PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI ( Studi Kasus UD.Sokma Jati Sukoharjo )
commit to user
PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI
KAYU DARI SEGI ERGONOMI
( Studi Kasus UD.Sokma Jati Sukoharjo
)
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
FEBRI SIGIT WIBOWO
I1306008
(2)
commit to user
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ABSTRACTFebri Sigit Wibowo. NIM: I1306008. THE WOOD SAW HANDLE DESIGN FROM ERGONOMIC ASPECT (Case Study: UD. Sokma Jati Sukoharjo). Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, April 2011.
UD. Sokma Jati Sukoharjo is one industry operating in furniture manufacturing and house frame construction design. Considering the result of interview with 10 carpenters in UD. Sokma Jati, in fact 7 workers complains inconvenience due to the use of wood saw existing in that place. The inconvenience includes slippery wood saw handle because during the sawing activity, the hand palm is sweaty, the workers also feel hot in their palm because the wood saw handle is too hard and the handle hole cannot accommodate the workers with big palms.
The research began with the identification of problem in sawing activity, operator inconvenience about the operator’s complaint and expectation for work attitude using questionnaire and interview analysis, that was then interpreted into the operator’s need. Thereafter, the next stage concerns the need for the improvement of handle design of wood saw, palm anthropometry in the handle design, design dimension of wood saw handle, the determination of wood saw handle design, prototype development, cost estimation, examination.
The objective of research is to produce the comfortable handle design of wood saw that is used consistent with the ergonomic principle. The result of research provides the wood saw handle design with rubber plate material addition as well as handle size dimension adjusted with the workers’ palm anthropometry. The total cost needed is Rp. 24000.00. This wood saw handle design can minimize the workers’ complaints about inconvenience in sawing process.
(3)
commit to user
Keywords: wood saw handle, anthropometry xvi + 48 pages; 21 pages; 14 table; 4 appendices References: 7 (1988-2004)
(4)
commit to user
ABSTRAK
Febri Sigit Wibowo. NIM : I1306008. PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Sokma Jati Sukoharjo). Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, April 2011.
UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak dibidang pembuatan mebel dan rancang bangun rangka rumah. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak tangan besar.
Penelitian diawali dengan identifikasi masalah aktivitas penggergajian, ketidaknyamanan operator mengenai keluhan dan harapan operator untuk sikap kerja melalui analisis kuesioner dan wawancara, yang kemudian diinterpretasikan menjadi kebutuhan operator. Setelah itu, tahapan berikutnya mengenai kebutuhan perbaikan desain handle gergaji kayu rancangan, anthropometri telapak tangan pada desain handle, dimensi rancangan handle gergaji kayu, penentuan material rancangan handle gergaji kayu, pembuatan prototipe, estimasi biaya, pengujian.
Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi. Hasil penelitian ini adalah
(5)
commit to user
menghasilkan rancangan handle gergaji kayu dengan penambahan bahan pelapis karet serta dimensi ukuran handle disesuaikan dengan anthropometri telapak tangan pekerja. Total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 24000,00. Rancangan handle gergaji kayu ini dapat dapat meminimalkan keluhan ketidaknyamanan pekerja dalam proses menggergaji.
Kata kunci: handle gergaji kayu, ergonomi, anthropometri xvi + 46 halaman; 21 gambar; 14 tabel; 4 lampiran Daftar Pustaka: 7 (1988-2004)
(6)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, yang diangkat dalam penelitian serta sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian.
1.1LATAR BELAKANG
Gergaji kayu merupakan salah satu peralatan yang penting yang digunakan pada industri mebel maupun industri yang bahan bakunya menggunakan kayu. Industri mebel pada saat ini, sebenarnya telah banyak yang menggunakan mesin-mesin untuk menjalankankan proses produksinya, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan gergaji kayu masih dipakai. Penggunaan gergaji kayu biasanya untuk merapikan atau memotong bagian-bagian dari mebel yang ukurannya tidak terlalu besar. Gergaji kayu yang digunakan biasanya terdiri dari beberapa tipe tergantung penggunaan. Antara lain gergaji kayu dengan handle dari bahan karet, plastik dan kayu namun secara umum mempunyai bentuk handle yang hampir sama.
Salah satu industri yang masih sering menggunakan gergaji kayu adalah UD. Sokma Jati. UD Sokma Jati merupakan adalah industri yang bergerak dibidang furniture dan rancang bangun rangka rumah. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak tangan besar. Tukang kayu yang ada di industri ini rata-rata dalam satu
(7)
commit to user
proses menggergaji membutuhkan waktu antara 60-120 menit setelah itu dilakukan pekerjaan yang lain yaitu merangkai kayu-kayu tersebut sesuai model yang diharapkan. Dengan adanya keluhan-keluhan tersebut. Maka perlu dilakukan perancangan terhadap handle pada gergaji kayu agar memberikan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari tugas akhir ini yaitu bagaimana merancang handle gergaji kayu yang nyaman untuk aktivitas penggergajian dengan menggunakan pendekatan ergonomi.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu handle gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian.
1.5 BATASAN MASALAH
Agar dalam menyelesaikan masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis memberi batasan masalah adalah data anthopometri telapak tangan diambil dari 10 pekerja yang terlibat langsung dalam aktivitas produksi di UD. Sokma jati Sukoharjo.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti dijelaskan di bawah ini
(8)
commit to user
BAB I PENDAHULUANBab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian ini dilakukan sehingga dapat memberi masukan sesuai dengan tujuan penelitian dengan batasan-batasan dan asumsi yang digunakan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian, sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan, selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menyajikan pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan data berdasarkan teori dan data yang didapat dari pengujian.
BAB V ANALISIS
Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada tahapan pengumpulan dan pengolahan data.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan.
(9)
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas gambaran umum proses aktivitas kerja di UD.Sokma Jati Sukoharjo yang merupakan tempat peneliti mengamati sistem yang berlangsung di dalamnya dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisa permasalahan yang ada.
2.1 GAMBARAN UMUM UD. SOKMA JATI SUKOHARJO
UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak dibidang pembuatan furnitur dan rancang bangun rangka rumah. Industri ini teletak di wilayah Desa Pondok RT 04 RW 01, Bulakrejo, Sukoharjo. Adapun produk -produk yang dihasilkan adalah meja, kursi, alamari, pintu dan lain-lain. UD. Sokma jati mempunyai sepuluh pekerja yang melakukan proses produksi pembuatan furniture.
2.2 PENGERTIAN ERGONOMI
Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (Kerja) dan NOMOS (Hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan (Nurmianto, E 2004). Disiplin ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atau hardware (mesin, peralatan kerja) dan atau perangkat lunak atau software (metode kerja, sistem) (Wignjosoebroto S, 1995). Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2004):
a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna
(10)
commit to user
dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi
Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain kerja ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang dipakai manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah merancang benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga efektivitas fungsionalnya meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti kesehatan, keamanan, dan kepuasann dapat terpelihara. Terlihat disini bahwa ergonomi memiliki 2 aspek yaitu efektivitas sistem manusia didalamya dan sifat memperlakukan manusia secara manusia.
Mencapai tujuan-tujuan tersebut, pendekatan ergonomi merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih tentang manusia secara sistematis dalam perancangan sisten-sistem manusia benda, manusia-fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan lain perkataan ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam berinterksi dengan obyek-obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari (Madyana, 1996).
Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan (dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahaya/resiko dalam penggunaannya (Nurmianto, E ,2004).
2.3 ANTHROPOMETRIDALAM ERGONOMI
Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang
(11)
commit to user
bangun fasilitas pada dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data antrhropometri manusia.
2.3.1 Pengertian Anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti “manusia” dan metri yang berarti “ukuran”. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya (Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua kategori, antara lain (Pullat, 1992):
a. Dimensi struktural (statis)
Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada posisi tetap dan standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut berdiri maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya.
b. Dimensi fungsional (dinamis)
Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada berbagai posisi atau sikap. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.Data anthropometri dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain (Wignjosoebroto, S, 1995): a. Perancangan areal kerja
b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer, dan lain-lain.
d. Perancangan lingkungan kerja fisik
Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut (Nurmianto, E, 2004) :
(12)
commit to user
a. Keacakan/randomWalaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.
b. Jenis kelamin
Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita sehingga data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.
c. Suku bangsa
Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi anthropometri secara nasional. Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk anthropometri anak-anak. Anthropometrinya cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
d. Jenis pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.
e. Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang
(13)
commit to user
lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronaut pun harus mempunyai pakaian khusus.
f. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
g. Cacat tubuh secara fisik
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan “kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk masyarakat.
Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-lain.
2.3.2 Dimensi Antropometri
Data antropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya. Pengukuran dimensi struktur tubuh yang biasa diambil dalam perancangan produk maupun fasilitas dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
(14)
commit to user
Gambar 2.1 Antropometri untuk perancangan produk atau fasilitas Sumber: Wignjosoebroto S, 2000
Keterangan gambar 2.3 di atas, yaitu:
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak. 3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk. 8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus). 10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari lutut betis.
(15)
commit to user
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk. 14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk). 16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17: Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak. 25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai dengan ujung jari tangan.
2.3.3 Antropometri Telapak Tangan
Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur adalah : 1. Panjang tangan (A)
2. Panjang telapak tangan (B) 3. Lebar tangan sampai ibu jari (C) 4. Lebar tangan sampai matakarpal (D) 5. Ketebalan tangan sampai matakarpal (E) 6. Lingkar tangan sampai telunjuk (F) 7. Lingkar tangan sampai ibu jari (G)
(16)
commit to user
Gambar 2.2 Antropometri Telapak TanganSumber: Jurnal Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan
2.4TIPE-TIPE PENGUKURAN
Secara umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri dari setidaknya tiga buah tipe terminologi dasar yaitu
1. Locator yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang menjadi dasar pengukuran titik atau bidang.
2. Orientator yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi tubuh.
3. Potensioner yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam pengukuran, seperti posisi duduk.
Berikut ini adalah beberapa alternatif pengukuran dari pengukuran klasik sampai mengunakan grid dan block system :
Gambar 2.3 Alat antropometri konvensional (Sumber : Kroemer,1990)
(17)
commit to user
Gambar 2.4 Alat ukur antropometri jangka sorong lebar tangan (Sumber : Kroemer,1990)
Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik. Sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan yang ekstrim akan terletak pada ujung-ujung grafik.
Menurut Panero dan Zelnik (2003), merancang untuk kepentingan keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis, maka sebaiknya dilakukan perancangan dengan tujuan dan data yang berasal dari segmen populasi di bagian tengah grafik. Jadi merupakan hal logis untuk mengesampingkan perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan hanya menggunakan segmen terbesar yaitu 95% dari kelompok populasi tersebut.
Persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil ke-95 dari suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut.
Menurut Panero dan Zelnik (2003), persentil ke-50 memberi gambaran yang mendekati nilai rata-rata dari suatu kelompok tertentu. Suatu kesalahan yang serius pada penerapan suatu data adalah dengan mengasumsikan
(18)
commit to user
bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50 mewakili pengukuran manusia rata-rata pada umumnya, sehingga sering digunakan sebagai pedoman perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dengan asumsi tersebut mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok. Sebenarnya tidak ada yang dapat disebut “manusia rata-rata”.
Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan persentil. Pertama, suatu persentil anthropometri dari tiap individu hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi. Tidak ada orang dengan keseluruhan dimensi tubuhnya mempunyai nilai persentil yang sama, karena seseorang dengan persentil ke-50 untuk data tinggi badannya, memiliki persentil 40 untuk data tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data panjang lengannya seperti ilustrasi pada Gambar 2.6, berikut.
(19)
commit to user
Gambar 2.5 Anthropometri Untuk Perancangan Produk atau Fasilitas Sumber: Wignjosoebroto, S, 2000
Sebuah perancangan membutuhkan identifikasi mengenai dimensi ruang dan dimensi jangkauan. Dimensi ruang merupakan dimensi yang menggunakan ukuran 90P ataupun 95P, hal ini bertujuan agar orang yang ukuran datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat lebih merasa nyaman ketika menggunakan hasil rancangan. Sedangkan dimensi jangkauan lebih sering menggunakan ukuran 5P ataupun 10P. Hal ini bertujuan supaya orang yang datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat turut menggunakan fasilitas yang tersedia seperti ukuran lebar meja komputer. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data anthropometri, seperti pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Macam Persentil Dan perhitungan dalam Distribusi Normal Percentil Perhitungan
1st
x
x−2.325σ −
2.5th
x
x−1.96σ −
5th
x
x−1.645σ −
10th
x
x−1.28σ −
50th −
x
90th
x
x+1.28σ −
95th
x
x+1.645σ −
97.5th
x
x+1.96σ −
99th
x
x+2.325σ −
(20)
commit to user
Sumber: Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, 2000
Keterangan Tabel 2.1 di atas, yaitu:
=
−
x mean data =
x
σ standar deviasi dari data
2.5 APLIKASI DATA ANTHOPOMETRI DALAM PERANCANGAN PRODUK
Penggunaan data antropometri dalam penentuan ukuran produk harus mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa sesuai dengan ukuran tubuh pengguna (Wignjosoebroto, S, 2003) yaitu :
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim
Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu :
a) Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim.
b) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada), Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan, yaitu:
¾ Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai percentile terbesar misalnya 90-th, 95-th, atau 99-th percentile.
¾ Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan percentile terkecil misalnya 1-th, 5-th, atau 10-th percentile
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu (adjustable). Produk dirancang dengan ukuran yang dapat diubah-ubah sehingga cukup fleksible untuk dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Mendapatkan rancangan yang
(21)
commit to user
fleksibel semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th sampai dengan 95-th.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau dalam rentang 50-th percentile.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah functional body dimension,
3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut,
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai persentil yang lain yang dikehendaki.
6. Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain-lain.
(22)
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ditunjukan pada gambar. 3.1 sebagai berikut.
(23)
commit to user
Diagram alir penelitian yang digambarkan di atas, setiap tahapannya akan dijelaskan secara lebih lengkap dalam sub bagian berikut ini.
3.1
TAHAP
IDENTIFIKASI
MASALAH
Tahap
ini
diawali
dengan
studi
pustaka,
studi
lapangan,
perumusan
masalah,
penentuan
tujuan
penelitian
dan
menentukan
manfaat
penelitian.
Langkah
‐
langkah
yang
ada
pada
tahap
identifikasi
masalah
tersebut
dijelaskan
pada
sub
bab
berikut
ini.
3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang diteliti serta mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah, dan tugas akhir mahasiswa teknik industri yang terkait dengan tema penelitian.
3.1.2 Studi Lapangan
Studi Lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari bentuk serta penggunaan handle gergaji kayu yang telah ada sekarang di UD.Sokma Jati, serta mendapatkan informasi awal yang lengkap untuk menentukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung, dokumentasi gambar, wawancara kepada para responden dengan tujuan untuk mengetahui keluhan dan keinginan pekerja terhadap gergaji kayu yang ada saat ini.
3.1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun sebuah rumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah bagaimana mendesain handle Gergaji kayu yang nyaman dengan menggunakan pendekatan ergonomi.
(24)
commit to user
3.1.4 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi.
3.1.5 Manfaat Penelitian
Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung unsur manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu hasil rancangan handle gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian.
3.2
TAHAP
PENGUMPULAN
DATA
Tahap-tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung penelitian mengenai gergaji kayu, sebagai berikut:
3.2.1 Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dengan cara pengambilan gambar, gerakan ataupun rekaman pola aktivitas saat melakukan proses penggergajian, yang dilakukan baik oleh satu pekerja atau lebih. Selain itu model gergaji kayu yang telah ada, yang digunakan saat ini juga didokumentasikan sebagai identifikasi awal.
3.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari responden mengenai keluhan dan harapan saat melakukan aktivitas penggergajian.
(25)
commit to user
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi gergaji kayu yang digunakan di UD. Sokma Jati saat ini. Selain itu identifikasi dapat dijadikan sebagai informasi awal untuk mengetahui kekurangan dari gergaji kayu yang ada saat ini serta perlunya proses perbaikan dalam perancangan.
3.3
PENYUSUNAN
KONSEP
PERANCANGAN
Penyusunan konsep perancangan handle gergaji dilakukan dengan mengacu pada identifikasi masalah yang diperoleh. Data permasalahan tersebut perlu dilakukan konsep perancangan fasilitas kerja, dengan tujuan untuk menghasilkan gergaji yang dapat meningkatkan proses produksi menjadi lebih produktif dan nyaman. Konsep perancangan dalam hal ini dijelaskan pada sub bab sebagai berikut:
3.3.1Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan sepuluh responden di UD. Sokma Jati, maka diperoleh informasi tentang keluhan dan keinginan responden saat melakukan aktivitas menggergaji yang sudah ada saat ini. Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam perancangan gergaji.
3.3.2Penentuan Solusi Perancangan
Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan dengan jelas, maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Penentuan solusi perancangan haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang berasal dari engineer atau peneliti. Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan merancang sebuah fasilitas kerja berupa Desain pada Pegangan tangan. Perancangan pengangan tangan tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan keluhan. Untuk merancang gergaji tersebut peneliti mengadopsi dan melakukan studi literatur mengenai teori ergonomi dalam perancangan produk
(26)
commit to user
sebagai idea. Idea tersebut nantinya akan dijadikan sebagai masukan tentang hal -hal yang ingin diganti ataupun dilakukan penambahan baik pada komponen atau kelengkapan gergaji sebagai pertimbangan dalam perancangan.
3.3.3Perancangan Handle Gergaji Kayu
Tahap ini merupakan penjelasan tentang tentang perancangan handle gergaji kayu serta memodelkan hasil rancangan ke dalam gambar yang kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe produk.
3.3.4 Prototipe
Berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat, maka dilakukan pembuatan prototipe handle gergaji kayu untuk mengetahui kelayakan dari hasil sebuah rancangan yang digunakan dalam proses penggergajian.
3.4ESTIMASI BIAYA
Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perancangan fasilitas kerja yang berupa desain handle gergaji kayu. Biaya yang dihitung meliputi biaya material, dan biaya non material.
3.5TAHAP ANALISA
Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis hasil terhadap pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya, serta sebagai validasi hasil rancangan yang dihasilkan dari pemakaian rancangan gergaji kayu.
3.6TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan akhir dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, serta saran-saran yang berisi masukan untuk penelitian-penelitian berikutnya agar lebih baik lagi.
(27)
commit to user
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data penelitian meliputi proses pengukuran anthropometri dan tahapan perancangan. Objek penelitian ini yaitu merancang handle gergaji kayu sebagai alat pertukangan. Penjelasan akan diuraikan pada sub bab perancangan handle gergaji kayu.
4.1PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2010. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukanidentifikasi masalah aktivitas penggergajian, pengamatan langsung, dokumentasi Gambar,
wawancara, dan data anthropometri yang dibutuhkan untuk merancang handle gergaji kayu yang baru.
4.1.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto dan gerakan pada saat pekerja memegang handle gergaji kayu saat melakukan aktivitas penggergajian. Pola aktivitas penggergajian yang dilakukan oleh responden (tukang kayu) disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1Aktivitas proses penggergajianmenggunakan handle yang sudah ada sebelumnyaUD.Sokma Jati
No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko
1
Aktivitas pekerja pada saat
memegang
handle gergaji kayu dari samping
tangan kiri memegang kayu, tangan kanan memegang gergaji
(28)
commit to user
Tabel 4.1Aktivitas proses penggergajianmenggunakan handle yang sudah ada sebelumnyaUD.Sokma Jati ( lanjutan)
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa terdapat tiga aktivitas yang dilakukan oleh pekerja, antara lain memposisikan gergaji ke kayu serta menempatkan genggaman tangan di handle gergaji kayu, memulai proses pengergajian, dan melakukan proses penggergajian sampai selesai. Aktivitas penggergajian yang dilakukan oleh tukang kayu dengan menggunakan handle gergaji yang sudah ada sebelumnya dapat menyebabkan keluhan pada telapak tangan.
4.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari pekerja mengenai kesulitan dan keluhan yang dialami pada aktivitas penggergajian. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD.Sokma Jati diketahui bahwa waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan satu kali aktivitas penggergajian secara keseluruhan
No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko
2
Aktivitas pekerja
pada saat me-megang
handle gergaji kayu dari arah depan
Telapak tangan menggenggam
handle dan tangan bergerak maju -mundur Selama melak-ukan proses menggergaji Telapak tangan mulai meras-akan panas dan licin
3
Aktivitas
pekerja pada saat
mem-egang handle
ger-gaji kayu dari arah belakang
Tangan bergerak maju – mundur saat melakukan gerakan mengg-ergaji sampai kayu terpotong Telapak tangan merasa pegal karena
handle keras
dan tidak sesuai dengan cakupan tangan
(29)
commit to user
selama 120 menit. Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan keluhan rasa kurang nyaman pekerja pada bagian tubuh tangan mulai dirasakan saat 10 menit pertama. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat diketahui keluhan mengenai ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami pekerja pada aktivitas penggergajian.
Berikut merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi keluhan ketidaknyamanan dan harapan pada proses penggergajian.
1) Ketidaknyamanan seperti apa yang Anda rasakan ketika melakukan aktivitas penggergajian ?
2) Apa yang Anda inginkan atau harapkan untuk perbaikan handle gergaji yang sudah ada sekarang ?
4.1.3 Identifikasi Handle Gergaji Kayu
Identifikasi handle gergaji kayu dilakukan untuk mengetahui kondisi handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini sebagai informasi awal untuk mengetahui kelemahan yang ada dan proses perbaikan yang perlu dilakukan. Adapun kondisi handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati
No Model Tipe Handle Gergaji Keterangan
1
Handle gergaji dari bahan kayu, dimensi lebih besar dari handle yang lain, berat serta terasa panas dan licin pada telapak tangan berkeringat.
(30)
commit to user
No Model Tipe Handle Gergaji
(31)
commit to user
Tabel 4.2Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati (lanjutan)
2
Handle gergaji dari bahan kayu yang diberi tambahan yaitu dibungkus karet, pada lubang handle dibuat lurus serta terasa berat ditangan.
3
Handle gergaji dari bahan plastik dibungkus karet namun agak keras, handle ini ringan serta cukup nyaman untuk aktivitas menggergaji lama ketika telapak tangan berkeringat
4
Handle gergaji dari bahan plastik, jenis handle ini terasa licin di telapak tangan ketika telapak tangan berkeringat serta terasa panas ketika digunakan dalam aktivitas menggergaji lama .
5
Handle gergaji dari bahan kayu,
dimensi hampir sama dari handle
pertama serta jika digunakan berat ,terasa panas dan licin pada telapak tangan berkeringat.
(32)
commit to user
Adapun kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3Kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu
No Model Tipe handle gergaji
Kelebihan Kelemahan
1
Pada handle gergaji
kayu ini bisa mem-enenuhi cakupan tan-gan pekerja yang memiliki telapak tan-gan yang besar.
Handle gergaji ini
terasa berat ketika dipakai ka-rena
memiliki ukuran handle
yang besar.handle
terasa licin ketika telapak tangan berkeringat, panas
karena handle gergaji
keras.
2
Pada handle gergaji
kayu ini terdapat karet pembungkus sehingga nyaman di-gunakan ketika tela-pak tangan berke-ringat
Handle gergaji ini berat serta pada lubang
handle terlalu lurus
sehingga bisa Menimbukan nyeri pada telapak tangan
3
Pada handle gergaji
kayu ini terbuat dari bahan plastik yang ringan dan dibung-kus karet
Karet pembungkus pa -da handle gergaji kayu ini masih keras sehi-ngga masih kurang nyaman. Lekukan pada ibu jari kurang pas.
(33)
commit to user
Tabel 4.3kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu (lanjutan)
No. Model Tipe handle gergaji
Kelebihan Kelemahan
4
Pada handle gergaji
kayu ini terbuat dari bahan plastik berte-kstur sehingga meng-urangi licin saat tela-pak tangan mulai
berkeringat,memiliki bobot yang ringan.
Pada handle gergaji
kayu ini ukuran lubang tidak bisa mencakup ukuran telapak tangan pekerja yang lebar.
5
Pada handle gergaji
kayu ini bisa meme-nenuhi cakupan tangan pekerja yang memiliki telapak tangan yang besar.
Handle gergaji ini terasa berat ketika dipakai karena memiliki
ukuran handle yang
besar. Handle terasa
licin ketika telapak tangan berke-ringat, telapak tangan telapak
panas karena handle
gergaji keras.
Berdasarkan kondisi tersebut, kelemahan handle gergaji yang ada di UD. Sokma Jati saat ini yaitu bahwa jika handle gergaji kayu digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama akan terjadi keluhan oleh pekerja seperti panas, licin karena telapak tangan pekerja berkeringat.
(34)
commit to user
Kelemahan tersebut jika dibiarkan dapat menyebabkan ketidakyamanan pada saat melakukan penggergajian, untuk itu diperlukan perancangan handle gergaji kayu yang berfungsi memberikan kenyamanan kerja dalam proses penggergajian kayu.
4.1.4 Data Dimensi Aktual
Setelah melakukan pengumpulan data anthropometri telapak tangan pekerja, kemudian dilakukan pengukuran dimensi handle gergaji kayu yang digunakan oleh responden. Pengukuran ini digunakan sebagai pembanding dengan handle gergaji rancangan. Hasil pengukuran handle gergaji kayu dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4DimensiHandle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati
L (cm) P (cm)
1 Model 1 43 12 11 4 3 9.5 0,6
2 Model 2 36 15 10 3 3 8.5 0,5
3 Model 3 34 14 11 4 4 8 0,4
4 Model 4 36 17 12 3.5 3.5 9 0,3
5 Model 5 37 16 12 3.5 3.5 9.5 0,5
Berat (kg) PG (cm)
No PH (cm) TH (cm) Tbl H
(cm)
Lubang Tipe Gergaji
4.2 PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan. Adapun proses pengolahan data sebagai berikut :
4.2.1 Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, diperoleh informasi mengenai keluhan dan keinginan responden saat melakukan aktivitas penggergajian dengan menggunakan gergaji kayu yang ada saat ini. Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data tersebut dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam perancangan desain handle gergaji kayu. Adapun keluhan dan keinginan pekerja dalam penggunaan gergaji yang ada saat ini disajikan dalam Tabel 4.5
(35)
commit to user
No Keluhan Jumlah Persentase
1
Pada saat melakukan proses penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan seperti handle licin karena telapak tangan berkeringat
7 70 %
2.
Pada saat melakukan aktivitas menggergaji telapak tangan pekerja merasa panas karena handle gergaji kayu keras
6 60%
3.
Pada saat melakukan proses penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam
menggergaji karena ukuran cakupan handle
terlalu sempit atau lebar
5 50 %
Tabel 4.5 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan pekerja ketika melakukan aktivitas penggergajian, dimana diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar meliputi ketidaknyamanan yang mulai dirasakan pada saat proses menggergaji selama 10 menit, karena pekerja merasakan ketidaknyamanan dengan handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini seperti handle terasa licin karena telapak tangan berkeringat. Selain itu wawancara juga dilakukan untuk mengetahui keinginan pekerja untuk perbaikan handle gergaji yang ada saat ini. Hasil wawancara mengenai keinginan untuk perbaikan handle gergaji kayu disajikan dalam Tabel 4.6
Tabel 4.6 Rekapitulasi keinginan pekerja
No Keinginan Jumlah Persentase
1 Pekerja menginginkan handle gergaji kayu
tidak berat namun bahan materialnya kuat 7 70 %
2
Pekerja menginginkan handle tidak licin jika digunakan menggergaji dalam jangka waktu yang lama
6 60 %
3
Pekerja menginginkan ukuran handle sesuai ukuran cakupan telapak tangan sehingga nyaman bila digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama
5 50 %
Tabel 4.6 menunjukkan hasil rekapitulasi data keinginan pekerja untuk perbaikan handle gergaji kayu, dimana diperoleh hasil tingkat keinginan terbesar
(36)
commit to user
pada keinginan pekerja untuk merasakan kenyamananan saat melakukan proses penggergajian.
4.2.2 Penentuan Solusi Perancangan Berdasarkan Data Keluhan dan Keinginan
Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan, maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Gagasan atau ide yang dikembangkan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang telah dibuat sebelumnya dan berasal dari engineer atau peneliti. Permasalahan utama yang terjadi pada aktivitas penggergajian adalah belum adanya handle gergaji kayu yang memadai sehingga menyebabkan pekerja bekerja dengan kurang nyaman. Sebagai contoh pekerja terkadang berhenti sejenak ketika mereka mengalami keluhan karena telapak tangan terasa panas karena handle keras, berat serta licin saat dipakai karena telapak tangan berkeringat saat bekerja.
Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan merancang sebuah handle gergaji yang sesuai dengan anthropometri telapak tangan tukang kayu di UD. Sokma Jati. Perancangan handle gergaji tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan keluhan berdasarkan dengan kebutuhan dan keinginan dari pekerja yang ada. Hasil penentuan solusi perancangan atas dasar keluhan dan keinginan disajikan dalam Tabel 4.7
Tabel 4.7Penentuan Solusi Perancangan
No Keluhan % Keinginan % Solusi
Perancangan 1 Saat melakukan pr-oses penggergajian Pekerja me-rasakan ketidak-nyamanan seperti handle licin karena telapak tan-gan 70 Pekerja mengingik-an handle tidak licin jika digunakan menggergaji
dalam jangka waktu yang lama
70
Merancang han-dle gergaji kayu yang dilengkapi dengan pelapis karet
(37)
commit to user
berkeringat 2 Pada saat melaku-kan aktivitas meng-gergaji pekerja tel-apak tangan terasa panas karena han-dle gergaji kayu keras 60 Pekerja mengingin-kan handle gergaji kayu dilapisi bahan yang lunak agar tidak terasa panas 60 Merancang handle gergaji dengan bahan material yang lunak seperti karetTabel 4.7Penentuan Solusi Perancangan (lanjutan )
No. Keluhan % Keinginan % Solusi
Perancangan 3. Pada saat melakukan proses penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam menggergaji karena ukuran cakupan handle terlalu se-mpit atau lebar
50
Pekerja menginginkan
ukuran handle
sesuai cakupan telapak ta-
ngan sehingga nya- man bila digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama
50
Merancang
handle gergaji kayu yang nyaman dengan ukuran cakupan telapak tangan yang sesuai.
(38)
commit to user
Dari Tabel 4.7 diperoleh solusi perancangan, namun berdasarkan prioritas yang terbesar maka solusi perancangan difokuskan pada solusi pertama, dimana solusi tersebut adalah handle gergaji kayu yang dilengkapi dengan karet yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan pada proses menggergaji.
Perancangan dikembangkan untuk mengakomodasi kekurangan dari keadaan handle gergaji yang ada di UD. Sokma Jati saat ini. Konsep perancangan handle gergaji menganalogikan sebagai sebuah fitur tambahan pada handle gergaji yang menambah kenyamanan ketika melakukan aktivitas penggergajian. Fitur tambahan berupa penambahan dan pengaplikasian material dari karet atau matras yang berfungsi mengurangi ketidaknyamanan saat menggenggam handle dalam aktivitas menggergaji.
4.2.3 Penentuan Data Anthropometri
Perancangan handle gergaji kayu harus disesuaikan dengan anthropometri penggunanya. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya pengukuran data anthropometri terhadap tukang kayu. Data anthropometri yang digunakan dalam perancangan handle gergaji kayu meliputi:
a. Lebar telapak tangan (ltt)
b. Diameter lingkar genggam (dlg)
Data yang terkumpul, kemudian ditentukan perhitungan persentilnya, untuk mendapatkan batas ukuran yang diperlukan. Penentuan persentil ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini dapat mengakomodasi data persentil ke 5, 50 atau 95, sehingga populasi dapat terlayani (Zelnik dan Panero, 2003). Persentil ini dapat dihitung berdasarkan rumus seperti pada Tabel 2.2. Dengan contoh persentil untuk lebar telapak tangan sebagai berikut:
P5 = 9.51 – (1.645 x 0,889) = 8,047
P50 = 9.51
P95 = 9.51 + (1.645 x 0,889) = 10,97
Berdasarkan perhitungan data handle gergaji kayu nilai persentil ke-5 sebesar 8,048 cm, nilai persentil ke-50 sebesar 9,51 cm, dan nilai
(39)
commit to user
persentil ke-95 sebesar 10,97 cm. Rekapitulasi hasil perhitungan persentil ditunjukkan pada Tabel 4.8
Tabel 4.8Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Anthropometri
No Data STDEV P5 P50 P95
1 lebar telapak tangan 9,51 0,889 8,048 9,51 10,972
2
Diameter lingkar
genggam 3,48 0,225 3,110 3,48 3,850
Dari perhitungan anthropometri telapak tangan tersebut maka dapat dilihat bahwa produk yang akan dibuat dalam perancangan ini
mempunyai Gambaran sebagai berikut :
4.3PERANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU
Perancangan handle gergaji kayu ditentukan berdasarkan data anthropometri telapak tangan tukang kayu dan perhitungan persentil yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penentuan dimensi handle gergaji kayu. Penentuan dimensi ukuran dilakukan sebagai berikut:
1. Tinggi lubang handel gergaji kayu
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi lubang handle gergaji kayu adalah lebar telapak tangan (ltt) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar tinggi lubang handle gergaji kayu tersebut dapat mengakomodasi responden yang memiliki lebar telapak tangan yang lebih besar. Penentuan tinggi lubang handle gergaji menggunakan data lebar telapak tangan persentil ke-95. Perhitungan tinggi lubang handle gergaji kayu sebagai berikut:
Tinggi handle gergaji kayu = ltt (P95) = 10,97cm dengan;
ltt = lebar telapak tangan. P95 = persentil 95
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi handel gergaji kayu hasil rancangan sebesar 10,97 cm.
(40)
commit to user
2. Tebal handle gergaji kayu
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tebal handle gergaji kayu adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan persentil ke-50. Penggunaan persentil 50 dimaksudkan agar responden yang memiliki diameter genggam lebih besar maupun yang lebih kecil dapat memegang handle gergaji kayu menggunakan diameter lingkar genggam persentil 50. Perhitungan diameter / tebal handle gergaji kayu sebagai berikut:
Diameter / tebal handle gergaji kayu = dlg (P50) = 3,48 cm
dengan;
dlg = diameter lingkar genggam P50 = persentil 50
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh diameter/ tebal handle gergaji kayu hasil rancangan sebesar 3,48 cm ~ 3.5 cm.
Ukuran rancangan handle gergaji kayu yang baru tersebut ditentukan dengan pertimbangan beberapa faktor, seperti data anthropometri telapak tangan tukang kayu serta persentil yang digunakan. Gambar rancangan dijelaskan melalui Gambar, sebagai berikutdesain rancangan disajikan dalam Gambar 4.1 berikut ini.
(41)
commit to user
Gambar 4.2 Handle gergaji tampak belakang (2d)
Gambar 4.3 Handle gergaji Kayu tampak depan (2d)
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Handle Gergaji Kayu
No Dimensi handle gergaji kayu Hasil Rancangan Ukuran 1. Tinggi lubang handle gergaji kayu 10,97 cm 2. Tebal handle gergaji kayu 3,5 cm
Gambar 4.4 Handle gergaji Kayu (3d)
Gambar 4.5 Handle Gergaji Kayu (3d)
(42)
commit to user
Gambar 4.7 Gergaji kayu hasil rancangan
Berdasarkan Gambar tersebut, penentuan ukuran ditentukan berdasarkan pertimbangan dari beberapa data anthropometri telapak tangan pekerja dan persentil yang digunakan, sehingga handle gergaji yang dirancang dapat mengakomodasi penggunanya.
4.4 PENENTUAN SPESIFIKASI PRODUK
Spesifikasi produk ditentukan berdasarkan komponen komponen yang digunakan dalam perancangan handle gergaji . Pemilihan komponen berdasarkan pengetahuan peneliti tentang material ataupun peralatan, komponen, selain itu juga melakukan konsultasi dengan pekerja / tukang kayu atau orang yang lebih memahami mengenai penentuan komponen tersebut. Komponen yang digunakan dalam penentuan perancangan handle gergaji kayu meliputi :
Komponen utama: 1. Kayu Jati
Kayu jati dipilih karena jenis kayu ini mempunyai keunggulan dengan jenis kayu yang lain yaitu kuat, gampang dibentuk dan lebih awet.
Gambar 4.8 Kayu jati 2. Sekrup / mur baut
Sekrup / mur baut digunakan untuk menjepit dan mengencangkan plat logam pada handle gergaji agar tidak mudah lepas .
(43)
commit to user
Gambar 4.9 Sekrup / mur baut 3. Plat besi
Plat besi digunakan untuk mengeklem atau pembatas antara kayu dengan sekrup.
Gambar 4.10 Plat besi 4.Karet
Karet digunakan sebagai bahan pelapis pada handle agar handle tidak terasa licin dan keras .
Gambar 4.11 Karet matras 5.Serlak
(44)
commit to user
Gambar 4.12 Serlak 6.SpirtusSpirtus digunakan sebagai campuran serlak agar mudah kering dan gampang tidak terlalu kental.
Gambar 4.13 Spirtus 7.Amplas
Amplas digunakan untuk menghaluskan kayu agak tidak kasar serta memudahkan dalam pewarnaan.
Gambar 4.14 Amplas
4.4.1 Penentuan Estimasi Biaya Perancangan Handle Gergaji
Estimasi biaya perancangan handle gergaji merupakan biaya yang dibutuhkan untuk membeli material yang dibutuhkan untuk
(45)
commit to user
memproduksi produk dan biaya tenaga kerja. Asumsi biaya yang dihitung meliputi biaya material, dan biaya non material.
Tabel 4.10 Estimasi biaya material
NO BAHAN
KEGUNAAAN PADA
HANDLE UKURAN
BIAYA (Rp)
1 Kayu jati Bahan dasar pembuatan handle 16 cm x16 cm 6000
2 Sekrup sebagai penjepit ø 8 mm 3000
3 Karet matras bahan pembungkus handle 30 cm x 20 cm 5000
4 Plat / klem
pembatas antara sekrup dan
kayu 2 buah 1000
5 Serlak pewarna kayu 0,5 ons 1000
6 Spirtus bahan campuran serlak 0,5 liter 3000
7 Lem Perekat Matras 1 Botol kecil 3000
8 Amplas menghaluskan kayu 1 lembar 2000
Total 24000
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian material adalah sebesar Rp 24.000 Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses permesinan) dan biaya ide & desain. Besarnya biaya non material yang dikeluarkan disajikan dalam Tabel 4.11
Tabel 4.11 Estimasi biaya non material
NO Biaya non material Pengeluaran biaya (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 5.000
2 Biaya ide & desain 100.000
TOTAL BIAYA 105.000
Besarnya biaya non material yang diperlukan dalam pembuatan handle gergaji hasil rancangan adalah sebesar Rp.105.000 Total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk membuat handle gergaji ditampilkan dalam Tabel 4.12
Tabel 4.12 Estimasi biaya perancangan handle gergaji kayu
No Biaya Pengeluaran biaya ( Rp )
1 Biaya material perancangan 24.000
2 Biaya non material 105000
(46)
commit to user
BAB V
ANALISIS
Analisis dan interpretasi hasil penelitian bertujuan menjelaskan hasil dari pengolahan data, sehingga hasil penelitian menjadi lebih jelas. Analisis dalam penelitian ini diuraikan pada sub bab berikut ini.
5.1.ANALISIS PERBANDINGAN HANDLE GERGAJI LAMA DAN HASIL RANCANGAN
Analisa perbandingan handle gergaji kayu lama dan hasil rancangan bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi pekerja sebelum dan setelah menggunakan handle hasil rancangan masih berpotensi menimbulkan keluhan ketidaknyamanan. Setelah pembuatan handle, maka dilakukan pengujian terhadap handle tersebut dengan digunakan untuk memotong kayu. Hasil pengujian dari handle hasil rancangan dan handle lama dapat dilihat dalam tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Perbandingan handle gergaji kayu lama dan hasil rancangan
No Model handle
Keluhan Ketajaman Licin Panas
Kesesuian dimensi
handle
1 Kayu V V V V
2 Plastik V V V ‐
3 kayu berlapis karet V ‐ ‐ ‐
4 Plastik berlapis karet V ‐ ‐ ‐ 5 Handle gergaji rancangan V ‐ ‐ V
Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati masih menimbulkan keluhan ketidaknyamanan bagi pekerja. Selain panas dan licin, kesesuaian handle terhadap anthropometri telapak tangan pekerja masih kurang. Penurunan keluhan ketidaknyamanan pada handle gergaji hasil rancangan dikarenakan dalam perancangan handle ini didasarkan pada keinginan pekerja dmana untuk meminimalkan keluhan panas dan licin pada handle,
(47)
commit to user
pelu diberi penambahahan pelapis dan untuk menyesuaikan lebar telapak tangan pekerja digunakan data anthropometri sebagai dasar pengukurannya.
Penggunaan dimensi anthropometri pada perancangan ini dimaksudkan agar rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Untuk memperoleh data dari dimensi anthropometri tersebut, maka dilakukan pengambilan data anthropometri 10 pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo. Data anthropometri yang digunakan dalam perancangan meliputi : lebar telapak tangan (ltt) untuk menentukan ukuran tinggi lubang handle.
Penentuan tinggi lubang handle menggunakan data lebar telapak tangan (ltt) persentil ke-95. Penentuan data lebar telapak tangan menggunakan persentil ke-95 teryata dapat mengakomodasi telapak tangan pekerja yang paling maksimal, karena jika digunakan ukuran pekerja yang memiliki telapak tangan kecil, maka orang yang memiliki ukuran telapak tangan yang maksimal, akan merasa kesulitan menggunakan handle gergaji.
Penentuan tebal handle gergaji kayu menggunakan ukuran diameter lingkar genggam (dlg) persentil ke-50. Penentuan data diameter lingkar genggam menggunakan persentil ke-50 agar dapat mencakup ukuran yang paling banyak. Pekerja memiliki ukuran yang persentil ke-5 bisa dicakup dan pekerja yang mempunyai ukuran persentil-95 dapat tercakup.
Dari pengujian setelah menggunakan handle gergaji kayu hasil rancangan dapat diperoleh hasil bahwa keluhan ketidaknyamanan dapat diminimalisir. Menurunnya keluhan ini karena adanya perubahan dimensi handle serta penambahan bahan pelapis pada handle hasil rancangan dan desain yang lebih ergonomis sehingga meningkatkan kenyamanan.
5.2HAL – HAL YANG BELUM DAPAT DIAKOMODASI PADA
(48)
commit to user
Handle gergaji kayu hasil rancangan dibuat untuk meminimalkan keluhan pekerja terhadap handle gergaji kayu lama. Hasil rancangan handle gergaji kayu yang baru didasarkan pada keluhan-keluhan dan data anthropometri pekerja UD. Sokma Jati. Dalam penelitian ini ukuran yang digunakan sesuai dengan antropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja, hal ini dimaksudkan agar handle gergaji kayu dapat terasa nyaman ketika digunakan. Berdasarkan keluhan pekerja didapat beberapa variabel alternatif yaitu penambahan karet matras pada handle dan perbaikan ukuran lubang handle gergaji kayu sesuai dimensi anthropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja. Namun dalam perancangan tersebut masih terdapat beberapa hal yang belum dapat diakomodasikan pada handle gergaji kayu hasil rancangan maka diperlukan pengembangan lanjutan untuk kesempurnaan hasil rancangan handle gergaji kayu berdasarkan kondisi rancangan dan masukan dari pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo yaitu:
5.2.1Penambahan Karet Pelapis Handle
Penambahan karet matras sebagai pelapis handle bertujuan untuk mengurangi efek panas pada telapak tangan serta mengurangi kondisi licin pada handle gergaji kayu ketika digunakan pekerja saat menggergaji lama. Adapun jenis bahan pelapis yang digunakan sebagai pembungkus handle adalah karet matras. Proses pemasangan karet matras pada handle gergaji kayu menggunakan lem kemudian setelah merekat sempurna lalu karet matras dipotong sesuai pola dan dilakukan penambahan lebar lubang untuk mengatisipasi penyempitan akibat pemasangan karet pelapis kemudian dilakukan proses finishing. Pada bagian sisi belakang handle belum terdapat belum seluruhnya terbungkus oleh pelapis sehingga ketika digunakan dalam menggergaji masih terasa licin di telapak tangan pekerja, oleh karena itu perlu dilakukan penambahan bahan pelapis agar fungsi pelapis lebih efektif.
(49)
commit to user
Handle gergaji kayu hasil rancangan belum bisa digunakan untuk semua mata gergaji. Hal ini karena pada handle gergaji hasil rancangan hanya disesuaikan untuk satu model mata gergaji saja yang telah dilakukan pengukuran sebelumnya. Dalam hal ini tiap-tiap mata gergaji mempuyai ukuran masing-masing sehingga dalam pemasangan harus bisa disesuaikan dengan handle hasil rancangan. Oleh karena itu diharapkan untuk pengembangan berikutnya handle hasil rancangan bisa disesuaikan untuk beberapa model mata gergaji.
5.2.3Analisis Dimensi Handle Gergaji Kayu
Dimensi handle gergaji kayu hasil rancangan sesuai antropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja, hal ini bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan pekerja karena handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini masih menimbulkan keluhan ketidaknyamanan, antara lain pekerja yang memiliki telapak tangan yang besar tidak bisa menggunakan handle gergaji yang ukurannya terlalu sempit. Data anthropometri digunakan pada penentuan tinggi lubang handle gergaji kayu, menggunakan data antropometri lebar telapak tangan sedangkan untuk menentukan tebal handle gergaji kayu digunakan data antropometri diameter lingkar genggam. Karena dalam hal pengembangan rancangan handle ini ukuran dimensi handle bisa menggunakan bank data anthropometri dan perlu penambahan allowace agar dalam jangka panjang keluhan ketidaknyamanan telapak besar bisa dihindari.
5.2.4 Validasi Handle Gergaji Kayu Hasil Rancangan Setelah Diujicobakan
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh sepuluh pekerja di UD. Sokma Jati, teryata handle hasil rancangan dapat memberikan kenyamanan dibanding handle gergaji kayu lama. Hasil uji coba ini teryata
(50)
commit to user
dapat menurunkan tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja yang sebelumnya mengalami ketidaknyamanan seperti panas, licin serta kurang sesuainya ukuran dimensi dari handle jika digunakan bagi pekerja yang mempunyai telapak tangan besar. Penurunan tingkat keluhan ini diperoleh berdasarkan hasil uji coba pekerja yang dapat merasakan perbedaan antara handle gergaji hasil rancangan dan handle lama. Adapun dalam pengujian ini masih ada kelemahannya yaitu handle gergaji kayu yang diujikan sesuai apa yang mereka kerjakan saat itu, karena apabila membandingkan secara langsung akan sulit, karena harus mengontrol apa yang digergaji saat itu. Sehingga dalam hal ini cara pengujian bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya agar hasil pengujian lebih baik.
5.3ANALISIS BIAYA
Biaya pembuatan handle gergaji kayu ini terdiri dari biaya material. Biaya material merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli material yang digunakan selama pembuatan handle gergaji kayu. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli material yang digunakan dalam pembuatan 1 buah handle sebesar Rp 24.000,-. Dalam hal ini material-material yang digunakan dalam pembuatan handle pada dasarnya masih dapat diminimumkan. Ada sebagian bahan yang tidak sekali habis namun masih bisa digunakan untuk membuat beberapa handle lagi misalkan 1 botol spirtus dengan harga Rp.3000 dapat digunakan untuk mencampur pewarna kayu yang bisa digunakan mewarnai sampai 5 handle, lem dengan harga Rp.5000 bisa digunakan untuk merekatkan karet matras sampai 3 handle. Jika dibandingkan dengan handle gergaji hasil rancangan, handle gergaji kayu lama harganya lebih murah yaitu Rp.9000 yang diperoleh dari harga bahan kayu, bahan finishing dan pengerjaannya. Dengan selisih harga handle baru yang hanya Rp.3000, harga total gergaji dengan handle berlapis diperkirakan menjadi Rp.53000. Hal ini merupakan penawaran yang menarik mengingat handle gergaji kayu ini dapat memberikan kenyamanan yang lebih baik.
(51)
commit to user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, dijelaskan pada sub bab berikut ini.
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, sebagai beikut:
1. Penelitian ini menghasilkan Handle gergaji kayu yang dapat menurunkan tingkat keluhan ketidaknyamanan antara lain ukuran lubang handle terlalu sempit bagi pekerja yang mempunyai telapak tangan besar, panas dan licin pada telapak tangan ketika digunakan dalam menggergaji.
2. Untuk meminimalkan keluhan panas dan licin pada telapak tangan pada handle hasil rancangan, maka dilakukan penambahan karet pelapis berupa karet matras lunak yang direkatkan pada handle.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Uji coba lebih lanjut mengenai perbandingan handle-handle gergaji kayu secara langsung untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
2. Pengembangan rancangan dengan menggunakan anthropometri umum (bank data anthropometri) dan penerapan allowance untuk dimensi-dimensi tertentu.
3. Penelitian lebih lanjut tentang jenis, karakteristik dan penempatan pelapis handle yang optimum.
(52)
commit to user
4. Pengembangan handle gerggaji kayu yang dapat disesuaikan ke berbagai jenis dan ukuran mata gergaji.
(1)
commit to user
pelu diberi penambahahan pelapis dan untuk menyesuaikan lebar telapak tangan pekerja digunakan data anthropometri sebagai dasar pengukurannya.
Penggunaan dimensi anthropometri pada perancangan ini dimaksudkan agar rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Untuk memperoleh data dari dimensi anthropometri tersebut, maka dilakukan pengambilan data anthropometri 10 pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo. Data anthropometri yang digunakan dalam perancangan meliputi : lebar telapak tangan (ltt) untuk menentukan ukuran tinggi lubang handle.
Penentuan tinggi lubang handle menggunakan data lebar telapak tangan (ltt) persentil ke-95. Penentuan data lebar telapak tangan menggunakan persentil ke-95 teryata dapat mengakomodasi telapak tangan pekerja yang paling maksimal, karena jika digunakan ukuran pekerja yang memiliki telapak tangan kecil, maka orang yang memiliki ukuran telapak tangan yang maksimal, akan merasa kesulitan menggunakan handle gergaji.
Penentuan tebal handle gergaji kayu menggunakan ukuran diameter lingkar genggam (dlg) persentil ke-50. Penentuan data diameter lingkar genggam menggunakan persentil ke-50 agar dapat mencakup ukuran yang paling banyak. Pekerja memiliki ukuran yang persentil ke-5 bisa dicakup dan pekerja yang mempunyai ukuran persentil-95 dapat tercakup.
Dari pengujian setelah menggunakan handle gergaji kayu hasil rancangan dapat diperoleh hasil bahwa keluhan ketidaknyamanan dapat diminimalisir. Menurunnya keluhan ini karena adanya perubahan dimensi handle serta penambahan bahan pelapis pada handle hasil rancangan dan desain yang lebih ergonomis sehingga meningkatkan kenyamanan.
5.2HAL – HAL YANG BELUM DAPAT DIAKOMODASI PADA
(2)
commit to user
Handle gergaji kayu hasil rancangan dibuat untuk meminimalkan keluhan pekerja terhadap handle gergaji kayu lama. Hasil rancangan handle gergaji kayu yang baru didasarkan pada keluhan-keluhan dan data anthropometri pekerja UD. Sokma Jati. Dalam penelitian ini ukuran yang digunakan sesuai dengan antropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja, hal ini dimaksudkan agar handle gergaji kayu dapat terasa nyaman ketika digunakan. Berdasarkan keluhan pekerja didapat beberapa variabel alternatif yaitu penambahan karet matras pada handle dan perbaikan ukuran lubang handle gergaji kayu sesuai dimensi anthropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja. Namun dalam perancangan tersebut masih terdapat beberapa hal yang belum dapat diakomodasikan pada handle gergaji kayu hasil rancangan maka diperlukan pengembangan lanjutan untuk kesempurnaan hasil rancangan handle gergaji kayu berdasarkan kondisi rancangan dan masukan dari pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjoyaitu:
5.2.1Penambahan Karet Pelapis Handle
Penambahan karet matras sebagai pelapis handle bertujuan untuk mengurangi efek panas pada telapak tangan serta mengurangi kondisi licin pada handle gergaji kayu ketika digunakan pekerja saat menggergaji lama. Adapun jenis bahan pelapis yang digunakan sebagai pembungkus handle adalah karet matras. Proses pemasangan karet matras pada handle gergaji kayu menggunakan lem kemudian setelah merekat sempurna lalu karet matras dipotong sesuai pola dan dilakukan penambahan lebar lubang untuk mengatisipasi penyempitan akibat pemasangan karet pelapis kemudian dilakukan proses finishing. Pada bagian sisi belakang handle belum terdapat belum seluruhnya terbungkus oleh pelapis sehingga ketika digunakan dalam menggergaji masih terasa licin di telapak tangan pekerja, oleh karena itu perlu dilakukan penambahan bahan pelapis agar fungsi pelapis lebih efektif.
(3)
commit to user
Handle gergaji kayu hasil rancangan belum bisa digunakan untuk semua mata gergaji. Hal ini karena pada handle gergaji hasil rancangan hanya disesuaikan untuk satu model mata gergaji saja yang telah dilakukan pengukuran sebelumnya. Dalam hal ini tiap-tiap mata gergaji mempuyai ukuran masing-masing sehingga dalam pemasangan harus bisa disesuaikan dengan handle hasil rancangan. Oleh karena itu diharapkan untuk pengembangan berikutnya handle hasil rancangan bisa disesuaikan untuk beberapa model mata gergaji.
5.2.3Analisis Dimensi Handle Gergaji Kayu
Dimensi handle gergaji kayu hasil rancangan sesuai antropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja, hal ini bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan pekerja karena handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini masih menimbulkan keluhan ketidaknyamanan, antara lain pekerja yang memiliki telapak tangan yang besar tidak bisa menggunakan handle gergaji yang ukurannya terlalu sempit. Data anthropometri digunakan pada penentuan tinggi lubang handle gergaji kayu, menggunakan data antropometri lebar telapak tangan sedangkan untuk menentukan tebal handle gergaji kayu digunakan data antropometri diameter lingkar genggam. Karena dalam hal pengembangan rancangan handle ini ukuran dimensi handle bisa menggunakan bank data anthropometri dan perlu penambahan allowace agar dalam jangka panjang keluhan ketidaknyamanan telapak besar bisa dihindari.
5.2.4 Validasi Handle Gergaji Kayu Hasil Rancangan Setelah
Diujicobakan
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh sepuluh pekerja di UD. Sokma Jati, teryata handle hasil rancangan dapat memberikan kenyamanan dibanding handle gergaji kayu lama. Hasil uji coba ini teryata
(4)
commit to user
dapat menurunkan tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja yang sebelumnya mengalami ketidaknyamanan seperti panas, licin serta kurang sesuainya ukuran dimensi dari handle jika digunakan bagi pekerja yang mempunyai telapak tangan besar. Penurunan tingkat keluhan ini diperoleh berdasarkan hasil uji coba pekerja yang dapat merasakan perbedaan antara handle gergaji hasil rancangan dan handle lama. Adapun dalam pengujian ini masih ada kelemahannya yaitu handle gergaji kayu yang diujikan sesuai apa yang mereka kerjakan saat itu, karena apabila membandingkan secara langsung akan sulit, karena harus mengontrol apa yang digergaji saat itu. Sehingga dalam hal ini cara pengujian bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya agar hasil pengujian lebih baik.
5.3ANALISIS BIAYA
Biaya pembuatan handle gergaji kayu ini terdiri dari biaya material. Biaya material merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli material yang digunakan selama pembuatan handle gergaji kayu. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli material yang digunakan dalam pembuatan 1 buah handle sebesar Rp 24.000,-. Dalam hal ini material-material yang digunakan dalam pembuatan
handle pada dasarnya masih dapat diminimumkan. Ada sebagian bahan yang tidak sekali habis namun masih bisa digunakan untuk membuat beberapa handle lagi misalkan 1 botol spirtus dengan harga Rp.3000 dapat digunakan untuk mencampur pewarna kayu yang bisa digunakan mewarnai sampai 5 handle, lem dengan harga Rp.5000 bisa digunakan untuk merekatkan karet matras sampai 3 handle. Jika dibandingkan dengan handle gergaji hasil rancangan, handle gergaji kayu lama harganya lebih murah yaitu Rp.9000 yang diperoleh dari harga bahan kayu, bahan finishing dan pengerjaannya. Dengan selisih harga handle baru yang hanya Rp.3000, harga total gergaji dengan handle berlapis diperkirakan menjadi Rp.53000. Hal ini merupakan penawaran yang menarik mengingat handle gergaji kayu ini dapat memberikan kenyamanan yang lebih baik.
(5)
commit to user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, dijelaskan pada sub bab berikut ini.
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, sebagai beikut:
1. Penelitian ini menghasilkan Handle gergaji kayu yang dapat menurunkan tingkat keluhan ketidaknyamanan antara lain ukuran lubang handle terlalu sempit bagi pekerja yang mempunyai telapak tangan besar, panas dan licin pada telapak tangan ketika digunakan dalam menggergaji.
2. Untuk meminimalkan keluhan panas dan licin pada telapak tangan pada handle hasil rancangan, maka dilakukan penambahan karet pelapis berupa karet matras lunak yang direkatkan pada handle.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Uji coba lebih lanjut mengenai perbandingan handle-handle gergaji kayu secara langsung untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
2. Pengembangan rancangan dengan menggunakan anthropometri umum (bank data anthropometri) dan penerapan allowance untuk dimensi-dimensi tertentu.
3. Penelitian lebih lanjut tentang jenis, karakteristik dan penempatan pelapis handle yang optimum.
(6)
commit to user
4. Pengembangan handle gerggaji kayu yang dapat disesuaikan ke berbagai jenis dan ukuran mata gergaji.