mengadakan uji coba lagi sampai mendapatkan instrumen yang baik. e. Melakukan pemilihan kelas yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian berdasarkan hasil pengujian homogenitas. f. Melakukan penelitian

3. Pengolahan data:

Melakukan penskoran dan pengolahan gain, uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis


(32)

58

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

4. Kesimpulan: Membuat interpretasi hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

3.9 Teknik Pengolahan Data 3.9.1 Tes Hasil Belajar

Untuk pengolahan data dengan teknik tes adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

S = ∑ R

Keterangan : S = skor siswa

R = jumlah item yang dijawab benar

2. Menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X = Σx N Keterangan:


(33)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

X= data (pre-test/post-test)

N= banyaknya siswa

3. Menghitung nilai maksimum dan minimum hasil pre test dan post test. 4. Setelah diperoleh nilai pretest dan posttest kedua kelas, kemudian

dilanjutkan dengan menghitung peningkatan antara pre test dan post test

untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut :

Gain = skor posttest- skor pretest N Gain =

Keterangan :

N Gain = Gain yang dinormalisir

Pre test = Nilai awal pembelajaran

Post test = Nilai akhir pembelajaran

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Gain

Skor Kategori

(g) ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang

(g) < 0,30 Rendah

3.10 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.10.1 Uji Normalitas

Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010:357) Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak.


(34)

60

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah gain atau selisih skor

pre test dan post test dari kedua kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Chi-kuadrat yang diolah menggunakan alat SPSS 19.0. Kriteria pengujian adalah jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal dan kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

3.10.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas di maksudkan untuk menentukan sampel yang digunakan, apakah kedua kelas yang digunakan dalam penelitian homogen atau tidak. Apabila kelas tersebut homogen berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pada kedua kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran. Uji homogenitas diolah menggunakan uji homogenitas dengan uji liliefors, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika level signifikasi > 5%, maka data tersebut homogen. b. Jika level signifikasi < 5%, maka data tersebut tidak homogen.

3.10.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independen). Pengujian dua arah


(35)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan arah positif (+) atau negatif (-).

Adapun yang di bandingkan dalam pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test pada kelas eksperimen yang menggunakan teknik

group investigation dengan kelas eksperimen yang menggunakan teknik jigsaw. Berikut kriteria pengujian untuk hipotesis :

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1≠ µ2

Keterangan :

µ1 : skor gain kelompok eksperimen dengan teknik group investigation

µ2 : skor gain kelompok eksperimen dengan teknik jigsaw

Jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

 Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika t hitung≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Hipotesis dalam penelitian ini disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (H0). Supaya tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu

didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (H0). Hipotesis yang di uji

secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut : H0 : µ1 = µ2

HA :µ1≠ µ2

Keterangan:


(36)

62

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

HA = Hipotesis alternative

Dimana :

µ1 = N-Gain kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif teknik group investigation.

µ2 = N-Gain kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

Jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

 Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika t hitung≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak


(37)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian kelas eksperimen yang menggunakan teknik group investigation dan kelas eksperimen yang menggunakan teknik jigsaw, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik group investigation

sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik group investigation

dan teknik Jigsaw setelah mendapatkan perlakuan (posttest). 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan diperolehnya kesimpulan seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

Untuk dapat memaksimalkan hasil belajar, diperlukan ketertarikan siswa terhadap cara menyajikan materi. Dengan cara yang inovatif dan kreatif,


(38)

100

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

siswa akan merasa antusias dalam mengikuti kegiatan belajar, olehkarena itu diharapkan guru dapat memilih secara selektif metoda apa yang tepat untuk menarik minat siswa terhadap materi yang akan disajikan. Selain daripada itu peran aktif siswa perlu dikembangkan, supaya siswa tidak merasa jenuh dengan proses belajar yang hanya menerima materi dari guru saja. Keaktifan siswa di kelas pada saat kegiatan pembelajaran, tidak hanya terpaku pada siswa yang aktif saja, tetapi diharapkan semua siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga suasana kelas menjadi hidup.

2. Bagi pihak sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan dapat senantiasa mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada, dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar mengenai dunia pendidikan khususnya untuk hal yang berkenaan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat selalu berkembang sesuai dengan perkembangan yang ada.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Metoda cooperative learning memiliki banyak teknik-teknik yang lain selain teknik group investigation dan jigsaw, olehkarena itu perlulah dikembangkan teknik-teknik lainnya dan tentunya disesuaikan dengan materi yang akan disajikan, sehingga ketepatan cara penyampaian materi dapat maksimal sampai dimengerti oleh siswa.


(39)

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010) . Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Dimyati dan Mudjono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Isjoni. (2010). Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok).

Bandung : Alfabeta.

Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Test.

Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Muhibbin, Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Pambudy, Mardiana Ninuk. (2011). “Fokus: Indeks Pembangunan Manusia”. Kompas (26 November 2011).

Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.

Rakhmatian, Rizki. (2011). Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw terhadap prestasi belajar siswa studi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi di SMA PGRI Cicalengka. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rosita, Imas. (2010). Pengaruh Penerapam Model Pembelajaran Cooperative Learning Metoda Diskusi Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(40)

102

Chrisantia Dian Ratnasari, 2013

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syaiful. B. Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

Widyoko, Putro Eko. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


(1)

ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan arah positif (+) atau negatif (-).

Adapun yang di bandingkan dalam pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test pada kelas eksperimen yang menggunakan teknik group investigation dengan kelas eksperimen yang menggunakan teknik jigsaw. Berikut kriteria pengujian untuk hipotesis :

H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2 Keterangan :

µ1 : skor gain kelompok eksperimen dengan teknik group investigation µ2 : skor gain kelompok eksperimen dengan teknik jigsaw

Jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

 Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Hipotesis dalam penelitian ini disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (H0). Supaya tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (H0). Hipotesis yang di uji secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 HA :µ1 ≠ µ2 Keterangan:


(2)

62

HA = Hipotesis alternative

Dimana :

µ1 = N-Gain kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif teknik group investigation.

µ2 = N-Gain kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

Jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

 Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika t hitung≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak


(3)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian kelas eksperimen yang menggunakan teknik group investigation dan kelas eksperimen yang menggunakan teknik jigsaw, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik group investigation sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik group investigation dan teknik Jigsaw setelah mendapatkan perlakuan (posttest).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan diperolehnya kesimpulan seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

Untuk dapat memaksimalkan hasil belajar, diperlukan ketertarikan siswa terhadap cara menyajikan materi. Dengan cara yang inovatif dan kreatif,


(4)

100

siswa akan merasa antusias dalam mengikuti kegiatan belajar, olehkarena itu diharapkan guru dapat memilih secara selektif metoda apa yang tepat untuk menarik minat siswa terhadap materi yang akan disajikan. Selain daripada itu peran aktif siswa perlu dikembangkan, supaya siswa tidak merasa jenuh dengan proses belajar yang hanya menerima materi dari guru saja. Keaktifan siswa di kelas pada saat kegiatan pembelajaran, tidak hanya terpaku pada siswa yang aktif saja, tetapi diharapkan semua siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga suasana kelas menjadi hidup.

2. Bagi pihak sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan dapat senantiasa mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada, dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar mengenai dunia pendidikan khususnya untuk hal yang berkenaan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat selalu berkembang sesuai dengan perkembangan yang ada.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Metoda cooperative learning memiliki banyak teknik-teknik yang lain selain teknik group investigation dan jigsaw, olehkarena itu perlulah dikembangkan teknik-teknik lainnya dan tentunya disesuaikan dengan materi yang akan disajikan, sehingga ketepatan cara penyampaian materi dapat maksimal sampai dimengerti oleh siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010) . Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Dimyati dan Mudjono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Isjoni. (2010). Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok).

Bandung : Alfabeta.

Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Test. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Muhibbin, Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Pambudy, Mardiana Ninuk. (2011). “Fokus: Indeks Pembangunan Manusia”. Kompas (26 November 2011).

Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.

Rakhmatian, Rizki. (2011). Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw terhadap prestasi belajar siswa studi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi di SMA PGRI Cicalengka. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rosita, Imas. (2010). Pengaruh Penerapam Model Pembelajaran Cooperative Learning Metoda Diskusi Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

102

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syaiful. B. Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

Widyoko, Putro Eko. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Teknik Komputer Dan

0 0 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA : Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X SMA NEGERI 7 Bandung.

0 1 17

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Sma Negeri 11 Bandung).

0 4 39

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Eksperimen Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.

0 3 17

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung.

0 0 27

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DAN TEKNIK THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS X IPS SMA NEGERI 6 BANDUNG.

0 1 32

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING METODE DISKUSI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Studi Eksperimen pada kelas X di MA Yasyfiy Bandung.

1 3 41

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cilegon.

0 2 51